bab v praktikum perpipaan

16
BAB V PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN A. PENDAHULUAN 1. MAKSUD DAN TUJUAN Sistem perpipaan yang dalam hal ini adalah sistem perpipaan air bersih dengan sistem cara loope yang dikombinasikan dengan sistem cabang merupakan suatu sistem yang penting untuk penyaluran air baku. Adanya sistem perpipaan sangat penting dalam kehidupan manusia terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih yang mana air merupakan kebutuhan vital manusia. Adapun maksud dan tujuan dari praktikum utilitas gedung dalam perangkaian sistem perpipaan air bersih ini adalah sebagai berikut: 1.Agar mahasiswa mengetahui cara menghitung kebutuhan panjang pipa yang terdapat dalam sebuah sistem perpipaan baik air bersih maupun air kotor, termasuk sambungan-sambungan pipa yang digunakan beserta alat- alat yang digunakan untuk membuat sebuah sistem perpipaan, 2.Agar mahasiswa mengetahui dan dapat mempraktekkan cara menyambung pipa yang baik dan benar serta efisien tanpa menyebabkan kebocoran pipa. 2. MANFAAT

Upload: dwiki-ali-s

Post on 02-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab v Praktikum Perpipaan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab v Praktikum Perpipaan

BAB V

PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN

A. PENDAHULUAN

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Sistem perpipaan yang dalam hal ini adalah sistem perpipaan air bersih dengan

sistem cara loope yang dikombinasikan dengan sistem cabang merupakan suatu

sistem yang penting untuk penyaluran air baku. Adanya sistem perpipaan sangat

penting dalam kehidupan manusia terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan air

bersih yang mana air merupakan kebutuhan vital manusia.

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum utilitas gedung dalam perangkaian

sistem perpipaan air bersih ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa mengetahui cara menghitung kebutuhan panjang pipa yang

terdapat dalam sebuah sistem perpipaan baik air bersih maupun air kotor,

termasuk sambungan-sambungan pipa yang digunakan beserta alat-alat yang

digunakan untuk membuat sebuah sistem perpipaan,

2. Agar mahasiswa mengetahui dan dapat mempraktekkan cara menyambung

pipa yang baik dan benar serta efisien tanpa menyebabkan kebocoran pipa.

2. MANFAAT

Manfaat dari praktikum utilitas gedung ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat membuat perencanaan sistem penyediaan air bersih,

2. Bekal ketrampilan mahasiswa agar siap praktek di lapangan setelah lulus nanti,

3. Mahasiswa dapat menganalisa kebutuhan air dalam suatu bangunan,

4. Menentukan sistem perpipaan dalam suatu bangunan berdasarkan kondisi

bangunan.

Page 2: Bab v Praktikum Perpipaan

B. KETENTUAN UMUM

1. SPESIFIKASI BAHAN

a. Jenis pipa : Pipa galvanis ½” dan ¾”

b. Jenis alat sambung : Elbow ¾” dan ½”

Tee ¾” dan ½”

Barel union ½”

Red socket ¾”

Reducing ½” dan ¾”

c. Kran air dengan ukuran : ½”

2. PERALATAN

1. Alat pemotong pipa.

2. Snek langsung ½” dan ¾”.

3. Ragum.

4. Oil can.

5. Kunci pipa.

6. Meteran.

7. Penggores.

8. Kikir.

9. Kunci inggris.

10.Alat penguji kebocoran (test pump)

11.Work bench.

12.Sealtape.

Page 3: Bab v Praktikum Perpipaan

3. PELAKSANAAN

Instalasi Pipa Tertutup

1) Memeriksa dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Mengukur pipa yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan baik panjang

maupun diameternya. Pengukuran pipa bukan hanya berdasarkan panjang saja

tapi harus diperhatikan sambungan-sambungan yang digunakan. Apabila

digunakan sambungan pipa di tengah, maka panjangnya harus disesuaikan

agar didapatkan sesuai dengan perencanaan yang sudah ada.

3) Pemotongan pipa yang dilakukan di atas ragum sebagai penjepit batang pipa

yang akan dipotong agar tidak bergeser.

4) Setelah pemotongan pipa, dilakukan pengikiran pada ujung dan dalam pipa

agar menjadi halus.

5) Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pembuatan ulir. Sebelum melakukan

penguliran perlu ditetapkan terlebih dahulu panjang uliran yang dibutuhkan.

6) Masukkan pipa ke dalam snek langsung sesuai dengan diameternya, setelah

itu kunci alat pada arah berlawanan. Lakukan penguliran dengan hati-hati

sambil dipegang dan didorong ke arah dalam pipa. Selama melaksanakan

penguliran sesekali pipa yang sedang diulir diberi oli agar penguliran tidak

berat. Oli ini berfungsi untuk melicinkan antara mata ulir yang sedang

mengulir dengan permukaan pipa yang diulir.

7) Apabila pada waktu diulir sudah terasa berat berputarnnya, maka mata arah

uliran harus dibalik dahulu, ini dimaksudkan apabila ada serabut besi hasil

uliran yang menghalangi mata ulir pada waktu mengulir atau mata uliran ada

yang keluar dari mata ulir yang sudah ada. Apabila hal ini terus dilakukan

atau dipaksa maka uliran akan rusak dan akibatnya akan terjadi perubahan

bentuk pada pipa.

8) Merangkai pipa sesuai dengan rencana jaringan yang ada. Perangkaian pipa

dengan sambungan yang sudah direncanakan menggunakan kunci sesuai

dengan pipa yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar sambungan benar-

benar kuat dan kedap air sehingga pada waktu penyambungan perlu

digunakan sealtape.

Page 4: Bab v Praktikum Perpipaan

9) Melakukan pengujian dengan menggunakan alat yang disebut dengan test

pump, alat ini digunakan untuk menguji apakah terjadi kebocoran pada

jaringan pipa tersebut atau tidak.

10) Apabila terjadi kebocoran maka sambungan pada tempat yang terjadi

kebocoran perlu dicek ulang atau bahkan disambung kembali dengan

menambah sealtape lebih banyak dan dikuatkan lagi sambungannya.

Keterangan :

1. Kran air Ø ½” : 1 buah

2. Elbow Ø ½” : 3 buah

3. Elbow Ø ¾” : 1 buah

4. Tee Ø ½” : 1 buah

5. Reducing Tee Ø ¾” – Ø ½” : 1 buah

6. Socket Ø ¾” : 1 buah

7. Socket Ø ½” : 3 buah

8. Watermur Ø ¾” : 1 buah

9. Reducing soket Ø ¾”- Ø ½ ” : 1 buah

10. Dobel Nipel Ø ½” : 1 buah

11. Seal Tape : 2 Roll

12. Pipa galvanis Ø ½” : 109 cm

13. Pipa galvanis Ø ¾” : 106 cm

4. PERHITUNGAN PANJANG PIPA

Menghitung panjang kebutuhan pipa pada tiap sambungan dapat dihitung dengan

rumus :

F = A – T

Keterangan :

F : faktor kelonggaran

A : as alat sambung ke muka alat sambung

T : panjang ulir

Page 5: Bab v Praktikum Perpipaan

Tabel untuk menentukan faktor kelonggaran dan panjang ulir

Diameter pipa A (mm) Panjang ulir T (mm)

½” 28 12

¾” 33 14

1” 38 17

1 ¼” 44 17

1 ½” 49 17

2” 57 19

2 ½” 68 23

3” 79 25

Hitungan Kebutuhan Panjang Pipa

1. Sambungan 1

a. Pipa dengan ½” Diketahui :

Elbow ½” A = 28 mm

Socket ½” T = 12 mm

Pipa ½”

Ditanya : Panjang Pipa ?

Page 6: Bab v Praktikum Perpipaan

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 28 – 12

= 16 mm

F2 = A – T

= 28 – 12

= 16 mm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (16 +16)

= 250 – (32)

= 218 mm

= 21,8 cm

b. Pipa dengan ¾”

Socket ¾”A = 33 mm

Tee ¾” T = 14 mm

Pipa ¾”

Ditanya : Panjang Pipa ?

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 33– 14

= 19 mm

F2 = A – T

= 33– 14

= 19 mm

Page 7: Bab v Praktikum Perpipaan

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (19+19)

= 250 – (38)

= 212 mm

= 21,2 cm

2. Sambungan 2

a. Pipa ¾”Diketahui :

A = 33 mmTee ¾” T = 14 mm

Pipa ¾”

Ditanya : Panjang pipa sebenarnya ?

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 33– 14

= 19 mm

F2 = A – T

= 33– 14

= 19 mm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (19+19)

= 250 – (38)

= 212 mm

= 21,2 cm

Page 8: Bab v Praktikum Perpipaan

3. Sambungan 3

a. Pipa dengan ¾”

Diketahui :

Socket ¾”A = 33 mm

Tee ¾” T = 14 mm

Pipa ¾”

Ditanya : Panjang Pipa ?

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 33– 14

= 19 mm

F2 = A – T

= 33– 14

= 19 mm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (19+19)

= 250 – (38)

= 212 mm

= 21,2 cm

Page 9: Bab v Praktikum Perpipaan

b. Pipa dengan ¾”

Diketahui :

Elbow ¾” A = 33 mm

Socket ¾” T = 14 mm

Pipa ¾”

Ditanya : Panjang Pipa ?

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 33– 14

= 19 mm

F2 = A – T

= 33– 14

= 19 mm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (19+19)

= 250 – (38)

= 212 mm

= 21,2 cm

Page 10: Bab v Praktikum Perpipaan

4. Sambungan 4a. Pipa ½”

Elbow ½” A = 28 mm

Socket ½” T = 12 mm

Pipa ½”

Ditanya : Panjang pipa sebenarnya ?

Penyelesaian :

F1 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

F2 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 +F 2)

= 250– (16 +16)

= 218 mm

= 21,8 cm

b. Pipa ¾”

Diketahui :

Elbow ¾”

Page 11: Bab v Praktikum Perpipaan

A = 33 mmSocket ¾” T = 14 mm

Pipa ¾”

Ditanya : Panjang Pipa ?

Penyelesaian :

F1 = A - T

= 33– 14

= 19 mm

F2 = A – T

= 33– 14

= 19 mm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 + F2)

= 250 – (19+19)

= 250 – (38)

= 212 mm

= 21,2 cm

5. Sambungan 5

a. Pipa ½”Diketahui :

Tee ½” A = 28 mm

Elbow ½” T = 12 mm

Pipa ½”

Ditanya : Panjang Pipa Sebenarnya ?

Penyelesaian :

Page 12: Bab v Praktikum Perpipaan

F1 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

F2 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 +F 2 )

= 250– (16 +16)

= 218 mm

= 21,8 cm

b. Pipa ½”Diketahui :

Tee ½” A = 28 mm

Elbow ½” T = 12 mm

Pipa ½”

Ditanya : Panjang Pipa Sebenarnya ?

Penyelesaian :

F1 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

F2 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 +F 2 )

Page 13: Bab v Praktikum Perpipaan

= 250– (16 +16)

= 218 mm

= 21,8 cm

6. Sambungan 6a. Pipa ½”

Diketahui :

Tee ½” A = 28 mm

Elbow ½” T = 12 mm

Pipa ½”

Kran air ½”

Ditanya : Panjang Pipa Sebenarnya ?

Penyelesaian :

F1 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

F2 = A – T

= 28 - 12

= 16 mm

=1,6 cm

Panjang pipa sebenarnya = 250 – (F1 +F 2 )

= 250– (16 +16)

= 218 mm

= 21,8 cm

Page 14: Bab v Praktikum Perpipaan