artikel publikasi maximum security …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.naskah publikasi.pdf2 maximum...

15
ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: Rizqi Azhar Al Habib D300110003 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: lamkhanh

Post on 01-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

ARTIKEL PUBLIKASI

MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN

Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur

Diajukan sebagai Pelengkap dan

Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

Rizqi Azhar Al Habib

D300110003

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

2

MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN

Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur

Rizqi Azhar Al Habib, Nur Rahmawati S, ST. MT, Ir. Alfa Febela P, MT

Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, universitas Muhammadiyah Surakarta

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Perancangan Lapas Maksimum Security dilatarbelakangi oleh

ketidaklayakan fasilitas penunjang dan kapasitas ruangan, serta sistem yang

diterapkan dalam penjara telah mengesampingkan unsur kemanusiaan.

Lapas Maximum Security merupakan penggolangan lapas berdasarkan

tingkat keamanan. Lapas ini mempunyai tingkat keamanan paling ketat yang

diperuntukan bagi narapidana yang memiliki masa tahanan lama (15-20 tahun),

seumur hidup, atau mati dengan kasus kejahatan berupa pembunuhan, terorisme,

genosida, atau kejahatan kemanusiaan lain.

Desain ini menggunakan pendekatan Humanis Desain dan Eko-Arsitektur.

Humanis Desain merupakan sebuah desain yang menjadikan manusia sebagai

dasar pengamatan, komponen pokok perencanaan, maupun penilaian akhir desain.

Sedangkan Eko-Arsitektur yaitu perencanaan arsitektur yang mempertimbangkan

interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, interaksi yang saling menguntungkan

seperti sebuah bangunan yang dapat memanfaatkan potensi lingkungan yang ada

dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Hasil yang diperoleh dari desain ini yaitu jenis lapas yang memasukkan

dua karakter desain tersebut dengan tingkat keamanan maksimal. Secara

fungsinya lapas ini bertujuan sebagai tempat pembinaan yang tetap memenuhi

kebutuhan pokok bagi narapidana, dengan desain bangunan yang dapat

berinteraksi dengan lingkungan.

Kata Kunci : Maximum Security, Humanis Desain, Eko Arsitektur

Page 3: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

3

ABSTRACT

The reason of designing the maximum security prison is caused by the

unsatisfied supporting facilities and the room capacity, as well as the system

which is applied in a prison that has dismisses the humanism characteristic.

Maximum Security Prison is a kind of prison based on the level of

security. It is the highest level of security prison used for prisoners who possess

the arrest time (15-20 years), lifetime imprisonment, or dead penalty with the

criminal case such as murdering, terrorism, genocide, or the other humanism

criminals.

The design employs Humanism Design and Eco-Architecture approaches.

Humanism design concerns on a human as a main of observing, a basic

component of planning, or the last evaluation design. Whereas Eco-Architecture

is the architecture planning that considers the environment interaction. It means

the profitable interaction as it is applied on the building which can use the

environment potential and preserve its environment condition.

The result of this design is the kind of prison that contains two design

characteristics. It is also completed with the maximum security level as a place for

educating prisoners that can fulfill their main necessity by applying the building

design which can interact with the environment.

Keywords: Maximum Security, Humanism Design, Eco-Architecture

Page 4: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar
Page 5: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

5

1. Pendahuluan

1.1 Deskripsi

“MAXIMUM SECURITY

PRISON DESIGN” (Pendekatan

Pada Humanis Desain Dan Eko-

Arsitektur) adalah perancangan atau

perencanaan sebuah lembaga

permasyarakatan (lapas), dimana

lapas yang dimaksud memiliki

tingkat keamanan “maksimum

security” tapi tetap memberikan hak

dan kebutuhan narapidana itu sendiri,

hak yang dimaksud di sini adalah 10

hak dasar manusia yaitu:

1). Hak untuk hidup 2.) Hak

berkeluarga dan melanjutkan

keturunan 3). Hak mengembangkan

diri 4). Hak memperoleh keadilan 5).

Hak atas kebebasan pribadi 6). Hak

atas rasa aman 7). Hak atas

kesejahteraan 8). Hak turut serta

dalam pemerintah 9).Hak wanita 10).

Hak anak

Adapun hirarki kebutuhan yang

dimaksud adalah sebagai berikut

( Potter dan Patricia, 1997 ) :

Gambar 1. 1 Hirarki kebutuhan Maslow

(sumber: https://encrypted-

tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRT

Q01fkrBcJgdaB_5v5GMQM-

cCeuX7_uN_dsP2LLEVpeFSlyK6)

1). Kebutuhan fisiologis/ dasar

2).Kebutuhan akan rasa aman dan

tentram 3). Kebutuhan untuk dicintai

dan disayangi 4).Kebutuhan untuk

dihargai 5).Kebutuhan untuk

aktualisasi diri

Jika semua hak dan kebutuhan

diatas terpenuhi atau minimal

tersedia fasilitas dan sistem untuk

memenuhi dua komponen diatas

sebuah perancangan arsitektur yang

humanize akan berhasil.

Meskipun tujuan perencanaan

ini menciptakan suatu desain

arsitektur yang humanis,

perencanaan ini tidak akan

menghilangkan fungsinya sebagai

tempat pembinaan bagi narapidana.

Sesuai dengan Permen Hukum dan

HAM No.6 tahun 2013 tentang Tata

Tertib Lapas dan rutan, yang

didalamnya terdapat peraturan-

peraturan yang wajib di laksanakan

bagi narapidan khususnya dan

dikenakan hukuman bagi siapa saja

yang melanggar peraturan tersebut.

1.2 Latar Belakang

1) Gambaran Umum (LAPAS)

Lembaga

Pemasyarakatan (lapas) adalah

tempat untuk melakukan pembinaan

terhadap narapidana dan anak didik

pemasyarakatan di Indonesia.

Sebelum dikenal istilah lapas di

Indonesia, tempat tersebut disebut

dengan istilah penjara.

Page 6: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

6

2) Gambaran Khusus Kondisi

LAPAS di Indonesia

Dari data yang di peroleh dari

(https://id.wikipedia.org/wiki/L

embaga_Pemasyarakatan)

Lapas mendapat kritik atas

perlakuan terhadap para

narapidana. Pada tahun 2006,

hampir 10% di antaranya

meninggal dalam lapas.

Sebagian besar napi yang

meninggal karena telah

menderita sakit sebelum masuk

penjara, dan ketika dalam

penjara kondisi kesehatan

mereka semakin parah karena

kurangnya perawatan,

rendahnya gizi makanan, serta

buruknya sanitasi dalam

lingkungan penjara. Lapas juga

disorot menghadapi persoalan

beredarnya obat-obatan

terlarang di kalangan napi dan

tahanan, serta kelebihan

penghuni.

Namun kebalikan dari hal

tersebut di atas, pada awal

tahun 2010 terkuak kasus

narapidana bernama Artalyta

Suryani yang menjalani masa

hukumannya di Blok

Anggrek Rutan Pondok

Bambu Jakarta yang memiliki

ruang karaoke pribadi dalam

sel kurungannya berikut

fasilitas pendingin udara (AC)

dan dilengkapi kulkas beserta 1

set komputer jaringan guna

memudahkan aktivitasnya

mengontrol kegiatannya di luar

rutan melalui internet.

Pada tahun 2012 para napi di

lapas Kerobokan, Bali

mengamuk dan membakar

lapas. Hal tersebut terjadi

disebabkan karena adanya

diskriminsi terhadap para napi

dan juga kapasitas lapas yang

sudah melebihi kuota yang

seharusnya.

1.3 Rumusan Masalah

Melihat dari kondisi lapas di

atas, maka sebuah lapas dengan

sistem dan desain baru harus

diadakan, sebuah sistem pembinaan

yang mengutamakn kemanusiaan dan

sebuah desain baru yang menjadikan

manusia sebagai pathokan

perencanaannya.

Dan yang menjadi karakter

dari desain ini adalah pendekatannya

yang kearah Arsitektur Ekologis.

berdasarkan kebutuhakn tersebut,

maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

- bagaimanakah desain

lembaga permasyarakatan

yang mengutamakn prinsip

humanis dan berlandaskan

ekologis

1.4 Tujuan dan Sasaran

A. Tujuan:

Menciptakan sebuah lapas

dengan sistem dan desain baru yang

akhirnya disebut “Perencanaan

Lembaga Pemasyarakatan Yang

Humanize”, untuk jenis lapas adalah

lapas pria.

Pemilihan jenis lapas sendiri

melihat dari studi kasus yang

dilakukan, dan ditemukan masalah

dalam lapas yang paling sering

muncul adalah pada lapas pria.

B. Sasaran:

Page 7: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

7

- Mendapatkan konsep baru

sebuah desain Lembaga

Pemasyarakatan baru

khususnya di Indonesia yang

mengedepankan kemanusiaan

khususnya bagi narapidana.

- Mendapatkan konsep baru

sebuah desain Lembaga

Pemasyarakatan dengan

karakteristik Arsitektur

Ekologis.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Penggolongan LAPAS

1) Klasifikasi berdasarkan

besar kecilnya perusahaan

lembaga pemasyarakatan

A. LP Kelas I : Kapasitas

minimal 500 napi

B. LP Kelas II : Kapasitas

200-500 napi

C. LP kelas III : Kapasitas

maksimum 250 napi

2) Klasifikasi Berdasarkan

Wilayah Pelayanannya

A. Lembaga Pemasyarakatan

tingkat provinsi: berlokasi di

ibukota provinsi, menampung

narapidan yang mendapat

hukuman pidana lebih dari 1

tahun.

B. Lembaga Pemasyarakatan

tingkat Daerah: berlokasi di

setiap ibukota daerah tingkat

II, menampung narapidana

yang mendapat hukuman

pidana kurang dari 1 tahun.

3) Klasifikasi Berdasarkan

Tingkat Keamanan

a). Type maximum security: menampung narapidana yang

berbahaya, missal pidana

mati, pidana seumur hidup,

pidana lama. b). Type medium

security: menampung

narapidana yang telah

menjalani proses pembinaan

tahap pertama dan dinyatakan

baik oleh dewan Pembina

Pemasyarakatan (DPP). c).

Type minimum security: laps

yang di peruntukan bagi

narapidana dengan vonis

pidana ringan. d). Type dual

purpose: lembaga

pemasyarakatan yang di

dalamnya terdapat blok

maximum security, medium

security, dan minimum

security.

4) Klasifikasi Berdasarkan

Jenis Kelamin Dan Usia

a). Lembaga pemasyarakatan

khusus pria b). Lembaga

pemasyarakatan khusus

pemuda c). Lembaga

pemasyarakatan khusus anak-

anak d). Lembaga

pemasyarakatan wanita

5) Klasifikasi Berdasarkan

Status Narapidana

a). Lembaga pemasyarakatan

umum. b). Lembaga

pemasyarakatan militer.

2.2. User dalam LAPAS

a). Narapidana: Narapidana

adalah terpidana yang

menjalani pidana hilang

kemerdekaan di lapas, yang

telah ditetapkan bersalah oleh

pengadilan dan di tempatkan

di lapas. b).Pegawai

Pemasyarakatan: Anggota

Page 8: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

8

masyarakat lapas yang

bertugas mengatur jalannya

kegiatan di dalam lapas.

c).Pendidik/Pembimbing/Pe

mbina: Perorangan atau

kelompok yang di datangkan

dari instansi tertentu yang

memiliki kerjasama dengan

lembaga pemasyarakatan,

yang bertugas melakukan

pembinaan dalam bidang

agama, keterampilan, atau

pendidikan bagi narapidana

sebagai proses dalam

pembinaan. d). Tamu: Tamu

yang dimaksud adalah dari

pihak keluarga atau rekan

yang ingin memebesuk

narapidana, dan tidak jarang

juga dari organisasi atau

instansi tertentu yang datang

untuk mencari data atau

observasi.

2.3. Sistem Hunian (sell)

1) Klasifikasi

A. Sistem sell (Pensylvenia):

Sistem ini mengharuskan napi

berada dalam selnya masing-

masing, baik siang maupun

malam.

B. Sistem Bangsal: Sistem ini

mengharuskan napi tinggal

bersama-sama dalam satu

kelompok besar.

C. Sistem klasifikasi: Sitem ini

menganut perbedaan-

perbedaan tertentu dalam

penempatan napi.

D. Sistem Paviliun: Pada sistem

ini napi dikelompokkan dlam

blok-blokhunian yang terdiri

dari12-36 napi. Dalam blok

hinian masih terbagi lagi dalam

beberapa kabar dan tiap kamar

berisi 1-3 napi.

2) Ukuran Standar Hunian

A. Gerak Bebas Manusia

B. Sirkulasi Manusia

C. Kamar Tidur

D. Kamar Mandi

2.4. Studi Kasus

a). Lapas Pasir Putih, Nusa

Kambangan b). Penjara ADX

Florence Supermax (Colorado)

c). Penjara Bang Kwang

(Thailand) d). Pulau Buru

2.5. Arsitektur Humanis

1) Humanisme: dimaknai

sebagai kekuatan atau potensi

individu untuk mengukur dan

mencapai ranah ketuhanan dan

menyelesaikan permasalahan-

permasalah sosial.

2) Arsitektur dan Humanis:

upaya memanusiawikan

arsitektur, dengan cara

memperhatikan kebutuhan

manusia didunia.

3) Arsitektur Humanize Untuk

Lapas:

Tahap Pertama Pengenalan:

Pengenalan yang di maksud

adalah mengetahui

karakteristik narapidana yang

paling mudah adalah

pengecekan berkas narapidana,

Page 9: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

9

atau dengan cara melakukan

psikotest.

Tahap Kedua Pemahaman:

Setelah tahu kondisi

narapidana luar dan dalam

menentukan jenis pembinaan

apa saja yang sesuai untuk

narapidana yang bersangkutan,

tahap ini dilakukan karena

pembinaan yang sama belum

tentu berhasil diterapkan untuk

narapidana lain.

Tahap Ketiga Penerapan:

Setelah mengetahui jenis

pembinaan yang tepat tahap

selanjutnya adalah pemenuhan

fasilitas dan sistem sebagai

syarat berhasilnya pembinaan

yang diterapkan. Dan pada

tahap akhir ini peran seorang

arsitek sangat diperlukan jika

terjadi kesalahan dalam

perancangannya bukan hanya

akan terjadi kesalahan teknik

yang di kawatirkan juga akan

berdampak pada pembinaan ini

nantinya.

2.6. Arsitektur Ekologi

1) Ekologi: Ekologi adalah Ilmu

yang mempelajari interaksi

antara organisme dengan

lingkungannya dan yang

lainnya. Berasal dari kata

Yunani oikos ("habitat")

danlogos ("ilmu"). Ekologi

diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari baik interaksi

antar makhluk hidup maupun

interaksi antara makhluk hidup

dan lingkungannya.

2) Arsitektur dan Ekologi:

Arsitektur ekologis merupakan

pembangunan berwawasan

lingkungan, dimana

memanfaatkan potensi alam

semaksimal mungkin.

3. METODE PENELITIAN

DAN PERANCANGAN

Metode yang dilakukan adalah

dengan:

Studi Literatur: Studi literatur yang

dilakukan untuk mendapatkan

landasan teori tentang standart

Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS)

dengan tingkat keamanan maksimal.

4. ANALISIS PENDEKATAN

KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

4.1. Pendekatan Perancangan

Tapak dan Bangunan

1) Perancangan Tapak:

Dengan kondisi site

yang berkontur akan menjadi

suatu kawasan yang menarik

jika perencanaan yang

dilakukan meminimalkan

perombakan kontur itu

sendiri, site berkontur

memiliki karakter tersendiri

Page 10: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

10

bila di bandingkan site lahan

datar.

Maka perencanaan ini

nantinya akan

memaksimalkan potensi site

dengan menjaga keaslian dari

site itu sendiri, hal ini juga

sesuai dengan perinsip

perencanaan Eko-Arsitektur

yang berorientasi pada alam.

Gambar 4. 1 Perencanaan

Arsitektur yang berorientasi

pada lingkungan (sumber:

http://1.bp.blogspot.com/-

QycG002Poag/UDHLB4U0HAI

/AAAAAAAACBA/vFpE_R-

7mXI/s1600/Flower+Petals.jpg)

2) Perancangan Bangunan:

Melihat dari

perancangan tapak diatas

maka desain bangunan akan

berada di bawah tanah.

Gambar 4. 2 Perencanaan

bangunan bawah tanah (sumber:

https://encrypted-

tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:

ANd9GcSC1s0ywpgflDJtWAvz

jMsTg7OkW9JeHyd5ZwOh-

HN6GKyHenjWyQ)

4.2. Pendekatan Penampilan

Bangunan (Eksterior dan

Interior)

1) Penampilan Eksterior

Penampilan luar

bangunan akan mengambil

bentuk dasar kotak, yang

disesuaikan dengan karakter

bentuk yang tegas dan kokoh

menggambarkan sifat dari

lembaga pemasyarakatan

sebagai tempat pembinaan.

Secara garis besar

desain bangunan ini nantinya

akan mengambil aliran

Arsitektur Kubisme Modern.

Gambar 4. 3 Bangunan beraliran

kubisme (sumber:

https://encrypted-

tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:

ANd9GcRfKrNCjkt0ZMEIOjZ1

YLjh3SFTt7kX5qxjFNYtVPF5

AVWGvtg4mw)

Page 11: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

11

2) Penampilan Interior: Untuk

interior konsep modern akan

tetap di pertahankan, yang

menjadi detail interior

bangunan ini nantinya adalah

pemakaian warna yang

berbeda di setiap zona ruang

yang di sesuaikan dengan

karakter atau fungsi ruang itu

sendiri.

4.3. Pendekatan Sistem Utilitas

1) Sistem Utilitas:

a) Penghawaan

Sistem penghawaan yang

akan diterapkan adalah

penghawaan alami yang

memanfaatkan pola aliran

angin lembah yang teratur.

Pemanfaatan angin lembah

juga karena karakter dari

angin ini yang hangat dan

sehat.

Gambar 4. 4 penerapan

penghawaan alami (sumber:

analisa penulis)

b) Pencahayaan

Pemanfaatan sinar matahari

sebagai pencahayaan di siang

hari juga menjadi orientasi

perancangan ini, sistem yang

akan di terapkan pada

perencanaan ini adalah

pantulan sinar matahari ini

dimaksudkan untuk

mengurangi intensitas panas

yang di bawa sinar matahari.

Gambar 4. 5 pantulan cahaya

sebagai pencahayaan alami

(sumber: analisa penulis)

c) Energi

Dalam hal energi untuk

meminimalkan listrik PLN

yang merupakan sumber

listrik utama, desain ini

nantinya juga akan

menyediakan sumber energi

cadangan yaitu pemakaain sel

surya untuk menangkap sinar

matahari menjadi energi

listrik.

Gambar 4. 6 sel surya sebagai

energi cadangan (sumber:

http://www.anneahira.com/im

ages/panel-surya.jpg)

Page 12: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

12

4.4. Analisa dan Konsep

Penekanan Arsitektur

1) Pendekatan Sistem Hunian

(sell)

Pemilihan sistem hunian

memakai sistem klasifikasi

dengan pembagian hunian

berdasarkan tingkat

keamanan dan fungsi hunian.

Pembagian hunian ini sebagai

berikut:

A. Minimum security :

kapsitas 80 narapidana,

dengan kapasitas tiap

kamar 2 orang, fungsi

kelompok hunian ini di

tujukan bagi narapidana

yang hampir masa

hukumannya dan sedang

dalam tahap pembinaan

akhir.

B. Medium security :

kapasitas 200 narapidana,

dengan kapasitas tiap

kamar 4 orang, fungsi

kelompok hunian ini

sebagai hunian utama

napi yang baru masuk

langsung dimasukkan ke

kelompok hunian ini.

C. Maksimum security :

kapasitas 20 narapidana,

dengan kapasitas 1 orang

tiap kamar, fungsi

kelompok hunian ini

sebagai ruang isolasi bagi

narapidana yang

melakukan pelanggaran

disiplin.

2) Pendekatan Sistem

Keamanan

A. Keamanan Luar

1. Pos Utama

Merupakan pos induk atau

kontrol keamanan utama yang

berada pada pusat kawasan

atau minimal memiliki arah

pandang bebas ke pos

menara.

Gambar 4. 7 Konsep Pos

Utama dan Gdg. Pengelola

(sumber: sketsa penulis)

2. Pos Keamanan 1

Pos kawasan yang harus

pertamakali dilalui tamu,

disini di lakukan pendataan

dan pengecekan identitas,

setelah itu diberikan tanda

pengenal agar bisa masuk

kedalam kawasan.

3. Pos Keamanan 2

Pos “metal detector” setelah

sampai parkiran untuk masuk

zona hijau mereka harus

melalui pengecekan metal

detector untuk mengantisipasi

adanya penyelundupan

senjata tajam, bob, atau hal

lainnya.

Page 13: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

13

Gambar 4. 8 metal detector

gate (sumber:

http://www.xraybaggagescan

ner.com/photo/pl433712-

economic_model_walk_throu

gh_metal_detector_gate_for_

factories_and_entertainment_

environments.jpg)

4. Pos Keamanan 3

Pos “x-ray” untuk masuk

zona kuning pengunjung

harus melalui ini, untuk

antisipasi penyelundupan

barang di tempat yang tidak

terduka.

Gambar 4. 9 Body scanner

(sumber:

http://cdn.farecompare.com/reso

urces/fcblogs/2012/06/Body_Sc

anner290x200.jpg)

5. Pos Keamanan 4

“portir” pos terakhir untuk

masuk zona merah, tidak

semua pengunjung dapat

dengan mudah melalui pos

ini, hanya petugas dan

pengunjung yang memiliki

izin khusus yang dapat

melewati pos ini, karena pos

ini menjadi akses uama

menuju hunian.

6. Menara Keamanan

Menara setinggi 10m yang

perada pada setiap sudut

kawasan lapas, untuk

memantau kondisi luar dan

dalam lapas hanya pada

menara ini, petugas di beri

ijin khusus untuk melakukan

tembakan jika terjadi

penyusupan maupun

karicuhan dlam lapas.

Gambar 4. 10 menara

keamanan (sumber:

http://3.bp.blogspot.com/-

_u5-

9r4waWM/TlXzY3xwwqI/A

AAAAAAAHQo/ENLNMTP

_Z4M/s1600/Strike+Back+Zi

mbabwe+Richard+Porter+ha

ndcuffed+prisoner.png)

7. Tembok beton

setinggi 5-6 yang

mengelilingi kawasan lapas

dengan tebal sekitar 1,5

meter, ketebalan tembok ini

berfungsi sebagai akses tim

keamanan untuk berkeliling

mengawasi sekitar lapas.

B. Keamanan Dalam

1. Keamanan sirkulasi,

akses utama menuju

Page 14: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

14

hunian dengan sistem

satu pintu masuk satu

pintu keluar dengan lift

sebagai transportasinya.

2. Perencanaan hunian di

dalam tanah merupakan

sistem keamanan secara

arsitektural.

3. Pemakaian dinding

dalam yang

menggunakan beton,

untuk mengantisipasi

penyelundupan alat

konunukasi elektronik

dalam hunian, dinding

beton ini akan

menghalangi sinyal.

4. Pos Hunian: pos yang

berada di tiap kelompok

hunian.

5. CCTV: yang berada pada

setiap sudut ruangan

untuk mengantisipasi

terjadinya kerusuhan atau

konsisi buruk lainnya.

6. Pemindaian sidik jari

pada pintu masuk hunian

7. Pemakaaina material

kaca anti peluru untuk

pintu hunian selain untuk

kemudahan pengawasan,

pemakaian jeruji besi

atau pintu besi akan

menciptakan suasana

tertekan bagi narapidana.

8. Pada hunian, selasar

hunian, ruang berkumpul,

dan ruang-ruang yang

memiliki kemungkinan

terjadi kerusuhan atau

perkelahian. Ditempat

gas penenang atau gas

tidur otomatis yang

kendalinya dapat di

kontrol dari pos

penjagaan utama,

pemakaian gas ini di rasa

lebih efektif dan manusia

dibanding pembubaran

masa dengan cara fisik.

3) Pendekatan Sistem

Pembinaan

1. Pembinaan Agama:

Pembinaan yang

dimaksud adalah

mengintensifkan kegiatan

keagamaan dengan

mendatangkan pemuka

agama, dan mewajibkan

ibadah rutin sebagai

agenda rutin lapas.

2. Pembinaan Moral:

Fasilitas ruang konsultasi

bagi narapidana.

3. Pembinaan Kerja:

Pemberian tugas atau

kewajiban untuk

narapidana dengan

melakukan kegiatan

pertanian, peternakan,

keterampilan memasak,

dan komputer. Dimana

hasil dari kerja mereka di

gunakan untuk

memenuhi kebutujhan

lapas, dan sebagian

menjadi hak milik

narapidana dalam bentuk

tabungan.

Page 15: ARTIKEL PUBLIKASI MAXIMUM SECURITY …eprints.ums.ac.id/38708/1/2.NASKAH PUBLIKASI.pdf2 MAXIMUM SECURITY PRISON DESIGN Pendekatan Pada Humanis desain dan Eko Arsitektur Rizqi Azhar

15

DAFTAR PUSTAKA

A'yun, A. Q. (2003). Lembaga Pemasyarakatan Wanita Di Semarang. Surakarta.

C, W. W. (T.Thn.). Pendekatan Ekologi Pada Rancangan Arsitektur,Sebagai

Upaya Mengurangi Pemanasan Global.

Http://Arsitekturdanlingkungan.Blogspot.Com/2012/10/Ekologi-Arsitektur.Html.

(T.Thn.).

Http://Ekohidayat91.Blogspot.Com/2013/06/Arsitektur-Ekologi.Html. (T.Thn.).

Http://Forum.Kompas.Com/Teras/293333-3-Penjara-Terburuk-Di-Dunia.Html.

(T.Thn.).

Http://Fuadyars10.Blogspot.Com/2013/08/Pengertian-Humanisme.Html. (T.Thn.).

Http://Www.Rmol.Co/Read/2012/03/28/58890/Sinyal-HP-Dimatikan,-Susah-

Telepon-Teleponan-. (T.Thn.).

Https://Hamzahhasballah.Wordpress.Com/2014/05/11/Dua-Hari-Di-

Nusakambangan/. (T.Thn.).

Https://Massofa.Wordpress.Com/2013/06/26/Sejarah-Perkembangan-

Kepenjaraan-Di-Indonesia/. (T.Thn.).

KEHAKIMAN, D. J. (1975). PERATURAN PENJAGAAN LEMBAGA

PEMASYARAKATAN. Jakarta.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013. (2013). TATA TERTIB

LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN RUMAH TAHANAN

NEGARA. Jakarta.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN

1999. (1999). PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA

BINAAN PEMASYARAKATAN. Jakarta.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN

2012. (2012). TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

PELAKSANAAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN.

Jakarta.

Rachmawati, M. (2010). HUMANISME (KEMBALI) DALAM ARSITEKTUR.

Surabaya.