dokumentasi - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf ·...

27
RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Tahun Sidang : I Masa Persidangan : 2007 - 2008 Jenis Rapat : Rapat Kerja Pansus DPR RI Sifat Rapat : Terbuka Hari dan Tanggal Rapat : Rabu, 3 Oktober 2007 Waktu Rapat : Dengan : Pemerintah Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Paripurna Ketua Rapat : Shidki Wahab Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti Hadir : ……. Anggota dari …… Anggota Acara Rapat : Pembahasan materi RUU tentang ITE Jalannya rapat sebagai berikut : SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) : Baik, Bapak dan Ibu yang saya hormati, Kita bisa mulai dan kuorum sudah tercapai, Bismillahirohmanirrohim, Bapak-bapak dan Ibu Anggota Panja RUU ITE yang saya hormati, Dan dari Pihak Pemerintah yang saya hormati juga kita melanjutkan pembahasan ini dengan sampai yang terakhir DIM Nomor 90 Pasal 10 yang catatannya memberi waktu kepada Pemerintah untuk merumuskan kembali terkait pembentukan lembaga sertifikasi keandalan. Oleh karena itu saya minta kepada Pemerintah untuk menyampaikan rumusan yang diisyaratkan kepada Pemerintah minggu yang lalu. Saya persilahkan. ARSIP DAN DOKUMENTASI

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Tahun Sidang : I

Masa Persidangan : 2007 - 2008

Jenis Rapat : Rapat Kerja Pansus DPR RI

Sifat Rapat : Terbuka

Hari dan Tanggal Rapat : Rabu, 3 Oktober 2007

Waktu Rapat :

Dengan : Pemerintah

Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Paripurna

Ketua Rapat : Shidki Wahab

Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti

Hadir : ……. Anggota dari …… Anggota

Acara Rapat : Pembahasan materi RUU tentang ITE

Jalannya rapat sebagai berikut :

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Baik, Bapak dan Ibu yang saya hormati,

Kita bisa mulai dan kuorum sudah tercapai,

Bismillahirohmanirrohim,

Bapak-bapak dan Ibu Anggota Panja RUU ITE yang saya hormati,

Dan dari Pihak Pemerintah yang saya hormati juga kita melanjutkan pembahasan ini

dengan sampai yang terakhir DIM Nomor 90 Pasal 10 yang catatannya memberi waktu kepada

Pemerintah untuk merumuskan kembali terkait pembentukan lembaga sertifikasi keandalan. Oleh

karena itu saya minta kepada Pemerintah untuk menyampaikan rumusan yang diisyaratkan

kepada Pemerintah minggu yang lalu. Saya persilahkan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 2: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Assalamu’alaikum, wr,wb.

Bapak-bapak Pimpinan,

Para Anggota Dewan yang kami hormati,

Rekan-rekan sekalian,

Memenuhi arahan minggu yang lalu kami telah mempersiapkan mengenai perubahan dari

Pasal 10 yang waktu itu terkait dengan penetapan DIM Nomor 27 tentang Lembaga Sertifikasi

Keandalan. Sebelum masuk kedalam pasal-pasal atau ayat-ayat yang kami usulkan, kami ingin

memberikan penjelasan mengenai siapa saja pihak-pihak yang terlibat didalam Lembaga sertifikasi

Keandalan ini. Jadi kami mulai dengan dua bagian yang dibawah itu adalah, yang pertama

penyelenggaran layanan on line yang berinteraksi, bertransaksi elektronik dengan konsumen. Agar

supaya setiap penyelenggara layanan secara on line tersebut betul-betul memiliki kredibilitas.

Maka sesuai dengan DIM 27, sesuai isi dari Pasal 10 maka setiap tayangan on line ini dapat di

sertifikasi oleh sebuah Lembaga Sertifikasi Keandalan. Disini contoh dalam negeri air trust yang

sudah dibuat oleh PT. Telkom ataupun very saint dari Amerika yang memang juga digunakan oleh

layanan on line kita, isitilah digunakan juga oleh BNI 46, itu contohnya disitu yang digunakan oleh

para penyedia layanan on line di Indonesia.

Kemudian Pemerintah sesuai dengan DIM 27 tersebut melakukan pengawasan dan

sekaligus juga memberikan perijinan mengakui atau sekaligus memberikan ijin terhadap Lembaga

Sertifikasi, baik nasional maupun internasional. Tentu nanti akan ditetapkan kembali bagaimana

peran Pemerintah dalam hal ini. Terkait dengan interaksi antar pihak-pihak yang terkait dengan

Sertifikasi Keandalan maka Pasal 10 kami usulkan sebagai berikut. Mungkin Prof. Ramli silahkan

kalau ingin menjelaskan perumusan baru dari Pasal 10 sebagaimana hasil kesimpulan minggu

yang lalu, dipersilahkan.

PROF. RAMLI (DEPKOMINFO) :

Terima kasih Bapak Pimpinan,

Yang pertama, kami ingin menjelaskan juga yang namanya Sertifikasi Keandalan yang di

awasi dan disahkan itu adalah hanya yang Sertifikasi Keandalan nasional. Karena yang

internasional yang sudah ada seperti very saint dan seterusnya adalah memang sudah eksis. Jadi

nanti ada lembaga Sertifikasi Keandalan yang memang berada di Indonesia dan merupakan

perusahaan Indonesia. Sesuai dengan amanat Panja kemarin maka kita membuat menjadi 3 ayat,

yang pertama adalah setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat di

sertifikasi oleh lembaga Sertifikasi Keandalan. Kata “dapat” menunjukan tidak inperatif karena

mereka sifatnya adalah suka rela, mereka boleh disertifikasi atau tidak. Tergantung apakah

mereka ingin dipercaya oleh masyarakat atau tidak.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 3: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

Kemudian lembaga Sertifikasi Keandalan nasional kita mulai memberi batas bersifat

independent, dibentuk oleh Pemerintah dan atau professional, berwenang mengaudit dan

mengeluarkan Sertifikasi Keandalan bagi pelaku usaha dalam transaksi elektronik. Nanti kita akan

memberikan penjelasan dalam penjelasan bahwa yang dimaksud dengan Sertifikasi Keandalan

disini adalah rasma. Kemudian lembaga Sertifikasi Keandalan nasional diawasi oleh Pemerintah

dan diakui keberadaannya setelah disahkan oleh Menteri. Kenapa kami mengatakan menteri,

karena kalau kita hanya menyebut Pemerintah maka nanti kita akan saling tunjuk Pemerintah itu

yang mana. Kemudian Undang-Undang ini juga nanti akan memberikan pembatasan, siapa yang

disebut dengan menteri disini.

Kenapa ada kata-kata tambahan dibentuk oleh Pemerintah atau professional, ini masukan

kawan-kawan di BI. Karena ada kemungkinan BI sendiri akan menjadi Sertifikasi Keandalan untuk

Bank. Jadi ketika para professional ini tidak berbuat maka, BI yang harus turun tangan langsung

misalnya untuk membuat lembaga sertifikasi ini. Jadi jangan sampai kita saling menunggu

professional dan professional tidak melakukan itu. Oleh karena itu harus ada tindakan dari

Pemerintah yang bisa langsung melakukan tindakan-tindakan pengamanan ini.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Cukup, terima kasih. Jadi ada tambahan yang disatunya tidak menggunakan nasional

yah? Yang dibutir 1 Pasal 10 rumusan Pemerintah. Lembaga Sertifikasi Keandalan saja, kalau

yang berikutnya ditambah nasional. Itu bapak-bapak yang menjadi baru dari Pemerintah, apakah

bisa diterima berikut penjelasannya ?

Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh

Lembaga Sertifikasi Keandalan nasional bersifat independent, dibentuk Pemerintah dan atau

professional berwenang mengaudit dan mengeluarkan Sertifikasi Keandalan bagi pelaku usaha

dalam transaksi elektronik. Kemudian Sertifikasi Keandalan nasional sebagaimana dimaksud,

Lembaga Sertifikasi Keandalan Nasional diawasi oleh Pemerintah dan diakui keberadaannya

setelah disahkan oleh Menteri, itu yang terakhir.

Dari PDI P…..

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Jadi ini mau tanya kepada Pemerintah, berarti Pasal 10 yang konsep DIM 90 itu sudah

drop, artinya diganti total baru ini. Saya pikir setelah kita baca bersama dan kita alasan-alasannya

untuk merubah dan sebagainya tadi itu sudah cukup nasional. Jadi mungkin sementara bisa

menerima ini. Sebab disitu unsur masyarakat dirubah soal dengan professional, salah satunya itu,

iya pak ? Tuntas sudah memberikan mandate di minggu yang lalu kepada Pemerintah untuk

menyusun, saya pikir ini sudah maksimal dan bagus sekali ini oleh usaha Pemerintah. Jadi kami

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 4: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

dari Fraksi PDI Perjuangan sampai sementara ini bisa menerima. Kecuali nanti ada hal-hal yang

berkembang dan terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Silahkan PKB.

ALI MUBAROK (PKB) :

Terima kasih Pimpinan,

Saya lihat dari draf yang kita terima disini, saya tidak lihat disana. Saya lihat yang ada

disini, yang tadi ada perubahan. Saya lihat disini mengenai lembaga Sertifikasi Keandalan bersifat

independent itu sudah bagus. Kemudian dibentuk oleh professional berwenang mengaudit dan

mengeluarkan Sertifikasi Keandalan bagi pelaku usaha dalam transaksi elektronik. Tetapi disana

tadi dibentuk oleh Pemerintah, ada kata-kata tambahan Pemerintah. Ini yang saya mau tanya,

dibentuk oleh Pemerintah. Ini bagaimana poin disana. Karena padahal disini kita sifatnya

independent, seperti trust yang sudah diadakan. Apa bagaimana pun juga kalau dengan ada

independent disini akan lebih terasa ada satu hal yang kebebasannya dapat dikuasai oleh satu

badan tersendiri oleh Pemerintah. Sehingga akan menjadi satu hal yang kurang begitu, karena ini

ada badan untuk sebagai trust itu tadi. Jadi saya kok dengar ada kata-kata Pemerintah ini coba

diminta untuk dilihat kembali kena tidak masalah itu tadi.

Juga disini mengenai Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1

diawasi oleh Pemerintah dan diakui keberadaannya setelah disahkan oleh menteri. Nah ini saya

mau tanya mengenai setelah disahkan oleh menteri. Apakah yang berwenang mengesahkan ini

harus menteri saja ataukah ada badan tersendiri seperti trust itu tadi, bisa dianggap mengikuti

atau bagaimana begitu.

Jadi saya minta pandangan Pemerintah, bagaimana Pak ?

Terima kasih Pimpinan.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Sebelum ada yang lain, Pak Ade.

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Terima kasih Pimpinan,

Tidak soalnya kalau saya lihat disini ini kan lembaga Sertifikasi Keandalan ini kan betul

professional begitu kan. Tetapi keberadaannya disahkan oleh menteri, apa menterinya

professional. Nah coba ini pensahhannya coba ditata lagi. Sebab kalau kita sudah mulai, istilahnya

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 5: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

professional atau yang ada pakai trust apa segala macam itu, bagaimana mengenai

pengesahannya oleh menteri.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Atas dua pertanyaan tadi, silahkan Pemerintah.

Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :

Ini baik pak,

Yang pertama bahwa kenapa memasukan Pemerintah karena ada pemikiran awalnya

memang hanya professional tetapi kemudian ada kekhawatiran bahwa misalnya untuk Perbankkan

professional itu tidak ada yang mau membuat Sertifikasi Keandalan ini. Sehingga Pemerintah atau

Bank Indonesia mungkin akan langsung turun tangan untuk itu.

Kemudian apa kreteria dan arti independent disini. Sebetulnya independent disini nanti

akan kita berikan dalam penjelasan, independent terhadap pelaku usaha sebetulnya. Jadi bukan

independent seperti lembaga-lembaga independent yang ada. Karena ini sebetulnya sangat teknis,

sangat professional. Jadi dengan demikian lembaga ini sangat independent terhadap para pelaku

usaha. Jadi pelaku usaha yang tidak memenuhi syarat tidak akan memberikan sertifikat itu. Jadi

memang dalam penjelasan kita harus statet pak, bahwa yang dimaksud dengan independent

adalah independent terhadap pelaku usaha dan itu menjadi praktek umum di transaksi elektronik.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Sekaligus yang terakhir tentang,

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Tambahan penjelasan, jadi Pak Ade mengenai ayat 3 ini sebetulnya ada kaitan dengan

DIM 27 yang sudah disepakati sebelumnya. Disitu disebutkan bahwa, mungkin bisa ditampilkan.

Jadi disitu ada peran Pemerintah untuk mensahkan dan mengawasi Lembaga Sertifikasi

Keandalan. Jadi Pak Ade menanyakan mengenai Pak Menteri, jadi definisi menteri didalam

Undang-Undang ini adalah menteri yang bidang tugasnya adalah dalam bidang teknologi informasi

dan komunikasi. Jadi tidak secara spesifik disebutkan Pemerintah, tetapi langsung disebutkan

menteri disitu. Makanya kalimat ayat 3 adalah diawasi oleh Pemerintah dan diakui keberadaannya

setelah disahkan oleh menteri.

Demikian Pak Ade

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Tidak tadi, kalau tidak salah, boleh Pimpinan ?

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 6: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

Tadi ada istilahnya Bank Indonesia ikut campur segala yah. Sebab kalau saya lihat ini,

Undang-Undang ini betul-betul bahwa ini kata-kata dari DIM 27 tadi di akui, disahkan, diawasi. Jadi

mungkin profesionalisme ini hilang kalau diakui, disahkan, diawasi Pemerintah, berarti yang

professional itu yak ikut saja kata Pemerintah, kira-kira begitu. Dipikirkan jelas sebelum Undang-

Undang ini diketok masalahnya. Itu saja tolong kawan-kawan coba pikirkan kata-kata diakui,

diawasi, disahkan itu seolah-olah professional nya hilang kalau kata-kata begitu.

Terima kasih Pimpinan.

ALI MUBAROK (PKB) :

Boleh saya minta tolong, karena tadi disebut BI. Bisakah pandangan dari BI, ada tidak

perwakilannya disini ? Pandangan dari BI seperti apa yang riil-nya begitu.

Terima kasih Pimpinan.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Silahkan.

BANK INDONESIA :

Terima kasih Pak Ali,

Jadi sebenarnya memang usulan Pemerintah itu sebenarnya awalnya tidak sangat BI, jadi

ini hanya untuk antisipasi bahwa karena setahu saya memang transmark itu mayoritas oleh

lembaga independent asosiasi atau apa. Tetapi seperti saya pernah baca di Singapura ada

lembaga Pemerintah yang menjadi transmark untuk area-area tertentu yang memang harus

Pemerintah yang menjadi lembaga transmarknya. Nah hemat kami unsur Pemerintah kalau

dimasukan disitu akan lebih baik, mungkin belum tentu ada setahun dua tahun sekarang

kebutuhannya. Tetapi siapa tahu di tahun-tahun berikutnya ada kebutuhan, maka itu sudah ada

payungnya. Tentu ini harus tetap berlandaskan kepada idenpedensi dan juga kepentingan

bersama. Kalau tadi dikatakan oleh Pak Ramly bahwa misalnya BI mungkin harus sebagai

lembaga yang transmark untuk Perbankkan adalah memang sekarang ini kenyataannya kan untuk

Bank itu pengawasnya regulator memang BI. Orang atau masyarakat akan percaya kalau BI

katakan lembaga ini misalnya dijamin oleh LPS, kalau bapak datang ke Bank ada disitu sticker

bahwa memang Bank ini dijamin LPS tentu bapak akan lebih berani menaruh uang di bandingkan

dengan Bank yang tidak dijamin LPS.

Nah inikan tentu lembaga-lembaga Pemerintah juga yang memberikan semacam garansi

transmark. Hanya memang transmark ini adalah dalam bentuk hardcopy, sementara kita disini

lebih bicara softcopy. Saya juga mungkin minta agar kata-kata Pemerintah ini tidak selalu

dinafikkan diasosiakan sebagai satu bentuk pemaksaan. Sebagai contoh saja ini mungkin Pak Puji

bisa lebih bisa menjelaskan. Sekarang bapak kalau transaksi di ATM kan tentu ada lebih

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 7: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

companions, bapak bisa transfer ke bank lain, bisa menarik dari bank lain, walalupun Bank bapak

katakanan BCA, bapak bisa menarik di Bank Muamalat menarik uang.

Jadi terus terang proses-proses bisa menarik di bank yang lain ini tidak timbul dari

masyarakat tetapi BI yang memakai para swaching itu untuk ini demi masyarakat, “ayo anda

gabung, anda inproreable” supaya masyarakat itu tidak susah, tidak harus menarik di banknya

sendiri. Bahwa nanti disitu ada fee yang anda bagi-bagi silahkan. Nah ini satu contoh bentuk,

tanda kutip yah, pemaksaan oleh Pemerintah dalam hal ini BI kepada pelaku usaha yang ujung-

ujungnya kan kemasyarakatan juga untuk masyarakat. Nah kami melihat ini kemungkinan ini siapa

tahu ada di masa depan, paling tidak kalau sudah diberikan payung ini tentu akan bermasyarakat

untuk masyarakat. Ini semua untuk masyarakat, paling tidak itu. Mungkin kalau sekarang belum

terpikir oleh kita, apakah transmark itu misalnya dalam konteks BI dalam bentuk apakah bank yang

sudah mencantumkan logo apa, itu adalah bank yang sudah comply dengan ketentuan QWC atau

apa misalnya yah, kita belum tahu sekarang. Tetapi paling tidak, mungkin bukan BI, mungkin ada

beberapa Pemerintah yang lain justru butuh lembaga transmark untuk ke masyarakat, masyarakat

yang tidak mungkin ini di penuhi oleh masyarakat professional diarea-area tertentu. Paling tidak ini

bisa menjadi payung.

Demikian penjelasannya, terima kasih.

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Interupsi,

Tadi keterangan bapak kita ini bahwa BI memaksa supaya swiching itu gabung saya pikir

salah, itu bagian dari service bukannya urusan BI. Makin bisa harus berintimedied antar bank

maka bank making bagus. Jadi saya pikir bukan itu maksudnya bahwa peranan BI, justru BI ini

terlalu absolute sekarang saya lihat. Malahan kalau bisa Undang-Undang-nya di repair kalau saya

sebagai Anggota Dewan melihatnya. Jadi kita melihatnya yang ini, maksudnya itu bahwa

Pemerintah itu kalau memang menterinya itu taken bahwa ini kalau terjadi sesuatu, itu yang

dijamin segera orang itu diganti kerugiannya, itu yang penting bukannya cap Pemerintah terus jadi

apa-apa, apa artinya cap Pemerintah. Makanya saya selalu bilang insurance, kalau orang tidak

urusan dengan Polisi, orang tidak mau urusan dengan Pemerintah, orang mau diganti duitnya, itu

saja simplenya, diganti kerugiannya. Jadi itulah yang kita bilang supaya professional ini, kaum

professional ini transmark apakah namanya apapun yang penting begitu ada kejadian diganti

kerugian itu tersebut.

Terima kasih Pimpinan.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Silahkan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 8: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

AMIN BUNYAMIN (PPP) :

Assalamu’alaikum, wr,wb,

Inikan ada kesepakatan minggu yang lalu itu untuk merubah Pasal 10 diganti dengan

rumusan baru kan. Lolos lulusan baru tetapi tidak ada solusinya. Bahwa ada rumusan baru tetapi

tidak menyentuh substansi yang diperdebatkan tempo hari. Sekarang bagus ini nomor satu, “setiap

pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh lembaga

Sertifikasi Keandalan”. Saya kira yang nomornya tidak, saya kira sudah perlu karena pada ayat 2-

nya yang aslinya ini dari Pasal 10 ini. Ketentuan mengenai pembentukan lembaga Sertifikasi

Keandalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Jadi

masalah pengawasan pengesahan Pemerintah melalui Undang-Undang, sudah selesai. Jadi

nomor satu jangan ditambah lagi, artinya yang usulan baru ini masukkan disini pengganti yang

nomor 10 yang asli itu. kemudian selanjutnya kan ada nomor itu sudah jelas. Saya kira kalau saya

sudah cukup itu.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Jadi cukup dua saja usulannya ?

AMIN BUNYAMIN (PPP) :

Memang satu yang kita masukkan tetapi yang keduanya kan asli dari DIM-nya yang asli

DIM 92 “Ketentuan mengenai pembentukan lembaga Sertifikasi Keandalan dimaksud di ayat 1

diatur dengan korektor mengenai yang menjadi perdebatan itu tentu siapa yang membuat, siapa

yang mengawasi, siapa yang mengesahkan itu, inikan oleh Undang-Undang diaturnya, kan sudah

Ok tidak ada masalah.

Terima kasih.

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Ini saya mau Tanya masalah nomor 2 dan 3, disebut lembaga Sertifikasi Keandalan

sifatnya independent tetapi diakui, disahkan, diawasi. Apakah independent itu harus diawasi, kata-

kata independent ini soalnya. Nah itu kalau tidak dihilangkan kata-kata independent, jangan

memakai bersifat independent tetapi dibawahnya diakui, menurut DIM 27 kan diawasi, disahkan

oleh Pemerintah berarti bukan independent.

Itu saja kata-kata independent, terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Ada tanggapan soal independensi yang masih di awasi atau dibentuk oleh Pemerintah.

HILMAN ROSYAD S. (PKS) :

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 9: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

Memang apa yang kemudian kita diskusikan pada kesempatan lalu adalah pada posisi

independent ketika kalau tidak salah dari PAN Pak Dedi merujuk kepada DIM 27. Nah kalau

misalnya DIM 27 ini adalah disetujui, disepakati, saya rasa yang ayat 2 ini mungkin ada sedikit

perbedaan. Ada sesuatu yang sama tentu saja dengan DIM 27 dan juga ada perbedaanya.

Jadi saya melihat harus dihilangkan salah satunya, kalau tidak dihilangkan DIM 27 maka di

hilangkan yang ayat 2 itu. Sementara yang 3 ini memang menjadi multitafsir soal disahkan oleh

Menteri dan lain sebagainya. Saya rasa kalau lah mungkin ada bentuk bagaimana pengawasan,

bagaimana pengakuan, pengesahan dan lain sebagainya itu bisa melalui Peraturan Pemerintah.

Sehingga kalau misalnya kembali kepada usul awal sebagaimana diusulkan oleh PPP tadi itu lebih

baik. Jadi sebetulnya kita belum beranjak dari apa yang menjadi diskusi kita dikesempatan yang

lalu yaitu kaitannya adalah dikaitkan bahwa lembaga Sertifikasi Keandalan ini merujuk kembali

kepada DIM 27, itu mungkin dari saya.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Silahkan Pemerintah.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Mohon ijin, silahkan rekan Edmon atau Pak Puji dahulu silahkan dari BI.

BANK INDONESIA :

Terima kasih Pak Cahyana,

Bapak dan Ibu Anggota Dewan yang saya hormati,

Terkait dengan isu misalkan Pemerintah tadi contohnya Bank Indonesia, kami perlu dalami

karena mungkin ini tidak terkait langsung dengan kami dan apalagi ini terkait dengan transaksi

elektronik memang tidak hanya di industri Perbankkan tetapi juga diluar Industri Perbankkan.

Sehingga perlu kami dalami lagi, terkait juga dengan kewenangan kami dibidang ini.

Demikian terima kasih.

EDMOND M (DEPKOMINFO) :

Terima kasih Pimpinan,

Kalau boleh mohon, apakah kita selama ini tidak salah persepsi tentang apa makna

independent. Kalau independent itukan orang bilang memang tidak tergantung apapun. Tetapi

dengan tidak tergantung apapun dia tetap memerlukan pengawasan bukti independensinya itu.

Contohnya adalah pengacara memang tidak dibentuk oleh Pemerintah tetapi pengacara di

sertifikasi jatuhnya. Demikian pula dengan pasar modal kita lihat, semua prospectus menawarkan

saham ke orang sehingga orang lain ingin mendapatkan kepastian informasi. Jadi sebenarnya

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 10: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

adalah professional penunjang itu dihadirkan untuk mensertifind informasi itu. Sehingga di pasar

modal kita lihat nanti ada pengacara ini telah melakukan bla- bla. Hal yang serupa sama sekarang

terjadi didalam web site. Kalau kita sendiri datang ke web site, kan tidak kelihatan itu siapa yang

menjamin informasi itu, adalah lembaga transmark itu yang melakukan audit terhadap informasi itu.

Nah sejauhmana mereka kehadirannya independent yah sama seperti kita mengatakan ada

professional penunjang konsultan hukum pasar modal. Tetapi apakah semua konsultan hukum

bisa masuk ke konsultan pasar modal, kan tidak bisa, tetap harus yang di sahkan oleh Pemerintah.

Begitu juga notaris, apakah semua notaris bisa membuat perjanjian sekitar perdangangan efek kan

tidak, bisa disertifikasi juga oleh Pemerintah, disahkan oleh Pemerintah.

Jadi saya melihat bahwa tidak berkurang maknanya suatu independent hanya karena

diawasi, atau disahkan oleh Pemerintah, karena toh sistem seperti itu telah berjalan, dan kecuali

sistem itu tidak jalan sama sekali. Jadi ini sebenarnya bukan hal yang baru begitu, mohon

pengertiannya Pimpinan dan terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Dengan contoh-contoh tadi mudah-mudahan bisa dimengerti bahwa memang defend

sudah ada atau kalimatnya perlu disempurnakan. Sehingga jangan ada kesan bahwa, berarti

Pemerintah bisa tidak mensahkan, kira-kira begitu terjemahan sementaranya, bagaimana ?

Fakta tidak semua professional penunjang mengerti tentang sistem elektronik. Sehingga

perlu yang namanya selain masyarakat laku usahanya ketemu juga dengan standard yang dianut

oleh Pemerintah. Jadi bukan karena itu kemudian Pemerintah menghilangkan independent, tidak

tetapi standard compatibilitas kalau saya melihat, standar kemampuan. Kalau kita katakan

Pemerintah mengatakan misalnya ini harus begini-begini misalnya S 1 harus seperti ini maka dia

harus sertifind seperti itu. Jadi hal yang tidak, masih lazim dalam pemikiran sangat logis begitu.

Jadi tidak berkurang maknanya.

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Saya pikir begini, bapak kita ini ahli bahasa, lagi-lagi bahasa memang kalau soalnya

namanya menafsirkan sampai besok pagi juga tidak akan kelar. Kita lihat ini Lembaga Sertifikasi ini

sebenarnya hampir sama dengan Kadin, yang dibentuk oleh para professional, itu mitranya

Pemerintah. Kalau sekarang bayangkan kata-kata “ professional berwenang mengaudit

mengeluarkan Sertifikasi Keandalan tetapi harus ijin menteri” maka hilang yang namanya

professional, semua harus ijin menteri. Kalau tidak maka hilangkan kata-kata ini, memang ini

beban tidak mau yang mengambil ini, porsi ini Pemerintah mau ambil. Jadi jangan berlindung

dibalik professional, iya kan. Nah sekarang kalau misalnya lembaga Sertifikasi independent

dibentuk oleh professional berwenang, kata-kata “berwenang” maka berkuasa kata-kata itu,

mengaudit, mengeluarkan Sertifikasi Keandalan tetapi harus ijin menteri, nah itu bagaimana ?

Sudah berwenang, mengaudit tetapi turun lagi ijin menteri lagi. Kalau tidak antara dua, seperti

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 11: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

saudara saya katakanan ini mungkin DIM 27 itu agak bertentangan, kalau tidak hilangkan salah

satu.

EDMOND M (DEPKOMINFO) :

Secara prinsip saya sebetulnya tidak keberatan dengan apa yang di ungkapkan oleh

Pemerintah maksud dan tujuannya kita paham. Hanya tadi ada problem tentang DIM 27, nah ini

kemudian menjadi ada dua hal yang sama tetapi berbeda di DIM 27 itu dengan ungkapan ini. Saya

lebih cenderung sepakat dengan apa yang diusulkan PPP, yang ayat 2 dan ayat 3 itu tidak perlu di

ungkap dikembalikan ke yang asli. Kan nanti soal misalnya disahkan oleh menteri, apakah

memang setiap dikasus yang lain misalnya Sertifikasi atau lembaga sertifikasi itu harus menteri,

mungkin bisa jadi oleh DIrjen sama misalnya atau misalnya, oleh Asosiasi seperti Dokter sertifikasi

oleh IDI misalnya dan lain sebagainya. Inikan ada beberapa kemungkinan dan itu bisa dipikirkan

lebih jelas menurut saya di Peraturan Pemerintah. Jadi saya lebih cenderung, karena ada problem

dengan DIM 27, ini kalau Pak Dedi datang maka akan ramai lagi DIM 27. Ini DIM 27 karena sudah

di ketok, kecuali memang harus di revisi lagi, dilarat lagi yang di DIM 27. Karena yang DIM 27

sudah sangat jelas sekali di DIM. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independent

yang dibentuk oleh professional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah yang dengan

kewenangan mengaudit dan mengeluarkan Sertifikasi Keandalan dalam transaksi elektronik, itu

sudah sangat jelas. Jadi kalau kemudian nanti di tambah, di Pasal yang 2 ini atau di ayat 2 ini saya

rasa terjadi pengulangan dan berbeda begitu, ada perbedaan, ada pengulangan tetapi dalam

waktu yang bersamaan ada perbedaan. Apalagi yang ke 3 itu sudah menjadi teknis, itu boleh

menjadi isi dari Peraturan Pemerintah tersebut. Jadi saya dukung apa yang disebutkan Pak Kya

tadi bahwa cukup 2 ayat saja yaitu ayat yang pertama yang diusulkan sepakat bagus, yang

keduanya dikembalikan ke DIM yang asli yang ada disini.

Terima kasih.

ADE DAUD NASUTION (PBR) :

Jadi Pimpinan saya mau menambahkan mungkin ini adalah kelihatannya Pemerintah tidak

mau kehilangan power. Sebenarnya ini masalah professional, rutin pengawasan bolehlah. Tetapi

kalau teks mau ditaken-taken menteri repot juga.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Silahkan PDI P.

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Jadi begini, setelah memang kami baca dengan teliti untuk rumusan baru dari Pemerintah

itu ayat 2 itu memang akan terjadi tumpang tindih dengan ayat atau DIM 27. Hanya kemarin inikan

persoalannya, kan suatu lembaga sertifikasi itu sudah Ok yaitu yang tertera didalam DIM 27 tetapi

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 12: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

yang membentuk itu siapa ? Nah itukan persoalan disitu, Pemerintah atau berdiri sendiri dan

sebagainya atau masyarakat. Itukan substansi pembicaraan kita di mana 74 kan itu, jadi saya pikir

kita kembalikan saja bahwa seperti semula kalau memang yang dimaksudkan itu. Tetapi ini yang

konsep baru ini memang akan menjadi rancu, artinya kontradiksi sudah di ulang lagi. Benar-benar

teman dari BKS dan dari BPR. Jadi saya pikir yang dua itu di drop saja, yang Pasal 2 karena

sudah ada dengan sekarang yang membentuk itu siapa, yang mengawasi dan sebagainya

lembaga ini yaitu Pemerintah atau masyarakat. Kalau lembaganya jelas independent, kita sepakat

itu. Tetapi kan perlu ada pengawasan independent sendiri yaitu oleh menteri atau Pemerintah.

Jadi saya pikir kembali semula itu juga saya tidak keberatan, artinya setuju itu.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Jadi ada usulan begitu yang ayat 2 tidak perlu tetapi 1, 3 yang menjadi 2. Tetapi yang

menjadi 2 kalau itu diterima dari hasilnya juga kembali ke awalnya dari PKB usulkan tadi atau PPP

tadi usulkan.

Silahkan.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Bapak-bapak dan Ibu sekalian,

Jadi setelah mendengarkan baik dari PKS maupun dari PBR juga dari kawan-kawan PDIP.

Jadi untuk Pasal 10 ini atau untuk DIM 90 ini memang terkait dengan DIM 91 langsung

digabungkan, jadi ayat 1-nya adalah sesuai dengan usulan semula yaitu “ Setiap pelaku usaha

yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi

Keandalan”. Kemudian ayat 2 dan 3 rumusan usulan baru Pemerintah ini digantikan langsung oleh

DIM 91 yaitu “Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana

dimaksud ayat 1 diatur dalam Peraturan Pemerintah”. Jadi ini menampung usulan tadi dari bapak-

bapak sekalian.

Demikian.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Bisa begitu yah ? Jadi 2 saja jadi, terima kasih. Jadi DIM 90 Pasal 10 menjadi 2 ayat.

Sekarang DIM 92, selamat datang Pak Ketua. DIM 92 ayat 2 “Ketentuan mengenai pembentukan

lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan, sudah yah ?

Sorry. Jadi sekarang DIM 93 Pasal 11, jadi tetap. Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan

hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut.

Kemudian DIM 94 hasil Panja, dari PDI P mengusulkan tambahan. Silahkan disampaikan

tambahan untuk DIM 94. Memang di RUU-nya kosong dihasil pembahasannya ada.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 13: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

ELVA HARTATI (PDI-P)

Rumusan tambahan dari Fraksi PDI Perjuangan yaitu di buat dan digunakan selain

pembuatan surat-surat dan atau dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

Pasal 5 ayat 4.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Rumusan tambahan dari PDI P, kitar putar dulu. Ini dari PPP, selanjutnya.

AMIN BUNYAMIN (PPP) :

Dari PPP itu rumusan tambahannya berbunyi “Tanda tangan elektronik digunakan untuk

pembuatan surat, dokumen, dan atau perjanjian selain pembuatan surat dokumen dan perjanjian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 4.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Jadi, bagaimana dengan usulan Fraksi yang lain. Ada usulan tambahan 1 (a) menjadi

(b)……

(Lanjutan……….)

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Teman-teman yang lain tidak ada lagi yah ? Bagaimana Pemerintah dengan usulan

tambahan ayat dari PDI P dengan PPP ?

EDMOND M. (DEPKOMINFO) :

Terima kasih Pak,

Menurut hemat kami justru usulannya menjadi tidak tepat pemaknaannya. Karena yang di

konteks ini sebagaimana bapak dan ibu ketahui dari dokumen unsitra itu sebenarnya signature

creasion data. Jadi memang sudah begitu kalimatnya, data pembuatan tanda tangan terkait hanya

kepada penanda tangan saja. Jadi misalnya saya mempunyai PIN, maka PIN itu adalah data yang

terkait dengan keberadaan saya. Kalau di cantumkan seperti ini usulan perubahannya maka akan

mengakibatkan makna yang lain.

Demikian dan terima kasih.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 14: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Demikian jawaban dari Pemerintah, jadi cukup dengan apa yang sebelum ditambahkan.

Bagaimana bisa PDI P dengan jawaban dari Pemerintah tadi cukup dengan rumusan sebelum

ditambah tidak perlu ditambahlah.

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Saya pikir setelah mendengarkan penjelasan itu kemudian ada perubahan-perubahan,

tentunya tambahan ini sudah dengan sendirinya tidak akan tepat, tidak usah ditambah.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Bagaimana PPP ?

AMIN BUNYAMIN (PPP) :

Iyah sama begitu, jadi kami compuse juga ini ditanya pendapat sebetulnya perlu ada

pendapat, data sudah jelas inikan. Ini mungkin dalam penyalinan hasil rapat ini yang membuat

bingung.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Jadi tidak apa, agar menjadi jelas dua kali. Jadi tidak perlu tamabhan Pemerintah, bisa

diterima ?

SUPARLAN (KETUA) :

Di drop saja kan usul ini yah ? Jadi 95, 96 di drop kan ? 97, 98 di drop ?

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Sampai 118 iyah ?

Jadi kita 118 karena yang lain di drop, Pasal 13. Yang disini ada usulan perubahan usulan

13 ini “Setiap orang berhak menggunakan jasa penyelenggara sertifikasi elektronik yang dibuat

dalam bentuk tanda tangan digital, usulan dari Fraksi PG.

Saya persilahkan, kalau di buku tebal halaman 78. Disini Golkar usulan perubahan

redaksional, perubahan redaksional.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Fraksi Partai Golkar mengusulkan perubahan redaksional terhadap “sertifikasi” menjadi

“sertifikat”. Sehingga setelah perubahan menjadi “Setiap orang berhak menggunakan jasa

penyelenggara sertifikat elektronik untuk tanda tangan elektronik yang dibuat dalam bentuk tanda

tangan digital”.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 15: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Sertifikasi menjadi sertifikat, kemudian PDI P.

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Baik, jadi kalau disini juga merubah atau redaksional ada perubahan usulan yaitu setelah

perubahan “Setiap orang berhak menggunakan jasa otoritas sertifikasi dan dites memilih jasa

dalam negeri atau luar negeri untuk tanda tangan efferent yang dibuatnya”. Jadi ada sedikit

tambahan yang sifatnya lebih penting, otoritas sertifikasi.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Terima kasih,

Dari PAN ? Silahkan.

SUPARLAN (KETUA) :

Redaksional semua.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Dari Pemerintah silahkan usulan kecik-kecil redaksional.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Baik, jadi yang pertama dari Fraksi Golkar disitu ada perbedaan istilah sertifikasi dengan

sertifikat. Jadi kami nanti minta tolong bantuan dari ahli bahasa. Kemudian mengenai otoritas

sertifikasi silahkan saudara Edmond dijelaskan mengenai makna dari usulan ini.

EDMOND M. (DEPKOMINFO) :

Sebagaimana diketahui sertification otority tersebut dalam konteks Undang-Undang kita

sebut dengan penyelenggara sertifikat elektronik. Jadi penyelenggara sertifikasi elektronik, si

penyelenggara sertifikasi elektronik sebagaimana waktu yang lalu kami menyampaikan ada

gambar. Ibaratnya seperti memberi dari Camat terhadap KTP, seperti itu. Jadi sertifikasi bentuknya

seperti itu, kurang lebih, informasi elektronik sebenarnya. Hanya kita menyebutnya sebagai

sertifikasi.

Demikian, jadi mungkin istilah yang tepatnya tidak otoritaris sertifikasi, karena otoritasi

yang dimaksud itu sebenarnya adalah penyelenggara sertifikasi elektronik. Hal yang berikutnya

mungkin saya hanya mengingatkan bahwa tanda tangan elektronik itu lebih luas dari tangan digital.

Sementara wording di dalam Pasal 13 hanya mengarah kepada tanda tangan digital. Saya

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 16: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

mengusulkan bahwa agar ini lebih melingkupi elektronik ketimbang elektronik digital atau tanda

tangan digital. Maka cukup sampai dengan kata-kata untuk tanda tangan elektronik. Jadi yang

dibuat dalam bentuk tanda tangan digital itu bisa hilang, tidak masalah. Karena tanda tangan

elektronik itu lebih luas dari pada tanda tangan digital.

Kemudian yang kedua penyelenggara sertifikasi elektronik didalam hal ini ada otoritas

sertifikasi harus memastikan keterkaitan sesuatu tanda tangan, digitalnya hilang, dengan pemilik

tanda tangan yang bersangkutan. Jadi kata-kata “tanda tangan digital”, itu digitalnya yang

dihilangkan. Khawatir bahwa persepsi masyarakat nanti bahwa ITE ini hanya tanda tangan digital

padahal dia adalah tanda tangan elektronik, lebih luas dari pada tanda tangan digital.

Demikian Pimpinan, terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Jadi yang butir 1-nya dihilangkan, yang dibuat dalam bentuk tanda tangan digital di

usulkan dihilangkan sampai elektronik.

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Jadi kalau masalah, mungkin bahasa saja yah. Jadi penterjemahan dari pada otoritas

sertifikasi yaitu penyelenggara sertifikasi maksudnya. Kalau itu maksudnya maka sama saja kita

bisa terima. Hanya disini ada soal redaksi yang juga tidak bisa, apa perlu ada untuk memilih jasa

dalam negeri atau luar negeri, jadi disini bebas memilih. Penuh tidak kata-kata, ini saya minta

Pemerintah untuk bisa menanggapi. Kami usul supaya ada kata-kata bebas memilih jasa dalam

negeri dan luar negeri.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Yang belum diterangkan tadi bukan soal otoritas saja tetapi kebebasan memilih jasa dalam

negeri atau luar negeri tadi, komentar yang belum diberikan kepada PDI P.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Yang menjadi Pemerintah itu secara umum disebutkan penyelenggara sertifikasi

elektronik. Jadi penyelenggara sertifikasi elektronik disini tidak secara spesifik menyebutkan

apakah dia dari dalam negeri atau luar negeri, tetapi umum. Kalau umum berarti ini pilihan pak,

kalau ini pilihan pak, maka bisa dalam negeri atau luar negeri begitu. Jadi tergantung dari setiap

penggunaan tanda tangan elektronik. Jadi disini tidak secara spesifik dan tidak harus di uraikan,

dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi begitu disebutkan penyelenggara sertifikasi elektronik, itu

berarti mencakup kedua-keduanya, bisa dalam negeri dan bisa luar negeri. Maksudnya begitu

bapak.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 17: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Penjelasan bisa dipahami,

Jadi yang nomor satu kita setuju bahwa “setiap orang berhak menggunakan jasa

penyelenggara sertifikasi elektronik untuk tanda tangan elektronik”, bisa ?

Terima kasih

(Ketok Palu 1 X)

Yang nomor 2 tadi sudah disampaikan usulan RUU itu ada perubahan dari Pemerintah,

apa itu yang dihilangkan penyelenggara sertifikasi elektronik harus memastikan keterkaitan

sesuatu, apa tadi dan yang mana dicoret ini ?

EDMOND M. (DEPKOMINFO) :

Esensinya adalah tanda tangan digital itu digantikan dengan kosa kata “tanda tangan

elektronik”, itu saja pak. Kalau sudah disebut tanda tangan elektronik maka tidak perlu lagi disebut

tanda tangan digitalnya. Itu untuk lebih mempertegas saja bahwa tanda tangan elektronik lebih

luas dari pada tanda tangan digital.

KETUA RAPAT (SUPARLAN) :

Dibaca ulang rumusan baru dari Pemerintah.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Rumusan yang finalnya Pemerintah ?

EDMOND M. (DEPKOMINFO) :

“Penyelenggara sertifikasi elektronik harus memperhatikan keterkaitan suatu tanda tangan

elektronik dengan pemilik tanda tangan elektronik yang bersangkutan”. Yang dua itu yang dibaca,

masih didalam Pasal 13 ayat 1 maksudnya bapak. “Setiap orang berhak menggunakan jasa

penyelenggara sertifikasi elektronik untuk tanda tangan elektronik”. Itu usulannya.

HILMAN ROSYAD S. (PKS) :

Sedikit mungkin,

Untuk tanda elektronik, bisa bicara pak ? Untuk tanda tangan elektronik apakah

dibutuhkan kata lain untuk mempertegas antara untuk dan tanda tangan elektronik apa tidak ?

Saya paham maksudnya, hanya apakah misalnya untuk membuat, untuk memastikan, untuk

mensahkan, untuk apa kira-kira.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Silahkan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 18: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Pimpinan,

Itu tadi Pimpinan DIM yang mana bunyinya ? Jusru makanya itu kita kedua kan. Nah DIM

bunyinya mana yang di ketok ? Ini sudah berubah ini digitalnya hilang. Inikan tadi tidak ada

perubahan pada DIM lama dari Pemerintah, sekarang kan berubah.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Jadi yang saya ketok tadi sampai elektronik habis “setiap orang berhak menggunakan jasa

penyelenggara sertifikasi elektronik untuk tanda tangan elektronik”. Pak Ketua tadi menanyakan

apakah itu sudah ada penjelasannya saja. Kita tadi sudah bicara di butir 2-nya juga ada

penyingkatan yang diusulkan berubah dari awalnya menjadi penyelenggara sertifikasi elektronik

DIM 119 butir 2 itu harus memastikan keterkaitan suatu tanda tangan elektronik, lalu itu dirubah

tanda tangan digital usulan Pemerintah seperti itu. Jadi saya ulangan DIM 119 butir 2

“penyelenggara sertifikasi elektronik harus memastikan keterkaitan untuk tanda tangan elektronik”

SUPARLAN (KETUA) :

Saya kira di ulang saja dahulu, inikan DIM 119 “Penyelenggaran sertifikasi elektronik harus

memastikan keterkaitan suatu tanda tangan digital dengan pemilik tanda tangan digital yang

bersangkutan”, itu konsep dari Pemerintah. Kemudian ada khususnya dari Golkar meminta

perubahan. Nah saya kira kita berikan kesempatan Golkar untuk menyampaikan perubahannya

lalu bagaimana tanggapan Pemerintah, ada tidak perbaikan rumusan pemerintah. Jadi supaya

tidak kacau urutan-urutannya.

HILMAN ROSYAD (PKS) :

Berarti yang 118 batal di ketok begitu, karena tadi juga Pak Cahyana minta penjelasan dari

Ahli Bahasa belum disampaikan tadi.

KETUA RAPAT (SUPARLAN) :

Tadi saya bertanya karena ada,.

HILMAN ROSYAD (PKS) :

Dan kemudian sebetulnya saya dari tadi juga mau bicara ini, saya kira belum diketok.

Karena juga untuk tambahan dari Pemerintah, kalau dikaitkan dengan pasal atau ayat berikutnya

itu juga memang menjadi agak rancu akan kebutuhan tanda tangan secara digital begitu. Itu

tentang digital juga agak rancu dengan yang kedua.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 19: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Minta konsooolidasi 5 menit, untuk menyatukan dengan Ahli Bahasa.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Satu dan dua supaya utuh, silahkan.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Baik Bapak Pimpinan kami sudah selesai.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Iyah terima kasih,

Kami persilahkan, Bapak-bapak kita lanjutkan dan skors dicabut,

Pemerintah silahkan.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Baik yang pertama terkait dengan penjelasan tentang perbedaan sertifikat dengan

sertifikasi. Kami sudah melihat ketentuan Pasal 1 butir 9, jadi yang sudah terdefinisikan adalah

penyelenggara sertifkasi, jadi bukan sertifikat dan ahli bahasa menyebutkan juga bahwa sertifikasi

adalah prosesnya. Kemudian poin berikutnya yang terkait dengan Pasal 13 ini kami juga sudah

klarifikasi. Jadi sesuai dengan penjelasan Pemerintah sebelumnya bahwa ini terkait dengan tanda

tangan elektronik.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Pimpinan,

Mungkin dibawa ke Timmus, tetapi perlu kita hati-hati dengan bahasa seperti ini. Dalam

pemahaman saya sertifikasi itu adalah proses tetapi kalau lembaga harus berbentuk kerangkanya.

Jadi lembaga sertifikat, kalau dia melakukan proses itu namanya lembaga sertifikasi. Selama dia

menyentuh lembaga, tidak melakukan sesuatu kegiatan maka disebut lembaga sertifikat. Dalam

proses sistem itu disebut sertifikasi, jadi mulai dari cara pembuatan segala macam menghasilkan

sesuatu sertifikasi namanya. Tetapi kalau memang ahli bahasa menyakinkan itu untuk dikemudian

hari kita tidak.

AHLI BAHASA :

Penyelenggaran sertifikasi itu artinya yang menyelenggarakan proses pembuatan atau

proses penyertifikatan.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Saya bicara lembaganya, lembaganya namanya apa ?

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 20: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

AHLI BAHASA :

Penyelenggara itu, penyelenggaraan sertifikasi.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Lembaga, proses itukan sertifikasi, kalau lembaganya ?

AHLI BAHASA :

Disitu ditambah kata penyelenggara

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Proses itu sertifikasi, lembaganya apa ? Prosesnya itu sertifikasi. Kalau kita sertifikasi

berarti kita lembaga proses, bukan ? Maksudnya begini, itu antara suatu lembaga berdiri sendiri

dengan proses kalau lembaga itu kan bentuk roh, dan rohnya ada pada sistem pemrosesan inikan,

ini rohnya. Saya pikir mungkin perlu di definisikan baik oleh ahli bahasa supaya diangkat supaya

kita jelas. Kalau ini definisi yang kita sepakati secara politik, yang saya maksudkan coba dicari ahli

bahasa minimal diberikan ke kita sehingga itu tidak menjadi masalah di kemudian hari. Karena

dalam pemahaman saya begitu kita sertifikasi, kalau BPN adalah lembaga, begitu mengeluarkan

sertifikasi terhadap sertifikat yang ada. Nah lembaganya bukan sertifikasi tanah itu.

AHLI BAHASA :

Memang harus dibantu apakah badan sertifikasi atau lembaga sertifikasi kalau memang itu

harus memadai suatu badan.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Dari Partai Golkar prinsipnya kalau ahli bahasa menjaminkan itu maka tidak masalah.

Terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Dan ini di penjelasan memang seperti yang disampaikan Pemerintah butir 9 sertifikasi.

Apapun juga dalam perjalanan kita masih ada waktu, nanti bisa di berikan alasan yang belum kuat

kita bicarakan.

Dilanjutkan Pemerintah dengan Pasal 1.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Kemudian Pasal 13 ayat 1 dan 2, jadi kami konfirmasikan bahwa ini terkait dengan tanda

tangan elektronik. Jadi seperti penjelasan sebelumnya DIM 118 sebelumnya. Jadi kalimat

lengkapnya adalah “setiap orang berhak menggunakan jasa penyelenggara sertifikasi elektronik

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 21: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

untuk tanda tangan elektronik”, jadi lebih simple. Ayat kedua juga seperti itu “penyelenggara

sertifikasi elektronik harus memastikan keterkaitan suatu tanda tangan elektronik dengan pemilik

tanda tangan elektronik yang bersangkutan”.

Ayat ke 3 itu menyangkut DIM berikutnya belum kami sampaikan.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Sudah jelas yah, bapak-bapak sekalian sampai butir 1 dan 2. Kalau 1 “Dihilangkan sampai

elektronik, “setiap orang berhak menggunakan jasa penyelenggara sertifikasi elektronik untuk

tanda tangan elektronik”. Kemudian DIM 119 butir 2 “penyelenggara sertifikasi elektronik harus

memastikan keterkaitan suatu tanda tangan elektronik dengan pemilik tanda tangan elektronik

yang bersangkutan”. Sudah bisa yang 1 dan 2 ? Masih ? Silahkan.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Bahasa saja barangkali,

Yang pertama mengenai “setiap orang berhak menggunakan jasa penyelenggara

sertifikasi elektronik untuk tanda tangan elektronik”, itu ada “untuk keperluan” supaya lebih, sudah

tadi di ketok tadi, baru usulan Pemerintah ? Untuk keperluan tanda tangan elektronik, misalnya

supaya bahasa lebih ini. Supaya untuk pemahaman terhadap konsep ini lebih mudah.

Yang berikutnya” penyelenggara sertifikasi elektronik harus menjamin keterkaitan satu

tanda tangan digital dengan pemilik tanda tangan digital yang bersangkutan”.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Yang kedua tadi khusus digital sudah diganti elektronik. Jadi sebelum,

DEDI D. MALIK (PAN) :

Itu tetap sama, sampai belakangnya. Kata itu saja “menjamin” menggantikan,

“memastikan”.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Redaksi ini bisa diterima ? Ahli bahasa dengan perubahan.

AHLI BAHASA :

Dari segi bahasa tidak ada masalah, akan tetapi makna saya tidak tahu, maksudnya.

Tetapi kalau dari segi bahasa tidak ada masalah, mau ditambah keperluan atau menjamin tetapi

dari segi isi itu saya tidak tahu karena saya bukan ahlinya.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Pendapat Pemerintah bagaimana ?

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 22: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

EDMOND (DEPKOMINFO) :

Ada makna yang cukup jadi tidak logis kalau menggunakan kata “menjamin”. Karena kata

“menjamin” ini kalau sekarang ada sesuatu informasi penekanan teknik algoritma, dia mencari

saja. Kalimat itukan lebih tepat memastikan ketimbang menjamin sebuah sistem yang dapat

mencari itu. Jadi kalau pasangan kunci ini sekarang sedang pasang jalan, kan dia harus

memastikan saja bahwa informasi ini namanya ini. Jadi itu untuk memastikan sebuah sistem yang

bekerja, kalau saya lebih prepair, mungkin katanya adalah lebih pas memastikan. Karena

bekerjanya sebuah sistem. Kalau menjamin, ada yang memastikan bahwa sistem itu harus

sempurna berjalannya. Padahal bisa jadi, pada saat misalnya Pak Dedi meng-create suatu kunci di

komputernya. Ternyata pada saat detik itu telekomunikasi sedang terganggu, maka kalimatnya jadi

tidak bisa kata-kata menjamin, tetapi memastikan begitu. Karena ujung-ujungnya saya inikan

ibaratnya seperti notaris di tengah elektronik, jadi orang yang notaris kenal itu adalah yang

memang dia menjelaskan ada KTP-nya saya kenal, KTP-nya saya pegang, tanda tangan

elektronik saya pegang begitu, saya mengetahui. Jadi saya hanya memastikan bahwa ini

keterkaitan dengan ini, tetapi tidak bisa menjamin secara elektronik.

Demikian.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Penjelasan itu memang ada bedanya menjadi substansial bedanya itu, begitu Pak Dedi.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Iyah, mungkin itu tafsir saja. Kalau saya melihat dari sudut fungsi kelembagaannya

menjamin. Sebetulnya kalau ada kongkuluensi begitu, keterkaitan antar tanda tangan digital

dengan pemilik itu maka itu sudah kepastian. Kan sebetulnya konsepnya itu adalah keterkaitan

antara tanda tangan digital dengan pemiliknya, jadi disitu. Kalau ada keterkaitan tentu ini ada

angka kepastian itu sudah mencakup didalamnya. Tetapi ini sekali lagi ini soal tadi tafsir terhadap

kata menjamin dan kata kepastian. Jadi kata “kepastian” dari pemahaman saya terkait dengan

keterkaitan bisa ada dundansi begitu yah. Kalau dilihat dari kelembagaannya, badannya itu

mungkin lebih prepair ke menjamin dari sudut pandang saya.

Terima kasih.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Pimpinan,

Mungkin Pemerintah memberikan penjelasan itu, kita tidak menangkap secara baik. Tetapi

lewat Undang-Undang ini kan tugas penyelenggara itu adalah selain dari pada memastikan dia

melakukan audit sebenarnya. Audit yang dilakukan itu untuk kepentingan kepastian itu, seperti itu

tidak ? Nah kalau seperti itu berarti kata memastikan itu penting, itulah ahli bahasa yang tadi saya

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 23: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

sebut. Tetapi kalau memang dia sebagai lembaga yang mempunyai kredibilitas apabila setiap

tanda tangan itu pasti baik, pasti itu adalah mempunyai data yang pasti. Maka kata menjamin dari

Pak Dedi itu perlu. Sehingga kredibilitas lembaga ini harus dijamin.

Nah tetapi kalau umpama memang dalam rangka menentukan suatu tanda tangan itu

harus dikatakan ini benar. Maka audit yang dilakukan terhadap tanda tangan atau kunci yang

dibuat baru itu harus menyatakan bahwa benar terjadi telah diketahui oleh lembaga penyelenggara

menurut saya perlu ada kalimat atau pun prose kata “memastikan”.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Jadi yang ini tambahan saja, keterangan. Dari beberapa komentar atau penjelasan tentang

lembaga sertifikasi itu selalu terkait dengan trasmark, credibility, falidity. Jadi sebetulnya lembaga

ini lebih kepada lembaga jaminan, kan rasanya itu menjamin sebetulnya, kata kuncinya itu. Nah

kepastiannya adalah salah satu begitu. Jadi dari beberapa penjelasan sebetulnya lebih luas kata

menjamin. Kalau tadi merujuk kepada konsep-konsep yang selama ini dijelaskan terkait dengan

konsep penyelenggara sertifikasi itu.

HASIB WAHAB (PDI-P) :

Pimpinan,

Saya pikir ini memang beda tipis, artinya kita melihat dari visi mana, artinya dari prespektif

apa. Kalau dari sisi lembaga penyelenggara ini adalah suatu lembaga yang menjamin terhadap, itu

bisa. Tetapi kalau inikan sifatnya, kalau menurut keterangan dari Pemerintah itu sifatnya untuk

memastikan bahwa ini ada keterkaitannya dengan kepastian tanda tangannya itu. Jadi semacam

mencari kepastian, bukan menjamin bahwa ini akan tanda tangannya asli atau bahkan tidak asli,

tidak menjamin itu. Tetapi kepastian terhadap, hampir sama. Jadi konteks pembicaraannya itu

hampir sama.

Saya usul supaya dibawa ke Timmus saja nanti dan terima kasih.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Ini memang ada tafsir jadi panjang dan kemudian kalau juga dua-duanya dimasukan

menjadi rancu juga sertifikasi elektronik harus memastikan dan menjamin keterkaitan misalnya

mau dicari jalan, kemudian menjadi kacau juga. Jadi kalau satu putaran lagi kita minta pendapat

untuk sebelum kita serahkan ini ke Perumus, saya kira kalau Perumus jangan menjadi tempat

perdebatan lagi saya kira. Pengalaman di RUU yang satu lagi sudah akan di rumuskan tetapi

akhirnya kita berdebat. Jadi saya kira kita selesaikan dulu disini kalau bisa sebaik-baiknya supaya

tim perumus lebih mudah.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 24: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

(Lanjutan………………………..)

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

…………..Sertifikasi elektronik harus memastikan dan menjamin keterkaitan misalnya mau

dicari jalan kongkrit, menjadi kacau juga kan ? Jadi kalau satu putaran lagi kita meminta satu

pendapat, sebelum kita serahkan ini ke perumus. Saya kira kalau perumus jangan menjadi tempat

perdebatan lagi saya kira, pengalaman di RUU yang satu lagi sudah akan dirumuskan tetapi

akhirnya kita berdebat. Jadi saya kira kita selesaikan dulu disini kalau bisa sebaik-baiknya supaya

tim perumus lebih mudah.

Saya mencoba, tadikan beliau katakanan beda-beda tipis, tetapi sebetulnya memang

kedua kalimat itu antara memastikan dan menjamin itu dua makna yang memang saling

komprehensif saling melengkapi memang. Jadi kalau saya untuk memperkuat Pemerintah dengan

kata memastikan dengan PAN yang menjamin. Maka saya pikir dipadukan saja, menjamin dan

memastikan sehingga dua-duanya lebih masuk dan malah lebih kuat, saya berpendapat begitu.

Karena tadi PAN bertahan bahwa menjamin, karena harus ada kata “Menjamin”, sedangkan

Pemerintah ada kata “memastikan”. Didalam memastikan itu ada jaminan, pasti datang tidak ?

Terjamin dia pasti datang. Anda pasti datang jam 1 ? Pasti, maka terjamin dia datang. Artinya

kalimat itu saling komprehensif saling melengkapi. Jadi saya sarankan dua-duanya diambil saja.

ANDI M. GHALIB (WAKIL KETUA) :

Apakah yang dimaksud dengan penyelenggara sertifikat elektronik harus memastikan

keterkaitan satu tanda tangan di kita itu artinya kita tengah membicarakan kepastian keaslian.

Keaslian antara tanda tangan elektronik, keterkaitan satu tangan dikita dengan pemilik tanda

tangannya, keasliannya kan pak ?

Jadi kalau terkait dengan otensititasi itu menjamin keaslian, yah saya cenderung tadi ke

menjamin keasliannya. Ini misalnya saya merujuk kepada rumusan dari PDI P, valid atau dapat

mengidentifikasi pengirim menjamin keaslian otentisiti dan kerahasiaan.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Pimpinan, saya pikir saran dari pada Pak Andi tadi baik. Kita masukan saja dua-dua juga

memperkuat, saling memperkuat, harus memastikan serta menjamin. Karena rumusannya sama,

yang satu juga melakukan klarifikasi apakah betul ini cocok setelah itu kan ada jaminan kan ? Saya

pikir baik.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Dari tadi saya sebelum silahkan Pemerintah, Pak Dedi sendiri yang menolaknya seolah-

olah. Kalau penggabungan tadikan anda agak keberatan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 25: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Kalau disampaikan oleh Pemerintah tadi Saudara Edmond, itukan seperti konsep

menjamin dengan konsep memastikan itu sesuatu yang muncul ekslusif, dua konsep yang

berbeda, kan begitu pandangannya, apa iya ? Sebenarnya apa tidak lebih tepat misalnya harus

membuktikan, bukan memastikan. Karena tadi ketika kuncinya ini ada satu error atau segala

macam kan tidak bisa memastikan. Tetapi sebenarnya lembaga ini membuktikan keterkaitan satu

tanda tangan dikita dengan tanda tangan yang bersangkutan make since, ini apa konsep kunci

yang tadi ada memastikan ini ada konsep kuncinya yang memang tidak ditafsirkan dengan kata-

kata yang lain, menurut saya tidak. Tetapi kalau tadi penjelasan dari Pemerintah itu seakan-akan

atau dibuat memastikan ini sebuah konsep yang berbeda dengan kata-kata yang lain. Maksud

saya inikan sesuatu yang interpretable, kita mencari tadi ketepatan kelayakan. Misalnya apa yang

lebih tepat memastikan, menjamin atau membuktikan, baru lagi. Tetapi itu baru tepat, lebih obyeklif

ketimbang tadi memastikan. Karena ketika hendak memastikan ada sesuatu yang macet,

perangkatnya kan tidak bisa memastikan, kira-kira begitu. Tetapi kalau membuktikan kan bisa pasti

dan tidak pasti bergantung pada ini. Tetapi ujung-ujungnya ada hasil dari kepastian.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Ahli bahasa mungkin bisa menjelaskan kata menjamin maknanya itu apa, bagaimana

kalau kita mendengar dulu.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Pak, jadi sudah menjamin sudah diganti dengan membuktikan. Jadi penyelenggaraan

sertifikasi elektronik ini harus membuktikan.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Nah itu makanya, tadi mau ditanyakan kepada ahli bahasa tetapi substansi sudah rada

berbeda, jadi saya sampaikan itu. Kalau mau ditanyakan soal membuktikan sekarang, silahkan.

CAHYANA (DEPKOMINFO) :

Silahkan Pak Edmon.

EDMOND (DEPKOMINFO) :

Terima kasih Pak Dedi atas penerangan wacananya,

Tetapi kadang kala memang untuk tahap yang sifatnya suatu proses kita tidak boleh

mempersepsikannya dalam pendekatan hukum, apa kata-kata jaminan ujung-ujungnya kalau buat

orang hukum subrogasi. Sementara kita bekerja dalam sebuah sistem yang katakanlah ada suatu

informasi akan mencari informasi lain untuk dapat ditemukan dan itu menjadi kepastian. Nah kalau

membuktikan berarti saya anything, apapun yang dilakukan dengan syarat komputer maka kita

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 26: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

harus membuktikan terus kepada pihak ketiga. Karena sifat membuktikan menjadi amanat untuk

bekerjanya suatu alat kita harus jelaskan terus dan itu artinya over prestasi. Padahal semua tanda

tangan elektronik ini walaupun simulasinya tergambar dengan sertifikat dalam prakteknya hanya

menggunakan komputer, sama halnya seperti kita menggunakan kartu ada tersimpan suatu data

kita tekan maka masuk. Tetapi ternyata sidik jari kita dengan tanda tangan waktu kita absent

mungkin saat itu tidak, ada kesalahan teknis. Apakah si pihak pembuat kartu menjadi menjamin,

agak sulit kalimat. Jadi untuk bekerjanya sebuah alat saya hanya lebih prepair istilah yang tepat

adalah memastikan karena bekerja sebuah alat bukan fungsi hukum yang keluar dari konteks itu.

Jadi keterkaitan antara suatu tanda dengan si penyelenggara untuk menjelaskan tanda

tangan ini, data ini, dia loh itu saja.

Terima kasih.

VICTOR BUNGTILU (PG) :

Pimpinan,

Ini lama-lama diterangkan lama-lama kita menjadi bingung ini. Memang saya juga

memahami, kan Dedi tadi juga memberikan pemahaman tadi. Artinya bahwa saya tidak melihat

ada masalah disana sebenarnya. Kalau memang Pemerintah mau take over itu masalah kan

memberikan suatu, kan kita sepakat bahwa Undang-Undang memberikan kepercayaan, kita sudah

memberikan keyakinan kepada konsumen ataupun pemakai untuk menyakinkan bahwa ini barang

tidak ada masalah ataupun kalau Negara luar bahwa Indonesia mempunyai suatu lembaga yang

dapat mengontrol segala sesuatu transaksi yang jelek itu secara baik. Jadi saya pikir sebenarnya,

mau menjamin, memastikan atau membuktikan, lebih baik lagi menurut saya membuktikan.

Jangan pernah you katakan bahwa tidak ada konsekuensi hukum, semua segala sesuatu yang

tertulis disini mempunyai konsekuensi hukum, karena ini Undang-Undang. Mana pula Undang-

Undang ini tidak ada konsekuensi hukum, dari mana you mempunyai pemahaman itu ?

Jadi segala sesuatu yang mempunyai dampak kalimat dalam Undang-Undang ini

mempunyai sangsi dan konsekuensi hukum. Karena itu tidak boleh you katakana bahwa kami tidak

boleh men take over suatu yang mempunyai bersifat arti atau berarti hukum, tidak boleh. Anda

mulai lari dari tanggung jawab dari pada kita semua selesai di akhir. Jadi karena itu menurut saya

harus dicari formula. Tetapi yang pasti tidak boleh lari dari tanggung jawab, ini beban ada pada

Pemerintah. Kita sudah berjuang untuk Pemerintah kita di omeli-omeli oleh Polisi gara-gara

kelemahan ini barang.

Nah karena itu menurut saya apa yang disampaikan yang terhormat Bapak Dedi tadi saya

pikir perlu kita pertimbangkan. Kalau tidak bisa digabung karena kepentingan politiknya,

bahasanya coba ditanya kepada ahli bahasa, ini ahli bahasa saya lihat kiri kanan tidak jelas, coba

bawa buku kamusnya yang baik supaya jelas. Maksud saya ini pasti, bahasanya akan mempunyai

dampak begini, ini terasa mempunyai dampak ini, itu yang penting. Yang kita bahas Undang-

Undang, MK besok-besok putusin lama bahas sedangkan MK hanya 3 hari putus, beda lagi.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 27: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-105055-9986.pdf · DOKUMENTASI. CAHYANA (DEPKOMINFO) : Assalamu’alaikum, wr,wb. ... peran Pemerintah

Nah karena itu menurut saya, jangan kita lari dari pada suatu kondisi. Yang penting

dijelaskan bahwa kalau memang itu kepastian itu kita akan berikan kepada pihak lain, pihak ketiga

harus mendapatkan suatu kepastian nilai dari pada lembaga ini. Menurut saya tidak ada masalah

antara keyakinan, pembuktian, jaminan, segala masalah itu tidak ada masalah. Selama dia

memberikan suatu bukti bahwa ini ada keterkaitan. Ada begitu ada yang katakan keterkaitan

antara ini, kita lihat dan kita akan buktikan, menurut saya tidak ada masalah itu saja.

DEDI D. MALIK (PAN) :

Tambahan Pimpinan,

Saya merujuk kepada ini saja, tadi kalau ahli bahasa kan sudah tidak ada masalah hanya

tadi soal makna kan begitu dan ini yang diwacanakan itu adalah soal makna. Yang saya masih

menjadi tanda tanya tafsir atau penjelasan dari Pak Edmond itu adalah, karena ini tidak ada

keterkaitannya dengan masalah hukum. Nah saya belum bisa menerima ini karena yang

diterangkan disini justru adalah penyelenggara sertifikasi elektronik, badannya, institusinya yang

punya kekuatan hukum. Kalau yang diterangkan disitu, kita menerangkan tentang alat mungkin

tadi clear memastikan, inikan sekali lagi tafsir.

Tetapi yang sedang kita terangkan itu adalah penyelenggaraan sertifikasi elektronik apa itu

yah badan hukum. Nah karena dia badan hukum maka harus bisa menjamin, karena yang kita

terangkan itu adalah badan hukum bukan satu alat atau kunci begitu tetapi badan hukum.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Jadi sudah balik lagi ke menjamin ?

DEDI D. MALIK (PAN) :

Bukan, saya hanya ingin mengatakan, tadikan kita berwacana. Jadi kalau pimpinan

memang kepentingannya adalah segera menyelesaikan, kita kan lagi wacana. Kenapa tidak setuju

dengan menjamin, penjelasannya tadi. Tidak ada hubungannya dengan persoalan hukum. Saya

berpendapat yang kita terangkan ini adalah penyelenggaraan sertifikasi elektronik, apa itu ?

Sebuah Badan yang mempunyai implikasi hukum. Jadi kalau kita menerangkan dengan menjamin,

tidak ada masalah. Karena kita tengah menjelaskan badan hukum. Kecuali yang telah kita jelaskan

itu adalah benda, alat begitu pak.

SHIDKI WAHAB (KETUA RAPAT) :

Baik, jadi apakah setuju ini kita bawa besok. Karena sekarang sudah pukul 4 lewat. Saya

skors saja, skoringnya seperti tadi, ada memastikan, menjamin dan membuktikan. Setuju kita

tunda sampai besok, pemerintah setuju juga kan ?

(Ketok Palu 1 X)

ARSIP D

AN DOKUMENTASI