desain penelitian
DESCRIPTION
risetTRANSCRIPT
11. sebutkan dan jelaskan klasifikasi desain penelitian
Menurut ada tidaknya analisis masalah serta penarikan hipotesis, desain penelitian dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian analitik
1. Penelitian Deskriptif
Pengertian penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S, (2011), adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat
Sesuai dengan nama jenis penelitiannya, penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui kondisi sesuatu, baik itu berupa situasi atau keadaan, mutu atau kualitas kinerja seseorang, atau kaitan antara dua kondisi yang berupa hubungan atau perbandingan.
Ada beberapa variasi dalam penelitian deskriptif yaitu studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakaatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan dan analisis atau dokumen dll.1. Studi Perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. 2. Studi Kasus, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan
sesuatu kasus.3. Studi Kemasyarakatan, kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelomok
masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.
4. Studi Perbandingan, bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasional.
5. Studi Hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih.
6. Studi Waktu dan Gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerak yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.
7. Studi Kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan.8. Studi Tindak Lanjut, merupakan pengumpulan data terhadap para lulusan atau orang-
orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan.9. Analisis Kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan adalam bidang industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial dll baik dalam kegiatan produksi atau layanan jasa.
10. Anaisis Isi atau Dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, yang valid dan keabsahannya.
Sumber : Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2. Penelitian analitik
Pada penelitian analitik, para peneliti berupaya mencari hubungan antar variabel. Pada penelitian jenis ini dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul, oleh karena itu pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis dan data dalam hasil harus ada uji hipotesis (uji statistika) dan berbagai jenis analisis lain. Pada penelitian analitik ini terbagi menjadi 2 yaitu analitik observasional dan analitik eksperimental.
A. Analitik observasional
Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. Penelitian analitik observasional dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Studi cross sectionalb. Studi case controlc. Studi cohort
a. Studi cross sectional
Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Pengukuran pada satu saat diartikan sebgai pengambilan data dilakukan pada tiap subjek hanya satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.
Sehingga pada studi cross sectional ini peneliti tidak perlu mengadakan tindak lanjut atau follow up terhadap pengukuran yang dilakukan. Studi cross sectional adalah desain yang paling sering digunakan dalam penelitian klinis maupun lapangan. Desain ini dapat digunakan untuk penelitian deskriptif namun juga untuk penelitian analitik.
b. Studi case control
Pada studi ini menggunakan pengukuran terhadap variabel tergantung (efek) sedangkan vaariabel bebasnya dicari secara retrospektif (merunut kebelakang). Oleh karena itu studi case control disebut studi longitudinal, artinya subjek tidak hanya diobservasi pada satu saat namun diikuti selama beberapa periode tertentu hingga dirasa datanya sudah cukup .
c. Studi cohort
Pada penelitian cohort yang diidentifikasi terlebih dahulu adalah faktor resikonya, kemudian subjek diikuti secara prospektif (merunut kedepan) selama periode tertentu unutk mencari tahu terjadi atau tidaknya efek.pada penelitian cohort murni, yang diamati adalah subjek yang belum mengalami pajanan faktor resiko serta belum mengalami efek.
Sebagian dari subjek tersebut secara alamiah akan mengalmi pajanan terhadap faktor resiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subjek yang terpajan faktor resiko menjadi kelompok yang diteliti, sedangkan subjek yang tidak terpajan faktor resiko menjadi kelompok kontrol.
B. Analitik eksperimental
Studi eksperimental sering disebut juga studi intervensional, adalah salah ssatu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. Dibanding dengan studi observasional, eksperimental mempunyai kapasitas asosiasi sebab akibat lebih tegas dan lebih nyata. Seingga kesimpulan yang didapat lebih definitif daripada yang diperoleh studi observasional. Studi eksperimenta dibagi menjadi:
a. True eksperimentalb. Quasi eksperimental
a. True eksperimental (eksperimental sebenarnya)
Desain eksperimental yang sebenarnya melaksanakan kelompok control maupun cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel yang mencampuri, atau paling tidak memerhatikan pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen yang sebenarnya sering dianggap sebagai satu-satunya metode penelitian yang dapat secara tepat mengukur hubungan sebab dan akibat. Berikut ini adalah beberapa jenis desain true-experimental.
1. Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control Group Design)
Desain ini merupakan yang paling efektif dalam istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi yang juga paling sulit dilakukan. Desain ini (Pretest-Posttest equivalent group design) melengkapi kelompok control maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menambahkan su-atu prates untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan.
2. The Posttesst-Only Control Group Design
Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok, yang dipilih dan ditempatkan secara ran-dom diberi perlakuan atau beberapa jenis control. Postes kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok
3. Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four-Group Design)
Desain ini memiliki control lebih ketat, sehingga lebih luas dan lebih
cermat dari desain enam. Sebab memiliki satu kelompok control
tambahan. Kelompok ketiga meskipun menerima perlakuan X, tetap
berfungsi sebagai kelompok control.
Keunggulan desain ini adalah adanya masukan dari keuntungan
desain lain sebelumnya. Perhatiakan diagram desain tersebut. Dua baris
pertama sama dengan desain lima mengontrol factor-faktor ekstra,
seperti history dan maturation tiga baris pertama sma dengan desain
enam mengontrol feel interaksi pre tes dan perlakuan X. Baris keempat
sengaja ditambahkan untuk memperoleh desain tujuh dengan maksud
memberikan control terhadap efek yang mungkin terjadi antara Y1 da Y2
b. Quasi eksperimental (eksperimental kuasi)
Quasi experiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan(Cook & Campbell, 1979)
Terdapat beberapa jenis desain di dalam implementasi quasi experiment, yakni (Ary et al, 2010; Azam, Sumarno & Rahmat, 2006):
1. Nonrandomized Control Group, Pretest–Posttest DesignDisebut juga sebagai non eqivalent control group design dan dianggap sebagai desain yang paling banyak digunakan di dalam teknik quasi experiment (Salkind, 2006:235). Desain ini mirip dengan pre-test-posttest di dalam true experiment namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya.
2. Counterbalanced DesignDesain jenis ini umumnya menggunakan lebih dari satu intact class (kelas yang sudah terbentuk sebelumnya) lalu dirotasi perlakuannya pada interval waktu tertentu.
3. One-Group Time-Series DesignDesain jenis ini hanya dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang diulang-ulang. Skema di tabel 3 menunjukkan contoh perlakuan pada desain jenis ini dengan melakukan observasi yang sama secara berulang-ulang (dilambangkan dengan Y) dan kemudian diselingi dengan perlakuan (dilambangkan dengan X) pada waktu tertentu, kemudian dilakukan observasi lagi secara berulang-ulang.
4. Control Group Time-Series DesignDesain jenis ini merupakan pengembangan dari desain jenis sebelumnya dengan menggabungkan desain jenis ketiga dengan desain jenis pertama. Penggabungan tersebut diharapkan dapat mengatasi kelemahan di desain jenis yang ketiga sehingga faktor sejarah dapat dideteksi dan dihilangkan sebagai ancaman validitas internal.
Ary, Donald et al, 2010, Introduction to Research in Education 8th edition, Wardswoth Cengage Learning
Azam, Prof. Nurfani SU, Apt, DR. Sumarno & DR Adi Rahmat, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Penelitian Kuasi Eksperimen dalam PPKP, Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Salkind, Neil .J, 2006, Exploring Research sixth edition, Pearson International