desain sistem perpipaan air tawar pada kapal patrolirepository.ppns.ac.id/2310/1/0815040032 - yusuf...

106
i i ` ` TUGAS AKHIR (608502A) DESAIN SISTEM PERPIPAAN AIR TAWAR PADA KAPAL PATROLI Yusuf Rezandy NRP. 0815040032 Dosen Pembimbing Mardi Santoso, S.T., M.Eng.Sc. Ekky Nur Budiyanto, S.ST., M.T. PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    i

    i

    `

    `

    `

    TUGAS AKHIR (608502A)

    DESAIN SISTEM PERPIPAAN AIR TAWAR PADA KAPAL

    PATROLI

    Yusuf Rezandy

    NRP. 0815040032

    Dosen Pembimbing

    Mardi Santoso, S.T., M.Eng.Sc.

    Ekky Nur Budiyanto, S.ST., M.T.

    PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN

    JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

    POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

    SURABAYA

    2019

  • i

    TUGAS AKHIR (608502A)

    DESAIN SISTEM PERPIPAAN AIR TAWAR PADA KAPAL PATROLI

    YUSUF REZANDY NRP. 0815040032

    DOSEN PEMBIMBING: MARDI SANTOSO, S.T., M.Eng.Sc. EKKY NUR BUDIYANTO, S.ST., M.T.

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERPIPAAN JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

  • ii

  • LEMBAR PENGESAHAN

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    DESAIN SISTEM PERPIPAAN AIR TAWAR PADA KAPAL PATROLI

    Disusun Oleh:

    YUSUF REZANDY

    0815040032

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

    Program Studi Teknik Perpipaan

    Jurusan Teknik Permesinan Kapal

    POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

    Disetujui oleh Tim penguji Tugas Akhir Tanggal Ujian : 9 Agustus 2019

    Periode Wisuda : September 2019

    Menyetujui,

    Dosen Penguji NIDN Tanda Tangan

    1. Heroe Poernomo, S.T., M.T. (0020047085) (………………………)

    2. Burniadi Moballa, S.T., M.Sc. (0011097908) (………………………)

    3. Dra. Daisy Dwijati K.R.A., M.Pd. (0001126109) (………………………)

    Dosen Pembimbing NIDN Tanda Tangan

    1. Mardi Santoso, S.T., M.Eng.Sc. (0002047801) (………………………)

    2.Ekky Nur Budiyanto, S.ST., M.T.

    (0003038909) (………………………)

    Mengetahui

    Koordinator Program Studi,

    Raden Dimas Endro W, S.ST., M.T.

    NIP. 197604122002121003

    Menyetujui

    Ketua Jurusan,

    George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng.

    NIP. 197605172009121003

  • iv

  • PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

    No. : F.WD I. 021

    Date : 3 Nopember

    2015

    Rev. : 01

    Page : 1 dari 1

    Yang bertandatangan dibawah ini :

    Nama : Yusuf Rezandy

    NRP. : 0815040032

    Jurusan/Prodi : Teknik Permesinan Kapal/Teknik Perpipaan

    Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

    Tugas Akhir yang akan saya kerjakan dengan judul :

    ”Desain Sistem Perpipaan Air Tawar Pada Kapal Patroli” Adalah benar karya

    saya sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain.

    Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut,

    maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.

    Surabaya, 18 Agustus 2019

    Yang membuat pernyataan,

    (Yusuf Rezandy)

    0815040032

  • vi

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • KATA PENGANTAR

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, ridho,

    dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan

    baik dan lancar. Penulis juga mengucapkan shalawat serta salam semoga senantiasa

    terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para

    sahabat yang telah memberikan teladan bagi seluruh umat manusia.

    Tugas akhir yang berjudul “Desain Sistem Perpipaan Air Tawar Pada Kapal

    Patroli” ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

    kuliah di Program Studi Teknik Perpipaan.

    Penulis menyadari penyelesaian dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak

    terlepas dari kerjasama, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga

    penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Kedua orang tua (Bapak Suwarto dan Ibu Tri Sulistyaningsih) yang telah

    memberikan banyak kasih sayang, nasehat hidup, doa, dukungan moril serta

    materil, dan segalanya bagi penulis.

    2. Bapak Ir. Eko Julianto, M.T., FRINA. selaku Direktur Politeknik Perkapalan

    Negeri Surabaya.

    3. Bapak Mardi Santoso, S.T., M.Eng.Sc sebagai Wakil Direktur II dan dosen

    pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan selama

    pengerjaan tugas akhir.

    4. Bapak George Endri Kusuma, S.T., M.Sc. Eng. sebagai Ketua Jurusan Teknik

    Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

    5. Bapak Dimas Endro Witjonarko, S.T., M.T. sebagai Ketua Program Studi Teknik

    Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

    6. Bapak Ekky Nur Budiyanto, S.ST., M.T. sebagai dosen pembimbing II yang telah

    memberikan banyak bimbingan dan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir.

    7. Bapak Jalaludin selaku Project Manager Bapak Edo, Bapak Muslihin selaku

    Quality Control di PT Batam Expresindo Shipyard yang telah memberikan ilmu

    dan bimbingan dalam menentukan topic tugas akhir.

  • viii

    8. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknik Perpipaan yang telah memberikan

    banyak ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

    9. Teman-teman seperjuangan Teknik Perpipaan angkatan 2015, terutama kelas A

    dan seluruh teman- teman saya diangkatan, yang telah memberikan banyak bantuan

    selama pengerjaan tugas akhir, banyak warna pada kehidupan perkuliahan,

    kebersamaan, dan canda tawa selama kuliah di PPNS.

    10. Kakak senior Teknik Perpipaan angkatan 2013 dan 2014 yang juga telah

    memberikan banyak bantuan selama pengerjaan tugas akhir.

    11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak

    membantu.

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Harapan penulis dapat mendapatkan kritik atau saran yang membangun agar

    penelitian yang telah dilakukan menjadi lebih baik lagi. Semoga Tugas akhir ini

    bermanfaat bagi pembaca.

    Surabaya, Juli 2019

    Yusuf Rezandy

  • ABSTRAK

  • ix

    DESAIN SISTEM PERPIPAAN AIR TAWAR PADA KAPAL

    PATROLI

    YUSUF REZANDY

    ABSTRAK

    Kapasitas tangki air tawar kapal patroli tidak dapat memenuhi kebutuhan

    cuci, minum, dan mandi penumpangnya. Sistem perpipaan air tawarnyapun belum

    sesuai standar. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah penambahan Reverse

    Osmosis Water Maker. Penempatan Reverse Osmosis Water Maker di equipment

    room menimbulkan masalah baru karena jarak antara seachest dengan alat tersebut

    terlau jauh sehingga sistem penyalur air laut yang tepat juga

    dibutuhkan.Berdasarkan masalah tersebut di atas maka perhitungan kebutuhan air

    tawar perlu dilakukan terlebih dahulu. Desain dan fabrikasi sistem perpipaannya

    juga perlu dibuat setelah itu. Desain pipa penyalur air laut perlu dibuat agar dapat

    meminimalisir kebutuhan daya pompa seefektif mungkin. Desain ini akan

    mempertimbangkan headloss untuk menentukan daya pompa. Setelah itu fabrikasi

    dan perhitungan materialnya ditentukan.Hasilnya Reverse Osmosis Water Maker

    dapat menanggulangi kekurangan air tawar di kapal tersebut. Desain pipa dan

    pompa penyalurnya dibuat sesuai permintaan pemilik. Desain sistem perpipaan air

    bersih atau sanitary juga dibuat sesuai General Arrangement yang ada dan

    dilengkapi dengan daya pompa yang dibutuhkan.

    Kata Kunci : Daya Pompa, Kapasitas Tangki, Fresh Water, Fresh Water Reverse

    Osmosis, Sanitary.

  • x

    (Halaman Sengaja Dikosongkan)

  • ABSTRACT

  • xi

    DESIGN FRESH WATER PIPING SYSTEM IN PATROL BOAT

    YUSUF REZANDY

    ABSTRACT

    Patrol boat freshwater tank capacity is unable to meet the occupant’s need

    for washing, drinking, and bathing. Its freshwater piping system used is not

    standard either. One of the solution for this problem is adding reverse osmosis

    water maker. But because its position is at the equipment room, it causes a new

    problem. Its distance with seachest is too far so a suitable piping system is needed.

    Based on the problem above, a calculation of fresh water needs must be carried out

    first. Then its design and fabrications can be made . This piping system design can

    minimize pump power needs as effective as possible. It must also consider headloss

    to determine it. Fabrication and material calculation can be carried out later. The

    result is reverse osmosis water maker can solve the lack of fresh water in that ship.

    Pump and pipelines design are made according to the owner’s request. Sanitary

    system design is also made based on general arrangement completed with pump

    power needed.

    Keyword : Pump Power, Tank Capacity, Fresh Water, Fresh Water Reverse

    Osmosis, Sanitary .

  • xii

    (Halaman sengaja dikosongkan)

  • DAFTAR ISI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi

    DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xxiii

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

    1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

    1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

    1.5. Batasan Masalah ....................................................................................... 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

    2.1. Fresh Water System .................................................................................. 5

    2.2. Drinking Water System ............................................................................. 5

    2.3. Reverse Osmosis Water Maker ................................................................. 6

    2.4. Pompa ....................................................................................................... 8

    2.4.1. Klasifikasi Pompa ............................................................................. 9

    2.4.2. Pompa Sentrifugal ............................................................................. 9

    2.5. Jenis – Jenis Pipa .................................................................................... 11

    2.5.1. Pipa Stainless Steel ......................................................................... 11

    2.5.2. Pipa Stainless Steel 316L ................................................................ 12

    2.5.3. Ukuran Pipa ..................................................................................... 12

    2.5.4. Wall Thickness (Ketebalan Dinding) .............................................. 14

  • xiv

    2.6. Fitting ...................................................................................................... 15

    2.6.1. 90˚ Elbow ......................................................................................... 15

    2.6.2. Stub - in ............................................................................................ 16

    2.7. Valve ....................................................................................................... 17

    2.7.1. Gate Valve ....................................................................................... 17

    2.7.2. Check Valve ..................................................................................... 18

    2.8. Sifat – Sifat Fluida .................................................................................. 18

    2.8.1. Kerapatan Massa () ........................................................................ 19

    2.8.2. Kerapatan Relatif ............................................................................. 19

    2.8.3. Persamaan Debit Aliran ................................................................... 19

    2.9. Persamaan – Persamaan Fluida ............................................................... 20

    2.9.1. Head total pompa ............................................................................. 20

    2.9.2. Bilangan Reynolds (Re) ................................................................... 23

    2.9.3. Faktor Gesekan ................................................................................ 23

    2.9.4. Daya Pompa ..................................................................................... 24

    2.10. Perhitungan Kebutuhan Air Tawar ......................................................... 25

    2.10.1. Perhitungan lama pelayaran............................................................. 25

    2.10.2. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk sanitasi .............................. 25

    2.10.3. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk pendingin mesin ............... 25

    2.10.4. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk memasak ........................... 25

    2.10.5. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk makan dan minum ............ 26

    2.11. Jenis-jenis sambungan pada pipa ............................................................ 26

    2.11.1. Butt Welding Joint ........................................................................... 26

    2.11.2. Socket Welding Pipe Joint ............................................................... 26

    2.11.3. Screwed Pipe Joint .......................................................................... 27

  • xv

    2.11.4. Flanged Pipe Joint .......................................................................... 27

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 29

    3.1. Garis Besar Penelitian ............................................................................ 29

    3.2. Tahap Identifikasi Awal ......................................................................... 29

    3.3. Tahap Pengumpulan Data....................................................................... 30

    3.4. Tahap Pengolahan Data .......................................................................... 30

    3.4.1. Mempersiapkan data - data yang dibutuhkan ................................. 30

    3.4.2. Perhitungan kapasitas air tawar untuk minum, mandi dan cuci ...... 30

    3.4.3. Perhitungan Kapasitas total tangki air tawar yang di butuhkan ...... 30

    3.4.4. Analisa perbandingan kapasitas total tangki yang di butuhkan dengan

    tangki yang ada dan di tambahkan Reverse Osmosis Water Maker .............. 30

    3.4.5. Mendesain routing dan isometri jalur pipa penyuplai air laut dari

    Reverse Osmosis Water Maker ...................................................................... 31

    3.4.6. Menghitung headloss jalur pipa penyuplai air laut pada Reverse

    Osmosis Water Maker .................................................................................... 31

    3.4.7. Menghitung daya pompa pada jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker ...................................................................... 31

    3.4.8. Perhitungan menggunakan software pipe flow expert .................... 31

    3.4.9. Analisa Perbandingan headloss jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker ...................................................................... 31

    3.4.10. Analisa Perbandingan daya pompa jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker ...................................................................... 31

    3.4.11. Mendesain jalur perpipaan Hasil dari alat Reverse Osmosis Water

    Maker 32

    3.4.12. Menghitung headloss jalur perpipaan Hasil dari alat Reverse Osmosis

    Water Maker .................................................................................................. 32

    3.4.13. Mendesain isometri jalur perpipaan Fresh Water ........................... 32

  • xvi

    3.4.14. Menghitung Headloss Dan Daya Pompa jalur perpipaan Fresh Water

    menggunakan Software Pipe Flow Expert ..................................................... 32

    3.4.15. Penentuan sambungan yang di gunakan pada sistem perpipaan

    Reverse Osmosis Water Maker dan Sistem perpipaan Air tawar dengan

    mengacu pada standart yang digunakan ......................................................... 32

    3.4.16. Pembuatan Tabel Kebutuhan fabrikasi untuk seluruh sistem

    perpipaan yang telah di buat........................................................................... 33

    3.4.17. Tahap Analisa Dan Kesimpulan ...................................................... 33

    3.5. Diagram Alir ........................................................................................... 34

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 35

    4.1. Data Penelitian ........................................................................................ 35

    4.2. Perhitungan Kapasitas Tangki Air Tawar ............................................... 37

    4.2.1. Lama Pelayaran ............................................................................... 37

    4.2.2. Kebutuhan Air Tawar untuk Makan Dan Minum ........................... 37

    4.2.3. Kebutuhan Air Tawar untuk Sanitasi .............................................. 37

    4.2.4. Kebutuhan Air Tawar untuk Memasak ........................................... 37

    4.2.5. Kebutuhan Air Tawar untuk Pendingin Mesin ................................ 38

    4.2.6. Jumlah Kebutuhan Air Tawar Pada Kapal Patroli........................... 38

    4.2.7. Perhitungan Kapasitas Minimal Reverse Osmosis Water Maker .... 39

    4.2.8. Jumlah Air Tawar Dari Reverse Osmosis Water Maker.................. 39

    4.2.9. Perhitungan Kebutuhan Air Tawar Menggunakan Microsoft Excel 40

    4.3. Desain Jalur Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis Water Maker

    41

    4.3.1. Isometri Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis Water Maker

    41

    4.3.2. Perhitungan Headloss ...................................................................... 42

  • xvii

    4.3.3. Perhitungan Daya Pompa ................................................................ 46

    4.4. Desain Sistem Perpipaan Sanitary .......................................................... 47

    4.4.1. Isometri Sistem Perpipaan Sanitary ................................................ 47

    4.4.2. Penentuan Diameter dan Perhitungan Debit Pompa ....................... 47

    4.4.3. Perhitungan Headloss Pompa ......................................................... 47

    4.4.4. Perhitungan Daya Pompa ................................................................ 48

    4.5. Penentuan sambungan pada desain yang telah di buat ........................... 48

    4.5.1. Sambungan Jalur Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis

    Water Maker .................................................................................................. 48

    4.5.2. Sambungan Sistem Perpipaan Sanitary .......................................... 48

    4.6. Penentuan Jumlah Material .................................................................... 50

    4.6.1. Penentuan Material Pada Desain Jalur Pipa Penyalur Air Laut Pada

    Reverse Osmosis Water Maker ...................................................................... 50

    4.6.2. Penentuan Material Pada Desain Sistem Perpipaan Sanitary ......... 50

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53

    5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 53

    5.2. Saran ....................................................................................................... 54

  • xviii

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Ukuran Pipa.......................................................................................... 13

    Tabel 2. 2 Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki ........................................ 14

    Tabel 3. 1 Data Akomodasi Crew kapal ............................................................... 35

    Tabel 3. 2 Data Principal Dimension .................................................................... 35

    Tabel 4. 1 Perhitungan Kebutuhan Air Tawar Pada Kapal Patroli ....................... 40

    Tabel 4. 2 Minor Loss Coefficient 1 ...................................................................... 43

    Tabel 4. 3 Minor Loss Coefficient 2 ...................................................................... 46

    Tabel 4. 4 Jenis Sambungan Jalur Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis

    Water Maker.......................................................................................................... 48

    Tabel 4. 5 Jenis Sambungan Sistem Perpipaan Sanitary....................................... 49

    Tabel 4. 6 Jenis Material ....................................................................................... 50

    Tabel 4. 7 Fabrikasi pada deck G .......................................................................... 50

    Tabel 4. 8 Fabrikasi pada deck H .......................................................................... 51

    Tabel 4. 9 Fabrikasi pada deck I ........................................................................... 51

    Tabel 4. 10 Fabrikasi pada deck J ......................................................................... 51

    Tabel 4. 11 Fabrikasi total ..................................................................................... 51

  • xx

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • xxi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Perbandingan Proses Osmosis dan Reverse Osmosis ......................... 7

    Gambar 2. 2 Klasifikasi Pompa .............................................................................. 9

    Gambar 2. 3 Pompa Sentrifugal ............................................................................ 10

    Gambar 2. 4 Diameter pada pipa .......................................................................... 13

    Gambar 2. 5 Ketebalan pipa .................................................................................. 14

    Gambar 2. 6 Long radius elbow ............................................................................ 16

    Gambar 2. 7 Long radius elbow dan short radius elbow ...................................... 16

    Gambar 2. 8 Stub-in .............................................................................................. 17

    Gambar 2. 9 Gate valve ......................................................................................... 17

    Gambar 2. 10 Check valve .................................................................................... 18

    Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 34

    Gambar 4. 1 Data Reverse Osmosis Water maker ................................................ 36

    Gambar 4. 2 Design Isometri pipa pada Suction feeding pump ........................... 41

    Gambar 4. 3 Design Isometri pipa pada Dischart feeding pump .......................... 41

  • xxii

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • xxiii

    DAFTAR SIMBOL

    Q = Debit aliran (m³/s)

    V = Kecepatan aliran (m/s)

    A = Luas penampang/luas lingkaran (m²)

    hL = Head loss mayor (m)

    hP = Head tekanan (m)

    hK = Head kecepatan (m)

    hf = Head Loss minor (m)

    f = Faktor gesekan (tanpa dimensi)

    L = Panjang pipa (m)

    D = Diameter dalam pipa (m)

    g = Percepatan gravitsi = 9,81 (m/s²)

    Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi)

    ρ = Rapat massa fluida (kg/m³)

    ʋ = Kekentalan kinematik (m²/detik)

    P = Daya pompa (kW)

    H = Head total pompa (m)

    S = Radius pelayaran (km)

    Vs = Kecepatan kapal (km/h)

  • xxiv

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pentingnya peranan dari fresh water atau air tawar pada kapal patroli

    menjadi perhatian utama. Karena air tawar sangat di butuhkan untuk kebutuhan

    sehari hari di kapal patroli seperti mandi, memasak, air minum. Oleh karena itu

    kapasitas dari air tawar ini sangat menentukan pelayaran dari sebuah kapal. Fungsi

    air tawar adalah sebagai air minum, cuci, mandi, dll.

    Suplai atau pengisian air tawar pada kapal patroli pun dilakukan saat kapal

    sudah bersandar di dermaga karena belum adanya Reverse Osmosis Water Maker

    System. Maka sangat di butuhkan Reverse Osmosis Water Maker untuk memenuhi

    kebutuhan air tawar di kapal patroli. Reverse Osmosis Water Maker digunakan

    untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang juga bisa langsung di konsumsi.

    Karena pemenuhan jumlah air minum pada kapal sangatlah penting dan untuk

    sistem air minum pada kapal juga sudah di atur di BKI volume 3.

    Pada kapal patroli ini dilakukan penambahan Reverse Osmosis Water Maker

    dengan analisis awal adalah kurangnya kapasitas air yang terdapat pada kapal

    patroli. Penempatan Reverse Osmosis Water Maker dan juga peralatan penunjang

    seperti rehardener ditempatkan pada equipment room. Tetapi masalah yang terjadi

    dengan penempatan tersebut adalah jaunya jarak antara sumber air laut atau

    seachest dengan alat Reverse Osmosis Water Maker dengan pompa yang tersedia

    untuk menyuplai air laut sebesar 0.75 kW. Jika pompa penyuplai kekurangan

    dayanya, owner meminta untuk tidak mengganti pompa feeding pump karena dirasa

    tidak ekonomis. Selain itu, alat yang di pakai juga sudah di setujui oleh kantor pusat

    dari owner.

    Belum adanya sistem air tawar menjadi masalah yang cukup besar bagi

    kapal ini karena Fresh water atau air tawar sangatlah di butuhkan bagi sebuah kapal.

    Karena untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum, dan mencuci harus

    menggunakan air tawar. Untuk pemenuhan dari air tawar sudah diatur pada

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun 2000 tentang kepelautan

    (bagian 3) pasal 24 ayat 3 bahwa “air tawar harus tetap tersedia di kapal dengan

  • 2

    jumlah yang cukup dan memenuhi standar kesehatan” . Maka, pemenuhan air tawar

    adalah syarat mutlak yang harus di penuhi oleh sebuah kapal sebelum di operasikan.

    Dan dari semua masalah itu Maka saya mengambil sebuat tugas akhir dengan judul

    Desain dan Fabrikasi Sistem perpipaan Air Tawar pada Kapal Patroli.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam

    tugas akhir ini dirumuskan sebagai berikut :

    1. Berapa kapasitas tangki yang digunakan memenuhi kebutuhan minum, mandi

    , dan cuci dari seluruh awak kapal ?

    2. Bagaimana desain isometri dari pipa penyalur air laut yang baru pada Reverse

    Osmosis Water Maker System dan desain dari sistem perpipaan air tawar pada

    kapal patroli ?

    3. Berapa daya pompa dari desain yang baru pipa penyalur air laut pada Reverse

    Osmosis Water Maker System dan sistem perpipaan air tawar pada kapal

    patroli?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini antara lain :

    1. Menentukan kapasitas tangki yang digunakan memenuhi kebutuhan air

    minum, mandi, dan cuci dari seluruh awak kapal.

    2. Mendesain isometri baru pipa penyalur air laut pada Reverse Osmosis Water

    Maker System juga sistem perpipaan air tawar pada kapal patroli.

    3. Menentukan daya pompa dari design baru pipa penyalur air laut pada Reverse

    Osmosis Water Maker System juga sistem perpipaan air tawar pada kapal

    patroli.

  • 3

    1.4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagi Mahasiswa

    Dapat digunakan sebagai sarana belajar bagi mahasiswa maupun masyarakat

    umum sebagai refrensi untuk penulisan tugas akhir berikutnya tentang desain

    sistem air tawar pada kapal patroli. Dapat dijadikan sebagai acuan perhitungan pada

    sistem perpipaan yang memiliki kesamaan.

    2. Bagi Perusahaan

    Bagi perusahaan, tugas akhir ini dapat dijadikan acuan untuk perencanaan perpipaan

    khususnya untuk Reverse Osmosis Water Maker System dan fresh water system pada

    Kapal Patroli.

    1.5. Batasan Masalah

    Batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

    1. Hanya menghitung secara teknis bukan secara ekonomis

    2. Desain dan perhitungan hanya pada jalur pipa penyuplai air laut juga pipa hasil dari

    alat Reverse Osmosis Water Maker dan di sistem pipa air tawar atau ssistem sanitary

    tidak pada alat Reverse Osmosis Water Maker

    3. Material menggunakan stainless steel 316L sch 40 untuk sistem perpipaan air laut

    4. Fluida yang dihitung adalah air laut dan air tawar

    5. Perhitungan dibantu dengan software pipe data flow

    6. Hanya mendesain dan menghitung sistem air tawar atau sistem sanitary dan sistem

    perpipaan air laut pada Reverse Osmosis Water Maker

  • 4

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 5

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Fresh Water System

    Sistem air tawar (Domestic fresh water system) merupakan salah satu sistem

    di kapal yang berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar di kapal yang

    mana air tawar dikapal digunakan untuk makan,minum, mandi, cuci para ABK,

    pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal. Air yang digunakan adalah air

    yang baik, bersih dan menyehatkan sehingga peningkatan kualitas air sangat

    penting di kapal. (Suryadi & Baheramsyah, 2012)

    2.2. Drinking Water System

    Seluruh pipa yang digunakan untuk drinking water system harus terpisah

    dari sistem perpipaan lain karena sistem ini mensuplai air yang digunakan untuk

    minum para awak kapal dan penumpang di atas kapal sehingga air tersebut tidak

    boleh tercemar oleh kontaminan lain.

    Air minum untuk para awak dan penumpang kapal disimpan di dalam

    storage tank. Dari storage tank, air minum tersebut akan dialirkan menuju service

    tank yang kemudian dari service tank akan dialirkan menuju ruangan-ruangan tang

    membutuhkan. Pada umumnya, service tank untuk drinking water diletakkan di atas

    open deck.

    Penyimpanan air minum diletakkan pada tangki penyimpanan khusus yang

    jauh dari sumber panas dan sistem yang membawa cairan lain. Hal ini untuk

    menghindari panas dan polusi terhadap air minum yang dibawa dalam tangki air

    minum yang berasal dari perembesan tangki lain yang bersebelahan dengan tangki

    air minum tersebut. Untuk tanki air minum itu sendiri harus terdapat dua buah

    tangki yang terdapat pada kapal. Peletakan tangki air minum pada ruang double

    bottom sangat tidak diperkenankan. Saluran pipa dari drinking water terbuat dari

    bahan galvanized steel pipe dengan diameter sekitar 50 mm untuk pipa utama dan

    diameter 13 mm sampai 38 mm untuk pipa cabang.

  • 6

    Seluruh sistem drinking water harus dapat berdiri sendiri secara penuh.

    Untuk penggunaan pipa, pompa dan tangki untuk maksud penggunaan lain tidak

    diperkenankan. Tangki penyimpanan biasanya dilengkapi dengan sounding pipe

    dan dilengkapi juga dengan venting pipe. Sedangkan untuk proses pengisian tangki

    penyimpanan menggunakan filling pipe yang timbul diatas deck. Proses penyaluran

    drinking water menuju service tank melalui inlet, hand pump atau power driven

    pump. Kemudian dari service tank, air dialirkan menuju pipa utama. Dari pipa

    utama, air dialirkan menuju pipa-pipa cabang. Pada service tank terdapat overflow

    pipe yang dilengkapi dengan sebuah valve yang mempunyai fungsi untuk

    mengalirkan kembali kelebihan air menuju tangki penyimpanan. Sistem drinking

    water dapat disuplai dari pelabuhan melalui pipa utama shore

    connection.(Kurniawan & Baheramsyah, 2011)

    2.3. Reverse Osmosis Water Maker

    Osmosis adalah peristiwa difusi dari air yang melewati membran

    semipermeable dari suatu solution dengan kadar salinitas (TDS) yang rendah ke

    tinggi, sedangkan Reverse Osmosis adalah perpindahan air atau larutan dari

    konsentrasi tinggi (TDS tinggi) ke konsentrasi rendah (TDS rendah) yang

    dipisahkan oleh membran semipermeable (Into et al, 2004). Perbandingan proses

    Osmosis dan Reverse Osmosis ditunjukkan pada Gambar 1. Proses RO dapat

    berlangsung apabila tekanan hidrostatik pada larutan konsentrasi tinggi lebih besar

    daripada tekanan osmotiknya(Fritzmann et al, 2007; Khawaji et al, 2008;

    Charcosset, 2009). Kinerja membran ditentukan oleh fluks dan rejeksi. Fluks adalah

    laju volumetrik permeate per satuan luas membrane (L/m2/hr) sedangkan rejeksi

    adalah kemampuan suatu membrane untuk menahan suatu komponen tertentu.

    Kemampuan rejeksi membran reverse osmosis tergantung kepada muatan ionik,

    berat molekul, derajat dissosiasi, percabangan rantai, derajat hidrasi, dan polaritas.

    Parameter proses fluks permeat dan rejeksi membran dipengaruhi oleh tekanan,

    temperatur, recovery, konsentrasi solut, dan pH (Fritzmann et al, 2007; Greenlee et

    al, 2009). (Yoshi & Widiasa, 2016)

  • 7

    Gambar 2.1 Perbandingan Proses Osmosis dan Reverse Osmosis

    (sumber: Jurnal Sistem Desalinasi Membran Reverse Osmosis (RO) untuk Penyediaan Air Bersih )

    Secara formal, reverse osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah

    konsentrasi zat terlarut tinggi melalui membran semipermeabel ke daerah

    konsentrasi zat terlarut rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan

    osmotik. Aplikasi terbesar dan paling penting dari reverse osmosis adalah

    pemisahan air murni dari air laut dan air payau, air laut atau air payau bertekanan

    terhadap satu permukaan membran, menyebabkan transportasi garam-menipis air

    melintasi membrane dan munculnya air minum dari sisi tekanan rendah. Membran

    yang digunakan untuk reverse osmosis memiliki lapisan padat dalam matriks

    polimer - baik kulit membran asimetris atau lapisan interfasial dipolimerisasi dalam

    membran tipis- film-komposit - Di mana pemisahan terjadi. Dalam kebanyakan

    kasus, membran ini dirancang untuk memungkinkan air hanya untuk melewati

    melalui lapisan padat, sementara mencegah bagian dari zat terlarut (seperti ion

    garam). Proses ini mensyaratkan bahwa tekanan tinggi akan diberikan pada sisi

    konsentrasi tinggi membran, biasanya 2-17 bar (30-250 psi) untuk air tawar dan

    payau, dan 40- 82 bar (600-1200 psi) untuk air laut, yang memiliki sekitar 27 bar

    (390 psi) tekanan osmotik alam yang harus diatasi. Proses ini terkenal karena

    penggunaannya dalam desalinasi (menghilangkan garam dan mineral lainnya dari

    air laut untuk mendapatkan air tawar), namun sejak awal 1970-an itu juga telah

    digunakan untuk memurnikan air segar untuk aplikasi medis, industri, dan

    domestik. (Lokajaya, 2016)

  • 8

    2.4. Pompa

    Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan

    dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara mengalirkan fluida. Kenaikan tekanan

    cairan tersebut dibutuhkan untuk mengatasi hambatan-hambatan selama

    pengaliran. Satu sumber umum mengenai terminology, definisi, hukum dan standar

    pompa adalah Hydraulic Institute Standards dan telah disetujui oleh American

    National Standards Institute (ANSI) sebagai standar internasional. (Ubaedilah,

    2016)

    Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari

    suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media (saluran) dengan cara

    menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan. Pompa beroperasi dengan

    prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan

    (discharge). Perbedaan tekanan pada dua bagian tersebut diperoleh dari mekanisme

    perputaran impeller yang menjadikan bagian hisap vakum. Perbedaan tekanan pada

    sisi hisap inilah yang membuat cairan mampu berpindah. (Aliyin Musyafa &

    Herlamba Siregar, 2015)

    Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari

    tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi dan/ atau posisi yang lebih

    rendah ke posisi yang lebih tinggi. Salah satu jenis pompa yang banyak dipakai

    untuk kebutuhan industri adalah pompa sentrifugal. Bentuk hambatan: jarak,

    kekasaran permukaan pipa, pembesarandan pengecilan pipa, valve, tee, static head

    (perbedaan tempat antara reservoir dan line discharge tertinggi), pressure head

    (perbedaan tekanan pada sisi isap dan discharge), velocity head (perbedaan

    kecepatan fluida pada reservoir dan dscharge), friction head (head pada pipa lurus

    dan fitting) Maka Total Head Instalasi = Static Head + Pressure Head + Velocity

    Head + Friction Head. Sehingga, agar fluida dapat mengalir sesuai desain maka :

    Head pompa pada best Effisiensi Point > Total Head Instalasi. (Wardjito, 2012)

    Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan

    dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

    Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

    pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,

  • 9

    perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat

    diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement

    pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).(Samudra, 1998)

    2.4.1. Klasifikasi Pompa

    Klasifikasi pompa berdasarkan tipe didefiniskan oleh Hydraulic Institute.

    (Ubaedilah, 2016)

    Gambar 2. 2 Klasifikasi Pompa

    (sumber: Jurnal Analisa Kebutuhan Jenis Dan Spesifikasi Pompa Untuk Suplai Air Bersih Di

    Gedung Kantin Berlantai 3 Pt Astra Daihatsu Motor)

    Positive Displacement Pump Disebut juga dengan pompa aksi positif.

    Energi mekanik dari putaran poros pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk

    memompakan fluida. Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi

    kapasitas yang dihasilkan rendah.(Wardjito, 2012)

    2.4.2. Pompa Sentrifugal

    Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip

    kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial

    melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal yang timbul

    karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung

    (melingkar). Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling

    banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif

    murah. Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan

    positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak

    berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan

    tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang

    dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil

  • 10

    sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi

    ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.(Samudra, 1998)

    Pompa Sentrifugal merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama

    sebuah motor dengan sudu impeler berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk

    dipercepat oleh impeler yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan

    melemparkan keluar volut. Prosesnya yaitu : (Wardjito, 2012)

    • Antara sudu impeller dan fluida Energi mekanis alat penggerak diubah menjadi

    energi kinetik fluida.

    • Pada Volut Fluida diarahkan kepipa tekan (buang), sebagian energi kinetik

    fluida diubah menjadi energi tekan.

    Pompa sentrifugal adalah sub-kelas kerja axisymmetric dinamis. pompa

    sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan cairan oleh konversi rotasi energi

    kinetik dengan energi hidrodinamik dari aliran fluida. Rotasi energi biasanya

    berasal dari mesin atau motor listrik. Cairan masuk secara aksial melalui mata

    casing, terperangkap dalam pisau impeller, berputar tangensial dan radial sampai

    keluar melalui semua bagian daun yang mengelilingi impeller ke dalam diffuser

    (bagian dari casing). Fluida cairan akan meningkat baik kecepatan dan tekanan saat

    melewati impeller. Di bagian casing akan berkurang kecepatan alirannya dan lebih

    meningkatkan tekanannya.(Nikosai & Arief, 2015)

    Pompa Sentrifugal merupakan pompa non positive displacement yang

    menggunakan gaya sentrifugal untuk menghasilkan head untuk memindahkan zat

    cair.

    Gambar 2. 3 Pompa Sentrifugal

    (sumber: Jurnal Analisa Kebutuhan Jenis Dan Spesifikasi Pompa Untuk Suplai Air Bersih Di

    Gedung Kantin Berlantai 3 Pt Astra Daihatsu Motor)

  • 11

    Pompa sentrifugal memiliki konstruksi yang membuat aliran fluida yang

    keluar dari impeller akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros

    pompa.(Ubaedilah, 2016)

    2.5. Jenis – Jenis Pipa

    Jenis pipa haru disesuaikan dengan pemakaiannya atau fluida yang hendak

    dialirkan oleh pipa tersebut, Biasanya dibedakan oleh jenis fluida yang dialiran,

    suhu dan tekanan kerja pada pipa.

    2.5.1. Pipa Stainless Steel

    Baja tahan karat atau stainless steel adalah paduan baja yang terdiri dari

    minimal 10,5% Cr. Beberapa baja tahan karat mengandung lebih dari 30% Cr atau

    kurang dari 50% Fe. Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan

    film oksida kromium, Di mana lapisan oksida ini menghalangi lapisan oksida besi

    (Ferum). Unsur-unsur lain ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifatnya antara

    lain ditambahkan nikel, tembaga, titanium, aluminium, silikon, niobium, nitrogen,

    sulfur dan selenium. Karbon biasanya diberikan dengan besar antara kurang dari

    0,03% sampai lebih 1,0% pada tahap martensit.(Abdul, 1998)

    Stainless steel merupakan baja paduan yang mengandung sedikitnya 11,5%

    krom berdasar beratnya. Stainless steel memiliki sifat tidak mudah terkorosi

    sebagaimana logam baja yang lain. Stainless steel berbeda dari baja biasa dari

    kandungan kromnya. Baja karbon akan terkorosi ketika diekspos pada udara yang

    lembab. Besi oksida yang terbentuk bersifat aktif dan akan mempercepat korosi

    dengan adanya pembentukan oksida besi yang lebih banyak lagi. Stainless steel

    memiliki persentase jumlah krom yang memadahi sehingga akan membentuk suatu

    lapisan pasif kromium oksida yang akan mencegah terjadinya korosi lebih lanjut.

    (Sumarji, 2011)

    Ada berbagai macam jenis dari stainless steel. Ketika nikel ditambahkan

    sebagai campuran, maka stainless steel akan berkurang kegetasannya pada suhu

    rendah. Apabila diinginkan sifat mekanik yang lebih kuat dan keras, maka

    dibutuhkan penambahan karbon. Sejumlah unsur mangan juga telah digunakan

    sebagai campuran dalam stainless steel. Stainless steel juga dapat dibedakan

    berdasarkan struktur kristalnya menjadi: austenitic stainless steel, ferritic stainless

  • 12

    steel, martensitic stainless steel, precipitation-hardening stainless steel, dan duplex

    stainless steel

    Stainless steel merupakan steel alloy dengan penambahan kromium yang

    membuat sifat bahan tersebut menjadi tahan terhadap karat (stainless). Stainless

    steel berdasarkan komposisinya, AISI (American Iron & Steel Institute) membagi

    stainless steel atas martensitic, ferrisitic, dan austenititc stainless steel yang

    dibedakan atas beberapa seri. (Hafizi, Widjijono, & Ekandaru, 2016)

    2.5.2. Pipa Stainless Steel 316L

    Baja tipe 316L ini adalah baja tahan karat austenitik kromium-nikel yang

    mengandung molybdenum, yang merupakan baja yang memiliki ketahanan karat

    yang cukup baik, khususnya ketahanan terhadap korosi lubang yang biasanya

    terjadi akibat adanya kontaminasi dengan larutan klorida. Tipe 316L ini didesain

    untuk meminimalisasi terjadinya pengendapan karbida selama proses pengelasan.

    Berikut adalah komposisi, mechanical properties dari tipe 316L berdasarkan

    product data sheet 316/316L Stainless Steel UNS S31600 dan UNS S31603

    .(Abdul, 1998)

    Stainless steel 316 L adalah salah satu varian molybdenum alloy austenitic

    stainless steel dengan komposisi rendah karbon yang digunakan di dalam berbagai

    industri dengan kebutuhan spesifikasi logam yang tahan terhadap korosi. Pada

    umumnya stainless steel jenis ini digunakan pada: industri kimia dan petrokimia;

    instrumen industri pengolahan kertas; instrumen industri tekstil; instrumen industri

    makanan dan minuman; instrumen industri farmasi; instrumen medis; industri pipa

    air. (Hafizi et al., 2016)

    2.5.3. Ukuran Pipa

    Ukuran pada pipa dapat diidentifikasi dengan cara menyebutkan nominal

    pipe size (NPS), inside diameter (ID), outside diameter (OD). NPS adalah

    penamaan pada pipa biasanya disebutkan seperti pipa NPS 2”, pipa NPS 4”, tetapi

    2” atau 4” bukanlah ukuran pipa melainkan nama pipa tersebut. Untuk inside

    diameter (ID) dan outside diameter (OD) mendiskripsikan ukuran pipa sebenarnya.

  • 13

    Gambar 2. 4 Diameter pada pipa

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

    Tidak itu juga, disebutkan bahwa penamaan ukuran pipa juga bisa dalam

    nominal diameter atau DN, seperti 20A, 40A. Menurut ASME B16.5 pada poin

    1.9.2 size dijelaskan sebagai berikut. (Parisher & Rhea, 2002)

    Tabel 2. 1 Ukuran Pipa

    NPS DN

    ½ 15

    ¾ 20

    1 25

    1-1/4 32

    1-1/2 40

    2 50

    2-1/2 65

    3 80

    4 100

    Sumber: ASME B16.5 Pipe Flanges and Flanged Fittings

    Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31) Seperti

    yang terdapat pada tabel 2.2 berikut ini:(Wahyu et al., 2015)

  • 14

    Tabel 2. 2 Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki

    Kapasitas Tangki

    ( ton )

    Diameter pipa dan fitting

    ( mm )

    0 – 20 60

    20 – 40 70

    40 – 75 80

    75 – 120 90

    120 – 190 100

    190 – 265 110

    265 – 360 125

    360 – 480 140

    480 – 620 150

    620 – 800 160

    800 – 1000 175

    1000 – 1300 200

    1299 – 1700 214

    Sumber: Jurnal Aplikasi Open Source Cad Untuk Penggambaran Sistem Perpipaan Pada Kapal

    Feeder Container Tipe Katamara

    2.5.4. Wall Thickness (Ketebalan Dinding)

    Wall thickness atau tebal dinding digunakan untuk mendeskripsikan tebal

    material yang digunakan untuk membuat pipa tersebut. Wall thickness juga biasa

    digunakan untuk menyatakan berat pipa, secara umum diketahui sebagai standard

    (STD), extra strong (XS), double extra strong (XXS). Pada pipa memiliki

    pendiskripsian sendiri tentang tebal pipa yaitu schedule (sch).

    Gambar 2. 5 Ketebalan pipa

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

  • 15

    Untuk menentukan inside diameter (ID) atau diameter dalam pipa bisa digunakan

    rumus sebagai berikut. (Parisher & Rhea, 2002):

    𝐼𝐷 = 𝑂𝐷 − (2 × 𝑊𝐴𝐿𝐿 𝑇𝐻𝐼𝐶𝐾𝑁𝐸𝑆𝑆) (2.1)

    Di mana :

    ID = diameter dalam pipa (mm)

    OD = diameter luar pipa (mm)

    WALL THICKNESS = ketebalan dinding pipa (mm)

    2.6. Fitting

    Pengertian fitting dalam pekerjaan pemipaan adalah sebuah bagian dari

    instalasi pemipaan yang berfungsi sebagai penyambung antar pipa dan sebagai

    bagian akhir pemipaan / outlet fitting. Ada berbagai jenis fitting dari berbagai

    bahan, fitting yang umum dipakai misalnya: elbow, tee, wye (wyes), coupling, caps,

    dan valve.

    2.6.1. 90˚ Elbow

    Elbow sebagai sambungan pipa digunakan untuk membelokkan atau

    merubah arah pipa. Elbow yang banyak digunakan memiliki sudut 450 dan 900 .

    Selain elbow, sambungan pipa yang digunakan antara lain T joint, Y joint dan lain-

    lain. Dalam operasionalnya, sambungan pipa akan mengalami berbagai beban,

    salah satunya adalah beban akibat momen bending.(Nurcahyo, Yudo, &

    Jokosisworo, 2017)

    A. Long radius elbow

    Long radius elbow memiliki jari - jari kelengkungan besar dapat dihitung

    dengan rumus sebagai berikut. (Parisher & Rhea, 2002):

    Radius = 1

    2 𝑥 𝑁𝑃𝑆 (2.2)

    Di mana:

    Radius = Jari - jari elbow (inchi)

    NPS = Nominal pipe size pada pipa (inchi)

  • 16

    Gambar 2. 6 Long radius elbow

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

    B. Short radius elbow

    Short radius elbow memiliki jari - jari kelengkungan yang kecil dapat dihitung

    dengan rumus sebagai berikut. (Parisher & Rhea, 2002):

    Radius = 1 𝑥 𝑁𝑃𝑆 (2.3)

    Di mana:

    Radius = Jari - jari elbow (inchi)

    NPS = Nominal pipe size pada pipa (inchi)

    Gambar 2. 7 Long radius elbow dan short radius elbow

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

    2.6.2. Stub - in

    Metode lain untuk membuat pecabangan adalah dengan stub-in, metode ini

    dilakukan dengan cara membuat lubang pada pipa utama kemudian memasukkan

    pipa cabang ke lubang pada pipa utama, kemudian dilas.(Parisher & Rhea, 2002)

  • 17

    Gambar 2. 8 Stub-in

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

    2.7. Valve

    Valve di definisinya adalah alat yang mengkontrol aliran fluida. Tapi di masa

    kini valve tidak hanya mengkontrol aliran tetapi juga laju aliran, volume, tekanan,

    dan arah dari fluida di dalam pipa. Valve tidak terbatas berdasar fluidanya. Valve

    diproduksi dalam beragam ukuran, bentuk, dan untuk berbagai aplikasinya

    dilapangan, pada umumnya dalam produksi valve ada beberapa jenis yaitu :

    2.7.1. Gate Valve

    Gate valve digunakan hanya untuk membuka penuh ataupun menutup penuh

    aliran, tidak bisa digunakan untik throttling. Valve ini cocok digunakan untuk aliran

    yang memiliki tekanan kecil.(Parisher & Rhea, 2002)

    Gambar 2. 9 Gate valve

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

  • 18

    2.7.2. Check Valve

    Check valve adalah alat yang digunakan membuat aliran fluida hanya

    mengalir ke satu arah sehingga valve ini mencegah terjadinya aliran balik atau back

    flow. Bentuk disc dari valve ini cukup unik dengan memisahkan port inlet dan outet

    menggunakan sebuah plug berbentuk kerucut yang terletak pada sebuah dudukan.

    Ketika terjadi forward flow, plug akan terdorong oleh tekanan fluida sehingga lepas

    dari dudukannya sehingga fluida mengalir menuju saluran outlet, dan apabila terjadi

    back flow, plug yang semula terangkat akan menutup kembali akibat tekanan fluida

    yang mencoba kembali, jadi semakin besar tekanan baik suatu fluida maka semakin

    rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga fluida tidak dapat mengalir

    kembali.(Parisher & Rhea, 2002)

    Gambar 2. 10 Check valve

    (sumber: PIPE DRAFTING AND DESIGN SECOND EDITION)

    2.8. Sifat – Sifat Fluida

    Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan

    bentuk wadah dan tempatnya. Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan dan gas.

    Perbedaan - perbedaan utama antara cairan dan gas adalah: (Giles-Soemitro.1986)

    (Umar, 2017)

    • Cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel dan sering harus

    diperlakukan demikian.

    • Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan bebas sedangkan

    gas dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah

    tempatnya.

  • 19

    Sifat-sifat aliran fluida merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk

    diteliti, baik fluida statik maupun fluida dinamik. Fluida zat cair yang mengalir

    melalui sebuah pipa dengan panjang tertentu menyebabkan terjadinya kerugian

    energi berupa penurunan tekanan (pressure drop) disebabkan oleh mayor losses

    akibat gesekan sepanjang dinding pipa maupun minor losses akibat perubahan

    bentuk lokal saluran berupa belokan, katup, maupun sambungan pipa dan juga

    tergantung besar koefisien gesek pipa tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak

    saja menemui kasus untuk aliran satu fase di sistem pemipaan, kenyataannya sering

    terjadi aliran multiphase (dua fase, tiga fase, atau lebih). (Awaluddin, Wahyudi, &

    Widodo, 2014)

    2.8.1. Kerapatan Massa ()

    Rapat massa adalah massa dari volume satuan zat tersebut. Untuk cairan

    rapat massanya dapat dianggap tetap untuk perubahan – perubahan tekanan praktis.

    Rapat massa air adalah 1000 kg/m³.(Umar, 2017)

    2.8.2. Kerapatan Relatif

    Kerapatan relatif suatu benda adalah bilangan murni yang menunjukkan

    perbandingan antara rapat massa benda terssebut dengan rapat massanya air pada

    temperatur 4˚C. (Gilles-Soemitro.1986).

    𝑅𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡

    𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 (2.4)

    Dalam hal ini, air laut dengan massa 1000 kg/m³, kerapatan relatifnya sama

    dengan 1,000 (karena rapat massa air 1000 kg/m³). (Umar, 2017)

    2.8.3. Persamaan Debit Aliran

    Debit adalah hasil dari kecepatan aliran yang melewati penampang pipa,

    sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: (Gilles-Soemitro.1986).(Umar, 2017)

    Dengan : Q = V x A (2.5)

    Di mana:

    Q = Debit aliran (m³/s)

    V = Kecepatan aliran (m/s)

    A = Luas penampang/luas lingkaran (m²)

  • 20

    Selain dengan rumus ini perhitungan debit aliran pada pompa dapat dihitung

    dengan rumus sebagai berikut:(Wahyu et al., 2015)

    Q = 5,75 x 10-3 x dH2 (2.6)

    Di mana :

    Q = Debit aliran (m³/jam)

    dH = diameter pipa yang didapatkan dari Tabel 2.2 (mm)

    2.9. Persamaan – Persamaan Fluida

    Desain fresh water system pada kapal patroli ini menggunakan persamaan

    untuk mengetahui parameter - parameter dalam meniliti kebutuhan pompa. Adapun

    persamaan - persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

    2.9.1. Head total pompa

    Head total pemompaan adalah sama dengan pertambahan energi fluida

    antara sisi masuk (inlet) dan ujung sisi keluar (outlet). Head adalah ukuran

    kemampuan pompa untuk mendorong fluida mengalir melalui sistem. Pada

    dasarnya head total adalah dari dua head yaitu head statis dan head dinamis.

    a. Head Statis adalah Head yang besarnya tidak terpengaruh oleh besarnya

    kecepatan aliran (debit).

    b. Head Dinamis adalah Head yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Head total

    pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah cairan seperti

    direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh

    pompa. (Nikosai & Arief, 2015)

    Head Loss adalah sutu kerugian aliran yang terjadi sepanjang saluran pipa,

    baik itu pipa lurus, belokan, saringan, katup dan sebagainya. (Ubaedilah, 2016)

    Head total pompa harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti

    yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi sistem yang akan dilayanai

    pompa.(Umar, 2017).

    a. Head Loss Mayor

    Merupakan suatu kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan antara

    fluida dengan dinding saluran pipa lurus. Besarnya head loss mayor dapat dihitung

    menggunakan persamaan Darcy-Weysbah sebagai berikut:(Ubaedilah, 2016)

  • 21

    ℎL = 𝑓𝐿

    𝐷

    𝑉2

    2𝑔 (2.7)

    Di mana:

    hL = Head loss mayor (m)

    f = Faktor gesekan (tanpa dimensi)

    L = Panjang pipa (m)

    D = Diameter dalam pipa (m)

    V = Kecepatan aliran (m/s)

    g = Percepatan gravitsi = 9,81 (m/s²)

    b. Head Loss Minor

    Kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan yang terjadi pada

    komponen tambahan seperti elbow, katup, fitting dan lain sebagainya sepanjang

    jalur perpipaan. (Ubaedilah, 2016)

    Head loss minor disebakan karena rugi - rugi akibat fittings pada sistem

    perpipaan. Dapat dihitung dengan cara menambahkan nilai koefisien K (koefisien

    fitting) pada sistem perpipaan.(Umar, 2017)

    ℎ = 𝐾𝑉2

    2𝑔 (2.8)

    Di mana:

    h = Head loss minor (m)

    K = Koefisien fitting (tanpa dimensi)

    V = Kecepatan aliran (m/s)

    g = Percepatan gravitsi = 9,81 (m/s²)

    c. Head statik (Z)

    Head statik adalah perbedaan antara ketinggian permukaan air pada titik hisap

    pompa dan titik tekan pompa. Head statik dilambangkan dengan Z dengan satuan

    meter.(Umar, 2017)

  • 22

    d. Head tekan

    Head tekan adalah perbedaan antara tekanan pada titik hisap dan titik tekan

    pompa. (Umar, 2017)

    ℎ𝑃 =𝑃2−𝑃1

    2𝑔 (2.9)

    Di mana:

    hP = Head tekan (m)

    P2 = Tekanan titik tekan pompa (Pa)

    P1 = Tekanan titik hisap pompa (Pa)

    g = Percepatan gravitsi = 9,81 (m/s²)

    e. Head kecepatan (ℎ𝐾)

    Head kecepatan adalah perbedaan antara kecepatan pada titik hisap pompa dan

    titik tekan pompa. (Umar, 2017)

    ℎ𝐾 =𝑉22−𝑉12

    2𝑔 (2.10)

    Di mana:

    hK = Head Keceptan (m)

    V2 = Kecepatan titik tekan pompa (m/s)

    V1 = Kecepatan titik hisap pompa (m/s)

    g = Percepatan gravitsi = 9,81 (m/s²)

    f. Head loss total

    Merupakan pejumlahan dari head statis dengan head dynamis. Head ini

    menyatakan besarnya kerugian yang harus diatasi oleh pompa dari seluruh

    komponen-komponen yang ada. Head total instalasi dapat dinyatakan dalam

    persamaan berikut:(Ubaedilah, 2016)

    H = hL + hf + Z + hP + hK (2.11)

    Di mana:

    hL = Head loss mayor (m)

    h = Head loss minor (m)

  • 23

    2.9.2. Bilangan Reynolds (Re)

    Bilangan Reynolds adalah bilangan tak berdimensi, yang menyatakan

    perbandingan gaya-gaya inersia terhadap gaya-gaya kekentalan (viskositas). Untuk

    pipa bundar yang fluidanya mengalir penuh (memenuhi penampang pipa): (Umar,

    2017)

    𝑅𝑒 =𝜌𝑉𝐷

    𝜇=

    𝑉𝐷

    ʋ (2.12)

    Di mana:

    Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi)

    V = kecepatan rata-rata (m/detik)

    D = Diameter dalam pipa (m)

    ρ = Rapat massa fluida (kg/m³)

    μ = Kekentalan mutlak (Pa detik)

    ʋ = Kekentalan kinematik (m²/detik)

    Aliran fluida yang mengalirdi dalam pipa dibedakan menjadi tiga jenis

    aliran menurut nilai Reynoldsnya yaitu aliran laminar, turbulen dan transisi :

    (Umar, 2017).

    a. Aliran laminar (Re < 2300)

    b. Aliran Turbulen (Re > 4000)

    c. Aliran Transisi (2300 < Re < 4000)

    2.9.3. Faktor Gesekan

    Faktor gesekan atau nilai f dapat dicari dengan mempertimbangkan bilangan

    Reynolds. (Umar, 2017)

    a. Aliran laminar

    Jika nilai Re < 2300 maka nilai f dapat dicari dengan rumus berikut.

    𝑓 = 64

    𝑅𝑒 (2.13)

    Di mana:

    Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi)

    b. Aliran Turbulen

  • 24

    Jika nilai Re > 4000 maka nilai f dapat dicari dengan tabel Moody diagram

    atau bisa dengan menggunakan Haaland equation . Dan untuk membaca Moody

    diagram harus mengetahui nilai Re dan Relative pipe rouhgness. Relative pipe

    rouhgness dapat dicari dengan rumus. (Umar, 2017)

    𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑝𝑖𝑝𝑒 𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑛𝑒𝑠𝑠 = ℰ

    𝐷 (2.14)

    Di mana:

    ℰ = Material absolute roughness (mm)

    D = Diameter pipa (mm)

    ( dicari pada tabel Moody diagram)

    Sedangkan untuk halaand equation dapat di gunakan jika nilai Reynoldss

    number lebih besar dari 3000. Dan untuk haaland equation untuk mencari nilai f

    adalah sebagai berikut:

    1

    𝑓= −1,8 𝑙𝑜𝑔 [(

    𝑒𝐷⁄

    3,7)

    1,11

    + 6,9

    𝑅𝑒 ] (2.15)

    Di mana:

    f = Friction Factor

    e = Kekasaran Pipa

    D = Inner Diameter Pipa

    Re = Reynoldss Number

    2.9.4. Daya Pompa

    Daya pompa dihitung dengan mengalikan jumlah N fluida yang mengalir

    per detik (ρ.g.Q) dengan energi H dalam J/N. Jadi menghasilkan persamaan sebagai

    berikut: (Giles-Soemitro.1986). (Umar, 2017)

    𝑃 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 𝑄 𝑥 𝐻 (2.16)

    Di mana:

    P = Daya pompa (kW)

    ρ = Rapat massa fluida yang menglir (kg/m³)

    g = Percepatan gravitasi = 9,81 (m/s²)

    Q = Debit aliran fluida yang mengalir (m³/s)

    H = Head total pompa (m)

  • 25

    2.10. Perhitungan Kebutuhan Air Tawar

    Kebutuhan akan air tawar digunakan untuk keperluan - keperluan dalam

    kapal. Seperti kebutuhan untuk minum dan cuci ABK.

    2.10.1. Perhitungan lama pelayaran

    Lama perjalanan dalam sebuah pelayaran menetukan kapasitas dari tangki

    yang di gunakan untuk sekali berlayar. Karena tangki ini di sesuaikan dengan lama

    pelayaran yang di tempuh oleh kapal tersebut. Dan untuk menentukan lama

    pelayaran dari sebuah kapal dapat di tentukan dengan rumus berikut :

    Lama Pelayaran = 𝑆

    𝑉𝑠 x 24 (2.17)

    Di mana:

    S = Radius pelayaran

    Vs = Kecepatan kapal

    2.10.2. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk sanitasi

    Kebutuhan air tawar untuk sanitasi para ABK umumnya membutuhkan

    sekitar 60-200 kg / orang / hari (Lecture of Ship Design). Sedangkan perhitungan

    yang digunakan adalah sebagai berikut : (Kurniawan & Baheramsyah, 2011)

    Kebutuhan untuk sanitasi = [kebutuhan sanitasi x jumlah crew x

    lama pelayaran] (2.18)

    2.10.3. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk pendingin mesin

    Kebutuhan air tawar untuk pendingin biasanya membutuhkan sekitar 2 - 5

    kg/BHP (Lecture of Ship Design). Adapun perhitungannya dapat ditentukan

    menggunakan rumus sebagai berikut : (Kurniawan & Baheramsyah, 2011)

    Kebutuhan air minum = [ jml BHP x kebutuhan pendingin] (2.19)

    2.10.4. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk memasak

    Kebutuhan air tawar untuk memasak para ABK biasanya membutuhkan

    sekitar 3-4 kg/orang/ hari (Lecture of Ship Design). Adapun perhitungannya dapat

    ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut : (Kurniawan & Baheramsyah,

    2011)

    Kebutuhan untuk memasak = [ kebutuhan memasak x lama pelayaran x

    jumlah crew] (2.20)

  • 26

    2.10.5. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk makan dan minum

    Kebutuhan air tawar untuk makan dan minum para ABK biasanya

    membutuhkan sekitar 10-20 kg/orang/ hari (Lecture of Ship Design & Ship Theory,

    P 13). Adapun perhitungannya dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai

    berikut : (Kurniawan & Baheramsyah, 2011)

    Kebutuhan untuk makan dan minum = [ kebutuhan makan minum x lama pelayaran

    x jumlah crew] (2.21)

    2.11. Jenis-jenis sambungan pada pipa

    Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan

    pipa lainnya, Di mana pipa baja stainless ini sangat kuat terhadap korosi dan sangat

    mudah dalam melakukan penyambungannya, Di mana bisa menggunakan welding,

    flange maupun menggunakan ulir.(BERLIAN, 2014)

    2.11.1. Butt Welding Joint

    Penyambungan ini dilakukan dengan cara dilas, biasanya diterapkan untuk

    pipa yang berukuran besar serta memiliki ketahanan yang bagus. Jenis ini banyak

    digunakan di dalam bidang industri, Tetapi tidak cocok untuk digunakan dalam

    pengolahan air minum, karena di khawatirkan air dapat bercampur dengan logam –

    logam hasil dari pengelasan tersebut. Namun, jenis ini memiliki kelemahan yaitu

    proses aliran fluida memiliki hambatan akibat dari sambungan las yang berbeda

    pasa sisi bagian dalam pipa.(“berbagai macam jenis sambungan pada pipa,” 2015)

    2.11.2. Socket Welding Pipe Joint

    Penyambungan ini menggunakan dua jenis pipa yang memiliki ukuran

    berbeda, salah satu pipa memiliki ukuran kecil, sedangkan lainya memiliki ukuran

    yang besar. Proses penyambungan sangat sederhana yaitu dengan memasukan

    ujung pipa yang kecil ke dalam pipa yang berukuran besar. Sambungan socket

    memiliki keunggulan , yaitu dalam pemasangannya mudah untuk di sesuaikan

    karena ita hanya perlu memasukan pipa ke pipa yang lain, sehingga sangat mudah

    untuk dilakukan. Tetapi jenis ini memiliki kelemahan yaitu sangat rentan terhadap

    korosi karena kemungkinan adanya celah pada titik penyambungan.(“berbagai

    macam jenis sambungan pada pipa,” 2015)

  • 27

    2.11.3. Screwed Pipe Joint

    Merupakan sambungan dengan cara ulir dengan tujuan merekatkan kedua

    ujung pipa. Keuntungan menggunakan jenis sambungan ini ialah sangat mudah di

    aplikasikan serta dapat dijadikan alternatif bila pada kondisi tertentu tidak

    memungkinkan dilakukan dengan cara pengelasan karena dapat menimbulkan

    bahaya. Kekurangannya ialah dapat mengalami kebocoran apabila perapatan (seal)

    yang digunakan tidak baik dan memiliki kekuatan yang berkurang karena ketebalan

    pada ujung pipa telah digunakan sebagai tempat ulir. (“berbagai macam jenis

    sambungan pada pipa,” 2015)

    2.11.4. Flanged Pipe Joint

    Sambungan ini menggunakan flange untuk menghubungkan suatu pipa

    dengan pipa yang lain. Flange adalah suatu perancangan yang tidak permanen,

    maksudnya dapat di bongkar pasang karena menggunakan baut pengencang flange

    tersebut. Setiap flange memiliki ukuran yang berbeda – beda karena di sesuaikan

    dengan jenis pipa yang akan digunakan. Penyambungan flange banyak ditemui di

    lokasi industri dan marine atau perkapalan. Dalam proses penyambungan kita perlu

    memperhatikan jenis flange dan ukuran pipa yang digunakan, karena apabila

    terdapat perbedaan sedikitpun maka kemungkinan akan terdapat celah antar kedua

    sisi sambungan tersebut.(“berbagai macam jenis sambungan pada pipa,” 2015)

  • 28

    (Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

  • BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

  • 29

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Garis Besar Penelitian

    Pada tugas akhir ini menjelaskan tentang cara medesain sebuah fresh water

    system yang sesuai dengan Standart yang sudah di tentukan yaitu BKI. Desain fresh

    water system ini secara manual akan di modelkan dengan software Autocad yang

    disesuaikan dengan standart yang yang telah ditentukan. Dan untuk perhitungan

    Headloss juga daya pompa akan dihitung secara manual dan di validasi dengan

    Software pipe flow expert.

    3.2. Tahap Identifikasi Awal

    Tahap identifikasi awal ditujukan untuk menetapkan tujuan dan diadakan

    identifikasi mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Adapun isi dari tahap ini

    antara lain:

    1. Identifikasi masalah dan penetapan tujuan

    Tahap identifikasi masalah merupakan proses pengamatan suatu permasalahan

    yang dapat dijadikan bahan penelitian dan disesuaikan dengan data yang ada beserta

    penelitian sebelumnya. Penetapan tujuan berupa manfaat dari penelitian yang

    dilakukan. Pada penelitian ini bertujuan mendapatkan desain fresh water system

    yang sesuai dengan Standard BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).

    2. Studi Lapangan dan Literatur

    Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung dan tidak langsung.

    Pengamatan secara langsung sesuai kondisi aktual di lapangan. Pengamatan tidak

    langsung berdasarkan konsultasi dengan pembimbing yang mengetahui kondisi

    aktual di lapangan. Studi literatur mengenai teori yang berkaitan dengan desain

    fresh water system pada Kapal Patroli.

  • 30

    3.3. Tahap Pengumpulan Data

    Tahapan ini merupakan tahap untuk mengumpulkan data - data yang

    berhubungan dengan penelitian ini. Data - data yang didapat sebagai berikut:

    1. PFD Fresh Water kapal patroli.

    2. General arrangement kapal patroli.

    3. Spesifikasi material pipa Fresh Water.

    4. Data dari kapal Patroli

    5. Data alat dari Reverse Osmosis Water Maker.

    3.4. Tahap Pengolahan Data

    Tahapan yang dilakukan setelah tahap pengumpulan data, tahap pengolahan

    data dijelaskan sebagai berikut :

    3.4.1. Mempersiapkan data - data yang dibutuhkan

    Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan data - data yang dibutuhkan

    untuk desain isometri, perhitungan head loss, dan daya pompa.

    3.4.2. Perhitungan kapasitas air tawar untuk minum, mandi dan cuci

    Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas air tawar yang

    dibutuhkan oleh crew kapal untuk kebuhan sehari – hari seperti minum, mandi, dan

    cuci saat kapal berlayar.

    3.4.3. Perhitungan Kapasitas total tangki air tawar yang di butuhkan

    Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti kebutuhan

    sebenarnya tangki air tawar pada kapal ini dengan mengacu pada kebutuhan air

    tawar seluruh crew.

    3.4.4. Analisa perbandingan kapasitas total tangki yang di butuhkan dengan

    tangki yang ada dan di tambahkan Reverse Osmosis Water Maker

    Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan air

    tawar yang ada kapal ini dengan kebutuhan tangki air tawar yang mengacu pada

    kebutuhan air tawar seluruh crew. Dan jika terjadi kekurangan berapa kapasitas

    produksi dari Reverse Osmosis Water Maker yang di perlukan.

  • 31

    3.4.5. Mendesain routing dan isometri jalur pipa penyuplai air laut dari

    Reverse Osmosis Water Maker

    Menggambar isometri untuk suplai air laut ke Reverse Osmosis Water

    Maker menggunakan diameter 1 inch karena telah di sesuaikan dengan inlet dan

    outlet dari pompa Feeding.

    3.4.6. Menghitung headloss jalur pipa penyuplai air laut pada Reverse

    Osmosis Water Maker

    Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui nilai head loss minor dan head

    loss mayor pada sistem perpipaan dari Reverse Osmosis Water Maker yang telah

    dibuat.

    3.4.7. Menghitung daya pompa pada jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker

    Perhitungan daya pompa dilakukan untuk mengetahui daya pompa yang

    dibutuhkan oleh Jalur Pernyalur air laut pada Reverse Osmosis Water Maker.

    3.4.8. Perhitungan menggunakan software pipe flow expert

    Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software pipe flow expert,

    perhitungan dilakukan untuk validasi dari desain yang sudah dibuat.

    3.4.9. Analisa Perbandingan headloss jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker

    Perbandingan dilakukan untuk memvalidasi hitungan manual Headloss dari

    Jalur Penyuplai air laut pada Reverse Osmosis Water Maker dengan menggunakan

    hitungan yang dilakukan dengan software Pipe Flow Expert.

    3.4.10. Analisa Perbandingan daya pompa jalur pipa penyuplai air laut pada

    Reverse Osmosis Water Maker

    Perbandingan dilakukan untuk memvalidasi hitungan manual daya pompa

    dari Jalur Penyuplai air laut pada Reverse Osmosis Water Maker dengan

    menggunakan hitungan yang dilakukan dengan software Pipe Flow Expert selain

    itu juga dibandingkan dengan pompa yang ada apakah pompa yang ada masih

    mencukupi untuk digunakan atau tidak.

  • 32

    3.4.11. Mendesain jalur perpipaan Hasil dari alat Reverse Osmosis Water

    Maker

    Mendesain jalur Perpipaan hasil dengan diameter ½ inch sesuai dengan

    keluaran dari alat Reverse Osmosis Water Maker. Dan menggunakan material

    Stailess Steel 316L sch 40 sesuai permintaan owner.

    3.4.12. Menghitung headloss jalur perpipaan Hasil dari alat Reverse Osmosis

    Water Maker

    Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui nilai head loss minor dan head

    loss mayor pada sistem perpipaan jalur Perpipaan hasil dari alat Reverse Osmosis

    Water Maker yang telah dibuat.

    3.4.13. Mendesain isometri jalur perpipaan Fresh Water

    Mendesain routing dan isometri untuk jalur perpipaan Fresh Water

    menggunakan diameter 2 dan 1 inch, Penggunaan diameter 1 inch menyesuaikan

    nozzle atau kran dari yang ada selain itu untuk meningkatkan tekanan.

    3.4.14. Menghitung Headloss Dan Daya Pompa jalur perpipaan Fresh Water

    menggunakan Software Pipe Flow Expert

    Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software pipe flow expert,

    perhitungan dilakukan untuk validasi dari Perhitungan Headloss dan daya pompa

    dari desain yang sudah dibuat.

    3.4.15. Penentuan sambungan yang di gunakan pada sistem perpipaan Reverse

    Osmosis Water Maker dan Sistem perpipaan Air tawar dengan mengacu

    pada standart yang digunakan

    Penentuan Sambungan ini dilakukan untuk mengetahui sambungan apa

    yang tepat untuk sistem perpipaan pada desain yang telah di buat karena kekuatan

    dari sambungan ini sangat penting. Analisa dilakukan untuk mengetahui sudah

    sesuaikah sambungan yang dibuat dengan standart yang ada. Dan untuk standart

    yang di pakai sebagai pembanding.

  • 33

    3.4.16. Pembuatan Tabel Kebutuhan fabrikasi untuk seluruh sistem

    perpipaan yang telah di buat

    Pembuatan tata cara Fabrikasi dari sistem ini dilakukan untuk memudahkan

    pekerja saat akan memfabrikasi dari seluruh sistem perpipaan dari Reverse Osmosis

    Water Maker dan juga sistem air tawar.

    3.4.17. Tahap Analisa Dan Kesimpulan

    Tahap analisa dan kesimpulan merupakan tahapan akhir dari penelitian yang

    dilakukan. Analisa berupa pengecekan hasil desain yang telah dilakukan

    sebelumnya. Tahap kesimpulan merupakan hasil dari analisa tersebut.

  • 34

    3.5. Diagram Alir

    Mulai

    Identifikasi Awal

    Studi Literatur

    Pengumpulan Data

    Penentuan kebutuhan air tawar

    Studi lapangan

    Tahap Identifikasi Awal

    Tahap Pengumpulan Data

    Analisa

    Perbandingan Kebutuhan air tawar dengan

    tangki yang ada dan di tambahkan

    ROWM

    Mendesain isometri Jalur pipa penyuplai air laut

    Reverse Osmosis Water Maker

    NO

    Perhitungan Headloss dan daya pompa Jalur pipa

    penyuplai air laut Reverse Osmosis Water Maker

    secara manual dan menggunakan software

    YES

    Analisa perbandingan

    perhitungan daya pompa secara manual dan

    software PFE dengan pompa yang

    ada

    NO

    Menggambar jalur isometrik

    Fresh water system

    Perhitungan headloss dan daya

    pompa menggunakan pipe flow

    expert

    Penentuan sambungan antar peripaam

    Pembuatan tabel kebutuhan fabrikasi dari seluruh sistem perpipaan yang telah di buat

    Tahap Pengolahan Data

    Analisa dan Kesimpulan

    Tahap Analisa dan Kesimpulan

    Selesai

    YES

    Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

  • BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 35

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Data Penelitian

    Data penelitian ini berupa data accomodation crew, data principal

    dimension kapal, data alat reverse osmosis, PFD fresh water, General Arrangement

    kapal. data ini dignakan untuk perhitungan dan desain dari sistem perpipaan air

    tawar pada kapal patroli. Berikut data-data tersebut:

    Tabel 3. 1 Data Akomodasi Crew kapal

    DATA ACCOMODATION

    DATA Jumlah Satuan

    Captain & Chiefs Officers

    Ship Officers

    Petty Officers

    Seamans

    6

    8

    20

    42

    Personel

    Personel

    Personel

    Personel

    Total Ship Crew 76 Personel

    Executive

    Cadet

    On Mission Personel

    Detention

    5

    16

    20

    15

    Personel

    Personel

    Personel

    Personel

    Total Spare Accomodation 56 Personel

    Total Accomodation 132 Personel

    (sumber: Data Perusahaan)

    Tabel 3. 2 Data Principal Dimension

    PRINCIPAL DIMENSION

    DATA Nilai/Jenis Satuan

    Material Hull

    Superstructure

    Length,OA

    B mld

    H mld, midship

    Draft max.

    Displacement

    Main Engine

    Auxiliary Engine

    Main fuel oil store cap.

    Fresh Water Capacity

    Speed max

    Steel Marine Grade A

    Alumunium Marine Gr.

    110

    15.50

    6.90

    4.00

    2450

    2 x 5300

    4 x 250

    264

    252

    -

    -

    meter

    meter

    meter

    meter

    Ton

    HP

    kVa

    m3

    m3

    Knot

  • 36

    Speed cruising

    Speed economic

    Jarak Pelayaran

    18

    15

    10

    4600

    Knot

    Knot

    Mil laut

    (sumber: Data Perusahaan)

    Gambar 4. 1 Data Reverse Osmosis Water Maker

    (sumber: Data Perusahaan)

  • 37

    4.2. Perhitungan Kapasitas Tangki Air Tawar

    4.2.1. Lama Pelayaran

    Dari data yang ada maka dapat di tentukan lama pelayaran dari kapal patroli

    ini adalah :

    Lama Pelayaran = 𝑆

    𝑉𝑠 x 24

    = 4600

    15 x 24

    = 12,789 hari

    = 13 hari

    4.2.2. Kebutuhan Air Tawar untuk Makan Dan Minum

    Kebutuhan air untuk makan dan minum satu hari antara 10 – 20

    kg/orang/hari diambil 15 kg/orang/hari. Dari data yang ada dan hasil dari lama

    pelayaran kapal maka dapat di tentukam kebutuhan air tawar untuk makan dan

    minum pada kapal ini adalah:

    Kebutuhan air tawar = [ kebutuhan air setiap orang per hari x lama pelayaran x

    jumlah crew]

    = [ 15 x 13 x 132 ]

    = 25740 kg

    4.2.3. Kebutuhan Air Tawar untuk Sanitasi

    Kebutuhan air tawar untuk sanitasi satu hari antara 60 – 100 kg/orang/hari

    diambil 140 kg/orang/hari .Dari data yang ada dan hasil dari lama pelayaran kapal

    maka dapat di tentukam kebutuhan air tawar untuk sanitasi pada kapal ini adalah:

    Kebutuhan air tawar = [ kebutuhan air setiap orang per hari x lama

    pelayaran x jumlah crew]

    = [ 140 x 13 x 132 ]

    = 240240 kg

    4.2.4. Kebutuhan Air Tawar untuk Memasak

    Kebutuhan air tawar untuk memasak satu hari antara 3 – 4 kg/orang/hari

    diambil 4 kg/orang/hari .Dari data yang ada dan hasil dari lama pelayaran kapal

    maka dapat di tentukam kebutuhan air tawar untuk memasak pada kapal ini adalah:

  • 38

    Kebutuhan air tawar = [ kebutuhan air setiap orang per hari x lama

    pelayaran x jumlah crew]

    = [ 4 x 13 x 132 ]

    = 6864 kg

    4.2.5. Kebutuhan Air Tawar untuk Pendingin Mesin

    Kebutuhan air tawar untuk pendinginan mesin antara 2 – 5 kg/BHP diambil

    4 kg/BHP .Dari data yang ada dan hasil dari lama pelayaran kapal maka dapat di

    tentukam kebutuhan air tawar untuk pendingin mesin pada kapal ini adalah:

    Kebutuhan air tawar = [ jumlah BHP x kebutuhan pendingin]

    = [ ((5227,5 x 2) + (264,4 x 4) x 4 ]

    = 46050,4 kg

    4.2.6. Jumlah Kebutuhan Air Tawar Pada Kapal Patroli

    Dari seluruh perhitungan kebutuhan air tawar maka jumlah air tawar yang

    di butuhkan dari kapal patroli ini adalah:

    Total Kebutuhan Air tawar = 25740 + 240240 + 6864 + 46050,4

    = 318894,4 kg

    = 318,894 Ton = 319 Ton

    Konversi satuan dari ton ke m3 = 319 ton

    massa jenis air

    = 319 ton

    1 𝑡𝑜𝑛𝑚3⁄

    = 319 m3

    Dan volume total air tawar yang dibutuhkan = 319 m3

    Dengan volume total air tawar yang dibutuhkan sebesar 319 m3. Sedangkan

    volume tangki yang tersedia dari kapal ini adalah 252 m3 dari sini maka dapat

    diketahui bahwa kekurang kebutuhan air tawar pada kapal ini sebesar 63 m3. Karena

    tangki air tawar yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan air tawar. Tetapi hal

    tersebut dapat ditanggulangi dengan menambahkan Reverse Osmosis Water Maker

    untuk memenuhi kekurangan dari tangki air tawar pada kapal.

  • 39

    4.2.7. Perhitungan Kapasitas Minimal Reverse Osmosis Water Maker

    Pada kapal ini terjadi kekurangan air tawar dan ini dapat ditanggulangi dengan

    menambahkan Reverse Osmosis Water Maker. Tapi Revese Osmosis Water Maker

    ini harus memenuhi kapasitas minimal produksi air tawar, agar penambahan ini

    tepat guna. Dan untuk Reverse Osmosis Water Maker yang ada di lapangan

    memiliki kapasitas 12 𝑚3

    𝑑𝑎𝑦⁄

    Perhitungan kapasitas minimal ROWM = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙

    𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙

    = 67 𝑚3

    13 𝑑𝑎𝑦

    = 5,15 𝑚3

    𝑑𝑎𝑦⁄ = 6 𝑚3

    𝑑𝑎𝑦⁄

    Maka dari itu Reverse Osmosis Water Maker yang ada di lapangan sudah

    mencukupi kapasitas produksi Reverse Osmosis Water Maker karena kapasitas

    minimum produksi adalah 6 𝑚3

    𝑑𝑎𝑦⁄ dan kapasitas yang ada di lapangan sebesar

    12 𝑚3

    𝑑𝑎𝑦⁄ .

    4.2.8. Jumlah Air Tawar Dari Reverse Osmosis Water Maker

    Dari penambahan Reverse Osmosis Water Maker dengan produksi air tawar

    12 m3 per hari maka pada satu kali pelayaran Reverse Osmosis Water Maker ini

    dapat menghasilkan air tawar sebesar :

    Jumlah produksi air tawar dalam sekali pelayaran = 12 x 13

    = 156 ton

    Konversi satuan dari ton ke m3 = 156 ton x massa jenis air

    = 156 ton x 1 𝑡𝑜𝑛 𝑚3⁄

    = 156 m3

    Dengan begitu maka volume tangki yang di butuhkan dapat dikurangi

    sebesar 156 m3 . Maka dari itu kebutuhan air tawar setelah dikurangi dengan

    Reverse Osmosis Water Maker adalah 163 m3 . Dengan begitu maka tangki air tawar

    yang ada pada kapal ini dapat memenuhi kebutuhan ait tawar yang ada. Karena

    volume tangki dari kapal ini sebesar 252 m3 .

  • 40

    4.2.9. Perhitungan Kebutuhan Air Tawar Menggunakan Microsoft Excel

    Perhitungan ini digunakan untuk membuktikan bahwa hitungan yang telah

    dilakukan di atas sudah benar.

    Tabel 4. 1 Perhitungan Kebutuhan Air Tawar Pada Kapal Patroli

    JENIS JUMLAH SATUAN

    main engine 5227,5 bhp

    auxiliary engine 264,4 bhp

    JUMLAH AWAK KAPAL 132 orang

    RADIUS PELAYARAN 4600 mil laut

    SPEED ECONOMIC 15 knot

    KEBUTUHAN MAKAN MINUM 15 kg/orang/hari

    KEBUTUHAN SANITASI 140 kg/orang/hari

    KEBUTUHAN MEMASAK 4 kg/orang/hari

    KEBUTUHAN PENDIINGIN MESIN 4 kg/bhp

    reverse osmosis 12 ton /day

    PERHITUNGAN JUMLAH SATUAN

    LAMA PELAYARAN 12,77777778

    LAMA PELAYARAN 13 DAY

    KEBUTUHAN AIR TAWAR UNTUK MAKAN MINUM 25740 kg

    KEBUTUHAN AIR TAWAR UNTUK SANITASI 240240 kg

    KEBUTUHAN AIR TAWAR UNTUK MEMASAK 6864 kg

    KEBUTUHAN AIR TAWAR UNTUK PENDINGIN MESIN 46050,4 kg

    total 318894,4 kg

    total saat belum terpasang alat 318,8944 ton

    kebutuhan air yang dihasilkan oleh alat terpasang 156 ton

    total kebutuahan air tawar saat sudah terpasang alat 162,8944 ton

    DATA KAPAL

    (sumber: Data Penulis)

  • 41

    4.3. Desain Jalur Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis Water

    Maker

    4.3.1. Isometri Pipa Penyalur Air Laut Pada Reverse Osmosis Water Maker

    Desain isometri pipa penyalur air laut ini dimulai dari seachest pada engine

    room sampai rehardener pada equipment room. Dan untuk material yang di

    gunakan adalah stainless steel 316L sesuai permintaan owner ke perusahaan.

    Gambar 4. 2 Design isometri pipa pada suction feeding pump

    Gambar 4. 3 Design isometri pipa pada dischart feeding pump

    (sumber: Data Penulis)

  • 42

    4.3.2. Perhitungan Headloss

    A. Kecepatan aliran fluida

    Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan aliran air laut yang

    ada pada desain ini. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus:

    NPS Pipa Penyalur air laut ini adalah 1”

    Q = 2,5 m3 /h = 7 x 10-4 m3 /s (dari data alat Reverse Osmosis Water Maker yang

    ada di lapangan, pada lampiran A)

    Q = V x A

    V =Q

    𝐴

    V =7 x 10−4

    1

    4 𝑥 𝜋 𝑥 𝐼𝐷2

    V =7 x 10−4

    1

    4 𝑥 𝜋 𝑥 0,0266452

    V = 1,255 𝑚 𝑠⁄

    B. Perhitungan Reynolds Number

    Perhitunagan ini dilakukan untuk mengetahui jenis aliran yang ada pada

    jalur ini. Dan untuk mengetahui Reynolds number yag terdapat pada desain ini dapat

    dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    𝑅𝑒 = 𝜌𝑉𝐷

    𝜇

    Di mana:

    Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi)

    V = kecepatan rata-rata (m/detik)

    D = Diameter dalam pipa (m)

    μ = Kekentalan mutlak (Kg/meter. detik)

    ʋ = Kekentalan kinematik (m²/detik)

    𝑅𝑒 = 1027

    𝑘𝑔𝑚3

    ⁄ 𝑥 1,255 𝑚 𝑠⁄ 𝑥 0,026645 𝑚

    8,2 𝑥 10−4 𝑘𝑔

    𝑚.𝑠⁄

    Re = 41880,904 (Re > 4000, Aliran Turbulen)

  • 43

    C. Nilai f

    1

    𝑓= −1,8 𝑙𝑜𝑔 [(

    𝑒𝐷⁄