bab ii analisis video reaction terkait hak cipta...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan...

57
BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA A. Video Reaction Berupa Review dalam Hak Cipta Video reaction atau reaksi video pada dasarnya merupakan aktifitas yang sedang populer pada penonton Youtube (yang kemudian disebut Youtuber) untuk merekam dengan video ekspresi dan emosi wajah Youtuber ketika sedang menonton sebuah tayangan video yang kemudian diunggah kembali ke laman Youtube. 1 Ketika diunggah ke Youtube, seseorang yang melakukan Reaction harus menyajikan dua hal di dalam satu layar posting-an, reaksinya sendiri dan sesuatu yang membuatnya bereaksi yaitu video tersebut. Dalam Youtube sendiri banyak di temukan reaksi video terhadap Music Video terutama tentang Korean pop ataupun jpop dimana hal tersebut lebih menjual dan lebih menguntungkan serta menarik perhatian orang untuk menonton Video Reaction tersebut. Didalam musik video tersebut tidak hanya terdapat lagu tetapi tarian dan koreografi yang menarik. Mv atau Music video merupakan sebuah film pendek atau video yang mendampingi alunan musik. Umumnya sebuah Video musik modern berfungsi sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan sebuah album rekaman. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa seseorang mempublikasikan Video Reaction ke Youtube dengan cara menggabungkan reaction tersebut dengan musik video, dimana orang tersebut bisa dan tidak meminta izin atau lisensi kepada pemilik Music video tersebut. Di 1 Dwisanto Sayogo, Kajian Identitas Visual Video Travel Pariwisata Indonesia “Wonderfull Indonesia: A Visual Journey” Yang Memicu Reaksi Youtuber Mancanegara. Jurnal Desain Komunikasi Visual, Vol. 1, No. 1, November 2017, p. 1-16, h. 2-3.

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

BAB II

ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA

A. Video Reaction Berupa Review dalam Hak Cipta

Video reaction atau reaksi video pada dasarnya merupakan aktifitas yang sedang

populer pada penonton Youtube (yang kemudian disebut Youtuber) untuk merekam

dengan video ekspresi dan emosi wajah Youtuber ketika sedang menonton sebuah

tayangan video yang kemudian diunggah kembali ke laman Youtube.1 Ketika

diunggah ke Youtube, seseorang yang melakukan Reaction harus menyajikan dua hal

di dalam satu layar posting-an, reaksinya sendiri dan sesuatu yang membuatnya

bereaksi yaitu video tersebut. Dalam Youtube sendiri banyak di temukan reaksi video

terhadap Music Video terutama tentang Korean pop ataupun jpop dimana hal tersebut

lebih menjual dan lebih menguntungkan serta menarik perhatian orang untuk

menonton Video Reaction tersebut. Didalam musik video tersebut tidak hanya

terdapat lagu tetapi tarian dan koreografi yang menarik.

Mv atau Music video merupakan sebuah film pendek atau video yang

mendampingi alunan musik. Umumnya sebuah Video musik modern berfungsi

sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan sebuah album rekaman. Dalam hal ini

bisa dilihat bahwa seseorang mempublikasikan Video Reaction ke Youtube dengan

cara menggabungkan reaction tersebut dengan musik video, dimana orang tersebut

bisa dan tidak meminta izin atau lisensi kepada pemilik Music video tersebut. Di

1 Dwisanto Sayogo, Kajian Identitas Visual Video Travel Pariwisata Indonesia “Wonderfull

Indonesia: A Visual Journey” Yang Memicu Reaksi Youtuber Mancanegara. Jurnal Desain

Komunikasi Visual, Vol. 1, No. 1, November 2017, p. 1-16, h. 2-3.

Page 2: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

dalam Youtube sendiri pemegang hak cipta yaitu adalah si pencipta video atau

pemilik video, pencipta video disini adalah orang yang meng upload video karya

yang asli dan tidak di mengupload ulang video orang lain. Hukum hak cipta

memberikan pemilik beberapa hak eksklusif untuk jangka waktu yang ditetapkan. Ini

berarti pemilik adalah satu-satunya pihak yang bisa menjalankan atau memberikan

hak untuk reproduksi, distribusi, pertunjukan di depan publik, penayangan untuk

publik, dan pembuatan karya turunan. Sedangkan Youtube hanyalah sebagai media

untuk menyiarkan video yang di upload di Youtube.

Youtube juga memberikan kesempatan kepada pengguna Youtube untuk

berkerjasama dengan pihak Youtube secara langsung melalui pembuatan materi

konten yang dapat diunggah secara langsung ke basis data pihak Youtube. Kelebihan

daripada kerjasama ini adalah pengguna Youtube dapat menandai kontennya dengan

beberapa lisensi, berikut ini adalah beberapa lisensi yang dapat dilakukan oleh

pengguna Youtube yang telah berkejasama dengan pihak Youtube. Pertama adalah

Full Copyright, yaitu seluruh isi lagu dan/atau musik dilindungi oleh hak cipta.

Bilamana ingin menggunakan lagu dan/atau musik dengan lisensi harus mendapat

izin langsung dari pemegang hak cipta, dengan kata lain para pembuat video tidak

dapat menggunakan jenis lagu dan/atau musik ini dalam karya videonya yang akan

diunggah ke dalam Youtube. Kemudian yang kedua adalah Creative Commons, yaitu

fasilitas yang diberikan oleh Organisasi Non Profit Creative Commons dengan

memberikan enam jenis lisensi yang memugkinkan artis atau musisi memberikan izin

kepada siapapun untuk menggunakan lagu dan/atau musik mereka yang dilindungi

Page 3: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

oleh hak cipta dengan cara atau kondisi tertentu sesuai dengan pilihan pemberi izin

(pencipta lagu/musik). Jenis lisensi yang ketiga adalah Public Domain, yaitu lisensi

yang paling bebas dari keseluruhan lisensi yang telah dibahas. Public Domain adalah

sebuah karya yang sebelumnya dilindungi oleh hak cipta, namun karena pemegang

hak cipta memutuskan untuk tidak memperpanjang perlindungan hak cipta, karyanya

menjadi milik umum.2

Video Reaction sendiri dibuat dengan tujuan sebuah review atau ulasan ulang,

dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang

isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang atau dicipta orang lain.

Teks ulasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menyajikan

informasi menyeluruh tentang sebuah karya sastra juga memengaruhi penikmat karya

untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau

problema pada suatu karya dan memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah

katya layak dinikmati atau tidak.3

Teks ulasan film dan drama merupakan teks yang berisi kritikan terhadap hasil

karya film maupun drama yang disampakan secara santun, dengan pemilihan kata

yang baik, dan pada waktu yang tepat.4 Selain itu dalam Video Reaction terdapat

kritik, kritik (sastra) berasal dari kata krites (Yunani Kuno) yang berarti hakim. Krites

2 Ahmad Faldi Albar, Rohaini, Diane Eka Rusnawati, Perlindungan Hukum Penggunaan

Musik Sebagai Latar dalam Youtube Menurut Undang-Undang Hak Cipta, Pactum Law Journal, Vol 1

No. 04, 2018, h. 326. 3 Yuspa Fitri Meza, Ali Mustofa, Karomani, Pembelajaran Menulis Teks Ulasan pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri Metero Pada Tahun Pembelajaran 2014/2015, Jurnal Kata, Prodi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIPUnivesitas Lampung, Desember, 2015, h. 2. 4 Aliza Keumala Devi, Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Ulasan Film Pendek pada

Siswa dengan Strategi Think Talk Write, Jurnal Penelitian Pendidikan, Agustus, 2018, h. 110.

Page 4: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

sendiri semula beradasal dari krinein yang artinya menghakimi. Selanjutnya kritikos

pada mulanya digunakan pada kaum Pergamon pimpinan Crates untuk

membedakannya dengan kaum ahli tata bahasa (bahasawan) atau kaum gramatikos

pimpinan Aristarchos di Alexandria. Sekarang istilah kritik sastra sudah sangat kuat

dan pengertiannya mengalami beberapa perubahan.

Kritik adalah evaluasi dan anlisis dari segi bentuk dan isi melalui proses

menimbang, menilai, dan memutuskan. Kritik yang ilmiah mempertimbangkan baik

dan buruknya sebuah realitas sosial, kebenaran dan kesalahan, serta memberikan

penilaian yang objektif dan penuh kesadaran. Dengan demikian, kritik sastra adalah

kegiatan penilaian yang ditunjukkan pada karya sastra atau teks. Namun, melihat

kenyataan bahwa setiap karya sastra adalah hasil karya yang diciptakan pengarang,

maka kritik sastra mencakup masalah hubungan sastra dengan kemanusiaan. Namun,

sasaran utama kritik sastra adalah karya sastra atau teks tersebut dan makna bagi

kritikus tersebut, bukan pada pengarangnya. Seorang kritikus sastra mengungkapkan

pesan dalam satu bentuk verbal dengan bentuk verbal yang lain, mencoba

menemukan pengalaman estetis persepsi tentang realitas yang hendak disampaikan

oleh pengarang.5

Didalam Youtube sendiri apabila ingin menghasilkan materi atau pendapatan

harus memperhatikan apakah itu monetazion atau tidak, monetazion sendiri

merupakan Monetisasi Data, pada dasarnya data atau produk atau layanan yang

5 Hamila, Masalah-Masalah Sosial Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta

Toer, Juenal Humanika, No. 15, Vol.3, Desember, 2015, h. 3-4.

Page 5: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

berasal dari data yang merupakan sumber pendapatan yang dihasilkan ketika mereka

dijual atau diperdagangkan. Lebih jauh lagi, jenis produk atau layanan berbasis

informasi memengaruhi secara signifikan model bisnis yang digunakan dan dengan

demikian pilihan strategi dan logika menghasilkan pendapatan. Selain itu konten data

dan nilainya sangat mempengaruhi keberhasilan Monetisasi Data dan jumlah potensi

pendapatan yang dihasilkan dengan data karena, pada akhirnya, semakin tinggi

penilaian pelanggan, semakin tinggi pendapatan yang akan diperoleh. Di sisi lain,

penting untuk memperhatikan bahwa pemrosesan dan penyimpanan data adalah

operasi yang agak mahal dan karenanya model dan rencana bisnis yang tepat harus

dibuat karena investasi dan pengeluaran harus diseimbangkan dengan pendapatan

yang diharapkan dan direalisasikan yang dihasilkan. Dan juga bahwa Monetisasi

Data adalah hypernym untuk penawaran berbeda dan cara-cara untuk menghasilkan

pendapatan yang berarti bahwa Monetisasi Data tidak terbatas hanya untuk menjual

data atau kumpulan data meskipun terminologi mungkin menyarankan demikian.6

Seperti dijelaskan sebelumnya Monetisasi Data adalah fenomena yang belum

dipelajari secara luas. Ini dapat diamati dari sejumlah kecil literatur relevan yang

ditemukan ketika tinjauan literatur sistematis dilakukan. Selain itu, beragam definisi

Monetisasi Data menyoroti fakta bahwa dalam literatur ilmiah tidak ada definisi yang

berlaku umum untuk istilah ini.7

6 Jonna Fred, Data Monetization – How an Organization Can Generate Revenue With Data?,

Master od Science Thesis, Tampere University of Tecnology, March, 2017, h. 50-51. 7 Ibid., h. 55-56.

Page 6: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

B. Hukum Hak Cipta di Indonesia Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual

1. Konsep Hak Cipta Indonesia

Hak kekayaan intelektual merupakan suatu bentuk hak milik yang berada dalam

lingkup kajian ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan sastra. Dalam hal ini

kepemilikan bukan berada pada materinya, melainkan terhadap hasil kemampuan

intelektual manusia dalam menciptakan karya tersebut. Secara umum, hak kekayaan

intelektual di bagi menjadi dua kelompok besar, yaitu hak cipta dan hak milik

industry.

Hak cipta diatur dalam Konvensi Bern (1886) dan Konvensi Hak Cipta Universal

(1952), sedangkan hak milik industri diatur dalam Konvensi Paris (1883) yang terdiri

atas hak merek, paten, desain industry, desain tata letak sirkuit terpadu, indikasi

geografis, dan lain-lain. khususnya mengenai hak cipta, awalnya terdapat dua aliran

sistem hukum yang membentuknya, yaitu sistem hukum common law yang lahir di

Inggris, kemudian berkembang serta banyak mendapat pengaruh dari Amerika

Serikat dan sistem hukum kontinental yang awalnya dianut oleh Negara-negara Eropa

daratan, seperti Prancis, Belanda, Italia, dan Jerman. Perlindungan dan pemberian

jaminan perlindungan hak cipta yang dimuat dalam aturan-aturan nasional

kesemuanya itu diberikan kepada suatu ciptaan yang masuk dalam kategori seni,

sastra,dan ilmu pengetahuan.8

8 Arif Lutviansori, Hak Cipta dan Perlindungan Folkor di Indonesia, Graha ilmu, Yogyakarta,

2010 h. 10.

Page 7: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Kemunculan sistem perlindungan hak cipta di inggris tersebut berbeda ketika kita

bandingkan dengan sistem hak cipta yang ada di Negara Eropa Kontinental yang

banyak di pengaruhi oleh revolusi prancis tahun 1789. Sistem hukum hak cipta Eropa

Kontinental memang sangat berkembang setelah adanya Revolusi Perancis, etapi

sebelumnyapun di Negara-negara eropa daratan, telah dikenal mengenai masalah hak

cipta tetapi masih sederhana. Perkembangan demi perkembangan tersebut kemudia

memunculkan suatu kebutuhan tersendiri bagi manusia akan perlindungan dan

jaminan di bidang karya intelektual. Oleh karena itu, pada akhir abad 19 inilah

kemudian perkembangan akan kebutuhan di bidang perlindungan terhadap karya

intelektual ini tidak hanya muncul di dalam negri, tetapi sampai keluar negri. Guna

mememenuhi tuntuan tersebut, pada tahun 1886 dibentuklah satu aturan atau

konvensi yang mencoba menaungi seluruh aturan hak cipta di dunia. Melalui

konvensi-konvensi inilah kemudia berkembang dan mempengaruhi ke berbagai

Negara yang akhirnya menggunakannya sebagai acuan dalam menerapkan konsep

hak cipta di dalam Negara, termasuk Indonesia yang sudah meratifikasi Konvensi

Bern. Sekilas deskripsi tersebut merupakan gambaran awal kemunculan hak cipta

dalam dunia internasional. Sedangkan, perjalanan hak cipta sebagai sebuah aturan

regulasi yang ada di Indonesia sendiri telah melalui sejarah yang cukup panjang.9

Di Indonesia sendiri pengaturan tentang mengenai hak cipta hadir pada masa

pemerintahan kolonial Belanda setelah berlakunya Auteurswet 1912. Setelah

merdeka, Indonesia memiliki undang-undang hak cipta sendiri yang hingga kini telah

9 Ibid., h. 60-61.

Page 8: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

mengalami beberapa kali perubahan.10

Keberadaan pengaturan mengenai hak cipt

dimulai dengan diterbitkannya udang-udang hak cipta nomor 6 tahun 1982 yang

diberlakukan oleh pemerintah untuk menggantikan auteurswet 1912 peninggalan

belanda. Setelah undang-undang hak cipta tahu 1982, berturut-turut dilakukan

perubahan terhadap udang-undang hak cipta di Indonesia, di antarnya undang-undang

hak cipta no 7 tahun 1987 yang kemudian diubah menjadi undang-undang hak cipta

no 12 tahun 1997 tentang perubahan atas undang-undang no tahun 1982 tentang hak

cipta, sebagaimaa telah diubah dengan undang-undang No.7 tahun 1987.

Dikeluarkannya undang-undang hak cipta No.12 tahun 1997 ini sebenarnya

merupakan konsukuensi atas keikutsertaan Indonesia dalam organisasi perdagangan

dunia(WTO) dimana Indonesia telah meratifikasi perjanjian tersebut dalam undang-

undang No. 7 tahun 1994 tentang pengesahan Agreement estbilishing the world trade

organization. Dengan demikian, segala perangkat perundang-undangan yang

menyangkut hak kekayaan inelektual harus disesuaikan atau merujuk pada ketentuan

yang ada dalam TRIPS (Trade Related Intellectual Property Rights) yang

dihasilakan oleh WTO.

Kesulitan memahami hak cipta pada dasarnya lebih banyak berpangkal pada

kekusutan penggunaan kata “cipta” dan “ciptaan” yang selama ini menjadi ungkapan

umum untuk menunjukan kegiatan manusia yang menghasilkan suatu karya. Apapun

bentuk dan karakteristiknya, Selama ini pula kata “cipta” lazim digunakan untuk

menunjuk kegiatan kreatif yang menghasilkan ciptaan. Kefasihan seperti itu telah

10

Yusran Isnaini, Hak cipta dan Tantangannya di Era Cyber Space, Ghalia Indonesia, Bogor,

2009, h. 1-2.

Page 9: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

menjadi kendala dalam memahami konsepsi hak cipta. Untuk kebutuhan praktis,

upaya memahami hak cipta dapat diawali dengan mengenali objeknya. Yaitu, segala

bentuk ciptaan yang bermuatan ilmu pengetahuan, bebobot seni, dan bernuansa

sastra. Singkatnya karya ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Lingkup ketiga objek ini

yang menjadi wilayah perlingungan hak cipta.

Karena luasnya ragam ciptaan, prinsip-prinsip dan norma pengaturan

perlindungan hak cipta sangat dipengarui oleh bentuk dan sifat berbagai macam

ragam ciptaan itu. Dengan kata lain, bentuk dan sifat masing-masing ciptaan akan

menentukan ada tidaknya Hak Cipta tanpa mempertimbangkan kualitasnya.

Misalnya, bentuk ciptaan yang berupa lagu, termasuk karya seni yang bersifat orisinil

atau bukan hasil peniruan, akan diakui sebagai memiliki hak cipta apabila telah

ditulis notasi dan liriknya atau telah direkam secara demikian rupa, sehingga orang

orang lain dapat mendengarkan atau turut menyanyikannya. Karya yang telah selesai

di wujudkan seperti tulah yang mendapatkan perlindungan hak cipta.

Untuk jenis ciptaan lainnya, fiksasinya mengikuti bentuk dan sifat ciptaanya.

Misalnya, sebagai ciptaan buku, patung atau karya arsitektur.11

Pengertian mengenai

hak cipta dirumuskan dalam pasal 1 ayat (1) UUHC, yaitu:

Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesua dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.12

11

Henry Soelistyo, Hak cipta tanpa hak moral, rajawali pers, Jakarta, 2011, h. 46. 12

Undang-Undang Hak Cipta No. 28 tahun 2014

Page 10: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Pengertian hak cipta asal mulanya menggambarkan hak untuk mengadakan atau

memperbanyak suatu karya ciptaan. Istilah copyright (Hak cipta) tidak jelas siapa

yang pertama memakainya, tidak ada satu pun perundang-undangan yang secara jelas

menggunakannya pertama kali. Hak cipta lahir sebagai hasil cipta karsa dari seorang

pencipta melalui olah pikir manusia dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan yang

bersifat originality dan individualty. Hak cipta harus mendaftarkan , karena hak cipta

bersifat automatic protection. 13

Prinsip dalam membedakan perlindungan Hak cipta dengan perlindungan Hak

kekayaan intelektual lainnya adalah:

Bahwa hak cipta melindungi karya sasta (literary works) dan karya seni

(artistic works) dengan segala bentuk perekambangannya di dunia ini. Sebagai

contoh, karya sastra dapat berupa buku pelajaran, teks lagu, tulisan, dan lain-lain,

sedangkan karya seni dapat berupa lagu/music, tarian, lukisan, dan lain-lain. Hak

cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan Hak- Atas Kekayaan

Intelektual (HAKI) yang pengaturanya terdapat dalam ilmu hukum dan

dinamakan hukum HAKI. Yang dinamakan Hukum Haki ini, meliputi suatu

bidang hukum yang membidangi hak-hak yuridis dari karya-karya atau ciptaan-

ciptaan hasil oleh pola piker manusia bertautan dengan kepentingan-kepentingan

yang bersifat ekonomi dan moral.14

Dari berbagai perbedaan hak cipta dengan hak kekayaan intelektual lainnya

adalah pemahaman masyarakat terhadap perlindungan hak cipta ini, misalnya karena

pemahaman kurang, sehingga sering muncul pemikiran dan perkataan yang keluar,

yaitu “hak cipta-dipatenkan, merek di patenkan”.15

Pada umumnya, hak kekayaan

13

Endang Purwaningsih, Hak Kekayaan Intelektual dan Lisensi, Mandar Maju, Bandung,

2012, h. 35. 14

Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 21,

dikutip dari Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, Alumni, Bandung, 2003, h. 8. 15

Suyud Margono, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,

2003, h. 5.

Page 11: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

intelektual bertujuan untuk melindungi para pencipta dan produser barang dan jasa

intelektual lainnya melalui pemberian hak tertentu secara terbatas untuk mengontrol

penggunaan yang dilakukan produser tersebut. Hak itu berlaku untuk barang-barang

fisik dimana kreasi dapat diwujudkan sebagai pengganti kreasi intelektual itu saja. 16

Sekarang sebagaimana dengan hak cipta, apakah dapat digolongkan sebagai hak

kebendaan. Dengan kata lain hak cipta memberikan hak khusus kepada pencipta atau

pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya, yang

timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi

pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian,

tidak ada orang lain yang boleh menggunakan atau melakukan hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan milik orang lain, terkecuali dengan

izin dari pencipta atau pemegang hak cipta yang bersangkutan.17

Hukum mengakui, Hak cipta lahir secara otomatis sejak ciptaan selesai

diwujudkan. Artinya, selesai diwujudkan dalam material form (fixation) sesuai

dengan keinginan pencipta dan sesuai dengan kekhasan karakter pencipta.18

Dalam

model ini, objek utama yang menjadi titik tolak perlindungan hak cipta adalah ciptaan

atau karya hak cipta. Sejak awal, kesadaran untuk mengatur perlindungan Hak Cipta

dilatarbelakangi oleh rasionalitas ekonomi, yaitu kebutuhan untuk memberi insentif

16

Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, h. 24. 17

Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual , Alumni, Bandung, 2003, h. 81-

82. 18

Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011, h. 12.

Page 12: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

bagi pernerbit yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya serta mengambil

risiko kerugian dalam memasarkan produk cetakaanya.19

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No 28 tahun 2014 ditegaskan bahwa

pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.20

Apabila

suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang

atau lebih, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang memimpin serta

mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada orang tersebut

yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang menghimpun dengan tidak

mengurangi hak cipta masing-masing atas sebagian ciptannya itu. Seseorang

dianggap pencipta jika ia merupakan orang yang merancang cipaanya itu.21

Ide dasar hukum Hak Cipta adalah untuk melindungi wujud hasil karya manusia

yang lahir karena kemampuan intelektualnya. Perlindungan hukum ini hanya berlaku

pada ciptaan yang telah berwujud secara khas sehingga dapat dilihat, didengar, atau

dibaca. Dengan gambaran seperti itu menunjukan bahwa Hak Cipta mempunyai

syarat substantif, yaitu meliputi tiga elemen, yaitu originalitas, kreativitas, dan

fiksasi. Suatu karya dapat dikatakan memiliki unsur originalitas dan merupakan

suatu bentuk kreativitas jika merupakan hasil kreasi sendiri walaupun bisa saja

terinspirasi dari karya orang lain. Adapun elemen fiksasi mengandung maksud suatu

19

Ibid., h. 23 . 20

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 21

Budi Agus Riswandi, Hak Cipta di Internet Aspek Hukum dan Permasalahannya di

Indonesia, Press, Yogyakarta, 2009, h. 36.

Page 13: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

karya berhak mendapatkan hak cipta apabila terlah tertuang dalam bentuk nyata,

bukan masih dalam bentuk ide.22

Hak Cipta merupakan bagian dari KI yang mengandung hak ekonomi (economic

rights) dan hak moral (moral rights). Berdasarkan hak ekonomi, memungkinkan

seorang Pencipta mengeksploitasi suatu karya cipta sedemikian rupa untuk

memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomi. Oleh karena itu, suatu Ciptaan jika

tidak dikelola secara tertib berdasarkan seperangkat kaidah-kaidah hukum, dapat

menimbulkan sengketa antara pemilik Hak Cipta dengan Pemegang Hak Cipta atau

pihak lain seperti pengguna Hak Cipta yang melanggarnya. Untuk pengaturannya

diperlukan seperangkat ketentuan-ketentuan hukum efektif dari segala kemungkinan

pelanggaran oleh mereka yang tidak berhak atas Hak Cipta yang dimiliki seseorang.23

Berdasarkan ketentuan konvensi Internasional dibidang Hak Cipta, termasuk

dalam praktek perlindungan atas kreasi terhadap karya seni dan karya sastra tidak

mengenal atau tidak mewajibkan adanya Pendaftaran Ciptaan pada instansi tertentu

pada suatu negara. Suatu doktrin yang digunakan untuk memproteksi Hak Cipta yaitu

suatu ciptaan sudah mendapatkan perlindungan hukum sejak ciptaan tersebut selesai

dibuat, dan dapat diketahui, didengar, dilihat oleh pihak lain (first to publish) yang

menimbulkan kepemilikan Hak bagi Pencipta ataupun Pemegang Haknya prinsip ini

dikenal dengan Asas Deklaratif (Declarative Principal). Artinya suatu Ciptaan

22

Muhamad Djumhan dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2014, h. 59. 23

Ghaesany Fadhila dan U. Sudjana,Pelindungan Karya Cipta Lagu dan/atau Musik yang

dinyayikan Ulang (cover song) di jejaring media social dikaitkan dengan Hak ekonomi Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta, Jurnal Hukum Kenotariatan dan ke-PPAT-

an, Volume 1, Nomor 2, juni, 2018, h. 224.

Page 14: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

tersebut bukan berupa ide-ide atau gagasan namun merupakan ungkapan nyata dari

ide-ide atau gagasan tersebut (Protected expression of ideas). Dalam arti luas

ketentuan kepemilikan suatu Ciptaan tidak ditentukan oleh adanya registrasi karena

suatu karya cipta tersebut sudah mendapatkan perlindungan sejak pertama kali

dimumkan, namun secara khusus di Indonesia diselenggarakan mekanisme

Pendaftaran Ciptaan.24

Penggunaan teknologi Internet saat ini membawa keuntungan dan juga membawa

kerugian di dalam industri musik, khususnya pada perusahaan rekaman. Keuntungan

yang didapat dengan adanya internet adalah perusahaan rekaman tidak harus

mengandalkan penjualan fisik atau promo secara langsung, hanya dengan

mempromosikan karya mereka melalui jejaring media sosial, masyarakat dapat

melihat promosi tersebut, namun di sisi lain terdapat kerugian yang terjadi pula, salah

satunya adalah banyaknya pihak yang menyanyikan lagu ulang yang sudah popular

atau disebut juga dengan cover song kemudian mengunggahnya ke beberapa jejaring

media sosial.

Beberapa situs jejaring media sosial yang sering diakses oleh masyarakat dan juga

banyak digunakan untuk mengunggah cover song antara lain adalah YouTube,

Soundcloud, iTunes atau Spotify. Musik merupakan salah satu konten yang paling

dicari di jejaring media sosial. Menariknya, video musik yang dicari tidak selalu

Ciptaan sang musisi yang membawakan lagu tersebut. Tidak sedikit orang juga

24

Suyud Margono, Prinsip Deklaratif Pendaftaran Hak cipta: Kontradiksi kaedah Pendaftaran

Ciptaan dengan Asas Kepemilikan Publikasi Pertama kali, Juenal Recths Vinding, Volume1, Nomor

2, Agustus, 2012, h. 239.

Page 15: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

tertarik untuk mencari versi alternatif dari lagu yang populer, yang biasa disebut

dengan cover song Dalam usaha untuk memperoleh eksistensi dan popularitas para

pelaku cover song mengunggah karyanya di jejaring media social karena melalu

jejaring media sosial tersebut seseorang lebih mudah dalam menunjukkan karyanya

kepada masyarakat umum. Tidak jarang seseorang menjadi terkenal dan mendapatkan

banyak pemasukan dengan cara tersebut. Begitu mudahnya cara untuk menjadi

terkenal, maka banyak orang yang berlombalomba membuat cover song terhadap

lagu yang sudah populer dan mengunggahnya di beberapa jejaring media sosial. 25

Pencipta dan kepimilikan adalah pokok utama yang terpenting adalah hukum hak

cipta. Yang dimaksud pencipta harus mempunyai kualifikasi tertentu agar hasil

karyanya dapat dilindungi. Seorang pencipta harus mempunyai identitas dan status

untuk menentukan kepemilikan hak. pada dasarnya seorang yang membuahkan hasil

karya tertentu adalah seorang pemilik hak cipta. Pencipta adalah seorang atau

beberapa orang secara bersama-sama yang dari inspirasinya lahir suatu ciptaan

berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, dan keahlian

yang dituangkan dalam bentuk khas dan bersifat pribadi.26

2. Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Fungsi hak cipta itu adalah untuk mengumumkan, memperbanyak, memberi izin

untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak atas ciptaan itu, dan meperjanjikan

hak cipta itu dengan pihak lain, misalnya untuk menerbitkan. Apabila hak cipta atas

25

Ibid., h. 225. 26

Muhamad Djumhan dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2014, h. 76.

Page 16: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

sebuah buku diperjanjikan untuk diterbitkan, maka perjanjian itu harus lengkap serta

dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh kedua belah pihak, dan jangan

sampai bahasa perjanjian itu bisa diinterpretasikan yang bermacam-macam. Dengan

demikian perjanjian itu harus jelas mengenai wewenang-wewenang yang diberikan,

ini disebabkan jangan sampai di kemudian hari terjadi penyesalan salah satu pihak

atau terjadi perselisihan dengan penerbit.27

Walaupun hak cipta merupakan hak istimewa yang hanya dimiliki oleh pencipta

atau pemegang hak cipta, penggunaan atau pemanfaatanya hendaknya befungsi

sosial.28

Suatu ciptaan memiliki fungsi sosial selain melalui mekanisme pembatasan

dan pemberian kesempatan kepada masyarakat suatu pengecualian, juga dengan

mekanisme tentang kewajiban untuk mewujudkan ciptaan atau memberi liseni kepada

pihak lain. Pembatasan, yaitu suatu ketentuan yang dibebankan kepada pemilik atau

pemegang hak bahwa ciptaanya dapat digunakan oleh pihak lain dan hal tesebut tidak

dapat dikualifikasikan sebagai pelanggaran hak.29

Disamping itu, berbicara mengenai masalah sifat dasar hak cipta maka perlu

diketahui bahwa pada dasarnya hak cipta ini merupakan satu kekayaan intelektual

dalam kondisi yang tidak berwujud (intangible right) dan sangat pribadi, sehingga

orang lain yang menggunakannya wajib mendapatkan izin atau lisensi dari pemegang

hak ciptanya secara sah. Dalam beberapa tulisan lain disebutkan juga bahwa hak cipta

27

Rooseno Harjowidigdo, Mengenal Hak Cipta Indonesia : Beserta Peraturan Pelaksanaanya,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1992, h. 22. 28

Rachmadi Usman, Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual, Alumni, Bandung, 2003, h. 87. 29

Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Miliki Intelektual, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2014, h. 104.

Page 17: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

ini bersifat manunggal dengan si penciptanya. Oleh karena itu, hal ini yang

menyebabkan berbeda antara kepemilikan dalam arti hak cipta dengan kepemilikan

benda-benda lainnya, baik dalam penguasaanya maupun dalam pengalihannya,

disamping memang hak moral yang selalu melekat dalam ciptaan. Salah satu yang

paling bisa dilihat dengan mudah adalah mengenai masalah pengalihannya. Ketika

hak cipta dialihkan kepada orang lain, maka tidak serta merta kemudian

menghilangkan hak moral si pencipta. Karena pada dasarnya hak cipta itu hanya

dimiliki orang yang memiliki kemampuan dalam berkreasi dan dengan demikian

itulah, dia menjadi pemilik hak moralnya meskipun telah beralih. 30

Pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan dimaksud sudah tentu

bertujuan agar dalam setiap mengunakan atau memfungsikan hak cipta harus sesuai

dengan tujuannya. Sebenarnya, yang dikehendaki dalam pembatasan terhadap hak

cipta ini agar setiap orang atau badan hukum tidak menggunakan haknya secara

sewenang-wenang. Setiap penggunaan hak cipta harus diperhatikan terlebih dahulu

apakah hal itu tidak bertentangan atau tidak merugikan kepentingan umum. Ini

menimbulkan kesan sesungguhnya hak individu itu dihormati. Namun, dengan

adanya pembatasan, sesungguhnya pula dalam penggunaanya tetap didasarkan atas

kepentingan umum. Untuk itulah, undang-undang hak cipta inipun bertolak dari

perpaduan antara sistem individu dengan sistem kolektif Sama dengan hak milik

lainnya, sudah tentu penggunaan hak cipta sematamata tidak hanya untuk

kepentingan pribadi penciptanya, apalagi kalau pemanfaatanya dapat menimbulkan

30

Arif Lutviansori, Hak Cipta dan Perlindungan Foklor di Indonesia, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2010, h. 70-71.

Page 18: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

kerugian bagi masyarakat dan kepentingan umum. Penggunaan hak cipta harus

disesuaikan dengan keadaan dan sifat dari hak cipta tersebut, hingga mendatangkan

kemanfaatan bersama dan demi kepentingan umum penggunaanya juga harus

bermanfaat bagi kepentingan negara dan bangsa. Namun, harus diingat bahwa tidak

berarti kepentingan tadi terhadap hak cipta akan terdesak oleh kepentingan

masyarakat (umum).31

Sesuai dengan konsepsi hak cipta, hak moral bersifat abadi melekat pada nama

pencipta, sedangkan hak ekonomi mengenal batas waktu. Yaitu, batas masa

menikmati manfaat ekonomi pada pencipta. Dengan kata lain, merupakan batasan

masa penguasaan monopoli dan peluang melakukan eksploitasi ciptaan. Bila batas

waktu berakhir, kekuatan monopoli juga berakhir. Status ciptaan dengan demikian

menjadi public domain. Ini berarti, masyarakat bebas mengekspolitasi tanpa

memerlukan lisensi.32

Sifat hak cipta adalah bagian dari hak milik yang abstrak

(Incoporeal property), yang merupakan penguasaaan atas hasil kemampuan kerja,

dari gagasan, serta hasil pikiran.33

Hak-hak yang tercakup di dalam hak cipta, adalah

hak eksklusif dan hak ekonomi dan hak moral. Beberapa hak eksklusif yang

umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta adalah hak untuk:

1. membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan

tersebut (termasuk, pada umumnya salinan elektronik);

31

Ita Susanti dan NS Junaedi, Perlindungan Hukum Hak Cipta (Copyright) dalam proses

belajar mengajar di politeknik negeri bandung menurut undang-undang nomor 19 Tahun 2002 Tentang

Hak Cipta, Studi di jurusan tata niaga Politeknik Negeri Bandung, Volume 5, No. 2, Bandung,

September, 2013, h. 110. 32

Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, h. 51. 33

Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Miliki Intelektual, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2014, h. 70.

Page 19: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

2. mengimpor dan mengekspor ciptaan;

3. menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi

ciptaan);

4. menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum; dan

5. menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak

lain.34

3. Hak Moral dan Hak Ekonomi pada Hak Cipta

Hak yang tidak dapat dipisahkan dengan hak eksklusif yaitu hak moral (Moral

Right) merupakan hak yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga karena

hak moral merupakan hak yang selalu melekat dimanapun ciptaan itu berada

meskipun penciptanya sudah meninggal dunia. Selain itu sebagai penghargaan

kepada pencipta atas karya ciptaannya seperti contoh lagu Indonesia Raya ciptaan

Wage Rudolf Supratman, dimana nama pencipta tetap dicantumkan, Hak Moral

bersifat non transferable atau tidak dapat dipindah tangankan atau dialihkan. Pada

dasarnya, Hak Moral meliputi hak pencipta untuk dicantumkan namanya dalam

ciptaan (right of paternity) dan hak pencipta untuk melarang orang lain mengubah

ciptaanya, termasuk judul ataupun anak judul ciptaan (right of integrity). 35

Sesuai dengan sifatnya yang manunggal hak cipta dengan penciptanya, dari segi

moral seseorang atau badan hukum tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan

terhadap sesuatu hasil karya, baik itu mengenai judul, isi, apalagi penciptanya. Hal

demikian, pencipta atau ahli warisnya saja yang mempunyai hak untuk mengadakan

perubahan pada ciptaan-ciptaanya untuk disesuaikan dengan perkembangan.

Meskipun demikian, jika penciptanya tidak dapat melaksankan sendiri penyesuain

34

Trias Palupi Kurnianingrum, Material Baru Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta, Negara Hukum, Vol. , No.1 , Juni, 2015, h. 96. 35

Zulvia Makka, Aspek Hak Ekonomi dan Hak Moral Dalam Hak Cipta, Jurnal Akta Yudisia,

Volume I, No. 1, Februari, 2016, h. 7-8.

Page 20: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

karya ciptaanya dengan perkembangan, hal itu dapat dialihkan kepada pihak lain

dengan izin penciptanya untuk melaksanakan pengerjaanya. Pada dasarnya, sistem

hak moral bersumber dari kenyataan bahwa karya cipta adalah refleksi kepribadian

pencipta. Hak moral dalam konteks hak cipta sangat tidak bisa dipisahkan dari

Negara Perancis sebab dari sanalah munculnya istilah itu (Droit Moral) yang

kemudian menyebar ke Negara-negara Eropa Kontinental dan berujung masuk dalam

Konvensi Bern.36

Hak moral ini mengharuskan identitas pencipta diletakan pada ciptaan, baik

dengan nama diri maupun samaran. Dalam hal-hal tertentu, dan atas dasar

pertimbangan yang rasional dari pencipta, ia dapat meniadakan identitas dirinya dan

membiarkan ciptaanya berstatus anonim. Hal ini dapat dilakukan dalam kondisi dan

dengan alasan yang dapat diterima (reasonable in the circumstances). Prinsip adanya

keadaan dan alasan dapat diterima itu belum teruji dalam kasus-kasus di pengadilan.

Namun, hal itu di antaranya dilatarbelakangi oleh kondisi kerumitan dalam proses

penciptaan karya kolektif dan pertimbangan untuk sekadar memudahan penulisan

identitas pencipta dengan hanya mencantumkan naman dan nama-nama lainya. Pada

dasarnya aspek hak moral ini merupakan bagian dari hak integritas pencipta.

Pelanggaran terhadap hak ini terjadi apabila tindakan yang dilakukan terhadap

ciptaan telah merugikan martabat dan menggangu reputasi pencipta, bila pencipta

keberatan ia dapat melarang atau menolak memberi izin. Hal itu sesuai dengan

prinsip bahwa pencipta dapat mengontrol penggunaan ciptaanya terkait dengan

36

Bernard Nainggolan, Pemberdayaan Hukum Hak Cipta dan Lembaga Manajemen Kolektif,

Alumni, Bandung, 2011, h. 91-92.

Page 21: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

produk.37

Hak Moral atau Moral Rights sebagaimana yang dapat kita lihat dalam

Pasal 5 ayat (1) UUHC 2014 adalah hak yang melekat secara abadi (tidak dapat

hapus/hilang) pada diri Pencipta untuk tetap mencantumkan atau tidak

mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya

untuk umum; menggunakan nama aliasnya atau samarannya; mengubah Ciptaannya

sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; mengubah judul dan anak judul Ciptaan;

dan mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,

modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau

reputasinya. Hak moral juga melekat pada pelaku pertunjukan yang tidak dapat

dihilangkan atau tidak dapat dihapus dengan alasan apapun walaupun hak

ekonominya telah dialihkan.38

Bagian besar lainnya dari hak cipta adalah hak ekonomi (economic rights). Diatas

telah diuraikan bahwa hak ekonomi pada ciptaan atau karya boleh disebut baru

muncul belakangan setelah hak moral. Masalahnya kegiatan mencipta pada masa dulu

belum dipandang sebagai suatu pekerjaan. Jadi, kalau terjadi misalnya peniruan

ciptaan adalah lebih dianggap sebagai pelanggaran etika atau moral dibanding

pelanggaran yang mengakibatkan kerugian ekonomis. Pemikiran yang bekembang

kemudian, bahwa kegiatan mencipta dipandang sama dengan pekerjaan lain, yang

seyogianya menghasilkan materi. Jadi, jika hak moral merupakan refleksi kepribadian

37

Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Rajagrafindo Persada, Jakarta, September,

2011, h. 108-110 38

Ferol Mailangakay, Kajian Hukum Tentang Hak Moral Pencipta dan Pengguna Menurut

Undang -Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, Lex Privatum, Vol V, No.4, Juni, 2017, h.

138.

Page 22: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

pencipta, hak ekonomi boleh jadi merupakan repleksi kebutuhan pencipta, baik

kebutuhan jasmani maupun rohani.

Berbeda dengan hak moral, pencipta yang dewasa ini sudah hampir mendaptkan

sudut pandang yang sama dari berbagai negara terutama dikalanga pengikut Konvensi

Bern, menyangkut hak pencipta (termsuk hak ekonomi pelaku) cenderung tidak ada

kesamaan pandang antara berbagai Negara, baik menyangkut terminologinya maupun

ruang lingkupnya.39

Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomis atas ciptaan serta

produk terkait. hak ekonomi dapat beralih kepada orang lain apabila si Pencipta

memberikan ijin kepada orang lain untuk melakukan perbanyakan atau penggandaan

ciptaan tersebut. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya perjanjian lisensi.40

Pencipta diberikan kebebasan dalam memanfaatkan hak yang didapat atas suatu karya

cipta yang telah dibuatnya, salah satunya dengan melakukan perjanjian lisensi dengan

pihak lain.

Tujuan dari dilakukannya perjanjian lisensi tersebut adalah dapat memberikan

perlindungan kepada para pihak yang berjanji dalam kerangka hukum kontrak

sehingga dapat mengakomodir kepentingan para pihak dalam suatu kontrak. Selain

daripada itu, tujuan diadakannya perjanjian lisensi terhadap pencipta juga dapat

memberikan keuntungan berupa royalty. Royalty tersebut diberikan oleh penerima

39

Otto Hasibuan, Hak cipta di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring

rights dan Collecting society, Cetakan ke 1 edisi pertama, Alumni, Bandung, 2008, h. 71-72. 40

Lutfi Ulinnuha, Penggunaan Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan Fiducia, Journal Of Private

and Commercial Law, Volume 1, No. 1, November, 2017, h. 87.

Page 23: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

lisensi kepada pencipta (selaku pemberi lisensi) atas dasar keuntungan banyaknya

atau besarnya produk yang dihasilkan dan atau dijual dalam suatu kurun waktu

tertentu. Mengingat hak ekonomis yang terkandung dalam setiap hak eksklusif adalah

banyak macamnya, maka perjanjian lisensi pun dapat memiliki banyak variasi.

Terdapat jenis-jenis perlisensian yang dibedakan dalam beberapa kelompok

berdasarkan objek, sifat, lingkup, dan cara terjadinya perlisensian. Menurut Lee dan

Davidson, membedakan dalam 2 (dua) jenis lisensi yaitu Exclusive dan Non

Exclusive licenses, sedangkan Dratler membedakan cara terjadinya perlisensian, yaitu

:

a. Voluntary Licenses, yaitu perlisensian yang terjadi berdasarkan

prakarsa dan karena adanya kesepakatan pihak-pihak pemberi dan

penerima lisensi;

b. Non Voluntary licenses, yaitu perlisensian yang terjadi karena adanya

permintaan pihak yang memerlukan lisensi dan diajukan kepada,

disetujui dan diberikan oleh pihak yang berwenang yang ditetapkan

oleh dan dengan syarat serta tata cara yang ditetapkan dalam undang-

undang. 41

Setelah menguraikan dua bagian besar hak cipta tersebut, ada satu pertanyaan

menarik: manakah yang lebih penting hak moral atau hak ekonomi, tentunya bagi

seorang pencipta atau pelaku? Stewart (1989: 58-59) mengungkapkan: The major

right under copyright law include both economic rights and moral rights. While

copyrights is an idealistic concept, starry eyed idealism should be discouraged.

Copyright is 90% about money, but that is not to say that remaining 10% cannot be

as important as the 90%.

41

Ahmad Faldi Albar, Rohaini dan Eka Rusmawati, Perlindungan Hukum Penggunaan Musik

Sebagai Latar Dalam Youtube Menurut Undang-Undang Hak Cipta, Pactum Law Jurnal, Vol 1, No.

04, 2018, h. 325.

Page 24: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Hak utama menurut undang-undang hak cipta mencakup hak ekonomi dan hak moral.

Sementara hak cipta adalah konsep idealis, idealisme berbintang harus dicegah. Hak

cipta adalah 90% tentang uang, tetapi itu tidak berarti bahwa sisa 10% tidak bisa

sepenting 90%.

Tentang pentingnya hak ekonomi yang 90% dan hak moral yang 10 %, Stewart

(1989: 59) mengemukakan:

People say that is not nodle on the part of authors to plead sordid

interest while claiming to aspire to glory, they are right, glory is attaractive,

but the forget that, to enjoy it for just one year, nature condemns us dine three

hundred and sixty-five times.

The importance of the other 10% is contained in the definition of the

“droit moral” in French law: “The authors shall enjoy the right to respect for

his name, his authorship, and his work. This right shall be attached to his

person. It shall be perpetual, inalienable and imprescriptible‟. Its main

objective is to safeguard the author‟s reputation, what Shakespeare called „

that immortal part myself‟.42

Orang-orang mengatakan bahwa tidak mengiyakan pada pihak penulis

untuk membela minat kotor sambil mengaku menginginkan kemulian, mereka

benar, kemuliaan adalah attaraktif, tetapi lupa bahwa, untuk menikmatinya

hanya satu tahun, alam menghukum kita makan tiga ratus enam puluh lima

kali.

Pentingnya 10% lainnya terkandung dalam definisi "moral droit"

dalam hukum Prancis: "Para penulis akan menikmati hak untuk menghormati

namanya, kepengarangannya, dan karyanya. Hak ini harus melekat pada

orangnya. Itu harus abadi, tidak dapat dicabut dan tidak dapat ditembus '.

Tujuan utamanya adalah untuk menjaga reputasi penulis, apa yang

Shakespeare sebut 'bagian abadi itu sendiri'.

4. Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran hak cipta sudah terjadi sejak berlakunya Auteurswet 1912 dan makin

meningkat sehingga berlakunya UUHC 1982, pada hakikatnya tidak mempunya

42

Otto Hasibuan, Hak cipta di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring

rights dan Collecting society, Cetakan ke 1 edisi pertama, Alumni, Bandung, 2008, h. 76.

Page 25: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

dampak terhadap perlindungan hak cipta. Mengingat masyarakat Indonesia pada

waktu itu, yaitu masa berlakunya Auteurswet tersebut belum cukup mencapai tingkat

pemahaman mengenai arti dan kegunaan hak cipta. Tumbuhnya kesadaran bahwa

ciptaan itu perlu perlindungan hukum setelah dihadapinya bahwa ciptaan itu

mempunyai nilai ekonomi. Baru setelah menonjol bilai ekonomis dari hak cipta,

terjadilah pelanggaran terhadap hak cipta, terutama dalam bentuk tindak pidana

pembajakan lagu atau musik, buku dan penerbitan, film dan rekaman video serta

komputer.

Pelanggaran terhadap hak cipta ini disebabkan oleh sikap dan keinginan sebagai

(anggota) masyarakat kita untuk memeroleh keuntungan dagang dengan cara mudah.

Sebagai akibatnya bukan saja merugikan pencipta atau pemegang hak cipta, tetapi

juga merugikan perekonomian pada umumnya.43

Umumnya pelanggaran hak cipta

didorong untuk mencari keuntungan finansial secara cepat dengan mengabaikan

kepentingan para pencipta dan pemegang izin hak cipta. Perbuatan para pelaku jelas

melanggar pasal hukum yang menentukan agar setiap orang dapat mematuhi,

menghormati dan menghargai hak-hak orang lain dalam hubungan keperdataan

termasuk penemuan baru sebagai ciptaan orang lain yang diakui sebagai hak milik

oleh ketentuan hukum.

Dampak dari kegiatan tersebut telah sedemikian besarnya merugikan terhadap

tatanan kehidupan bangsa di bidang ekonomi, hukum dan sosial budaya. Di bidang

43

Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual , Alumni, Bandung, 2003, h.

158.

Page 26: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

sosial budaya, misalnya dampak semakin maraknya pelanggaran hak cipta akan

menimbulkan sikap dan pandangan bahwa pembajakan sudah merupakan hal yang

biasa dalam kehidupan masyarakat dan tidak lagi merupakan tindakan melanggar

undang-undang (wet delicten). Pelanggaran hak cipta selama ini lebih banyak terjadi

pada negara-negara berkembang (developing countries) karena ia dapat memberikan

keuntungan ekonomi yang tidak kecil artinya bagi para pelanggar (pembajak) dengan

memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan dan pemantauan tindak pidana hak

cipta. Harus diakui, upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran hak

cipta selama ini belum mampu membuat jera para pembajak untuk tidak mengulangi

perbuatannya, karena upaya penanggulangannya tidak optimal.44

Dalam realitas, kebanyakan orang menganggap bahwa pelanggaran hak cipta

hanya sebatas pembajakan atau memperdagangkan produk-produk bajakan. Banyak

orang mengumumkan atau menyiarkan lagu atau musik tanpa ada izin pencipta lagu,

penyanyi, dan pemusik – di berbagai tempat dengan maksud untuk didengar atau

dilihat orang lain, ada yang secara langsung untuk mencari keuntungan, ada yang

secara tidak langsung mendapatkan keuntungan, dan ada yang sekedar pelayanan

(service). Secara umum, hal-hal tersebut dianggap sebagai wajar dan bukan

merupakan pelanggaran hak cipta. Di seluruh wilayah Indonesia ini ada beberapa

perusahaan televisi, radio, tempat hiburan, hotel, rumah sakit, mal, restoran,

perusahaan angkutan udala, laut, darat, dan lain-lain, yang setiap hari memutar lagu

44

Febri Dwi Setyawan, Perlindungan Hak Cipta Atas Program Televisi Dalam Undang-

Undang Nomor 19 tahun 2002, In Right Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia, Vol. 2, No. 2, Mei

2013, h. 7-8.

Page 27: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

atau music. Dari sekian banyak pihak yang memutar lagu atau musik, masih sangat

sedikit yang memiliki izin atau lisensi dari pencipta dan membayar royalti pemakaian

lagu atau musik tersebut.45

Dalam penjelasan umum UUHC dinyatakan bahwa:

“perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya

cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi, dan menunjukan keaslian

sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau keahlian

sehingga ciptaan dapat dilihat, dibaca, dan didengar”

Berdasarkan ketentuan tersebut, keaslian merupakan unsur mutlak dari suatu

ciptaan. Sebuah ciptaan yang merupakan hasil peniruan atas ciptaan yang sudah ada

sebelumnya tidak mendapat perlindungan hak cipta. Akan tetapi, apakah pelaku yang

meniru ciptaan yang sudah ada dianggap melangar hak cipta, hal ini masih

memerlukan penjelasan.46

Apapun bentuk pelanggaran terhadap hak cipta

(copyright‟s violation) pada dasarnya berkisar pada dua hal pokok, yakni:

1. Dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan, memperbanyak, atau

memberi izin untuk itu. Salah satu contoh pelanggaran tersebut adalah

berupa dengan sengaja melanggar larangan atau untuk mengumumkan

setiap ciptaan yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah di

bidang pertanahan dan keamanan Negara, kesusilaan, serta ketertiban

umum.

2. Dengan sengaja memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

sesuatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta.

45

Otto Hasibuan, Hak cipta di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring

rights dan Collecting society, Cetakan ke 1 edisi pertama, Alumni, Bandung, 2008, h. 242. 46

Ibid., h. 247.

Page 28: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Sengketa merupakan salah satu hak yang tidak dapat dihindarkan dan merupakan

suatu proses yang wajar. Menurut Gatot Soemarto, bahwa:

“Sesuatu akan berpotensi menjadi sengketa ketika kita melakukan hubungan

dengan pihak lain dengan kepentingan tertentu untuk mendapatkan

keuntungan, tetapi karna satu dan lain hal tidak tercapai, maka timbullah

sengketa. Sengketa yang perlu diantisipasi dapat timbul karena perbedaan

penafsiran, baik mengenai BAGAIMANA „cara‟ melaksanakan klausal-

klausal perjanjian maupun tentang APA „isi‟ dari ketentuan-ketentuan di

dalam perjanjian ataupun disebabkan hal-hal laiya.

Selain pelanggaran terhadap ketentuan hukum pidana, juga kemungkinan

terjadi adanya pelanggaran terhadap perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan

masalah hak cipta yang bersifat keperdataan.47

Pada dasarnya pelanggaran hak cipta

berkisar pada 2 (dua) hal pokok. Pertama, dengan sengaja dan tanpa hak

mengumumkan, memperbanyak atau memberi izin untuk itu. Kedua, dengan sengaja

memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum sesuatu ciptaan atau barang

hasil pelanggaran hak cipta. Bentuk pelanggaran hak cipta antara lain berupa

pengambilan, pengutipan, perekaman, pertanyaan, dan pengumuman sebagian atau

seluruh ciptaan orang lain dengan cara apapun tanpa izin pencipta/pemegang hak

cipta, bertentangan dengan undang-undang atau melanggar perjanjian.48

Contoh lain

dari pelanggaran hak cipta, yaitu:

a. Infringment (pengunaan secara tidak Sah lewat Copy) Pelanggaran Hak Cipta

atau yang disebut juga sebagai infringement. Henry Campbell Black

47

Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Miliki Intelektual, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2014, h. 118-119. 48

Ahmad Faldi Albar, Rohaini, Diane Eka Rusnawati, Perlindungan Hukum Penggunaan

Musik Sebagai Latar dalam Youtube Menurut Undang-Undang Hak Cipta, Pactum Law Journal, Vol 1

No. 04, 2018, h. 331.

Page 29: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

mendefinisikan Infringement of Copyright sebagai penggunaan secara tidak

sah atas materi yang berada di bawah perlindungan Hak Cipta.49

Adapun

bentuk pelanggaran (infringement) yang paling umum terjadi adalah copying

atau melakukan reproduksi secara menyeluruh atau pada bagian-bagian

substansial dari suatu ciptaan. Copying tidak lain adalah suatu tindakan

melakukan reproduksi atau duplikasi langsung atas suatu ciptaan misalnya

melalui mesin photocopy, alat perekam atau video perekam.

b. Non Literal Coppping, pelanggaran Hak Cipta yang disebut sebagai "non

literal copying" dari suatu ciptaan dengan cara menyusun kembali suatu

ciptaan baru berdasarkan bahan-bahan yang berasal dari suatu ciptaan lain.

Tindakan melakukan non literal copying inilah yang menjadi wacana penting

dalam penerapan hukum Hak Cipta. Penerapan hukum Hak Cipta akan

menggambarkan dan merumuskan tindakan non literal copying yang mana

yang dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta dan yang mana yang

tidak.Sudah menjadi doktrin dasar hukum Hak Cipta bahwa Hak Cipta hanya

melindungi "ekspresi" dan tidak melindungi suatu "ide". Doktrin dasar inilah

yang sering disebut sebagai idea and expression dichotomy. Perlindungan Hak

Cipta hanya diberikan kepada ciptaan yang telah diekspresikan.

c. Plagiat (Peniruan) Peniruan "ide" sering terjadi sehingga menimbulkan

ciptaan yang mempunyai kemiripan dengan meniru "ide" dari ciptaan orang

lain yang terlebih dahulu lahir sehingga menimbulkan banyak sengketa Hak

Cipta. Dari sengketa-sengketa sejenis di beberapa negara, muncullah

49 Henry Campbell Black, Black's Law Dictionary, St.Paul Minn: West Group, 1990, h. 781.

Page 30: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

perkembangan pemikiran berkaitan dengan dikotomi "ide" dan "ekspresi".

Salah satu hasil pemikiran dimaksud adalah metode substantial similarity.

Substantial similarity adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh

Pengadilan untuk memecahkan kasus pelanggaran Hak Cipta dengan cara

membandingkan tingkatan kemiripan diantara 2 (dua) ciptaan.50

5. Pengecualian Pada Hak Cipta

Pembatasan Hak Cipta bermakna bahwa Hak Cipta tidak absolut, karena hukum

yang memberikan hak kepada seseorang perlu juga memperhatikan hal-hal lain

dengan membatasi hak yang telah dimiliki tersebut agar dapat tercipta tata kehidupan

yang serasi dan seimbang. Namun demikian, pembatasan hak tersebut harus

dicantumkan secara tegas dalam perundang-undangan, sehingga pihak yang haknya

di batasi tidak merasa diperlakukan sewenang-wenang karena memang sudah ada

norma pengaturannya, di sisi lain pihak yang berwenang membatasi hak seseorang

mempunyai dasar pembenaran untuk melakukan pembatasan tersebut. Hal ini sesuai

dengan tujuan hukum yaitu mewujudkan keadilan sebagaimana dikemukakan oleh

Aristoteles dan kemanfaatan berdasarkan teori kegunaan (utility theory) dari Jeremy

Bentham serta menjamin kepastian hukum sesuai dengan pendapat John Austin.

Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu Ciptaan

dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang substansial tidak

50

Ferol Mailangakay, Kajian Hukum Tentang Hak Moral Pencipta dan Pengguna Menurut

Undang -Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, Lex Privatum, Vol V, No.4, Juni, 2017, h.

141.

Page 31: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika sumbernya disebutkan atau

dicantumkan secara lengkap untuk keperluan:

a. pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,

penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta;

b. keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatif, dan peradilan;

c. ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau

d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta. 51

Fair Use atau Fair dealing yaitu perbuatan yang dapat dilakukan oleh pihak

lain (dosen) atau peneliti untuk menggunakan, mengutip, dan sejenisnya karya

pencipta atau pemegang hak cipta dengan syarat-syarat tertentu tanpa dikategorikan

sebagai pelanggaran hukum (hak cipta), namun dengan syarat secara wajar dan/atau

adil.52

Selain itu Undang-undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta juga mengatur

Fair Use atau Ciptaan yang dilindungi, terdapat pada Pasal 40 ayat (1) huruf n dimana

disebutkan bahwa Tafsir termasuk kedalam Fair Use atau ciptaan yang dilindungi.

Mengacu pada KBBI dan sinonim dari kata Tafsir adalah Penjelasan dan Ulasan.

Dan Pasal 40 ayat (2) Undang-undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

menyebutkan bahwa Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n dilindungi

sebagai ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi hak cipta atas Ciptaan asli. Yang

dimaksud tidak mengurangi hak cipta atas ciptaan asli adalah tidak mengurangi hak

moral dan hak ekonomi dari hak cipta si pencipta, hak moral adalah hak yang

51

Sudjana, Sistem Perlindungan atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun

2014 Tentang Hak Cipta Dalam Perspektif Cyber Law, Volume 2, Nomor 2, h. 272. 52

Sudjana, Implikasi Doktrin “Fair Use” Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Oleh

Dosen atau Peneliti dalam Perspektif Hukum Hak Cipta, Vej, Volume 4, Nomor 2, 2018, h. 495.

Page 32: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

selamanya melekat pada diri si pencipta sekalipun si pencipta bukan lagi merupakan

pemegang hak cipta.

Pengakuan akan adanya hak moral merupakan bentuk perlindungan hukum

bagi pencipta, Nampak bahwa perlindungan hak moral menjaga aspek koneksitas

personal dengan penciptnya. Hal ini konsisten dengan pengertian ciptaan yang

merupakan perwujudan pemikiran dan kreatifitas pencipta yang khas dan pribadi.

Sedangkan, hak ekonomi merupakan hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta atau

pemegang hak cipta untuk menikmati manfaat ekonomi dari ciptaan yang dihasilkan.

Hak ekonomi merupakan hak ekslusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaam, konsukuensi dari sifat ekslusif dari hak

cipta yaitu setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan ijin dari

pencipta atau pemegang hak cipta.53

akan tetapi dalam perlindungan hak cipta atau

fair use terdapat hasil karya yang tidak dilindungi hak cipta, meliputi:

a. Hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata;

b. Setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data

walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau

digabungkan, dalam sebuah ciptaan; dan

c. Alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan

masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan

fungsional.54

C. Hak Cipta Amerika Serikat

1. Konsep Hak Cipta Amerika Serikat

53

Indirani Wauran Wicaksono, Hukum Kekayaan Intelektual, Tisara Grafika, Salatiga , 2017,

h. 56-58. 54

Ibid., h. 69.

Page 33: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Sejarah undang-undang hak cipta Amerika berasal dengan diperkenalkannya

mesin cetak ke Inggris pada akhir abad kelima belas. Ketika jumlah pers bertambah,

pihak berwenang berupaya mengendalikan penerbitan buku dengan memberikan

percetakan yang hampir monopoli kepada penerbitan di Inggris. Undang-undang

Perizinan tahun 1662 menegaskan bahwa monopoli dan membuat daftar buku

berlisensi untuk dikelola oleh Stationers' Company, sekelompok printer dengan

wewenang untuk menyensor publikasi. Undang-undang 1662 berakhir pada 1695

yang mengarah pada pelonggaran sensor pemerintah, dan pada 1710 Parlemen

memberlakukan Statuta Anne untuk mengatasi masalah penjual buku dan printer

Inggris.

Undang-undang 1710 menetapkan prinsip-prinsip kepemilikan hak cipta penulis

dan jangka waktu tetap perlindungan atas karya berhak cipta (empat belas tahun, dan

dapat diperpanjang selama empat belas tahun lagi jika penulis masih hidup setelah

kedaluwarsa). Undang-undang tersebut mencegah monopoli pihak penjual buku dan

menciptakan “domain publik” untuk literatur dengan membatasi syarat-syarat hak

cipta dan dengan memastikan bahwa begitu sebuah karya dibeli, pemilik hak cipta

tidak lagi memiliki kendali atas penggunaannya. Meskipun undang-undang memang

menyediakan hak cipta penulis, manfaatnya minimal karena untuk dibayar untuk

suatu karya, penulis harus menugaskannya kepada penjual buku atau penerbit. Sejak

Statuta Anne hampir tiga ratus tahun yang lalu, undang-undang AS telah direvisi

untuk memperluas cakupan hak cipta, untuk mengubah jangka waktu perlindungan

hak cipta, dan untuk menangani teknologi baru. Selama beberapa tahun, AS telah

Page 34: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

mempertimbangkan dan bertindak atas reformasi hak cipta. Pemerintah Kanada juga

sedang mempertimbangkan reformasi hak cipta.

Revisi 1976 dilakukan karena dua alasan utama. Pertama, perkembangan

teknologi dan dampaknya terhadap apa yang mungkin dilindungi hak cipta,

bagaimana pekerjaan dapat disalin, dan apa yang merupakan pelanggaran yang perlu

ditangani. Kedua, revisi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kepatuhan Berne

Convention oleh Amerika Serikat merasa bahwa undang-undang tersebut perlu

diamandemen untuk membawa Amerika Serikat sesuai dengan hukum, praktik, dan

kebijakan hak cipta internasional. Undang-undang 1976 mendahului semua undang-

undang hak cipta sebelumnya dan memperpanjang masa perlindungan seumur hidup

penulis ditambah 50 tahun (karya untuk disewa dilindungi selama 75 tahun).

Undang-undang tersebut mencakup bidang-bidang berikut: ruang lingkup dan

subjek pekerjaan yang dicakup, hak eksklusif, istilah hak cipta, pemberitahuan hak

cipta dan pendaftaran hak cipta, pelanggaran hak cipta, penggunaan yang adil dan

pertahanan serta pemulihan atas pelanggaran. Dengan revisi ini, untuk pertama

kalinya penggunaan yang adil dan doktrin penjualan pertama dikodifikasi, dan hak

cipta diperluas ke karya yang tidak dipublikasikan. Selain itu, bagian baru

ditambahkan, bagian 108, yang memungkinkan fotokopi perpustakaan tanpa izin

untuk keperluan beasiswa, pelestarian, dan pinjaman antar perpustakaan dalam

keadaan tertentu.

Page 35: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Selain bagian 108, bagian 107 penting untuk perpustakaan karena berisi

pengecualian terhadap hak eksklusif pemilik untuk membuat dan mendistribusikan

salinan karya mereka. Disebutkan bahwa “penggunaan wajar karya hak cipta,

termasuk penggunaan semacam itu oleh reproduksi dalam salinan atau rekaman

telepon atau dengan cara lain apa pun yang ditentukan oleh bagian itu, untuk tujuan

seperti kritik, komentar, pelaporan berita, pengajaran (termasuk beberapa salinan

untuk penggunaan di ruang kelas), beasiswa, atau penelitian, bukan merupakan

pelanggaran hak cipta.” Untuk menentukan apakah penggunaan suatu karya adalah

penggunaan yang adil, empat faktor berikut harus dipertimbangkan: tujuan dan

karakter penggunaan, sifat dari karya berhak cipta, jumlah dan substansi dari porsi

yang digunakan dalam kaitannya dengan keseluruhan, dan pengaruh penggunaan

terhadap pasar potensial. Lihat Title 17of the U.S. Code.55

Hukum hak cipta modern biasanya dibicarakan seolah-olah itu merupakan

perlindungan bagi penulis terhadap orang lain yang "mencuri" dan mengambil untung

dari karya mereka tanpa pencipta asli diberi imbalan. Tetapi konsepsi yang asli

sedikit berbeda. Hak cipta dikembangkan pada awalnya sebagai hak istimewa yang

diberikan kepada pencetak buku yang disetujui, yang diberi lisensi eksklusif untuk

mencetak beberapa karya tertentu. Itu adalah bentuk penyensoran daftar putih: tidak

ada yang bisa mencetak apa pun kecuali mereka diberi hak cipta untuk

melakukannya. Ini pada saat hak kedaulatan (hak penguasa) dianggap lebih penting

55

Association Of Research Libraries, Copyright Timeline: A History of Copyright in the

United State, https://www.arl.org/copyright-timeline/, dikunjungi pada tanggal 26 Juli 2019 pukul

23.20.

Page 36: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

daripada hak individu. Tidak ada konsepsi tentang "Kebebasan Berbicara" seperti

yang kita tahu - Anda benar-benar harus memiliki izin untuk mencetak sesuatu.

Pada abad ke-18, dan terutama setelah Revolusi Amerika, konsep kebebasan

berbicara telah menjadi fakta yang paling diterima. Undang-undang hak cipta tidak

dapat lagi memberikan izin khusus untuk mencetak sesuatu, karena asumsi Free

Speech adalah bahwa siapa pun bebas untuk mencetak apa pun. Dari pada lisensi

untuk mencetak sesuatu yang Anda tidak diizinkan, hak cipta menjadi hak untuk

menghentikan orang lain dari mencetak hal-hal yang seharusnya tidak diizinkan. Di

era pembatasan, hak cipta adalah izin. Di era kebebasan, itu menjadi batasan. Alasan

untuk hak cipta juga berubah. Alih-alih menjadi bentuk sensor, gagasan itu menjadi

insentif ekonomi untuk diciptakan. Gagasan di balik hukum hak cipta modern adalah

bahwa jika seniman dapat mengontrol siapa yang diizinkan untuk menyalin kreasi

mereka, maka seniman dapat mengenakan biaya atas izin itu dan menghasilkan

uang.56

Dasar untuk perlindungan hak cipta berasal langsung dari Konstitusi A.S. tujuan

utama dari hak cipta adalah untuk membujuk dan memberi penghargaan kepada

penulis, melalui ketentuan hak-hak properti, untuk menciptakan karya-karya baru dan

membuat karya-karya itu tersedia untuk umum untuk dinikmati. Teorinya adalah

bahwa dengan memberikan hak eksklusif tertentu kepada pencipta yang

memungkinkan pencipta ini untuk melindungi karya kreatif mereka dari pencurian,

56

Frank Moraes, Copyright Law in 2019 explained in one page, 27 Juni 2019,

https://www.whoishostingthis.com/resources/copyright-guide/, dikunjungi pada tanggal 26 Juli 2019

pukul 22.55.

Page 37: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

pencipta menerima manfaat dari imbalan ekonomi dan publik menerima manfaat dari

karya kreatif yang mungkin tidak dapat dibuat atau disebarluaskan.

Meskipun undang-undang hak cipta dimaksudkan untuk melayani tujuan

memperkaya masyarakat umum melalui akses ke karya kreatif, penting untuk

dipahami bahwa undang-undang hak cipta tidak mewajibkan pembuat konten untuk

membuat karya mereka yang dilindungi hak cipta. Akibatnya, sebuah karya yang

tidak diterbitkan yang tidak pernah didistribusikan kepada publik menerima

perlindungan hak cipta yang sama dengan yang akan diterima oleh karya yang

diterbitkan.57

2. Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Filosofi hak cipta di Amerika Serikat didasarkan pada tujuan pemberian hak

cipta yaitu dalam rangka produksi ciptaan yang kreatif untuk kepentingan dan

keuntungan public dalam fungsi hak cipta sendiri terdapat beberapa penjelasan

seperti:

a. Ekonomi dan Kepentingan Umum

Kisah utama tentang hak cipta dalam undang-undang AS berfokus

pada insentif ekonomi dan kemajuan sosial. Konstitusi A.S. memberi

Kongres kemampuan "... untuk mempromosikan Kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Seni yang bermanfaat, dengan memperoleh Waktu

terbatas untuk Penulis dan Penemu Hak eksklusif untuk masing-

57

Copyright Alliance, Copyright Basics, https://copyrightalliance.org/education/copyright-

law-explained/copyright-basics/, dikunjungi pada tangga 26 Juli 2019 pukul 23.07.

Page 38: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

masing Tulisan dan Penemuan mereka." Semua undang-undang hak

cipta A.S. (dan hukum paten) tumbuh dari satu frasa singkat ini dalam

Konstitusi.

b. Hak Eksklusif

Jika Anda membuat objek fisik, Anda dapat menggunakan sarana fisik

untuk mengontrol siapa yang akan menggunakannya. Tetapi karya-

karya kreatif dan ekspresif sedikit lebih sulit untuk dikendalikan: jika

Anda menulis buku dan ingin mengontrol siapa yang akan

membacanya, begitu Anda mengeluarkan salinan dari tangan Anda,

Anda telah kehilangan banyak kendali. Orang yang Anda berikan

salinannya untuk dapat membagikannya kepada orang lain, membuat

salinan baru, atau bahkan menghafal potongan-potongan itu dan

membacanya di depan umum! Hak cipta menangani masalah-masalah

ini dengan menyediakan undang-undang untuk mengontrol

kepemilikan dan distribusi karya kreatif dan ekspresif. Tujuan dari hak

cipta adalah menciptakan mekanisme untuk mengontrol kepemilikan

dan distribusi karya ekspresif.

c. Diamankan untuk Penulis

Jika hak cipta tidak ada, semua orang akan dapat membuat salinan dari

setiap karya kreatif baru tanpa izin pembuatnya. Tetapi karena itu

terjadi, pencipta harus memutuskan apakah karya kreatif mereka

didistribusikan atau tidak, dan bagaimana mereka didistribusikan. Dan

jika banyak orang menginginkan salinan karya itu, penciptanya dapat

Page 39: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

membuat orang membayar untuk memiliki salinan itu. Tujuan hak

cipta adalah menciptakan mekanisme bagi pembuat konten untuk

mengontrol kepemilikan karya ekspresif, sehingga mereka dapat

menerima pembayaran untuk karya mereka.

d. Mempromosikan Kemajuan

Sebagian besar pencipta, menurut cerita ini, menciptakan karya-karya

mereka karena mereka tahu mereka dapat dibayar untuk salinan yang

diinginkan orang. Karena hak cipta memungkinkan pembuat konten

dibayar, lebih banyak pembuat konten membuat lebih banyak karya.

Dan lebih banyak karya kreatif dan ekspresif baik untuk masyarakat,

karena membantu kita mengembangkan seni, sains, pengetahuan, dan

budaya. Tujuan hak cipta adalah menciptakan mekanisme yang

membantu para pembuat konten mengontrol dan menerima

pembayaran untuk karya-karya mereka, karena itu akan menghasilkan

penciptaan banyak karya yang lebih ekspresif, yang menguntungkan

semua masyarakat.

e. Hak Moral untuk Pencipta

Banyak negara memiliki sistem hak cipta berdasarkan justifikasi "hak

moral", alih-alih teori insentif yang populer di AS dan negara hukum

umum lainnya. Hak moral dianggap muncul secara alami dari

hubungan mendalam yang dimiliki para pencipta dengan karya-karya

mereka. Karena hubungan itu, cerita ini melanjutkan, hukum harus

mengakui hak-hak pencipta di sekitar atribusi dan reputasi. Dalam hak

Page 40: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

cipta berdasarkan teori hak moral, pencipta memiliki beberapa hak

ekonomi (seperti hak untuk membuat salinan), tetapi mereka juga

memiliki hak paralel untuk atribusi dan untuk mencegah penggunaan

karya mereka yang tidak mereka setujui. Di banyak negara, hak moral

tidak dapat dijual atau diberikan, dan tetap bersama pencipta tidak

peduli siapa yang mengendalikan hak ekonomi.58

Sedangkan untuk sifat hak cipta amerika sendiri dalam

penggunaan yang adil adalah sifat pekerjaan yang sedang disalin.

Misalnya, kesopanan akan dipertimbangkan apakah karya yang disalin

bersifat informatif atau menghibur. Dilihat dari karya faktual, seperti

biografi, bukan karya fiksi, seperti karya roman, seperti novel roman

atau film horor. Seperti yang dinyatakan Mahkamah Agung di Sony

Corp of America v. Universal City Studios, Inc., "menyalin siaran

berita mungkin memiliki klaim yang lebih kuat untuk penggunaan

yang adil daripada menyalin film." Mengapa? Karena menyalin dari

karya informasi seperti jurnal ilmiah, ilmiah, atau berita mendorong

penyebaran ide dan dorongan secara bebas.

Selain itu, pengadilan akan mempertimbangkan apakah karya

yang disalin diterbitkan atau tidak diterbitkan. Ruang lingkup

penggunaannya lebih sempit sehubungan dengan karya-karya yang

tidak dipublikasikan karena hak penulis untuk mengontrol penampilan

58

University Of Minnesota, Copyright‟s Purpose,

https://www.lib.umn.edu/copyright/purpose, dikunjungi pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 23.51.

Page 41: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

publik pertama dari ekspresinya. Kasus Salinger v. Random House

memberikan contoh. Seorang penulis biografi ditulis karena memiliki

bagian-bagian yang diparafrasekan dari surat yang ditulis oleh J.

Salinger. Meskipun publik dapat membaca surat-surat ini di

perpustakaan universitas, Mr. Salinger tidak pernah mengizinkan

reproduksi atau publikasi mereka. Terlepas dari tujuan biografi

Salinger yang diusulkan, pengadilan tidak akan mengizinkan parafrase

yang tidak sah atas surat-surat Mr. Salinger yang tidak dipublikasikan

sebagai penggunaan yang adil.59

3. Hak Ekonomi dan Hak Moral pada Hak Cipta

Salah satu tujuan utama undang-undang hak cipta amerika serikat adalah untuk

melindungi hak ekonomi pemilik hak cipta. Ini adalah salah satu inspirasi di balik

monopoli terbatas yang diberikan kepada pemegang hak berdasarkan undang-undang

hak cipta. Hak-hak ekonomi ini, seperti kemampuan untuk membuat dan

mendistribusikan salinan, tidak melindungi dari cedera untuk reputasi atau

kehormatan artis. Mereka dimaksudkan untuk memungkinkan pemilik hak cipta

mendapat untung dari karya hak cipta. Sistem insentif ini dimaksudkan untuk

mendorong kreativitas, dan untuk membantu individu mendukung diri mereka sendiri

ketika mereka mengejar kreativitas mereka, baik itu dalam seni lukis, arsitektur, atau

sastra.

59

Richard Stim, Fair use: The Four Factors Courts Conside In a Copytight Infringement Case,

https://www.nolo.com/legal-encyclopedia/fair-use-the-four-factors.html, dikunjungi pada tanggal 27

Juli 2019 pukul 0.12.

Page 42: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Hak moral dimaksudkan untuk melindungi "kehormatan atau reputasi" pencipta.

Selain itu, hak moral tidak dapat ditransfer ke orang lain atau ke entitas perusahaan.

Mereka tetap dengan pencipta sebuah karya, bahkan jika sisa dari pencipta itu

ditransfer. Konstitusi AS menyatakan bahwa Kongres memiliki kekuatan untuk "[P]

romote kemajuan Sains dan Seni yang bermanfaat." Namun ketentuan ini tidak cukup

jauh. Terkait dengan hak cipta, perlu ada keseimbangan yang lebih besar antara hak-

hak penulis dan Minat kongres dalam kemajuan sosial dan ekonomi dari domain-

domain ini. Secara khusus, pendekatan penyeimbangan perlu didefinisikan dalam

batas tertentu, mengukur kebutuhan ekonomi masyarakat terhadap hak moral dan hak

milik penulis. Meskipun kewajibannya berdasarkan Berne Convention dan perannya

sebagai juara global vocal hak kekayaan intelektual, Amerika Serikat tidak

melindungi hak moral untuk tingkat yang sama seperti rekan-rekannya di Eropa.60

Di sisi lain, hanya karya seni visual yang diberi perlindungan hak moral

berdasarkan undang-undang hak cipta. Ini dilakukan melalui Visual Artists Rights

Act (VARA), Title 17 AS § 106A. VARA tidak melindungi karya sastra (seperti

buku dan pamflet), karena mereka tidak akan dianggap sebagai karya seni visual.61

4. Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran hak cipta adalah penggunaan atau produksi materi yang

dilindungi hak cipta tanpa izin dari pemegang hak cipta. Pelanggaran hak cipta berarti

60

Elizabeth Schere, Where in the morality? Moral Rights in Internasional Intellectual

Property and Trade Law, Fordham Internasional Law Journal Volume 41, Issue 3, Article 6, 2018, 61

Nelson, “Moral Right in the United States” in Copyright Corner, The Ohio State

University, Colombus United State, 2017

Page 43: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

bahwa hak yang diberikan kepada pemegang hak cipta, seperti penggunaan eksklusif

suatu karya untuk jangka waktu tertentu, dilanggar oleh pihak ketiga. Musik dan film

adalah dua bentuk hiburan paling terkenal yang menderita sejumlah besar

pelanggaran hak cipta.62

Undang-undang hak cipta di AS diatur oleh undang-undang federal, yaitu

Undang-Undang Hak Cipta 1976. Undang-Undang Hak Cipta mencegah penyalinan

tidak sah atas karya kepenulisan. Namun, hanya penyalinan karya yang dilarang -

siapa pun dapat menyalin gagasan yang terkandung dalam sebuah karya tersebut.

Misalnya, hak cipta dapat meliputi deskripsi tertulis dari mesin, tetapi mesin yang

sebenarnya itu sendiri tidak tercakup. Jadi, tidak ada yang bisa menyalin deskripsi

tertulis, sementara siapa pun bisa menggunakan deskripsi untuk membangun mesin

yang dijelaskan.

Hak cipta dapat didaftarkan di Kantor Hak Cipta di Perpustakaan Kongres,

tetapi karya yang baru dibuat tidak perlu didaftarkan. Bahkan, tidak perlu lagi

menempatkan pemberitahuan hak cipta pada suatu karya agar dilindungi oleh

undang-undang hak cipta. Namun, Undang-Undang Hak Cipta memang memberikan

manfaat tambahan bagi mereka yang mendaftar di Kantor Hak Cipta. Karenanya,

62

Will Kenton, Copyright Infringement 25 juni 2018,

https://www.investopedia.com/terms/c/copyright-infringement.asp, dikunjungi pada tanggal 4 Agustus

2019 pukul 23.38.

Page 44: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

pendaftaran hak cipta dan penggunaan pemberitahuan hak cipta direkomendasikan.63

Dalam hak cipta sendiri terdapat jenis pelanggaran hak cipta seperti:

a. Selain pelanggaran hak cipta langsung, seseorang mungkin juga bersalah

atas pelanggaran kontribusi jika mereka secara sengaja mendorong atau

membantu orang lain dalam menggunakan materi hak cipta pencipta.

Dalam kasus Napster yang mungkin paling terkenal dari jenisnya,

Pengadilan Distrik A.S di San Francisco menyatakan bahwa layanan

berbagi musik Napster merupakan pelanggaran kontribusi dengan secara

sadar mengizinkan para penggunanya untuk berdagang musik yang

dilindungi.

b. Hak cipta gambar dan teks adalah dua jenis pelanggaran umum. Saat Anda

membuat gambar asli, apakah itu selfie atau lanskap megah, anda secara

otomatis memiliki hak atas gambar itu. Dengan menjamurnya berbagi

gambar di internet, adalah hal biasa bagi orang lain untuk mengambil

gambar tersebut dan menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.

Dalam terlalu banyak kasus, mereka melanggar hak cipta gambar Anda.

c. Seperti gambar, saat Anda menulis novel, puisi, atau artikel blog, Anda

memiliki perlindungan hak cipta. Dengan demikian, anda memiliki hak

eksklusif untuk mendistribusikan, menyalin, melakukan, atau

menggunakan teks itu. Ketika datang ke konten yang diterbitkan di

internet, pelanggaran hak cipta teks dapat merajalela karena sangat mudah

untuk hanya menyalin dan menempelkan teks.64

Pada 17 U.S.C Section 501 undang-undang hak cipta amerika juga

menyebutkan pelanggaran hak cipta pada § 501 terkusus bagian a dan b, Dijelaskan

bahwa Siapa pun yang melanggar hak eksklusif pemilik hak cipta seperti yang

disediakan oleh bagian 106 hingga 122 atau dari penulis sebagaimana disebutkan

dalam bagian 106A (a), atau yang mengimpor salinan atau rekaman telepon ke

Amerika Serikat yang melanggar pasal 602, adalah pelanggar hak cipta atau hak

penulis. Kemudian pada bagian b, Pemilik sah dari hak eksklusif di bawah hak cipta

63

Bit Law, Copyright Law in The United States,

https://www.bitlaw.com/copyright/index.html , dikunjungi pada tanggal 23 Juli 2019 pukul 21.27. 64

River Braun, Forms of Copyright Infringement, January 2019, https://www.legalzoom.com/articles/forms-of-copyright-infringement, dikunjungi pada tanggal 5 Agustus 2019 pukul 1.07.

Page 45: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

berhak tunduk pada persyaratan bagian 411, untuk melaporkan tindakan atas

pelanggaran apa pun dari hal tersebut yang benar dilakukan saat dia adalah

pemiliknya. Pengadilan dapat meminta pemilik tersebut untuk menyampaikan

pemberitahuan tertulis tentang tindakan tersebut dengan salinan pengaduan atas setiap

orang yang ditunjuk oleh catatan Kantor Hak Cipta atau sebaliknya. Pengadilan dapat

meminta perkumpulan, dan harus menizinkan campur tangan dari setiap orang yang

memiliki kepentingan hak cipta. 65

5. Pengecualian Dalam Hak Cipta

Doktrin fair use diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta yang dikenal dengan

sebutan 17 U.S.C Section 107.106 Pada awal Section 107 undang-undang

menjelaskan bahwa fair use menyalin dengan tujuan seperti kritikan, komentar,

laporan berita, kegiatan belajar mengajar (termasuk penggunaan salinan materi untuk

keperluan kelas), beasiswa, atau penelitian bukanlah suatu pelanggaran terhadap Hak

Cipta.66

yang dimaksud kritikan dalam fair use adalah sebagai contoh, mengutip

sebuah karya dalam ulasan atau kritik untuk tujuan ilustrasi atau komentar biasanya

akan digunakan fair use. Peninjau buku akan diizinkan mengutip kutipan dari sebuah

buku di kolom surat kabar sebagai bagian dari pemeriksaan buku tersebut.67

Sejarah legislatif saat pembuatan undang-undang 17 U.S.C section 107 secara

jelas mengindikasikan, bahwa bagaimanapun pengadilan bebas untuk

65

17 U.S.C. Section 501 hal 158-159 66

17 U.S.C. Section 107 67

Richard Stim, The „Fair Use‟ Rule: When Use of copyrighted Material is Acceptable,

https://www.nolo.com/legal-encyclopedia/fair-use-rule-copyright-material-30100.html, dikunjungi

pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 2.35.

Page 46: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

mengembangkan artian konsep fair use, secara prinsipal tidak semata-mata terikat

dengan empat faktor yang ada pada undang-undang ini yang notabene diciptakan

sebagai pedoman bagi pengadilan. Empat faktor pada undang-undang ini yang

digunakan sebagai pedoman adalah sebagai berikut:

a. Tidak diperuntukan untuk sarana komersial

b. Tidak mengubah sifat dari hak cipta itu sendiri

c. Jumlah yang digunakan, dan;

d. Tidak mempengaruhi pemasaran dari hak cipta itu sendiri.68

Yang dimaksud tidak diperuntukan untuk sarana komersial adalah Pengadilan

biasanya berfokus pada apakah penggunaan tersebut bersifat "transformatif." Artinya,

apakah penggunaan menambahkan ekspresi atau makna baru pada materi asli, atau

hanya salinan dari aslinya. Penggunaan komersial kemungkinan kurang dianggap

sebagai penggunaan wajar, meskipun monetisasi video dapat dilakukan dan masih

ada manfaat yang dapat diambil dari penggunaan wajar. Kemudian, tidak mengubah

sifat dari hak cipta itu sendiri adalah Menggunakan materi dari karya yang sebagian

besar merupakan kenyataan lebih dapat dianggap sebagai penggunaan wajar

dibandingkan dengan menggunakan karya yang benar-benar fiksi.

Selanjutnya, Jumlah yang digunakan adalah Meminjam sebagian kecil materi

dari karya original lebih cenderung dianggap sebagai penggunaan yang

diperkenankan daripada meminjam bagian yang besar. Namun, dalam situasi tertentu,

pengambilan sebagian kecil materi bisa dianggap bukan penggunaan yang

68

17 U.S.C. Section 107

Page 47: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

diperkenankan, yaitu jika yang digunakan merupakan "inti" dari karya yang

dimaksud. Dan tidak mempengaruhi pemasaran dari hak cipta itu sendiri adalah

Penggunaan yang merugikan kemampuan pemilik hak cipta untuk mendapatkan

keuntungan dari karya aslinya cenderung tidak dianggap sebagai penggunaan wajar.

Pengadilan terkadang membuat pengecualian berdasarkan faktor ini dalam kasus

yang melibatkan parodi.69

Review menurut Collin English Dictionary70

adalah Ulasan laporan di media di

mana seseorang memberikan pendapatnya tentang sesuatu seperti buku atau film

baru. Dan sinonim dari ulasan adalah kritik atau tafsiran, sehingga bisa disimpulkan

bahwa Review bukan merupakan sebuah pelanggaran hak cipta. dan juga dalam hak

cipta amerika menjelaskan bahwa hak cipta amerika memiliki hak cipta yang tidak

dilindungi, berupa:

a. Gagasan, prosedur, metode, sistem, proses, konsep, prinsip, atau penemuan

b. Karya yang tidak diperbaiki dalam bentuk nyata (seperti karya koreografi

yang belum pernah dilakukan dinotasikan atau direkam atau pidato

improvisasi yang belum ditulis)

c. Judul, nama, frasa pendek, dan slogan

d. Simbol atau desain yang familier

e. Hanya variasi ornamen tipografi, huruf, atau pewarnaan

f. Hanya daftar bahan atau konten.71

69

Youtube, Fair Use Guidelines, https://www.youtube.com/intl/id/yt/about/copyright/fair-use/#yt-copyright-myths, dikunjungi pada tanggal 12 Agustus 2019 pada pukul 23.48.

70 English Dictionary, https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/review,

dikunjungi pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 01.30. 71

Copyright United States Copyright Office, Copyright Basics, Cirtular 1, h. 2.

Page 48: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

D. Penilaian Video Reaction Menurut Hak Cipta Indonesia dan Amerika

Serikat

1. Hak Cipta Indonesia

Video reaction merupakan sebuah kegiatan dimana seorang pembuat konten

akan melakukan sebuah ulasan atau tafsiran, kritikan atau saran terhadap suatu

produk yang akan di review. Salah satu contoh produk yang bisanya banyak direview

oleh pembuat konten adalah music video, music video merupakan sebuah video klip

dimana dilatar belakangi oleh lagu dan video dari seorang artis terkenal. Tujuan

utama dari sebuah review ini adalah untuk memberitahukan kepada penontonnya

apakah music video tersebut layak di dinikmati atau tidak dan bisa juga digunakan

untuk saran komersial.

Secara gramatikal kata ulasan dan tafsiran memiliki arti yang sama, ulasan

merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang

atau dicipta orang lain, sedangkan tafsiran menurut KBBI72

merupakan penjelasan

atau pendapat (tentang suatu kata, kalimat, cerita, dan sebagainya), interpretasi, hasil

menafsirkan. KBBI73

menjelaskan interpretasi merupakan sebuah kesan, pendapat

atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Sehingga menurut penulis kedua hal ini

ulasan dan tafsiran memiliki arti atau makna yang sama. Kemudian bila dilihat dari

Pasal 40 ayat (1) huruf n dan ayat (2) UUHC No.28 Tahun 2014 sebagai berikut:

Pasal 40 ayat (1) huruf n berbunyi; ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan dalam

72

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tafsiran, dikunjungi pada tanggal 12 Agustus 2019 pada pukul 18.20.

73 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/interpretasi, dikunjungi pada tanggal 12 Agustus 2019

pada pukul 18.19.

Page 49: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas: terjemahan, tafsir, saduran,

bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil

transformasi. Kemudian ayat (2) berbunyi; Ciptaan sebagai mana dimaksud pada ayat

(1) huruf n dilindugi sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak cipta

atas Ciptaan Asli. Pada bagian huruf n terdapat kata tafsir dimana tafsir menurut

KBBI74

memiliki kata turunan berupa tafsiran.

Pada Pasal (2) UUHC No.28 Tahun 2014 menjelaskan bahwa pada ayat (1)

huruf n dilindungi sebagai ciptaan tersendiri atau ciptaan baru, sehingga apabila tafsir

atau tafsiran di gramatikalkan sesuai dengan tata bahasa berupa ulasan maka kedua

hal tersebut bisa diartikan sama. Akan tetapi ciptaan tersendiri atau ciptaan baru

tersebut tidak boleh mengurangi hak cipta atas ciptaan asli. Tidak boleh mengurangi

hak cipta atas ciptaan asli adalah tidak mengurangi hak eksklusif dari si pencipta yang

berupa hak ekonomi dan hak moral.

Hak moral memiliki sifat yang abadi terhadap si pencipta dimana pada pasal 5

ayat (1) Undang-undang no. 28 tahun 2014 tentang hak cipta menjelaskan yang

dimaksud hak cipta yang melekat abadi adalah tetap mencantumkan atau tidak

mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaanya

untuk umum, menggunakan nama aslinya atau samaranya, mengubah ciptaanya

sesuai dengan kepatutan masyarakat, mengubah judul dan anak judul ciptaan dan

mempertahankan haknya dalam hal terjadi distrosi ciptaan, mutilasi ciptaan,

74

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tafsir, dikunjungi pada tanggal 12 Agustus 2019 pada pukul 18.35.

Page 50: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau

reputasinya. Sehingga bisa disimpukan bahwa hak moral dari sang pencipta ciptaan

tidak bisa di ganggu gugat (tidak dapat hapus/hilang) sama sekali oleh siapapun

selama sang pencipta ciptaan masih hidup ataupun sudah meninggal dunia, akan

tetapi dalam hak moral apabila pencipta merasa terganggu bisa menyatakan keberatan

terhadap tindakan perusakan, pemotongan, atau perubahan karya yang bersifat

merugikan nama baik atau reputasinya. Oleh karena itu apabila review dalam video

reaction disangkut pautkan terhadap hak moral menurut penulis tidak melanggar hak

cipta dari hak moral pencipta video asli karena pada dasarnya dalam review video

reaction selalu mencantumkan nama pencipta atau pemegang hak cipta, dan dalam

review-review yang dilakukan oleh pembuat video reaction biasanya mereka akan

memberikan kritik, saran atau ulasan-ulasan tentang isi dari video yang mereka

reaksi.

Akan tetapi, apabila didalam video reaction terjadi distrosi ciptaan, mutilasi

ciptaan atau modifikasi ciptaan terhadap video asli atau original dari pencipta maka

hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran Hak Cipta pada hak moral pencipta.

Karena pada video asli atau original pencipta terdapat hak moral yang melekat abadi

pada diri pencipta yang tidak bisa diganggu oleh orang lain, dimana sesuai dengan

Pasal 5 ayat (1) huruf e UUHC No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menjelaskan

bahwa; hak moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri pencipta

untuk: mempertahankan haknya dalam hal terjadi distrosi ciptaan, mutilasi ciptaan,

modifikasi ciptaan atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.

Page 51: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Oleh karena itu selama tidak terjadi distrosi, mutilasi, dan modifikasi terhadap video

asli atau video original dari pencipta, maka video reaction tersebut bukan lah

pelanggaran hak cipta pada hak moral.

Kemudian hak ekonomi dari pencipta, merupakan hak ekslusif untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Manfaat ekonimi yang dimaksud adalah

memiliki harga jual dari ciptaan pencipta berupa uang atau royalty, sehingga apabila

seseorang ingin menggunakan ciptaan dari pencipta harus memberikan keuntungan

atas ciptaanya kepada pencipta, hak ekonomi bisa beralih kepada orang lain apabila

sipencipta memberikan ijin kepada orang lain untuk memperbanyak atau pengadaan

yang bisanya hal tersebut ditandai dengan perjanjian lisensi, sesuai dengan Pasal 8

dan Pasal 9 ayat (1), dan (2) Undang-undang No. 28 tentang hak cipta.75

Kemudian apakah Video Reaction berupa review tersebut melanggar hak cipta

dari sipemilik cipta, sesuai Pasal 40 ayat (2) Undang-undang No.28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta. penulis menjawab video reaction yang isinya berupa ulasan atau

tafsiran bukanlah pelanggaran hak cipta karena merupakan ciptaan baru dan tujuan

ulasan dan tafsiran adalah untuk memberikan pengetahuan kepada orang-orang yang

menonton video reaction tersebut apakah video tersebut layak untuk dinikmati atau

75

Bunyi Pasal 8 dan 9 ayat (1) dan (2) UUHC No.28 tahun 2014 sebagai berikut: Pasal 8 berbunyi; Hak ekonomi merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipt untuk mendaptkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Kemudian Pasal 9 ayat (1) berbunyi; Pencipta atau Pemegang hak cipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: Penerbitan Ciptaan, Pengadaan ciptaan dalam dalam segala bentuknya, penerjemahan ciptaan, pengadaptasian pengaransemenan atau pentransformasian ciptaan, pendistribusian ciptaan atau salinannya, pertunjukan ciptaan, pengumuman ciptaan, komunikasi ciptaan, dan penyewaan ciptaan. Ayat (2); Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan izin pencipta atau pemengang hak cipta.

Page 52: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

tidak. Apabila review dikaitkan dengan Pasal 43 huruf d Undang-Undang No. 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, maka review tidak memenuhi ketentuan tersebut

karena tujuannya bukan untuk komersial dan apabila dilihat pada penjelasan di atas

review juga termasuk menguntungkan pencipta atau pihak terkait.

Video reaction sendiri merupakan gabungan antara review secara langsung

oleh pemilik konten dengan menggabungkan music video asli atau original yang

biasanya akan di edit kembali seolah-olah didalam video reaction tersebut pembuat

konten sedang menonton music video artis tersebut, salah satu contoh pembuat konten

adalah the connell twins, dimana the connell twins sedang melakukan reaction

terhadap music video dengan judul Kill This Love dari artis Korean pop bernama

Blackpink.76

Apabila dilihat dari konten tersebut video reaction merupakan sebuah

pelanggaran dimana pihak pembuat konten telah melakukan melakukan

pengumuman, pengumuman diatur pada pasal 9 ayat (1) huruf g UUHC No.28 tahun

2014 menjelaskan yang memiliki hak ekonomi atas pengumuman adalah pencipta

atau pemegang hak cipta. sedangkan pengertian pengumuman dijelaskan dalam pasal

1 angka 11 UUHC No. 28 Tahun 2014 bahwa; pembacaan, penyiaran, pameran, suatu

ciptaan dengan menggunakan alat apapun baik elektronik atau non elektronik atau

melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau

dilihat orang lain.

76

The Connell Twins, https://www.youtube.com/watch?v=ekXSwz9haJ8, Kemudian Video asli dari Blackpink dengan Judul Lagu Kill This Love, https://www.youtube.com/watch?v=2S24-y0Ij3Y, dikunjungi pada tanggal 8 Agustus 2019 pukul 18.25.

Page 53: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Akan tetapi didalam hak cipta indonesia terdapat peraturan tentang

pengecualian apabila konten tersebut tersebut tidak ingin dikatakan sebagai suatu

pelanggaran. Pengecualian pertama terdapat didalam pasal 43 huruf d UUHC No. 28

Tahun 2014 menjelaskan bahwa; pembuatan dan penyebarluasan konten Hak Cipta

melalui media teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat tidak komersial

dan/atau menguntungkan pencipta atau pihak terkait, atau pencipta tersebut

menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan penyebarluasan tersebut. kemudian

yang kedua terdapat pada pasal 9 ayat (2) menjelaskan bahwa; setiap orang yang

melaksanakan hak ekonomi sebagai mana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan

izin pencipta atau pemegang hak cipta. dilihat dari pengecualian di atas pada pasal 43

huruf d penulis berpendapat bahwa video reaction tidak memenuhi ketentuan pasal

tersebut karena pada penjelasan di atas yang berhak mlakukan pengumuman adalah

pencipta asli atau pemegang hak cipta.

Tetapi apabila ingin melakukan kegiatan pengumuman maka lebih baik

meminta izin terlebih dahulu atau melakukan perjanjian lisensi kepada pencipta,

sehingga apabila sudah mendapatkan izin dari pencipta maka pasal 43 huruf d bisa

terpenuhi dan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta terkhusus pada hak

ekonomi pencipta. Oleh karena itu penulis memberikan kesimpulan bahwa video

reaction bukanlah pelanggaran hak cipta selama tidak menggangu kepentingan yang

wajar dari pencipta atau pemegang hak cipta.

Page 54: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

2. Hak Cipta Amerika Serikat

Pada hukum hak cipta amerika serikat video reaction belum memiliki peraturan

yang mengatur. Akan tetapi bentuk didalam video reaction berupa review ulasan atau

kritik sudah diatur didalam UU Hak Cipta Amerika yaitu Title 17of the U.S. Code.

Pada bagian 107 tentang fair use menjelaskan bahwa menyalin dengan tujuan

kritikan, komentar, laporan berita, kegiatan belajar mengajar (termasuk penggunaan

salinan materi untuk keperluan kelas), beasiswa, atau penelitian bukanlah suatu

pelanggran hak cipta. sehingga apabila di kaitkan dengan video reaction berupa

review bukanlah sebuah pelanggaran hak cipta karena sudah cukup jelas disebutkan

bahwa kritik bukanlah sebuah pelanggaran.

Dalam Undang-Undang yang berlaku di amerika serikat ada empat poin penting

yang menjadi pertimbangan apakah seseorang melanggar atau tidak terdapat pada

bagian 107 tentang fair use berupa; tidak diperuntukan untuk sarana komersial, tidak

mengubah sifat dari hak cipta itu sendiri, jumlah yang digunakan, dan tidak

mempengaruhi pemasaran dari hak cipta itu sendiri. Untuk mengetahui apakah video

reaction tersebut melanggar atau tidak masih belum jelas dikarenakan hukum hak

cipta amerika secara principal tidak terikat pada 4 hal tersebut saja, untuk mengetahui

melanggar atau tidaknya harus melalui pengadilan amerika serikat, salah satu

karakteristik litigasi konstitusional di amerika Serikat ialah kecenderungan lembaga

Page 55: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

yudikatif mengembangkan dan mengubah aturan dalam Konstitusi guna disesuaikan

dengan perkembangan dalam masyarakat.77

Dalam kasus salah satu Youtubers yang bernama Ethan dan Hila Klein mereka di

tuntut oleh Matt Hoss yang merupakan pemilik dari video dari “Bold Guy vs Pakour

Girl” dimana didalam video Ethan dan Hilan Klein dibuka dengan komentar dan

diskusi antara Ethan, diikuti oleh segmen dari video hoss yang mereka mainkan,

hentikan, dan meneruskan dengan memberi komentar dan kritik.78

Akan tetapi hakim

memutuskan bahwa video klein yang mengritik karya dari matt merupakan

penggunaan yang adil atau fair use dalam masalah hukum. Matt mengatakan dengan

keluhan awalnya bahwa pasangan tersebut telah memproduksi hampir semua

perkerjaanya. Namun hakim distrik New York Katherine Forrest menolak klaim matt.

Menurut hakim tersebut setiap review dalam video ethan dan hilan klein merupakan

komentar kritis terhadap video matt. Keputusan tersebut penting karena video reaksi

di mana Youtuber menggunakan klip karya orang lain dan bereaksi terhadapnya,

merupakan genre populer di Youtube. Forrest memperingatkan bahwa sementara

video Kleins cukup bagus, video reaksi lainnya seringkali lebih jelek. Dengan

demikian, pengadilan tidak memutuskan bahwa semua video reaksi merupakan

penggunaan wajar. Hal ini berarti meskipun kasus ini menang dalam hal fair use,

77

Abdul Fickar Hadjar, Analisi Perbandingan Hukum Amerika Serikat dan Indonesia, https://www.kompasiana.com/fickar15/552a5ca1f17e614102d623d5/analisis-perbandingan-sistem-hukum-amerika-serikat-dan-indonesia?page=all, dikunjungi pada tanggal 13 Agustus 2019 pukul 15.23.

78 BBC , Youtube start H3h3 Win ‘landmark’ court case against Matt Hoss,

http://www.bbc.co.uk/newsbeat/article/41037631/youtube-stars-h3h3-win-landmark-court-case-against-matt-hoss, dikunjungi pada tanggal 13 Agustus 2019 pukul 16.05

Page 56: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

bukan berarti jika ada kasus lain akan menang juga.79

Dijelaskan didalam kasus

tersebut bahwa untuk mengkritik dan mengomentari suatu karya, atau klip asli dapat

digunakan. Tanpa menggunakan klip aktual, komentar dan kritik di sini akan

kehilangan konteks dan manfaat. Di sini, "tingkat" dan "kualitas dan pentingnya" klip

video yang digunakan oleh terdakwa masuk akal untuk mencapai tujuan transformatif

dari komentar kritis.80

Apabila dilihat pada kasus diatas menjelaskan bahwa kritik atau mengometari

suatu video orang lain dalam video reaction bukanlah sebuah pelanggaran, selama

komentar atau kritikan tersebut bersifat kritis, sehingga orang-orang yang

menontonnya bisa memahami apa maksud dari video yang telah di reaction

sebelumnya. Sesuai disebutkan dalam Title 17of the U.S. Code. Pada bagian 107

sudah menjelaskan bahwa kritik dan komentar termasuk kedalam perlindungan hak

cipta. selama tidak melanggar 4(empat) point diatas juga maka video reaction

dikategorikan sebagai fair use.

Akan tetapi apabila hal tersebut dianggap sebagai penggunaan yang merugikan

kemampuan pemilik hak cipta untuk mendapatkan keuntungan dari karya asli

cenderung tidak dianggap sebagai kepentingan yang wajar, yang dimaksudkan

sebagai kepentingan yang wajar adalah hak pemilik hak cipta dalam menikmati

manfaat ekonomi dari ciptaanya.

79

BBC News, Youtube stars win fair use lagal battle, https://www.bbc.com/news/technology-41043209, dikunjungi pada tanggal 13.16.25

80 Matt Hosseinzadeh v Ethan Klein and Hila Klein, United States Ditrict Court Southern

District Of New York, Document 116, 23 Agust 2017, h. 16.

Page 57: BAB II ANALISIS VIDEO REACTION TERKAIT HAK CIPTA...atau ulasan ulang, dimana yang dimaksud ulasan ulang adalah teks ulasan merupakan tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah

Oleh karena itu apabila tidak ingin suatu konten seperti video reaction dianggap

sebagai pelanggaran hak cipta lebih baik dilakukan hal sebagai berikut:

1. Tentukan Apakah Konten diperlukan izin

2. Identifikasi pemiliknya

3. Identifikasi hak-hak yang diperlukan

4. Hubungi pemilik dan negosiasikan apakah pembayaran diperlukan

5. Dapatkan persetujuan izin secara tertulis.81

81

Rich Stim, The Basics of Getting Permission, https://fairuse.stanford.edu/overview/introduction/getting-permission/, October 2016, dikunjungi pada tanggal 13 Agustus 2019 pukul 0.18.