demenia(
DESCRIPTION
tesTRANSCRIPT
![Page 1: Demenia(](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071921/55cf9c24550346d033a8c138/html5/thumbnails/1.jpg)
4.10. Pengobatan dan Penangananan orang denga dementia di Inggris dan Wales
4.10.1 Deteksi, Pengakuan, dan Rujukan
Ada bukti yang menunjukkan keterlambatan untuk mengenali gejala dementia pada
pelayanan primer, dan penanganan yang kurang optimal, walaupun juga terdapat bukti
anekdot (tanpa sumber) yang menyatakan bahwa kemampuan diagnosis untuk dementia
sudah meningkat dalam beberapa dekade ini. Keterlambatan dalam mengenali dementia
biasanya terkait oleh berbagai faktor, termasuk faktor kompleks dan variabel yang
menunjukkan gangguan kognitif; keengganan keluarga dan orang yang mengalami
dementia untuk mengetahui masalah tentang perubahan kognitif dan perilaku serta
mencari bantuan untuk hal ini; dan atribut profesional berubah karena dementia dianggap
sebagai gangguan penuaan normal dan penjelasan lainnya (De Lepeleire & Heyrman,
1999; van Hout et al, 2000)
Dokter umum menyatakan dirinya tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengenali dan menangani gejala dementia, dan beberapa golongan minoritas yang
signifikan mempercayai bahwa pengobatan orang dengan gangguan dementia merupakan
tanggung jawab bagi pelayanan dokter spesialis (Audit Commision 2000). Namun, ada
juga bukti yang menyatakan bahwa kemampuan diagnosis dokter umum untuk dementia
lebih baik dari yang diduga sebelumnya, dimana masalah utama pada dementia adalah
pendekatan diagnosis untuk tahap awal dementia (De Lepeleire at al, 1998; De Lepeleire
& Heyrmen, 1999) dan penanganan terhadap gangguan perubahan perilaku pada tahapan
lanjut penyakit ini.
Sebuah tanggapan bahwa pelayanan spesialis tidak menunjukkan respon dapat
menghambat pengenalan dari gejala dementia (Iliffe et al, 2006); pengembangan
kerjasama tenaga kesehatan terhadap dementia dapat menunjukkan dan mengubah
tanggapan di atas.
Program pengembangan professional post-graduate tersedia untuk mendukung
pendidikan dementia terhadap suatu komunitas, yang setidaknya menunjukkan perubahan
dalam tingkat pengenalan dementia dalam suatu uji coba acak (Down et al.,2006)
4.10.2 Penilaian dan Koordinasi dalam penanganan
![Page 2: Demenia(](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071921/55cf9c24550346d033a8c138/html5/thumbnails/2.jpg)
Pengaturan terorganisir untuk kebutuhan penilaian dan penanganan kasus untuk orang
dementia sangat beragam, dengan keputusan aturan baku yang sudah ditetapkan
berdasarkan sumber lokal yang ada dan menjadi prioritas utama dalam hal ini. Akibat dari
keragaman lokal ini adalah tidak adanya sistem menyeluruh dari penanganan kasus ini
dibandingkan penanganan terhadap kasus jangka panjang lainnya seperti diabetes atau
asma, dan masing-masing individu mungkin tidak mendapatkan penilaian dan
penagananan yang dibutuhkannya, pada tahap awal dari penyakit ini. Kontrak baru untuk
dokter umum sekarang termasuk target untuk penanganan dementia terhadap kualitas
kerangka hasil, jadi ada keterkaitan antara pemberian penanganan dementia dan
pemberian bantuan penunjuangan terhadap pasien. Namun, hal inipun terbatas dan tidak
terlalu luas memberikan informasi yang detail terkait patokan diagnosis dan penanganan.
Keterlibatan dari anggota keluarga atau lainnya sebagai pengatur dan pendukung dapat
menentukan sejauh apa penanganan dan dukungan yang tersedia. Organisasi sukarela
dapat memainkan peran penting dalam hal pendidikan, pemberi saran, dan pendukung.
Sebagai contoh, mereka dapat memberikan bantuan seperti saran yang menguntungkan
terhadap penyakit ini dalam penanganannya lebih lanjut, namun sayangnya banyak
banyak individu dengan dementia tidak pernah menghubungi mereka. Sementara di
beberapa daerah di luar jangkauan pelayanan kesehatan yang lengkap, sebuah organisasi
dapat menyediakan bantuan berskala nasional dimana orang yang mengidap nasional dan
carrier dapat mendapatkan informasi terhadap saran atau bantuan lainnya.
Namun ada beragam cara dalam hal penanganan dementia di banyak komunitas, dari
pekerja sosial hingga perawatan terhadap kominitas tersebut, dan kemampuan ini butuh
untuk digerakkan jika koordinasi penilaian dan penanganan harus dioptimalkan. Ada
beberapa pendapat untuk mengembangkan sistem generik dari penanganan kasus pada
orang dengan dementia, menggunakan kemampuan dari petugas lokal yang ada untuk
membuat suatu tim penilaian dan penanganan yang dibutuhkan (Challis et al.,2002).
Keterlibatan secara luas dari dokter umum pada pelayanan ini masih membutuhkan
perubahan yang lebih lanjut.
4.10.3 Penanganan farmakologis
Dementia biasanya dinyatakan tidak bias diobati, dengan pengecualian pada dementia
akibat etiologi yang tidak umum seperti dementia akibat kekurangan asam folat. Namun
![Page 3: Demenia(](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071921/55cf9c24550346d033a8c138/html5/thumbnails/3.jpg)
penilaian secara hati-hati dan pengembangan rencana penanganan multidisiplin yang
bertujuan pada masalah personal, sosial, pengobatan, dan perilaku yang terkait dengan
dementia sudah menjadi program pengobatan dan penanganan utama untuk memberikan
pengobatan kualitas tinggi pada pasien dengan dementia atau carriernya
Pencarian terhadap pengobatan yang lebih spesifik dimulai dari 1980 dan 1990 dengan
pengenalan codergocrine mesylate, yang digunakan untuk pengananan terhadap orang
usia lanjut dengan dementia ringan hingga sedang. Naftidrofuryl oxalate diperkenalkan
untuk penanganan terhadap gangguan vascular cerebral dan relevan terhadap penanganan
VaD. Namun, tidak ada dari obat-obatan ini yang terbukti efektif pada penanganan dari
berbagai macam dementia sehingga kedua obat ini sudah tidak digunakan lagi.
Pendekatan penanganan farmakologis terhadap dementia, terutama pada AD, dimulai
dengan pengenalan inhibitor acetilkolinase, yang menghambat pemecahan acetilkolin,
sebuah neurotransmitter yang penting sebagai basis kimiawi dalam fungsi kognitif
termasuk memori, tanggapan, dan penilaian. Walau masih berupa dugaan, Acetilkolin
juga diduga berkaitan dengan beberapa gangguan perilaku. Inhibitor Acetilkolinase yang
digunakan dalam praktik umum adalah Rivastigmine, Donepezil dan galantamine.
Baru-baru ini, memantine diperkenalkan untuk mengobati AD sedang hingga berat, yang
digunakan karena efeknya terhadap fungsi kognitif, walaupun beberapa efek perilaku juga
bias ditangani. Memantine bekerja dalam transmisi glutamate dan lebih spesifik untuk
reseptor system glutamate yang terkait dalam fungsi memori (N-methyl-D-aspartate
[NMDA] receptor)
Dosis untuk pengobatan penyakit Alzheimer
Donepezil adalah obat yang biasa digunakan, dengan dosis 1 tablet sehari dalam dua
dosis yang berbeda (5 mg dan 10 mg), kedua dosis ini dinilai efektif. Rivastigmine
diberikan sehari 2 kali saat makan pagi dan makan malam. Ada 4 sediaan kapsul 1.5 mg,
3 mg, 4.5 mg, dan 6 mg. Dosis diberikan 1.5 mg dua kali sehari, dimana dosis efektifnya
adalah 3-6 mg diberikan 2x sehari. Galantamine juga diberikan dua kali sehari (saat
makan pagi dan malam) dalam bentuk sediaan tablet, dimulai dari dosis 4 mg dan
ditingkatkan hingga 8-12 mg. Dosis efektifnya adalah 8-12 mg diberikan 2x sehari.
Sekarang formula dosis tunggal dari galantamine sudah dibuat dan tersedia dalam bentuk
![Page 4: Demenia(](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071921/55cf9c24550346d033a8c138/html5/thumbnails/4.jpg)
kapsul yang diberikan saat pagi hari, diiringi dengan makanan, dimlai dari dosis 8 mg dan
ditingkatkan hingga 16-24 mg.
Pada 2001, NICE technology appraisal (TA019) menyarankan bahwa penggunaan obat
ini harus dijadikan bagian dari penanganan untuk orang yang mengalami AD ringan
hingga sedang dengan nilai MMSE 12 atau diatasnya. Terapi obat ini hanya boleh
diberikan oleh spesialis yang terkait dengan penilaian followup penyakit AD, yaitu uji
fungsi kognitif, global, dan fungsi perilaku serta kemampuan aktifitas sehari-hari; dokter
umum juga hanyabisa mengikuti protocol yang ada. Pengobtan hanya diteruskan pada
orang dengan dementia yang menunjukkan perbaikan gejala dan skor MMSE, setelah 2-4
bulan menggunakan dosis pemeliharaan (maintenance dose), dan juga terjadi perbaikan
fungsi global berdasarkan penilaian perilaku dan fungsional. Penilaian harus diulang
setiap 6 bulan, dan obat hanya bias diteruskan bila skor MMSE 12 ke atas dengan kondisi
global, fungsional, dan tingkah laku tetap pada tingkatan dimana obat masih dinyatakan
memiliki efek yang signifikan.
Pada waktu yang sama saat mengembangkan pedoman ini, NICE mengambil suatu
penilaian teknologi, memeriksa kegunaan donepezil, rivastigmine, galantamine dan
memantine untuk pengobatan AD. Kelompok yang mengembangkan pedoman ini tidak
memiliki tanggung jawab dalam penilaian ini. Namun, panduan ini tetap disarankan
untuk dihubungkan dengan penilaian yang akan dilakukan, jika penilaian itu sudah selesai
(NICE,2006)