ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1557277269_18... · dalam rangka...

83

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-

IND/PER/11/2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian. Bab VI Pasal 388 Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang industri Elektronika dan

telematika dan pada Pasal 389 dalam melaksanakan tugas, Direktorat

Industri Elektronika dan Telematika menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut :

1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

pengembangan industri elektronika dan telematika;

2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian

informasi industri elektronika dan telematika;

3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk

pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional,

penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan,

pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan

fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di

bidang industri elektronika dan telematika;

4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur,

kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri

elektronika dan telematika;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 2

5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri elektronika dan

telematika;

6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar

industri hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada

industri elektronika dan telematika; dan

7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika tersebut dijabarkan kedalam program yang didasarkan pada

arahan seperti Peningkatan Utilisasi Kapasitas Produksi, Peningkatan

Kemampuan Sumber daya Manusia, Peningkatan daya saing produk

industri Elektronika Konsumsi, dan peningkatan pasar dalam negeri dan

ekspor.

1.2. PERAN STRATEGIS ORGANISASI

Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk kurang lebih 260 Juta jiwa

merupakan pasar yang sangat menjanjikan bagi industri elektronika dan

telematika. Pada saat ini produk elektronika dan telematika sudah menjadi

kebutuhan hidup sehari-hari, oleh karena besarnya jumlah penduduk

tersebut menjadikan peluang bisnis dan investasi yang sangat menjanjikan

untuk produk-produk industri elektronika dan telematika.

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika sebagai bagian dari

Subsektor Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

dan Elektronika mempunyai peran cukup penting dan strategis dalam

pembinaan industri khususnya dalam pengembangan cabang industri

elektronika dan telematika. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

membina industri elektronika konsumsi, elektronika komponen, dan industri

telematika untuk dapat maju dan berkembang di pasar dalam negeri

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 3

maupun di pasar regional. Pengembangan industri elektronika dan

telematika sangat dimungkinkan, hal ini dapat terjadi karena industri ini

memiliki potensi yang sangat besar seperti ketersediaan jumlah tenaga

kerja yang besar, industri utama dan industri komponennya yang sudah

tumbuh, besarnya pasar domestik, daya saing industri alat rumah tangga

cukup kuat di negara ASEAN, besarnya potensi sumber daya alam sebagai

bahan baku/komponen, serta industri Multi Nasional yang sudah beroperasi

di Indonesia. Melihat besarnya aspek strategis tersebut maka keberadaan

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika sangat penting dan sangat

dibutuhkan untuk dapat menumbuh kembangkan industri elektronika dan

telematika dalam negeri.

Peran penting dan strategis tersebut meliputi antara lain:

a) Merumuskan dan menyusun konsep kebijakan pengembangan industri

untuk cabang Industri Elektronika dan Telematika.

b) Menyusun/merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria dan

prosedur pengembangan dan pembinaan untuk cabang Industri

Elektronika dan Telematika.

c) Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi industri untuk cabang

Industri Elektronika dan Telematika.

d) Dan peran-peran lainnya termasuk untuk mendukung program kerja

dalam rangka pengembangan cabang industri maupun sektor ekonomi

lainnya.

1.3. STRUKTUR ORGANISASI

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika merupakan pengelompokkan

dalam pembinaan industri nasional, sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015, Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perindustrian dimana Direktorat Industri

Elektronika dan Telematika merupakan salah satu bagian dari Instansi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 4

Pemerintah yang mempunyai tanggung jawab langsung kepada Direktorat

Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika.

Struktur Bagan Organisasi Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

adalah sebagai berikut:

BAGAN ORGANISASI

DIREKTORAT INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA

Gambar 1.1 Bagan Organisasi Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

Struktur organisasi Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

DIREKTORAT INDUSTRI

ELEKTRONIKA DAN

TELEMATIKA

SUBBAGIAN

TU DAN MANAJEMEN

SEKSI

SUMBER DAYA

INDUSTRI DAN

SARANA

PRASARANA Industri

SEKSI

PEMBERDAYAAN

SEKSI

SUMBER DAYA

INDUSTRI DAN

SARANA

PRASARANA Industri

SEKSI

PEMBERDAYAAN

SEKSI

SEKSI EVALUASI,

DAN PELAPORAN

SEKSI

SUMBER DAYA

INDUSTRI DAN

SARANA

PRASARANA Industri

SEKSI

PEMBERDAYAAN

SUBDIT INDUSTRI

SOFTWARE DAN

KONTEN

SUBDIT

INDUSTRI PERALATAN TIK,

PERKANTORAN, DAN

ELEKTRONIKA PROFESIONAL

SUBDIT PROGRAM

PENGEMBANGAN

INDUSTRI ELEKTRONIKA

DAN TELEMATIKA

SUB DIREKTORAT

INDUSTRI ELEKTRONIKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 5

IND/PER/11/2015 terdiri dari 4 (empat) Sub Direktorat yang dibantu masing-

masing oleh 2 (dua) Seksi dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha.

Tugas pokok masing-masing Subdit adalah sebagai berikut:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika,

mempunyai tugas Subdirektorat Program Pengembangan Industri

Elektronika dan Telematika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan

pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di

bidang industri elektronika dan telematika;

2. Subdirektorat Industri Software dan Konten, mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran

industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan

prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan

industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta

kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri software dan

konten;

3. Subdirektorat Industri Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Perkantoran, dan Elektronika Profesional, mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan

industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri peralatan teknologi informasi dan

komunikasi, perkantoran, dan elektronika profesional;

4. Subdirektorat Industri Elektronika Konsumsi dan Komponen, mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran

industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan

prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 6

industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta

kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri elektronika

konsumsi dan komponen; dan

5. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha

dan rumah tangga direktorat.

Pada tiap Subdirektorat terdiri atas:

1. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri, mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan

bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber

daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas

dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan

standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi,

penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi

industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar

Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di

bidang industri.

2. Seksi Pemberdayaan Industri, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,

peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja

sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan

industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan

pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan

standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 7

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika tersebut dijabarkan ke dalam Program Penumbuhan dan

Pengembangan Industri Industri Elektronika dan Telematika bertujuan untuk

menumbuhkan dan menguatkan struktur Industri Elektronika dan Telematika,

meningkatkan penerapan standar, serta meningkatkan kemampuan SDM industri.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IET 2015 – 2019

Renstra Direktorat Industri Elektronika dan Telematika tahun 2015 - 2019

dimaksudkan untuk merencanakan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan

pencapaian sasaran pembangunan industri sebagaimana diamnatkan pada

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Rencana

Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kebijakan Industri Nasional

(KIN), serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap

pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika tahun 2010-2014, analisa terhadap dinamika

perubahan lingkungan strategis nasional maupun global serta pengembangan

industri kedepan.

2.1.1. Visi Pembangunan Industri

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, dan

tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana yang telah

dijelaskan pada Bab I, maka Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika dituntut untuk melakukan pengaturan,

pembinaan, dan pengembangan industri. Untuk itu, maka disusunlah

visi dan misi Pembangunan Industri yang akan dicapai melalui

pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan

kegiatan utama maupun kegiatan pendukung sebagaimana

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 9

digambarkan pada peta strategis Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1

Peta Strategi Ditjen. ILMATE

Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka

berarti Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

dan Elektronika telah mampu berperan dalam mendukung

pencapaian visi, misi, sasaran, dan target pembangunan nasional

sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015 - 2019, serta

mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai

PERSPEKTIF

PEMANGKU

KEPENTINGAN

PERSPEKTIF

PROSES INTERNAL

PERSPEKTIF

PEMBELAJARAN

ORGANISASI

INFRASTRUKTUR PERENCANAAN DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS

4. Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

1. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

2. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran

3. Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 10

dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia

yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi Pembangunan Industri

tahun 2015 – 2019 adalah: “Indonesia Menjadi Negara Industri yang

Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan

Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”.

2.1.2. Misi Pembangunan Industri

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan

nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika sebagai berikut:

1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri logam, mesin,

alat transportasi, dan elektronika untuk mewujudkan industri

nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan

lingkungan;

2. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan

sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan

penguasaan teknologi dan inovasi;

3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan

kerja.

Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah

Indonesia guna memperkuat dan memperkokoh ketahanan nasional.

Sesuai dengan hasil analisis lingkungan strategis yang telah

diidentifikasi dan dengan memperhatikan visi dan misi Industri

Nasional Indonesia yang tertuang dalam Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), maka dapat dirumuskan

kondisi mendatang yang diharapkan dapat diwujudkan oleh Industri

Nasional. Kondisi mendatang ini dibagi ke dalam tiga tahapan waktu,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 11

yaitu kurun waktu 2015-2019 sebagai fase untuk mewujudkan visi

pembangunan industri nasional yang memiliki nilai tambah sumber

daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang

diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan

secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di

bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi. Kurun

waktu 2020-2024 sebagai fase mewujudkan visi pembangunan

industri nasional yang memiliki keunggulan kompetitif dan

berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan

penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas.

Kurun 2025-2035 sebagai kelanjutan untuk mewujudkan kedua visi

tersebut yaitu menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh Dunia.

Arah Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan daya

saing bangsa dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik berorientasi dan

berdaya saing global, penguasaan, pengembangan, dan

pemanfaatan Iptek, tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai dan maju serta reformasi hukum dan birokrasi.

Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri

yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional,

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan serta

mendorong perkembangan ekonomi di luar Pulau Jawa terutama

untuk industri komponen dan industri perkapalan. Struktur industri

dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan

praktik-praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar melalui

penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip

pengelolaan usaha yang baik dan benar. Struktur industri dalam hal

skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan industrI kecil dan

menengah sebagai basis industri nasional yang sehat, sehingga

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 12

mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan

nilai dengan industri hilir dan industri berskala besar.

Lima garis besar pengembangan yang dijabarkan pada

RPJPN adalah pengembangan industri yang mengolah Sumber

Daya Alam, pengembangan industri yang memperkuat kemampuan

dan pembangunan jaringan interaksi, komunikasi dan informasi,

pengembangan industri yang mampu merespon dinamika pasar

dalam negeri maupun pasar global dan pengembangan industri yang

memperkuat integrasi ekonomi nasional, kemandirian bangsa, dan

keterkaitan antar industri ke depan.

2.1.3. Tujuan

Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika merupakan bagian dari penyokong dan penopang

pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri harus

diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang mampu

memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial

dan politik Indonesia. Pembangunan sektor industri logam, mesin,

alat transportasi, dan elektronika tidak hanya ditujukan untuk

mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang

disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis global yang

melanda dunia saat ini saja, melainkan juga mampu turut mengatasi

permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar membangun

industri andalan masa depan.

Adapun tujuan pembangunan industri logam, mesin, alat

transportasi, dan elektronika adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 13

1. Mewujudkan industri nasional sebagai pilar perekonomian

nasional;

2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri;

3. Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju

serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh

satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;

4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta

mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu

kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kempatan

kerja;

6. Mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh

wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh

ketahanan nasional; Meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

2.1.4. Arah Pengembangan Direktorat IET

Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan dicapai maka

arah pengembangan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Produk elektronika konsumsi mulai dikembangkan kearah produk

berbasis digital/ICT dan ramah lingkungan/green produk;

2. Berkembangnya produk elektronika konsumsi berbasis digital/ICT

dan ramah lingkungan/green produk serta hemat energi;

3. Mulai dikembangkan industri peralatan medis dan industri alat

kontrol/alat ukur;

4. Mendorong dan memperkuat upaya peningkatan TKDN produk

telematika;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 14

5. Memperkuat kerja sama litbang dan teknologi dengan institusi

litbang MNC's;

6. Mendorong upaya untuk menghasilkan produk-produk inovatif

dari produk software, animasi, dan konten serta produk-produk

telekomunikasi;

7. Mendorong dan memperkuat kemampuan RICE dan IBC dalam

menghasilkan SDM yang berkompetensi tinggi;

8. Mendorong aliansi strategis dari industri telematika dalam negeri

dengan mitra luar negeri;

9. Mendorong dan meningkatkan kemampuan Rancang Bangun

dan Rekayasa Industri Telematika Nasional;

10. Pendirian dan pengembangan Kawasan Khusus Telematika,

Technopark serta infrastruktur pendukung lainnya.

2.1.5. Program/Kegiatan Direktorat IET Tahun Anggaran 2108

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika, pada tahun

anggaran 2018 memiliki program, kegiatan, dan output sebagai

berikut :

Program : Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;

Kegiatan : Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika

dan Telematika;

Output :

1. Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim

Investasi Industri Elektronika dan Telematika;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 15

2. Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya

Saing dan Produktifitas Industri Elektronika dan Telematika;

3. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri

Elektronika dan Telematika;

4. Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Elektronika

dan Telematika;

5. Pusat Riset Dan Inovasi Produk Elektronika Dan

Telematika;

6. Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) Sektor Industri Elektronika dan Telematika;

7. Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan

Telematika;

8. Produk Industri Elektronika Dan Telematika Yang

Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);

9. Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika dan

Telematika;

10. Layanan Internal (overhead).

Kegiatan Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

dijabarkan ke dalam Suboutput-suboutput kegiatan yang mendukung

tercapainya hasil output selama Tahun Anggaran 2018 dengan pagu

total sebesar Rp. 24.811.248.000,- (Dua puluh milyar delapan ratus

sebelas juta dua ratus empat puluh delapan ribu rupiah) termasuk

anggaran yang diblokir.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 16

2.1.6. Sasaran Direktorat IET Tahun Anggaran 2018

Dalam rangka mencapai target kegiatan tersebut, diperlukan

upaya-upaya sistematik yang dijabarkan kedalam sasaran-sasaran

strategis yang mengakomodasi perspaktif pemangku kepentingan

(stakeholder), perspektif pelaksanaan tugas pokok dan perspektif

peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

a. Perspektif Pemangku Kepentingan (stakeholder)

• Sasaran Strategis I: Meningkatnya peran industri dalam

perekonomian nasional, dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Laju pertumbuhan PDB Industri Elektronika dan Telematika;

2. Kontribusi PDB Industri Elektronika dan Telematika terhadap PDB

nasional.

• Sasaran Strategis II: Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan

luar negeri, dengan Indikator Kinerja Utama: Kontribusi ekspor

produk industri elektronika dan telematika terhadap ekspor nasional.

• Sasaran Strategis III: Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di

sektor industri, dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah penyerapan

tenaga kerja di sektor industri elektronika dan telematika.

• Sasaran Strategis IV: Menguatnya struktur industri, dengan

Indikator Kinerja Utama: Rasio impor bahan baku, bahan penolong,

barang modal, terhadap PDB Industri non migas.

b. Perspektif Proses Internal

• Sasaran Strategis I: Tersusunnya kebijakan pembangunan industri

searah dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden

(NAWACITA), dengan Indikator Kinerja Utama tersusunnya

Peraturan Menteri (Permen) Perindustrian.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 17

• Sasaran Strategis II: Meningkatnya daya saing industri melalui

pengembangan standardisasi industri, dengan Indikator Kinerja

Utama:

1. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI);

2. Jumlah SNI wajib yang diberlakukan.

• Sasaran Strategis III: Meningkatnya investasi sektor industri melalui

fasilitasi pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, dengan Indikator

Kinerja Utama: Nilai investasi di sektor industri elektronika dan

telematika.

• Sasaran Strategis IV: Meningkatnya penggunaan produk dalam

negeri, dengan Indikator Kinerja Utama: Produk industri elektronika

dan telematika yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN).

• Sasaran Strategis V: Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber

daya alam (nikel, tembaga, migas), dengan Indikator Kinerja Utama:

Jumlah industri strategis yang dibangun.

• Sasaran Strategis VI: Meningkatnya kompetensi tenaga kerja

industri melalui pendidikan dan pelatihan, dengan Indikator Kinerja

Utama:

1. Jumlah SKKNI;

2. Jumlah tenaga kerja industri yang bersertifikasi kompetensi

• Sasaran Strategis VII: Meningkatnya ketersediaan data sektor

industri melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional,

dengan Indikator Kinerja Utama:

1. Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional.

2. Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri

Nasional.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 18

c. Perspektif Pembelajaran Organisasi

• Sasaran Strategis I: Meningkatnya ketersediaan sarana dan

prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, dengan

Indikator Kinerja Utama: Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana

kerja.

• Sasaran Strategis II: Meningkatnya kualitas perencanaan dan

penganggaran, dengan Indikator Kinerja Utama: Tingkat kesesuaian

rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan.

• Sasaran Strategis III: Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan

kegiatan dan anggaran, dengan Indikator Kinerja Utama: Nilai SAKIP

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika.

• Sasaran Strategis IV: Meningkatnya implementasi kebijakan industri

melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dengan

Indikator Kinerja Utama: Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan

industri.

2.2. RENCANA KINERJA DIREKTORAT IET TAHUN ANGGARAN 2018

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

sebagaimana tercantum dalam RENSTRA Direktorat Jenderal ILMATE

Tahun 2015-2019, sesuai dengan Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Tahun 2015 – 2019 serta mengacu kepada Renstra Ditjen. ILMATE yang

telah ditetapkan RPJMN, Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

mendefinisikan arah pembangunan jangka panjang kedalam rencana

pembangunan pada setiap lima tahunnya dengan tujuan membangunan

daya saing bangsa dengan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik berorientasi dan berdaya

saing global, penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan IPTEK,

tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 19

hukum dan birokrasi. Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di

Lingkungan Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2018 secara berjenjang

sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Berdasarkan

rencana kinerja yang telah disusun dengan dukungan pembiayaan yang

telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkan kinerja yang akan

dicapai.

Perjanjian kinerja merupakan tekad atau janji rencana kerja tahunan

yang akan dicapai antara Direktur Industri Elektronika dan Telematika dengan

Direktur Jenderal ILMATE untuk pengembangan industri di tahun 2018.

Penetapan kinerja ini menggambarkan capaian kinerja pembangunan industri

yang akan diwujudkan tahun 2018 dengan mempertimbangkan sumber daya

yang dikelolanya. Perjanjian kinerja ini ditetapkan pada bulan januari 2018

dengan asumsi bahwa indikator-indikator yang dipergunakan sebagai alat ukur

pencapaian kinerja dapat diperoleh dalam kurun waktu tahun berjalan.Pada

prinsipnya Perjanjian kinerja tahun 2018 Direktorat IET mengacu pada indikator

kinerja sasaran Direktorat Industri Elektronika dan Telematika yang terdapat

dalam Renstra tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator Sasaran Direktorat IET Tahun 2015 – 2019 (Renstra)

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pertumbuhan Industri (%) 4,03 4,35 4,55 4,71 4,71

2 Ekspor (USD Juta) 9.136,3 9.744,5 10.455,9 11.263,1 12.159,0

3 Impor (USD Juta) 14.549,4 16.687,9 19.029,1 21.578,6 24.448,8

4 Nilai Produksi (Rp Miliar) 89.611,4 95.058,3 102.061,1 109.666,8 117.753,5

5 Nilai Investasi (Rp Miliar) 2.876,4 4.733,8 5.066,4 5.439,5 5.853,7

6 Tenaga Kerja (Orang) 64.584 141.475 157.070 177.273 203.271

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 20

Perjanjian kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan pada tahun-tahun

sebelumnya telah dievaluasi sehingga perjanjian kinerja tahun 2018 mengalami

perubahan sebagai berikut:

a) Perspektif: Terdiri dari 2 (dua) perspektif, antara lain: perspektif

pemangku kepentingan, dan perseptif proses bisnis internal.

b) Sasaran strategis: Dari 2 (dua) perspektif tersebut diatas, masing-

masing memiliki 2 (dua) sasaran strategis sehingga terdapat 4 (empat)

sasaran strategis.

c) Indikator Kinerja: Dari 4 (empat) sasaran strategis tersebut diatas,

diindikasikan menjadi 9 (sembilan) indikator kinerja.

Berdasarkan penjelasan tersebut, perspektif, sasaran strategis, dan

indikator kinerja tahun 2018 telah mewakili seluruh substansi kerja

sebagaimana tugas dan fungsi di lingkungan Direktorat Industri Elektronika

dan Telematika. Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan

dicapai, maka sasaran dan indikator yang akan dicapai pada rencana

kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun Anggaran

2018 tertuang dalam Perjanjian Kinerja (Perkin) pada Tabel berikut:

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Direktorat IET Tahun Anggaran 2018

SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET 2018

(1) (2) (3) (4)

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

1. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang

Unit 72

2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas

Rp Triliun 7.8 - 8.3

2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor nasional

Persen 6.00

2 Produktivitas SDM industri Rp.Juta 417.30

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 21

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

1. Jumlah peraturan perundangan

PP/ Perpres/ Permen

-

2. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

RSNI 2

3. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

Regulasi 2

2 Terselenggara nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Sertifikat 150

2. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

SKKNI 1

Untuk mewujudkan sasaran tersebut, maka telah disusun indikator

pencapaian rencana kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

Tahun Anggaran 2018 pada masing-masing perspektif sebagai berikut:

2.2.1. Perspektif Pemangku Kepentingan

a. Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Meningkatnya populasi dan persebaran industri diindikasikan dengan

Unit industri besar dan industri sedang yang tumbuh dan Nilai

investasi yang dicapai. Sasaran strategis ini akan dicapai melalui

Indikator Kinerja Utama:

1. Unit industri elektronika dan Telematika besar sedang yang

tumbuh dengan target pada tahun 2018 sebanyak 72 Unit;

2. Nilai investasi di sektor industri dengan target pada tahun 2018

sebesar Rp. 7,8 Triliun.

Kegiatan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun

Anggaran 2018 yang mendukung pencapaian indikator

“Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri” adalah sebagai

berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 22

a) Pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan Produk

Telematika;

b) Pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan Produk

Telematika;

c) Pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan Produk

Telematika;

d) Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan

Telematika;

e) Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika dan Telematika;

f) Temu bisnis industri software dan konten.

b. Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri ini

dimaksudkan agar mutu dan kapasitas produksi industri dalam negeri

semakin berkualitas dan meningkat dan produk-produk industri dalam

negeri juga diharapkan dapat bersaing secara sehat dan kompetitif

dipasar domestik maupun global serta tentunya perlu ditunjang

dengan peningkatan SDM yang kerkompeten. Sasaran strategis ini

akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:

1) Kontribusi ekspor produk industri elektronika dan Telematika

terhadap ekpor nasional, dengan target pada tahun 2018 sebesar

6,00 persen;

2) Produktifitas dan kemampuan SDM industri elektronika dan

Telematika, dengan target pada tahun 2018 sebesar Rp. 417,3

Juta.

Kegiatan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun

Anggaran 2018 yang mendukung pencapaian indikator

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 23

“Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri” adalah

sebagai berikut:

a) Rekomendasi Kebijakan Penguatan Industri Elekronika

Konsumsi dan Komponen;

b) Koordinasi pengembangan technopark dengan instansi terkait;

c) Pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan Produk

Telematika ( Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri TIK);

d) Pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan Produk

Telematika (Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri Animasi dan

Games;

e) Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan

Telematika;

f) Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan

Telematika;

g) Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri Elektronika;

h) Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri (Pelatihan dan sertifikasi

SDM industri software;

i) Pelatihan dan sertifikasi SDM industri Software.

2.2.2. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Tersedianya kebijakan pembangunan industri elektronika dan

Telematika yang efektif ini dimaksudkan agar pemerintah perlu

melakukan intervensi melalui perumusan kebijakan-kebijakan yang

protektif terhadap industri dalam negeri. Strategis ini diukur melalui

Indikator Kinerja Utama:

1) Peraturan perundangan yang diselesaikan, dengan target pada

tahun 2018 sebanyak 0 PP/Perpres/Permen;

2) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI), dengan target

sebanyak pada tahun 2018 sebanyak 2 RSNI;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 24

3) Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara

wajib, dengan target pada tahun 2018 sebanyak 1 Regulasi SNI

Wajib.

Kegiatan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun

Anggaran 2018 yang mendukung pencapaian indikator “Tersedianya

Kebijakan Pembangunan Industri Elektronika Dan Telematika Yang

Efektif” adalah sebagai berikut:

a) Rekomendasi Kebijakan Penguatan Industri Elektronika

Konsumsi dan Komponen;

b) Rekomendasi Kebijakan Penguatan Industri Teknologi Informasi

dan Komunikasi;

c) Rekomendasi Kebijakan Penguatan Pusat Pengembangan

Software Konten;

d) RSNI Produk elektronika Konsumsi dan Komponen;

e) Pemberlakuan SNI Wajib Produk Elektronika Konsumsi dan

Komponen.

b. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang Perindustrian

yang berdaya saing dan berkelanjutan ini merupakan tindakan

untuk memproteksi industri dalam negeri selain dari sasaran strategis

sebelumnya yakni terkait dengan perumusan kebijakan/regulasi, atau

sasaran strategis ini dapat juga dikatakan sebagai pelaksanaan atas

kebijakan/regulasi yang telah ditetapkan untuk kepentingan industri

nasional. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja

Utama:

1) Produk industri elektronika dan teleatika yang tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target pada

tahun 2018 sebanyak 150 Sertifikat;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 25

2) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk dengan target pada

tahun 2018 sebanyak 1 SKKNI.

Kegiatan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun

Anggaran 2018 yang mendukung pencapaian indikator

“Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian

Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan” adalah sebagai berikut:

a) Produk Industri Elektronika dan Telematika yang tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);

b) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor Industri Elektronika dan Telematika;

c) Layanan Internal (Overhead).

Secara detail Perjanjian Kinerja berupa sasaran, indikator, dan target

yang akan dicapai Direktorat industri Elektronika dan Telematika pada tahun

anggaran 2018 masing-masing tingkat eselon III dan eselon IV dapat dilihat

secara rinci pada lampiran.

Saat ini Direktorat Industri Elektronika dan Telematika telah menyusun

program pengembangan industri elektronika dan telematika untuk jangka waktu

2015 – 2019 dengan target output sebagi berikut:

a) Mengembangkan industri manufaktur dan komponen perangkat

elektronika dan telematika dalam mendukung pembangunan

infrastruktur;

b) Mengembangkan industri animasi, konten dan aplikasi untuk pasar

dalam negeri dan luar negeri;

c) Merumuskan kebijakan iklim usaha industri elektronika dan telematika

d) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM industri

e) Mengusulkan insentif investasi (Tax Holiday, Tax Allowance, dan

BMDTP);

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 26

f) Memfasilitasi promosi dalam negeri dan luar negeri;

g) Merumuskan dan menerapkan standar serta memfasilitasi alat uji.

Di dalam mewujudkan target output tersebut, maka dirumuskan strategi

pengembangan industri elektronika dan telematika dalam kurun waktu tahun

2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

a. Penumbuhan dan Pengembangan industri komponen/pendukung

berbasis ICT/digital;

b. Pengamanan pasar dalam negeri;

c. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan teknologi;

d. Perbaikan dan peningkatan iklim usaha;

e. Menarik investor asing ke dalam negeri.

2.3. RENCANA PROGRAM DIREKTORAT IET TAHUN ANGGARAN 2018

Rencana Kinerja merupakan salah satu komponen dari siklus

akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategik dan diakhiri

adanya Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai bagian dari

tugas dan fungsi manajemen untuk peningkatan kinerja, rencana kinerja

menjadi sasaran analisis yang digunakan untuk menentukan target realisasi.

Rencana Kinerja Industri Elektronika dan Telematika Tahun 2018 pada

dasarnya selalu dikaitkan dengan sasaran dan tujuan Direktorat Industri

Elektronika dan Telematika. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan, kebijakan Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

adalah menumbuhkembangkan industri elektronika dan telematika yang

berdaya saing dan bernilai tambah tinggi untuk mewujudkan

pertumbuhan dan kemandirian ekonomi Indonesia. Disamping kebijakan

tersebut telah disusun program yang memuat berbagai macam kegiatan yang

diharapkan dapat mewujudkan sasaran yang ingin dicapai. Program dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 27

kegiatan yang diselenggarakan pada tahun 2018 diwujudkan melalui beberapa

jenis kelompok kegiatan yang terdiri dari 10 (sepuluh) output sebagai berikut:

a) Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi

Industri Elektronika Dan Telematika

Melaksanakan koordinasi dalam rangka penguatan industri elektronika dan

telematika disemua sektor. Melakukan kegiatan-kegiatan penguatan iklim usaha

dan perlindungan industri dalam negeri serta mengusulkan insentif-insentif

dalam rangka peningkatan iklim investasi industri elektronika dan telematika.

b) Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan

Produktifitas Industri Elektronika Dan Telematika

Melaksanakan koordinasi dalam rangka penguatan industri elektronika dan

telematika disemua sektor. Melakukan kegiatan-kegiatan penguatan iklim usaha

dan perlindungan industri dalam negeri serta mengusulkan insentif-insentif

dalam rangka peningkatan daya saing dan produktifitas industri elektronika dan

telematika.

c) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Elektronika

Dan Telematika

Untuk melindungi konsumen dari sisi keamanan (safety) penggunaan produk-

produk yang beredar di pasar dalam negeri perlu diadakan pemberlakuan

standar produk elektronika dan telematika dengan tahapan penyusunan dan

perumusan RSNI produk elektronika dan telematika. Untuk itu perlu adanya

rapat pembahasan dan konsensus Komite Teknis terkait.

d) Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Elektronika Dan

Telematika

Dalam melindungi konsumen dari sisi keamanan (safety) penggunaan produk-

produk yang beredar di pasar dalam negeri perlu diadakan pemberlakuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 28

standar produk elektronika dan telematika secara wajib produk elektronika dan

telematika. Untuk itu perlu adanya rapat pembahasan dalam rangka

penyusunan Permenperin tentang SNI Wajib.

e) Pusat Riset Dan Inovasi Produk Elektronika Dan Telematika

Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi saat ini dan teknologi ramah

lingkungan, untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan Technopark sebagai

pusat pengembangan R & D dengan kegiatan Fasilitasi peralatan pusat

pengembangan industri elektronika dan telematika. Serta untuk meningkatkan

kemampuan SDM di bidang industri elektronika dan telematika, maka

dilaksanakan pelatihan dan sertifikasi SDM Industri elektronika dan telematika di

berbagai pusat pengembangan riset dan inovasi.

f) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI)

Sektor Industri Elektronika Dan Telematika

Dalam rangka menjaga iklim usaha perlu dipersiapkan langkah-langkah

harmonisasi standar, disamping itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan

SDM bidang Industri elektronika dan telematika dengan cara menyusun dan

merumuskan SKKNI bidang elektronika.

g) Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika Dan Telematika

Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi saat ini dan teknologi ramah

lingkungan, untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan Technopark sebagai

pusat pengembangan R & D dengan kegiatan Fasilitasi peralatan pusat

pengembangan industri elektronika dan telematika. Serta untuk meningkatkan

kemampuan SDM di bidang industri elektronika dan telematika, maka

dilaksanakan pelatihan dan sertifikasi SDM Industri elektronika dan telematika di

berbagai pusat pengembangan teknologi industri.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 29

h) Produk Industri Elektronika Dan Telematika Yang Tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Dalam rangka implementasi kebijakan Pemerintah tentang peningkatan TKDN

agar efektif bagi industri elektronika dan telematika dengan melihat kelebihan

dan kemampuan industri dalam negeri, maka perlu disusun kebijakan khusus

yang sesuai dengan karakteristik industri telematika dan akan berdampak positif

bagi pengembangan industri elektronika dan telematika.

i) Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika Dan Telematika

Dalam rangka mempromosikan produk industri elektronika dan telematika perlu

dilaksanakan pameran-pameran di dalam negeri dan luar negeri serta temu

bisnis. Hal ini sangat diperlukan untuk mengembangkan pasar industri

elektronika dan telematika nasional dan update informasi-informasi

perkembangan produk dan teknologi industri elektronika dan telematika:

j) Layanan Internal (overhead)

Dalam mencapai kinerja dari Direktorat Industri Elektronika dan Telematika

perlu dilakukan penyusunan Program dan Rencana Kerja melalui koordinasi-

koordinasi dengan pihak terkait. Pelaksanaan program dan rencana kerja

dituangkan kedalam laporan kinerja sebagai informasi setiap tahun.

Penyusunan informasi database industri serta evaluasi dan pelaporan kegiatan

tahun anggaran dimaksud.

2.4. RENCANA ANGGARAN DIREKTORAT IET TAHUN 2018

Guna mewujudkan rencana jangka menengah Direktorat Industi

Elektronika dan Telematika tahun 2018 sesuai dengan arah dan kebijakan

yang telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan anggaran

berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang berjumlah Rp

24.852.836.000,- (Dua puluh empat milyar delapan ratus lima puluh dua juta

delapan ratus tiga puluh enam ribu rupiah). Anggaran tersebut dipergunakan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 30

untuk melaksanakan kegiatan program penumbuhan industri elektronika dan

telematika pada Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika. Adapun rincian Rencana Anggaran

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Tahun 2018 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.3

Rencana Anggaran Program Penumbuhan IET Tahun 2018

KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN

Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Elektronika Dan Telematika

Belanja Barang

Belanja Modal

1848.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka

Mendorong Iklim Investasi Industri Elektronika

Dan Telematika

973.200.000

1848.018 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka

Peningkatan Daya Saing Dan Produktifitas

Industri Elektronika Dan Telematika

230.600.000

1848.019 Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni)

Industri Elektronika Dan Telematika

486.600.000

1848.02 Standar Nasional Indonesia (sni) Wajib Industri

Elektronika Dan Telematika

494.600.000

1848.022 Pusat Riset Dan Inovasi Produk Elektronika

Dan Telematika

5.311.200.000

2.695.000.000

1848.024 Rancangan Standar Kompetensi Kerja

Nasional Industri (rskkni) Sektor Industri

Elektronika Dan Telematika

282.600.000

1848.029 Pusat Pengembangan Teknologi Industri

Elektronika Dan Telematika

5.771.710.000

3.954.926.000

1848.03 Produk Industri Elektronika Dan Telematika

Yang Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam

Negeri (tkdn)

973.200.000

1848.032 Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika

Dan Telematika

1.450.000.000

1848.951 Layanan Internal (overhead) 1.973.200.000 256.000.000

T O T A L 24.852.836.000

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 31

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Seluruh instansi pemerintah, badan dan lembaga Negara di Pusat dan

daerah sesuai tupoksi harus memahami lingkup akuntabilitasnya masing-

masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi capaian kinerja baik

keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan misi instansi yang

bersangkutan.

Sistem Akuntabilitas memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar seperti :

• Harus ada komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan

pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

• Harus merupakan sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-

sumber daya secara konsisten dengan peraturan yang berlaku.

• Harus menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

• Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan

manfaat yang diperoleh.

• Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator

perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutahiran

metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan

akuntabilitas.

Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan

capaian kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika tahun 2018

mencakup analisis capaian kinerja yang terdiri dari analisis capaian kinerja

makro industri elektronika dan telematika, analisis kinerja pemangku

kepentingan, dan analisis kinerja proses bisnis internal, analisis kinerja

keuangan tahun 2018, serta analisis capaian target Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 32

3.1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA MAKRO IET

1. Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

a. Unit Industri Elektronika dan Telematika Besar Sedang yang Tumbuh

Pembangunan industri nasional hingga saat ini telah mencapai

kemajuan yang berarti, berdasarkan prognosa positif, pemerintah

memproyeksikan pertumbuhan (PDB) ekonomi nasional hingga akhir tahun

2018 sebesar 5,08% (lima koma nol delapan persen). Pertumbuhan PDB

tertinggi dialami pada sektor industri Agro dengan angka sebesar 7,1% (tujuh

koma satu persen) dan terendah di sektor industri Logam Mesin Alat

Transportasi dan Elektronika sebesar 3,47% (tiga koma empat puluh tujuh

persen). Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2017,

yaitu sebesar 5,07% (lima koma nol tujuh persen). Sedangkan PDB industri

non migas tahun 2018 tumbuh sebesar 5,18% (lima koma delapan belas

persen), sehingga lebih besar apabila dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi nasional. Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan dengan

tahun 2017, yaitu sebesar 4,84% (empat koma delapan puluh empat

persen).

Pada tahun 2018, pertumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

sebesar 2,91% (dua koma sembilan pulih satu persen). Pada industri Komputer,

Barang Elektonik dan Optik mengalami penurunan sebesar -13% (minus tiga

belas persen), namun untuk Industri Peralatan Listrik mengalami kenaikan

sebesar 1,96% (satu koma sembilan puluh enam persen). Hal ini disebabkan

karena kurangnya minat beli masyarakat atas produk baru elektronika, namun

kondisi ini bukan berarti menunjukkan menurunnya daya beli masyarkat. Hal

ini dibuktikan dengan tetap meningkatnya produksi industri besar dan

sedang sebesar 4%. Faktor lain yang menyebabkan menurunnya

pertumbuhan industri elektronika adalah naiknya kurs dollar serta tingginya

nilai impor produk elektronika. Impor produk Industri Elektronika terbesar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 33

berasal dari Tiongkok (46%) sebesar US$ 9,11 Miliar pada bulan Januari-

September 2018. Importasi tersebut meningkat US$ 1,99 Miliar atau 28%

dibandingkan pada bulan Januari-September 2018. Sedangkan Kontribusi

Industri Elektronika dan Telematika terhadap PDB Nasional tahun 2018

sebesar 0,45% (nol koma empat puluh lima persen).

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Pengolahan Non Migas 2013-2018

(persen)

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB sektor

industri elektronika dan telematika pada tahun 2018 sebesar 2,91 persen

meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar -0,85 persen. Dari pertumbuhan

PDB sektor industri elektronika dan telematika tersebut, telah tumbuh industri

Elektronika dan Telematika Besar Sedang pada tahun 2018 sejumlah 62 (enam

puluh dua) industri.

b. Kontribusi PDB Industri Elektronika dan Telematika terhadap PDB Nasional

Kontribusi PDB sektor industri pengolahan non migas terhadap PDB

Nasional tahun 2018 sebesar 17,5% (tujuh belas koma lima persen). Apabila

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pertumbuhan Industri (%)

Agro 3,27 8.29 5.82 6.33 6.58 7.10

Kimia Tekstil dan Aneka 3,85 2.90 3.35 1.76 2.91 4.62

Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika 10,77 4.12 5.46 3.91 3.75 3.47

Elektronika 9,33 -3.91 2.92 8.98 -0.85 2.91

26-Ind. Komputer, Brg

Elektonik dan Optik 9.33 -3.91 2.92 8.98 -0.85 -13.00

27-Industri Peralatan Listrik *) 7.84 9.84 3.63 -0.58 -0.25 1.96

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 34

dilihat selama periode 2015-2017 menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri

pengolahan, rata-rata mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015

kontribusi industri pengolahan non migas terhadap PDB sebesar 18,20 persen

sedangkan pada tahun 2016 kontribusinya meningkat menjadi 18,21 persen,

namun pada tahun 2017 kontribusinya menurun menjadi 17,97 persen.

Pada tahun 2018 kontribusi sektor industri non migas terbesar terhadap

PDB ekonomi adalah industri agro sebesar 8,62 persen diikuti dengan kontribusi

industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika sebesar 4,53 persen, dan

terakhir kontribusi industri Kimia, Tekstil, dan Aneka sebesar 4,35 persen. Dari

data tersebut, kontribusi sektor Industri Elektronika sebesar 0,92 persen terhadap

pertumbuhan PDB Nasional.

Tabel 3.2

Kontribusi PDB Sektor IET Terhadap PDB Nasional

(persen)

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kontribusi terhadap PDB nasional (%)

Agro 7.75 8.01 8.27 8.54 8.60 8.62

Kimia Tekstil dan Aneka 4.94 4.93 4.92 4.74 4.62 4.35

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

5.04 4.95 5.01 4.93 4.75 4.53

Elektronika 1.39 1.31 1.42 1.42 1.37 0.92

26-Ind. Komputer, Brg Elektonik dan Optik

0.74 0.71 0.81 0.79 0.80 0.46

27-Industri Peralatan Listrik *) 0.65 0.59 0.61 0.63 0.57 0.46

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 35

2. Perkembangan Ekspor-Impor Produk Industri Elektronika dan Telematika

a. Ekpor Produk Industri Elektronika dan Telematika

Pada tahun 2018 total nilai ekspor nasional diproyeksikan mencapai US$

183,69 miliar, ekspor non migas sebesar US$ 165,28 miliar, dan industri non

migas sebesar US$ 134,05 miliar. Diproyeksikan bahwa capaian ekpor terbesar

tahun 2018 untuk industri non migas adalah sektor industri agro dengan nilai US$

55,98 miliar, selanjutnya diikuti dengan industri kimia tekstil dan aneka dengan nilai

US$ 41,86 miliar, dan industri logam, mesin alat transportasi dan elektronika

dengan nilai US$ 36,21 miliar. Dari capaian tersebut, nilai ekspor pada sektor

industri elektronika dan telematika pada tahun 2018 diproyeksikan sebesar US$

8,21 miliar atau lebih besar dari nilai ekspor sektor industri elektronika dan

telematika pada tahun sebelumnya (US$ 7,95 miliar). Sedangkan kontribusi sektor

industri elektronika terhadap Ekspor Nasional sebesar 4,47%. Berikut adalah tabel

Perkembangan Ekspor Industri Elektronika dan Telematika dan Kontribusi Ekspor

Industri Elektronika dan Telematika Terhadap Industri Nasional.

Tabel 3.3

Perkembangan Ekspor Industri Elektronika dan Telematika

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Ekspor Industri (USD miliar)

Agro 47.57 48.81 43.0 42.5 53.6 56.0

Kimia Tekstil dan Aneka 34.40 36.90 35.7 37.0 39.5 41.9

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

31.63 31.98 28.0 28.3 31.8 36.2

Elektronika 9.79 9.37 8.19 7.53 7.95 8.21

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 36

Tabel 3.4

Kontribusi IET Terhadap Ekspor Industri Nasional

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kontribusi IET terhadap Ekspor Nasional (%)

Agro 26.06 27.69 28.59 29.39 31.78 30.47

Kimia Tekstil dan Aneka 18.85 20.93 23.74 25.59 23.39 22.79

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

17.33 18.14 18.62 19.58 18.83 19.71

Elektronika 5.36 5.31 5.45 5.21 4.71 4.47

Negara-negara yang menjadi 5 (lima) Besar tujuan ekspor industri

elektronika dan telematika per Januari-September 2018 adalah Singapura (USD

1,7 Miliar/19,96%), Jepang (USD 1,39 Miliar/16,33%), Amerika Serikat (0,97

Miliar/9,43%), Jerman (USD 0,39 Miliar/4,57%), Thailand (USD 0,39 Miliar/4,5%).

Sedangkan 10 (sepuluh) kawasan yang menjadi 10 besar tujuan ekspor industri

elektronik dan telematika adalah: Asia Timur (23.55%), Asia Tenggara (35.88%),

Asia Selatan (2.20%), Asia Barat (Timur Tengah) (1.35%), Oceania (2.44%),

Amerika Utara (12.66%), Amerika Latin (3.24%), MEE (17.15%), Eropa Barat

Lainnya (0.10%), Eropa Timur Lainnya (0.75%).

Produk industri elektronika dan telematika yang diekpor paling besar berupa

mesin printer, copier, scanner, facsimile, telepon selular, video recording, TV dan

radio cassette. Sedangkan komponen elektronik seperti aluminium electrolytic,

printed circuit boards, serta panel display LCD, LED and layar datar. Merek produk

elektronik asal Indonesia yang diekspor diantaranya Maspion (PT. Maspion) yang

berupa barang-barang rumah tangga seperti setrika, blender, dan kipas angin.

Selain itu ada juga Polytron (PT. Hartono Istana Teknologi) yang memproduksi

barang-barang elektronik rumah tangga seperti televisi dan radio, serta PT.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 37

Panggung Electric Citrabuana yang memproduksi radio cassette.

b. Impor Produk Industri Elektronika dan Telematika

Pada tahun 2018 total nilai impor nasional diproyeksikan mencapai US$

191,3 miliar, ekspor non migas sebesar US$ 160,8 miliar, dan industri non migas

sebesar US$ 148,5 miliar. Diproyeksikan bahwa capaian impor terbesar tahun

2018 untuk industri non migas adalah sektor industri logam, mesin alat transportasi

dan elektronika dengan nilai US$ 83,9 miliar, industri kimia tekstil dan aneka

dengan nilai US$ 49 miliar, dan industri agro dengan nilai US$ 15,6 miliar. Dari

capaian tersebut, nilai impor pada sektor industri elektronika dan telematika pada

tahun 2018 diproyeksikan sebesar US$ 20,3 miliar atau lebih besar dari nilai

ekspor sektor industri elektronika dan telematika pada tahun sebelumnya (US$

17,1 miliar). Berikut adalah tabel Perkembangan Impor Industri Elektronika dan

Telematika.

Tabel 3.5

Perkembangan Impor Industri Elektronika dan Telematika

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Impor Industri (USD miliar)

Agro 13.6 13.8 11.3 12.4 13.9 15.6

Kimia Tekstil dan Aneka 39.1 39.2 35.7 35.0 40.0 49.0

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

80.2 72.6 62.7 60.8 69.0 83.9

Elektronika 18.2 16.7 14.9 15.2 17.1 20.3

Negara-negara yang menjadi 5 (lima) Besar tujuan impor industri

elektronika dan telematika per Januari-September 2018 adalah Tiongkok (USD

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 38

9,11 Miliar/46%), Singapura (USD 1,81 Miliar/9,14%), Jepang (1,52 Miliar/7,7%),

Korea Selatan (USD 0,88 Miliar/4,47%), Thailand (USD 0,74 Miliar/3,78%). Produk

industri elektronika dan telematika yang diimpor paling besar berupa

komponen,seperti: portable receivers, transmission/reception, printed circuit board,

electronic integrated circuits, dan LED. Sedangkan untuk produk elektronika dan

telematika yang diimpor antara lain: laptops, notebooks, hard disk drive, dan colour

printer copier.

c. Neraca Ekspor – Impor Industri Elektronika dan Telematika

Pada tahun 2017 dan tahun 2018 perdagangan produk Industri Elektronika

dan Telematika mengalami peningkatan (bernilai minus) yakni USD -9,1 Miliar dan

USD -6,1 Miliar, dikarenakan nilai impor lebih besar dibandingkan dengan nilai

ekspor, namun tercatat perkembangan neraca perdagangan industri elektronika

dan telematika tahun 2018 lebih baik dari kurun waktu tahun 2011 sd. 2017.

Berikut tabel perkembangan neraca perdagangan Industri Elektronika dan

Telematika, serta lebih baik dari neraca perdagangan nasional (USD -7,6 Miliar).

Tabel 3.6

Neraca Perdagangan Produk Industri Elektronika dan Telematika

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Neraca Perdagangan Industri (USD Miliar)

Agro 33.9 35.0 31.7 30.1 39.7 40.4

Kimia Tekstil dan Aneka -4.7 -2.3 0.0 2.0 -0.5 -7.1

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

-48.6 -40.6 -34.7 -32.5 -37.2 -47.7

Elektronika -8.4 -7.4 -6.7 -7.6 -9.1 -12.1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 39

Gambar 3.1 Grafik Neraca Perdagangan Produk Industri Elektronika dan

Telematika Dibandingkan Dengan Nasional dan ILMATE

3. Perkembangan Investasi dan Tenaga Kerja Sektor IET

Total investasi di Industri Non Migas pada tahun 2018 memiliki prognosa

sebesar 228,413 miliar rupiah dengan nilai Investasi yang paling besar terdapat di

sektor ILMATE sebesar 86,168 miliar rupiah, sektor Agro dengan nilai investasi

sebesar 84,401 miliar rupiah dan nilai investasi sektor Kimia Tekstil dan Aneka

sebesar 56,577 miliar rupiah. Sedangkan jumlah investasi sektor industri

elektronika dan telematika pada tahun 2018 sebesar 11,204 miliar rupiah,

meningkat 5,097 miliar rupiah atau sebesar 83,47% dibandingkan pada tahun

2017 (6,107 miliar rupiah). Investasi di sektor industri elektronika dan telematika

pada tahun 2018 berupa investasi baru dan perluasan industri, antara lain: PT.

ZTT Cable Indonesia, PT. UFC, dan perluasan PT. Panasonic Gobel Indonesia.

Diharapkan dengan meningkatnya investasi baru dapat meningkatkan

pertumbuhan industri elektronika dan telematika pada tahun berikutnya. Berikut

adalah tabel perkembangan investasi industri elektronikan dan telematika.

23.226.1

-1.7 -4.1 -1.9

7.7 8.811.8

-7.6

-33.7

-42.9

-55.8

-48.6

-40.6

-34.7-32.5

-37.2

-47.7

-4.9 -6.6 -7.5 -8.4 -7.4 -6.7 -7.6 -9.1-12.1

-60.0

-50.0

-40.0

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Prognosa

2018

Neraca Total Perdagangan ILMATE IET

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 40

Tabel 3.7 Perkembangan Investasi Industri Elektronika dan Telematika

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Investasi Industri (miliar rupiah)

Agro 65,807 71,252 74,625 117,594 86,272 84,401 Kimia Tekstil dan Aneka

53,114 56,840 92,642 90,362 66,907 56,577

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

83,510 53,206 74,094 77,773 64,307 86,168

Elektronika 6,600 6,542 3,516 5,011 6,107 11,204

Sedangkan jumlah tenaga kerja sektor industri elektronika dan telematika

pada tahun 2018 diprognosakan sebanyak 231.300 orang, meningkat 7,92 persen

atau 16.980 orang dibandingkan tahun 2017. Diharapkan dengan meningkatnya

investasi baru di sektor industri elektronika dan telematika dapat meningkatkan

penyerapan tenaga kerja pada tahun berikutnya. Berikut adalah tabel jumlah

tenaga kerja sektor industri elektronikan dan telematika.

Tabel 3.8

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Elektronika dan Telematika

(Ribu Orang)

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Tenaga Kerja Industri (ribu orang)

Agro 6,215.7 6,598.2 6,803.7 7,367.6 8,083.7 8,281.1 Kimia Tekstil dan Aneka

6,201.9 6,698.8 6,800.1 6,857.0 7,460.6 7,715.5

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

1,741.7 1,918.8 1,887.7 1,632.6 1,955.6 2,081.8

Elektronika 169.4 166.9 204.4 184.5 214.3 231.3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 41

3.2. ANALISIS KINERJA PEMANGKU KEPENTINGAN

Pencapaian kinerja sasaran seperti yang telah ditetapkan sebagai perjanjian

kontrak dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2018 merupakan tahapan dari

upaya pencapaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun

2016-2019. Berdasarkan hal tersebut, Kinerja sasaran yang ditetapkan dalam

penetapan kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika tahun 2018

mencakup 2 (dua) sasaran strategis dalam perspektif pemangku kepentingan yang

diukur melalui 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU).

1. Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Peran pembina industri dalam meningkatkan populasi dan persebaran

industri terlebih khusus pengembangan populasi dan persebaran industri di luar

pulau Jawa ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama:

a. Unit industri elektronika dan telematika besar sedang yang tumbuh dengan

target tahun 2018 sejumlah 72 Unit;

b. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika

dengan target sebesar Rp. 7.8 - 8.3 Triliun.

Tabel 3.9

Capaian IKU dari Meningkatnya Poulasi dan Persebaran Industri

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA Satuan

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Peresentase

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri

1. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang

Unit 52 72 62 86,1%

2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas

Rp Triliun

7,3 7,8 – 8,3

11,204 134,9%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 42

Unit industri elektronika dan telematika besar sedang yang tumbuh dihitung

atas dasar Realisasi Izin Usaha Industri (IUI) baik izin usaha baru maupun

perluasan yang dipublikasikan oleh BKPM. Dari jumlah izin usaha yang

dikeluarkan oleh BKPM akan terlihat bahwa suatu perusahaan telah mematangkan

rencananya untuk menambah perluasan dari luas sebelumnya atau membangun

usaha baru di tempat tertentu sesuai rencana perusahaan tersebut.

Unit industri elektronika dan telematika besar sedang yang tumbuh di tahun

2018 diprognosakan sebanyak 62 unit atau tercapai 86,1 persen dari target

yang ditetapkan sejumlah 72 unit. Target kinerja ini tidak tercapai dikarenakan

indikator makro ekonomi nasional yang tidak tercapai, sehingga kondisi

ekonomi berdampak pada sektor industri elektronika dan telematika. Namun

capain pada tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sejumlah 52

unit. Sedangkan nilai investasi di sektor elektronika dan telematika di tahun

2018 diprognosakan sebesar Rp. 11,204 Triliun atau tercapai 134,9 persen

dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 7,8 – 8,3 triliun. Beberapa insentif

yang telah ditawarkan oleh pemerintah dalam menarik investasi, seperti tax

holiday dan tax allowance. Dengan adanya tax holiday dan tax allowance,

perusahaan dengan kriteria investasi tetentu dan bidang usaha tertentu

mendapatkan fasilitasi fiskal berupa pembebasan pajak penghasilan untuk

kurun waktu tertentu yang membuat daya traik bagi perusahaan untuk

berinvestasi di Indonesia. Beberapa industri yang melakukan investasi baru di

Indonesia antara lain: PT Yangtze Optics Indonesia (YOI), PT ZTT

Cable Indonesia, dll. Sedangkan investasi perluasan antara lain: PT. Samsung

Electronics Indonesia, PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia, PT. Mitra Citra

Makmur,dll.

Terdapat beberapa faktor penting dalam pencapaian indikator tersebut,

yaitu:

1) Pelaksanaan pameran RISING Merdeka di Singapura yang dilaksanakan

pada tanggal 6-19 Agustus 2018. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 43

mempromosikan kemampuan industri komputer, telepon genggam, dan

animasi dalam negeri pada market internasional.

2) Forum Bisnis Industri Software dan Konten. Kegiatan ini dilaksanakan

sebanyak 1 (satu) kali pada tanggal 27 Oktober 2018 di Cimahi -

Technopark (CCA). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing

industri software dan konten nasional.

3) Fasilitasi Promosi Indonesia Industrial Summit (Spesial Desain Booth Pameran

Communic Asia 2018). Pameran ini dikunjungi banyak Visitor yang

menghampiri paviliun Indonesia. Adapun visitor sebagai potential buyer

berasal dari perusahaan-perusahaan Negara Bagian Victoria, Australia di

bidang payment platform dan billing system. Selain itu, potential buyer dari

Filipina tertarik pada aplikasi di bidang parking system, transportation, dan

e-commerce. Sedangkan beberapa visitor negara lain dan visitor dari

Indonesia tertarik pada IoT services.

4) Fasilitasi Pameran Industri Elektronika Dan Telematika Dalam Rangka

Penerapan Industri 4.0 yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2018 di

Kementerain Perindustrian. Dalam pameran tersebut disediakan 6 booth untuk

perusahaan yang bergerak dibidang IoTservices.

2. Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

Peran pembina industri dalam hal ini Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika dalam upaya mendorong peningkatan daya saing dan produktifitas

sektor industri diukur melalui Indikator Utama:

a. Kontribusi ekspor produk industri elektronika dan telematika terhadap ekpor

nasional dengan target pada tahun 2018 sebesar 6,0 persen.

b. Produktifitas dan kemampuan SDM industri elektronika dan telematika dengan

target pada tahun 2018 sebesar Rp. 417.30Juta.

Kontribusi ekpor produk Industri Elektronika dan Telematika terhadap

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 44

ekspor nasional diukur melalui penghitungan perbandingan nilai ekspor Industri

Elektronika dan Telematika terhadap nilai ekspor nasional.

Tabel 3.10

Capaian IKU dari Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA Satuan

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Peresentase

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

1 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor nasional

Persen 4,73 6,00 4,47 74,5%

2. Produktivitas SDM industri

Rp.Juta 339,80 417,30 339,80 81,4%

Tahun 2018 diprognosakan capaian kontribusi ekspor produk industri

elektronika dan telematika terhadap ekspor nasional sebesar 4,47 % atau tercapai

sebesar 74,5 persen dari target yang ditetapkan sebesar 6,0%. Capaian indikator

ini tidak tercapai dikarenakan kondisi ekonomi global, terutama terjadinya perang

dagang antara Amerika dan Tiongkok, sedangkan kedua negera tersebut

merupakan pasar besar bagi Indonesia. Pemerintah telah melakukan kebijakan

pengetatan impor, namun industri dalam negeri kebanyakan masih bergantung

terhadap bahan baku dari luar negeri. Kebijakan ini bisa memperlambat

pertumbuhan nasional, namun industri nasional berorientasi ekspor juga dapat

terhambat. Sedangkan prognosa capaian Produktifitas dan kemampuan SDM

industri elektronika dan telematika pada tahun 2018 sebesar Rp. 339,8 juta atau

tercapai sebesar 81,4 persen dari target yang ditetapkan sebesar 417,3 juta.

Target kinerja dari indikator ini tidak tercapai dikarenakan pertumbuhan industri

elektronika dan telematika yang menurun pada triwulan I, II, dan III, serta

dikarenakan indikator makro ekonomi nasional yang tidak tercapai, sehingga

kondisi ekonomi juga berdampak pada tingkat produktifitas SDM industri

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 45

elektronika dan telematika. Untuk mencapai target meningkatnya daya saing dan

produktivitas sektor industri, terdapat beberapa faktor penting seperti:

1) Untuk meningkatkan produktifitas dan kemampuan SDM Industri

elektronika dan telematika sangat dibutuhkan pelatihan dan bimbingan

teknis, serta sertifikasi SDM yang menunjang. Selain itu perkembangan

Industri elektronika dan telematika yang pesat membuat Industri lokal

harus lebih berinovasi dalam pengembangan produknya. Telah banyak

kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan produktifitas SDM yaitu

dengan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pelatihan, Bimtek dan Sertifikasi SDM Industri

No. Nama Pelatihan dan Bimtek Jumlah SDM Yang

Dilatih (Orang)

1 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Elektronika Bidang Otomasi Industri Berbasis PLC 20

2 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Elektronika Dalam Rangka Mendukung Industri 4.0 60

3 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Elektronika 20

4 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Software 80

5 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm TIK 80

6 Pelatihan Dan Sertifikasi Industri Software Dan Konten 20

7 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Industri Software Dan Konten 80

8 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Software 20

9 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm TIK 20

10 Pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Animasi Dan Games 20

11 Bimbingan Dan Sertifikasi Sdm TIK Dalam Rangka Implementasi IR 4.0 20

12 Bimtek/pelatihan Dan Sertifikasi Sdm Animasi Dan Games Dalam Rangka Implementasi IR 4.0 20

13 Fasilitasi Bimtek Industri 4.0 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 46

14 Bimbingan Teknis Sdm Industri Elektronika Dalam Rangka Implementasi IR 4.0

20

15 Bimbingan Teknis Sdm Industri Software Dalam Rangka Implementasi IR 4.0 20

TOTAL PELATIHAN DAN BIMTEK 520

2) BMDTP dan naiknya utilisasi produksi

Insentif BMDTP membantu perusahaan dalam mengurangi biaya produksi

membuat Industri lebih efisien dalam menggunakan anggaran perusahaannya.

3.3. ANALISIS KINERJA PROSES BISNIS INTERNAL

1. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri Elektronika Dan Telematika

Yang Efektif

Sasaran strategis ini dimaksudkan agar pembina industri merumuskan

penyusunan dan penetapan kebijakan/regulasi untuk mengintervensi

pembangunan dan pengembangan industri dalam negeri, terutama dalam

merumuskan kebijakan/regulasi untuk melindungi kepentingan industri dalam

negeri. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:

a. Peraturan perundangan yang diselesaikan dengan pada tahun 2018

sebanyak 0 PP/Perpres/Permen.

Tahun 2018 capaian Peraturan perundangan yang diselesaikan sebanyak 1

Permen atau melebihi dari target yang ditetapkan, yang mana Indikator

Kinerja Utama ini dapat terealisasi pada triwulan II, dikarenakan peraturan

dimaksud mulai disusun pada tahun sebelumnya. Peraturan perundang-

undangan/Permen yang diselesaikan pada tahun 2018 pada Direktorat

Elektronika dan Telematika adalah Permenperin No.15 Tahun 2018 tentang

Pemberlakuan SNI Audio Video dan Elektronika Sejenis Secara Wajib.

Sedangkan realisasi pada tahun 2017 sejumlah 3 Peraturan perundangan,

namun dari target 1 Peraturan perundangan. Pada tahun 2018 Direktorat IET

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 47

juga telah menyusun rancangan Permenperin tentang SNI Wajib House Hold,

revisi Rancangan Permenperin tentang Pengelolaan Data Base IMEI Control,

dan Rancangan Permenperin tentang Perubahan atas Permenperin No.

68/M-IND/PER/8/2015 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Nilai

Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri Produk Elektronika dan Telematika.

Tabel 3.12

Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan/Permen yang diselesaikan Pada Tahun 2018

IKU Satuan Target 2017

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Peraturan perundangan

yang diselesaikan

PP/Perpres/Permen 1 3 0 1

b. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dengan target pada

tahun 2018 sebanyak 2 RSNI

Penerapan kebijakan standardisasi produk industri industri elektronika dan

telematika memiliki sasaran untuk mendukung peningkatan produktivitas,

daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, serta sistem. Hal tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen,

pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya di bidang

keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup seperti yang

diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 Tentang

Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri. Rancangan Standar Nasional

Indonesia (RSNI) yang telah disusun oleh Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika pada tahun 2018 sebanyak 6 RSNI dengan rincian sebagai

berikut:

1) Peralatan Audio/Video;

2) Peralatan Listrik Genggam Dioperasikan Motor;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 48

3) Sel dan Baterai Sekunder Yang Mengandung Elektrolit Alki atau Nirasam

Lainnya (Sistem Nikel);

4) Sel dan Baterai Sekunder Yang Mengandung Elektrolit Alki atau Nirasam

Lainnya (Sistem Lithium);

5) Kapasitor untuk penggungaan pada lampu flouresens tabung dan sirkit

lampu peluahan lainnya;

6) Struktur mekanis untuk peralatan elektronik pengelolaan panas untuk

kotak luar.

Tabel 3.13

Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

IKU Satuan Target 2017

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI)

RSNI 2 6 2 6

c. Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC Secara Wajib

Dengan Target Pada Tahun 2018 Sebanyak 2 Peraturan

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri

ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam

suatu dokumen perencanaan dan kebijakan-kebijakan yang mendukung

tercapainya rencana tersebut. Salah satunya penyusunan regulasi teknis

pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara dengan capaian tahun 2018

sebanyak 2 (dua) regulasi dan sesuai dengan target yang ingin dicapai

selama tahun 2018. Capaian ini melebihi dari tahun sebelumnya, dimana

tahun 2017 tidak dapat merealisasikan indikator capaian dari target 1

peraturan. Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

yang dikeluarkan oleh Direktorat IET selama tahun 2018 adalah:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 49

1) Permenperin No.15 Tahun 2018 tentang Pemberlakuan SNI Audio Video

dan Elektronika Sejenis Secara Wajib;

2) Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI

House Hold.

Tabel 3.14

Capaian IKU dari Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC

IKU Satuan Target 2017

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Regulasi teknis

pemberlakuan SNI, ST,

dan/atau PTC secara wajib

Peraturan

1 0 2 2

Untuk pencapaian target tersebut, maka telah dilakukan kegiatan-kegiatan

berupa rapat-rapat koordinasi dengan tim teknis untuk persiapan penyusunan

SNI wajib, pada Triwulan ini telah disusun Peraturan Menteri Perindustrian

tentang SNI wajib dibidang House Hold dan pada triwulan III serta telah

diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian nomor 15 Tahun 2018 tentang

SNI wajib Audio Video. Sehubungan dengan hal tersebut, maka telah

dilaksankan sosialisasi SNI Wajib Audio/Video pada tanggal 20 Agustus 2018

di Depok, Jawa Barat. Kegaitan ini bertujuan untuk mensosialisasikan

Peraturan Menteri Perindustrian tentang SNI wajib Audio Video kepada para

industri audio dan video, serta asosiasi industri, serta instansi pendidikan.

2. Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian Yang

Berdaya Saing Dan Berkelanjutan

Peran Direktorat Industri Elektronika dan Telematika dalam terselenggaranya

urusan pemerintahan di bidang industri elektronika dan telematika yang berdaya

saing dan berkelanjutan ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 50

a. Produk Industri Elektronika Dan Telematika Yang Tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Target produk industri elektronika dan elektronika yang tersertifikasi pada tahun

2018 sebanyak 150 Sertifikat. Program Peningkatan Penggunaan Produk

dalam Negeri (P3DN) merupakan upaya Pemerintah untuk mendorong

kemajuan industri dalam negeri. Salah satu bentuknya adalah dengan

mewajibkan instansi pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan hasil

produksi dalam negeri dalam kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai

oleh APBN/APBD. Dengan demikian, barang/jasa yang telah memiliki Sertifikat

Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akan memperoleh preferensi dari

panitia lelang. Capaian untuk produk industri elektronika dan telematika yang

tersertifikasi TKDN pada tahun 2018 mencapai 275 sertifikat dengan 66

perusahaan. Capaian tahun 2018 melebihi dari tahun sebelumnya, yaitu

sejumlah 150 sertifikat. Realisasi tahun 2018 diatas dari target yang telah

ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.15

Capaian IKU dari Produk ILMATE yang Tersertifikasi TKDN

IKU

Realisasi

2017

Target

2018

Realisasi 2018

Satuan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Produk industri elektronika

dan telematika yang

tersertifikasi TKDN.

150 150 51 88 76 60 275 Sertifikat

Telah banyak kegiatan yang dilakukan dalam mencapai indikator kinerja

terciptanya produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam

Negeri (TKDN) yaitu:

a. Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Sosialisasi dalam rangka

mendukung penerapan TKDN Produk Telpon Selular yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 51

diselenggarakan pada tanggal 28 September 2018 di Batam.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program pemerintah

dalam penerapan TKDN produk Telpon Selular kepada industri

telpon selular, asosiasi industri, dan perguruan tinggi yang ada di

Batam.

b. FGD Peningkatan Threshold TKDN yang dilaksanakan di Jakarta.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensukseskan program pemerintah

dalam rangka meningkatkan nilai TKDN produk industri elektronika

dan telematika guna menambah daya saing industri.

b. Infrastruktur Kompetensi Yang Terbentuk Dengan Target Pada Tahun

2018 Sebanyak 1 SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) diperlukan sebagai

standar yang dipakai untuk mengukur dan menyaring tenaga kerja yang

memenuhi kebutuhan dunia industri sesuai dengan kompetensinya. Standar

tersebut berisi rumusan mengenai kemampuan kerja bagi pelaksanaan tugas

atau jabatan tertentu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan

dan/atau keahlian serta sikap kerja dalam rangka menyiapkan tenaga

profesional di bidang industri. Capaian penyusunan SKKNI Direktrorat IET tahun

2018 sejumlah 1 (satu) judul RSKKNI Teknisi Mesin Printer. Penyusunan

RSKKNI tersebut dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 20 September 2018

serta rapat Persiapan Pra Konvensi SKKNI Mesin Printring yang dilaksanakan

sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta pada tanggal 22 November 2018. Capaian

indikator dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk tahun 2018 melebihi dari

tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2017 tidak dapat merealisasikan

indikator capaian dari target 2 RSKKNI. Kegiatan ini bertujuan untuk

menerapkan standar kompetensi SDM industri dalam negeri dalam bidang

teknisi mesin printer.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 52

Tabel 3.16

Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk

IKU Satuan Target 2017

Realisasi 2017

Target 2018

Realisasi 2018

Infrastruktur kompetensi yang

terbentuk

RSKKNI 2 0 1 1

Dari tabel Capaian IKU Direktorat Industri Elektronika dan Telematika tahun 2018

telah dapat memenuhi 5 (lima) indikator kinerja pada sasaran Perspektif Proses

Bisnis Internal dengan rata-rata 156,67% (seratus lima puluh enam koma enam

puluh tujuh persen), dimana terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian

diatas 100% (seratus persen). Namun dalam 4 (empat) indikator kinerja pada

sasaran Perspektif Pemangku Kepentingan hanya mampu memenuhi 1 (satu)

indikator kinerja, yaitu Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas

dengan capaian 134,9%, sedangkan rata-rata pada sasaran perspektif ini sebesar

94,23%.

3.4. ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN 2018

Dalam mewujudkan kinerja yang talah ditetapkan untuk tahun 2018, Direktorat

Industri Elektronika dan Telematika pada tahun 2018 memiliki anggaran sebesar

Rp 24.852.836.000,- (Dua puluh empat milyar delapan ratus lima puluh dua juta

delapan ratus tiga puluh enam ribu rupiah) berupa Program Penumbuhan Industri

Elektronika dan Telematika. Anggaran tersebut termasuk yang pagu sejumlah Rp.

2,333,836,000,- yang masih diblokir pada kegiatan Fasilitasi Mesin/peralatan Di

BDI Denpasar Bali atau sebesar 9,39%, sehingga total realisasi anggaran

Direktorat IET pada tahun 2018 sebesar Rp. 20.574.079.044,- (Dua puluh milyar

lima ratus tujuh puluh empat juta tujuh puluh sembilan ribu empat puluh empat

rupiah) atau 82,78%. Adapun rincian penyerapan anggaran Direktorat Industri

Elektronika dan Telematika adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 53

Tabel 3.17

Realisasi Anggaran Direktorat IET Tahun Anggaran 2018

KODE

OUTPUT / RINCIAN AKUN Penumbuhan Dan

Pengembangan Industri Elektronika Dan Telematika

PAGU

REALISASI

SISA REAL. FISIK TOTAL %

1848.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam

Rangka Mendorong Iklim

Investasi Industri Elektronika Dan

Telematika

973.200.000 832.662.212 85,56 140.537.788 95,21

1848.018 Rekomendasi Kebijakan Dalam

Rangka Peningkatan Daya Saing

Dan Produktifitas Industri

Elektronika Dan Telematika

230.600.000 189.227.500 82,06 41.372.500 100,00

1848.019 Rancangan Standar Nasional

Indonesia (rsni) Industri

Elektronika Dan Telematika

486.600.000 423.434.224 87,02 63.165.776 100,00

1848.02 Standar Nasional Indonesia (sni)

Wajib Industri Elektronika Dan

Telematika

494.600.000 317.129.290 64,12 177.470.710 89,20

1848.022 Pusat Riset Dan Inovasi Produk

Elektronika Dan Telematika

8.006.200.000 7.739.889.337 96,67 266.310.663 100,00

1848.024 Rancangan Standar Kompetensi

Kerja Nasional Industri (rskkni)

Sektor Industri Elektronika Dan

Telematika

282.600.000 263.051.300 93,08 19.548.700 100,00

1848.029 Pusat Pengembangan Teknologi

Industri Elektronika Dan

Telematika

9.726.636.000 6.749.001.986 69,39 2.977.634.014 89,73

1848.03 Produk Industri Elektronika Dan

Telematika Yang Tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri

(tkdn)

973.200.000 841.360.800 86,45 131.839.200 100,00

1848.032 Temu Bisnis Kemampuan

Industri Elektronika Dan

Telematika

1.450.000.000 1.364.787.595 94,12 85.212.405 100,00

1848.951 Layanan Internal (overhead) 2.229.200.000 1.853.534.800 83,15 375.665.200 95,50

T O T A L 24.852.836.000 20.574.079.044 82,78 4.278.756.956 95,17

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 54

Tabel 3.18

Realisasi Anggaran Belanja DIPA Tahun 2018 Direktorat Industri Elektronika dan

Telematika

UNIT PAGU EMON BELANJA BARANG BELANJA MODAL

NILAI % REALISASI % REALISASI %

Direktorat

IET 24.852.836.000 16.202.139.094 82,78 15.412.551.000 65,19 4.371.939.950 17,59

Realisasi belanja modal Direktorat Industri Elektronika dan Telematika tahun

anggaran 2018 sebesar Rp. 4.371.939.950,- atau 17,59%. Belanja modal Direktorat

IET tahun 2018 terdiri dari:

1. Fasilitasi Peralatan Di Pesantren

2. Pengadaan Komputer Kantor Dan Peralatannya

3. Fasilitasi Co-working Space Di BTP

4. Pengadaan Mesin / Peralatan Untuk Atim Makassar Dan Inisiasi Di Universitas

Syiah Kuala Aceh

5. Pengadan Furniture Untuk Atim Makassar

6. Fasilitasi Mesin/peralatan di BDI Denpasar Bali

7. Fasilitasi Software Technopark Di Bali

8. Bantuan Peralatan Di Politeknik Negeri Batam

9. Inisiasi IBC/RICE Di Aceh

Dalam proses realisasi belanja modal pada tahun 2018, terdapat permasalahan,

yaitu PengadaanMesin/Peralatan Untuk STP Batam Dalam Rangka Penguatan

Struktur Industri 4.0 sebesar Rp. 1396.560.000,- dimana dilakukan melalui proses

lelang umum. Hal ini dikarenakan pemenang lelang (pihak ketiga) mengundurkan diri,

sehingga anggaran tersebut dilakukan revisi kegiatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 55

3.5. ANALISIS CAPAIAN TARGET RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH (RPJMN) 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019)

merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perpres No. 2 Tahun 2015

yang telah ditanda tangani tanggal 08 Januari 2015. Capaian RPJMN 2015-2019 akan

selalu dievaluasi dan dimonitor pencapaian setiap tahunnya sehingga target-target

yang ditetapkan dapat terwujud. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika sendiri

memiliki tugas membina industri yang menjadi sasaran capaian pada RPJMN 2015-

2019. Untuk tahun 2018, capaian target RPJMN 2015-2019 Direktorat Elektronika dan

Telematika dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.19 Capaian Program Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

PROGRAM/

KEGIATAN

SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %

Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika

Meningkatnya Daya Saing Industri Elektronika dan Telematika

Terlaksananya pembangunan dan pengembangan 5 (lima) ICT Center dalam bentuk Incubator Bussines Center (IBC) Rice Technopark

ICT Center

5 5 100

Pembangunan 5 (lima) Science & Technopark di daerah-daerah Kab./Kota

Daerah 5 5 100

Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika

Standar 5 9 180

Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika

Orang 345 520 150,72

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 56

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika

Unit (produk)

2 2 100

Terlaksananya promosi dan kerjasama Industri Elektronika dan Telematika

Promosi 4 4 100

Pada sasaran Meningkatnya Daya Saing Industri Elektronika dan Telematika

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 ICT Center dalam

bentuk Incubator Bussines Center (IBC), RICE dan Technopark). Capaian

realisasi Pembangunan dan Pengembangan ICT Center ini sebesar 5 ICT

atau sebesar 100 persen. Pembangunan dan Pengembangan 5 ICT Center

antara lain : Bandung Technopark, BDI Bali, Politeknik Negeri Batam,

Politeknik ATI Makassar, dan Universitas AMIKOM Yogyakarta.

2) Pembangunan 5 Science dan Technopark di Daerah-daerah

Kabupaten/Kota. Capaian realisasi Pembangunan Science dan

Technopark ini adalah 5 Daerah atau 100 persen. Pembangunan 5 Science

dan Technopark di Daerah-daerah Kabupaten/Kota antara lain : Bandung

Technopark, BDI Bali, Politeknik Negeri Batam, Politeknik ATI Makassar,

dan Universitas AMIKOM Yogyakarta.

3) Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika

dengan target 5 standar dan dapat direalisasikan dengan capaian 9 standar

atau 180 persen. Untuk indikator ini terlaksananya penyusunan:

• 1 RSKKNI Teknisi Mesin Printer

• 1 Permenperin SNI Wajib Audio/Video dan Rancangan Permenperin

SNI Wajib House Hold

• 6 RSNI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 57

4) Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika

dengan target sebanyak 345 orang dan dapat direalisasikan dengan

capaian 520 orang atau 150,72 persen. Capaian pada indikator ini berupa

pelatihan dan sertifikasi SDM industri elektronika dan telematika, serta

bimbingan teknis.

5) Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri dan Telematika dengan

target 2 unit (produk) dan realisasinya 2 unit (produk) atau sebesar 100

persen. Untuk indikator ini telah masuk kedalam technopark karena salah

satu fungsi technopark adalah pusat riset dan pengembangan, tahun ini

telah dikembangkan Robot NOVA di BTP, pengembangan Softaware

Virtual Reality, Software Pengelolaan Hasil Perikanan.

6) Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektronika dan Telematika

dengan target 4 promosi dan dapat direalisasikan dengan capaian 4

promosi atau 100 persen, yaitu dilaksanakan Fasilitasi Promosi Pameran

Rising Di Singapura (Pembuatan Konten Video Pada Booth IET), Fasilitasi

Promosi Indonesia Industrial Summit (Spesial Desain Booth Pameran

Communic Asia 2018), Forum Bisnis Industri Software Dan Konten,

Fasilitasi Pameran Industri Elektronika Dan Telematika Dalam Rangka

Penerapan Industri 4.0.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 58

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Ditinjau dari aspek pencapain kinerja yang diamanahkan dalam rencana

strategis, rencana kerja, dan kinerja sasaran sebagaimana ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja Ditjen. ILMATE Tahun 2018, maka

secara garis besar Direktorat Industri Elektronika dan Telematika telah

berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diemban. Hal

tersebut tercermin dari keberhasilan pencapaian sasaran strategis dan

kinerja lainnya sebagaimana diuraikan dalam BAB III, yang merupakan

dampak dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri

Elektronika dan Telematika.

Berdasarkan uraian pada Bab-Bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

a. Sasaran- sasaran strategis perspektif pemangku kepentingan sebagaimana

ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2018 berhasil dicapai

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika dengan nilai rata-rata

capaian sebesar 94,23 persen. Nilai capaian ini sudah menggambarkan

beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam hal penetapan indikator

dan target maupun dalam pencapaiannya.

b. Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal yang telah ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2018, nilai rata-rata capaian

sasaran strategis perspektif proses internal yang berhasil dicapai Direktorat

Industri Elektronika dan Telematika sebesar 156,67 persen. Nilai capaian ini

sudah menggambarkan beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 59

hal penetapan indikator, dan target maupun dalam pencapaiannya.

c. Total realisasi anggaran Direktorat IET pada tahun 2018 sebesar Rp.

20.574.079.044,- (Dua puluh milyar lima ratus tujuh puluh empat juta

tujuh puluh sembilan ribu empat puluh empat rupiah) atau 82,78% dari

pagu anggaran Rp 24.852.836.000,- (Dua puluh empat milyar delapan

ratus lima puluh dua juta delapan ratus tiga puluh enam ribu rupiah).

4.2 PERMASALAHAN DAN KENDALA

Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika pada tahun 2017, antara lain:

a. Pengadaan Barang dan Jasa:

1) PengadaanMesin/Peralatan Untuk STP Batam Dalam Rangka

Penguatan Struktur Industri 4.0 sebesar Rp. 1396.560.000,- dimana

dilakukan melalui proses lelang umum. Hal ini dikarenakan pemenang

lelang (pihak ketiga) mengundurkan diri, sehingga anggaran tersebut

dilakukan revisi kegiatan.

2) Pengadaan Mesin / Peralatan Untuk Atim Makassar dan Inisiasi Di

Universitas Syiah Kuala Aceh mengalami kendala dalam pengiriman

ke lokasi dikarenakan pengiriman barang dengan volume besar

melalui laut, sedangkan kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi,

sehingga menghambat pengiriman barang tersebut.

b. Revisi DIPA:

1) Masih terdapat anggaran yang diblokir oleh Ditjen Anggaran,

Kementerian Keuangan, sehingga mempengaruhi realisasi

anggaran;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 60

2) Revisi buka blokir untuk pelatihan baru selesai awal Agustus 2018,

sehingga pelaksanaan pelatihan dilaksanakan mulai bulan

September sampaidengan Desember 2018;

3) Setelah mengajukan revisi dan menyusun data dukung kegiatan

Fasilitasi Mesin/peralatan Di BDI Denpasar Bali pada bulan Oktober

2018, namun kegiatan masih tetap di blokir.

c. Teknologi:

1) Industri komponen lokal belum mampu memproduksi sendiri

komponen yang selama ini masih diimpor;

2) Masih lemahnya R & D yang difokuskan pada pengembangan

produk untuk Industri Elektronika dan Telematika;

3) Rancang bangun/desain, fabrikasi, manufaktur dan standarisasi

masih mengacu kepada principal pemegang merk.

4.3 REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN KINERJA

Rekomendasi Direktorat Industri Elektronika untuk perbaikan kinerja dalam

melaksanakan program, yaitu :

a. Mempercepat proses revisi anggaran sesuai dengan kebutuhan guna

mengakomodir kegiatan yang belum tersedia anggarannya, serta

segera melaksanakan kegiatan dengan menyesuaikan anggaran yang

telah direvisi;

b. Koordinasi dengan Biro Perencanaan dan Bappenas dalam rangka

mempersiapkan program/kegiatan Tahun Anggaran 2019 yang lebih

baik.

c. Melakukan koordinasi dengan LKPP dan ULP untuk mempersiapkan

proses pengadaan barang pada tahun anggaran 2019, sehingga dapat

dilakukan proses pengadaan pada awal tahun.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Telematika 2018 Hal 61

d. Lebih Efisien dalam menggunakan anggaran yang ada;

e. Dalam rangka meningkatkan penguasaan teknologi perlu diperluas

kerjasama pada industri dan lembaga litbang elektronika dan telematika

dan perlu konsistensi dalam program penumbuhan technopark;

f. Diperlukan input yang cukup dari semua stakeholders dalam

penyusunan program kegiatan baik prioritas maupun non prioritas

sehingga dapat mengakomodir pekerjaan yang sudah diprogramkan;

g. Masih diperlukan beberapa kebijakan untuk menghubungkan strategi

dan implementasi guna mewujudkan Visi dan Misi Direktorat Industri

Elektronika dan Telematika.