deep overbite

3
Metode Pemeriksaan Dalam mendiagnosis etiologi deep overbite, terdapat beberapa cara yaitu : 1 1. Metode Thomson-Brodie Pasien dengan kepala tegak diatas kursi, sehingga dataran Frankfurt pada pasien sejajar dengan lantai. Kemudian tentukan titik-titik : Nasion (N) , yaitu titik pada tengah-tengah sutura frontonasalis yang terdapat pada pangkal hidung dan merupakan titik potong antara bidang sagital dengan sutura frontonasalis. Spina nasalis anterior (SNA) , yaitu titik yang paling anterior dari spina nasalis anterior pada bidang sagital. Gnation (Gn), yaitu titik yang paling bawah dari kontur dagu pada bidang sagital. Dengan sliding caliper, diukur jarak antara titik N – titik SNA. Jarak ini besarnya (N- SNA) = 43% dari jarak titik N- Gn. Waktu mengukur jarak-jarak ini, rahang dalam keadaan rest position. Jarak dari titik N – titik Gn disebut total facial height atau tinggi muka total sebesar 100%. Sesudah mendapatkan jarak diatas, maka pada mulut pasien letakkan dua potong wax yang telah dilunakkan, diatas permukaan gigi belakang bawah kanan dan kiri. Pasien diminta menggigit wax dengan posisi centric relation sampai jarak N ke Gn mencapai 100%. Lalu amati secara langsung atau tidak langsung (pada model gigi) ketebalan wax dibagian posterior dan overbite. Terdapat 3 kemungkinan hasil gigitan wax, yaitu : Wax bite bagian posterior hampir habis tergigit, dan overbite masih berlebihan, maka deep overbite disebabkan karena adanya supraoklusi dari gigi anterior.

Upload: dina-fajriati

Post on 10-Aug-2015

127 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tjrngjwrkjnkjg

TRANSCRIPT

Page 1: Deep Overbite

Metode Pemeriksaan

Dalam mendiagnosis etiologi deep overbite, terdapat beberapa cara yaitu :1

1. Metode Thomson-Brodie

Pasien dengan kepala tegak diatas kursi, sehingga dataran Frankfurt pada pasien sejajar

dengan lantai. Kemudian tentukan titik-titik :

Nasion (N) , yaitu titik pada tengah-tengah sutura frontonasalis yang terdapat

pada pangkal hidung dan merupakan titik potong antara bidang sagital dengan sutura

frontonasalis.

Spina nasalis anterior (SNA) , yaitu titik yang paling anterior dari spina nasalis

anterior pada bidang sagital.

Gnation (Gn), yaitu titik yang paling bawah dari kontur dagu pada bidang sagital.

Dengan sliding caliper, diukur jarak antara titik N – titik SNA. Jarak ini besarnya (N-

SNA) = 43% dari jarak titik N- Gn. Waktu mengukur jarak-jarak ini, rahang dalam

keadaan rest position.

Jarak dari titik N – titik Gn disebut total facial height atau tinggi muka total sebesar

100%.

Sesudah mendapatkan jarak diatas, maka pada mulut pasien letakkan dua potong wax

yang telah dilunakkan, diatas permukaan gigi belakang bawah kanan dan kiri. Pasien

diminta menggigit wax dengan posisi centric relation sampai jarak N ke Gn mencapai

100%. Lalu amati secara langsung atau tidak langsung (pada model gigi) ketebalan wax

dibagian posterior dan overbite. Terdapat 3 kemungkinan hasil gigitan wax, yaitu :

Wax bite bagian posterior hampir habis tergigit, dan overbite masih berlebihan,

maka deep overbite disebabkan karena adanya supraoklusi dari gigi anterior.

Wax bite dibagian posterior masih tebal, sedang overbitenya sudah normal,

maka deep overbite itu disebabkan infraoklusi dari gigi-gigi posterior.

Wax bite dibagian posterior masih tebal, sedang overbitenya masih juga berlebihan,

maka deep overbite itu disebabkan oleh supraoklusi dari gigi-gigi anterior dan

infraoklusi dari gigi-gigi posterior.

Page 2: Deep Overbite

2. Metode Foto

Pasien dengan deep overbite ambil foto wajahnya dari depan. Dari foto ini dapat

lihat, jika terdapat daerah mulut yang pertumbuhannya kelihatan kurang, maka deep

overbite itu disebabkan karenainfraoklusi dari gigi-gigi posterior. Namun, jika pada

foto pasien terlihat daerah mulut yang harmonis dengan tinggi muka, maka deep

overbite yang ada pada pasien itu karena adanyasupraoklusi dari gigi-gigi anterior.

3. Analisis Sefalometri

Etiologi deep overbite juga dapat diketahui dengan menggunakan sefalograf. Ini

untuk kasus deep overbite yang sifatnya skeletal atau kasus deep overbite yang berat.

Bidang oklusal menggambarkan relasi gigi-geligi dengan tulang wajah. Tingkat

bidang oklusal dapat diidentifikasikan dari analisis sefalometric lateral.

Tiga pertimbangan skeletal yang dapat mempengaruhi hasil akhir koreksi overbite :

Dimensi vertical

Relasi anteroposterior

Tinggkat pertumbuhan dan arah pertumbuhan.

Ekstrusi gigi posterior dapat mempengaruhi dimensi vertical skeletal dan penampakan jaringan lunak. Menurut pengukuran sefalometri Wendell-Wellie rata-rata rasio tinggi wajah atas anterior (N- SNA) : ketinggian wajah bawah (SNA-Me) adalah 45 : 55%.

Efek deep overbite

Ruang yang tersedia untuk gigi anterior mandibula akan berkurang seiring

dengan bertambahnya overbite. Jika deep overbite pada maloklusi yang telah dirawat

mucul kembali, maka sudut incisal gigi anterior mandibula akan melawan bagian

labiolingual dari gigi anterior maksila. Hal ini akan menghambat terciptanya ruang dan

gigi anterior mandibula akan berjejal.2

Efek deep overbite lainnya antara lain :2

dapat menyebabkan kelainan pada sendi temporo mandibular

trauma pada gingival dibagian palatal

pada pasien terlihat gum smile

Page 3: Deep Overbite

dapus :

1. Naeem, Saqib., Asad, Saad.. Prevalence of Deep overbite In Orthodontic Patients, Pakistan Oral & Dental Journal. 2008,Vol.28 (2)

2. Bishara, S.E., 2001, Textbook of Orthodontics, W.B. Saunder Company, Philadelphia