dermatrcoma proerans.doc
DESCRIPTION
ftyfstfygyu ygiua jjsdyew uhikfjye uhsnfkieyr snjnscvyueTRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Dermatofibrosarcoma Protuberans (DFSP) merupakan neoplasma jaringan lunak, dengan
tingkat keganasan sedang-rendah. Metastasis jarang terjadi, namun ia merupakan tumor lokal
yang agressive dengan tingkat residif (muncul kembali) tinggi.
Terdapat variant pigmentasi dari DFSP, yang disebut Bednar tumor.
II. Epidemiologi
Kejadian DFSP dilaporkan sebanyak 3 kasus per 1 juta populasi berdasarkan daftar
populasi berdasarkan kanker di perancis dari tahun 1982-2002. Sedangkan di swedia kejadiannya
sebanyak 4 kasus per 1 juta populasi dari tahun 1990-2005.
Variant dari DFSP yaitu bednar tumor dengan kejadian 1 % dari seluruh kasus DFSP,
dimana kasusnya 7,5 kali lebih tinggi pada orang kulit hitam dibanding orang kulit putih.
DFSP biasanya terjadi pada orang dewasa dengan umur 20-50 tahun, sangat jarang pada
bayi baru lahir dan lansia (80 th).
III. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui, labor menunjukkan aberasi kromosom dapat berkontribusi
pada patogenesis. Tidak terdapat bukti herediter.
Pada 10-20 % pasien dengan DFSP, tampak terdapat hubungan antara trauma dengan
tempat terjadinya tumor, seperti luka operasi, bekas luka bakar, dan tempat vaksinasi.
IV. Patofisiologi
DFSP merupakan keganasan kulit yang muncul dari dermis dan menginvasi jaringan
subkutan yang lebih dalam (ex : lemak, fascia, otot, tulang ).
Pada pemeriksaan cytogenetic dari sel tumor, ditemukan translokasi kromosom 17 dan 22
. Yang mana perubahan ini menggabungkan kolagen tipe 1 alpha 1 (COL1A1) dan gen PDGF-
beta (platelet derived growth factor), yang menghasilkan protein gabungan. Protein gabungan
kemudian diproses menjadi PDGF-beta fungsional dan berinteraksi dengan reseptor PDGF pada
permukaan sel tumor DFSP. Yang mana aktivasi dari reseptor ini merangsang proliferasi sel
tumor.
V. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan fisik
DFSP adalah tumor yang tumbuh sangat lambat, sehingga diagnosisnya sering tertunda untuk
beberapa bulan sampai beberapa tahun.
DFSP dapat muncul pada awalnya sebagai papule yang asimptomatik ,kecil. Dan secara
perlahan menjadi besar.
Pemeriksaan Fisik
-DFSP biasanya muncul sebagai indurasi plaque yang besar dengan diameter beberapa cm.
-DFSP terdiri dari nodul irregular, konsistensi solid, dengan warna yang bervariasi, dari yang
warnanya sama dengan warna kulit sampai warna coklat kemerahan.
-dapat terlihat telangiectasia pada permukaannya.
-kebanyakan tumor mobile pada palpasi, namun fiksasi pada struktur yang lebih dalam seperti
fascia, otot, dan tulang dapat terjadi pada stadium lanjut.
-kebanyakan DFSP terdapat di badan (42-72 %), ekstremitas (16-30 %), dan jarang terjadi pada
leher (10-16 %).
VI. Pemeriksaan Penunjang
Biopsi
Untuk diagnosa pasti, maka diperlukan pemeriksaan biopsi. Dimana ditemukan proliferasi sel-sel
berbentuk spindel yang tersusun dalam pola storiform.
Sedangkan pada variant DFSP, tumor Bednar, sel dendritik yang mengandung melanin, tersebar
diantara sel neoplasma berbentuk spindel.
Pemeriksaan pencitraan
Tidak ada indikasi untuk dilakukan pencitraan, kecuali jika dicurigai adanya metastase.
VII. Penatalaksanaan
-Kemoterapi jarang digunakan karena tidak menunjukkan hasuil yang signifikan
-Radioterapi sebagai terapi tambahan terhadap operasi. Radioterapi post-op dapat mengurangi
resiko berulang
Operasi
Wide excision, eksisi 2-3 cm lebih dari batas klinis
VIII. Prognosis
DFSP ditandai oleh invasi lokalnya yang agresif. Tumor menginvasi jaringan lokal dengan
memperluas proyeksi seperti tentakel dibawah kulit yang sehat, sehingga pengangkatan tumor
secara total sangat sulit. Pengangkatan yang masih menyisakan sel tumor, maka kemungkinan
besar akan terjadi kekambuhan.
Meskipun secara lokal ia sangat invasiv, namun DFSP sangat jarang bermetastase.
Berdasarkan literatur, resiko metastasenya hanya 5 %, 1 % metastase nodus limfe regional dan 4
% metastase jauh. Adanya metastase KGB regional merupakan pertanda buruk, kebanyakan
pasien meninggal dalam 2 tahun. Untuk metastase jauh, lokasi yang paling sering terkena yaitu
paru.
Stadium
Belum ada ketetapan yang pasti mengenai stadium DFSP, namun berdasarkan guideline german :
Stadium I : tumor primer, lokal
Stadium II : metastase nodus limfe
Stadium III : metastase jauh
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien laki-laki umur 36 tahun dirawat di Bangsal Bedah Pria RSUD Dr. M. Djamil,
Padang, pada tanggal 8 November 2012
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. m
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sungai Limau-Padang Pariaman
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Benjolan di punggung sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan di punggung sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu
Benjolan sekarang merupakan kekambuhan dari benjolan yang telah dioperasi
sebelumnya pada tahun 2010
Benjolan pertama kali muncul pada tahun 1985, sebesar biji kacang.
Benjolan pertama kali dioperasi pada tahun 1994 dengan ukuran sebesar telur bebek.
Benjolan terus muncul di tempat yang sama dengan ukuran yang lebih besar, dan
dilakukan operasi setiap kalinya, yaitu pada tahun 2003, 2008, dan 2010.
Nyeri (+) di tempat benjolan seperti rasa tertusuk, tanpa perpindahan ke tempat lain yang
timbul tidak menentu, dan berkurang jika digaruk atau digoncang-goncang.
Setiap kali timbul nyeri biasanya disertai demam, menggigil, sesak nafas, dan sakit
kepala di bagian belakang, yang sering muncul pada cuaca dingin.
Mual, muntah (-)
Batuk (-)
Nyeri tulang (-)
Nodul KGB regional (-)
Riwayat trauma pada lokasi benjolan (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Benjolan pertama kali muncul pada tahun 1984, sebesar biji kacang
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
Tidak ada riwayat penyakit bawaan pada keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan darah : 120/70mmHg
Frekuensi denyut nadi : 90 x/menit
Frekuensi nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
STATUS GENERALISATA
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil +/+
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Dada
Paru :
Inspeksi : normochest, simteris, tidak ada gerakan yang tertinggal
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung :
Tidak ditemukan kelainan
Abdomen
Tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik, udem (-), sensorik dan motorik baik
STATUS LOKALIS
Regio Punggung kiri
I : - tampak benjolan irregular dengan ukuran ± 20 x 10 x 5 cm
-tidak terdapat tanda peradangan, perubahan warna (-)
- jaringan sikatrik (+), venektasi (+)
Pa : - teraba panas
-benjolan berbatas tegas, mobile, konsistensi padat, permukaan teraba rata
- tidak teraba nodul KGB regional
PEMERIKSAAN
Laboratorium tanggal 14/11/2012
Hb : 11,4 gr/dl
Ht : 34 %
Leukosit : 9.800 /mm3
Trombosit : 327.000 /mm3
PA terdahulu
Dermatofibrosarcoma protuberans
DIAGNOSIS KERJA
Dermatofibrosarcoma protuberans
PENATALAKSANAAN
Eksisi luas