deep vein trombosis

20
Nyeri, Bengkak, dan Merah pada Tungkai Bawah akibat Trombosis Vena Dalam Patricia J Maiseka 102010019 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] PENDAHULUAN Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat self-limited dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler, sedangkan trombosis patologis seperti trombosis vena dalam (TVD), emboli paru, trombosis arteri koroner yang menimbulkan infark miokard, dan oklusi trombotik pada serebro vaskular merupakan respon tubuh yang tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh darah dan darah. Ahli bedah vaskular berperan untuk mengeluarkan trombus yang sudah terbentuk yaitu dengan melakukan trombektomi. 1 Skenario I : Deep Vein Thrombosis 1

Upload: patriciatecha

Post on 01-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DVT

TRANSCRIPT

Page 1: deep vein trombosis

Nyeri, Bengkak, dan Merah pada Tungkai Bawah

akibat Trombosis Vena Dalam

Patricia J Maiseka

102010019

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

PENDAHULUAN

Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah vena

atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk

sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat

self-limited dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan merupakan

respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler, sedangkan trombosis patologis

seperti trombosis vena dalam (TVD), emboli paru, trombosis arteri koroner yang

menimbulkan infark miokard, dan oklusi trombotik pada serebro vaskular merupakan

respon tubuh yang tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh

darah dan darah. Ahli bedah vaskular berperan untuk mengeluarkan trombus yang

sudah terbentuk yaitu dengan melakukan trombektomi.1

Skenario I :

Seorang laki – laki berusia 65 tahun yang sedang dirawat di ruang rawat inap dikonsulkan

dengan keluhan betis kirinya sakit disertai bengkak sejak empat jam yang lalu. pasien

tersebut sudah 2 hari dirawat setelah menjalani operasi penggantian sendi panggul kiri 2 hari

yang lalu.

Hipotesis :

Betis kiri sakit, bengkak, dan merah pasca operasi penggantian sendi disebakan adanya

trombosis pada vena dalam ( deep vein thrombosis ).

Deep Vein Thrombosis 1

Page 2: deep vein trombosis

DE FINISI

Arteri-arteri mempunyai otot-otot yang tipis didalam dinding-dinding mereka supaya

mampu untuk menahan tekanan darah yang dipompa jantung keseluruh tubuh. Vena-vena

tidak mempunyai lapisan otot yang signifikan, dan disana tidak ada darah yang dipompa balik

ke jantung kecuali fisiologi. Darah kembali ke jantung karena otot-otot tubuh yang besar

menekan/memeras vena-vena ketika mereka berkontraksi dalam aktivitas normal dari

gerakan tubuh. Aktivitas-aktivitas normal dari gerakan tubuh mengembalikan darah ke

jantung.

Ada dua tipe dari vena-vena di kaki; vena-vena superficial (dekat permukaan) dan vena-vena

deep (yang dalam). Vena-vena superficial terletak tepat dibawah kulit dan dapat terlihat

dengan mudah pada permukaan. Vena-vena deep, seperti yang disiratkan namanya, berlokasi

dalam didalam otot-otot dari kaki

Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis (DVT)) adalah suatu keadaan yang

ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam. Bekuan yang terbentuk di

dalam suatu pembuluh darah disebut trombus. Trombus boleh terjadi baik di vena superfisial

(vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di

vena dalam. Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari

trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di

paru-paru sehingga menyumbat aliran darah. Trombus yang berpindah-pindah disebut

emboli. Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus

melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli.

Penekanan pada otot betis boleh membebaskan trombus yang tersangkut, terutama

ketika penderita kembali aktif. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke

paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih

arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.

Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang

berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan kematian.1

Deep Vein Thrombosis 2

Page 3: deep vein trombosis

GEJALA

Gejala-gejala dari deep vein thrombosis berhubungan dengan rintangan dari darah yang

kembali ke jantung dan menyebabkan aliran balik pada kaki. Secara klasik, gejala-gejala

termasuk:

nyeri,

bengkak,

kehangatan, dan

kemerahan.

Tidak semua dari gejala-gejala ini harus terjadi; satu, seluruh, atau tidak ada mungkin hadir

dengan deep vein thrombosis.

DIAGNOSTIK

Ultrasound sekarang adalah metode standar dari mendiagnosa kehadiran deep vein

thrombosis. Teknis ultrasound mungkin mampu untuk menentukan apakah ada bekuan,

dimana ia berlokasi di kaki, dan berapa besarnya. Ultrasounds dapat dibandingkan melalui

waktu untuk melihat apakah bekuan telah tumbuh atau menghilang. Ultrasound adalah lebih

baik untuk "melihat" vena-vena di atas lutut dibanding pada vena-vena dibawah lutut.

Kelemahannya adalah apabila trombusnya di distal sering menghasilkan negative palsu ,

tetapi bagi DVT yang superficial sering memberikan sensitivitas dan spesifisitas sebanyak

95% dan perlu dibuat venography apabila ianya negative.

Venography, menyuntikan zat pewarna (dye) kedalam vena-vena untuk mencari

thrombus, umumnya tidak dilakukan lagi dan telah lebih menjadi catatan kaki sejarah. Tetapi

ianya masih merupak gold standart.

D-dimer adalah tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan

(screening) untuk menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang

dihasilkan ketika bekuan darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut dan terurai. Tes

digunakan sebagai indikator positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan

darah. Jika tes D-dimer positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir

karena banyak situasi-situasi akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari

Deep Vein Thrombosis 3

Page 4: deep vein trombosis

operasi, jatuh, atau kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara

selektif.

Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada penyebab yang

potensial untuk deep vein thrombosis. Protein S, protein C, antithrombin III, factor V Leiden,

prothrombin dapat diukur.Defisieni daripada factor ini menunjukkn ketidak normal dalam

hiperkoagulasi dara dan ini mungkin di curigai DVT.1,2

DIAGNOSIS BANDING

Superficial thrombophlebitis

Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis

berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga

ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki atau lengan.

Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu.

Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga

mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan

varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.

Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap

pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti

dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir

trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.1

Etiologi

Beberapa risiko terjadinya tromboflebitis superfisial antara lain :

Iritasi bahan kimia

Infeksi

Kehamilan

Duduk atau berada pada posisi tertentu untuk waktu lama

Menggunakan pil KB

Adanya varises

Gejala

Deep Vein Thrombosis 4

Page 5: deep vein trombosis

Gejala-gejala yang bisa ditemukan antara lain :

Rasa nyeri dan pembengkakan pada daerah peradangan yang terjadi dengan cepat.

Kulit di atas vena yang meradang menjadi merah, terasa hangat, dan sangat nyeri.

Vena terasa seperti sebuah tali keras di bawah kulit, tidak terasa seperti vena normal atau

varises biasa, karena adanya bekuan darah pada vena.

Diagnosa

Diagnosa biasanya bisa diketahui dari gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa

pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain :

Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah, suhu, kondisi kulit dan aliran darah pada

daerah yang terkena

Ultrasonografi Doppler

Venografi

Bisa dilakukan kultur darah atau kulit jika terdapat tanda-tanda infeksi

Pengobatan

Tromboflebitis superfisial seringkali membaik dengan sendirinya. Namun, ada

beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri dan peradangan,

serta mencegah terjadinya komplikasi, antara lain :

Kompres hangat

Gunakan stocking khusus dan sering meninggikan daerah yang terkena

Kateter intravena (infus) harus dilepas jika tampaknya menimbulkan

tromboflebitis

Bisa diberikan obat untuk membantu meminimalkan terbentuknya bekuan darah,

yaitu pada orang-orang dengan trombosis vena superfisial yang sangat luas

Pembedahan atau skleroterapi pada vena yang terkena. Tindakan ini adakalanya

diperlukan untuk vena dengan varises besar dan mencegah terjadinya

tromboflebitis berulang pada orang-orang yang berisiko.1,2,5

Deep Vein Thrombosis 5

Page 6: deep vein trombosis

Penyakit Buerger

Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri yang

berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. Pria perokok

sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang menderita penyakit Buerger dibandingkan

dengan siapapun. Sekitar 5% penderita adalah wanita.

Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit Buerger hanya menyerang perokok dan keadaan

ini akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok. Penyakit ini hanya terjadi

pada sejumlah kecil perokok yang lebih peka. Mengapa dan bagaimana merokok sigaret

menyebabkan terjadinya penyakit ini, tidak diketahui.

Gejala

Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan atau tungkai terjadi secara perlahan,

dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai,

sehingga akhirnya menyebabkan gangren (kematian jaringan). Sekitar 40% penderita juga

mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai.

Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar.

Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau

tungkai. Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih

lama. Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangren atau keduanya. Tangan atau kaki

terasa dingin, berkeringat banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan karena

persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat yang menetap.

Diagnosa

Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun

pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba. Tangan, kaki, jari tangan

atau jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi

merah jika diturunkan. Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren,

biasanya pada satu atau lebih jari tangan atau jari kaki. Pemeriksaan USG menunjukkan

penurunan yang hebat dari tekanan darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari

tangan yang terkena. Angiogram daapt menggambarkan arteri yang tersumbat dan kelainan

sirkulasi lainnya, terutama di tangan dan kaki.

Deep Vein Thrombosis 6

Page 7: deep vein trombosis

Pengobatan

Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga

akhirnya memerlukan tindakan amputasi.

Penderita juga harus menghindari:

pemaparan terhadap dingin

cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan

untuk mengobati kutil dan kapalan 

cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor 

infeksi jamur 

obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat baik. Penderita dengan gangren, luka-luka

atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring. Penderita harus melindungi

kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat

dari karet. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga

gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri. Pentoxifylline, antagonis

kalsium atau penghambat platelet (misalnya aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan

disebabkan oleh kejang. Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami

penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah,

dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang. Jarang dilakukan pencangkokan

bypass karena arteri yang terkena terlalu kecil.1,2,6

EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Syarikat didapati bahawa insiden DVT terjadi sebanyak 159,100,000

penduduk ataupun 398,000 kasus pertahun. Thrombosis vena berkaitan dengan berbagai

kondisi medis maupun prosuder bedah tertentu. Pada pasien yang menjalani operasi , DVT

berkisar 30% di Eropah dan 16 % di US. Pada pasien yang menjalani operasi panggul atau

lutut DVT berkisar 45-70%, bagi operasi ginekologi dan saraf DVT berkisar 7-45% dan 9-

50%.3

Deep Vein Thrombosis 7

Page 8: deep vein trombosis

PATOFISIOLOGI

Penyebab utama trombosis Vena belum jelas, tatapi ada tiga kelompok factor pendukung

yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal sebagai TRIAS

VIRCHOW:

i) Pembuluh darah

Kerusakkan dinding pembuluh darah menyebabkan trombosit langsung terpapar pada

subendotelial dgn perantaraan factor von willbrand yaitu factor adhesi.Selanjutnya trombois

yang berdekatan dihubungkan antara satu sama lain oleh fibrinogen dan terjadi agregasi

trombosit yang membentuk trombosit plak.Selain itu kerusakkan jaringan akan

menyebabkan factor jalur ektrinsik dan membentuk fibrin dan thrombus.

ii) Koagulasi darah

Selain aktiviti koagulasi ektrinsik maupun intrinsic oleh factor jaringan yang dihasilkan pada

trauma dan operasi juga terjadi migrasi leukosit baik melalui jalur ektrinsik maupun intrinsic ,

mengaktifkan FX mjadi FXa dan jalur umum FXa bersama FV dan factor 3 trombosit akan

mengubah protrmbin mejadi thrombin dan kemudian thrombin di ubah menjadi fibrinogen

dan fibrin.Fibrin merupakan dasar dari pembekuan.Koagulasi darah juga meningkat

disebabkan factor umur, trombofilia dan kondisi tertentu.Trombofilia adalah kecenderungan

darah membentuk thrombus ianya dapat secara herediter maupun di dapat.

iii) Statis vena

Hal ini karena pada statis factor koagulasi akltif lambat dbawa ke hati untuk menjadi klirens

dan juga terjadi pencegahan bercampurnya factor pembekuan aktif dgn antikoagulan.Selian

itu, pada statis akan akan mempermudan interaksi interaksi thrombosis dan factor pembekuan

darah. Akibat terbentuknya thrombus aliran darah di vena menjadi terhambat sehingga cairan

keluar dari dari pembuluh darah ke jaringan interstitial dan terjadi odem.Pembengkakkan

juga menyebabkan penekanan saraf perifer menyebabkan psian merasa sakit.Ianya dapat

terjadi di bahagian proximal maupun distal.3,4

KOMPLIKASI

Emboli paru adalah komplikasi utama dari deep vein thrombosis. Ia dapat hadir

dengan nyeri dada dan sesak napas dan adalah kondisi yang mengancam nyawa.

Lebih dari 90% dari pulmonary emboli timbulya dari kaki-kaki. Emboli Paru adalah

Deep Vein Thrombosis 8

Page 9: deep vein trombosis

penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi

secara tiba-tiba.Sekitar 10% penderita emboli paru mengalami kematian jaringan

paru-paru, yang disebut infark paru.Kebanyakan kasus disebabkan oleh bekuan darah

dari vena, terutama vena di tungkai atau panggul. Penyebab yang lebih jarang adalah

gelembung udara, lemak, cairan ketuban atau gumpalan parasit maupun sel

tumor.Penyebab yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang

disebut trombosis vena dalam. Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah

mengalir lambat atau tidak mengalir sama sekali, yang dapat terjadi di vena kaki jika

seseorang berada dalam satu posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama. Jika orang

tersebut bergerak kembali, gumpalan tersebut dapat hancur, tetapi ada juga gumpalan

darah yang menyebabkan penyakit berat bahkan kematian.Emboli yang kecil mungkin

tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan sesak nafas. Sesak mungkin

merupakan satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan adanya infark.

.

Post-phlebitic syndrome dapat terjadi setelah deep vein thrombosis. Kaki yang

terpengaruh dapat menjadi bengkak dan nyeri secara kronis dengan perubahan-

perubahan warna kulit dan pembentukan borok-borok (ulcer) disekitar kaki dan

pergelangan kaki. 3,4

PEMERIKSAAN

ANAMNESIS

Anamnesis adalah pemeriksaan yang penting dalam mengetahui perjalan penyakit pasien

ketika datang berobat. Semasa ianya dijalan kan dokter dikehendaki bertanyakan hal- hal

yang penting pada pasien.Ini adalah sebagai memastikan penatalaksanaan yang diberikan

adalah benar dan tepat sesuai keluhan dan diagnos.

FISIK

Apabila pasien datang dengan keluhan extrimitas kaki bengak, adanya pitting edema, teraba

panas dan kemerahan kecoklatan tanda dari gangguan bekuan darah. Gambaran klasik DVT

adalah teraba hangat , nyeri , tanda Homan positif.

PENUNJANG

Deep Vein Thrombosis 9

Page 10: deep vein trombosis

Radiologi

Ultrasound sekarang adalah metode standar dari mendiagnosa kehadiran deep vein

thrombosis. Teknis ultrasound mungkin mampu untuk menentukan apakah ada bekuan,

dimana ia berlokasi di kaki, dan berapa besarnya. Ultrasounds dapat dibandingkan melalui

waktu untuk melihat apakah bekuan telah tumbuh atau menghilang. Ultrasound adalah lebih

baik untuk "melihat" vena-vena di atas lutut dibanding pada vena-vena dibawah lutut.

Venography, menyuntikan zat pewarna (dye) kedalam vena-vena untuk mencari thrombus,

umumnya tidak dilakukan lagi dan telah lebih menjadi catatan kaki sejarah.

MRI digunakan dalam mengevaluasi DVT. Ianya sanagt berguna untuk iliac vena ataupun

inferior vena thrombosis apabila CT venography kurang adekuat dalam mendeteksinya.

Jikalau seseorang itu disuspek calf vena thrombosis MRI sangat sensitive daripada imaging

radiologi yang lain.

Laboratorium

D-dimer adalah tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk

menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan

darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator

positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer

positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi

akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau

kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif.

PATOGENESIS

Trombus mula dibentuk pada aliran darah yang lambat atau terganggu.Sering dimulai

dari deposit pada vena besar besar di betis pada kantung vena di vena betis dan paha.Aktivasi

melalui jalur intrinsic dapat terjadi karena kontakFXII dengan kolagen pada subendotelium

pembuluh darah yang rusak.Aktivisi melalui jalan intrinsic yang rusak masuk aliran darah

mengaktifkan FVII. Baik melalui jalur intrinsic maupun ektrinsik akhirnya dapat membentuk

fibrin. Pada penyakit kanker FX langsung diaktifkan oleh system yang dikeluatka oleh sel

Deep Vein Thrombosis 10

Page 11: deep vein trombosis

kanker.Pada kelainan herediter pula dapat terjadi peningkatan koagulasi dan menjadi

predisposisi thrombosis.

Kehamilan dapat menyebabkan peningkatan dari F II, F V II, dan FX. Golongan darah

bukan O pada sebahagian populasi tertentu di sertai peningkatan FVIII. Mutsi gen protrombin

terjadi 1-4% pada populasi . Statis juga dapat diakibatkan oleh imobilitas obstruksi vena

dilatasi vena dan meningkatnya viskositas darah. Imobilitas dapat diakibatkan stroke atau

berbaring lama. Obstruksi pula didapatkan dari luar atau sekunder karena tromosis vena

sebelumnya..Viskositas darah meningkat karena fibrinogen meningkat. Vasodilatasi vena

juga terjadi jika bebaring lama dan kehamilan.

Trauma pada pasien merupakan factor resiko thrombosis vena. Trauma pada

pembuluh darah menyebabkan kerusakan endotel sebagai respon terhadap inflamasi akan

diproduksi sitokin. Sitokin akan menstimulasi sintesis PAI 1 dan menyebabkan aktiviti

fibrinolisis berkurang.Aktiviti koagulasi dapat terjadi melalui jalan intrinsic yaitu kontak

FXII dgn kolagen pada subendotelium atau melalui jalan ektrinsik yaitu tromboplastin masuk

dalam darah akibat dari kerusakkan sel. Aktivasi koagulasi baik melalui jalan intrinsic

maupun ektrinsik akan mengaktifkan Fx. FX akan menjadi aktif dan selanjutnya

menyebabkan terbentuknya fibrin.

Kerusakkan endotel vena menyebabkan thrombosis menempel pada subendotelium

dan trombosit beragregasi pada lokai akumulasi leukosit. Kolagen akan mengaktifkan

FXII ,sedang trombosit mengaktifkan FXII dan FXI .1,4

PENATALAKSAAN

PENGOBATAN

A. MEDIKAMENTOSA

Terdapat 3 obat utama dalam menunjang terapi tombosi ini yaitu :

a) Obat anti platlet. Obat ini bertujuaan menghambat agregasi trombosit. Ianya

sebaikknya diberikansebelum trobus terjadi atau diberi saat terjadi thrombus untuk

mencegah pembentukkan thrombus baru. Seperti aspirin, ianya dapat menghambat

siklooksigenase secara irreversible sehingga menurunkan tromboxane A2. Yang

merupakan antagonis trombosit.

b) Obat anticoagulant . Antikoagulasi mencegah pertumbuhan yang lebih jauh dari bekuan

darah dan mencegahnya dari pembentukan embolus yang dapat berjalan ke paru.

Heparin diberi praentral dan tidak diabsorbsi usus, ianya bekerja melalui kompleks

Deep Vein Thrombosis 11

Page 12: deep vein trombosis

thrombin antitrombin dan kompleks antitrombin factor Xa, IXa dan Xia dan mampu

untuk mengikat thrombin. Heparin bera molekul rendah mampu menghambat factor Xa

lebih kuat, iteraksi dgn thrombin yang rendah sehingga menurunkan bahaya pendarahan,

dan memiliki bioavailibilitas yang baik sehingga masa paruhnya lebh panjang. Ianya

dapat diberikan bersama dengan warfarin dan jika terjadi pendarahan sebagai efek

sampingnya maka diatasi dengan pemberian protamin.

Warfarin adalah anticoagulant oral yang merupakan derivate caumarin dan indandione.

Warfarin menghambat factor XII, IX,X dan protein C dan S sehingga menghambat

thrombin. Dosis dari warfarin dimonitor dengan tes-tes darah yang mengukur waktu

prothrombin karena PT mengukur aktiviti VII, X dan protrombin atau INR (international

normalized ratio) . Untuk deep vein thrombosis yang tidak rumit (menyulitkan), lamanya

terapi dengan warfarin yang direkomendasikan adalah tiga sampai enam bulan.

Pendarahan terjadi jika dikombinasi dengan antiplatet maka warfarain harus dihenti

pemakaiannya.

Warfarin (Coumadin) adalah obat pilihan untuk antikoagulasi. Ia segera dimulai, namun

sayangnya mungkin memerlukan waktu satu minggu atau lebih untuk darahnya

mengencer secara tepat. Oleh karenanya, heparin berat molekul rendah (enoxaparin

(Lovenox))dimasukan pada saat yang bersamaan. Ia mengencerkan darah melaui

mekanisme yang berbeda dan digunakan sebagai terapi penghubung (jembatan) hingga

warfarin telah mencapai tingkat therapeutiknya. Suntikan-suntikan enoxaparin dapat

diberikan pada basis pasien rawat jalan.

c) Trombolitik adalah untuk menghancurkan thrombus yang terjadi. Obat yang diberikan

adalah streptokinase sanagt bekerja optimal dalam 6 jam terjadi thrombosis.

B. NON MEDIKAMENTOSA

Pada bahagian yang terlibat bungkusan panas dapat dipakai untuk mempercepatkan

penyembuhan. .Seluruh extrimitas seeloknya dibungkus , ini dapat meningkatkan

aliran darah dan memecahkan thrombosis terbabit.

Pada penderita thrombosis vena dianjurkan paha ditinggikan sampai membuat sudut

30 derajat dengan permukaan horizontal.

Kaos kaki elastic bertujuan mencegah terjadi insuffisiensi vena menahun, maka cukup

sampai lutut karena komplikasi ini tidak dapat terjadi di paha.3-5

Deep Vein Thrombosis 12

Page 13: deep vein trombosis

KESIMPULAN

Trombosis vena dalam adalah pembekuan darah di dalam pembuluh darah vena

terutama pada tungkai bawah. Penyebab dari deep vein thrombosis adalah imobilitas,

hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat daripada biasanya), dan trauma pada vena.

Tanda dan gejala klinis yang sering ditemukan berupa pembengkakan disertai rasa nyeri pada

daerah yang bersangkutan, biasanya pada ekstremitas bawah. Rasa nyeri ini bertambah bila

dipakai berjalan dan tidak berkurang dengan istirahat, daerah yang terkena berwarna

kemerahan dan nyeri tekan. Hipotesis diterima

DAFTAR PUSTAKA

1. MA.Crager, VJ.Dzao.Vascular dieases of extrimitas. Harisson internal medicine Vol I

.Mc GrawHill 2008:1435-42.

2. Dahlan M. Trombosis Arterial Tungkai Akut. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;2007.

3. Tambunan KL. Trombosis : Masalah di Indonesia Masa Kini dan Masa Datang.

Jakarta : Yoga Buana;2009.

4. Supandiman I. Trombosis. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3.

Jakarta : Balai Penerbit FK UI;2001.

5. Rani AA, Soegondo, Nazir AU et al. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter

Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006.

6. Home health UK. Diunduh dari

http://homehealth.uk.com/medical/deepveintrombosis.htm. 23 September 2014

Deep Vein Thrombosis 13