jenner dilahirkan tahun 1749 filsuf

13
Jenner dilahirkan tahun 1749, di kota kecil Berkeley di Cloucestershire, Inggris. Selaku bocah berumur dua belas tahun dia sudah magang jadi ahli bedah. Kemudian dia belajar anatomi dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1792 dia peroleh ijazah dokter dari Universitas St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi dokter yang berbobot dan ahli bedah di Goncestershire. Jenner sudah terbiasa dengan kepercayaan --yang umum dianut oleh para petani dan wanita pemerah susu di daerahnya-- bahwa orang yang kehinggapan penyakit "cacar sapi" semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia, tak akan pernah tertimpa penyakit cacar. ("cacar sapi" itu sendiri tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan cacar biasa). Jenner menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan "cacar sapi" ke tubuh manusia akan merupakan cara yang aman untuk membuat mereka kebal terhadap cacar. Dia pelajari dengan seksama masalah ini, dan menjelang tahun 1796 dia betul-betul yakin bahwa kepercayaan para petani itu memang ternyata tidak meleset. Maka Jenner memutuskan mencobanya secara langsung. Di bulan Mei 1796 Jenner menyuntik James Phipps, seorang bocah lelaki berumur delapan tahun dengan sesuatu yang diambil dari bintik penyakit "cacar sapi" yang ada di tangan seorang pemerah susu. Sebagaimana memang diharapkan, bocah kecil itu kehinggapan "cacar sapi" tetapi segera sembuh. Beberapa minggu kemudian, Jenner menyuntikkan Phipps serum cacar. Dan sebagaimana diharapkan pada bocah itu tak tampak tanda-tanda penyakit. Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku tipis berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi, dan bertahun-tahun dia mengabdikan waktunya menyebarluaskan pengetahuan tentang tekniknya dan kerja keras agar dapat diterima orang. Praktek vaksinasi berkembang cepat di Inggris, kemudian menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Dan berbarengan dengan itu diterima pula oleh sebagian besar negeri-negeri di dunia. Jenner dengan cuma-cuma mempersembahkan tekniknya kepada dunia dan tak berusaha sedikit pun peroleh keuntungan uang dari itu. Tetapi, di tahun 1802 parlemen Inggris sebagai tanda terimakasih dan penghargaan menghadiahkannya uang sejumlah 20.000 pond. Maka Jenner pun menjadi orang yang tennasyhur di jagad, dibanjiri rupa-rupa penghormatan dan medali. Jenner kawin dan punya tiga anak. Dia hidup hingga umur 73 tahun, meninggal dunia di awal taliun 1823 di rumahnya di kota Berkeley. Seperti kita saksikan, Jenner menciptakan sendiri gagasan bahwa serangan penyakit "cacar sapi" dapat memberikan kekebalan terhadap cacar; dia dengar masalah itu dari orang lain. Dan juga ada bukti menunjukkan bahwa sudah ada yang melakukan vaksinasi "cacar sapi" sebelum Jenner melakukannya.

Upload: risyanti-alenta

Post on 28-Jan-2018

290 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Jenner dilahirkan tahun 1749, di kota kecil Berkeley di Cloucestershire, Inggris. Selaku bocah berumur dua belas tahun dia sudah magang jadi ahli bedah. Kemudian dia belajar

anatomi dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1792 dia peroleh ijazah dokter dari Universitas St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi dokter yang berbobot dan ahli

bedah di Goncestershire.

Jenner sudah terbiasa dengan kepercayaan --yang umum dianut oleh para petani dan wanita

pemerah susu di daerahnya-- bahwa orang yang kehinggapan penyakit "cacar sapi" semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia, tak akan pernah tertimpa penyakit

cacar. ("cacar sapi" itu sendiri tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan cacar biasa). Jenner menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan "cacar sapi" ke tubuh manusia akan merupakan cara yang

aman untuk membuat mereka kebal terhadap cacar. Dia pelajari dengan seksama masalah ini, dan menjelang tahun 1796 dia betul-betul yakin bahwa kepercayaan para petani itu memang

ternyata tidak meleset. Maka Jenner memutuskan mencobanya secara langsung. Di bulan Mei 1796 Jenner menyuntik James Phipps, seorang bocah lelaki berumur delapan

tahun dengan sesuatu yang diambil dari bintik penyakit "cacar sapi" yang ada di tangan seorang pemerah susu. Sebagaimana memang diharapkan, bocah kecil itu kehinggapan "cacar

sapi" tetapi segera sembuh. Beberapa minggu kemudian, Jenner menyuntikkan Phipps serum cacar. Dan sebagaimana diharapkan pada bocah itu tak tampak tanda-tanda penyakit.

Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku tipis berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the

Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi, dan bertahun-tahun dia mengabdikan waktunya

menyebarluaskan pengetahuan tentang tekniknya dan kerja keras agar dapat diterima orang.

Praktek vaksinasi berkembang cepat di Inggris, kemudian menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Dan berbarengan dengan itu diterima pula oleh

sebagian besar negeri-negeri di dunia.

Jenner dengan cuma-cuma mempersembahkan tekniknya kepada dunia dan tak berusaha sedikit pun peroleh keuntungan uang dari itu. Tetapi, di tahun 1802 parlemen Inggris sebagai tanda terimakasih dan penghargaan menghadiahkannya uang sejumlah 20.000 pond. Maka

Jenner pun menjadi orang yang tennasyhur di jagad, dibanjiri rupa-rupa penghormatan dan medali. Jenner kawin dan punya tiga anak. Dia hidup hingga umur 73 tahun, meninggal dunia

di awal taliun 1823 di rumahnya di kota Berkeley. Seperti kita saksikan, Jenner menciptakan sendiri gagasan bahwa serangan penyakit "cacar

sapi" dapat memberikan kekebalan terhadap cacar; dia dengar masalah itu dari orang lain. Dan juga ada bukti menunjukkan bahwa sudah ada yang melakukan vaksinasi "cacar sapi"

sebelum Jenner melakukannya.

Page 2: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Tetapi, kendati Jenner bukanlah seorang ilmuwan orisinal yang luar biasa, tidak banyak orang yang sudah melakukan sesuatu yang begitu besar membawa manfaat bagi kemanusiaan.

Melalui penyelidikan-penyelidikannya, percobaan-percobaannya, dan tulisan-tulisannya, dia salurkan dan alihkan kepercayaan rakyat awam yang tadinya tidak diperhatikan secara serius

oleh dunia pengobatan, menjadi praktek baku yang telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Meskipun teknik Jenner hanya bisa dipakai untuk mencegah satu jenis penyakit, tetapi penyakit itu betul-betul penyakit yang punya bobot bahaya. Berkat hasil kerja itu dia

peroleh puji dan penghormatan, baik pada masanya maupun oleh generasi sesudahnya.

Page 3: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Edward Jenner adalah seorang dokter Inggris dan ilmuwan dari Berkeley, Gloucestershire, yang

merupakan pelopor vaksin cacar, vaksin pertama di dunia. Ia disebut juga "Bapak imunologi ",

karyanya telah banyak menyelamatkan umat manusia.

Kehidupan awal

Edward Jenner lahir pada 17 Mei 1749 di Berkeley, ia adalah anak kedelapan dari sembilan

bersaudara. Ayahnya, Pendeta Stephen Jenner, adalah vicar dari Berkeley, yang membuat Jenner

menerima pendidikan dasar yang kuat.

Edward Jenner sekolah di Wotton-under-Edge dan Cirencester. Pada usia 14 tahun ia magang selama

tujuh tahun di Mr Daniel Ludlow, seorang ahli bedah dari Chipping Sodbury, South Gloucestershire,

di sana ia mendapatkan pengalaman untuk menjadi seorang ahli bedah.

Pada tahun 1770, Edward Jenner magang di Rumah Sakit St George. Tahun 1773 Ia kembali ke desa

asalnya dan menjadi dokter keluarga yang sukses di Berkeley.

Bersama dengan rekan-rekannya, Jenner membentuk Fleece Medical Society atau Gloucestershire

Medical Society. Jenner menyumbangkan makalah pada angina pectori, ophthalmia, dan penyakit

katup jantung dan mengomentari cacar sapi. Jenner juga dikenal atas penelitiannya tentang

kehidupan burung Cuckoo.

Jenner juga dikreditkan dengan pemahaman maju angina pectoris.Dalam korespondensi dengan

Heberden, ia menulis, "Berapa banyak hati harus menderita dari arteri koroner tidak mampu

menjalankan fungsi mereka."

Jenner menikahi Catherine Kingscote (meninggal 1815 akiobat TBC ) pada bulan Maret 1788.

Pemberitaan dan percobaan vaksin pertama

Pada 1765, Dr John Fewster menerbitkan makalah di London Medical Society yang berjudul "Cacar

sapi dan kemampuannya untuk mencegah cacar", namun ia tidak melakukan penelitian lebih lanjut.

Pada tahun 1770, setidaknya lima peneliti di Inggris dan Jerman (Sevel, Jense n, Jesty 1774, Rendell,

Plett 1791) berhasil menguji vaksin cacar sapi pada manusia terhadap cacar. Sebagai contoh,

seorang petani dari kabupaten Dorset, Benjamin Jesty berhasil memvaksinasi dan menginduksi

kekebalan dengan cacar sapi kepada istri dan kedua anaknya selama epidemi cacar pada tahun 1774.

20 tahun kemudian Jenner memahami prosedur tersebut. Jenner mungkin telah menyadari prosedur

Jesty dan keberhasilan.

Page 4: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Jenner berasumsi bahwa:

Sudah diketahui sebelumnya bahwa pemerah susu umumnya kebal terhadap cacar, Jenner menduga

bahwa nanah yang diterima pemerah susu dari cacar sapi (semacam penyakit ternak ringan yang

bisa menular kepada manusia) melindungi mereka dari cacar.

Percobaan Jenner, vaksin kepada manusia

Pada tanggal 14 Mei 1796, Jenner menguji hipotesis dengan inokulasi ( menyuntik) James

Phipps seorang anak berumur delapan tahun yang merupakan anak dari tukang kebun Jenner. anak

tersebut diberi nanah dari cacar sapi yang diambil dari tangan Sarah Nelmes, seorang pemerah susu

yang telah mengidap cacar sapi. Phipps adalah kasus ke-17 yang dijelaskan dalam makalah pertama

Jenner pada vaksinasi .

Jenner menginokulasi Phipps pada kedua lengannya hari itu, kemudian Phipps mengalami demam,

namun tidak terjadi infeksi. Kemudian, ia menyuntikkan Phipps dengan bahan variolous, metode

rutin imunisasi pada waktu itu. Tidak ada penyakit yang diikuti.

Donald Hopkins telah menulis, "kontribusi unik Jenner adalah bukan karena ia menginokulasi

beberapa orang dengan cacar sapi, tapi ia kemudian terbukti [oleh tantangan berikutnya] bahwa

mereka kebal terhadap cacar. Selain itu, ia menunjukkan bahwa cacar sapi efektif mnnginokulasi dari

orang ke orang, bukan hanya langsung dari sapi. Jenner berhasil menguji hipotesis pada 23 mata

pelajaran tambahan.

Jenner melanjutkan penelitian dan melaporkan ke Royal Society. Setelah revisi dan penyelidikan

lebih lanjut, ia mempublikasikan penemuannya pada 23 kasus. Sesudah melakukan penyelidikan

bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku berjudul An

Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun

1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas.

Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi.

Pada tahun 1840, pemerintah Inggris melarang variolation - penggunaan cacar untuk menginduksi

kekebalan - dan memberikan vaksinasi cacar sapi secara gratis. Keberhasilan penemuan segera

menyebar ke seluruh Eropa dan seluruh dunia

Akhir hayat

Jenner ditemukan dalam keadaan ayan pada tanggal 25 Januari 1823, dengan bagian sisi kanannya

lumpuh. Dia tidak pernah sepenuhnya pulih dan akhirnya meninggal karena stroke kedua pada

tanggal 26 Januari 1823 saat berusia 73 tahun. Dia meninggalkan satu putra dan satu putri, anak

tertuanya telah meninggal karena tuberkulosis pada usia 21.

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai

penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan

Page 5: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa penyakit besar

yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada

1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927),

dan yellow fever (1935).

Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik

pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps

(1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk

cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada

1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak

sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil.

Page 6: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Edward Jenner lahir pada 11 Mei 1749 di Berkley, Gloucestershire, Inggris. Pada umur 13 tahun, dia sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahlil\ bedah terkenal Daniel

Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenanl bernama John Hanter.

Suatu hari ditahun 1796, seorang perempuan pemerah susu bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner lalu mengambil

materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi tersbut (cowpox) dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang

kebunnya yang berusia delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh.

Jenner lantas mengoleskan materi dari luka cacar smallpox, penyakit mematikan yang mewabah saat itu, ke luka yang dia buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan Jeenner,

Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari Phipps telah melindungi Phipps. Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak 23 kasus yang

sama, termasuk kepada anak lelakinya yang berumur 11 bulan. Semua detail penelitiannya dia kumpulkan dalam buku An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan keberhasilan Jenner ini, ilmu ilmunologi pun lahir.

Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca.

Pada 1789, dia mengirim artikel ilmiah tentang hasil studi yang dilakukannya kepada majalah The Royal Society yang terkenal dan bergengsi. Dia menjelaskan bahwa upaya vaksinasi yang dilakukannya berhasil memberi perlindungan dari serangan penyakit cacar.

Sayangnya, metode penelitian ekperimental yang dilakkukan Jenner dipandang tidak lazim

dan tidak memenuhi criteria ilmiah yang dianut pada masa itu. Pihak redaksi tidak saja menolak untuk menerbitkan artikel ilmiah tersebut, tetapi juga mengkritik keras dan mencemooh upaya tanpa pamrih yang dilakukan Jenner.

Penolakan itu tidak saja menunda upaya pengendalian penyakit cacar yang dianantikan oleh

banyak orang, tetapi yang lebih mengenaskan, telah mebiarkan lagi banyak korban yang tak berdosa terbunuh. Peristiwa ini tercatat unutuk sekian kalinya dalam sejarah tentang arogansi ilmiah yang membekap manusia dalam kejumudan.

Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu membuka tabir misteri pengendalian

penyakit cacar. Para ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka terkesan telah menghambat sosialisasi penemuan yang terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan derajat kesejahteraan manusia. Namun, Jener tidak

menyerah.

Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras, semangatnya yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad

berselang.

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi

Page 7: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula,

bebrapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama

yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).

Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964),

mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981). WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit.

Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski

target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hamper dikatakan berhasil. Read more at http://info-biografi.blogspot.com/2010/05/biografi-edward-

jenner.html#HfkkOfvsYBzcVT03.99

Page 8: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Edward jenner (1749-1823) adalah seorang dokter dari inggris yang menemukan vaksin untuk menyembuhkan penyakit cacar. Ia adalah tokoh yang meletakkan dasar bagi imunologi ( Ilmu yang mempelajari tentang kekebalan tubuh).

Cacar merupakan penyebab kematian terbesar di abad ke -18. jenner mengamati bahwa di

antara pasienya, yang sebelumnya terkena cacar ringan dari hewan ternak, memiliki kekebalan yang lebih baik. Pada tahun 1796 ia memaparkan virus cacar ringan kepada seorang anak. Ketika anak itu dipaparkan virus cacar yang menyerang manusia, anak itu tidak

tertular. Ia menerbitkan hasil penemuannya itu dan menjadi kerkenal sebagai penemu vaksinasi. Ia juga yang memperkenalkan istilah virus.

Vaksin

Melalui penerangan bioteknologi, berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus telah dapat dihindari dengan menggunakan vaksin. Vaksin bekerja efektif terhadap penyakit yang

disebabkan oleh mikroorganisme pathogen, termasuk virus. Prinsip dasar dari penggunaan vaksin adalah tubuh menghasilkan antibody untuk melawan

serangan virus. Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme antigen (missal virus atau bakteri pathogen) yang permukaanya atau toksinnya telah dimatikan atau dilemahkan. Pemberian vaksin (Vaksinasi) menyebabkan tubuh bereaksi membentuk antibody, sehingga

kebal terhadap infeksi pathogen di kemudian hari.

Pembuatan Vaksin

Page 9: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Pada awalnya, vaksin dibuat secara konvensional. Sejarah mencatat berbagai penemuan vaksin yang mencegah berbagai penyakit pandemic. Tahun 1796, Edward Jenner menemukan

vaksin untuk penyakit cacar air. Tahun 1885, Louis Pasteur menemukan vaksin untuk Rabies. Kemudian di ikuti penemu

vaksin untuk penyakit lainnya. Beberapa tipe vaksin yang dibuat melalui metode konvensional adalah sebagai berikut : 1. Vaksin yang berasal dari pathogen yang telah dimatikan oleh bahan kimia atau oleh

pemanasan. Misalnya, vaksin influenza, kolera dan hepatitis A. tipe vaksin ini hanya membentuk respon kekebalan sementara.

2. Vaksin yang berasal dari pathogen yang dilemahkan . misalnya, vaksin campak dan vaksin gondong. Tipe vaksin ini menimbulkan respons kekebalan yang lebih lama masanya. 3. Vaksin yang berasal dari senyawa patogenik mikroorganisme yang dibuat tidak aktif.

Misalnya, vaksin tetanus dan difteri.

Akan tetapi, produksi vaksin secara konvensional tersebut menimbulkan berbagai efek samping yang merugikan, seperti berikut ini.

1. Patogen yang digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih melakukan proses metabolisme (pada mikroorganisme seperti bakteri)

2. Pathogen yang digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit. 3. Ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang ditinggalkan dari produksi

vaksin, meskipun sudah dilakukan proses pemurnian. 4. Orang-orang yang bekerja dalam pembuatan vaksin mungkin bersentuhan dengan

pathogen, meskipun dicegah dengan pengaman (masker dan sarung tangan). Untuk mengurangi resiko tersebut, sekarang ini dikembangkan pembuatan vaksin dengan

menggunakan rekayasa genetika. Prinsip-prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut.

1. Mengisolasi (memisahkan) gen-gen penyebab sakit dari virus / pathogen. 2. Menyisipkan gen-gen tersebut kedalam sel bakteri atau kultur sel hewan. Sel bakteri atau

sel hewan yang telah disisipi gen itu disebut rekombinan. 3. Rekombinan tersebut akan menghasilkan antigen. Selanjutnya rekombinan akan dikultur,

sehingga diperoleh antigen dalam jumlah banyak. 4. Antigen itu diekstraksi untuk digunakan sebagai vaksin.

Contoh vaksin yang telah dibuat dengan cara ini adalah vaksin untuk penyakit poliomyelitis, godong, cacar air, rubella, dan rabies.

Page 10: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Penyakit Cacar : Sejarah, Penemuan dan

Program Pemvaksinan Dunia

by editor on Mar 10, 2011 • 1:21 am 1 Comment

Oleh : Mohd Syamirulah Rahim

Penuntut Tahun 5 Jurusan Perubatan

Nizhny Novgorod State Medical Academy, Russia

Penyakit cacar atau smallpox merupakan sejenis penyakit berjangkit bawaan virus yang cukup berbahaya. Jika seorang kanak-kanak dijangkiti cacar, kemungkinan 80% kanak-kanak tersebut akan meninggal dunia

dalam tempoh dua minggu sahaja dalam penderitaan.Sebagai selingan,

Page 11: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

penyakit cacar ini pernah ditonjolkan secara ringkas dalam siri televisyen popular House MD.

Penyakit cacar menjadi bukti kejayaan program imunisasi atau

pemvaksinan. Sejak vaksin terhadap cacar ditemui oleh saintis terkenal Edward Jenner pada tahun 1796, ia telah dipraktikkan di seluruh dunia

sehinggalah pada tahun 1979, Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) mengisytiharkan bahawa penyakit cacar telah pupus secara total.

Kisah penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner juga merupakan satu kisah yang menarik untuk diketahui. Sekitar tahun tersebut, Jenner

tersedar akan satu trend iaitu mereka yang bekerja sebagai pemerah susu lembu tidak pernah dijangkiti dengan virus cacar atau Smallpox.

Jenner mendapati, bahawa mereka (pemerah susu lembu) ini dijangkiti dengan Cowpox, iaitu variasi Smallpox yang khusus kepada lembu

sahaja. Bagi manusia, Cowpox ini hanya mendatangkan kudis di tangan, tidak seperti penyakit Smallpox yang cukup menakutkan. Oleh kerana mereka telah dijangkiti Cowpox, maka kebarangkalian mereka dijangkiti

Smallpox tidak akan berlaku.

Bagi membuktikan kebenaran dakwaan itu, Edward Jenner menjalankan eksperimen yang cukup berbahaya. Beliau mengambil cecair dari kudis

seorang pemerah susu lembu dan memasukkan cecair tersebut pada anak tukang kebunnya yang berusia 8 tahun.

Seminggu selepas itu, anak tukang kebun itu mengalami demam-demam yang membimbangkan. Jenner mula berasa bimbang bahawa

kemungkinan teorinya itu tidak berjaya. Mujurlah selepas itu, anak kecil berusia 8 tahun itu kembali sihat. Edward Jenner memulakan fasa kedua

eksperimennya dengan menyuntik kanak-kanak tersebut dengan cecair sample penyakit cacar. Menurut Jenner, sekiranya teori yang diyakini itu

gagal maka kanak-kanak tersebut akan dijangkiti penyakit merbahaya yang boleh membawa maut.

Page 12: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Edward Jenner (1749 – 1823)

Namun, hipotesis Edward Jenner terbukti benar apabila kanak-kanak

tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda dijangkiti. Edward meneruskan eksperimennya dengan 23 subjek ujikaji lain, termasuklah terhadap anak

kandung beliau sendiri. Setelah penemuannya dilaporkan, beliau sendiri menghadapi tekanan dari masyarakat yang menuduhnya gila, hilang akal dan bodoh kerana eksperimennya yang berbahaya serta kesanggupannya

menjadikan anaknya sebagai bahan ujikaji.

Namun kini, hampir 300 tahun selepas penemuan Edward Jenner, vaksin digunakan untuk mencegah pelbagai jenis penyakit dan terbukti

keberkesanannya. Kita boleh lihat sendiri betapa saintis Edward Jenner sanggup mengambil risiko yang cukup berbahaya demi membuat satu

penemuan yang cukup bermanfaat buat umat manusia keseluruhannya.

Namun cukup mengecewakan apabila abad ini, adanya golongan yang

memandang skeptik terhadap program imunisasi dan vaksinasi yang dilaksanakan kerajaan. Skeptik mereka yang berasaskan kepada artikel-

artikel dan video-video teori konspirasi karut yang menyatakan program vaksinasi itu sebagai perancangan Yahudi. Ia merupakan satu penghinaan

ke atas usaha yang telah dibuat Edward Jenner 300 tahun lampau.

Tambahan pula, apabila kebimbangan itu dimanifestasikan kepada

keengganan ibu bapa muda tersebut untuk mendaftarkan anak mereka ke dalam program imunisasi kebangsaan, ianya merupakan satu kebodohan

yang membinasakan. Ini kerana mereka meletakkan anak mereka dan anak orang lain kepada risiko dijangkiti penyakit berbahaya seperti Polio,

Rubella, dan sebagainya.

Page 13: Jenner dilahirkan tahun 1749 FILSUF

Atas usaha penyelidikan pemvaksinan yang dimulakan oleh Edward Jenner, penyakit cacar atau smallpox diisytiharkan pupus pada tahun

1979. Mahukah anda mengetahui, kisah tragis kes jangkitan Smallpox terakhir dalam sejarah?

Pada tahun 1978, Profesor Henry Bedson, seorang ketua penyelidikan

mikrobiologis di Birmingham Medical School sedang menjalankan kajian mengenai virus Smallpox di makmalnya. Betul-betul di atas

makmalnya adalah bilik seorang jurugambar perubatan, Janet Parker.

Ditakdirkan, kerana kegagalan Profesor Henry untuk menjaga

keselamatan kajiannya, virus Smallpox tersebut terdedah dan disebarkan melalui saluran aliran udara ke tingkat atas, iaitu ke bilik Janet. Janet

yang tidak pernah divaksinasi sebelum itu, menyedut udara tersebut dan dijangkiti penyakit Smallpox. Ruam-ruam mula timbul pada badan Janet,

lantas beliau dimasukkan ke hospital dan disahkan dijangkiti Variola Major, iaitu variasi Smallpox yang paling berbahaya. Janet akhirnya meninggal dunia sebulan kemudian.

Namun yang turut menyayat hati, seminggu sebelum Janet meninggal

dunia, Profesor Henry telah membunuh diri dengan mengelar lehernya kerana tekanan psikologi di atas kejadian yang menimpa Janet. Beliau

menyalahkan dirinya kerana menyebabkan Janet dijangkiti penyakit tersebut, dan dalam nota terakhirnya beliau menulis,

“I am sorry to have misplaced the trust which so many of my friends and colleagues have placed in me and my work.”

Dengan kisah ini, saya menyeru kepada rakan-rakan dan bakal ibubapa

sekalian, agar jangan sekali-kali memandang remeh kepada program imunisasi dan pemvaksinan. Jangan setelah nasi menjadi bubur, barulah

penyesalan muncul. Sesungguhnya mencegah itu lebih baik dari merawat. - See more at: http://www.majalahsains.com/2011/03/penyakit-cacar-sejarah-penemuan-dan-

program-pemvaksinan-dunia/#sthash.WtVaofkm.dpuf