dari kementerian sekretariat negara republik...

21
MATRIKS TANGGAPAN DPR ATAS USULAN PERBAIKAN NASKAH RUU TENTANG PANGAN DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 10/11/2012 I. Batang Tubuh NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN TANGGAPAN DPR 1. DENGAN RAHMATTUHAN YANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Disesuaikan dengan UU No. Setuju usul perbaikan a MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 12 Tahun 2011 / 2. Pasal 1 angka 41 Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah adalah Gubemur, Bupati, Penulisan disesuaikan dengan Tetap hasil DPR, sesuai gubernur, bupati atau walikota, dan atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai Pasal 1 angka 3 UU No 32 dengan EYD (Ejaan Yang-- perangkat daerah sebagai unsur unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Tahun 2004 tentang Disempurnakan). penyelenggara pemenntahan Pemerintahan Daerah daerah. 3. Pasal 27 ayat (2) Cadangan Pangan Pemerintah, Cadangan Pangan Pemerintah sebagaimana Teknik penulisan (penggunaan Setuju usul perbaikan & sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) diutamakan bersumber tanda baca koma setelah kata (1) diutamakan bersumber dari dari Produksi Pangan dalam negeri. "Pemerintah" dihilangkan Produksi Pangan dalam negeri. / 4. Pasal 29 ayat (2) Cadangan Pangan Pemerintah Cadangan Pangan pemerintah provinsi, Konsistensi dengan Pasal 29 Setuju usul perbaikan Provinsi, Pemerintah pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah ayat(1) Kabupaten/Kota, dan Pemerintah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Desa sebagaimana dimaksud pada bersumber dari produksi dalam negeri. ayat (1) bersumber dari produksi dalam negeri. ./ 1 ARSIP DPR-RI

Upload: dangcong

Post on 10-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

MATRIKS TANGGAPAN DPR ATAS USULAN PERBAIKAN NASKAH RUU TENTANG PANGAN DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

10/11/2012

I. Batang Tubuh

NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN TANGGAPAN DPR

1. DENGAN RAHMATTUHAN YANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Disesuaikan dengan UU No. Setuju usul perbaikan a MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 12 Tahun 2011 /

2. Pasal 1 angka 41

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah adalah Gubemur, Bupati, Penulisan disesuaikan dengan Tetap hasil DPR, sesuai gubernur, bupati atau walikota, dan atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai Pasal 1 angka 3 UU No 32 dengan EYD (Ejaan Yang--perangkat daerah sebagai unsur unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Tahun 2004 tentang Disempurnakan).

~ penyelenggara pemenntahan Pemerintahan Daerah daerah.

3. Pasal 27 ayat (2)

Cadangan Pangan Pemerintah, Cadangan Pangan Pemerintah sebagaimana Teknik penulisan (penggunaan Setuju usul perbaikan

& sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) diutamakan bersumber tanda baca koma setelah kata (1) diutamakan bersumber dari dari Produksi Pangan dalam negeri. "Pemerintah" dihilangkan Produksi Pangan dalam negeri. /

4. Pasal 29 ayat (2)

Cadangan Pangan Pemerintah Cadangan Pangan pemerintah provinsi, Konsistensi dengan Pasal 29 Setuju usul perbaikan Provinsi, Pemerintah pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah ayat(1) Kabupaten/Kota, dan Pemerintah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Desa sebagaimana dimaksud pada bersumber dari produksi dalam negeri.

~ ayat (1) bersumber dari produksi dalam negeri.

./

1 ARSIP D

PR-RI

Page 2: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

,,,.,--

NO.

5.

HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN

""' '.~sal 30 ayat (2)

Penyelenggaraan Cadangan Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Konsistensi dengan Pasal 29 Pangan Pemerintah sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan ayat (1) dan ayat (2) dan dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan memperhatikan urutan dimulai dari secara terkoordinasi dengan Cadangan Pangan pemerintah provinsi, pemerintahan yang paling memperhatikan Cadangan Pangan pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah tinggi. Pemerintah Desa, Pemerintah desa. Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Provinsi.

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Rumusan disempurnC}lfan Pasal 30 ayat (2): lf> Penyelenggaraan Cadang~ Pangan Pemedntah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan memperhatikan Cadangan Pangan Pemerintah Desa, Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi.

6. Pasal 69 huruf f

pemberian jaminan keamanan dan Mutu Pangan; dan

pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Konsistensi dengan Pasal 86 Setuju usul perbaikan a......--Mutu Pangan; dan dan Pasal 89

7. Pasal 77 ayat ( 1)

Setiap Orang dilarang memproduksi Setiap Orang dilarang memproduksi Pangan Pangan yang dihasilkan dari proses yang dihasilkan dari proses Rekayasa Genetik rekayasa genetik yang belum yang belum mendapatkan persetujuan mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan. Kearn a nan Pangan sebelum diedarkan.

Konsistensi penulisan istilah yang terdapat dalam definisi "Rekayasa Genetik" Pasal 1 angka 33, sehingga frasa ditulis dengan huruf awal kapital

l Rumusan disempurnafan dan disesuaikan dengan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 33 dengan menghilangkan kata "proses" sebelum kata "rekayasa" dan menambahkan kata "pangan" setelah kata "genetik".

2 ARSIP D

PR-RI

Page 3: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN

8. Pasal 77 ayat (2)

Setiap Orang yang melakukan Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau kegiatan atau proses Produksi proses Produksi Pangan dilarang menggunakan Pangan dilarang rnenggunakan bahan baku, bahan tambahan Pangan, dan/atau ' lhan baku, bahan tambahan bahan lain yang dihasilkan dari proses Pangan, dan/atau bahan lain yang Rekayasa Genetik yang belurn mendapatkan dihasilkan dari proses rer<ayasa persetujuan Keamanan Pangan sebelum genetik yang belum mendapatkan diedarkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan.

KETERANGAN

Konsistensi penulisan istilah yang terdapat dalam definisi "Rekayasa Genetik" Pasal 1 angka 33, sehingga frasa ditulis dengan huruf awal kapital

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Sehinga rumusan menjadi:

Setiap Orang dilarang memproduksi Pangan yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan.

Konsistensi dengan perbaikan Pasal 77 ayat ( 1) sehingga rumusan menjadi:

Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses Produksi Pangan dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan Pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan.

3 ARSIP D

PR-RI

Page 4: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

.t ·-

NO. HASILDPR

Sa Pasal 78 ayat (1)

Pemerintah menetapkan persyaratan dan prinsip penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan metode Rekayasa Genetik dalam kegiatan atau proses Produksi Pangan, serta menetapkan persyaratan bagi pengujian Pangan yang dihasilkan dari proses Rekayasa Genetik.

8b Pasal 78 ayat (2)

Ketentuan mengenai persyaratan dan prinsip penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan metode Rekayasa Genetik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

USUL PERBAIKAN KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

K . . ~w ons1stens1 vuengan

perbaikan Pasal 77 ayat ( 1) sehingga rumusan menjadi:

Pemerintah menetapkan persyaratan dan pnns1p penelitian, pengembangan, dan pernanfaatan metode Rekayasa Genetik Pangan dalam kegiatan atau proses Produksi Pangan, serta menetapkan persyaratan bagi pengujian Pangan yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan.

Konsistensi dengan perbaikan Pasal 77 ayat ( 1) sehingga rumusan menjadi:

Ketentuan mengenai persyaratan dan pnns1p penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan metode Rekayasa Genetik Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah. ~

~

4 ARSIP D

PR-RI

Page 5: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

10/11/2012

NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN TANGGAPAN DPR

9. Pasal 81 ayat (2) huruf e

10.

11.

penanganan penanggulangan radioaktif;

limbah bahaya

dan penanganan limbah bahan bahaya zat radioaktit

dan penanggulangan Pengunaan nomenklatur Setuju usul perbaikan dikonsistensikan dengan a Pasal 1 angka 32 dan Pasal 80 ayat (1) ?

Bagian Ketujuh Jaminan Keamanan dan Mutu

Pangan

Bagian Ketujuh Konsistensi dengan Pasal 69, Setuju usul piarbaikan ~

Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan Pasal 86, Pasal 89 IL&.--

Pasal 94 ayat ( 1)

Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) mengenai pemenuhan standar mutu pangan, Pasal 89 mengenai label Kemasan .....

Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) mengenai pemenuhan standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan, Pasal 89 mengenai label Kemasan

lh, Konsistensi dengan Pasal 86 Tetap hasil DPR karena ayat (2), Pasal 89, dan Pasal berdasarkan hasil 93 pembahasan substansi

yang dikenakan sanksi administratif hanya yang terkait dengan Mu tu Pangan.

Koreksi pada penulisan Mutu Pangan sesuai Pasal 1 angka 36:

Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) mengenai pemenuhan standar Mutu Pangan, PasaJ 89 mengenai label Kemasan, Pasal 90 ayat (1)

5 ARSIP D

PR-RI

Page 6: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

10/11/2012

NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN TANGGAPAN DPR

mengenai Pangan tercemar, dan Pasal 93 mengenai Imper Pangan dikenai sanksi administratif.

12. Pasal 97 ayat (3) huruf i

~ usul bahan Pangan tertentu asal usul bahan Pangan tertentu Disesuaikan dengan bagian Setuju usul perbaikan penjelasan Pasal 97 ayat (3) huruf i

13. Pasal 100 ayat (1) ~ Setiap label tentang Pangan yang Setiap label Pangan yang diperdagangkan wajib Konsistensi dengan judul Setuju usul perbaikan diperdagangkan wajib memuat memuat keterangan mengenai Pangan dengan Bagian Kesatu dan Pasal 96 keterangan mengenai Pangan benar dan tidak menyesatkan. dengan benar dan tidak menyesatkan.

14. Pasal 104 ayat (1)

~ Setiap iklan tentang Pangan yang Setiap iklan Pangan yang diperdagangkan Konsistensi dengan Pasal 104 Setuju usul perbaikan diperdagangkan harus memuat harus memuat keterangan atau pernyataan ayat (3), judul Bagian Kedua, keterangan atau perr.yataan mengenai Pangan dengan benar dan tidak dan Pasal 107 mengenai Pangan dengan benar menyesatkan. dan tidak menyesatkan.

15. Pasal 104 ayat (2)

~ Setiap Orang dilarang memuat Setiap Orang dilarang memuat keterangan atau Konsistensi dengan Pasal 104 Setuju usul perbaikan keterangan atau pernyataan yang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan ayat (3), judul Bagian Kedua, tidak benar atau menyesatkan dalam iklan Pangan yang diperdagangkan. dim Pasal 107 dalam iklan tentang Pangan yang diperdagangkan.

6 ARSIP D

PR-RI

Page 7: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR

15a. Pasal 108 ayat (2) huruf a:

ketersediaan dan/atau kecukupan Pangan Pokok yang aman, bergizi, dan terjangkau oleh d_aya beli masyarakat;

16. . .3Sal 108 ayat (3) huruf a

USUL PERBAIKAN

Ketersediaan dan/atau kecukupan ketersediaan dan/ei:aA9atau kecukupan Pangan Pangan Pokok sebagaimana Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimaksud pada ayat (2) huruf a huruf a dilaksanakan oleh lembaga pemerintah dilaksanakan oleh lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang Pangan; urusan pemerintahan di bidang Pangan;

17. Pasal 108 ayat (3) huruf c

KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Menambah kata "dan" setelah tanda titik koma (;)~

ketersediaan dan/ata~ kecukupan Pangan Pokok yang aman, bergizi, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; dan

a. Perbaikan teknis penulisan. Tetap hasil DPR.

b. Konsistensi dengan Pasal 36 ayat (3) dan Pasal 127.

Persyaratan Keamanan Pangan, Persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, Konsistensi dengan Pasal 36 Tetap hasil DPR. Mutu Pangan, dan Gizi Pangan, dan Gizi Pangan, serta persyaratan label dan ayat (3) dan Pasal 127. serta persyaratan label dan iklan iklan Pangan sebagaimana d;maksud pada ayat Pangan sebagaimana dimaksud (2) huruf b, untuk Pangan Segar, dilaksanakan pada ayat (2) huruf b, untuk Pangan oleh lembaga pemerintah yang mempunyai Segar, dilaksanakan oleh lembaga tugas melaksanakan tugas pemerintahan di pemerintah yang menyelenggarakan bidang Pangan urusan pemerintahan di bidang Pangan.

7 ARSIP D

PR-RI

Page 8: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO.

18.

19.

20.

10/11/2012

HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN TANGGAPAN DPR

Pasal 118 ayat (2) huruf a

menciptakan produk Pangan yang menciptakan produk Pangan yang berdaya saing Perbaikan teknis penulisan Setuju usul perbail<an berdaya saing di tingkat lokal, di tingkat lokal, nasional, dan internasional; (insersi tanda baca titik koma nasional, dan internasional setelah kata "internasional")

Pasal122

Kerja sama internasional untuk pengembangan Pangan Lokal dapat dilakukan apabila diinisiasi oleh lembaga di dalam negeri setelah mendapat izin menteri yang membidanQi penelitian

Pasal 132 ayat (1)

Selain pejabat polisi negara Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pangan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan dalam tindak pidana di bidang Pangan __ suai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Hukum Acara Pidana.

Kerja sama internasional untuk pengembangan Pangan Lokal dapat dilakukan apabila diinisiasi oleh lembaga di dalam negeri setelah mendapat izin menteri yang membidangi penelitian.

Selain pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pangan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan dalam tindak pidana di bidang Pangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Hukum Acara Pidana.

Perbaikan teknis penulisan Setuju usul perbaikan (insersi tanda baca titik di akhir kalimat)

Konsistensi dengan Pasal 132 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) serta UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama Pasal 1angka3 dan angka 10

~./ Tetap hasil DPR. Dengan merujuk Pasal 1 angka 1 dan Pasal 6 Undang­Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Pasal 1 angka 1 berbunyi: "Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus o/eh undang-undang untuk melakukan penyidikan."

8 ARSIP D

PR-RI

Page 9: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO.

21.

22.

HASILDPR USUL PERBAIKAN

Pasal 132 ayat (3)

Penyidik pegawai negeri sipil Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) memberitahukan (1) memberitahukan dimulainya dimulainya penyidikan kepada penyidik pejabat penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. kepolisian negara Republik Indonesia.

Pasal 132 ayat (4)

Apabila pelaksanaan kewenangan Apabila pelaksanaan kewenangan sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (2) memerlukan tindakan (2) memerlukan tindakan penangkapan dan penahanan, penyidik p·~gawai penangkapan dan penahanan, negeri ~ipil melakukan koordinasi dengan penyidik pegawai negeri sipil penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik melakukan koordinasi dengan Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan pejabat penyidik kepolisian negara perundang-undangan. Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KETERANGAN

Perbaikan teknis penulisan dan disesuaikan dengan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama Pasal 1 angka 3 dan angka 10

Perbaikan teknis penulisan dan disesuaikan dengan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama Pasal 1 angka 3 dan angka 10

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Pasal 6 ayat (1) berbunyi:

"Penyidik ada/ah:

a. pejabat polisi negara Repub/ik Indonesia;

b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang."

Idem dengan angka 20 ~

Idem dengan angka 20 ~

9 ARSIP D

PR-RI

Page 10: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO.

23.

HASILDPR USUL ?ERBAIKAN

Pasal 132 ayat (5)

Penyidik pegawai negeri sipil Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) menyampa1kan hasil (1) menyampaikan hasil penyidikan peny1dikan kepada penuntut umum melalui kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik pejabat penyidik kepolisian negara Indonesia. Republik Indonesia.

23 a Pasal 133

Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja menimbun atau menyimpan melebihi jumlah . maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang mengakibatkan harga Pangan Pokok menjadi mahal atau melambung tinggi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Idem dengan angka 20

Menghapus tanda baca koma (,) sesudah frasa melambung tinggi.

Pasal 133

Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja menimbun atau menyimpan melebihi jumlah maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang mengakibatkan harga Pangan Pokok menjadi mahal atau melambung tinggi dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling ban~k Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). y

10 ARSIP D

PR-RI

Page 11: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR

23b Pasal 134

Setiap Orang yang melakukan ,...,~oduksi Pangan Olahan tertentu untuk diperdagangkan, yang dengan sengaja tidak menerapkan tata cara pengolahan Pangan, dan yang menghambat proses penurunan atau kehilangan kandungan Gizi bahan baku Pangan yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) dipidana dengan pidaha penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

lJSUL PERBAIKAN KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Perbaikan Pasal 134, konsistensi dengan Pasal 64 ayat (1), dengan menghapus tanda koma (,) serta menghapus k<lta "dan", dan menambah kata dapat.

-Pasal 134

Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan Olahan tertentu untuk diperdagangkan, yang dengan sengaja tidak menerapkan tata cara pengolahan Pangan yang dapat menghambat proses penurunan atau kehilangan kandungan Gizi bahan baku Pangan yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat ( 1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

11 ARSIP D

PR-RI

Page 12: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO.

24.

25.

HASILDPR USUL PERBAIKAN

Pasal 137 ayat (1)

Setiap Orang yang memproduksi Setiap Orang yang memproduksi Pangan yang Pangan yang dihasilkan dari proses dihasilkan dari proses Rekayasa Genetik yang rekayasa genetik yang belum belum mendapatkan persetujuan Keamanan mendapatkan persetujuan Pangan · sebelum diedarkan sebagaimana Keamanan Pangan sebelum dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana diedarkan, sebagaimana dimaksud dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana tahun atau denda paling banyak dengan pidana penjara paling lama Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pasal 137 ayat (2)

KETERANGAN

a. Perbaikan teknis penulisan (menghilangkan tanda baca koma setelah kata "diedarkan")

b. Konsistensi penggunaan definisi "Rekayasa Genetik"

Perbaikan teknis penulisan (menghilangkan tanda baca koma setelah kata "diedarkan") Konsistensi penggunaan definisi "Rekayasa Genetik"

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

K . . d&>/ ons1stens1 engan perbaikan Pasal 77 ayat (1) sehingga rumusan menjadi:

Setiap Orang yang memproduksi Pangan yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)._ .

Konsistensi ~ dengan perbaikan Pasal 77 ayat (1) sehingga rumusan menjadi: Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses Produksi Pangan dengan menggunakan bahan baku, bahan

Setiap Orang yang melakukan Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau a. kegiatan atau proses Produksi proses Produksi Pangan dengan menggunakan Pangan dengan menggunakan bahan baku, bahan tambahan Pangan, dan/atau bahan baku, bahan tambahan bahan lain yang dihasilkan dari proses Pangan, dan/atau bahan lain yang Rekayasa Genetik yang belum mendapatkan b. dihasilkan dari proses rekayasa persetujuan Keamanan Pangan sebelum genetik yang belum mendapatkan diedarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal persetujuan Keamanan Pangan 77 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara sebelum. diedarkan, sebagaimana oalino lama 5 (lima) tahun atau denda paling

--'-'-~---~~~-'---L~~~~~~~_,_~..__._~~~~~~~~~~~.J-~~~~~~~~~---'

12 ARSIP D

PR-RI

Page 13: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR

dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

25a Pasal 138

Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan, yang dengan sengaja menggunakan bahan apa pun sebagai Kemasan Pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

USUL PERBAIKAN

banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

tambahan Pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang be I um mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (Hrna) tahun atau denda paling ban yak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Menghilangkan tanda baca koma (,) sesudah frasa Pasal 83 ayat ( 1).

Pasal138

Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan, yang dengan sengaja menggunakan bahan apa pu'l sebagai Kemasan Pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia sebaaaimana

13 ARSIP D

PR-RI

Page 14: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR USUL PERBAIKAN KETERANGAN

26. Pasal 140

Setiap Orang yang memproduksi Setiap Orang yang memproduksi dan Konsistensi dengan Pasal 86, dan memperdagangkan Pangan memperdagangkan Pangan yang dengan Pasal 89, dan Pasal 93 yang dengan sengaja tidak sengaja tidak memenuhi standar Keamanan memenuhi standar keamanan Pangan dan Mutu Pangan sebagaimana Pangan sebagaimana dimaksud dimaksud Pasal 86 ayat (2) dipidana dengan Pasal 86 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana penjara paling lama 2 (dua) denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 tahun atau denda paling banyak (empat miliar rupiah). Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling ban yak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah}.

Tetap hasil DPR karena berdasarkan has ii pembahasan, substansi yang dikenakan sanksi pidana hanya yang terkait dengan Keamanan Pangan.

Penyempurnaan rumusan menambah kata da/1f :

Setiap Orang l.h yang memproduksi / dan memperdagangkan Pangan yang dengan sengaja tidak memenuhi standar Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

14

I

ARSIP D

PR-RI

Page 15: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR

26a. Pasal 142

Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja memproduksi, mengimpor, atau mengedarkan produk Pangan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 91 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

26b. Pasal 145

Setiap Orang yang dengan sengaja memuat keterangan atau pernyataan tentang Pangan yang diperdagangkan melalui iklan yang tidak benar atau menyesatkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)

USUL PERBAIKAN KETERANGAN

10/11/2012

TANGGAPAN DPR

Pasal 142 disempurn;::ikan, konsistensi dengan rujukan Pasal 91 ayat (1). n _ Pasal142 \[!,)/' Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap setiap Pangan Olahan yang dibuat di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Menghilangkan tanda koma (,) sesudah Pasal 104 ayat (2). Pasal 145

baca frasa

~/ Setiap Orang yang dengan sengaja memuat keterangan atau pernyataan tentang Pangan yang diperdagangkan melalui

15 ARSIP D

PR-RI

Page 16: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

NO. HASILDPR ' USUL PERBAIKAN

tahun atau denda paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).

10/11/2012

KETERANGAN TANGGAPAN DPR

iklan yang tidak benar atau menyesatkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).

JAKARTA, 12 NOVEMBER 2012,

Menyetujui PIMPINAN KOMISI IV DPR RI,

16 ARSIP D

PR-RI

Page 17: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

10/11/2012

II. Penjelasan

No.

1.

2.

3.

Hasil DPR Usul Perbaikan Keterangan Tanggapan DPR

Paragraf 3 line 7

Pemanfaatan pang an atau konsumsi Pangan dan gizi akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan.

Pemanfaatan pangan atau konsumsi Pangan dan Gizi akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan.

Perbaikan teknis penulisan agar Setuju usul perbaikan konsisten dengan penulisan kata

Paragraf 3 line 11

Hal itu dilakukan melalui pemenuhan asupan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, serta pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan.

Paragraf 4 line 2

Hal itu dil:ikukan melalui pemenuhan asupan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, serta pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan.

"Gizi" pada batang tubuh

Persyaratan Keamanan Pangan Persyaratan Keamanan Pangan, Konsistensi dengan Pasal 108 untuk kegiatan atau proses Mutu Pangan, dan Gizi Pangan ayat (2) huruf b dan konsistensi Produksi Pangan untuk dikonsumsi untuk kegiatan atau proses Produksi penulisan dengan batang tubuh harus dilakukan melalui Sanitasi Pangan untuk dikonsumsi harus RUU rangan, pengaturan terhadap dilakukan melalui Sanitasi Pangan, bahan tambahan Pangan, pengaturan terhadap bahan pengaturan terhadap Pangan tambahan Pangan, pengaturan produk rekayasa genetik dan terhadap Pangan produk Rekayasa lradiasi Pangan, penetapan standar Genetik dan lradiasi Pangan, Kemasan Pangan, pemberian penetapan standar Kemasan

Setuju usul perbaikan

Paragraf 4 baris 2 menjel~~ tentang Keamanan Pangan, sehingga kata "Persyaratan" diganti dengan "Penyelenggaraan" sehingga rumusan menjadi:

Penyelenggaraan Keamanan Pangan untuk kegiatan atau proses Produksi Pangan untuk dikonsumsi harus dilakukan melalui Sanitasi Pangan, pengaturan terhadap bahan

17

• ARSIP

DPR-R

I

Page 18: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

No. Hasil DPR Usul Perbaikan

jaminan Keamanan Pangan dan Pangan, pemberian jaminan Mutu Pangan, serta jaminan produk Keamanan Pangan dan Mutu halal bagi yang dipersyaratkan. Pangan, serta jaminan produk halal

bagi yang dipersyaratkan.

4. Paragraf 5 line 6

Keterangan

10/11/2012

Tanggapan DPR

tambahan Pangan, pengaturan terhadap Pangan produk rekayasa genetik dan lradiasi Pangan, penetapan standar Kemasan Pangan, pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan, serta jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan ketentuan mengenai label dan iklan tentang pangan ...

Sehubungan dengan hal tersebut, Konsistensi dengan Pasal 96, Setuju usul perbaikan

5.

6.

Paragraf 6 line 5

Oleh karena itu pemerintah wajib ...

Paragraf 8 line 3

Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan, masyarakat dapat berperan serta melalui pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan, dan konsumsi Pangan, penyelenggaraan Cadangan Pangan Masyarakat,

perlu ditetapkan ketentuan Pasal 97, dan Pasal 104 mengenai label dan iklan pangan

Oleh karena itu, Pemerintah wajib

Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan, masyarakat dapat oerperan serta melalui pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan, konsumsi Pangan, penyelenggaraan Cadangan Pangan Masyarakat, pencegahan dan

Perbaikan teknis penulisan kata "pemerintah" menjadi "Peme:intah" sesuai dengan batang tubuh RUU

Perbaikan teknis penulisan dengan menghilangkan kata "dc..n" masing-masing sebelum kata "konsumsi" dan "Keamanan"

Setuju usul perbaikan

Setuju usul perbaikan

18

• ARSIP

DPR-R

I

Page 19: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

No.

7.

Hasil DPR Usul Perbaikan

pencegahan dan penanggulangan penanggulangan rawan Pangan dan rawan Pangan dan Gizi, Gizi, penyampaian informasi dan penyampaian informasi dan pengetahuan Pangan dan Gi.zi, pengetahuan Pangan dan Gizi, pengawasan kelancaran pengawasan kelancaran penyelenggaraan Ketersediaan penyelenggaraan Ketersediaan Pangan, keterjangkauan Pangan, Pangan, keterjangkauan Pangan, Penganekaragaman Pangan, Penganekaragaman Pangan, dan Keamanan Pangan, dan/atau Keamanan Pangan, dan/atau peningkatan Kemandirian Pangan peningkatan Kemandirian Pangan rumah tangga rumah tangga

Paragraf 9 line 2

Undang-Undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi penyelenggaraan pangan yang mencakup 1) perencanaan Pangan; (2) ketersediaan Pangan; (3) keterjangkauan Pangan; (4) konsumsi Pangan dan Gizi; (5) keamanan Pangan; (6) label dan iklan Pangan; (7) pengawasan; (8) sistem informasi Pangan; (9) penelitian dan pengembangan Pangan; (10) kelembagaan Pangan; ( 11) peran serta masyarakat; dan (12) penyidikan.

Undang-Undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi Penyelenggaraan Pangan yang mencakup perencanaan Pangan, Ketersediaan Pangan, Keterjangkauan Pangan, konsumsi Pangan dan Gizi, Keamanan Pangan, label dan iklan Pangan, pengawasan, sistem informasi Pangan, penelitian dan pengembangan Pangan, kelembagaan Pangan, peran serta masyarakat, dan penyidikan.

Keterangan

Perbaikan teknis penulisan agar konsisten dengan penulisan pada batang tubuh RUU dan cara penyebutan bagian pada batang tubuh sebagaimana tercantum dalam paragraph 4

Tanggapan DPR

Setuju usul perbaikan

10/11/2012

19

• ARSIP

DPR-R

I

Page 20: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

No.

8.

9.

10.

Hasil DPR

Paragraf 10 line 2

Undang-Undang tentang Pangan ini menyesuaikan dengan perkembangan eksternal dan 'lternal tentang pangan di Indonesia

Pasal 69 huruf f alinea kesatu

Jaminan keamanan dan Mutu Pangan diberikan kepada Petani, Nelayan, Pembudi Daya lkan, dan Pelaku Usaha Pangan yang menyelenggarakan sistem jaminan mutu.

Pasal 97 huruf I

Yang dimaksud dengan "keterangan mengenai asal usul bahan Pangan" adalah penjelasan mengenai informasi asal bahan tertentu, misalnya, bahan yang bersumber, mengandung, atau berasal dari hewan atau Pangan yang diproduksi melalui proses khususnya, misalnya, Rekayasa Genetika Pangan atau lradiasi Pangan.

Usul Perbaikan

Undang-Undang tentang Pangan ini menyesuaikan dengan perkembangan eksternal dan internal mengenai Pangan di Indonesia

Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan diberikan kepada Petani, Nelayan, Pembudi Daya lkan, dan Pelaku Usaha Pangan yang menyelenggarakan sistem jaminan mutu.

Yang dimaksud dengan "keterangan mengenai asal usul bahan Pangan" adalah penjelasan mengenai informasi asal bahan tertentu, misalnya, bahan yang bersumber, mengandung, atau berasal dari hewan atau Pangan yang diproduksi melalui proses khusus, misalnya, Rekayasa Genetik Pangan atau lradiasi Pangan.

Keterangan Tanggapan DPR

Perbaikan teknis penulisan Setuju usul perbaikan (mengganti kata "tentang" yang kedua dengan kata "mengenai")

Konsistensi dengan perbaikan Setuju usul perbaikan pada batang tubuh RUU

Setuju usul perbaikan

10/11/2012

20 ARSIP D

PR-RI

Page 21: DARI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170529-022523-2095.pdfmatriks tanggapan dpr atas usulan perbaikan naskah ruu tentang pangan

No. Hasil DPR Usul Perbaikan

11. Terdapat dua Pasal 115 Yang digunakan hanya Pasal 115 yang berisi penjelasan panjang.

Keterangan

10/11/2012

Tanggapan DPR

Setuju usul perbaikan g/

JAKARTA, 12 NOVEMBER 2012,

Menyetujui PIMPINAN KOMISI IV DPR RI,

21 ARSIP D

PR-RI