desember 2019 gagasan & inovasi / ulasan (delete yang...
TRANSCRIPT
Edisi 6 No. 04, Oktober – Desember 2019, p.1-15
1
Gagasan & Inovasi / Ulasan (delete yang tidak perlu)
ANALISIS PENGEMBANGAN SOP DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BANTEN (sebagai upaya revisi terhadap Pergub No 23 tahun 2011
tentang SOP Sekretariat Daerah Provinsi Banten)
*Bambang Kurniawan1
1Widyaiswara BKPSDM Kota Tangerang
Jl. KS Tubun No. 1 Gdg. Cisadane Lt.3 Pasar Baru Kota Tangerang, Hp. 081586890917, Banten Province,
Indonesia
(Diterima 5 November 2019; Direvisi 6 November 2019; Disetujui 20 November
2019; Diterbitkan 21 November 2019)
Abstrak: Membangun sebuah organisasi pemerintahan yang baik tentunya membutuhkan
berbagai perangkat kerja yang juga cukup baik, diantara perangkat kerja tersebut adalah
berupa Standar Operating Procedures (SOP). SOP merupakan petunjuk kerja yang
memastikan bahwa setiap jenis kegiatan ada yang bertangung jawab dalam proses
penyelesaian pekerjaannya, konsistensi, mampu meminimalisasi kesalahan, dan juga
kepastian setiap persyaratan. Pengembangan jenis dan jumlah SOP pada Sekretariat Daerah
Provinsi Banten mendesak untuk dilakukan, tidak saja karena jumlah Organisasi Perangkat
Daerahnya yang berubah, lebih dari itu ditujukan untuk peningkatan kinerja perangkat daerah
dalam pemenuhan pelayanan public yang lebih baik lagi.
Keywords : Pengembangan SOP, Perubahan Struktur Organisasi, dan Jenis SOP. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Corresponding author: Bambang Kurniawan, E-mail: [email protected], Tel. +62-81586890917.
Pendahuluan
Bahwa dalam upaya mewujudkan tatanan pemerintahan yang baik, maka diperlukan
sebuah peta perjalanan (road map) makro dari sebuah organisasi pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan agar peta dan arah dari perubahan yang direncanakan tersebut dapat
memberikan arah bagi setiap actor pelaksana kebijakan. Selain itu, road map juga mampu
memberikan dampak pada kepastian langkah yang akan ditempuh jika dibandingkan
dengan waktu yang tersedia. Dalam konteks perjalanan sebuah organisasi pemerintahan,
peta perjalanan ini seringkali disebut sebagai Road Map Reformasi Birokrasi (Dwiyanto,
2006) Adapun tujuan dari reformasi birokrasi ini adalah mewujudkan tata kelola birokrasi
yang lebih baik (good governance) dilihat dari sisi Pelayanan Publik, Menajemen
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
2
Pemerintahan, Kepemimpinan, Pengembangan Organisasi, dan Regulasi. Kesemuanya
dibingkai dalam perwujudan kinerja birokrasi yang professional, transparan dan akuntabel.
Apabila dicermati lebih jauh, sesungguhnya kinerja birokrasi pemerintahan diarahkan pada
upaya mewujudkan kepuasan publik dalam menerima layanan dari organisasi birokrasi ini.
Penempatan masyarakat sebagai unsur utama dari sebuah bentuk pelayanan akan mampu
menjadi leverage bagi perubahan kualitas dari pelayanan publik itu sendiri. Dinamika
Perubahan orientasi pelayanan publik ini akan mampu menciptakan pula langkah-langkah
inovasi dan kreatifitas dalam pemberian pelayanan publik dengan tetap berlandaskan pada
prinsip lebih cepat, lebih murah dan lebih baik (Dwiyanto, 2006).
Perubahan yang cepat dalam dinamika kehidupan masyarakat ini menuntut
perubahan dalam pola perilaku (culture set) dan pola berfikir (mind set) pada aparatur
birokrasi. Tanpa perubahan pada dua ranah pola ini nampaknya akan sangat sulit sebuah
organisasi pemerintahan ini dapat menjawab tantangan perubahan yang datang baik dari
internal organisasi maupun eksternal organisasi. Perubahan pola pikir dan pola
perilaku/budaya kerja ini salah satunya sangat dipengaruhi melalui mekanisme kerja yang
diciptakan dalam birokrasi tersebut. Salah satu upaya teknis dalam “mengawal” bentuk
perubahan pola pikir dan pola perilaku/budaya kerja ini diwujudkan dalam bentuk penataan
alur bekerja atau seringkali disebut sebagai sebuah pola prosedur kerja yang terstandar
(Standar Operasional Prosedur/SOP).
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan petunjuk teknis yang tertulis yang
menggambarkan dengan tepat cara melaksanakan sebuah tugas (baik administrative ataupun
teknis). Hakikat dari SOP juga adalah untuk menghindari miskomunikasi, konflik, dan permasalahan
pada pelaksanaan tugas/pekerjaan
(https://kemenkopmk.go.id/sites/default/files/pengumuman/Paparan).
Keberadaan sebuah SOP pun setidaknya dapat mengkomunikasikan kepada publik mengenai
peraturan dan persyaratan administratif yang terkait dengan bentuk pelayanan yang akan diberikan.
Sisi lain eksistensi sebuah SOP pun dapat mencerminkan kebijakan dan komitmen sebuah organisasi
dalam upayanya memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya (baik sebagai user internal
ataupun user eksternal). Bagaimana tata cara pegawai berperilaku khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada publik juga dapat “dikelola” melalui keberadaan sebuah SOP
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
3
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa eksistensi Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam sebuah organisasi khususnya organisasi birokrasi pemerintahan menjadi sangat
signifikan bagi perwujudan implementasi kinerja birokrasi yang lebih baik.
Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi
Banten mengenai pentingnya melakukan perubahan dan prediksi pengembangan SOP yang
ada di lingkungan organisasi perangkat daerah pada sekretariat daerah Pemerintah Provinsi
Banten, sehingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Setda Provinsi Banten
dapat responsif dalam memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Selain itu riset ini juga
ingin memberikan analisis mengenai keterkaitan antara SOP dan Pencapaian Visi dan Misi
Pemerintah Provinsi Banten, dan terakhir adalah memberikan hasil analisis dampak
Pengembangan SOP sesuai dengan Pergub No 83 tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas
Pokok, Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten
Metodologi
Dalam kegiatan penelitian sederhana ini, peneliti menggunakan pendekatan teknik analisis kualitatif
untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana upaya pengembangan SOP pada Sekretariat
Daerah Provinsi Banten dilakukan. Khususnya jika dikaitkan dengan Perda No 8 tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten dan Pergub No 83 tahun 2016
tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Provinsi Banten.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan menggunakan metode observasi langsung ke
lapangan (direct observasion dan FGD) dengan menggunakan catatan lapangan (field notes) Catatan
lapangan ini digunakan oleh peneliti ketika melakukan pengamatan, mengikuti jalannya diskusi
termasuk saat melakukan proses wawancara (Lexy J. Maleong ; 2001) studi dokumentasi dan
melakukan kajian pustaka khususnya dikalangan organisasi pemerintah (setda), lebih dari itu, dalam
melakukan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi yaitu sebuah metode
yang melakukan elaborasi data dan infromasi silang diantara sumber data dan informasi yang
didapat. Sehingga didapat pemahaman yang komprehensif dari peneliti terhadap data dan infromasi
yang ada. Pengumpulan data dilakukan melalui forum Focus Group Discussion (FGD) difasilitasi oleh
Biro Organisasi Setda Provinisi Banten. Unit analisis kegiatan penelitian ini dilakukan kepada ke
Sembilan Biro yang ada pada Setda Provinsi Banten.
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
4
Pembahasan
1.1. Pengembangan SOP dan Pencapaian VISI dan MISI Pemerintah Provinsi Banten
Dalam sesi pendahuluan di atas sudah dijelaskan bagaimana peran SOP dalam
perwujudan sebuah organisasi pemerintahan yang baik. Sehingga dapat dikatakan sebuah
SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjawab derasnya tantangan perubahan
kebutuhan di masyarakat. Dalam kalimat lain disebutkan juga keberadaan SOP harus
mampu memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi terhadap perkembangan zamannya,
mampu beradaptasi terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat yang kemudian berdampak
pada kualitas pelayanan publiknya. Sehingga eksistensi sebuah SOP dapat menjadi jati diri
perilaku dan budaya kerja bagi organisasinya.
Organisasi Pemerintah yang baik tentunya harus selalu bertanggung jawab
menselaraskan tujuan dari setiap pembangunan yang dilaksanakan, dan terukur untuk
selalu diarahkan pada pencapaian Visi dan Misi. Akuntabilitasnya bahkan harus dapat
dibuktikan setiap saat tidak saja pada saat akhir tahun laporan pertanggungjawaban atau
saat laporan pertanggunjawaban akhir masa jabatan seorang kepala daerah berakhir, akan
tetapi akuntabilitas tersebut juga harus dapat siap disampaikan dan disajikan setiap saat
proses pembangunan itu dilaksanakan. Mengapa demikian ? hal ini dikarenakan sejatinya
setiap proses pelaksanaan pembangunan itu sudah memiliki perencanaan dan kalkulasi
alokasi anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya, hal inilah yang menjadi dasar
mengapa akuntabilitas kinerja organisasi pemerintah harus siap setiap saat jika dilakukan
pemeriksaan. Pencapaian VISI dan Misi Organisasi Pemerintah akan lebih terukur
prosesnya jika semangat akuntabilitas ini dipegang teguh oleh aparat birokratnya.
Dalam argumentasi umum akuntabilitas kinerja pemerintah yang baik sangat
dipengaruhi oleh hadirnya sebuah perangkat berupa prosedur tata kerja didalam
pemerintahan dan prosedur tata kerja yang baik sangat dipengaruhi juga oleh komitmen
dari pimpinan hingga staf terbawah dalam mengawal dan menjalankan prosedur dan tata
kerja tersebut. Lebih dari itu akan menjadi sia-sia juga jika sebuah perangkat prosedur kerja
menjadi tak terkawal dengan baik hanya karena tidak adanya komitmen kuat dan
konsistensi dari seluruh pelaksana kerjanya. Kemudian menjadi mubazir juga jika perbaikan
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
5
berkelanjutan dari setiap proses prosedurnya tidak dilakukan (unsustainable). Berikut
keterkaitan semua unsur elemen dengan kualitas akuntabilitas kinerja pemerintah.
Gambar 1 Keterkaitan Variabel dengan Akuntabilitas Kinerja
Sumber : data diolah
1.2. Review Pergub No 23 tahun 2011 tentang SOP SETDA
Dalam pembahasan sebelumya telah dikemukakan bahwa variable monitoring dan
evaluasi serta komitmen melakukan perubahan secara simultan (sustainability) merupakan
salah satu factor penentu pencapaian optimal dari implementasi prosedur tata kerja sebuah
organisasi, dan selanjutnya akan berdampak pula pada optimalisasi performance
akuntabilitas kinerja pemerintah tersebut.
Berangkat dari hal ini maka sudah sepantasnya setiap daerah melakukan review atas
beberapa regulasi yang sudah dibuatnya dengan menyesesuaikan pada kebutuhan
masyarakat dan tentunya pada peraturan perundangan yang berlaku saat ini. Dua alasan
dilakukannya review atas regulasi yang telah lalu juga merupakan bentuk implementasi dari
keberlanjutan (sustainability) sebuah regulasi. Menjadi sasaran utama dalam rangkaian
tulisan ini adalah tinjauan atas Peraturan Gubernur Banten No 23 tahun 2011 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Peraturan ini
menjadi urgent untuk diubah dikarenakan beberapa hal, diantaranya yaitu :
1) Perubahan nomenklatur keorganisasian pada Setda Prov.Banten
2) Adanya perubahan atas nomenklatur juga menyebabkan perubahan pada
Tupoksi Organisasi Perangkat Daerah nya.
3) Adanya perubahan regulasi dalam tata cara penyusunan standar operasi
prosedur
4) Perubahan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Banten
Komitmen
Pimpinan
Komitmen Staf
Monev
Sustanibility
Prosedur Tata
Kerja
Akuntabilitass
Kinerja
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
6
5) Perubahan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat
Dalam Pergub 23/2011 masih mengacu pada jumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di
setda sebanyak 8 OPD berdasarkan pada Perda No 1 tahun 2008 tentang pembentukan, Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Banten sedangkan saat ini jumlah OPD di Setda berubah
menjadi 9 OPD berdasarkan pada Perda No 8 tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Banten dan Pergub No 83 tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok,
Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten.
Dalam Pergub No 23 tahun 2011 didalamnya menyebutkan bahwa SOP pada Sekretariat
Daerah Provinsi Banten meliputi (pasal 3 ayat 1) :
1) SOP Pengelolaan Administrasi Barang Daerah dan Pelayanan Tata Naskah Dinas;
2) SOP Pelaporan Pengendalian dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
3) SOP Pelayanan Pada Biro Hukum;
4) SOP Kehumasan dan Protokol;
5) SOP Kelembagaan/Organisasi;
6) SOP Pelaksanaan Bantuan Sosial/Hibah; dan
7) SOP Fasilitasi Kebijakan Perekonomian.
Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangan status organisasi perangkat
daerah di Setda Banten maka keberadaan SOP tersebut menjadi beralasan jika ingin
dilakukan perubahan. Setidaknya jumlah SOP yang tersedia pada hasil review nanti harus
dapat merepresentasikan kehadiran OPD yang ada pada secretariat daerah, yaitu berjumlah
9 OPD.
1.3. Tinjauan Teknis Pengembangan SOP Sekretariat Daerah
Salah satu bagian dari perwujudan implementasi Reformasi Birokrasi adalah
tersusunnya prosedur tata kerja yang baik dalam lingkup masing-masing OPD di setiap level
organisasi pemerintahan (Pusat dan Daerah). 8 Area Perubahan dalam aspek Manajemen
Pemerintahan (Pola Pikir & Budaya Kerja, Perundang-undangan, Organisasi, Tatalaksana,
Manajemen SDM Aparatur, Pengawas, Akuntabilitas dan Pelayanan Publik) yang kemudian
dijadikan dasar dari dilaksanakannya Reformasi Birokrasi memiliki peran kuat dalam
menstimulus disusunnya review atas Peraturan Gubernur No 23 tahu 2011 tentang SOP di
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
7
Sekretariat Daerah. Adapun prinsip penyusunan SOP menurut Permenpan dan Reformasi
Birokrasi, No 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan adalah :
1) Kemudahan dan Kejelasan 2) Efisiensi dan efektivitas 3) Keterukuran 4) Dinamis 5) Berorientasi pada pengguna (mereka yang dilayani) 6) Kepatuhan Hukum, dan 7) Kepastian Hukum
Dalam tahap pelaksanaannya sebuah SOP akan dapat bermanfaat secara maksimal jika saja
mengacu pada Prinsip-prinsip seperti :
1) Konsisten 2) Komitmen 3) Perbaikan berkelanjutan 4) Mengikat 5) Seluruh unsur memiliki peran penting, dan 6) Terdokumentasikan dengan baik
Proses dan Rangkaian dalam Penyusunan SOP
Dalam proses penyusunan SOP sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan, dengan kata
lain menyusun SOP itu mudah hanya dengan memperhatikan :
1) SOP itu berasal dari kegiatan/pekerjaan sehari-hari kita
2) SOP berasal daro tugas dan fungsi organisasi bersangkutan (menyusun SOP
berawal dari Tupoksi)
3) SOP berkenaan dengan tugas utama kita, kalaupun ada sebuah SOP yang
disusun harus melalui tugas dan fungsi pekerjaan orang lain maka hal
tersbut haruslah menjadi satu kesepakatan bersama.
4) Langkah awal proses penyusunannya dapat dimulai dengan menulis secara
runut tentang apa yang kita kerjakan sehari-hari
5) Khusus pada point 4 di atas jika ada terdapat peraturan perundangan yang
menyertainya maka masukan unsur regulasi tersebut dalam alur SOP yang
ada.
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
8
Rangkaian Penyusunan SOP
Gambar
2.
Rangkaian Penyusunan SOP
Sumber : data diolah
Ket :
TUSI = Tugas Pokok dan Fungsi
LKIK = Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan
Dalam LKIK ada beberapa hal yang harus diantisipasi untuk dilakukan oleh setiap penyusun SOP,
yaitu :
A. Data Kegiatan
1) Judul SOP : ……………………
2) Jenis Kegiatan : Rutin / Tidak Rutin
3) Penanggung Jawab : ……………………
4) Scoping (raung lingkup) : …………………….
B. Identifikasi Kegiatan
1) Judul Kegiatan : ……………………...
2) Langkah Awal yg dikerjakan : ………………………
3) Langkah Utama/Proses : ………………………
4) Langkah Akhir : ……………………….
C. Identifikasi Langkah Kegiatan
• Keg keseharian
• Tulis yg kita kerjakan
• Tentukan Judul SOP
TUSI
• SOP Pengelolaan...
• SOP Penyusunan ....
• SOP Fasilitasi .....
• dll
Judul SOP
• Identifikasi Keg Awal & Akhir
• Siapa Pelaksana Kegiatan
• Siapa Pjwab Kegiatan
• Keterkaitan antar bid/OPD,dll
LKIK
• SOP Rutin
• SOP Pelayanan
• SOP Administratif
• SOP Teknis
• dll
SOP
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
9
Menggambarkan /mendeskripsikan semua proses kegiatan secara rinci dari judul SOP
dikaitkan dengan tahapan kegiatan/pekerjaan sampai akhir pekerjaan tersebut
terdokumentasikan/terarsipkan dengan baik.
Adapun jika bagan SOP akan disajikan dalam bentuk pada umumnya SOP yaitu flowchart, maka
factor berikutnya yang harus di perhatikan adalah factor symbol flowchart yaitu :
1) Simbol Kapsul mendeskripsikan kegiatan Mulai dan Akhir
2) Simbol Kotak mendeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi
3) Simbol Belah Ketupat mendeskripsikan pengambilan keputusan
4) Simbol anak panah mendeskripsikan arah kegiatan/arah proses
5) Simbol Segilima (connector) mendeskripsikan hubungan antar symbol
yang berbeda halaman.
Selanjutnya factor penentu keberhasilan dalam penyusunan SOP ini memerlukan pimpinan yang
memiliki komitmen terhadap organisasi, berkemauan, tegas, dan menerima serta melakukan
perubahan. Siklus penyusunan SOP tersebut adalah (Kemenpan RB tentang penyusunan
SOP;2014):
Gambar 3.
Tahapan Penyusunan SOP
1.Persiapan
•Membentuk Tim
•Evaluasi atas SOP lama
•Sosialisasi kpd unit2 lainnya
•Pelatihan kepada Tim
2. Need Assesment
•Menyusun rencana kebutuhan
•Membuat daftar SOP yg akan dikembangkan/dibuat
•Membuat dokumen penilaian kebutuhan SOP
3. Pengembangan
•Pengumpulan Informasi dan Identifikasi Kebutuhan SOP
•ANalisis dan Pemilihan alternatif penulisan SOP
•Pengujian dan Review
•Pengesahan SOP
4. Integrasi dalam Manajemen
•Perencanaan Penerapan
•Sosialisasi
• Internalisasi SOP
5. MONEV
•Monitoring
• Evaluasi
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
10
1.4. Tinjauan Pengembangan SOP Sekretariat Daerah Provinsi Banten Berdasarkan Pergub No 83 tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok,
Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Banten
Apabila kita analisa dari hasil pengembangan OPD di Sekretariat Provinsi Banten yang saat
ini berjumlah 9 OPD maka dapat diartikan bahwa Pemerintah Provinsi Banten ingin
mengoptimalkan eksistensi organisasinya (Type A) sambil terus berupaya mengoptimalkan
pelayanannya baik kepada internal organisasi maupun kepada eksternal organisasi. Sebut
saja misalnya OPD Biro Administrasi Rumah Tangga Pimpinan, berdasarkan tuga pokok dan
fungsinya maka keberadaan biro ini ingin menempatkan bentuk layanan rumah tangga
(internal) kepada unsur pimpinan kepala daerah dapat lebih dimaksimalkan, selain juga
melakukan perumusan kebijakan di bidang, administrasi keuangan pimpinan dan
keprotokolan. Melihat pada uraian tugasnya maka dapat dismpulkan sementara bahwa pada
biro ini memerlukan cukup banyak output berupa SOP Administrasi dan Teknis.
Berikut ini beberapa prediksi hasil kajian kemungkinan SOP yang dapat dihasilkan dari 9 Biro
yang ada di Sekretariat Daerah Provinsi Banten (dianalisis dan diprediksikan dari Pergub No
83 tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Tipe, Susunan Organisasi Dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten) yaitu :
1. Prediksi SOP-SOP di Biro Kesra :
1) Pembinaan Pelayanan Keagamaan;
2) Penyelenggaraan Embarkasi Haji Antara Provinsi Banten;
3) Penyelenggaraan MTQ Tingkat Provinsi Banten, Pelaksanaan TC Kafilah
dan Keikutsertaan Kafilah Provinsi Banten Pada MTQ Tingkat Nasional;
4) Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Suci Ramadhan;
5) Pelayanan Pelaksanaan Bantuan Sosial dan Hibah;
6) Perencanaan dan Penyusunan Pelaporan;
7) Pengelolaan Barang;
8) Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran;
9) Pengelolaan Keuangan
10) dll
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
11
2. Prediksi SOP-SOP di Biro Umum :
1) SOP Alur Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
2) SOP Seleksi Umum Prakualifikasi
3) SOP Penunjukan Langsung
4) SOP Pengadaan Langsung
5) SOP Pelayanan Ruilslag Barang Milik Daerah
6) SOP Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
7) SOP Penyelenggaraan Analisa Kebutuhan, Pengadaan dan Pemeliharaan
serta Distribusi Barang
8) Dll
3. Prediksi SOP-SOP di Biro Hukum :
1) SOP Pembentukan Perda Provinsi Banten
2) SOP Pelayanan Koreksi/Penelitian Peraturan Gubernur, Keputusan
Gubernur, dan Instruksi Gubernur
3) SOP Pelayanan pada Biro Hukum
4) SOP Pelaksanaan Evaluasi Produk Hukum
5) SOP Mengevaluasi dan Mengklarifikasi Raperda Kabupaten /Kota
6) SOP Penanganan pengaduan dari masyarakat, OPD, Kabupaten/Kota
tentang HAM
7) Dll
4. Prediksi SOP-SOP di Biro Organisasi :
1) SOP Penyusunan LAKIP Provinsi
2) SOP Penyusunan LAKIP Biro Organisasi
3) SOP Penyusunan Renja Biro Organisasi
4) SOP Penyusunan Renstra Biro Organisasi
5) SOP Kelembagaan
6) SOP Pelaksanaan Anjab dan ABK pada OPD Provinsi
7) SOP Monitoring SPM ke Kabupaten/Kota
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
12
8) SOP Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan SOP bagi OPD
9) Dll
5. Prediksi SOP-SOP di Biro Administrasi Rumah Tangga Pimpinan :
1) SOP Pengajuan Fasilitasi Keuangan Pimpinan
2) SOP Layanan Rumah Tangga Pimpinan
3) SOP Layanan Keprotokolan Pimpinan
4) SOP Layanan Informasi Kehumasan/Publik
5) SOP Pelaksanaan Kunjungan Pimpinan ke Kabupaten/Kota dalam Provinsi
atau Luar Provinsi
6) SOP Tata Acara, Pelayanan Tamu, dan Peliputan & Dokumentasi
7) Dll
6. Prediksi SOP-SOP di Biro Administrasi Pembangunan Daerah :
1) SOP Penyusunan Bahan Administrasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) Provinsi Banten
2) SOP Penyusunan Bahan Kebijakan Analisis Data Kegiatan dan Pelaporan
Pelaksanaan Pembangunan
3) SOP Pengelolaan Akuntansi dan Pajak Keuangan Lingkup Biro;
4) SOP Penyusunan laporan akuntabilitas, laporan keuangan, bahan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahan laporan keterangan
pertanggungjawaban, laporan fisik, dan keuangan;
5) SOP Sistem Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan;
6) SOP Perumusan kebijakan pengendalian administrasi pelaksanaan
pembangunan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7) SOP Pengoordinasian kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan
bidang dekonsentrasi dan tugas pembantuan lingkup provinsi dan
kabupaten/kota
8) Dll
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
13
7. Prediksi SOP-SOP di Biro Bina Perekonomian :
1) SOP Penyusunan Kebijakan BUMD dan Lembaga Keuangan, Penanaman
Modal dan Promosi
2) SOP Pemantauan dan Evaluasi
3) SOP Penyusunan Bahan Koordinasi Kegiatan Penanaman Modal dan
Promosi
4) SOP Pelaksanaan Administrasi penatausahaan keuangan, kepegawaian,
perlengkapan, kearsipan dan inventarisasi asset
5) SOP Penyusunan Kebijakan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
6) SOP Penyusunan Kebijakan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
7) SOP Penyusunan Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
8) SOP Penyusunan Kebijakan Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan
Pangan.
9) Dll
8. Prediksi SOP-SOP di Biro Insfrastruktur dan Sumber Daya Alam :
1) SOP Pelaksanaan Fasilitasi Perumusan Kebijakan bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, Pertanahan, Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman;
2) SOP Pelaksanaan Fasilitasi Perumusan Kebijakan Infrastruktur ESDM;
3) SOP SOP Pengelolaan Sarana Persandian dan Telekomunikasi
4) SOP Pelaksanaan Pengkajian Bahan Perumusan Kebijakan Bidang
Perhubungan, Kominfo, Statistik dan Persandian;
5) Dll
9. Prediksi SOP-SOP di Biro Pemerintahan :
1) SOP Penyusunan Kerjasama dengan Luar Negeri
2) SOP Penyusunan Naskah Kerjasama Antar Daerah
3) SOP Penyusunan Naskah Kerjasama Dengan Pihak Ketiga
4) SOP Fasilitasi Penetapan dan Penegasan Batas Daerah
5) SOP Penyusunan LKPJ/LPPD/LIPPD Provinsi Banten
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
14
6) SOP Penyusunan Bahan Rekomendasi Pembentukan Kecamatan di
Kota/Kab
7) dll
Perlu menjadi catatan bahwa SOP-SOP tersebut baru merupakan kajian literature dan
kemungkinannya bisa berkurang ataupun bertambah jumlahnya. Kuantitas angka ini sangat
tergantung dari hasil kerja TIM Penyusun SOP di Sekretariat Daerah Provinsi Banten baik yang
berasal dari Tim pada Level Organisasi maupun Tim pada Level Unit Kerja. Pimpinan harus
memberikan kewenangan yang cukup kepada tim ini untuk melaksanakan tugasnya, agar tim
mampu mengembangkan inovasi dan kreativitasnya dalam menyusun SOP sesuai dengan
tahapan penyusunan SOP dan Prinsip-prinsip penyusunan SOP serta sesuai dengan Permenpan
No 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan (SOP AP).
Kesimpulan
Bercermin pada kinerja pemerintahan sebelumnya maka tidak ada kata lain bahwa akuntabilitas
kinerja Pemerintah Provinsi Banten haruslah meningkat, memiliki daya saing tinggi terhadap
pemerintahan selevel di Indonesia dan mampu terus mengupayakan peningkatan pelayanan kepada
masyarakatnya dengan tujuan akhir tentunya pada peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat
di Provinsi Banten. Ini semua harus jadi komitmen bersama dari seluruh perangkat kerja (staf) yang
bekerja di organisasi Pemerintah Provinsi Banten.
Semoga semangat melakukan perubahan terhadap landasan bekerja khususnya di Sekretariat
Daerah Provinsi Banten melalui review terhadap standar operasional prosedur (SOP) kerja ini dapat
menjadi trigger dalam mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, lebih responsive dan tertib
administrasi dalam lingkungan internal organisasi juga lebih meningkat.
Ucapan Terima Kasih
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada reviewer dan dewan redaksi JULIWI (Jurnal
Ikatan Widyaiswara) BPSDM Banten atas upayanya memberikan review dan masukan dalam
penyempurnaan tulisan ini, juga kepada seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 6 No. 4Oktober-Desember 2019, p. 1-15 ISSN: 2355-4118
15
Daftar Pustaka
Dwiyanto, Agus. 2006. “Reformasi Birokrasi Publik,” Gajah Mada University Press,
Jogjakarta
Moleong J.Lexy; 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung
Permenpan dan Reformasi Birokrasi, No 35 tahun 2012. Tentang “Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.” Jakarta
Permendagri, 2011. “Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.“ Jakarta
Peraturan Daerah No 8 tahun 2016 tentang ” Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Banten.” Banten.
Peraturan Gubernur Banten Nomor 38 Tahun 2017 Tentang ”Uraian Tugas Jabatan Pimpinan
Tinggi, Administrator Dan Pengawas Perangkat Daerah.” Banten
Peraturan Gubernur Banten No 83 tahun 2016 tentang “Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi,
Tipe, Susunan Organisasi, Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten.” Banten.
https://kemenkopmk.go.id/sites/default/files/pengumuman/Paparan