definisi stres

26
Definisi stres Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari masalah. Jika hal tersebut dirasakan menekan, mengganggu dan mengancam maka keadaan ini dapat disebut stress. Menurut Levy, Dignan, dan Shifers (dalam Astuti,2003) mengatakan bahwa stres merupakan beberapa reaksi fisik dan psikologis yang ditunjukkan seseorang dalam merespon beberapa perubahan yang mengancam dari lingkungannnya yang disebut stresor. Selye (dalam Saseno, 2001) mendefinisikan stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dialami individu. Menurut Anaroga (2001) secara sederhana stress sebenarnya merupakan suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Maramis (dalam Doelhadi,1977) yang mengatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang bila tidak diatasi dengan baik, akan mengganggu keseimbangan hidup dari manusia. Ditambahkan pula oleh Noi dan Smith(dalam Doelhadi,1977) stress dapat diartikan pula sebagai reaksi yang dirasakan oleh manusia bila mendapat tekanan dari luar ataupun sesuatu sebab yang tidak dapat diraba, bentuknya dapat berupa kekurangan atau kelebihan stimulasi yang dapat menimbulkan perasaan bosan yang berkepanjangan. Sedangkan Pervin(dalam Doelhadi,1997) beranggapan bahwa stress diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap keadaan yang melebihi kemampuannya atau sumber-sumber yang dianggap membahayakan atau mengancam kesejahteraan dirinya. Stres dibedakan menjadi dua yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai

Upload: benny-chandra-portnoy

Post on 26-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ahay

TRANSCRIPT

Definisi stres

Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari masalah. Jika hal tersebut dirasakan menekan, mengganggu dan mengancam maka keadaan ini dapat disebut stress. Menurut Levy, Dignan, dan Shifers (dalam Astuti,2003) mengatakan bahwa stres merupakan beberapa reaksi fisik dan psikologis yang ditunjukkan seseorang dalam merespon beberapa perubahan yang mengancam dari lingkungannnya yang disebut stresor.Selye (dalamSaseno,2001) mendefinisikan stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dialami individu. Menurut Anaroga (2001) secara sederhana stress sebenarnya merupakan suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Maramis (dalam Doelhadi,1977) yang mengatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang bila tidak diatasi dengan baik, akan mengganggu keseimbangan hidup dari manusia. Ditambahkan pula oleh Noi dan Smith(dalam Doelhadi,1977) stress dapat diartikan pula sebagai reaksi yang dirasakan oleh manusia bila mendapat tekanan dari luar ataupun sesuatu sebab yang tidak dapat diraba, bentuknya dapat berupa kekurangan atau kelebihan stimulasi yang dapat menimbulkan perasaan bosan yang berkepanjangan. Sedangkan Pervin(dalam Doelhadi,1997) beranggapan bahwa stress diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap keadaan yang melebihi kemampuannya atau sumber-sumber yang dianggap membahayakan atau mengancam kesejahteraan dirinya.Stres dibedakan menjadi dua yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres,dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik(Tanumidjojo,dkk2004).Hardjana (1994) mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta dalam proses transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap yang mendatangkan stres sehingga membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan yang bersifat nyata maupun tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya.Menurut Wangsa ( 2010) istilah stres berasal dari kata stringere yang mempunyai arti ketegangan, dan tekanan. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Dimana harmoni atau keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu.Stress adalah ketegangan, ketakutan, tekanan batin, tegangan konflik antara lain, (1) Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas(daya) psikologis atau fisiologis dari suatu organisme. (2) Sejenis frustasi, dimana aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan was-was kuatir dalam pencapaian tujuan.(3) Kekuatan yang ditetapkan dalam suatu sistem tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pada pribadi. (4) Satu kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan menurut Chaplin (2010)Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah segaia suatu kondisi berupa perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif, dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika mengalami tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi ketidak seimbangan, beberapa tahapan terhadap stress dapat ditandai dengan semangat kerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak seperti biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energy dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan, merasa senang dengan pekerjaan itu dan semakin bertambah semangat (tahap 1). Merasa letih saat bangun pagi, merasa mudah lelah setelah makan siang, lekas merasa capai menjelang sore hari, sering mengeluh lambung atau perut yang tidak nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai (pada tahap 2). Gangguan lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag dan diare, tegangan otot-otot semakin terasa, perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional yang semakin meningkat, gangguan pola tidur.Keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa ataupun terlalu banyak yang mengancam kesejahteraan atau integritas individu.http://kajianpsikologi.blogspot.com/2012/02/definisi-stres.htmlStress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai: Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.Pada penelitain Wolf dan Goodel ( 1968 ) bahwa individu-individu yang mengalami kesukaran dengan suatu sistem organ, cenderung akan bereaksi etrhadap stresor dengan gejala dan keluhan dalam sistem organ yang sama.Kondisi sosial, perasaan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah, ternyata mempengaruhi juga aspek yang berbeda-beda dari reaksi terhadap stres.Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai: Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung. Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.htmlPengertian dan definisi Adaptasi. Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar bisa tetap hidup dan berkembang biak. Salah satu ciri makhluk hidup adalah dapat beradaptasi. Manusia, hewan dan tumbuhan memiliki kemampuan beradaptasi dengan caranya masing-masing. Adaptasi di perlukan jika makhluk hidup berhadapan dengan tekanan-tekanan dalam perjalanan hidupnya, baik yang berhubungan dengan komponen abiotik ataupun komponen biotik.http://kamusq.blogspot.com/2013/03/adaptasi-adalah-definisi-dan-arti-kata.html

c. SUPPORT SISTEMPeribahasa no man is an island terutama penting untuk penatalaksanaan stress. Sistem pendukung seperti keluarga , teman atau rekan kerja yang akan mendengarkan dan memberikan nasihat dan dukungan emosional akan sangat bermamfaat bagi seseorang yang mengalami stress. Sistem pendukung dapat mengurangi reaksi stress dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental (Revenson dan Majerovitz, 1991). Riset keperawatan telah mendokumentasikan adanya korelasi dukungan sosial positif dengan pengurangan gejala penyakit kronis (White, Richter, & Fry, 1992).Ubrich dan Bradsher (1993) menunjukkan bahwa dukungan dapat meringankan efek stressor atau distress emosional baik pada lansia wanita kulit putih maupun suku Afrika-Amerika terutama jika dukungan dipandang sebagai orang yang sangat dipercaya. Perawat dapat menggunakan berbagai metode untuk membantu klien membangun sistem pendukung, melibatkan diri dalam aktivitas kelompok tempat ibadah dan memberi dorongan untuk melakukan aktivitas rekreasi. Perawat dapat menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengajarkan klien tentang keterampilan sosialisasi jika klien tidak mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan tepat. Semua metode ini membantu klien membangun sistem pendukung yang kuat. Jika stress merupakan akibat dari isolasi sosial, maka strategi keperawatan ditujukan untuk membantu klien mengembangkan jaringan sosial baru.

d. TIME MANAGEMENTSeseorang yang menggunakan waktu secara efisien biasanya mengalami lebih sedikit stress karena mereka merasa lebih terkontrol dalam hidupnya. Perawat yang bertindak dalam domain pengajaran-pelatihan dapat membantu klien memprioritaskan tugas jika mereka merasa kewalahan atau imobilisasi. Penstrukturan waktu yang realistic diperlukan jika klien tidak menyisikan waktu yang cukup untuk setiap aktivitas. Fungsi peran klien harus dianalisis secara berkaitan untuk menentukan apakah modifikasi dapat dibuat sehingga dapat mengurangi tuntutan waktu (Peddicord,1991).Mengendalikan tuntutan dari orang lain penting untuk penatalaksanaan waktu yang efektif. Sedikit orang yang mampu mengikuti semua permintaan yang diajukan oleh orang lain. penting artinya untuk belajar mengenali permintamaan mana yang dapat dipenuhi secara realistic, kebutuhan mana yang akan dinegosiasi, dan kebutuhan mana yang dapat ditolak secara asertif. Menghambat periode waktu untuk menunjukkan tujuan spesifik juga mengurangi rasa keterburuan dan meningkatkan perasaan kontrol.

e. HUMORHumor adalah terapi yang terkenal dalam literatur umum oleh Norman Cousins (1979). Kemampuan untuk menerima hal-hal lucu dan tertawa melenyapkan stress (Robinson, 1990; Dahl dan ONeal, 1993). Hipotesisfisiologis menyatakan bahwa tertawa melepaskan endorphin ke dalam sirkulasi dan perasaan stress di lenyapkan.

f. ISTIRAHATPola istirahat dan tidur yang tetap, dan kebaisaan juga penting untuk menangani stress. Seseorang yang mengalami stress harus di dorong meluangkan waktunya untuk istirahat dan tidur. Tidur tidak hanya menyegarkan tubuh, Tetapi juga membantu seseorang menjadi rileks secara mental. Klien mungkin membutuhkan bantuan specific dalam mempelajari tehnik relaks sehingga dapat tertidur.

g. TEHNIK RELAKSASIRelaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan tehnik manipulasi pikiran mengurangi komponen fisiologis dan emodional stress. Tehnik relaksasi adalah perilaku yang dipelajari dan membutuhkan waktu pelatihan dan praktek. Setelah klien menjadi terampil dalam tehnik ini , ketegangan dikurangi dan parameter fisiologis berubah.Ada 4 komponen utama dari tehnik relaksasi yaitu : yang tenang, menghindarkan sebanyak mungkin kebisingan dan gangguan gangguanLingkunganPosisi yang nyaman, duduk tanpa ketegangan otot. dapat diubah, mengosongkan semua pikiran-pikiran dari alam sadar.Sikap yangKeadaan mental (yang baik, memusatkan perhatian pada suara, kata-kata, ungkapan, imaginasi, objek atau pola napas untuk merubah pikiran-pikiran secara internal menjadi pikiran yang lebih dapat diterima).Faktor yang penting adalah bagaimana seseorang mengosongkan pikirannya dari semua pikiran-pikiran dan memusatkan perhatian pada mental device. Wajarlah bila pikiran-pikiran itu makin menerawang. Bila terjadi demikian, orang tersebut akan dengan segera langsung kembali kepada mental device. Setiap periode relaksasi ini harus membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Ada Beberapa pendekatan yang dapat dilaksanakan melalui instruksi perawat kepadda klien , tanpa menggunakan peralatan khusus dan juga tanpa perintah dokter yaitu relaksasi profresif dan relaksasi respon Benson. Relaksasi progresif terdiri atas peregangan dan relaksasi sekelompok otot dan memfokuskannya perasaan relakasasi. Aplikasi yang sistematis dari relaksasi progresif ini mempunyai tiga efek utama, sebagai berikut : Kelompok otot yang telah mengalami relaksasi maka akan lebih rileks lagi. Tiap-tiap kelompok otot utama rileks secara bergantian. Kalau otot yang baru ditambah, maka kelompok otot yang lama juga akan mengalami relaksasi. banyak jumlah relaksasi yang dialmi seseorang, maka orang itu akan bergerak menuju fase relaksasi.LebihKeadaan rileks meningkat setelah periode relaksasi. Respon relaksasi Benson menghilangkan ketegangan otot. Khususnya membantu secara penuh relaksasi otot pada pasien yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan.Respon relaksasi Bensonso Yakinkan posisi duduk senyaman mungkin dalam lingkungan yang tenango Tutup matao Relaksasi otot-otot tubuh (katakana Ayo.....)o Memusatkan perhatian pada pernapasan, ulangi lagi kata-kata atau suara / bunyi seperti one atau um-um setiap kali ekspirasi.o Lakukan selama 20 menito Buka matao Berikan waktu pada pasien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sebelum psien bergerak atau berpindah.Relaksasi Progresif1. Yakinkan posisi yang nyaman dalam ruangan yang tenang2. Mulai dengan memusatkan perhatian pada pernapasan yang lambat3. Regangkan kelompok otot-otot yang diinginkan (lihat langkah 5) selama 5-7 detik, kemudian relakasasi secara cepat.4. Pusatkan perhatian secara 10 detik pada sensasi-sensasi pada otot yang berelaksasi5. Ikuti petunjuk ini, ulangi untuk setiap kelompok otot, regangkan 2 atau 3 kali. Tangan dan lengan : mengepalkan tangan, menarik siku dengan kuat, kerutkan hidung, purse lip, senyum dengan gigi terekat kuat. Wajah : mengerutkan dahi, tutup mata dengan rapat, mengerutkan hidung, purse lip, senyum dengan gigi terekat kuat. Leher : Dekatkan dagu dengan dada. Dada : tarik kedua bahu secara bersama-sama, keraskan perut dan bokong. Kaki dan tungkai : dorong ke bawah dengan kaki, jari-jari menjauhi (dorsofleksi) utamakan kaki yang terdahulu.6. Ulangi proses pada setiap area yang mengalami ketegangan.

h. SPIRITUALITASAktivitas spiritual dapat juga mempunyai efek yang positif dalam menurunkan stress (Dahl dan O Neal , 1993). Praktik seperti berdoa, meditasi atau membaca bahan bacaan keagamaan dapat menjadi sumber yang bermamfaat bagi klien. Pada penelitian (Young, 1993) praktik spiritual klien lansia dapat meningkatkan perasaan produktivitas dan kemampuan beradaptasi yang membantu dalam menghadapi individu sakit kronis

2. MANAJEMEN STRES UNTUK PERAWAT.Sebagian besar perawat mengalami stress dalam lingkungan pekerjaan merka. Stresor dapat terdiri atas kelebihan beban kerja, kebijakan institusi tempat bekerja, konflik dengan rekan kerja atau karakteristik klien (Foxall, Zimmermen, dan Bene, 1990; Skipper, Jung dan Coffey, 1990). Reaksi terhadap stressor yang berkaitan dengan pekerjaan bergantung pada kepribadian perawat, status kesehatan, pengalaman sebelumnya dengan stress dan mekanisme koping.

STRESS PEKERJAANSeringkali mengakibatkan kondisi yang disebut kepenatan, yang ditandai oleh penuruanan perhatian pada orang dengan siapa kita bekerja. Selama merasa penat klien merasakan kelelahan fisik dan emosional (Melamed, Kushnir dan Shirom, 1992). Pekerjaan atau profesi tidak lagi memberi dampak positif dan klien mungkin mengalami marah dan apatis.Perawat dan risiko terhadap stress kepenatan akibat pekerjaan dan dapat memamfaatkan tehnik penatalaksanaan stress yang sama seperti yang mereka ajarkan pada klien. Dalam organisasi dan domain kompetensi peran pekerja, perawat harus mengidentifikasi stressor tertentu di tempat kerja dan berupaya untuk menghilangkan stressor tersebut. Juga membantu untuk mendapat dukungan sosial dari perawat lainnya dengan harapan mempertahankan sikap merawat yang ditujukan pada klien.

DAFTAR PUSTAKA1. Long C Barbara, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan IAPK, Pajajaran Bandung.2. Kozier Erb, Fundamental Of Nursing : Concept Process and practice, Addison Weslwy Publishing co, USA, 1991.3. Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.4. Ellis RJ, A Elizabeth, 1994, Nowlis, Nursing : A Human Needs Approach, Fifth Edition, JB Lippincott Company, Philadephia.5. Wolf, Weitzel, Fuerst, 1984, Dasar-dasar Ilmu Keperawatan, buku kedua, Gunung Agung, Jakarta.6. Potter Terry, 1997,Fundamentals Of Nursing : Concepts, Process and Practice, Fourth Edition, Mosby Year Book.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESSFAKTOR DALAMAN(a) PerwatakanJika dilihat seperti contoh yang diberikan di awal tadi, perwatakan manusia ini berbeza-beza.Oleh kerana itu adalah anugerah Allah yang tidak ternilai. Manusia adalah unik, iaitu jika dilihatkadang-kadang kita meminati mata pelajaran Bahasa Melayu dan tidak meminati mata pelajaranmatematik. Ada pula manusia yang meminati mata pelajaran Geografi tapi bukan Bahasa Melayudan sebagainya lagi. Ini yang dikatakan bahawa manusia mempunyai pelbagai kecenderungan,pelbagai minat dan nilai dan seumpamanya lagi. Ada manusia begitu cepat mengalami stress danada pula manusia yang lambat mengalaminya. Oleh itu sebagai manusia kita perlu kenal di manakedudukan atau tahap kedudukan stress yang ada pada diri kita.(b) Kendiri yang terlalu idealManusia mempunyai cita-cita dan impian yang tersendiri. Impian atau cita-cita ini selalunya akanmenjadi kenyataan apabila manusia berusaha untuk mencapai impian tersebut. Yang menjadimasalahnya ialah apabila manusia bertingkah laku yang langsung tidak mengejar impian tersebut.Tegasnya di sini ialah apabila kendiri ideal terlalu tinggi tetapi dari segi kendiri sebenarnya(tingkah lakunya) tidak memaparkan usaha ke arah pencapaian tersebut. Sebagai contoh kitamelihat pencapaian pelajaran rakan kita, atau orang yang telah berjaya, tetapi kita sedikitpun tidakberusaha ke arah itu, malah kita masih bertabiat lama seperti meniru kawan, membuang masa dansebagainya. Oleh itu adalah tidak tepat kiranya kita tidak menyeimbangkan antara usaha dan cita-cita.(c) KognitifKognitif adalah pemikiran yang wujud dalam diri manusia. Manusia mengalami ketegangandisebabkan kognitif atau banyak berfikir perkara-perkara yang negatif. Manusia kadang-kadangmerasakan dirinya lemah, tidak mempunyai bakat dan potensi. Ini disebutkan sebagai faktor kognitifyang begitu menekan. Manusia-manusia ini mudah dihinggapi stress kerana berfikiran lemah.Justeru itu kita tidak dapat menimbangkan antara rasional dan tidak rasional. Stress mudah datangpada manusia ini. Oleh yang demikian kita perlu memberikan perhatian dari sudut itu.(f) Tidak selaras personalitiStress hadir apabila manusia tidak mempunyai keselarasan antara personaliti diri dan minatdalam kerjaya. Sebagai contoh manusia yang mempunyai minat di bidang sosial iaitu menjadi gurudan sebagainya tetapi bekerja sebagai Jurutera. Ini menunjukkan tiada keselarasan antara minatdan personaliti yang ada. Perkara ini sering berlaku kepada kita lantaran kita tidak mengenalpastinya sungguh-sungguh.(d) Kelemahan dalam komunikasi dan berbahasaStress juga terjadi kepada manusia yang mempunyai masalah berkomunikasi dan berbahasa.Kegagalan berkomunikasi menyebabkan seseorang sukar untuk berinteraksi dengan seseorangyang lain. Dengan itu segala maklumat yang ingin disampaikan tidak diterima oleh pendengardengan berkesan. Ini akan menimbulkan masalah dan sekiranya ia tidak dapat diatasi, stress pastiakan berlaku.(e) Keperluan dan kemahuan- Status- Kuasa- Kasih Sayang- Prestasi- Kesihatan- Keselamatan diriFAKTOR LUARAN

(a) Sosial dan tempat kerjaSelalunya manusia tidak terlepas dari hubungan dengan manusia lain. Manusia juga bekerja dandi tempat kerja sudah pasti manusia berkomunikasi dengan orang lain. Justeru hubungan sentiasaberlaku. Dalam hubungan ini selalunya berlakulah komunikasi yang mencetuskan masalah. Lumrahhidup di dunia masalah tidak boleh lari. Sebenarnya masalah yang datang boleh mematangkanmanusia. Jika kita lari dari masalah maka kita lari dari proses membina kematangan diri. Manusiayang berani menghadapi masalah ialah manusia yang berani menghadapi kenyataan. Apabilahubungan negatif berlaku dengan orang lain, ini juga boleh menjadi penyumbangkepada stress.Maka hadapilah masalah ini dengan penuh kerjasama.(b) Hubungan dengan keluargaRamai orang mengalami stress kerana hubungan antara suami-isteri, ibu-anak, ibu bapa-anak-anak yang tidak baik. Kekalutan yang berlaku di dalam hubungan kekeluargaan boleh mencetuskanhasil yang tidak baik. Misalnya ibu tidak lagi memberi penghargaan kepada anak-anak. Anak-anaktidak lagi menghormati ibu dan ayah sebagaimana sewajarnya dihormati. Komunikasi dua halasudah terkubur dan inilah bibit-bibit yang mencetuskan kehancuran institusi keluarga dan seterusnyamenyebabkan stress berlaku. Justeru itu perkara ini perlu diberi perhatian. Maka kita perlumencorakkan satu hubungan yang penuh empati dan memahami antara satu sama lain. Hubunganini dijalinkan berdasarkan kepada kasih sayang, hormat menghormati dan menghargai individu lain.(c) Persekitaran- Cuaca- Bising- Sibuk- Kawalan tempat belajar

http://id.scribd.com/doc/16601882/Faktor-Yang-Mempengaruhi-StressA. STRESS1. Pengertian Stressa. Menurut Hans Selye, stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya (Pusdikes,Dep.Kes.1989)b. Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan) Dadang Hawari.2001c. Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan,1987)d. Secara umum yang dimaksud stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang dapat menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi dan lain-laine. Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang dapat mengganggu keseimbangan kita (Maramis,1999)f. Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut.2. Penyebab StressTimbulnya stress pada seseorang diawali dengan adanya stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan yang disebut dengan stressor. Stressor menunjukan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan fisiologis psikologis sosial, lingkungan, perkembangan spiritual atau kebutuhan kulturan (Potter & Perry,1997).Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stress diantaranya:a. Faktor biologis, herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik dan neurohormonalb. Faktor sosio kultural, perkembangan kepribadian, pengalaman dan kondisi lain yang mempengaruhi.Macam-macam stressor:a. Stressor internalBerasal dari dalam diri seseorangb. Stressor eksternalBerasal dari luar diri seseorangKarakteristik Stressor:a. Makna stressorBila stressor tersebut bermakna dalam hidup individu tersebut maka responnya akan besarb. Lingkup stressorBila stressornya luas, maka responnya akan besarc. Lamanya stressosBila stressor tersebut lama maka responnya akan besard. Jumlah stressorBila stressor yang ada bermacam-macam dalam waktu yang sama maka responnya akan besare. Kuatnya stressorMakin kuat stressor dirasakan maka makin tinggi pula responnya.Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor (Kozier & Erb,1983 dikutip Keliat B.A.,1999) yaitu:a. Sifat stressorPengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut.b. Jumlah stressorBanyaknya stressor yang diterima individu dala waktu bersamaan.c. Lama stressorSeberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.d. Pengalaman masa laluPengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi masalah.e. Tingkat perkembanganTiap individu tingkat perkembangannya berbedaMenurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress psikologis, yaitu:a. FrustasiHal ini timbul karena kegagalan dalam mencapai tujuan selain itu adanya aral melintang. Frustasi sendiri ada yang bersifat intrinsik dan frustasi ekstrinsik.b. KoflikHal ini dapat terjadi karena seseorang tidak mampu memilih antara dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan.c. TekananTimbul karena adanya tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan ini dapat berasal dari individu dan luar individu.d. KrisisKrisis adalah suatu keadaan yang terjadi secara mendadak. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya stress.B. ADAPTASI1. Pengertian AdaptasiAdabeberapa pengertian tentang mekanisme penyesuaian diri, antara lain:a. W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastik). Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif (alloplastik).b. Menurut Soeharto Heerdjan (1987), Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi atau menetralisasi pengaruhnya.Adaptasi adAdalah proses dimana respon tubuh terhadap stressor untuk mempertahankan fungsi kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternal dan internal, respons dapat dari sebagian tubuh atau seluruh tubuh serta setiap tahap perkembangan punya stressor tertentu.Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif, yaitu suatu proses dimana mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal seperti penurunan suhu tubuh dan membuat suatu respons adaptif seperti mulai mengigil untuk membangkitkan panas tubuh.Ketiga dari mekanisme utama yang digunakan dalam menghadapi stressor dikontrol oleh medula oblongata, formasi retikuler dan hipofisis.alah suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task oriented).Sabtu, 05 Januari 2013PENGERTIAN KECEMASAN MENURUT PARA AHLI Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.

Konsep kecemasan memegang peranan yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres dan penyesuaian diri (Lazarus, 1961). Menurut Post (1978), kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Freud (dalam Arndt, 1974) menggambarkan dan mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.

Lefrancois (1980) juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan. Hanya saja, menurut Lefrancois, pada kecemasan bahaya bersifat kabur, misalnya ada ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi, adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul dalam kesadaran.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Lefrancois adalah pendapat Johnston yang dikemukakan oleh (1971) yang menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain. Kartono (1981) juga mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan yang spesifik. Menurut Wignyosoebroto (1981), ada perbedaan mendasar antara kecemasan dan ketakutan. Pada ketakutan, apa yang menjadi sumber penyebabnya selalu dapat ditunjuk secara nyata, sedangkan pada kecemasan sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk dengan tegas, jelas dan tepat.

Menurut Nevid (2005), Kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa situasi, tetapi tidak disituasi lain. Sumadinata (2004) mengatakan bahwa seseorang yang merasa khawatir karena menghadapi situasi yang tidak bisa memberikan jawaban yang jelas, tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan, dan tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan kekhawatiran yang ringan dan menjadi sebuah motivasi. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran yang kuat dan negatif dapat menimbulkan gangguan fisik maupun psikis.

Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.

Saranson dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut.

Tjakrawerdaya (1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.

Sumber Rujukan ;Miramis, W.F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Presstheory of Emotion. American PsychologistCalvin S. Hall. 1999. A Primer of Freudian Psychology. Plume PublisherSuryabrata, Sumadi, 1986. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. RajawaliLazarus, Richard S. 1991. Progress on a cognitive-motivational-relationalTjakrawerdaya, D. 1987. Rasa Bersalah Sebagai Motif Mekanisme Difensi Pada Gangguan Cemas Secara Menyeluruh. Majalah Psikiatri Jiwa

1.Pembagian psikoterapiCara-cara psikoterapi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitupsikoterapi suportif dan psikoterapi genetic-dinamik.Psikoterapi suportif(atau supresif atau non spesifik)Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinyaMengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baikuntuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan sertakelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien melakukan perubahanrealistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb,2004)Kriteria Pemilihan:2 Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis yang melanda pasien dengandefisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010)Lama TerapiBeberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan Sadock, 2010)MekanismePasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) seminggu, untuk beberapa mingguatau bulan (kadang ada pula yang mencapai tahunan). Termasuk pula disini intevensikrisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).Terapis berurusan dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah prosesalam nirsadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian. Pertahanan psikologikdiperkuat dan teknik yang digunakan antara lain menenangkan, sugesti,mengeluarkan semua masalah, abreaction, dan manipulasi lingkungan. Terapisbersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat (dengarkan pasien),mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien, dan menolong pasien untukmenetukkan arah. Medikasi juga dapat diberikan. (Tomb, 2004)Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:Ventilasi atau (psiko-) katarisPersuasi atau bujukan (persuasion)SugestiPenjaminan kembali ( reassurance)Bimbingan dan penyuluhanTerapi kerjaHipno-terapi dan narkoterapiPsikoterapi kelompokTerapi prilaku