5. rencana penataan jaringan perpipaan

33
DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU V. RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM 5.1. PENDUDUK Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk kepadatan penduduk kecamatan Pringsewu pada tahun 2013 adalah 1.491 jiwa/km2, dimana artinya setiap 1 kilometer persegi wilayah di kecamatan Pringsewu rata rata dihuni oleh sekitar 1.491 jiwa penduduk. Diantara 11 pekon dan 4 kelurahan yang terdapat dikecamatan Pringsewu, kelurahan Pringsewu Selatan mempunyai jumlah penduduk yang paling banyak dibandingkan yang lainnya. Dengan penduduk laki-laki berjumlah 4.961 orang dan penduduk perempuan berjumlah 4.817 orang sehingga jumlah keseluruhan penduduk pekon Pringsewu Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar 9.778 orang. Hal ini juga berarti 13 persen penduduk di kecamatan Pringsewu berada di kelurahan Pringsewu Selatan. Kemudian yang mempunyai penduduk paling sedikit adalah pekon Bumi Ayu, dimana penduduknya hanya terdiri dari 861 penduduk laki-laki dan 845 penduduk perempuan sehingga total penduduknya hanya 1.706 orang. Dan wilayah yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah kelurahan Pringsewu Selatan LAPORAN AKHIR 5. 1 CV YARA PASHMA

Upload: januari-pane

Post on 18-Feb-2017

196 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

V. RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM

5.1. PENDUDUK

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk kepadatan penduduk

kecamatan Pringsewu pada tahun 2013 adalah 1.491 jiwa/km2, dimana artinya

setiap 1 kilometer persegi wilayah di kecamatan Pringsewu rata rata dihuni oleh

sekitar 1.491 jiwa penduduk. Diantara 11 pekon dan 4 kelurahan yang terdapat

dikecamatan Pringsewu, kelurahan Pringsewu Selatan mempunyai jumlah

penduduk yang paling banyak dibandingkan yang lainnya. Dengan penduduk

laki-laki berjumlah 4.961 orang dan penduduk perempuan berjumlah 4.817

orang sehingga jumlah keseluruhan penduduk pekon Pringsewu Selatan pada

tahun 2013 adalah sebesar 9.778 orang.

Hal ini juga berarti 13 persen penduduk di kecamatan Pringsewu berada

di kelurahan Pringsewu Selatan. Kemudian yang mempunyai penduduk paling

sedikit adalah pekon Bumi Ayu, dimana penduduknya hanya terdiri dari 861

penduduk laki-laki dan 845 penduduk perempuan sehingga total penduduknya

hanya 1.706 orang. Dan wilayah yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah

kelurahan Pringsewu Selatan dengan 4.889 jiwa penduduk per 1 kilometer

persegi. Dan kepadatan penduduk paling rendah adalah pekon Bumiayu

dengan 315 jiwa/km2. Lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kecamatan

Pringsewu secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Pringsewu Per-Desa/Pekon

Desa/ Pekon Laki-Laki Perempuan JumlahMargakarya 1.743 1.854 3.597Waluyojati 2.208 2.154 4.362Pajaresuk 3.690 3.614 7.304

LAPORAN AKHIR 5. 1CV YARA PASHMA

Page 2: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Desa/ Pekon Laki-Laki Perempuan JumlahSidoharjo 3.484 3.525 7.009Podomoro 2.755 2.527 5.282Bumiarum 1.752 1.597 3.349Fajaragung 1.313 1.239 2.552Rejosari 1.764 1.734 3.498Pringsewu Utara 4.752 4.688 9.440Pringsewu Selatan 4.961 4.817 9.778Pringsewu Barat 3.962 3.795 7.757Pringsewu Timur 3.824 3.866 7.690Bumiayu 861 845 1.706Fajaragung Barat 1.057 1.050 2.107Podosari 2.035 1.996 4.031Kecamatan Pringsewu 40.161 39.301 79.462

Sumber : Statistik Kecamatan Pringsewu 2014

5.2. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK

Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan faktor utama dalam

kepentingan penataan jaringan distribusi air minum. Kebutuhan akan air minum

akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk

itu dalam pelaksanaan penataan jaringan distribusi air minum diperlukan

proyeksi penduduk dari daerah perencanaan tersebut.

Proyeksi pertumbuhan penduduk pada prinsipnya adalah suatu usaha

perkiraan yang didasarkan pada trend/ kecendrungan yang dihasilkan dari

sejumlah data yang ada pada tahun-tahun sebelumnya.

Agar data menentukan kebutuhan air minum pada masa mendatang

perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada

pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang. Hasil analisa

ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan penataan jaringan

distribusi air minum. Proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan

menggunakan metode yaitu :

1. Metode Aritmatika

2. Metode Geometri

LAPORAN AKHIR 5. 2CV YARA PASHMA

Page 3: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

3. Metode Least Square

5.2.1. Metoda Aritmatika

Metoda ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap

tahun. Metoda ini digunakan jika data berkala menunjukkan jumlah

penambahan yang relatif sama setiap tahunnya. Metoda ini juga merupakan

metoda proyeksi dengan regresi sederhana. Persamaan umumnya adalah :

Y = a + bx

Dimana :

Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi, populasi ke - n

x = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal

a = konstanta

a=(ΣYi ) (Xi2 ) − (Σ Xi ) (Σ XiYi )

n (Σ Xi2) − (Σ Xi )2

b = koefesien arah garis (gradien) regresi linier

b=n (Σ XiYi ) − (Σ Xi) (ΣYi )n (Σ Xi2 ) − (ΣXi )2

5.2.2. Metode Geometri

Metoda ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata

tahunan. Sering digunakan untuk memperkirakan data yang perkembangannya

melaju sangat cepat. Persamaan umumnya adalah:

Y=a . Xb

LAPORAN AKHIR 5. 3CV YARA PASHMA

Page 4: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Persamaan diatas dapat dikembalikan kepada model linier dengan mengambil

logaritma napirnya (Ln), dimana :

Ln Y = Ln a + b x Ln X

Persamaan tersebut linier dalam Ln X dan Ln Y.

a=∑ Ln(Yi )−b×∑ Ln(Xi )n

b=n×∑ (Ln(Xi )×Ln (Yi ))−∑Ln (Xi )×∑ Ln(Yi )

n×∑ Ln(Xi2 )−∑ ln(X )2

Dimana :

Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke - n

X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal

a = konstanta

b = koefesien arah garis (gradien) regresi linier

5.2.3. Metode Least Square

Salah satu metode peramalan dengan garis regresi sederhana adalah

dengan menggunakan metode Least Square. Persamaan yang digunakan

dalam metode Least Square ini adalah :

Ŷ = a + bx

Keterangan :

Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi

x = variabel independen x

a = konstanta

b = koefisien arah regresi linear

adapun persamaan a dan b adalah :

LAPORAN AKHIR 5. 4CV YARA PASHMA

Page 5: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu maka koefisien a dapat ditentukan

dengan persamaan lain : a = Y – Bx

Dimana Y dan X masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.

5.2.4. Pemilihan Metode Proyeksi

Pemilihan metoda dilakukan dengan menghitung standar deviasi

(simpangan baku) dan nilai koefisien korelasi.

Persamaan Standar Deviasi :

S=√ n(∑ xi2)−(∑ xi)

2

n(n−1)

Persamaan Koefisien Korelasi :

r=±√1−∑ ( y i− y' )2

∑ ( yi− y )2

dimana :

xI = P – P’

yI = P = Jumlah penduduk awal

y = Pr = Jumlah penduduk rata-rata

y’ = P’ = Jumlah penduduk yang akan dicari

Pemilihan metoda proyeksi yang paling tepat jika :

Harga “S“ yang paling kecil.

Harga “r” yang paling mendekati 1 atau –1.

LAPORAN AKHIR 5. 5CV YARA PASHMA

Page 6: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Fungsi S dan r dalam statistik :

Harga “S” menunjukkan besarnya penyimpangan data dari nilai rata –

rata

Harga “r” nilai yang menunjukkan hubungan antara dua parameter.

Berdasarkan metode proyeksi penduduk diatas, maka didapatkan proyeksi

penduduk Kecamatan Pringsewu yang dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Proyeksi Penduduk Kelurahan/ Desa Kecamatan Pringsewu 2014-2025

DesaJumlah Penduduk

2014 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2030Margakarya 3597 3731 3824 3918 4015 4115 4217 4374Waluyojati 4362 4525 4637 4752 4869 4990 5113 5304Pajaresuk 7304 7577 7764 7957 8153 8355 8562 8882Sidoharjo 7009 7271 7451 7635 7824 8018 8216 8523Podomoro 5282 5479 5615 5754 5896 6042 6192 6423Bumiarum 3349 3474 3560 3648 3739 3831 3926 4073Fajaragung 2552 2647 2713 2780 2849 2919 2992 3103Rejosari 3498 3629 3718 3811 3905 4001 4101 4254

Pringsewu Utara 9440 9793 100351028

3 105381079

9 11066 11479

Pringsewu Selatan 9778 10143 103941065

2 109151118

5 11462 11890Pringsewu Barat 7757 8047 8246 8450 8659 8874 9093 9433Pringsewu Timur 7690 7977 8175 8377 8584 8797 9015 9351Bumiayu 1706 1770 1814 1858 1904 1952 2000 2075Fajaragung Barat 2107 2186 2240 2295 2352 2410 2470 2562Podosari 4031 4182 4338 4500 4668 4783 4902 5085Bulokarto (Kec. Gading Rejo) 3242 3363 3489 3619 3754 3847 3942 4090

JUMLAH 82704 82430 845238667

0 888729107

2 93326 96812Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2015

5.3. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM

Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk,

jumlah dan jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan standar

LAPORAN AKHIR 5. 6CV YARA PASHMA

Page 7: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

pemakaian air. Kebutuhan air terdiri dari domestik dan non domestik.

Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang berdasarkan jumlah penduduk dan

pemakaian air per orang. Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk

kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan komersial yang berupa

industri, perkantoran, dan lain-lain, maupun kegiatan sosial seperti sekolah,

rumah sakit dan tempat ibadah.

Sebagai referensi, tingkat konsumsi air dapat diperbandingkan dengan

standar kebutuhan air minum yang berlaku sebagai berikut :

Domestik perkotaan : 120 – 150 ltr/org/hr (Permen PU No. 18/2007)

Domestik perdesaan : Minimal 60 ltr/org/hr (Permen PU No. 18/2007)

Non-Domestik : Tambahan 15 % x kebutuhan domestik (Permen PU No.

18/2007)

Berikut besar proyeksi kebutuhan air minum Kecamatan Pringsewu

sampai tahun 2030 dapat dilihat pada tabel 5.3 dan grafik kebutuhan air

Kecamatan Pringsewu dapat dilihat pada gambar 5.1.

LAPORAN AKHIR 5. 7CV YARA PASHMA

Page 8: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Tabel 5.3. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pringsewu Sampai 2030

A 2014 2017 2019 2021 2023 2025 2027 20301 Jumlah Penduduk jiwa 82704 82430 84523 86670 88872 91072 93326 968122 Tingkat Pelayanan % 9.22% 18.35% 23.81% 28.99% 33.90% 38.57% 42.99% 46.61%3 Penduduk Terlayani jiwa 7625 15125 20125 25125 30125 35125 40125 451254 Jumlah Penduduk Per SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5

B KEBUTUHAN DOMESTIK1 Jumlah SR Aktif unit 1525 3025 4025 5025 6025 7025 8025 90252 Pemakaian Per Orang lt/ hari 90 90 90 90 90 120 120 1203 Kebutuhan Air SR lt/det 7.94 15.76 20.96 26.17 31.38 48.78 55.73 62.674 Jumlah HU unit 5 5 5 5 5 5 5 55 Kebutuhan Air HU lt/det 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.096 Kebutuhan Domestik lt/det 8.03 15.84 21.05 26.26 31.47 48.87 55.82 62.76

C KEBUTUHAN NON DOMESTIK15 % Dari Kebutuhan Domestik lt/det 1.20 2.38 3.16 3.94 4.72 7.33 8.37 9.41Total Kebutuhan Non Domestik lt/det 1.20 2.38 3.16 3.94 4.72 7.33 8.37 9.41

D KEBUTUHAN TOTAL AIR lt/det 9.23 18.22 24.21 30.20 36.19 56.20 64.19 72.17

E KEHILANGAN AIR% Kehilangan Air % 44.50 40.50 36.50 32.50 28.50 24.50 20.50 16.50Jumlah Kehilangan Air lt/det 4.11 7.38 8.84 9.81 10.31 13.77 13.16 11.91

F KEBUTUHAN AIR RATA RATA (D+E) lt/det 13.34 25.60 33.04 40.01 46.50 69.97 77.35 84.08

G KEBUTUHAN AIR MAKSIMUMFaktor Koefisien 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15Kebutuhan Air lt/det 15.34 29.44 38.00 46.01 53.48 80.47 88.95 96.70

H KEBUTUHAN JAM PUNCAKFaktor Koefisien 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7Kebutuhan Air lt/det 22.68 43.51 56.17 68.02 79.05 118.95 131.49 142.94

lt/ det 86.15 85.86496 88.04513 90.28131 92.57497 126.4884 129.6192 134.4612

VOLNo. URAIANKEPENDUDUKAN

KEBUTUHAN AIR RATA RATA PENDUDUK KECAMATAN

TAHUN

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2015

LAPORAN AKHIR 5. 8CV YARA PASHMA

Page 9: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.1 Grafik Kebutuhan Air Kecamatan Pringsewu

5.4. Kondisi Teknis Eksisting

Pelayanan penyediaan air bersih kota Pringsewu dikelola oleh PDAM.

PDAM kota Pringsewu pada mulanya merupakan bagian dari PDAM Way

Agung Kabupaten Tanggamus atau sejak berdirinya Kabupaten Tanggamus

pada tahun 1997. Artinya bahwa secara teknis penyediaan air bersih di kota ini

sudah ada sejak lama yaitu tahun 1997. Namun hingga akhir pada tahun 2009

Pringsewu resmi berpisah dari kabupaten induknya Tanggamus, yang otomatis

PDAM di kedua wilayah inipun berpisah. Pemisahan aset PDAM sendiri terjadi

pada bulan Agustus 2010.

Periode  Agustus 2010 hingga Juli 2011 terjadi kekosongan pengelolaan

SPAM di Kabupaten Pringsewu atau dengan kata lain PDAM berhenti

beroperasi. Baru pada tanggal 25 Juli 2011 turunlah Peraturan Bupati

Kabupaten Pringsewu Nomor 19 Tahun 2011, tentang Pembentukan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Sekampung. Pada pertengahan

bulan Oktober 2011, PDAM Way Sekampung mulai kembali beroperasi, setelah

mendapat bantuan daya listrik dan pompa sentri yang dibangun di IPA Bumi

Arum dari Pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Air Minum (PKPAM) Propinsi Lampung.

LAPORAN AKHIR 5. 9CV YARA PASHMA

Page 10: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

5.4.1. JARINGAN PERPIPAAN (JP)

Daerah pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan saat ini hanya

melayani sebagian wilayah perkotaan Pringsewu, yaitu pekon Sidoharjo, pekon

Podomoro, pekon Margakaya, pekon podosari, pekon Bumi Arum, Kelurahan

Pringsewu Timur, Kelurahan Pringsewu Barat, Kelurahan Pringsewu Selatan

dan Kelurahan Pringsewu Utara.

Jumlah pelanggan air bersih perkotaan Pringsewu ada sebanyak 1.364

unit sambungan yang berarti cakupan pelayanannya sebesar ± 4 % dari jumlah

penduduk yang ada di wilayah ini. Sedangkan volume jaringan pipa yang ada di

wilayah perkotaan Pringsewu ada sebanyak ±162 km, artinya bahwa masih

sangat jauh cakupan layanan yang ada dibandingkan besaran volume pipa

yang tertanam. Hal ini menjadi tugas PDAM dalam mengejar jumlah

sambungan, guna menambah besaran cakupan layanannya.

Sedangkan sumber air baku yang dimanfaatkan PDAM adalah sungai

Way Sekampung dengan kapasitas produksi sebesar 75 lpd. Artinya bahwa

masih banyak kapasitas yang belum dioptimalkan untuk melayani kebutuhan air

bersih masyarakat. Daerah pelayanan PDAM Pringgsewu dan jumlah SR dapat

dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4. Jumlah penduduk dan SR Eksisiting Daerah Pelayanan Pringsewu 2014

Kelurahan/ Pekon Penduduk

SR Penduduk Terlayani

Tingkat Pelayanan

Pringsewu Barat 7757 130 650 8.38%Bumiarum 3349 209 1045 31.20%Bumiayu 1706 0 0 0.00%Pajaresuk 7304 0 0 0.00%Rejosari 3498 170 850 24.30%Podosari 4031 29 145 3.60%Podomoro 5282 142 710 13.44%Pringsewu Utara 9440 144 720 7.63%Pringsewu Selatan 9778 294 1470 15.03%

LAPORAN AKHIR 5. 10CV YARA PASHMA

Page 11: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Kelurahan/ Pekon Penduduk

SR Penduduk Terlayani

Tingkat Pelayanan

Waluyojati 4362 0 0 0.00%Fajaragung 2552 0 0 0.00%Fajaragung Barat 2107 0 0 0.00%Pringsewu Timur 7690 210 1050 13.65%Margakarya 3597 2 10 0.28%Sidoharjo 7009 74 370 5.28%Bulokarto (Kec Gading Rejo) 3242 121 605 18.66%

Jumlah 82704 1525 7625 9.22%Sumber : PDAM Pringsewu, 2014

5.4.2. BUKAN JARINGAN PERPIPAAN (BJP)

Untuk penyediaan air bersih yang bukan jaringan perpipaan di wilayah

perkotaan Pringsewu, menggunakan atau memanfaatkan sumur-sumur

dangkal. Baik dengan cara menggali sumur atau membuat pengeboran air

tanah dangkal dan menggunakan pompa air untuk pemanfaatan airnya.

Secara volume kuantitas air tanah dangkal di wilayah ini banyak

dipengaruhi oleh iklim. Saat iklim kemarau, banyak sumur-sumur dangkal yang

ada mengalami penurunan kapasitas. Sehingga menurut kami, ini merupakan

peluang bagi PDAM untuk menambah jumlah sambungan baru. Dan secara

kualitas air tanah dangkalnya kurang baik dan banyak mengadung unsure

kapur dan mineral logam, hal ini hampir rata-rata kondisi air tanah dangkal

sama disemua tempat di Propinsi Lampung. Sehingga banyak masyarakat

perkotaan membeli air kemasan sebagai sumber air minumnya. Sedangkan air

sumur dangkal hanya digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus

(MCK).

5.5. RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIRRencana penataan jaringan distribusi air pada kecamatan pringsewu

didasari pada kehilangan air yang cukup tinggi, yang diduga adanya kebocoran

pipa maupun adanya air yang tidak berekening. Dalam pelaksanaan

pengendalian kebocoran secara aktif kebocoran yang tidak terlaporkan dan

LAPORAN AKHIR 5. 11CV YARA PASHMA

Page 12: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

kebocoran halus (rembes) pada sambungan atau retak-retak yang sangat kecil

ditanggulangi dengan penggantian pipa dan pembentukan “district metered

area” (DMA)

5.5.1. Pembangunan DMA (District Metering Area)

Pembangunan DMA adalah untuk membagi wilayah pelayanan menjadi

zone hidrolik yang lebih kecil, dengan tujuan untuk;

a) mempercepat waktu tanggap dan mempercepat untuk

menemukan dan memperbaiki kebocoran/kerusakan pipa

transmisi/distribusi.

b) membagi jaringan distribusi kebeberapa DMA , sehingga aliran ke

wilayah tersebut bisa dipantau secara berkala, untuk

memperkirakan besarnya dan menemukan kebocoran halus

(rembes) ”back-ground leakage”

c) untuk mengelola tekanan pada setiap DMA, sehingga jaringan

dioperasikan pada tingkat tekanan yang optimum.

Merencanakan DMA, idealnya didahului dengan pemodelan hidraulika,

juga memahami operasi jaringan distribusi yang merupakan faktor penting.

Karena itu merencanakan DMA sangat spesifik, dan DMA satu sistem

penyediaan air minum berbeda dengan sistem penyediaan air minum yang lain.

Umumnya dimulai dari pipa induk dan maju kearah pipa lain yang lebih kecil.

Tujuannya adalah memisahkan sedapat mungkin suatu DMA dari pipa induk,

jadi memperbaiki pengendalian tanpa dampak yang berarti pada sistem secara

keseluruhan (misal pada pemadaman kebakaran dlsbnya). Manfaat yang dapat

diperoleh dengan pembentukan DMA antara lain:

a) Untuk prioritasisasi kegiatan deteksi kebocoran

b) Pengaturan tekanan yang ideal

c) Pengendalian air tak berekening melalui DMA sekaligus berguna

untuk perbaikan kualitas air dan pelayanan

DMA dipilih di wilayah-wilayah pelayanan yang mempunyai atau

LAPORAN AKHIR 5. 12CV YARA PASHMA

Page 13: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

dicurigai kehilangan air yang tinggi, dimana diharapkan terget penurunan yang

tinggi. Wilayah geografis DMA sebaiknya tidak terlalu luas sehingga

memudahkan pemantauan. Jumlah sambungan ideal antara 500 – 3.000.

semakin kecil ukuran DMA, semakin mahal biayanya karena semakin banyak

meter dan valve yang harus dipasang. Tetapi keuntungannya, semakin mudah

untuk mendeteksi dan memperbaiki kebocoran di area yang lebih kecil.

Pembuatan DMA menyebabkan lebih banyak ujung pipa mati, akibat

ditutup dengan valve atau diputus pipanya. Biasanya akan menurunkan kualitas

air karena terjadi endapan, terutama di awal-awal operasional DMA. Keluhan

pelanggan pun dapat meningkat. Hal ini dapat diatasi dengan lebih sering

melakukan pengglontoran/pengurasan (flushing) jaringan distribusi.

Pengoperasian atau pengamatan pola aliran dan tekanan dalam

DMA memerlukan tekanan tertentu. Dalam merencanakan DMA sebaiknya

mempertimbangkan dan memahami tekanan dalam jaringan distribusi.

Tekanan yang semula terlalu rendah dalam tahap awal pengoperasian

mungkin akan mengakibatkan tekanan lebih rendah lagi, apabila dibuat DMA.

Namun dengan perbaikan-perbaikan kebocoran pipa,tekanan akan

meningkat.

Tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah seringkali menimbulkan

keluhan pada pelanggan. Idealnya, perencanaan DMA menggunakan

pemodelan jaringan distribusi melalui komputer, namun tidak semua pengelola

penyedia air minum memiliki sarana ini. Sebagai pemutus hubungan antara

satu jaringan DMA dengan jaringan di sebelahnya, penggunaan valve lebih

dianjurkan daripada pemutusan pipa, supaya lebih mudah dilakukan perubahan

bila dalam perkembangannya batasan DMA harus disesuaikan.

Batas DMA tidak perlu terlalu kaku, sehingga pada suatu saat diperlukan

perubahan, mudah untuk disesuaikan. Jumlah meter induk DMA yang

digunakan dibatasi seminimal mungkin, direncanakan setiap DMA

menggunakan hanya 1 (satu) meter induk. Semakin banyak meter induk yang

LAPORAN AKHIR 5. 13CV YARA PASHMA

Page 14: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

digunakan, semakin rumit operasi DMA. Meter pelanggan besar, misalnya

untuk pelanggan industri atau niaga besar harus diperlakukan sebagai ekspor

air dari jaringan DMA. Berdasarkan kriteria dan penjelasan tersebut diatas,

maka jumlah DMA per zona serta pengembangan sambungan rumah (SR)

berdasarkan proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025 setiap zona

bisa dilihat pada tabel 5.5. Terlampir pada gambar 5.2. s/d 5.6 untuk lokasi-

lokasi District Metered Area (DMA) untuk setiap Zona di Area Pelayanan PDAM

Way Sekampung Kecamatan Pringsewu.

LAPORAN AKHIR 5. 14CV YARA PASHMA

Page 15: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Penduduk Per Zona Kecamatan Pringsewu.

A B C D A B C D A B C D A B C DA KEPENDUDUKAN1 Jumlah Penduduk jiwa 27645 18799 21731 14529 29749 20230 23385 15635 31624 21505 24859 16620 33617 22860 26426 176682 Tingkat Pelayanan/ Area Proyeksi % 9.73% 7.82% 8.28% 11.46% 22% 26% 24% 35% 30% 39% 35% 51% 38% 50% 45% 66%3 Penduduk Terlayani jiwa 2690 1470 1800 1665 6440 5220 5550 5415 9565 8345 8675 8540 12690 11470 11800 116654 Jumlah Penduduk Per SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

B KEBUTUHAN DOMESTIK1 Jumlah SR/ Area Proyeksi unit 538 294 360 333 1288 1044 1110 1083 1913 1669 1735 1708 2538 2294 2360 23332 Pemakaian Per Orang lt/ hari 90 90 90 90 90 90 90 90 120 120 120 120 120 120 120 1203 Kebutuhan Air SR Domestik lt/ det 2.80 1.53 1.88 1.73 6.71 5.44 5.78 5.64 13.28 11.59 12.05 11.86 17.63 15.93 16.39 16.20

C KEBUTUHAN NON DOMESTIK15 % Dari Kebutuhan Domestik lt/ det 0.42 0.23 0.28 0.26 1.01 0.82 0.87 0.85 1.99 1.74 1.81 1.78 2.64 2.39 2.46 2.43

D KEBUTUHAN TOTAL AIR lt/det 3.22 1.76 2.16 1.99 7.71 6.25 6.65 6.49 15.28 13.33 13.86 13.64 20.27 18.32 18.85 18.63

E JUMLAH DMA unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

URAIAN VOLNo.2020ZONA

2025ZONAZONA

2014 2030TAHUN

ZONA

Sumber : Hasil Analisa KonsultanKeterangan:

Zona A : Kel. Pringsewu Barat, Kel Bumiarum, Kel Bumiayu, Kel. Pajaresuk, Kel. Rejosari, Kel. PodosariZona B : Kel. Pringsewu Selatan, Kel. Waluyojati, Kel. Fajaragung, Kel. Fajaragung BaratZona C : Kel. Pringsewu Utara, Kel. Podomoro, Kel. SidoharjoZona D : Kel. Pringsewu Timur, Kel. Margakarya, Kel. Bulokerto (Kec. Gadingrejo pelayanan Pringsewu)

LAPORAN AKHIR 5. 15CV YARA PASHMA

Page 16: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.2. Rencana Penataan Jaringan Distribusi air Minum dengan Sistem DMA

LAPORAN AKHIR 5. 16CV YARA PASHMA

Page 17: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.3. District Metering Area ZONA A

LAPORAN AKHIR 5. 17CV YARA PASHMA

Page 18: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.4. District Metering Area ZONA B

LAPORAN AKHIR 5. 18CV YARA PASHMA

Page 19: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.5. District Metering Area ZONA C

LAPORAN AKHIR 5. 19CV YARA PASHMA

Page 20: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Gambar 5.6. District Metering Area ZONA D

LAPORAN AKHIR 5. 20CV YARA PASHMA

Page 21: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

5.5.2. Manajemen District Metering AreaSetelah DMA terbentuk valve-valve sudah terpasang untuk

membatasi/mengisolasi jaringan, meter induk sudah terpasang untuk mengukur

aliran pasokan ke DMA, bukan berarti pekerjaan selesai. Justru yang paling

penting adalah mengoperasikan DMA. Ketika DMA sudah teruji, kegiatan

lanjutan adalah mengelola, mengoperasikan dan memeliharanya. Sebaiknya

dibuat SOP (standard operating procedures) untuk mengelola, mengoperasikan

dan memelihara DMA, disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

Kegiatan awal District Metering Area meliputi :

1) Mengatur prosedur pencatatan

2) Mengatur prosedur pemantauan dan pengumpulan data

3) Memberikan informasi kepada semua pihak yang terlibat tentang perubahan

katup

4) Menentukan urutan dan prioritas kegiatan melokalisir kebocoran

5) Memonitor keluhan pelanggan, khususnya pada saat tekanan rendah atau

tidak air.

Gambar. Skematik District Metering Area

LAPORAN AKHIR 5. 21CV YARA PASHMA

Page 22: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

Operasional pada DMA diuraikan dibawah ini, meliputi:

1) Monitoring aliran dan tekanan secara teratur.

Monitoring dan pencatatan aliran pada meter induk DMA secara teratur

sangat penting sebagai dasar pengelolaan pasokan dan pengendalian

kebocoran. Pola aliran harian yang tidak terlalu berbeda menjadi indikator

tingginya kebocoran di DMA tersebut. Demikian juga pola variasi tekanan

harian dapat menjadi petunjuk.

2) Deteksi kebocoran secara aktif (active leakage control).

Deteksi kebocoran secara aktif (active leakage control) terutama pada

malam hari harus dilakukan secara periodik. Di wilayah yang relatif tidak

terlalu besar, tentu akan lebih mudah mendengarkan suara kebocoran atau

melihat kebocoran- kebocoran yang muncul ke permukaan hanya pada

malam hari saat tekanan tinggi. Temuan harus segera ditindaklanjuti.

3) Penghitungan volume kebocoran.

Penghitungan volume kebocoran dapat dilakukan dengan menghitung aliran

minimum malam dengan konsumsi minimum malam. Caranya, pada saat

konsumsi paling rendah, biasanya sekitar tengah malam, dapat

diketahui dari pola harian aliran dan tekanan, dilakukan pencatatan meter

induk dan meter pelanggan yang ada di DMA. Meter pelanggan yang

dibaca tidak perlu seluruhnya, tetapi minimum 10% dari total jumlah

pelanggan. Pembacaan meter dilakukan dua kali pada malam yang sama,

yaitu sekali pada awal jam minimum (misalnya pukul 24.00) dan diulang

pada akhir jam minimum (misalnya pukul 04.00). Demikian juga meter induk

DMA dibaca pada jam-jam yang sama. Dengan perhitungan matematis

akan didapatkan aliran minimum malam (dari bacaan meter induk) dan

konsumsi malam (dari bacaan meter pelanggan) secara total. Selisih antara

aliran minimum malam dan konsumsi malam adalah kebocoran atau nett

night flow. Saat melaksanakan pembacaan, biasanya memerlukan

persiapan, terutama pemberitahuan kepada para pelanggan yang akan

menjadi sampel pembacaam meter supaya dapat membaca meter

LAPORAN AKHIR 5. 22CV YARA PASHMA

Page 23: 5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan

DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWUPENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU

pelanggan pada jam-jam tersebut. Pembacaan meter pelanggan dapat

dilakukan oleh para pembaca meter.

4) Penghitungan konsumsi (aliran malam minimum)

Penghitungan konsumsi sebagai dasar pengelolaan pasokan dan

tekanan. Pengukuran terhadap pola aliran dan pola konsumsi harian akan

menjadi dasar perencanaan pasokan di wilayah DMA, sehingga sesuai

kebutuhan. Pasokan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan yang

menyebabkan tambahan kebocoran.

5) Pengendalian tekanan.

Dengan area yang terbatas, tekanan lebih mudah dikendalikan. Dari pola

harian tekanan dapat diketahui kapan tekanan rendah dan tinggi sehingga

dapat dilakukan penyesuaian. Untuk kepentingan ini, setiap DMA dilengkapi

dengan PRV (pressure reducing valve) “double pilot”, untuk mengatur jam

kerja PRV, sehingga penurunan tekanan bisa dilakukan tanpa mengganggu

pelayanan kepada pelanggan.

6) Pengujian-pengujian.

Pengujian lain seperti step testing sangat penting dilakukan, terutama untuk

melokalisir kebocoran.

LAPORAN AKHIR 5. 23CV YARA PASHMA