peningkatan hasil belajar bahasa indonesia materi...

126
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA’ARIF TIRTO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : SOPIYA NUROHMAH NIM 115 13 046 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 20-May-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE

PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA’ARIF TIRTO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SOPIYA NUROHMAH

NIM 115 13 046

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

iii

iv

v

vi

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil.

Kita baru yakin saat kita telah berhasil melakukannya.

(Evelyn Underhill)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu Sukaenah dan Bapak Suparjan tercinta yang senantiasa mendo’akan,

membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang dari kecil

sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur

panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

2. Kakak-kakakku Liana Wafiroh, Nur Isnaini, adikku Risa Novita Sari dan

keluarga besar Mbah Ngarpan dan Mbah Jamari yang selalu memberikan

nasehat, pelajaran hidup yang berharga bagiku serta mendo’akan dan

memberi dukungan terbaik.

3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu

barokah ilmunya.

4. Sahabat-sahabatku tercinta Ama, Olip, Masruroh, uyun, Istriyani, kamar

c47, c23, c24 yang berjuang bersama dari awal sampai lulus kuliah.

5. Seseorang yang menjadi do’a dan harapanku Budi Ahmad Ansory yang

selalu memberikan dukungan dan semangat.

vii

6. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi

7. Teman-teman PPL dan KKN yang telah memberikan semangat,

pengalaman, dan ilmu, serta waktu kebersamaan yang selalu aku rindukan.

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرمحن الرحيمPuji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan

keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI

MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE

NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA’ARIF TIRTO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

dan Dosen pembimbing akademik IAIN Salatiga.

ix

3. Ibu Peni Susapti,M.Si. M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN

Salatiga).

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda, amin. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

x

xi

ABSTRAK

Nurohmah, Sopiya. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi

Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non-

Example Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar dan Example Non-Example

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran

example non-example dapat mengingkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi

menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan

Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2017. Subjek penelitian ini guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag yang

terdiri dari 31 siswa.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang

dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan

analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus

dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar

KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, sebelum menggunakan model

pembelajaran example non-example hanya 32% atau 10 siswa yang tuntas,

sedangkan 67% atau 21 siswa yang belum tuntas. Setelah menggunakan model

pembelajaran example non-example dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada

siklus I diperoleh data 61% atau 19 siswa yang tuntas dan 39% atau 12 siswa

belum tuntas, jika dilihat peningkatannya sebesar 29%. Setelah dilakukan refleksi

siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan model pembelajaran example non-example dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa

kelas III semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang

Tahun Pelajaran 2017/2018.

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO....................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI..... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... viii

ABSTRAK........................................................................................................... xi

DAFTAR ISI....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan............................................... 6

E. Manfaat Penelitian............................................................................ 7

F. Definisi Operasional......................................................................... 8

G. Metodologi Penelitian...................................................................... 10

H. Sitematika Penulisan........................................................................ 17

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar.................................................................................. 19

B. Bahasa Indonesia........................................................................... 21

C. Menulis Karangan ........................................................................ 25

D. Model Pembelajaran Example Non-Example............................... 29

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian......................................................................... 33

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.................................................... 39

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 51

B. Pembahasan................................................................................ 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 66

B. Saran............................................................................................ 66

Daftar Pustaka

Lampiran

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Tirto Grabag ................................................ 34

Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma’arif Tirto Grabag................................................. 35

Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag ......................... 35

Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma’arif Tirto Grabag ........................................... 37

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa ..................................................... 51

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 54

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II................................................................. 57

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ..................................................... 60

Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I ............................................................................. 61

Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II ............................................................................ 62

Tabel 4.7 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus ............................... 62

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK..................................................... 12

4.1 Rata-rata Hasil Belajar……………………………………………………….64

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

Lampiran 4 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus II

Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Lampiran 6 Dokumentasi Siklus I

Lampiran 7 Dokumentasi Siklus II

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru dalam pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 14 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 15 Lembar Konsultasi

Lampiran 16 Lembar SKK

Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini pendidikan berperan penting dalam kehidupan,

pendidikan tidak diperlukan hanya untuk kalangan anak–anak, akan tetapi

juga dibutuhkan untuk kalangan orang dewasa. Dalam proses pendidikan juga

dibutuhkan seorang pendidik yang dapat menuntun atau mengarahkan dalam

kegiatan belajar. Namun pendidikan di Indonesia masih memiliki kendala

diantaranya adalah kualitas guru yang dinilai masih kurang karena baik buruk

kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar kualitas guru.

Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu

komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan,

kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap

sebagai komponen paling penting karena yang mampu memahami,

mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah

guru. Guru juga yang berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum,

karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid (Nurdin,

2008 : 17).

Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat

dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia

yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara

jelas dalam tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2001:1).

2

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa (Silaba, 2003:

3).

Jadi pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk setiap

orang, karena pendidikan mampu menjadi pilar untuk penerus generasi

bangsa. Dengan pendidikan pula seseorang dapat dipandang terhormat,

mampu bersikap sesuai norma-norma yang berlaku, serta menjadikan peserta

didik mampu mengembangkan keterampilan dan kreativitas peserta didik

agar berguna di masyarakatnya.

Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup

sendiri tanpa bantuan orang lain, setiap individu harus melakukan interaksi

dan komunikasi dengan individu lainnya untuk menyampaikan maksud dan

tujuannya. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana, atau media.

Alat yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi adalah

bahasa. Setiap orang menyadari bahwa interaksi dan semua kegiatan dalam

masayarakat tidak dapat berjalan lancar tanpa bahasa. Mengingat pentingnya

bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam pembelajaran bahasa tidak

ditujukan hanya untuk mengajarkan tentang pengetahuan bahasa, tetapi lebih

3

pada keterampilan komunikatif yang mengajarkan peserta didik untuk

berbahasa secara baik dan benar baik lisan maupun tertulis dalam rangka

melaksanakan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya (Fitriani,

2013:1).

Bahasa merupakan pengetahuan dasar bagi manusia, maka dari itu

pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sangatlah penting, baik untuk

alat komunikasi, alat untuk mengepresikan perasaan, ataupun untuk

memahami pelajaran–pelajaran yang ada di pendidikan formal dan

nonformal, berhasil atau tidaknya peserta didik dalam memahami pelajaran-

pelajaran yang ada di sekolah itu juga tergantung dari pengetahuan bahasa

atau penguasaan bahasanya. Untuk pembelajaran keterampilan berbahasa

tingkat sekolah dasar yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yaitu

menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan

berbahasa tersebut pada dasarnya adalah satu kesatuan.

Pengembangan keterampilan menulis merupakan salah satu

komponen penting dalam keterampilan berbahasa. Menulis selalu ditulis di

akhir setelah menyimak, berbicara dan membaca, meskipun menulis selalu

ditulis paling akhir bukan berarti menulis tidak penting, menulis juga sama

penting dengan komponen keterampilan berbahasa yang lainnya.

Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai begitu saja

dengan sendirinya, melainkan dengan proses pembelajaran. Dengan proses

pembelajaran yang panjang siswa dapat menumbuh kembangkan tradisi

menulis dengan baik.

4

Sejauh ini pembelajaran keterampilan berbahasa di SD/MI belum

semaksimal yang diharapkan, ini bisa dilihat dari proses belajar mengajar

yang masih berpusat pada guru, banyak pula guru yang mengalami kesulitan

diantaranya adalah menentukan kegiatan pembelajaran yang menarik.

Akibatnya siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai indikator

yang ingin dicapai, dilihat dari nilai evaluasi masih banyak siswa yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah yaitu sebesar 65.

Di kelas III MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang

lumayan digemari oleh para siswa, tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelas masih sering ditemukan kendala dalam menangkap pelajaran, hal itu

dikarenakan pembelajaran Bahasa Indonesia disampaikan dengan cara yang

kurang menarik.

Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, serta tidak

adanya media pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran. Sehingga

siswa yang sebelumnya berantusias dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

menjadi kurang semangat. Sedangkan dari siswanya sendiri, permasalahan

yang dihadapi ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah saat

siswa diminta untuk menulis karangan, sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan. Karena tidak adanya

kreativitas guru untuk menggunakan media dan metode yang tepat untuk

menyampaikan materi menulis karangan. Akibatnya siswa menjadi bosan dan

kebingungan ketika guru meminta siswa untuk menulis karangan.

5

Media dan fasilitas yang digunakan guru juga kurang menarik

perhatian siswa, sumber belajar hanya berasal buku paket, dan pembelajaran

hanya dikemas dalam sebuah ceramah. Dan hal itu juga berpengaruh dengan

hasil belajar siswa yang kurang baik.

Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada 20 Juli 2017 di

MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang pada siswa kelas III, hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis karangan masih kurang. Dari Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65, ketuntasan klasikal yang diperoleh

hanya sekitar 32%.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam

memilih metode dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan media

dan metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian

pemahaman siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah telah dipaparkan, peneliti

akan melaksanakan tindakan kelas di MI Ma’arif Tirto Grabag Magelang

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis

Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa

Kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten

Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran

example non-example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui

model pembelajaran example non-example dapat meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI

Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran

2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Menurut Soehartono (2004: 36) hipotesis tindakan adalah suatu

perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan

yang mengemukakan hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus

diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban

sementara atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji

berdasarkan data yang dikumpulkan.

Berdasarkan paparan di atas maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran example non-

example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi

7

menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran example non-example dikatakan

efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang

dapat dirumuskan peneliti adalah :

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai nilai 65 sesuai dengan KKM yang telah

ditentukan dari sekolah pada materi menulis karangan.

b. Nilai Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapat nilai 65.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada banyak pihak serta dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manfaat yang ingin dicapai

yaitu :

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif dan inovatif

lebih diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan dalam

melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis karangan mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat

menambah wawasan guru mengenai variasi model pembelajaran

yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi siswa

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan model pembelajaran example non-example siswa

dapat menuangkan ide, gagasan, serta meningkatkan kemampuan

berbahasa dan menulis karangan siswa.

c. Bagi sekolah atau lembaga

Dapat menjadikan masukan dalam meningkatkan kualitas

madrasah dan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul skripsi di atas, maka

peneliti akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

9

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru

menetapkan tujuan–tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional

(Susanto, 2013: 5).

2. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasioanal yang digunakan di

seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009,

bab I ketentuan umum pasal I ayat 2) (Wintala, 2015: 5).

3. Menulis Karangan

Menulis Karangan adalah mengungkapkan atau menyampaikan

gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan

keterinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan berbagai unsur

bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat

dan paragaf, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang

utuh (Dalman, 2012: 86).

4. Model Pembelajaran Example Non-Example

Model pembelajaran ini merupakan sebuah langkah untuk

mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep. Adapun

strategi yang bisa digunakan untuk mempersiapkan siswa secara cepat

dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example (contoh akan

sesuatu materi yang sedang dibahas) dan non-example (contoh dari

sesuatu materi yang tidak sedang dibahas), dan meminta siswa untuk

mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada (Kurniasih,

2015 : 32).

10

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang peneliti ambil adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa

Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research

(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2013:17).

Pengertian lain PTK adalah penelitian di dalam kelas dengan tujuan

memperbaiki proses pembelajaran di kelas agar siswa juga mampu

meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma’arif Tirto,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Alasan mengambil subjek

kelas III dikarenakan memang materi menulis karangan bermula di kelas

III. Dan mengambil di MI Ma’arif Tirto Grabag karena peneliti sudah

melakukan wawancara kepada guru kelas III mengenai kendala-kendala

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Tirto, tepatnya di Desa

Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Petunjuknya dari pasar

Grabag lurus kemudian belok kanan lurus sampai menemukan pertigaan

arah Sunan Geseng kemudian lurus sampai menemukan MI yang berada

di kiri jalan.

11

4. Langkah–langkah Penelitian

Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan PTK seperti yang di

kemukakan oleh Arikunto, yaitu :

a. Perencanaan. Langkah pertama dalam melaksanakan PTK adalah

perencanaan. Pada tahap ini meliputi kegiatan :

1) Mengidentifikasi masalah

2) Analisis penyebab masalah dan merumuskannya

3) Ide untuk memecahkan masalah

b. Pelaksanaan. Langkah ke–2 dalam melaksanakan PTK adalah

pelaksanaan yang merupakan penerapan dari apa yang direncanakan

untuk bertindak dalam kelas.

c. Pengamatan. Langkah ke–3 dalam melaksanakan PTK adalah

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pengamatan ini dilakukan

pada waktu tindakan itu sedang berlangsung, sehingga pengamatan

dan tindakan ini berlangsung pada waktu yang sama dan tidak dapat

dipisahkan.

d. Refleksi. Langkah ke–4 dalam melaksanakan PTK adalah refleksi,

langkah ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan

yang sudah dilakukan, dengan tujuan agar refleksi ini dapat menjadi

pertimbangan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.

Berikut adalah gambaran dari keempat langkah tersebut:

12

Model Tahapan – Tahapan pelaksanaan PTK (Suyadi, 2013:50)

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian, adapun rinciannya

adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara

matang dan teliti. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyiapkan materi Bahasa Indonesia tentang menulis karangan

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok

bahasan menulis karangan dengan menggunakan model

pembelajaran example non-example

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

?

Refleksi

13

3) Menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan dan media

pembelajaran berupa gambar

4) Mengembangkan pedoman atau instrument yang digunakan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan ndicator

keberhasilan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaannya adalah menerapkan model pembelajaran

example non-example dengan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

c. Pengamatan

Pengamatannya yaitu mengamati semua peristiwa selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada

kegiatan siswa yang melihat dengan seksama, mendengar dengan

penuh konsentrasi dan mengamati gambar yang sudah tertempel di

papan tulis dengan teliti dan juga kritis. Untuk memaksimalkan

pengamatan guru memberikan umpan balik terhadap apa yang

telah diajarkan atau diterangkan dengan beberapa pertanyaan

sehingga guru mengetahui siapa yang memperhatikan dan siapa

yang tidak memperhatikan. Dengan adanya umpan balik pula

untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran, dari

kekurangan itu guru akan dapat memperbaiki di siklus berikutnya.

14

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil

tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum

dan sesudah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model

pembelajaran example non-example. Dengan refleksi akan

diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki

tindakan pada siklus II dan seterusnya.

5. Instrumen Penelitian

a. Pedoman atau lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk

mengamati kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa

dan guru peneliti dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan materi menulis karangan di kelas. Hasil observasi ini

berupa catatan lapangan yang mendreskripsikan proses kegiatan

pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan kemampuan

siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran example non- example.

b. Soal evaluasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan

evaluasi. Evaluasi yang digunakan adalah soal tes tertulis, untuk

mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan

pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses

15

pembelajaran. Tes tertulis ini berisi gambar kemudian peserta didik

menulis karangan sesuai dengan gambar tersebut.

c. Dokumentasi

Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi hasil

belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto–foto atau

gambar.

6. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati karakter dan data–

data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran.

b. Tes formatif

Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang

berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan

cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan

kepahaman siswa dalam pembelajaran.

16

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk merekam semua kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran berupa foto, nilai, soal dan materi.

7. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya brdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian

ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian rata–rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian

membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai

rata–rata. Penilaian rata–rata dapat menggunakan rumus sebagai

berikut :

X =

Dengan :

∑X = jumlah nilai keseluruhan siswa

∑N = jumlah siswa

X = nilai rata – rata

b. Penelitian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan

rumus sebagai berikut :

P = X 100 %

17

H. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang

akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan

rincian sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,

halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan dan kesedian publikasi, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. Bab I : Pendahuluan

Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah,

(2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5)

manfaat penelitian, (6) definisi operasional dan (7) metodologi

penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk

mengetahui tentang apa, mengapa, dan bagaimana penelitian

dilakukan.

b. Bab II : Kajian Teori

Bab Kajian Teori mencakup hal–hal yang berkaitan dengan

masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2)

18

pelajaran bahasa indonsia, (3) menulis karangan, (4) model

pembelajaran example non-example.

c. Bab III : Pelaksanaan Penelitian

Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1)

subjek penelitian, (2) deskripsi pelaksaan penelitian siklus I, (3)

deskripsi pelaksaan penelitian siklus II.

d. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan

penelitian dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap

siklusnya.

e. Bab V : Penutup

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran–lampiran, dan daftar

riwayat hidup penulis.

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar yaitu perubahan–perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

2. Macam–macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979:89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami,

atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang ia lakukan.

20

b. Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,

nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap–sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai

dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan

fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka

belum, tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri

terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu : komponen

kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan

21

representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap;

komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan

komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013:

6).

B. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan

Negara. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan, karena bahasa Indonesia

dapat dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang

cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).

Sehingga dengan bahasa Indonesia, spirit nasionalisme dari seluruh

warga Indonesia senantiasa terjaga (Wintala, 2015:5).

Selain itu juga bahasa Indonesia juga disebut bahasa resmi

Negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi, kedudukan bahasa Indonesia

tentu saja berbeda dengan bahasa lain yang ada di Indonesia. Walau

Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah, namun hanya memiliki

satu bahasa resmi yakni bahasa Indonesia (Kurniasari, 2014: 7).

2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan terpencil

dan jauh dari sentuhan pendidikan formal cenderung menggunakan

bahasa ibu (bahasa daerah). Bahkan sebagian besar dari masyarakat itu

tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dikarenakan

22

mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal bahasa Indonesia

di sekolah. Mereka juga tidak pernah bergaul dengan orang–orang dari

kota besar yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia ketimbang

bahasa ibu.

Bahasa Indonesia hampir tidak pernah digunakan sebagai bahasa

komunikasi di lingkup masyarakat internal. Padahal, bahasa Indonesia

seharusnya dipelajari oleh setiap warga Indonesia baik melalui

pendidikan formal maupun informal. Hal ini dikarenakan bahasa

Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain:

a. Sebagai Media Berkomunikasi

Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat

berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi

dengan pengguna bahasa ibu lainnya, misal: orang Jawa dengan

orang bali, orang Sumatra dengan orang ambon. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi

antar warga Indonesia yang tinggal diberbagai pulau dengan

menggunakan bahasa ibu yang berbeda–beda.

b. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau

tertulis, seorang akan mempelajari ilmu pengetahuan secara baik

yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku–buku yang

menggunakan bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa

bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seorang yang ingin

23

mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu orang tersebut

akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau

media sosial yang ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia.

c. Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

Seorang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis

akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang

menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun

non fiksi. Tidak hanya itu, seorang yang menguasai bahasa

Indonesia secara tertulis akan dapat menulis surat resmi, surat

lamaran pekerjaan, biografi, abstrak karya ilmiah, proposal, dengan

baik dan benar.

d. Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan

atau media massa harus mengusai bahasa Indonesia secara tekstual.

Tanpa menguasai bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor

bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah

tersebut melalui kerja editing-nya

e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

Bagi Negara, bahasa Indonesia bermanfaat untuk

meningkatkan spirit nasioanlisme dan persatuan bangsa. Dengan

demikian, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

persatuan. Di samping itu bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

24

Bahasa yang mecitrakan kepribadian dan kebudayaan Negara

Indonesia di mata dunia internasional.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik

khususnya dan masyarakat umunya memiliki beberapa tujuan, antara

lain:

a. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien,

baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

b. Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta

merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

bangsa.

c. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa

Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

d. Supaya anak didik masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia

guna semakin meingkatkan kemampuannya.

e. Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang

merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta

memperhalus budi pekerti.

f. Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya

sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,

edukasi, dan rekreasi yang sehat.

25

g. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya

ke dalam karya tulis baik fiksi maupun nonfiksi (Wintala,

2015:17).

C. Menulis karangan

1. Pengertian Menulis Karangan

Pada dasarnya, istilah mengarang sama dengan istilah menulis

hanya saja ada beberapa pendapat yang membedakan antara istilah

mengarang dengan menulis. Istilah mengarang digunakan pada

penulisan karya fiksi atau non-ilmiah, sedangkan istilah menulis lebih

digunakan pada penulisan karya ilmiah atau bonfiksi.

Menurut Widyamartaya, dkk (1984:3), mengarang adalah suatu

proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan

kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam

tulisannya.

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau

menyampaikan gagasan dengan menggunakan tulis. Dilihat dari

keluasan dan kerinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan

berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam

bentuk kalimat dan paragraf, serta dapat pula diungkapkan dalam

bentuk karangan yang utuh (Suparno dan Yunus, 2008:31).

Berdasarkan pemaparan tentang mengarang, seperti yang telah

dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa mengarang adalah proses

pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan peraaan yang

26

disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat,

paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan (Dalman,

2012:86).

Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan hasil rangkaian

pikiran dan ungkapan perasaan yang disusun ke dalam bentuk tulisan

yang teratur.

Bentuk karangan dapat dibedakan dalam beberapa jenis antara lain

adalah:

a. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau

menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata –

kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah

turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan

si penulisnya. Karangan deskripsi mempunyai ciri–ciri khas, yaitu

sebagai berikut:

1) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang

objek

2) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan

membentuk imajinasi pembaca

3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan

pilihan kata yang mengunggah

27

4) Deskripsi memaparkan tentang suatu yang dapat didengar,

dilihat, dan dirasakan, misalnya : benda, alam, warna, dan

manusia.

b. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah cerita yang berusaha menciptakan,

mengisahkan, dan merangkaikan, tindak tanduk manusia dalam

sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu,

juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik

yang disusun secara sistematis.

Menurut Karaf (2007:136) ciri–ciri karangan narasi, yaitu:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan

2) Dirangkai dalam urutan waktu

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.

c. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan atau

memaparkan pendapat, gagasan, keyakinan, yang memerlukan fakta

yang diperkuat dengan angka, statistik, peta dan grafik, tetapi tidak

bersifat mempengaruhi pembaca.Karangan ini bertujuan semata–

mata untuk menyampaikan informasi tertentu dan menambah

wawasan pembaca.

Ada beberapa ciri karangan eksposisi menurut Mariskan

(1992), yaitu:

28

1) Paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan

2) Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka,

statistic, peta, grafik

3) Paparan memerlukan analisis dan sintesis

4) Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan,

dan penelitian, serta sikap dan keyakinan

5) Paparan menjauhi sumber daya khayal

6) Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang informatif

dengan kata-kata yang denotative

7) Penutup paparan berisi penegasan.

d. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan

meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima

sesuatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.

Menurut Finoza (2008:243), ciri–ciri karangan argumentasi adalah:

1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan

tujuan memengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya

2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan

3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu

penyelasaian.

e. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk

memengaruhi perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya

29

tentang isi karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya.

Dalam hal ini, penulis karangan persuasi harus mampu meyakinkan

dan memengaruhi pembaca sehingga setelah membaca tulisan

tersebut melakukan seperti yang diinginkan oleh penulisnya.

Menurut Suparno (2008), ciri-ciri karangan persuasi adalah

sebagai berikut:

1) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar / pembacanya

2) Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah

3) Harus menciptakan penyesuain melalui kepercayaan antara

pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca

4) Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan

tujuan tercapai

5) Harus ada fakta dan data secukupnya.

D. Model Pembelajaran Example Non-Example

Example non-example merupakan model pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi

pelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk

belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan–permasalahan

yang termuat dalam contoh–contoh gambar yang disajikan. Penggunaan

media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut

untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah

gambar.Dengan demikian, model pembelajaran ini menekankan pada

konteks analisis siswa. Gambar yang digunakan dalam model

30

pembelajaran ini dapat ditampilkan melalui OHP proyektor, atau paling

sederhana yaitu poster. Gambar ini haruslah jelas terliat meski dari jarak

jauh, sehingga siswa yang berada dibangku belakang dapat juga melihatya

dengan jelas (Huda,2013:234).

Adapun model pembelajaran yang bisa digunakan bertujun pula untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri

atas example (contoh akan suatu materi yang sedang dibahas) dan non-

example (contoh dari suatu materi yang tidak sedang dibahas), dan

meminta siswa mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang

ada.

Dengan memperlihatkan contoh gambar yang ada diharapkan dapat

memusatkan perhatian siswa terhadap gambar–gambar dan materi yang

sedang dipelajari. Model pembelajaran ini cocok dikembangkan dalam

kelas yang lebih tinggi, karena diasumsikan siswa sudah memiliki tingkat

analisis yang baik.akan tetapi, model ini tidak ada salahnya juga diberikan

pada kelas–kelas awal untuk menekankan aspek psikologis dan tingkat

perkembangan siswa seperti: kemampuan berbahasa tulis dan lisan,

kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa

lainnya (Kurniasih, 2016:32).

Langkah–langkah penerapan model pembelajaran example non-

example adalah sebegai berikut (Hamdani,2011:94):

1. Guru mempersiapkan gambar–gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

31

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memerhatikan atau menganalisis gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis

gambar dicatat pada kertas.

5. Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan.

Kelebihan model pembelajaran example non-example (Kurniasih dan

Berlin Sani, 2016:33):

1. Siswa memiliki pemahaman dari sebuah definisi dan selanjutnya

digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih

mendalam dan lebih lengkap.

2. Model ini mengantarkan siswa agar terlihat dalam sebuah penemuan

dan mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif

melalui pengalaman dari gambar–gambar yang ada.

3. Ketika model ini diberikan, maka siswa akan mendapat dua konsep

sekaligus, karena sesuai dengan materi yang dibahas dan gambar

lainnya tidak.

4. Model ini akan membuat siswa lebih kritis dalam menganalisis

gambar.

32

5. Siswa mendapatkan pengetahuan yang aplikatif dari materi berupa

contoh gambar.

6. Dan yang lebih penting dari semua itu, siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya secara pribadi.

Kekurangan model pembelajaran example non-example adalah sebagai

berikut :

1. Kekurangan model pembelajaran ini adalah keterbatasan gambar

untuk semua materi pembelajaran karena tidak semua materi dapat

disajikan dalam bentuk gambar.

2. Model ini tentu saja akan menghabiskan waktu yang akan lama,

apalagi jika antusiasme siswa yang besar terhadap materi tersebut.

33

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

a. Profil sekolah

Nama Sekolah : MI Ma’arif Tirto

NIPSN : 60711185

NSM : 111233080281

NPWP : 00-542-493-2-524

No. SK Pendirian : K.20/1.a/276/73

Alamat : Jln. Sunan Geseng Km 3 Tirto RT 06 RW

01, Desa Tirto, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa

Tengah

Kode Pos : 56196

Status Sekolah : Swasta

Waktu Bealajar : Pagi

Tahun Berdiri : 20 November 1973

b. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah, terampil, cerdas,

dan unggul dalam prestasi.

34

Misi

1) Melakukan pembelajaran secara efektif

2) Meningkatkan dan memberdayakan pengamalan agama

3) Memberdayakan potensi peserta didik agar berprestasi maksimal

secara intelektual, emosional, dan spiritual.

c. Keadaan Guru dan Karyawan MI M a’arif Tirto Grabag

Tabel : 3.1

Daftar Guru MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Nama Tempat tanggal lahir

1. Siti Romelah, S.Pd.I Magelang, 28-08-1968

2. Muh Amin, S.Pd.I Magelang, 10-05-1970

3. Tafrihan Budi Santosa, S.Pd.I Semarang,11-06-1976

4. Ashari, S.Pd.I Magelang,23-09-1973

5. Anisatul Khustantina, S.Pd.I Magelang,12-07-1986

6. Qurotul’ain, S.d.I Magelang,27-1-1989

7. Ma’alia Ulfa, S.Sos.I Magelang,15-01-1983

8. Nirma Riyanti, S.Th.I Semarang,07-05-1989

9. Nurti’ah, Amd Magelang,13-01-1991

10. Suariyati, S.Si Magelang,18-07-1993

35

d. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di MI Ma’arif Tirto Grabag tahun pelajaran 2017/2018 adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Siswa MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

L P

1. I 24 18 42

2. II 15 18 33

3. III 10 20 31

4. IV 9 23 32

5. V 14 11 25

6. VI 16 18 34

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas III

MI Ma’arif Tirto, Grabag.dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa yang

terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Berikut nama-nama

kelas III :

Tabel 3.3

Nama – nama siswa kelas III MI Ma’arif Tirto, Grabag

No. Nama Siswa Keterangan

1. MGA L

36

2. FK P

3. FS P

4. AN L

5. KVS P

6. MB P

7. ANA P

8. ANA P

9. AS P

10. AA P

11. AF P

12. CNLM P

13. ENS P

14. IN P

15. MIA L

16. MFA L

17. MK L

18. MPY L

19. MR L

20. NJ P

21. NS P

22. NIA P

23. RGA P

37

24. RA L

25. SRA L

26. SFD P

27. SNA P

28. UU P

29. ZN P

30. AU L

31. MAI L

e. Sarana Prasarana Pendukung

Dalam pembelajaran di sekolah membutuhkan sarana prasarana yang

mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang

mendukung dalam pembelajaran di MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Sarana Prasarana MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras Menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Laptop 2

2. Komputer 1

3. Printer 1 1

4. Televisi

5. Mesin fotocopy

38

6. Mesin fax

7. Mesin scanner

8. LCD Proyektor 1

9. Layar (Screen)

10. Meja Guru dan

Pegawai

4 6

11. Kursi Guru dan

Pegawai

10

12. Lemari Arsip 2 2

13. Kotak Obat (P3K)

14. Brankas

15. Pengeras Suara 2

16. Washtafel (Tempat

cuci tangan)

17. Kendaraan operasional

(Motor)

18. Kendaraan operasional

(Mobil)

19. Mobil Ambulance

20. AC (Pendingin

Ruangan)

39

f. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli dan awal bulan

Agustus dengan masing–masing siklus satu kali pertama. Siklus petama

dilaksanakan pada hari juma’at, tanggal 21 Juli 2017. Siklus II dilaksanakan

pada hari jum’at, tanggal 11 Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan di

ruang kelas III MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 21 Juli 2017, selama kurang

lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai berikut:

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : III/I

1. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan

kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan,

huruf kapital, dan tanda titik

Dengan Indikator Pembelajaran :

a. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada

gambar

b. Menulis kerangka karangan berdasarkan gambar

40

c. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

3. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

4. Materi Pembelajaran

Contoh karangan beradasarkan gambar

Pada pukul 06.15 Andi berangkat sekolah, karena rumahnya dengan

sekolah lumayan dekat maka andi berjalan kaki, berjalan dengan pelan –

pelan sambil mengamati sekelilingnya, dia nampak bersih dan rapi, dia

berangkat lebih awal karena hari ini dia piket kelas. Sebelum teman-

temannya berangkat, kelasnya sudah harus bersih dan rapi, agar

belajarpun nyaman. Teman piket Andi adalah Rina, karena piketnya

berdua jadi nampak ringan dan cepat selesainya. Ketika semua sudah

selesai teman- temannya pun berdatangan dan duduk rapi di tempatnya

41

masing-masing. Setelah masuk dan berdoa Andi dan Rina hari ini

mendapat bintang 5 karena kelas sudah sangat bersih dan rapi.

5. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya Jawab

d. Penugasan

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu :

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing), dan

refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan ( Planning )

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

menjelaskan materi tentang mengarang

2) Mempersipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran example non-example

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna

mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan

pembelajaran

42

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru

kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah didesain, yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucap salam dan berdoa bersama

b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berapakain dan kesiapan

siswa

c) Guru menyapa dan memotivasi siswa

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru meminta siswa untuk memperhatikan materi yang akan

disampaikan guru tentang penggunaan ejaan, huruf kapital dan

tanda titik

b) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar beserta karangan

yang ada di papan tulis

c) Guru dan siswa betanya jawab tentang gambar yang diamatinya

Elaborasi

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri

dari 3 sampai 4 siswa)

43

b) Masing masing kelompok diberi kertas kosong untuk menulis

karangan berdasarkan gambar yang sudah ditempel di papan tulis

bersama dengan kelompoknya

Konfirmasi

a) Guru meminta perwakilan dari kelompoknya untuk membacakan

karangannya didepan

b) Guru memberikan reward untuk kelompok terbaik

c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

b) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

c) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat

pembelajaran

d) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah

dipelajari tadi

e) Guru menutup dengan doa

f) Salam penutup

c. Tahapan Refleksi (reflecting)

Setelah dilaksanakan perencanaan, tindakan dan pengamatan maka

tahap selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan

menggunakan model pembelajaran example non-example. Dengan model

pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa

44

besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan belajar siswa sebagai

persiapan tindakan selanjutnya.

Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I ini

adalah penggunaan model pembelajaran example non-example pada

siklus ini penggunaan model kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh

beberapa masalah antara lain:

1. Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri

2. Masih ada siswa yang bolak–balik ke kamar mandi, jadi

ketinggalan penjelasan guru.

3. Guru belum optimal dalam mempraktikkan model pembelajaran

example non example

Dengan adanya masalah–masalah tersebut, maka peneliti akan

melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada

siklus I.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 11 Agustus 2017 di dalam

ruang kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag. Selama kurang lebih 2 jam pelajaran

(2 x 35 menit ) pada jam ke 1-2. Persiapanya adalah sebagai berikut:

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : III/I

45

1. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan

kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan,

huruf kapital, dan tanda titik

Dengan Indikator Pembelajaran:

a. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada gambar

b. Menulis kerangka karangan berdasarkan gambar

c. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

3. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

4. Materi Pembelajaran

Contoh karangan beradasarkan gambar

46

Pernahkah kamu memperhatikan suasana siang pada hari Jumat?

Setiap hari Jumat para siswa pulang lebih cepat dari pada hari biasanya.

Para pegawai kantor, pedagang dan para pekerja lainnya yang beragama

islam semuanya menghentikan kegiatan mereka ketika mendengar suara

azan Jumat. Mengapa mereka menghentikan pekerjaannya? Mereka yang

beragama islam pergi ke masjid untuk melakukan salat Jumat. Bahkan

ada yang sering salat Jumat di masjid dekat tempat tinggalnya.

Begitu juga dengan Ilham setiap hari Jumat dia selalu diajak

bapaknya ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat, agar Ilham juga

terbiasa melaksanakan salat Jumat. Ketika dia sudah terbiasa maka tanpa

diajak bapaknya pun dia tetap berangkat ke masjid, bahkan sampai dia

besar nanti.

47

5. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya Jawab

d. Penugasan

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu :

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing),

dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus II ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan ( Planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan

yaitu menjelaskan materi tentang mengarang, penggunan ejaan,

huruf kapital dan tanda titik

2) Mempersipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran example non-example

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk

mengetahui kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru

guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam

melaksanakan pembelajaran

48

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan

memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan

belajar mengajar

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh

guru kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

didesain, yaitu:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucap salam dan berdoa bersama

b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berapakain dan

kesiapan siswa

c. Guru menyapa dan memotivasi siswa

d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan

pembelajaran minggu depan

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru meminta siswa untuk memperhatikan materi yang akan

disampaikan guru tentang penggunaan ejaan, huruf kapital dan

tanda titik

b. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar beserta

karangan yang ada di papan tulis

49

c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang

diamatinya

Elaborasi

a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (setiap kelompok

terdiri dari 3 sampai 4 siswa)

b. Masing-masing kelompok diberi kertas kosong untuk menulis

karangan berdasarkan gambar yang sudah ditempel di papan

tulis bersama dengan kelompoknya

Konfirmasi

a. Guru meminta perwakilan dari kelompoknya untuk

membacakan karangannya di depan

b. Guru memberikan reward untuk kelompok terbaik

c. Guru meminta siswa mengerjakan soal

d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum jelas

3. Kegiatan Akhir

a. Guru mnyimpulkan materi yang sudah disampaikan

b. Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat

pembelajaran

c. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah

dipelajari tadi

d. Guru menutup dengan doa

50

e. Salam penutup

c. Tahap Observasi (observasing)

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara lain:

1) Peneliti bersama dengan guru kolabrator mengamati keaktifan

peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran

2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola

pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi

saat pembelajaran.

d. Tahapan Refleksi (reflecting)

Pada siklus II ini jumlah siswa yang memperhatikan pejelasan

guru semakin banyak dibanding siklus sebelumnya. Hal ini

dikarenakan persiapan penyajian pembelajaran yang lebih matang,

guru juga lebih optimal dalam mempraktekan model pembelajaran

sehingga siswa semakin tertarik dalam pembelajaran. Karena

ketertarikan tersebut, peserta didik dapat menerima materi pelajaran

secara utuh sehingga hasil belajar yang dicapai jauh lebih baik dari

siklus sebelumnya.Dan pada siklus II ini KKM indikator sekolah

dapat tercapai secara maksimal dengan persentase 90%.

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Pra Siklus

Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa

kelas III MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang dengan menggunakan model

pembelajaran Example Non-Example ini adalah model pembelajaran yang

membuat siswa lebih terampil dalam menuangkan ide atau gagasannya

dalam menulis karangan, namun model pembelajaran ini belum pernah

diterapkan di MI Ma’arif Tirto. Penelitian tindakan ini kelas dilakukan

sebanyak 2 siklus. Sebagai acuan selain menggunakan Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III semester I MI

Ma’arif Tirto sebesar 65, peneliti juga menggunakan Kriteria Ketuntasan

Klasikal (KKL) yaitu sebesar 85%. Di bawah ini adalah data nilai ulangan

harian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III semester I MI

Ma’arif Tirto sebelum menggunakan model pembelajaran Example Non-

Example :

Tabel:4.1

Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas III

No. Nama Nilai Keterangan

1. MGA 60 Tidak tuntas

2. FK 60 Tidak tuntas

52

3. FS 50 Tidak tuntas

4. AN 50 Tidak tuntas

5. KVS 50 Tidak tuntas

6. MB 45 Tidak tuntas

7. ANA 50 Tidak tuntas

8. ANA 75 Tuntas

9. AS 65 Tuntas

10. AA 65 Tuntas

11. AF 70 Tuntas

12. CNLM 65 Tuntas

13. ENS 55 Tidak tuntas

14. IN 60 Tidak tuntas

15. MIA 55 Tidak tuntas

16. MFA 60 Tidak tuntas

17. MK 45 Tidak tuntas

18. MPY 45 Tidak tuntas

19. MR 55 Tidak tuntas

20. NJ 45 Tidak tuntas

21. NS 70 Tuntas

22. NIA 65 Tuntas

23. RGA 55 Tidak tuntas

24. RA 50 Tidak tuntas

53

25. SRA 50 Tidak tuntas

26. SFD 50 Tidak tuntas

27. SNA 65 Tuntas

28. UU 65 Tuntas

29. ZN 65 Tuntas

30. AU 60 Tidak tuntas

31. MAI 45 Tidak tuntas

KKM 65

Rata-rata Kelas 56,93

Persentase Ketuntasan 32%

Siswa Belum Tuntas 68%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar Ulangan harian

mata pelajaran Bahasa Indonesia pada 31 siswa kelas III semester I MI

Ma’arif Tirto siswa yang tuntas yaitu sebanyak 10 siswa dengan persentase

32% dan ada 21 siswa yang belum tuntas dengan persentase 68%. Adapun

yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai yang mencapai

Krtiteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh

dari data Ulangan harian yaitu, 56,93.

2. Deskripsi Data Siklus I

a. Data Hasil Belajar

54

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Example Non-Example siklus I, hasil belajar siswa belum

begitu memuaskan meskipun sudah ada peningkatan nilai siswa. Adapun

rincian data nilai siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-

Example siklus I adalah:

Tabel : 4.2

Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. MGA 65 Tuntas

2. FK 65 Tuntas

3. FS 65 Tuntas

4. AN 55 Tidak tuntas

5. KVS 50 Tidak tuntas

6. MB 50 Tidak tuntas

7. ANA 55 Tidak tuntas

8. ANA 75 Tuntas

9. AS 65 Tuntas

10. AA 65 Tuntas

11. AF 75 Tuntas

12. CNLM 65 Tuntas

13. ENS 60 Tidak tuntas

14. IN 65 Tuntas

55

15. MIA 70 Tuntas

16. MFA 60 Tidak tuntas

17. MK 55 Tidak tuntas

18. MPY 50 Tidak tuntas

19. MR 65 Tuntas

20. NJ 65 Tuntas

21. NS 75 Tuntas

22. NIA 70 Tuntas

23. RGA 55 Tidak tuntas

24. RA 50 Tidak tuntas

25. SRA 60 Tidak tuntas

26. SFD 65 Tuntas

27. SNA 75 Tuntas

28. UU 65 Tuntas

29. ZN 65 Tuntas

30. AU 65 Tuntas

31. MAI 55 Tidak tuntas

KKM 65

Rata-rata Kelas 62,58

Persentase Ketuntasan 61%

Siswa Belum Tuntas 39%

56

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil belajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia siswa siklus I pada 31 siswa kelas III MI Ma’arif Tirto

siswa yang tuntas yaitu sebanyak 19 siswa dengan persentase 61% dan

ada 12 siswa yang belum tuntas dengan persentase 39%. Adapun siswa

yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh

dari data siklus I yaitu 62,58.

Dalam menentukan besarnya persentase peneliti menggunakan rumus :

P = X 100 %

Nilai rata-rata kelas dengan rumus : Rata-rata=

a. Refleksi

Pada hasil siklus I ini masih ada 39% atau 12 siswa yang belum tuntas dan

hanya 61% atau 19 siswa yang telah tuntas dengn rata-rata 62,58 dari 31

siswa. Meskpun kegiatan belajar tahap ini belum berhasil terdapat

peningkatan keberhasilan siswa dari pra siklus ke siklus I sebanyak 29%.

Pembelajaran yang dilakukan guru masih kurang maksimal. Masih ada

siswa yang kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran Example Non-Example ditandai dengan masih ada siswa yang

bercanda dengan temannya serta persentase ketuntasan pada siklus ini

belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tindakan yang dilakukan

oleh guru adalah bersikap lebih tegas terhadap siswa yang bercanda dan

mengkondisikan kelas saat pembelajaran pada siklus berikutnya.

57

3. Deskripsi Data Siklus II

a. Data Hasil Belajar

Pada siklus II hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas III MI Ma’arif Tirto dengan menggunakan model pembelajaran

Example Non-Example sangat memuaskan, ditandai dengan adanya

peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun rincian nilai

siswa pada siklus II sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. MGA 70 Tuntas

2. FK 80 Tuntas

3. FS 70 Tuntas

4. AN 65 Tuntas

5. KVS 65 Tuntas

6. MB 65 Tuntas

7. ANA 65 Tuntas

8. ANA 85 Tuntas

9. AS 65 Tuntas

10. AA 80 Tuntas

11. AF 85 Tuntas

12. CNL 65 Tuntas

13. ENS 65 Tuntas

58

14. IN 75 Tuntas

15. MIA 80 Tuntas

16. MFA 60 Tidak tuntas

17. MK 55 Tidak tuntas

18. MPY 60 Tidak tuntas

19. MR 70 Tuntas

20. NJ 70 Tuntas

21. NS 90 Tuntas

22. NIA 85 Tuntas

23. RGA 70 Tuntas

24. RA 65 Tuntas

25. SRA 70 Tuntas

26. SFD 75 Tuntas

27. SNA 85 Tuntas

28. UU 75 Tuntas

29. ZN 70 Tuntas

30. AU 65 Tuntas

31. MAI 65 Tuntas

KKM 65

Rata-rata Kelas 71,29

Persentase Ketutasan 90%

Siswa Belum Tuntas 10%

59

Pada siklus II ini sebanyak 90% siswa tuntas, namun masih ada

10% yang belum tuntas dengan rata-rata 71,29. Berdasarkan indikator

keberhasilan klasikal yaitu 85% maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil, karena 90% ≥ 85%

sebagai ketuntasan klasikal.

Dalam menentukan besarnya persentase peneliti menggunakan rumus ;

P = X 100 %

Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus :

Rata-rata=

b. Refleksi

Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan

siklus I. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum tuntas, namun pada

siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat mencapai 90% dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 65.

Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia materi menulis karangan menggunakan model pembelajaran

example non-example pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

c. Pembahasan

Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum

60

dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan

nilai post-tes. Hal ini diperoleh setelah melakukan pembelajaran example

non-example.

Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, Siklus I, Siklus II

adalah sebagai berikut:

1. Hasil Sebelum PTK

Sebelum pelaksanaan PTK, hasil pra siklus siswa menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 21 siswa yang belum

mencapai KKM sekolah. KKM MI Ma’arif Tirto Grabag untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65. Siswa yang mencapai KKM 32%.

Adapun data rekapitulasi nilai ketuntasan siswa dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Ketuntasan Pra siklus

TUNTAS TIDAK TUNTAS

10 21

Berdasarkan hasil observasi peneliti, ditemukan bahwa guru

jarang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga

pembelajaran cenderung monoton dengan metode ceramah, diskusi, dan

Tanya jawab. Hal ini menjadi salah satu dari faktor kurangnya motivasi

siswa dalam pembelajaran. Maka dari itu perlu adanya model

pembelajaran yang didesain untuk menigkatkan motivasi belajar siswa,

61

sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal

mencoba melakukan tindakan dalam siklus I dengan menggunakan

model pembelajaran example non-example.

2. Hasil penelitian siklus I

Rata-rata perolehan nilai belajar siswa adalah 62,58. Ketuntasan siswa

mencapai 61% atau 19 siswa tuntas, masih banyak siswa yang nilanya

masih di bawah KKM sebanyak 12 siswa. Adapun rekapitulasi nilai

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Siklus I

No. Skor Nilai Jumlah Siswa

1. 50 4

2. 55 5

3. 60 3

4. 65 13

5. 70 2

6. 75 4

3. Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 71,29. Dengan

ketuntasan mencapai 90%. Pada siklus ini hasil belajar siswa meningkat

pesat. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:

62

Tabel 4.6

Rekapitulasi Siklus II

No. Skor Nilai Jumlah Siswa

1. 55 1

2. 60 2

3. 65 10

4. 70 7

5. 75 3

6. 80 3

7. 85 4

8. 90 1

Peningkatan hasil belajar siswa berlangsung pada pra siklus, siklus I

dan siklus II dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.7

Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

No. Nama Pra siklus Siklus I Siklus II

1. MGA 60 65 70

2. FK 60 65 80

3. FS 50 65 70

4. AN 50 55 65

5. KVS 50 50 65

63

6. MB 45 50 65

7. ANA 50 55 65

8. ANA 75 75 85

9. AS 65 65 65

10. AA 65 65 80

11. AF 70 75 85

12. CNLM 65 65 65

13. ENS 55 60 65

14. IN 60 65 75

15. MIA 55 70 80

16. MFA 60 60 60

17. MK 45 55 55

18. MPY 45 50 60

19. MR 55 65 70

20. NJ 45 65 70

21. NS 70 75 90

22. NIA 65 70 85

23. RGA 55 55 70

24. RA 50 50 65

25. SRA 50 60 70

26. SFD 50 65 75

27. SNA 70 75 85

64

28. UU 65 65 75

29. ZN 65 65 70

30. AU 60 65 65

31. MAI 45 55 65

Rata-rata 56,93 62,58 71,29

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata

nilai pra siklus I meningkat menjadi 62,58 jika dibandingkan dengan rata-

rata nilai pra siklus yang hanya 56,93. Pada siklus II meningkat menjadi

71,29. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK

dengan menggunakan model pembelajaran example non-example

meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pra siklus, siklus I dan

siklus II dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4.1

Rata-rata Hasil Belajar

65

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui nilai rata-rata siswa

kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag Magelang meningkat. Dari pra siklus

sebelum menggunakan model pembelajaran example non-example, nilai

rata-rata siswa 56,93 sedangkan nilai rata-rata siklus I adalah 62,58 dan

nilai rata-rata siklus II adalah 71,29. Hal ini menunjukkan peningkatan

hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI Ma’arif

Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang tahun 2017, dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran example non-example

dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam menulis karangan

pada kelas III. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil

belajar Bahasa Indonesia pada tiap siklus. Dari pra siklus sebelum tindakan,

siswa yang mencapai ketuntasan hanya 32% dari keseluruhan siswa.

Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan model pembelajaran example

non-example siswa yang tuntas dalam KKM 65 sebanyak 19 siswa atau 61%

dengan nilai rata-rata kelasnya 62,58. Pada siklus II pembelajaran

menggunakan model pembelajaran example non-example, sebanyak 28 siswa

atau 90% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 71,29.

Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sebanyak 10

(32%) siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 19 (61%) siswa yang tuntas.

Dan pada siklus II sebanyak 28 (90%) siswa yang tuntas dan telah mencapai

Kriteria Ketuntasan yaitu 90% ≥ 85%. Dan PTK ini dinyatakan berhasil.

B. Saran

1. Kepala sekolah

Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan guru dalam

mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk

67

mengajar, baik media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk

mengembangkan ketrampilan mengajar guru.

2. Guru

Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan

model-model dan media pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran,

dan mampu menciptakan suasana yang menyenangkan pada kegiatan

pembelajaran terutama dalam hal penyampaian materi, agar siswa tidak

merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.

3. Siswa

Diharapkan siswa lebih menghargai guru dalam pembelajaran dan

berteman baik terhadap setiap teman, serta tidak malu dan ragu saat

berpendapat ataupun bertanya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sri Wintala. (2015). Buku Induk Mahir Bahasa dan Sastra Indonesi. Yogyakarta: Araska.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar dan

Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media Group.

Dalman. (2012). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Fitriani, Aprilia Nur. (2013). Peningkatan ketrampilan menulis karangan

sederhana melalui picture and picture dengan gambar seri pada siswa kelas III SDN Petompon 01 Semarang. Semarang:

Universitas Negeri Semarang (UNNES) Hamalik, Oemar. (2001). Kurikulum dan Pembelajran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hamdani, (2011). Strategi Belajar Menagajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Setia.

Kurniasih, Imas dan Berlin Soni. (2016). Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Kurniasari, Anna Nurlaila. (2014). Sari Kata Bahasa dan Sastra Indonesia

Superkomplet. Yogyakarta: Solusi Distribusi. Nurdin, Muhamad. (2008). Kiat Menjadi Guru Profrsional. Jogjakarta:

Ar-Ruzz.

Silaban, permin. (2006). Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. Kloang Putra Timur.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah

Dasar. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva

Press.

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I

Nama Madrasah : MI Ma’arif Tirto

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : III/I (Ganjil)

Alokasi Watu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran,perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

B. Kompetensi Dasar

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan

pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik

C. Indikator

d. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada gambar

e. Menulis kerangka karangan berdasarkan gambar

f. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

D. Tujuan Pembelaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan

memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik

E. Materi Pembelajaran

Menulis karangan sederhana

Contoh karangan beradasarkan gambar

Pada pukul 06.15 Andi berangkat sekolah, karena rumahnya

dengan sekolah lumayan dekat maka Andi berjalan kaki, berjalan

dengan pelan–pelan sambil mengamati sekelilingnya, dia nampak

bersih dan rapi, dia berangkat lebih awal karena hari ini dia piket kelas.

Sebelum teman- temannya berangkat, kelasnya sudah harus bersih dan

rapi, agar belajarpun nyaman. Teman piket Andi adalah Rina, karena

piketnya berdua jadi nampak ringan dan cepat selesainya. Ketika

semua sudah selesai teman-temannya pun berdatangan dan duduk rapi

di tempatnya masing – masing. Setelah masuk dan berdoa Andi dan

Rina hari ini mendapat bintang 5 karena kelas sudah sangat bersih dan

rapi.

F. Strategi Pembelajaran

Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan

Model pembelajaran : example non example ( contoh dan bukan

contoh )

G. Media, alat, dan sumber belajar

Alat : seperangkat alat tulis

Media : gambar dan karton

Sumber belajar : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006

Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia, untuk

Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

H. Langkah – langkah Pembelajaran

1. Apresepsi

Guru mengucap salam dan berdoa bersama

Guru memeriksa kehadiran, kerapian

berapakain dan kesiapan siswa

Guru menyapa dan memotivasi siswa

15 Menit

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Guru meminta siswa untuk

memperhatikan materi yang akan di

sampaikan guru tentang penggunaan

ejaan, huruf capital, dan tanda titik

Guru meminta siswa untuk mengamati

gambar beserta karangan yang ada di

papan tulis

Guru dan siswa betanya jawab tentang

gambar yang di amatinya

b. Elaborasi

Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok

(setiap kelompok terdiri dari 3 sampai 4

siswa)

Masing masing kelompok diberi kertas

kosong untuk menulis karangan

berdasarkan gambar yang sudah di temple

di papan tulis bersama dengan

kelompoknya

c. Konfirmasi

Guru meminta perwakilan dari

kelompoknya untuk membacakan

karangannya didepan

Guru memberikan reward untuk kelompok

terbaik

Guru meminta siswa untuk mengerjakan

soal

Guru memberikan kesempatan siswa

50 Menit

untuk bertanya

3. Penutup

Guru menyimpulkan materi yang sudah di

sampaikan

Guru memberikan komentar terhadap aktivitas

siswa saat pembelajaran

Guru meminta siswaSalam penutup untuk

mempelajari materi yang sudah di pelajari tadi

Guru menutup dengan doa

5 Menit

I. Penilaian

1. Jenis / teknik penilaian

Tes tertulis ( menulis karamgan)

Soal:

Buatlah karangan sesuai dengan gambar dibawah ini !

Kunci jawaban:

Kebijakan guru

Pedoman Penskoran

Aspek yang dinilai Skor

Menggunakan bahasa indonsia yang baik

dan benar dalamenulis karangan

20

Penulisan jaan(tanda titik dan tanda

koma)

25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II

Nama Madrasah : MI Ma’arif Tirto

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : III/I(Ganjil)

Alokasi Watu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran,perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

B. Kompetensi Dasar

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan

pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatkan penggunaan

ejaan, huruf kapital, dan tanda titik

C. Indikator

a. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada gambar

b. Menulis kerangka karangan berdasarkan gambar

c. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan

memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

E. Materi Pembelajaran

Menulis karangan sederhana

Contoh karangan beradasarkan gambar

Pernahkah kamu memperhatikan suasana siang pada hari Jumat?

Setiap hari Jumat para siswa pulang lebih cepat dari pada hari

biasanya. Para pegawai kantor, pedagang dan para pekerja lainnya

yang beragama islam semuanya menghentikan kegiatan mereka ketika

mendengar suara azan Jumat. Mengapa mereka menghentikan

pekerjaannya? Mereka yang beragama islam pergi ke masjid untuk

melakukan sholat Jumat. Bahkan ada yang sering sholat Jumat di

masjid dekat tinggalnya.

Begitu juga dengan Ilham setiap hari Jumat dia selalu diajak

bapaknya ke masjid untuk melaksanakan sholat Jumat, agar Ilham juga

terbiasa melaksanakan sholat Jumat. Ketika dia sudah terbiasa maka

tanpa diajak bapaknya pun dia tetap berangkat ke masjid, bahkan

sampai dia besar nanti.

F. Strategi Pembelajaran

Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan

Model pembelajaran : example non example ( contoh dan bukan

contoh )

G. Media, alat, dan sumber belajar

Alat : seperangkat alat tulis

Media : gambar dan karton

Sumber belajar : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006

Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia, untuk

Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

H. Langkah – langkah Pembelajaran

4. Apresepsi

Guru mengucap salam dan berdoa bersama

Guru memeriksa kehadiran, kerapian

berapakain dan kesiapan siswa

Guru menyapa dan memotivasi siswa

15 Menit

5. Kegiatan Inti

d. Eksplorasi

50 Menit

Guru meminta siswa untuk

memperhatikan materi yang akan di

sampaikan guru tentang penunaan

huruf ejaan, huruf capital dan tanda

titik

Guru meminta siswa untuk mengamati

gambar beserta karangan yang ada di

papan tulis

Guru dan siswa betanya jawab tentang

gambar yang di amatinya

e. Elaborasi

Siswa di bagi menjadi beberapa

kelompok (setiap kelompok terdiri dari

3 sampai 4 siswa)

Masing masing kelompok diberi kertas

kosong untuk menulis karangan

berdasarkan gambar yang sudah di

temple di papan tulis bersama dengan

kelompoknya

f. Konfirmasi

Guru meminta perwakilan dari

kelompoknya untuk membacakan

karangannya didepan

Guru memberikan reward untuk

kelompok terbaik

Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal

Guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya

6. Penutup

Guru mnyimpulkan materi yang sudah di

sampaikan

Guru memberikan komentar terhadap

aktivitas siswa saat pembelajaran

Guru meminta siswa untuk mempelajari

materi yang sudah di pelajari tadi

Guru menutup dengan doa

Salam penutup

5 Menit

I. Penilaian

1. Jenis / teknik penilaian

Tes tertulis ( menulis karamgan)

Soal:

Buatlah karangan sesuai dengan gambar dibawah ini !

Kunci jawaban:

Kebijakan guru

Soal Evaluasi Siklus I

Buatlah karangan sederhana berdasarkan gambar di bawahi ini !

Nama :

Kelas :

Soal Evaluasi Siklus II

Buatlah karangan sederhana berdasarkan gambar di bawahi ini !

Nama :

Kelas :

Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. MGA 65 Tuntas

2. FK 65 Tuntas

3. FS 65 Tuntas

4. AN 55 Tidak tuntas

5. KVS 50 Tidak tuntas

6. MB 50 Tidak tuntas

7. ANA 55 Tidak tuntas

8. ANA 75 Tuntas

9. AS 65 Tuntas

10. AA 65 Tuntas

11. AF 75 Tuntas

12. CNLM 65 Tuntas

13. ENS 60 Tidak tuntas

14. IN 65 Tuntas

15. MIA 70 Tuntas

16. MFA 60 Tidak tuntas

17. MK 55 Tidak tuntas

18. MPY 50 Tidak tuntas

19. MR 65 Tuntas

20. NJ 65 Tuntas

21. NS 75 Tuntas

22. NIA 70 Tuntas

23. RGA 55 Tidak tuntas

24. RA 50 Tidak tuntas

25. SRA 60 Tidak tuntas

26. SFD 65 Tuntas

27. SNA 75 Tuntas

28. UU 65 Tuntas

29. ZN 65 Tuntas

30. AU 65 Tuntas

31. MAI 55 Tidak tuntas

KKM 65

Rata-rata Kelas 62,58

Persentase Ketuntasan 61%

Siswa Belum Tuntas 39%

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. MGA 70 Tuntas

2. FK 80 Tuntas

3. FS 70 Tuntas

4. AH 65 Tuntas

5. KVS 65 Tuntas

6. MB 65 Tuntas

7. ANA 65 Tuntas

8. ANA 85 Tuntas

9. AS 65 Tuntas

10. AA 80 Tuntas

11. AF 85 Tuntas

12. CNL 65 Tuntas

13. ENS 65 Tuntas

14. IN 75 Tuntas

15. MIA 80 Tuntas

16. MFA 60 Tidak tuntas

17. MK 55 Tidak tuntas

18. MPY 60 Tidak tuntas

19. MR 70 Tuntas

20. NJ 70 Tuntas

21. NS 90 Tuntas

22. NIA 85 Tuntas

23. RGA 70 Tuntas

24. RA 65 Tuntas

25. SRA 70 Tuntas

26. SFD 75 Tuntas

27. SNA 85 Tuntas

28. UU 75 Tuntas

29. ZN 70 Tuntas

30. AU 65 Tuntas

31. MAI 65 Tuntas

KKM 65

Rata-rata Kelas 71,29

Persentase Ketutasan 90%

Siswa Belum Tuntas 10%

DOKUMENTASI SIKLUS I

Guru menerangkan tentang karangan

Guru bertanya jawab dengan siswa

Siswa mengerjakan soal dengan diskusi

DOKUMENTASI SIKLUS II

Guru menerangkan materi tentang mengarang

Guru bertanya jawab dengan siswa

Siswa mengerjakan soal dengan berdiskusi

Pedoman Pengamatan Guru dan Peneliti Siklus I

No. Kegiatan Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar :

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan presensi √

c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

2. Kemampuan guru dalam membuka

pelajaran dan melakukan apersepsi :

a. Salam pembuka

b. Mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

3. Ketepatan guru menggunakan model

pembelajaran:

a. Guru paham mengenai model pembelajaran example non-example

b. Guru mampu menggunakan model

pembelajaran example non-example

4. Kemampuan guru dalam menguasai

kelas :

b. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

c. Menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan

5. Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran :

a. Kesimpulan

b. Melakukan evaluasi √

c. Memberikan tindak lanjut √

d. Salam penutup √

Pedoman Pengamatan Guru dan Peneliti Siklus II

No. Kegiatan Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar:

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan presensi siswa √

c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

2. Kemampuan guru dalam membuka

pelajaran dan melakukan apersepsi :

a. Salam pembuka

b. Mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

3. Ketepatan guru menggunakan model

pembelajaran:

a. Guru paham mengenai model pembelajaran example non-example

b. Guru mampu menggunakan model pembelajaran example non-example

4. Kemampuan guru dalam menguasai

kelas :

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan

5. Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran :

a. Kesimpulan

b. Melakukan evaluasi √

c. Memberikan tindak lanjut √

d. Salam penutup √

DAFTAR NILAI SKK

NAMA : SOPIYA NUROHMAH JURUSAN : PGMI

NIM : 115-13-046

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

KEGIATAN

JABATAN NILAI

1 OPAK STAIN

SALATIGA 2013

“Rekonstruksi Paradigma

Mahasiswa yang Cerdas,

Peka, dan Peduli”

26-27 Agustus

2013

Peserta 3

2 OPAK TARBIYAH

STAIN SALATIGA

2013 “Menjunjung

Tinggi Nilai-nilai

Kearifan Lokal Sebagai

Identitas Pendidikan

Indonesia”

29 Agustus 2013 Peserta 3

3 LIBRARY USER

EDUCATION

(pendidikan pemakai

perpustakaan)”

16 September 2013 Peserta 2

4 Sertifikat PLCPP

“PLCPP Membuka

Cakrawala Dunia Serta

Membangun Kredibilitas

Bangsa”

20-23 September

2013

Peserta 2

5 PUBLIC HEARING III

“Optimalisasi Kinerja

Lambang untuk

Mewujudkan Kampus

yang Amanah”

23 Oktober 2013 Peserta 2

6 Tafsir Tematik”Konsep 17 Mei 2014 Peserta 2

Pemimpin Ideal Menurut

Al-Qur’an”

7 SURAT KEPUTUSAN

“Pengesahan Pengurus

Pondok Pesantren

Tarbiyatul islam Al Falah

Salatiga Masa Khidmat

2014/2015

04 November 2014 Pengurus 4

8 Sertifikat 1 Muharram

1435 H

07 November 2014 Panitia 3

9 Sertifikat “Peringatan

Maulid Nabi Muhammad

SAW 1436H”

30 Desember 2014 Panitia 3

10 Sertifikat LOMBA

JUARA I “Aktualisasi

Dakwah dalam

Membentuk Generasi

yang Bertaqwa, Berilmu,

dan Berakhlak Mulia”

06 Mei 2015 Peserta 2

11 Sertifikat Lomba

Akhirossanah ke XXI

21-26 Mei 2015 Panitia 3

12 Sertifikat Worskohop

Terapi Hati Session 2

(Biro TAZKIA)

25 Juni 2015 Peserta 2

13 Sertifikat SEMINAR

NASIONAL” Pemuda,

Peradaban Islam, dan

Kemandirian”

02 September 2015 Peserta 8

14 Sertifikat Musabaqoh

Allughoh Al’arabiyah

“Siap Melangkah dan

Berkarya Dengan Bahasa

26 Oktober 2015 Peserta 2

Arab”

15 Sertifikat IAIN

Bersholawat dan Orasi

Kebangsaan “ Menyamai

Nilai – Nilai Islam

Indonesia Untuk

Memperkokoh NKRI

dalam Mewujudkan

Baldotun Toyyibatun

Warabbun Ghofur”

06 November 2015 Peserta 2

16 Sertifikat SEMINAR

NASIONAL”Implement

asi Nilai – Nilai

Pancasila Sebagai

Benteng dalam Menolak

Gerakan

Radikalisme”(Dema)

10 Februari 2016 Peserta 8

17 Sertifikat SEMINAR

NASIONAL ”Penguatan

Wawasan Kebangsaan

dan Nasionalisme”

28 April 2016 Peserta 8

18 Sertifikat Seminar “

STAY POSITIVE”

26 Mei 2016 Peserta 2

19 Sertifikat SEMINAR

NASIONAL ”Melawan

Radikalisme dan

Komunisme”

Agustus 2016 Peserta 8

20 Piagam Penghargaan

Pelatihan Hisab

Warukyat “Perbedaan

Penentuan Awal Bulan

Qomariyah dan Hisab

Praktis Arah Kiblat”

16-17 September

2016

Panitia 3

21 Sertifikat Pelatihan Ilmu

Falak

17 September 2016 Panitia 3

22 Sertifikat Memperingati

Hari Santri

22 Oktober 2016 Peserta 2

23 SURAT KEPUTUSAN

“Pengesahan Pengurus

Pondok Pesantren

Tarbiyatul islam Al Falah

Salatiga Masa Khidmat

2014/2015

23 November 2016 Pengurus 4

24 Sertifikat Penghargaan

Pelatihan Jurnalistik

“Fotografi : From Zero to

Hero Tahap 1”

10 November 2016 Panitia 3

25 Sertifikat “Peningkatan

Kualitas Pendidikan di

Indonesia Untuk

Memperkokoh NKRI”

23 November 2016 Peserta 4

26 Sertifikat Penghargaan

pelatihan Jurnalistik

“Fotografi : From Zero to

Hero Tahap 2”

25 November 2016 Peserta 2

27 Sertifikat Training

Hypnotherapy “

Selangkah Lebih Dengan

Hipnosis”

26 November 2016 Peserta 2

28 Sertifikat Penghargaan

pelatihan Jurnalistik

“Fotografi : From Zero to

Hero Tahap 3”

09 Desember 2016 Panitia 3

29 Sertifikat pelatihan

Jurnalistik “ Mengenal

Corel Draw Sebagai

Media Inspirasi “

09 Februari 2017 Panitia 3

30 Sertifikat Penghargaan

Pelatihan Jurnalistik “

12 Maret 2017 Panitia 3

Dasar – dasar Jurnalistik”

31 Penghargaan Seminar

Internasional “Menjadi

Mobilepreuneur Dalam

Era E-commerce”

25 April 2017 Peserta 8

32 Sertifikat In Art And

Language Exhibition

2017 “Kidung Katresnan

Arimbi “

26 April 2017 Peserta 2

33 Sertifikat Pelatihan

Jurnalistik

“Mengoperasikan

Software Photoshop”

17 Mei 2017 Panitia 3

Jumlah skor 114

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Sopiya Nurohmah

Tempat, Tanggal lahir : Demak, 10 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Ds. Jatisono RT 06/03, Kec. Gajah, Kab. Demak

No. HP : 081542196331

Riwayat Pendidikan :

1. MI Miftahul Huda, lulus tahun 2007

2. MTs. Negeri Gajah, lulus tahun 2010

3. MA Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati, lulus tahun 2013

Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.

Salatiga, 29 Agustus 2017

Penulis