bab 2 dewi
TRANSCRIPT
BAB II
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing
a. Pengertian Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing
Model pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan bagian dari
pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran
dengan tujuan untuk mengembangkan siswa agar belajar dengan menggunakan
berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) bertujuan
untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua
siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan pribadi yang
mereka miliki serta menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran (Rhofiki, 2009:20).
Model pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut Zaini
(2007:22) merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap
belajar materi pembelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk
melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim.
Model Active Knowledge Sharing merupakan model pembelajaran
dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk saling membantu menjawab
pertanyaan yang tidak diketahui oleh teman lainnya yang artinya bahwa siswa
yang tidak dapat menjawab pertanyaan diberi kesempatan untuk mencari jawaban
dari teman yang mengetahui jawaban tersebut dan siswa yang mengetahui
jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan (Sutaryo, 2008:2).
b. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing
Prinsip-prinsip model pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut
Rhofiki (2009:28) sebagai berikut.
6
7
1) Stimulus belajar yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut merangsang siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas
sehingga siswa lebih cepat menerima materi pelajaran.
1) Perhatian dan motivasi yang diperoleh siswa melalui kegiatan saling tukar
pengetahuan (knowledge sharing) dengan siswa yang lain sehingga kegiatan
belajar menjadi menarik dan menyenangkan.
Prinsip saling tukar pengetahuan (knowledge sharing) seperti
diungkapkan oleh Bechina (2006:110) sebagai berikut.
Knowledge sharing has been defined as providing one’s knowledge to other as well as receiving knowledge from others. A more pragmatic description of knowledge sharing is “the process through which one unit is affected by the experience of another”. Knowledge sharing process also defined as exchange of knowledge between at leats two parties in a reciprocal process allowing reshaping and sense-making of knowledge in the new context.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa saling tukar pengetahuan
merupakan proses menukar pengetahuan seseorang kepada orang lain yang
dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki baik oleh seorang maupun penerima
pengetahuan. Saling tukar pengetahuan juga didefinisikan sebagai suatu proses
pertukaran pengetahuan antara paling sedikit dua orang melalui suatu proses
timbal balik. Aplikasi penjelasan tersebut dalam proses pembelajaran yaitu siswa
yang tahu menyampaikan apa yang tidak diketahui oleh temannya sedangkan
siswa yang tidak tahu berusaha mencari tahu pada teman lebih tahu agar dapat
memecahkan suatu permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran.
c. Sintaks model pembelajaran Active Knowledge Sharing
Langkah-langkah model pembelajaran Active Knowledge Sharing
menurut Zaini (2007:22-23) sebagai berikut.
8
1) Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan. Pertanyaan dapat berupa sebagai berikut.
a) Definisi suatu istilah
b) Pertanyaan dalam bentuk multiple choice
c) Mengindentifikasi seseorang
d) Menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan
e) Melengkapi kalimat
2) Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
3) Guru meminta siswa untuk mencari teman yang dapat membantu menjawab
pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Guru
menekankan pada siswa untuk saling membantu.
4) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian
memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh siswa dan menggunakan jawaban-jawaban yang
muncul sebagai topik yang penting dalam kelas.
2. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku.
Perubahan perilaku tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan
tetapi juga bentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, dan penyesuaian diri. Perubahan perilaku menurut Suparno (2000:2)
merupakan hasil perubahan–perubahan yang berdampak memperbaiki kualitas
perilakunya. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar merupakan
perwujudan dari hasil belajar siswa, yang merupakan tolak ukur keberhasilan
suartu proses pembelajaran.
Definisi hasil belajar menurut Sudjana (2002: 22) adalah “Kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
9
Sardiman (2001: 19) mengemukakan bahwa, “Proses belajar mengajar akan
diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau hasil belajar”.
Belajar mempunyai tujuan pembelajaran yang berupa perubahan untuk
memperbaiki suatu perilaku. Perubahan perilaku tersebut diwujudkan dalam hasil
belajar siswa yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.
b. Ranah Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan belajar siswa yang dapat diketahui
besarnya dari hasil pengukuran. Alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes
hasil belajar (achievement test). Pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran
dapat dilihat dalam pemahaman siswa terhadap materi yang mancakup tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Yulaelawati (2004: 59-
61) mengemukakan bahwa ranah hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga yaitu a)
Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta-fakta
sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks sebagai
tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; b) Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan,
penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai; c) Ranah
psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek
yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan
komunikasi tidak berwacana.
1) Ranah Kognitif
Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari
pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan
yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak
sebagai tingkatan yang paling tinggi. Menurut Yulaelawati (2004:59-61) keenam
tingkatan tersebut adalah C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat
10
hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan
kemampuan memahami materi; C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang
nyata; C4 (analisis) merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam
komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis)
merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu
bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian) merupakan kemampuan untuk
memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.
2) Ranah Afektif
Yulaelawati (2004: 62) menyatakan bahwa ranah afektif meliputi 5
tingkatan yaitu: A1 (penerimaan) merupakan kesadaran dan kepekaan atau
bertoleransi terhadap suatu gagasan; A2 (penanggapan) merupakan kemampuan
memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu gagasan; A3 (perhitungan atau
penilaian) merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap
suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu; A4 (pengaturan atau
pengelolaan) merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan
dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki; A5 (bermuatan
nilai) merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang
secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayati
secara mendalam.
3) Ranah Psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala kegiatan jasmaniah yang konkrite
dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya yang
terbuka. Kecakapan psikomotor siswa merupakan perwujudan wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
Ranah psikomotorik menurut Yulaelawati (2004: 63-64) meliputi lima
jenjang yaitu: P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa
11
belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar) merupakan pola gerakan
yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek dan gerakan kompleks; P3
(gerakan tanggap) merupakan penafsiran terhadap rangsang membuat orang
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; P4 (kegitan fisik) merupakan
kegiatan yang memerlukan kekutan otot, mental dan ketahanan; P5 (komunikasi
tidak berwacana) merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.
Domain Psikomotor menurut Uno (2001: 10-13) adalah persepsi
berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; kesiapan,
merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman tertentu;
gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu
model dan meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasainya;
gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon yang sudah
dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilakan suatu kemahiran;
gerakan yang komplek adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan
yang tinggi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar. Tujuan
pembelajaran yang dirumuskan secara jelas dan baik belum bisa menjamin hasil
belajar yang diperoleh dapat optimal (Sardiman. 2001: 47). Hasil belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.
Lingkungan adalah salah satu contoh faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Peranan lingkungan terhadap keberhasilan
belajar menurut Hakim (2008: 19) bahwa “Lingkungan dapat menunjang
keberhasilan belajar, di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal
yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bimbingan asing dan
kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah”.
Surya (2009: 26) mengemukakan bahwa siswa membutuhkan lingkungan yang
kondusif untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
12
d. Cara Memberdayakan Hasil Belajar
Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu teknik guru dalam menyampaikan materi tes dan soal
yang di ujikan pada siswa. Cara memberdayakan hasil belajar siswa sebagai
berikut.
1. Guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar siswa lebih mudah
dalam menerima materi yang disampaikan
2. Guru harus memperhatikan dalam penggunakan media pembelajaran lebih
menarik. Misalnya penggunakan power point, video, makroflash
3. Guru terlebih dahulu menguji soal yang agar diujikan dakam validitas,
reabilitas, tingkat kesulitan dan kepraktisan.
3. Minat Belajar siswa
a. Pengertian Minat Belajar Siswa
Menurut Sujanto: 1981, minat adalah suatu pemusatan perhatian yang
tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung pada
bakat dan lingkungan sekitar.
Menurut Crow and Crow berpendapat bahwa minat hubungannya sangat
erat dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang
dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab
kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegaiatan itu. Selain itu, minat erat
hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya
minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan
atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang
terhadap kegiatan tersebut. Selanjutnya Skinner juga berpendapat bahwa minat
sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang
13
menarik atau menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan
obyek tersebut.
Minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki
sesuatu. Selain itu merupakan bagian dari ranah afektif, mulai dari kesadaran
sampai pada pilihan nilai. Menurut Holland, minat merupakan kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul dengan sendiri tetapi ada unsur-
unsur kebutuhan, misalnya minat belajar dan lain-lain (Djalli, 2007:29)
Sardiman (2010 : 76) berpendapat bahwa minat adalah suatu kondisi yang
terjadi,apabila seseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang dapat dihubungkan
dengan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Jadi apabila dilihat seseorang sudah
akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat apakah mempunyai
hubungan dengan kebutuhannya sendiri.
Loekmono (1994), mengemukakan lima alasan mendorong
tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu suatu hasrat untuk
memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. Suatu
dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang
studi. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Hasrat siswa untuk menerima pujian
dari orang tua, guru atau teman teman. Gambaran diri dimasa mendatang untuk
meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
Menurut Bernard, minat tidak timbul dengan tiba-tiba atau spontan,
melainkan dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan yang terjadi pada waktu belajar
atau bekerja. Jadi minat akan selalu berkaitan dengan keinginan dan tergantung
bagaimana menciptakan kondisi agar siswa selalu butuhdan ingin belajar.
Slameto (2003 : 57) berpendapat bahwa minat sangat berpengaruh belajar,
jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa
tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh karena tidak ada daya tariknya. Ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.
14
Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2008: 191) minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.
Dailer dan Sumartono (1983:224) berpendapat bahwa minat adalah psikis
yang berkaitan dengan obyek atau menstimulir perasaan senang yang ada pada
setiap individu.
1. Minat akan tumbuh apabila seseorang menyenangi sesuatu, minat diawali
dengan perasaan senang terhadap sesuatu.
2. Minat merupakan dorongan yang menyebabkan timbulnya perhatian
seseorang dan pemusatan pikiran.
Minat pada dasarnya adalah tindakan akan sesuatu hubungan antara diri
sendiri (internal) dan diluar diri (eksternal). Semakin besar hubungan tersebut
semakin besar pula minat yang timbul.
b. Aspek-Aspek Pada Minat
Ada dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif, dan
afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh
pengetahuan, pemahaman, dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan dan
pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif
menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses
menilai untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila
disertai dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan
perhatiannya dengan baik terhadap aktivitas tersebut.
c. Cara Memberdayakan Minat Belajar Siswa.
Upaya guru dalam mempertahankan minat belajar siswa adalah dengan
memperhatikan media pembelajaran dan isi materi yang akan dipelajari. Cara
memberdayakan minat belajar siswa sebagai berikut.
15
1. Meningkatkan kualitas dan keprofesionalan guru dalam menyampaikan materi
dengan disertai media pembelajaran yang tidak membosankan.
2. Menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung kegiatan belajar
siswa. Misalnya, laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan koneksi internet
3. Menjadikan suasana dalam kelas yang mendukung dan kondusif
Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik harus dapat
mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang
menggairahkan. Caranya antara lain sebagai berikut:
1. Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana
yang baru. Misalnya, dalam permainan, diskusi, atau pemberian tugas di luar
sekolah sebagai variasi kegiatan belajar.
2. Materi pelajaran menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari
pelajaran itu.
3. Media yang menarik sesuai dengan materi yang diajarkan.
d. Syarat-Syarat Penting bagi Timbulnya Minat
Singer (1991 : 92) menyatakan syarat-syarat penting bagi timbulnya minat
adalah Pelajaran akan menjadi menarik bagi para murid jika terlihat adanya
hubungan antara pelajaran dan kehidupan yang nyata. Usaha ini terutama sekali
akan berhasil jika pelajaran dapat dikaitkan langsung dengan kehidupan sehari-
hari. Minat siswa akan bertambah jika siswa melihat dan mengalami peristiwa
yang berhubungan dengan pelajaran yang dipelajari disekolah dan mampu
mengekspresikanya untuk tujuan tertentu. Oleh sebab itu, guru harus memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dikelas.
e. Ciri-Ciri Minat
Menurut Hurlock, Elizabeth B.(1990:115) ciri-ciri minat adalah minat
tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental yaitu minat di semua
16
bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Perubahan tersebut
akan mempengaruhi tingkat berpikir siswa, dengan perubahan fisik yang terjadi
siswa mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan lebih baik karena tubuh
mampu menyesuaikan keadaan. Seiring dengan perubahan fisik tentu juga diikuti
dengan perubahan mental dimana siswa mampu berpikir mana yang baik dan
mana yang buruk untuk dirinya sendiri dan dapat mengambil keputusan dengan
tepat.
Minat bergantung pada kesiapan belajar artinya siswa tidak dapat
mempunyai minat sebelum siap secara fisik dan mental. Seorang yang siswa siap
secara fisik maka akan dapat menerima materi yang akan disampaikan oleh guru
dengan penuh konsentrasi. Dengan fisik yang siap maka siswa akan dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan mampu mengekspresikan
bahwa pelajaran tersebut menyenangkan.
Minat bergantung pada kesempatan belajar, artinya kesempatan belajar
tergantung pada lingkunan dan minat itu sendiri. Tersedianya sarana yang baik
dan keadaan belajar yang mendukung akan membuat siswa lebih tertarik dengan
materi yang disampaikan oleh guru dan akan timbul minat untuk belajar lebih
giat.
Minat bersifat emosional artinya bila keadaan emosional sedang tidak
menyenangkan akan melemahkan minat dan bila keadaan emosional sedang
menyenangkan akan memperkuat minat, dan minat bersifat egosentris artinya jika
siswa berminat pada suatu mata pelajaran tertentu maka pelajaran tersebut akan
menentukan pekerjaan yang diinginkan.
f. Macam-macam Minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Sukardi
(1988: 63) yaitu: minat yang diekspresikan (Expressed interest). Seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu, misalnya:seseorang
mungkin mengatakan bahwa dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat
udara, dalam mengumpulkan perangko, dalam mengumpulkan mata uang logam;
17
minat yang diwujudkan (Manifest Interest). Seseorang dapat mengekspresikan
minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta
berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu, misalnya : siswa dapat ikut serta
menjadi anggota klub musik, drama, sains dan matematika. Hobi dan asosiasi
dengan siswa yang lain dalam aktivitas berkelompok dan organisasi remaja adalah
suatu cara untuk mewujudkan minat-minatnya; minat yang diinventarisasikan
(Inventoried Interest ). Seorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab
terhadap sejumlah pertanyaan tertentu dan urutan pilihannya untuk kelompok
aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini disebut inventori minat.
B. Penelitian Relevan terhadap Pembelajaran Active Knowledge Sharing.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gloria Yi (2008:93-94)
menyatakan bahwa melalui kegiatan saling tukar pengetahuan (knowledge
sharing) siswa lebih termotivasi untuk memperluas pengetahuannya. Hasil
penelitian tersebut juga mengindikasikan beberapa hal sebagai berikut.
1) Melalui kegiatan knowledge sharing dapat meningkatkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
2) Kegiatan knowledge sharing berpengaruh positif pada hasil belajar siswa baik
pada ranah kognitif (remember, understand, application, analyze, dan create)
maupun pada faktor-faktor afektif dan motivasi.
C. Kerangka Berpikir
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mendorong siswa untuk
menumbuhkan minat sehingga siswa dapat belajar lebih baik untuk memperoleh
hasil yang optimal. Minat merupakan suatu rasa suka dan ketertarikan kepada
suatu hal atau kegiatan tanpa ada yang menyuruh. Dengan adanya minat akan
timbul rasa senang, perhatian yang lebih, konsentrasi yang lebih baik, serta
kesadaran terhadap suatu hal yang membuat semangat untuk maju. Belajar dengan
minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat.
18
Pembelajaran active knowledge sharing termasuk dalam pembelajaran
aktif (active learning). Pembelajaran active knowledge sharing yaitu
pembelajaran yang membuat siswa untuk mempersiapkan materi pelajaran dengan
cepat serta dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam
membentukan kerjasama tim.
Sintaks pembelajaran pada Active Knowledge Sharing mendukung siswa
untuk lebih siap dalam mempersiapkan materi, serta siswa dituntut untuk mampu
mencari dan mengembangkan informasi sebanyak mungkin diluar dari apa yang
diperolehnya dari guru. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok melatih siswa untuk bekerjasama antar siswa dan saling bertukar
pikiran antar sesama siswa, keterbukaan ini menjadikan pembelajaran menjadi
aktif dan menyenangkan yang kemudian diharapkan dapat memberi dampak
positif bagi hasil belajar siswa.
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar
dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal berasal dari faktor
jasmaniah dan faktor psikologis dan faktor eksternal berasal dari faktor keluarga
dan faktor sekolah. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui aspek kognitif
dengan nilai, tetapi dapat dilihat dari aspek afektif dan psikomotorik. Hasil belajar
yang maksimal atau minimal dipengaruhi metode pembelajaran dengan minat
siswa dalam mata pelajaran tersebut.
Kerangka berpikir dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat di gambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut.
MASALAH DALAM PEMBELAJARAN
Kurang siapnya siswa dalam mempersiapkan materi pelajaran
Kurangnya kerjasama tim antar siswa dalam kelas
Metode pembelajaran yang digunakan metode konvensional
AKIBATSiswa tidak berkembang dalam penerimaan materi
Siswa cenderung bersifat individualisme Timbulnya kejenuhan di dalam kegiatan pembelajaranHasil belajar siswa kurang optimal
Kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran Active
Knowledge Sharing
Kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran Active
Knowledge Sharing
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARANActive Knowledge Sharing
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARANActive Knowledge Sharing
HIPOTESIS :
Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Active Knowledge
Sharing terhadap hasil belajar biologi.
Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar biologi.
Ada interaksi antara model pembelajaran Active Knowledge Sharing
dengan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
Prosedur Model pembelajaran Active Knowledge SharingGuru membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan.
Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat
membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan
jawabannya. Guru menekankan pada siswa untuk saling membantu.
Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian
memeriksa jawaban mereka
Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh
siswa dan menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai topik
yang penting dalam kelas
MANFAAT
Memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan materi
Melatih siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
Melatih siswa untuk berkerja dan berorganisasi dalam kelompok
Memberi suasana nyaman dan asyik dalam pembelajaran
Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Konvensional
19
Skema paradigma dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat di gambarkan pada skema dibawah ini :Gambar 2.1 Kerangka berpikir
20
Gambar 2.2 skema paradigma penelitian
Keteranagan :
A = ModelPembelajaran
A0 = Model Pembelajaran Konvensional
A1 = Model Pembelajaran Active knowledge sharing
B = Minat belajar siswa
B1 = Minat belajar siswa tinggi
B2 = Minat belajar siswa sedang
B3 = Minat belajar siswa rendah
Y1 = Ranah kognitif
Y2 = Ranah afektif
Y3 = Ranah psikomotor
A0B1Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar tinggi pada ranah kognitif.
A
B3
B2
B1
A1B3Y3
A1B3Y2
A1B3Y1
A1B2Y3
A1B2Y2
A1B2Y2
A1B1Y3
A1B1Y2
A1B1Y1
Y3
Y2
Y1
Y3
Y2
Y1
Y3
Y2
Y1
A1
B3
B2
B1
A0B3Y3
A0B3Y2
A0B3Y1
A0B2Y3
A0B2Y2
A0B2Y2
A0B1Y3
A0B1Y2
A0B1Y1
Y3
Y2
Y1
Y3
Y2
Y1
Y3
Y2
Y1
A0
21
A0B1Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar tinggi pada ranah afektif.
A0B1Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar tinggi pada ranah psikomotor.
A0B2Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar sedang pada ranah kognitif.
A0B2Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minati belajar sedang pada ranah afektif.
A0B2Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar sedang pada ranah psikomotor.
A0B3Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar rendah pada ranah kognitif.
A0B3Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar rendah pada ranah afektif.
A0B3Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran konvensional dengan
minat belajar rendah pada ranah psikomotor.
A1B1Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar tinggi pada ranah kognitif.
A1B1Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar tinggi pada ranah afektif.
A1B1Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan motivasi belajar tinggi pada ranah psikomotor.
A1B2Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar sedang pada ranah kognitif.
A1B2Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar sedang pada ranah afektif.
A1B2Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar sedang pada ranah psikomotor.
A1B3Y1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar rendah pada ranah kognitif.
22
A1B3Y2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowledge sharing
dengan minat belajar rendah pada ranah afektif.
A1B3Y3 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran active knowdge sharing
dengan minat belajar rendah pada ranah psikomotor
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Active Knowledge Sharing
terhadap hasil belajar biologi.
2. Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar biologi.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan
minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.