daster mikro lanjut c perc.1.docx

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum 1.1.1. Maksud Praktikum Praktikum ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai teknik yang digunakan untuk uji mikrobiologis baik pada bahan tambahan obat maupun pada sediaan makanan minuman. Metode yang digunakan meliputi metode ALT dan MPN yang diujikan terhadap masing-masing sampel. 1.1.2. Tujuan Praktikum Praktikum uji mikrobiologis bahan tambahan obat dan makanan minuman ini bertujuan: a. Mengetahui berbagai metode uji mikrobiologis b. Mengetahui dan dapat melakukan metode uji mikrobiologis bahan tambahan obat dan makanan minuman c. Mengetahui batas minimal dari kontaminasi bahan tambahan obat dan makanan minuman berdasarkan SNI 1.2. Prinsip Percobaan Praktikum ini menggunakan beberapa metode yaitu ALT (Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probably Number) dengan menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar), NA (Nutrient Agar), dan LB (Lactosa Broth) yang kemudian uji

Upload: anna-hulliyyatul-jannah

Post on 25-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dasar teori percobaan uji mikrobiologi pada sediaan farmasi meliputi makanan, minuman, kosmetika, bahan tambahan obat, sediaan obat nonsteril, dan obat tradisional

TRANSCRIPT

Page 1: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum

1.1.1. Maksud Praktikum

Praktikum ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai teknik

yang digunakan untuk uji mikrobiologis baik pada bahan tambahan obat maupun

pada sediaan makanan minuman. Metode yang digunakan meliputi metode ALT

dan MPN yang diujikan terhadap masing-masing sampel.

1.1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum uji mikrobiologis bahan tambahan obat dan makanan minuman

ini bertujuan:

a. Mengetahui berbagai metode uji mikrobiologis

b. Mengetahui dan dapat melakukan metode uji mikrobiologis bahan tambahan

obat dan makanan minuman

c. Mengetahui batas minimal dari kontaminasi bahan tambahan obat dan

makanan minuman berdasarkan SNI

1.2. Prinsip Percobaan

Praktikum ini menggunakan beberapa metode yaitu ALT (Angka

Lempeng Total) dan MPN (Most Probably Number) dengan menggunakan

medium PDA (Potato Dextrose Agar), NA (Nutrient Agar), dan LB (Lactosa

Broth) yang kemudian uji lanjut dengan medium SSA (Salmonella Shigela Agar)

dan EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) untuk uji lanjutan.

Metode ALT berdasarkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam

cawan petri yang berisi medium agar yang diinkubasi selama 24 jam (bakteri) dan

48 jam (jamur). Metode MPN berdasarkan perubahan warna dan gelembung gas

dalam tabung reaksi berisi tabung durham dengan medium cair yang diinkubasi

selama 24 jam (bakteri) dan 48 jam (jamur).

Page 2: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran

sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniselullar) dan ada yang

tersusun atas beberapa sel (multiselullar). Organisme yang termasuk ke dalam

golongan mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi (kapang dan khamir),

protozoa, alga, dan virus. Virus, bakteri dan archaea termasuk ke dalam golongan

prokariot, sedangkan fungi, protozoa, alga mikroskopis termasuk ke dalam

golongan eukariot.

Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesama

mkroorganisme ataupun dengan organisme lain dapat berlangsung dengan cara

yang aman dan menguntungkan maupun merugikan. Mikroorganisme cenderung

diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi ataupun pembusukan makanan.

Akan tetapi, mayoritas mikroorganisme justru memberikan kontribusi bagi

ekosistem lingkungan hidup, khususnya bagi kesejahteraan umat manusia

(Pratiwi, 2008).

Analisis mikrobiologi farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang

peranan serta kehidupan mikroorganisme dalam bidang farmasi, atau dapat juga

diartikan adalah merupakan salah satu cabang dan mikrobiologi yang mempunyai

tujuan pengenalan, identifikasi, serta cara-cara pengujian terhadap

mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan pada sediaan farmasi, makanan,

minuman, kosmetika dan alat kesehatan, sarana dan perlengkapan kesehatan, baik

yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.

Pengujian mikrobiologik terhadap produk perbekalan farmasi dan

makanan yang beredar di seluruh Indonesia, sangat perlu dilakukan, dengan

mengingat bawa produk tersebut sangat mudah dikontaminasi oleh

mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme dalam perbekalan farmasi dan

makanan tidak diharapkan karena dapat berdampak negatif terhadap kesehatan

para konsumen. Diamping itu juga dalam rangka menghadapi era globalisasi dan

Page 3: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

ketersediaan semua produk-produk dalam bentuk siap pakai, maka pengontrolan

dan pengujian secara mikrobiologik terhadap produk perbekalan farmasi,

makanan, minuman dan kosmetika mutlak dibutuhkan (Djide dan Sartini, 2008).

Makanan yang disukai manusia pada umumnya juga disukai oleh

mikroorganisme. Banyak virus, bakteri dan jamur menyerang makanan yang

masih berupa bahan mentah seperti sayur-sayuran, buah-buahan, susu, daging.

Banyak pula yang menyerang makanan yang sudah dimasak seperti nasi, roti, kue-

kue, lauk-pauk dan sebagainya. Makanan yang telah dihinggapi mikroorganisme

itu mengalami penguraian sehingga dapat berkuranglah nilai gizi dan

kelezatannya, bahkan makanan yang telah dalam keadaan terurai itu dapat

menyebabkan sakit sampai matinya seseorang yang memakannya (Dwidjoseputro,

1998).

Terdapatnya cemaran mikroorganisme dalam perbekalan farmasi,

makanan dan kosmetika kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang

tidak bersih atau tidak higienis, cara pengepakan yang kurang baik dan lain-lain.

Sedangkan sumber-sumber asal yang memungkinkan terjadinya cemaran

mikrobiologik pada produk-produk tersebut adalah dari udara, air, tanah, peralatan

yang digunakan pada waktu pengolahan ataupun petugas yang melakukan

pengolahan. Dalam pengujian cemaran mikrobiologik ada tiga kelompok

pengujian mikroorganisme yang perlu diperhatikan, yaitu total mikroorganisme,

mikroorgansme indikator, mikroorganisme patogen dan pembusukan. Paling

sedikit ada delapan jenis bakteri yang menyebabkan keracunaan makanan yaitu

Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Eschericia coli,

Salmonella, Streptococcus aureus, Streptococcus sp, dan Vibrio parahaemolyticus

(Djide dan Sartini, 2008).

Keamanan produk terutama pada makanan, minuman, kosmetik, sediaan

obat atau obat tradisional (jamu) merupakan suatu tuntutan yang telah

dikemukakan sejak munculnya suatu gangguan kesehatan manusia akibat adanya

cemaran mikroorganisme. Produk yang tercemar mikroorganisme tersebut dapat

memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Produk

makanan atau obat tradisional dikatakan rusak bila terjadi perubahan warna,

Page 4: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

perubahan bentuk (pecah, terdapat kristal, lembab), perubahan rasa, perubahan

bau dan penguraian. Umumnya kelembapan sangat mempercepat perubahan dan

kerusakan obat sehingga perlu diperhatikan tempat penyimpanan untuk obat yang

perlu disimpan di tempat kering (Pratiwi, 2008).

Bakteri yang tumbuh di dalam makanan kita mengubah makanan tersebut

menjadi zat-zat organik yang berkurang energinya. Hasil metabolisme spesies-

spesies tertentu digemari oleh manusia, misalnya alkohol sebagai hasil

Sacharomyces cereviceae, cuka sebagai hasil fermentasi Acetobacter sp. Akan

tetapi, ada beberapa spesies yang hasil metabolismenya merupakan eksotoksin

yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Toksin yang mereka hasilkan dapat berupa enterotoksin, yaitu toksin yang

mengganggu alat pencernaan kita. Dapat juga toksin yang mereka hasilkan itu

berupa neurotoksin, yaitu toksin yang mengganggu urat saraf kita. Diantara racun-

racun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri saprofit yang paling banyak disebut-

sebut ialah racun yang dihasilkan oleh Clostridium botalinum (Dwidjoseputro,

1998).

Dalam mikrobiologi analitik, penggunaan mikroorganisme antara lain dala

pengujian atau penetapan potensi antibiotik. Penetapan kadar vitamin, asam

amino, uji efektivitas pengawet, uji sensitivitas. Selain itu mikroorganisme

digunakan pula untuk uji toksisitas, uji efek mutagenik dari berbagai senyawa

baik hasil sintesis atau yang diisolasi dari bahan alam meliputi bahan obat, bahan

tambahan, makanan, kosmetika, bahan yang digunakan di industri, bahan

pencemar lingkungan dan lain-lain.

Bahan baku dan bahan pembantu/penolong yang belum diolah yang

berasal dari bahan alam dapat terkontaminasi berat, sedangkan yang berasal dari

sintesis dapat bebas atau kontaminasi mikroorganismenya kecil. Laporan-laporan

kontaminasi mikroorganisme pada 282 jenis bahan baku dan menggolongkan ke

dalam lima kategori atas dasar angka lempeng total mikroorganisme.

Metode pengujian mikrobiologik yang dilakukan sama dengan metode

pemeriksaan secara mikrobiologis secara umum terhadap bahan-bahan.

Pemeriksaan yang dibutuhkan adalah:

Page 5: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

a. Angka lempeng total dan fungi

b. Terhadap mikroorganisme indikator

c. Terhadap mikroorganisme penyebab infeksi dan penghasil racun

Metode MPN, pada metode ini digunakan medium cair dengan tabung-

tabung reaksi dan tabung durham. Perhitungannya berdasarkan atas jumlah tabung

reaksi yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroorganisme setelah dilakukan

inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan terhadap tabung yang positif

dapat dilihat dan diamati dengan adanya perubahan warna dan medium

terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan dengan cara terbalik.

Untuk setiap pengenceran dapat digunakan tabung reaksi yang berisi medium

dengan beberapa seri yaitu seri tiga, lima dan tujuh. Lebih banyak tabung yang

digunakan akan menunjukkan hasil yang teliti, tetapi harus menggunakan tabung

yang lebih banyak. Sehingga dalam pengerjaannya secara rutin pada umumnya

hanya menggunakan segitiga sudah cukup. Metode MPN ini biasanya digunakan

untuk menghitung jumlah organisme dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun

juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme dalam sediaan

padat yang sebelumnya dibuat dalam bentuk suspensi atau larutan.

Angka Lempeng Total bakteri adalah bilangan yang menyatakan perkiraan

jumlah bakteri aerob. Tujuan pengujian ini adalah untuk menilai tingkat

kebersihan bahan baku, simplisia maupun sediaan obat tradisional. Cemaran

mikroorganisme dapat terjadi mulai penanganan bahan baku sampai teknik

penyimpanan. Prinsip pengujian adalah melakukan pembiakan bakteri yang telah

diencerkan pada media dan suhu yang sesuai (Djide dan Sartini, 2008).

2.2. Uraian Medium

a. Potato Dextrosa Agar (PDA)

PDA memiliki komposisi kentang 4 g, dekstrosa 20 g, agar 15 g, dan

aquades hingga 1 L. Diaduk rata sambil dipanaskan selama 15 menit dan

disterilkan pada 121 oC selama 15 menit dalam autoklaf. PDA dapat digunakan

dalam analisis prosuk susu, minuman kemasan, makanan kemasan dan lainnya,

digunakan juga dalam identifikasi kapang dan khamir.

Page 6: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

b. Nutrient Agar (NA)

NA memiliki komposisi pepton 5 g, ekstrak daging 3 g, agar 15 g dan

aquades hingga 1 L. Dicampur, dipanaskan sambil diaduk perlahan dan didihkan

selama 1 sampai 2 menit, atau sampai benar-benar larut. Disterilkan pada 121 oC

selama 15 menit dalam autoklaf. Nutrient Agar adalah medium umum, tidak

selektif tapi cocok untuk budidaya, digunakan dalam analisis air minum, air

limbah, susu dan makanan lainnya.

c. Lactosa Broth (LB)

LB memiliki komposisi ekstrak daging 3 g, laktosa monohidrat 5 g, gelatin

pancreatic 5 g, dan aquades hingga 1 L. Di aduk perlahan hingga tercampur

(homogen) merata. Sterilitas dalam autoklaf 121 °C selama 15 menit dalam

autoklaf. Lactosa Broth adalah medium cair yang umum digunakan untuk sebagai

metode standar pada air, susu dan analisis makanan.

d. Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)

EMBA memiliki komposisi pepton 10 g, laktosa 5 g, sukrosa 5 g, fosfat

dipotasium 2 g, eosin 0,4 g, metilen blue 0,065 g, agar 13,5 g, aquades hingga 1 L.

Dipanaskan dan diaduk selama 1 menit, kemudian disterilkan dalam 121 oC

selama 15 menit dalam autoklaf. Hindari pembentukan gelembung. Digunakan

dalam uji enterobakteria. Penggunaannya telah direkomendasikan oleh APHA

yaitu penggunaan dalam medical bacteriology dan untuk deteksi Coliform yang

dapat mengkontaminasi makanan dan minuman. Dapat pula digunakan untuk

identifikasi dari Candida albicans dan kadar untuk isolasi Nocardia.

e. Salmonella Shigella Agar (SSA)

SSA memiliki komposisi laktosa 10 g, campuran garam empedu. 8,5 g,

natrium sitrat 8,5 g, natrium tiosulfat 8,5 g, ekstrak daging 5 g, pepton 5 g, ferri

sitrat 0,025 g, neutral red 0,330 g, brilliant green 13,5 g, agar 13,5 g, aquades

hingga 1 L. Diaduk hingga homogen dan didihkan selama 1 menit, disterilkan di

autoklaf. SSA adalah medium selektif untuk isolasi Salmonella dan Shigella dari

kotoran, urin, makanan segar dan kaleng.

(Conda, 2007)

Page 7: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

2.3. Uraian Sampel

a. Talk

Talk adalah Magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemerian serbuk hablur, sangat halus licin, mudah

melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu. Tidak larut

dalam hampir semua pelarut. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, khasiat

dan penggunaan sebagai zat tambahan (Rowe, 2006).

b. Teofilin

Teofilin mengandung 1 molekul air terhidrasi atau anhidrat. Berwarna

putih, tidak berbau, serbuk kristal. Sedikit larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air panas, sedikit larut dalam alkohol, dalam kloroform dan dalam eter,

sangat mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam amonia (Sweetman, 2009).

c. Teh Dua Daun

Teh dua daun adalah minuman olahan yang bahan utamanya adalah daun

teh. Dimana minuman ini diolah menjadi teh kemudian ditambahkan dengan

pemanis dan perasa yang lain.

d. Roti

Roti merupakan makanan yang umum dikonsumsi yang terbuat dari

campuran olahan tepung, ragi, gula dan air. Roti dapat bermacam-macam jenis,

bentuk dan rasanya ada yang yang tawar dan manis. Roti juga ada yang berisi

kacang, coklat, keju, selai.

e. Bedak Marcks

Bedak Marcks adalah bedak yang sudah lama beredar di pasaran dan

ramah pada kulit. Bedak ini diproduksi oleh Kimia Farma dan memiliki tiga

varian yaitu putih, cream, dan rose. Bedak ini memiliki bentuk seperti butiran

bubuk sehinga cocok untuk kulit berminyak.

f. Jamu Beras Kencur

Beras kencur merupakan minuman penyegar khas Indonesia (Jawa).

Minuman ini digolongkan sebagai jamu karena memiliki khasiat meningkatkan

nafsu makan, dan rasanya manis dan segar. Bahan utama beras kencur adalah

beras dan rimpang kencur.

Page 8: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Conda. 2007. Pronadisa Micro and Molecular Biology. Brunscheig supplies for

laboratory and production: Spain.

Djide, M. Natsir dan Sartini. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium

Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin :

Makassar.

Dwidjoseputro.1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan: Malang.

Pratiwi, Sylvia. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta.

Rowe, Raymond. C. 2006. Hand Of Pharmaceutical Excipient Fifth Edition.

Pharmaceutical Press: London.

Sweetman. S. C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Pharmaceutical

Press: London.

Page 9: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

BAGAN KERJA

1. Metode ALT / SPC

Sampel digerus (1 gram)

1 g sampel

+ 10-1 10-2 10-3 10-4

9 mL NaCl

PDA 10 mL

NA 10 mL

Inkubasi 1 x 24 jam suhu 37oC

Diamati

Page 10: DASTER MIKRO LANJUT C PERC.1.docx

2. Metode MPN

Sampel digerus (1 gram)

1 g sampel

+ 10-1 10-2 10-3 10-4

9 mL NaCl 1mL 1mL 1mL

LB 5 mL

Inkubasi 1 x 24 jam suhu 37oC

(+) keruh, ada gelembung

Uji Lanjutan

Digores (Ose Bulat)

E.coli Salmonella