bab 2 dewi

26
BAB II A. KAJIAN PUSTAKA 1. Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing a. Pengertian Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing Model pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan bagian dari pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan siswa agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) bertujuan untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan pribadi yang mereka miliki serta menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Rhofiki, 2009:20). Model pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut Zaini (2007:22) merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pembelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim. 6

Upload: chrisnia-octovi

Post on 29-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 dewi

BAB II

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing

a. Pengertian Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing

Model pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan bagian dari

pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran

dengan tujuan untuk mengembangkan siswa agar belajar dengan menggunakan

berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) bertujuan

untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua

siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan pribadi yang

mereka miliki serta menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses

pembelajaran (Rhofiki, 2009:20).

Model pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut Zaini

(2007:22) merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap

belajar materi pembelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk

melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim.

Model Active Knowledge Sharing merupakan model pembelajaran

dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk saling membantu menjawab

pertanyaan yang tidak diketahui oleh teman lainnya yang artinya bahwa siswa

yang tidak dapat menjawab pertanyaan diberi kesempatan untuk mencari jawaban

dari teman yang mengetahui jawaban tersebut dan siswa yang mengetahui

jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan (Sutaryo, 2008:2).

b. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing

Prinsip-prinsip model pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut

Rhofiki (2009:28) sebagai berikut.

6

Page 2: bab 2 dewi

7

1) Stimulus belajar yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

guru berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut merangsang siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas

sehingga siswa lebih cepat menerima materi pelajaran.

1) Perhatian dan motivasi yang diperoleh siswa melalui kegiatan saling tukar

pengetahuan (knowledge sharing) dengan siswa yang lain sehingga kegiatan

belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

Prinsip saling tukar pengetahuan (knowledge sharing) seperti

diungkapkan oleh Bechina (2006:110) sebagai berikut.

Knowledge sharing has been defined as providing one’s knowledge to other as well as receiving knowledge from others. A more pragmatic description of knowledge sharing is “the process through which one unit is affected by the experience of another”. Knowledge sharing process also defined as exchange of knowledge between at leats two parties in a reciprocal process allowing reshaping and sense-making of knowledge in the new context.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa saling tukar pengetahuan

merupakan proses menukar pengetahuan seseorang kepada orang lain yang

dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki baik oleh seorang maupun penerima

pengetahuan. Saling tukar pengetahuan juga didefinisikan sebagai suatu proses

pertukaran pengetahuan antara paling sedikit dua orang melalui suatu proses

timbal balik. Aplikasi penjelasan tersebut dalam proses pembelajaran yaitu siswa

yang tahu menyampaikan apa yang tidak diketahui oleh temannya sedangkan

siswa yang tidak tahu berusaha mencari tahu pada teman lebih tahu agar dapat

memecahkan suatu permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran.

c. Sintaks model pembelajaran Active Knowledge Sharing

Langkah-langkah model pembelajaran Active Knowledge Sharing

menurut Zaini (2007:22-23) sebagai berikut.

Page 3: bab 2 dewi

8

1) Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan

diajarkan. Pertanyaan dapat berupa sebagai berikut.

a) Definisi suatu istilah

b) Pertanyaan dalam bentuk multiple choice

c) Mengindentifikasi seseorang

d) Menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan

e) Melengkapi kalimat

2) Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya.

3) Guru meminta siswa untuk mencari teman yang dapat membantu menjawab

pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Guru

menekankan pada siswa untuk saling membantu.

4) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian

memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

tidak dapat dijawab oleh siswa dan menggunakan jawaban-jawaban yang

muncul sebagai topik yang penting dalam kelas.

2. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku.

Perubahan perilaku tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan

tetapi juga bentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, dan penyesuaian diri. Perubahan perilaku menurut Suparno (2000:2)

merupakan hasil perubahan–perubahan yang berdampak memperbaiki kualitas

perilakunya. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar merupakan

perwujudan dari hasil belajar siswa, yang merupakan tolak ukur keberhasilan

suartu proses pembelajaran.

Definisi hasil belajar menurut Sudjana (2002: 22) adalah “Kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Page 4: bab 2 dewi

9

Sardiman (2001: 19) mengemukakan bahwa, “Proses belajar mengajar akan

diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau hasil belajar”.

Belajar mempunyai tujuan pembelajaran yang berupa perubahan untuk

memperbaiki suatu perilaku. Perubahan perilaku tersebut diwujudkan dalam hasil

belajar siswa yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.

b. Ranah Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan belajar siswa yang dapat diketahui

besarnya dari hasil pengukuran. Alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes

hasil belajar (achievement test). Pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat dalam pemahaman siswa terhadap materi yang mancakup tiga ranah

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Yulaelawati (2004: 59-

61) mengemukakan bahwa ranah hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga yaitu a)

Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta-fakta

sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks sebagai

tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; b) Ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan,

penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai; c) Ranah

psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek

yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan

komunikasi tidak berwacana.

1) Ranah Kognitif

Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari

pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan

yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak

sebagai tingkatan yang paling tinggi. Menurut Yulaelawati (2004:59-61) keenam

tingkatan tersebut adalah C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat

Page 5: bab 2 dewi

10

hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan

kemampuan memahami materi; C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang

nyata; C4 (analisis) merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis)

merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu

bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian) merupakan kemampuan untuk

memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.

2) Ranah Afektif

Yulaelawati (2004: 62) menyatakan bahwa ranah afektif meliputi 5

tingkatan yaitu: A1 (penerimaan) merupakan kesadaran dan kepekaan atau

bertoleransi terhadap suatu gagasan; A2 (penanggapan) merupakan kemampuan

memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu gagasan; A3 (perhitungan atau

penilaian) merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap

suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu; A4 (pengaturan atau

pengelolaan) merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan

dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki; A5 (bermuatan

nilai) merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang

secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayati

secara mendalam.

3) Ranah Psikomotor

Kecakapan psikomotor ialah segala kegiatan jasmaniah yang konkrite

dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya yang

terbuka. Kecakapan psikomotor siswa merupakan perwujudan wawasan

pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.

Ranah psikomotorik menurut Yulaelawati (2004: 63-64) meliputi lima

jenjang yaitu: P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa

Page 6: bab 2 dewi

11

belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar) merupakan pola gerakan

yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek dan gerakan kompleks; P3

(gerakan tanggap) merupakan penafsiran terhadap rangsang membuat orang

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; P4 (kegitan fisik) merupakan

kegiatan yang memerlukan kekutan otot, mental dan ketahanan; P5 (komunikasi

tidak berwacana) merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.

Domain Psikomotor menurut Uno (2001: 10-13) adalah persepsi

berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; kesiapan,

merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman tertentu;

gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu

model dan meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasainya;

gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon yang sudah

dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilakan suatu kemahiran;

gerakan yang komplek adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan

yang tinggi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan secara jelas dan baik belum bisa menjamin hasil

belajar yang diperoleh dapat optimal (Sardiman. 2001: 47). Hasil belajar

dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal.

Lingkungan adalah salah satu contoh faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar seseorang. Peranan lingkungan terhadap keberhasilan

belajar menurut Hakim (2008: 19) bahwa “Lingkungan dapat menunjang

keberhasilan belajar, di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal

yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bimbingan asing dan

kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah”.

Surya (2009: 26) mengemukakan bahwa siswa membutuhkan lingkungan yang

kondusif untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.

Page 7: bab 2 dewi

12

d. Cara Memberdayakan Hasil Belajar

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu teknik guru dalam menyampaikan materi tes dan soal

yang di ujikan pada siswa. Cara memberdayakan hasil belajar siswa sebagai

berikut.

1. Guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar siswa lebih mudah

dalam menerima materi yang disampaikan

2. Guru harus memperhatikan dalam penggunakan media pembelajaran lebih

menarik. Misalnya penggunakan power point, video, makroflash

3. Guru terlebih dahulu menguji soal yang agar diujikan dakam validitas,

reabilitas, tingkat kesulitan dan kepraktisan.

3. Minat Belajar siswa

a. Pengertian Minat Belajar Siswa

Menurut Sujanto: 1981, minat adalah suatu pemusatan perhatian yang

tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung pada

bakat dan lingkungan sekitar.

Menurut Crow and Crow berpendapat bahwa minat hubungannya sangat

erat dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau

berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang

dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab

kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegaiatan itu. Selain itu, minat erat

hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya

minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan

atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang

terhadap kegiatan tersebut. Selanjutnya Skinner juga berpendapat bahwa minat

sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang

Page 8: bab 2 dewi

13

menarik atau menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan

obyek tersebut.

Minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki

sesuatu. Selain itu merupakan bagian dari ranah afektif, mulai dari kesadaran

sampai pada pilihan nilai. Menurut Holland, minat merupakan kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul dengan sendiri tetapi ada unsur-

unsur kebutuhan, misalnya minat belajar dan lain-lain (Djalli, 2007:29)

Sardiman (2010 : 76) berpendapat bahwa minat adalah suatu kondisi yang

terjadi,apabila seseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang dapat dihubungkan

dengan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Jadi apabila dilihat seseorang sudah

akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat apakah mempunyai

hubungan dengan kebutuhannya sendiri.

Loekmono (1994), mengemukakan lima alasan mendorong

tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu suatu hasrat untuk

memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. Suatu

dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang

studi. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Hasrat siswa untuk menerima pujian

dari orang tua, guru atau teman teman. Gambaran diri dimasa mendatang untuk

meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

Menurut Bernard, minat tidak timbul dengan tiba-tiba atau spontan,

melainkan dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan yang terjadi pada waktu belajar

atau bekerja. Jadi minat akan selalu berkaitan dengan keinginan dan tergantung

bagaimana menciptakan kondisi agar siswa selalu butuhdan ingin belajar.

Slameto (2003 : 57) berpendapat bahwa minat sangat berpengaruh belajar,

jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa

tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh karena tidak ada daya tariknya. Ia

tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

Page 9: bab 2 dewi

14

Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2008: 191) minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh.

Dailer dan Sumartono (1983:224) berpendapat bahwa minat adalah psikis

yang berkaitan dengan obyek atau menstimulir perasaan senang yang ada pada

setiap individu.

1. Minat akan tumbuh apabila seseorang menyenangi sesuatu, minat diawali

dengan perasaan senang terhadap sesuatu.

2. Minat merupakan dorongan yang menyebabkan timbulnya perhatian

seseorang dan pemusatan pikiran.

Minat pada dasarnya adalah tindakan akan sesuatu hubungan antara diri

sendiri (internal) dan diluar diri (eksternal). Semakin besar hubungan tersebut

semakin besar pula minat yang timbul.

b. Aspek-Aspek Pada Minat

Ada dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif, dan

afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh

pengetahuan, pemahaman, dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan dan

pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif

menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses

menilai untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila

disertai dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan

perhatiannya dengan baik terhadap aktivitas tersebut.

c. Cara Memberdayakan Minat Belajar Siswa.

Upaya guru dalam mempertahankan minat belajar siswa adalah dengan

memperhatikan media pembelajaran dan isi materi yang akan dipelajari. Cara

memberdayakan minat belajar siswa sebagai berikut.

Page 10: bab 2 dewi

15

1. Meningkatkan kualitas dan keprofesionalan guru dalam menyampaikan materi

dengan disertai media pembelajaran yang tidak membosankan.

2. Menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung kegiatan belajar

siswa. Misalnya, laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan koneksi internet

3. Menjadikan suasana dalam kelas yang mendukung dan kondusif

Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal

yang dapat mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik harus dapat

mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang

menggairahkan. Caranya antara lain sebagai berikut:

1. Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana

yang baru. Misalnya, dalam permainan, diskusi, atau pemberian tugas di luar

sekolah sebagai variasi kegiatan belajar.

2. Materi pelajaran menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari

pelajaran itu.

3. Media yang menarik sesuai dengan materi yang diajarkan.

d. Syarat-Syarat Penting bagi Timbulnya Minat

Singer (1991 : 92) menyatakan syarat-syarat penting bagi timbulnya minat

adalah Pelajaran akan menjadi menarik bagi para murid jika terlihat adanya

hubungan antara pelajaran dan kehidupan yang nyata. Usaha ini terutama sekali

akan berhasil jika pelajaran dapat dikaitkan langsung dengan kehidupan sehari-

hari. Minat siswa akan bertambah jika siswa melihat dan mengalami peristiwa

yang berhubungan dengan pelajaran yang dipelajari disekolah dan mampu

mengekspresikanya untuk tujuan tertentu. Oleh sebab itu, guru harus memberikan

kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dikelas.

e. Ciri-Ciri Minat

Menurut Hurlock, Elizabeth B.(1990:115) ciri-ciri minat adalah minat

tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental yaitu minat di semua

Page 11: bab 2 dewi

16

bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Perubahan tersebut

akan mempengaruhi tingkat berpikir siswa, dengan perubahan fisik yang terjadi

siswa mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan lebih baik karena tubuh

mampu menyesuaikan keadaan. Seiring dengan perubahan fisik tentu juga diikuti

dengan perubahan mental dimana siswa mampu berpikir mana yang baik dan

mana yang buruk untuk dirinya sendiri dan dapat mengambil keputusan dengan

tepat.

Minat bergantung pada kesiapan belajar artinya siswa tidak dapat

mempunyai minat sebelum siap secara fisik dan mental. Seorang yang siswa siap

secara fisik maka akan dapat menerima materi yang akan disampaikan oleh guru

dengan penuh konsentrasi. Dengan fisik yang siap maka siswa akan dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan mampu mengekspresikan

bahwa pelajaran tersebut menyenangkan.

Minat bergantung pada kesempatan belajar, artinya kesempatan belajar

tergantung pada lingkunan dan minat itu sendiri. Tersedianya sarana yang baik

dan keadaan belajar yang mendukung akan membuat siswa lebih tertarik dengan

materi yang disampaikan oleh guru dan akan timbul minat untuk belajar lebih

giat.

Minat bersifat emosional artinya bila keadaan emosional sedang tidak

menyenangkan akan melemahkan minat dan bila keadaan emosional sedang

menyenangkan akan memperkuat minat, dan minat bersifat egosentris artinya jika

siswa berminat pada suatu mata pelajaran tertentu maka pelajaran tersebut akan

menentukan pekerjaan yang diinginkan.

f. Macam-macam Minat

Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Sukardi

(1988: 63) yaitu: minat yang diekspresikan (Expressed interest). Seseorang dapat

mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu, misalnya:seseorang

mungkin mengatakan bahwa dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat

udara, dalam mengumpulkan perangko, dalam mengumpulkan mata uang logam;

Page 12: bab 2 dewi

17

minat yang diwujudkan (Manifest Interest). Seseorang dapat mengekspresikan

minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta

berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu, misalnya : siswa dapat ikut serta

menjadi anggota klub musik, drama, sains dan matematika. Hobi dan asosiasi

dengan siswa yang lain dalam aktivitas berkelompok dan organisasi remaja adalah

suatu cara untuk mewujudkan minat-minatnya; minat yang diinventarisasikan

(Inventoried Interest ). Seorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab

terhadap sejumlah pertanyaan tertentu dan urutan pilihannya untuk kelompok

aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini disebut inventori minat.

B. Penelitian Relevan terhadap Pembelajaran Active Knowledge Sharing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gloria Yi (2008:93-94)

menyatakan bahwa melalui kegiatan saling tukar pengetahuan (knowledge

sharing) siswa lebih termotivasi untuk memperluas pengetahuannya. Hasil

penelitian tersebut juga mengindikasikan beberapa hal sebagai berikut.

1) Melalui kegiatan knowledge sharing dapat meningkatkan partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran.

2) Kegiatan knowledge sharing berpengaruh positif pada hasil belajar siswa baik

pada ranah kognitif (remember, understand, application, analyze, dan create)

maupun pada faktor-faktor afektif dan motivasi.

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mendorong siswa untuk

menumbuhkan minat sehingga siswa dapat belajar lebih baik untuk memperoleh

hasil yang optimal. Minat merupakan suatu rasa suka dan ketertarikan kepada

suatu hal atau kegiatan tanpa ada yang menyuruh. Dengan adanya minat akan

timbul rasa senang, perhatian yang lebih, konsentrasi yang lebih baik, serta

kesadaran terhadap suatu hal yang membuat semangat untuk maju. Belajar dengan

minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat.

Page 13: bab 2 dewi

18

Pembelajaran active knowledge sharing termasuk dalam pembelajaran

aktif (active learning). Pembelajaran active knowledge sharing yaitu

pembelajaran yang membuat siswa untuk mempersiapkan materi pelajaran dengan

cepat serta dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam

membentukan kerjasama tim.

Sintaks pembelajaran pada Active Knowledge Sharing mendukung siswa

untuk lebih siap dalam mempersiapkan materi, serta siswa dituntut untuk mampu

mencari dan mengembangkan informasi sebanyak mungkin diluar dari apa yang

diperolehnya dari guru. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok melatih siswa untuk bekerjasama antar siswa dan saling bertukar

pikiran antar sesama siswa, keterbukaan ini menjadikan pembelajaran menjadi

aktif dan menyenangkan yang kemudian diharapkan dapat memberi dampak

positif bagi hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar

dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal berasal dari faktor

jasmaniah dan faktor psikologis dan faktor eksternal berasal dari faktor keluarga

dan faktor sekolah. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui aspek kognitif

dengan nilai, tetapi dapat dilihat dari aspek afektif dan psikomotorik. Hasil belajar

yang maksimal atau minimal dipengaruhi metode pembelajaran dengan minat

siswa dalam mata pelajaran tersebut.

Kerangka berpikir dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat di gambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut.

MASALAH DALAM PEMBELAJARAN

Kurang siapnya siswa dalam mempersiapkan materi pelajaran

Kurangnya kerjasama tim antar siswa dalam kelas

Metode pembelajaran yang digunakan metode konvensional

AKIBATSiswa tidak berkembang dalam penerimaan materi

Siswa cenderung bersifat individualisme Timbulnya kejenuhan di dalam kegiatan pembelajaranHasil belajar siswa kurang optimal

Kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran Active

Knowledge Sharing

Kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran Active

Knowledge Sharing

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARANActive Knowledge Sharing

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARANActive Knowledge Sharing

HIPOTESIS :

Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Active Knowledge

Sharing terhadap hasil belajar biologi.

Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar biologi.

Ada interaksi antara model pembelajaran Active Knowledge Sharing

dengan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

Prosedur Model pembelajaran Active Knowledge SharingGuru membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang akan diajarkan.

Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya.

Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat

membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan

jawabannya. Guru menekankan pada siswa untuk saling membantu.

Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian

memeriksa jawaban mereka

Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh

siswa dan menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai topik

yang penting dalam kelas

MANFAAT

Memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan materi

Melatih siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran

Melatih siswa untuk berkerja dan berorganisasi dalam kelompok

Memberi suasana nyaman dan asyik dalam pembelajaran

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Konvensional

Page 14: bab 2 dewi

19

Skema paradigma dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat di gambarkan pada skema dibawah ini :Gambar 2.1 Kerangka berpikir

Page 15: bab 2 dewi

20

Gambar 2.2 skema paradigma penelitian

Keteranagan :

A = ModelPembelajaran

A0 = Model Pembelajaran Konvensional

A1 = Model Pembelajaran Active knowledge sharing

B = Minat belajar siswa

B1 = Minat belajar siswa tinggi

B2 = Minat belajar siswa sedang

B3 = Minat belajar siswa rendah

Y1 = Ranah kognitif

Y2 = Ranah afektif

Y3 = Ranah psikomotor

A0B1Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar tinggi pada ranah kognitif.

A

B3

B2

B1

A1B3Y3

A1B3Y2

A1B3Y1

A1B2Y3

A1B2Y2

A1B2Y2

A1B1Y3

A1B1Y2

A1B1Y1

Y3

Y2

Y1

Y3

Y2

Y1

Y3

Y2

Y1

A1

B3

B2

B1

A0B3Y3

A0B3Y2

A0B3Y1

A0B2Y3

A0B2Y2

A0B2Y2

A0B1Y3

A0B1Y2

A0B1Y1

Y3

Y2

Y1

Y3

Y2

Y1

Y3

Y2

Y1

A0

Page 16: bab 2 dewi

21

A0B1Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar tinggi pada ranah afektif.

A0B1Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar tinggi pada ranah psikomotor.

A0B2Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar sedang pada ranah kognitif.

A0B2Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minati belajar sedang pada ranah afektif.

A0B2Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar sedang pada ranah psikomotor.

A0B3Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar rendah pada ranah kognitif.

A0B3Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar rendah pada ranah afektif.

A0B3Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan

minat belajar rendah pada ranah psikomotor.

A1B1Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar tinggi pada ranah kognitif.

A1B1Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar tinggi pada ranah afektif.

A1B1Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan motivasi belajar tinggi pada ranah psikomotor.

A1B2Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar sedang pada ranah kognitif.

A1B2Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar sedang pada ranah afektif.

A1B2Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar sedang pada ranah psikomotor.

A1B3Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar rendah pada ranah kognitif.

Page 17: bab 2 dewi

22

A1B3Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing

dengan minat belajar rendah pada ranah afektif.

A1B3Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowdge sharing

dengan minat belajar rendah pada ranah psikomotor

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Active Knowledge Sharing

terhadap hasil belajar biologi.

2. Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar biologi.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan

minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.