dampak sl-ptt padi sawah terhadap produksi dan difusi inovasi

22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia merupakan salahsatu aspek yang menjadi prioritas untuk diselesaikan, karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa yang akan datang. Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat mempengaruhi kualitas pemerintahan, terkelolanya pangan dengan baik, menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian berjalan dengan baik. Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras, hampir seluruh masyarakat indonesia saat ini menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari- hari, sehingga tuntutan akan peningkatan produksi beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini kementrian pertanian selaku stake holder dalam bidang pertanian berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras tersebut adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan 1

Upload: ajat-learner

Post on 07-Dec-2014

4.093 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

penelitian ini dilakukan di Kabupaten lebak, menjelaskan tentang dampak kegiatan penyuluhan melalui sl-ptt terhadap produksi padi dan peningkatan difusi inovasi oleh petani

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia

merupakan salahsatu aspek yang menjadi prioritas untuk diselesaikan,

karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia.

Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk

kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa yang akan datang.

Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat

mempengaruhi kualitas pemerintahan, terkelolanya pangan dengan baik,

menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian

berjalan dengan baik.

Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras,

hampir seluruh masyarakat indonesia saat ini menjadikan beras sebagai

makanan pokok sehari-hari, sehingga tuntutan akan peningkatan produksi

beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini

kementrian pertanian selaku stake holder dalam bidang pertanian

berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan

masyarakat tersebut.

Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi

beras tersebut adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan

produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan dan

perakitan teknologi yang dilaksanakan secara partisipatif dan sesuai

dengan keadaan lingkungannya (spesifik lokasi).

Kegiatan SL-PTT Padi sawah dilaksanakan diseluruh Provinsi dan

Kabupaten di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lebak. Di Kabupaten ini

kegiatan SL-PTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008, kendati demikian

dalam pelaksanaannya kajian dan evaluasi terhadap dampak dari

kegiatan tersebut, belum pernah digali secara lebih mendalam, terutama

dalam aspek dampaknya bagi peningkatan produksi sebagai tujuan

utama dan peningkatan difusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi

petani untuk menyebarkan teknologi SL-PTT terhadap petani

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan ini akan dicoba dikaji

1

Page 2: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

tentang dampak SL-PTT Padi Sawah terhadap peningkatan produksi dan

peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilaksanakan oleh petani

penerima SL-PTT di Kabupaten Lebak, dengan harapan kegiatan

tersebut dapat menjawab sejauh mana pengaruh SL-PTT yang

dilaksanakan di Kabupaten Lebak dalam kedua aspek tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dalam kajian evaluasi dampak ini, masalah yang dirumuskan

adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi

di Kabupaten Lebak?

2. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan difusi inovasi

yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak?

C. Tujuan

Tujuan dari kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan SL-PTT berpengaruh

terhadap peningkatan produksi padi di Kabuapten Lebak

2. Untuk mengetahui sejauh maba kegiatan SL-PTT berpengaruh

terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan oleh petani di

Kabupaten Lebak

D. Manfaat

Manfaat dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat diketahui sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap

peningkatan produksi di Kabupaten Lebak

2. Dapat diketahui sejau mana pengaruh SL-PTT terhadap difusi

inovasi yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak

2

Page 3: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

1. Pengertian

Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)

adalah suatu pendekatan inovatif dalam upayakana meningkatkan

produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan

sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis

antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani

serta bersifat spesifik lokasi (Pedum SL-PTT, 2003)

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

adalah suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali

potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan,

mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan

kondisi sumberdaya setempat (Pedum SL-PTT, 2003)

2. Prinsip-prinsip PTT

PTT adalah suatu pendekatan eko regional yang ditempuh

untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dengan

memperhatikan:

a. Prinsip-prinsip efisiensi. Dengan pendekatan PTT diharapkan

selain produktivitas naik, biaya produksi optimal, produk

berdaya saing dan lingkungan terpelihara.

b. Dalam pengembangan inovasi teknologi dengan pendekatan

PTT, digunakan prinsip sinergisme, yaitu bahwa pengaruh

komponen teknologi secara bersama terhadap produktivitas

lebih tinggi dari pengaruh penjumlahan dan komponen

teknologi sendiri-sendiri.

c. Karena lahan pertanian mempunyai tingkat kesesuaian

bagi tanaman pangan yang berbeda antara sentra produksi dan

di dalam sentra produksi, maka kombinasi komponen teknologi

dapat berbeda antara sentra produksi satu dengan lainnya.

3

Page 4: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

3. Tahapan Penerapan PTT

Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu bersama

petani melakukan pengamatan dan menganalisa potensi lahan yang

dimiliki, infrastruktur pendukungnya dan permasalahan yang ada,

menentukan pemilihan komponen teknologi PTT yang spesifik

lokasi dll. Pada tahap ini dapat diketahui keinginan dan harapan

petani, karakteristik lingkunga biofisik, kondisi sosial ekonomi, budaya

petani setempat dan masyarakat sekitar.

Langkah kedua adalah menyusun komponen teknologi yang

sesuai dengan karakteristik dan masalah di daerah pengembangan.

Komponen teknologi tersebut bersifat dinamis yaitu mengalami

perbaikan dan perubahan, sesuai dengan perkembangan inovasi dan

masukan dari petani dan masyarakat setempat.

Langkah ketiga adalah menerapkan teknologi utama PTT di

lahan usahataninya.

4. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi

Komponen teknologi unggulan pengelolaan tanaman terpadu Padi

(Pedum SL-PTT, 2003) adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan varietas unggul baru (VUB) berlabel yang berdaya

hasil tinggi, bernilai ekonomi tinggi.

b. Pemupukan berimbang dengan penggunaan pupuk secara

berimbang dan sesuai kebutuhan tanaman spesifik lokasi.

c. Penggunaan pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang

sebagai penyedia hara dan pembenah tanah.

d. Penggunaan alat mesin (alsin) berupa alat pra panen dan pasca

panen untuk menekan kerus hasil.

e. Pengairan dan pompanisasi dengan pemanfaatan air irigasi, air

hujan, embung, sumur pantek, dan sumber air permukaan (sungai

danau, sumur buatan).

f . Penggunaan benih bermutu dengan varietas unggul

menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan seragam,

tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik, tanaman

tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi

4

Page 5: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik.

g. Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi

yang optimal dapat menghindari serangan hama dan penyakit,

menekan pertumbuhan gulma, memberikan pertumbuhan tanaman

yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.

h. Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan

tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah,

jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman

memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan

kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi.

i . Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai

dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merup faktor

penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai

pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman.

Kebutuhan air disetiap stadia tanaman berbeda-beda, pemberian

air secara tepat meningkatkan hasil dan menekan terjadinya stres

pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan

air.

j . Perlindungan tanaman dilaksanakanaka untuk mengantisipasi dan

mengendalikan serangan OPT tanaman dengan meminimalkan

kerus atau penurunan produksi akibat serangan OPT.

Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi

pengendalian hama terpadu (PHT). Khususnya pengendalian

denga pestisida merup pilihan terakhir bila serangan OPT

berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus

memperhatikan jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak

menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain

yang merugikan lingkungan.

k. Penanganan panen dan pasca panen memberikan hasil

yang optimal jika panen dilakukan pada umur dan cara yang

tepat yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis

berdasarkan umur tanaman, kadar air dan penamp visual hasil

sesuai dengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan

sistem kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin

5

Page 6: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen

dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat penyimpanan yang

aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu hasil

tetap terjaga.

B. Difusi Inovasi

1. Pengertian Difusi dan Inovasi

Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan

inovasi. Difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan

melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para

anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation is

communicated through certain channels overtime among the

members of a social system) (Rogers, 1983). Disamping itu, difusi

juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu

prosperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.

Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau

benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok

masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide,

praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada

sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh

individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.

Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah

suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam

upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus

menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun

waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke

bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.

Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi

(ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat)

oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa

individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.

2. Elemen Difusi Inovasi

Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4

(empat) elemen pokok, yaitu: suatu inovasi, dikomunikasikan melalui

6

Page 7: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara

anggota-anggota suatu sistem sosial.

a. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru

oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara

subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.

b. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-

pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Jika komunikasi

dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada

khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran

komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media

masa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah

sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran

komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

c. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai

seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima

atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat

berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu

terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b)

keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat

dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian

inovasi dalam sistem sosial.

d. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara

fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan

masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C. Produksi

Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan

ekonomi karena menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya

produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu,

manusia harus berusaha memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas

kebutuhannya terpenuhi.

7

Page 8: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

1. Pengertian Produksi

a. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi

Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada

kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan

yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang

sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh

berikut. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.

Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan,

perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian di

atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan

yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai

kegunaan barang/jasa.

2. Tujuan Produksi

Tujuan kegiatan produksi, antara lain:

a. Menghasilkan/menciptakan suatu barang.

b. Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah

ada.

c. Memenuhi kebutuhan manusia.

d. Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat

pemuas lainya.

3. Jenis-jenis Usaha yang Memerlukan Produksi

a. Usaha ekstraktif, yaitu usaha yang dilakukan dengan cara

mengambil langsung sumber daya alam tanpa mengubah wujud

barang produksi tersebut.

b. Usaha jasa, merupakan merupakan kegiatan produksi alat

pemenuhan kebutuhan berupa jasa tertentu, seperti, salon

kecantikan, asuransi, penginapan, dan aneka produk jasa lainya.

c. Usaha Agraris, adalah usaha yang bergerak dengan cara

mengelola tanah dan hewan untuk menghasilkan alat pemenuh

kebutuhan manusia contohnya perkebunan.

8

Page 9: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang dibangun dalam kegiatan kajian evaluasi dampak ini

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan logical framework tersebut kajian evaluasi dampak SL-PTT

Padi ingin diketahui apakah kegiatan SL-PTT berpengaruh pada peningkatan

produksi padi dan difusi inovasi petani?

9

Difusi Inovasi

Peningkatan Produksi Padi

Model SL-PTT

Page 10: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

I. METODOLOGI KAJIAN EVALUASI DAMPAK

A. Model Evaluasi

Model evaluasi yang digun adalah model before and after evaluation yakni

membandingkan pengaruh sebelum dan sesudah dilaksankan SL-PTT terhadap

peningkatan produksi dan difusi inovasi.

B. Variabel

Variabel yang digunakan adalah Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi

oleh Petani.

C. Indikator

Indikator yang digun adalah penambahan produksi padi untuk variabel

peningkatan produksi dan frekwensi petani yang melakukan difusi.

D. Alat Ukur

Alat ukur yang digun adalah perbandingan jumlah produksi sebelum dan

sesudah adanya kegiatan SL-PTT dan perbandingan frekwensi serta

peningkatan wilayah difusi oleh petani sebelum dan sesudah adanya kegiatan

SL-PTT

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petani

menggunakan kuesioner.

F. Penentuan Petani Sampel

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method,

sampel yang diambil adalah petani dari kelompok tani yang menerima program

SL-PTT pada tahun 2011 dengan jenis irigasi tadah hujan di Kecamatan Cibadak

dan Warunggunung Kabupaten Lebak sebanyak 30 orang.

G. Teknik Analisis Interpretasi Data

10

Page 11: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

Analisis interpretasi data menggunakan SPSS 17, dengan model analisis

data yang digunakan adalah statistik parametrik Paired Sample T Test dimana

dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau

perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya adalah apabila kegiatan SL-PTT

tidak memiliki pengaruh, maka perbedaan rata-ratanya adalah nol.

H. Keterbatasan Evaluasi

Evalusi ini terbatas pada aspek peningkatan produksi dan difusi inovasi,

meski dampak dari kegiatan SL-PTT memiliki dampak pada aspek-aspek lainnya

seperti Perilaku Petani, Kelembagaan Petani dan lain sebagainya.

11

Page 12: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi dampak SL-PTT padi dilaksanakan pada tanggal 1 sampai

dengan 12 juli 2013, di Kecamatan Cibadak Desa Bojong Leles di Kelompok

dengan petani sampel sebanyak10 orang dan di Kecamatan Warunggunung

Desa Jagabaya dengan petani sample sebanyak 10.

Hasil analisis pengaruh SL-PTT terhadap produksi dan terhadap difusi

inovasi, dengan tingkat kepercayaan 0.05 menggunakan Paired –Sample T test

adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi

Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi yang dianalisa menggunakan

SPSS 17 dengan hasil analisa sebagai berikut:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair

1

Sebelum 2.817500 20 .3703750 .0828184

Sesudah 3.2225 20 .41310 .09237

Hasil analisa Paired Samples Statistic dengan jumlah samplel 20

orang dengan nilai rata-rata (mean) sebelum dilaksanakan kegiatan SL-

PTT Padi adalah 2.82 meningkat setelah adanya kegiatan SL-PTT Padi

menjadi 3.22.

Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT Padi

berpengaruh terhadap peningkatan produksi dapat dijelaskan dalam Paired

Samples Correlation di bawah ini:

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair

1

Sebelum & Sesudah 20 .918 .000

12

Page 13: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa

SL-PTT memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap peningkatan

produksi padi yaitu sebesar 0.918.

Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara

sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT terhadap Produksi

Padi dapat digambarkan sebagai berikut:

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum -

Sesudah

-.4050

000

.163755

3

.036616

8

-.48163

98

-.32836

02

-

11.06

0

19 .000

Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan antara jumlah produksi sebelum dan sesudah

dilaskanakan kegiatan SL-PTT.

H1 = Ada perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah

dilaksanakan kegiatan SL-PTT.

Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t

tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 11.060 > dari t tabel (0.975,19)

2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan jumlah

produksi antara sebelum dan sesudah dilaksankaan kegiatan SL-PTT.

Hasil analisis menggunakan paired sample t test di atas menunjukan

bahwa kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi

yang signifikan, dengan demikian paket teknologi SL-PTT seperti

penggunaan pupuk berimbang, penggunaan varietas benih unggul,

pengelolaan hama terpadu, penggunaan sistem pertanaman spesifik lokasi

dan lain sebagainya menjadi komponen utama yang perlu dikembangkan

agar peningkatan produksi dapat terwujud.

13

Page 14: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

b. Pengaruh SL-PTT terhadap Difusi inovasi

Analisis pengaruh kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi

difusi inovasi yang dilakukan oleh petani dapat dilihat pada tabel Paired

Samples Statistics dibawah ini:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair

1

Sebelum 1.25 20 .851 .190

Sesudah 4.70 20 1.081 .242

Hasil analisa menggunakan SPSS 17 tentang peningkatan frekwensi

difusi inovasi oleh petani menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai

rata-rata sebesar 3.45 dari jumlah sample sebanyak 20 orang petani.

Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT memiliki

pengaruh terhadap aktivitas petani dalam melakukan difusi inovasi dapat

digambarkan pada tabel dibawah ini:

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair

1

Sebelum & Sesudah 20 .544 .013

Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa

SL-PTT memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan difusi inovasi

yaitu sebesar 0.544.

Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara

sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT terhadap

peningkatan frekwensi difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut:

14

Page 15: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum -

Sesudah

-

3.450

.945 .211 -3.892 -3.008 -

16.33

5

19 .000

Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan antara frekwnensi difusi inovasi oleh petani

sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT

H1 = Ada perbedaan jumlah frekwensi difusi inovasi oleh petani antara

sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT

Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t

tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 16.335 > dari t tabel (0.975,19)

2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan frekwensi

difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan

kegiatan SL-PTT.

Hasil kajian tentang pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi memiliki

korelasi yang signifikan dan terjadi peningkatan frekwensi difusi inovasi

yang dilakukan oleh petani. Meingkatnya difusi inovasi setelah kegiatan SL-

PTT diakibatkan karena petani mengambil keputusan untuk menerapkan

SL-PTT dan adopsi tersebut berhasil dan sehingga petani melakukan difusi

ke petani lain.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

15

Page 16: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kajian evaluasi

dampak ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan SL-PTT Padi Sawah berpengaruh sangat kuat

(signifikan) terhadap meningkatnya produksi sebesar 0.918

2. Kegiatan SL-PTT padi sawah berpengaruh kuat terhadap

peningkatan frekwensi difusi oleh petani sebesar 0,544.

B. Saran

1. Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi

sawah perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat

memenuhi target.

2. Peningkatan difusi inovasi perlu ditingkatkan dengan cara

mendorong petani terutama oleh penyuluh untuk

mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada petani

lain.

16

Page 17: Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. 2008, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Deptan, 2008, Pedoman SL-PTT Padi Sawah, Departemen Pertanian, Jakarta

Effendi L, 2011 Modul Evaluasi Dampak, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Bogor. Bogor.

Ellies, Peter, 2006, Impact Evaluation: Methodological and Operational Issues. Australan Aid Office of Development effectiveness

Rossi, Peter H., and Freeman, Howard E., 1985, Evaluation: A Systematic Approach, Sage Publication Inc. Beverly Hills, California, USA

Yulianto, G. 2008, Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bantul, STPP Yogyakarta, Yogyakarta

17