dementia

Upload: pujisrirahayuningtyas

Post on 07-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dementia

TRANSCRIPT

TUGAS RESUMEDEMENTIAMata Kuliah:PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT NON MENULAR

DISUSUN OLEH :

MEISITA DIAS NINDYA(25010114140324)PUJI SRI RAHAYU(25010114140361)FACHMI AL FARISI(25010114140334)ISNA NURUL(25010114140380)M. KEVIN ARDIAN.A(25010114140346)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGORO2015PENGERTIAN DEMENSIADemensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara lain pada intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian, dan kempampuan bersosialisasi.Ada sejumlah definisi tentang demensia, tetapi semuanya harus mengandung tiga hal pokok, yaitu gangguan kognitif, gangguan tadi harus melibatkan berbagai aspek fungsi kognitif dan bukannya sekedar penjelasan defisit neuropsikologik, dan pada penderita tidak terdapatgangguan kesadaran, demikian pula delirium yang merupakan gambaran yang menonjol.Definisi lain mengenai demensia adalah hilangnya fungsi intelektual seperti daya ingat, pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah, dan pemikiran abstrak, sedangkan fungsi vegetatif (diluar kemauan) masih tetap utuh.Di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) demensia dicirikan oleh adanya defisit kognitif multipleks (termasuk gangguan memori)yang secara langsung disebabkan oleh gangguan kondisi medik secara umum, bahan-bahantertentu (obat, narkotika, toksin), atau berbagai faktor etiologi. Demensia dapat progresif, statik atau dapat pula mengalami remisi. Reversibilitas demensia merupakan fungsi patologi yangmendasarinya serta bergantung pula pada ketersediaan dan kecepatan terapi yang efektif.EPIDEMIOLOGI DEMENTIALaporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira-kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 - 1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 - 15% atau sekitar 3 - 4 juta orang.Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50 - 70%. Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15 - 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50 - 60 % dan 30 - 40 % demensia akibat penyakit Alzheimer.ETIOLOGI DEMENTIADisebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah penyakit alzheimer, yang penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit alzheimer karena adanya kelainan faktor genetik atau adanya kelainan gen tertentu. Pada penyakit alzheimer beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.2. Penyebab kedua dari demensia yaitu, serangan stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal yang ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah yang disebut dengan infark. Demensia yang disebabkan oleh stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar:1. Sindroma demensia dengan penyakit etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu: terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya:a. Penyekit degenerasi spino-sereblarb. Sub akut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaertc. Khorea huntington3. Sindroma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantaranya:a. Penyakit cerebro kardiofaskulerb. Penyakit-penyakit metabolikc. Gangguan nutrisid. Akibat intoksikasi menahunPATOFISIOLOGISemua bentuk demensia adalah dampak dari kematian sel saraf dan/atau hilangnya komunikasi antara sel-sel ini. Otak manusia sangat kompleks dan banyak faktor yang dapat mengganggu fungsinya. Beberapa penelitian telah menemukan faktor-faktor ini namun tidak dapat menggabungkan faktor ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana demensia terjadi. Pada demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus pada otak dan menyebabkan penurunan kognitif. Penyakit serebrovaskular fokal terjadi sekunder dari oklusivaskular emboli atau trombotik. Area otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba dari hemisfera serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus.Mekanisme demensia vaskular yang paling banyak adalah infark kortikal multipel, infark single strategi dan penyakit pembuluh darah kecil.

Demensia multi-infark: kombinasi efek dari infark yang berbeda menghasilkan penurunan kognitif dengan menggangu jaringan neural Demensia infark single: lesi area otak yang berbeda menyebabkan gangguan kognitif yang signifikan. Ini dapat diperhatikan pada kasus infark arteri serebral anterior, lobus parietal, thalamus dan satu girus Penyakit pembuluh darah kecil menyebabkan dua sindrom major, penyakit Binswanger danstatus lakunar. Penyakit pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan dinding arteri, pengembangan ruangan Virchow-Robin dan gliosis parenkim perivaskular Penyakit lakunar disebabkan oleh oklusi pembuluh darah kecil dan menghasilkan lesikavitas kecil di otak akibat dari oklusi cabang arteri penetrasi yang kecil. Lakunae ini ditemukan lebih sering di kapsula interna, nuklei abu-abu dalam, dan substansia alba.Status lakunar adalah kondisi dengan lakunae yang banyak, mengindikasikan adanya penyakit pembuluh darah kecil yang berat dan menyebar Penyakit Binswanger (juga dikenal sebagai leukoencephalopati subkortikal) disebabkanoleh penyakit substansia alba difus. Pada penyakit ini, perubahan vaskular yang terjadiadalah fibrohialinosis dari arteri kecil dan nekrosis fibrinoid dari pembuluh darah otak yang lebih besar.KLASIFIKASI DEMENSIA1. Menurut umur:a. Demensia senilis yaitu demensia yang terjadi pada usia > 65 tahun.b. Demensia prasenilis yaitu demensia yang terjadi pada usia < 65 tahun.

2. Menurut perjalanan penyakit:a. ReversibelTabel 1 Beberapa penyebab demensia yang dapat diobati/ reversibel.Obat-obatananti-kolinergik (mis. Atropin dan sejenisnya); anti-konvulsan (mis. Phenytoin, Barbiturat); anti-hipertensi (Clonidine, Methyldopa, Propanolol); psikotropik (Haloperidol, Phenothiazine); dll (mis. Quinidine, Bromide, Disulfiram).

Metabolik-gangguan sistemikgangguan elektrolit atau asam-basa; hipo-hiperglikemia; anemia berat; polisitemia vera; hiperlipidemia; gagal hepar; uremia; insufisiensi pulmonal; hypopituitarism; disfungsi tiroid, adrenal, atau paratiroid; disfungsi kardiak; degenerasi hepatolenticular.

Gangguan intracranialinsufisiensi cerebrovascular; meningitis atau encephalitis chronic, neurosyphilis, epilepsy, tumor, abscess, hematoma subdural, multiple sclerosis, normal pressure hydrocephalus.

Keadaan defisiensivitamin B12, defisiensi folat, pellagra (niacin).

Gangguan collagen-vascularsystemic lupus erythematosus, temporal arteritis, sarcoidosis, syndrome Behcet.

Intoksikasi eksogenalcohol, carbon monoxide, organophosphates, toluene, trichloroethylene, carbon disulfide, timbal, mercury, arsenic, thallium, manganese, nitrobenzene, anilines, bromide, hydrocarbons.

b. Irreversibel ( normal pressure hidrosefalus, subdural hematoma, vitamin B defesiensi, hipotiroidisme, intoksikasi PB).Tabel 2 Beberapa penyebab demensia pada dewasa yang belum dapat diobati/ irreversibel.Primer degenerative

Penyakit Alzheimer Penyakit Pick Penyakit Huntington Penyakit Parkinson Degenerasi olivopontocerebellar Progressive Supranuclear Palsy Degenerasi cortical-basal ganglionic

Infeksi

Penyakit Creutzfeldt-Jakob Sub-acute sclerosing panencephalitis Progressive multifocal leukoencephalopathy

Metabolik

Metachromatic leukodyntrophy Penyakit Kuf Gangliosidoses

3. Menurut Kerusakan Struktur Otak:a. Demensia tipe AlzheimerAlzheimer adalah penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetil transferase didalam otak dan merupakan penyakit degenerative akibat kematian sel-sel otak dan umumnya menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi kemunduran daya mengingat dan proses berfikir.prilaku yang dialami demensia ini adalah mudah lupa atau pikun. Walaupun pennyebab demensia tipe Alzheimer belum diketahui secara pasti, beberapa penelitian telah menyatakan bahwa sebanyak 40 % pasien mempunyai riwayat keluarga menderita demensia tipe Alzheimer sehingga faktor genetik sangat dianggap berperan dalam perkembangan gangguan didalam sekurangnya beberapa kasus.b. Dementia non Alzheimerc. Demensia vascularPenyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit vaskular cerebral yang multipel yang menyebabkan suatu pola gejala demensia, yang biasanya juga disebut demensia multi infark. Demensia vascular ini sering terjadi pada laki-laki khususnya pada mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau factor resiko kardiovaskuler lainnya.d. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body Dementia), Demensia Lobus frontal temporal, Demensia terkait dengan HIV-AIDS, Morbus Parkinson, Morbus Hungtington, Morbus Pick, Morbus Jakob-Creutzfeldt, Sindrom Gerstmann-Straussler-Scheinker, Prion disease, Palsi Supranuklear progresif, Multiple sklerosis, Neurosifilis, Tipe campuran4. Menurut sifat klinis:a. Demensia propiusb. Pseudo-demensia5. Demensia dari segi anatomi dibedakan antara demensia kortikal dan demensia subkortikal. Berikut merupakan penjelasannya:Tabel 3 Perbedaan demensia kortikal dan subkortikalCiriDemensia KortikalDemensia Subkortikal

PenampilanSiaga, sehatAbnormal, lemah

AktivitasNormalLamban

SikapLurus, tegakBongkok, distonik

Cara berjalanNormalAtaksia, festinasi, seolah berdansa

GerakanNormalTremor, khorea, diskinesia

Output verbalNormalDisatria, hipofonik, volum suara lemah

BerbahasaAbnormal, parafasia, anomiaNormal

KognisiAbnormal (tidak mampu memanipulasi pengetahuan)Tak terpelihara (dilapidated)

MemoriAbnormal (gangguan belajar)Pelupa (gangguan retrieval)

Kemampuan visuo-spasialAbnormal (gangguan konstruksi)Tidak cekatan (gangguan gerakan)

Keadaan emosiAbnormal (tak memperdulikan, tak menyadari)Abnormal (kurang dorongan drive)

ContohPenyakit Alzheimer, PickProgressive Supranuclear Palsy, Parkinson, Penyakit Wilson, Huntington.

DAFTAR PUSTAKAKaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis psikistri. Jakarta: Bina rupa aksara.National Colaborating Centre for Mental Heatlh, 2007. Dementia, The British Psychological Society and Gaskell, pp. 134-143.Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta.Mardjono, M., Sidharta, P. (2006). Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat. Jakarta. Hal211-214Nasrun Martina Wiwie S. Demensia. Dalam: Elvira Sylvia D, Hadisukanto. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta: 2010: 494-504.