deskripsi dan evaluasi karakter morfologi dan …digilib.unila.ac.id/29068/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
DESKRIPSI DAN EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DANAGRONOMI 22 KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI DESA
MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
Oleh
DEA NOVIA NATASYA
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
DESKRIPSI DAN EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DANAGRONOMI 22 KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI DESA
MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG SELATAN
Oleh
Dea Novia Natasya
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan maupun sumber
pakan. Produktivitas ubi kayu sangatlah penting untuk dipertahankan atau
ditingkatkan agar produksi tanaman ubi kayu dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk itulah diperlukan pemuliaan tanaman pada tanaman ubi kayu yang berasal
dari varietas-varietas unggul agar dapat menghasilkan klon-klon unggul yang
mampu berproduksi optimal dan beradaptasi pada berbagai lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter morfologi dan agronomi 22
klon ubi kayu dengan membandingkan klon-klon tersebut dengan varietas standar
UJ 3 dan UJ 5 dan membuat deskripsi 22 klon yang diuji. Penelitian ini dilakukan
di Desa Muara Putih, Natar, Lampung Selatan dari bulan Januari sampai dengan
Dea Novia Natasya
November 2016. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah
rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang terdiri dari dua ulangan.
Karakter kualitatif yang diperoleh dilakukan penghitungan jumlah klon pada
setiap karakter, kemudian dihitung presentasenya dalam jumlah keseluruhan
perlakuan klon yang ada. Sedangkan, karakter kuantitatif yang didapat dilakukan
analisis ragam untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antarperlakuan
digunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman antar-klon pada variabel warna.
Warna batang didominasi warna hijau kekuningan dan perak, warna daun pucuk
didominasi warna hijau muda, warna tangkai bagian atas didominasi warna merah
kehijauan dan merah, warna tangkai bagian bawah didominasi warna hijau
kekuningan, warna kulit luar ubi didominasi warna coklat terang, warna daging
ubi didominasi warna putih susu, dan warna korteks ubi didominasi warna kuning.
Tingkat keragaman tinggi ditunjukkan oleh variabel diameter batang, tingkat
percabangan reproduktif, dan jumlah lobus. Lima klon-klon terbaik yang lebih
unggul dari klon UJ 3 dan UJ 5 berdasarkan variabel jumlah ubi per tanaman,
indeks panen, rendemen pati, bobot ubi per tanaman yaitu klon Duwet 1, SL 9, TB
28, SL 103, Bendo 2, Gayor, CMM 25-27-301, CMM 96-1-109, CMM 25-27-
271014-5, Mesa, MU 104 Bunga, dan CMM 96-1-106.
Kata kunci: Keragaman, klon unggul, ubi kayu
DESKRIPSI DAN EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DANAGRONOMI 22 KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI DESA
MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG SELATAN
Oleh
DEA NOVIA NATASYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang
berjudul “DESKRIPSI DAN EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DAN
AGRONOMI 22 KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI DESA
MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG SELATAN” merupakan hasil karya
saya sendiri bukan hasil karya orang lain. Semua hasil yang tertuang dalam skripsi
ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah Universitas Lampung. Apabila
kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau dibuat oleh
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan
akademik yang berlaku.
Bandar Lampung, November 2017Penulis,
Dea Novia NatasyaNPM 1314121032
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 28 November 1995, sebagai anak
bungsu dari dua bersaudara dari bapak Maznur Rusydi dan ibu Desmayanti.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh Penulis adalah TK (Taman Kanak-
kanak) Kartika Jaya II-5 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2001, Sekolah
Dasar (SD) Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung diselesaikan tahun 2007,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan tahun
2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bandar Lampung
diselesaikan tahun 2013.
Pada tahun 2013, Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur undangan
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2016,
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Bumi Sentosa,
Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.
Tahun yang sama pula Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Laju
Perdana Indah, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun
2017, Penulis menjadi Asisten Dosen pada praktikum mata kuliah Produksi
Tanaman Ubi-ubian dan Kacang-kacangan untuk Program Studi Agroteknologi.
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:
Keluargaku tercinta papa Ir. Drs. Maznur Rusydi, M.M., ibu Desmayanti dan
abang Dhenda Mahardika, S.P. sebagai wujud rasa terima kasih dan baktiku atas
doa, pengorbanan, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan.
Dr. Ir. Erwin Yuliadi, M.Sc., dan
Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. yang telah memberikan saran, motivasi, dan
bimbingan
serta
Almamater tercinta
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deskripsi dan Evaluasi Karakter
Morfologi dan Agronomi 22 Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) di
Desa Muara Putih, Natar, Lampung Selatan” merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian Universitas Lampung. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. Ir. Erwin Yuliadi, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan saran, gagasan,
bimbingan, dan ilmu bermanfaat sampai penulisan skripsi ini selesai.
2. Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah menyisihkan waktu dan pikirannya untuk memberikan fasilitas, saran,
dukungan, serta bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga
penulisan skripsi selesai.
3. Akari Edy, S.P., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan arahan.
4. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
5. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
6. Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik.
7. Kedua orang tua, bapak Ir. Drs. Maznur Rusydi, M.M., ibu Desmayanti, dan
abang Dhenda Mahardika, S.P. yang tidak pernah lupa berdoa kepada Allah
SWT untuk kelancaran, serta mendukung secara moral dan material.
8. Rekan satu tim yaitu Dian Latifathul, Dena Tiara Marishka, Apriyanti, dan
Nur Kholis yang selalu memberikan semangat, kepeduliaan, keceriaan dalam
proses penelitian maupun penulisan.
9. Sahabat-sahabat terdekat, Ade Yulistiani dan Annisa Fitri yang tidak pernah
lupa untuk mendukung dan memberi semangat.
10. Teman-teman KKN yaitu Silvia Andriani,Wardiah Nurul, Rova, Dewi, Isol,
dan Dela yang tak pernah lupa untuk mendukung dan memotivasi.
11. Teman semasa perkuliahan Catur, Dina, Devita, Ayu Dwi, Annove, dan
teman kelas AGT A lainnya yang sudah memberikan dukungan.
12. Teman-teman Gargoyles yaitu Tri Buana,Cynthia, Ivan Bangkit, Haris Luthfi,
Hafiz Favian, Rere, Vienna, Asa Belani, Andre, dan Viveri.
13. Seluruh angkatan Agroteknologi 2013 yang telah bersama-sama dari awal
perkuliahan.
14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang secara
langsung telah membantu baik selama pelaksanaan penelitian maupun dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan
Penulis berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Bandar Lampung, November 2017
Penulis,
Dea Novia Natasya
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendakikesukaran bagimu.”
(Q.S. Al Baqarah: 185)
“Bukan kecerdasan saja yang membuatmu sukses, tapi juga hasratuntuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk
percaya akan dirimu sendiri.”
-Jamie Winship
“Sukses berkaitan dengan tindakan. Orang sukses terus melangkah.Mereka membuat kesalahan namun tidak menyerah.”
-Conrad Hilton
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 4
1.4 Hipotesis ................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Ubi Kayu .................................................................. 7
2.2 Morfologi Tanaman Ubi Kayu ................................................. 8
2.3 Manfaat Ubi Kayu .................................................................... 9
2.4 Pemuliaan Tanaman Ubi Kayu ................................................ 10
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 13
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 13
3.3 Metode Penelitian .................................................................... 13
3.4 Analisis Data ............................................................................ 16
3.4.1 Karakter Kuantitatif .................................................... 16
3.4.2 Karakter Kualitatif ...................................................... 17
3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 17
3.5.1 Pengolahan Tanah ....................................................... 17
3.5.2 Penanaman .................................................................. 17
ii
3.5.3 Pemeliharaan ............................................................... 17
3.6 Variabel Pengamatan ............................................................... 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................... 25
4.1.1 Karakter Kualitatif ....................................................... 25
4.1.2 Karakter Kuantitatif ..................................................... 30
4.1.4 Deskripsi 14 Klon Unggul Ubi Kayu ......................... 38
4.2 Pembahasan .............................................................................. 45
IV. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 55
5.2 Saran ......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 57
LAMPIRAN ............................................................................................. 61
Tabel 25-61 ............................................................................................. 62-98
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Identitas 22 Klon Ubi Kayu ........................................................... 14
2. Deskripsi Klon UJ 3 dan UJ 5 ....................................................... 15
3. Tata Letak Percobaan .................................................................... 16
4. Warna Daun Pucuk ........................................................................ 26
5. Warna Batang ................................................................................ 27
6. Warna Tangkai Atas ..................................................................... 27
7. Warna Tangkai Bawah .................................................................. 28
8. Warna Kulit Luar Ubi .................................................................... 29
9. Warna Korteks Ubi ........................................................................ 29
10. Warna Daging Ubi ......................................................................... 30
11. Rekapitulasi Analisis Ragam Variabel Kuantitatif yang Diamati . 30
12. Pengaruh Klon terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Lobus, danTingkat Percabangan Reproduktif ................................................. 32
13. Pengaruh Klon terhadap Diameter Batang, Diameter PenyebaranUbi, dan Bobot Berangkasan ......................................................... 34
14. Pengaruh Klon terhadap Rendemen Pati, Jumlah Ubi Per Tanaman,Bobot Ubi Per Tanaman dan Indeks Panen ...................................... 35
15. Urutan 5 Klon Tertinggi berdasarkan Variabel Jumlah Ubi PerTanaman, dan Bobot Ubi................................................................. 36
16. Urutan 5 Klon Tertinggi berdasarkan Variabel Indeks Panendan Rendemen Pati ................................................................................... ......36
iv
17. Rekapitulasi 13 Klon Tertinggi Berdasarkan Variabel JumlahUbi Per Tanaman, Bobot Ubi Per Tanaman, Indeks Panen, danRendemen Pati ................................................................................ 38
18. Deskripsi Klon Gayor dan Mesa ................................................... 39
19. Deskripsi Klon Bendo 2 dan CMM 25-27-271014-5 .................... 40
20. Deskripsi Klon CMM 25-27-301 dan CMM-96-1-109.................. 41
21. Deskripsi Klon CMM 96-1-102 dan CMM 96-1-106 ................... 42
22. Deskripsi Klon Duwet 1 dan Malang 4 .......................................... 43
23. Deskripsi Klon MU 104 Bunga dan TB 28 ................................... 44
24. Deskripsi Klon SL 103 dan SL 9 ................................................... 45
25. Tinggi Tanaman Klon-Klon Ubi Kayu........................................... 62
26. Analisis Ragam Tinggi Tanaman .................................................. 63
27. Jumlah Lobus Klon-Klon Ubi Kayu .............................................. 64
28. Analisis Ragam Jumlah Lobus ...................................................... 65
29. Tingkat Percabangan Reproduktif Klon-Klon Ubi Kayu .............. 66
30. Tingkat Percabangan Reproduktif Klon-Klon Ubi Kayu(Transformasi √x+0,5) ................................................................... 67
31. Analisis Ragam Tingkat Percabangan Reproduktif........................ 68
32. Diameter Batang Klon-Klon Ubi Kayu ........................................ 69
33. Analisis Ragam Diameter Batang .................................................. 70
34. Diameter Penyebaran Ubi Klon-Klon Ubi Kayu ........................... 71
35. Diameter Penyebaran Ubi Klon-Klon Ubi Kayu (Transformasi√x+0,5) ........................................................................................... 72
36. Analisis Ragam Diameter Penyebaran Ubi .................................... 73
37. Bobot Berangkasan Klon-Klon Ubi Kayu...................................... 74
38. Bobot Berangkasan Klon-Klon Ubi Kayu (Transformasi log x).... 75
v
39. Analisis Ragam Bobot Berangkasan .............................................. 76
40. Rendemen Pati Klon-Klon Ubi Kayu............................................. 77
41. Analisis Ragam Rendemen Pati .................................................... 78
42. Jumlah Ubi Per Tanaman Klon-Klon Ubi Kayu ........................... 79
43. Jumlah Ubi Per Tanaman Klon-Klon Ubi Kayu (Transformasi√x+0,5) .......................................................................................... 80
44. Analisis Ragam Jumlah Ubi .......................................................... 81
45. Bobot Ubi Per Tanaman Klon-Klon Ubi Kayu ............................. 82
46. Bobot Ubi Per Tanaman Klon-Klon Ubi Kayu(Transformasi log x). ..................................................................... 83
47. Analisis Ragam Bobot Ubi Per Tanaman ...................................... 84
48. Indeks Panen Klon-Klon Ubi Kayu................................................ 85
49. Analisis Ragam Indeks Panen ........................................................ 86
50. Deskripsi Klon Gayor dan Mesa ................................................... 87
51. Deskripsi Klon Bendo 2 dan CMM 25-27-271014-5 .................... 88
52. Deskripsi Klon CMM 25-27-301 dan CMM 25-27-57 .................. 89
53. Deskripsi Klon CMM 96-1-102 dan CMM 96-1-106 ................... 90
54. Deskripsi Klon CMM 96-1-109 dan CMM 96-1-151 .................... 91
55. Deskripsi Klon CMM 96-1-3 dan Duwet 1 ................................... 92
56. Deskripsi Klon Duwet 4 dan Malang 4 ......................................... 93
57. Deskripsi Klon MU 104 Bunga dan MU 109 ................................ 94
58. Deskripsi Klon SL 103 dan SL 9 ................................................... 95
59. Deskripsi Klon TB 28 dan Thailand Emas .................................... 96
60. Deskripsi Klon UJ 3 dan UJ 5 ....................................................... 97
61. Deskripsi Varietas Nasional Malang 4 ........................................... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema perakitan varietas unggul ubi kayu....................................... 11
2. Peta Jalan Penelitian (roadmap) Pemuliaan Ubi Kayu diUniversitas Lampung ................................................................................ 12
3. Tata Letak dan Cara Pengambilan Sampel .................................... 15
4. Alternatif Warna Daun Pucuk ........................................................ 18
5. Alternatif Warna Tangkai Daun ..................................................... 19
6. Alternatif Warna Batang................................................................. 20
7. Alternatif Jumlah Lobus Daun ...................................................... 21
8. Alternatif Warna Kulit Ubi Bagian Luar........................................ 22
9. Alternatif Warna Korteks Ubi ........................................................ 22
10. Alternatif Warna Daging Ubi ......................................................... 23
I.
II.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman tropis yang
paling berguna dan secara luas dimanfaatkan sebagai sumber kalori yang murah.
Ubi kayu adalah salah satu komoditas pertanian jenis ubi-ubian yang cukup
penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan maupun sumber pakan. Hal ini
disebabkan karena tanaman ubi kayu mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan dengan tanaman pangan lain, di antaranya dapat tumbuh di lahan
kering dan kurang subur, daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi, masa
panennya yang tidak diburu waktu sehingga dapat dijadikan lumbung hidup.
Pada tahun 2015, Lampung merupakan provinsi penghasil ubi kayu terbesar di
Indonesia dengan produksi 7.387.084 ton pada luas areal panen 279.337 ha atau
setara dengan 26 ton/ ha. Nilai produksi ubi kayu di Indonesia adalah sebesar
21.801.415 ton dengan luas areal panen 949.916 ha atau setara dengan 23 ton/ha
yang menjadikan negara Indonesia penghasil ubi terbesar ketiga di dunia (Badan
Pusat Statistik, 2016).
Manfaat ubi kayu sangat banyak antara lain sebagai bahan baku industri, pakan
ternak, dan bioetanol (Purwono dan Heni, 2009). Ubinya dapat diolah menjadi
tepung tapioka, gaplek, bioetanol melalui proses fermentasi, atau pun olahan.
2
Selain ubinya, daunnya dapat dijadikan pakan ternak, dan sayur; batangnya
dijadikan pagar; dan bijinya dijadikan minyak. Dengan manfaat yang begitu
banyak, hal tersebut mendorong Indonesia untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas ubi kayu.
Produktivitas ubi kayu sangatlah penting untuk dipertahankan atau ditingkatkan
agar produksi tanaman ubi kayu dapat memenuhi kebutuhan pasar. Untuk itulah
diperlukan pemuliaan tanaman pada tanaman ubi kayu yang berasal dari varietas-
varietas unggul agar dapat menghasilkan klon-klon harapan unggul yang mampu
berproduksi optimal dan beradaptasi pada berbagai lingkungan.
Klon-klon harapan unggul yang diciptakan melalui pemuliaan tanaman harus
memenuhi beberapa persyaratan agar dapat dilepas menjadi suatu varietas unggul
nasional. Di antara persyaratan tersebut meliputi: 1) silsilah tanaman yang
meliputi asal usul, nama-nama tetua, daerah asal, nama pemilik atau penemu,
perkiraan umur, dan metode yang digunakan, 2) tersedia deskripsi yang lengkap
dan jelas untuk memungkinkan identifikasi dan pengenalan varietas tersebut
secara akurat, 3) menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding (Syukur
dkk., 2015). Berdasarkan hal tersebut, maka suatu deskripsi dan uji daya hasil
sangat penting dilakukan pada pemuliaan tanaman agar klon-klon harapan unggul
yang diciptakan dapat dilepas menjadi varietas unggul.
Penelitian pemuliaan ubi kayu sendiri telah dilakukan oleh Universitas Lampung
di lahan ultisol dan menghasilkan 2.035 benih botani dan juga dilakukan uji daya
hasil terhadap koleksi klon unggul dalam bentuk stek sebanyak 40 klon unggul
pada tahun 2009 hingga tahun 2010. Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari
3
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Suminar (2012) terhadap 3 klon
(UJ 3, CMM 25-27, dan Malang 6). Berdasarkan penelitian tersebut diketahui
bahwa ketiga klon yang diteliti memiliki keunggulan sifat agronomi yang
kemudian akan diseleksi lebih lanjut sehingga akan menghasilkan klon unggul
baru yang diharapkan dapat lebih baik daripada klon ubi kayu sebelumnya.
Penelitian mengenai pemuliaan ubi kayu di Unila ini terus dilakukan dan
dikembangkan, sehingga didapatkan varietas unggul yang mampu memenuhi
kebutuhan terhadap ubi kayu. Contohnya penelitian terhadap 22 klon hasil
pemuliaan yang berasal dari tetua-tetua unggul ini yang diharapkan dapat menjadi
suatu varietas unggul baru yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pangan.
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan, maka diperoleh
perumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan dari setiap 22 klon ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz).
2. Apakah terdapat nilai tengah karakter morfologi dan agronomi 22 klon ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz) yang lebih baik dibandingkan dengan varietas
standar klon UJ 3 dan klon UJ 5.
3. Apakah terdapat keragaman karakter kualitatif 22 klon ubi kayu (Manihot
esculenta Crantz).
4
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendapatkan deskripsi 22 klon ubi kayu (Manihot esculenta Crantz).
2. Mengetahui nilai tengah karakter morfologi dan agronomi 22 klon ubi kayu
(Manihot esculenta Crantz) yang lebih baik dibandingkan dengan varietas
standar klon UJ 3 dan klon UJ 5.
3. Mengetahui keragaman karakter kualitatif 22 klon ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz).
1.3. Kerangka Pemikiran
Produksi ubi kayu di Indonesia perlu ditingkatkan seiring makin meningkatnya
permintaan terhadap ubi kayu maupun hasil akhir produk. Padahal lahan produksi
yang digunakan makin menyempit akibat perluasan lahan yang diperuntukkan
kepentingan di luar pertanian. Salah satu strategi yang sangat potensial dalam
rangka meningkatkan produktivitas, kualitas, serta daya saing komoditas tanaman
adalah melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Melalui kegiatan pemuliaan,
diharapkan dapat dihasilkan beragam kultivar unggul baru yang memiliki
produktivitas yang tinggi, dan juga memiliki beberapa karakter lain yang
mendukung upaya peningkatan kualitas serta daya saing. Pemuliaan tanaman
sendiri didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan
genetik tanaman (modifikasi gen ataupun kromosom) untuk merakit
kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia.
5
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan.
Kedinamisannya dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan
yang cenderung berubah, sebagai contoh patogen yang selalu berkembang, selera
ataupun preferensi konsumen terhadap pangan yang juga berkembang, oleh
karenanya, kegiatan pemuliaan pun akan berpacu sejalan dengan perubahan
tersebut. Sedangkan keberlanjutannya dapat dilihat dari kegiatannya yang
sinambung, berlanjut dari satu tahapan menuju tahapan berikutnya. Lebih lanjut,
pemuliaan merupakan ilmu terapan yang multidisiplin, dengan menggunakan
beragam ilmu lainnya, seperti genetika, sitogenetik, agronomi, botani, fisiologi,
patologi, entomologi, genetika molekuler, biokimia, statistika dan bioinformatika
(Gepts dan Hancock, 2006). Sedangkan, dilihat dari metode yang digunakan,
dibagi menjadi dua: pendekatan pemuliaan konvensional (contohnya melalui
persilangan, seleksi dan mutasi) dan inkonvensional (kloning gen, marka
molekuler dan transfer gen).
Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi
plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii)
induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen,
yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan evaluasi, (vi) pelepasan,
distribusi dan komersialisasi varietas. Teknik persilangan yang diikuti dengan
proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam inovasi
perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar introduksi, teknik
induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan beberapa kultivar
baru.
6
Penelitian ini menguji daya hasil klon-klon hasil persilangan yang kemudian
dibandingkan dengan varietas-varietas yang umum digunakan yaitu UJ 3 dan UJ
5. Dengan adanya teknik persilangan antara varietas-varietas unggul dari tanaman
ubi kayu, maka diharapkan akan tercipta klon-klon yang terbaik dan dapat dilepas
menjadi varietas unggul baru. Sehingga varietas-varietas unggul ini dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi ubi kayu di Indonesia.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka diperoleh
hipotesis sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan dari setiap 22 klon ubi kayu (Manihot esculenta Crantz).
2. Terdapat perbedaan nilai tengah karakter morfologi dan agronomi 22 klon ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz) yang lebih baik dibandingkan dengan varietas
standar klon UJ 3 dan klon UJ 5.
3. Terdapat keragaman karakter kualitatif 22 klon ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Ubi Kayu
Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay.
Penyebarannya hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia. Ubi kayu ditanam
di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810 yang diperkenalkan oleh orang Portugis
dari Brazil. Ubi kayu merupakan tanaman yang penting bagi negara beriklim
tropis seperti Nigeria, Brazil, Thailand, dan juga Indonesia. Keempat Negara
tersebut merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia (Soelistijono,
2006).
Ubi kayu tergolong tanaman yang tidak asing lagi bagi sebagian besar
masyarakat. Tumbuhan ini berdasarkan klasifikasi ilmiahnya tergolong dalam
keluarga besar Euphorbiaceae dengan nama latin Manihot esculenta.
Adapun klasifikasi ubi kayu (Euphorbiaceae) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
8
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta (Soelistijono, 2006).
2.2. Morfologi Tanaman Ubi Kayu
Ubi kayu memiliki batang yang berkayu, beruas-ruas, dan panjang dengan
ketinggiannya hingga mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi
tergantung dari kulit luar, batang yang masih muda umumnya berwarna hijau, dan
setelah tua berubah menjadi keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu, atau coklat
kelabu. Empulur batang berwarna putih, dan strukturnya empuk seperti gabus
(Rukmana, 2000). Ubi kayu mempunyai susunan daun yang berurat menjari dan
pada tiap tangkai daun terdapat 5 - 9 lobus.
Tanaman ubi kayu temasuk jenis tanaman monoecious dan proses
penyerbukannya dengan cara menyerbuk silang. Ubi kayu cenderung menyerbuk
silang karena bunga betina membuka 10 - 14 hari sebelum bunga jantan
membuka. Meskipun demikian, penyerbukan sendiri dapat terjadi secara alamiah.
Penyerbukan sendiri secara alamiah terjadi jika bunga jantan dan betina dari
tangkai bunga berbeda (dalam satu tanaman) membuka bersamaan
(Poespodarsono, 1992). Penyerbukan biasanya dilakukan oleh serangga.
Setelah penyerbukan dan fertilisasi, indung telur berkembang menjadi buah. Buah
matang dalam waktu 100 - 135 hari. Buah yang sudah matang berupa kapsul
dengan diameter 1 - 1,5 cm akan pecah secara alamiah ketika kering atau layu.
Biji ubi kayu berbentuk elips dengan panjang sekitar 10 mm. Biji mempunyai
kulit biji (testa) yang rapuh, mudah pecah. Biji berwarna abu-abu, kecoklatan atau
9
abu-abu tua dengan bintik-bintik gelap (Wargiono dkk., 2009). Ubi yang
terbentuk merupakan akar yang berubah bentuk dan fungsinya sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan. Ubi biasanya memiliki bentuk yang bulat
memanjang, daging ubi memiliki kandungan zat pati, berwarna putih gelap atau
kuning gelap dan tiap tanaman dapat menghasilkan 5 - 10 ubi (Rukmana, 2000).
2.3. Manfaat Ubi Kayu
Ubi kayu digelari sebagai makanan super oleh Center for Science in the Public
Interest berkat kandungan nutrisinya. Dalam 100 gram ubi kayu mengandung 146
kkal energi; 1,2 gram protein; 0,3 gram lemak; dan 34,7 gram karbohidrat.
Sepotong ubi kayu ukuran sedang menyediakan lebih dari 200 persen kebutuhan
harian akan vitamin A. Vitamin ini muncul dalam bentuk beta karoten, yang
memberikan warna kuning oranye pada ubi (Widowati dan Damardjati, 2001).
Ubi kayu memiliki kadar Glycemic Index (GI) yang rendah, khususnya bila
dibandingkan dengan roti putih atau nasi. Skala GI akan menilai makanan
berdasarkan berapa banyak dan seberapa cepat makanan tersebut meningkatkan
kadar glukosa dalam darah (Sadjad, 2000).
Dari segi produk–produk olahan, ubi kayu segar dapat dibuat menjadi
produk olahan langsung dan produk awetan. Produk olahan langsung terdiri dari
produk olahan kering (misalnya keripik ubi kayu dan kerupuk singkong) dan
produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional
lainnya). Untuk produk awetan olahan ubi kayu dapat dijadikan produk tapioka,
gaplek dengan produk turunannya antara lain tiwul, nasi rasi (beras singkong),
10
serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan juga berbagai
aneka kue, misalnya Brotel (Brownies Tela), Sirobak (Singkong Roti Bakar) dan
lain sebagainya (Winarno, 2000).
2.4. Pemuliaan Tanaman Ubi Kayu
Program Pemuliaan Tanaman Ubi kayu di Indonesia secara umum bertujuan
untuk merakit varietas berubi manis, dan pahit dengan karakter hasil tinggi,
toleran terhadap hama dan penyakit utama, tidak bercabang intensif, bentuk ubi
bagus, toleran pada kondisi tanah dan iklim tertentu dan berumur genjah. Oleh
karena itu pencapaian tujuan perlu dilakukan salah satu cara mengidentifikasi
varietas unggul lokal (Noerwijati, 2002).
Menurut Syukur dkk. (2015) pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu:
1) Melakukan pemilihan tanaman pada populasi yang sudah ada,
2) Melakukan kombinasi sifat-sifat genetik yang diinginkan (secara generatif
maupun vegetatif), dan
3) Melalui rekayasa genetika.
Dalam melakukan perakitan varietas unggul ubi kayu terdapat beberapa tahapan
yaitu: 1) penciptaan dan perluasan keragaman genetik populasi awal, 2) evaluasi
karakter agronomi dan seleksi kecambah dan tanaman yang tumbuh dari biji
botani, 3) evaluasi dan seleksi klon, 4) uji daya hasil pendahuluan, dan uji daya
hasil lanjutan (CIAT, 2005; Cabellos dkk., 2002).
11
Tahap evaluasi dalam rangka seleksi dilakukan setelah diperolehnya populasi
yang beragam. Modifikasi skema tahap-tahap pemuliaan ubi kayu oleh Ceballos
dkk. (2002) dalam seleksi untuk perakitan varietas unggul ubi kayu tersaji pada
(Gambar 1).
Gambar 1. Skema perakitan varietas unggul ubi kayu (Ceballos et al, 2006).
Keragaman genetik alami merupakan sumber bagi setiap program pemuliaan
tanaman. Variasi ini dapat dimanfaatkan, seperti semula dilakukan manusia,
dengan cara melakukan introduksi sederhana dan teknik seleksi atau dapat
dimanfaatkan dalam program persilangan yang canggih untuk mendapatkan
kombinasi genetik yang baru. Jika perbedaan dua individu yang mempunyai
faktor lingkungan yang sama dapat diukur, maka perbedaan ini berasal dari
genotipe kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama
12
para pemulia tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat menghasilkan
varietas baru yang lebih baik (Welsh, 2005).
Perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya variasi yang
akan menentukan penampilan akhir tanaman tersebut. Bila ada variasi yang
timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan
yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal
dari genotipe individu anggota populasi (Mangoendidjojo, 2003).
Pada Universitas Lampung, tahapan pemuliaan tanaman ubi kayu yang meliputi
karakterisasi, evaluasi, dan uji daya hasil telah atau sedang dilakukan pada tahun
2015. Kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2010-2015 meliputi: 1)
introduksi dan eksplorasi dari stek dan benih botani, dan 2) hibridisasi alami dan
buatan antarklon atau antarvarietas unggul nasional. Berikut ini adalah peta jalan
penelitian (roadmap) pemuliaan ubi kayu yang telah dilakukan di Universitas
Lampung (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Jalan Penelitian (roadmap) pemuliaan ubi kayu di UniversitasLampung (Utomo dkk., 2015)
Hibridisasi alamidan buatanantarklon
Regenerasi invitro dan induksi
keragamansomaklonal
Studi genetik
Uji daya hasil
Karakterisasi,evaluasi, dan
seleksi klon-klon
Introduksi daneksplorasi klon-klon dari stekbenih botani
Plasma nutfah dan klon-klon ubi kayu
Varietas/klonunggul ubi kayu:berdaya hasil dan
berkadar patitinggi, tahan hama
dan penyakit,berumur genjah,
dan atau memilikikandungan nutrisi
tinggi
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Terpadu Universitas Lampung yang
berada di Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Lampung Selatan mulai bulan
Januari sampai dengan November 2016.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran, mistar, alat tulis,
jangka sorong, cangkul, spidol, label, tali rafia, timbangan digital, dan kamera.
Sedangkan bahan-bahan yang akan digunakan adalah stek batang dari 22 klon ubi
kayu (Tabel 1) dengan panjang berkisar 20-25 cm dan diameter berkisar 2-3 cm.
Penelitian ini juga menggunakan klon UJ 3 dan UJ 5 sebagai varietas pembanding
(Tabel 2).
3.3. Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
kelompok teracak sempurna (RKTS). Rancangan percobaan ini terdiri dari dua
ulangan yang di setiap ulangannya terdiri dari 22 baris perlakuan dan setiap
14
barisnya terdapat 10 tanaman satuan percobaan (Tabel 3). Dari 10 satuan
percobaan, diambil 3 tanaman sebagai sampel (Gambar 2).
Tabel 1. Identitas 22 Klon Ubi Kayu
No Aksesi Asal Deskripsi1 Gayor Balitkabi, Lampung F1 keturunan tetua betina Klon
Lokal Daniel2 SL 103 Liwa, Lampung Barat F1 keturunan tetua betina Sayur
Liwa3 CMM 25-27-57 Balitkabi, Malang,
Jawa TimurF1 Keturunan CMM 25-27
4 Thailand Emas Terbanggi, LampungTengah
Klon Lokal
5 CMM 96-1-106 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan Klon 96-1
6 UJ 5 Tulang Bawang Barat Klon Unggul Nasional7 CMM 96-1-151 Balitkabi, Malang,
Jawa TimurF1 Keturunan Klon 96-1
8 Bendo 2 Balitkabi, Lampung F1 keturunan tetua betina KlonLokal Daniel
9 CMM 96-1-3 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan Klon 96-1
10 Duwet 1 Sragen, Jawa Tengah F1 keturunan tetua betina klonDuwet
11 UJ 3 Natar, LampungSelatan
Klon Unggul Nasional
12 SL 9 Liwa, Lampung Barat F1 keturunan tetua betina SayurLiwa
13 Duwet 4 Sragen, Jawa Tengah F1 keturunan tetua betina klonDuwet
14 CMM 25-27-301 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan CMM 25-27
15 MU 109 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan Mentik Urang
16 Malang 4 Malang, Jawa Timur F1 Keturunan Malang17 MU 104 Bunga Balitkabi, Malang,
Jawa TimurF1 Keturunan Mentik Urang
18 CMM 96-1-109 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan Klon 96-1
19 Mesa Terbanggi, LampungTengah
Klon Lokal
20 TB 28 Terbanggi, LampungTengah
F1 Keturunann Tetua Betina UJ3
21 CMM 25-27-271014-5
Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan CMM 25-27
22 CMM 96-1-102 Balitkabi, Malang,Jawa Timur
F1 Keturunan Klon 96-1
15
Tabel 2. Deskripsi Klon UJ 3 dan UJ 5
No. Deskripsi UJ 3 UJ 51 Dilepas tahun 2000 20002 Nama daerah Rayong-6 Kasetsart-503 Asal Introduksi dari Thailand Introduksi dari Thailand4 Potensi hasil 20– 35 t/ha umbi segar 25– 38 t/ha umbi segar5 Umur panen 8– 10 bulan 9– 10 bulan6 Tinggi tanaman 2,5– 3,0 m >2,5 m7 Bentuk daun Menjari Menjari8 Warna daun pucuk Hijau muda kekuningan Coklat9 Warna petiole Kuning kemerahan Hijau muda kekuningan10 Warna kulit batang Hijau merah kekuningan Hijau perak11 Warna batang dalam Kuning Kuning12 Warna ubi Putih kekuningan Putih13 Warna kulit ubi Kuning keputihan Kuning keputihan14 Ukuran tangkai ubi Pendek Pendek15 Tipe tajuk >1 m >1 m16 Bentuk ubi Mencengkeram Mencengkeram17 Rasa ubi Pahit Pahit18 Rendemen pati 20,0– 27,0% 19,0– 30,0%19 Kadar air 60,63% 60,06%20 Kadar abu 0,13% 0,11%21 Kadar serat 0,10% 0,07%22 Ketahanan terhadap
penyakitAgak tahan CBB (CassavaBacterial Blight)
Agak tahan CBB (CassavaBacterial Blight)
23 Peneliti/pengusul Palupi Puspitorini, Fauzan,Muchlizar Murkan,Syahrin Mardik, KoesHartojo
Palupi Puspitorini, Fauzan,Muchlizar Murkan,Syahrin Mardik,Koes Hartojo
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (2005)
Gambar 3. Tata Letak dan Cara Pengambilan Sampel
A
B
Ulangan 1
50 cm
100 cm
Ulangan 2
50 cm
A
B
16
Keterangan: A, B = Klon sebagai perlakuan= Tanaman varietas= Tanaman sebagai sampel= Jarak antarperlakuan= Jarak antartanaman
Tabel 3. Tata Letak Percobaan
No Petak Ulangan 1 No Petak Ulangan 2
101 Gayor 201 CMM 96-1-151102 SL 103 202 Bendo 2103 CMM 25-27-57 203 MU 104 Bunga104 Thailand Emas 204 CMM 25-27-271014-5105 CMM 96-1-106 205 CMM 96-1-109106 UJ 5 206 Duwet 4107 CMM 96-1-151 207 Malang 4108 Bendo 2 208 CMM 25-27-57109 CMM 96-1-3 209 Duwet 1110 Duwet 1 210 CMM 96-1-106111 UJ 3 211 SL 103112 SL 9 212 Mesa113 Duwet 4 213 CMM 96-1-102114 CMM 25-27-301 214 UJ 5115 MU 109 215 UJ 3116 Malang 4 216 Thailand Emas117 MU 104 Bunga 217 CMM 96-1-3118 CMM 96-1-109 218 TB 28119 Mesa 219 MU 109120 TB 28 220 CMM 25-27-301121 CMM 25-27-271014-5 221 Gayor122 CMM 96-1-102 222 SL 9
3.4. Analisis Data
3.4.1. Karakter Kuantitatif
Data karakter kuantitatif yang diperoleh diuji dengan menggunakan Uji Bartlett
untuk mengetahui homogenitas ragam. Jika data memenuhi asumsi, maka
dilanjutkan dengan analisis ragam untuk mengetahui perbedaan nilai tengah
antarperlakuan digunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.
17
3.4.2. Karakter Kualitatif
Karakter kualitatif diuji dengan menghitung persentase masing-masing sifat yang
muncul dari keseluruhan sifat yang ada pada setiap klon yang diberikan.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang dilakukan menggunakan cangkul dan dibuat petakan
penanaman seluas 210 m2 yang terdiri dari 22 baris. Setiap baris berisi 10 stek
batang dari masing-masing klon.
3.5.2. Penanaman
Penanaman dilakukan pada Januari 2016 dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm.
Stek yang ditanam adalah 1/3 bagian dari panjang bahan tanam ke dalam tanah
dengan mata tunas menghadap ke atas.
3.5.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman berdasarkan curah hujan. Pemupukan
dilakukan dengan menggunakan NPK Mutiara 15:15:15 dengan dosis 300 kg/ha.
Pemeliharaan juga dilakukan dengan melakukan penyiangan gulma baik secara
mekanik maupun secara kimiawi menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat
dengan dosis 2ml/liter pada umur 2 bulan. Penyiangan gulma ini dilakukan agar
tidak terjadi kompetisi yang merugikan tanaman budidaya dan juga
mempermudah proses pemanenan.
18
3.6. Variabel Pengamatan
Pengamatan dilakukan berdasarkan karakter kunatitatif dan karakter generatif.
Karakter kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter sebaran ubi,
jumlah ubi per tanaman, bobot ubi per tanaman, bobot berangkasan, jumlah lobus
daun, diameter batang, tingkat percabangan reproduktif, dan rendemen pati.
Karakter kualitatif yang diamati meliputi warna daun pucuk, warna permukaan
atas tangkai daun, warna permukaan bawah tangkai daun, warna kulit ubi bagian
luar, warna kulit ubi bagian dalam, warna daging ubi, dan warna batang.
Pengamatan mengikuti panduan karakterisasi ubi kayu.
1. Warna daun pucuk
Pengamatan dilakukan dengan melihat warna daun pucuk dan disesuaikan dengan
pilihan warna yang ada pada prosedur karakterisasi ubi kayu yaitu hijau muda,
hijau tua, hijau keunguan, dan ungu (Gambar 4) (Fukuda dkk., 2010).
Hijau muda Hijau tua Hijau keunguan Ungu
Gambar 4. Alternatif warna daun pucuk (Fukuda dkk., 2010).
2. Warna permukaan atas tangkai daun
Pengamatan dilakukan dengan melihat warna permukaan atas tangkai daun yang
ke-5 dari pucuk dan disesuaikan dengan pilihan warna yanga ada pada prosedur
19
karakterisasi ubi kayu yaitu hijau kekuningan, hijau, hijau kemerahan, merah
kehijauan, merah, dan ungu (Fukuda dkk., 2010).
3. Warna permukaan bawah tangkai daun
Pengamatan dilakukan dengan melihat warna permukaan bawah tangkai daun
yang ke-5 dari pucuk dan disesuaikan dengan pilihan pada prosedur karakterisasi
ubi kayu yaitu merah, merah kehijauan, hijau kemerahan, dan hijau (Gambar 5)
(Fukuda dkk., 2010).
Hijau kekuningan Hijau Hijau kemerahan
Merah kehijauan Merah Ungu
Gambar 5. Alternatif warna tangkai daun (Fukuda dkk., 2010).
4. Warna batang
Pengamatan warna batang bagian atas dilakukan dengan melihat batang yang
terletak 30 cm dari titik tumbuh stek dan disesuaikan dengan pilihan warna pada
20
prosedur karakterisasi ubi kayu. Pilihan warna meliputi oranye, hijau kekuningan,
keemasan, coklat terang, perak, abu-abu, dan coklat gelap (Gambar 6) (Fukuda
dkk., 2010).
Oranye Hijau kekuningan Keemasan Coklat terang
Perak Abu-abu Coklat gelap
Gambar 6. Alternatif warna batang (Fukuda dkk., 2010).
5. Tinggi tanaman
Tinggi diukur dari titik tumbuh stek sampai daun pucuk dengan menggunakan
meteran.
6. Diameter batang
Pengukuran diameter batang dilakukan pada batang yang terletak 30 cm dari titik
tumbuh stek. Pengukuran diameter batang dilakukan menggunakan alat jangka
sorong.
21
7. Jumlah lobus daun
Pengukuran jumlah lobus daun dilakukan dengan menghitung daun yang
menjari pada satu tangkai daun ke-5 dari pucuk tanaman ubi kayu (Gambar 7)
(Fukuda dkk., 2010).
Gambar 7. Alternatif jumlah lobus daun (Fukuda dkk., 2010).
8. Tingkat percabangan reproduktif
Pengamatan tingkat percabangan reproduktif dilakukan dengan menghitung
berapa tingkat cabang yang terbentuk pada satu batang tanaman.
9. Diameter penyebaran ubi
Pengukuran diameter sebaran ubi merupakan jarak terjauh dari ujung-ujung ubi.
Diukur dengan menggunakan meteran.
10. Jumlah ubi per tanaman
Pengukuran jumlah ubi dilakukan dengan menghitung jumlah ubi per tanaman.
11. Warna kulit ubi bagian luar
Pengamatan dilakukan pada masing-masing klon dengan dilihat warna kulit ubi
bagian luar dari setiap tanaman dan disesuaikan pada pilihan prosedur
karakterisasi ubi kayu (Gambar 8) (Fukuda dkk., 2010).
22
Putih Kuning Coklat terang Coklat gelap
Gambar 8. Alternatif warna kulit ubi bagian luar (Fukuda dkk., 2010).
12. Warna kulit ubi bagian dalam
Pengamatan dilakukan pada masing-masing klon dengan mengupas kulit ubi
bagian luar, setelah itu dilihat warna kulit ubi bagian dalam dari setiap tanaman
dan disesuaikan dengan pilihan warna pada prosedur karakterisasi ubi kayu
(Gambar 9) (Fukuda dkk., 2010).
Merah muda Ungu Putih Kuning
Gambar 9. Alternatif warna korteks ubi (Fukuda dkk., 2010).
13. Warna daging ubi
Pengamatan dilakukan pada tanaman dengan mengupas kulit ubi
bagian dalam, dan dilihat warna daging ubi kemudian disesuaikan dengan
pilihan warna (Gambar 10) (Fukuda dkk., 2010).
23
Putih Putih Susu Kuning Merah muda
Gambar 10. Alternatif warna daging ubi (Fukuda dkk., 2010).
14. Bobot ubi per tanaman
Ubi ditimbang dari setiap tanaman dari masing-masing klon yang sudah
dibersihkan tanahnya dan dinyatakan dalam gram (Fukuda dkk., 2010).
15. Bobot berangkasan
Penimbangan brangkasan dilakukan pada setiap sampel tanaman dari masing-
masing klon. Penimbangan menggunakan timbangan dan dinyatakan dalam gram
(Fukuda dkk., 2010).
16. Indeks panen
Indeks panen diperoleh dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus
sebagai berikut:
17. Rendemen pati
Penghitungan rendemen pati menurut Sunyoto (2013) dengan sedikit modifikasi
dilakukan dengan disiapkan ubi kayu dan semua peralatan di antaranya mesin
parutan, pisau, timbangan listrik, nampan, dan baskom. Lalu kulit ubi kayu
24
dikupas dengan pisau, kemudian dicuci, dan ditimbang. Bobot ubi kayu dapat
disimbolkan dengan X gram. Kemudian ubi kayu diparut dengan mesin parutan.
Apabila ada sisa ubi kayu yang tidak terparut, maka sisa ini sebagai “koreksi”
yaitu bobot kupasan ubi kayu dikurangi ubi kayu yang tidak terparut, misal: Y
gram. Lalu hasil parutan ubi kayu ditambahkan air, diperas, dan dibilas 3 kali.
Setelah itu wadah nampan ditimbang dan dicatat beratnya, misal: A gram. Hasil
perasan ditampung dalam wadah nampan tersebut berbahan aluminium.
Setelah itu perasan diendapkan dengan cara diletakkan di tempat teduh selama
kurang lebih 2 jam. Lalu air perasan yang bukan endapan dibuang dan dilakukan
pengeringan terhadap endapan menggunakan oven bersuhu 80oC selama sehari
sampai endapan kering sempurna. Setelah dikeringkan wadah beserta patinya
ditimbang, misal: B gram. Rendemen pati dihitung dari persentase pati yang
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Berat pati (C) = B - A
Rendemen pati = x 100 %
Keterangan: A: Berat wadah nampan
B: Berat wadah beserta patinya
C: Berat pati
Y: Bobot kupasan - bahan yang tidak terparut (faktor “x”)
55
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan tabel urutan 5 tertinggi, klon Duwet 1, SL 9, TB 28, CMM 96-1-
106, dan SL 103 secara kuantitas menunjukkan jumlah ubi lebih banyak
daripada klon UJ 3 dan UJ 5. Klon SL 103, CMM 25-27-301, CMM 96-1-109,
TB 28, dan CMM 25-27-271014-5 secara kuantitas memiliki bobot ubi per
tanaman lebih besar daripada klon UJ 3 dan UJ 5. Klon TB 28, Mesa, Gayor,
MU 104 Bunga, dan CMM 25-27-301 secara kuantitas memiliki indeks panen
lebih besar daripada klon UJ 3 dan UJ 5. Klon Bendo 2, Gayor memiliki
rendemen pati lebih besar daripada klon UJ 3, dan klon CMM 25-27-271014-5
serta SL 9 memiliki rendemen pati lebih besar daripada klon UJ 5 berdasarkan
kuantitas.
2. Pengamatan pada karakter kualitatif, variabel warna daun pucuk didominasi
oleh warna hijau muda yaitu sebanyak 50%. Variabel warna batang didominasi
oleh warna hijau kekuningan dan perak yaitu masing-masing sebesar 22,7%.
Warna tangkai atas didominasi warna merah kehijauan dan merah yaitu
masing-masing sebesar 27,3%. Warna hijau kekuningan mendominasi variabel
warna tangkai bawah yaitu sebesar 40%. Warna coklat terang mendominasi
variabel warna kulit luar ubi yaitu sebesar 36,4%. Variabel warna korteks ubi
56
didominasi oleh warna kuning yaitu sebesar 77,3%. Sementara variabel warna
daging ubi didominasi oleh warna putih susu yaitu sebesar 81,8%.
3. Telah dideskripsikan 22 klon yang diuji.
5.2 Saran
Pengolahan ubi kayu yang akan diamati rendemen patinya disarankan untuk
segera dilakukan setelah proses pemanenan agar tidak terjadi pengurangan
rendemen pati pada ubi kayu.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., M.Tampubolon dan G.Dadan. 1999. Pengaruh Macam Ruas Batang danKonsentrasi Rootone F terhadap Keberhasilan dan Pertumbuhan StekBambu Jepang (Dracaena godseffiana) Kultivar Mawar. JurnalHortikultura. 11(109):48-58.
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi (ton), 1993-2015. https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/880. Diakses 16Maret 2017.
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2005. DeskripsiVarietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.
Ceballos, H., J.C Perez, N. F. Calle, G. Jaramillo, J.I. Lenis, N. Morante, and J.Lopez. 2002. A New Evaluation Scheme for Cassava Breeding at CIAT.Proceeding of The 7th Regional Workshop held in Bangkok. CIAT:125-135.
Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Hal. 78.
Falconer, D.S. and T.F.C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetics(Ed 4). Adison-Wesley Longman. Harlow UK.
Farhad, I.S.M., Islam, M.N., Hoque, S.,dan Bhuiyan, M.S.I. 2010. Role ofPotassium and Sulphur on the Growth,Yield,and Oil Content of Soybean(Glycine max L.). Ac. J. Plant Sci. 3 (2): 99-103.
Fukuda, W.M.G., C.L. Goevara, R. Kawuki, and M.E. Ferguson. 2010. SelectedMorphological and Agronomic Descriptors for The Characterization ofCassava. IITA (International Institute of Tropical Agriculture). Research toNourish Afrika. Hlm 1-9.
Gepts, P. and J. Hancock. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-1634.
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hopkin WG. 1995. Introduction to Plant Physiology. Jhon Wiley & Sons, Inc.Singapore.
58
Howeler, R.H. 1981. Mineral Nutrition of Fertilization of Cassava. CIAT.Columbia. 50 pp.
Islami, T. 2015. Ubi Kayu Tinjauan Aspek Ekofisiologi serta Upaya Peningkatandan Keberlanjutan Hasil Tanaman. Graha Ilmu. Yogyakarta. 100 Hlm.
Kofir, A. 2010. Galeri Eksotika Glonema. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.Yogyakarta.
Martono, B. 2004. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter UbiBengkuang (Pchyrhizus erosus (L.) Urban). Balai Penelitian TanamanRempah dan Aneka Tanaman Industri. Sukabumi.
Noerwijati, K. 2002. Tanggap 10 Genotipe Ubikayu (Manihot esculenta crantz)Terhadap Tiga Taraf Pengapuran pada Tanah Ultisol Gajruk (Typichaplohummult). IPB Press. Bogor.
___________. 2012. Keragaan Klon-Klon Ubi Kayu Dengan Potensi Hasil Umbidan Pati Tinggi Sebagai Bahan Baku Industri. Balai Penelitian TanamanKacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang. Prosiding Seminar HasilPenelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang. 9 hlm.
Poespodarsono. 1992. Pemuliaan Ubikayu. Dalam A.Kasno, M.Dahlan danHasnam (Eds). Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I PerhimpunanPemuliaan Tanaman Indonesia Komda Jawa Timur. 27-28 Agustus 1991 diMalang Jatim. Hlm. 69 - 78.
Purwono, dan Heni. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. PenebarSwadaya. Depok. 139 hlm.
Rukmana, R. 2000. Ubikayu: Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.82 hlm.
Sadjad, S. 2000. Bahan Pangan Sumber Karbohidrat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Samudin, S. 2009. Pengaruh Kombinasi Auksin-Sitokinin terhadap PertumbuhanBuah Naga. Media Litbang Sulteng. 2(1):62-66.
Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. GadjahMada University Press. Yogyakarta. Hal. 24.
Soelistijono. 2006. Tanaman Singkong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soetanto, N.E. 2008. Tepung Kasava dan Olahannya. Kanisius. Yogyakarta. 81hlm.
59
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suminar, R. 2012. Keragaman Karakter Agronomi Klon-klon F1 Ubikayu(Manihot esculenta Crantz) Keturunan Tetua Betina UJ-3, CMM 25-27, danMalang 6. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unila.Bandar Lampung. 95 hlm.
Sundari, T., K. Noerwijati, dan I.M. J. Mejaya. 2010. Hubungan antaraKomponen Hasil dan Hasil Umbi Klon Harapan Ubi Kayu. Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. 29(1):29-35.
Sunyoto. 2013. Panduan Praktikum Perhitungan Kadar Aci. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Bandar Lampung. 1 hlm.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman.Penebar Swadaya. Jakarta. 348 hlm.
Tisdale, S.L., Nelson, W.L., and Beaton, J.D. 1985. Soil Fetility and Fertilizers. 4th Ed. Macmillian Publishing Company. New York.
Trustinah. 1997. Pewarisan Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada KacangTunggak (Vigna unguiculata (L) Walp). Penelitian Pertanian TanamanPangan 15(2): 48-54.
Utomo, S.D., E. Yuliadi, Yafizham, dan A. Edy. 2015. Perakitan VarietasUnggul Ubi Kayu Berdaya Hasil Tinggi Dan Sesuai Untuk ProduksiBioetanol Melalui Hibridisasi, Seleksi Dan Uji Daya Hasil. ProposalPenelitian Strategi Nasional. Hlm 12-13
Wahyuningsih, S. dan T. Sundari. 2012. Potensi Hasil Umbi dan Pati BeberapaKlon Harapan Ubi Kayu. Dalam Prosiding Seminar Hasil PenelitianTanaman Aneka Kacang dan Umbi Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. pp 538-546 .
Wargiono, J., Santoso dan Kartika. 2009. Dinamika Budidaya Ubikayu.Puslitbangtan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Welsh, J.R., 2005. Fundamentals of Plant Genetics and Breeding. John Willeyand Sons. New York. 453 pp.
Widowati, S. dan Djoko S. Damardjati. 2001. Menggali Sumberdaya PanganLokal dan Peran Teknologi Pangan Dalam Rangka Ketahanan PanganNasional. Majalah Pangan No. 36/X/Januari 2001. Puslitbang Bulog.Jakarta. Hal. 3-11.
60
Winarno, F.G. 2000. Potensi dan Peran Tepung-tepungan bagi Indsutri Pangandan Program Perbaikan Gizi. Makalah pada Seminar Nasional InteraktifPenganekaragaman Makanan untuk Memantapkan Ketersediaan Pangan.Jakarta.Diakses pada tanggal 12 Februari 2017.
Zuraida, N. 2010. Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif PlasmaNutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz). Buletin Plasma Nutfah Vol.16No.1 Th.2010. Hlm. 49–56