materi dasar k3

52
MATERI (SLIDE) DASAR DASAR K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) PENGERTIAN (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007 . Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut : Filosofi (Mangkunegara) : Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Keilmuan : Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. OHSAS 18001:2007 : Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja. DASAR HUKUM PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJA Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) memiliki beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) . Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :

Upload: sigitmd81

Post on 12-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Dasar k3

MATERI (SLIDE) DASAR DASAR K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)  

PENGERTIAN (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standarOHSAS 18001:2007.

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Filosofi (Mangkunegara) :

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani

maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil

karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

Keilmuan :

Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran

lingkungan.

OHSAS 18001:2007 :

Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan

kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)

di tempat kerja.

DASAR HUKUM PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJAPenerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :

1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.3. Adanya bahaya kerja  di tempat itu.

Page 2: Materi Dasar k3

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan danpenyakit akibat kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :

1. Tempat kerja  dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.

2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari seratus orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.

3 TUJUAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJAPenerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki bebrapa tujuan dalam pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

PENGERTIAN (DEFINISI) BAHAYA DAN 5 FAKTOR BAHAYA K3 DI TEMPAT KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan ataupenyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :

Faktor Bahaya Biologi 1. Jamur.2. Virus.3. Bakteri.

Page 3: Materi Dasar k3

4. Tanaman.5. Binatang.

Faktor Bahaya Kimia

1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya2. Beracun.3. Reaktif.4. Radioaktif.5. Mudah Meledak.6. Mudah Terbakar/Menyala.7. Iritan.8. Korosif.

Faktor Bahaya Fisik/Mekanik

1. Ketinggian.2. Konstruksi (Infrastruktur).3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.4. Ruangan Terbatas (Terkurung).5. Tekanan.6. Kebisingan.7. Suhu.8. Cahaya.9. Listrik.10. Getaran.11. Radiasi.

Faktor Bahaya Biomekanik

1. Gerakan Berulang.2. Postur/Posisi Kerja.3. Pengangkutan Manual.4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

Faktor Bahaya Sosial-Psikologis

1. Stress.2. Kekerasan.3. Pelecehan.4. Pengucilan.5. Intimidasi.6. Emosi Negatif.

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKODitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Page 4: Materi Dasar k3

Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan suatu fungsi.

Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko. Untuk menentukan kagori suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel matriks resiko di bawah :

Tabel Matriks Resiko

KEPARAHAN

Sangat Ringan RinganSedan

gBerat Sangat Berat

FREKUENSI

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Sedang Rendah SedangSedan

gTinggi Ekstrim

Jarang Rendah SedangSedan

gTinggi Tinggi

Sangat Jarang Rendah RendahSedan

gSedang Tinggi

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan dari tabel matriks resiko di atas :

Kategori Keseringan

Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Sangat JarangTerjadi 1X dalam masa lebih dari 1

tahunProbabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja

orang lebih

Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahunProbabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja

orang

Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan Probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja orang

Sering Bisa terjadi 1X dalam seminggu Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja orang

Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari tabel matriks resiko :

Kategori Keparahan

Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Sangat RinganTidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja

dapat langsung bekerja kembaliTotal kerugian kecelakaan kerja

kurang dari Rp. 1.000.000

Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja kembali

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.000.000 – Rp.

Page 5: Materi Dasar k3

1.500.000

SedangMendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada

hilang jam kerja lebih dari 1X24 jam

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.500.000 – Rp.

5.000.000

ParahMemerlukan tindakan medis lanjut/rujukan,

cacat sementara, terdapat jam kerja hilang 1X24 jam

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 5.000.000 – Rp.

10.000.000

Sangat ParahCacat Permanen, Kematian, terdapat jam kerja

hilang lebih dari 1X24 jamTotal kerugian kecelakaan kerja

lebih dari Rp. 10.000.000

Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang dihasilkan dari penilaian matriks resiko :

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko yang paling tepat berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian resiko/bahaya K3.

5 HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO / BAHAYA K3Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian   memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat pada tabel di bawah :

HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3

ELIMINASI Eliminasi Sumber Bahaya Tempat Kerja/Pekerjaan Aman Mengurangi Bahaya

SUBSTITUSI Substitusi Alat/Mesin/Bahan

Page 6: Materi Dasar k3

PERANCANGANModifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih Aman

ADMINISTRASIProsedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda Bahaya,Rambu, Poster, Label Tenaga Kerja Aman Mengurangi

PaparanAPD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja

Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada gambar di bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko

PENGERTIAN (DEFINISI) INSIDEN, KECELAKAAN KERJA DAN NEARMISSDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Dalam standar OHSAS 18001:2007 dijabarkan beberapa definisi (pengertian) mengenai Insiden, Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga

Page 7: Materi Dasar k3

istilah di atas memiliki pengertian, arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah :

Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapatterjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.

Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.

Kecelakaan Kerja

Page 8: Materi Dasar k3

Nearmiss

INVESTIGASI (PENYEBAB) KECELAKAAN KERJA | EFEK DOMINO KECELAKAAN KERJA (H.W. HEINRICH)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugianlainnya.

Terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.

Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action). Kondisi tidak aman, beberapa contohnya antara lain : tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada kemasan bahan (material) berbahaya, dsj. Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhirambu-rambu di tempat kerja, tidak melaporkan

Page 9: Materi Dasar k3

adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.

Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian   di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dsj. Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.

Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.

Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain. Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.

Teori Penyebab kecelakaan

KERUGIAN KECELAKAAN KERJA (TEORI GUNUNG ES KECELAKAAN KERJA)

Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerjakerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil daripada kerugian keseluruhan.

Page 10: Materi Dasar k3

Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :

Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :

1. Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.2. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).

Biaya Tidak Langsung :

1. Kerusakan Bangunan2. Kerusakan Alat dan Mesin3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material4. Gangguan dan Terhentinya Produksi5. Biaya Administratif6. Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat7. Sewa Mesin Sementara8. Waktu untuk Investigasi9. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang10.Biaya Perekrutan dan Pelatihan11.Biaya Lembur (Investigasi)12.Biaya Ekstra Pengawas(an)13.Waktu untuk Administrasi14.Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera15.Kerugian Bisnis dan Nama Baik

Perbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah berikut :

Gunung Es Kecelakaan Kerja

Page 11: Materi Dasar k3

PIRAMIDA KECELAKAAN KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi menuju 1 (satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen). Lebih jelasnya dapat dijabarkan dalam teori piramida  kecelakaan kerja  sebagai berikut :

Setiap terdapat 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen) maka di dalam 1 (satu) kejadian fatal tersebut terdapat 10 (sepuluh) kejadian kecelakaan ringan dan 30 (tiga puluh) kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan aset/properti/alat/bahan serta 600 (enam ratus) kejadian nearmiss (hampir celaka) sebelum terjadi 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal tersebut. Piramida kecelakaan kerja tersebut menggambarkan bahwa untuk (guna) mencegah kecelakaan fatal di tempat kerja, maka harus terdapat upaya untuk menghilangkan (mengurangi) kejadian-kejadian nearmiss ditempat kerja sehingga probabilitas menuju kejadian kecelakaan fatal dan kejadian-kejadian lain sebelum menuju adanya 1 (satu) kejadian fatal dapat dikurangi (tidak ada). Ilustrasi piramida kecelakaan kerja sebagaimana gambar di bawah :

Piramida Kecelakaan Kerja

3 UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Page 12: Materi Dasar k3

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (organisasi). Upaya pencegahankecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian juga untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :

1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja :

o Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Amano Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman

2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :

o Pelatihan dan Pendidikano Konseling dan Konsultasio Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi

3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :o Prosedur dan Aturano Penyediaan Sarana dan Prasaranao Penghargaan dan Sanksi

PENGERTIAN (DEFINISI), CONTOH, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain (karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja), dsb.

Page 13: Materi Dasar k3

Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ;Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ;Psikologi  (Stress, dsb).

Untuk mencegah penyakit akibat kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain :

1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.3. Pelayanan Kesehatan.4. Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih

nyaman

STRUKTUR SUSUNAN UNIT ORGANISASI TIM TANGGAP DARURAT K3 (EMERGENCY RESPONSE TEAM)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera agar (supaya) tidak terjadi kecelakaan (fatal).

Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk menanggulangi keadaaan darurat dalam lingkungan suatu organisasi (perusahaan). Unit kerja tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.7 Emergency Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari perencanaan untuk memenuhi klausul OHSAS 18001:2007 tersebut antara lain :

Mendefisinikan Potensi Keadaan Darurat, diantaranya :

1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran Perusahaan dalam waktu singkat.

2. Peledakan spontan pada tangki, bin, silo, dsb.3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala besar

dan tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut,

Gunung Meletus, dsb).5. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan Perusahaan.7. Kecelakaan / Keracunan Massal.

Mendefinisikan Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat :

Page 14: Materi Dasar k3

1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.2. Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh

karyawan secara berkala.3. Melaksanakan pertemuan rutin/nonrutin kinerja Unit Tanggap Darurat.

Mendefinisikan Peran, Wewenang dan Tanggung Jawab Unit Tanggap Darurat :

Peran Wewenang dan Tanggung Jawab

Ketua

1. Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat Perusahaan

2. Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan latihan tanggap darurat di lingkungan Perusahaan.

4. Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit Tanggap Darurat.

5. Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.

Sekretaris

1. Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.2. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan

prasarana tanggap darurat Perusahaan.3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan

dengan tanggap darurat Perusahaan.

Koordinator1. Mengoordinasi kinerja semua regu Unit Tanggap Darurat.

Regu Pemadam Kebakaran

1. Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman, selamat dan efektif.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

Regu Evakuasi

1. Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat dan cepat.2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana

evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun teruka kepada Regu P3K, Koordinator maupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat.

Regu P3K

1. Melaksanakan tindakan P3K.2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K

di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang memerlukan tindakan medis lanjut pihak ke tiga di luar Perusahaan.

Page 15: Materi Dasar k3

Logistik1. Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan,

minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).

Transportasi1. Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar

lingkungan Perusahaan.

Komunikasi Internal

1. Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.

2. Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat dapat dilangsungkan secara baik dan lancar.

Komunikasi Eksternal

1. Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

2. Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat (Kepolisian/Warga).

Keamanan1. Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal selama

berlangsungnya tanggap darurat Perusahaan.

Struktur Susunan Unit Organisasi Tim Tanggap Darurat K3 (Emergency Response Team)

PENGERTIAN (DEFINISI) API DAN KEBAKARAN

Page 16: Materi Dasar k3

Segitiga Api

Pengertian (Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya. Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga api.

Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.

4 TAHAP - TAHAP KEBAKARANDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.

Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :

1. Tahap Kebakaran Munculo Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar).o Dapat padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai

tahap kebakaran selanjutnya.o Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan diri.

2. Tahap Kebakaran Tumbuho Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.o Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di

sekitar api karena panas tinggi).o Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian

bagi petugas pemadam.3. Tahap Kebakaran Puncak

o Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan.o Nyala api paling panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang

terperangkap di dalamnya.4. Tahap Kebakaran Reda (Padam)

o Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-tahap kebakaran lainnya.

Page 17: Materi Dasar k3

o Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran).

o Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru secara.

o Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).

Gambar di bawah mengilustrasikan tahap-tahap kebakaran dari muncul api sampai kebakaran reda (padam) :

Tahap - Tahap Kebakaran

5 CARA (METODE) MEMADAMKAN API / KEBAKARANDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan dan pemutusan. Masing-masing penjelasannya antara lain :

1. Pendinginano Menghilangkan unsur panas.o Menggunakan media bahan dasar air.

2. Isolasi

Page 18: Materi Dasar k3

o Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.

o Menggunakan media serbuk ataupun busa.3. Dilusi

o Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.o Menggunakan media gas CO2.

4. Pemisahan Bahan Mudah Terbakaro Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.o Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

5. Pemutusan Rantai Reaksio Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk

mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.o Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang

dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

6 KELAS (KLASIFIKASI) KEBAKARAN MENURUT NFPA (NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kebakaran diklasifikan (dikelaskan) menurut sumber apinya. Klasifikasi (kelas) kebakaran yang secara umum dirujuk secara Internasional  ialah klasifikasi  (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association)Amerika. Riwayat paling akhir, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.

Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif menurut sumber api / kebakaran, juga berguna untuk menentukan aman tidaknya jenis media pemadam tertentu untuk memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan sumber api/kebakarannya. Tabel di bawah memberikan penjelasan singkat mengenai klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA beserta media pemadam efektif dan aman digunakanmemadamkan kebakaran berdasarkan kelas kebakaran masing-masing.

KELAS KEBAKARAN PEMADAM

Page 19: Materi Dasar k3

Padat Non Logam

Kertas, Kain, Plastik, Kayu

Air, Uap Air, Pasir, Busa, CO2, Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia

Gas/Uap/Cairan

Metana, Amoniak, Solar

CO2, Serbuk Kimia Kering, Busa

Listrik

Arus Pendek

CO2, Serbuk Kimia Kering, Uap Air

Logam

Aluminium, Tembaga, Besi, Baja

Serbuk Kimia sodium Klorida, Grafit

Radioaktif

Bahan-Bahan Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

Bahan Masakan

Lemak dan Minyak Masakan

Cairan Kimia, CO2

TATA CARA PENGGUNAAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAMDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Page 20: Materi Dasar k3

Pengertian (Definisi) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran (berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut ialah tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam :

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.2. Arahkan selang ke titik pusat api.3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.4. Sapukan secara merata sampai api padam.

Yang perlu diperhatikan :

1. Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api.

2. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.

JENIS-JENIS APD (ALAT PELINDUNG DIRI)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (Definisi) Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya   dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan   tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Terdapat berbagai macam/jenis APD di antaranya ialah sebagai berikut :

Page 23: Materi Dasar k3

Rompi Nyala

Sabuk Pengaman

Jas Hujan

PENGERTIAN DAN PROSEDUR LOTO (LOCKOUT TAGOUT)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian / Definisi LOTO (Lockout Tagout) ialah suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat berbahaya secara tepat telah dimatikan dan tidak akan menyala kembali selama pekerjaan berbahaya atapun pekerjaan perbaikan / perawatan sedang berlangsung sampai dengan pekerjaan tersebut telah selesai.

Prosedur Umum LOTO (Lockout Tagout) antara lain :

1. Mengidentifikasi Sumber Energi.

Page 24: Materi Dasar k3

2. Mengisolasi dan mematikan Sumber Energi.3. Mengunci dan Memberi Tanda Bahaya pada Sumber Energi.4. Memastikan Efektivitas Isolasi Sumber Energi.

Gambar Peralatan LOTO (Lockout Tagout) :

Peralatan Pengunci Berbagai Macam Sumber Energi LOTOGambar Tanda /Label LOTO (Lockout Tagout) :

Page 25: Materi Dasar k3

Label / Tanda (Tag) LOTO (Lockout Tagout)Gambar Penerapan LOTO (Lockout Tagout) di Tempat Kerja :

Penerapan LOTO (Lockout Tagout) pada Valve (Kran) Perpipaan

Page 26: Materi Dasar k3

Penerapan LOTO (Lockout Tagout) Pada Panel Listrik

Contoh Penerapan Stasiun LOTO di Tempat Kerja

FORM IZIN KERJA K3Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan yang mengandung bahaya/resiko tinggi. Tujuan dari izin kerja ialah unyuk memantau seluruh potensi bahaya dari area/situasi/aktivitas operasional rutin maupun non-rutin di tempat kerja serta untuk memastikan segala area/situasi/aktivitas pekerjaan berbahaya/beresiko tinggi sudah terdapat pengendalian sehingga aman untuk dilangsungkan perkerjaan bersangkutan.

Page 27: Materi Dasar k3

Pengurusan izin kerja dilaksanakan oleh tenaga kerja bersangkutan (ataupun kontraktor, pemasok, dsb) dengan petugas/pengawas K3 serta Manajer Area bersangkutan. Pekerjaan yang termasuk diatur dalam izin kerja antara lain :

1. Izin Kerja Pekerjaan Panas (Las, Gerinda, dsb).2. Izin Kerja bekerja di  ketinggian ekstrim (Pekerjaan Konstruksi/Perbaikan di

atas 2m).3. Izin Kerja Pekerjaan Listrik Tegangan Tinggi (Arus Besar).4. Izin Kerja bekerja di ruang terbatas (terkurung).5. Izin Kerja Pekerjaan Tangki dan Perpipaan.6. Izin Kerja Pekerjaan dengan Alat Berat (Crane, Excavator, Backhoe, Shovel,

dsj).7. Izin Kerja Pekerjaan Galian.

Page 29: Materi Dasar k3

PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN 5R (5S) DI TEMPAT KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) 5R (5S) ialah cara (metode) untuk mengatur / mengelolatempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.Penerapan 5R bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di tempat kerja.

Adapun manfaat penerapan 5R (5S) di tempat kerja antara lain :

1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.

2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi luas/lapang.

3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.

4. Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di tempat kerja.

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN 5R (5S) DI TEMPAT KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu : Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan Rajin. Masing-masing penjelasan penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :

1. Ringkas o Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.

Page 30: Materi Dasar k3

o Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.

o Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.o Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

2. Rapi o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan

penggunaannya.o Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah

ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya.3. Resik

o Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.o Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.

4. Rawat o Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

5. Rajin o Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.

PENGENDALIAN (MANAJEMEN) VISUAL DALAM PENERAPAN 5R (5S) DI TEMPAT KERJADitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengendalian Visual merupakan bentuk penerapan 5R langkah R yang ke-2 (dua) yaitu "Rapi". Langkah ini dilakukan dengan cara menata / mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja dan juga menata /mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaan serta pengaturan/pengendalian (manajemen) secara visual peralatan/barang di tempat kerja dengan label/tanda dengan maksud/tujuan barang/peralatan lebih cepat/mudah ditemukan sehingga terdapat keteraturan di tempat kerja.

Manfaat dari pengaturan (pengendalian) visual ialah supaya orang ataupun orang lain (tamu/pengunjung) di tempat kerja dapat dengan mudah mengetahui (memahami) situasi tempat/area kerja secara langsung bahkan tanpa harus menanyakan kepada petugas yang bekerja di tempat kerja.

Pengendalian visual dapat dilakukan dengan memberi tanda/nama/label pada lantai kerja, pada peralatan, pada laci/rak, kotak penyimpanan, dsb. Untuk lebih memudahkan penerapannya, maka dapat ditambahkan sistem kode warna dalam mengorganisir tanda/nama/label tempat kerja.

Berikut adalah contoh label dan kode warna sebagai pengaturan (pengendalian) visual dalam mengorganisir tempat kerja : 

Page 31: Materi Dasar k3

LABEL KETERANGAN

Batas Area Kerja.Batas Ruangan Kerja.Batas Jalur Lalu Lintas.

Produk Jadi.Sarana Umum.

Barang/Bahan Baku.Sarana P3K.Sarana Keselamatan.Sarana Darurat & Evakuasi.Jalur Pejalan Kaki.

Barang/Bahan yang akan diproses.

Barang/Bahan Inspeksi QC.

Produk/Bahan Ditolak (Reject).Sisa Pekerjaan yang tidak terpakai.Tanda Berhenti.

Rak/Lemari.Meja.Perlengkapan/Peralatan/Mesin.

Area terbatas untuk tujuan operasional.

Mesin/Alat Berbahaya.Area terbatas untuk keselamatan.Sarana Darurat Kebakaran.

Zona Mengandung Bahaya.

Contoh format pemasangan label pada lantai area kerja :

Page 32: Materi Dasar k3

Penerapan Pengendalian Tanda Visual Pada Lantai Area Kerja

Contoh Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja :

Contoh Penerapan Pengendalian Visual 5R di Tempat Kerja

LABEL (TANDA) KODE WARNA PERPIPAANDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Label (tanda) dan Kode Warna Perpipaan secara umum merujuk pada standar ANSI A13.1-2007 (American National Standards Institute) dimana terdapat 6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan yang diatur sebagaimana tabel di bawah berikut :

LABEL KETERANGAN

Page 33: Materi Dasar k3

Air yang dapat diminum.Air Boiler.Air Pendingin.Air Lainnya.

Gas Bertekanan.

Pipa Pemadam Kebakaran.

Bahan Mudah Terbakar.

Bahan Mudah Menyala (Bahan Bakar).

Bahan Beracun.Bahan Korosif.

Adapun ukuran label (tanda) berbeda-beda menurut ukuran pipa sebagaimana ada pada tabel di bawah :

UKURAN PIPA LEBAR LABEL TINGGI HURUF

¾ inch – 1 ¼ inch

8 inch ½ inch

1 ½ inch – 2 inch 8 inch ¾ inch

2 ½ inch – 6 inch 12 inch 1 ¼ inch

8 inch – 10 inch 24 inch 2 ½ inch

> 10 inch 32 inch 3 ½ inch

Untuk pipa dengan ukuran kurang dari 3/4 inch direkomendasikan untuk membuat tanda yang mudah dilihat secara permanen.

Label (tanda) harus mudah dilihat, terdapat di setiap belokan pipa, sambungan pipa,

Page 34: Materi Dasar k3

juga pipa yang melewati dinding serta penempatan label (tanda) dipasang setiap interval 7 meter - 15 meter.

Contoh Pemasangan Label dan Kode Warna Perpipaan Pada Sambungan Pipa

Contoh Pemasangan Label dan Kode Warna Perpipaan Pada Dinding dan Atap Bangunan

LABEL (TANDA/SIMBOL) KEMASAN BAHAN (MATERIAL) BERBAHAYA / B3Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Page 35: Materi Dasar k3

Label (Simbol) Kemasan Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) secara umum merujuk pada Globally Harmonized System - United Nations (GHS) yang diterbitkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa). Label dipasang per satuan kemasan bahan berbahaya ataupun paket kemasan bahan (material)  berbahaya. Terdapat 9 (sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Beracun dan Berbahaya), antara lain :

Simbol Kemasan Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan

Simbol Kemasan Bahan Beracun

Simbol Kemasan Bahan Mudah Meledak

Page 38: Materi Dasar k3

PERINGATAN !!!

BAHAN PENYEBAB IRITASI

Gunakan sarung tangan karet saat menggunakan bahan. Selau tutup rapat kemasan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan kemasan di

tempat yang sejuk.

JIKA TERKENA KULIT : Segera basuh dengan air yang banyak.

Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk secara aman

PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098

Contoh Penerapan Label (2) :

TOXFLAM

(CxHyOz)

BAHAYA !

Page 39: Materi Dasar k3

BAHAN BERACUN & MUDAH TERBAKAR

Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah penggunaan. Hindarkan dari sumber api. Selalu tutup rapat kemasan.

JIKA TERTELAN  : Segera hubungi dokter dan Rumah Sakit.

JIKA TERBAKAR  : Gunakan Media CO2 & Tepung Kimia Kering.

Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk secara aman

PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098

Contoh Pemasangan Label Kemasan Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) :

Contoh Pemasangan Label Pada Kemasan

LABEL (TANDA/SIMBOL) TRANSPORTASI BAHAN (MATERIAL) BERBAHAYA / B3Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Page 40: Materi Dasar k3

Label Transportasi Bahan/Material Berbahaya (B3 | Bahan Beracun & Berbahaya) secara umum merujuk pada U.S Department of Transportation(DOT) atau Departement Transportasi Amerika Serikat. Label (plakat) secara umum dipasang pada kendaraan pengangkut juga pada kemasan paket baik itu transportasi darat, udara dan laut ataupun transportasi khusus lainnya. Secara umum terdapat 9 (sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) antara lain :

Plakat Kelas

Kelas 1 – Mudah Meledak :1.1–Bahaya Peledakan Besar (Seluruh Muatan).1.2–Bahaya Serpihan Ledakan.1.3-Bahaya Api Ledakan.1.4-Bahaya Ledakan Ringan.1.5-Sensitivitas Ledakan Kecil.1.6-Sensitivitas Ledakan Sangat Kecil.

Page 41: Materi Dasar k3

Kelas 2 – Gas :2.1–Gas Mudah Terbakar.2.2–Gas Bertekanan (Tidak Mudah Terbakar).2.3–Gas Beracun.2.2–Gas Korosif (Hanya di Kanada).

Kelas 3 – Cairan/Uap Mudah Terbakar

Kelas 4 – Padatan Mudah Terbakar :4.1–Padatan Mudah Terbakar.4.2–Spontan Mudah Terbakar.4.3–Berbahaya Jika Terkena Air.

Page 42: Materi Dasar k3

Kelas 5 – Oksidator :5.1–Oksidator.5.2–Oksidator Organik.

Kelas 6 – Beracun :6.1–Bahan Beracun.6.2–Menyebabkan Infeksi.

Page 43: Materi Dasar k3

Kelas 7 – Radioaktif

Kelas 8 – Korosif

Kelas 9 – Bahaya Lain :Bahan berbahaya yang tidak termasuk kategori di atas.

Transportasi dengan muatan lebih dari dua karakter bahaya pada satu muatan transportasi dengan besaran muatan yang hampir/sama besar.

Contoh Pemasangan Label :

Label (Simbol) Bahan (Material) Berbahaya Pada Paket Kemasan

Page 45: Materi Dasar k3

Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 dimana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri  yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

3 KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS) TERHADAP PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 dimana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

Page 46: Materi Dasar k3

3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri  yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

3 KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS) TERHADAP PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 dimana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri  yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

Page 47: Materi Dasar k3