desain penelitian

44
DESAIN PENELITIAN Fitriyah Amin Daman

Upload: iriel-kaconk

Post on 08-Aug-2015

171 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Desain Penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Desain Penelitian

DESAIN PENELITIAN

Fitriyah Amin Daman

Page 2: Desain Penelitian

Bentuk penelitian

Menurut tujuannya Penelitian eksploratif Penelitian pengembangan Penelitian verifikatif

Menurut penerapannya Penelitian dasar Penelitian terapan

Page 3: Desain Penelitian

Menurut taraf penelitian Penelitian deskriptif Penelitian inferensial

Menurut sifatnya Penelitian korelasional Penelitian komparatif

Menurut desain penelitian Penelitian observasional Penelitian eksperimantal

Page 4: Desain Penelitian

DESAIN PENELITIAN

Page 5: Desain Penelitian
Page 6: Desain Penelitian

PENELITIAN OBSERVASIONAL

Page 7: Desain Penelitian

Penelitian observasional deskriptif Penelitian deskriptif bertujuan untuk

membuat gambaran tentang suatu keadaan. Ciri-ciri penelitian deskriptif :

Bersifat menyajikan suatu gambaran suatu keadaan

Tidak membutuhkan kelompok pembanding Tidak mencari penyebab suatu masalah Tidak membutuhkan hipotesis

Page 8: Desain Penelitian

Sensus/survey

Merupakan suatu metode penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.

Metode survey tidak terdapat intervensi.

Page 9: Desain Penelitian

Studi kasus

Pada studi kasus, unit yang menjadi kelompok kasus dianalisa secara mendalam baik dari segi faktor risiko, reaksi dari unit kasus terhadap suatu perlakuan atau kejadian lain yang berkaitan dengan kasus tsb.

Page 10: Desain Penelitian

Ciri-ciri studi kasus : Penelitian kasus adalah penelitian yang

mendalam mengenai kasus yang hasilnya nanti merupakan gambaran lengkap dan terorganisir mengenai kasus yang dibahas.

Penelitian kasus dapat digunakan sebagai perintis bagi penelitian lanjutan.

Cenderung meneliti unit yang kecil.

Page 11: Desain Penelitian

Kelemahan studi kasus : Tidak memungkinkan adanya generalisasi. Hasilnya kurang objektif.

Page 12: Desain Penelitian

Penelitian observasional analitik Cross sectional Case control Cohort

Page 13: Desain Penelitian

Cross sectional

Variabel sebab diukur dan dikumpulkan secara stimultan, satu kali waktu dalam waktu yang bersamaan.

Langkah-langkah pada studi cross sectional1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan

hipotesis2. Mengidentifikasi variabel penelitian3. Menetapkan subjek penelitian4. Melakukan pengukuran faktor risiko dan efek5. Melakukan analisis

Page 14: Desain Penelitian

Kelebihan penelitian cross sectional

1. Relatif mudah, murah dan hasilnya cepat didapat

2. Tidak khawatir akan terjadi drop out pada sample.

3. Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian kohort dan eksperimental

Page 15: Desain Penelitian

Kekurangan penelitian cross sectional

1. Sulit menetapkan mana yang merupakan sebab atau akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan

2. Memungkinkan terjadinya salah interpretasi hasil

3. Tidak bisa menggambarkan perjalanan suatu penyakit

4. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang terjadi

5. Memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian

Page 16: Desain Penelitian

Case control

Merupakan suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana variabel bebas/faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retropektif.

Page 17: Desain Penelitian

Tahap-tahap penelitian case control

Identifikasi variabel-veriabel penelitian (bebas, tergantung)

Identifikasi objek penelitian (populasi, sample)

Identifikasi kasus Pemilihan subjek sebagai kontrol Melakukan pengukuran retrospektif untuk

menegtahui faktor risiko Melakukan analisis dengan membandingkan

antara variabel objek dengan variabel kontrol

Page 18: Desain Penelitian

Cara memilih kontrol yang baik : Memilih kontrol yang berasal dari populasi yang

sama Matching. Memilih kontrol yang memiliki karakter

yang sama dengan kelompok kasus.

Page 19: Desain Penelitian

Kelebihan penelitian case control1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara

kelompok kasus dengan kelompok kontrol2. Dapat digunakan untuk meneliti kasus

penyakit yang jarang.3. Memungkinkan untuk mengidentifikasi

berbagai faktor risiko sekaligus4. Hasil penelitian lebih tajam krn adanya

pengendalian faktor risiko5. Tidak memerlukan waktu lama

dibandingkan cohort

Page 20: Desain Penelitian

Kekurangan penelitian case control

1. Terdapat risiko bias karena subjek penelitian harus mengingat kembali faktor risiko yang lalu.

2. Sulit memilih kontrol yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus.

3. Tidak dapat memberikan incidens rate.

Page 21: Desain Penelitian

Cohort

Paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek.

Dalam penelitian ini, paparan (exposure) diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kita ikuti kedepan secara prospektif untuk mengetahui efeknya.

Terdapat 2 kelompok yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar.

Page 22: Desain Penelitian
Page 23: Desain Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian cohort

1. Identifikasi faktor risiko (paparan) dan efek

2. Menetapkan subjek penelitian

3. Memilih subjek dengan paparan (+).

4. Memilih subjek dengan paparan (-) sebagai kelompok kontrol

5. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang telah ditentukan

6. Analisis

Page 24: Desain Penelitian

Kelebihan penelitian cohort

Paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek.

Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dari suatu waktu ke waktu.

Ada keseragaman dalam hal observasi pada kelompok terpajan maupun kelompok tidak terpajan.

Dapat menjelaskan perjalanan penyakit.

Page 25: Desain Penelitian

Kelemahan penelitian cohort

Membutuhkan waktu yang lama Memerlukan biaya yang mahal dan rumit Kurang efektif untuk kasus yang jarang

terjadi Kemungkinan adanya subjek penelitian yang

drop out

Page 26: Desain Penelitian

PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Page 27: Desain Penelitian

Pendahuluan

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul akibat suatu perlakuan tertentu.

Ciri utama dalam penelitian eksperimen adalah adanya intervensi pada sampel.

Pada umumnya penelitian eksperimen hanya menggunakan jumlah sampel yang kecil.

Page 28: Desain Penelitian

Macam-macam penelitian eksperimen

Page 29: Desain Penelitian

Rancangan pra eksperimen (pre experimental designs)

Page 30: Desain Penelitian

Posttest Only Design

Karakteristik : Tidak terdapat kelompok kontrol Tidak dilakukan pengamatan sebelum dilakukan

intervensi Membutuhkan waktu yang relatif cepat Hasil observasi bersifat deskriptif

Page 31: Desain Penelitian

One Group Pretest Posttest

Karakteristik : Tidak memiliki kelompok kontrol sebagai

pembanding Dilakukan observasi pertama (pretest)

Page 32: Desain Penelitian

Static Group Comparison

Karakteristik : Memiliki kelompok kontrol Tidak dilakukan observasi pertama (pretest) Kelompok eksperimen diberikan intervensi

kemudian dilakukan observasi kedua (posttest) Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan

intervensi namun tetap dilakukan pengamatan kedua (posttest)

Page 33: Desain Penelitian
Page 34: Desain Penelitian

Rancangan eksperimen semu (quasi experimental designs)

Page 35: Desain Penelitian

Time series design

Tidak memiliki kelompok kontrol Pretest dan posttest dilakukan berkali-kali. Dapat meminimalkan pengaruh dari faktor

luar.

Page 36: Desain Penelitian

Control time series design

Terdapat kelompok kontrol Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-

sama mendapat perlakuan. Pretest dan posttest dilakukan lebih dari satu kali.

Page 37: Desain Penelitian

Non equivalent control group

Cocok dugunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan

Memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pengelompokan anggota sample tidak dilakukan secara acak.

Page 38: Desain Penelitian

Separate sample pretest posttest

Page 39: Desain Penelitian

Rancangan eksperimen sungguhan (true experimental designs)

Page 40: Desain Penelitian

Pretest-posttest with control group

Randomisasi Intervensi hanya dilakukan pada kelompok

eksperimen Pretest dan posttest dilakukan pada kedua

kelompok.

Page 41: Desain Penelitian
Page 42: Desain Penelitian

Randomized Salomon Four Group

Page 43: Desain Penelitian

Postest Only Control Group Design

Tidak dilakukan pretest karena kasus-kasus yang ada telah dirandomisasi.

Sulit menentukan besarnya perubahan akibat intervensi karena tidak adanya pretest

Page 44: Desain Penelitian

Sekian & Terima Kasih