deteksi trypanosoma evansi pada kerbau perah (bubalus ... · trypanosomiasis atau surra adalah...

49
i DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus bubalis) DI KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI OLEH MURTAFIAH DARIS O 111 11 270 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 03-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

i

DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH

(Bubalus bubalis) DI KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

OLEH

MURTAFIAH DARIS

O 111 11 270

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

ii

DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus bubalis)

DI KABUPATEN ENREKANG

MURTAFIAH DARIS

O11111270

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Program Studi Kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

iii

Page 4: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Murtafiah Daris

NIM : O111 11 270

Menyatakan dengan sebenanya bahwa :

1. Karya skripsi saya adalah asli.

2. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab hasil

dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

3. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan

seperlunya.

Makassar, November 2015

Murtafiah Daris

Page 5: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

v

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Murtafiah Daris, dilahirkan

pada tanggal 3 Juli 1992 di Kabupaten Enrekang, Sulawesi

Selatan dari pasangan suami istri Daris dan Hafsa S.Pdi dan

merupakan anak pertama dari 6 bersaudara.

Penulis mengenyam pendidikan di TK Aisyah Buntu

Barana pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan

di SD Negeri 130 Rantelimbong dan lulus tahun 2005.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke MTs Guppi

Buntu Barana dan lulus tahun 2008, dan melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Anggeraja dan lulus pada tahun

2011. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai

mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas

Hasanuddin.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam berbagai organisasi internal kampus

diantaranya anggota bidang eksternal Badan Pengawas Himpunan (BPH)

Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2012-

2013 dan anggota Mahasiswa Pencinta Musholla (MPM) tahun 2011. Selain itu

penulis juga aktif pada organisasi eksternal kampus, yakni organisasi daerah

Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM) Komisariat Universitas

Hasanuddin sebagai kepala bidang pada bidang kerohanian. Serta penulis aktif

dalam berbagai kegiatan kepanitian didalam kampus dan diluar kampus.

Page 6: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

vi

ABSTRAK

MURTAFIAH DARIS. O11111270. Deteksi Trypanosoma evansi Pada Kerbau

Perah (Bubalus bubalis) di Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh

PROF.DR.DRH.LUCIA MUSLIMIN, M.SC dan DRH. SUHARTILA

Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh

agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah

(haematophagus flies (Andesjam, 2013). Parasit penyebab penyakit ini yakni

Trypanosoma evansi umumnya hidup dalam aliran darah khususnya dalam cairan

atau plasma darah sebagai parasit ekstra seluler. Parasit ini juga dapat ditemukan

dalam organ tubuh yang lain seperti jantung, hati, otak, atau susunan saraf pusat,

limpa, ginjal dan paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi parasit

darah Trypanosoma evansi (surra) pada kerbau perah di Kabupaten Enrekang.

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Juni sampai 25 Juni 2015. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan kejadian parasit

darah Trypanosoma evansi (surra) pada kerbau perah. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 28 ekor kerbau perah yang tersebar di Kecamatan

Curio, Kabupaten Enrekang.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random

Sampling dengan mengambil sampel yang terdapat Kecamatan Curio, Kabupaten

Enrekang. Metode pengambilan sampel darah yang digunakan pada penelitian ini

dengan menggunakan metode preparat ulas darah tipis. Hasil ulas darah tipis yang

diperiksa secara mikroskopis menunjukkan bahwa sel darah merah yang terdapat

pada kerbau perah terlihat normal, artinya tidak terjadi infeksi parasit darah

Trypanosoma evansi. Pemeriksaan ulas darah juga tidak menunjukkan adanya

infeksi parasit darah lainnya pada ternak kerbau perah. Namun berdasarkan

gejala-gejala fisik yang muncul, kemungkinan terdapat infeksi cacing atau infeksi

mikroorganisme lainnya.

Kata Kunci : Deteksi, Trypanosoma evansi, kerbau perah, Curio, Enrekang.

Page 7: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

vii

ABSTRACT

MURTAFIAH DARIS. O11111270. Detection Trypanosoma evansi on breast

(bubalus bubalis) in the district of Enrekang. Suvervised by

PROF. DR. DRH. LUCIA MUSLIMIN, M.SC and DRH. SUHARTILA

Trypanosomiasis or Surra is a disease, caused by a Trypanosoma evansi and

be transmitted through the flies are blood-sucking (haematophagus flies

(Andesjam, 2013). Parasite the cause of the disease is the Trypanosoma evansi are

generally living in the flow of blood, especially liquids or blood plasma as a

parasite extracellular. It also can be found in organs such as heart, liver, brain or

central nervous system, limp, kidney and lung. This study aims to detect parasites

blood it on a dairy in the district of Enrekang. Research will begin on 2-25 June

2015. This research expected to provide information about the existence of the

incident, the blood it on a dairy. The samples used in this study as many as 28 of

the breast that exist in the district Curio of Enrekang.

The method of sampling is used is Simple Random Sampling by taking

samples contained in the district Curio of Enrekang. Method the blood is used is

with the preparation of a blood thinner. The results of a blood thinner is examined

in microscopic shown that red blood cells in normal circumstances, it’s not a

parasitic infection the blood it. Examination of the blood is also doesn’t show any

infection, other blood on cattle buffalo the breast. But the symptoms of physical

appereance is likely there is infection a worm o other microorganism.

Keywords : Detection, Trypanosoma evansi, Buffalo the breast, Curio, Enrekang

Page 8: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Deteksi Trypanosoma evansi pada kerbau perah (Bubalus bubalis) di

Kabupaten Enrekang”. Shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang

terang benderang.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai

gelar sarjana kedokteran hewan pada Program Studi Kedokteran Hewan

Universitas Hasanuddin Makassar. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan

penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan peran

serta berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada dosen pembimbing utama Prof.Dr.drh. Lucia Muslimin, M.Sc

dan dosen pembimbing anggota drh. Suhartila atas dedikasi ilmu, waktu, motivasi,

dan kesabarannya dalam membimbing mulai dari usulan penelitian, pelaksanaan

penelitian, dan penyusunan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, serta kepada

dosen penguji drh. Hadi Purnama Wirawan dan drh. Sri Utami atas motivasi,

saran, dan kritiknya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin,

2. Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.Sc selaku Ketua Program Studi

Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin,

3. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Enrekang drh,Yunwar beserta staf

yang telah memberikan fasilitas dan bantuan selama penelitian,

4. Seluruh dosen serta staf pengelola pendidikan Program Studi Kedokteran

Hewan yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses

pendidikan,

5. drh. Fitri Amaliah, St. Aminah Salam, Andri Rahmandani, dan seluruh staf

Balai Besar Veteriner Maros yang senantiasa memberikan bantuan dan

dukungan selama proses penelitian,

6. Masyarakat Desa Sumbang khususnya para peternak yang telah membantu

pengumpulan data penelitian serta informasi-informasi penting yang

dibutuhkan peneliti dan dengan rasa kekeluargaan menerima dan

membantu penulis selama penelitian berlangsung.

7. Paramedik dan rekan-rekan satu tim di lokasi penelitian, Ir. Abbas, Reski

Olivia Duri, Yaumil Ni’mah, Kuntum Khoirani, Wahyuni, Dzulfikri dan

Page 9: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

ix

kakanda Abdul Malik yang senantiasa meluangkan waktu, memberikan

bantuan, dan atas kerja samanya selama penelitian

8. Rekan mahasiswa kedokteran hewan angkatan 2011 yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama mengikuti

pendidikan di kedokteran hewan Universitas Hasanuddin dan membantu

penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam melaksanakan

penelitian dan penyusunan skripsi ini,

9. Kepada semua warga HPMM Komisariat Universitas Hasanuddin atas

dukungan, motivasi dan bantuannya untuk menyelesaikan skripsi ini,

10. Sahabat yang selalu memberikan semangat dan bantuannya, Rezki

Ramadhani S.Hut, Arief Salam, Imran, Hendrawanto, Curma Anugrah

S.Hut, Yusmin, Yarham Samad S.H, Setiawaty Reski Darita S. TP, Nur

Onayanti S. Si, Andika Hafidz serta sahabat yang selalu setia

mendengarkan, memberikan masukan dan kritikan si iting (Rifal Hidayat)

terima kasih.

11. Untuk kandaku Abu Bakar Ibrasa S.E terima kasih atas kesabaran dan

keikhlasannya mendampingi saya dalam menyelesaikan tanggung jawab

ini, memberikan motivasi, bantuan dan kritikannya kepada saya dalam

melaksanakan penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

12. Terkhusus kedua orang tua penulis, Ayahanda Daris dan Ibunda tercinta

Hafsa Asbar S.Pdi atas cinta kasih dan untaian kasih sayang serta doa yang

tidak pernah putus, dan juga kepada orang tua kedua saya Nursam dan

Suriani Asbar S.Ag yang selama ini banyak memberikan motivasi dan

bantuannya serta adik-adik ku Muh. Ammar Daris, Muh.Yahya Daris,

Khaeriani Daris, Raudhatul Jannah Daris dan Muh. Abrar Daris yang

amat saya sayangi terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya

selama ini,

Sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang juga tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu atas segala bantuan dan kerja samanya. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam

penyusunan karya berikutnya dapat lebih baik.

Makassar, November 2015

Murtafiah Daris

Page 10: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………… i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv

RIWAYAT PENULIS .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

1.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

I.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

I.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2

I.5 Hipotesis .............................................................................................. 2

I.6 Keaslian Penelitian............................................................................... 2

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Kerbau .................................................................................. 3

2.2 Karakteristik Daerah ........................................................................ 4

2.2.1 Geografi .......................................................................................... 5

2.2.2 Luas Wilayah .................................................................................. 5

2.2.3 Topografi ........................................................................................ 5

2.3 Trypanosma evansi ........................................................................... . 5

2.3.1 Etiologi ........................................................................................... 5

2.3.2 Morpologi ....................................................................................... 6

2.3.3 Siklus Hidup ................................................................................... 7

2.3.4 Patogenesis ..................................................................................... 8

2.3.5 Epidemiologi ................................................................................... 8

2.3.6 Cara Penularan ................................................................................ 9

2.3.7 Gejala Klinis .................................................................................. 10

2.3.8 Diagnosis ....................................................................................... 11

2.3.9 Pencegahan dan Kontrol ................................................................ . 11

3.MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 13

3.2 Materi Penelitian ............................................................................... 13

3.2.1 Sampel dan Teknik Sampling ......................................................... 13

3.2.2 Bahan .............................................................................................. 14

3.2.3 Alat ................................................................................................. 14

Page 11: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

xi

3.3 Metode Penelitian .............................................................................. 14

3.3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 14

3.3.2 Pengambilan Sampel Darah ............................................................ 14

3.3.3 Pemeriksaan Laboratorium ............................................................. 14

3.3.4 Analisis Data ................................................................................... 15

3.4 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 17

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan......................................................................................... 25

5.2 Saran .................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

LAMPIRAN .................................................................................................... 30

Page 12: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Morfologi Trypanosoma evansi ...................................................... 6

Gambar 2 Siklus Hidup Trypanosoma evansi Pada Kerbau Perah .................. 7

Gambar 4.1 Sampel yang telah dibuat preparat ulas darah tipis ....................... 16

Gambar 4.2 Bentuk Trypanosoma evansi dalam darah .................................... 18

Gambar 4.3 Morfologi Lalat Tabanus Penghisap Darah .................................. 12

Gambar 4.4 Deteksi Parasit Darah (Trypanosoma evansi) ............................... 19

Gambar 4.5 Diagaram Penilaian Pengalaman Beternak ................................... 19

Gambar 4.6 Diagaram Penilaian Pola Pemeliharaan ........................................ 20

Gambar 4.7 Diagram Variabel Penilaian Cara Merawat Kerbau Perah ........... 20

Gambar 4.8 Diagram Variabel Penilaian Kondisi Kerbau Perah ..................... 21

Gambar 4.9 Diagram Variabel Penilaian Letak Kandang Kerbau Perah ........ 21

Gambar 4.10 Diagram Variabel Penilaian Kondisi Kandang Kerbau Perah .... 22

Page 13: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Data Populasi Ternak Kerbau Kabupaten Enrekang

Tahun 2014……………………………………………………… 4

Tabel 4.1 Deskripsi faktor-faktor penyebab manajemen

pemeliharaan dan penilaian pengetahuan peternak

yang berpengaruh terhadap deteksi Trypanosoma evansi

pada kerbau perah (Bubalus bubalis)

di kabupaten Enrekang…........……..............................................17

Page 14: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner informasi dasar serta faktor risiko

Biosekuriti pada peternakan kerbau perah

terhadap kejadian penyakit parasit darah

Trypanosoma evansi di Kecamatan Curio,

Kabupaten Enrekang……………………………..……. 27

Lampiran 2 : Hasil Uji Mikroskopis ulas darah tipis terhadap

Penyakit Trypanosoma evansi pada kerbau perah……. 28

Lampiran 3 : Dokumentasi Kegiatan…………………………………. 30

Page 15: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu usaha bidang peternakan yang belum memperoleh penanganan

secara intensif dan masih perlu didorong serta dikembangkan adalah usaha

peternakan kerbau perah. Usaha peternakan kerbau perah di Enrekang merupakan

usaha sambilan untuk menambah pendapatan bagi peternak yang memeliharanya.

Beternak kerbau perah merupakan sumber ekonomi yang sangat berarti bagi

petani peternak pedesaan Indonesia, sebagaimana di negara-negara berkembang

lainnya (Ibrahim, 2008)

Kabupaten Enrekang merupakan daerah yang memiliki potensi peternakan

besar, dilihat dari wilayah yang memungkinkan untuk pengembangan berbagai

jenis ternak. Luas areal peternakan untuk padang pengembalaan 600 ha dan luas

areal kebun HMT (Hijauan Makanan Ternak) 514 ha dari 1,786,01 ha luas

wilayah Kabupaten Enrekang. Salah satu ternak yang banyak dipelihara

masyarakat di Kabuapten Enrekang terutama Kecamatan Curio adalah ternak

kerbau perah yang di manfaatkan sebagai sumber protein hewani dan tenaga kerja.

Ternak kerbau perah perlu untuk dikembangkan demi mencapai kesejahteraan

masyarakat petani peternak (Ancong, 2011).

Penyakit pada kerbau jika tidak dikendalikan dengan baik akan menjadi

kendala dalam pengembangan komoditas ini. Trypanosomiasis (Surra) yang

disebabkan oleh parasit darah Trypanosoma evansi merupakan penyakit yang

cukup penting pada ternak kerbau, umumnya bersifat kronis bahkan tanpa gejala

klinis (asimtomatis). Kerbau menunjukkan parasitemia lebih lama dan lebih tinggi

dari pada sapi sehingga diduga sebagai sumber penularan (reservoir) yang

potensial bagi ternak lainnya (Martindah dan Husein, 2000).

Kerugian utama akibat infeksi trypanosomiasis pada kerbau berupa:

penurunan bobot badan, daya reproduksi rendah, keterlambatan pertumbuhan

pada anak, penurunan daya kerja, kematian dan keadaan yang disebut

imunosupresi (decreased immune responsiveness). Pengendalian Surra

sepenuhnya masih tergantung pada pengobatan yang diberikan secara individual

kepada hewan yang diduga terinfeksi dengan obat tripanocidal. Suramin

merupakan obat tripanocidal yang efektif karena tidak ada resistensi sehingga

dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengendalian Surra, akan tetapi obat ini

sulit diperoleh dan harganya mahal. Selayaknya pengobatan terhadap

Tripanosomiasis (Surra) dilakukan secara strategis yaitu pada awal terjadi infeksi

agar penyakit tidak menyebar dan perlu dicarikan obat alternatif yang murah,

efektif, mudah aplikasinya serta mudah didapat (Martindah dan Husein, 2000).

Kerbau diduga lebih peka terhadap Trypanosoma evansi daripada sapi.

Infeksi pada kerbau bersifat laten (sub klinik). Seperti halnya pada sapi, kerbau

juga bertindak sebagai reservoir. Kerbau menunjukkan parasitemia lebih lama dan

lebih tinggi daripada sapi sehingga kerbau diduga merupakan sumber penularan

yang potensial bagi ternak sapi maupun kuda (Partoutomo et al, 1996).

Dari hasil laporan yang dihasilkan bahwa masih minim dilaporkan kasus

terkait kejadian parasit pada ternak kerbau terutama di Kabupaten Enrekang,

mengenai kejadian penyakit Trypanosomiasis dimana bersifat sangat patogen dan

zoonosis (dapat menular ke manusia) pada hospes yang memiliki ketahanan tubuh

Page 16: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

2

yang rendah, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Hal ini

disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan dampak mengenai kejadian pada

penyakit Trypanosomiasis sehingga masyarakat cenderung acuh terhadap kasus

tersebut. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian

mengenai “Deteksi Trypanosoma evansi (surra) Pada Kerbau Perah (Bubalus

bubalis) Di Kabupaten Enrekang” sehingga dapat diambil suatu langkah

kebijaksanaan terutama untuk penanggulangannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah apakah terdapat kejadian infeksi parasit darah Trypanosoma evansi (surra)

pada kerbau perah (Bubalus bubalis) di Kabupaten Enrekang.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mendeteksi parasit darah Trypanosoma evansi (surra) pada kerbau

perah di Kabupaten Enrekang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. 4.1 Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan

kejadian parasit darah Trypanosoma evansi (surra) pada kerbau perah. Informasi

ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil

keputusan (Pemerintah Daerah, Balai Besar Veteriner Maros, Karantina Pertanian,

peternak dan instansi terkait lainnya) dalam upaya pencegahan dan pengendalian

penyakit parasit khususnya kejadian parasit darah Trypanosomiasis di Kabupaten

Enrekang.

1. 4.2 Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsi ilmiah bagi dunia

pendidikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat umum serta menjadi acuan

bagi penelitian selanjutnya.

1. 4.3 Manfaat Praktis

Diharapkan bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu dan wawasan ilmiahnya.

1.5 Hipotesis

Ditemukan infeksi parasit darah Trypanosoma evansi pada kerbau perah

(Bubalus bubalis) di Kabupaten Enrekang.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Deteksi Trypanosoma evansi (surra) Pada Kerbau Perah

(Bubalus bubalis) Di Kabupaten Enrekang belum pernah dilaporkan. Penelitian

terhadap parasit darah khususnya penyakit Trypanosomiasis di Indonesia telah

banyak dilakukan, namun fokus, tujuan, dan lokasinya berbeda, seperti halnya

(Martindah dan Husein ) Trypanosomiasis Pada Ternak Kerbau.

Page 17: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Kerbau

Kerbau adalah ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya di daerah

belahan utara tropika. Ternak kerbau sangat menyukai air. Sisa – sisa fosil kerbau

yang sekarang masih tersimpan di India (Lembah Hindus) menunjukkan bahwa

kerbau telah ada sejak zaman Pliocene. Kerbau lumpur domestikasi tampaknya

berasal dari daratan China. Kerbau termasuk familia Bovidae dan sejarah mencatat

telah diternakkan di India, Malaysia dan Mesir. Ternak ini berfungsi triguna :

perah, daging dan ternak kerja. Kemampuannya yang menonjol adalah dapat

memanfaatkan tanaman yang terkasar dan merubahnya menjadi produk ternak

(Reksohadiprodjo, 1984).

Dibandingkan dengan sapi, kerbau mempunyai sistem pencernaan yang

lebih efisien dalam mencerna pakan kualitas rendah. Pada daerah kering dimana

ternak sapi kondisi tubuhnya sudah memprihatinkan (kurus), kondisi tubuh kerbau

masih cukup baik (Bamualim, et al., 2006).

Berbeda dengan populasi sapi potong dan sapi perah yang dominan di pulau

Jawa, populasi kerbau cenderung tersebar merata secara regional/pulau di seluruh

Indonesia. Populasi kerbau terbesar terdapat di Sumatera dengan jumlah 512,8

ribu ekor atau 39,30 persen dari total populasi kerbau Indonesia. Populasi kerbau

pulau Jawa mencapai 363 ribu ekor atau 27,82 persen, kemudian pulau Bali dan

Nusa Tenggara 257,6 ribu ekor atau 19,74 persen; pulau Sulawesi 110,4 ribu ekor

atau 8,46 persen; pulau Kalimantan 41,5 ribu ekor atau 3,18 persen, serta pulau

Maluku dan Papua 19,7 ribu ekor atau 1,51 persen dari populasi kerbau Indonesia

(Kementrian Pertanian, 2011).

Ternak kerbau perlu untuk dikembangkan demi mencapai kesejahteraan

masyarakat petani peternak. Jenis kerbau yang dijadikan sebagai kerbau perah di

Kabupaten Enrekang adalah kerbau lumpur. Secara taksonomi kerbau lumpur

dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut Kerr (1972) dalam Izza (2011) :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Subfamili : Bovinae

Genus : Bubalus

Spesies : Bubalus bubalis

Page 18: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

4

Adapun data jumlah populasi kerbau perah Kabupaten Enrekang dilihat dari

tiap kecamatan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Data Populasi Ternak Kerbau Kabupaten Enrekang Tahun 2014

Kecamatan Jantan Betina Jumlah

Maiwa 327 772 1.099

Bungin 0 1 1

Enrekang 6 6 12

Cemdana 9 20 29

Baraka 227 463 690

Buntu Batu 13 40 53

Anggeraja 4 14 18

Malua 61 243 304

Alla’ 11 42 53

Curio 263 500 763

Masalle 10 16 26

Baroko 54 57 111

2.2 Karakteristik Daerah

2.2.1 Geografi

Secara geografis, Kabupaten Enrekang terletak pada 3o 14’ 36’’ sampai 3o

50’ 00’’ Lintang Selatan dan 119o 40’ 53’’ sampai 120o 06’ 33’’ Bujur Timur.

Luas daratan Wilayah Kabupaten Enrekang adalah 1.786,01 km². Batas-batas

geografis wilayah Kabupaten Enrekang secara lengkap adalah sebagai berikut:

(Anonim, 2011).

di sebelah utara dengan Kabupaten Tana Toraja

di sebelah timur dengan Kabupaten Sidrap

di sebelah barat dengan Kabupaten Pinrang

di sebelah selatan dengan Kabupaten Luwu

2.2.2 Luas Wilayah

Secara keseluruhan Kabupaten Enrekang memiliki Wilayah seluas 1.786,01

km . Jika dibandingkan luas wilayah Sulawesi Selatan, maka luas wilayah

Kabupaten Enrekang sebesar 2,83 %. Kabupaten Enrekang terbagi menjadi 12

kecamatan dan secara keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah yang kecil

yaitu terdiri atas 129 wilayah desa/kelurahan (Anonim, 2011).

2.2.3 Topografi

Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai

wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan

Page 19: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

5

sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak

mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah

didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas

wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Musim yang

terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di

daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim

kemarau dimana musim hujan terjadi pada bulan November - Juli sedangkan

musim kemarau terjadi pada bulan Agustus – Oktober (Anonim, 2011).

2.3 Trypanosoma evansi (surra)

Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh

agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah

(haematophagus flies). Agen Trypanosoma evansi telah tersebar luas di kawasan

Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Selatan. Pada wilayah yang berbeda tersebut,

parasit ini dapat menyerang berbagai spesies hewan. Di Amerika Selatan, kasus

penyakit Surra paling sering ditemukan pada kuda. Hewan yang terinfeksi di Cina

umumnya kuda, kerbau, dan rusa. Di Timur Tengah dan Afrika parasit ini

menyerang unta, dan di Asia Tenggara penyakit Surra dapat ditemukan pada

kuda, sapi, dan kerbau (Andesjam, 2013)

Parasit penyebab penyakit ini yakni Trypanosoma evansi umumnya hidup

dalam aliran darah khususnya dalam cairan atau plasma darah sebagai parasit

ekstra seluler. Parasit ini juga dapat ditemukan dalam organ tubuh yang lain

seperti jantung, hati, otak, atau susunan saraf pusat, limpa, ginjal dan paru-paru.

Lebih lanjut Sudardjat, menyatakan bahwa untuk keperluan hidup parasit ini,

sumber energi diambil dari glukosa darah. Menurunnya kadar glukosa darah

menyebabkan terjadinya peningkatan asam susu yang mengakibatkan turunnya

daya tahan tubuh, disamping timbulnya toksin/tripanotoksin (Sudardjat, 1998).

2.3.1 Etiologi

Klasifikasi dari trypanosomiasis : (Anonim, 2012)

Sub Kingdom : Protozoa

Filum : Sarcomastigophora

Sub Filum : Mastigophora

Kelas : Zoomastigophorasida

Ordo : Kinetoplastorida

Famili :Trypanosomadidae

Genus : Trypanosomatidae

Sub Genus : Trypanozoon

Spesies : Trypanosoma evansi

Habitat : Pembuluh darah, pembuluh limfe, cairan otak

Induk semang : kuda, unta, anjing, hewan ternak

Di alam terdapat berbagai jenis trypanosoma pada hewan (animal

trypanosomes) yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu non patogen dan

Page 20: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

6

patogen. Trypanosoma lewisi merupakan trypanosoma non patogen yang

ditemukan pada tikus dan ditularkan melalui pinjal (rat flea). Jenis trypanosoma

yang patogen diantaranya Trypanosoma brucei yang menyebabkan penyakit

Nagana pada ternak di Afrika, Trypanosoma equiperdum diketahui menyebabkan

penyakit Dourine pada kuda yang ditularkan melalui perkawinan (venereal

disease). Trypanosoma equinum yang ditularkan secara mekanis oleh lalat

Tabanus dapat menyebabkan penyakit Mal de Caderas pada kuda di Amerika

Selatan. Di Afrika, Trypanosoma vivax dan Trypanosoma congolense yang

ditularkan oleh lalat tsetse dapat menginfeksi ternak dan manusia (human

trypanosomiasis). Adapun Trypanosoma evansi yang ditularkan secara mekanik

oleh lalat tabanus dapat menyebabkan penyakit Surra pada kuda, sapi dan

kerbau.(Pathak et al,. 1997)

2.3.2 Morfologi

Trypanosoma evansi memiliki morfologi yang mirip dengan trypanosoma

lainnya seperti Trypanosoma equiperdum, Trypanosoma brucei, Trypanosoma

gambiense dan Trypanosoma rhodesiense. Permukaan tubuh Trypanosoma evansi

diselubungi oleh lapisan protein tunggal yaitu glikoprotein yang dapat berubah-

ubah bentuk (variable surface glycoprotein). Dengan kemampuan glikoprotein

yang dapat berubah bentuk, maka Trypanosoma evansi dapat memperdaya sistem

kekebalan tubuh inang (host). Konsekuensinya akan terjadi variasi antigenik

(antigenic variation) dimana tubuh akan selalu berusaha membentuk antibodi yang

berbeda-beda sesuai dengan protein permukaan yang ditampilkan oleh

Trypanosoma evansi (Kauffman, 2001).

Penyakit Surra disebabkan oleh protozoa yang merupakan parasit darah,

yaitu Trypanosoma evansi. Parasit ini dapat ditemukan di dalam sirkulasi darah

pada fase infeksi akut. Trypanosoma evansi memiliki ukuran panjang 15 to 34 μm

dan dapat membelah (binary fission) untuk memperbanyak diri. Bentuknya yang

khas seperti daun atau kumparan dicirikan dengan adanya flagella yang panjang

sebagai alat gerak. Di bagian tengah tubuh terdapat inti yang mengandung

kariosoma (trofonukleus) yang besar dan terletak hampir sentral. Salah satu ujung

tubuh berbentuk lancip, sedangkan ujung tubuh yang lain agak tumpul dan

terdapat bentukan yang disebut kinetoplast (Davison et al, 2000)

Gambar 1. Morfologi Trypanosoma evansi

Page 21: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

7

Trypanosoma evansi hidup dan bergerak dalam plasma darah atau cairan

jaringan induk semang. Mereka memanjang, ramping dan meruncing dikedua

ujungnya. Para pellicle lapisan luar dari sitoplasma cukup fleksibel untuk

memungkinkan tingkat gerakan tubuh. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.

Permukaan tubuh Trypanosoma evansi diselubungi oleh lapisan protein tunggal

yaitu glikoprotein yang dapat berubah-ubah bentuk (variable surface

glycoprotein). Dengan kemampuan glikoprotein yang dapat berubah bentuk, maka

Trypanosoma evansi dapat memperdaya sistem kekebalan tubuh inang (host).

Konsekuensinya akan terjadi variasi antigenik (antigenic variation) dimana tubuh

akan selalu berusaha membentuk antibodi yang berbeda-beda sesuai dengan

protein permukaan yang ditampilkan oleh Trypanosoma evansi (Omanwar et al.

1999).

2.3.2 Siklus Hidup

Penyakit ini ditularkan secara mekanik oleh lalat penghisap darah dari genus

Tabanus dan Stomoxys (Soulsby, 1982). Lalat memindahkan Trypanosoma evansi

pada saat menghisap makanan/darah pada tubuh hewan, karena terganggu lalat

tersebut kemudian pindah ke hewan lain dengan cepat untuk melanjutkan kegiatan

makannya. Parasit darah ini dapat hidup dalam mulut lalat selama 30 menit

sampai enam jam (Sukanto, 1994).

Didalam tubuh vektor, dimulai sejak lalat menghisap darah penderita,

bersama darah juga akan terhisap gamon (mikro dan makro)-gamet, didalam

tubuh lalat mikrogamet akan secara aktif mencari makrogamet untuk kawin, hasil

perkawinan terbentuklah zygot berbentuk bulat kemudian berkembang lebih lanjut

bentuknya berubah memanjang dan dapat bergerak disebut ookinet, ookinet

bergerak menuju dinding usus tengah untuk membentuk ookista, ookista

mengalami proses sprogony (pembentukan sporozoit) dengan menbelahan berlipat

ganda (skizogoni) menghasilkan sporozoit, sporozoit akan bermigrasi menuju

kelenjar air liur sehingga lalat menjadi infektif. (Dwinurmijayanto, 2011)

Didalam tubuh hewan peka, dimulai juga saat lalat infektif menghisap

darah, sporozoit yang berada didalam kelenjar ludah akan ikut tersebar kedalam

peredaran darah, kemudian akan memasuki sel endotel (ginjal, hati dan paru-paru)

serta didalam ruangan berisi darah atau didalam jaringan (jantung, limpa,

pankreas, thymus, otot-otot, usus, tarakhea, ovarium, kelenjar adrenal, dan otak.

Sporozoit mengalami proses merogony (pembentukan merozoit) dengan cara

pembelahan berlipat ganda (skizogoni) sehingga dibebaskan banyak merozoit.

Merogoni berlangsung beberapa kali, kemudian mengalami proses gametogony

(pembentukan gamet) akhirnya terbentuklah (mikro dan makro)-ganet. Gamet ini

akan ikut terhisap saat lalat menghisap darah maka terulanglah siklus seperti

diatas. (Dwinurmijayanto, 2011)

Page 22: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

8

Gambar 2. Siklus Hidup Trypanosoma Evansi pada Ternak Kerbau

2.3.3 Patogenesis

Vektor utama adalah lalat dan nyamuk (Stomoxys calcitrans, Lyperosia,

Glossina dan Tabanus). Trypanosoma evansi diketahui hanya berbentuk tunggal

(monomorfik) berbeda dengan spesies lain yang berbentuk ganda (pleomorfik).

Dalam keadaan tertentu, protozoa ini tidak dapat tertangkap saat dilakukan

pemeriksaan karena dapat bersembunyi di dalam kelenjar limfe (Subronto, 2006).

Penyakit Tripanosomiasis ditularkan secara mekanik melalui gigitan vektor

setelah ia menghisap darah penderita, baik hewan ternak maupun anjing. Setelah

memasuki peredaran darah, trypanosoma segera memperbanyak diri secara biner.

Dalam waktu pendek penderita mengalami parasitemia dan suhu tubuh biasanya

mengalami kenaikan. Sel darah penderita yang tersensitisasi oleh parasit segera

dikenali oleh makrofag dan dimakan oleh sel darah putih tersebut. Bila sel darah

merah yang dimakan makrofag cukup banyak, penderita segera mengalami

anemia normositik dan normokromik. Sebagai akibat anemia, penderita tampak

lesu, malas bergerak, bulu kusam, nafsu makan menurun dan mungkin juga terjadi

oedem di bawah kulit maupun serosa (Subronto, 2006).

2.3.4 Epidemiologi

Ada 4 macam pertanyaan dasar untuk menyelidiki penyakit dalam populasi

yang mencakup eksistensi, penyebab, pengendalian dan ekologi penyakit dalam

populasi. Salah satu pertanyaan dalam menyelidiki penyakit penyebab

Trypanosoma evansi adalah perananan faktor-faktor lingkungan, hospes, agen

pembawa sabagai penyebab penyakit yang ada dalam Postula Evans ( Martin. et

al., 1987).

Mengetahui tentang aspek Centry Epidemiologi dari ekologi parasite

Trypanosoma evansi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi

Page 23: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

9

pemberantasan dan pencegahannya. Diketahuinya faktor penyebab Trypanosoma

evansi sangat berguna untuk menentukan penyebab penyakit selanjutnya dengan

metode yang efektif untuk pengendalian penyakit tersebut sehingga dapat

menekan dampak ekonomi dan social yang ditimbulkan ( Rushton et al, 2006).

Trypanosoma evansi dapat menginfeksi berbagai hewan inang (wide host

spectrum) yang secara ekonomis bernilai penting. Kuda sangat rentan terhadap

penyakit Surra dan dapat menyebabkan mortalitas tinggi. Hewan lain yang rentan

terinfeksi adalah sapi, kerbau, kambing, domba dan rusa, namun hewan-hewan

tersebut lebih toleran terhadap infeksi sehingga dapat menjadi hewan pembawa

parasit (reservoir). Agen Trypanosoma evansi juga dapat menyerang babi, anjing,

kucing dan beberapa jenis hewan liar. Adapun tikus dan mencit merupakan hewan

percobaan yang sangat rentan terinfeksi Trypanosoma evansi sehingga digunakan

dalam teknik inokulasi untuk mendeteksi infeksi subklinis penyakit Surra

(Nasution, 2007).

Manusia, walaupun jarang terjadi, dapat pula terinfeksi Trypanosoma

evansi. Namun infeksi pada manusia bukanlah infeksi yang terjadi secara alami

karena pada dasarnya Trypanosoma evansi adalah parasit darah pada hewan

(animal trypanosome). Kasus infeksi Trypanosoma evansi pada manusia yang

pernah dilaporkan terjadi India masih memerlukan kajian lebih lanjut. (Nasution,

2007).

Di beberapa negara, insidensi penyakit Surra mengalami peningkatan yang

signifikan terutama pada musim hujan. Hal ini terjadi karena populasi lalat

penghisap darah meningkat pada musim hujan. Selain faktor musim, beban kerja

yang berlebih pada ternak, kurangnya nutrisi dan stress lingkungan juga berkaitan

dengan penyakit Surra. (Oka, 2010)

Di Indonesia, wabah Surra terjadi secara sporadik. Walaupun terkadang

wabah terjadi lokal, namun mortalitas (kematian) ternak yang terinfeksi cukup

tinggi. Gambaran lain tentang penyakit Surra di Indonesia adalah masih

berlangsungnya perpindahan hewan dari daerah yang tertular Surra ke daerah

yang bebas atau sebaliknya. (Oka, 2010)

Penyebaran penyakit Surra yang luas di hampir seluruh wilayah Indonesia

dan kejadian penyakit yang sporadik memperkuat dugaan adanya enzootic

stability antara agen Trypanosoma evansi dan inang. Hal ini artinya penyakit

Surra dapat muncul kapan saja tergantung dengan faktor lingkungan, kondisi

imunitas hewan dan populasi lalat (vektor). (Nasution, 2007).

2.3.5 Cara Penularan

Penularan penyakit Surra antarhewan terjadi melalui darah yang

mengandung parasit Trypanosoma evansi. Penularan yang paling utama terjadi

secara mekanis oleh lalat penghisap darah (hematophagous flies). Di Indonesia,

vektor penular yang berperan adalah lalat Tabanus, Haematopota, dan Chrysops.

Jenis lalat lain seperti Stomoxys, Musca, Haematobia juga dapat menjadi vektor

pada saat populasi lalat tersebut meningkat di suatu wilayah. Walaupun penularan

terjadi melalui gigitan lalat, tetapi agen Trypanosoma evansi tidak melakukan

perkembangan siklus hidup di dalam tubuh lalat. (OIE, 2009).

Hewan karnivora dapat terinfeksi trypanosoma apabila memakan daging

yang mengandung trypanosoma. Penularan melalui air susu dan selama masa

Page 24: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

10

kebuntingan pernah pula dilaporkan (OIE, 2009). Namun karena parasit ini tidak

mampu bertahan lama di luar tubuh inang, maka resiko penularan melalui produk

asal hewan (daging dan susu) dapat diabaikan.

Penularan melalui peralatan kandang seperti dehorner (alat pemotong

tanduk) serta alat-alat medis misalnya jarum suntik dan alat bedah dapat terjadi

apabila peralatan tersebut terkontaminasi darah yang mengandung parasit

trypanosoma. (OIE, 2009).

2.3.6 Gejala Klinis

Gejala klinis yang tampak pada hewan bervariasi tergantung pada

keganasan/virulensi agen Trypanosoma evansi, jenis hewan (host) yang terinfeksi

dan faktor lain yang dapat menimbulkan stress. Lama waktu antara awal infeksi

dan munculnya gejala klinis (masa inkubasi) bervariasi, rata – rata 5 sampai 60

hari pada infeksi akut. Akan tetapi penyakit Surra umumnya berlangsung kronis

(chronic infection) dengan angka kematian yang rendah sehingga pernah

dilaporkan masa inkubasi yang lebih lama yaitu 3 bulan. Setelah masa inkubasi,

dalam waktu kurang dari 14 hari akan ditemukan parasit yang beredar dalam

sirkulasi darah (parasitemia). (Anonim 2014).

Manisfestasi klinis penyakit Surra dapat berupa gejala demam berulang

(intermiten) akibat parasitaemia. Parasitemia sangat tinggi variasinya selama masa

infeksi: tinggi pada awal infeksi, rendah selama infeksi berjalan kronis dan hampir

tidak ada pada hewan pembawa agen (carrier). (Anonim 2014).

Anemia merupakan gejala yang paling banyak ditemukan pada infeksi oleh

trypanosoma. Membran sel darah merah akan kehilangan salah satu komponen

penyusun yaitu asam sialik (sialic acid). Hal tersebut akan mengaktifkan makrofag

pada organ limpa, hati, paru-paru, limfonodus dan sum-sum tulang untuk

memfagosit sel darah merah sehingga menyebabkan penurunan jumlah sel darah

merah. (Anonim 2014).

Gejala lain diantaranya penurunan berat badan, pembengkakan limfonodus

prescapularis kiri dan kanan, kelemahan otot tubuh, oedema pada anggota tubuh

bagian bawah seperti kaki dan abdomen, urtikaria pada kulit, perdarahan titik

(petechial haemorrhages) pada membran serous kelopak mata, hidung dan anus,

keguguran (abortus), dan gangguan syaraf. Penurunan imunitas tubuh

(imunosupresi) juga ditemui sehingga hewan inang menjadi rentan terhadap

infeksi sekunder. (Anonim 2014).

Trypanosomiasis pada kerbau umumnya memang bersifat kronis bahkan

tanpa gejala klinis (asimtomatis). Kerbau menunjukkan parasitemia lebih lama

dan lebih tinggi daripada sapi, sehingga diduga sebagai sumber penularan

(reservoir) yang potensial bagi ternak lainnya (Levine, 1995).

Setelah melewati masa inkubasi timbul gejala umum : temperatur naik, lesu,

letih dan nafsu makan terganggu. biasanya hewan dapat mengatasi penyakit

walaupun dalam darahnya ada Trypanosoma bertahun-tahun. Apabila sakit :

demam selang seling, oedema bawah dagu dan anggota gerak, anemia, makin

kurus dan bulu rontok. Mucosa menguning awalnya cermin hidung mengering

lalu keluar lendir dan air mata dan sering makan tanah. Ketika masuk cairan

cerebrospinal: sempoyongan, berputar-putar,gerak paksa dan kaku (Levine, 1994)

Page 25: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

11

2.3.7 Diagnosis

Tes diagnosa merupakan hal yang sangat penting untuk mendeteksi suatu

penyakit. Pada level populasi (herd level) memberikan indikasi dalam

menentukan frekuensi kejadian penyakit; dan pada level individu, selain dipakai

sebagai langkah awal sebelum memberikan pengobatan pada ternak, juga untuk

mengkaji efikasi suatu terapi. Dalam mendeteksi penyakit Surra

(Trypanosomiasis) biasa digunakan tes diagnostik secara parasitologi seperti ulas

darah, Microhematokrit Centrifugation Technique (MHCT) dan inokulasi pada

hewan percobaan pada mencit - Mice Innoculation (MI). Selain itu diagnosa juga

dapat dilakukan secara serologi yakni dengan metoda Card Agglutination Test

(CATT), Antibodi-ELISA dan Antigen-ELISA. Teknik immunohistokimia

dengan Avidin-Biotin- Peroksidase Complex (ABC) telah dicoba untuk

mendeteksi Trypanosoma evansi yang ada di dalam jaringan; pada tikus, parasit

dapat dideteksi di hampir semua organ, sedang pemeriksaan yang sama pada

kerbau ternyata tidak mendapatkan hasil (Damayanti, 1993).

Pada kondisi laboratorium, tes diagnostic secara ELISA dan CATT dapat

mendeteksi antibodi atau antigen Trypanosoma segera setelah infeksi (Luckin,

1999). HMCT cukup sensitif untuk deteksi infeksi dini, Ab-ELISA mendeteksi

adanya antibodi mulai minggu ke-2 pasca infeksi, sedang Ag-ELISA memberi

harapan paling sensitif mendeteksi sel mati dari parasit. Sementara CATT, adalah

uji aglutinasi langsung, untuk mendeteksi adanya antibody Trypanosoma evansi

dalam serum atau plasma hewan penderita (Solihat et al., 1996). Uji ini sudah

standar dan bagus digunakan untuk mendiagnosa kerbau, sapi dan kuda. Hasil

evaluasi menunjukkan bahwa uji aglutinasi terhadap Trypanosoma evansi

memiliki angka sensitivitas dan spesifisitas yang cukup baik, sehingga CATT

bagus untuk digunakan di lapangan. Dengan demikian, Ab-ELISA baik dipakai

untuk skrening awal sejumlah sampel sehingga ternak yang beresiko dapat

diidentifikasi dan CATT untuk mengkonfirmasi hasil evaluasi agar lebih akurat.

Daviosn et al. (1996) telah mengevaluasi Ag-ELISA terhadap Trypanosoma

evansi, hasil menunjukkan bahwa Ag-ELISA mempunyai sensitivitas yang tinggi

dibanding dengan MHCT atau MI. Meskipun demikian, MI ternyata lebih sensitif

dibanding dengan MHCT tetapi uji ini tidak praktis digunakan di lapangan.

2.3.8 Pencegahan dan Kontrol

Sampai saat ini belum ada gerakan pengendalian penyakit Surra baik

dengan mengontrol lalat atau pun dengan chemotherapy. Pengendalian Surra

sepenuhnya masih tergantung pada pengobatan dan hanya diberikan kepada

hewan yang menderita infeksi aktif. Para pemelihara kerbau menggunakan

insektisida untuk mengusir lalat (vektor). Biasanya pengobatan hanya diberikan

secara individual kepada hewan yang diduga terinfeksi dengan obat trypanocidal,

berdasarkan dari gejala klinis sakit, akan tetapi untuk hewan karier masih sulit,

karena tidak menunjukkan gejala. Rendahnya sensitivitas tes secara parasitology

dan gejala klinis yang tidak spesifik menyebabkan pengobatan tidak dapat

diaplikasikan secara efektif (Luckins, 1999). Oleh karena itu diperlukan teknik

diagnosa yang benar-benar akurat agar obat tidak terbuang.

Page 26: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

12

Obat trypanocidal yang sudah digunakan untuk mengobati penyakit Surra di

berbagai negara adalah: suramin, diminazene, isomedium, quinapyramine dan

cymelarsan. Diminazen telah berhasil baik untuk pengobatan Surra pada sapi dan

kerbau di India, Vietnam, Thailand dan Indonesia. Isomedium dipakai di Malaysia

dan Vietnam. Beberapa penelitian melaporkan adanya resistensi obat terhadap

beberapa strain Tripanosoma di Vietnam (Stevenson et al., 1985). Namun terbukti

hampir semua isolate yang ada di BBalitvet resisten terhadap isometamidium dan

sebagian isolat resisten terhadap Diminazen azeturat (Sukanto et al., 1987).

Sampai saat ini ternyata hanya Suramin yang efektif untuk pengendalian Surra,

karena tidak menimbulkan resistensi dan mempunyai efek residual selama tiga

bulan sehingga dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengendalian, namun

demikian obat ini sulit diperoleh dan jika ada harganya sangat mahal (Muharsini

et al., 2006). Oleh karenanya pengobatan terhadap Trypanosomiasis (Surra)

selayaknya dilakukan secara strategis yaitu pada awal terjadi infeksi agar penyakit

tidak menyebar dan perlu dicarikan obat alternative yang murah, efektif, mudah

aplikasinya serta mudah didapat. Alternatif sebagai pengganti Suramin sedang

diteliti di BBalitvet.

Pencegahan dapat dilakukan dengan : (Astiti, 2010)

1. Pembasmian serangga penghisap darah dengan tindakan

penyemprotan kandang dan ternak dengan Asuntol atau insektisida lain

yang aman bagi ternak.

2. Pembersihan tempat yang basah dan rimbun. Pengeringan tanah dan

penertiban pembuangan kotoran dan sampah sisa makanan ternak.

3. Pemotongan hewan yang sakit di malam hari untuk menghindari lalat.

Ternak yang sakit dapat dipotong dan dikonsumsi dibawah pengawasan

dokter hewan. Pengangkutan ternak sakit ke Rumah Potong Hewan (RPH) hanya

dapat dilakukan pada malam hari untuk menghindari penyebaran oleh lalat.

Seluruh sisa pemotongan harus dibakar dan dikubur dalam-dalam setelah

pemotongan, lokasi disuci (Astiti, 2010).

Page 27: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

13

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015. Pengambilan sampel

dilaksanakan di Kabupaten Enrekang. Pemeriksaan sampel darah dilakukan di

Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Sampel dan Teknik Sampling

Populasi penelitian adalah semua kerbau perah yang terdapat di Kecamatan

Curio Kabupaten Enrekang sebanyak 500 ekor (Data Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Enrekang, 2014).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 ekor kerbau perah

yang tersebar di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang. Berdasarkan formulasi

deteksi keberadaan penyakit (Martin et al., 1987):

Keterangan :

n : Besaran sampel yang digunakan.

a : Tingkat kepercayaan

D : Jumlah hewan sakit dalam populasi.

N : Jumlah populasi.

n = [1 – (1- a)1/D

] [N – (D – 1)/2]

n = [1 – (1- 0,95)1/50

] [500 – (50 – 1)/2]

n = [1 – 0,942] [500 – 24,5]

n = 0,058 x 475,5

n = 27,579 = 28

Menurut Arikunto (2006: 134) jika jumlah populasi kurang dari 100 maka

untuk dijadikan sampel diambil seluruhnya, namun jika lebih besar dari 100 maka

dapat diambil

10 %-15 % atau 20 %-25 % atau lebih. Dengan asumsi tingkat prevalensi

Trypanosoma evansi di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang sebesar 10%,

tingkat kepercayaan 90%, dan besaran populasi 500 ekor (Data Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Enrekang, 2015), sehingga diperoleh besaran sampel

sebesar 28 ekor.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random

Sampling dengan mengambil sampel yang terdapat Kecamatan Curio, Kabupaten

Enrekang. Menurut Singarimbun (1989: 155) simple random sampling (sampel

acak sederhana) ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap

unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sampel.

n = [1 – (1- a)1/D

] [N – (D – 1)/2]

Page 28: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

14

3.2.2 Bahan

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel darah,

kapas, air, alkohol, methanol absolute, larutan Giemsa + larutan Buffer (1 + 4) pH

6,5 dan minyak emersi

3.2.3 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mikroskop dengan

pembesaran 100x, pipet Pasteur, obyek glass, cover glass, tissue, jarum steril dan

kamera digital serta kandang jepit.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu

jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian mengenai kejadian

Trypanosoma evansi pada kerbau perah. Keberadaan parasit darah Trypanosoma

evansi dapat dideteksi dengan metode ulas darah tipis.

3.3.2 Pengambilan Sampel Darah

Metode pengambilan sampel darah yang digunakan pada penelitian ini

dengan menggunakan metode preparat ulas darah tipis. Adapun cara pembuatan

preparat ulas darah tipis yaitu :

Pengambilan sampel darah dilakukan dengan melalui vena auricularis di

telinga kerbau dengan terlebih dahulu telinga dibersihkan dengan menggunakan

alkohol sampai kering. Kemudian vena auricularis dibendung dan ditusuk dengan

menggunakan jarum suntik yang sudah disterilkan. Setelah darah keluar dari

pembuluh darah maka dibuatlah preparat ulas yang tipis pada gelas obyek dengan

cara meneteskan setetes darah pada ujung dari obyek glass yang sudah diberi

label, kemudian tempatkan salah satu ujung cover glass dan membuat sudut 30°C

kemudian sentuh setetes darah tersebut sehingga darah mengalir mengikuti bagian

bawah dari cover glass, kemudian dorong agak cepat cover glass kearah depan di

sepanjang permukaan obyek glass. Lalu keringkan apusan darah tersebut. Preparat

darah yang kering kemudian difiksasi dengan metanol selama 3-5 menit. Setelah

itu diberi label berisi keterangan nama kerbau, tanggal, waktu pengambilan dan

catatan lain yang dianggap perlu. Setelah kering simpanlah pada kotak preparat

untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

3.3.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ini merupakan kelanjutan dari pengambilan

sampel darah dengan melakukan metode preparat ulas darah tipis. Adapun

caranya sbb :

1. Preparat ulas darah tipis diatur sesuai dengan nomor sampel di atas meja

pengujian.

Page 29: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

15

2. Fiksasi dengan methanol absolute selama kira-kira 3 – 5 menit dan

keringkan.

3. Warnai dengan larutan Giemsa selama 45 menit.

4. Bilas dengan air kran dan keringkan dengan mendirikan pada salah satu

ujungnya.

5. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x dan

menggunakan Immersion Oil.

Pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi parasit yang ada di preparat

tersebut.

3.3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Page 30: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

16

3.4 Kerangka Konsep Penelitian

4 KERBAU PERAH

5

6

7

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

OBSERVASI

LAPANGAN

PENGAMBILAN

SAMPEL

METODE ULAS

DARAH

PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

M

PEWARNAAN GIEMSA

PEMERIKSAAN

DIBAWAH MIKSROSKOP

ANALISIS Trypanosoma

evansi

KESIMPULAN

POSITIF / NEGATIF

Page 31: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

17

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi parasit

Trypanosoma evansi pada kerbau perah (Bubalus bubalis) di Kecamatan Curio

Kabupaten Enrekang. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Juni sampai 25 Juni

2015. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan observasi

lapangan melihat kondisi yang ada dilapangan. Hasil yang ditemukan dilapangan,

beberapa ternak kerbau perah yang akan dijadikan sampel memiliki gejala-gejala

klinis. Diantara gejala-gejala klinis tersebut adalah ternak kerbau mengalami

lethargi, ada beberapa ternak kelihatan kurus dan bulu rontok. Serta terdapat juga

ternak dengan mucosa menguning dan sering makan tanah. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat terhadap adanya dugaan infeksi Trypanosoma evansi pada

kerbau perah, dilakukan pengambilan sampel darah untuk kemudian dilakukan

pemeriksaan dilaboratorium.

Jumlah seluruh populasi kerbau perah di Kecamatan Curio Kabupaten

Enrekang adalah sebanyak 500 ekor dan sampel yang diambil adalah sebanyak 28

ekor kerbau perah. Seluruh sampel ternak yang diambil kemudian dibuat preparat

ulas darah tipis di lokasi pengambilan sampel dan kemudian diidentifikasi melalui

pemeriksaan mikroskopis di Laboratorium Parasitologi, Balai Besar Veteriner

(BBVET) Maros.

Gambar 4.1 Sampel yang telah dibuat preparat ulas darah tipis

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seluruh sampel negatif yang artinya

di dalam preparat ulas darah tipis tidak ditemukan adanya parasit darah

Trypanosoma evansi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kejadian parasit darah

Trypanosoma evansi di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang adalah 0% dan

dilaporkan belum pernah terjadi kasus sebelumnya pada kerbau perah namun pada

ternak lainnya seperti ternak sapi sudah pernah ada kasus yang terjadi. Dari

Page 32: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

18

gejala-gejala klinis tadi yang ada dapat disimpulkan mengenai diagnosa

bandingnya, seperti adanya infeksi cacing atau infeksi mikroorganisme lainnya.

Berdasarkan sampel yang telah diperiksa, menunjukkan bahwa seluruh

sampel darah kerbau perah (Bubalus bubalis) sebanyak 28 sampel yang

dikumpulkan dengan metode Simple Random Sampling juga tidak menunjukkan

adanya infeksi parasit darah lainnya.

Secara umum morfologi parasit darah Trypanosoma evansi yang

menunjukkan hasil positif yaitu mirip dengan Trypanosoma lainnya seperti

Trypanosoma equiperdum, Trypanosoma brucei, Trypanosoma gambiense dan

Trypanosoma rhodesiense. Permukaan tubuh Trypanosoma evansi diselubungi

oleh lapisan protein tunggal yaitu glikoprotein yang dapat berubah-ubah bentuk

(variable surface glycoprotein). Dengan kemampuan glikoprotein yang dapat

berubah bentuk, maka Trypanosoma evansi dapat memperdaya sistem kekebalan

tubuh inang (host). Konsekuensinya akan terjadi variasi antigenik (antigenic

variation) dimana tubuh akan selalu berusaha membentuk antibodi yang berbeda-

beda sesuai dengan protein permukaan yang ditampilkan oleh Trypanosoma

evansi.

Parasit ini dapat ditemukan di dalam sirkulasi darah pada fase infeksi akut.

Trypanosoma evansi memiliki ukuran panjang 15 to 34 μm dan dapat membelah

(binary fission) untuk memperbanyak diri. Bentuknya yang khas seperti daun atau

kumparan dicirikan dengan adanya flagella yang panjang sebagai alat gerak. Di

bagian tengah tubuh terdapat inti. Salah satu ujung tubuh berbentuk lancip,

sedangkan ujung tubuh yang lain agak tumpul dan terdapat bentukan yang disebut

kinetoplast.

Gambar 4.2. Bentuk Trypanosoma evansi dalam darah

Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, adapun faktor-faktor yang

diduga sebagai pemicu tidak timbulnya penyakit parasit darah Trypanosoma

evansi tersebut dikarenakan keadaan fisik ternak kerbau perah yang cukup baik,

manajemen pemeliharaan ternak yang bagus, kondisi lingkungan ternak yang

kurang bagus bagi perkembangan dan ketahanan hidup vektor dan parasit darah

Trypanosoma evansi.

Page 33: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

19

Setelah melakukan pengamatan dilapangan ternyata tidak ditemukan vektor

pembawa parasit ini. Vektor pembawa parasit darah Trypanosoma evansi adalah

lalat penghisap darah. Di Indonesia, vektor penular yang berperan adalah lalat

Tabanus, Haematopota, dan Chrysops. Jenis lalat lain seperti Stomoxys, Musca,

Haematobia juga dapat menjadi vektor pada saat populasi lalat tersebut meningkat

di suatu wilayah. Di dunia telah dilaporkan terdapat sekitar 4,300 spesies lalat.

Sedangkan di Indonesia pernah dilaporkan terdapat 28 spesies dari genus

Tabanus, 3 spesies dari genus Chrysops, dan 5 dari genus Haematopota yang

bertindak sebagai vektor penyakit surra. Ketiga genus tersebut, hanya lalat betina

yang makan darah secara berulang dalam hidupnya. Seperti lalat lainnya, siklus

hidup dari telur menjadi dewasa melalui proses metamorphosis sempurna, dengan

melalui tahap perkembangan larva dan pupa sebelum menjadi dewasa.

Lalat-lalat tersebut bersifat sebagai vektor mekanik yang hanya berfungsi

memindahkan agen penyakit (Trypanosma evansi) dari satu hewan ke hewan yang

lain tanpa adanya perubahan sifat dan bentuk agen dalam tubuh lalat. Penularan

dilakukan secara inokulasi memasukan agen penyakit ke dalam tubuh hewan

melalui proses penggigitan pada waktu menghisap darah.

Gambar 4.3 Morfologi Lalat Tabanus Penghisap Darah

Tabel 4.1. Faktor-faktor penyebab manajemen pemeliharaan dan penilaian

pengetahuan peternak yang berpengaruh terhadap deteksi Trypanosoma evansi

pada kerbau perah (Bubalus bubalis) di Kabupaten Enrekang.

No Deskripsi Hasil Deskripsi

1 Deteksi Parasit Darah

1. Positif 0% (0/28)

2. Negatif 100% (100/28)

2 Pengalaman Beternak Kerbau Perah

1. < 3 tahun 28,5% (8/28)

2. > 3 tahun 71,4% (20/28)

3 Sistem Pemeliharaan

1. Digembalakan 60,7% (17/28)

Page 34: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

20

2. Dikandangkan 39,2% (11/28)

4 Perawatan Ternak

1. Sering Dimandikan 32,1% (9/28)

2. Jarang Dimandikan 67,8% (19/28)

5 Kondisi Ternak

1. Sehat 82,1% (23/28)

2. Sakit 17,8% (5/28)

6 Letak Kandang

1. Berjauhan 85,7% (24/28)

2. Berdekatan 14,28% (4/28)

7 Kondisi Kandang

1. Sering Dibersihkan 71,4% (20/28)

2. Jarang Dibersihkan 28,5% (8/28)

Pada Tabel 4.2 dapat dibaca bahwa berdasarkan hasil deteksi kejadian

parasit darah Trypanosoma evansi di Kabupaten Enrekang tidak ditemukan ternak

kerbau perah yang terdeteksi positif terinfeksi parasit darah Trypanosoma evansi.

Gambar 4.4 Deteksi Parasit Darah (Trypanosoma evansi)

Dilapangan juga dilakukan wawancara langsung dengan peternak tentang

beberapa poin yang dianggap penting dalam penelitian ini, diantaranya mengenai

pengalaman beternak kerbau perah. Pengalaman beternak kerbau perah (Gambar

4.5) yang terbagi atas peternak dengan pengalaman beternak kerbau perah lebih

dari 3 tahun (71,4%) dan peternak dengan pengalaman beternak kerbau perah

kurang dari 3 tahun (28,5%). Pengalaman beternak lebih dari 3 tahun selaras

dengan penerapan prinsip manajemen pemeliharaan yang baik, sehingga hal

tersebut dapat menjadi faktor yang diduga memicu tidak timbulnya kejadian

infeksi parasit darah khususnya Trypanosoma evansi pada Kerbau Perah di

Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang.

Page 35: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

21

Gambar 4.5 Diagram Penilaian Pengalaman Beternak

Menurut Hardjosubroto (1994), sistem pemeliharaan ternak kerbau yang

dijumpai di daerah- daerah banyak yang masih menganut cara tradisional karena

campur tangan manusia dan teknologi yang digunakan boleh dikatakan minim.

Pola pemeliharaan (Gambar 4.6) ternak kerbau di Kecamatan Curio Kabupaten

enrekang terbagi atas pola pemeliharaan digembalakan (60,7%) dan pola

pemeliharaan yang dikandangkan (39,2%). Selain itu, kerbau perah mempunyai

daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk seperti daerah yang

bersuhu tinggi, mutu pakan yang rendah, dan lain-lain (Guntoro, 2002).

Gambar 4.6 Diagram Penilaian Pola Pemeliharaan

Faktor penyebab lain yaitu cara merawat kerbau perah yang dibagi atas 2

kategori, yakni kerbau perah yang sering dimandikan (32,1%; Gambar 4.7) dan

kerbau perah yang jarang dimandikan (67,8% ;Gambar 4.7). Cara merawat kerbau

perah didominasi oleh kerbau perah yang jarang dimandikan. Walaupun sebagian

besar ternak kerbau perah jarang dimandikan, namun tidak berpengaruh banyak

terhadap kondisi fisik tubuh ternak terhadap pengaruh timbulnya penyakit,

khususnya penyakit parasit darah Trypanosoma evansi.

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

< 3

Tahun> 3

Tahun

28.5%

71.4%

Pengalaman Beternak

Pengalaman

Beternak

Page 36: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

22

Gambar 4.7 Diagram variabel Penilaian Cara Merawat Kerbau Perah

Secara keseluruhan dari total sampel menunjukkan kondisi kerbau perah

(gambar 4.8) yang terlihat sehat (82,1%) dan (17,8%) terlihat sakit. Penggolongan

ini didasarkan pada kondisi fisik ternak kerbau perah, dimana sebagian besar

kondisi fisik dari ternak terlihat sehat karena bobot badan ternak kerbau yang

masih normal dilihat dari proporsi tubuh ternak, jarang ditemukan luka pada

bagian tubuh ternak kerbau perah, nafsu makan yang masih normal serta

manifestasi ektoparasit. Namun sebagian kecilnya juga dalam kondisi yang tidak

bagus. Seperti ada ternak kerbau yang kelihatan kurus dan terdapat mukosa pada

bagian hidung.

Gambar 4.8 Diagram variabel Penilaian Kondisi Kerbau Perah

Letak kandang didominasi oleh kandang berjauhan dengan kandang lainnya

(85,7%;) dan hanya sedikit kandang yang dekat dengan kandang lainnya (14,28%)

(gambar 4.9). Letak kandang yang berjauhan dengan kandang lainnya merupakan

faktor yang tidak memicu peningkatan manifestasi ektoparasit.

sering dimandikanjarang dimandikan

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

32.1%

67.8%

Cara Merawat Kerbau Perah

Cara Merawat

Kerbau Perah

Page 37: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

23

Gambar 4.9 Diagram variabel Penilaian Letak Kandang Kerbau Perah

Secara umum, kondisi kandang pemeliharaan ternak kerbau perah di

Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dibagi atas 2 kategori, yakni kondisi

kandang yang sering dibersihkan (71,4% : Gambar 4.10) dan kondisi kandang

yang jarang dibersihkan (28,5% ; Gambar 4.10). Pengaruh kondisi kandang yang

didominasi oleh kondisi kandang yang sering dibersihkan (71,4%) diharapkan

dapat menurunkan tingkat kejadian parasit khususnya Trypanosoma evansi pada

kerbau perah di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang.

Gambar 4.10 Diagram variabel Penilaian Kondisi Kandang Kerbau Perah

Selain dari faktor faktor tersebut, faktor iklim dan curah hujan juga

mempengaruhi tidak timbulnya infeksi karena pada saat pengambilan sampel

dilakukan pada awal bulan Juni, dimana kondisi iklim di Kabupaten Enrekang

masih relatif cerah dengan intensitas hujan yang rendah, sehingga populasi lalat

penghisap darah masih dalam jumlah yang sedikit. Selain itu juga karena sanitasi

kandang yang baik, indikator penilainnya diketahui dari seringnya peternak dalam

melakukan pembersihan dan desinfeksi pada kandang dan peralatan kandang serta

Kandang dekat dengan kandang lainnyaKandang berjauhan dengan kandang lainnya

0.00%

50.00%

100.00%

14.28%

85.70%

Letak Kandang

Letak Kandang

Page 38: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

24

alas kandang, sisa pakan, ataupun kotoran disekitar kandang sehingga kejadian

infeksi penyakit parasit darah Trypanosoma evansi tidak ditemukan.

Faktor kekebalan tubuh juga merupakan faktor internal yang biasanya

melibatkan faktor fisik dan biokimia, misalnya nutrisi akan mempengaruhi

kekebalan induk semang terhadap infeksi parasit. Nutrisi yang kurang atau

malnutrisi akan meningkatkan resiko beberapa penyakit pada ternak kerbau perah,

selain itu juga dapat mengurangi kekebalan terhadap infeksi yang lebih parah.

Faktor lainnya, yaitu beban kerja yang tidak berlebihan pada kerbau perah di

Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Seperti kita ketahui hewan ternak yang

beban kerjanya berlebihan akan lebih rentan terkena penyakit Trypanosoma

evansi.

Page 39: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

25

V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh

kesimpulan bahwa tidak ditemukan adanya kejadian infeksi parasit darah

Trypanosoma evansi pada Kerbau Perah di Kecamatan Curio, Kabupaten

Enrekang. Hal ini terkait dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidak

timbulnya kejadian penyakit, yaitu kondisi lingkungan yang kurang optimum bagi

perkembangan dan ketahanan hidup vektor dan parasite serta kondisi kerbau perah

yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.

V.2 Saran

Infeksi parasit darah Trypanosoma evansi yang tidak ditemukan pada

Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang bukan berarti peternak bebas dari ancaman

penyakit. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk perlu dilakukan penelitian

yang lebih luas terhadap kejadian parasit darah Trypanosoma evansi pada kerbau

perah ditingkat kecamatan atau daerah lain yang ada di Enrekang dengan

menggunakan sampel yang lebih banyak.

Penerapan biosekuriti dan manajemen pemeliharaan, serta perbaikan alur

komunikasi terutama pengguna jasa dan pemerintah serta petugas kesehatan

hewan bagi peternak khususnya di Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang juga

masih perlu ditingkatkan lagi agar peternak terhindar dan terlindungi dari

penularan penyakit akibat parasit atau penyakit hewan lainnya yang dapat

mengancam peternakan kerbau perah. Serta pengambilan sampel darah disarankan

dilaksanakan pada malam hari.

Page 40: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Trypanosomiasis (Surra). (internet). (diunduh tanggal 11 oktober

2015). Tersedia : http://civas.net/2014/02/25/trypanosomiasis-surra/4/.

Abdel-Rady A. 2008. Epidemiological studies (parasitological, serological and

molecular techniques) of Trypanosoma evansi infection in camels (Camelus

dromedarius) in Egypt. Vet World. 1:325-328

Ancong A.B. 2011. Deskripsi Penurunan Populasi Ternak Kerbau Di Desa

Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Andesjam. 2013. http://andesjam.blogspot.com/2013/10/trypanosomiasis-pada-

sapi.html diakses tanggal 6 maret 2015

Anonim. 1993. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular Jilid II.

Direktorat Bina Kesehatan Hewan Direktorat Jendral Peternakan

Departemen Pertanian. Jakarta.

Anonim. 2011. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Enrekang.

Anonim. 2011. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Enrekang.

Astiti L.G.S. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Pada Ternak Sapi. Kementerian Pertanian Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pertanian Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan

Teknologi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB. Hal 10.

Damayanti, R. 1993. Identification of Trypanosoma evansi in Infected Rat Tissue

by Immunohistohcemical Methods. Peny. Hewan 25(46): 111-113

Davison HC, Thrusfield MV, Husein A, Muharsini, S, Partoutomo S, Rae P,

Luckins AG. 2000. The occurrence of Trypanosoma evansi in buffaloes in

Indonesia, estimated using various diagnostic tests. Epidemiol Infect.

124:163-172.

Davison, H.C., M.V. Thrusfield, S. Muharsini, A. Husein, S. Partoutomo, R.

Masake, and A.G. Luckins. 1996. Evaluation of Trypanosoma evansi

Antigen-ELISA I: Experimental Studies. Proceeding of A Seminar on

Diagnostic Techniques for Trypanosoma evansi in Indonesia 10 January

1996. Balitvet, Bogor. 23-28.

Dwinurmijayanto,2011.http://www.docstoc.com/docs/101453419/PARASITOLOG

I# diakses tanggal 27 Maret 2015

Page 41: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

27

Guntoro, S, 2002. Membudidayakan Sapi Potong . Kanisius, Yogyakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Ibrahim Lukman. 2008. Produksi Susu,Reproduksi Dan Manajemen kerbau Perah

Di Sumatera Barat. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Andalas, Padang

Izza, 2011. http://www.Susu Kerbau. Html. Izzati_Izzul_Hawa. (diakses tanggal

25 Maret 2015).

Kaufmann J. 2001. Parasitic infections of domestic animals-a diagnostic manual.

Berlin (GR): Birkhauser.

Kementrian Pertanian-Badan Pusat Statistika. 2011. Rilis Hasil Awal PSPK.

Levine., N.D. 1994. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Levine., N.D. 1995. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Luckins, A.G. `1999. Tripanosoma evansi in Indonesia: Past, Present, and

Future.

Malik.R.J. 2009. Banten Mendukung Swasembada Daging Melalui

Pengembangan Ternak Kerbau. http://banten.litbang.deptan.go.id

/ind/index.php ?option=com_content&view=article&id=302&Itemid=1.

Diakses 24 Maret 2015

Martin SW, Meek AH, Willeberg P. 1987. Veterinary Epidemiology. USA: Iowa

State University Press.

Martindah E dan Husein A. 2000. Trypanosomiasis Pada Ternak Kerbau. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Raya Pajajaran Kav.E-59,

Bogor, Balai Besar Penelitian Veteriner Jl. RE. Martadinata 30, Bogor.

Muharsini, S., L. Natalia, Suhardono dan Darminto. 2006. Inovasi Teknologi

dalam Pengendalian Penyakit Ternak Kerbau. Makalah disampaikan pada

Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau di Indonesia. Diselenggarakan

oleh Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan Direktorat Perbibitan,

Dirjen Peternakan, di Sumbawa 4-5 Agustus 2006.

Nasution AYA. 2007. Parasit Darah pada Ternak Sapi dan Kambing di Lima

Kecamatan, Kota Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Oka, Ibm.2010. Ilmu Penyakit Parasitic Protozoa. Udayan press. Bali

Page 42: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

28

Omanwar S, RAO JR, BasagoudanavaR SH, Singh RK, Butchaiah G. 1999.

Direct and sensitive detection of Trypanosoma evansi by polymerase chain

reaction. Acta Vet Hung. 47:351-359.Prosiding Seminar Nasional

Peternakan dan Veteriner. 18-19 Oktober 1999, Puslitbang Peternakan,

Bogor. 54-65.

Pathak KM, Singh Y, van Meirvenne N, Kapoor M. Evaluation of various

diagnositic techniques for Trypanosoma evansi infections in naturally

infected camels. Vet Parasitol 1997;69:49–54.

Ravindran R, Raol JR, Mishra AK, Pathak KML, Babu N, Satheesh CC, Rahul S.

2008. Trypanosoma evansi in camels, donkeys and dogs in India:

comparison of PCR and light microscopy for detection-short

communication. Vet Arch. 78:89-94

Reksohadiprodjo. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. Fakultas Peternakan

UGM. Yogyakarta.

Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta

Solihat, L., P.F. Rae, S. Muharsini, and H.C. Davison. 1996. The Card

Agglutination Test (CATT) for Trypanosoma evansi. Proceeding of A

Seminar on Diagnostic Techniques for Trypanosoma evansi in Indonesia.

10 January 1996. Balitvet, Bogor. 50-53.

Soulsby. 1982. Helminth, Arthropods, and Protozoa of Domesticated Animals.

Seventh Edition. Lea & Febiger, Philadelphia.

Sudardjad,S. 1988. Ekologi parasite hewan. Fakultas Pasca Sarjana lnstitut

Pertanian Bogor, Bogor.

Sukanto, I.P., R.C. Payne dan R. Graydon. 1988. Trypanosomiasis di Madura:

Survei Parasitologik dan Serologik. Penyakit Hewan 19(13): 14-16.

Sukanto, I.P. 1994. Petunjuk Diagnosa Parasit Darah Trypanosoma, Babesia dan

Anaplasma dan Ringkasan Hasil Seminar Penelitian Paeasit Darah Pada

Ruminansia Besar di Indonesia. Proyek Kerjasama Balitvet–ODA (1986–

1992). Puslitbang Peternakan, Bogor. Hlm. 3–31.

Susilorini, T.E., et al. 2008. Budidaya Ternak Potensial. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Stevenson, P., S. Partoutomo, A.J. Wilson, I. Prasetyawati, and A. Day. 1985.

Trypanosomiasis in Indonesia with Particular Reference to Chemotherapy.

Proc. 18th Meet. Int. Sci. Council for Trypanosomiasis Research and

Control, 4-9 March, Harare, Zimbabwe

Page 43: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

29

Wirawan Purnama, Hadi. 2011. Laporan Kegiatan Survey Internal dan Eksternal

Parasit (Kabupaten Barru, Poso, Bone dan Sigi).Kementerian Pertanian,

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan : Balai Besar

Veteriner Maros.

World Animal Health Organization (OIE). 2009. Terrestrial Animal Health Code

[Online] http://www.oie.int/eng/normes/mcode/en_sommaire.htm. Diakses

tanggal 27 Maret 2015

Page 44: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

30

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 45: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

31

Lampiran 1 : Kuesioner informasi dasar serta faktor risiko biosekuriti pada

peternakan kerbau perah terhadap kejadian penyakit parasit darah Trypanosoma

evansi di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang.

KUESIONER INFORMASI DASAR SERTA FAKTOR RISIKO

BIOSEKURITI PADA PETERNAKAN KERBAU PERAH

TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT PARASIT DARAH DI

KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG

INFORMASI DASAR

1. Nomor kuesioner : ………………… Tanggal : ………

2. Nama enumerator :……………………….......................

3. Nama peternak/pengelola :………………..…………..………...

a. Jenis kelamin : ( Pria ) ( Wanita )

b. Umur : ………………..Tahun

c. Pendidikan terakhir setingkat: (SD/SR) / (SMP) / ( SMA ) / (PT )

d. Pengalaman beternak kerbau perah: ………...tahun

4. Alamat : ……………………………………

a. Dusun : ……………………………………

5.Populasi kerbau perah : …………ekor

6. Pola peternakan : Kemitraan/ mandiri

BIOSEKURITI PEMELIHARAAN

NO

PERTANYAAN SKOR

YA TIDAK

1 APAKAH KANDANG KERBAU PERAH BERDEKATAN

DENGAN KANDANG KERBAU PERAH LAINNYA

2 PADA KANDANG, APAKAH ALAS KANDANG (LITTER)

DALAM KEADAAN BASAH/LEMBAB/BERJMAUR

3 APAKAH ALAS KANDANG, SISA PAKAN, ATAUPUN

KOTORAN DI SEKITAR KANDANG/AREA PETERNAKAN

SERING DIBERSIHKAN?

4 APAKAH TIAP BULAN KERBAU PERAH DIBERIKAN

PENYUNTIKAN VITAMIN DAN ANTIBIOTIK

5 APAKAH DILAKUKAN TINDAKAN KONTROL HAMA :

TIKUS, SERANGGA, KUMBANG, LALAT, TUNGAU DAN

UNGGAS DI DALAM DAN SEKITAR KANDANG

(PENYEMPROTAN INSEKTISIDA, RACUN TIKUS) ?

6 APAKAH SETIAP KERBAU YANG SAKIT ATAU MATI

DIPERIKSA SECARA TERATUR OLEH TENAGA

KESEHATAN HEWAN (DOKTER HEWAN ATAU

PARAMEDIK) ?

7 APAKAH KERBAU PERAH YANG SAKIT DIPISAHKAN

DARI KERBAU PERAH YANG SEHAT

8 APAKAH TERNAK DIPELIHARA DENGAN CARA

DIGEMBALAKAN

9 APAKAH ANDA SERING MEMANDIKAN TERNAK ANDA

Page 46: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

32

Lampiran 2. Hasil Uji Mikroskopis ulas darah tipis terhadap penyakit

Trypanosoma evansi pada kerbau perah

N

O

IdHw LOKASI PEMILIK JENIS SAMPEL PENYAKIT HASIL

PEMERIKSAAN

1 01 SUMBANG AGUS ULAS DARAH

KERBAU-6th

SURRA NEGATIF

2 02 SUMBANG SANGKALA ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

3 03 SUMBANG MATTARA ULAS DARAH

KERBAU-7th

SURRA NEGATIF

4 04 SUMBANG HODDING ULAS DARAH

KERBAU-7th

SURRA NEGATIF

5 05 SUMBANG KHOLIS ULAS DARAH

KERBAU-16bln

SURRA NEGATIF

6 06 SUMBANG ADI ULAS DARAH

KERBAU-1th

SURRA NEGATIF

7 07 SUMBANG AMIRUDDIN ULAS DARAH

KERBAU-4th

SURRA NEGATIF

8 08 SUMBANG MATTONA ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

9 09 SUMBANG JONO ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

10 10 SUMBANG RAHIM ULAS DARAH

KERBAU-5th

SURRA NEGATIF

11 11 SUMBANG AHMAD.D ULAS DARAH

KERBAU-1th

SURRA NEGATIF

12 12 SUMBANG HALIM ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

13 13 SUMBANG HERMAN ULAS DARAH

KERBAU-8bln

SURRA NEGATIF

14 14 SUMBANG ABD.LATIF ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

15 15 SUMBANG ALWI ULAS DARAH

KERBAU-1th

SURRA NEGATIF

16 16 SUMBANG MASDAR ULAS DARAH

KERBAU-1,5th

SURRA NEGATIF

17 17 SUMBANG SUJONO ULAS DARAH

KERBAU-1th

SURRA NEGATIF

18 18 SUMBANG ROSMAN L ULAS DARAH

KERABU-7bln

SURRA NEGATIF

19 19 SUMBANG JUSLI ULAS DARAH

KERBAU-9bln

SURRA NEGATIF

20 20 SUMBANG HALIM ULAS DARAH

KERBAU-1th

SURRA NEGATIF

21 21 SUMBANG MUHAJIR ULAS DARAH

KERBAU-6bln

SURRA NEGATIF

22 22 SUMBANG JUNAI ULAS DARAH

KERBAU-1 th

SURRA NEGATIF

23 23 SUMBANG ANWAR ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

Page 47: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

33

24 24 SUMBANG HASRIADI ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

25 25 SUMBANG ANCONG ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

26 26 SUMBANG SIGERI ULAS DARAH

KERBAU-3th

SURRA NEGATIF

27 27 SUMBANG RAMLI ULAS DARAH

KERBAU-2th

SURRA NEGATIF

28 28 SUMBANG SAINAL ULAS DARAH

KERBAU-7bln

SURRA NEGATIF

Page 48: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

34

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Page 49: DETEKSI Trypanosoma evansi PADA KERBAU PERAH (Bubalus ... · Trypanosomiasis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui

35