dalil syara (2)

28
DALIL-DALIL SYARA (2)

Upload: evi-widianti

Post on 27-May-2015

365 views

Category:

Spiritual


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dalil syara (2)

DALIL-DALIL SYARA (2)

Page 2: Dalil syara (2)

JENIS DALIL SYARA’

1. Al-Quran2. As-Sunnah3. Ijma sahabat4. Qiyas

Page 3: Dalil syara (2)

IJMA’ SAHABATIjma’ secara bahasa berarti: Bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan sesuatu

Makna ini ditunjukkan oleh firman Allah SWT:أ� ع�وجف� ك�مم �مر� ا أ

Karena itu bulatkanlah keputusanmu. (TQS. Yunus [10]: 71)

« ن ل�م ي�ام� لم� ي�ام� من� الل�يلي�جم�عال� ص الص »Tidak ada shaum bagi orang yang tidak bertekad bulat

untuk shaum di malam hari(nya).79

Page 4: Dalil syara (2)

Secara bahasa, Ijma bisa juga dimaknai: Bersepakat atas sesuatu.Setiap kesepakatan suatu kelompok terhadap suatu

perkara, baik agama ataupun (urusan) dunia disebut dengan IJMA.

Ijma menurut istilah ahli ushul fiqih adalah kesepakatan atas hukum suatu peristiwa (dan) bahwa hukum tersebut merupakan hukum syara.

Page 5: Dalil syara (2)

SIAPA YANG IJMA-NYA BISA MENJADI DALIL SYARA’?

Ijma’ umat Nabi Muhammad SAW.?Ijma’ ulama?Ijma penduduk Madinah?Ijma’ sahabat?

Page 6: Dalil syara (2)

Ijma yang dipandang sebagai dalil, adalah Ijma yang dijelaskan dengan dalil, yang tidak mereka riwayatkan, karena orang-orang yang melakukan kesepakatan telah mengetahui dalilnya meskipun tidak mengucapkannya.

Page 7: Dalil syara (2)

Kelompok manusia yang bisa dinyatakan bahwa kesepakatan mereka terungkapkan berdasarkan dalil, adalah orang-orang yang senantiasa menyertai Rasulullah saw dan melihat Rasul, yaitu para sahabat.

Page 8: Dalil syara (2)

SIAPAKAH PARA SAHABAT?

Menurut Ibnu Katsir , sahabat adalah:

الراوي، إسالم حال في وسلم عليه الله صلى الله رسول رأى من � شيئا عنه يرو لم وإن له، صحبته تطل لم وإن

“Orang yang melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan Islam, yang meriwayatkan sabda Nabi.

Meskipun ia bertemu Rasulullah tidak dalam tempo yang lama, atau Rasulullah belum pernah melihat ia sama sekali”

(Al-Ba’its Al-Hatsits Fikhtishari ‘Ulumil Hadits, Ibnu Katsir, 1/24)

Page 9: Dalil syara (2)

BERAPA JUMLAH SAHABAT NABI SAW?

Abu Zur’ah Ar Razi menjelaskan:

وقبض ،� ألفا سبعون بتبوك معه وكان ،� ألفا أربعون الوداع حجة معه شهدالصحابة من � ألفا عشر وأربعة ألف مائة عن والسالم الصالة عليه

“Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama Rasulullah. Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut bersama Nabi dalam perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat, ada sejumlah 114.000 orang sahabat Nabi”

(Al-Ba’its Al-Hatsits , 1/25)

Page 10: Dalil syara (2)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun memuji dan memuliakan para sahabatnya.

Beliau bersabda:

    يلونه  الذين ثم ، يلونهم الذين ثم ، قرني الناس خير

“Sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka”

(HR. Bukhari no.3651, Muslim no.2533)

Page 11: Dalil syara (2)

Tidak mungkin ada orang yang lebih memahami perkataan dan perilaku Nabi SAW selain para sahabat. Karena merekalah yang mendakwahkan Islam serta menyampaikan sabda-sabda Nabi SAW hingga akhirnya sampai kepada kita. Merekalah ‘penghubung’ antara umat Islam dengan Nabi mereka.

Page 12: Dalil syara (2)

Jadi, apabila disodorkan suatu perkara kepada para sahabat, kemudian mereka berkata: ‘Hukum syara dalam perkara ini adalah begini…’ dan semua sahabat berpendapat sama, maka hukum tersebut merupakan IJMA. Maksudnya, hal tersebut merupakan hukum syara yang bersandar kepada nash al-Quran dan hadits Rasulullah saw yang tidak diriwayatkan (disebutkan) oleh mereka, tetapi mereka semua mengetahuinya.

Page 13: Dalil syara (2)

MENGAPA IJMA SAHABAT ADALAH DALIL SYARA?

Pertama, adanya pujian Allâh SWT kepada sahabat di dalam al-Quran dengan makna yang qath’i.

BمCوهCعE Fب FذGينE ات BصEارG وEال Eن Bأل BمCهEاجGرGينE وEا CونE مGنE ال وFلE Bأل GقCونE ا اب FالسEو

EهEا ت BحE EجBرGي ت FاتL ت ن Eج BمCهE EعEدF ل BهC وEأ ضCوا عEن EرEو BمCهB ضGيE اللهC عEن Eر Lان EسBحG Gإ بBعEظGيم BفEوBزC ال GكE ال Eد�ا ذEل Eب GدGينE فGيهEا أ ال Eخ CارEهB ن

E Bأل �ا

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridla terhadap mereka dan merekapun ridla kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (TQS. at-Taubah [9]: 100)

Page 14: Dalil syara (2)

Apapun yang disepakati oleh para sahabat merupakan sesuatu yang pasti kebenarannya, sebab tidak mungkin mereka bersepakat dalam kebohongan dan dosa karena tentu akan bertentangan dengan pujian dari Allâh SWT.

Page 15: Dalil syara (2)

Kedua, sahabat adalah orang-orang yang mengumpulkan, menghafal dan menyampaikan al-Quran dan as-Sunah kepada generasi berikutnya. Allâh SWT telah berjanji untuk menjaga al-Quran sedangkan sahabat adalah orang yang membawa al-Quran tersebut sampai kepada kita. Maka janji Allâh SWT tersebut adalah jaminan Allâh SWT atas orang yang membawa al-Quran yaitu para sahabat.

Page 16: Dalil syara (2)

Ijma' yang dapat dijadikan dalil syara' hanya ijma' sahabat, karena ditunjukan oleh dalil yang qath’i (pasti). Segala bentuk ijma' selain ijma' sababat tidak bisa diterima sebagai dalil syara'.

Page 17: Dalil syara (2)

CONTOH IJMA SAHABAT:1. Pengumpulan al-Quran menjadi satu mushaf.

Al-Quran dalam bentuk sekarang merupakan hasil kesepakatan (ijma') para sahabat.

EونCظGافEحE EهC ل Fا ل Gن BرE وEإ Eا الذUك Bن ل FزE EحBنC ن Fا ن Gن إSesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (TQS. al-Hijir [15]: 9)

Page 18: Dalil syara (2)

CONTOH IJMA SAHABAT:2. Wajib memilih Khalifah dalam tenggat waktu 3 hari sejak berakhirnya ke-Khilafahan sebelumnya.

Para sahabat tidak menyibukkan diri dengan pemakaman jenazah Rasul. Sebagian dari mereka justru berkumpul di Saqifah bani Sa’idah hingga terpilihnya Abu Bakar ra. sebagai Khalifah menggantikan Rasulullah SAW.

Page 19: Dalil syara (2)

Menjelang wafatnya, Umar bin Khattab ra. menunjuk 6 orang sahabat sebagai calon Khalifah pengganti beliau, yaitu:1. Utsman bin Affan2. Ali bin Abi Thalib3. Zubair bin Awwam4. Thalhah bin Ubaidillah5. Abdurrahman bin ‘Auf6. Sa’ad bin Abi WaqqasMereka adalah 6 dari 10 orang sahabat yang menurut Rasulullah SAW akan dijamin langsung masuk surga.

Page 20: Dalil syara (2)

Umar ra. memerintahkan mereka berenam untuk bermusyawarah di salah satu rumah dan mengangkat salah satu diantara mereka menjadi Khalifah.

Beliau menunjuk putranya, Abdullah bin Umar untuk menjadi penasehat mereka. Umar ra. juga menunjuk Miqdad bin Aswad dan Abu Thalhah al-Anshary untuk menjaga dan mengawasi jalannya pemilihan Khalifah ini.

Page 21: Dalil syara (2)

Umar ra. membatasi jangka waktu musyawarah keenam calon khalifah tersebut selama 3 hari. Beliau berkata: “Tidak datang hari keempat kecuali kalian harus sudah mempunyai pemimpin.”

Bahkan, Umar ra berkata kepada Shuhaib ar-Rumy:

“Shalatlah (imamilah) umat manusia selama 3 hari dan isolasilah mereka berenam di dalam satu rumah. Jika mereka telah bersepakat pada satu orang, maka siapapun yang menentangnya maka penggallah kepalanya.”

(Diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalam Al-Thabaqat)

Page 22: Dalil syara (2)

Umar ra. menunjuk Shuhaib ar-Rumy untuk membunuh mereka apabila berselisih dalam hal pembaiatan seorang Khalifah dalam tenggat waktu 3 hari. Hal ini tidak ditentang oleh seorang sahabatpun. Jadi, keputusan ini termasuk IJMA SAHABAT.

Page 23: Dalil syara (2)

QIYASQiyas menurut bahasa berarti mengukur (التقدير)

Qiyas menurut istilah ushul fiqih diartikan dengan:

Menyertakan suatu perkara terhadap yang lainnya dalam hukum syara karena terdapat kesamaan ‘illat di antara keduanya.

‘Illat Perkara yang mendorong disyari’atkannya hukum

Page 24: Dalil syara (2)

RUKUN QIYAS

1. Al-Ashlu yaitu peristiwa yang menjadi sumber Qiyas.

2. Al-Far’u (cabang) yaitu peristiwa yang akan diqiyaskan kepada al-ashlu.

3. Hukum syara yang khusus bagi asal.4. ‘Illat yang menyatukan antara asal dan

cabang

Page 25: Dalil syara (2)

CONTOH QIYASAllah SWT telah mengharamkan aktivitas jual beli pada saat adzan hingga berakhirnya Shalat Jumat.

ع�ة م� الج� ي�وم ن م ال�ة �للص ن�ودي� ذ�ا إ ن�وا ء�ام� ال�ذين� ا �ي1ه� ي�اأالب�يع� وا ذ�ر� و� الله ذكر إل�ى اسع�وا ف�

Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

(TQS. al-Jumuah [62]: 9)

Page 26: Dalil syara (2)

Dari nash (TQS. al-Jumuah [62]: 9) tersebut, dapat digali ‘Illatnya, yaitu melalaikan shalat jum’at.

Bagaimana hukumnya jika kita bertamasya, bekerja, olahraga, tidur, dll saat adzan Jumat berkumandang?

Page 27: Dalil syara (2)

Aktivitas seperti bekerja, sewa menyewa, olah raga, tamasya dll mempunyai kesamaan 'illat (yaitu dapat melalaikan dari kewajiban shalat Jumat) sehingga hukumnya dapat diQIYASkan dengan aktivitas jual beli dalam ayat di atas, yaitu haram.

Page 28: Dalil syara (2)

JADI …

1. Al-Ashlu (asal) Jual beli 2. Al-Far’u (cabang) olahraga, tamasya, tidur3. Hukum syara yang khusus bagi asal

haramnya jual beli pada saat azan Jum’at4. ‘Illat melalaikan shalat Jum’at