dasar-dasar kepemerintahan yang baik iv plus
TRANSCRIPT
DIDING K ATMAWINATA
DASAR-DASAR KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PERKENALAN
DID
ING
KA
TM
AW
INA
TA
CA
MA
T,K
AB
AG
, B
APE
DA
, SE
KK
OD
YA
, RE
SID
EN
, SE
KD
AP
RO
V
BOGOR, 26-1-1945
APDN, IIP,
S2 UNPAD,
S3 UPI
JL D
R.SUSILO
NO.4
BANDUNG
Widya
Iswara
Utam
a/IVE
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
DASAR-DASAR
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
1. MATA DIKLAT INI BERKAITAN DGN MATA DIKLAT “OPERASIONAL PELAYANAN PRIMA” TERUTAMA YG
BERHUBUNGAN DG PEMBAHASAN MENGENAI PELAYANAN PUBLIK YG PRINSIP2 NYA JUGA MENGANDUNG DAN MENCERMINKAN NILAI DAN PRINSIP2 KEPEMERINTAHAN YG BAIK
2. PEMAHAMAN YG LEBIH LUAS AKAN DIBERIKAN DAN DIBAHAS PADA DIKLATPIM III DALAM MATA DIKLAT “MEMBANGUN KEPERINTAHAN YANG BAIK” DAN
3. BERLANJUT PADA DIKLLATPIM II DAN DIKLAT KEPEMIMPINAN SELANJUTNYA
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
• MEMBERIKAN PENGETAHUAN DAN WAWASAN KEPADA PARA PESERTA AGAR MENGENAL LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIK ANTARA PEMERINTAH DENGAN MASYARAKAT DLM KEHIDUPAN MASYARAKAT YG SEMAKIN KOMPLEKS, DINAMIS, DAN KEANEKARAGAMAN;
• MEMBERIKAN DASAR2 PENGERTIAN, PRINSIP2, DAN KARAKTERISTIK PEMERINTAHAN DAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DLM RANGKA INTERAKSI SOSIAL TERSEBUT DAN
• MEMBERIKAN PENGETAHUAN DAN WAWASAN PRAKTIS MENGENAI IMPLIKASI PENERAPAN KONSEP PEMERINTAHAN DAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DLM KONTEKS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA / KHUSUSNYA DI PEMDA
22
11
33
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN INI PESERTA MAMPU MEMAHAMI:
1. LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIK ANTARA PEMERINTAH DENGAN MASYARAKAT 2. PENGERTIAN DAN PRINSIP2 KEPEMERINTAHAN SEBAGAI WUJUD PERGESERAN PARADIGMA PENYELENGGA- RAAN PEMERINTAHAN DARI PARADIGMA PEMERINTAH MENJADI PARADIGMA KEPEMERINTAHAN
11
22
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
.
3. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK SEBAGAI
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK YANG
BARU DAN BERKEMBANG DEWASA INI.
4. IMPLIKASI DAN PENERAPAN KONSEP
KEPEMERINTAH AN YANG BAIK DI
INDONESIA, KUSUSNYA DALAM SEKTOR
PEMERINTAHAN TERTENTU SEPERTI
HALNYA UNIT KERJA DIMANA PESERTA
DIKLATPIM BERASAL
33
44
04/20/23
PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIK ANTARA PEM DGN MASY.
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN NASIONAL DARI WAKTU KEWAKTU DIRASAKAN BUKAN SEMAKIN MUDAH DAN RINGAN , NYATANYA KITA JUSTRU DIHADAPKAN KPD KONDISI YG SEMAKIN SULIT,KOMPLEKS, DINAMIS DAN BERANEKA RAGAM SEJALAN DGN PERKEMBANGAN TINGKAT KEBUTUHAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEMAJUAN MASY BANGSA INDONESIA YANG SEMAKIN MENINGKAT DAN JUGA BANGSA2 LAIN
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
KECENDERUNGAN PERGESERAN INTERAKSI SOS-POL ANTARA PEM DGN MASY TSB DITANDAI DGN SEMAKIN MENINGKATNYA PERAN SEKTOR SWASTA DAN LSM DLM PENYELEGG TUGAS DAN TG JAWAB YG SEBELUMNYA MENJADI SEMACAM MONOPOLI PEMERINTAH ATAU SEKTOR PUBLIK DISISI LAIN ADANYA KETERBATASAN KEMAMP PEMERINTAH UNTUK MEMENUHI ANEKA RAGAM KEBUTUHAN MASY TERSEBUT
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
KONSEKUENSINYA PEMERINTAH HARUS MELAKUKAN INOVASI KEBIJAKAN DAN PRAKTEK ADMINISTRASI PUBLIK YANG BARU YANG LEBIH MAMPU MENJAWAB TANTANGAN PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIK TSB. MELALUI KERJASAMA /KOLABORASI YANG EFEKTIF DENGAN SEKTOR SWASTA DAN MASYARAKAT (SOCIETY)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PENGARUH INTERNAL DAN EXTERNAL
Krisis multi dimensi yang mengakibatkan instabilitas politik, ekonomi,integritas bangsa,kepercayaan masy, penegakan hukum, kriminalitas, pengangguran, kemiskinan melemahnya daya saing, kesadaran masyarakat akan transparansi, demokratisasi, desentralisasi,
akuntabilitas dll
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Globalisasi yang dipacu oleh perkembangan teknologi informasi dan semangat liberalisme menuju dunia tanpa batas (borderless world) ditandai al. dgn persaingan bebas, kebijakan2 yg dikeluarkan oleh organisasi internasional seperti APTA, APEC, WTO, WORL BANK, IMF DAN ORGANISASI2 HAM
Perkembangan IPTEK
Mengharuskan adanya perubahan ADNEG
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Perubahan sosial masyarakat
Perubahan aspek teknologi, komunikasi, gaya hidup,budaya, fashion, dsb. menuntut masyarakat tahu lebih banyak tapi tak memiliki kesempatan mengakibatkan masyarakat pada kedudukan yang sangat rentan terhadap berbagai dampak perubahan
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Sektor swasta : tumbuh perusahaan2 multinasional mendorong operasi dan adm yang semula tersentralisir mengarah pada manajemen unit2 cabang (desentralisasi)Semakin pesatnya pertumbuhan LSM/NGO baik lokal, nasional, maupun internasional
SEHINGGA MAU TIDAK MAU, SUKA TIDAK SUKA KITA HARUS MENGUBAH PARADIGMA PEMERINTAH KE PARADIGMA KEPEMERINTAHAN YANG PRAKTEK TERBAIKNYA ADALAH GOOD GOVERNANCE
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
6 MASALAH INDONESIA
KORUPSI YANG TELAH MEMBUDAYA
INFRASTRUKTUR YANG PARAH
BIROKRASI YANG UNDER MANAGE (TIDAK MENGUASAI MASALAH)
SDM YANG TIDAK KOMPETITIF
SISTEM PERPAJAKAN YANG BURUK
GOVERNANCE YANG BELUM BAIK
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
BAYI BARU LAHIR SUDAH PUNYA UTANG RP 5,87 JUTA
JUMLAH UTANG PEMERINTAH S/D DESEMBER 2004 RP.1.349 TRILYUN
PENDUDUK NKRI 230 JUTA JIWA
SETIAP PENDUDUK PUNYA UTANG RP.5,87 JUTA
ASET NKRI RP.851,9 TRILYUN
JADI MASIH KURANG RP.500 TRILYUN
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PERPUTARAN UANG; 90 % DIKUASAI
ASING DAN NONPRI, HANYA 10 %
YG DIPEREBUTKAN OLEH KITA (PRI)
DATA BPS 2004: 83 % LULUSAN PT MENJADI KARYAWAN, HANYA 6% JADI WIRAUSAHAWAN
DUNIA USAHA DIKUASAI LULUSAN SD SEBAYAK 35.125 ORANG DAN SMP 17.248 ORANG
BAGAIMANA DAPAT BERHASIL BAIK? (DARI DIREKTUR INTREPENEUR COLLEGE26 APRIL 2006)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
7 HAL YANG
PERLU PENANGAN SEGERA
1. PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
2. MENURUNKAN ANGKA KEMISKINAN
3. PENANGANAN MASALAH PENDIDIKAN
4. PENANGANAN MASALAH KESEHATAN
5. PENINGKATAN INFRASTRUKTUR DAERAH TERPENCIL
6. PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK
7. EFEKTIFITAS & EFISIENSI BIROKRASI
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PENDAPAT PARA AHLI ADMINISTRASI NEGARA
Andrew Dunsire (1993: 3-34) : semuanya itu memerlukan kapasitas tersendiri utk dpt mengelola dan mengendalikannya baik pemerintah atau siapapun tdk mungkin dpt mengelolanya dengan cara2 yg konvesional. Perlu perubahan2 utk menyesuaikan diri thd kecenderungan perkembangan kehidupan masy yg semakin dinamis, kompleks, keanekaragaman dan kritis.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Kooiman (1993) : “How can a dynamic, complex and diverse sosio-political world be governed in a dynamic, complex and diverse way?”
Ashby (1957) : bahwa untuk menghadapi kondisi yg kompleks, dinamis dan sangat beragam tsb diperlukan model kepemerintahan yang beragam pula
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Renate Mayntz (1993): Yg sebenarnya bukan hanya jenis instrumen pemerintahan apa yg penting itu, tetapi adalah format kelembagaan, proses penyusun an kebijakan yang mampu menjamin bahwa dalam setiap proses pengambilan keputusan, informasi yg dipertimbangkan tidak terbatas pada kebutuhan dan kehawatiran mengenai siapa yg akan menjalankan kebijakan , tetapi yg lebih penting adalah informasi mengenai indikasi efek sampingan, saling ketergan- tungan dan permasalahan lainnya yg akan muncul.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
APA DINAMIKA SISTEM SOSIAL POLITIK ?
Dapat dipandang sebagai suatu hubungan sebab akibat diantara berbagai variabel, baik yang bersifat linier maupun non linier.Adalah suatu kondisi dimana sistem tsb berubah dari satu kondisi ke kondisi yg lain karena adanya tekanan atau doronganAtau pengaruh dari faktor2 eksternal seperti gejala alam, perkemb teknologi, maupun kekuatan2 sosial politik lainnya.04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Pengaruh dari luar atau dari dalam itu dapat meng- akibatkan terjadinya ketidakseimbangan (disequilibrium) sistem yg kemudian dikoreksi dg berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan utk memperoleh keseimbangan sos- pol yg baru.
Contoh : Gerakan Pemuda pelajar, mahasiswa yang didukung oleh ABRI pada Th 1966 yang melahirkan orde baru, Gerakan mahasiswa 1997/1998 telah melahirkan gerakan reformasi
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Kooiman (1993:38) bhw dinamika sistem sos-pol tdk mungkin dpt dipahami tanpa memiliki wawasan yg cukup mengenai interaksinya. Interaksi sos-pol tdk hanya menjelaskan proses makro yg berkaitan dg diferensiasi dan integrasi, tetapi juga proses kerjasama, kolaborasi, bahkan konflik2 sos-pol pada tataran mikro dan meso
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Kita telah mengenal apa yang disebut “REINVENTING GOVERNMENT: How the interpreneurial spirits transforming the public sector” (bagaimana semangat kewirausahaan diterapkan pada birokrasi) yang dikembangkan oleh David Orborne dan Ted Gaebler (1992) dari perubahan-perubahan paradigma yang berkembang di Amerika Serikat dan juga dinegara Eropa untuk menghindari “kebangkrutan pemerintah” pada tahun 1980 an
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
10 PARADIGMA REGO :
1. CATALYTIC GOVERNMENT (pemerintahan yang katalis): Lebih banyak mengarahkan dari pada mengayuh/melayani.
2. COMMUNITY-OWNED GOVERNMENT (pemerintahan milik masyarakat): lebih banyak memberi wewenang kepada masyarakat untuk melayani dirinya .
3. COMPETITIVE GOVERNMENT (pemerintah yang kompetitif):menciptakan kompetisi yg sehat.
4. MISSION-DRIVEN GOVERNMENT (pemerintah yang digerakan oleh misi).
5. RESULT-ORIENTED GOVERNMENT (pemerintah yang berorientasi kepada hasil)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
6. CUSTOMER-DRIVEN GOVERNMENT (pemerintah yg berorientasi kepadd pelanggan): pemerintah yg memenuhi kebutuhan masy.
7. ENTEURPRISING GOVERNMENT (pemerintahan wirausaha): berorientasi kepada menghasilkan daripada membelanjakan
8. ANTISIPATORY GOVERNMENT (pemerintah yang antisipatif): lebih mementingkan
pencegahan daripada pengobatan9. DECENTRALIZED GOVERNMENT (pemerintah
yang desentralisasi)10.MARKET ORIENTED GOVERNMENT (pemerintah
yang berorientasi pada pasar): selalu mengadakan perubahan sesuai dengan kehendak pasar
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
. Untuk membangun teori mengenai kepemerintahan (governance) perlu dibedakan jenis2 interaksi sos-pol yg mencakup interferences (gangguan, pemengaruhan), interplays (keterlibatan), dan interventions (campur tangan)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PERUBAHAN PARADIGMA DARI GOVERNMENT MENJADI GOVERNANCE
BERBAGAI KEGAGALAN NEGARA-NEGARA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT DIHAMPIR SELURUH DUNIA SEMAKIN MENGUATNYA TUNTUTAN AKTUALISASI PERANAN MASYARAKAT DALAM BENTUK ASPIRASI MAUPUN PARTISIPASI AKTIF DALAM PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN .
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
DALAM INTERAKSI SOSIAL-POLITIK MASYARAKAT DENGAN PEMERINTAH , SEJALAN DENGAN SEMAKIN MENGUATNYA KESADARAN AKAN NILAI2 DEMOKRASI, MASYARAKAT MENUNTUT KETERLIBATANNYA DLM BERBAGAI PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN, MAUPUN EVALUASI DAN PENGENDALIAN.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
BANYAK NEGARA2 YANG MENCOBA PENDEKATAN/POLA BARU YANG MENGUBAH PANDANGAN KLASIK BAHWA PEMERINTAHLAH YANG HARUS DOMINAN, “SARWA NEGARA” ATAU PEMERINTAH (GOVERNMENT) BERALIH DENGAN MEMBERIKAN PENEKANAN YG LEBIH BESAR KEPADA PERAN MASYARAKAT MELALUI KONSEPSI KEPEMERINTAHAN (GOVERNANCE)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
MERUPAKAN PROSES KOORDINASI, PENGENDALIAN (STEERING), PEMENGARUHAN (INFLUENCING) DAN PENYEIMBANGAN (BALANCING) SETIAP HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIKPERISPEKTIF HUBUNGAN YG TIDAK BERSIFAT “TOP DOWN” ATAU PENDEKATAN “ATURAN-PUSAT-RASIONAL” (RATIONAL-CENTRAL-RULE APPROACH) (Kooiman. 1993:255) TETAPI TIDAK BERARTI MENINGGALKAN SEPENUHNYA PERAN PEMERINTAH
KONSEPSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN (GOVERNING)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
“INTERVENSI PELAKU SOSIAL POLITIK YANG BERORIENTASI KEPADA HASIL, YANG DIARAHKAN UNTUK MENCIPTAKAN POLA INTERAKSI YG STABIL ATAU DAPAT DIPREDIKSIKAN DALAM SUATU SISTEM (SOS-POL), SESUAI DENGAN HARAPAN ATAUPUN TUJUAN DARI PARA PELAKU INTERVENSI TSB”
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
KONSEPSI KEPEMERINTAHAN (GOVERNANCE)
GOVERNMENT (PEMERINTAH) :
“THE AUTHORITATIVE DIRECTION AND ADMINISTRATION OF THE AFFAIRS OF MEN / WOMEN IN NATION, STATE, CITY, ETC” (PENGARAHAN DAN ADMINISTRASI YANG BERWENANG ATAS KEGIATAN ORANG-ORANG DLM SEBUAH NEGARA, NEGARA BAGIAN, KOTA DSB. ATAU “THE GOVERNING BODY OF A NATION, STATE, CITY, ETC” (LEMBAGA ATAU BADAN YG MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA, NEGERA BAGIAN, KOTA DSB)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
KEPEMERINTAHAN (GOVERNANCE): “THE ACT, FACT, MANNER, OF GOVERNING”
(TINDAKAN, FAKTA, POLA, DARI KEGIATAN ATAU PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN) ATAU
SERANGKAIAN KEGIATAN (PROSES) INTERAKSI SOSIAL POLITIK ANTARA PEMERINTAH DGN MASYARAKAT DLM BERBAGAI BIDANG YG BERKAITAN DGN KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN INTERVENSI PEMERINTAH ATAS KEPENTINGAN2 TSB (Kooiman.1993)
MEMERINTAH – MENGUASAI – MENGURUS – MENGELOLA (Prof Bintoro, 2000:34)
PENYELENGGARAAN (Bondan Gunawan) 04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan juga diartikan pemerintahan.
Oleh karena itu timbul istilah public governance, private governance, corporate governance, banking governance, education governance dsb.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Governance sebagai terjemahan pemerintahan kemudian berkembang dan menjadi populer dgn sebutan Kepemerintahan, dan praktek yang terbaiknya disebut kepemerintahan yang baik – good governance atau
good governance government (Modul sosialisasi Sistem AKIP:LAN dan BPKP;2000 dan PPNo.1o1 Th.2000 tentang Diklat Jabatan PNS)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Kepemerintahan: pelaksanaankewenangan/kekuasaan dibidang ekonomi, politik dan adm. untuk mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara. utk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas, dan kohesivitas sosial dlm mesyarakat. Hal ini mencakup berbagai metode yg digunakan utk mendistribusikan kekuasaan/kewenangan dan mengelola sumber daya publik dan berbagai orgs. yang membentuk pemerintahan serta melaksanakan kebijakan2 nya.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Konsep ini juga meliputi mekanisme, proses,dan kelembagaan yg diguna- kan oleh masyarakat. Baik individu maupun kelompok, untuk mengartikulasikan kepentingan2 mereka, memenuhi Hak-hak hukum, tanggungjawab dan kewajiban sbg Warga negara,dan menyelesaikan perbedaan2 diantara sesama(UNDP)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Bersasarkan pengertian tsb , UNDP mengiden- tifikasiakan ada 3 model kepemerintahan :
Ekonomoc governance, yang meliputi poses pembuatan keputusan (decision making processes) yang memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Economic governance mempunyai implikasi terhadap kesetaraan, kemiskinan dan kualitas hidup;
Political governance, yg mencakup proses2 pembuatan berbagai keputusan untuk perumusan klebijakan, dan
Administrative governance, yaitu sistem implementasi kebijakan
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
AKTOR DALAM PEMERINTAHAN (governance)
A. NEGERA DAN PEMERINTAHAN; KONSEPSI PEMERINTAHAN PADA DASARNYA ADLH KEGIATAN KENEGARAAN, TETAPI LEBIH JAUH DARI ITU
MELIBATKAN PULA SEKTOR SWASTA DAN KELEMBAGAAN MASY MADANI (CIVIL SOCIETY ORGANIZATIONS). PENGERTIAN NEGARA (STATE) ATAU PEMERINTAHAN DALAM HAL INI SECARA UMUM MENCAKUP KESELURUHAN LEMBAGA POLITIK DAN SEKTOR PUBLIK. PERANAN DAN TG JAWAB NEGARA ATAU PEMERINTAH ADALAH MELIPUTI PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK, PENYELENG KEKUASAAN UTK MEMERINTAH, MEMBANGUN LINGKUNGAN YANG KONDUSIF BAGI TERCAPAINYA TUJ. PEMBANGUNAN BAIK PD LEVEL LOKAL, NASIONAL, MAUPUN INTERNASIONAL DAN GLOBAL
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
B. SEKTOR SWASTA. PELAKU SEKTOR SWASTA MENCAKUP PERUSAHAAN SWASTA YG AKTIF BERINTERAKSI DLM SISTEM PASAR, SPT: INDUSTRI PENGOLAHAN (MANUFACTURING), PERDAGANGAN, PERBANKAN, DAN KOPERASI, TERMASUK JUGA SEKTOR INFORMAL . PERANAN SEKTOR SWASTA SANGAT PENTING DLM POLA KEPEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN, KARENA PERANNYA SEBAGAI SUMBER PELUANG UTK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, PENYERAPAN TENAGA KERJA, SUMBER PENERIMAAN, INVESTASI PUBLIK PENGEMBANGAN USAHA, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
C. MASAYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY). KELOMPOK MASYARAKAT DALAM KONTEKS KENEGARAAN PADA DASARNYA BERADA DIANTARA ATAU DITENGAH TENGAH ANTARA PERSEORANGAN DAN PEMERINTAH, YANG MENCAKUP BAIK PERSEORANGAN MAUPUN KELOMPOK MASY. YANG BERINTERAKSI SECARA SOSIAL, POLITIK DAN EKONOMI. MANFAAT KELEMBAGAAN MASYARAKAT SIPIL TERSEBUT PADA UMUMNYA DAPAT DIRASAKAN OLEH MASYARAKAT, MELALUI KEGIATAN FASILITAS MASYARAKAT MELALUI MOBILISASI
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Sebagai suatu pemikiran kontemporer,GOOD GOVERNANCE sering diartikan sebagai:
CLEAN GOVERNMENT,
GOOD GOVERNMENT, bahkan
PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA. Memang GOOD GOVERNANCE mulai berkembang dari perhatian terhadap CLEAN GOVERNMENT DAN GOOD GOVERNMENT (Prof.Bintoro T)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE MENCAKUP KEHIDUPAN YANG LUAS MULAI DARI ASPEK MORAL *AGAMA), HUKUM, POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN TERKAIT ERAT DENGAN TUGAS DAN FUNGSI EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN YUDIKATIF, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT.DARI FUNGSIONAL ASPEK; GOOD GOVERNANCE DAPAT DILIHAT DARI APAKAH PEMERINTAH TELAH BERFUNGSI SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM UPAYA MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH DIGARISKAN? ATAU SEBALIKNYA?
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Pergeseran fungsi pemerintah
Dengan adanya perubahan per undang2 an, terjadi pergeseran fungsi utama Pemerintah/ Daerah, semula sebagai “Promotor Pembangunan” berubah menjadi “Pelayan Masyarakat” untuk itu perlu Pendayagunaan secara optimal unit-unit pemerintahan yang lansung berhubungan dgn masyarakat, al : Dinas Daerah, Kecamatan & Kelurahan
Pemerintah tidak lagi berposisi sebagai penguasa dengan hubungan hierarchis thd masy. Melainkan sebagai mitra yang berkedudukan heterarchis dengan komponen lainnya (sektor swasta dan masyarkat)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Pemerintah adalah “public servant”
Sayang kesadaran perlunya pelayanan umum dan manajemennya dikalangan pemerintahan masih sangat lemah, karena:
1. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, padahal tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi
2. Lebih mengandalkan kewenangan dpd mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen
3. Belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatan pemerintahan
4.Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri dpd pandangan konsumen yang dilayaninya
5. Kesadaran masyarakat sebagai konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga lebih berposisi sebagai obyek
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PRINSIP-PRINSIP (5) GOOD GOVERNANCE
1. ACCOUNTABILITY (akuntabilitas/tanggung gugat): Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan unit organisasi/lembaga kepada publik yang memiliki hak atau yang berwenang meminta pertanggungjawaban. Tanggung gugat; kalau salah pemerintah bisa digugat oleh masyarakat atau clientele penerima pelayana, badan usaha oleh share holder
dan stake holder dan pengelolaan warga oleh anggotanya.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
2. TRANPARENCY (transparansi) ; dapat diketaghui oleh banyak pihak/yang berkepentingan mengenai perumusan kebijakan (publik) dari pemerintah, organisasi, dan badan usaha. Seleksi jabatan berdasarkan fit and proper test,
pelelangan, pelaksanaan procurement, pemberian izin dan lain sebagainya dilakukan secara transparan
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
3. OPENESS (keterbukaan); Pemberian informasi secara terbuka, terbuka untuk open free suggestion,terbuka terhadap kritik, yang dilihat sebagai partisipasi untuk perbaikan, jadi kalau ada permintaan harus dapat memberikan penjelasan. Kalau di badan usaha, diminta memeriksakan
due diligence (hak ketekunan/kerajinan),
ya harus memberikan
disclousre (penyingkapan)04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
4. RULE OF LAW (berdasarkan hukum); Artinya setiap keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi, badan usaha yang menyangkut masyarakat, pihak ketiga dilakukan berdasarakan hukum (peraturan perundang-undangan yang sah). Jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakanpublik yang diambil. Conflic resolution (penyelesaian konflik) bersasarkan hukum (termasuk arbitrase dan out of court settlement)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
5. FAIRNESS, a level playing field (perlakuan yang adil/perlakuan kesetaraan). Ini berlaku bagi pemerintah kepada masyarakat dalam pelayanan publik, perusahaan kepada
pelanggan dan
sebagainya.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
INDIKATOR GOOD GOVERNANCE
Karena posisi yang sama penting dari tiga aktor good governance, maka harus ditandai dengan proses yang sinergi antar tiga aktor tersebut. Oleh karena itu indikator GG mencakup:
1. Participatory2. Sustainable (keberlanjutan)3. Legitimate dan akseptabel bagi masy.4. Transparan
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
5. Meningkatkan equity dan equality 6. Mengembangkan sumberdaya dan metode governance 7. Meningkatkan keseimbangan 8. Mentoleransi dan menerima perspektif- perspektif yang bermacam-macam 9. Mampu memobilisasi sumberdaya untuk tujuan-tujuan sosial10. Memperkuat mekanisme-mekanisme asli (indigenious)11. Beroperasi berdasarkan aturan hukum
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
12. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya13. Melahirkan dan memerintahkan respect & trust14. Accountable15. Mampu mendefinisikan dan mengambil keputusan bagi masalah-masalah nasional16. Enabling dan fasilitatif17. Lebih bersifat sebagai regulator daripada kontrol18. Dapat mengatasi isu-isu temporer19. Berorientasi pada pelayanan Tetapi secara umum indikator/karakteristik Good
Governance dirumuskan menjadi 9 sbb:04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
10 KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE
PARTICIPATION; Setiap warganegara mempunyai suara
dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitamate yang mewakili kepentingannya, yang dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
2. RULE OF LAW ; Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pilih bulu, terutama
untuk HAM
3. TRANSPARENCY ; Transparansi yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi, proses-proses,lembaga-lembaga, dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan, yang dapat dipahami dan dimonitor
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
4. RESPONSIVENESS ; Lembaga-lembaga dan proses-
proses harus senantiasa melayani stekeholder.
5. CONSENSUS ORIENTATION ; Good Governanance menjadi
perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
6. EQUITY; Semua warga negara baik laki-laki
maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY; Proses-proses dan lembaga-lembaga
sebaik mungkin menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
8. ACCOUNTABILITY ;
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholder. Akuntabilitas ini tergantung kepada organisasinya dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal, atau eksternal oraganisasi dan atau untuk kepentingan umum.
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Akuntabilitas meliputi:
(1)Akuntabilitas organisasi / administrasi
(2) Akuntabilitas legal
(3) Akuntabilitas politik
(4) Akuntabilitas profesional
(5) Akuntabilitas moral
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
9. STRATEGIC VISION ;
Para pemimpin maupun publik harus mempunyai perispektif /pandangan dan pengembangan kemanusiaan yang luas dan pandangan jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan manusia seutuhnya.
10. BEBAS KORUPSI, KOLUSI dan NEPOTISME
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
C (CORRUPTION) : KORUPSI
M (MONOPOLY OF POWER) : MONOPOLI KEKUASAAN
D (DISCRETION BY OFFICIALS) : KEBEBASAN BERTINDAK PEJABAT YANG DISALAH GUNAKAN
A / T (ACCOUNTABILITY / TRANSPERENCY) : PERTANGGUNGJAWABAN / TRANSPARANSI
04/20/23
Pola Pikir
Korupsi tumbuh dari adanya kewenangan yang diberikan oleh negara kepada seseorang tanpa disertai dengan sistem akuntabilitas yang memadai. Corruption = Power – Accountability
C = P – AKunci untuk memberantas korupsi yang sistematis ini adalah dengan membangun akuntabilitas dalam penyelenggaraan administrasi negara; selain melakukan tindakan-tindakan penegakan hukum terhadap para koruptor secara tegas dan konsisten serta berkelanjutan.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
TRANSFORMASI JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SEKTOR PUBLIK DAN KONSEKUENSINYA
ADMINISTRASINEGARA
PEMERINTAH MILIK
MASYARAKAT
PEMERINTAH BERORIENTASI
PADA PASAR
PEMERINTAH WIRAUSAHA
PEMERINTAH
YG KATALIS
PEMERINTAH YANG KOMPETITIF
PEMERINTAH YG DIGERAKAN OLEH MISI
PEMERINTAH YGBERORIEN TASI PD HASIL
PEMERINTAH YGBERORIENTASI PELANGGAN
PEMERINTAH YANG ANTISIPATIF
PEMERINTAH DESENTRALISASI
SDM
STRUKTUR
KULTUR
SISTEM
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
PEMERINTAH
PEMERINTAH
SWASTA
MASYARAKAT
PARTISIPATIFBERKUALITAS
PELAYANAN ADALAH
AWAL DARI
PEMBERDAYAAN
BIROKRAT:YG NETRAL,
RAMPING, BERSIH, DAN
SHARING
PELAYANAN ADLHAWAL PEMBELIAN-PRIVAT CORPORATIVE-BANKING SECTOR-N.G.OYG AKUNTABELMANAJEMEN YG SEHATPASAR YG TERKENDALIKEMITRAAN DANKEPUASAN PELANGGAN
GOOD GOVERNANCE:
1. PARTICIPATION
2. RULE OF LAW
3. TRANSPERENCY
4. RESPONSIVENESS
5. CONSENSUS ORIENTATION
6. EQUITY 7.. EFFE & EFFFI
8. ACCOUNTABILITY
9. STRATEGIC VISION
10. BEBAS DARI KKN
-
04/20/23
hadeka bdg 14/3-201104/20/23
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Manajemen Berbasis Kinerja
Defining Goals/Objectivesand Desired Outcomes
Identifying the results – goalsand objectives – that aretargeted for achievement
Measuring andReporting Performance
Selecting performanceindicators, measuring and
and reporting performancec
Evaluating Performanceand Using ResultsAssessing performance andusing the results to improve
performance
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Manfaat Manajemen Berbasis Kinerja
Menyediakan suatu pendekatan terstrukturMenyediakan suatu pendekatan terstrukturdalam memfokuskan pada dalam memfokuskan pada strategic performance strategic performance
objectivesobjectives
Menyediakan suatu pendekatan terstrukturMenyediakan suatu pendekatan terstrukturdalam memfokuskan pada dalam memfokuskan pada strategic performance strategic performance
objectivesobjectives
Menyediakan mekanisme yang secara akurat Menyediakan mekanisme yang secara akurat melaporkan kinerja pada manajemen yang lebih melaporkan kinerja pada manajemen yang lebih
tinggi atau pada para tinggi atau pada para stakeholderstakeholder
Menyediakan mekanisme yang secara akurat Menyediakan mekanisme yang secara akurat melaporkan kinerja pada manajemen yang lebih melaporkan kinerja pada manajemen yang lebih
tinggi atau pada para tinggi atau pada para stakeholderstakeholder
Melibatkan semua pihak dalam perencanaan dan Melibatkan semua pihak dalam perencanaan dan evaluasi kinerjaevaluasi kinerja
Melibatkan semua pihak dalam perencanaan dan Melibatkan semua pihak dalam perencanaan dan evaluasi kinerjaevaluasi kinerja
Menyediakan mekanisme untuk menghubungkan Menyediakan mekanisme untuk menghubungkan kinerja dengan pengeluaran anggarankinerja dengan pengeluaran anggaran
Menyediakan mekanisme untuk menghubungkan Menyediakan mekanisme untuk menghubungkan kinerja dengan pengeluaran anggarankinerja dengan pengeluaran anggaran
Menyediakan kerangka akuntabilitas yang Menyediakan kerangka akuntabilitas yang sempurnasempurna
Menyediakan kerangka akuntabilitas yang Menyediakan kerangka akuntabilitas yang sempurnasempurna
Membagi tanggung jawab untuk Membagi tanggung jawab untuk meningkatkan kinerjameningkatkan kinerja
Membagi tanggung jawab untuk Membagi tanggung jawab untuk meningkatkan kinerjameningkatkan kinerja04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Tantangan - Pelayanan Publik
1`. Ketidakjelasan prosedur, standar pelayanan minimum; umpamanya jangka waktu dan biaya pelayanan
2. Pemberi layanan belum mengetahui (mengukur) efektivitas dan efisiensi kegiatan layanan yang dilakukan
3. Unit penyelenggara tidak mengetahui sejauh mana kinerjanya dalam memberikan layanan
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
HAMBATAN UMUM PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
TERLALU DOMINANNYA PEMERINTAH DALAM PERENCANAAN, DAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNANKURANG EFEKTIFNYA FUNGSI KONTROLPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN TIDAK TRANSPARANBUDAYA MASYARAKAT BELUM MENDUKUNGBUDAYA BIROKRASI YANG BERORINTASI KEPADA ATASAN (ABIS)PENDAPATAN/GAJI BIROKRAT (PNS) BELUM MEMADA“SAFETY FIRST LEADERSHIF” MENGURANGI ENTREPRENEURSHIP04/20/23
Manajemen Berbasis Kinerja
Komitmen dan pemahaman pimpinan instansi pemerintah tentang sistem akuntabilitas kinerja masih kurangKeengganan pimpinan untuk mengukur akuntabilitas instansinyaKurangnya kemampuan dan keahlian SDM Instansi Pusat /Daerah tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLemahnya monitoring pelaksanaan SAKIPTidak adanya / lemahnya implementasi hubungan dan pengaruh akan penilaian kinerja terhadap jenjang karir dan kesejahteraan pegawai.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
4. Tidak adanya manajemen kinerja (performance managemen); Pelayanan baik atau buruk tidak berpengaruh tehadap penilaian kinerja serta dampaknya.5. Pengurusan izin melibatkan beberapa unit yang terpisah dan relatif berjauhan; lack of ownership dan egosektoral.6. Ketidakjelasan penanganan pengaduan masyarakat7. Masih adanya peraturan perundangan yang tumpang tindih atau kontradiktif
04/20/23
Solusi AlternatipProgram Reformasi Birokrasi selama ini dijalankan secara sporadik.Pusat versus daerahCapacity BuildingSeleksi Pejabat StrukturalNamun hasilnya masih belum memuaskan,Beberapa sukses stories:Kabupaten SolokJembranadll
Untuk percepatan secara menyeluruh, salah satu solusi alternatipnya yaitu Reformasi Birokrasi
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Ruang Lingkup Reformasi
Penataan kelembagaan dan Tata Laksana
Pembangunan Manajemen Kepegawaian Berbasis Kinerja
Pembangunan Manajemen Keuangan Berbasis Kinerja
Peningkatan Efektivitas Sistim Pengawasan
Pengembangan Budaya OrganisasiRedefinisi fungsi pemerintah di tingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Reformasi Manajemen dan Organisasi
Seleksi dan rekrutmen
Perubahan organisasi
Penempatan untuk posisi yang lowong
Pelatihan
Perbaikan deskripsi pekerjaan
Evaluasi Kinerja
Penegakan disiplin
Remunerasi
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Skema Reformasi Birokrasi
6.8.7.
PERENCANAAN
1. Satgas Reformasi Birokrasi
2. Identifikasi masalah sistemik
3. Kerangka Strategis Solusi Sistemk
4. KonferensiReformasi Birokrasi
5. Kerangka strategis & Rencana Kerja
PELAKSANAAN
SolusiMasalahSistemik
Strategi Modernisasi
Program & Kegiatan
Perubahan Budaya
Pembiayaan
PengukuranKemajuan
PendekatanProyek Perintis
Umpan BalikPROSES PERUBAHAN
9. Monitoring & Evaluasi
MANAJEMEN BERORIENTASI HASIL
ManajemenSDM
Reorganisasi
SistemImbalanModern
Akuntabilitas
ManajemenKeuangan
BudayaKerja
Pelayanan Publik
Iklim Investasi
Kepastian Hukum
Kesadaran Publik
KorupsiTurun
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Tantangan dalam pelaksanaan Reformasi
BirokrasiJumlah pegawai PNS, TNI, dan POLRI yang besar jumlahnya (+/- 4 juta ), sehingga reformasi secara bersamaan berdampak besar terhadap: Organisasi Penyesuaian jumlah pegawai Keuangan Politik.
Belum adanya kesamaan urgensi untuk melakukan perubahanKorupsi belum dianggap sebagai musuh bersamaPerubahan perilaku dan mindset Resistensi untuk berubah
Kewenangan di bidang civil service tersebar disejumlah instansi; Kementerian PAN, BKN, LAN, Depkeu, dan Depdagri.Egosektoral
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Alternative Solusi (lanjutan)
Reformasi berdampak sangat besar, jadi pendekatan manajemen perubahan harus di pakai dan peran Leadership – Komitmen-adalah prasyarat utama.
Proses atau taskforce harus dipimpin oleh Presiden dengan anggauta yang mempunyai komitmen, kredibel, kompeten dan mempunyai perilaku sebagai agen perubahan.
Analisis setiap elemen dari reformasi birokrasi serta penyelesaiannya, diantaranya: Penyesuaian jumlah pegawai; pensiun dini, outplacement; pelatihan,
budaya kerja, kode etik. Sistim remunerasi dan dampak terhadap keuangan negara; jangka pendek
dan jangka panjang. dll
Keuangan: Donors sebagai salah satu tambahan alternatip
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Alternative Solusi ( Lanjutan )
Komunikasi ke stakeholder secara komprehensip dan terus menerus.
Proses dilakukan secara transparan.
Pendekatan Percontohan/Pilot Project ( Penegak Hukum; Pajak, Provinsi/ Kabupaten/ Kota ).
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Kunci Keberhasilan
(1) Perubahan paradigma segenap unsur penyelenggara negara
(2) komitmen dan dukungan pimpinan;(3) Konsistensi dan perbaikan berkelanjutan(4) Pendidikan berkelanjutan segenap tingkatan
aparatur(5) Pembangunan dan pengembangan sistem
informasi kinerja yang memadai di semua tingkatan instansi pemerintah.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
KESIMPULAN
Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) mempunyai tiga domain : pemerintah, masyarakat, swasta
Prinsip-Prinsip Good Governance : Membangun partisipasi, Penegakan Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi & Efektifitas, Profesionalisme,Bebas dari KKN
Ketiga domain governance : pemerintah, masyarakat, swasta harus bersinergi dengan baik.
Pemerintah harus membuka akses, memulainya, kemudian diserahkan kepada pihak swasta atau masyarakat untuk melanjutkan.
Sebelum penyerahan tersebut kepada pihak swasta atau masyarakat untuk melanjutkan, Pemerintah mempunyai peran pemberdayaan, sehingga muncul kemandirian.
=== KALAU MAU PASTI BISA ===
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
hadeka bdg 14/3-2011
Action plan VISI/MISI VISI/MISI TUPOKSI KARAKTERISTIK LANGKAH2
INSTANSI SKP GOOD GOVERNANCE
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
Jual belidikiri dan dikanan ……..bayi-bayi diperjual belikan…perempuan diperjual belikan…diatas dan dibawah…gelar-gelar dijual murah-murahan…b.u.m.n dijual murah-murahan dikiri dan dikanan ... pangkat-pangkat dijual belikan pengadilan dijual belikan diatas dan dibawah tambang-tambang dijual murah-murahan pornografi dijual ….menggairahkan
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
semua telah dijual…
semua telah tergadai…
semua telah diobral…
semua telah selesai…
masih ada satu…..barangkali
yakni harga diri dan kehormatan …
ketika dicari-cari…
tak ada lagi …. tak ada lagi …
semua sudah kau jual…
semua sudah kau gadai…
semua sudah kau obral…
semua sudah selesai…04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
masih ada satu…. barangkali
yakni harga diri dan kehormatan…
ketika dicari-cari…
harga diri tak ada lagi..
(karya taufik ismail)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-201104/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
SEMAKIN TINGGI PERINGKAT SEBUAH NEGARA DALAM HALKEMUDAHAN BERBISNIS, SEMAKIN RENDAH PULA TINGKAT PENGANGGURAN DINEGARA TERSEBUT (RISET BANK DUNIA)
04/20/23
hadeka bdg 14/3-2011
20
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIANEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
MARI KITA BERSATU UNTUK MELAKSANAKAN GOOD GOVERNANCE DI `INDONESIA`
04/20/23
hadeka bdg 14/3-201104/20/23
Oleh :PROF. DR. drg I GEDE WINASABUPATI JEMBRANA
Disampaikan pada :Loka Karya Nasional, “Reformasi Untuk Pelayanan Publik”Hotel Bumikarsa Bidakara-Jakarta, 12-13 Maret 2007
IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCEDALAM PELAYANAN PUBLIKDI KABUPATEN JEMBRANA
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PARADIGMA BARU PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK
Era Otonomi Daerah(Paradigma Baru Pemerintahan, konsep mengedepankan pelayanan kepada masyarakat)
Kebijakan Pemerintah Daerah
Prinsip-Prinsip Good Governance :Membangun partisipasi Penegakan HukumTransparansiKesetaraanWawasan kedepanAkuntabilitasPengawasanEfisiensi & EfektifitasProfesionalisme
Pencapaian Visi
Kesejahteraan dan Keadilan bagi Masyarakat
Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Kebijakan Peningkatan Rasa Keadilan Masyarakat
PELAYANAN PUBLIK
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
TIGA DOMAIN GOVERNANCE
GoodGovernance
PEMERINTAH
SWA
STA
MA
SYA
RAK
AT
TIGA DOMAIN GOVERNANCE, mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan Good Governance tersebut
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Gambaran Umum Kabupaten Jembrana
Jembrana terletak diujung barat Pulau Bali. Berbeda Jembrana terletak diujung barat Pulau Bali. Berbeda dengan daerah-daerah lain di Bali, Jembrana tidak dengan daerah-daerah lain di Bali, Jembrana tidak mengandalkan pariwisata, justru pertanian, mengandalkan pariwisata, justru pertanian, peternakan dan perikanan yang menjadi andalan.peternakan dan perikanan yang menjadi andalan.
Luas Wilayah Luas Wilayah : : 841,80 KM2 atau 84.180 Ha = 14,94 % dari 841,80 KM2 atau 84.180 Ha = 14,94 % dari luas Pulau Balluas Pulau BaliiJumlah Penduduk Tahun 200Jumlah Penduduk Tahun 20055 : : 257.459257.459 jiwa dengan jiwa dengan kepadatan kepadatan 311311 jiwa/Km2 jiwa/Km2
Pembagian wilayah Administratif : Pembagian wilayah Administratif : 4 Kecamatan.4 Kecamatan. 42 Desa, 9 Kelurahan.42 Desa, 9 Kelurahan. 209 Dusun, 35 Lingkungan209 Dusun, 35 Lingkungan 61 Desa Adat, 261 Banjar Adat.61 Desa Adat, 261 Banjar Adat.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
9,3% lahan sawah9,3% lahan sawah 30,3% perkebunan30,3% perkebunan 6,4% pemukiman6,4% pemukiman 49,6% hutan49,6% hutan 0,4% tambak/kolam0,4% tambak/kolam 0,03 waduk0,03 waduk lain-lain sebesar 3,7%.lain-lain sebesar 3,7%.
Hindu 70,50 %.Hindu 70,50 %. Islam 27,58 %.Islam 27,58 %. Kristen 0,98 %.Kristen 0,98 %. Katolik 0,73 %.Katolik 0,73 %. Budha 0,18 %. Budha 0,18 %.
Apabila dicermati maka Kabupaten Jembrana adalah Kabupaten yang kecil dan miskin dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang kecil pula, tantangan ini bukan berarti hambatan.
Pada Tahun 2006 PAD sebesar Rp. 11.202.092.565,-
Penggunaan lahan : Penggunaan lahan :
Komposisi Penduduk menurut Komposisi Penduduk menurut Agama :Agama :
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KAB. JEMBRANA
VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT JEMBRANA YANG SEJAHTERA, BERKEADILAN, BERIMAN DAN BERBUDAYA.
MISI : Meningkakan kualitas hidup (Quality of live) masyarakat melalui peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat (perekonomian)
Peningkatan pelayanan umum (Publik service) meliputi peningkatan infrastruktur, yaitu sarana fisik seperti jalan, listrik dan jaringan air bersih, peningkatan pelayanan administrasi dan komunikasi, serta peningkatan sosial budaya
Membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong, serta harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat dalam heterogenitas agama suku dan adat istiadat.
Mewujudkan supremasi hukum dan menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Kebijakan Umum Pembangunan Di Kabupaten Jembrana
Potensi SDA dan SDM yang terbatas
Manajemen
Efisiensi Orang/SDM
Peningkatan Kualitas Hidup:
-Kualitas Pendidikan-Derajat Kesehatan-Daya Beli
Pelayanan Masyarakat (Public Service):-Infrastruktur-Administrasi-Infokom-Sosial dan Budaya
Terwujudnya masyarakat Jembrana yang sejahtera, berkeadilan, beriman dan berbudaya
Visi Kab. Jembrana
Efisiensi :
Dana, Orang, Alat
Efisiensi Dana
Efisiensi Alat/Saran
Keputusan Bupati No. 1278/HOT/2006
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Kebijakan Pelayanan Publik (Public Service) Di Kabupaten Jembrana
Public Service merupakan product yang dihasilkan oleh pemerintah, untuk memberikan pengayoman, rasa aman dan keadilan bagi masyarakat.
Kebijakan Pelayanan Publik (public service) di Kabupaten Jembrana disusun mengacu pada Visi dengan indikator-indikator yang jelas dan terukur.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Pelayanan Publik (Public Service)
Infrastruktur
Administrasi
Informasi dan Komunikasi
Sosial, Ekonomi dan Budaya
Jalan, Air, Listrik, Sarana Umum,
Lingkungan Hidup
Administrasi Kependudukan
dan Perijinan
Akses Informasi
dan Komunikasi
Akses dan layanan Sosial, Ekonomi dan
Budaya
Pengayoman, rasa aman, dan keadilan bagi masyarakat
Keputusan Bupati No. 391 Tahun 2003
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Public Service menuju Masyarakat mandiri
Berdasarkan falsafah Pancasila, sehingga implementasinya dalam pelayanan publik (public service) :
Pada Tataran Pelayanan Minimal, pelayanan harus sama dan merata, kemudian selanjutnya diberikan kesempatan untuk berkompetisi sesuai kemampuan.
Terwujud Masyarakat Sejahtera, adil dan Mandiri
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Layanan Bidang INFRASTRUKTUR
Pelayanan Infrastruktur
Pembangunan dan Pemeliharaan jalan umum :- Bantuan Proyek Jalan Kabupaten- Bantuan Proyek Jalan Desa- Bantuan Jalan Dusun
Penyediaan Sarana Air Bersih bagi Masyarakat :- Bantuan Pompa dan saluran air bersih bagi masyarakat- Bantuan Irigasi
Penyediaan listrik/penerangan jalan umum :- Bantuan penerangan jalan umum desa- Bantuan listrik rumah tangga
Penyediaan Sarana umum :- Pembangunan gedung sekolah- Pembangunan sarana kesehatan- Pembangunan Pasar Umum- Pembangunan terminal- Pembangunan taman kota
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Infrastruktur
PemerintahMenetapkan standar pelayanan
Masyarakat
Apabila masyarakat mampu melaksanakan
Akan diserahkan sepenuhnya, sehingga menjadi Swadaya Desa
Dibantu/Sharing dengan Pola Block Grand
Pemerintah membantu material, peralatan, dan tenga teknis.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Infrastruktur
PemerintahMenetapkan standar pelayanan
SWASTA
Apabila masyarakat tidak mampu melaksanakan
Sebelum dilelang nilai proyek akan dihitung ulang oleh Tim
Independen (Pola OE)
Dilelang Melalui Tender
MASYARAKAT
Melibatkan Profesional dan Universitas
Masyarakat berpartisipasi dalam pengawasan
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Layanan Bidang ADMINISTRASI
Layanan ADMINISTRASI
Administrasi Kependudukan :Akte Kelahiran, KTP, KK, tanpa dipungut biaya(Keputusan Bupati No. 12 Tahun 2002)
Pelayanan Perijinan :Unit Pelayanan Umum satu atap, dan satu loket
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Unit Pelayanan Satu Atap Satu Loket
Pelayanan tanpa tatap muka
Pelayanan Prima
Standar Informasi, Prosedur, waktu dan biaya
PRODUK LAYANAN PEMERINTAH
MASYARAKAT/SWASTASebagai Konsumen
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Administrasi
54 Perijinan, 5 akta capil, 2 layanan kependudukan
ISO 9001:200004/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Layanan Bidang INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PEMERINTAH
Website : www.jembrana.go.idSMS Centre Call Centre
Radio Ananta Praja (Kep.Bup. No. 536/Perindagkop/2005)
Tabloid Ge-MIndependen NewsGe-M Magazine
Instruksi Bupati No. 11 Tahun 2006
MASYARAKATMASYARAKAT
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Layanan Bidang SOSIAL, EKONOMI dan BUDAYA
Pelayanan Sosial, Ekonomi dan Budaya
SOSIAL :- Asuransi Kematian (Kep.Bup. No. 1016/DTKCK/2005)- Asuransi Kesehatan (Kep.Bup. No. 391 Th. 2003)- Asuransi Kesehatan Gakin (Kep.Menkes. 332/Menkes/SK/V/2006)
- Bantuan kepada veteran dan lansia (Kep.Bup. 135/Sosbud/2006)
- Bantuan Kedaruratan (No. 0365-41210*3307)- Bantuan Ambulance Gratis (Ins.Bup. 1190/Um/2006)- Bantuan Biaya Sekolah Negeri (SD s.d SMA) (Perda 10 Th.2006)- Bantuan Beasiswa Sekolah Swasta (Perda 14 Th. 2006)- Bantuan Beasiswa untuk melanjutkan ke S-1 dan S-2
Ekonomi :- Bantuan Dana Bergulir (Perda No. 3 Th. 2006)- Bantuan Subsidi Pajak sawah (Kep.Bup. 193/Bagda/2005)- Bantuan Talangan Cengkeh (kep.Bup. 1200/PKL/2006)- Bursa Tenaga Kerja (Kep.Bup. No. 762/DTKCK/2006)
Budaya :- Bantuan Tempat Ibadah- Bantuan kepada Sekaa/Kelompok Kesenian- Insentif bagi pemuka agama dan tokoh masyarakat (Kep.Bup. No. 121/Sosbud/2006)- Bantuan Sarana Olah Raga- Pengiriman Misi Kesenian ke luar daerah & luar negeri- Hiburan Rakyat Gratis sebulan sekali (Ins.Bup. 4 Th. 06)
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Sosial
ASURANSI KEMATIAN
PEMERINTAH
ASU
RA
NSI
BU
MI PU
TERA
MA
SYA
RAK
AT
Pemerintah membayar premi kepada pihak Asuransi
Masyarakat yang menerima layanan asuransi
SK.Bup. No. 1016/DTKCK/2005)
Pemberian Asuransi bagi masyarakat/ penduduk Kabupaten Jembrana (KTP Jembrana) sebesar Rp. 1.000.000,-
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan
PROGRAM JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana)
TUJUAN AKHIR FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI PROGRAM
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Indikator :- Angka Kematian- Angka Kesakitan- Angka Harapan
Hidup
Keturunan Pemerintah tidak banyak dapat melakukan intervensi
-2.Lingkungan
3. Perilaku
Menanamkan kebiasaan :-Perilaku hidup sehat.-makanan sehat-Lingkungan Sehat-Deteksi dini.
Program Prilaku hidup sehat.
Program Makanan Sehat.
Program Lingkungan Sehat
Program deteksi dini.
Diimplementasikan dalam
kegiatan ( UKS Terpadu )
Pelayanan
Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan (Kompetisi alami)
Memperluas akses
pelayanan kesehatan
PROGRAM JKJ
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
KOMPONEN JKJ
1. JKJ (Lembaga Asuransi Daerah) Saat ini menjadi lembaga Jaminan Sosial Daerah (JSJ) dengan Perda No. 7 Tahun 2006
2. PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) NEGERI : - Puskesmas Pembantu (Pustu) - Puskesmas - Rumah Sakit Umum (RSU) SWASTA : - Rumah Sakit Swasta - Klinik Swasta - Praktek Dokter Swasta - Praktek Bidan Swasta
3. MASYARAKAT Dikelompokan Menjadi : 1. Masyarakat PNS 2. Masyarakat Pegawai Swasta 3. Masyarakat Biasa 4. Masyarakat Miskin04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PEMBIAYAAN JKJ
Pembiayaan JKJ bersumber dari :• APBD• Dana Jamsostek• Dana ASKES• Dana GAKIN• Partisipasi Masyarakat
Layanan JKJ
Kartu JKJ
Kartu JKJ Paripurna
PPK-1 (Pelayanan Dasar)
PPK-2 (Pelayanan Lanjutan)
PPK-3 (Pelayanan Lanjutan)
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
MEKANISME PROGRAM JKJ
Sumber Pembiaayaan
JKJ
MASYARAKAT PPK
Negeri SwastaPNSPegawai SwastaMasyarakat BiasaGakin
Pemerintah Daerah (APBD)ASKESJamsostekDana GakinPartisipasi Masyarakat
Pemerintah, Swasta, Masy
2
1
3
4
Keterangan :1. Dana yang terkumpul dikelola oleh Lembaga JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana)2. Dengan kartu JKJ Masyarakat dapat memilih pelayanan kesehatan yang terbaik.3. PPK akan mengajukan klaim kepada JKJ terhadap layanan yang diberikan.4. JKJ akan membayar klaim dari PPK setelah meneliti kebenarannya dengan standar prosedur dan standar terapi
yang telah disiapkan.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Masyakat sebagai KONSUMENAkan Mencari PELAYANAN YANG LEBIH BERKUALITAS
Sehingga Pemberi Pelayanan Kesehatan NEGERI DAN SWASTA akan BERSAING dalam mencapai standar KUALITAS PELAYANAN
NEGERI SWASTA
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Pendidikan
Empat permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan.
(1) Kesempatan mendapatkan akses pendidikan yang bermutu dan tidak membebani masyarakat,
(2) Kualitas proses dan hasil pendidikan yang masih rendah;
(3) rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat; dan
(4) masih rendahnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Pendidikan
Kesempatan
Kualitas
Relevansi
Efisiensi &Efektifitas
Pemerintah Daerah
Dewan Pendidikan Kabupaten
Komite Sekolah
Masyarakat
Dunia Usaha
Rehab Gedung Sekolah dg Block Grand
Pemagangan
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
TUJUAN :
1. Pemerataan Pendidikan bagi masyarakat (APK > 100%, DO=0%)2. Peningkatan Mutu Pendidikan (UAN>standar Nasional)
1. Angka Partisipasi Kasar (APK).2. Angka Drop Out (DO).3. Nilai UAN
INDIKATOR-INDIKATOR :
Program Pendidikan
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
INDIKATOR-INDIKATOR :
1. Pendapatan Perkapita2. Angka Kemiskinan.
STRATEGI :
1. Peningkatan Pendapatan.2. Perluasan kesempatan kerja.
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Ekonomi
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PROGRAM-PROGRAM
Berupa bantuan teknis :-Produksi.-Pasar.-Modal.-Manajemen
BANTUAN MODAL :Berupa pinjaman Modal dengan pola Dana Bergulir, dengan pengawasan “Tanggung Renteng”. (Perda No. 3 Tahun 2006)
1. Pemberdayaan POKMAS.2. Pemberdayaan Koperasi.3. Pemberdayaan Anggota Keluarga.
Peningkatan Pendapatan
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
Partisipasi Masyarakat, Swasta, Pemerintah Dalam Pelayanan Ekonomi
POKMASKOPERASI
SWASTA
PEMERINTAH
1
2
3
Keterangan :1. (1,3) Pemerintah berperan untuk membuka akses ekonomi. (1) Peran pemerintah dalam pemberdayaan Pokmas,
Kopersi dengan fasilitasi : Produksi, Modal dan Pasar.2. (3,2) Hubungan ini dapat terjadi dalam hal penyedia barang/jasa kebutuhan pemerintah/masyarakat. (2) Sama-
sama sebagai pelaksana ekonomi.
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
MEMBUKA AKSES DAN PELUANG EKONOMI
PEMERINTAH
Membangun Hotel Bintang
Membeli Kapal Tuna
Pabrik Pengolahan Air Laut Menjadi Air Mineral
Pabrik Pengolahan Sampah
Aset-Aset Daerah Yang Belum dimanfaatkan
Pengelolaannya diserahkan
SWASTA
Perusda
Koperasi
Pokmas
MASYARAKAT
Manfaatnya : Lapangan Kerja, perputaran ekonomi, dll
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PROGRAM POLA KEMITRAAN
PEMERINTAH
KUD PETANI
PNS
Petani wajib menjual gabah kepada KUD, dan berhak mendapatkan harga yang layak sesuai dengan kesepakatan
KUD wajib membeli gabah petani Jembrana, dengan harga yang layak sesuai dengan kesepakatanKUD berhak mendapatkan bayaran dari pemerintah sesuai dengan kesepakatan
Pemerintah wajib membeli beras KUD dengan harga yang layak sesuai kesepakatan
Pemerintah berhak mendapatkan beras yang berkualitas dari KUD dengan harga yang layak sesuai kesepakatan
Kebijakan ini telah dilaksanakan mulai tahun 200204/20/23 hadeka bdg 14/3-2011
PROGRAM PEMAGANGAN, DAN BURSA TENAGA KERJA
PEMERINTAH
Dinas Tenaga Kerja
SWASTA MASYARAKAT
Keterangan :1. Pemerintah hanya memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan bagi
masyarakat.2. Pemerintah hanya memfasilitasi pengusaha untuk informasi pencari kerja.3. Khusus untuk pemagangan ke Jepang pemerintah daerah memfasilitasi untuk dana pendidikan dan pelatihan, dan
biaya pemberangkatan.
Pengusaha Tempat Pemagangan
SK. Bupati No. 770/DTKCK/2005 Memfasilitasi bekerja di Kapal Pesiar dan Pemagangan ke Jepang
04/20/23 hadeka bdg 14/3-2011