dentur utk pesakit xerostomia

51
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009 1 PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH PADA PASIEN EDENTULUS PENDERITA XEROSTOMIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : HUBBAN NASUTION NIM : 030600006 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Upload: amir-hamzah

Post on 26-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teknologi Gigi Palsu untuk Pesakit Xerostomia

TRANSCRIPT

Page 1: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

1

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH PADA PASIEN

EDENTULUS PENDERITA XEROSTOMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

HUBBAN NASUTION

NIM : 030600006

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Page 2: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

2

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Prostodonsia

Tahun 2007

Hubban Nasution

Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pembuatan gigitiruan penuh pada

pasien edentulus penderita xerostomia

x + 36

Xerostomia merupakan temuan klinis yang sering ditemukan dalam praktek

sehari-hari pada pasien edentulus, tetapi jarang terdeteksi oleh praktisi dokter gigi

sehingga nantinya setelah pemakaian gigitiruan penuh (GTP) akan menimbulkan

permasalahan pada pasien. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang prostodontis harus

memiliki pengetahuan yang cukup untuk mampu menegakkan diagnosis xerostomia

dan membuat GTP yang sesuai untuk pasien tersebut. Tujuan penulisan skripsi ini

adalah untuk menjelaskan tentang penegakan diagnosis xerostomia pada pasien

edentulus dan penatalaksanaan pembuatan GTP.

Penulisan skripsi dengan judul penegakan diagnosis dan penatalaksanaan

pembuatan gigitiruan penuh pada pasien edentulus penderita xerostomia dilakukan

dengan penelaahan tinjauan pustaka.

Penegakan diagnosis xerostomia meliputi anamnesis, pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan lanjutan. Pada anamnesis akan diajukan sejumlah pertanyaan yang akan

menuntun kepada suatu dugaan apakah pasien tersebut menderita xerostomia.

Page 3: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

3

Pemeriksaan klinis sebagai pemeriksaan objektif dan pemeriksaan lanjutan dilakukan

untuk memperkuat anamnesis dalam rangkaian penegakkan diagnosis untuk

memastikan apakah pasien tersebut menderita xerostomia.

Pembuatan GTP pada pasien edentulus penderita xerostomia meliputi dua hal,

yaitu perawatan pendahuluan terhadap xerostomianya dan penatalaksanaan GTP yang

didasarkan pada jenis xerostomia yang dideritanya, apakah xerostomia reversible atau

ireversibel. Pada pasien edentulus penderita xerostomia reversibel dapat dibuatkan

GTP konvensional seperti biasa, dengan memastikan jaringan pendukung telah siap

menerima gigitiruan tersebut. Pada pasien xerostomia ireversibel dapat dibuatkan

GTP yang memiliki reservoir yang berguna sebagai wadah untuk menyimpan saliva

buatan. Reservoir dapat dibuat pada rahang atas atau rahang bawah. Pada rahang atas

terdapat beberapa masalah seperti bertanbah tebalnya bagian palatum, mulut terasa

penuh, sulit menelan, dan lain-lain, oleh sebab itu reservoir dibuat pada rahang

bawah yang disebut dengan mandibular split-denture.

Daftar rujukan : 27 (1986-2006)

Page 4: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

4

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH PADA PASIEN

EDENTULUS PENDERITA XEROSTOMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

HUBBAN NASUTION

NIM : 030600006

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Page 5: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

5

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 21 April 2007

Pembimbing : Tanda tangan

Eddy Dahar , drg., M.Kes ................................ NIP . 131 099 228

Page 6: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

6

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji

pada tanggal 21 April 2007

TIM PENGUJI

KETUA : M.Zulkarnain, drg.,M.Kes.

ANGGOTA : 1. Eddy Dahar, drg.,M.Kes.

2. Yuswar Siregar,drg.

3. Ariyani,drg.

4. Siti Wahyuni,drg.

Page 7: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

7

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

ni’matnya yang takkan habis sepanjang masa serta shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai Uswatun hasanah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi di Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara.

Ucapan terima kasih yang tiada henti penulis haturkan kepada Ayahanda

Drs.Ahmad Adib Nst, MM dan Ibunda Malihah tercinta yang telah membesarkan,

mendidik, membimbing, mendo’akan serta memberikan dukungan moril maupun

materil kepada penulis, juga kepada abang tersayang M.Zaki Nst, ST atas bimbingan,

motivasi, serta do’anya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini saya mendapat bimbingan, dukungan, motivasi

serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa

syukur dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., PhD, Sp.Pros.(K), sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Dosen pembimbing skripsi penulis, Eddy Dahar, drg., M.Kes, yang telah

banyak meluangkan waktu ditengah berbagai kesibukannya untuk membantu,

membimbing serta membuka pemikiran penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Semoga Allah membalas segala kebaikannya.

Page 8: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

8

3. Abdullah Oes, drg., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membina

dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. M.Zulkarnain, drg., M.Kes., Yuswar Siregar, drg., Ariyani, drg., Siti Wahyuni,

drg. sebagai tim evaluasi skripsi penulis sekaligus sebagai tim penguji.

5. Dwi Tjahyaning Putranti, drg., MS, sebagai Ketua Departemen Prostodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Sumatera Utara

yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat, semoga dapat menjadi ’amal

jariyah.

7. Staf Departemen Prostodonsia : Kak Maya, Kak Yanti, Ibu Sri yang membantu

memperlancar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik di fakultas : Iqbal, Sukri, Iwan, Franky, Erdi ,Akbar,

Iskandar, Dian, Irvan, Lola, Leony, Vonny, Inung, Juni, Imay, Kharlina, Nita

Ina, serta teman-teman angkatan 2003 yang tak dapat disebut satu per satu.

Terima kasih atas persahabatan kalian.

9. Senior-senior ku tercinta : Bang Andre, Bang Karmi Darso, Bang Armia, Bang

Farhan, Bang Gun.

10. Teman-teman seperjuangan di Departemen Prostodonsia : Dewi, Irma, Nadya,

Ilda, Intan, Novi, Malinda.

11. Keluarga besar BKM Al-Ikhlash FKG USU dan HMI Komisariat FKG USU

sebagai wadah penulis dalam berkreatifitas dan menimba pengalaman.

Page 9: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

9

Penulis menyadari bahwa penulis masih dalam proses pembelajaran sehingga

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

diridhoi oleh Allah SWT. Jazakumullah Khairan Katsiran. Wassalam

Medan, 21 April 2007 Penulis (Hubban Nst) NIM:030600006

Page 10: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN TIM PENGUJI ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang........................................................................... 1 1.2 Permasalahan ............................................................................ 3 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .…..…………………………. 3 1.4 Ruang Lingkup ….…………………………………………… 4 BAB 2 XEROSTOMIA DAN PERMASALAHANNYA DALAM PEMAKAIAN GIGITIRUAN PENUH 2.1 Xerostomia ............................................................................... 5 2.1.1 Definisi ....................................................................... .... 5 2.1.2 Etiologi dan Tanda Klinis ............................................... 5 2.1.3 Klasifikasi ....................................................................... 8 2.2 Permasalahan dalam Pemakaian Gigitiruan Penuh ........... .... 8 2.2.1 Kurangnya Retensi ..................................................... .... 9 2.2.2 Iritasi Mukosa Rongga Mulut ......................................... 9 2.2.3 Kesulitan Beradaptasi ..................................................... 10 BAB 3 PENEGAKAN DIAGNOSIS XEROSTOMIA DAN PENATALAKSANAAN PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH 3.1 Penegakan Diagnosis Xerostomia ......................................... .... 11 3.1.1 Anamnesis ....................................................................... 11 3.1.2 Pemeriksaan Klinis .......................................................... 12

Page 11: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

11

3.1.3 Pemeriksaan Lanjutan ...................................................... 13 3.1.4 Perawatan Xerostomia ...................................................... 15 3.2 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Penderita Xerostomia.. 18 3.2.1 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Penderita Xerostomia Reversibel ...................................................... 19 3.2.2 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Penderita Xerostomia Ireversibel ...................................................... 20 3.2.2.1 Pencetakan ……………………………............... 21 3.2.2.2 Penentuan Hubungan Rahang …………………... 21 3.2.2.3 Pemasangan pada Artikulator dan Penyusunan Anasir Gigitiruan ………………………………. 21 3.2.2.4 Pembuatan Reservoir ………………………….. 22 3.2.3 Tahap Pemasangan ............................................................ 28 3.2.4 Tahap Pasca Pemasangan ................................................. 29 3.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Mandibular Split-Denture ... 30

BAB 4 KESIMPULAN .................................................................................. 31 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 33 LAMPIRAN

Page 12: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1 Penyebab umum xerostomia ................................................................... 6 2 Pasien penderita xerostomia ................................................................... 7 3 Iritasi mukosa rongga mulut pada penderita xerostomia......................... 10 4 Tongue blade lengket ke mukosa bukal ................................................. 13 5 Saliva dikumpulkan dari pasien .............................................................. 14 6 Biopsi kelenjar saliva minor ................................................................... 15 7 Penentuan tinggi dari bagian basis yang akan dibuat reservoir............... 22 8 Basis malam dari mandibular split-denture ..................................... 23 9 Anasir gigitiruan rahang atas diartikulasikan dengan basis akrilik bening .................................................................................................... 24 10 Anasir gigitiruan rahang atas dengan model duplikat basis akrilik......... 25 11 Anasir gigitiruan mandibular split-denture ............................................ 25 12 Mandibular split-denture yang akan dibuatkan reservoir....................... 26 13 Mandibular split-denture dengan reservoir............................................ 27 14 Sepotong kawat untuk memperlihatkan lubang drainase pada bagian inferior lingual ....................................................................................... 28 15 Sikat gigi untuk GTP ………………...…............................................. 29

Page 13: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kerangka Konsep Skripsi

Page 14: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Empat faktor penting agar gigitiruan penuh (GTP) dapat berfungsi secara

efisien adalah cukupnya dukungan, retensi, keseimbangan otot dan keseimbangan

oklusi.1 Faktor–faktor retensi gigitiruan seperti adhesi, kohesi, tegangan permukaan

interfasial dan daya tarik menarik kapiler terjadi oleh karena adanya saliva di dalam

rongga mulut.2 Saliva juga berfungsi sebagai lubrikan dan bantalan antara basis GTP

dan jaringan lunak.3 Saliva dengan viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat

membasahi anatomis gigitiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan,

sedangkan saliva yang banyak dengan viskositas kental mudah melepaskan

gigitiruan.4

Xerostomia atau mulut kering merupakan masalah yang banyak ditemukan

pada usia lanjut.5 Lebih dari 30% populasi berumur 65 tahun menderita gejala ini dan

14%-40% orang dewasa juga mengalaminya.6,7 Xerostomia dapat disebabkan antara

lain karena terapi penyinaran, pemakaian obat-obatan, penyakit sistemik dan penyakit

yang menyangkut kelenjar saliva.8 Pada penderita xerostomia, saliva menjadi sangat

berkurang sehingga akan mengurangi retensi yang berakibat pada berkurangnya

stabilisasi dan proteksi mekanis gigitiruan dukungan jaringan oleh selapis tipis

Page 15: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

15

saliva.8 Mukosa oral penderita xerostomia menjadi panas, kering dan rapuh sehingga

tidak dapat menerima gigitiruan dan akan lebih mudah mengalami iritasi yang dapat

mempengaruhi pengunyahan, penelanan, berbicara, pemasukan nutrisi dan

mengganggu interaksi sosial penderita.9,6

Pada praktek sehari-hari sering ditemukan pasien edentulus penderita

xerostomia yang memakai GTP mengeluh gigitiruannya longgar dan menyebabkan

rasa nyeri.9,10 Pada umumnya praktisi dokter gigi kurang memperhatikan atau kurang

memiliki pengetahuan bagaimana cara mengenali apakah keadaan tersebut

disebabkan olah adanya xerostomia.10 Biasanya praktisi dokter gigi menganjurkan

pembuatan gigitiruan yang baru dan mengatasi rasa nyeri tanpa berusaha mencari

penyebab sebenarnya dari gangguan tersebut, sehingga tidak mengherankan bila

hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan.1 Pada umumnya diagnosis xerostomia

ditegakkan setelah terjadi kerusakan pada jaringan lunak.10,11 Untuk itu seorang

dokter gigi harus mampu untuk melihat dan mengenali adanya tanda-tanda

xerostomia pada pasien edentulus sebelum membuatkan GTP.11

Xerostomia dapat bersifat reversibel (sementara) dan ireversibel (permanen).8

Pada penderita xerostomia yang akan dibuatkan GTP, perawatan pendahuluan yang

dilakukan ditujukan kepada penanganan xerostomia.8 Dalam perawatan pasien

edentulus penderita xerostomia diperlukan perawatan yang komprehensif meliputi

identifikasi kausa utama, edukasi, konsultasi, perubahan pemasukan cairan, medikasi,

saliva buatan dan perawatan alternatif berupa akupuntur atau elektrostimulasi sampai

pembuatan GTP.7 Ada dua kemungkinan pembuatan GTP untuk pasien edentulus

Page 16: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

16

penderita xerostomia, yaitu GTP konvensional bagi pasien yang mengalami

xerostomia reversibel dan GTP dengan reservoir sebagai wadah untuk menyimpan

sediaan saliva buatan untuk pasien xerostomia yang ireversibel.7,8 Reservoir dapat

dibuat pada rahang atas maupun pada rahang bawah. Pembuatan reservoir pada

rahang atas memiliki masalah seperti bertambah tebalnya bagian palatal dari

gigitiruan, mulut terasa penuh, perasaan ingin muntah, kesulitan menelan dan

berbicara khususnya pasien dengan palatum rendah, oleh sebab itu reservoir dibuat

pada rahang bawah yang disebut dengan mandibular split-denture.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang maka timbul permasalahan bagaimana

menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pembuatan GTP pada pasien edentulus

penderita xerostomia.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan cara penegakan

diagnosis dan penatalaksanaan pembuatan GTP pada pasien edentulus penderita

xerostomia.

Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan praktisi

dokter gigi tentang xerostomia dan mampu melakukan deteksi secara dini tentang

adanya xerostomia pada pasien yang akan dibuatkan GTP, sehingga pasien akan

menerima perawatan yang tepat dalam hal xerostomia yang dideritanya maupun GTP

Page 17: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

17

yang nanti akan dipakainya. dan kemungkinan terjadinya kegagalan perawatan dapat

dihindari.

1.4 Ruang Lingkup

Pada bagian awal tulisan ini diuraikan mengenai xerostomia meliputi definisi,

etiologi, tanda-tanda klinis, klasifikasi, dan permasalahan dalam pemakaian GTP.

Selanjutnya akan dibahas mengenai penegakan diagnosis xerostomia dimulai dari

anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan lanjutan sampai perawatan terhadap

xerostomia. Pada bagian akhir dijelaskan penatalaksanaan GTP pada penderita

xerostomia reversibel yaitu dengan pembuatan GTP konvensional dan

penatalaksanaan GTP pada penderita xerostomia ireversibel yaitu dengan pembuatan

GTP reservoir yang disebut dengan mandibular split-denture, tahap pembuatan,

tahap pemasangan, tahap pasca pemasangan serta kelebihan dan kekurangan

mandibular split-denture.

Page 18: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

18

BAB 2

XEROSTOMIA DAN PERMASALAHANNYA DALAM PEMAKAIAN GIGITIRUAN PENUH

2.1 Xerostomia 2.1.1 Definisi

Xerostomia secara harfiah berarti “mulut kering” (xeros=kering dan

stoma=mulut).12 Keadaan ini bukan merupakan suatu penyakit, melainkan tanda atau

gejala dari proses patofisiologi yang terjadi dan disebabkan oleh berbagai macam

faktor seperti kesehatan umum yang menurun, gangguan pada sistem syaraf,

medikasi, gangguan kelenjar ludah, penyinaran daerah kepala-leher.5,8,12 Pada kondisi

normal produksi saliva adalah 500-1500 ml/hari dan rata-rata saliva yang ada di

rongga mulut adalah 1ml.7,13 Seseorang dikatakan menderita xerostomia bila produksi

saliva kurang dari setengah jumlah normal.9,12

2.1.2 Etiologi dan Tanda Klinis

Berikut ini beberapa etiologi xerostomia pada usia lanjut:6

1. Obat-obatan

Page 19: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

19

Terdapat lebih dari 400 macam obat-obatan yang mempengaruhi produksi

kelenjar saliva. Obat-obatan tersebut mencakup obat-obatan anoreksia,

antikolinergik/antispasmodik, sedatif/hipnosis, antihistamin, antiakne, antianxietas,

antiinflamasi, antipsikosis, diuretik, narkotik, antiparkinson, bronkodilator,

relaksan otot, simpatomimetik, antidiuretik, antiemetika/antinausea, antikonvulsi,

antidepresan, antihipertensi dan analgesik (Gambar 1).3,5-8,10,12

2. Radioterapi pada daerah kepala dan leher

Radioterapi dengan dosis tinggi (>60 Gray) dapat menyebabkan hipofungsi

yang parah dan permanen dari kelenjar saliva dengan keluhan xerostomia yang

menetap (Gambar 1).

Page 20: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

20

Gambar 1. Penyebab Umum Xerostomia 6

3. Penyakit sistemik

Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan xerostomia antara lain : Mumps,

sindroma Sjogren, diabetes, HIV/AIDS, skleroderma, lupus, alzheimer, dehidrasi.

(Gambar 1)

PENYEBAB UMUM XEROSTOMIA

Sindroma Sjogren

Adalah gangguan immunologi yang ditandai dengan berkurangnya cairan pelembab yang dihasilkan kelenjar saliva maupun kelenjar lain

Radioterapi

Sel-sel asini yang memproduksi saliva sangat sensitif terhadap gelombang radioterapi dan dapat mengalami kematian bila terpapar dengan radioterapi dosis tinggi

Obat-obatan

Obat-obatan dengan efek antikolonergik dapat menghambat jalur transport ion didalam sel asinar dan menimbulkan gangguan salivasi

Kelenjar sublingual

Kelenjar parotis

Kelenjar submandibular

Page 21: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

21

4. Penyakit pada rongga mulut

Penyakit seperti parotitis akut dan kronik, sialolitis, mucocele, obstruksi

sebagian atau seluruh kelenjar saliva dapat menyebabkan xerostomia.

Tanda-tanda klinis xerostomia antara lain adalah ditemukannya saliva yang

berbusa, kental atau bertalian, bibir kering dan pecah, rasa terbakar, lidah berfisur dan

berlobul, pipi yang kering dan pucat, kelenjar saliva bengkak atau sakit, mukosa

berubah menjadi daerah kering dan berfisur (Gambar 2).

A

Gambar 2.Pasien penderita Xerostomia9

A. Bibir yang kering dan pecah

B. Lidah yang kering, berfisur dan berlobul

Komplikasi oral yang biasa dijumpai adalah rasa haus yang meningkat, sulit

mengunyah, sulit menelan (disfagia), sulit berbicara (disfoni), dan ganguan

pengecapan.3,5-12 Insiden lain mencakup meningkatnya insiden infeksi oral seperti

kandidiasis, yang seringkali ditemukan pada pasien dengan xerostomia, dan memiliki

daerah kemerahan yang disebut eritema kandidiasis kronis.1,5-8,10-12 Pada penderita

xerostomia, mengunyah dan menelan makanan terutama makanan kering akan terasa

lebih sulit.3,6 Pasien yang memakai GTP juga akan mengalami kesulitan dalam

menggunakan gigitiruan tersebut. Tanda–tanda klinis dan komplikasi oral diatas

A B

Page 22: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

22

dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini pasien edentulus yang dicurigai

menderita xerostomia. 3,5-8,11,12

2.1.3 Klasifikasi

Xerostomia dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu:5,8

1. Reversibel

Kekeringan masih dalam taraf rendah dan bersifat sementara, keadaan ini

biasanya terjadi pada pasien yang mengalami gangguan emosi, gangguan

keseimbangan cairan elektrolit, bernafas melalui mulut, merokok, mengkonsumsi

obat-obatan seperti antihistamin, antihipertensi, antiparkinson, dekongestan, sedatif,

dan lain-lain.

2. Ireversibel

Kekeringan dalam taraf tinggi dan bersifat permanen, keadaan ini dapat terjadi

pada pasien sindroma Sjogren, sarkoidosis, setelah terapi radiasi, obstruksi atau aplasi

kelenjar saliva, kerusakan syaraf autonom, dan lain-lain.

2.2 Permasalahan dalam Pemakaian Gigitiruan Penuh

Pada pasien edentulus penderita xerostomia akan timbul beberapa masalah

dalam pemakaian GTP, seperti kurangnya retensi yang mengakibatkan berkurangnya

stabilisasi, terjadinya iritasi pada mukosa rongga mulut serta pasien sulit untuk

beradaptasi dalam pemakaian gigitiruannya.1-3,8,10,15

2.2.1 Kurangnya Retensi

Page 23: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

23

Retensi adalah daya tahan gigitiruan terhadap gaya yang melepaskannya

dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan. Stabilisasi adalah kualitas

gigitiruan untuk duduk tetap, mantap, dan konstan pada posisinya bila tekanan jatuh

padanya.1,2 Retensi pada GTP dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adhesi,

kohesi, tegangan permukaan antar fasial, daya tarik menarik kapiler, tekanan

atmosfer, otot-otot mulut dan wajah.2 Faktor faktor seperti adhesi, kohesi, tegangan

permukaan antar fasial, daya tarik-menarik kapiler dipengaruhi oleh jumlah produksi

saliva, sehingga pada penderita xerostomia faktor-faktor tersebut menjadi kurang

bekerja yang akan mengurangi retensi dan berakibat pada tidak stabilnya GTP.1-

3,8,10,13

2.2.2 Iritasi Mukosa Rongga Mulut

Salah satu fungsi saliva adalah memelihara dan melindungi mukosa rongga

mulut agar tidak mudah teriritasi. Penderita xerostomia yang memakai GTP akan

lebih beresiko mengalami iritasi sebab tidak adanya saliva sebagai lubrikan dan

bantalan yang akan mencegah gesekan antara basis gigitiruan dan mukosa (Gambar

3).3,8,10

Page 24: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

24

Gambar 3. Iritasi mukosa rongga mulut pada penderita xerostomia

(tanda panah)3

2.2.3 Kesulitan Beradaptasi

Pasien edentulus penderita xerostomia akan menemui kesulitan dalam

beradaptasi dengan GTP yang dipakainya, sebab dengan berkurangnya aliran

saliva maka mukosa akan menjadi kering dan pasien akan merasa tidak nyaman serta

akan memakan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan GTP yang

dipakainya.2 Keadaan ini makin diperparah dengan kurangnya retensi dan stabilisasi

yang dimiliki oleh gigitiruan, kesulitan pasien dalam mengunyah dan menelan

makanan serta terjadinya iritasi pada mukosa yang dapat menimbulkan rasa

sakit/nyeri.2,3

BAB 3

PENEGAKAN DIAGNOSIS XEROSTOMIA DAN PENATALAKSANAAN

PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH

Page 25: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

25

3.1 Penegakan Diagnosis Xerostomia

3.1.1 Anamnesis Kebanyakan anamnesis tidak memasukkan pertanyaan spesifik tentang

xerostomia, oleh sebab itu xerostomia sering tidak terdeteksi bila pasien tidak

memiliki keluhan.11 Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk

mengidentifikasi penderita xerostomia yang asimptomatis, tetapi beresiko terjadi

komplikasi akibat penurunan sekresi saliva11,15,16

1. Apakah jumlah saliva di mulut anda terlalu sedikit, terlalu banyak atau

anda tidak memperhatikannya ?

2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan ?

3. Apakah mulut anda terasa kering sewaktu makan ?

4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memakan makanan kering

seperti biskuit, keripik, kraker dan anda minum untuk membantu menelannya ?

Jawaban “ya” terhadap saliva yang terlalu sedikit pada pertanyaan pertama

merupakan tanda bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang tidak terstimulasi.

Jawaban “ya” pada salah satu dari tiga pertanyaan selanjutnya merupakan tanda

bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang terstimulasi.11

Bagi pasien yang simptomatis yaitu mereka yang datang ke klinik dengan

keluhan xerostomia, tindakan penanganan awal ialah mengetahui kapan itu mulai

terjadi, frekuensi dan keparahan dari xerostomia tersebut. Berikut ini beberapa

pertanyaan untuk penderita yang asimptomatis.11,15,16

1. Apakah anda sering bangun tengah malam untuk minum ?

Page 26: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

26

2. Apakah anda menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi atau penyakit

lainnya ?

3. Apakah anda pernah mengalami penyinaran di bagian kepala dan leher ?

4. Kapan terakhir kali anda melakukan pemeriksaan fisik lengkap ?

5. Obat-obatan apa saja yang sedang anda konsumsi ?

6. Berapa banyak anda minum dalam satu hari ?

7. Sudah berapa lama anda merasakan gejala ini ?

3.1.2 Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan keseluruhan rongga mulut merupakan bagian yang penting

dalam penegakan diagnosis.11 Pada pasien xerostomia mukosanya akan menjadi

kering, lengket, atropi, berfisur, berlobul, dan berubah warna serta saliva pasien yang

bertalian atau berbusa. Terdapat sedikit atau mungkin tidak ada saliva yang tergenang

di dasar mulut. Mukosa rongga mulut terlihat kemerahan, dengan daerah dorsal lidah

kadang-kadang menjadi atropi. Kemerahan tersebut dapat merupakan erythematous

candidiasis akibat pertumbuhan jamur candida albicans yang berlebihan.10,11,15,16

Evaluasi kelenjar saliva harus mencakup temuan-temuan seperti terjadi

pembesaran kelenjar saliva, lunak saat di palpasi, tidak ada atau sedikit saliva yang

keluar saat palpasi, saliva yang terkontaminasi (dengan darah atau nanah) dan atropi

papilla duktus Stensen’s dan Wharton.11

Tongue blade dapat dipakai untuk memperkuat inspeksi visual, dimana

pasien disuruh meletakkan tongue blade pada mukosa bukal, jika tongue blade

Page 27: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

27

tersebut lengket ke mukosa sewaktu akan di angkat, maka ini pertanda adanya

kekeringan mukosa dan penurunan sekresi saliva (Gambar 4).11

Gambar 4. Tongue blade lengket ke mukosa bukal11

3.1.3 Pemeriksaan Lanjutan Beberapa tes dan teknik dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar

saliva. Biasanya dilakukan tes tunggal atau kombinasi dari beberapa tes diagnostik

seperti sialometri, mikrobial, serologi, tes histologi (biopsi) dan sialografi.10,12

Sialometri dan tes histologi (biopsi) adalah tes yang sering dilakukan oleh dokter gigi

dalam praktek sehari-hari.11

Sialometri adalah pengukuran aliran saliva dengan mengumpulkan saliva

keseluruhan, yaitu saliva istirahat dan saliva terstimulasi.11,12 Pada sialometri, untuk

mengukur aliran saliva istirahat, pasien diinstruksikan untuk tidak makan, minum,

merokok, menyikat gigi, atau meletakkan apapun di mulut mereka selama 90 menit

sebelum waktu pengukuran. Dokter gigi atau stafnya mengumpulkan saliva dalam

suasana yang tenang, pasien berada dalam posisi berdiri, kepala dimiringkan ke

depan, mata terbuka dengan pergerakan tubuh dan orofasial yang minimal. Pasien

Page 28: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

28

diperintahkan untuk menelan saliva terlebih dahulu, jangan banyak bergerak dan

biarkan saliva mangalir sendiri selama ± 5 menit melalui bibir bawah ke tabung

dengan cerobong pada bagian atasnya. Setelah 5 menit dokter gigi memerintahkan

pasien untuk mengosongkan mulut dari saliva dengan cara meludahkannya ke tabung

(Gambar 5).11

Gambar 5. Saliva dikumpulkan dari pasien11

Untuk mengukur aliran saliva terstimulasi, pasien disuruh mengunyah permen

karet dengan ± 45 kali kunyahan/menit. Pasien akan mengosongkan mulutnya dari

saliva dengan meludahkannya ke tabung tiap menit dan begitu selanjutnya selama 5

menit.11

Dokter gigi lalu menghitung nilai aliran saliva dengan membagi jumlah (berat

atau volume) saliva yang dikumpulkan dengan durasi pengumpulan (5 menit).11

Aliran normal saliva istirahat diperkirakan berkisar 0,3-0,5 mL/min dan untuk aliran

saliva terstimulasi berkisar 1-2 mL/min.11,15

Page 29: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

29

Biopsi kelenjar saliva minor biasanya dilakukan untuk mendiagnosis adanya

sindroma Sjogren, HIV/AIDS, sarkoidosis, amyloidosis. Biopsi kelenjar saliva mayor

merupakan pilihan bila dicurigai adanya malignansi (Gambar 6).15,17

Gambar 6. Biopsi kelenjar saliva minor (tanda panah)11 Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan diatas maka dapat ditegakkan

diagnosis apakah pasien tersebut menderita xerostomia atau tidak, dan apakah

xerostomia yang diderita pasien termasuk kedalam kelompok reversibel atau

ireversibel.

3.1.4 Perawatan Xerostomia

Perawatan xerostomia reversibel dapat dengan memberikan instruksi-instruksi

kepada pasien untuk mengurangi kekeringan mulutnya seperti menghindari memakan

permen yang mengandung gula dan lebih memilih permen yang bebas gula serta

makanan cair atau semicair yang kaya akan fermentable carbohydrate.7,13,15

Penurunan frekwensi pengunyahan dapat memperburuk keadaan, oleh sebab itu

pasien harus melakukan konsultasi nutrisi untuk membatasi efek yang merusak dari

Page 30: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

30

modifikasi pola makan. Pasien harus selalu diingatkan untuk mengunyah sebab

mekanoreseptor periodontal dan stimulasi mekanis dari lidah dan mukosa oral

merupakan rangsangan penting untuk salivasi.7 Mengkonsumsi minuman yang

mengandung sitrus dapat meningkatkan terjadinya iritasi jadi harus dihindari. 6,10,15,18

Xerostomia yang disebabkan oleh pengaruh medikasi dianjurkan agar

melakukan konsultasi dengan dokter umum untuk penghentian atau penggantian

obat-obatan yang dikonsumsi pasien.5,7 Waktu pemakaian obat dapat dirubah untuk

menyesuaikannya dengan waktu makan, sehingga memungkinkan stimulasi saliva

melalui proses makan untuk menghalangi efek kekeringan. Penggunaan obat sebelum

tidur harus dihindari karena pada saat tidur sekresi saliva berada pada tingkat

terendah.7,15

Perubahan pemasukan cairan juga harus disarankan.7 Keadaan dapat

diperparah bila pasien tidak cukup minum, oleh karena itu pasien dianjurkan banyak

meminum air sepanjang hari dan susu sewaktu makan.6,7,10,16 Air akan membersihkan

dan membasahi mukosa, tetapi air bukan pengganti saliva. Air adalah agen pembasah

yang miskin akan efek buffer, musin, pelumasan, dan protein pelindung. Susu dapat

lebih baik sebagai pengganti saliva karena fungsi melembabkannya yang dapat

membantu pasien untuk menelan bolus makanan.7,10 Pengunaan minyak zaitun yang

dioleskan ke mukosa juga sangat dianjurkan.7 Kafein serta alkohol (termasuk mouth-

wash yang mengandung alkohol) harus dihindari sebab dapat menimbulkan

dehidrasi.5-7,10,12

Page 31: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

31

Obat-obatan penstimulasi saliva (sialogogue) juga dapat diresepkan pada

xerostomia reversibel bila taraf kekeringannya agak tinggi, seperti pilokarpin

(Salagen 5-10 mg, 3-4 kali sehari, 30 menit sebelum makan), cemiveline( 30 mg 3

kali sehari), anethole trithione (75 mg 3 kali sehari), yohimbine (6 mg 3 kali sehari)

lebih efektif dibandingkan dengan anethole trithion (25 mg 3 kali sehari).6,10,15

Perawatan xerostomia ireversibel seperti pada penderita sindroma Sjogren

atau penderita yang mendapat radioterapi pada daerah kepala dan leher, dilakukan

dengan menggunakan saliva buatan.6,10,13,15 Saliva buatan diformulasikan mirip

dengan komposisi saliva tetapi saliva buatan ini tidak menstimulasi sekresi saliva,

oleh karena itu harus dipertimbangkan sebagai terapi tambahan bukan sebagai terapi

kuratif.13,15 Saliva buatan dapat berbentuk cairan, spray, gel dan lozenges.10,15

Berikut ini beberapa merek dagang saliva buatan.7,13,15,16

1. Moi-Stir® (Kingwood Labs), spray, swab

2. V.A. Oralube® (Oral Dis. Res. Lab), sodium-free; liquid

3. Xero-Lube® Artificial Saliva (Scherer), sodium-free; spray

4. Oral Balance® (Laclade Inc), gel

Anjuran lainnya yang dapat membantu adalah menganjurkan pasien untuk

tidur dengan posisi miring agar mengurangi bernafas melalui mulut. Pasien juga

dapat dianjurkan untuk mengoleskan pelembab berbahan dasar petroleum dibibir

sesering mungkin, terutama sebelum tidur dan kelembaban ruangan tidur perlu juga

diperhatikan. 3,7,10,

Page 32: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

32

Beberapa pasien tertarik untuk mencoba pengobatan alternatif seperti

akupuntur dan elektrostimulasi.10,13,18 Akupuntur dilaporkan dapat meningkatkan

aktivitas parasimpatetik, yang berdampak pada pelepasan neuropeptida yang

menstimulasi aliran darah kelenjar saliva dan sekresi saliva.7 Elektrostimulasi pada

lidah dan palatum secara berkelanjutan menimbulkan rangsangan terhadap kelenjar

ludah minor yang ada di faring, jaringan mukosa, yang menghasilkan saliva. Salah

satu alat elektrostimulasi bernama Salitron System 10,18

Pasien xerostomia dapat diberikan obat antijamur dan antibiotik untuk

mengontrol pertumbuhan jamur dan bakteri, sebab beberapa pasien cenderung

terkena kandidiasis dan infeksi bakteri.6,10,15,16,18

Pada prinsipnya perawatan xerostomia reversibel atau ireversibel dimulai

dengan mencari penyebab utama dari xerostomia tersebut dan melakukan evaluasi

secara komprehensif melibatkan multidisiplin tim kesehatan.7 Gejala-gejala dan

tanda-tanda harus dapat dikenali untuk dapat mendiagnosanya dengan benar.

Komunikasi dan informasi antara dokter dan pasien merupakan dasar dari

perawatan.6,10,16

Perawatan alternatif lainnya pada pasien edentulus penderita xerostomia

ireversibel adalah dengan membuat GTP dengan konstruksi reservoir saliva buatan

secara intra oral.

3.2 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Pasien Xerostomia Gigitiruan penuh sulit untuk dipakai bila seseorang menderita xerostomia

karena tidak melekat ke jaringan serta dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada

Page 33: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

33

jaringan lunak dibawah gigitiruan, oleh sebab itu dibutuhkan GTP yang tidak

menimbulkan masalah tersebut.17,19 Penatalaksanaan GTP pada pasien xerostomia

tergantung jenis xerostomia yang diderita oleh pasien, apakah xerostomia reversibel

atau ireversibel .10,17

3.2.1 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Pasien Xerostomia

Reversibel

Penatalaksanaan GTP pada pasien xerostomia reversibel sama seperti

pembuatan GTP konvensional, dimana pasien harus mengikuti edukasi yang

diberikan sebagai upaya untuk mengontrol xerostomianya, seperti menghilangkan

kebiasaan merokok (bagi perokok), mengurangi minuman berkafein, banyak minum

air putih, hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, kering, pedas, dan

biasakan pola hidup sehat agar xerostomia dapat dicegah untuk tidak terjadi lagi.15,19

Pembuatan GTP dapat dimulai dengan memastikan bahwa kesehatan rongga mulut

telah dicapai dan siap menerima gigitiruan. 20,21 Retensi dapat dicapai dengan

membasuh gigitiruan dengan air atau menyemprot seluruh permukaan gigitiruan

dengan saliva buatan.20 Pasien diinstruksikan untuk melepas gigitiruannya sebelum

tidur pada malam hari dan merendamnya dalam larutan sodium hipoklorit 1% dan

sebelum pemakaian gigitiruan hendaknya dibasuh terlebih dahulu.17 Pada awal

pemakaian pasien diinstruksikan untuk berkunjung secara berkala setiap 3 bulan

untuk melihat kembali keadaan rongga mulut dan GTP-nya.18 Oral lubricant,

softliner denture, bahan adhesif dan saliva buatan dapat diberikan untuk menambah

lubrikasi dibawah basis gigitiruan.10,21-23

Page 34: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

34

3.2.2 Penatalaksanaan Gigitiruan Penuh pada Pasien Xerostomia

Ireversibel

Pada pasien edentulus penderita xerostomia ireversibel dapat dibuatkan GTP

dengan reservoir.21 Reservoir adalah ruangan yang terdapat pada basis GTP yang

berguna untuk menampung saliva buatan. Reservoir dapat dibuatkan pada rahang atas

atau rahang bawah. Pada rahang atas reservoir dibuatkan pada bagian palatal,

sedangkan pada rahang bawah reservoir dibuatkan pada bagian posterior.20,,24-27

Pembuatan reservoir pada rahang atas memiliki masalah seperti

bertambahnya ketebalan bagian palatal dari gigitiruan, sehingga menyebabkan mulut

terasa penuh, perasaan ingin muntah, kesulitan menelan dan berbicara khususnya

pasien dengan palatum yang rendah. Pembuatan reservoir pada rahang bawah juga

memiliki masalah akibat besarnya gigitiruan, aplikasinya juga terbatas sebab

beberapa pasien tidak mampu untuk memakai gigitiruan tersebut dan kecepatan aliran

saliva sulit untuk disesuaikan.24-26

Masalah-masalah tersebut menyebabkan seleksi kasus merupakan hal yang

penting, sebab dengan membuatkan reservoir pada gigitiruan akan melemahkan

strukturnya, jadi pasien harus kooperatif, memiliki dimensi vertikal yang cukup,

bentuk linggir alveolar yang mendukung serta daerah gerong yang minimal.24,25

Pada pasien xerostomia ireversibel yang tidak memenuhi persyaratan diatas

maka dibuatkan GTP konvensional dengan anjuran seperti pembahasan sebelumnya

dan menggunakan saliva buatan secara terus menerus.

Page 35: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

35

Berikut ini akan dijelaskan mengenai penatalaksanaan pembuatan GTP

dengan reservoir pada rahang bawah yang disebut dengan mandibular split-denture.25

3.2.2.1 Pencetakan

Untuk mendapatkan model anatomis, maka dilakukan pencetakan anatomis

dengan cara biasa yaitu menggunakan bahan cetak seperti alginat dan sendok cetak

untuk pasien edentulus. Sendok cetak fisiologis dibuat pada model anatomis, lalu

dilakukan pencetakan fisiologis menggunakan sendok cetak tersebut dan bahan cetak

elastomer untuk mendapatkan model kerja (Model no.1). Model no.1 kemudian

dibuat duplikatnya dengan menggunakan bahan cetak elastomer dan sendok cetak

biasa, model duplikat tersebut diberi nama model no.2.25

3.2.2.2 Penentuan Hubungan Rahang

Basis dan oklusal rim dibuat dengan menggunakan malam yang dilunakkan

pada model no.1, kemudian dilakukan pencatatan hubungan antar rahang : penentuan

dimensi vertikal dan relasi sentrik pada pasien. Pada pencatatan hubungan antar

rahang, rahang bawah berada pada posisi dimundurkan dan freeway space yang

dapat diterima. Puncak alveolar yang tipis dan tajam akibat resorbsi yang berlebihan

dapat diatasi dengan cara mengurangi dimensi vertikal oklusal guna memperkecil

trauma dan rasa nyeri.2,25

3.2.2.3 Pemasangan pada Artikulator dan Penyusunan Anasir Gigitiruan

Page 36: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

36

Model no.1 kemudian dipasangkan di artikulator, dan anasir gigitiruan

disusun. Anasir gigitiruan yang lebih pendek digunakan pada rahang bawah untuk

menyediakan tempat bagi reservoir.25

Gigitiruan dengan basis malam dicobakan dan disesuaikan sampai

menghasilkan nilai estetis, dimensi vertikal dan relasi sentrik yang memuaskan baik

bagi dokter maupun pasien.25

Model no.2 dan gigitiruan dengan basis malam dipasang di artikulator dengan

relasi sentrik yang identik. Artikulator kedua ini dibuat untuk pekerjaan selanjutnya.25

3.2.2.4 Pembuatan Reservoir

Untuk membuat bagian basis rahang bawah dengan akrilik bening dimana

ditempatkan reservoir, pertama kali tinggi dari bagian basis akrilik tempat reservoir

harus ditentukan. Ini didapat dari mengukur tinggi bagian anterior dari gigitiruan

dengan basis malam sampai ke sayap basis/ batas fornik, kemudian tinggi dari anasir

gigi anterior bawah ditentukan dan ditambahkan 3mm agar mendapat tempat yang

cukup untuk reservoir dibawahnya dan untuk menambah kekuatan. Tinggi tersebut

kemudian dikurangi dengan tinggi keseluruhan anasir sampai sayap basis untuk

mendapatkan tinggi basis untuk reservoir (Gambar 7).25

Page 37: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

37

Gambar 7. Penentuan tinggi dari bagian basis yang akan dibuat reservoir (c), tinggi anasir gigitiruan anterior ditambah 3mm (b) dikurangi dengan tinggi keseluruhan bagian

anterior dari anasir dan basis(a). a-b = c 25

Basis malam yang baru di bagian rahang bawah dibuat pada model no.1

sesuai dengan tinggi basis untuk reservoir. Basis ini dibuat dengan permukaan

oklusal serata dan sehalus mungkin dan dengan tepian oklusal yang jelas.Tiga blok

double-tooth LegoTM ( LEGO, LEGO Korea Co Ltd, Seoul, Korea) kemudian

ditanamkan pada basis malam. Satu di bagian anterior dan dua lagi masing-masing di

tiap bagian posterior. Blok ini ditanamkan tepat ditengah basis malam secara paralel

dan hanya bagian gigi dari blok Lego tersebut yang berada diatas malam (Gambar

8).25

Gambar 8. Basis malam dari mandibular split-denture dengan blok LegoTM pada tempatnya 25

Kemudian basis malam tersebut di tanam dalam kuvet. Karena akurasi

merupakan hal yang penting, maka digunakan pencampuran hampa udara dan gip

keras. Begitu malam telah meleleh keluar, blok Lego dilepaskan secara hati-hati.

Page 38: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

38

Setelah dioleskan larutan separasi, kuvet diisi dengan resin akrilik bening yang rapid-

curing, proses kuring sesuai petunjuk pabrik. Setelah proses kuring selesai, basis

akrilik bening dikeluarkan dari kuvet, polis dengan hati-hati agar tepian oklusal tetap

persegi.25

Anasir gigitiruan rahang bawah disusun menggunakan artikulator dengan

model no.2 yang telah disiapkan sebelumnya. Gigitiruan rahang atas dengan basis

malam diletakkan di model atas lalu basis akrilik bening diletakkan di model bawah.

Bila artikulator model no.2 tersebut memiliki relasi sentrik yang sama dengan

artikulator pertama, maka jarak antara anasir gigitiruan rahang atas dengan basis

akrilik ditambah 3mm akan sama juga dengan artikulator pertama (Gambar 9).25

Gambar 9. Anasir gigitiruan rahang atas diartikulasikan dengan basis akrilik bening, jarak antara basis dengan anasir gigitiruan harus sama dengan jarak b pada gambar 7 25

Page 39: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

39

Pembuatan duplikat dari basis akrilik bening dilakukan agar anasir gigitiruan

rahang bawah dapat diproses secara terpisah dari basis akrilik bening. Duplikat ini

didapat dengan mencetak basis akrilik bening menggunakan bahan cetak elastomer

dan di isi dengan gip keras. Sebelum pencetakan sebuah gigitan malam dibuat antara

anasir gigitiruan rahang atas dan basis akrilik bening agar duplikat tersebut dapat

berartikulasi dengan baik.25

Basis akrilik bening lalu dipindahkan dan model duplikat tersebut

ditempatkan pada posisinya lalu dipasang pada artikulator (Gambar 10).25

Gambar 10. Anasir gigitiruan rahang atas dengan model duplikat basis akrilik 25

Anasir gigitiruan rahang bawah lalu di susun dan di modelir pada posisinya

(Gambar 11).25

Page 40: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

40

Gambar 11. Anasir gigitiruan mandibular split-denture, di modelir dan dioklusikan dengan anasir gigitiruan rahang atas 25

Anasir gigitiruan tersebut lalu di godok dengan menggunakan resin akrilik

merah jambu yang rapid-curing. Setelah selesai penggodokan anasir gigitiruan

tersebut disatukan pada bagian bawah mandibular split-denture yaitu basis akrilik

bening. Kedua bagian tersebut harus secara tepat disatukan. Polis dengan tetap

menyatukan kedua bagian agar diperoleh hasil yang licin, halus, dan tidak ada

kerusakan pada tepinya.25

Hasil yang diperoleh berupa GTP rahang bawah, dengan basis akrilik bening

pada bagian bawahnya dan anasir gigitiruan dengan akrilik merah jambu pada bagian

atasnya (Gambar 12 a-c).25

Page 41: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

41

Gambar 12. Mandibular split-denture yang akan dibuatkan reservoir:

(a) disatukan, (b) dipisahkan, dan (c) dipisahkan menunjukkan pengait dan lubangnya 25

Mandibular split-denture, masih tanpa reservoir dilakukan pasang percobaan

kepada pasien untuk dipakai beberapa waktu agar pasien mampu untuk beradaptasi.

Setelah sesuai maka reservoir dibuat pada basis akrilik bening gigitiruan rahang

bawah, oleh karena basis terbuat dari resin akrilik yang bening maka perluasan untuk

membuat ruangan reservoir dapat terlihat.25

Permukaan dalam reservoir tidak dapat dipolis, oleh karena itu dibuat sebersih

dan sehalus mungkin agar mudah untuk dibersihkan. Reservoir dibuat dua buah

masing-masing dibagian posterior. Reservoir dibuat sebesar mungkin dengan tetap

memperhatikan ketebalan dinding basis gigitiruan agar tetap kuat. Ketebalan minimal

adalah 2mm (Gambar 13).25

Page 42: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

42

Gambar 13. Mandibular split-denture dengan reservoir: (a) pandangan posterior, (b) pandangan lateral, dan (c) reservoir diisi dengan cairan berwarna 25

Setelah reservoir terbentuk, dibuat 2 buah lubang masing-masing pada bagian

inferior lingual basis menembus sampai ke reservoir dengan menggunakan round bur

berdiameter 0,5mm (Gambar 14). Drainase dicoba dengan mengisi reservoir dengan

air, kemudian meletakkannya diatas kertas tisu dan memeriksa bahwa secara

perlahan dengan adanya daya kapilaritas air keluar dari reservoir dan membasahi

kertas tisu.25

Gambar 14. Sepotong kawat untuk memperlihatkan lubang drainase pada bagian inferior lingual.25 3.2.3 Tahap Pemasangan 1. Gigitiruan reservoir rahang bawah dipasangkan kepada pasien dan

dilakukan penjelasan mengenai cara memakai, melepaskan dan memisahkan

gigitiruan.25

Page 43: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

43

2. Untuk membersihkan gigitiruan pasien diinstruksikan untuk membilas

reservoir seminggu sekali dengan sodium hipoklorit 1%.25

3. Sebagai tambahan, kawat ortodonti halus dapat digunakan untuk

membersihkan lubang drainase bila tersumbat.25

4. Pasien diinstruksikan untuk membersihkan GTP setiap hari dengan

menggunakan sikat gigi khusus (Gambar 15).25

Gambar 15. Sikat gigi untuk GTP 23

5. Pasien juga disarankan untuk menggunakan saliva buatan yang sama sebab

bila berbeda merek maka kemungkinan berbeda juga viskositasnya dan membutuhkan

penyesuaian diameter lubang drainase kembali.25

3.2.4 Tahap Pasca Pemasangan

1. Pasien diinstruksikan kunjungan secara berkala untuk menyesuaikan

diameter lubang drainase agar mendapatkan aliran yang optimum.25

2. Untuk memperbesar lubang drainase dapat digunakan bur dengan diameter

yang lebih besar dari diameter awal.25

Page 44: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

44

3. Untuk memperkecil lubang drainase, kawat ortodonti dengan diameter yang

tepat (misalnya 0,5mm) dimasukkan ke lubang lalu resin akrilik swapolimerisasi

diletakkan disekelilingnya. Setelah akrilik mengeras, kawat dilepaskan.25

4. Setelah beberapa kunjungan berkala, pasien telah mampu untuk memakai

gigitiruan dengan nyaman dan hanya perlu mengisi ulang reservoir dua kali sehari.25

3.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Mandibular Split-Denture

Kelebihan dari mandibular split-denture ini adalah : 25

1. Memberikan dokter gigi suatu metode alternatif dalam merawat pasien

xerostomia.

2. Akses ke reservoir yang mudah, baik bagi pasien maupun bagi dokter

gigi.

3. Reservoir mudah dibersihkan dan disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Penggunaan akrilik bening pada basis gigitiruan, memungkinkan dokter

gigi untuk menentukan ukuran dan posisi yang tepat untuk reservoir.

5. Pasien mudah untuk melihat jumlah saliva buatan yang ada di dalam

reservoir.

Kekurangan dari mandibular split-denture seperti : 25

1. Membutuhkan kunjungan berkala yang lebih banyak di praktek.

2. Waktu pembuatan yang lebih lama.

Page 45: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

45

3. Lebih rumit untuk melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan.

4. Membutuhkan keterampilan khusus serta biaya yang mahal.

BAB 4

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Seorang dokter gigi harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan

menyeluruh terhadap pasien yang akan dibuatkan GTP untuk menentukan apakah

pasien tersebut menderita xerostomia atau tidak.

2. Untuk dapat menegakkan diagnosis xerostomia pada pasien edentulus yang

memakai atau akan dibuatkan GTP, dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai xerostomia, meliput i etiologi, tanda-tanda klinis, komplikasi oral

dan klasifikasi.

3. Prosedur diagnosis meliputi anamnesis, pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan lanjutan.

Page 46: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

46

4. Pada penderita xerostomia yang akan dibuatkan GTP, diperlukan perawatan

pendahuluan meliputi penanganan xerostomianya.

5. Penatalaksanaan GTP pada penderita xerostomia tergantung pada jenis

xerostomia tersebut. Penatalaksanaan GTP untuk penderita xerostomia reversibel

adalah sama dengan penatalaksanaan GTP konvensional, sedangkan penatalaksanaan

GTP untuk penderita xerostomia ireversibel adalah dengan pembuatan GTP yang

memiliki reservoir.

6. Reservoir dapat dibuat pada rahang atas atau rahang bawah. Pembuatan

reservoir pada rahang atas memiliki seperti bertambah tebalnya bagian palatal dari

gigitiruan, mulut terasa penuh, perasaan ingin muntah, kesulitan menelan dan

berbicara khususnya pasien dengan palatum rendah, oleh sebab itu reservoir dibuat

pada rahang bawah yang disebut dengan mandibular split-denture.

Page 47: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

47

DAFTAR PUSTAKA

1. Watt DM, Roy MA. Membuat desain gigitiruan lengkap. Alih bahasa. Ny

Soelistijani P, Max B Leeple. 1st ed. Jakarta : Hipocrates, 1992 : 159-161,

167,172.

2. Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE. Buku ajar prostodonti untuk

pasien tak bergigi menurut Boucher. Alih bahasa. Daroewati M, Henni K. 10th

ed. Jakarta : EGC, 2001:38,88,146-7.

3. Winkler S. Essential of complete denture prosthodontics. 2nd ed. Delhi:

A.I.T.B.S Publishers & Distributors, 2000 : 14-6.

Page 48: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

48

4. Itjingningsih WH. Geligi tiruan lengkap lepas. 1st ed. Jakarta: EGC, 1991:

26-27,29.

5. Binnie WH, Wright JM. Oral mucosal disease in the elderly. In: Cohen

Bertram, Thomson Hamish, eds. Dental care for the elderly. 1st ed. London :

William Heinemann Medical Books Ltd, 1986 : 72-8.

6. Ship Jonathan A. Xerostomia in older adults : diagnosis and management.

September 2003. <Http://www.geriatricsandaging.ca> (12 September 2006).

7. Diaz-Arnold Ana M, Marek Cindy A. The impact of saliva on patient care : a

literature review. J Prosthet Dent 2002 ; 88 : 337-342.

8. Pudjirochany E. Penanganan penderita xerostomia yang memakai gigitiruan

lengkap. Majalah Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2001; 34: 386-8

9. Ilzarbe LM, Javier Francisco, Poveda P, Ilzarbe LM, Ilzarbe M. Proposal of

treatment for the xerostomia burdens : Nocturnal device of irrigation drop to

drop through rule of permeable loading. 17 Maret 2004.

<Http://www.icqmed.com/articulos/xerostomia/default.htm> (30 Agustus

2006).

10. Gater L. Understanding xerostomia. Juni 2006 <Http://www.agd.org/

library.html > (12 September 2006).

11. Navazesh M. How can oral health providers determine if patient have dry

mouth. J Am Dent Assoc 2003; 134: 613-8.

Page 49: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

49

12. Van Nieuw Amerongen A. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi.

Alih bahasa. Rafiah Abyono. 1st ed. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press, 1991: 194-212.

13. Pedersen AM, Bardow A, Bier Jensen S, Nauntofte B. Saliva and salivary

glands. 15 Maret 2002. <Http://www.backwellmunksgard.com> (28 Agustus

2006).

14. Meadows M. Making oral health a priority. Juli 1999.

<Http://www.omh.gov.us > (13 Desember 2006).

15. Bartels Cathy L. Xerostomia information for dentist.

<Http://www.oralcancerfoundation.org/dental/xerostomia.htm > (12

September 2006).

16. Guuggenheimer J, Moore Paul A. Xerostomia: etiology, recognition and

treatment. J Am Dent Assoc 2003; 134: 61-9

17. Greenspan D. Xerostomia: Diagnosis and management. Oncology 1996; 10:

1-8.

18. Anonymuos.Dry mouth. <Http://www.eaom.net/app/prvt/vedinotizia. > ( 5

Oktober 2006 ).

19. Graham L, Stensland S. Pharmacists expanding role in oral health and dental

care. <Http://secure.pharmacytimes.com/lessons/200406-04.asp> ( 5

Oktober 2006 ).

20. Leung KC. Prosthodontic management of patient with xerostomia. Hongkong

Dental Journal 2005; 2: 132-4

Page 50: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

50

21. Sarah KD. Xerostomia pada penderita diabetes mellitus karena neuropati

diabetika glossofaringeal. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia 2006; 56: 80-5.

22. Anonymous. Rational denture valves in complete denture retention.

<Http://www.ultrasuction.com/denture_retention.asp > ( 5 Oktober 2006)

23. Anonymous. Full or complete denture false teeth.

<Http://www.simplyteeth.com/adultandadolescentdentistry.htm

24. Pearn, Gordon, McCoy, Granger. Medical reservoir system

> ( 5 Oktober

2006).

.

<Http://www.patentstorm.us/patents/58427860-fulltext.html

25. Mendoza AR. The split denture: a new technique for artificial saliva

reservoir in mandibular dentures. Australian Dental Journal 2003; 48: 190-4.

> ( 9 Desember

2006).

26. Frost PM, Shirlaw PJ, Walter JD, Challacombe SJ. Patient preferences in a

preliminary study comparing an intra oral lubricating device with the usual

dry mouth lubricating methods. British Dental Journal 2002; 193: 403-8.

27. Hirvikangas M, Posti J, Makila E. Treatment of xerostomia through use of

denture containing reservoirs of saliva substitute. Proc Finn Dent Soc 1989;

85: 47-50.

Page 51: Dentur Utk Pesakit Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

51