desain penelitian

Upload: rhiriez-sutrisno

Post on 13-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    1/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    DESAIN PENELITIAN

    A.Jenis & Bentuk PenelitianPengelompokan jenis penelitian sangat bermacam-macam menurut

    aspek mana penelitian itu ditinjau. Jenis-jenis penelitian dapat digolongkan

    sebagai berikut :

    1. Menurut bidangnya, meliputi penelitian pendidikan, penelitian hukum,pertanian, ekonomi dan penelitian agama, kesehatan, kedokteran,

    keperawatan.

    2. Menurut tempatnya, meliputi penelitian laboratorium, perpustakaan,penelitian kancah.

    3. Menurut pemakaiannya, meliputi penelitian dasar (murni) danpenelitian terapan (terpakai)4. Menurut tujuannya, meliputi penelitian eksploratife, developmental,verivikati, eksplanative,dll.

    5. Menurut Pendekatannya, meliputi penelitian longitudinal danpenelitian cross sectional

    Juga terdapat beberapa macam bentuk penelitian yang perlu dikenal yaitu :

    1. Bentuk penelitian menurut tujuannya, terbagi atas :a. Penelitian eksploratif, yaitu penelitian untuk menemukan hal baru.

    Tujuan Instruksional :Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :

    1) Mengelompokkan jenis penelitian menurut bidang dan bentuknya dengan benar.2) Menyebutkan macam desain penelitian dengan benar.3) Menyebutkan pembagian desain penelitian observasional dengan benar.4) Menyebutkan pembagian desain penelitian analitik dengan benar.5) Menjelaskan desain penelitian observasional dengan benar.6) Menjelaskan desain penelitian experimen dengan benar.

    BAB

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    2/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    b. Penelitian pengembangan, yaitu penelitian untuk mengembangkanilmu pengetahuan

    c. Penelitian Verivikatif, yaitu peneltian untuk menguji kebenaransuatu fenomena

    2. Bentuk penelitian menurut penerapannya, terbagi atas :a. Penelitian dasar (basic research), yaitu penelitian tentang ilmu

    dasar sehingga dengan demikian belum dapat diterapkan diklinik.

    Misalnya Daun mahoni dapat menurunkan kadar glukosa darah

    pada tikus

    b. Penelitian terapan (applied reseach), yaitu penelitian yang hasilnyalangsung dapat digunakan dalam klinik.

    3. Bentuk penelitian menurut taraf penelitian, terbagi atas :a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan

    keadaan suatu penyakit tanpa kesimpulan umum.

    b. Penelitian inferensial, yaitu penelitian yang mempunyai tarafmenggambarkan suatu obyek atau peristiwa yang lebih mendalam

    dan kesimpulannya diupayakan berlaku umum.

    4. Bentuk penelitian menurut sifatnya, terbagi atas :a. Penelitian korelasional, (penelitian untuk tujuan mencarihubungan)b. Penelitian komparatif, (penelitian untuk tujuan mencari

    perbandingan)

    5. Bentuk penelitian menurut desain, terbagi atas :a. Penelitian observasional (penelitian non eksperimental), penelitian

    yang bertujuan untuk pengamatan.

    b. Penelitian Eksperimental, yaitu penelitian yang penelitiannyamemberikan suatu perlakuan, treatment, atau eksperimen

    Semua macam riset tersebut diatas, tidak dapat terpisah jenisnya

    secara jelas, melainkan sering ada tumpang tindih antara bentuk satu

    dengan yang lain.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    3/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    B.Desain PenelitianDesain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

    sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

    pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macampenelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan

    sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.

    Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan

    agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan

    pertanyaan penelitian.

    Beberapa hal hal penting yang perlu dinilai sebelum kita menentukan jenis

    penelitian yaitu :

    1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukanintervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan

    penelitian intervensional (eksperimental) atau apakah hanya

    melakukan pengamatan saja tanpa intervensi yaitu dengan melakukan

    observasional.

    2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah akanmengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau melakukan

    follow updalam jangka waktu tertentu (longitudinal).

    3. Apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti peristiwa yangsudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti subjekuntuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.

    Bagan Pembagian desain penelitian

    MACAM :1. Pra eksperimental

    2. eksperimental semu/

    Quasi eksperimental3 eksperimental sungguhan

    (True eksperimental)

    Analitik :Macam :

    1)Cross sectional

    2)Case control3)Cohort

    - Prospektive

    - Retrospektif

    Deskr iptif :Macam :

    1)Sensus

    2)Survey3)Studi kasus

    DESAIN

    PENELITIAN

    Eksperimental Obsevasional

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    4/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    1. Jenis Penelitian ObservasionalBerbagai bentuk penelitian observasional antara lain adalah

    deskriptif (survey, studi kasus) dan analitik (cross seksional, sub controldancohort).

    a. Penelitian observasional DeskriptifMetode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

    dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu

    keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk

    memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada

    situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-

    langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan

    dan laporan.

    Metode penelitian deskriptif juga diharapkan seorang peneliti

    berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah yang ada sekarang

    berdasarkan data, jadi peneliti juga menyajikan data, menganalisis dan

    menginterpretasikan data. Penelitian ini juga bisa bersifat komparatif,

    korelatif ataupun analitik.

    Masalah yang layak diteliti dalam penelitian ini adalah masalah yang

    sedang banyak dihadapi saat ini, khususnya dibidang pelayanan kesehatan.Masalah ini baik yang berkaitan dengan aspek yang cukup banyak,

    menelaah satu kasus tunggal, mengadakan perbandingan antara satu hal

    dengan hal lain, melihat pengaruh sesuatu terhadap faktor yang lain atau

    melihat hubungan suatu gejala dengan faktor yang lain.

    Contoh :

    Peneltian mengenai sikap para petugas kesehatan di poli pada pasien

    yang berkunjung, atau studi tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat

    di ruang rawat IRNA Bedah G RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Hasil daripenelitian tersebut adalah pemaparan bagaimana sikap seorang petugas

    jaga dipoli rawat jalan, dan juga bagaimana tingkat kepuasan seorang

    pasien yang sedang dirawat di IRNA Bedah G Dr. Ramelan Surabaya.

    Contoh :

    Survai mengenai sikap para petugas kesehatan (perawat) terhadappasien yang dirawat di bangsal bedah.

    Persepsi pasien yang datang ke pengobatan alternatif sangkalputung.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    5/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Penelitian tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat di ruang A1RSAL Surabaya.

    Gambaran klinis dan laboratorium penderita nefrotik sindromeCiri-ciri dari penelitian deskriptif adalah :

    Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisamengajukan hipotesis atau tidak

    Merancang cara pendekatan, hal yang meliputi macam datanya,penentuan sampelnya, penentuan metode pengumpulan datanya

    dan penyajian hasilnya.

    Tidak perlu kelompok pembanding

    Tidak mencari penyebab suatu masalah Mengumpulkan data. Penyusunan laporan.

    Langkah-langkah Penelitian Deskriptif

    Secara umum langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

    penelitian deskriptif ini tidak berbeda dengan metode penelitian yang lain,

    yaitu :

    Memilih masalah yang akan diteliti Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian

    berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk

    menghimpun informasi dan teori sebagai dasar penyusunan

    kerangka konsep penelitian.

    Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi dasar perumusanhipotesis.

    Dalam penelitian deskriptif tidak diharuskan memakai hipotesis. Menentukan desain penelitian, metode pengumpulan data, kriteria

    atau kategori untuk membedakan data yang akan diteliti dan yangtidak diteliti.

    Menentukan teknik dan alat pengumpul data (instrumen/kuesioner) Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data. Melakukan pengolahan atau analisis data (untuk menguji hipotesis) Melakukan pembahasan serta menarik kesimpulan hasil penelitian.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    6/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Macam penelitian deskriptif antara lain adalah : survey dan studi kasus

    1) SurveySurvey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap

    sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktutertentu. Informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan

    prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu

    populasi dan tidak ada intervensi. Keuntungan dari survei adalah dapat

    menjaring responden secara luas dan dapat mendapatkan informasi

    yang bermacam-macam serta hasil informasi dapat dipergunakan

    untuk tujuan lainya. Misalnya untuk menyusun perencanaan perbaikan

    program tersebut. Jadi survey bukan semata dilakukan untuk

    membuat deskripsi tentang suatu keadaan, melainkan untuk juga

    untuk menjelaskan tentang hubungan antara berbagai variable yang

    diteliti, dari obyek yang mempunyai unit atau individu cukup banyak.

    Oleh sebab itu dalam melaksanakan survey biasanya hasilnya dibuat

    suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang telah dikumpulkan.

    2) Case studi / studi kasusStudi kasus dilaksanakan dengan cara meneliti suatu permasalahan

    melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini

    dapat bertrti satu orang, kelompok penduduk yang terkena suatumasalah misalnya keracunan atau kelompok masyarakat disuatu

    daerah. Unit yang menjadi masakah tersebut secara mendalam

    dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan ksusnya sendiri ,

    faktor resiko, yang mempengaruhi, kejadian yang berhubungan dengan

    kasus maupun tindakandan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan

    atau pemaparan tertentu. Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebuit

    hanya berbentu unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam.

    Tujuan dari penelitian studi kasus adalah untuk memepelajari secara

    intensif tentang latar belakang keaadaan sekarang dan interaksilingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau

    masyarakat.

    Contoh

    Studi lapangan mengenai kebudayaan kelompok-kelompokmasyarakat terpencil

    Studi mengenai seorang anak yang mengalami ketidak mampuanbelajar

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    7/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Ciri-ciri studi kasus

    Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasustertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan

    terorganim mengenai kasus itu. Penelitian ini antara lainmencakupkeseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya

    meliputi segmen tertentu pada faktor kasus.

    Studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil, tetapimengenai variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.

    Penelitian kasus sangat berguna untuk informasi latar belakangguna merencanakan yang lkebih besar dalam ilmu kesehatan dan

    sosial.

    Penelitian ini merupakan perintis bagi penelitian lanjutan, jugamerupakan sumber hipotesis.

    Penelitian kasus memberikan contoh yang berguna berdasarkandata yang diperoleh untuk memberi gambaran mengenai penemuan

    yang disimpulkan dengan statistik.

    Kelemahan studi kasus

    Tidak memungkinkan generalisasai yang objektif pada populasisebab perincian kasus memang sangat terbatas representatnya.

    Hasilnya kurang obyektif.b. Penelitian Observasional Analitik

    Pada peneltian analitik, peneliti mencoba mencari hubungan antar

    variabel. Penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap data yang

    dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variabel yang ada, perlu juga

    diketahui apa ada variabel kontrolnya. Oleh karena itu pada penelitian ini

    perlu adanya hipotesis. Penelitian analitik pada umumnya berusahamenjawab pertanyaan mengapa (why) serta disebut juga penelitian

    eksplanatory.

    Penelitian yang bersifat analitik dibedakan lagi menjadi 3 macam,

    yaitu studi cross sectional, sub controldan cohort.

    1) Cross sectionalDalam penelitian cross sectional, variabel sebab atau resiko dan akibat

    atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan

    secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu

    (dalam waktu yang bersamaan), dan tidak ada follow up. Cross

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    8/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    sectionalbisa digunakan dalam penelitian deskriptif maupun analitik.

    Adapun langkah-langkah pada studi Cross Sectional adalah sebagai

    berikut :

    Merumuskan pertanyaan penelitian beserta hipotesis yang sesuai Mengidentifikasi variable penelitian (bebas dan tergantung) Menetapkan subyek penelitian Melakukan pengukuran faktor resiko dan efek Melakukan analisis.Contoh :

    a) Menetapkan pertanyaan penelitian : Apakah ada hubungan antarakebiasaan memakai obat nyamuk semprot dengan kejadian BKB(batuk kronik berulang) pada anak balita.

    Hipotesisnya yang sesuai tentunya terdapat hubungan antara

    pemakaian obat nyamuk semprot dan angka kejadian BKB pada

    anak balita.

    b) Identifikasi Variabel Faktor resiko yang diteliti ; penggunaan obat nyamuk semprot Efek : BKB pada balita Faktor resiko yang tidak diteliti : riwayat asma dalam keluarga,

    tingkat sosial ekonomi, jumlah anak, kebiasaan orang tua

    merokok.

    Semua istilah tersebut harus dibuat definisi yang jelas sehingga

    tidak bermakna ganda

    c) Penetapan subyek penelitian Populasi terjangkau : Balita pengunjung poliklinik yang tidak

    mempunyai riwayat asma dalam keluarga, kebiasaan orang tua

    merokok, tingkat sosial ekonomi keluarga tertentu, tingkat

    pedidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dll.

    Sampel : dipilih sejumlah anak balita sesuai dengan estimasibesar sampel, bisa menggunakan random sampling.

    d) Pengukuran Faktor resiko : ditanyakan apakah dirumah biasa digunakan

    obat nyamuk semprot dll.

    Efek dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyekmenderita BKB.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    9/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    e) AnalisisAnalisis yang digunakan bisa menggunakan tabel 2 x 2, regresi

    multiple atau regresi logistik.

    BKB

    Obat

    nyamuk

    Ya Tidak Jumlah

    Ya 20 30 50

    Tidak 5 30 35

    Kelebihan penelitian Cross Sectional:

    Kelebihan :

    Keuntungan utama desain ini adalah memungkinkanpenggunaan populasi dari masyarakat umum.

    Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapatdiperoleh

    Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variabel Tidak terancam Loss to follow up(droup out) Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian

    kohort (prospektif) atau eksperimental.

    Dapat dipakai dasar penelitian selanjutnya yang konklusifKekurangan penelitian cross sectional

    Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilan dataresiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan. Akibatnya

    sering tidak mungkin ditentukan mana yang sebab dan mana

    akibat.

    Memungkinkan kesalahan interpretasi hasil karena hasil yangdidapatkan adalah ditentukan secara bersamaan

    Dibutuhkan subyek yang cukup besar, terutama jikavariabelnya banyak.

    Tidak bisa menggambarkan perjalanan suatu penyakit, insidenatau prognosa.

    Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang terjadi memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    10/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    2) Kasus kontrol (case control).Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang

    menyangkut bagaimana variabel bebas/faktor resiko dipelajari denganmenggunakan pendekatan retropektif. Dengan kata lain efek/variabel

    tergantungnya diidentifikasi saat ini, kemudian faktor resiko

    diidentifukasi adanya atau terjadinya pada waktu lalu. Rancangan ini

    dapat digambarkan sebagai berikut :

    E +

    E -

    E +

    E -

    Tahaptahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :

    a) Menetukan pertanyaan penelitian dan hipotesisb) Identifikasi variabel-variabel penelitian (bebas, tergantung)c) Identifikasi obyek penelitian (populasi, sampel)d) Identifikasi kasuse) Pemilihan subyek sebagai kontrolf) Melakukan pengukuran retrospektif (kebelakang) untuk melihat

    faktor resiko

    g) Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antaravariabel objek dengan variabel kontrol.

    Contoh sederhana : penelitian tentang hubungan antara malnutrisipada anak balita dan perilaku pemberian makanan oleh ibu.

    Dari judul ini bisa diambil langkah sebagai berikut :

    Tahap pertama, yang dilakukan yaitu mengidentifikasi variabel

    dependent (efek) dan variabel independent (faktor resiko)

    Vaiabel dependent : Malnutrisi Variabel independent : perilaku ibu dalam memberikan maknan Variabel independent yang lain : Pendidikan ibu, pedapatan

    keluarga, jumlah anak, dan sebagainya.

    Non diseaseRetrospektif

    diseaseRetrospektif

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    11/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Tahap kedua, yaitu dengan menetapkan objek penelitian yatiu

    populasi dan sampel penelitian. Obyek penelitaian disini adalah

    pasangan ibu dan anak balitanya. Namun demikian perlu dibatasi

    pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasidan sampel penelitian ini.

    Jumlah subyek yang diteliti untuk dapat membuktikan hubungan

    tersebut perlu ditentukan sebelum penelitian dimulai.

    Pada dasarnya untuk penelitian kasus kontrol jumlah subyek yang akan

    diteliti bergantung kepada :

    a) Berapa besar densitas faktor resiko pada populasi. Hal ini pentingterutama bila kontrol diambil dari populasi. Kalau jumlah sampel

    yang diambil sebagai resiko terlalu kecil atau terlalu besar, maka

    kemungkinan pejanan resiko kasus dan kontrol hampir sama dan

    diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui perbedaannya.

    b) Derajat kemaknaan yang diinginkan, biasanya dipilih = 5%c) Perbadingan antara kasus dan kontrol, yaitu dengam mengambil

    kontrol lebih banyak jumlah kasus bisa dikurangi.

    d) Apakah pemilihan kontrol dimatching atau tidak.Tahap ketiga, dengan melakukan identifikasi kasus, yaitu anak balita

    yang menderita malnutrisi. Yang dimaksud kasus disini adalah anak

    balita yang memenuhi kriteria malnutrisi yang ditetapkan, misalnyaberat per umurnya kurang dari 75 % standart harvard. Kasus diambil

    dari populasi yang telah ditetapkan.

    Tahap keempat, adalah pemilihan subyek sebagai kontrol, yaitu

    pasanmgan ibu-ibu dengan anak balita mereka. Pemilihan kontrol

    hendaknya didasarkan pada kesamaan karakteristik subyek kasus.

    Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosila ekonominya, letak geografinya

    dan sebagainya. Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih

    kelompok kontrol yang mempunyai karakteristik yang sama dengankelompok kasus. Oleh sebab itu sebagian besar ciri-ciri tersebut kiranya

    dapat dianggap mewakili.

    Pemilihan konrol memberi masalah yang lebih besar daripada

    pemilihan kasus, karena kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti,

    sehingga sangat terancam oleh bias. Yang perlu ditekankan adalah

    bahwa kontrol harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus

    sehingga baik kasus maupun maupun kontrol mempunyai propbability

    yang sama untuk terpajan oleh faktor resiko

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    12/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Ada beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik :

    a) Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama. Misalnyakasus adalah semua pasien dalam populasi tertentu sedangkan

    kontrolnya diambil secara acak dari populasi sisanya. Bisa juga dariyang sudah ditentukan sebelumnya yang lebih kecil.

    b) Matching. Cara kedua untuk mendapatkan kontrol yang baikadalah dengan melakukan matching yaitu memilih kontrol yang

    mempunyai karakter yang sama dengan kasus dalam semua

    variabel yang mungkin berperan sebagai faktor resiko tetapi yang

    tidak diteliti. Apabila matching dilakukan dengan baik, maka

    pelbagai jenis variabel yang mungkin berperan terhadap kejadian

    penyakit (kecuali yang sedang diteliti) dapat disamakan, sehingga

    didapatkan assosiasi yang lebih kuat antara variabel yang sedang

    diteliti dengan penyakit. Tekhnik ini mempunyai keuntuingan lain

    yaitu subyek penelitian yang diteliti menjadi lebih sedikit. Akan

    tetapi jangan sampai terjadi overmatching yaitu melakukan

    matching terhadap variabel yang mempengaruhi pejanan faktor

    resiko, sehingga akan didapatkan resiko relatif yang terlalu rendah.

    Terlalu banyak faktor yang disamakan juga menyebabkan kesulitan

    untu mencari kontrol.

    c) Cara lain ialah dengan memilih lebih dari satu kelompo kontrol.Karena sukar mencari kelompok kontrol yang benar-benarsebanding maka dapat dipilih lebih dari satu kelompok kontrol

    yang berbeda lokasi dan demogfrafinya yang tidak terlalu berbeda

    jauh. Tetapi bila didapatkan perbedaan yang cukup besar antara

    kedua kelompok tersebut, maka berarti salah satu atau kedua hasil

    tersebut tidak sahih( terdapat bias) dan perlu diteliti dimana letak

    biasnya.

    Tahap kelima, adalah melakukan pengukuran secara retrospektif yaitudari kasus (anak balita malnutrisi) itu diukur atau ditanyakan kepada

    ibu dengan menggunakan metode recall mengenai perilaku atau

    kebiasaan memberikan makanan kepada anakanya. Recall disini

    maksudnya adalah menanyakan pada ibu anak balita kasus tentang

    jenis-jenis makana serta jumlahnya yang diberikan kepada anak balita

    selama periode tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam.

    Pengukuran variabel yang diteliti merupakan hal sentral pada studi ini.

    Penentuan efek harus sudah didefinisikan dalam usulan atau definisi

    operasional secar jelas. Pada kenyataannya memang sukar untuk

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    13/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    mengingatkan kembali bila seseorang telah lupa apa yang telah

    dilakukannya saat dulu, pada keadaan tertentu bisa menggunakan

    rekam medik yang lengkap, gambaran keadaan pasien dan data

    demografi dari pasien tersebut.

    Tahap keenam, adalah dengan melakukan pengolahan dan analisis

    data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan proporsi perilaku

    ibu yang baik dan kurang baik dalam hal memberikan makanan

    keopada anaknya pada kelompok kasus dengan proporsi perilaku ibu

    yang sama pada kelompok kontrol. Dari sinilah akan diperoleh bukti

    ada atau tidaknya hubungan antara perilaku pemberian makanan

    dengan malnutrisi pada anak balita.

    Kelebihan penelitian case control

    a) Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengankelompok kontrol.

    b) Memerlukan subyek penelitian yang relatif sedikitc) Memungkinkan untuk mengidentifikasi pelbagai faktor resiko

    sekaligus.

    d) Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasilpenelitian lebih tajam dibanding dengan hasil penelitian crosssectional

    e) Tidak menghadapi kendala etik seperti penilitian ekspreimen ataucohort

    f) Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis).Kekurangan penelitian Case Control

    a) Pengukuran variabel yang retrospektif, objektivitas, danreliabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingatkembali faktor-faktor resikonya.

    b) Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidakdapat dikendalikan

    c) Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperolehd) Karena kasus dan kontrol sukar dipilih oleh peneliti maka sukar

    untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam

    faktor eksternal dan sumber bias yang lainnya

    e) Tidak dapat memberikan incidens rate

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    14/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    f) Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabeldependent, habya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.

    g) Kadang-kadang sulit meilih kontrol yang benar-benar sesuaidengan kelompok kasus karena banyaknya faktor resiko yangharus dikendalikan.

    Bias dalam Penelitian Kasus Kontrol

    Kesahihan suatu penelitian kasus kontrol sebagian besar tergantung

    pada cara menentukan subyek yang 1) terkena efek, 2) tidak terkena

    efek, 3) terpajan, 4) tidak terpajan faktor resiko yang diteliti. Kesalahan

    pengelompokan subyek kedalam kategori masing-masing

    menyebabkan perhitungan asosiasi antara pejanan dan efek menjadi

    tidak benar. Kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian

    tidak sesuai dengan kenytaan disebut bias.

    Pada penelitian kasus kontrol ada 3 kelompok bias yang dapat

    mempengaruhi hasil penelitian ; 1) bias seleksi, 2) bias informasi, 3)

    bias perancu (confounding bias.)

    Beberapa hal yang dapat menyebabkan bias :

    a) Informasi tentang faktor resiko atau faktor perancu mungkin terlupaoleh respondent atau tidak tercatat dalam rekam medik atau yanglain.

    b)Subyek yang terena efek (kasus) oleh karena ingin mengetahuipenyebab penyakitnya akan lebih sering melaporkan faktor resiko

    dibanding dengan subyek yang tidak terkena efek (kontrol)

    c) Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah faktorresiko memepengaruhi efek atau karena efek terlalu sering sehingga

    mudah atau beresiko terpajan.

    d) Identifikasi subyek penelitian.3) Kohort

    Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah

    penelitian non eksperimen yang paling baik dalam mengkaji hubungan

    antara faktor resiko dengan efek. Seperti telah diuraikan sebelumnya

    penelitian cohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk

    mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek melalui

    pendekatan longitudinal kedepan. Artinya, faktor resiko yang akan

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    15/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    dipelajari diidentifikasi dulu, kemudian diikuti kedepan secara

    prospektif timbulnya efek.

    Dalam penelitian ini akan dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok resiko

    dan kelompok tanpa resiko, kemudian kedua kelompok diikuti sampaibatas waktu tertentu untuk menentukan ada tidaknya efek yang

    diteliti.subyek yang dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi

    dan ekslusi penelitian.

    Pemantauan sederhana ini sifatnaya deskriptif akan tetapi pada

    umunya penelitaian bersifat analitik, yakni mempelajari hubungan

    antara variabel bebas (faktor resiko) dan variabel tergantung (efek).

    Kesimpulan hasil penelitian ini akan membandingkan proporsi subyek

    yang menjadi efek positif antara kelompok subyek yang diteliti dengan

    faktor resiko positif dengan kelompok subyek dengan faktor resiko

    negatif (kontrol).

    E +

    E -

    E +

    E

    Langkah-langkah pelaksanaan penelitian kohort

    a) Merumuskan petrtanyaan penelitian dan hipotesisb) Identifikasi faktor resiko dan efekc) Menetapkan subyek penelitian (populasi dan sampel )d) Pemeilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan

    efek negatif

    e) Memilih subjek yang akan dijadikan anggota kelompok kontrolf) Mengobservasi perkembangan subyek sampai batas waktu yang

    ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada

    kedua kelompok.

    g) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yangmendapat efek posistif dengan subjek yang mendapat efek negatif

    baik kelompok resiko positif maupun kelompok kontrol.

    Exposure +

    Exposure -

    prospektif

    prospektif

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    16/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Contoh sederhana tentang penelitian yang ingin membuktikan adanya

    hubungan antara kanker paru (efek) dengan perokok (resiko) dengan

    menggunakan pendekatan prospektif.

    Tahap pertama, adalah mengidentifikasi faktor efek (variabel

    dependent) dan resiko (variabel independent) serta variabel

    pengendali (variabel kontrol)

    Variabel dependent : kanker paru Variabel independent : merokok Variabel pengendali : umur, pekerjaan, lama meroko.Pada penelitian ini faktor resiko dapat bersifat interbnal, yang

    menyebabkan predisposisi atau sebagai predileksi timbulnya penyakit,

    juga bisa bersifat eksternal yaitu faktor lingkungan dal sebagainya.

    Variabel perancu sedapat mungkin dihilangkan dari penelittian ini.

    Tahap kedua, dengan menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi

    dan sampel penelitian. Misalnya yang menjadi populasi adalah semua

    pria disuatu wilayah atau tempat tertentu, dengan umur antara 40-50

    tahun, baik perokok maupun tidak.

    Tahap ketiga, adalah mengidentifikasi subjek yang merokok (resikopositif) dari populasi tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang

    tidak merokok (resiko negatif) sejumlah yang kurang lebih sama

    dengan kelompok perokok.

    Usaha untuk mengidentifikasi subyek yang belum menderita

    memerlukan kecermatan. Peneliti harus yakin bahwa subyek yang

    dipilih benar bebas dari dari efek yang diselidiki sehingga pada akhir

    pengamatansubyek tersebut terpajan efek atau menjadi sakit maka hal

    ini dianggap sebagai akibat terpajan dengan faktor resiko yang

    dipelajari.Perangkat diagnostik yang kurang akurat mengakibatkan efek negatif

    yang palsu pada awal penelitian.. kadang tidak mudah menentukan

    terdapatnya efek. Berbagai cara dilakukan untuk menyingkirkan

    adanya efek, termasuk anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang..

    pada umumnya prosedur untuk menetapkan apakah seseorang dapat

    dimasukkan kedalam kohort disatu sisi harus bersifat mudah, aman

    dan murah disisi lain juga harus mempunyai keandalan dan kesahihan

    yang baik.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    17/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Tahap keempat, mulai melakukan observasi perkembangan efek pada

    kelompok orang-orang yang merokok (resiko positif) dan orang yang

    tidak merokok (kontrol) sampai pada waktu tertentu, misalnya selama

    10 tahun kedepan untk mengetahui perkembangan atau terjadinyakanker paru.

    Tahap kelima,dengan melakukan pengolahan dan menganilisis data.

    Analisis data dilakukan dengan membandingkan proporsi orang yang

    menderita kanker paru dengan proporsi orang yang tidak menderita

    kanker paru, diantara kelompok perokok dan kelompok tidak perokok.

    Keunggulan Penelitian Kohort

    Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insidenperjalanan penyakit atau efek yang diteliti.

    Paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktorresiko dengan efek secara temporal

    Merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal danprogesif.

    Karena dilakukan secara kontinyu dan longitudinal, studi inimemiliki kakuatan yang andal untu meneliti masalah kesehatan

    yang masih meningkat. Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok sejak awal

    penelitian (subjek dan kontrol)

    Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko darisuatu waktu ke waktu yang lain.

    Ada keseragaman observasi baik terhadap faktor resiko maupundari efek.

    Keterbatasan Penelitian Kohort

    Memerlukan waktu yang cukup lama Memerlukan biaya yang mahal dan rumit =]Kurang efektif bila kasus jarang terjadi Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit Kemungkinan adanya subjek penelitian yang droup out dan akan

    mengganggu analisis hasil

    Karena faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampaiterjadinya efek maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    18/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    2. Desain Penelitian EksperimentalPenelitian ekperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan

    yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari peneltian

    eksperimen adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan itu berupa

    perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel, dan di harapkan terjadi

    perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain.

    Ciri dari penelitian experimen adalah adanya replikasi atau

    pengulangan, randomisasi, dan adanya kontrol. Bila ciri tiga ini lengkap

    maka disebut true experimen, dan bila tidak lengkap (biasanya tidak ada

    randomisasi), maka disebut quasy experimen.

    Biasanya penelitian ini hanya menggunakan sampel yang relatif kecil,bila dibandingkan dengan besarnya populasi, oleh karena itu hasil

    penelitian eksperemen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistik yang

    cermat, sehingga dapat dilakukan generalisasi yang memadai.

    Penggunaan Kontrol Pada Penelitian experimen

    Dalam penelitian eksperimen sering digunakan kontrol yaitu suatu

    kelompok atau individu yang tidak dikenai perlakuan atau percobaan.

    Kontrol dalam penelitian eksperimen ini sangat penting untuk melihat

    perbedaan perubahan variabel terpengaruh antara kelompok yang dikenai

    perlakuan dan yang tidak dikenai perlakuan (kontrol).

    Faktorfaktor yang dikontrol dalam eksperimen ini meliputi :

    Sasaran atau objek yang diteliti Peneliti atau orang melakukan percobaan Variabel bebas (dependent variabel ) yaitu kondisi munculnya variabel

    terikat

    Variabel terikat (independent Variabel) yaitu variabel yang akanterpengaruh/berubah setelah dikenakan perlakuan atau percobaan. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Populasi dan sampel Skor rata-rata hasil test

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    19/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Peranan Kontrol

    Dalam penelitian eksperimen, kontrol mempunyai peranan yang

    sangat penting, antara lain adalah :

    Untuk mencegah munculnya faktor-faktor yang sebenarnya tidakdiharapkan berpengaruh terhadap variabel terikat

    Untuk membedakan berbagai variabel yang tidak diperlukan darivariabel yang diperlukan

    Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara variabelbebas dan variabel terikat, dan sejauh mana tingkat hubungan antara

    kedua variabel tersebut.

    Validitas Hasil Penelitian Eksperimen

    Dalam penelitian eksperimen, terutama eksperimen semu (quasi

    eksperiment) selalu dipertanyakan mengenai validitasnya, baik validitas

    internal maupun validitas eksternal.

    a. Validitas InternalValiditas internal berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi

    perubahan variabel-variabel keluaran (hasil eksperimen) tersebut,

    hanya sebagai akibat dari adanya perlakuan (eksperimen). Dengan

    kata lain, seberapa jauh hasil atau perubahan yang terjadi pada

    variabel terikat tersebut sebagai pengaruh atau akibat dari adanyaperlakuan. Banyak faktor yang memepengaruhi terhadap internal

    validitas ini. Beberapa hal yang bisa dianggap sebagai ancaman

    validitas tersebut, diantaranya :

    Sejarah (history)Peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu kadang-kadang dapat

    berpengaruh terhadap variabel keluaran (terikat). Oleh sebab itu

    terjadinya perubahan variabel terikat, kemungkinan bukan

    sepenuhnya disebabkan karena perlakuan atau eksperimen. Tetapi

    juga dipengaruhi oleh sejarah atau pengelaman subjek penelitian

    terhadap masalah yang dicobakan atau masalah lain yang

    berhubungan dengan eksperimen tersebut.

    Kematangan (maturitas)Manusia, binatang atau benda lain sebagi subyek penelitian selalu

    mengalami perubahan. Pada manusia perubahan terkait dengan

    proses kematangan atau maturitas, baik secara biologis atau

    psikologis. Dengan bertambahnya kematangan pada subjek ini

    akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikianmaka perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan saja

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    20/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    karena adanya eksperimen, tetapi juga oleh proses kematangan

    pada subjek yang mendapatkan perlakuan.

    SeleksiDalam memilih anggota kelompok eksperimen dan kelompokkontrol bisa terjadi perbedaan ciri-ciri atau sifat anggota kelompok

    satu dengan kelompok yang lainnya. Misal kelompok eksperimen

    lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dengan anggota

    kelompok kontrol sehingga sebelum diadakan perlakuan sudah

    terjadi pengaruh yang berbeda terhadap kedua kelompok tersebut.

    Setelah adanya perlakuan pada kelompok eksperimen, maka

    besarnya perubahan variabel terikat yang terjadi mendapat

    gangguan dari variabel pendidikan tersebut. Dengan kata lain,

    perubahan yang terjadi pada varie\abel terikat bukan saja

    dipengaruhi perlakuan, tetapi juga pengaruh pendidikan.

    Prosedur tes (testing)Pengalaman pada pretes dapat mempengaruhi hasil posttest,

    karena kem,ungkinan para subjek penelitian dapat mengingat

    kembali jawaban-jawaban yang salah pada waktu pretes, dan

    kemudian pada waktu posttes subjek tersebut dapat memperbaiki

    jawabannya. Oleh sebab itu perubahan variabel terikat tersebut

    bukan karena hasil eksperimen saja, tetapi karena pengaruhpretes.

    InstrumenAlat ukur atau alat pengumpul data (instrumen) pada pretes

    biasanya digunakan lagi pada posttest. Hal ini sudah tentu akan

    berpengaruh terhadap hasil posttest.

    MortalitasPada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pre

    dan post tes sering terjadi subjek yang droup out baik karena

    pindah, sakit ataupun meninggal dunia. Hal ini juga berpengaruh

    terhadap hasil eksperimen.

    Regresi kearah nilai Rata-rata (regresi toward the mean)Ancaman ini terjadi karena adanya nilai-nilai ekstrem tinggi

    maupun ekstrem rendah dari hasil pretes, cenderung untuk tidak

    ekstrem lagi pada posttest, namun biasanya mendekati rata-rata.

    Perubahan yang terjadi pada variabel terikat tersebut adalah

    bukan perubahan yang sebenarnya, tetapi merupakan perubahan

    semu. Oleh sebab itu regresi kearah rata-rata ini juga disebutregresi semu.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    21/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Untuk memepertinggi validitas dari hasil penelitian ini maka faktor-

    faktor tersebut harus dikontrol

    b. Validitas EksternalValiditas eksternal ini berkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari

    hasil eksperimen tersebut. Hal ini berarti, apakah hasil eksperimen

    tersebut terjadi pula, apabila eksperimen yang sama dilakukan pada

    populasi lain. Dengan kata lain, seberapa jauhkah representatitf

    penemuan penelitian ini dan seberapa jauhkah hasil-hasil penelitian

    tersebut dapat digeneralisasikan kepada subjek atau kondisi yang

    sejenis. Untuk mengonytrol validitas ektrenal ini perlu dilakukan

    pengujian-pengujian terhadap faktor berikut :

    Efek seleksi berbagai biasKarakteristik anggota kelompok atau sampel eksperimen

    menentukan sekali terhadap generalisasi yang diperoleh.

    Kekeliruan dalam memilih anggota sampel dapat mengganggu hasil

    eksperimen. Oleh sebab itu agar sampel yang diambil dapat

    representatif terhadap populasi perlu dilakukan identifikasi dan

    kontrol yang tepat.

    Efek Pelaksana PretesPretes banyak mempengaruhi variabel eksperimen, sedang preteshanya dilakukan terhadap sampel. Oleh sebab itu generalisasi yang

    diperoleh dari pelaksanaan eksperimen terhadap sampel

    kemungkinan tidak dapat berlaku untuk seluruh populasi, sebab

    hanya anggota sampel yang mengalami pretes. Untuk menghindari

    akibat dari pelaksanaan pretes yang dapat mempengaruhi

    generalisasi, perlu dilakukan kontrol yang cermat pelaksanaan

    pretes, sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap peralkuan

    yang menjadi dasar membuat generalisasi.

    Efek Prosedur EksperimenEksperimen yang dilakukan terhadap anggota sampel yang

    menyadari bahwa dirinya sedang dicoba atau dieksperimen,

    menyebabkan generalisasi yang diperoleh tidak berlaku bagi

    populasi karena adanya perbedaan pengalaman antara anggota

    sampel dengan anggota populasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan

    kontrol terhadap pengaruh prosedur eksperimen tersebut.

    Ganguan penanganan Perlakukan BergandaJika subjek pada kelompok eksperimen dipaparkan terhadapperlakuan dua kali atau lebih secara berturut-turut, maka

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    22/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    peralkuan yang terdahulu mempunyai efek terhadap yang

    berikutnya. Hal ini menyebabakan perlakuan terakhir yang muncul

    dipengaruhi oleh perlakuan sebelumnya. Jadi generalisasi yang

    diperoleh hanya berlaku bagi subjek yang mempunyai pengalamandengan pelaksanaan dan pemunculan perlakuan ganda secara

    berturut-turut.

    Macam Penelitian experimen

    Rancangan penelitian eksperimen dikelompokan menjadi tiga yaitu

    sebabai berikut :

    a. Rancangan Pra eksperimenb. Rancangan Eksperimen semu (quasi eksperimen)c. Rancangan eksperimen sungguhan (true eksperimen)Skema desain penelitian experimen

    Dalam penelitian eksperimen sering digunakan simbol atau lambang

    sebagai berikut :R : Randomisasi (acak)

    01 (T1) : Pengukuran pertama (pretes)

    X : perlakuan atau eksperimen02 (T2) : pengukuran kedua (post tes)

    1)The one shot casestudy

    2)One group pre testpost test study.

    3)The static groupcomparison

    1)Non randomized controlgroup pre test post test

    design.2)The time series design.3)Control group time series

    design.4)Equivalent time sample

    design.

    5)Separate sample pre testpost test design.

    6)Separate sample pre testpost test control design.

    7)Equivalent material design.8)Counter balanced design..

    1.Randomized controlgroup pre test post

    test design.2.Randomized

    Solomon four group

    design.3.Treatment by subject

    design (rancangan

    sama subyek).

    4.Factorial design

    Ekperimental

    eksperimental semuuasi ks erimental

    eksperimental sungguhan

    (true experiment)Pra eksperimental

    101

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    23/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Bentuk Rancangan Pre Eksperimental

    Pada Rancang Bangun Pre-Experimental design tidak ada unsur

    random dalam pemilihan kelompok dan/atau kelompok kontrol. Rancangbangun ini kurang memperhatikan faktor internal yang mempengaruhi

    validitas penelitian.

    1)Post tes Only DesignDalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X),

    kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau pos test (02) .

    selama tidak ada kelompok kontrol, hasil O2 tidak mungkin

    dibandingkan dengan yang lain. Rancangan ini sering juga disebut

    The One Shot Case Study. Hasil observasi (02) hanya memberikaninformasi yang bersifat deskriptif.

    Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

    Eksperimen pos tes

    Dalam rancangan ini sama sekali tidak ada kontrol atau tidak ada

    internal validitas. Sifatnya yang cepat dan mudah menyebabkan

    rancangan ini sering digunakan untuk meneliti suatu program yang

    inovatif, misalnya dalam bidang pendidikan kesehatan. Disamping itu

    rancangan ini tidak mempunyai dasar untuk melakukan komparasi,

    oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh perlu dianalisa lebih dalam

    lagi.

    Keuntungan rancangan ini antara lain, dapat digunakan untuk

    menjajagi masalah-masalah yang diteliti atau mengembangkan

    gagasan atau metode atau alat-alat tertentu.

    2)Rancangan One Group Pretes-PostestRancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi

    paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretets) yang

    memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi

    setelah adanya eksperimen.

    Bentuk rancangan ini sebagai berikut:

    pre test Perlakuan post tes

    X 02

    01 X 02

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    24/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa

    perubahan yang terjadi pada variabel dependent karena intervensi

    atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat bahwa rancangan ini tidak

    terhindar dari berbagai macam (kelemahan) terhadap validitas,misalnya sejarah, testing, maturasi dan instrumen.

    3) Rancangan Perbandingan Kelompok Statis (the static groupcomparism)

    Rancangan ini seperti rancangan pertama, hanya bedanya

    menambahkan kelompok control atau kelompok pembanding.

    Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan

    pengukuran kedua atau observasi (02). Hasil observasi O2 dibandigkan

    pada kelompok control, yang tidak menerima program perlakuan.

    Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

    kelompok Eksp

    kelompok kontrol

    Dengan rancangan ini, beberapa faktor penggangu seperti histori,

    maturasi, testing dan instrumen dapat dikontrol walaupun tidak dapat

    diperhitungkan efeknya.

    a. Bentuk Rancangan Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen)Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap

    randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancamanvaliditas. Disebut eksperimen semu karena syarat-syarat sebagai

    penelitian eksperimen tidak cukup memadai.

    Syarat pokok yang tidak dipenuhi oleh penelitian eksperimen semu

    antara lain adalah :

    Tidak adanya randomisasi yang berarti pengelompokan anggotasampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

    dilakukan dengan random atau acak.

    X 02

    02

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    25/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Kontrol terhadap variabel yang berpengaruh terhadap eksperimentidak dilakukan, karena eksperimen ini biasanya dilakukan

    dimasyarakat.

    Oleh karena itu penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagaieksperimen yang sebenarnya.

    Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh

    informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

    diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang

    tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua

    variabel yang relevan. Sipeneliti harus dengan jelas mengerti

    kompromi-kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validitas

    eksternal rancang bangunnya dan berbuat sesuai dengan

    keterbatasan-keterbatasan tersebut.

    Ciri-ciri eksperimental semu

    Penelitian eksperimental semu secara khas mengenai keadaan

    praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol

    semua variabel yang relevan, kecuali beberapa dari variabel tersebut.

    Si Peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan

    ketertiban penelitian eksperimental. Karena itu penelitian ini ditandai

    oleh metoda kontrol parsial (non randonmized) berdasar atasidentifikasi secara hati-hati mengenai faktor yang mempengaruhi

    internal validity dan external validity.

    Perbedaan antara penelitian eksperimental sungguhan dan semu

    adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan sebagai subyek adalah

    manusia. Walaupun penelitian tindakan dapat mempunyai status

    eksperimental semu, namun seringkali penelitian tersebut sangat tidak

    formal, sehingga perlu diberi kategori tersendiri. Sekali rencana

    penelitian telah ditetapkan secara sistematis untuk menguji masalah

    validitas, bergerak menjauhi alam intuitif dan penjelajahan(exploratory), maka permulaan metoda eksperimental telah mulai

    terwujud

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    26/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Rancangan yang tergolong dalam rancangan semu adalah sebagai

    berikut :

    1) Rancangan Rangkaian Waktu (time Series Design)Rancangan ini seperti rancangan pretes-postes, kecuali mempunyaikeuntungan dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang)

    sebelum dan sesudah perlakuan.

    Bentuk rencangan ini adalah sebagai berikut :

    Pre tes Perlakuan pos tes

    Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat

    memungkinkan validitas lebih tinggi. Karena rancangan prepostes ,

    kemungkinan hasil 02 dipengaruhi oleh faktor lain diluar perlakuan

    sangat besar, sedangkan pada rancangan ini oleh karena observasi

    dilakukan lebih dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah

    perlakuan), maka pengaruh faktor luar tersebut dapat dikurangi.

    2) Rancangan Control Time series designPada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya

    dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan inilebih memungkinkan adanya kontrol terhadap validitas internal,

    sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya

    validitas internal yang tinggi.

    Bentuk rancangan dapat digambarakan sebagai berikut :

    Pre test perlakuan post tes

    kelompok Eksp

    kelompok kontrol

    3) Rancangan Non Equivalent Control GroupDalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk

    membandingkan hasil intervensi program kesehatan disuatu kontrol

    yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama.

    Misalnya , kita akan melakukan studi tentang pengaruh pelatihan kader

    terhadap cakupan Posyandu. Kelompok kader yang akan diberikan

    01 02 03 X 04 05 06

    01 02 03 X 04 05 06

    01 02 03 04 05 06

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    27/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    pelatihan tidak mungkin sama betul dengan kelompok kader tidak

    diberikan pelatihan (kontrol).

    Bentuk rancangan dapat digambarkan sebagai berikut

    Pre test Perlakuan Preteskelompok Eksp

    kelompok kontrol

    Rancangan non equvalen control group ini sangat baik digunakan

    untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan lainya.

    Disamping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil

    intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa dengan

    kecamatan lainnya. Dalam rancangan ini, pengelompokan angota

    sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak

    dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu sering juga disebut

    non ramdom control group pretes postes.

    4) Rancangan Separate Sampel pretes postesRancangan ini sering digunakan dalam penelitian kesehataan dankeluarga berencana. Pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap

    sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu. Kemudian

    dilakukan perlakuan pada semua populasi tersebut. Selanjutnya

    dilakukan pengukuran kedua (postes) pada kelompok sampel lain, yang

    juga dipilih secara acak dari populasi yang sama. Rancangan ini baik

    untuk menghindari pengaruh atau efek dari tes. Meskipun tidak dapat

    mengontrol sejarah, maturitas, dan instrumen.

    Rancangan dapat digambarkan sebagai berikutPre test Perlakuan Pretes

    kelompok Eksp

    kelompok kontrol

    01 X

    X 02

    01 X 02

    01 02

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    28/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    b. Bentuk Rancangan Eksperimen Sunguhan (True Experiment)Tujuan rancangan bangun eksperimental sungguhan adalah

    menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat (possible cause

    and effect relationship) dengan cara mengenakan kepada satu ataulebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan

    membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kontrol yang tidak

    dikenai kondisi perlakuan.

    Kelompok eksperimen bisa program lama yang mendapatkan

    program baru, sehingga kelompok kontrol adalah kelompok program

    lama. Bila kelompok eksperimen adalah kelompok yang baru pertama

    mendapatkan program, maka kelompok kontrol adalah kelompok yang

    tanpa mendapatkan program.

    Gambar 5. Rangkaian kejadian dalam eksperimentalsungguhan.?

    Ciri-ciri True Experimental Design

    a. Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi kondisieksperimental secara tertib, ketat,baik dengan kontrol atau

    manipulasi langsung maupun dengan pengaturan secara random.

    b. Secara khas dipergunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untukdibandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan

    atau program baru (kelompok eksperiment).

    c.

    Memusatkan usaha pada pengontrolan variannya :

    Kelompok

    eksperimen

    PROGRAM BARU

    / PERLAKUAN

    Pemilihan

    kelompok

    secaraacakPre-test

    PROGRAM LAMA

    (TANPA PERLAKUAN)Post-test

    Kelompok

    kontrol

    ?

    ?

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    29/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    untuk memaksimalkan variance variabel-variabel yang berkaitandengan hipotesa.

    untuk meminimalkan variance variabel pengganggu atau yangtidak diinginkan, yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen,tetapi yang tidak menjadi tujuan.

    untuk meminimalkan variance kekeliruan atau variance random,termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran.

    Penyelesaian terbaik, yaitu pemilihan subyek secara random,penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara random,

    penentuan perlakuan eksperimen kepada kelompok secara

    random.

    d.

    Internal validity adalah sine qua non untuk rancang bangun (design)ini dan merupakan tujuan pertama metoda eksperimental.

    Pertanyaan yang perlu dijawab adalah : Apakah manipulasi atau

    perlakuan atau program baru pada studi ini memang benar

    menimbulkan perbedaan ?

    e. Tujuan kedua adalah external validity, yang menanyakan persoalanSeberapa representatifkah penemuan penemuan penelitian atau

    evaluasi program dan seberapa jauh hasil hasilnya dapat

    digeneralisasikan kepada subyek subyek atau kondisi-kondisi yang

    semacam ?f. Dalam rancangan bangun eksperimen klasik,semua variabel penting

    diusahakan agar kontans kecuali variabel perlakuan yang secara

    sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Kemajuan

    kemajuan dalam metodologi,misalnya "Factorial Design" dan Analisis

    Variance telah memungkinkan peneliti/evaluator untuk

    memanipulasikan atau membiarkan bervariasi lebih dari satu variabel

    dan sekaligus menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimen.

    Hal hal demikian itu memungkinkan untuk secara se rempak

    menentukan :

    efek variabel bebas utama(perlakuan), variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk

    membuat klasifikasi.

    interaksi antara kombinasi variabel bebas dan/atau variabel yangdigunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    30/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Langkah-langkah Pokok

    a. Lakukan penelusuran kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akandigarap.

    b. Identifikasi dan definisikan masalah.c. Rumuskan hipotesa (berdasarkan atas penelaahan kepustakaan), dan

    definisikan engertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama.

    d. Susun rencana eksperimen : Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan. Identikasi

    variabel-variabel non eksperimental yang mungkin mencermakan

    eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengcontrol

    variabel-variabel tersebut

    Tentukan rancangan bangun eksperimennya Pilih subyek yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan

    siapa siapa yang masuk kelompok kontrol dan siapa siapa yang

    masuk kelompok eksperimen

    Terapkan perlakuan/program baru Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan

    validasikan alat tersebut

    Rencanakan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkinlakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alatpengukur atau rancang- bangun eksperimennya

    Rumuskan hipotesa nolnyae. Laksanakan eksperimenf. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis

    selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan

    memperhitungkan efek yang diperkirakan akan data

    g. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya,kemudian lakukan interprestasi, diskusi dan komunikasikan kedalam

    khasanah ilmiah.

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    31/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    Macam-macam Rancangan True experimen

    1)Randomized control group pre test post test designProtokol desain dapat dilihat seperti berikut :

    P1 X P1x

    R

    P2 O P20

    Keterangan :

    R : Randomisasi

    P1 : Populasi

    X : Experimen

    O : Tanpa experimen

    Pix : populasi sesudah mengalami experimen XP20 : populasi tanpa mengelami experimen X

    Pemilihan P1 dan P2 di dasarkan atas randomisasi. Dengan protocol

    diatas maka dapat dianalisis dan dievaluasi dari p1x dan p20, juga

    perbandingan antara p1x p1, p2 dan p2.0, sehingga pada akhirnya

    akan diperoleh suatu kesimpulan.

    2) Randomized Solomon four group design.Desain ini merupakan perluasan dari desain pertama, dan berguna

    untuk menghilangkan pengaruh pretest terhadap experimen.

    P1 X P1x

    P2 O P20

    R

    X PX

    0 P0

    1. Randomized control group pre test post test design.2. Randomized Solomon four group design.3. Treatment by subject design (rancangan sama subyek).4. Factorial design

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    32/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    3) Rancangan Pretes-Postes dengan Kelompon Kontrol (pre-posteswith Control Group)

    Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan

    anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukanberdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretes pada

    kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi pada kelompok

    eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua

    kelompok tersebut.

    Bentuk rancangan tersebut sebagai berikut

    Pre test Perlakuan Pretes

    kelompok Eksp

    kelompok kontrol

    Dengan randomisasi, maka kedua kelompok mempunyai sifat yang

    sama sebelum dilakukan intervensi/ perlakuan. Karena kedua

    kelompok sama pada awalnya, maka perbedaan hasil postes pada

    kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari

    intervemsi atau perlakuan. Rancangan ini merupakan rancanganterbaik dalam mengomntrol ancaman terhadap hasil validitas.

    Pada rancangan ini sulit sekali dilaksanakan dilapangan karena

    biasanya sulit atau tidak mungkin melakukan randomisasai. Disamping

    itu dari segi etika atau aspek lain sering tidak mungkin melakukan

    perlakuan pada kelompok yang satu dan tidak melakukan intervensi

    pada kelompok yang lain.

    Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu

    variabel bebas, dengan kata lain perlakuan dapat dilakukan pada satu

    kelompok, dengan bentuk perlakuan yang berbeda.Dapat digambarkan sebagai berikut ;

    Pre test Perlakuan Pretes

    kelompok Eksp A

    kelompok Eksp B

    kelompok kontrol

    01 X 02

    01 02

    01 X A 02

    01 X B 02

    01 02

  • 5/22/2018 DESAIN PENELITIAN

    33/33

    Desain Penelitian Konsep & Penulisan Riset Keperawatan

    4) Rancangan postes dengan Kelompok Kontrol (Postes OnlyControl Group Design)

    Rancangan ini merupakan rancangan eksperimen sungguhan danhampir sama dengan rancangan yang telah dibicarakan sebelumnya.

    Hanya bedanya tidak dilakukan pre test, karena kasus telah

    dirandomisasi baik pada kelompom eksperimen maupun kelompok

    kontrol, kelompok tersebut diangap sama sebelum dilakukan

    perlakuan.

    Dapat digambarkan sebagai berikut

    Perlakuan Pretes

    kelompok Eksp

    kelompok kontrol

    Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh

    perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan

    kelompok tersebut dengan kelompok konrol. Tetapi rancangan ini tidak

    dapat memungkinkan peneliti untuk mennetukan sejauh manaperubahan itu terjadi, sebab pretes tidak dilakukan sebagai data awal.

    5) Rancangan FaktorialAdalah langkah lebih maju daripada ekserimental design

    sebelumnya. Pada experimental design sebelumnya, hanya ada satu X

    (perlakuan/program) yang ingin diketahui efeknya,sedangkan pada

    Factorial Designingin dipelajari dua atau lebih dari perlakuan/program

    X (faktor) secara terpisah atau sekaligus. Factorial Designyang paling

    sederhana adalah Rancangan Bangun Factorial 2 x 2.

    X 02

    02