desinfeksi-copy.pdf

Upload: lussya-setya-dewi

Post on 04-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DESINFEKSI

    AIR MINUM

    AIR BAKU

    AIR JERNIH

    MAKSUD PROSES:

    PENGHANCURAN

    ATAU

    MENONAKTIFKAN

    SEMUA

    ORGANISME

    MIKRO DI DALAM

    AIR

  • Sifat dan jumlah organisme mikro,

    Jenis dan dosis desinfektan,

    Suhu air, ( makin tinggi suhu, .. makin cepat proses desinfeksi),

    Waktu kontak,

    ( makin lama , . efek desinfeksi lebih sempurna ),

    Sifat air;

    ( jika kandungan bahan partikel : bersifat koloidal dan bersifat organik, . proses desinfeksi biasanya terhambat),

    pH (keasaman/kebasaan) air,

    Pencampuran, ( proses pencampuran baik, . bahan desinfektan tersebar merata

    di dalam air, .. membantu proses desinfeksi.

    FAKTOR-FAKTOR PENGARUH PROSES DESINFEKSI AIR

  • pemanasan air selama 15-20 menit atau sampai mendidih,

    (organisme patogen : virus, bakteri beserta telur dan kistanya

    .. akan mati),

    semakin lama pemanasan hasil lebih sempurna,

    mahal dan hanya efektif dilakukan dalam lingkup rumah

    tangga atau hanya digunakan secara individual.

    DESINFEKSI SECARA FISIK

    1. Desinfeksi dengan pemanasan

    CARA DESINFEKSI FISIK

    KIMIAWI

  • melewatkan air melalui sinar ultra-violet , (secara alamiah bisa dengan sinar ultra-violet dalam sinar

    matahari..

    sangat efektip membunuh bakteri patogen dalam air).

    sangat mahal dan membutuhkan keahlian dalam menanganinya,

    cukup efektif apabila air dalam kondisi jernih,

    (efektifitasnya akan berkurang apabila air dalam kondisi

    keruh atau mengandung senyawa seperti nitrat, sulfat dan

    senyawa besi),

    menguntungkan karena tidak meninggalkan endapan,

    (tidak menimbulkan kekuatiran adanya kontaminasi baru

    sesudah proses desinfeksi).

    2. Desinfeksi dengan penyinaran

  • Syarat bahan desinfektan :

    1) Membunuh organisme patogen secara cepat dan efektif,

    2) Langsung larut dalam air pada konsentrasi yang dibutuhkan,

    3) Dapat memberikan bahan sisa,

    4) Tidak memberi rasa, bau dan warna pada air,

    5) Tidak beracun bagi manusia maupun hewan,

    6) Mudah dideteksi dan dimonitor keberadaannya dalam air,

    7) Mudah dibawa, dipindahkan, ditambahkan, dan dikontrol,

    8) Harga relatif murah.

    DESINFEKSI SECARA KIMIAWI

    (dengan penambahan bahan-bahan kimia tertentu)

  • Klorin dan senyawa klorin,

    Iodine,

    Brom,

    Ozon,

    Bahan-bahan oksida (potassium permanganat dan hidrogen

    peroksida).

    Contoh Bahan Desinfektan :

    Umum digunakan,

    (mudah didapat, harga relatif murah),

    Sangat efektip membunuh organisme patogen,

    Sesuai untuk air dengan pH tinggi dan alkalinitas rendah,

    Proses terganggu apabila dalam air terdapat unsur-unsur nitrit,

    besi dan mangaan.

    Klorin dan senyawa klorin

  • Iodine

    Cukup baik, namun mempunyai banyak keterbatasan, hanya

    digunakan dalam keadaan darurat,

    Dosis cukup tinggi yaitu 10 - 15 mg/l,

    Tidak efektif apabila air dalam kondisi keruh atau berwarna,

    Dalam larutan air mudah menguap merugikan dalam

    pemakaiannya.

    Potassium permanganat

    Oksidator yang kuat,

    Amat efektif untuk membasmi vibrio kolera, tapi tidak efektif

    untuk organisme patogen lain,

    Meninggalkan noda pada wadah, (tidak baik digunakan dalam penyediaan air minum secara komunal).

  • Ozon

    Sangat efektif menghilangkan senyawa-senyawa penyebab

    rasa dan bau pada air,

    Tidak meninggalkan endapan,

    (sehingga tidak menimbulkan kekuatiran adanya kontaminasi baru

    sesudah proses desinfeksi),

    Pemasangan instalasi dan pengoperasiannya cukup mahal,

    (berkaitan dengan energi untuk menghasilkan ozon).

  • Pelaksanaan

    Pada awal proses (Pre-chlorination)

    ( meningkatkan efektifitas koagulasi,

    mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan oleh bahan organik,

    mengurangi beban organisme mikro pada filter

    Dosis diberikan dengan sisa klorin 0,1 - 0,2 mg/l pada air sebelum

    melewati

    media filter.

    Pada akhir proses sebelum kolam tando air bersih (Post-chlorination).

    Dosis klorin 2 - 3 mg/l.

    PROSES KLORINASI(Pembebasan organisme mikro dengan klorin)

    Syarat sisa khlor di pelanggan 0,2 mg/l

  • Bentuk Bahan Klorincair larutan klorin (NaOCl)

    padat senyawa CaOCl2 atau Ca(OCl)2

    gas klorin,

    Larutan Klorin,

    Berupa larutan Sodium hypochlorite (NaOCl) dengan 12% hingga 15%

    klorine,

    Larutan Sodium hypochlorite yang umum digunakan dalam rumah tangga

    mengandung 3% - 5% klorin.

  • Senyawa Klorin

    Berupa senyawa Kapur klor (Chlorinated lime atau Bleaching

    powder),

    Merupakan kombinasi lepas dari kapur padam dan gas klorin, dengan

    komposisi CaCl2.Ca(OH)2.H2O + Ca(OCl)2 2Ca(OH)2,

    Dalam air akan terurai menjadi asam hypochlorite (HOCl),

    Dalam keadaan baru, kapur klor mempunyai kandungan klorin lebih

    kurang 33% hingga 37%,

    Warna putih kekuningan, dan tidak stabil di udara terbuka,

    Cahaya matahari dan uap air di udara akan menurunkan kandungan

    klorin dengan cepat,

    Penyimpanannya :

    - dalam ruang yang gelap, sejuk dan kering,

    - dalam wadah yang tertutup rapat dan tahan korosi.

  • Gas Klorin

    Di alam ditemukan sebagai gabungan dengan senyawa lain, terutama

    natrium sebagai suatu senyawa garam,

    Merupakan gas beracun,

    Warna kuning kehijauan,

    Baunya sangat menusuk,

    Bersifat iritasi,

    Lebih berat dari udara,

    Dalam bentuk gas kering, gas klorin tidak korosif namun jika ada uap air

    akan menjadi amat korosif pada semua logam kecuali pada perak dan

    timah,

    Gas klorin larut dalam air, kelarutannya 1% per berat pada 100C,

    Larutan gas klorin tidak berwarna, lebih berat dari air, menguap pada

    suhu dan tekanan atmosfer,

    Pembuatan dengan elektrolisa air laut dengan hasil samping soda api

    dan hidrogen.

  • Alat : sebuah pot tanah liat,

    Kapasitas pot 7 - 10 liter,

    Dasar pot dibuat sebuah lubang

    dengan garis tengah 6 - 8 mm,

    Pot diisi :

    Batu kerikil ukuran 20 - 40 mm sampai mencapai setengahnya,

    Selanjutnya di atasnya diisi campuran kapur klor dan pasir dengan

    perbandingan 1 : 2,

    Pada lapisan paling atas diisi batu kerikil sampai mencapai leher pot,

    Selanjutnya pot dicelupkan di dalam air sumur dengan lubang pot dalam

    keadaan terbuka,

    Untuk sumur gali dengan debit 100 - 1200 liter/hari diperlukan kapur klor

    sejumlah 1,5 kg setiap minggu,

    Masalah : kandungan klorin yang terlalu tinggi (over-chlorination) pada

    sumur gali dengan kapasitas rendah (sumur rumah tangga).

    KLORINASI DENGAN

    POT TUNGGAL

  • Alat : susunan dua buah pot

    yang terbuat dari tanah liat

    atau plastik dan

    berbentuk silinder,

    Susunan Pot :

    sebuah pot diisi dengan campuran 1kg kapur klor dan 2 kg pasir kasar

    sampai pada ketinggian yang hampir mencapai sebuah lubang kecil di

    bawah leher pot,

    selanjutnya pot ini dimasukkan ke dalam pot yang lebih besar yang pada

    dindingnya dibuat sebuah lubang kecil di dekat dasar pot,

    mulut pot luar ditutup dengan lembaran plastik,

    celupkan pot ke dalam air sumur,

    Beroperasi efektif selama 2 - 3 minggu untuk sumur gali dengan kapasitas

    4.500 liter dan debit pengambilan 400 - 450 liter/hari,

    Dengan pot semacam ini, masalah kandungan klorin yang terlalu tinggi

    (over-chlorination) pada sumur gali dengan kapasitas rendah (sumur

    rumah tangga) . dapat dikurangi.

    KLORINASI DENGAN

    POT GANDA

  • Alat : jerigen plastik yang dilengkapi

    dengan rangkaian alat tetes

    larutan klorin yang terbuat dari

    pipa kaca dan selang karet/plastik,

    Pada ujung selang (outlet selang) dipasang skrup pengatur aliran larutan klorin

    yang proses kerjanya menyerupai alat pengatur cairan infus,

    Alat ditempelkam pada dinding sumur pada bagian yang tidak terendam air dan

    ujung alat tetes dicelupkan ke dalam air sumur.

    Masalah :

    terbentuknya endapan CaCO3 apabila larutan kapur klor mengalami kontak

    dengan CO2 di udara,

    debit larutan klorin yang dikeluarkan tidak konstan, .. perlu penyesuaian

    setiap saat .

    KLORINASI

    DENGAN ALAT

    TETES

  • Cara mengatasi masalah ketidakstabilan debit :

    dengan alat tetes yang berupa mangkok terapung yang dilengkapi

    dengan rangkaian pipa / selang sedemikian sehingga muka cairan dapat

    dipertahankan selama proses pembubuhan larutan klorin.

  • ALAT PEMBUBUH GAS CHLOR YANG UMUM

    DIGUNAKAN DALAM INSTALASI DESINFEKSI