desain maximum power point tracking untuk turbin angin menggunakan...

110
TUGAS AKHIR TE 141599 DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN MODIFIED PERTURB & OBSERVE (P&O) BERDASARKAN PREDIKSI KECEPATAN ANGIN Dwiyan Anugrah Ernadi NRP 2212100123 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Upload: others

Post on 11-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

TUGAS AKHIR – TE 141599

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING

UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN MODIFIED

PERTURB & OBSERVE (P&O) BERDASARKAN

PREDIKSI KECEPATAN ANGIN

Dwiyan Anugrah Ernadi NRP 2212100123 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Page 2: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

FINAL PROJECT – TE 141599

DESIGN MAXIMUM POWER POINT TRACKING FOR

WIND TURBINE USING MODIFIED PERTURB &

OBSERVE (P&O) BASED ON WIND VELOCITY

PREDICTION

Dwiyan Anugrah Ernadi NRP 2212100123 Advisor Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING Faculty of Industrial Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Page 3: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan
Page 4: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan
Page 5: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

i

Desain Maximum Power Point Tracking Untuk Turbin Angin

Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O)

Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

Nama Mahasiswa : Dwiyan Anugrah Ernadi Pembimbing I : Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Pembimbing II : Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng.

Abstrak:

Perkembangan teknologi energi baru dan terbarukan menjadi persoalan yang mendunia saat ini. Berbagai cara seperti kecerdasan buatan, algoritma peramalan dan optimasi kontrol dilakukan untuk mendapatkan hasil yang stabil dan dapat diaplikasikan pada masa yang akan datang. Pada buku tugas akhir ini akan dibahas mengenai implementasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) pada sistem turbin angin skala kecil yang dikontrol menggunakan metode Modified Perturb & Observe (P&O) pada kontrol konverter buck berdasarkan nilai arus dan tegangan yang dihasilkan pada keluaran Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG). P&O merupakan metode yang paling banyak digunakan pada MPPT. Dengan modifikasi pada hal mendasar dari algoritma P&O, MPPT dapat menghasilkan daya optimal dan kecepatan yang lebih baik dalam pencarian nilai daya maksimum. Modifikasi pada metode P&O dapat dilakukan dengan cara menambahkan strategi kontrol dalam perubahan besarnya step dari duty cyle (∆D). Seiring dengan perubahan besarnya tegangan dan arus masukan pada MPPT, keluaran daya yang dihasilkan juga akan berubah-ubah. Perubahan daya tersebut akan memengaruhi perubahan ∆D. Dengan modifikasi metode P&O pada MPPT ini, osilasi daya keluaran pada turbin angin dapat diredam dengan baik. Hasil akhir dari penelitian ini adalah turbin angin skala kecil menggunakan sistem MPPT berdasarkan metode Modified P&O dapat menghasilkan daya maksimum yang optimal dengan kecapatan tracking yang cepat. Efesiensi daya yang dihasilkan mencapai 97.3% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 20.3 detik.

Kata kunci: Energi Baru dan Terbarukan, Turbin Angin, PMSG, MPPT, Modified Perturb and Observe.

Page 6: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

ii

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 7: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

iii

Design Maximum Power Point Tracking For Wind Turbine

Using Modified Perturb & Observe (P&O) Based On Wind

Velocity Prediction

Student Name : Dwiyan Anugrah Ernadi Advisor I : Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Advisor II : Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng.

Abstract:

Development in new and renewable energy becomes the common global issue. Various artificial intelligence, forecasting and optimization algorithm controls performed to obtain stable results and can be applied in the future. In this final project will be discussed the implementation of Maximum Power Point Tracking (MPPT) on small-scale wind turbine system controlled using the Modified Perturb & Observe (P&O) on the control of buck converter based on the value of current and voltage generated at the output of Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG). P&O is the mostly used method in the MPPT. Modification in the basic points of the algorithm P&O, MPPT can produce optimal power and fast tracking maximum power. Modified P&O method can be done by adding a control strategy in a step change of duty cycle (ΔD). Along with changes in the magnitude of the voltage and current inputs on MPPT, the power generated output will also change. The changing of power will affect the value of ΔD. Modified P&O algorithm in MPPT could reduce the oscillation at output power of wind turbine. The result of this study shows that Modified P&O that implemented in small-scale wind turbine system can generate optimum power with fast tracking in maximum power. Power efficiency reach 97.3% and need less than 20.3 seconds to reach maximum power point.

Keywords: New and Renewable Energy, Wind Turbine, PMSG, MPPT, Modified Perturb and Observe

Page 8: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

iv

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 9: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan pertolongan ilmu serta kesehatan sehingga tugas akhir ini dapat selesai dengan hasil yang baik dan tepat pada waktunya. Tugas akhir dengan judul:

Desain Maximum Power Point Tracking Untuk Turbin Angin

Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan

Prediksi Kecepatan Angin

ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik setelah 4 tahun menerima pendidikan di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Penyelesaian tugas akhir ini merupakan serangkaian pengalaman berharga, yang mengajarkan banyak arti kesabaran, kegigihan, dan kerja keras.

Kritik, saran serta perbaikan terhadap tugas akhir ini sangat diharapkan. Semoga tugas akhir ini bermanfaat, baik bagi perkembangan energi baru dan terbarukan pada khususnya maupun ilmu pengetahuan pada umumnya.

Surabaya, Juni 2016

Penulis

Page 10: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

vi

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 11: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas akhir ini juga merupakan persembahan dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Kedua orang tua, Sriyanto, SE. MM. dan Erna Lies WSP, kedua sosok yang doanya selalu terdengar sehingga tugas akhir ini dapat dikerjakan dengan lancar.

2. Dosen Pembimbinng I, Bapak Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT., atas bimbingan, ilmu pengetahuan, arahan, kesabaran, dan pengalaman yang diberikan.

3. Dosen Pembimbing II, Bapak Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng., yang menunjukkan bagaimana pentingnya pemahaman konsep ilmu pengetahuan, filosofi dari sistem.

4. Bapak Dr. Eng. Ardyono Priyadi, ST. M.Eng., Ketua Jurusan Teknik Elektro ITS, dan seluruh keluarga besar Jurusan Teknik Elektro ITS atas segala fasilitas dan kemudahan yang telah diberikan.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Elektro ITS yang telah membina dan memberikan ilmu kepada peulis selama menempuh studi di Jurusan Teknik Elektro ITS.

6. Ibu Ratna Ika Putri selaku mentor, yang selalu memantau perkembangan peneletian dan memberikan arahan serta penjelasan mengenai topik tugas akhir ini.

7. Mas Irwan, Sefri, Mas Multazam, dan Mba Efin sebagai kelompok diskusi turbin angin.

8. Dietha Kusumaningrum dan Dina Rahmayanti, kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan semangat dalam tugas akhir ini.

9. Dhea Nazmi Rifa, atas kesabaran yang diberikan selama ini serta mendukung dan menyemangati dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Teman-teman hai!!!! yang selalu memberikan semangat dan hiburan.

11. Hawa, Muhtadi, Rifqi Bigpap yang selalu menemani dalam pelarian selama menjadi anak perantauan di Surabaya.

Page 12: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

viii

12. Keluarga besar Laboratorium Instrumentasi, Pengukuran, dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST) yang selalu memberikan dukungan dan pencerahan selama pengerjaan tugas akhir.

13. Teman-teman angkatan ke-52 Jurusan Teknik Elektro ITS, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS angkatan 2012, yang membuat penulis semangat untuk wisuda bersama.

14. Semua pihak yang membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Terima kasih atas dukungan yang selalu mengalir, semoga Allah SWT dan Rasulullah SAW memberikan pertolongan atas segala yang kalian berikan.

Page 13: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................ v UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. vii DAFTAR ISI .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 1.2 Permasalahan ............................................................................ 2 1.3 Tujuan ....................................................................................... 3 1.4 Metodologi ................................................................................ 3 1.5 Sistematika Penulisan ............................................................... 6 1.6 Relevansi ................................................................................... 6

BAB 2 TEORI PENUNJANG ................................................................ 9 2.1 Energi Angin ............................................................................. 9

2.1.1 Pemanasan Matahari yang Tidak Merata ..................... 10 2.1.2 Gaya Coriolis ............................................................... 10 2.1.3 Kondisi Geografis ........................................................ 11

2.2 Turbin Angin........................................................................... 11 2.2.1 Tipe Turbin Angin........................................................ 11

2.2.1.1 Turbin Angin Horisontal.................................. 12 2.2.1.2 Turbin Angin Vertikal ..................................... 14

2.2.2 Karakteristik Turbin Angin .......................................... 15 2.3 Parameter Turbin Angin ......................................................... 18 2.4 Permanent Magnet Synchronous Generator ............................ 21 2.5 Konverter ................................................................................ 23

2.5.1 Rectifier ........................................................................ 23 2.5.2 Konverter Buck ............................................................ 25

2.6 Mikrokontroller ....................................................................... 30 2.6.1 Arduino ........................................................................ 31

2.7 Maximum Power Point Tracking ............................................ 33

Page 14: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

x

2.7.1 Perturb and Observe ...................................................... 33 2.7.2 Modified Perturb and Observe ...................................... 35

BAB 3 PERANCANGAN PENELITIAN ............................................. 39 3.1 Desain Sistem .......................................................................... 39 3.2 Pengambilan Data PMSG ........................................................ 40 3.3 Perancangan Sensor ................................................................. 42

3.3.1 Sensor Tegangan ........................................................... 42 3.3.2 Sensor Arus ................................................................... 44

3.4 Rectifier ................................................................................... 44 3.5 Arduino MEGA 2560 .............................................................. 44 3.6 Optocoupler dan PWM Driver ................................................. 46 3.7 Perancangan Konverter Buck .................................................. 46 3.8 Perturb and Observe ................................................................ 48 3.9 Modified Perturb and Observe ................................................. 48

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN ......................................................... 49 4.1 Pengujian Sensor ..................................................................... 49

4.1.1 Sensor Tegangan ........................................................... 49 4.1.2 Sensor Arus ................................................................... 50

4.2 Pengujian Sistem Turbin Angin ............................................... 50 4.3 Pengujian Nilai Daya Maksimum ............................................ 51

4.3.1 Pengujian Nilai Daya Maksimum Tanpa MPPT ........... 51 4.3.2 Pengujian Nilai Daya Maksimum Dengan MPPT ........ 58

4.3.2.1 Perturb and Observe ......................................... 58 4.3.2.2 Modified Perturb and Observe ......................... 70

4.4 Analisis Hasil Pengujian .......................................................... 82

BAB 5 PENUTUP ................................................................................. 85 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 85 5.2 Penelitian Selanjutnya ............................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 87 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................... 89

Page 15: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Turbin angin horisontal .................................................. 12 Gambar 2.2 Turbin angin vertikal ...................................................... 14 Gambar 2.3 Kurva daya ideal pada turbin angin ............................... 16

Gambar 2.4 Kurva Cp vs Tip Speed Ratio ......................................... 17

Gambar 2.5 Turbin Angin TDS-500 .................................................. 19

Gambar 2.6 Turbin angin TDS-500 yang terpasang di Ciheras, Tasikmalaya ................................................................... 20

Gambar 2.7 Rangkaian penyearah 3 fasa full-bridge ......................... 23

Gambar 2.8 (a) Gelombang tegangan, (b) Respon saklar .................. 24

Gambar 2.9 Rangkaian konverter buck ............................................. 25

Gambar 2.10 Rangkaian konverter buck saat kondisi saklar on (closed) ....................................................................................... 26

Gambar 2.11 (a) Respon tegangan induktor saat saklar on (b) Respon arus induktor saat saklar on ............................................ 27

Gambar 2.12 Rangkaian konverter buck saat kondisi saklar off (open) ....................................................................................... 27

Gambar 2.13 (a) Respon tegangan induktor saat saklar off (b) Respon arus induktor saat saklar off ........................................... 28

Gambar 2.14 Arus kapasitor ................................................................ 30

Gambar 2.15 Blok diagram mikrokontroller ATmega ......................... 31 Gambar 2.16 Flowchart metode perturb and observe ......................... 34 Gambar 2.17 Metode perturb and observe dengan large step size ...... 35

Gambar 2.18 Metode perturb and observe dengan small step size ...... 35

Gambar 2.19 Flowchart metode modified perturb and observe .......... 36

Gambar 3.1 Diagram sistem turbin angin dengan MPPT .................. 39 Gambar 3.2 Perangkat sistem turbin angin ........................................ 40 Gambar 3.3 Permanent magnet synchronous generator dengan motor

induksi ............................................................................ 41

Gambar 3.4 Sensor arus dan sensor tegangan .................................... 42

Gambar 3.5 Rangkaian sensor tegangan ............................................ 43

Gambar 3.6 Board Arduino MEGA 2560.......................................... 45

Gambar 3.7 Desain rangkaian konverter buck ................................... 47

Gambar 4.1 Perbandingan daya keluaran konverter pada kecepatan angin 3 m/s hingga 5 m/s ............................................... 54

Page 16: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xii

Gambar 4.2 Perbandingan daya keluaran konverter pada kecepatan angin 6 m/s hingga 8 m/s ................................................ 58

Gambar 4.3 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 59

Gambar 4.4 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 59

Gambar 4.5 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 60

Gambar 4.6 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 61

Gambar 4.7 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 61

Gambar 4.8 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 62

Gambar 4.9 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 63

Gambar 4.10 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 63

Gambar 4.11 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 64

Gambar 4.12 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 65

Gambar 4.13 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 65

Gambar 4.14 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 66

Gambar 4.15 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 67

Gambar 4.16 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 67

Gambar 4.17 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 68

Gambar 4.18 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O ................................................... 69

Gambar 4.19 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O ................................................... 69

Page 17: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xiii

Gambar 4.20 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 1 detik, metode P&O ...................................................... 70

Gambar 4.21 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 71

Gambar 4.22 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 71

Gambar 4.23 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 72

Gambar 4.24 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 73

Gambar 4.25 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 73

Gambar 4.26 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 74

Gambar 4.27 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 75

Gambar 4.28 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 75

Gambar 4.29 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 76

Gambar 4.30 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 77

Gambar 4.31 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 77

Gambar 4.32 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 78

Gambar 4.33 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 79

Gambar 4.34 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 79

Gambar 4.35 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 80

Gambar 4.36 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O .................................... 81

Gambar 4.37 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O .................................... 81

Page 18: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xiv

Gambar 4.38 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O ....................................... 82

Page 19: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data turbin angin .......................................................... 18 Tabel 2.2 Hasil data perhitungan turbin angin .............................. 20 Tabel 2.3 Spesifikasi Arduino MEGA 2560 ................................. 32 Tabel 3.1 Hasil data uji PMSG ..................................................... 41 Tabel 3.2 Parameter Arduino MEGA 2560 .................................. 45 Tabel 3.3 Spesifikasi konverter buck............................................ 47 Tabel 3.4 Parameter algoritma perturb and observe .................... 48 Tabel 3.5 Parameter algoritma modified perturb and observe...... 48 Tabel 4.1 Data hasil uji sensor tegangan ...................................... 49 Tabel 4.2 Data hasil uji sensor arus .............................................. 50 Tabel 4.3 Daya PMSG .................................................................. 50 Tabel 4.4 Hasil daya maksimum pada kecepatan 3 m/s ............... 51 Tabel 4.5 Hasil daya maksimum pada kecepatan 4 m/s ............... 52 Tabel 4.6 Hasil daya maksimum pada kecepatan 5 m/s ............... 53 Tabel 4.7 Hasil daya maksimum pada kecepatan 6 m/s ............... 55 Tabel 4.8 Hasil daya maksimum pada kecepatan 7 m/s ............... 55 Tabel 4.9 Hasil daya maksimum pada kecepatan 8 m/s ............... 56 Tabel 4.10 Perbandingan hasil daya pengujian .............................. 83 Tabel 4.11 Perbandingan hasil waktu pengujian ............................ 83 Tabel 4.11 Perbandingan hasil efesiensi kedua metode .................. 84

Page 20: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

xvi

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 21: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi listrik dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu tugas dan aktivitas manusia. Pemenuhan kebutuhan listrik dapat dilakukan dengan membangun pembangkit tenaga listrik. Pembangkitan tenaga listrik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Berdasarkan bahan primernya, pembangkit tenaga listrik terbagi menjadi dua, yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang sumber bahan primernya dapat diambil secara mudah, diperbarui, dan digunakan kembali. Salah satu contoh dari energi terbarukan adalah energi angin [1].

Berdasarkan data Blueprint Energi Nasional, Departemen ESDM RI, dapat dilihat bahwa potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia sangat menarik untuk dikembangkan karena dari potensi sebesar 9.29 GW, baru sekitar 0.5 GW yang dikembangkan, yang berarti baru sekitar 5.38% [2]. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin antara lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur.

Energi angin dapat menghasilkan energi listrik dengan menggunakan turbin angin. Turbin angin memiliki berbagai macam jenis berdasarkan dari bentuk dan poros yang digunakan. Turbin angin terhubung dengan generator yang dapat mengubah energi gerak dari turbin angin menjadi energi listrik. Generator yang umum digunakan pada pembangkitan energi listrik berbasis turbin angin adalah Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG).

Besar daya keluaran yang dihasilkan oleh PMSG bervariasi, tergantung dari besarnya kecepatan angin. Maximum Power Point Tracking (MPPT) digunakan untuk mendapatkan nilai daya maksimum dari pembangkitan energi listrik ini. MPPT berbasis metode Perturb & Observe (P&O) telah banyak digunakan dalam pencarian nilai daya maksimum. P&O merupakan metode yang mudah untuk diimplementasikan pada sistem turbin angin karena memiliki algoritma yang sederhana [3]. Selain itu, penggunaan metode P&O tidak membutuhkan informasi kecepatan angin dan parameter turbin angin

Page 22: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

2

sehingga lebih efisien dan memiliki harga yang paling rendah diantara metode-metode yang ada [4]. Metode ini memiliki feedback yang sederhana dan beberapa parameter pengukuran. Kekurangan metode ini menghasilkan osilasi pada kondisi steady state karena perubahan duty cycle konstan.

Modifikasi dengan mengombinasikan metode P&O dengan metode prediktif. Kedua metode tersebut bekerja secara bergantian sesuai dengan kondisi dari arus dan tegangan pada sisi masukan konverter [4]. Metode prediktif digunakan untuk menentukan besarnya perubahan step pada metode P&O. Apabila perubahan dari tegangan sangat besar, maka akan digunakan step size yang bernilai besar, sedangkan apabila perubahan dari nilai tegangan kecil digunakan step size yang kecil.

Besaran torsi dapat memberikan pengaruh terhadap daya keluaran generator. Dengan mengatur torsi tersebut dalam nilai yang optimal, maka akan dihasilkan daya keluaran yang maksimal dengan menggunakan MPPT [5]. Pada metode ini diperlukan sensor mekanik berupa anemometer yang digunakan untuk mengetahui besaran torsi pada tiap kecepatan angin.

Dengan modifikasi pada hal mendasar dari algoritma P&O, MPPT dapat menghasilkan akurasi yang lebih baik dalam pencarian nilai daya maksimum. Modifikasi pada metode P&O dapat dilakukan dengan cara menambahkan strategi kontrol dalam perubahan besarnya size-step dari duty cycle (∆D). Pada tugas akhir ini algoritma modified perturb & observe akan diimplementasikan pada sistem turbin angin stand alone dengan menggunakan mikrokontroller.

1.2 Permasalahan

Sistem turbin angin stand alone tanpa menggunakan MPPT akan memiliki efesiensi yang sangat rendah. Daya yang dihasilkan oleh generator hanya akan digunakan sebagian apabila tidak menggunakan MPPT. Implementasi kontrol MPPT dibutuhkan untuk menanggulangi masalah tersebut.

Metode P&O adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai daya keluaran maksimum. Penggunaan P&O dapat menghasilkan keluaran daya yang cukup optimal. Beberapa kelemahan yang ditemukan dalam penggunaan metode P&O pada turbin angin

Page 23: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

3

adalah ketika terjadi perubahan kecepatan angin. Ketika terjadi perubahan kecepatan angin, maka akan muncul titik daya keluaran maksimum yang baru.

Penggunaan Modified P&O pada turbin angin dapat memberikan solusi terhadap penggunaan metode MPPT. Dari beberapa hasil penelitian didapatkan masih terjadi osilasi ketika metode P&O digunakan pada turbin angin. Modifikasi pada beberapa algoritma P&O diharapkan dapat meredam osilasi tersebut.

Dalam menyelesaikan permasalahan pada tugas akhir ini, terdapat beberapa batasan penelitian. Kecepatan angin dimodelkan menggunakan emulator yang berupa motor induksi dan dikontrol dengan variable speed drive. Penelitian ini hanya untuk MPPT dengan pencarian nilai daya maksimum untuk satu kecepatan tertentu (tidak variatif). Konverter yang digunakan hanya menggunakan konverter buck dengan beban resistif berupa lampu. Efesiensi dari konverter buck tidak diperhitungkan.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah:

1. Mengimplementasikan Modified Perturb & Observe untuk mengekstrak daya maksimum pada sistem turbin angin menggunakan PMSG

2. Membandingkan hasil keluaran yang diperoleh pada turbin angin dengan metode konvensional P&O dan Modified P&O.

3. Mengetahui performansi dari Modified P&O dengan perubahan kecepatan angin yang bervariasi pada pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan turbin angin berbasis PMSG.

1.4 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini terdiri dari Studi Literatur, Pengumpulan Data, Desain MPPT, Simulasi, Implementasi dan Analisis.

1. Studi Literatur Studi literatur perlu dilakukan untuk menunjang penguasaan

pustaka. Pengumpulan pustaka dilakukan dengan cara mencari bahan bacaan yang diperoleh dari jurnal ilmiah internasional,

Page 24: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

4

laporan teknik, dan buku teks yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pustaka yang berkaitan dengan turbin angin, maximum power point tracking, metode perturb & observe, permanent magnet synchronous generator, dan elektronika daya.

2. Pengumpulan Data Pada penelitian yang akan dilakukan mengambil data dari

kecepatan angin yang berada di Nganjuk dan turbin angin yang sudah terpasang di Ciheras. Data yang akan diambil berupa data kecepatan angin, besarnya nilai tegangan dan arus pada permanent magnet synchronous generator turbin angin. Besarnya nilai tegangan dan arus yang didapatkan adalah nilai tegangan dan arus pada keluaran dari permanent magnet synchronous generator.

3. Desain Sistem Desain MPPT dilakukan dengan metode Modified Perturb

and Observe (P&O). Metode Modified Perturb and Observe (P&O) merupakan modifikasi hal sederhana dari metode P&O.

Desain kontrol MPPT dengan metode Modified Perturb and Observe (P&O) ini mengatur kontrol dari switch pada DC-DC Konverter. Perbandingan hasil daya dan tegangan akan menjadi acuan untuk perubahan pada kontrol switch. Nilai daya pada saat sekarang akan dibandingkan dengan nilai sebelumnya. Begitu pula dengan nilai tegangan. Modified pada Perturb and Observe (P&O) adalah dengan menentukan nilai step-size (∆D) yang akan diatur. Besar dari nilai ∆D menentukan kemampuan optimasi daya keluaran pada wind turbine. Apabila nilai ∆D terlalu kecil, maka respon dari sistem akan sangat lambat. Sedangkan jika nilai ∆D terlalu besar, maka sistem akan berosilasi.

4. Simulasi Pada tahap ini dilakukan simulasi dari desain MPPT dengan

menggunakan software PowerSIM dan Simulink MATLAB. Data masukkan didapat dari pengumpulan data di Nganjuk dan memodelkan sistem turbin angin. Hasil dari simulasi ini digunakan untuk mengetahui kinerja dari algoritma metode

Page 25: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

5

Perturb and Observe (P&O) konvensional dengan Modified Perturb and Observe (P&O).

5. Implementasi Implementasi MPPT dilakukan untuk untuk membuat

hardware dari sistem turbin angin. Dalam tugas akhir ini pembuatan hardware dilakukan dengan cara membuat algoritma kontrol menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino. Hardware lain yang digunakan berupa emulator turbin angin, PMSG, rectifier, dan konverter buck menggunakan modul lab yang sudah tersedia.

6. Pengujian dan Analisis Pengujian dilakukan pada setiap hardware yang digunakan.

Dalam pengujian hardware yang digunakan, dihitung besaran kesalahan pengukurannya. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam menguji sistem turbin angin. Pengujian pertama dilakukan dengan cara mengukur hasil daya keluaran secara langsung tanpa MPPT. Kedua pengujian dilakukan dengan cara menggunakan MPPT dengan input secara manual. Ketiga pengujian dilakukan dengan menggunakan metode algoritma yang sudah terpasang pada mikrokontroller. Hal ini dilakukan agar hasil dari penelitian dapat diaplikasikan dan dibandingkan. Analisis dilakukan dengan monitoring hasil daya keluaran MPPT.

7. Kesimpulan Kesimpulan diambil berdasarkan perbandingan hasil

simulasi dan implementasi. Dari hasil tersebut dapat diketahui apakah hipotesis yang dibuat sesuai dengan hasil yang didapatkan.

8. Pembuatan Laporan Sebagai hasil akhir dari penelitian dilakukan penulisan

laporan dalam bentuk buku Tugas Akhir. Pembuatan laporan tugas akhir ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah tugas akhir.

Page 26: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

6

1.5 Sistematika Penulisan

Pada tugas akhir ini pembahasan akan dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang pembuatan tugas akhir, permasalahan yang akan diangkat, tujuan serta manfaat tugas akhir, metodologi penulisan dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB 2 : TEORI PENUNJANG Bab ini berisi teori dasar mengenai pembangkitan listrik tenaga angin, turbin angin, PMSG, konverter dan MPPT. Teori ini digunakan sebagai dasar dalam penulisan tugas akhir.

BAB 3 : PERANCANGAN PENELITIAN Bab ini berisi data perancangan sistem, pengolahan data yang diperoleh yaitu data turbin angin, data PMSG, dan data konverter. Pada turbin angin data yang diperoleh adalah kecepatan angin dan parameter yang terdapat pada turbin. Data PMSG adalah kecepatan putar rotor, tegangan, arus, dan daya. Perancangan komponen konverter sesuai dengan perhitungan dan pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tegangan dan arus keluaran dari koverter. Data tersebut digunakan untuk pencarian nilai daya maksimum pada turbin angin.

BAB 4 : ANALISIS PENELITIAN Bab ini berisi mengenai perhitungan hasil daya maksimum dengan beberapa metode MPPT yang berbeda dan evaluasi setiap metode yang digunakan.

BAB 5 : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari penelitian tugas akhir serta saran untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Relevansi

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangkitan tenaga listrik terutama yang bergerak dalam bidang energi baru terbarukan dengan menggunakan turbin angin sebagai perbandingan performansi dari penggunaan MPPT dengan metode P&O konvensional sehingga bisa dipilih dan diaplikasikan metode yang terbaik.

Page 27: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

7

Sebagai dasar penelitian lebih lanjut, penelitian ini dapat dikembangkan untuk mengetahui performansi MPPT dengan menggunakan Modified Perturb & Observe sebagai media peredaman osilasi sistem turbin angin.

Page 28: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

8

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 29: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

9

BAB 2

TEORI PENUNJANG

2.1 Energi Angin

Energi angin adalah hasil produksi dari reaksi fusi Hidrogen menjadi Helium pada inti matahari. Proses fusi Hidrogen menjadi Helium menimbulkan panas dan radiasi elektromagnetik menyebar ke seluruh angkasa. Sebagian kecil dari radiasi tersebut yang mencapai bumi, dapat memberikan kebutuhan energi diseluruh permukaan bumi [1].

Energi angin merupakan energi yang biasa digunakan sebagai sumber pembangkitan tenaga listrik dan bagian penting dalam kebutuhan energi dunia. Sebagai energi penting di dunia, energi angin mengalami perkembangan teknologi yang sangat cepat. Teknologi pembangkitan tenaga angin dikembangkan untuk dapat terhubung ke dalam sistem kelistrikan. Kapasitas energi angin yang tersedia dan dapat diubah menjadi tenaga listrik sebesar 1.26x109 MW. Kapasitas tersebut lebih besar 20 kali lipat dibandingkan dengan konsumsi energi dunia saat ini.

Dibandingkan dengan sumber daya alam lainnya, energi angin memiliki beberapa keunggulan. Tidak seperti bahan bakar fossil yang menghasilkan gas sisa yang berbahaya maupun energi nuklir yang menimbulkan sisa bahan radioaktif, energi angin merupakan energi yang bersih dan ramah lingkungan. Jika dibandingkan dengan energi baru dan terbarukan lainnya, maka energi angin memiliki keunggulan dalam besarnya biaya investasi yang dikeluarkan perkWh dari pembangkitan energi angin akan lebih murah dibandingkan dengan energi sel surya.

Potensi energi angin di Indonesia banyak ditemui pada pesisir selatan Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau di Indonesia bagian timur. Berdasarkan data dari Lentera Angin Nusantara pada tahun 2012, daerah Indonesia bagian timur memiliki energi angin yang potensial untuk dimanfaatkan. Hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan kebutuhan listrik pada daerah tersebut yang sangat minim.

Angin dihasilkan dari pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan tekanan atmosfer. Aliran udara mengalir dari tekanan tinggi menuju ke tekanan yang lebih rendah. Semakin besar beda tekanan atmosfer, maka semakin besar kecepatan angin yang dihasilkan, dan

Page 30: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

10

semakin besar pula energi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Variasi perubahan angin dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang paling memberikan dampak adalah pemanasan yang tidak merata, gaya coriolis, dan kondisi geografis.

2.1.1 Pemanasan Matahari yang Tidak Merata

Diantara faktor lain yang menimbulkan munculnya angin, pemanasan matahari yang tidak merata merupakan faktor yang paling penting dan krusial. Terdapat empat alasan yang menyebabkan pemanasan matahari yang tidak merata.

Pertama, bumi mengelilingi matahari berdasarkan garis orbit yang sesuai dengan equatornya. Pada daerah equator intensitas matahari akan lebih besar dibandingkan dengan daerah kutub, hal ini disebabkan pada garis equator cahaya matahari berbading tegak lurus dengan permukaan bumi, sedangkan pada daerah kutub hampir berbanding lurus atau paralel. Akibat perbedaan ini, menimbulkan perbedaan temperatur suhu dan tekanan pada daerah equator dengan kutub. Udara panas dengan kerapatan rendah yang berada pada equator mengalir ke kutub melalui atnosfer, sedangkan udara dingin dengan kerapatan tinggi mengalir ke equator melalui permukaan bumi.

Kedua, kemiringan rotasi bumi berkisar 23.5º dan berputar pada orbit bumi. Kemiringan ini mengakibatkan siklus pemanasan matahari yang tidak merata, menyebabkan siklus musim tahunan yang berubah.

Ketiga, terdapat berbagai lapisan pada permukaan bumi seperti batu, tanah, pasir, air, dan lain sebagainya. Setiap lapisan ini memiliki kemampuan menyerap dan merefleksikan intensitas cahaya matahari yang berbeda.

Keempat, pemanasan yang tidak merata pada permukaan bumi berdasarkan pada topografi permukaan bumi. Dalam keadaan cerah maupun berawan akan berbeda pada daerah pegunungan dan lembah.

2.1.2 Gaya Coriolis

Rotasi bumi adalah faktor yang mempengaruhi arah dan kecepatan angin. Gaya coriolis yang dihasilkan dari rotasi bumi berbanding terbalik dengan arah gerak dari atmosfer. Pada bumi bagian utara, angin bergerak

Page 31: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

11

ke kanan dan pada bagian selatan angin bergerak ke kiri. Kecepatan maksimum angin tersebut berada pada bagia kutub dan bernilai paling minimum pada garis equator.

2.1.3 Kondisi Geografis

Kondisi permukaan tanah dipengaruhi oleh gejala alam dan buatan manusia. Gesekan pada permukaan bumi menyebabkan perlambatan kecepatan angin dan menimbulkan penyebaran arah angin. Tingkatan kecepatan angin berbeda pada setiap ketinggian. Perkiraan yang akurat menunjukan bahwa kecepatan angin meningkat 10% setiap dua kali ketinggiannya.

2.2 Turbin Angin

Turbin angin adalah alat yang digunakan untuk menangkap energi angin. Angin yang melewati area dari sudu bilah turbin angin akan memutar turbin angin. Hasil dari putaran turbin angin dapat dimanfaatkan sebagai energi angin.

2.2.1 Tipe Turbin Angin

Beberapa tipe turbin angin yang ada di dunia berdasarkan tingkat efesiensinya diantara lain:

1. Tipe Holland (Belanda) 2. Tipe Savonius 3. Tipe Darius 4. Tipe Linear 5. Tipe 2 blade propeller 6. Tipe 3 blade propeller 7. Tipe multi blade

Semakin tinggi efesiensi suatu turbin, semakin maksimal pula turbin tersebut mengkonversi energi yang didapatnya [8]. Tipe turbin yang memiliki tingkat efesiensi paling tinggi adalah tipe 3 blade propeller (Cp mendekati 45%) dan tipe savonius dan holland efesiensinya yang terendah. Tipe 2 dan 3 blade propeller saat ini banyak dijumpai pada produk-produk komersil.

Page 32: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

12

Berdasarkan prinsipnya, turbin angin dapat dibedakan atas dua jenis turbin berdasarkan arah putarannya. Turbin angin yang berputar pada poros horisontal disebut dengan turbin angin poros horisontal atau Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT), sementara yang berputar pada poros vertikal disebut dengan turbin angin poros vertikal atau Vertical Axis Wind Turbine (VAWT).

2.2.1.1 Turbin Angin Horisontal

Gambar 2.1 Turbin angin horisontal [1]

Turbin angin horisontal adalah bentuk umum pada turbin angin [6]. Desain turbin ini mirip dengan kincir angin, memiliki blade yang mirip propeller dan berputar pada sumbu vertikal.

Turbin angin horisontal memiliki poros rotor dan generator pada puncak tower dan harus diarahkan ke arah angin bertiup. Turbin-turbin kecil mengarah ke angin dengan menggunakan wind plane yang diletakkan pada rotor, sementara untuk turbin yang lebih besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung dengan motor servo yang mengarahkan blade sesuai dengan arah angin. Sebagian besar turbin yang besar memiliki gearbox yang merubah kecepatan putar rotor yang ditransfer ke generator menjadi lebih cepat.

Karena tower menghasilkan turbulensi di belakangnya maka turbin biasanya mengarah ke arah angin dari depan (Upwind Turbine). Blade turbin dibuat kaku untuk mencegah terdorong ke tower oleh angin yang kencang. Disamping itu, blade ditempatkan pada jarak yang mencukupi didepan tower dan kadang melengkung kedepan.

Page 33: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

13

Downwind turbine atau turbin dengan arah angin dari belakang juga dibuat, meskipun adanya masalah turbunlensi, karena turbin ini tidak membutuhkan mekanisme yang mengharuskan searah dengan dengan angin. Disamping itu dalam keadaan angin kencang blade dibolehkan untuk melengkung yang mnurunkan cakupan area dan resistansi angin. Namun dikarenakan turbulensi dapat menyebabkan kerusakan sedangkan keandalan sangat dibutuhkan, maka sebagian besar turbin angin horisontal menggunakan jenis upwinnd.

Kelebihan

Towernya yang tinggi memungkinkan untuk mendapatkan angin dengan kekuatan yang lebih besar. Pada beberapa area, setiap 10 meter ada kenaikan tambahan kekuatan angin 20% dan peningkatan daya 34%.

Efisiensi lebih tinggi, karena blade selalu bergerak tegak lurus terhadap arah angin, menerima daya sepanjang putaran. Sebaliknya pada turbin vertikal, melibatkan gaya timbal balik yang membutuhkan permukaan airfoil untuk mundur melawan angin sebagian bagian dari siklus. Backtracking melawan angin menyebabkan efisiensi lebih rendah.

Kekurangan

Dibutuhkan konstruksi tower yang besar untuk menyangga beban blade, gearbox dan generator.

Komponen-komponen dari turbin angin horisontal (blade, gearbox dan generator) harus diangkat ke posisinya pada saat pemasangan.

Karena tinggi, maka turbin ini bisa terlihat pada jarak yang jauh, banyak penduduk lokal yang menolak adanya pemandangan ini.

Membutuhkan kontrol yaw sebagai mekanisme untuk mengarahkan blade ke arah angin

Pada umumnya membutuhkan sistem pengereman atau peralatan yaw pada angin yang kencang untuk mencegah turbin mengalami kerusakan.

Page 34: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

14

2.2.1.2 Turbin Angin Vertikal

Gambar 2.2 Turbin angin vertikal [1]

Turbin angin vertikal memiliki poros rotor vertikal. Kegunan utama dari penempatan rotor ini adalah turbin angin tidak perlu diarahkan ke arah angin bertiup [6]. Hal ini sangat berguna pada daerah dimana arah angin sangat variatif atau memiliki turbulensi.

Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen primer lainnya dapat ditempatkan dekat dengan permukaan tanah, sehingga tower tidak perlu menyangga dan hal ini menyebabkan pemeliharaan lebih mudah. Kekurangan utama dari turbin angin vertikal adalah menciptakan dorongan saat berputar.

Sangat sulit untuk memasang turbin angin di tower, sehingga jenis tower ini biasanya dipasang dekat dengan permukaan. Kecepatan angin lebih lambat pada ketinggian yang rendah, sehingga energi angin yang tersedia lebih rendah.

Kelebihan

Tidak diperlukan mekanisme yaw Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga lebih

mudah untuk menjaga bagian yang bergerak. Turbin vertikal memiliki kecepatan startup angin rendah

dibandingkan turbin horisontal

Page 35: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

15

Turbin vertikal dapat dibangun pada lokasi dimana struktur yang tinggi dilarang.

Kekuragan

Kebanyakan turbin vertikal memiliki penurunan efisiensi dibanding turbin horisontal, terutama karena hambatan tambahan yang dimiliki saat diputar angin. Versi yang mengurangi gesekan menghasilkan lebih banyak energi, terutama yang menyalurkan angin ke daerah kolektor.

Memiliki rotor terletak dekat dengan tanah di mana kecepatan angin lebih rendah dan tidak mengambil keuntungan dari kecepatan angin tinggi di atas.

Karena tidak umum digunakan terutama karena kerugian serius yang disebutkan di atas, turbin vertikal menimbulkan masalah baru pada industri angin. Hal ini sering membuat adanya subjek klaim liar dan penipuan investasi selama 50 tahun terakhir.

Pemanfaatan turbin angin terbagi ke dalam beberapa skala ketinggian dan kapasitasnya, yaitu skala besar, menengah, kecil dan mikro. Semakin besar skalanya, semakin besar pula kapasitas yang mampu dihasilkan suatu turbin angin.

2.2.2 Karakteristik Turbin Angin

Turbin angin mengikuti variasi perubahan kecepatan angin dan menghasilkan daya maksimum pada saat keadaan operasi normal dengan kecepatan rendah melalui MPPT. Saat kecepatan angin lebih besar dari rating kecepatan turbin angin, turbin angin akan bekerja dalam keadaan daya konstan dengan cara mengatur beban generator atau pitch angle turbin [7]. Gambar 2.3 menunjukkan kurva daya ideal pada turbin angin dengan kecepatan angin yang bervariasi. Pada Region II, daya keluaran turbin akan bekerja sesuai dengan MPPT.

Page 36: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

16

Gambar 2.3 Kurva daya ideal pada turbin angin [7]

Turbin angin merupakan alat konversi energi angin menjadi energi mekanik. Energi angin (Pwind) merupakan hasil dari setengah kali massa jenis udara (ρ) dengan luas penampang cakupan dari turbin angin (A) dan pangkat tiga dari kecepatan anginnya (v3). Energi tersebut menggerakkan rotor turbin angin yang terhubung dengan generator untuk menghasilkan listrik. Daya keluaran maksimum dari turbin angin terbatas pada koefisien daya (Cp). Koefisien daya adalah fungsi dari tip speed ratio λ. Nilai dari koefisien daya tidak lebih dari 59.3%. Umumnya, Cp bernilai 25% hingga 45% [8]. Daya mekanik (Pm) yang dihasilkan oleh angin dari rotor turbin angin dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑚 = 1

2𝜌𝐶𝑝𝜋𝑅2𝑣3 (2.1)

R = jari-jari turbin angin (m) ρ = massa jenis udara (kg/m3) v = kecepatan angin (m/s)

Sedangkan torsi T (Nm) yang dihasilkan oleh turbin angin adalah

𝑇 = 𝑃𝑚

𝜔 (2.2)

ω = kecepatan putar rotor turbin angin (rad/s)

Page 37: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

17

Pada kecepatan yang berubah-ubah, nilai dari koefisien daya merupakan fungsi dari tip speed ratio λ dan blade pitch angle β yang dirumuskan:

𝐶𝑝(λ, β) = 𝐶1 (𝐶2

λ− 𝐶3𝛽 − 𝐶4) 𝑒

(−𝐶5𝛾

)+ 𝐶6λ (2.3)

Dimana nilai λ dan γ:

λ = 𝜔𝑅

𝑣 (2.4)

𝛾 = (1

λ+𝐶7𝛽−

𝐶8

1+𝛽3)−1

(2.5)

Konstanta dalam persamaan koefisien daya C1-C8 menentukan bentuk dari kurva daya yang menghubungkan daya mekanik dan kecepatan putar rotor turbin angin. Dengan menggunakan persamaan di atas, pemodelan turbin angin dapat diimplementasikan dengan menggunakan spesifikasi sesuai karakter turbin angin. Dalam tugas akhir ini, karena turbin angin yang digunakan memiliki sudut turbin yang statis (fixed pitch), maka nilai dari pitch angle β sama dengan nol untuk mendapatkan nilai Cp maksimal. Setelah semua nilai persamaan dimasukkan maka akan didapatkan kurva karakteristik dari daya atau torsi mekanik dengan kecepatan pada rotor.

Gambar 2.4 Kurva Cp vs Tip Speed Ratio [7]

Setiap sistem pasti memiliki suatu tingkat efesiensi kerja karena hampir tidak ada sistem yang mampu bekerja sempurna, seperti halnya turbin angin ini. Oleh karena itu, untuk mendapatkan energi mekanik dari hasil turbin ini maka perlu diperhitungkan juga nilai efesiensi turbin (Cp).

Page 38: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

18

Nilai efesiensi ini sudah ditentukan dari awal mula sistem (turbin angin) ini didesain. Energi mekanik dari turbin ini berupa kecepatan putar rotor turbin (ω) dan torsinya T, (besar gaya yang diberikan pada suatu panjang lengan beban/blade).

Prinsip kerja dari turbin angin ini dengan menangkap angin menggunakan sudu turbin yang di desain seperti sayap pesawat terbang. Ketika angin bertiup melalui sudu tersebut, maka akan timbul udara bertekanan rendah pada bagian bawah sudu, tekanan udara yang rendah akan menarik sudu untuk bergerak ke area tersebut. Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya angkat. Besarnya gaya angkat ini biasanya lebih kuat dari tekanan pada depan sisi sudu, atau yang biasa disebut gaya tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan gaya tarik menyebabkan rotor berputar seperti propeller dan memutar generator. Turbin angin bisa digunakan secara stand-alone, atau bisa dihubungkan ke jaringan transmisi atau bisa dikombinasikan dengan sistem panel surya.

2.3 Parameter Turbin Angin

Turbin angin yang digunakan adalah TSD-500. Turbin angin pada sistem ini merupakan turbin angin horizontal dengan sirip pada bagian belakang yang berguna sebagai penentu arah angin yang akan diambil [8]. Turbin angin tersebut memiliki 3 buah blade propeller. Penggunaan 3 blade propeller dikarenakan kecepatan angin yang ada di Indonesia cukup rendah, sehingga dengan menggunakan turbin jenis ini akan lebih meningkatkan efesiensi dari turbin angin. Tabel 2.1 menunjukkan data turbin angin TSD-500.

Tabel 2.1 Data turbin angin

Nama Turbin TSD-500 Jenis Turbin HAWT (Turbin Angin Horizontal) Daya Keluaran Maksimum 500 Wp pada kecepatan diatas 12m/s Start Up Wind Speed 2.5 m/s Cut in Wind Speed 3 m/s Survival Wind Speed 33 m/s

Tipe Generator 3 Fasa, Magnet Permanen (Teknologi Cogging-less)

Diameter Blade 1.6 m Jumlah Blades 3 blades

Page 39: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

19

Tabel 2.1 Data turbin angin

Bahan Blade Kayu Pinus Kecepatan Maksmimum 1000 rpm Sistem Penyimpanan 24 V Berat (tanpa tiang) 25 kg Tinggi Tiang 4 - 6 m Dibuat oleh NIDEC Japan Corp.

Gambar 2.5 Turbin angin TDS-500 [8]

Turbin angin ini mulai berputar pada kecepatan angin 2.5 m/s dan mulai memproduksi listrik pada kecepatan angin 3 m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh turbin angin adalah 500 Wattpeak (Wp) pada kecepatan angin 12 m/s dan diatasnya. Turbin ini dapat bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s. Turbin angin TSD-500 dipasang pada ketinggian 4 hingga 6 meter di atas permukaan tanah. Inilah yang membuat proses instalasi turbin mudah dipelajari dan lebih aman.

Page 40: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

20

Gambar 2.6 Turbin angin TDS-500 yang terpasang di Ciheras, Tasikmalaya [8]

Dengan pemodelan secara matematis dapat dihasilkan hubungan antara koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (TSR). Sesuai dengan teori penunjang yang terdapat pada bab II sub-bab 2.2, untuk mendapatkan hubungan antara Cp dan TSR harus diketeahui variabel C1 sampai C8. Variabel tersebut didaptkan dengan cara mencoba memasukkan nilai tertentu hingga ditemukan besarnya Cp dalam fungsi TSR yang sesuai.

Berdasarkan data perhitungan turbin angin didapatkan Cp maksimum pada 40% dan TSR 6.28. Hasil data perhitungan turbin angin secara teoritis dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Hasil data perhitungan turbin angin

TSR = 6.28 R = 0.8 m Kecepatan

Angin (m/s)

Daya Angin (Watt)

Daya Masukan, Cp 40% (Watt)

ω (rad/s)

Kecepatan (rpm)

Torsi (Nm)

1 1.2 0.5 7.9 75.0 0.1 2 9.9 3.9 15.7 149.9 0.3 3 33.3 13.3 23.6 224.9 0.6 4 78.8 31.5 31.4 299.8 1.0 5 153.9 61.6 39.3 374.8 1.6

Page 41: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

21

Tabel 2.2 Hasil data perhitungan turbin angin

Kecepatan Angin (m/s)

Daya Angin (Watt)

Daya Masukan, Cp 40% (Watt)

ω (rad/s)

Kecepatan (rpm)

Torsi (Nm)

6 266.0 106.4 47.1 449.8 2.3 7 422.4 169.0 55.0 524.7 3.1 8 630.5 252.2 62.8 599.7 4.0 9 897.8 359.1 70.7 674.7 5.1

10 1231.5 492.6 78.5 749.6 6.3 11 1639.1 655.7 86.4 824.6 7.6 12 2128.0 851.2 94.2 899.5 9.0 13 2705.6 1082.2 102.1 974.5 10.6 14 3379.2 1351.7 109.9 1049.5 12.3 15 4156.3 1662.5 117.8 1124.4 14.1 16 5044.2 2017.7 125.6 1199.4 16.1 17 6050.4 2420.2 133.5 1274.4 18.1 18 7182.1 2872.9 141.3 1349.3 20.3 19 8446.9 3378.8 149.2 1424.3 22.7 20 9852.0 3940.8 157.0 1499.2 25.1 21 11405.0 4562.0 164.9 1574.2 27.7 22 13113.1 5245.2 172.7 1649.2 30.4 23 14983.7 5993.5 180.6 1724.1 33.2 24 17024.3 6809.7 188.4 1799.1 36.1

2.4 Permanent Magnet Synchronous Generator

Generator merupakan alat konversi energi mekanik menjadi energi listrik. Generator mengubah torsi (T) dan kecepatan putar rotor (ω) yang diterimanya dari blade menjadi nilai tegangan (V) dan arus (I). Hasil keluaran dari generator ini berupa listrik AC 3 fasa.

Energi mekanik

𝑃𝑚 = 𝜔. 𝑇 (2.6)

Page 42: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

22

Energi listrik

𝑃𝑒 = √3. 𝑉𝐿𝐿 . 𝐼𝐿 (2.7)

VLL = tegangan line-to-line (volt) IL = arus saluran (ampere)

Generator sinkron dengan magnet permanen tidak membutuhkan sistem eksitasi karena sumber eksitasi disediakan oleh magnet permanen pada rotor. Kontrol tegangan untuk sistem eksitasi tidak diperlukan, sehingga mengurangi kesulitan dalam sistem kontrolnya.

Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) biasanya digunakan untuk membangkitkan listrik pada daya rendah, sehingga penggunaan PMSG sesuai untuk pembangkitan listrik tenaga angin untuk skala kecil. Keuntungan menggunakan sebuah PMSG adalah biaya yang rendah, ketahanan, kesederhanan, dan lebih mudah mengkopling grid, akan tetapi kelemahan utamanya adalah perlunya kompensator faktor daya dan efesiensi yang lebih rendah [9].

Prinsip generator sinkron terdapat hubungan antara frekuensi dan kecepatan yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:

𝑁𝑠 = 𝑁𝑟 = 120𝑓

𝑝 (2.8)

Nr = kecepatan medan rotor (rpm) Ns = kecepatan medan stator (rpm) p = jumlah kutub f = frekuensi (Hz)

PMSG mempunyai keuntungan secara ekonomi dan teknik, sehingga PMSG sering dipakai sebagai generator turbin angin. Keuntungannya meliputi:

Efesiensi dan energi yang dihasilkan lebih tinggi. Tidak diperlukannya power supply tambahan sebagai eksitasi

medan magnet. Perubahan karakteristik efesiensi dan panas dari mesin karena

tidak adanya rugi-rugi medan. Keandalan yang lebih tinggi karena tidak digunakannya slip

rings.

Page 43: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

23

Torsi yang dihasilkan lebih tinggi.

Perancangan generator harus disesuaikan dengan karakter titik putaran blade sehingga proses konversi energi mekanik menjadi energi listriknya memiliki efesiensi yang tinggi.

2.5 Konverter

Konverter adalah sebuah pengubah. Konverter dapat berupa rectifier (penyearah), konverter (pengubah), dan inverter. Rectifier adalah penyearah dari sinyal gelombang AC menjadi DC. Konverter merupakan pengubah nilai tegangangan ke nilai yang lainnya [10]. Inverter berfungsi untuk mengubah sinyal gelombang DC menjadi AC. Pada buku tugas akhir ini hanya akan dibahas mengenai rectifier dan buck konverter.

2.5.1 Rectifier

Penyearah 3 fasa biasa digunakan dalam industri untuk menghasilkan tegangan dc dengan nilai tegangan dan arus yang besar [11]. Skema rangkaian penyearah 3 fasa full-bridge dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Rangkaian penyearah 3 fasa full-bridge [11]

Sumber tegangan merupakan sumber tegangan ac yang seimbang dengan urutan fasa a-b-c. Terdapat 6 buah saklar semikonduktor yang terbagi dalam 3 pasang saklar masing-masing terhubung dengan fasa a-b-c sebagai masukan penyearah. Pada pembahasan penyearah ini hanya akan dijelaskan mengenai penyearah 3 fasa dengan 6 pulsa tak terkontrol.

Page 44: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

24

(a) (b)

Gambar 2.8 (a) Gelombang tegangan, (b) Respon saklar [11]

Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa secara berurutan dioda bekerja berpasangan. Penyearah 3 fasa ini sering juga disebut dengan penyearah 6 pulsa, karena hasil keluaran dari penyearah akan menghasilkan 6 puncak gelombang pada satu periode [12]. Lebar tiap puncak adalah 60º, sehingga batas-batas pada kurva sinusoidal yang pertama adalah 60º dan 120º dengan setiap pasangan dioda akan menyala selama 60º. Nilai rata-rata tegangan dc output dapat dihitung berdasarkan luasan yang terbentuk, yang terdiri dari 6 luasan yang sama, dengan batas bawah π/3 dan batas atas 2π/3. Dalam persamaan matematika dijelaskan sebagai berikut:

𝑉𝑎𝑣𝑔 =1

2𝜋6 ∫ 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡

2𝜋

3𝜋

3

(2.9)

𝑉𝑎𝑣𝑔 =1

2𝜋6 𝑉𝑚 (2.10)

𝑉𝑎𝑣𝑔 = 0.955 𝑉𝑚 (2.11)

Dengan nilai rms tegangan output dc,

𝑉𝑟𝑚𝑠 = √1

2𝜋6 ∫ 𝑉𝑚

2 sin2 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡2𝜋

3𝜋

3

(2.12)

𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚√1

2𝜋6 (

𝜋

6+

√3

4) (2.13)

Page 45: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

25

𝑉𝑟𝑚𝑠 = 0.956 𝑉𝑚 (2.14)

Dapat terlihat pada persamaan (2.11) dan (2.14) bahwa besarnya nilai tegangan rata-rata dan nilai tegangan rms output dc setelah disearahkan bernilai sama.

2.5.2 Konverter Buck

Konverter buck merupakan salah satu jenis topologi konverter DC-DC yang berfungsi mengkonversi tegangan DC masukan menjadi tegangan DC lain yang nilai tegangannya lebih rendah (konverter penurun tegangan) [11]. Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan kendali penyaklaran. Polaritas tegangan di sisi masukan akan selalu sama dengan polaritas tegangan keluarannya. Rangkaian konverter buck terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET) dan satu saklar pasif (dioda) untuk mengontrol aliran energi dari sumber tegangan DC. Komponen lain yang digunakan adalah induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai filter. Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian konverter buck.

Gambar 2.9 Rangkaian konverter buck [11]

Kondisi saklar terbuka dan saklar tertutup ditentukan oleh Pulse Width Modulation (PWM). PWM untuk rangkaian konverter biasanya digunakan pada frekuensi tinggi. Pada saat saklar terhubung, maka induktor, kapasitor, dan beban akan terhubung dengan sumber tegangan. Kondisi ini disebut dengan keadaan ON (ON state). Saat kondisi ON maka dioda akan reverse bias. Sedangkan saat saklar terbuka maka seluruh komponen akan terisolasi dari sumber tegangan. Keadaan ini disebut dengan kondisi OFF (OFF state). Saat kondisi OFF ini induktor bekerja seolah-olah seperti sumber arus dan dioda akan bersifat forward bias yang berfungsi sebagai penyedia jalur untuk arus induktor. Berikut

Page 46: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

26

adalah penjelasan kedua kondisi tersebut. Periode waktu penyaklaran adalah T, saklar tertutup dalam waktu DT dan saklar terbuka dalam waktu (1-D)T.

Saklar On (Closed)

Gambar 2.10 Rangkaian konverter buck saat kondisi saklar on (closed) [11]

Ketika saklar dalam kondisi on, dioda akan reverse bias (off) sehingga arus input yang bertambah akan mengalir melewati induktor lalu menuju beban resistor. Tegangan induktor saat saklar tertutup akan:

𝑣𝐿 = 𝑉𝑠 − 𝑉𝑜 = 𝐿𝑑𝑖𝐿

𝑑𝑡 (2.15)

𝑑𝑖𝐿

𝑑𝑡=

𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿 (2.16)

Selama turunan dari arus bernilai positif, arus akan meningkat secara linier. Perubahan arus induktor saat saklar dalam kondisi tertutup dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 47: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

27

(a)

(b)

Gambar 2.11 (a) Respon tegangan induktor saat saklar on (b) Respon arus induktor saat saklar on [11]

𝑑𝑖𝐿

𝑑𝑡=

∆i𝐿

∆t=

∆i𝐿

𝐷𝑇=

𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿 (2.17)

(∆i𝐿)𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 = (𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿) 𝐷𝑇 (2.18)

Saklar Off (Opened)

Gambar 2.12 Rangkaian konverter buck saat kondisi saklar off (open) [11]

Page 48: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

28

Ketika saklar dalam kondisi off, dioda akan forward bias (on) sehingga akan memberikan jalur untuk arus induktor. Tegangan induktor saat saklar terbuka akan:

𝑣𝐿 = −𝑉𝑜 = 𝐿𝑑𝑖𝐿

𝑑𝑡 (2.19)

𝑑𝑖𝐿

𝑑𝑡=

−𝑉𝑜

𝐿 (2.20)

Pada kondisi ini turunan dari arus bernilai negatif, arus akan menurun secara linier. Perubahan arus induktor saat saklar dalam kondisi terbuka dapat dirumuskan sebagai berikut:

(a)

(b)

Gambar 2.13 (a) Respon tegangan induktor saat saklar off (b) Respon arus induktor saat saklar off [11]

∆i𝐿

∆t=

∆i𝐿

(1−𝐷)𝑇=

−𝑉𝑜

𝐿 (2.21)

(∆i𝐿)𝑜𝑝𝑒𝑛 = (−𝑉𝑜

𝐿) (1 − 𝐷)𝑇 (2.22)

Dalam kondisi steady-state besarnya arus induktor saat penyaklaran dalam kondisi saklar terbuka dan tertutup akan sama. Hal ini

Page 49: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

29

menunjukkan bahwa besaran nilai arus induktor dalam satu periode sama dengan 0. Sehingga,

(∆i𝐿)𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 + (∆i𝐿)𝑜𝑝𝑒𝑛 = 0 (2.23)

Dengan mensubstitusi persamaan (2.18) dan (2.23)

(𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿) 𝐷𝑇 − (

𝑉𝑜

𝐿) (1 − 𝐷)𝑇 = 0 (2.24)

Didapatkan,

𝑉𝑜 = 𝑉𝑠 𝐷 (2.25)

Dalam mendesain konverter buck, besarnya ripple arus induktor digunakan sebagai kriteria desain. Dengan menggunakan persamaan (2.23) dan (2.25) didapatkan nilai induktor untuk Continuous Conduction Mode (CCM) sebagai berikut:

∆i𝐿 = (𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿) 𝐷𝑇 = (

𝑉𝑠−𝑉𝑜

𝐿𝑓) 𝐷 =

𝑉𝑜(1−𝐷)

𝐿𝑓 (2.26)

𝐿 = (𝑉𝑠−𝑉𝑜

∆i𝐿𝑓) 𝐷 =

𝑉𝑜(1−𝐷)

∆i𝐿𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑉𝑠−𝑉𝑜

∆i𝐿𝑓 (2.27)

Begitu pula dengan nilai kapasitor, besarnya ripple arus kapasitor digunakan untuk menentukan kapasitas kapasitor yang digunakan. Saat arus kapasitor bernilai positif, kapasitor akan charging. Dari definisi kapasitor didapatkan,

𝑄 = 𝐶𝑉𝑜 (2.28)

∆𝑄 = 𝐶∆𝑉𝑜 (2.29)

∆𝑉𝑜 =∆𝑄

𝐶 (2.30)

Perubahan muatan ∆Q adalah luasan dari segitiga diatas sumbu x pada Gambar 2.14.

∆𝑄 =1

2(

𝑇

2) (

∆𝑖𝐿

2) =

𝑇∆𝑖𝐿

8 (2.31)

Page 50: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

30

Sehingga,

∆𝑉𝑜 =𝑇∆𝑖𝐿

8𝐶 (2.32)

Gambar 2.14 Arus kapasitor [11]

Dengan menggunakan persamaan (2.22) untuk ∆𝑖𝐿,

∆𝑉𝑜 =𝑇𝑉𝑜

8𝐶𝐿(1 − 𝐷)𝑇 =

𝑉𝑜(1−𝐷)

8𝐿𝐶𝑓2 (2.33)

∆𝑉𝑜

𝑉𝑜=

(1−𝐷)

8𝐿𝐶𝑓2 (2.34)

𝐶 = 1−𝐷

8𝐿(∆𝑉𝑜/𝑉𝑜)𝑓2 (2.35)

2.6 Mikrokontroller

Physical computing adalah membuat sebuah sistem atau perangkat fisik dengan menggunakan software dan hardware yang sifatnya interaktif yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik [13]. Physical computing adalah sebuah konsep untuk memudahkan manusia untuk memahami dunia analog dan digital. Dalam praktiknya konsep ini digunakan untuk mendesain alat yang menggunakan sensor dan mikrokontroller untuk menerjemahkan input analog ke dalam sistem software.

Mikrokontroller memiliki diagram blok sederhana yang terdiri dari UART, RAM, RAM Flash, CPU, EEPROM, Port Input/Output. UART adalah Universal Asynchronous/Transmitter yang digunakan untuk komunikasi serial. RAM merupakan memori kerja yang bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan), digunakan oleh variabel-variabel di dalam

Page 51: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

31

program. RAM flash memori bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memori juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan, berikutnya program di dalam RAM akan dieksekusi. EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan data yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Central Processing Unit (CPU) merupakan bagian dari mikrokontroller untuk menjalankan setiap instruksi dari program.

UART (antar muka serial)

RAM (Memori

Kerja)

RAM Flash

Memori (Program)

EEPROM CPU

Port Input/Output

Gambar 2.15 Blok diagram mikrokontroller ATmega

Mikrokontroller digunakan untuk mengolah data yang terbaca oleh sensor arus dan tegangan. Pada mikrokontroller ini diberikan perintah untuk mengatur besarnya duty cycle yang akan dikeluarkan sesuai dengan nilai arus dan tegangan. Pada mikrokontroller ini terdapat algoritma modified perturb and observe sebagai metode MPPT. Mikrokontroller juga memiliki tugas yaitu mengirim data pembacaan nilai sensor arus dan tegangan ke dalam komputer, sehingga performa dari algoritma yang dirancang dapat dilihat pada komputer.

2.6.1 Arduino

Arduino adalah sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Arduino merupakan kombinasi antara hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE).

Page 52: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

32

IDE adalah sebuah software yang berfungsi untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroller.

Arduino MEGA 2560 adalah salah satu jenis Arduino. Arduino tipe ini berbasis mikrokontroller ATmega 2560. Arduino tipe ini memiliki 54 pin digital input/output yang terdiri dari 15 pin yang dapat digunakan sebagai output PWM, 16 input analog, 4 serial antar muka, 16 MHz crystal oscillator, koneksi USB, catu daya, ICSP header, dan tombol reset [14]. Tabel 2.3 menunjukkan spesifikasi dari Arduino MEGA 2560.

Tabel 2.3 Spesifikasi Arduino MEGA 2560

Mikrokontroller ATmega 2560 Tegangan operasi 5 V Tegangan masukan (rekomendasi) 7-12 V Tegangan masukan (batasan) 6-20 V Pin digita I/O 54 (15 pin PWM) Pin analog masukan 16 Arus DC setiap pin I/O 20 mA Flash memori 256 kB (8 kB bootloader) SRAM 8 kB EEPROM 4 kB Clock speed 16 MHz Panjang x Lebar 101.52 mm x 53.3 mm Berat 37 g

Arduino memiliki IDE yang berfungsi untuk menulis program

(perintah) yang diinginkan. Bahasa yang digunakan dalam penulisan program tersebut menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari editor program, compiler, dan uploader. Editor program adalah sebuah jendela yang memngkinkan pengguna menuli dan mengubah program dalam bahasa processing. Compiler adalah sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner. Kode biner tersebut akan digunakan oleh mikrokontroller untuk memproses program yang diberikan. Uploader adalah sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memori dalam board Arduino.

Page 53: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

33

2.7 Maximum Power Point Tracking

Maximum Power Point Tracking atau yang sering disebut dengan MPPT adalah metode pelacakan nilai daya maksimum dari suatu sistem. Pada suatu titik tertentu sistem tersebut memiliki nilai daya maksimum. Daya keluaran yang maksimal ini akan menghasilkan efesiensi yang tinggi. Prinsip kerja dari MPPT adalah dengan menaikkan dan menurunkan tegangan kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengatur duty cycle pada konverter. Perubahan besar nilai daya tergantung dari perubahan nilai tegangan dan arus.

Pada turbin angin MPPT digunakan untuk mengoptimalkan keluaran daya maksimum dari generator. Setiap kecepatan angin memiliki daya maksimum yang berbeda-beda. Generator yang terhubung dengan turbin angin akan menghasilkan daya maksimum apabila metode yang digunakan pada MPPT dapat bekerja sesuai dengan karakteristik angin. Metode yang digunakan pada MPPT bervariasi sesuai dengan algoritma yang digunakan.

2.7.1 Perturb and Observe

Metode perturb and observe (P&O) dapat digunakan untuk menentukan titik optimum. Dengan menggunakan metode P&O, nilai daya maksimum bisa didapatkan tanpa harus mengetahui karakteristik dari sistem turbin angin. Nilai daya maksimum didapatkan dengan cara mengatur besaran tegangan dc pada konverter. Dengan perubahan besar tegangan dc pada konverter, maka nilai daya juga akan berubah. Metode ini mengatur dan mengamati setiap perubahan tersebut. Perubahan ditentukan pada step-size (∆D) tertentu dan waktu tertentu. Besar nilai daya listrik yang dihasilkan dibandingkan dengan daya listrik sebelumnya. Hal ini menentukan variabel ∆D berikutnya. Jika besar nilai daya yang dihasilkan meningkat maka variabel ∆D akan bernilai tetap, sebaliknya jika besar nilai daya yang dihasilkan menurun maka variabel ∆D akan berubah. Prinsip kerja dari metode ini dapat dilihat berdasarkan Gambar 2.16.

Page 54: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

34

Mulai

Baca Nilai V(n) dan I(n) dari sensor

P(n) = V(n)*I(n)

∆V = V(n) - V(n-1)∆P = P(n) - P(n-1)

∆P > 0

∆V > 0∆V > 0

D - ∆D D + ∆D

P(n-1) = P(n)V(n-1) = V(n)

D - ∆DD + ∆D

Y N

Y N Y N

Gambar 2.16 Flowchart metode perturb and observe

Metode P&O merupakan metode yang paling sederhana dan mudah diaplikasikan diantara metode lainnya. Namun, metode ini memiliki keterbatasan. Tingkat efesiensi dari metode ini bergantung pada besaran variabel ∆D. Apabila nilai ∆D besar maka sistem akan cepat menuju pada nilai maksimum, tetapi akan menghasilkan fluktuasi yang besar saat sudah mencapai nilai maksimum yang mengakibatkan osilasi pada daya yang dihasilkan, sehingga efesiensinya rendah. Jika menggunakan ∆D yang kecil maka efesiensi sistem akan lebih baik, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk menuju nilai maksimum sangatlah lambat yang mengakibatkan sistem tidak responsif.

Page 55: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

35

Gambar 2.17 Metode perturb and observe dengan large step size [4]

Dari Gambar 2.17 dapat terlihat bahwa besarnya nilai ∆D akan menyebabkan osilasi yang besar karena fluktuatif dari perubahan daya yang dihasilkan ketika sudah berada pada titik daya maksimum.

Gambar 2.18 Metode perturb and observe dengan small step size [4]

Sedangkan jika nilai ∆D kecil menyebabkan langkah menuju titik daya maksimum akan semakin banyak. Hal ini menyebabkan besarnya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan titik daya maksimum.

2.7.2 Modified Perturb and Observe

Kekurangan pada metode perturb and observe (P&O) dapat diatasi dengan mengubah besaran nilai ∆D yang digunakan untuk mencari nilai

Page 56: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

36

titik maksimum daya yang dihasilkan. Ketika titik maksimum daya sudah didapatkan maka besaran ∆D akan dikalikan dengan konstanta dengan nilai antara 0-1, sehingga besaran ∆D akan semakin kecil. Dengan perubahan besaran nilai dari ∆D maka pada saat awal inisiasi nilai ∆D digunakan yang besar dan nantinya saat sudah mencapai titik nilai daya maksimum maka secara otomatis ∆D akan menjadi kecil. Prinsip kerja dari modified perturb and observe dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Mulai

Baca Nilai V(n) dan I(n) dari sensor

P(n) = V(n)*I(n)

∆V = V(n) - V(n-1)∆P = P(n) - P(n-1)

∆P > 0

∆V > 0∆V > 0

D - ∆D D + ∆D

P(n-1) = P(n)V(n-1) = V(n)

D - ∆DD + ∆D

Y N

Y N Y N

∆D = ∆D*C

Gambar 2.19 Flowchart metode modified perturb and observe

Page 57: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

37

Modifikasi pada metode P&O ini diharapkan dapat memberikan waktu yang sangat responsif dan juga masalah osilasi pada sistem dapat dihilangkan karena fluktuasi dari nilai daya saat mencapai nilai maksimum akan semakin berkurang karena perubahan dari nilai ∆D.

Page 58: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

38

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

Page 59: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

39

BAB 3

PERANCANGAN PENELITIAN

3.1 Desain Sistem

Perancangan desain sistem optimalisasi turbin angin menggunakan maximum power point tracking (MPPT) berupa software dan hardware. Untuk perancangan software digunakan PowerSIM sebagai bahan simulasi desain sistem yang akan dibuat dan Arduino sebagai mikrokontroller dari pembangkit sinyal pulse width modulation (PWM). Hardware yang digunakan berupa turbin angin, permanent magnet synchronous generator (PMSG), konverter buck, sensor arus dan tegangan.

Proses perancangan sistem turbin angin dengan MPPT menggunakan metode modified perturb and observe dilakukan dengan menggunakan turbin angin sebagai penggerak rotor pada PMSG, PMSG sebagai generator yang menghasilkan listrik, daya keluaran PMSG disearahkan dengan menggunakan rectifier 3 fasa full-bridge, rangkaian konverter buck digunakan untuk mengatur besar tegangan, konverter buck terkontrol oleh MPPT sehingga keluaran daya pada konverter menghasilkan daya maksimum. Gambar 3.1 menjelaskan mengenai skema rancangan desain sistem.

PMSG Rectifier Konverter Buck

Sensor V dan I

Beban

Mikrokontroller

PWM Driver

MPPT

VSD

Emulator

Turbin Angin

Motor Induksi

Gambar 3.1 Diagram sistem turbin angin dengan MPPT

Mikrokontroller berfungsi membangkitkan sinyal PWM untuk penyaklaran MOSFET pada rangkaian konverter buck. Dengan mengatur

Page 60: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

40

duty cycle (lebar pulsa) pada sinyal PWM maka akan mengubah nilai tegangan output dari konverter buck sesuai dengan titik daya maksimum dari turbin angin. Keluaran dari konverter buck kemudian dapat langsung dihubungkan ke beban.

Gambar 3.2 Perangkat sistem turbin angin

3.2 Pengambilan Data PMSG

Generator yang digunakan untuk mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik adalah generator dengan tipe magnet permanen. Generator tersebut dapat membangkitkan daya hingga 850 Wattpeak, dengan kecepatan angin tertentu. Gambar 3.3 menunjukkan gambar PMSG yang digunakan. PMSG tersebut terhubung dengan emulator yang berupa motor induksi 3 fasa yang terhubung dengan variable speed drive. Emulator tersebut dimodelkan seperti turbin angin yang memutar PMSG.

Page 61: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

41

Gambar 3.3 Permanent magnet synchronous generator dengan motor induksi

Berdasarkan perhitungan PMSG yang dihubungkan dengan turbin angin secara teoritis didapatkan nilai tegangan, arus dan daya sesuai dengan Tabel 3.1. Perhitungan data ini disajikan dalam kecepatan berbeda dengan parameter turbin angin Cp maksimum pada 40% dan tip speed ratio 6.28. Ke adalah konstanta besarnya tegangan yang dibangkitkan setiap putaran.

Tabel 3.1 Hasil data uji PMSG

TSR = 6.28 Ke = 1.6 V/rad/s Kecepatan

Angin (m/s)

Daya Masukan, Cp 40% (Watt)

ω (rad/s)

Tegangan (Volt)

Arus (Ampere)

Daya Generator

(Watt)

1 0.5 7.9 12.6 0.04 0.492602 2 3.9 15.7 25.1 0.16 3.940814 3 13.3 23.6 37.7 0.35 13.30025 4 31.5 31.4 50.2 0.63 31.52651 5 61.6 39.3 62.8 0.98 61.57522 6 106.4 47.1 75.4 1.41 106.402 7 169.0 55.0 87.9 1.92 168.9624 8 252.2 62.8 100.5 2.51 252.2121 9 359.1 70.7 113.0 3.18 359.1067

10 492.6 78.5 125.6 3.92 492.6017 11 655.7 86.4 138.2 4.75 655.6529 12 851.2 94.2 150.7 5.65 851.2158

Page 62: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

42

3.3 Perancangan Sensor

Dalam sistem MPPT ini digunakan dua macam sensor, yaitu sensor tegangan dan sensor arus. Sensor tegangan berfungsi sebagai pembaca nilai tegangan pada rectifier sekaligus pengubah nilai tegangan untuk masukan dari mikrokontroller. Begitu juga dengan sensor arus sebagai pembaca nilai arus pada rectifier dan masukan nilai arus pada mikrokontroller. Berikut ini akan dibahas mengenai perancangan kedua sensor tersebut.

Gambar 3.4 Sensor arus dan sensor tegangan

3.3.1 Sensor Tegangan

Pembacaan sinyal tegangan menggunakan sensor tegangan yang dipasang pada sisi keluaran rectifier atau masukan dari konverter buck. Untuk perancangan sensor tegangan pada tugas akhir ini adalah dengan menggunakan rengkaian pembagi tegangan (voltage divider). Gambar rangkaian sensor tegangan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Page 63: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

43

Vin Vout

R1

R2

Gambar 3.5 Rangkaian sensor tegangan

Tegangan DC keluaran dari rectifier nilainya diturunkan dulu menggunakan pembagi tegangan agar dapat terbaca oleh Analog to Digital Converter (ADC) pada mikrokontroler sebagai hasil pengukuran, karena ADC hanya membaca tegangan pada rentang nilai 0-5 Volt. Sehingga keluaran dari sensor didesain sampai batas maksimal 5 V. Bila terjadi perbuahan pada tegangan masukan, maka juga akan terjadi perubahan pada tegangan keluaran dari rangkaian pembagi tegangan

Pada perancangan sensor tegangan ini hasil keluaran tegangan ditentukan pada rentang nilai dibawah 5 V. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika tegangan input dari sensor tegangan tiba-tiba naik sehingga keluaran dari sensor tegangan tidak sampai melebihi tegangan maksimal dari ADC.

Perhitungan untuk menurunkan tegangan menggunakan rumus pembagi tegangan sebagai berikut:

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑅2

𝑅1+𝑅2× 𝑉𝑖𝑛 (3.1)

Besar nilai resistor yang digunakan pada pembagi tegangan adalah 10 KΩ dan 390 KΩ. Dari rangkaian dan perhitungan nilai tegangan pada persamaan 3.1, maka tegangan dari keluaran rectifier pada saat tegangan dalam kondisi maksimum adalah

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 10 K

10 K + 390 K× 𝑉𝑖𝑛 (3.2)

Page 64: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

44

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0.025 𝑉𝑖𝑛 (3.3)

3.3.2 Sensor Arus

Sensor arus yang digunakan untuk membaca nilai arus keluaran pada rectifier menggunakan ACS758LCB-050. Sensor tersebut dapat membaca nilai arus hingga 50 Ampere. Keluaran dari arus ini merupakan tegangan yang proporsional dengan nilai arus masukan yang dibaca, dengan sentitivitas 40 mV/A. Dengan menggunakan sensor arus, maka akan menyederhanakan pembacaan dari arus sekaligus dapat dijadikan acuan masukan dari mikrokontroller. Bagian sensing dan keluaran dari sensor ini terpisah, sehingga arus besar yang lewat sama sekali tidak membahayakan bagian keluaran yang tersambung dengan mikrokontroller yang bekerja dalam rentang arus kecil.

Pada sisi keluaran sensor terpasang pengaman berupa dua buah dioda yang berfungsi untuk memotong tegangan keluaran dari sensor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko rusaknya mikrokontroller akibat dari besarnya nilai sisi masukan pada sensor.

3.4 Rectifier

Rectifier yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penyearah 6 pulsa tidak terkontrol. Dengan menggunakan tiga pasang dioda yang bekerja secara bergantian, maka tegangan AC akan diubah menjadi tegangan DC yang memiliki enam puncak gelombang. Penyearah 6 pulsa tidak terkontrol dipilih untuk mempermudah kontrol dari penyearah.

Dalam penggunaan rectifier pada sstem turbin angin ini juga digunakan kapasitor. Kapasitor digunakan untuk memperhalus tegangan keluaran rectifier. Kapasitor yang digunakan memiliki kapasitas 2200 µF.

3.5 Arduino MEGA 2560

Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino. Arduino diguakan untuk mempermudah dalam pemrograman yang akan dibuat. Dalam tugas akhir ini dipilih Arduino tipe MEGA 2560. Arduino MEGA 2560 digunakan karena memori yang dimiliki oleh Arduino MEGA 2560 lebih besar dibandingkan dengan Arduino lainnya. Gambar 3.6 menunjukkan board dari Arduino MEGA 2560.

Page 65: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

45

Gambar 3.6 Board Arduino MEGA 2560

Analog input yang digunakan adalah port A0 sebagai hasil pembacaan dari sensor tegangan dan port A4 sebagai hasil pembacaan dari sensor arus. Port PWM yang digunakan sebagai keluaran dari duty cycle adalah port 13. Port 13 digunakan karena pada port ini ada LED sebagai indikator, sehingga dapat diketahui apakah Arduino sudah bekerja mengeluarkan duty cycle atau belum. Frekuensi keluaran dari Arduino MEGA 2560 pada bagian port PWM adalah sebesar 490 Hz, kecuali port 4 dan 13 yang memiliki frekuensi 980 Hz. Desain dari perancangan konverter buck bekerja pada frekuensi 31.25 kHz, sehingga diperlukan perubahan besaran frekuensi dari Arduino. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan library pada Arduino untuk mengubah frekuensi yang dikeluarkan.

Tabel 3.2 Parameter Arduino MEGA 2560

Analog input tegangan A0 Analog input arus A4 Frekuensi kerja 31.25 kHz PWM output 13

Page 66: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

46

3.6 Optocoupler dan PWM Driver

Rangkaian optocoupler berfungsi sebagai pemisah rangkaian pembangkit pulsa pada sisi masukan dengan rangkaian keluaran. Sehingga jika terjadi gangguan pada rangkaian keluaran tidak berpengaruh pada rangkaian pembangkit pulsa. Hasil pulsa keluaran optocoupler berbanding terbalik dengan pulsa masukannya. Tegangan keluaran pada optocoupler terlalu kecil, sehingga digunakan IC optocoupler FOD 3182V, karena IC optocoupler FOD 3182V berfungsi sebagai optocoupler sekaligus power MOSFET gate driver karena IC FOD 3182V sudah terintegrasi dengan rangkaian pull-up transistor didalamnya.

Pada rangkaian optocoupler sumber tegangan untuk PWM harus berbeda dengan sumber untuk pull-up pada keluaran rangkaian, sehingga terdapat dua sumber catu daya. Sumber tegangan untuk optocoupler yang digunakan sebesar 15 V agar MOSFET pada konverter buck dapat membaca sinyal PWM dengan baik. Sedangkan untuk ground pada kaki nomor 3 dan ground pada kaki nomor 6 harus dipisahkan. Hal tersebut dimaksudkan agar fungsi optocoupler sebagai pemisah rangkaian dapat bekerja untuk mengamankan mikrokontroller dari arus balik dari MOSFET pada konverter buck yang mungkin terjadi.

PWM driver pada rangkaian ini berupa IC 7404 yang berisi rangkaian logika gerbang not. Fungsi dari gerbang logika not ini adalah untuk mengembalikan bentuk sinyal PWM yang terbalik akibat dari penggunaan optocoupler sebagai pemisah rangkaian.

3.7 Perancangan Konverter Buck

Berdasarkan penjelasan teori perhitungan pada bab II sub-sub-bab 2.4.2 dapar ditentukan besarnya nilai induktor dan kapasitor. Konverter buck merupakan penurun tegangan DC ke DC dengan penyaklaran pada MOSFET. Penyaklaran MOSFET bekerja pada saat gate diberikan tegangan. Persamaan konversi tegangan dapat dilihat pada persamaan di bawah ini:

𝑉𝑜 = 𝑉𝑠 𝐷 (3.4)

Tegangan keluaran akan lebih rendah daripada tegangan masukan secara linear terhadap duty cycle. Semakin tinggi duty cycle, maka

Page 67: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

47

tegangan keluaran akan semakin besar mendekati nilai tegangan masukan. MPPT harus mencari nilai duty cycle, sehingga daya yang dihasilkan turbin angin berada pada nilai maksimal.

Dalam perancangan konverter buck mengacu pada hasil keluaran tegangan dari rectifier yang terhubung dengan permanent magnet synchronous generator dan turbin angin. Nilai masukan dari konverter buck memiliki variasi tegangan 37 V hinnga 100 V dan arus 0.3 A hingga 3 A. Spesifikasi dari konverter yang dirancang dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Spesifikasi konverter buck

Parameter Nilai Induktor 10 mH Kapasitor 300 µF Frekuensi 31.5 kHz

Dalam pembuatan tugas akhir ini fokus dari pembahasan adalah algoritma yang digunakan untuk mencari nilai daya maksimum pada turbin angin. Konverter buck pada pembuatan tugas akhir ini bukanlah inti utama, sehingga analisa mengenai efesiensi, ripple tegangan, penyaklaran, dan hal lain yang berkaitan dengan kualitas konverter buck tidak dibahas dalam penelitian ini.

Gambar 3.7 Desain rangkaian konverter buck

Page 68: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

48

3.8 Perturb and Observe

Algoritma perturb and observe memiliki beberapa parameter sebagai inisialisasi nilai awal dan besar perubahan nilai step size dari setiap iterasi yang dilakukan. Batasan duty cycle juga diperlukan dalam menjalankan algoritma ini dikarenakan untuk menjaga kemampuan dari konverter buck. Waktu tunda dalam menjalankan program dalam satu kali iterasi ditentukan untuk memberikan respon balik akibat perubahan dari nilai duty cycle yang diberikan. Tabel 3.4 menunjukkan parameter yang digunakan pada algoritma perturb and observe.

Tabel 3.4 Parameter algoritma perturb and observe

Batasan duty cycle 0.2-0.8 Step size 0.015 Delay 0.5-1 detik

3.9 Modified Perturb and Observe

Algoritma modified perturb and observe juga memiliki beberapa parameter sebagai inisialisasi nilai awal dan besar perubahan nilai step size dari setiap iterasi yang dilakukan. Pada modified perturb and observe nilai step size akan berubah sesuai dengan respon dari sistem. Perubahan tersebut ditentukan oleh konstanta nilai C yang ditentukan. Batasan nilai duty cycle juga ditentukan untuk menjaga kemampuan dari konverter buck. Waktu tunda dalam menjalankan program dalam satu kali iterasi ditentukan untuk memberikan respon balik akibat perubahan dari nilai duty cycle yang diberikan. Tabel 3.5 menunjukkan parameter yang digunakan pada algoritma modified perturb and observe.

Tabel 3.5 Parameter algoritma modified perturb and observe

Batasan duty cycle 0.2-0.8 Step size 0.015 Konstanta C 0.8 Delay 0.5-1 detik

Page 69: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

49

BAB 4

ANALISIS PENELITIAN

4.1 Pengujian Sensor

Pengujian sensor dilakukan untuk mengetahui besar kesalahan nilai (error) yang dibaca oleh sensor. Dengan mengetahui error dari pembacaan sensor, maka akan diketahui tingkat keakuratan dari sensor yang digunakan.

4.1.1 Sensor Tegangan

Pengujian sensor tegangan dilakukan dengan cara memberikan power supply DC pada sisi masukan dari sensor. Pengujian diberikan pada rentang nilai 3-30 Volt DC. Sesuai dengan persamaan 3.3, rasio dari besarnya nilai masukan dan keluaran tegangan dari sensor tegangan adalah 0.025. Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian sensor tegangan.

Tabel 4.1 Data hasil uji sensor tegangan

Nilai Tegangan (Volt)

Pembacaan Sensor (Volt) Error (%)

3 2.73 9 6 5.66 5.67 9 8.59 4.56 12 11.33 5.5583 15 14.26 4.93 18 17.19 4.5 21 20.12 4.19 24 23.05 3.95 27 25.78 4.5 30 28.71 4.3

Dari hasil data uji tersebut didapatkan rentang error sekitar 5-9%

sehingga besaran nilai error tersebut dapat menjadi referensi pada saat penggunaan sensor tegangan sebagai masukan nilai tegangan mikrokontroller.

Page 70: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

50

4.1.2 Sensor Arus

Pengujian sensor arus dilakukan dengan cara yang sama dengan sensor tegangan, yaitu menggunakan power supply DC. Power supply DC dihubungkan dengan beban resistif murni sehingga menghasilkan nilai arus tertentu. Pengujian diberikan pada rentang nilai 0.5-4.5 Ampere. Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian sensor arus.

Tabel 4.2 Data hasil uji sensor arus

Nilai Arus (Ampere)

Pembacaan Sensor (Ampere) Error (%)

0.5 0.47 6 1 0.96 4 1.5 1.48 1.3 2 1.96 2 2.5 2.47 1.2 3 2.97 1 3.5 3.47 0.85 4 4.01 0.25 4.5 4.49 0.22

Dari hasil data uji tersebut didapatkan rentang error sekitar 0.22-6%

sehingga besaran nilai error tersebut dapat menjadi referensi pada saat penggunaan sensor arus sebagai masukan nilai arus mikrokontroller.

4.2 Pengujian Sistem Turbin Angin

Pengujian sistem turbin angin dilakukan dengan cara menghubungkan tegangan keluaran dari PMSG menuju beban. Tabel 4.3 menunjukkan hasil daya keluaran dari PMSG ketika dibebani oleh beban resistif.

Tabel 4.3 Daya PMSG

Kecepatan (rpm)

Tegangan (Volt)

Arus (Ampere)

Daya (Watt)

224.9 37.7 0.35 13.30025 299.8 50.2 0.63 31.52651 374.8 62.8 0.98 61.57522

Page 71: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

51

Tabel 4.3 Daya PMSG

Kecepatan (rpm)

Tegangan (Volt)

Arus (Ampere)

Daya (Watt)

449.8 75.4 1.41 106.402 524.7 87.9 1.92 168.9624 599.7 100.5 2.51 252.2121

4.3 Pengujian Nilai Daya Maksimum

Pengujian nilai daya maksimum dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan maximumum power point tracking dan tanpa maximum power point tracking. Hasil dari kedua pengujian akan dibandingkan untuk mendapatkan keunggulan dan kekurangan dari penggunaan maximum power point tracking.

4.3.1 Pengujian Nilai Daya Maksimum Tanpa MPPT

Pengujian nilai daya maksimum tanpa MPPT dilakukan dengan cara menentukan kecepatan putaran dari pemodelan turbin angin yang terdapat pada motor induksi. Sesuai dengan tabel 4.3 diketahui karakteristik kecepatan angin pada setiap kecepatan putar rotor turbin generator.

Pada pengujian ini kecepatan angin yang diambil adalah pada kecepatan angin 3 m/s hingga 8 m/s. Pada kecepatan tersebut duty cycle dari konverter buck diubah secara manual dari 0.2 hingga 0.8. Pengujian ini dibagi menjadi 2 karakter beban, yaitu pada saat kecepatan 3 m/s hingga 5 m/s digunakan satu buah beban lampu dan pada kecepatan 6 m/s hingga 8 m/s digunakan dua buah beban lampu. Tabel 4.4 hingga Tabel 4.9 menunjukkan data hasil uji nilai daya maksimum tanpa MPPT.

Tabel 4.4 Hasil daya maksimum pada kecepatan 3 m/s

RPM = 224.9 Beban = 2 lampu

Page 72: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

52

Tabel 4.4 Hasil daya maksimum pada kecepatan 3 m/s

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 226 32.47 0.45 14.61 4.70 1.96 9.21 15.30 25 199 30.45 0.61 18.57 5.74 2.19 12.57 19.45 30 186 27.92 0.77 21.50 6.43 2.31 14.85 22.51 35 169 24.61 0.94 23.13 6.73 2.36 15.88 24.22 40 154 21.71 1.07 23.23 6.76 2.37 16.02 24.32 45 135 18.50 1.15 21.28 6.37 2.30 14.65 22.28 50 116 15.41 1.20 18.49 5.77 2.16 12.46 19.36 55 97 12.20 1.22 14.88 5.01 2.04 10.22 15.59 60 84 10.27 1.24 12.73 4.47 1.86 8.31 13.33 65 70 7.95 1.23 9.78 3.69 1.74 6.42 10.24 70 62 6.58 1.20 7.90 3.14 1.60 5.03 8.27 75 56 5.67 1.19 6.75 2.84 1.55 4.41 7.07 80 50 4.82 1.17 5.64 2.38 1.45 3.44 5.91

Pada kecepatan 3 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 40% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 16.02 Watt.

Tabel 4.5 Hasil daya maksimum pada kecepatan 4 m/s

RPM = 299.8 Beban = 2 lampu

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 302 43.92 0.50 21.96 6.76 2.34 15.82 22.99 25 268 41.22 0.72 29.68 8.34 2.62 21.85 31.08 30 255 38.40 0.90 34.56 9.37 2.79 26.14 36.19 35 237 34.83 1.12 39.01 10.11 2.94 29.72 40.85

Page 73: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

53

Tabel 4.5 Hasil daya maksimum pada kecepatan 4 m/s

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

40 220 31.72 1.27 40.28 10.32 2.97 30.65 42.18 45 200 27.71 1.44 39.90 10.13 2.94 29.78 41.78 50 172 23.31 1.56 36.36 9.50 2.82 26.79 38.08 55 150 19.55 1.62 31.67 8.55 2.67 22.83 33.16 60 127 15.55 1.65 25.66 7.35 2.47 18.15 26.87 65 106 13.20 1.66 21.91 6.70 2.34 15.68 22.94 70 96 11.07 1.63 18.04 5.89 2.16 12.72 18.89 75 82 9.02 1.63 14.70 5.11 2.02 10.32 15.40 80 70 8.12 1.68 13.64 4.71 1.96 9.23 14.28

Pada kecepatan 4 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 40% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 30.65 Watt.

Tabel 4.6 Hasil daya maksimum pada kecepatan 5 m/s

RPM = 374.8 Beban = 2 lampu

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 354 56.02 0.54 30.25 8.78 2.69 23.62 31.68 25 343 53.18 0.75 39.89 10.58 2.99 31.63 41.76 30 328 49.31 1.03 50.79 12.40 3.29 40.80 53.18 35 309 45.58 1.28 58.34 13.46 3.44 46.30 61.09 40 291 41.90 1.47 61.59 14.06 3.51 49.35 64.50 45 271 37.43 1.66 62.13 14.10 3.52 49.63 65.06 50 228 30.91 1.86 57.49 13.22 3.41 45.08 60.20 55 200 26.35 1.94 51.12 12.24 3.26 39.90 53.53

Page 74: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

54

Tabel 4.6 Hasil daya maksimum pada kecepatan 5 m/s

60 172 22.11 2.00 44.22 11.91 3.06 36.44 46.30 65 142 18.20 2.02 36.76 9.60 2.88 27.65 38.50 70 128 15.13 2.05 31.02 8.64 2.70 23.33 32.48 75 110 12.45 2.05 25.52 7.55 2.52 19.03 26.73 80 98 11.51 2.12 24.40 7.42 2.50 18.55 25.55

Pada kecepatan 5 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 45% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 49.63 Watt.

Dengan menggunakan beban dua lampu pada kecepatan 3 m/s hingga 5 m/s memiliki nilai daya maksimum pada duty cycle yang berbeda dengan besaran daya keluaran yang berbeda. Semakin besar kecepatan angin, maka akan semakin besar pula daya yang dihasilkan oleh generator. Nilai duty cycle naik seiring dengan naiknya kecepatan. Gambar 4.1 menunjukkan grafik perbandingan daya keluaran generator pada setiap kecepatan seiring dengan perubahan duty cycle.

Gambar 4.1 Perbandingan daya keluaran konverter pada kecepatan angin 3 m/s hingga 5 m/s

0

10

20

30

40

50

60

20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80

Day

a (W

att)

Duty Cycle (%)

Kecepatan Angin 3 m/s Kecepatan Angin 4 m/s Kecepatan Angin 5 m/s

Page 75: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

55

Tabel 4.7 Hasil daya maksimum pada kecepatan 6 m/s

RPM = 449.8 Beban = 4 lampu

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 399 60.63 1.22 73.97 8.72 5.33 46.48 77.45 25 375 54.31 1.61 87.44 9.85 5.71 56.24 91.56 30 324 45.81 2.04 93.45 10.32 5.86 60.48 97.86 35 280 37.76 2.32 87.60 9.81 5.69 55.82 91.73 40 240 31.31 2.45 76.71 8.95 5.37 48.06 80.32 45 186 23.17 2.47 57.23 7.33 4.78 35.04 59.93 50 153 18.33 2.41 44.18 6.33 4.39 27.79 46.26 55 124 14.34 2.37 33.99 5.35 3.94 21.08 35.59 60 104 11.42 2.40 27.41 4.50 3.56 16.02 28.70 65 93 9.38 2.33 21.86 3.85 3.33 12.82 22.89 70 83 7.83 2.36 18.48 3.42 3.13 10.70 19.35 75 79 7.05 2.39 16.85 3.18 3.05 9.69 17.64 80 73 6.34 2.43 15.40 2.97 2.92 8.66 16.13

Pada kecepatan 6 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 30% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 60.48 Watt.

Tabel 4.8 Hasil daya maksimum pada kecepatan 7 m/s

RPM = 524.7 Beban = 4 lampu

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 460 70.50 1.34 94.47 10.14 5.85 59.32 98.92 25 437 63.64 1.79 113.92 11.56 6.32 73.06 119.28

Page 76: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

56

Tabel 4.8 Hasil daya maksimum pada kecepatan 7 m/s

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

30 389 54.62 2.22 121.26 12.25 6.51 79.75 126.97 35 326 43.63 2.60 113.44 11.70 6.35 74.30 118.78 40 280 36.27 2.74 99.38 10.68 6.00 64.08 104.06 45 233 28.88 2.80 80.86 9.31 5.55 51.67 84.67 50 177 21.33 2.76 58.87 7.56 4.90 37.04 61.64 55 145 16.15 2.68 43.28 6.28 4.49 28.20 45.32 60 123 13.27 2.62 34.77 5.49 4.12 22.62 36.41 65 110 11.24 2.65 29.79 4.74 3.80 18.01 31.19 70 97 9.38 2.63 24.67 4.21 3.56 14.99 25.83 75 87 7.98 2.60 20.75 3.73 3.32 12.38 21.73 80 81 6.70 2.60 17.42 3.32 3.14 10.42 18.24

Pada kecepatan 7 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 30% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 79.75 Watt.

Tabel 4.9 Hasil daya maksimum pada kecepatan 8 m/s

RPM = 599.7 Beban = 4 lampu

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

20 527 78.00 1.46 113.88 11.40 6.29 71.71 119.25 25 500 72.30 1.99 143.88 13.36 6.90 92.18 150.66 30 442 62.05 2.47 153.26 14.13 7.12 100.61 160.49 35 386 51.66 2.71 140.00 13.60 6.96 94.66 146.60 40 304 39.97 2.96 118.31 11.88 6.41 76.15 123.89 45 243 30.89 3.01 92.98 10.25 5.86 60.07 97.36

Page 77: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

57

Tabel 4.9 Hasil daya maksimum pada kecepatan 8 m/s

Duty C

ycle (%

)

Kecepatan

(rpm)

V R

ectifier (V

olt)

I Rectifier

(Am

pere)

P Rectifier (W

att)

V C

onverter (V

olt)

I Converter

(Am

pere)

P Converter

(Watt)

P PMSG

(W

att)

50 191 22.51 2.97 66.85 8.26 5.19 42.87 70.00 55 161 18.23 2.86 52.14 7.21 4.82 34.75 54.59 60 146 14.78 2.83 41.83 6.01 4.32 25.96 43.80 65 121 12.59 2.85 35.88 5.52 4.06 22.41 37.57 70 107 10.46 2.83 29.60 4.86 3.80 18.47 31.00 75 95 8.80 2.78 24.46 4.24 3.57 15.14 25.62 80 87 7.79 2.88 22.44 3.97 3.45 13.70 23.49

Pada kecepatan 8 m/s hasil keluaran daya maksimum berada pada duty cycle 30% dengan hasil daya keluaran konverter sebesar 100.61 Watt.

Dengan menggunakan beban empat lampu pada kecepatan 6 m/s hingga 8 m/s memiliki nilai daya maksimum pada duty cycle yang sama dengan besaran daya keluaran yang berbeda. Semakin besar kecepatan angin, maka akan semakin besar pula daya yang dihasilkan oleh generator. Nilai duty cycle cenderung sama seiring dengan naiknya kecepatan. Gambar 4.2 menunjukkan grafik perbandingan daya keluaran generator pada setiap kecepatan seiring dengan perubahan duty cycle.

Page 78: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

58

Gambar 4.2 Perbandingan daya keluaran konverter pada kecepatan angin 6 m/s hingga 8 m/s

4.3.2 Pengujian Nilai Daya Maksimum Dengan MPPT

Pengujian nilai daya maksimum menggunakan MPPT dilakukan dengan cara menggunakan 2 metode algoritma yang berbeda. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan metode perturb and observe. Pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan metode modified perturb and observe. Pengujian tersebut dilakukan pada enam kecepatan angin yang berbeda, yaitu 3 m/s hingga 8 m/s. Pada kecepatan 3 m/s hingga 5 m/s digunakan beban dua lampu dan pada kecepatan 6 m/s hingga 8 m/s digunakan beban empat lampu. Hasil yang didapatkan pada kedua metode tersebut akan dibandingkan. Implementasi kedua metode pada sistem turbin angin ini terbagi menjadi tiga variasi time delay, yaitu 0.5 detik, 0.7 detik dan 1 detik. Pada grafik yang akan muncul selanjutnya merupakan hasil daya keluaran konverter terhadap waktu.

4.3.2.1 Perturb & Observe

Algoritma perturb and observe diprogram pada mikrokontroller dan sensor digunakan sebagai masukan data pembacaan nilai tegangan dan

0

20

40

60

80

100

120

20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80

Day

a (W

att)

Duty Cycle (%)Kecepatan Angin 6 m/s Kecepatan Angin 7 m/s Kecepatan Angin 8 m/s

Page 79: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

59

arus. Sesuai dengan flowchart algoritma perturb and observe pada sub-sub-bab 2.5.1 metode ini diimplementasikan pada sistem turbin angin.

Gambar 4.3 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.4 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

0

5

10

15

20

250.

5 47.

5 1114

.5 1821

.5 2528

.5 3235

.5 3942

.5 4649

.5 5356

.5 6063

.5 6770

.5 7477

.5 8184

.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0

5

10

15

20

25

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 80: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

60

Gambar 4.5 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 3 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 13.07 Watt saat time delay 0.5 detik, 12.68 Watt saat time delay 0.7 detik dan 12.23 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 21.5 detik, time delay 0.7 adalah 32.9 detik, dan time delay 1 adalah 38 detik.

0

5

10

15

20

25

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 81: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

61

Gambar 4.6 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.7 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

05

101520253035404550

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

05

10152025303540

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 82: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

62

Gambar 4.8 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 4 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 24.83 Watt saat time delay 0.5 detik, 25.07 Watt saat time delay 0.7 detik dan 25.61 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 24.5 detik, time delay 0.7 adalah 28.7 detik, dan time delay 1 adalah 30 detik.

05

1015202530354045

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 83: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

63

Gambar 4.9 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.10 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

0

10

20

30

40

50

60

70

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0

10

20

30

40

50

60

70

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 84: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

64

Gambar 4.11 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 5 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 40.76 Watt saat time delay 0.5 detik, 42.32 Watt saat time delay 0.7 detik dan 42.43 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 23 detik, time delay 0.7 adalah 25.2 detik, dan time delay 1 adalah 27 detik.

0

10

20

30

40

50

60

70

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 85: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

65

Gambar 4.12 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.13 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

0102030405060708090

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0102030405060708090

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 86: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

66

Gambar 4.14 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 6 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 47.68 Watt saat time delay 0.5 detik, 48.95 Watt saat time delay 0.7 detik dan 42.19 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 49 detik, time delay 0.7 adalah 40.6 detik, dan time delay 1 adalah 61 detik.

01020304050607080

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 87: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

67

Gambar 4.15 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.16 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

0

20

40

60

80

100

120

0.5

4.5

8.5

12.5

16.5

20.5

24.5

28.5

32.5

36.5

40.5

44.5

48.5

52.5

56.5

60.5

64.5

68.5

72.5

76.5

80.5

84.5

88.5

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0102030405060708090

100

0.7

4.9

9.1

13.3

17.5

21.7

25.9

30.1

34.3

38.5

42.7

46.9

51.1

55.3

59.5

63.7

67.9

72.1

76.3

80.5

84.7

88.9

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 88: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

68

Gambar 4.17 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 7 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 67.51 Watt saat time delay 0.5 detik, 61.44 Watt saat time delay 0.7 detik dan 54.85 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 42.5 detik, time delay 0.7 adalah 46.1 detik, dan time delay 1 adalah 58 detik.

0102030405060708090

100

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 89: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

69

Gambar 4.18 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.5 detik, metode P&O

Gambar 4.19 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.7 detik, metode P&O

0

20

40

60

80

100

120

140

0.5

4.5

8.5

12.5

16.5

20.5

24.5

28.5

32.5

36.5

40.5

44.5

48.5

52.5

56.5

60.5

64.5

68.5

72.5

76.5

80.5

84.5

88.5

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

020406080

100120140160

0.7

4.9

9.1

13.3

17.5

21.7

25.9

30.1

34.3

38.5

42.7

46.9

51.1

55.3

59.5

63.7

67.9

72.1

76.3

80.5

84.7

88.9

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 90: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

70

Gambar 4.20 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 1 detik, metode P&O

Pada kecepatan angin 8 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 88.64 Watt saat time delay 0.5 detik, 78.77 Watt saat time delay 0.7 detik dan 78.43 Watt saat time delay 1 detik. Variasi dari time delay mempengaruhi waktu tempuh untuk mencapai titik maksimum. Waktu yang dibutuhkan time delay 0.5 adalah 42.5 detik, time delay 0.7 adalah 45.5 detik, dan time delay 1 adalah 46 detik.

Hasil menggunakan metode perturb and observe menunjukkan daya keluaran akan menurun seiring dengan bertambahnya waktu dan nilai duty cycle walaupun sudah berada pada titik daya maksimum. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik daya maksimum sangat lama.

4.3.2.2 Modified Perturb & Observe

Algoritma modified perturb and observe diprogram pada mikrokontroller dan sensor digunakan sebagai masukan data pembacaan nilai tegangan dan arus. Metode modified perturb and observe adalah modifikasi dari perturb and observe. Sesuai dengan flowchart algoritma perturb and observe pada sub-sub-bab 2.5.2 metode ini diimplementasikan pada sistem turbin angin.

0

20

40

60

80

100

120

140

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 91: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

71

Gambar 4.21 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.22 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

0

5

10

15

20

25

30

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0

5

10

15

20

25

30

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 92: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

72

Gambar 4.23 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 3 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 3 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 16.13 Watt saat time delay 0.5 detik, 15.13 Watt saat time delay 0.7 detik dan 15.93 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 11 detik, saat time delay 0.7 adalah 14.7 detik, dan saat time delay 1 adalah 20 detik.

0

5

10

15

20

25

30

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 93: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

73

Gambar 4.24 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.25 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

05

1015202530354045

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

05

10152025303540

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 94: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

74

Gambar 4.26 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 4 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 4 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 29.64 Watt saat time delay 0.5 detik, 28.27 Watt saat time delay 0.7 detik dan 29.66 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 10 detik, saat time delay 0.7 adalah 13.3 detik, dan saat time delay 1 adalah 20 detik.

05

1015202530354045

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 95: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

75

Gambar 4.27 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.28 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

01020304050607080

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

01020304050607080

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 96: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

76

Gambar 4.29 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 5 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 5 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 49.39 Watt saat time delay 0.5 detik, 48.29 Watt saat time delay 0.7 detik dan 47.24 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 8.5 detik, saat time delay 0.7 adalah 9.1detik, dan saat time delay 1 adalah 15 detik.

0

10

20

30

40

50

60

70

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 97: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

77

Gambar 4.30 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.31 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

01020304050607080

0.5 4

7.5 11

14.5 18

21.5 25

28.5 32

35.5 39

42.5 46

49.5 53

56.5 60

63.5 67

70.5 74

77.5 81

84.5 88

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

01020304050607080

0.7

4.2

7.7

11.2

14.7

18.2

21.7

25.2

28.7

32.2

35.7

39.2

42.7

46.2

49.7

53.2

56.7

60.2

63.7

67.2

70.7

74.2

77.7

81.2

84.7

88.2

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 98: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

78

Gambar 4.32 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 6 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 6 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 54.45 Watt saat time delay 0.5 detik, 54.29 Watt saat time delay 0.7 detik dan 53.67 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 11.5 detik, saat time delay 0.7 adalah 20.3 detik, dan saat time delay 1 adalah 25 detik.

01020304050607080

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 99: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

79

Gambar 4.33 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.34 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

0

20

40

60

80

100

120

0.5

4.5

8.5

12.5

16.5

20.5

24.5

28.5

32.5

36.5

40.5

44.5

48.5

52.5

56.5

60.5

64.5

68.5

72.5

76.5

80.5

84.5

88.5

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0102030405060708090

100

0.7

4.9

9.1

13.3

17.5

21.7

25.9

30.1

34.3

38.5

42.7

46.9

51.1

55.3

59.5

63.7

67.9

72.1

76.3

80.5

84.7

88.9

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 100: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

80

Gambar 4.35 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 7 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 7 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 69.68 Watt saat time delay 0.5 detik, 72.12 Watt saat time delay 0.7 detik dan 69.86 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 14.5 detik, saat time delay 0.7 adalah 15.4 detik, dan saat time delay 1 adalah 25 detik.

0102030405060708090

100

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 101: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

81

Gambar 4.36 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.5 detik, metode modified P&O

Gambar 4.37 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 0.7 detik, metode modified P&O

0

20

40

60

80

100

120

140

0.5

4.5

8.5

12.5

16.5

20.5

24.5

28.5

32.5

36.5

40.5

44.5

48.5

52.5

56.5

60.5

64.5

68.5

72.5

76.5

80.5

84.5

88.5

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

0

20

40

60

80

100

120

140

0.7

4.9

9.1

13.3

17.5

21.7

25.9

30.1

34.3

38.5

42.7

46.9

51.1

55.3

59.5

63.7

67.9

72.1

76.3

80.5

84.7

88.9

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 102: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

82

Gambar 4.38 Daya keluaran pada saat kecepatan angin 8 m/s, time delay 1 detik, metode modified P&O

Pada kecepatan angin 8 m/s turbin angin menghasilkan daya keluaran puncak rata-rata sebesar 91.92 Watt saat time delay 0.5 detik, 98.09 Watt saat time delay 0.7 detik dan 95.81 Watt saat time delay 1 detik. Waktu tempuh menuju titik daya maksimum pada saat time delay 0.5 adalah 16 detik, saat time delay 0.7 adalah 18.2 detik, dan saat time delay 1 adalah 20 detik.

Hasil implementasi modified perturb and observe memberikan daya keluaran yang optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju titik daya maksimum sangat singkat.

4.4 Analisis Hasil Pengujian

Berdasarkan pengujian pada sub-bab 4.3 didapatkan hasil daya keluaran terhadap waktu dengan setiap kecepatan yang berbeda. Hasil tersebut juga memberikan perbedaan hasil diantara metode perturb and observe dan modified perturb and observe. Tabel 4.10 dan 4.11 menunjukkan perbandingan dari setiap hasil pengujian untuk memudahkan dalam menganalisa.

0

20

40

60

80

100

120

140

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89

Day

a (W

att)

Waktu (detik)

Page 103: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

83

Tabel 4.10 Perbandingan hasil daya pengujian

Delay 0.5 (detik) 0.7 (detik) 1 (detik) Kecepatan

Angin P&O Modified P&O P&O Modified

P&O P&O Modified P&O

3 m/s 13.07 16.13 12.68 15.13 12.23 15.93 4 m/s 24.83 29.64 25.07 28.27 25.61 29.66 5 m/s 40.76 49.39 42.32 48.29 42.43 47.24 6 m/s 47.68 54.45 48.95 54.29 42.19 53.67 7 m/s 67.51 69.68 61.44 72.12 54.85 69.86 8 m/s 88.64 91.92 78.77 98.09 78.43 95.81

*) dalam satuan Watt

Tabel 4.11 Perbandingan hasil waktu pengujian

Delay 0.5 (detik) 0.7 (detik) 1 (detik) Kecepatan

Angin P&O Modified P&O P&O Modified

P&O P&O Modified P&O

3 m/s 21.5 11 32.9 14.7 38 20 4 m/s 24.5 10 28.7 13.3 30 20 5 m/s 23 8.5 25.2 9.1 27 15 6 m/s 49 11.5 40.6 20.3 61 25 7 m/s 42.5 14.5 46.1 15.4 58 25 8 m/s 42.5 16 45.5 18.2 46 20

*) dalam satuan detik

Pada tabel diatas, dapat terlihat bahwa metode modified P&O terbukti dapat menghasilkan daya keluaran yang lebih besar dibandingkan metode P&O. Selain itu juga, metode modified P&O memiliki kemampuan yang sangat cepat dalam mencari nilai titik daya maksimum. Time delay yang optimal dalam menggunakan kedua metode tersebut harus disesuaikan dengan kondisi kecepatan turbin angin.

Page 104: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

84

Tabel 4.12 Perbandingan hasil efesiensi kedua metode

Kecepatan Angin

Hasil Uji Manual

Efesiensi Metode

Perturb and Observe

Efesiensi Metode

Modified Perturb and

Observe 3 m/s 16.02 Watt 79.15% 94.44% 4 m/s 30.65 Watt 81.79% 92.23% 5 m/s 49.63 Watt 85.27% 97.3% 6 m/s 60.48 Watt 67.12% 81% 7 m/s 79.75 Watt 57.8% 77.04% 8 m/s 100.61 Watt 45.22% 78.3%

Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa efesiensi daya hasil keluaran turbin angin akan lebih besar pada saat menggunakan metode modified P&O. Penggunaan modified P&O mencapai efesiensi 97.3%. Sedangkan metode P&O hanya 85.27%. Hal ini membuktikan bahwa metode modified P&O memiliki kemampuan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode P&O.

Page 105: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

85

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengujian ini didapatkan beberapa kesimpulan:

1. Implementasi metode P&O memiliki kelemahan dalam menghasilkan daya keluaran yang maksimal. Hal ini dikarenakan pada saat berada di titik maksimum, terdapat kemungkinan metode P&O akan menaikkan duty cycle yang menyebabkan turunnya hasil daya keluaran.

2. Implementasi metode modified P&O dapat mengatasi masalah turunnya nilai daya keluaran pada metode P&O. Sehingga nilai daya keluaran yang dihasilkan maksimum.

3. Metode modified P&O memiliki kemampuan fast tracking daya maksimum. Metode ini juga dapat mengurangi osilasi daya keluaran.

4. Penentuan time delay yang optimal harus disesuaikan dengan kondisi dari kecepatan angin.

5. Hasil daya keluaran dari metode P&O dengan time delay 0.7 pada kecepatan 3 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 12.68 Watt, pada kecepatan 4 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 25.07 Watt, pada kecepatan 5 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 48.29 Watt, pada kecepatan 6 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 54.29 Watt, pada kecepatan 7 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 72.12 Watt, pada kecepatan 8 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 98.09 Watt.

6. Hasil daya keluaran dari metode modified P&O dengan time delay 0.7 pada kecepatan 3 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 15.13 Watt, pada kecepatan 4 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 28.27 Watt, pada kecepatan 5 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 42.32 Watt, pada kecepatan 6 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 48.95 Watt, pada kecepatan 7 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 61.44 Watt, pada kecepatan 8 m/s memiliki daya keluaran rata-rata 78.77 Watt.

7. Waktu yang dibutuhkan metode P&O menuju titik maksimum dengan time delay 0.7 pada kecepatan 3 m/s adalah 32.9 detik, pada kecepatan 4 m/s adalah 28.7 detik, pada kecepatan 5 m/s adalah 25.2 detik, pada kecepatan 6 m/s adalah 40.6 detik, pada kecepatan 7 m/s adalah 46.1 detik, pada kecepatan 8 m/s adalah 45.5 detik.

Page 106: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

86

8. Waktu yang dibutuhkan metode modified P&O menuju titik maksimum dengan time delay 0.7 pada kecepatan 3 m/s adalah 14.7 detik, pada kecepatan 4 m/s adalah 13.3 detik, pada kecepatan 5 m/s adalah 9.1 detik, pada kecepatan 6 m/s adalah 20.3 detik, pada kecepatan 7 m/s adalah 15.4 detik, pada kecepatan 8 m/s adalah 18.2 detik.

9. Efesiensi dari metode penggunaan modified P&O mencapai 97.3%, sedangkan metode P&O hanya 85.27%.

5.2 Penelitian Selanjutnya

Dengan sistem turbin yang ada dapat dibuat interface alat yang memiliki keakuratan tinggi dan presisi, sehingga dapat digunakan sebagai modul laboratorium. Pemodelan turbin angin pada motor induksi diperlukan agar dapat diketahui karakteristik turbin angin. Penggunaan sensor disesuaikan dengan konverter yang akan digunakan. Daya keluaran dari PMSG terhubung dengan sistem mikrogrid. Penentuan time delay harus disesuaikan dengan kondisi dari kecepatan angin. Adanya kontrol strategi pada sistem turbin angin untuk charging baterai dan supply ke dalam mikrogrid.

Page 107: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

87

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wei Tong, “Wind Power Generation and Wind Turbine Design”, WITpress, Canada, 2010.

[2] Kementerian ESDM RI, “Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025”, Arsip Kementerian ESDM RI, Jakarta, 2006.

[3] Vivek Patel, Anil Kumar, Kalyan Chatterje, Vikas Patel, “A Review: Maximum Power Extraction Method Using In Wind Turbine system Using Different Algorithm”, Internarional Conference on Electrical, Electronics, Signals, Communication and Optimization (EESCO), 2015.

[4] Yacine Daili, Jean-Paul Gaubert, Lazhar Rahmani, “Implementation of a new maximum power point tracking control strategy for small wind energy conversion systems without mechanical sensors”, Energy Conversion and Management, Vol. 97, 2015, pp. 298-306.

[5] Inigo Kortabarria, Jon Andreu, Inigo Martinez de Alegria, Jaime Jimenez, Jose Ignacio Garate, Eider Robles, “A Novel adaptive maximum power point tracking algorithm for small wind turbines”, Renewable Energy, 2014, Vol. 63, pp. 785-796.

[6] Bin Wu, Yongqiang Lang, Navid Zargari, Samir Kouro, “Power Conversion and Control of Wind Energy Systems”, John Wiley & Sons Inc., Institute of Electrical and Electronics Engineers, 2011.

[7] Zaiming Fan, “Mathematical Modelling of Grid Connected Fixed-Pitch Variable -Speed Permanent Magnet Synchronous Generators for Wind Turbines”, University of Central Lancashire, 2012.

[8] Lentera Angin Nusantara, “Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin”, Ciheras, 2014.

[9] Sthepen J. Chapman, “Electric Machinery Fundamentals”, The McGraw Hill Companies, United States of America, 2005.

[10] Muhammad H. Rashid, “Power Electronics Handbook”, Academic Press, Canada, 2001.

[11] Daniel W. Hart, “Power Electronics”, The McGraw-Hill Companies, United States of America, 2011.

[12] Mochamad Ashari, “Sisten Konverter DC: Desain Rangkaian Elektronika Daya”, ITS PRESS, Surabaya, 2012

[13] Feri Djuandi, “Pengenalan Arduino”, tobuku, 2011.

Page 108: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

88

[14] Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0, “Arduino References” < https://www.arduino.cc/en/Reference/HomePage>, April, 2016.

[15] Fernando D. Bianchi, Hernan De Battista, Ricardo J. Mantz, “Wind Turbine Control Systems: Principles, Modelling and Gain Scheduling Design”, Springer-Verlag, London, 2007.

[16] Frede Blaabjerg, Zhe Chen, “Power Electronics for Modern Wind Turbines”, Morgan & Claypool, United States of America, 2006.

[17] Djamila Rekioua, “Wind Power Electric Systems: Modeling, Simulation, and Control”, Springer-Verlag, London, 2014.

[18] Zaiming Fan, “Mathematical Modelling of Grid Connected Fixed-Pitch Variable -Speed Permanent Magnet Synchronous Generators for Wind Turbines”, University of Central Lancashire, 2012.

[19] Rajin M. Linus, Perumal Damodharan, “Maximum power point tracking method using a modified perturb and observe algorithm for grid connected wind energy conversion systems”, IET Renewable Power Generation, 2015, Vol. 9, Iss. 6, pp. 682–689.

[20] Dipesh Kumar, Kalyan Chaterjee, “A review of conventional and advanced MPPT algorithms for wind energy systems”, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 2016, Vol. 55, pp. 957-970.

[21] Abdelghani Harrag, Sabir Messalti, “Variable step size modified P&O MPPT algorithm using GA-based hybrid offline/online PID controller”, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 2015, Vol. 49, pp. 1247-1260.

[22] Yuanye Xia, Khaled H. Ahmed, Barry W. Williams, “Wind Turbine Power Coefficient Analysis of a New Maximum Power Point Tracking Technique”, 2013, Vol. 60. No.03.

Page 109: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

89

BIOGRAFI PENULIS

Dwiyan Anugrah Ernadi, lahir di Semarang pada tanggal 27 November 1994. Penulis merupakan anak dari Bapak Sriyanto dan Ibu Erna Lies WSP. Penulis mulai memasuki pendidikan sekolah dasar pada tahun 2000 di SDN Ketabang IV Surabaya dan SDN Klender 04 Pagi Jakarta Timur. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMPN 255 Jakarta. Tahun 2012 penulis melanjutkan studi di SMAN 81 Jakarta. Selama sekolah penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi siswa. Penulis melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam masa kuliah penulis aktif dalam kegiatan organisasi ekstra kampus seperti AIESEC Surabaya. Selain itu, penulis juga mengeksplorasi ilmu dalam kegiatan kuliah musim panas dan musim dingin yang diadakan di luar negeri.

Page 110: DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKING UNTUK TURBIN ANGIN MENGGUNAKAN …repository.its.ac.id/817/3/2212100123-Undergraduate... · 2016. 11. 21. · mendapatkan hasil yang stabil dan

90

---Halaman ini sengaja dikosongkan---