dasar dasar k3

26
DASAR DASAR K3 (Pengantar sebelum SMK3) Oleh : Drs. Zudarmi, M.Si

Upload: rahmi-oknivyoza

Post on 21-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kuliah dasar-dasar k3

TRANSCRIPT

  • DASAR DASAR K3(Pengantar sebelum SMK3)Oleh :Drs. Zudarmi, M.Si

  • PENDAHULUANPerkembangan di berbagai sektor usaha (industri) permasalahan K3Permasalahan K3 bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihakKecelakaan kerja menimbulkan kerugian baik bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaanK3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sangat penting

  • Pendahuluan (Lanjutan)K3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sangat penting karena akan mempengaruhi keselamatan, kesehatan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja.Dalam era globalisasi penerapan K3 juga merupakan kebutuhan, karena dapat menjamin kelangsungan usaha dan mendukung iklim investasi yang kondusif. Hal tersebut dapat terwujud apabila pelaksanaan K3 sudah menjadi budaya di masyarakat.Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja merupakan masalah K3 yang dominan untuk segera dilakukan upaya penanggulangannya.

  • Pelaksanaan syarat-syarat keselamatan kerja merupakan kewajiban manajemen perusahaan sebagaimana yang diamanatkan pada pasal 3 ayat 1 UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja untuk mengamankan sumber-sumber bahaya ditempat kerjaUntuk itu telah dikeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) RI No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengatur secara khusus pelaksanaan K3 dalam suatu sistem yang dikenal dengan SMK3.

  • Pada pasal 3 Permenaker ini dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3.SMK3 tersebut wajib dilaksanakan oleh pengurus/pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai suatu kesatuan. PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3.

  • Penerapan K3 dipertegas kembali pada pasal 86 ayat (1) dan ayat (2) UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi : setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; dan untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di selenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan sesuai dengan martabat dan moral agama.

  • Upaya K3 dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dengan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, upaya pengendalian di tempat kerja, promosi kesehatan kerja, pengobatan dan rehabilitasi. Lebih lanjut pada pasal 87 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.Kemudian pada pasal 190 dinyatakan bahwa : perusahaan yang tidak menerapkan SMK3 dikenakan sanksi administratif dalam bentuk teguran; peringatan tertulis; pembatasan kegiatan usaha; pembekuan kegiatan uasha; pembatalan persetujuan' pembatalan pendaftaran, penghentian sementara; sebagian atau seluruh alat produksi; dan pencabutan ijin.

  • Dalam era globalisasi yang sarat dengan persaingan/kompetitif, efisiensi merupakan suatu keharusan. Membudayakan K3 merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi/daya saing termasuk menerapkan International Standard Organitation (ISO) seperti ISO 9001 Series mengenai Sistem Manajemen 18.000 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja demi terpenuhinya kepercayaan dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).Oleh karena itu menerapkan standard tersebut dibutuhkan tenaga kerja /SDM yang memiliki keahlian / keterampilan yang handal. Keunggulan SDM serta pelaksanaan dibidang K3 yang baik akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan pada gilirannya akan mampu bersaing sehinga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan para pekerja pada khususnya.

  • Beberapa hal yang menjadi kajian dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :Higienen PerusahaanKesehatan Kerja &Keselamatan Kerja.

  • Higiene Perusahaan dan Kesehatan kerja yang desebut juga dengan istilah Hipekes. Konsep Hiperkespun telah dikembangkan lebih jauh sehingga mencakup pula disiplin ilmu yang dikenal sebagai ergonomi, sehingga Hiperkes terdiri dari tiga disiplin ilmu, yaitu: Higene Perusahaan, Ergonomi dan Kesehatan Kerja.

  • Higiene Perusahaan adalah disiplini ilmu yang merupakan spesialisasi dari ilmu higiene yang berhubungan dengan penilaian dan atau pengukuran, baik secara kwantitatif maupun kwalitatif dari faktor-faktor lingkungan kerja (Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi) yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan tenaga kerja dan melakukan tindakan korektif dan preventif, sehingga tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari bahaya. Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa Higiene Perusahaan mempunyai sasaran lingkungan kerja dan bersifat teknis.

  • Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dari ilmu kedokteran yang melakukan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit akibat kerja,dan lingkungan kerja, sehingga tenaga kerja dan masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial. Terlihat disini bahwa kesehatan kerja sasarannya adalah tenaga kerja (manusia) dan sifatnya adalah medis.

  • Ergonomi adalah studi dan penerapannya yang bertujuan menyerasikan tenaga kerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, sehingga tercapai produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya.

  • Saat ini Hiperkes bukan lagi merupakan singkatan beberapa kata atau perkataan, melainkan sudah merupakan satu kesatuan kata yang memiliki pengertian sebagai lapangan ilmu dan teknologi serta aplikasinya yang bersifat multidisipliner dalam mengendalikan efek samping lingkungan kerja dan kemajuan teknologi kesehatan serta keselamatan kerja.

  • RUANGAN LINGKUP HIPERKES dan KESELAMATAN KERJAA. HIPERKES :

    KESEHATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF, Memberikan pengertian kepada tenaga kerja tentang bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaan, alat-alat atau lingkungan kerja dengan tujuan mencegah tenaga kerja jangan sampai mengalami gangguan kesehatan atau penyakit.KESEHATAN KURATIF, Memberi pengobatan kepada tenaga kerja yang menderita sakit, baik akibat bekerja maupun sebab lain, sehingga dapat menekan angka kehilangan jam kerja.PENGAMANAN FAKTOR-FAKTOR PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN KERJA , Pengamanan faktor-faktor dalam proses produksi yang dapat menimbulkan resiko kerja dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja ataupun penyakit pada masyarakat lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau lingkungan kerja.PENYERASIAN ANTARA TENAGA KERJA DENGAN PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN KERJA, Penyerasian ini sangat penting untuk menimbulkan suasana kagairahan dan efisiensi kerja.

  • Dengan demikian maka ada 4 aspek pokok pembahasan dalam hiperkes, yaitu:

    1. ASPEK LINGKUNGAN KERJAYang tercakup dalam aspek lingkungan kerja diantaranya adalah:Sirkulasi udara yang bersih.Pembatasan kebisingan.Pencahayaan.Pengaturan suhu dan kelembaban udara.Getaran dan Radiasi.

  • 2. ASPEK TATA LETAK DAN ERGONOMITata letak adalah pengaturan letak atau tempat alat-alat kerja atau mesin dan benda-benda serta perlengkapan lainnya . Menempatkan atau meletakan mesin atau alat-alat disusun atau diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan proses produksi dan dengan demikian pemborosan bahan, waktu dan tenaga dapat dikurangi. Demikian pula halnya dengan penempatan bahan-bahan kimia atau bahan-bahan yang mudah terbakar harus terjamin sehingga tidak menimbulkan bahaya.Memgenai ergonomi, seperti yang telah dijelaskan terdahulu adalah ilmu dan teknologi penyerasian antara tenaga kerja dengan alat-alat atau mesin dan lingkungan kerja, sehingga dapat mengurangi atau mencegah kejenuhan, kelelahan dan penyakit pada tenaga kerja.

  • 3. ASPEK PELAYANAN KESEHATAN

    Pelayanan kesehatan ditempat kerja meliputi antara lain:Usaha pencegahan penyakit.Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.Pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus.Pengobatan.Rehabilitasi.Disampin itu untuk pengembangan pemeliharaan kesehatan ditempat kerja akan meliputi :Kebersihan lingkungan.Penyediaan air minumPenyediaan poliklinik atau rumah sakit.Keluarga berencana.Bimbinghan untuk hidup sehat.

  • 4. GIZI KERJA DAN KESEHATAN JASMANI

    Karena tingkat pengahasilan pekerja di Indonesia pada umumnya rendah,maka tingkat gizi dan kesehatan pekerja rendah, sehingga diperlukan usaha langsung yang dapat meningkatkan gizi pekerja. Demikian pula penyuluhan kepada para pekerja perlu diberikan, sehinga mereka dapat memanfaatkan penghasilanya yang terbatas itu secara lebih efisien.

  • B. KESELAMATAN KERJA

    Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja. Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat & kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran, & ledakan.Sasaran : Tempat kerja: darat, udara, dalam tanah, permukaan air, dalam air. Mencakup: Proses produksi & distribusi (barang & jasa)Peranan keselamatan kerja meliputi :Aspek teknis: Upaya preventif utk mencegah timbulnya resiko kerjaAspek Hukum: Sebagai perlindungan bagi tenaga kerja (TK) & orang lain di tempat kerja Aspek ekonomi: Untuk efisiensi

  • Aspek sosial: Menjamin kelangsungan kerja & penghasilan bagi kehidupan yang layakAspek kultural: Mendorong terwujudnya sikap & perilaku yang disiplin, tertib, cermat, kreatif, inovatif, & penuh tanggung jawab.Sasaran keselamatan kerja ditujukan utk melindungi TK & orang lain yg berada di tempat kerja, terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.

  • Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Namun mengapa masih saja terjadi kecelakaan ketika karyawan sedang bekerja. Lalu timbul pertanyaan yang seharusnya dijawab pihak manajemen; Faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya? Seberapa jauh perusahaan memfasilitasi karyawannya agar tidak terjadi kecelakaan sampai titik terendah. Apa saja bentuk perlindungan keselamatan kerja? Apakah perusahaan juga menyediakan asuransi kecelakaan kerja bagi para karyawannya? Apakah K3 sudah menjadi bagian dari strategi bisnisnya?(Batas)

  • PENERAPAN PROGRAM K3 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Penerapan Program K3 diperusahaan atau tempat kerja mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan derajad kesehatan tenaga kerja, karena dengan meningkatnya derajad kesehatan tenaga kerja, maka akan terjadi peningkatan produktivitas, sebab antara kesehatan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas ada korelasi yang sangat herat.

    Adapun program K3 yang dapat dilakukan, antara lain meliputi:Perbaikan gizi tenaga kerja.Pemeliharaan Kesehatan tenaga kerja.Peningkatan kondisi lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan.Penyerasian tenaga kerja dengan alat-alat kerja dan atau mesin.

  • Dengan dilaksanakannya Program K3 di perusahaan atau ditempat kerja, maka tenaga kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih bergairah dan penuh semangat. Dengan demikian jumlah hari absensi tenaga kerja karena sakit dapat diturunkan, biaya pengobatan dan perawatan pekerja dapat ditekan dan kecelakaan kerja sebagai akibat kelalaian pekerja sejauh mungkin dapat dihindari, atau setidak-tidaknya dapat dikurangi, sehingga kerugian yang dapat timbul sebagai akibat kesehatan pekerja yang buruk dan kondisi lingkungan kerja yang tak memadai, akhirnya bisa dihindari atau setidak-tidaknya dikurangi. Semuanya itu dapat dipandang sebagai bagian dari peningkatan produktivitas bagi perusahaan atau tenaga kerja.

  • TANTANGAN MASA DEPAN K3

    Tak ada pilihan lain bagi perusahaan atau industri atau apapun namanya yang menyakut pekerja atau mempekerjakan tenaga kerja, selain melaksanakan program K3 di tempat kerja, baik sebagian ataupun seluruhnya. Karena Program Hiperkes secara langsung dapat memelihara, mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan tenaga kerja tersebut, maka produktivitas tenaga kerja akan meningkat dan pada gilirannya akan memberikan keuntungan langsung kepada perusahaan dan dengan demikian kesempatan terbuka luas bagi pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluargannya. Bagi masyarakat sendiri, program K3 akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kwalitas hidup masyarakat.

  • Sungguhpun demikian masih banyak sekali perusahaan yang masih enggan atau kurang perhatriannya terhadap Program K3, baik perusahaan itu kurang memahami manfaat program K3, maupun perusahaan melihat program K3 sebagai beban biaya tambahan dan tidak melihat manfaat yang lebih besar yang akan diperoleh. Oleh sebab itu diperlukan memasyarakatkan dan sekaligus memasarkan K3 ini baik dikalangan pengusaha maupun di kalangan Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi semakin penting, karena k3 sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner perlu disebarluaskan dan terutama sekali perlu dikembangkan, sehingga dengan demikian kwalitas dan kwantitas Ahli K3 dapat ditingkatkan, karena dimasa yang akan datang, tak pelak lagi Ahli K3 sangat dibutuhkan kehadirannya.