kata pengantar - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_lakip...
TRANSCRIPT
![Page 1: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/1.jpg)
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (Good Governance)dengan tingkat kinerja yang selalu
meningkat. Bentuk perwujudan pertanggungjawaban penyelenggara tersebut harus
tepat, jelas dan nyata secara periodik.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) tahun 2017 adalah melalui Laporan
Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2017. Hal ini sejalan dengan Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dimana
tiap pimpinan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah,
Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, diwajibkan membuat laporan akuntabilitas kinerja
secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya.
Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal ILMATE 2015-2019, telah dijabarkan visi
pembangunan industri, yakni “Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan
Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan” Visi dimaksud
telah dituangkan pada Misi, Tujuan, dan Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2017.
Sepanjang tahun 2017, Direktorat Jenderal ILMATE telah melaksanakan berbagai
fokus pengembangan industri yang menjadi prioritas. Program-program tersebut secara
umum dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Permasalahan-
permasalahan yang menjadi penghambat pelaksanaan tugas dan ketercapaian taget
yang telah ditetapkan sudah dapat diidentifikasi dan dianalisis untuk ditindaklanjuti
dengan rekomendasi kebijakan-kebijkan yang mampu mendorong percepatan
pencapaian target kinerja.
Dari aspek capaian kinerja makro, dilihat dari sisi pertumbuhan tahun 2017 sampai
dengan triwulan IV, sektor industri pengolahan non migas tumbuh sebesar 5,23 persen,
lebih tinggi apabila dibanding pertumbuhan ekonomi (5,00 persen). Pada tahun 2017,
pertumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sampai triwulan IV
sebesar 4,41 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,88 persen. Kontribusi
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terhadap industri non migas
sampai triwulan IV tahun 2017 sebesar 4,86 persen.
i
![Page 2: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/2.jpg)
Pada periode 2016 sampai dengan 2017 diperkirakan pertumbuhan nilai ekspor
produk ILMATE sebesar -4,26 persen. Tahun 2017 nilai ekspor produk ILMATE diprognosakan
sebesar US$ 31,99 miliar. Rata-rata Neraca Perdagangan Industri sektor ILMATE dari tahun
2016-2017 sebesar -42,42 persen. Capaian Investasi sektor ILMATE tahun 2017 sebesar 85,1
persen dengan jumlah tenaga kerja sektor ILMATE yang diserap pada tahun 2017
diprognosakan sebanyak 2.118.000 orang yang meningkat 275.300 dari tahun 2016.
Pada tahun 2017 Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
menetapkan 2 (dua) prespektif dalam perjanjian kinerja yaitu perspektif pemangku
kepentingan (stakeholder) dan perspektif proses internal. Pada perspektif pemangku
kepentingan (stake holder) terdiri atas 2 (dua) sasaran strategis dengan 4 (empat)
Indikator Kinerja Utama. Pada perspektif proses intermal terdapat 2 (dua) sasaran strategis
dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama.
Sasaran-sasaran strategis perspektif stakeholder sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen Penetapan Kinerja tahun 2017 berhasil dicapai Direktorat Jenderal ILMATE
dengan nilai rata-rata capaian sebesar 92,53 persen. Untuk perspektif proses internal nilai
rata-rata capaian sebesar 120 persen hal ini tidak terlepas dari adanya kebijakan
pemotongan dan penghematan anggaran yang diambil oleh pemerintah.
Secara garis besar Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya
dalam pencapaian kinerja Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika tahun 2017. Beberapa sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang
ditetapkan dapat dicapai, meskipun belum semuanya menunjukkan hasil sebagaimana
yang ditargetkan. Keberhasilan Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika disamping ditentukan oleh kinerja faktor internal juga didukung oleh dukungan
eksternal. Hasil lebih rinci secara keseluruhan tergambar dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Tahun 2017.
Jakarta 17 Januari 2018
Direktorat Jenderal
Harjanto
ii
![Page 3: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................
Halaman
i
iii
v
Vii
Viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................................................ 1
B. Peran Strategis ............................................................................................................... 1
C. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 4
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................................. 6
A. Rencana Strategis 2015-2019 ............................................................................... 6
B. Rencana Kinerja Tahun 2017 ................................................................................ 11
C. Perjanjian kinerja Tahun 2017 ............................................................................... 13
D. Rencana Anggaran ................................................................................................. 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDRAL ILMATE ........................................... 18
A. Analisis Capaian Kinerja Makro ILMATE ........................................................... 18
B. Analisis Capaian Kinerja Pemangku Kepentingan..................................... 26
C. Analisis Capaian Kinerja Proses Internal .......................................................... 35
D. Analisis Capaian Keuangan Tahun 2017 ........................................................ 45
E. Analisis Capaian Target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RP JMN) 2015-2019 .......................................................................... 61
F. Program Prioritas Pengembangan ILMATE..................................................... 83
iii
![Page 4: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB V PENUTUP ........................................................................................................................................ 88
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 88
B. Permasalahan dan Kendala ................................................................................ 88
C. Rekomendasi ............................................................................................................... 89
iv
![Page 5: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/5.jpg)
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Perubahan antara Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan 2017 ................. 13
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Perspektif Pemangku Kepentingan ..................................... 14
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Perspektif Bisnis Internal ............................................................. 15
Tabel 2.4 Pagu anggaran Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika .................................................................................................................. 16
Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Pengolahan Non Migas 2012-
2017 (persen) ...................................................................................................................... 19
Tabel 3.2 Kontribusi PDB Sektor Industri terhadap PDB Nasioanal (persen) ................ 20
Tabel 3.3 Perkembangan Ekspor dan Kontribusi Ekspor ILMATE terhadap
Industri Nasional ................................................................................................................. 22
Tabel 3.4 Rasio impor Bahan Baku terhadap PDB Industri Non migas .......................... 23
Tabel 3.5 Neraca ekspor-impor produk ILMATE ....................................................................... 24
Tabel 3.6 Penambahan Investasi Industri (triliun rupiah) ..................................................... 25
Tabel 3.7 Jumlah Tenaga Kerja ILMATE (juta orang) ............................................................. 26
Tabel 3.8 Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika besar sedang yang tumbuh Per Tahun .......................................... 28
Tabel 3.9 Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika besar sedang yang tumbuh Per Triwulan ...................................... 29
Tabel 3.10 Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika Per Tahun ................................................................. 30
Tabel 3.11 Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika Per Triwulan ............................................................. 31
v
![Page 6: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/6.jpg)
Tabel 3.12 Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional Per 32
Tahun .....................................................................................................
Tabel 3.13 Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional Per 33
Triwulan ...........................................................................................
Tabel 3.14 Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam,
mesin, alat transportasi, dan elektronika Per Tahun ......................................... 34
Tabel 3.15 Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam,
mesin, alat transportasi, dan elektronika Per Triwulan ..................................... 35
Tabel 3.16 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang
diselesaikan per Triwulan…………………………………………… ..................... 36
Tabel 3.17 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang
diselesaikan per Tahun ................................................................................................... 37
Tabel 3.18 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per
Triwulan .................................................................................................................................. 39
Tabel 3.19 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per
Tahun………………………………………………………………………. 39
Tabel 3.20 Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
PTC per Triwulan................................................................................................................. 40
Tabel 3.21 Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
PTC per Tahun ..................................................................................................................... 41
Tabel 3.22 Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri 42
(TKDN) Per Triwulan ..........................................................................
vi
![Page 7: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/7.jpg)
Tabel 3.23 Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri 43
(TKDN) Per Tahun ............................................................................
Tabel 3.24 Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk per
Triwulan .................................................................................................................................. 44
Tabel 3.25 Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk Per Tahun
44
Tabel 3.26 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per Unit
Eselon II .................................................................................................................................. 46
Tabel 3.27 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per
IKU ............................................................................................................................................ 49
Tabel 3.28 Capaian Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material
Dasar Logam ....................................................................................................................... 61
Tabel 3.29 Capaian Program Penumbuhan Industri Alat Transportasi
Darat ....................................................................................................................................... 65
Tabel 3.30 Capaian Program Penumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan ...................................................................................................... 68
Tabel 3.31 Capaian Program Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian............................................................................................................................... 72
Tabel 3.32 Capaian Program Penumbuhan Industri Elektronika dan
Telematika ............................................................................................................................ 79
Tabel 3.33 Capaian Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ............................... 82
Tabel 3.34 Capaian Program Prioritas Ditjen ILMATE ............................................................... 84
vii
![Page 8: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Ditjen ILMATE ....................................................... 4
viii
![Page 9: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 3.1 Tenaga Kerja Per Kategori Sektor Industri........................................ 26
ix
![Page 10: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Evaluasi RPJMN Kementerian Perindustrian Tahun 2017
Lampiran 2 Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017
x
![Page 11: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perindustrian. Direktorat
Jenderal ILMATE mempunyai tugas menyelengarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya
saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi
industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan telematika.
Dalam menjalankan tugas Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika termasuk penyusunan peta paduan pengambangan klaster Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika termasuk pengembangan klaster Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika;
4. Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika; dan
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika.
B. PERAN STRATEGIS
Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional tercermin dari dampak
kegiatan ekonomi sektor rill bidang industri. Dalam hal ini sektor industri berperan sebagai
pemicu kegiatan ekonomi yang berdampak ekspansif meluas ke berbagai sektor jasa
keteknikan, penyediaan bahan baku, transportasi, distribusi atau perdagangan dan
sebagainya. Pembangunan sektor industri menjadi sangat penting karena kontribusinya
1
![Page 12: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/12.jpg)
terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam
pembentukan PDB sangat besar dan berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
(prime mover) karena kemampuannya dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi.
Selain itu juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan
pekerjaan, yang berarti meningkatnya kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan.
Walaupun telah dicapai berbagai perkembangan yang cukup penting dalam
pengembangan industri, namun dirasakan industri belum tumbuh seperti yang
diharapkan. Permasalahan yang dihadapi oleh industri, diantaranya meliputi:
1. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa bahan baku, bahan
penolong, barang setengah jadi maupun komponen;
2. Keterkaitan antar sektor industri dengan ekonomi lainya relatif lemah;
3. Struktur industri hanya didominasi oleh beberapa cabang industri yang tahapan
industrinya pendek; dan
4. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi.
Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
merupakan bagian dari pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri
harus diarahkan untuk menjadikan industri yang mampu memberikan sumbangan
berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, tidak hanya ditujukan untuk
mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh
melemahnya daya saing dan krisis gobal yang melanda dunia saat ini saja, melainkan
juga harus mampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakan dasar-
dasar membangun industri andalan masa depan.
Dengan memperhatikan masalah nasional dan masalah yang dihadapi oleh
sektor industri khususnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, maka
telah ditetapkan proses yang harus dilakukan Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yaitu: (1) perumusan kebijakan; (2) pelayanan
fasilitas; (3) pengawasan, pengendalian dan evaluasi yang secara langsung
menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika dijabarkan kedalam program penumbuhan Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang didasarkan pada pengembangan klaster,
peningkatan utilisasi kapasitas produksi, daya saing industri mencakup pengembangan
industri yang berdaya saing gobal dan berbasis sumber daya alam lokal, serta
2
![Page 13: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/13.jpg)
pengembangan ekspor yang diarahkan pada peningkatan ekpor non migas dalam
upaya memenuhi kebutuhan devisa.
Kegiatan yang mendukung pencapaian program penumbuhan Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, adalah: 1. Perumusan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa
industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada
industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri
elektronika dan telematika; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa
industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada
industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, dan industri
elektronika dan telematika; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman dan
penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha,
promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri,
pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan
penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat
transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika; 4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di
bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,
pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,
teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, dan industri elektronika dan telematika;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendalaman dan penguatan
struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan
industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam
negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim,
dan industri elektronika dan telematika;
3
![Page 14: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/14.jpg)
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika;
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika;
2. Direktorat Industri Logam;
3. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian;
4. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan;
5. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika;
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Ditjen ILMATE
Tugas dan Fungsi masing-masing unit eselon II sebagai berikut:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal ILMATE
Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif
kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika.
2. Direktorat Industri Logam
Direktorat Industri Logam mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan,
4
![Page 15: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/15.jpg)
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang industri logam.
3. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri permesinan dan alat
mesin pertanian.
4. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan.
5. Direktorat Industri Elektronika dan Telematika
Direktorat Industri Elektronika dan telematika mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri elektronika dan
telematika.
5
![Page 16: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/16.jpg)
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika tahun 2016-2019 dimaksudkan untuk merencanakankontribusi yang
signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan industri
sebagaimana diamnatkan pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kebijakan Industri
Nasional (KIN), serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan Renstra Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika tahun 2010-2014, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan
strategis nasional maupun global serta pengembangan industri kedepan.
1. Visi Direktorat Jenderal ILMATE
“Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai
industri andalan masa depan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi”
2. Misi Direktorat Jenderal ILMATE
a. Memperkuat dan memperdalam struktur industri logam, mesin, alat transportasi
dan elektronika untuk mewujudkan industri nasional yang berdaya saing, maju
dan berwawasan lingkungan.
b. Meningkatkan nilai tambah industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang
berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi.
c. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.
3. Tujuan Direktorat Jenderal ILMATE
Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika merupakan
bagian dari pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri harus
diarahkan untuk menjadikan industri yang mampu memberikan sumbangan
berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik indonesia. Pembangunan
sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, tidak hanya
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang
disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis gobal yang melanda dunia
saat ini saja, melainkan juga harus mampu turut mengatasi permasalahan
nasional, serta meletakan dasar-dasar membangun industri andalan masa depan.
6
![Page 17: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/17.jpg)
Secara kuantitatif peran Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
harus tampak pada kontribusi dalam Produk Domestik Bruto (PDB), Investasi,
Tenaga Kerja, Nilai Ekspor dan Nilai Impor. Maka dijabarkan tujuannya adalah
kokohnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai industri
andalan masa depan yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. 4. Arah Pengembangan ILMATE
Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan dicapai maka arah
pengembangan ILMATE adalah sebagai berikut:
a. Industri Logam
Pengembangan Industri Logam tahun 2015-2019:
1) Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
pengembangan industri logam;
2) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri logam;
3) Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan industri, pengamanan dan penyelamatan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri logam;
4) Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kritaria di
bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;
5) Menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis dan super visi di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;
6) Melaksanakan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri
hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada Industri logam;
7) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
b. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 2015-2019:
1) Melakukan revisi Peraturan Menteri Perindustrian mengenai TKDN
pembangkit listrik;
2) Mengembangkan kemampuan industri penunjang untuk memenuhi
kebutuhan energi;
7
![Page 18: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/18.jpg)
3) Meningkatkan akses pasar dalam dan luar negeri;
4) Meningkatkan pengawasan penerapan standar;
5) Mengembangkan kemampuan design dan engineering untuk memproduksi
barang modal;
6) Memanfaatkan hasil riset untuk pengembangan produks industri komponen;
7) Meningkatkan kerja sama dengan industri luar negeri dalam bentuk MoU;
8) Pengembangan Alsintan Center di beberapa daerah potensial
c. Industri Maririm, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan tahun
2015-2019:
1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapal
nasional untuk mampu mensuplai kebutuhan komponen kapal dalam negeri;
2) Pusat Design dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN)/ National Ship Design
and Enggineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dan semakin kiat
dalam mendukung industri perkapalan/galangan kapal nasional;
3) Meningkatnya peran P3DN Industri Alat Pertahanan;
4) Meningkatkan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan yang bersertifikat;
5) Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan
komponennya;
6) Meningkatkan kerja sama industri otomotif, industri bahan baku dan
perguruan tinggi;
7) Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional;
8) Meningkatkan kerja sama industri dengan industri kendaraan bermotor
utama di dunia;
9) Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen
kendaraan bermotor.
d. Industri Elektronika dan Telematika
Pengembangan Industri Elektrinika dan Telematika 2015-2019:
1) Produk elektronika konsumsi mulai dikembangkan kearah produk berbasis
digital/ICT dan ramah lingkungan/green produk;
2) Berkembangnya produk elektronika konsumsi berbasis digital/ICT dan ramah
lingkungan/green produk serta hemat energi;
8
![Page 19: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/19.jpg)
3) Mulai dikembangkan industri peralatan medis dan industri alat kontrol/alat ukur;
4) Mendorong dan memperkuat upaya peningkatan TKDN produk telematika;
5) Memperkuat kerja sama litbang dan teknologi dengan institusi litbang MNC's;
6) Mendorong upaya untuk menghasilkan produk-produk inovatif dari produk
software, animasi, dan konten serta produk-produk telekomunikasi;
7) Mendorong dan memperkuat kemampuan RICE dan IBC dalam
menghasilkan SDM yang berkompetensi tinggi;
8) Mendorong aliansi strategis dari industri telematika dalam negeri dengan
mitra luar negeri;
9) Mendorong dan meningkatkan kemampuan Rancang Bangun dan
Rekayasa Industri Telematika Nasional;
10) Pendirian dan pengembangan Kawasan Khusus Telematika, Technopark
serta infrastruktur pendukung lainnya.
5. Sasaran Direktorat Jenderal ILMATE
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematik yang
dijabarkan kedalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi perspaktif
pemangku kepentingan (stakeholder), perspektif pelaksanaan tugas pokok dan
perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Perspektif Pemangku Kepentingan (stakeholder)
Sasaran Strategis I: Meningkatnya peran industri dalam perekonomian
nasional, dengan Indikator Kinerja Utama:
1. Laju pertumbuhan PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika;
2. Kontribusi PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
terhadap PDB nasional.
Sasaran Strategis II: Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri,
dengan Indikator Kinerja Utama: Kontribusi ekspor produk ILMATE terhadap
ekspor nasional.
Sasaran Strategis III: Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri,
dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor
ILMATE.
9
![Page 20: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/20.jpg)
Sasaran Strategis IV: Menguatnya struktur industri, dengan Indikator Kinerja
Utama: Rasio impor bahan baku, bahan penolong, barang modal,
terhadap PDB Industri non migas.
b. Perspektif Proses Internal
Sasaran Strategis I: Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah
dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA),
dengan Indikator Kinerja Utama:
1. Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP);
2. Tersusunnya Peraturan Presiden (Perpres);
3. Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen).
Sasaran Strategis II: Meningkatnya daya saing industri melalui
pengembangan standardisasi industri, dengan Indikator Kinerja Utama:
1. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI);
2. Jumlah SNI wajib yang diberlakukan
Sasaran Strategis III: Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi
pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, dengan Indikator Kinerja Utama: Nilai
investasi di sektor industri
Sasaran Strategis IV: Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri, dengan
Indikator Kinerja Utama: Produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika yang tersertifikasi Tingkat Kompone Dalam Negeri (TKDN).
Sasaran Strategis V: Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya alam
(nikel, tembaga, migas), dengan Indikator Kinerja Utama: Jumlah industri
strategis yang dibangun
Sasaran Strategis VI: Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui
pendidikan dan pelatihan, dengan Indikator Kinerja Utama:
1. Jumlah SKKNI;
2. Jumlah tenaga kerja industri yang bersertifikasi kompetensi
Sasaran Strategis VII: Meningkatnya ketersediaan data sektor industri
melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional, dengan
Indikator Kinerja Utama:
1. Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional
2. Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional
10
![Page 21: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/21.jpg)
c. Perspektif Pembelajaran Organisasi
Sasaran Strategis I: Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, dengan Indikator Kinerja Utama:
Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja
Sasaran Strategis II: Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran,
dengan Indikator Kinerja Utama: Tingkat kesesuaian rencana kegiatan
dengan dokumen perencanaan.
Sasaran Strategis III: Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan
dan anggaran, dengan Indikator Kinerja Utama: Nilai SAKIP Ditjen ILMATE.
Sasaran Strategis IV: Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dengan Indikator Kinerja
Utama: Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri.
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2017
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam RENSTRA Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2015-2019,
berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2014 maka pada tahun 2017 telah ditetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari masing-masing sasaran strategis yang akan dicapai
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada
tahun 2017 sesuai yang terinci sebagai berikut:
1. Perspektif Pemangku Kepentingan
a. Meningkatnya poulasi dan persebaran industri
Meningkatnya poulasi dan persebaran industri diindikasikan dengan Unit industri
besar dan industri sedang yang tumbuh dan Nilai investasi yang dicapai.
Sasaran strategis ini akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:
1) Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang
yang tumbuh dengan target pada tahun 2017 sebanyak 412 Unit;
2) Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 102,6 - 110,6 Triliun
a. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri ini dimaksudkan agar
mutu dan kapasitas produksi industri dalam negeri semakin berkualitas dan
meningkat dan produk-produk industri dalam negeri juga diharapkan dapat
bersaing secara sehat dan kompetitif dipasar domestik maupun global serta
11
![Page 22: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/22.jpg)
tentunya perlu ditunjang dengan peningkatan SDM yang kerkompeten.
Sasaran strategis ini akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama:
1) Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika terhadap ekpor nasional, dengan target pada tahun 2017
sebesar 19,8 – 20,00 persen;
2) Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika, dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 696,8 Juta.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Tersedianya kebijakan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika yang efektif ini dimaksudkan agar pemerintah perlu melakukan
intervensi melalui perumusan kebijakan-kebijakan yang protektif terhadap
industri dalam negeri. Strategis ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama:
1) Peraturan perundangan yang diselesaikan, dengan target pada tahun
2017 sebanyak 1 PP/Perpres/Permen;
2) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI), dengan target sebanyak
pada tahun 2017 sebanyak 15 RSNI;
3) Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib, dengan
target pada tahun 2017 sebanyak 7 Regulasi SNI Wajib.
b. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya
saing dan berkelanjutan ini merupakan tindakan untuk memproteksi industri dalam
negeri selain dari sasaran strategis sebelumnya yakni terkait dengan perumusan
kebijakan/regulasi, atau sasaran strategis ini dapat juga dikatakan sebagai
pelaksanaan atas kebijakan/regulasi yang telah ditetapkan untuk kepentingan
industri nasional. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:
1) Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target pada
tahun 2017 sebanyak 450 Sertifikat;
2) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk dengan target pada tahun 2017
sebanyak 13 SKKNI.
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun dengan dukungan pembiayaan
yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkan kinerja yang akan dicapai.
Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150/M-
12
![Page 23: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/23.jpg)
IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal
ILMATE telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2017 secara berjenjang sesuai dengan
kedudukan, tugas dan fungsi yang ada.
Perjanjian kinerja merupakan tekad atau janji rencana kerja tahunan yang akan
dicapai antara Direktur Jenderal ILMATE dengan Menteri Perindustrian untuk
pengembangan industri di tahun 2017. Penetapan kinerja ini menggambarkan
capaian kinerja pembangunan industri yang akan diwujudkan tahun 2017 dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Perjanjian kinerja ini ditetapkan
pada bulan januari 2017 dengan asumsi bahwa indikator-indikator yang
dipergunakan sebagai alat ukur pencapaian kinerja dapat diperoleh dalam kurun
waktu tahun berjalan atau paling lambat bulan februari tahun 2017.
Perjanjian kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan pada tahun-tahun
sebelumnya telah dievaluasi seingga perjanjian kinerja tahun 2017 mengalami perubahan.
Berikut adalah perbandingan perjanjian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2017:
Tabel 2.1
Perubahan antara Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan 2017
Perubahan Tahun 2016 Tahun 2017
Perspektif Terdiri dari 3 perspektif, antara lain: Terdiri dari 2 perspektif, antara
perspektif pemangku kepentingan lain: perspektif pemangku
(stakeholder), perseptif proses kepentingan, dan perseptif
internal, dan persektif proses bisnis internal.
pembelajaran organisasi.
Sasaran strategis Dari 3 perspektif tersebut diatas, Dari 2 perspektif tersebut diatas,
masing-masing memiliki 4 sasaran masing-masing memiliki 2 sasaran
strategis sehingga terdapat 12 strategis sehingga terdapat 4
sasaran strategis. sasaran strategis.
Indikator Kinerja Dari 12 sasaran strategis tersebut Dari 4 sasaran strategis tersebut
diatas, diindikasikan menjadi 16 diatas, diindikasikan menjadi 9
indikator kinerja. indikator kinerja.
Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat bahwa jumlah perspektif, sasaran
strategis, dan indikator kinerja tahun 2017 lebih sedikit dari tahun 2016, namun hasil
evaluasi ini sudah mewakili seluruh substansi kerja sebagaimana tugas dan fungsi di
lingkungan Direktorat Jenderal ILMATE, bahkan terlihat lebih simple dan rill.
13
![Page 24: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/24.jpg)
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Perspektif Pemangku Kepentingan
Sasaran strategis
Indikator Kinerja
Target
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Meningkatnya 1. Unit industri logam, mesin, alat 412 Unit
transportasi, dan elektronika besar
poulasi dan
sedang yang tumbuh
persebaran industri
2. Nilai investasi di sektor industri
102,6 - Rp. Triliun
logam, mesin, alat transportasi, dan 110,6
elektronika
Meningkatnya daya 1. Kontribusi ekspor produk industri 19,8 – persen
logam, mesin, alat transportasi, dan
20,00
saing dan
elektronika terhadap ekpor
produktivitas sektor
nasional
industri
2. Produktifitas dan kemampuan sdm
696,8 Rp. Juta
industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
Tersedianya 1. Peraturan perundangan yang 1 PP/Perpres/Permen
diselesaikan
kebijakan
2. Rancangan Standar Nasional
15
RSNI pembangunan
Indonesia (RSNI)
industri logam,
3. Regulasi teknis pemberlakuan SNI,
7
Regulasi mesin, alat
ST, dan/atau PTC secara wajib
transportasi, dan
elektronika yang
efektif
14
![Page 25: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/25.jpg)
Terselenggaranya 1. Produk industri logam, mesin, alat 450 Sertifikat
transportasi, dan elektronika yang
urusan
tersertifikasi Tingkat Komponen
pemerintahan di
Dalam Negeri (TKDN)
bidang Perindustrian
2. Infrastruktur kompetensi yang 13 SKKNI yang berdaya saing
terbentuk
dan berkelanjutan
D. RENCANA ANGGARAN
Dalam mewujudkan kinerja yang talah ditetapkan untuk tahun 2017, Ditjen
ILMATE didukung oleh dana APBN sebesar Rp. 130.355.734.000,- (seratus tiga puluh
miliar tiga ratus lima puluh lima juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu rupiah). Dalam
perjalanannya, anggaran Ditjen ILMATE terkena penghematan anggaran sebesar Rp.
10,806,645,000,-(sepuluh miliar delapan ratus enam juta enam ratus empat puluh lima
ribu rupiah) sehingga anggaran yang dapat digunakan hingga akhir tahun 2017
menjadi Rp. 119.549. 089.000,-(seratus sembilan belas miliar lima ratus empat puluh
sembilan juta delapan puluh sembilan ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.4
Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Output/Rincian Akun Pagu Total Penghematan Pagu setelah
Penghematan
Program Penumbuhan dan
130.355.734.000
10.806.645.000
119.549.089.000
Pengembangan ILMATE
Penyusunan dan Evaluasi
Program Penumbuhan dan 39,499,022,000 977,046,000 38,521,976,000
Pengembangan ILMATE
Penumbuhan dan
Pengembangan Industri 12,855,984,000 1,144,475,000 11,711,509,000
Logam
Penumbuhan dan 21,579,093,000 2,417,217,000 19,161,876,000
Pengembangan Industri
15
![Page 26: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/26.jpg)
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
Penumbuhan dan
Pengembangan Industri 19,915,964,000 2,045,659,000 17,870,305,000
Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan
Penumbuhan dan
Pengembangan Industri 36,505,671,000 4,222,249,000 32,283,422,000
Elektronika dan Telematika
Pelaksanaan penghematan anggaran sebagaimana pada tabel diatas dilakukan
terhadap output/kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal ILMATE dengan mengacu
pada Pedoman Pengehematan Belanja Tahun Anggaran 2017, sebagai berikut:
a. Efisiensi Belanja Barang meliputi:
1) Perjalanan dinas dan paket meeting,
2) Honorarium tim/kegiatan,
3) Belanja operasional perkantoran,
4) Belanja jasa,
5) Belanja pemeliharaan, dan
6) Belanja barang operasional dan non operasional lainnya.
b. Efisiensi belanja barang tidak termasuk belanja barang dari :
1) Pinjaman dan hibah dalam/luar negeri,
2) Rupiah Murni Pendamping kecuali tidak dapat dilaksanakan
sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2017,
3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU),
4) Tambahan belanja hasil pembahasan Undang-Undang Mengenai APBN
5) Tahun Anggaran 2017 (Dana Optimalisasi) yang tidak sesuai
kriteria menurut reviu BPKP, dan
6) Output Cadangan.
16
![Page 27: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/27.jpg)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL ILMATE
Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan capaian
kinerja Direktorat Jenderal ILMATE tahun 2017 mencakup analisis capaian kinerja yang
terdiri dari analisis kinerja makro Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika, analisis kinerja pemangku kepentingan dan analisis kinerja proses bisnis
internal, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tahun 2017.
A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA MAKRO ILMATE
Faktor Penurunan/ melambatnya dan peningkatan capaian makro di Sektor
ILMATE sejauh ini analisisnya hanya dapat dilakukan secara umum, misalnya aspek
kondisi perdagangan dunia, nilai tukar rupiah, permintaan pasar, situasi politik dan
lain-lain. Hal ini disebabkan karena jika dilihat dari Pengelompokan Produk maupun
cara pengambilan Sampel maka dapat dikatakan bahwa data yang dirilis oleh
BPS belum dapat dijadikan sebagai bahan analisis yang akurat. Dengan demikian
kedepannya untuk memperoleh data primer perlu dilakukan dengan
mengoptimalkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) dan penggunaan Jasa
Profesi untuk Mengidentifikasi dan Menganalisis kondisi Industri sangat dibutuhkan. 1. Meningkatnya Peran Industri dalam Perekonoman Nasional
Laju Pertumbuhan Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronka
Pembangunan industri nasional hingga saar ini telah mencapai kemajuan yang
berarti, berdasarkan data yang dirilis BPS yakni Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,07 persen (y-on-
y), angka ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2014.
Industri non migas selama tahun 2017 tumbuh sebesar 4,84 persen, angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2016 yakni sebesar 4,43 persen, namun selama
peride 2015 sampai dengan 2017 pertumbuhan industri non migas terbesar yaitu terjadi
pada tahun 2015 dengan angka 5.05 persen (lebih besar dari pertumbuhan ekonomi)
Pada sektor Industri, pertumhuhan PDB tertinggi dialami pada sektor industri
Agro yaitu sebesar 6,5 8 persen, diikuti dengan sektor ILMATE sebesar 3,75 persen,
dan sektor IKTA sebesar 2,91 persen.
Khusus untuk sektor ILMATE, peningkatan PDB terbesar terjadi pada sektor industri
logam yaitu sebesar 6,33 persen. Peningkatan PDB ini tidak terlepas dari beberapa hal
diantaranya adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap industri baja seiring
17
![Page 28: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/28.jpg)
dengan menggeliatnya proyek kontruksi/infrastruktur, selain itu juga terkait dengan
pengembangan kawasan (smelter).
Selanjutnya pertumbuhan PDB terbesar kedua adalah pada sektor industri
maritim, alat transportasi dan alat pertahanan yaitu sebesar 3,68 persen, angka ini
menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,52 persen.
Penurunan ini sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor dinataranya adalah
industri alat angkutan: yang mana pada triwulan II tahun 2017 mengalami
penurunan sebesar 0,62 persen (Q - t0 - Q) karena ekspor kendaraan dan
bagiannya turun sebesar 1,54 persen (Q - t0 - Q ).
Berikutnya adalah peningkatan PDB industri mesin dan alat mesin pertanian
yaitu sebesar 2,07 persen. Pertumbuhan ini lebih besar dari pertumbuhan PDB
tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,76 persen. Peningkatan ini terkait dengan
beberapa faktor diantaranya adalah industri mesin dan perlengkapan mengalami
peningkatan sebesar 6,72 persen (y-ony) pada triwulan II tahun 2017 dikarenakan
naiknya permintaan alat berat dari sektor Pertambangan dan kontruksi.
Pertumbuhan PDB terendah terjadi pada sektor industri elektronika dan telematika,
dimana selama tahun 2017 sebesar -0,85 persen. capaian ini menurun drastis dari tahun
sebelumnya (8,98 persen). Penurunan ini terkait dengan beberapa faktor diantaranya
adalah indonesia hanya menjadi pasar produk ponsel dari berbagai negara dan impor
ponsel selalu meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak ditunjang dengan proses
pembangunan atau pengembangan manufaktur/produksinya.
Tabel 3.1
Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Pengolahan Non Migas 2012-2017 (persen)
Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.
18
![Page 29: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/29.jpg)
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB sektor ILMATE
pada tahun 2017 sebesar 3,75 persen menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar
3,91 persen. Penurunan terbesar terjadi pada sektor industri elektronika dan telematika.
Sebaliknya peningkatan terbesar disumbang dari industri logam.
Kontribusi PDB Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika terhadap
PDB Nasional
Kontribusi PDB sektor industri pengolahan non migas terhadap PDB Nasional
pada tahun 2017 sebesar 17,89 persen. Apabila dilihat selama periode 2015
sampai dengan 2017 menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri pengolahan,
rata-rata mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 kontribusi
industri pengolahan non migas terhadap PDB sebesar 18,20 persen sedangkan
pada tahun 2016 kontribusinya meningkat menjadi 18.21 persen dan sedikit
mengalami penurunan pada tahun 2017 yakni 17,89 persen.
Pada tahun 2017 kontribusi sektor industri non migas terbesar terhadap PDB
ekonomi adalah Industri Agro sebesar 8,61 persen diikuti dengan kontribusi industri
logam, mesin, alat transportasi dan elektronika sebesar 4,75 persen. Dan terakhir
kontribusi industri Kimia, Tekstil, dan Aneka sebesar 4,54 persen. Dari data tersebut,
kontribusi Industri Alat Transportasi sebesar 1,82 persen, kontribusi industri Logam
sebesar 1,53 persen, kontribusi industri permesinan sebesar 0,83 persen, dan
kontribusi industri Elektronika sebesar 0,57 persen terhadap terhadap PDB Nasional.
Tabel 3.2
Kontribusi PDB Sektor Industri Terhadap PDB Nasional (persen)
Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.
19
![Page 30: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/30.jpg)
Salah satu faktor yang menghambat kontribusi ekspor adalah belum disepakatinya
sejumlah kerja sama perdagangan dengan negara di dunia. Upaya yang perlu
dilakukan yaitu melakukan perjanjian free trade agreement (FTA) yang
mennguntungkan dan memperbaiki regulasi internal. Selain itu, saat ini industri
fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri dan fasilitas insenftif ekspor yang masih
belum menarik bagi industri. 2. Meningkatnya Penguasaan Pasar di Dalam dan Luar Negeri
Kontribusi Ekspor Produk ILMATE terhadap Ekspor Nasional
Pada tahun 2017 total nilai ekspor nasional diproyeksikan mencapai US$ 167,91
miliar, ekspor non migas sebesar US$ 152, 75 miliar dan industri non migas sebesar US$
125,57 miliar. Capaian ekpor terbesar tahun 2017 untuk industri non migas adalah
Sektor Industri Agro dengan nilai US$ 53,70 miliar, selanjutnya diikuti dengan Sektor
Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) dengan nilai US$ 39,88 miliar dan Industri Logam,
Mesin Alat Transportasi dan Elektronika dengan nilai US$ 31,99 miliar.
Ekspor ILMATE hingga triwulan IV tahun 2017 diproyeksikan sebesar US$ 23,20
miliar dan capaian ekpor produk ILMATE tahun 2017 (US$ 31,99 miliar) lebih besar
dari nilai ekspor ILMATE tahun sebelumnya (US$ 28,29 miliar).
Sektor industri logam menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor produk
ILMATE dengan nilai US$ 7,42 miliar, diikuti dengan sektor industri alat transportasi
dengan nilai US$ 6,51 miliar, selanjutnya sektor industri elektronika dengan nilai US$ 5,83
miliar dan industri mesin diposisi terendah dengan nilai ekspor US$ 3,44 miliar
Tabel 3.3 Perkembangan Ekspor dan Kontribusi Ekspor ILMATE Terhadap Industri Nasional
Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.
20
![Page 31: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/31.jpg)
Negara-negara yang menjadi 7 Besar tujuan ekspor industri pengolahan
adalah Amerika Serikat (US$ 1.314,90 Juta), Republik Rakyat Tiongkok(US$ 1.077,32
Juta), Jepang (US$ 778,08), singapura (679,30 Juta), India (US$ 631,91 Juta),
Malaysia (US$ 439,12 Juta) dan Filipina (US$ 337,29 Juta) dan 7 komoditas terbesar
yang diekpor adalah Makanan, Kayu, Tekstil, Pruduk Berbahan Kulit, Komputer,
Barang Elektronik, dan Optik, Karet dan Biji Kopi dan Kopi.
Komputer, Barang Elektronik, dan Optik merupakan salah satu produk terpilih
ILMATE yang banyak diekpor keluar seperti Singapura. Produk yang biasa diekpor
umummya berupa semi konduktor dan komponen elektronik seperti aluminium
electrolytic dan tantalum, serta perlengkapan komputer seperti optical character
readers dan documen/image scanners. Merek produk elektronik asal Indonesia
yang diekspor diantaranya Maspion yang berupa barang-barang rumah tangga
seperti setrika, blender, dan kipas angin. Selain itu ada juga Polytron yang
memproduksi barang-barang elektronik rumah tangga seperti televisi dan radio.
Produk ILMATE terpilih lainnya antara lain produk logam dasar hulu, komponen
KBM, komponen KBM Roda 4, dan perkapalan.
Negara-negara 7 besar yang menjadi asal impor industri pengolahan
adalah: Republik Rakyat Tiongkok (US$ 1.883,65 Juta), Jepang (US$ 1.119,34),
Thailand ( US$ 706,91 Juta, Singapura (US$ 562,19 Juta), Korea Selatan (US$ 503,57
Juta), Malaysia (US$ 376,04 Juta dan Amerika Serikat (US$ 358,72 Juta).
3. Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor ILMATE
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor ILMATE
Jumlah tenaga kerja sektor ILMATE pada tahun 2017 sebanyak 1,955.6 juta orang,
meningkat sebanyak 3,230 juta orang jika dibandingkan dengan tahun 2016. Rincian
tenaga kerja sektor ILMATE tahun 2017 sebagai berikut : 1) Industri Logam sebanyak
755.3 ribu orang; 2) Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebanyak 525.4 ribu
orang; 3) Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan sebanyak 460.6 ribu
orang; dan 4) Industri Elektronika dan Telematika sebanyak 214.3 ribu orang.
21
![Page 32: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/32.jpg)
Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Kerja ILMATE (juta orang)
Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.
Grafik 3.1
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Tenaga Kerja Per Kategori Sektor Industri
ILIPA
MPI
MAT
AP
I L
I L I L
ILIPA
MPI
MAT
AP
IPAM
PIM
ATA
P
I L I P A M P I M A T A P I P A M P I M A T A P
I P A M P
IMA
TAP
I E T
I E T
IET
IET
IET
IET
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Investasi
Total investasi di Industri Non Migas pada Tahun 2017 sebesar 271,272 triliun rupiah
dari target sebesar 350,000 atau tercapai sebesar 77,51 persen. Nilai Investasi terbesar
terdapat pada sektor IKTA dengan nilai investasi sebesar 96,710 triliun rupiah, diikuti
22
![Page 33: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/33.jpg)
dengan sektor Agro sebesar 90,352 triliun rupiah, selanjutnya nilai investasi sektor
ILMATE sebesar 84,210 triliun rupiah dari target sebesar 108,567 atau tercapai
sebesar 77,56 persen. Investasi sektor ILMATE pada tahun 2017 menurun sebesar
14,341 Triliun rupiah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Nilai investasi terbesar di sektor ILMATE adalah Industri Logam dengan nilai
investasi sebesar 49,694 triliun rupiah. Sementara investasi yang paling kecil adalah
sektor industri permesinan sebesar 7,860 triliun rupiah.
Tabel 3.5 Penambahan Investasi Industri (triliun rupiah)
Sumber: BKPM, diolah oleh Kemenperin.
Salah satu penyebab target investasi tidak tercapai yaitu insentif pajak berupa tax
allowance dan tax holiday yang ditawarkan pemerintah kepada industri sangat sulit
didapatkan, padahal hal tersebut sebagai sweetner tumbuhnya investasi atau insentif bisa
men-trigger (memicu) industri untuk ekspansi (ex: tidak ada satupun industri logam dasar/
smelter yang mendapatkan tax holiday, padahal dikategorikan sebagai industri pionir).
Selain itu, terdapat inkonsintensi kebijakan pemerintah di bidang penyediaan sumber daya
alam sebagai raw material berupa kebijakan relaksasi export sumber daya mineral.
23
![Page 34: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/34.jpg)
4. Menguatnya Struktur Industri
Rasio Impr Bahan Baku terhadap PDB Industri Non Migas
Total rasio bahan baku terhadap PDB industri non migas sebesar 35,85
persen, sedangkan rasio impor bahan baku dan komponen ILMATE terhadap PDB
industri non migas pada tahun 2017 termasuk cukup rendah yaitu sebesar 8,89
persen, sedangkan rasio impor bahan baku untuk sektor Industri Kimia, Tekstil dan
Aneka (IKTA) merupakan yang tertinggi yaitu dengan rasio 16,96 persen.
Tabel 3.6 Rasio Impor Bahan Baku Terhadap PDB Industri Non Migas
Industri 2016 2017 2017 2017 2017 2017
Tw I Tw II Tw III Tw IV
Total Rasio Bahan Baku 35,45
35,85
38,19
39,29
37,32
35,85
Terhadap PDB Industri
Non Migas
Agro 5,83 6,01 6,09 6,03 5,91 6,01
IKTA 17,01 16,96 17,33 17,64 17,45 16,96
ILMATE
8,92 8,89 9,52 9,76 9,25 8,89
Logam 8,33 8,36 8,94 9,17 8,68 8,36
Mesin 0,05 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03
Alat Transportasi 0,08 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06
Elektronika 0,40 0,44 0,48 0,49 0,46 0,44
Sumber: BPS, diolah oleh Kemenperin.
Neraca Ekspor – Impor ILMATE
Pada tahun 2016 dan tahun 2017 neraca ekpor impor ILMATE mengalami
penurunan yakni -32,5 turun menjadi -37,3, yang artinya nilai impor lebih besar
dibanding ekspor, sementara terjadi peningkatan ekspor pada tahun 2017 sebesar
11,08 persen dibanding tahun 2016.
24
![Page 35: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/35.jpg)
Tabel 3.7
Neraca Ekspor Impor Produk ILMATE
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PEMANGKU KEPENTINGAN
Pencapaian kinerja sasaran seperti yang telah ditetapkan sebagai perjanjian
kontrak dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2017 merupakan tahapan dari upaya
pencapaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun 2016-2019.
Dengan adanya revisi rentra kementerian perindustrian tahun 2016-2019 yang tentunya
berdampak langsung terhadap perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU), maka hampir semua
capaian Sasaran Strategis/IKU tahun 2017 tidak dapat dibandingkan dengan capaian Sasaran
Strategis/IKU pada tahun-tahun sebelumnya (2015 sampai dengan tahun 2016), kecuali IKU
Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika terhadap
ekpor nasional pada sasaran strategis Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor
industri, karena pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 IKU Kontribusi ekspor produk
industri logam, mesin, alat transportasi, dan
25
![Page 36: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/36.jpg)
elektronika terhadap ekpor nasional merupakan IKU dari sasaran strategis
Meningkatkan penguasa pasar di dalam dan luar negeri.
berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, sehingga pada
laporan kinerja Ditjen ILMATE tahun 2017 ini hanya menyampaikan mengenai Target
RPJMN, Target Rentra, capaian sasaran strategis/IKU per tahun dan per triwulan serta
data pembanding lainnya yang diperlukan.
Kinerja sasaran yang ditetapkan dalam penetapan kinerja Direktorat Jenderal
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika tahun 2017 mencakup 2 (dua) sasaran
strategis dalam perspektif pemangku kepentingan yang diukur melalui 4 (empat) Indikator
Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tampak pada penjabaran berikut:
1. Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri
Peran pembina industri dalam meningkatkan populasi dan persebaran industri
diukur melalui Indikator Kinerja Utama:
a. Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang
tumbuh dengan target tahun 2017 sebesar 412 Unit;
b. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
dengan target sebesar Rp. 102,6 - 110,6 Triliun.
Pertumbuhan industri
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang
tumbuh dihitung atas dasar data Realisasi Izin Usaha Industri (IUI) baik izin usaha baru
maupun perluasan dari BKPM dan diolah oleh kemenperin(Ditjen ILMATE). Dari jumlah
izin usaha yang dikeluarkan akan terlihat bahwa suatu perusahaan telah
mematangkan rencananya untuk menambah perluasan dari luas sebelumnya atau
membangun usaha baru di tempat tertentu sesuai rencana perusahaan tersebut.
Peran Ditjen ILMATE dalam mendorong penumbuhan industri adalah dengan
mempersiapkan tenaga kerja industri yang berkompoten, merevitalisasi
mesin/peralatan, merumuskan kebijakan yang mendukung perkembangan
industri, dan melakukan koordinasi dalam rangka ketersediaan infrastruktur.
Kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan tenaga kerja industri yang
berkompoten adalah dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi, Kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung revitalisasi mesin/peralatan industri adalah dengan
melakukan bantuan mesin/peralatan, Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
perumusan kebijakan yang mendukung perkembangan industri adalah dengan
26
![Page 37: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/37.jpg)
melakukan koordinasi dengan intansi terkait guna penyusunan/revisi peraturan,
dan Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung ketersediaan infrastruktur adalah
dengan melakukan koordinasi dengan BPPI dan instansi lainnya terkait
pengembangan 14 kawasan industri. Capaian-capaian kegiatan ini selanjutnya
dapat dilihat pada capaian RPJMN per Sektor ILMATE.
Tabel 3.8
Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar
sedang yang tumbuh Per Tahun
Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan
strategis
Meningkatnya Unit industri Target 900 Unit s.d 2019 Unit
logam, RPJMN
poulasi dan
mesin, alat
Target n/a
n/a
412
persebaran
transportasi, Renstra
industri
dan
Realisasi 396
467
470 Unit
elektronika
besar
sedang
yang
tumbuh
RPJMN Tahun 2015-2019 pada Akselerasi Industri Manufaktur dengan sasaran
jumlah industri berskala menengah dan besar menargetkan meningkat sekitar 9.000
Unit usaha selama 5 tahun ke depan, sementara khusus untuk IKU Unit industri logam,
mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang tumbuh sampai dengan
tahun 2017 telah memeberikan kontribusi sebanyak 1322 Unit dan tampak pada tebel
diatas bahwa Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar
sedang yang tumbuh mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun , yakni pada tahun
2015 sebanyak 396 Unit, meningkat menjadi 467 Unit yang tumbuh pada tahun 2016,
serta sedikit mengalami peningkatan pada tahun 2017 yakni sebesar 470 Unit.
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang
yang tumbuh ini tidak ditargetkan pada tahun 2015 dan 2016 (n/a) atau pada
periode tersebut IKSS ini belum digunakan sebagai IKU, sebagaimana revisi terkini
pada tahun 2017 barulah IKSS ini dijadikan sebagai salah satu IKU pada SS
Meningkatnya poulasi dan persebaran industri.
27
![Page 38: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/38.jpg)
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang
tumbuh ini pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 412 Unit, tahun 2018 sebanyak 528
Unit dan tahun 2019 sebanyak 1530 Unit. Dengan terealisasinya 470 Unit pada tahun
2017, maka baru tercapai sebesar 30,71 persen terhadap kumulatif target yaitu
sebanyak 1530 Unit sehingga sisa unit yang belum dipenuhi sampai dengan tahun 2019
adalah sebanyak 1060 Unit atau masih belum terpenuhi sebesar 69,29 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah-langkah strategis ataupun
mekanisme kebijakan yang efektif agar dapat memenuhi target pada tahun 2019,
dalam hal ini diharapkan dapat terealisasi sebanyak 530 Unit pada tahun 2018 dan
530 Unit pada tahun 2019. Strategi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika antara lain: 1) dijadikan sebagai
program atau kegiatan prioritas dan 2) mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan
yang berdampak langsung terhadap pencapaian target yang diperjanjikan.
Tabel 3.9
Capaian IKU dari Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar
sedang yang tumbuh Per Triwulan
Sasaran Target Realisasi 2017
strategis IKU
Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Meningkat Unit industri logam, 412 104 132 106 113 470
Unit mesin, alat
nya poulasi
transportasi, dan
dan
elektronika besar
persebaran
sedang yang
industri
tumbuh
Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang
yang tumbuh di tahun 2017 sebanyak 470 Unit atau tercapai 114,07 persen dari
target yang ditetapkan, yang mana capaian tertinggi pada triwulan II sebanyak
132 Unit, selanjutnya diikuti dengan triwulan IV sebanyak 113 Unit, triwulan III 106
Unit dan triwulan 1 sebanyak 104 Unit.
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
(SS) Meningkatnya populasi dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh ditargetkan
28
![Page 39: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/39.jpg)
sebanyak 1.703 Unit dan dapat terealisasi sebanyak 2194 Unit atau dapat terpenuhi
sebesar 129 persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya populasi
dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Unit industri logam, mesin, alat
transportasi dan elektronika besar sedang yang tumbuh ditargetkan sebanyak 412 Unit
dan dapat terealisasi sebanyak 470 Unit atau dapat terpenuhi sebesar 114,07 persen.
Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator
Kinerja Utama Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh sebesar
21,42 persen dan sekitar 78 persennya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.
Tabel 3.10
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Unit industri pengolahan non-migas besar
sedang yang tumbuh)
Instansi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen
Utama
Kemenperin Meningkatnya Unit industri 1703 2194 129
populasi dan pengolahan
persebaran industri non-migas
besar sedang
yang tumbuh
ILMATE Meningkatnya Unit industri 412 470 114,07
populasi dan logam, mesin,
persebaran industri alat transportasi
dan elektronika
besar sedang
yang tumbuh
Investasi
Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
dihitung atas dasar data penanaman modal yang dilakukan oleh investor asing
maupun investror dalam negeri. Data ini diperoleh dari BKPM dan selanjutnya
diolah oleh kemenperin(Ditjen ILMATE).
Peran Ditjen ILMATE dalam upaya menarik para investor untuk melakukan investasi
29
![Page 40: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/40.jpg)
adalah dengan melakukan promosi, merumuskan kebijakan yang memberikan
kemudahan bagi investor, dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Capaian dari kegiatan-kegiatan terkait promosi dan kebijakan dapat dilihat pada
realisasi RPJMN per Sektor ILMATE.
Tabel 3.11
Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika Per Tahun
Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan
strategis
Meningkatnya
Nilai investasi di Target 519,5 594,8 678,8 Rp. Triliun
sektor industri RPJMN poulasi dan
logam, mesin,
persebaran
alat
industri
transportasi,
Target 9,7 15,75 102,6- Rp. Triliun
dan elektronika Renstra 110,6
Realisasi 74,094 98,551 84,21 Rp. Triliun
RPJMN Tahun 2015-2019 pada Penguatan Investasi dengan sasaran
Meningkatnya investasi PMA dan PMDN menjadi Rp 933 triliun pada tahun 2019
dengan kontribusi PMDN yang meningkat menjadi 38,9 persen, sementara khusus
untuk IKU Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika sampai dengan tahun 2017 telah memberikan kontribusi sebesar Rp.
265,115 Triliun dan tampak pada tebel diatas bahwa Nilai investasi di sektor industri
logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika mengalami fluktuarif dari tahun ke
tahun, yakni pada tahun 2015 sebesar Rp. 74,094 Triliun dan meningkat menjadi Rp.
98,551 Triliun serta pada tahun 2017 menurun menjadi Rp. 84,21 Triliun.
Salah satu penyebab target investasi tidak tercapai yaitu insentif pajak
berupa tax allowance dan tax holiday yang ditawarkan pemerintah kepada
industri sangat sulit didapatkan, padahal hal tersebut sebagai sweetner
tumbuhnya investasi atau insentif bisa men-trigger (memicu) industri untuk ekspansi
(ex: tidak ada satupun industri logam dasar/ smelter yang mendapatkan tax
holiday, padahal dikategorikan sebagai industri pionir). Selain itu, terdapat
inkonsintensi kebijakan pemerintah di bidang penyediaan sumber daya alam
sebagai raw material berupa kebijakan relaksasi export sumber daya mineral.
30
![Page 41: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/41.jpg)
PMA
Selama tahun 2017, perusahaan asing dengan izin usaha industri (IUI) Baru
sebanyak 162 perusahaan dengan total investasi sebesar US$ 4.905.441.800 dan
perusahaan asing yang melakukan perluasan sebanyak 40 perusahaan dengan
total investasi sebesar US$ 856.355.400.
PMDN
Selama tahun 2017, perusahaan dalam negeri dengan izin usaha industri (IUI)
Baru sebanyak 133 perusahaan dengan total investasi sebesar Rp.
6.680.403.000.000,- (enam trilun enam ratus delapan puluh miliar empat ratus tiga
juta rupiah) dan perusahaan dalam negeri yang melakukan perluasan sebanyak
23 perusahaan dengan total investasi sebesar Rp. 3.921.000.600.000,- (tiga triliun
sembilan ratus dua puluh satu miliar enam ratus ribu rupiah).
Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 9,7 Triliun danterealisasi sebesar Rp.
98,551 Triliun atau tercapai sebesar 1015,98 persen, selanjutnya pada tahun 2016
ditargetkan sebesar Rp. 15,75 dan terealisasi sebesar Rp. 74,094 Triliun atau
tercapai sebesar 470,43 persen, kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebesar
Rp. 102,6 Triliun sampai dengan Rp. 110,6 Triliun dan terealisasi sebesar Rp. 84,21
Triliun atau tercapai sebesar 90 persen.
Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar Rp. 265,11 Triliun
terhadap target kumulatif yakni tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 385,25 Triliun atau
tercapai sebesar 68,81 persen, maka sisa target yang belum terpenuhi sampai
dengan tahun 2019 adalah Rp. 120,14 Triliun atau sebesar 31,19 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis
maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar dapat memenuhi target yaitu
tersisa Rp. 120,14 Triliun antara lain: 1) mengoptimalkan penyusunan kebijakan
guna penciptakan iklim usaha yang kondusif dan 2) menyederhanakan
mekanisme yang rumit bagi pihak industri atau pelaku usaha (investor).
31
![Page 42: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/42.jpg)
Tabel 3.12
Capaian IKU dari Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika Per Triwulan
Sasaran Target Realisasi 2017
strategis IKU
Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Meningkat Nilai investasi di sektor 102,6- 22,79 26,15 34,1 9,43 84,21 Rp.
industri logam, mesin, 110,6
Triliun nya poulasi
alat transportasi, dan
dan
elektronika
persebaran
industri
Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
di tahun 2017 sebesar RP. 84,21 Triliun atau tercapai 90,12 persen dari target yang
ditetapkan, yang mana capaian tertinggi pada triwulan III sebesar Rp. 34,1 Triliun,
diikuti dengan triwulan II sebesar Rp. 26,15 Triliun, triwulan I sebesar Rp. 22,79 Triliun
dan triwulan IV sebesar Rp. 9,43 Triliun.
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Meningkatnya populasi dan persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Nilai
investasi di sektor industri pengolahan non-migas ditargetkan sebesar 325 – 350 Triliun
dan dapat terealisasi sebesar 275,4 Triliun atau dapat tercapai sebesar 85 Persen,
sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya populasi dan
persebaran industri dengan Indikator Kinerja Utama Nilai investasi disektor industri
logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar 102,6 – 110,6 Triliun
dan dapat terealisasi sebesar 92,47 Triliun atau dapat tercapai sebesar 90 Persen.
Berdasarkan realisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika terhadap Indikator
Kinerja Utama Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas sebesar 34
Persen dan sekitar 66 Persennya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.
32
![Page 43: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/43.jpg)
Tabel 3.13
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Nilai investasi di sektor industri pengolahan
non-migas)
Instansi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen
Utama
Kemenperin Meningkatnya Nilai investasi di sektor 325 – 350 275,4 85
populasi dan industri pengolahan
persebaran non-migas
industri
ILMATE Meningkatnya Nilai investasi disektor 102,6 – 84,21 90
populasi dan industri logam, mesin, 110,6
persebaran alat transportasi, dan
industri elektronika
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Peran pembina industri dalam hal ini Direktorat Jenderal ILMATE dalam upaya
mendorong peningkatan daya saing dan produktifitas sektor industri diukur melalui
Indikator Utama:
a. Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
terhadap ekpor nasional dengan target pada tahun 2017 sebesar 19,8 – 20,00
persen.
b. Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika dengan target pada tahun 2017 sebesar Rp. 696,8 Juta.
Kontribusi ekpor produk ILMATE
Kontribusi ekpor produk ILMATE terhadap ekspor nasional diukur melalui
penghitungan perbandingan nilai ekspor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika terhadap nilai ekspor nasional. Data ini diperoleh dari BPS dan
selanjutnya diolah oleh Kemenperin (Ditjen ILMATE).
Peran Ditjen ILMATE dalam rangka mendorong peningkatan ekpor produk industri
logam, industri permesinan, industri alat transportasi, dan industri elektronika dilakukan
dengan mendukung ketersediaan alat uji yang memadai dan mendukung
pembuatan prototype. Dengan adanya alat uji yang memadai maka kualitas dan
mutu produksi terjamin dan dapat berdaya saing. Dengan adanya pembuatan
33
![Page 44: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/44.jpg)
prototype untuk alat pertanian dan alat transportasi diharapkan kedepannya dapat
memberikan respon yang positif terhadap industri dalam negeri agar mampu
berinovasi dan kreatif dalam mendesain dan mampu memproduksi mesin/peralatan
yang berkualitas dan berdaya saing di pasaran lokal maupun dapat diekspor.
Namun tak bisa dipungkiri bahwa sejauh ini produk ILMATE yang diekpor
masih didominasi oleh produk setengah jadi atau bahan baku, diantaranya bijih
besi, nikel, tembaga, bauksit, dan logam tanah jarang. Hal inilah yang mendorong
pemerintah (Ditjen ILMATE) untuk terus berupaya melakukan langkah-langkah
yang rill dan konkrit dalam rangka pembangunan dan pengembangan smelter di
indonesia. Capaian kegiatan dalam mendukung pembangunan dan
pengembangan smelter, pembuatan prototype, dan bantuan mesin/peralatan
dapat dilihat pada realisasi RPJMN per Sektor ILMATE.
Tabel 3.14
Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika terhadap ekpor nasional Per Tahun
Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan
strategis
Meningkat Kontribusi ekspor Target 44 47 51 Persen
produk industri RPJMN
nya daya
logam, mesin, alat
Target 12,65 19,13 19,8 – Persen saing dan
transportasi, dan Renstra
20,00
produktivita
elektronika
Realisasi 18,6 19,24 19,05 Persen s sektor
terhadap ekpor
industri
nasional
RPJMN Tahun 2015-2019 pada Perdagangan Luar Negeri khususnya
Peningkatan pangsa ekspor produk manufaktur di targetkan sampai dengan
tahun 2019 menjadi 65 persen, yang mana ditargetkan naik secara bertahap
setiap tahunnya, yakni pada tahun 2015 sebesar 44 persen, tahun 2016 sebesar 47
persen, tahun 2017 sebesar 51 persen, tahun 2018 sebesar 57 persen dan tahun
2019 sebesar 65 persen, sementara pada target ini kontribusi dari produk ILMATE
setiap tahunnya adalah pada tahun 2015 sebesar 18,6 persen, tahun 2016 sebesar
19,24 persen, dan tahun 2017 sebesar 19,05 persen.
Salah satu faktor yang menghambat kontribusi ekspor adalah belum
34
![Page 45: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/45.jpg)
disepakatinya sejumlah kerja sama perdagangan dengan negara di dunia. Upaya
yang perlu dilakukan yaitu melakukan perjanjian free trade agreement (FTA) yang
mennguntungkan dan memperbaiki regulasi internal. Selain itu, saat ini industri
fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri dan fasilitas insenftif ekspor yang masih
belum menarik bagi industri.
Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika terhadap ekpor nasional pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 12,65
persen dan terealisasi sebesar 18,6 persen atau tercapai sebesar 147,03 persen,
selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 19,13 persen dan terealisasi
sebesar 19,24 persen atau tercapai sebesar 99,68 persen, kemudian pada tahun
2017 ditargetkan sebesar 19,8 sampai dengan 20,00 persen dan dapat terealisasi
sebesar 19,05 persen atau dapat tercapai sebesar 96 persen. selain itu pada tahun
2018 ditargetkan sebesar 19.9 sampai dengan 20,0 persen dan tahun 2019
ditargetkan sebesar 19,9 sampai dengan 20,0 persen.
Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar 56,89 persen terhadap
target kumulatif hingga tahun 2019 yaitu sebesar 71,58 persen atau sampai dengan
tahun 2017 telah tercapai sebesar 79,47 persen. target kontribusi ekspor yang belum
terealisasi sebesar 14,69 persen atau sebesar 20,53 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis
maupun mekanisme kebijakan tepat guna mendukung peningkatan kontribusi
ekpor, salah satunya antara lain: 1) optimalisasi pelaksanaan bantuan mesin dan
peralatan, 2) optimalisasi pelaksanaan koordinasi terkait Hak Kekayaan Intelektual,
3) optimalisasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka promosi dan penyusunan
kebijakan terkait peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
35
![Page 46: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/46.jpg)
Tabel 3.15
Capaian IKU dari Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika terhadap ekpor nasional Per Triwulan
Sasaran
IKU
Target Realisasi 2017
strategis
Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Meningkat Kontribusi ekspor 19,8 –
Persen produk industri 20,00 17,62 19,08 19,67 19,73 19,05 nya daya
logam, mesin, alat
saing dan
transportasi, dan
produktivita
elektronika
s sektor
terhadap ekpor
industri
nasional
Tahun 2017 capaian Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika terhadap ekpor nasional sebesar 19,05 persen atau
tercapai sebesar 96,21 persen dari target yang ditetapkan, yang mana capaian
tertinggi pada triwulan III sebesar 19,67 persen, diikuti dengan triwulan IV sebesar
17,73 persen, triwulan II sebesar 19,08 persen, dan triwulan I sebesar 17,62 persen.
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator Kinerja
Utama Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor
nasional ditargetkan sebesar 76,8 – 77,0 Persen dan dapat terealisasi sebesar 74,09
atau atau dapat tercapai sebesar 96 Persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada Sasaran
Strategis Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator
Kinerja Utama Kontribusi ekpor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika terhadap ekspor nasional ditargetkan sebesar 19,8 – 20,0 Persen dan dapat
terealisasi sebesar 19,05 Persen atau dapat tercapai sebesar 96 Persen.
Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap Indikator Kinerja Utama Kontribusi ekspor produk industri pengolahan
non-migas terhadap ekspor nasional sebesar 26 Persen dan sekitar 74 Persennya
merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.
36
![Page 47: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/47.jpg)
Tabel 3.16
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Kontribusi ekspor produk industri pengolahan
non-migas terhadap ekspor nasional)
Perjanjian Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persen
Kinerja Strategis
Kemenperin Meningkatnya Kontribusi ekspor produk 76,8 – 77,0 74,09 96
daya saing dan industri pengolahan non-
produktifitas migas terhadap ekspor
sektor industri nasional
ILMATE Meningkatnya Kontribusi ekpor produk 19,8 – 20,0 19,05 96
daya saing dan industri logam, mesin, alat
produktifitas transportasi, dan elektronika
sektor industri terhadap ekspor nasional
Produktifitas dan kemampuan SDM ILMATE
Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika diukur melalui jumlah tenaga kerja terampil dan berkompoten. Yang
dimaksud dengan terampil dan berkompoten adalah tenaga kerja yang telah
mengikuti pelatihan pada bidang ILMATE dan dinyatakan lulus serta diberikan tanda
berupa piagam/sertifikat. Penilaian terhadap peserta pelatihan bukan hanya sejauh
mana peserta tersebut dapat memahami teori dan mampu mempratekkannya,
melainkan atitude/etika juga merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian.
Peran Ditjen ILMATE dalam mendukung sasaran ini adalah dengan mengadakan
pelatihan dan penyusunan SKKNI. Capaian kegiatan mengenai pelatihan dapat
dilihat pada realisasi RPJMN per Sektor ILMATE dan untuk SKKNI dapat dilihat pada
perspektif proses bisnis internal dengan IKU Infrastruktur kompetensi yang terbentuk.
37
![Page 48: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/48.jpg)
Tabel 3.17
Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika Per Tahun
Sasaran IKU T/R 2015 2016 2017 Satuan
strategis
Meningkatnya Produktifitas Target Keahlian tinggi 14 persen, Persen
dan RPJMN keahalian menengah 42
daya saing
kemampuan
persen s.d 2019
dan
sdm industri
produktivitas Target n/a n/a 696,8 Rp. Juta
logam, mesin, Renstra
sektor industri
alat
Realisasi 497,2
477,6
735,8 Rp. Juta
transportasi,
dan
elektronika
RPJMN 2015-2019 pada Peningkatan Daya saing dan Tenaga Kerja khususnya
sasaran mengenai peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja dengan
memperbesar proporsi jumlah tenaga kerja yang berkompoten dan diakui secara
nasional dan internasional melalui serangkaian proses sertifikasi menargetkan untuk
tenaga kerja berkeahlian tinggi dari 8,4 persen (2014) menjadi 14 persen (2019)
dan keahlian menengah dari 30 persen (2014)menjadi 42 persen (2019), sementara
Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika sejauh ini telah berkontribusi sebanyak 1.749,23 juta orang dengan rata-
rata kontribusi per tahun sebanyak 494,07 juta orang yang tersertifikasi.
Disamping memperbesar proporsi tenaga kerja, tujuan lainya adalah
mengembangkan standar kompetensi regional (regional competency standard
framework) untuk sektor jasa yang diprioritaskan dalam masyarakat ekonomi
ASEAN, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam hal ini kegiatan
yang dilakukan Ditjen ILMATE adalah penyusunan SKKNI.
IKSS Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika pada tahun 2015 belum digunakan sebagai IKU namun sebagai target
Makro dapat terealisasi sebesar Rp. 497,2 Juta demikian pula halnya pada tahun 2016
IKSS ini belum dijadikan sebagai IKU namun dapat terealisasi sebesar Rp. 477,6 Juta.
Pada tahun 2017 Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar 696,8 persen dan terealisasi sebesar
38
![Page 49: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/49.jpg)
Rp. 735,8 Juta atau tercapai sebesar Rp. 105,59 Juta.
Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebesar Rp. 1710 Juta
terhadap target kumulatif yakni hingga 2019 yaitu sebesar Rp. 2317 Juta atau
tercapai sebesar 73,80 persen. target produktifitas dan kemampuan SDM yang
belum terpenuhi sebesar Rp. 607 Juta atau sebesar 26,2 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis
maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar target sisa yakni Rp. 607 Juta
dapat terpenuhi di tahun 2019 melalui: 1) tindak lanjut progrram pendidikan
Vokasi, 2) pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi, dan 3) optimalisasi
pelaksanaan koordinasi dan kegiatan yang berdampak langsung terhadap
peningkatan produktifitas dan SDM industri.
Tabel 3.18
Capaian IKU dari Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat
transportasi, dan elektronika Per Triwulan
Sasaran Target Realisasi 2017
strategis
Satuan IKU Tw I Tw II Tw III Tw IV
Meningkat Produktifitas dan 696,8 535,1 553,9 571,2
735,8 Rp.
kemampuan sdm Juta nya daya
industri logam,
saing dan
mesin, alat
produktivita
transportasi, dan
s sektor
elektronika
industri
Capaian Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika pada tahun 2017 sebesar Rp. 735,8Juta atau tercapai sebesar 105,59
persen dari target yang ditetapkan, yang mana capaian tertinggi terjadi pada triwulan III
sebesar Rp. 571,2 Juta, selanjutnya diikuti dengan triwulan II sebesar Rp. 553,9 Juta, triwulan
I sebesar Rp. 535,1 Juta, dan Triwulan 535,1 IV sebesar Rp. 506,3Juta.
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor industri dengan Indikator Kinerja
Utama Produktifitas SDM industri ditargetkan sebanyak Rp. 398,5 Juta dan dapat
terealisasi sebesar Rp. 364,59 atau dapat tercapai sebesar 91,49 Persen, sementara
Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
39
![Page 50: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/50.jpg)
Elektronika pada Sasaran Strategis Meningkatnya daya saing dan produktifitas sektor
industri dengan Indikator Kinerja Utama Produktifitas dan kemampuan SDM Industri
logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika ditargetkan sebesar Rp. 696,8 Juta dan
dapat terealisasi sebesar Rp. 735,8 Juta atau dapat tercapai sebesar 105,59 Persen
Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika terhadap Indikator
Kinerja Utama Produktifitas SDM industri sebesar 201,81 Persen.
Tabel 3.19
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Produktifitas SDM industri)
Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen
Kinerja Utama
Kemenperin Meningkatnya daya Produktifitas SDM 398,5 364,59 91,49
saing dan produktifitas industri
sektor industri
ILMATE Meningkatnya daya Produktifitas dan 696,8 735,8 105,59
saing dan produktifitas kemampuan SDM
sektor industri Industri logam, mesin,
alat transportasi, dan
elektronika
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PROSES BISNIS INTERNAL
1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi,
dan elektronika yang efektif
Sasaran strategis ini dimaksudkan agar pembina industri merumuskan
penyusunan dan penetapan kebijakan/regulasi untuk mengintervensi
penumbuhan dan pengembangan industri dalam negeri, terutama dalam
merumuskan kebijakan/regulasi untuk melindungi kepentingan industri dalam
negeri. Sasaran strategis ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:
a. Peraturan perundangan yang diselesaikan dengan pada tahun 2017
sebanyak 1 PP/Perpres/Permen.
Tahun 2017 capaian Peraturan perundangan yang diselesaikan sebanyak 4
Permen atau tercapai sebesar 400 persen dari target yang ditetapkan, yang
mana Indikator Kinerja Utama ini dapat terealisasi pada triwulan I, dikarenakan
40
![Page 51: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/51.jpg)
peraturan dimaksud mulai disusun pada tahun sebelumnya dan triwulan III.
Peraturan perundang-undangan /Permen yang diselesaikan pada tahun
2017 di Ditjen ILMATE ada 4 Peraturan yaitu:
Peraturan Menteri Perindustrian No. 04/M-IND/PER/2/2017 Ketentuan Dan
Tata Cara Penilaian Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Surya;
Peraturan Menteri Perindustrian No 05/M-IND/PER/2/2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-
IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri
Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Peraturan menteri Perindustrian No. 29/M-IND/PER/7/2017 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam
Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam dan Komputer Tablet;
Peraturan Menteri Perindustrian No. 34/M-IND/PER/9/2017 tentang Industri
Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih;
Tabel 3.20 Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan per Triwulan
IKU Target Realisasi 2017 Satuan
TW I TW II TW III TW IV Total
Peraturan 1 2 - 2 - 4 PP/Perpres/Permen
perundangan
yang
diselesaikan
Peraturan Perundangan yang diselesaikan sampai dengan periode 2015 sampai
dengan 2019 ditargetkan sebanyak 5 (lima) Peraturan yang mana setiap tahunnya
ditargetkan sebanyak 1 (satu) peraturan. Sampai dengan tahun 2017 telah terealisasi
sebanyak 5 (lima) Peraturan yakni pada tahun 2016 terealisasi 1 (satu) Peraturan dan 4
(empat) Peraturan terealisasi pada tahun 2017, dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa target ini sudah dapat dipenuhi dalam 3 (tiga) tahun berjalan yaitu periode
2015 sampai dengan 2017, jadi pada tahun 2019 realisasinya akan lebih dari target
yang ditetapkan.
Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan 1 PP/Perpres/Permen
setiap tahunnya yakni periode 2015 sampai dengan 2019 maka targetnya sebanyak 5
41
![Page 52: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/52.jpg)
PP/Perpres/Permen, sementara pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 5 Peraturan,
tahun 2016 sebanyak 3 peraturan dan tahun 2017 sebanyak 4 peraturan jadi kumulatif
realisasi Peraturan perundangan yang diselesaikan sebanyak 12 peraturan terhadap
target 5 peraturan atau telah tercapai sebesar 240 persen (> target).
Kondisi tersebut tentunya tidak terlepas dari peran aktif Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dalam hal perumusan dan
penyusunan kebijakan khususnya yang terkait dengan penguatan struktur industri dan
penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Tabel 3.21
Capaian IKU dari Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan per Tahun
IKU Target Realisasi Satuan
2015 2016 2017 Total
Peraturan 5 - 1 4 5 PP/Perpres/Permen
perundangan
yang diselesaikan
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Tersediannya kebijakan pembangunan industri yang efektif dengan Indikator Kinerja
Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan sebanyak 8 Peraturan
yakni 4 (empat) PP, 3 (tiga) Perpres, dan 1 (satu) Permen dapat terealisasi sebanyak 1
(satu) PP, 1 (satu) Perpres dan 1 (satu) Permen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran
Strategis Tersediannya kebijakan pembangunan industri yang efektif dengan Indikator
Kinerja Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan ditargetkan sebanyak 1
PP/Perpres/Permen dan dapat terealisasi sebesar 4 Permen atau dapat terpenuhi
sebesar 400 Persen.
Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator Kinerja
Utama Peraturan perundangan yang diselesaikan sebesar 50 Persen dan sekitar 50
persennya merupakan kontribusi dari sektor Kemenperin lainnya.
42
![Page 53: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/53.jpg)
Tabel 3.22
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Peraturan perundangan yang diselesaikan)
Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen
Kinerja Utama
Kemenperin Tersediannya kebijakan Peraturan 8 3 37,5
pembangunan industri perundangan
yang efektif yang diselesaikan
ILMATE Tersediannya kebijakan Peraturan 1 4 400
pembangunan industri perundangan
yang efektif yang diselesaikan
b. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dengan target pada tahun
2017 sebanyak 15 RSNI;
Penerapan kebijakan standardisasi produk industri ILMATE memiliki sasaran untuk
mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa,
proses, serta sistem. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing,
perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya
di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup seperti
yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) yang telah disusun oleh Ditjen
ILMATE pada tahun 2017 sebanyak 19 RSNI dengan rincian sebagai berikut:
i. RSNI Dit. IL
RSNI Baja Tulangan Beton;
RSNI Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj D);
RSNI Baja Lapis Alumunium (Bj LAM) (Sudah Konsensus);
RSNI Baja Lembaran Pelat dan Gulungan Canai Panas untuk Aplikasi
Struktur Umum dan Struktur Las (Bj PS) ( Sudah Konsensus);
RSNI Alumunium Sheet ( Sudah Pra Konsensus);
ii. RSNI Dit. IPAMP
Penyusunan RSNI keselamatan permesinan-prinsip-prinsip umum untuk
desain-penilaian risiko dan risiko pengurangan (ISO 12100-2010(E), IDT;
Penyusunan RSNI boiler dan bejana bertekanan bagian 2 : material;
43
![Page 54: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/54.jpg)
Penyusunan RSNI pintu gulung tahan api untuk penggunaan
dibangunan atau gedung-syarat mutu dan metode uji;
Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan
bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (CNG) sebagai sistem
penggeraknya;
Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan
bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (LPG) sebagai sistem
penggeraknya;
Penyusunan RSNI mesin streaching keju-bagian 1 mesin streaching
keju-syarat mutu dan metode uji;
Penyusunan RSNI mantel rol gilingan tebu untuk kapasitas hingga
10.000 TCD dan 15.000 TCD;
Penyusunan RSNI traktor roda rantai dengan menggunakan bajak rotar.
iii. RSNI Dit. IET
Rancangan SNI Peralatan Pendingin Rumah Tangga –Karakteristik dan
Metode Uji –Bagian 1 : Persyaratan Umum;
Rancangan SNI Peralatan Pendingin Rumah Tangga –Karakteristik dan
Metode Uji –Bagian 3 : Konsumsi Energi dan Volume;
Rancangan SNI Pengkondisi Udara Pendinginan Udara dan Pompa
Panas Udara Ke Udara –Cara Pengujian dan Penghitungan Faktor
Kinerja Musiman –Bagian 1: Faktor Kinerja Pendinginan Musiman;
Rancangan SNI Pengkondisi Udara Pendinginan Udara dan Pompa
Panas Udara Ke Udara –Cara Pengujian dan Penghitungan Faktor
Kinerja Musiman –Bagian 1: Faktor Kinerja Tahunan;
Rancangan SNI Pengkondisi Udara Jenis Saluran dan Pompa Panas
Udara Ke-Udara-Pengujian dan Rating Untuk Kinerja;
Rancangan SNI Pengkondisi Udara Multi –Split –dan Pompa Panas Udara
Ke-Udara –Pengujian dan Rating Untuk Kinerja.
Tabel 3.18 Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per Triwulan
IKU
Target Realisasi 2017
Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Rancangan Standar 15 - - 3 16 19 RSNI
Nasional Indonesia
(RSNI)
44
![Page 55: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/55.jpg)
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) periode 2015 sampai dengan
2019 ditargetkan sebanyak 79 RSNI. Sampai dengan tahun 2017 telah
terealisai sebanyak 40 RSNI.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) pada tahun 2015
ditargetkan sebanyak 5 RSNI dan terealisasi sebanyak 8 RSNI atau tercapai
sebesar 160 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 10
RSNI dan terealisasi sebanyak 13 RSNI atau tercapai sebesar 130 persen,
kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 15 RSNI dan terealisasi
sebanyak 19 RSNI atau tercapai sebesar 126,66 persen.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) periode 2015
sampai dengan 2017 telah terealisasi sebanyak 40 RSNI terhadap target
kumulatif hingga 2019 yakni 76 RSNI atau tercapai sebesar 52,63 persen .
selain itu pada tahun 2018 ditargetkan sebanyak 23 RSNI, demikian pula
pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 23 RSNI. sisa target yang belum
dipenuhi sebanyak 36 RSNI atau tarsisa 47,37 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah
strategis maupun mekanisme kebijakan yang efektif agar pada tahun 2018 RSNI
minimal dapat terealisasi sebanyak 18 RSNI dan pada tahun 2019 juga demikian
yakni minimal 18 RSNI. adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah: 1) optimalisasi pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung
terhadap tersusunnya RSNI, 2) koordinasi intensif dengan stakeholder.
Tabel 3.19
Capaian IKU dari Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) per Tahun
IKU
Target Realisasi 2017
Satuan 2015 2016 2017 Total
Rancangan Standar 76 8 13 19 40 RSNI
Nasional Indonesia
(RSNI)
c. Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib dengan
target pada tahun 2017 sebanyak 7 Peraturan.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
45
![Page 56: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/56.jpg)
Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke
depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu
dokumen perencanaan dan kebijakan-kebijakan yang mendukung tercapainya
rencana tersebut. Salah satunya penyusunan regulasi teknis pemberlakuan SNI,
ST, dan/atau PTC secara dengan capaian tahun 2017 sebanyak 8 regulasi dan
nilai tersebut memenuhi target yang ingin dicapai selama tahun 2017.
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib yang
dikeluarkan oleh Ditjen ILMATE selama tahun 2017 adalah:
Dit. IL
SNI Wajib Kawat Baja Beton Pratekan untuk keperluan kontruksi beton secara
wajib ( Nomer SK Menperin 28/M-IND/Per/7/2017 tanggal 11 Juli 2017);
SNI Wajib Kawat Ban ( Bead Wire) SNI 8347-2016;
Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI
Wajib Baja Tulangan Beton (SNI 2052-2017)
Dit. IPAMP
Penyusunan rancangan peraturan Menteri Hand Spayer Gendong Semi
Otomatis secara Wajib
Dit. IET
Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI
Wajib Audio/Video
Dit. IMATAP
Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI
wajib Sepeda
SNI Wajib yang tidak terlaksana karena belum siapnya Lab. Uji yaitu :
SNI Wajib Pompa Air Sentrifugal untuk irigasi-Unjuk kerja dan cara uji
Amandemen 1 (SNI 0141:2009/Amd 1:2011);
SNI Wajib Mesin Perontok Padi-Cara Uji Unjuk Kerja (SNI 02-0831-1989)
Regulasi Teknis yang terbit di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika selama Tahun 2017 adalah:
Peraturan Menteri Perindustrian No 13/M-IND/PER/4/2017 tentang Lembaga
46
![Page 57: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/57.jpg)
Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan
Standar Nasional Indonesia Regulator Tekanan Rendah Untuk Tabung Baja
LPG Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 14/M-IND/PER/4/2017 tentang
Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan
Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kabel Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 18/M-IND/PER/5/2017 tentang Lembaga
Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar
Nasional Indonesia Baja Batangan Untuk Keperluan Umum Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 28/M-IND/PER/7/2017 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kawat Baja Beton Pratekan
Untuk Keperluan Konstruksi Beton Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 06/M-IND/PER/2/2017 tentang
Konversi Nomor Pos Tarif Pada Barang Yang Diberlakukan Standar
Nasional Indonesia Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 31/M-IND/PER/8/2017 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-
IND/PER/2/2010 Tentang Daftar Mesin, Barang, Dan Bahan Produksi
Dalam Negeri Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri
Dalam Rangka Penanaman Modal.
Peraturan Menteri Perindustrian No 35/M-IND/PER/9/2017 tentang
Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan
Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pelek Kendaraan Bermotor
Kategori M,N,O, Dan L Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perindustrian No 36/M-IND/PER/9/2017 tentang Lembaga
Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar
Nasional Indonesia Terhadap Produk Industri Elektronika Yang Diberlakukan
Secara Wajib.
Tabel 3.20
Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC per Triwulan
IKU Target Realisasi 2017 Satuan
Regulasi teknis Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
pemberlakuan SNI,
7 1 3
4 - 8 Peraturan ST, dan/atau PTC
secara wajib
47
![Page 58: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/58.jpg)
Regulasi Teknis yang terbit ditriwulan III merupakan realisasi tertinggi, kemudian diikuti
dengan Triwulan II sebanyak 3 Peraturan dan Triwulan I sebanyak 1 Peraturan,
sementara pada Triwulan IV tidak ada Regulasi Teknis yang terbit di lingkungan
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika.
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib pada
tahun 2015 ditargetkan sebanyak 5 Peraturan dan terealisasi sebanyak 5 peraturan
atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak
5 peraturan dan terealisasi sebanyak 3 peraturan atau tercapai sebesar 60 persen,
kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 7 peraturan dan terealisasi
sebanyak 8 peraturan atau tercapai sebesar 114 persen. sementara pada tahun 2018
ditargetkan sebanyak 8 peraturan dan tahun 2019 juga sebanyak 8 peraturan.
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib selama
periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 16 peraturan terhadap
target kumulatif hingga 2019 sebanyak 33 peraturan atau tercapai sebesar 48,48
persen. sisa peraturan yang harus dipenuhi guna pencapaian target pada 2019
adalah 17 peraturan atau sebesar 51,52 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transpotasi, dan Elektronika telah merumuskan langkah – langkah strategis
maupun mekanisme kebijakan yang efektif antar lain: 1) optimalisasi koordinasi
penyusunan peraturan perundangan, 2) penyusunan peraturan dibidang standar,
dan 3) koordinasi intensif dengan stakeholdel.
Tabel 3.21
Capaian IKU dari Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC per Tahun
Target Realisasi 2017
IKU
Satuan 2015 2016 2017 Total
Regulasi teknis 33 5 3 8 16 Peraturan
pemberlakuan SNI, ST,
dan/atau PTC secara
wajib
2. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya
saing dan berkelanjutan
Peran Direktorat Jenderal ILMATE dalam meleksanakan Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang Perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan ini diukur
48
![Page 59: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/59.jpg)
melalui Indikator Kinerja Utama:
a. Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target pada tahun 2017
sebanyak 450 Sertifikat
Program Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN) merupakan
upaya Pemerintah untuk mendorong kemajuan industri dalam negeri. Salah satu
bentuknya adalah dengan mewajibkan instansi pemerintah untuk
memaksimalkan penggunaan hasil produksi dalam negeri dalam kegiatan
pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD. Dengan demikian,
barang/jasa yang telah memiliki Sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri
(TKDN) akan memperoleh preferensi dari panitia lelang.
Capaian untuk produk ILMATE yang tersertifikasi TKDN pada tahun 2017
mencapai 724 nilai tersebut diatas dari target yang telah ditetapkan. Dengan
rincian sebagai berikut:
Sektor ILMATE Perusahaan Sertifikat (>40 persen) Produk
Dit. Industri Logam 31 128 128
Dit. IPAMP 68 150 150
Dit. IMATAP 49 100 100
Dit. IET 40 129 129
49
![Page 60: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/60.jpg)
Keseriusan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika dalam upaya Peningkatan Penggunaa Produk Dalam Negeri (P3DN)
guna mendukung penguatan struktur industri dan peningkatan daya saing dapat
tercermin dari jumlah dan kualitas regulasi yang diterbitkan. Dalam hal ini dapat
terlihat bahwa dari 4 (empat) Peraturan Perundangan yang diterbitkan selama
tahun 2017, 3 (tiga) diantaranya merupakan Peraturan pendukung P3DN, dapat
dikatakan pula bahwa regulasi yang ada sudah efektif dalam mendukung
pencapaian IKU Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika
yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Tabel 3.22
Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Per Triwulan
IKU
Target Realisasi 2017
Satuan
Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Produk industri logam, 450 45 175 95 192 507 Sertifikat
mesin, alat transportasi,
dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
Berdasarkan capaian ini dapat terlihat bahwa jumlah Sertifikat TKDN yang
diterbitkan selama Triwulan I sampai dengan Triwulan IV fluktuatif, dengan realisasi
tertinggi terjadi pada triwulan IV yakni 192 Sertifikat, selain itu perlu untuk diketahui
juga bahwa 1 (satu) sertifikat TKDN yang diterbitkan terdiri dari beberapa Produk.
Berdasarkan capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika berkontribusi terhadap Indikator Kinerja
Utama Produk industri tersertifikat tingkat komponen dalam negeri sebesar 50,7 Persen
dan sekitar 50 Persenya merupakan kontribusi dari Sektor IKTA dan Agro.
Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada tahun 2015 ditargetkan
sebanyak 200 sertifikat dan terealisasi sebanyak 299 sertifikat atau tercapai sebesar
149,5 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 210 sertifikat dan
50
![Page 61: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/61.jpg)
terealisasi sebanyak 675 sertifikat atau tercapai sebesar 321,42 persen, kemudian
pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 450 sertifikat dan terealisasi sebanyak
507 sertifikat atau tercapai sebesar 112,66 persen. selain itu pada tahun 2018
ditargetkan sebanyak 350 sertifikat, demikian pula pada tahun 2019 IKSS ini
ditargetkan sebanyak 350 sertifikat.
Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) selama periode 2015 sampai
dengan 2017 telah terealisasi sebesar 1481 sertifikat atau tercapai terhadap target
kumulatif hingga 2019 yaitu 1560 maka tercapai sebesar 94,93 persen. target sisa
yang belum terpenuhi adalah sebanyak 79 sertifikat atau 5,07 persen.
Kondisi tersebut tergolong baik karena besar kemungkinan IKSS ini sudah
dapat dipenuhi pada tahun 2018. Trend positif seperti ini juga perlu
diimplementasikan IKSS yang lainnya.
Tabel 3.23
Capaian IKU dari Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Per Tahun
IKU
Target Realisasi
Satuan
2015 2016 2017 Total
Produk industri logam, 1720 299 675 507 1481 Sertifikat
mesin, alat transportasi,
dan elektronika yang
tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) periode 2015 sampai dengan 2019
ditargetkan sebanyak 1720 Sertifikat, yang mana hingga tahun 2017 telah
terealisasi sebanyak 1481 Sertifikat atau telah terealisasi sebesar 86 persen.
melihat capaian setiap tahunnya yang berada di kisaran 200 sampai dengan
600 sertifikat yang diterbitkan maka dapat disimpulkan bahwa target ini dapat
dipenuhi pada tahun 2019.
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Terselenggaranya urusan pemerintahan dibidang perindustrian yang berdaya saing
51
![Page 62: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/62.jpg)
dan berkelanjutan dengan Indikator Kinerja Utama Produk industri tersertifikat
tingkat komponen dalam negeri ditargetkan 900 Produk dan terealisasi sebesar
1000 Produk atau dapat terpenuhi sebesar 111 Persen, sementara Perjanjian
Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika pada Sasaran Strategis Terselenggaranya urusan pemerintahan
dibidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan Indikator
Kinerja Utama Produk industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika
tersertifikasi tingkat komponen dalam negeri ditargetkan sebesar 450 Sertifikat
dan terealisasi sebesar 507 Sertifikat atau dapat terpenuhi sebesar 123 Persen.
Tabel 3.23
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Peraturan perundangan yang diselesaikan)
Perjanjian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persen
Kinerja Utama
Kemenperin Terselenggaranya Produk industri 900 1000 111
urusan pemerintahan logam, mesin, alat
dibidang transportasi, dan
perindustrian yang elektronika yang
berdaya saing dan tersertifikasi Tingkat
berkelanjutan Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
ILMATE Terselenggaranya Produk industri 450 507 123
urusan pemerintahan logam, mesin, alat
dibidang transportasi, dan
perindustrian yang elektronika yang
berdaya saing dan tersertifikasi Tingkat
berkelanjutan Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
b. Infrastruktuk kompetensi yang terbentuk dengan target tahun 2017 sebanyak
13 RSKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) diperlukan sebagai standar
yang dipakai untuk mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi
kebutuhan dunia industri sesuai dengan kompetensinya. Standar tersebut berisi
rumusan mengenai kemampuan kerja bagi pelaksanaan tugas atau jabatan
52
![Page 63: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/63.jpg)
tertentu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja dalam rangka menyiapkan tenaga professional di
bidang industri.
Peran Kementerian Perindustrian (Ditjen ILMATE) dalam hal ini adalah
menyusuan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(RSKKNI) sementara penetapan sebagai SKKNI merupakan ranah
Kemenaker.
53
![Page 64: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/64.jpg)
Tabel 3.24
Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk per Triwulan
Realisasi 2017
IKU Target
Satuan Tw I Tw II Tw III Tw IV Total
Infrastruktur kompetensi 13
- - - - 0 RSKKNI
yang terbentuk
Pada tahun 2017 ini capaian untuk IKU ini tidak tercapai karena masih dalam tahap
pembahasan di direktorat terkait. Selain itu, Penyusunan RSKKNI tidak dapat
dilaksanakan karena judul-judul RSKKNI untuk bidang mekatronika telah disusun pada
tahun sebelumnya dan tidak ada usulan penyusunan judul lainnya dari asosiasi terkait.
RSKKNI rolling mill sudah dibahas tetapi belum selesai pembahasannya.
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk pada tahun 2015 ditargetkan
sebanyak 8 RSKKNI dan terealisasi sebanyak 7 RSKKNI atau tercapai sebesar 87,5
persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 8 RSKKNI dan terealisasi
sebanyak 10 RSKKNI atau tercapai sebesar 125 persen, kemudian pada tahun 2017
ditargetkan 13 RSKKNI namun tidak dapat terealisasi. Selain itu pada tahun 2018
ditargetkan sebanyak 13 RSKKNI dan tahun 2019 ditargetkan 10 RSKKNI.
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk selama periode 2015 sampai
dengan 2017 sebanyak 17 RSKKNI terhadap target kumulatif yakni 48 RSKKNI
atau tercapai sebesar 35,41 persen. target yang belum terpenuhi hingga 2019
adalah sebanyak 31 RSKKNI atau 64,69 persen.
Tabel 3.25
Capaian IKU dari Infrastruktur Kompetensi yang Terbentuk Per Tahun
IKU Target Realisasi 2017
Satuan
2015 2016 2017 Total
Infrastruktur
kompetensi yang 7 10 - 17 RSKKNI
terbentuk
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) priode 2015
sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 17 (tujuh belas) RSKKNI, sementara pada
tahun 2016 salah satu Rancangan yang disusun telah menjadi standar yaitu SKKNI
54
![Page 65: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/65.jpg)
Bidang Industri Aluminium Ekstrusiakan adapun catatan mengenai RSKKNI/SKKNI
selama periode 2015 sampai 2017 dapat dijabatkan sebagai berikut:
Dit. IPAMP (tahun 2015)
1) RSKKNI Bidang Pekerjaan Pengerjaan Metalworking;
2) RSKKNI Bidang Pekerjaan Pemeliharaan dan Diagnostik Elektronika Mesin Perkakas;
3) RSKKNI Bidang Pekerjaan Disain Rekayasa Manufaktur;
4) RSKKNI Bidang Pekerjaan Supervisi Industri Logam Mesin;
5) RSKKNI Bidang Pekerjaan Rekayasa Pengecoran;
1) RSKKNI Proses Tempa (Forging)
2) RSKKNI Komunikasi di Lingkungan Produksi dan Pelayanan Pelanggan
3) RSKKNI Proses Fabrikasi
4) RSKKNI Pemeliharaan dan Diagnostik
5) RSKKNI Proses Permesinan (Machining)
6) RSKKNI Proses Perakitan (Assembling)
7) RSKKNI Merencanakan Produksi (Planning)
8) RSKKNI Instalasi dan Uji Kelayakan dan K3
9) RSKKNI Proses Pengecoran (Casting)
10) RSKKNI Membuat Perkakas Presisi
1) RSKKNI Industri Besi Baja Dasar
2) RSKKNI Industri Aluminium Ekstrusi
Dit. Industri Logam (tahun 2016)
Pada tahun 2016 RSKKNI tidak terealisasi , namun dapat tersusunnya SKKNI
Bidang SKKNI Bidang Industri Aluminium Ekstrusi
Industri Aluminium Ekstrusi
Dit. Industri Logam (tahun 2017)
Pada tahun 2017 RSKKNI tidak terealisasi (SKKNI rolling milll masih dalam tahap
pembahasan)
Perjanjian Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2017 pada Sasaran Strategis
Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing
55
![Page 66: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/66.jpg)
dan berkelanjutan dengan Indikator Kinerja Utama Infrastruktur kompetensi yang
terbentuk ditargetkan 44 SKKNI dan terealisasi sebesar 14 SKKNI atau dapat tercapai
sebesar 31,8 Persen, sementara Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sasaran Strategis Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan
Indikator Kinerja Utama Infrastruktur kompetensi yang terbentuk ditargetkan sebesar 13
SKKNI namun tidak dapat terealisasi akan tetapi ditahun 2016 dapat berkontribusi
sebesar 75 Persen dan pada tahun 2015 berkontribusi sebesar 22 Persen.
Tabel 3.26
Kontribusi ILMATE terhadap Kemenperin (Infrastruktur kompetensi yang terbentuk)
Instansi Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Persen
Kinerja
Utama
Kemenperin Terselenggaranya urusan Infrastruktur 44 14 31,8
pemerintahan di bidang kompetensi
perindustrian yang berdaya yang
saing dan berkelanjutan terbentuk
ILMATE Terselenggaranya urusan Infrastruktur 13 - -
pemerintahan di bidang kompetensi
perindustrian yang berdaya yang
saing dan berkelanjutan terbentuk
D. ANALISIS KINERJA PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
1. Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika yang kompeten, profesional dan berkepribadian
A. Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika (Nilai rata-rata prestasi kerja seluruh pegawai
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
yang dinilai dari SKP)
Penilaian prestasi kerja sesuai dengan PP No 46 Tahun 2011 adalah suatu proses
penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja ASN. Nilai prestasi kerja pegawai Ditjen ILMATE
dihitung berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang di inputkan para
56
![Page 67: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/67.jpg)
pegawai di Intranet setiap bulannya.
Adapun Rata-rata Nilai Prestasi Kerja Pegawai Ditjen ILMATE periode 2015
sampai dengan 2017 sebagai berikut:
Tabel 3.27
Rata-rata Nilai Prestasi Kerja Pegawai Ditjen ILMATE
periode 2015-2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Terwujudnya Rata-rata 2015 2016 2017
Nilai
Target 78 79 80 ASN
Prestasi
Realisasi 78,9 89,55 86,32 Kementerian
Kerja
Perindustrian Capaian 101,15 113,35 107,9
Pegawai
yang
Ditjen
Profesional
ILMATE
dan
Berkepribadian
Pada tahun 2015 Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang dinilai berdasarkan SKP
ditargetkan sebesar dengan Nilai 78 dan terealisasi sebesar 78,9 atau tercapai
sebesar 101,15 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditergetkan dengan Nilai
79 dan dapat terealisasi sebesar 85,55 atau tercapai sebesar 113,5 persen,
kemudian pada tahun 2017 ditargetkan dengan Nilai 80 dan terealisasi sebesar
86,32 atau tercapai sebesar 107,9 persen. selain itu pada tahun 2018
ditargetkan dengan Nilai 81 dan pada tahun 2015 ditargetkan dengan Nilai 82.
Prestasi kerja pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika selama periode 2015 sampai dengan 2017 telah
terealisasi sebanyak 254,77 terhadap target kumulatif yaitu sebesar 400 atau
dapat tercapai sebesar 63,69 persen. total nilai yang masih belum terpenuhi
hingga 2019 adalah 145,23 atau sebesar 26,31 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika minimal Nilai pertahunnya yang dapat terealisasi
sebesar 72,615, baik tahun 2018 maupun tahun 2019 agar dapat memenuhi target
yang ditetapkan sampai dengan tahun 2019. Salah satu Langkah strategis
57
![Page 68: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/68.jpg)
yang dilakukan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika dalam rangka menjaga komitmen dalam menjaga rata – rata nilai
SKP agar tetap melebihi target adalah dengan pemberian Reward dan
Punishment yaitu dengan memberi apresiasi kepada pagawai dengan Nilai SKP
tertinggi dan teguran terhadap pegawai yang memiliki nilai SKP terendah.
Dapat disimpulkan bahwa pegawai Ditjen ILMATE telah melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan baik sesuai Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
B. Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Jumlah jam produktifitas rata-rata
pegawai Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika per tahun)
Produktivitas kinerja pegawai dihitung berdasarkan absensi setiap Pegawai
ASN di lingkungan Ditjen ILMATE. Pada tahun 2017 diproyeksikan rata-rata
produktivitas kinerja minimum pegawai Ditjen ILMATE
Adapun Rata – rata Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Ditjen ILMATE
periode 2015 sampai dengan 2017 sebagai berikut:
Tabel 3.28
Rata – rata Produktivitas Kinerja Minimum Pegawai Ditjen ILMATE periode
2015-
2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Terwujudnya Rata – rata 2015 2016 2017
Produktivitas
Target 1320 1320 1320 ASN
Kinerja
Realisasi 1837,5 1845 1792,5 Kementerian
Minimum
Perindustrian Capaian 139,2 139,77 135,79
Pegawai
yang
Ditjen
Profesional
ILMATE
dan
Berkepribadian
Pada tahun 2015 Produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ditargetkan sebesar
1320 jam kerja atau 7,30 jam per hari. Untuk indikator ini selama periode 2015
sampai dengan 2019 ditargetkan sama yaitu 1320 jam kerja.
![Page 69: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/69.jpg)
58
![Page 70: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/70.jpg)
Pada tahun 2015 dapat terealisasi sebesar 1837,5 jam kerja pertahunnya atau
tercapai sebesar 139,2 persen, selanjutnya pada tahun 2016 terealisasi sebanyak
1845 jam kerja atau tercapai sebesar 139,77 persen, kemudian pada tahun 2017
terealisasi sebanyak 1792,5 jam kerja atau tercapai sebesar 135,79 persen.
Selama periode 2015 sampai dengan 2017 terealisasi sebanyak 5475 jam
kerja terhadap target kumulatif sampai dengan 2019 sebesar 6600 jam kerja
atau tercapai sebesar 82,95 persen.
Jam kerja yang belum terpenuhi hingga 2019 adalah sebanyak 1125 jam
kerja atau 17,05 persen. bercermin dari tren positif setiap tahunnya dapat
dikatakan bahwa target ini dapat terpenuhi pada tahun 2018.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pegawai
dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika memiliki produktifitas kinerja yang baik setip tahunnya yakni
dapat dibuktikan dengan terpenuhinya target yang ditetapkan.
2. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
A. Tingkat kematangan SPIP Satuan Kerja Mencapai Tingkat 3 (Merupakan hasil
evaluasi tingkat kematangan penerapan SPIP)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
terhadap 4 (empat) hal yaitu: 1) tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian
tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara; 2) kehandalan pelaporan
keuangan; 3) pengamanan aset negara; dan 4) ketaatan terhadap Paraturan
Perundang undangan.
Adapun tingkat kematangan SPIP sebagai berikut:
Tabel 3.29
Penerapan SPIP dilingkungan Ditjen ILMATE periode 2015-2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Terwujudnya Tingkat 2015 2016 2017
birokrasi yang kematangan
Target n/a n/a 80
efektif, efisien, SPIP Satuan
Realisasi n/a n/a 3,191 dan Kerja
berorientasi Mencapai Capaian n/a n/a 106
pada layanan Tingkat 3
prima
59
![Page 71: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/71.jpg)
IKSS ini pada Periode 2015 sampai dengan 2016 belum dijadikan sebagai IKU
dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika sebagaimana tampak pada tabel tersebut.
Pada tahun 2017 Tingkat Kematangan SPIP dilingkungan Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika ditargetkan sebesar
80 persen dan dapat terealisasi dengan Nilai 3,191 atau tercapai sebesar
106 persen. selain itu ditahun 2018 ditargetkan sebesar 100 persen dan
tahun 2019 juga demikian.
Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dapat menerapkan
SPIP dengan baik yakni dapat dibuktikan dengan terpenuhinya target yang
ditetapkan.
3. Tersusunnya Perencanaan Program, pengelolaan keuangan serta pengendalian
yang berkualitas dan akuntabel (Terkelolanya anggaran pembangunan secara
efisien dan akuntabel)
A. Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN (Kualitas laporan keuangan dan
BMN yang dinilai oleh Biro Keuangan)
Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN dimaksudkan untuk melihat
sejauh mana kualitas perencanaan dan penganggaran yakni melalui
perencanaan yang aplikatif, terukur, dan akuntabel.
Penilai untuk laporan keuangan dan BMN memiliki indikator yaitu Kesesuian SAP,
Kecukupan info yang terdapat di laporan keuangan, Ketaatan terhadap
aturan perundang-undangan, dan Efektivitas pengendalian internal.
Adapun Kualitas laporan keuangan dan BMN yang dinilai oleh biro
keuangan sebagai berikut:
Tabel 3.30
Kualitas laporan keuangan dan BMN yang dinilai oleh Biro Keuangan
(2015-2017)
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Tersusunnya Kualitas 2015 2016 2017
laporan
Target 75-100 75-100 75-100 Perencanaan
keuangan
Realisasi 84 79 0
60
![Page 72: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/72.jpg)
Program, dan BMN Capaian 100 100 0
pengelolaan yang dinilai
keuangan serta oleh biro
pengendalian keuangan
yang berkualitas
dan akuntabel
Pada tahun 2015 sampai dengan 2019 Kualitas laporan keuangan dan BMN
yang dinilai oleh biro keuangan terhadap Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika ditargetkan dengan Capaian Standar
Tertinggi (75-100), yang mana pada tahun 2015 dapat terealisasi dengan Nilai
84 atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya pada tahun 2016 dapat
terealisasi denngan Nilai 79 atau tercapai sebesar 100 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan
keuangan dan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika sudah baik, yakni hal ini dapat dibuktikan
Nilai Capaian Standar tertinggi (75 – 100).
B. Status Pengelolaan BMN Ditjen ILMATE (Jumlah Penetapan Pengelolaan BMN
Ditjen ILMATE)
Dalam rangka pelaksanaan, pengelolaan dan tanggung jawab atas BMN
maka status pengelolaan BMN perlu dimotoring dan dievaluasi secara
berkala dalam hal ini digunakan sebagai salah satu indikator capaian
kinerja pemerintah
Adapun Status Pengelolaan BMN Ditjen ILMATE sebagai berikut:
Tabel 3.31
Status pengelolaan BMN Ditjen ILMATE peride 2015-2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Tersusunnya Status 2015 2016 2017
Pengelolaan
Target 13 13 13 Perencanaan
BMN Ditjen
Program, Realisasi 37,88 59,9 61
ILMATE
pengelolaan
Capaian 291,38 460,76 469,23
keuangan
serta
61
![Page 73: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/73.jpg)
pengendalian
yang
berkualitas
dan akuntabel
Status Pengololaan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada tahun 2015 ditargetkan
sebesar 13 persen dan dapat terealisasi sebesar 37,88 persen atau dapat
tercapai sebesar 291,38 persen, selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan
sebesar 13 persen dan terealisasi sebesar 59,9 persen atau tercapai sebesar
460,76 persen, kemudian pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 13 persen
dan terealisasi sebesar 61 persen atau tercapai sebesar 469,23 persen. selain
itu pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 16 persen dan pada tahun 2019
ditargetkan sebesar 20 persen.
Kumulatif target sampai dengan tahun 2019 adalah sebesar 76 persen dan selama
periode 2015 sampai dengan 2017 telah terealisasi sebesar 158,78 persen atau
tercapai sebesar 211,70 persen, jadi dapat dikatakan bahwa realisasi terhadap IKSS
Status Pengelolaan BMN dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika sudah melampaui target.
C. Anggaran Ditjen ILMATE yang diblokir (Proporsi anggaran Ditjen ILMATE yang
masuk dalam catatan halaman IV DIPA)
Proporsi anggaran yang masuk dalam halaman IV DIPA merupakan
anggaran yang tidak dapat digunakan yang mana usulan ini berasal dari
masing – masing K/L dan disahkan oleh Menteri keuangan.
Adapun Anggaran Ditjen ILMATE yang diblokir sebagai berikut:
Tabel 3.32
Status pengelolaan BMN Ditjen ILMATE peride 2015-2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Tersusunnya Anggaran 2015 2016 2017
Ditjen
Target 10 10 10 Perencanaan
ILMATE yang
Realisasi 16,60 1,10 1,54
62
![Page 74: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/74.jpg)
Program, diblokir Capaian 100 100 100
pengelolaan
keuangan
serta
pengendalian
yang
berkualitas
dan akuntabel
Anggaran Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika yang diblokir pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 10 persen
dan terealisasi sebesar 16,60 persen atau tercapai sebesar 100 persen,
selanjutnya pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 10 persen dan terealisasi
sebesar 1,10 persen atau dapat tercapai sebesar 100 persen, kemudian
pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 10 persen dan terealisasi 1,54 persen
atau tercapai sebesar 100 persen. selain itu untuk tahun 2018 ditargetkan
sebesar 25 persen dan pada tahun 2019 ditargetkan sebesar 15 persen.
Semakin sedikit anggaran yang diblokir menujukan bahwa semakin
tajamnya penyusunan program dan penganggaran.
Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun
kualitas penyusunan Program dan Penganggaran semakin membaik, hal ini
dapat dibuktikan dengan semakin sedikitnya anggaran yang diblokir.
D. Kesesuaian rencana Program dan kegiatan prioritas dengan dokumen
perencanaan (Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen
Trilateral Meeting)
Presentase realisasi jumlah output dengan output Dokumen Trilateral
Meeting ini dapat mengacu pada pada Rencana Kerja Anggaran (RKA),
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK). Adapun Kesesuaian rencana Program dan kegiatan
prioritas dengan dokumen perencanaan sebagai berikut:
63
![Page 75: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/75.jpg)
Tabel 3.33
Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen
perencanaan periode 2015-2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Tersusunnya Kesesuaian 2015 2016 2017
rencana
Target 90 90 90 Perencanaan
Program dan
Program, Realisasi 90 80 100
kegiatan
pengelolaan
prioritas Capaian 100 90 100
keuangan
dengan
serta
dokumen
pengendalian
perencanaan
yang
berkualitas
dan akuntabel
Pada tahun 2015 Kesesuaian rencana Program dan kegiatan prioritas
dengan dokumen perencanaan ditargetkan sebesar 90 persen dan
terealisasi sebesar 90 persen atau tercapai sebesar 100 persen, selanjutnya
pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 90 persen dan dapat terealisasi
sebesar 80 persen atau tercapai sebesar 90 persen, kemudian pada tahun
2017 ditargetkan sebesar 90 persen dan dapat terealisasi sebesar 100
persen. selain itu pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 95 persen dan pada
tahun 2019 ditargetkan sebesar 100 persen.
Berdasarkan realisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana Program dan
kegiatan prioritas dengan dokumen perencanaan dilingkungan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sudah sesuai.
4. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas Laporan Kinerja
A. Nilai SAKIP Ditjen ILMATE
Dalam rangka pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran dilingkungan
Kementerian Perindustrian yang bersih, transparan, terukur, dan tepat sasaran
maka harus dibuktikan dengan kualitas dokumen SAKIP yang baik agar
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) dapat
64
![Page 76: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/76.jpg)
terwujud.
Dokumen SAKIP ILMATE merupakan dukungan terhadap dokumen SAKIP
Kemenperin. Dokumen SAKIP Eselon I dan Eselon II yang dinilai oleh Biro
Perencanaan bersama Itjen antara lain: Rentra, Renja, Perkin, Rencana Aksi,
LAKIP, PP 39 dan Dokumen pendukung lainnya.
Tabel 3.34
Nilai SAKIP Ditjen ILMATE periode 2015 – 2017
Sasaran IKU Pengukuran Periode
Kinerja
Tersusunnya Nilai SAKIP 2015 2016 2017
Ditjen ILMATE
Target n/a B B Perencanaan
Program, Realisasi n/a 55,9 82,44
pengelolaan
Capaian n/a C A
keuangan
serta
pengendalian
yang
berkualitas
dan akuntabel
Periode 2015 IKSS ini belum dijadikan sebagai IKU atau tidak ditargetkan
(n/a) sebagaimana tampak pada tabel tersebut.
Periode 2016 sampai dengan 2019 Nilai SAKIP Ditjen ILMATE ditargetkan dengan
Predikat B, pada tahun 2016 nilai SAKIP Ditjen ILMATE terealisasi dengan Nilai
55,9 yakni mendapat Predikat C. Selanjutnya pada tahun 2017 nilai SAKIP Ditjen
ILMATE terealisasi dengan Nilai 82,44 dengan memperoleh Predikat A.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas Program,
Evaluasi dan Pelaporan dilingkungan Direktorat Jenderal Industri Logam,
Mesin, Alat transportasi, dan Elektronika semakin membaik.
E. ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN 2017
Dalam mewujudkan kinerja yang talah ditetapkan untuk tahun 2017, Ditjen ILMATE
didukung oleh dana APBN sebesar Rp. 130.355.734.000,- (seratus tiga puluh miliar tiga ratus
65
![Page 77: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/77.jpg)
lima puluh lima juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu rupiah). Dalam perjalanannya, anggaran
Ditjen ILMATE terkena penghematan anggaran sebesar Rp. 10,806,645,000,-(sepuluh miliar
delapan ratus enam juta enam ratus empat puluh lima ribu rupiah) sehingga anggaran yang
dapat digunakan hingga akhir tahun 2017 menjadi Rp. 119.549. 089.000,-(seratus sembilan
belas miliar lima ratus empat puluh sembilan juta delapan puluh sembilan ribu rupiah). Adapun
rincian penyerapan anggaran per unit Eselon II sebagai berikut:
Tabel 3.35
Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per Unit Eselon II
Unit Pagu Realisasi Persen Sisa
Direktorat Jenderal ILMATE
119.549.089.000 99.211.367.868 82,99 20.337.721.132
Sesditjen ILMATE 38.521.977.000 36.962.333.270 95,95 1.559.643.730
Direktorat IL 11.711.509.000 10.265.284.886 87,65 1.446.224.114
Direktorat IPAMP 19.161.876.000 15.761.244.458 82,25 3.400.631.542
Direktorat IMATAP 17.870.305.000 15.029.981.353 84,11 2.840.323.647
Direktorat IET 32.283.422.000 21.192.523.901 65,65 11.090.898.099
Berdasarkan penyerapan anggaran yang tampak pada tabel diatas, dapat
dijabarkan capaian fisik dari masing –masing sektor sebagai berikut:
1. Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran
keuangan sebesar 97,17 persen dan sasaran fisik sebesar 98,99 persen, sedangkan
realisasi keuangan sebesar 95,95 persen atau sebesar Rp. 36.962.333.270,- dan realisasi
fisik sebesar 98,99 persen. Realisasi fisik dari per outout sebagai berikut:
Perencanaan sebesar 30 persen;
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I sebesar 99,96 persen;
Layanan Internal (Overhead) sebesar 100 persen;
layanan perkantoran sebesar 100 persen;
sedangkan untuk output cadangan tidak dapat digunakan kerena dibintangi
oleh DJA.
2. Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Logam sampai dengan Triwulan IV tahun
66
![Page 78: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/78.jpg)
2017 memiliki sasaran keuangan sebesar 100 persen dan sasaran fisik sebesar 100
persen, dengan realisasi keuangan sebesar 87,65persen atau sebesar Rp.
10.265.284.886,- dan realisasi fisik sebesar 98,07 persen. Realisasi Fisik per output
sebagai berikut:
Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri
Logam sebesar 99,33 persen;
Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan
daya saing dan produktifitas Industri Logam sebesar 97,74 persen;
Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Logam sebesar 95,95 persen;
Perusahaan industri logam yang telah menerapkan standar mutu sebesar 99,28
persen;
Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam sebesar 99,45 persen;
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor
Industri Logam sebesar 96,83 persen;
SDM Sektor Industri Logam yang Terlatih sebesar 99,59 persen;
Produk industri logam yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) sebesar 94,80 persen;
Promosi Kemampuan Industri Logam sebesar 99,72 persen;
Layanan Internal (Overhead) sebesar 95,95 persen.
3. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran keuangan
sebesar 100 persen dan sasaran fisik sebesar 100 persen, dengan realisasi
keuangan sebesar 87,65 persen atau sebesar Rp. 10.265.284.886 ,- dan realisasi fisik
sebesar 98,07 persen. Realisasi Fisik per output sebagai berikut:
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100 persen;
Calon Investor yang memperoleh informasi potensi investasi di Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100 persen;
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian sebesar 100 persen;
Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian sebesar 77,72 persen;
Perusahaan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang menerapkan
standar mutu dan proses produksi sebesar 100 persen;
67
![Page 79: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/79.jpg)
Pengawasan SNI Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar
51,99 persen;
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 68,80 persen;
SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang disertifikasi 100 persen;
SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang terlatih sebesar 100 persen;
Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
sebesar 66,48 persen;
Produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 100 persen;
Promosi Kemampuan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebesar 100
persen;
Layanan Internal (Overhead) sebesar 100 persen.
4. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 memiliki sasaran keuangan
sebesar 95,92 persen dan sasaran fisik sebesar 98,45 persen, dengan realisasi
keuangan sebesar 84,11 persen atau sebesar Rp. 15.029.981.353,- dan realisasi fisik
sebesar 48,55 persen. Realisasi Fisik per output sebagai berikut:
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri
Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan sebesar 62,78 persen;
Perusahaan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang
menerapkan standar mutu dan proses produksi sebesar 80 persen;
SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang disertifikasi
sebesar 65,25 persen;
Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
sebesar 38,62 persen;
Pusat Pengembangan Teknologi Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan sebesar 25 persen;
Produk Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 45 persen;
Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
sebesar 44 persen;
Layanan Internal (Overhead) sebesar 31,09 persen.
5. Program penumbuhan Industri Elektronika dan telematika sampai dengan Triwulan IV
68
![Page 80: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/80.jpg)
tahun 2017 memiliki sasaran keuangan sebesar 83,67 persen dan sasaran fisik sebesar
87,17 persen, dengan realisasi keuangan sebesar 65,65 persen atau sebesar Rp.
21.192.523.901,- dan realisasi fisik sebesar 71,65 persen. Realisasi Fisik per output
sebagai berikut:
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri
Elektronika dan Telematika sebesar 83,88 persen;
Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing dan
produktifitas Industri Elektronika dan Telematika sebesar 100 persen;
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Elektronika dan
Telematika sebesar 100 persen;
Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Elektronika dan Telematika
sebesar 60 persen;
Mesin dan/atau peralatan Uji dalam rangka penerapan standar mutu sebesar
22,12 persen;
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri
Elektronika dan Telematika sebesar 24,50 persen;
Pusat Pengembangan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika sebesar
85,05 persen;
Produk Industri Elektronika dan Telematika yang tersertifikasi Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) sebesar 76 persen;
Temu Bisnis Kemampuan Industri Elektronika dan Telematika sebesar 75 persen;
Layanan Internal (Overhead) sebesar 79,92 persen.
Selain rincian realisasi keuangan Per Unit Eselon II, adapun realisasi Anggaran dari
masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Realisasi Anggaran Belanja
Bulanan Dipa Tahun Anggaran 2017sebagai berikut:
Tabel 3.36
Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2017 Per IKU
Sasaran
IKU Target
Realis
Output kegiatan Pagu Realisasi Strategis asi
Meningka Unit 412 470 Unit Mengembangkan 1.607.506.000 1.023.329.027
tnya industri Kerja Kbm Multiguna
poulasi logam, Pedesaan
69
![Page 81: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/81.jpg)
dan mesin, alat Mengembangkan 1.785.200.000 1.747.684.200
persebara transporta Pdrkn
n industri si, dan Menyusun 360.931.000 205.870.920
elektronika Rekomendasi
besar Kebijakan Penguatan
sedang Industri Elektronika
yang Konsumsi Dan
tumbuh Komponen
Menyusun 333.600.000 293.505.024
Rekomendasi
Kebijakan Penguatan
Pusat Pengembangan
Software Konten
Merumuskan 683.600.000 571.393.761
Rekomendasi
Kebijakan Low
Carbon Emission Car
(lcec)
Merumuskan 582.600.000 383.867.904
Rekomendasi
Kebijakan Industri Alat
Transportasi Darat
Menyusun 632.600.000 600.828.210
Rekomendasi
Kebijakan Industri Alat
Transportasi Darat
Merumuskan 1.455.200.000 898.590.836
Rekomendasi
Kebijakan Industri Alat
Transportasi Udara,
Kereta Api Dan Alat
Pertahanan
Menyusun 381.900.000 277.430.300
Rekomendasi
Kebijakan Penguatan
Industri Teknologi
Informasi Dan
Komunikasi
Menyusun 383.600.000 364.707.353
Rekomendasi
Kebijakan Penguatan
Industri Elekronika
Konsumsi Dan
Komponen
Melaksanakan Forum 349.306.000 200.355.050
Koordinasi
Pengembangan
Technopark
Telematika
Melaksanakan 6.053.762.000 4.761.294.990
Pengembangan Pusat
Riset Dan Inovasi
Produk Telematika
70
![Page 82: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/82.jpg)
Menyusun Roadmap 1.080.100.000 982.459.687 Pengembangan
Teknologi Industri
Sektor Ipamp
Melakukan Trial 370.000.000 342.635.028
Produksi Prototype
Produk Sektor Ipamp
Memberikan Bantuan 3.328.145.000 536.925.044
Mesin Dan/atau
Peralatan Untuk Pusat
Pengembangan
Teknologi Sektor
Ipamp
Pengembangan 369.393.000 343.972.085
Industri Logam Khusus
Meningka Nilai 102,6 - 84,21 Nilai Fgd Penyusunan 460.600.000 446.124.600
tnya investasi di 110,6 Investas Rekomendasi
poulasi sektor i Kebijakan
dan industri Internasional
persebara logam, Menghadiri Sidang- 771.000.000 654.526.296
n industri mesin, alat sidang Internasional
transporta Terkait Industrimaritim,
si, dan Alat Transportasi Dan
elektronika Alat Pertahanan
Memfasilitasi Promosi 832.600.000 688.894.433
Kemampuan Industri
Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat
Pertahanan
Memfasilitasi 267.780.000 236.967.191
Penanganan Isu-isu
Aktual
Melaksanakan Temu 1.016.800.000 641.410.022
Bisnis/promosi
Kemampuan Produk
Elektronika Dan
Telematika
Fgd Posisi Ilmate 461.445.154 477.401.154
Dalam Kerangka
Kerjasama
Internasional
Pameran Dalam 350.446.000 345.310.700
Negeri
Pameran Luar Negeri 123.492.000 119.077.192
Menyelenggarakan 426.600.000 351.275.335
Temu Bisnis Dalam
Rangka Promosi
Investasi
Melaksanakan 798.600.000 771.551.026
Pameran
Kemampuan Produk
Sektor Ipamp
71
![Page 83: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/83.jpg)
Perencanaan Dan Tim 134.700.000 125.794.700 Teknis Penciptaan
Dan Peningkatan Iklim
Usaha Dan Iklim
Investasi Yang
Kondusif
Penciptaan Dan 51.150.000 39.550.000
Peningkatan Iklim
Usaha Sektor Industri
Logam
Penciptaan Dan 1.187.407.000 1.119.256.333
Peningkatan Iklim
Investasi Yang
Kondusif Pada Industri
Logam
Monitoring Dan 32.143.000 29.898.500
Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Penciptaan
Dan Peningkatan Iklim
Usaha Dan Iklim
Investasi Yang
Kondusif Pada Industri
Logam
Perencanaan Dan Tim 313.222.000 303.459.758 Teknis
Pengembangan
Kerjasama
Internasional Pada
Industri Logam
Perencanaan Dan Tim 81.726.000 78.660.000
Teknis Pelaksanaan
Bantuan Promosi
Pengembangan
Industri Logam
Pelaksanaan Promosi 173.454.000 163.566.200
Pengembangan
Industri Logam
Evaluasi Pelaksanaan 175.400.000 174.450.000 Bantuan Promosi
Pengembangan
Industri Logam
Meningka Kontribusi 19,8- 19,05 Kontrib Perencanaan Dan Tim 128.206.000 127.265.700
tnya daya ekspor 20,00 usi Teknis Persiapan
saing dan produk ekspor Pengembangan
produktivit industri Industri Pengolah Hasil
as sektor logam, Tambang Mineral
industri mesin, alat Menjadi Produk Dan
transporta Jasa Industri
si, dan Pengembangan 473.449.000 433.090.120
elektronika Industri Pengolah Hasil
terhadap Tambang Mineral
ekpor Menjadi Produk Dan
nasional Jasa Industri
72
![Page 84: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/84.jpg)
Perencanaan Dan Tim 150.811.000 137.620.556 Teknis Persiapan
Pengembangan
Industri Logam Khusus
Optimalisasi 467.684.000 449.906.254
Kerjasama
Internasional Dalam
Rangka Peningkatan
Daya Saing Industri
Logam
Meningka Produktifit 696,8 735,5 Sertifika Melaksanakan 180.541.000 171.410.900
tnya daya as dan t sdm Bimbingan Teknis Dan
saing dan kemampu dan Sertifikasi Produk
produktivit an sdm produk Komponen
as sektor industri Perkapalan
industri logam,
mesin, alat
transporta
si, dan
elektronika
Meningkatkan 737.600.000 731.695.200
Kemampuan Dan
Sertifikasi Sdm Jasa
Keteknikan Kbm Roda
2 Dan Kbm Roda 4
Meningkatkan 564.760.000 509.227.860
Kemampuan Dan
Mensertifikasi Sdm
Pengelasan Kapal
Melalui Sertifikasi Kelas
Posisi 3g Dan 3f Di
Kawasan Indonesia
Barat
Meningkatkan 597.440.000 575.619.370
Kemampuan Dan
Mensertifikasi Sdm
Pengelasan Kapal
Melalui Sertifikasi Kelas
Posisi 3g Dan 3f Di
Kawasan Indonesia
Timur
Meningkatkan 481.900.000 466.563.300
Kemampuan Sdm
Pengelasan Smaw
Bidang Perkapalan
Meningkatkan 481.900.000 463.635.223
Kemampuan Sdm
Pengelasan Fcaw
Bidang Perkapalan
Meningkatkan 581.200.000 561.226.615
Kemampuan Dan
Sertifikasi Sdm Juru
Blasting/coating
Bidang Perkapalan
73
![Page 85: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/85.jpg)
Membuat Desain 1.782.658.000 1.678.763.100 Kapal Nasional
Melaksanakan 9.473.668.000 7.729.848.062
Fasilitasi Peralatan
Serta Program
Technopark
Melaksanakan Gelar 712.425.000 495.743.938
Kompetisi
Melaksanakan 347.000.000 140.900.000
Fasilitasi Hki Produk
Telematika
Melaksanakan 544.664.000 476.779.300
Pelatihan Dan
Sertifikasi Sdm Industri
Elektronika
Melaksanakan 1.987.569.000 1.829.536.680
Pelatihan Dan
Sertifikasi Sdm Industri
Software
Melaksanakan 538.088.000 485.853.400
Pelatihan Dan
Sertifikasi Sdm Industri
Tik
Melaksanakan 823.513.000 677.853.994
Pelatihan Dan
Sertifikasi Sdm Industri
Animasi Dan Games
Melaksanakan 243.721.000 234.686.126
Pembinaan Dan
Pengembangan Hak
Atas Kekayaan
Intelektual
Melakukan Pelatihan 1.343.200.000 1.313.854.339
Sdm Industri Berbasis
Kompetensi
Meningkatkan 667.823.000 613.019.360
Kemampuan Pusat
Pengembangan
Teknologi Sektor
Ipamp
Perencanaan Dan Tim 200.786.000 198.930.700
Teknis Pelatihan
Berbasis Kompetensi
Sektor Industri Logam
Pelaksanaan 700.776.000 684.111.700
Pelatihan Berbasis
Kompetensi Sektor
Industri Logam
Evaluasi Pelaksanaan 81.698.000 78.896.220
Pelatihan Berbasis
Kompetensi Sektor
Industri Logam
Tersediany Peraturan 1 3 Paratur Menyusun Peraturan 941.543.000 901.047.090
a perundan an Pendukung Uu
kebijakan gan yang Perindustrian
74
![Page 86: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/86.jpg)
pembang diselesaika Konsinyiring 299.550.000 286.955.486 unan n Penyusunan Peraturan
industri Di Bidang Standar
logam, Konsinyering 215.414.000 186.590.040
mesin, Rekomendasi Iklim
alat Usaha
transporta Konsinyering 193.658.000 194.105.379
si, dan Penyiapan Insentif
elektronik Ilmate
a yang Menyusun 189.900.000 187.340.649
efektif Rekomendasi Kebijakan Insentif
Fiskal
Menyusun 183.800.000 183.065.600
Rekomendasi
Kebijakan Insentif Non
Fiskal
Menyusun 189.300.000 182.028.185
Rekomendasi
Kebijakan Disinsentif
Mendiseminasi 183.400.000 174.102.100
Kebijakan Iklim
Investasi Rancanga 15 19 RSNI Merumuskan Rsni 483.600.000 426.777.366 n Standar Produk Elektronika
Nasional Konsumsi Dan
Indonesia Komponen
(RSNI)
Perumusan Dan 494.097.000 461.103.068
Penerapan Rsni
Produk Industri Logam
Besi
Perumusan Dan 386.077.000 377.000.156
Penerapan Rsni
Produk Industri Logam
Bukan Besi
Perumusan Dan 659.618.000 574.931.043
Penerapan Rsni
Produk Industri Logam
Hilir
Regulasi 7 6 Regulas Melaksanakan 363.021.000 209.555.750
teknis i Sosialisasi Dan
pemberlak Penyusunan
uan SNI, Pemberlakuan Sni
ST, Wajib Produk
dan/atau Elektronika Konsumsi
PTC Dan Komponen
secara Melaksanakan 4.983.600.000 145.980.300
wajib Bantuan
Mesin/peralatan Uji
Dalam Rangka
Penerapan Dan
Pengawasan Sni
Menginisiasi Kontrol 793.572.000 500.211.749
Imei
75
![Page 87: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/87.jpg)
Pengawasan Standar 150.742.000 141.371.896 Produk Ilmate
Menyusun 1.577.900.000 1.556.477.554
Rancangan Dan/atau
Revisi Standar
Nasional Indonesia
Produk Ipamp
Menetapkan Standar 651.866.000 598.022.702
Nasional Indonesia
Wajib Produk Ipamp
Mendiseminasi 286.600.000 278.554.873
Kebijakan Terkait Sni
Dan Standar Mutu
Lainnya Di Lingkungan
Binaan Ipamp
Melaksanakan 361.600.000 344.726.835
Pengawasan
Penerapan Sni Wajib
Sektor Ipamp
Perencanaan 61.246.000 61.203.100
Pemberlakuan Sni
Wajib Produk Industri
Logam
Perumusan Regulasi 359.006.000 330.218.976
Teknis Dan Penerapan
Pemberlakuan Dan
Pengawasan Standar
Nasional Indonesia
(sni) Produk Industri
Logam Besi Secara
Wajib
Perumusan Regulasi 368.973.000 293.177.220
Teknis Dan Penerapan
Pemberlakuan Dan
Pengawasan Standar
Nasional Indonesia
(sni) Produk Industri
Logam Bukan Besi
Secara Wajib
Perumusan Regulasi 349.039.000 284.418.200
Teknis Dan Penerapan
Pemberlakuan Dan
Pengawasan Standar
Nasional Indonesia
(sni) Produk Industri
Logam Hilir Secara
Wajib
Perencanaan Dan Tim 177.482.000 159.630.500
Teknis Bimbingan
Teknis Penerapan
Pemberlakuan
Standar Nasional
Indonesia (sni) Wajib
Produk Industri Logam
76
![Page 88: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/88.jpg)
Pelaksanaan 500.000.000 492.862.900 Bimbingan Teknis
Penerapan
Pemberlakuan
Standar Nasional
Indonesia (sni) Wajib
Produk Industri Logam
Evaluasi Pelaksanaan 114.308.000 107.828.550
Bimbingan Teknis
Penerapan
Pemberlakuan
Standar Nasional
Indonesia (sni) Wajib
Produk Industri Logam
Perencanaan Dan Tim 101.971.000 91.993.000
Teknis Pengawasan
Penerapan
Pemberlakuan Sni
Wajib Produk Industri
Logam
Perumusan Dan 180.193.000 131.362.000
Penetapan Regulasi
Teknis (petunjuk
Teknis) Pengawasan
Standar Nasional
Indonesia (sni) Produk
Industri Logam Secara
Wajib
Pelaksanaan 609.876.000 481.541.900
Pengawasan Standar
Nasional Indonesia
(sni) Produk Industri
Logam Secara Wajib
Evaluasi Pelaksanaan 55.658.000 52.429.900
Kegiatan
Pengawasan
Penerapan
Pemberlakuan Sni
Wajib Produk Industri
Logam
Perumusan Dan 369.813.000 337.143.098 Penerapan Standar
Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
(skkni) Sektor Industri
Logam Besi
Perumusan Dan 529.819.000 439.105.002
Penerapan Standar
Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
(skkni) Sektor Industri
Logam Hiir
77
![Page 89: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/89.jpg)
Terseleng Produk 450 507 Sertifika Melaksanakan 1.066.850.000 1.003.258.100 garanya industri t Sertifikasi Tkdn Produk
urusan logam, Industri Maritim, Alat
pemerinta mesin, alat Transportasi Dan Alat
han di transporta Pertahanan
bidang si, dan Melaksanakan 133.000.000 105.160.000
Perindustri elektronika Evaluasi Penerapan
an yang yang Tkdn
berdaya tersertifikas Forum 178.240.000 159.785.800 saing dan i Tingkat Pengembangan
berkelanju Kompone Kebijakan P3dn
tan n Dalam Lingkup Ilmate
Negeri Memverifikasi Dan 1.657.900.000 1.599.411.600
(TKDN) Mensertifikasi Tkdn Produk Ipamp
Menyusun 169.500.000 160.250.842
Rekomendasi
Kebijakan Tkdn
Evaluasi Penerapan 260.078.000 258.369.800
Tkdn Sektor Ipamp
Memonitoring 450.739.000 443.078.301
Penerapan Tkdn
Produk Ipamp
Perencanaan Dan Tim 146.838.000 137.231.010
Teknis Program
Peningkatan
Penggunaan Produksi
Dalam Negeri Sektor
Industri Logam
Program Peningkatan 100.000.000 98.750.000
Penggunaan Produksi
Dalam Negeri (p3dn)
Sektor Industri Logam
Sosialisasi Program 143.180.000 101.449.200
Peningkatan
Penggunaan Produksi
Dalam Negeri Sektor
Industri Logam
Evaluasi Pelaksanaan 108.966.000 102.220.000
Program Peningkatan
Penggunaan Produksi
Dalam Negeri Sektor
Industri Logam
Infrastruktu 13 dala RSKKNI Menyusun Rskkni 573.600.000 531.047.120
r m Sektor Ipamp
kompeten proses
si yang (-)
terbentuk
Melakukan Pelatihan 3.266.200.000 3.236.580.900
Dan Sertifikasi Sdm
Industri Sektor Ipamp
78
![Page 90: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/90.jpg)
Merumuskan 528.600.000 104.968.000 Penyusunan Rskkni
Sektor Teknologi
Informasi Dan
Komunikasi
Berdasarkan tabel realisasi anggaran Per IKU dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Unit industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika besar sedang yang
tumbuh ditergetkan sebesar 412 Unit dan dapat terealisasi sebesar 470 Unit, dari 16
kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar RP. 13.534.849.419
(tiga belas miliar lima ratus tiga puluh empat juta delapan ratus empat puluh
sembilan ribu empat ratus sembilan belas rupiah). capaian ini mencerminkan
bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula
bawa untuk menumbuhkan 1 (satu) Unit Industri Besar Sedang membutuhkan
anggaran sekitar Rp. 33.000.000 (tiga puluh tiga juta rupiah).
2. Nilai investasi di sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
ditergetkan sebesar 102,6 – 110,6 Triliun dan dapat terealisasi sebesar 84,21 Triliun,
dari18 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp.
6.767.173.440 (enam miliar tujuh ratus enam puluh tujuh juta seratus tujuh puluh tiga
ribu empat ratus empat puluh rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu
adanya penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini
dapat memenuhi target yang ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa
untuk meningkatkan Nilai investasi sebesar 1 (satu) Triliun membutuhkan anggaran
sekitar Rp. 67.000.000 (enam puluh tujuh juta rupiah).
3. Kontribusi ekspor produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika
terhadap ekpor nasional ditergetkan sebesar 19,8 – 20,0 Persen dan dapat
terealisasi sebesar 19,05 Persen, dari 4 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan
anggaran sebesar Rp. 1.147.882.630 (satu miliar seratus empat puluh tujuh juta
delapan ratus delapan puluh dua ribu enam ratus tiga puluh rupiah). capaian ini
mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat
dikatakan pula bawa untuk meningkatkan Kontribusi ekspor sebesar 1 (satu) Persen
membutuhkan anggaran sekitar Rp. 61.000.000 (enam puluh satu juta rupiah).
4. Produktifitas dan kemampuan sdm industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika ditergetkan sebesar 696,8 Juta dan dapat terealisasi sebesar 735,5 juta, dari
21 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 20.118.155.387
(dua puluh miliar seratus delapan belas juta seratus lima puluh lima ribu tiga ratus
79
![Page 91: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/91.jpg)
delapan puluh tujuh rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu adanya
penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini dapat memenuhi
target yang ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk meningkatkan
Produktifitas dan kemampuan sdm sebanyak 1 (satu) Juta orang atau sertifikat
membutuhkan anggaran sekitar Rp. 29.000.000 (dua puluh sembilan juta rupiah). 5. Peraturan perundangan yang diselesaikan ditergetkan sebanyak 1
PP/Perpres/Permen dan dapat terealisasi sebanyak 3 Permenperin, dari 8 kegiatan
yang dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 2.295.234.529 (dua miliar
dua ratus sembilan puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu lima ratus dua
puluh sembilan rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk
IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan
penyusunan Peraturan perundangan sebanyak 1 (satu) Peraturan membutuhkan
anggaran sekitar Rp. 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta rupiah). 6. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) ditergetkan sebanyak 15 RSNI dan
dapat terealisasi sebanyak 19 RSNI, dari 4 kegiatan yang dilaksanakan
menggunakan anggaran sebesar Rp. 1.839.811.633 (satu miliar delapan ratus tiga
puluh sembilan juta delapan ratus sebelas ribu enam ratus tiga puluh tiga rupiah).
capaian ini mencerminkan bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai.
Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan penyusunan Rancangan
Standar sebanyak 1 (satu) RSNI membutuhkan anggaran sekitar Rp. 123.000.000
(seratus dua puluh tiga juta rupiah). 7. Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib ditergetkan sebanyak
7 Regulasi dan dapat terealisasi sebanyak 6 Regulasi, dari 21 kegiatan yang
dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 7.037.816.005 ( tujuh miliar tiga
puluh tujuh juta delapan ratus enam belas ribu lima rupiah). capaian ini mencerminkan
bahwa perlu adanya penambahan anggaran sehingga kedepannya realisasi untuk
IKU ini dapat memenuhi target yang ditetapkan. capaian ini mencerminkan bahwa
alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula bawa
untuk melakukan penyusunan Regulasi teknis sebanyak 1 (satu) regulasi membutuhkan
anggaran sekitar Rp. 1.180.000.000 (satu miliar seratus delapan puluh juta rupiah). 8. Produk industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditergetkan sebesar 450 Sertifikat dan dapat terealisasi
sebesar 507 Sertifikat, dari 11 kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran
sebesar Rp. 4.168.964.653 (empat miliar seratus enam puluh delapan juta sembilan ratus
80
![Page 92: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/92.jpg)
enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah). capaian ini mencerminkan
bahwa alokasi anggaran untuk IKU ini sudah sesuai. Selain itu dapat dikatakan pula
bawa dari proses awal hingga penerbitan Sertifikat TKDN sebanyak 1 (satu) sertifikat
membutuhkan anggaran sekitar Rp. 9.00.000 (sembilan juta rupiah).
9. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk ditergetkan sebesar 13 RSKKNI namun tidak
dapat terealisasi karena RSKKNI Rolling mill masih dalam proses pembahasan dan
Pembahasannya akan dianjutkan pada tahun anggran 2018, dari 3 kegiatan yang
dilaksanakan menggunakan anggaran sebesar Rp. 3.872.596.020 (tiga miliar
delapan ratus tujuh puluh dua juta lima ratus sembilan puluh enam ribu dua puluh
rupiah). capaian ini mencerminkan bahwa perlu adanya penambahan anggaran
sehingga kedepannya realisasi untuk IKU ini dapat memenuhi target yang
ditetapkan. Selain itu dapat dikatakan pula bawa untuk melakukan penyusunan
Rancangan standar sebanyak 1 (satu) RSKKNI membutuhkan anggaran sekitar Rp.
298.000.000 (dua ratus sembilan puluh delapan juta rupiah).
F. ANALISIS CAPAIAN TARGET RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJMN) 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019)
merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perpres No. 2 Tahun 2015 yang
telah ditanda tangani tanggal 08 Januari 2015. Capaian RPJMN 2015-2019 akan selalu
dievaluasi dan dimonitor pencapaian setiap tahunnya sehingga target-target yang
ditetapkan dapat terwujud. Ditjen ILMATE sendiri memiliki tugas membina industri yang
menjadi sasaran capaian pada RPJMN 2015-2019. Untuk tahun 2017, capaian target
RPJMN 2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam
Tabel 3.37
Capaian Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Revitalisasi dan Meningkatnya Terbangunnya Industri 1 1 100
Populasi Industri Industri Pengolah
Penumbuhan
Sedang dan Besar Hasil Tambang
81
![Page 93: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/93.jpg)
Industri Material Material Dasar Mineral menjadi
Dasar Logam Logam (Quickwins: Produk dan Jasa
Hilirisasi Hasil Industri
Tambang ke Produk
Terfasilitasinya Industri 1 1 100
dan Jasa pengembangan
Industri Material
Dasar Logam
Revitalisasi Industri Bantuan Peralatan Paket 1 0 0
Material Dasar dan Mesin
Logam Penumbuhan
Industri Material
Dasar Logam
Meningkatnya Tersusunnya SNI 3 5 167
Daya Saing Industri Standar Nasional
Material Dasar Indonesia Produk
Logam Industri Material
Dasar Logam
Peningkatan Usulan 33 36 109
Kerjasama, Iklim
Usaha, Promosi
dan Investasi
Industri Material
Dasar Logam
Meningkatnya Orang/ 1 0 0
Kompetensi SDM RSKKNI
dan tersusunnya
RSKKNI Industri
Material Dasar
Logam
Hilirisasi hasil Terfasilitasinya Industri 2 2 100
tambang ke produk Pembangunan Yang
dan jasa industri Industri: 1. Smelter Terfasilita
Baja di Batu Licin si
82
![Page 94: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/94.jpg)
(Kalsel) dan
Medan (Sumatera
Utara) 2. Alumina
Refinery di
Menpawah dan
Ketapang (Kalbar)
3. Smelter
Tembaga di
Gresik (Jatim),
Sangata (Smelter)
4. Smelter Nickel
di Morowali
(Sulteng),
Pomalaa (Sultra),
Sangata (Smelter)
a. Sasaran Meningkatnya Populasi Industri Sedang dan Besar Material Dasar
Logam (Qiuckwins: Hilirisasi Hasil Tambang ke Produk dan Jasa Industri, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terbangunnya industri pengolahan hasil tambang Mineral menjadi
Produk dan Jasa Industri pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 1 Industri dan
terealisai 1 atau tercapai 100 persen. Anggaran yang digunakan dalam
rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 663.000.000,- (enam ratus
enam puluh tiga juta rupiah). Kegiatan yang dilakukan Direktorat Industri
Logam sehingga dapat terpenuhinya pencapaian target ini adalah
pelaksanaan Steel Conference pada Mei 2017 dalam rangka fasilitasi
pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon dan pelaksanaan fasilitasi
pengembangan industri di Morowali.
2) Indikator Terfasilitasinya pengembangan industri material dasar logam khusus
ditargetkan sebesar 1 Industri dan terealisai 1 atau tercapai 100 persen.
Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian target adalah sebesar
Rp. 570.000.000,- (lima ratus tujuh puluh juta rupiah). Terpenuhinya pencapaian
target ini ditandai dengan Telah ditandatangani MOU dengan 6 K/L antara lain
Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN, Badan Tenaga Nuklir Nasional, BPPT.
83
![Page 95: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/95.jpg)
b. Sasaran Revitalisasi Industri Material Dasar Logam dengan indikator bantuan
peralatan dan mesin penumbuhan industri material dasar logam memiliki target
1 paket bantuan pada tahun 2017 namun tidak dianggarkan karena
keterbatasan anggaran.
c. Sasaran Meningkatnya daya saing industri material dasar logam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Tersusunnya Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material
Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 3 SNI dan terealisai 5 SNI
atau tercapai 167 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka
pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 1.450.000.000,- (satu miliar empat
ratus lima puluh juta rupiah). Rincian standarnya antara lain RSNI BTB, RSNI
Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj D), RSNI Baja Lapis
Alumunium (Bj LAM), RSNI Baja Lembaran Pelat dan Gulungan Canai Panas
untuk Aplikasi Struktur Umum dan Struktur Las (Bj PS), RSNI Alumunium Sheet.
2) Indikator Peningkatan Kerjasama, Iklim Usaha, Promosi dan Investasi Industri
Material Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 33 Usulan dan
terealisai 36 atau tercapai 109 persen. Anggaran yang digunakan dalam
rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 2.672.000.000,- (dua miliar
enam ratus tujuh puluh dua juta rupiah). Rincian usulannya adalah Usulan
BMDTP, Usulan transposisi HS 2017dalam rangka AJCEP, dan 36 peserta
pameran dengan 44 stand.
3) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM dan Tersusunnya RSKKNI Industri
Material Dasar Logam pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 1
Orang/RSKKNI namun didak terealisasi karena tidak dianggarkan.
d. Sasaran Hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri dengan indikator
Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin (Kalsel) dan Medan
(Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter
Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata (Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng),
Pomalaa (Sultra), Sangata (Smelter) pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 2 Industri
Yang Terfasilitasi dan terealisasi 2 Industri Yang Terfasilitasi atau tercapai 100 persen.
Terpenuhinya indikator ini ditandai dengan Beroperasinya PT. Indonesia Guang Ching
Nickel and Stainless Steel; Beroperasinya PT. Virtue Dragon; Beroperasinya PT. COR
Indonesia; Beroperasinya PT. Indonesia Ruipu Nickel and Chrome; Perluasan Pabrik Alloy
& Billet PT. Inalum. Indikator pada sasaran ini
84
![Page 96: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/96.jpg)
yang tidak dinggarkan pada tahun 2017 antara lain Terfasilitasinya
pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri Baja di Kalimantan
Selatan 2. Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri
berbasis Nikel di Sulteng; Terfasilitasinya Pembangunan Laboratorium Logam
Tanah Jarang untuk Bahan Baku Industri; Terfasilitasinya Penelitian
pemanfaatan Logam Tanah Jarang untuk produk Industri; dan Terfasilitasinya
Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang.
2. Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
Tabel 3.30 Capaian Program Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 6 4 67
Daya Saing Industri Standardisasi
Industri Alat
Alat Transportasi Bidang Industri
Transportasi Darat
Darat Alat Transportasi
Darat
Meningkatnya Orang 120 60 50
Kompetensi SDM
Industri Alat
Transportasi Darat
Meningkatnya Unit 3 3 100
Kemampuan (Jenis)
Teknologi Industri
Alat Transportasi
Darat
Penguatan Struktur Terbuatnya Unit 1 1 100
Industri Melalui prototype kereta
Keterkaitan antara penumpang
Industri Hulu (dasar),
Kapasitas Produksi Persen 40 10 25
Intermediate dan kereta
Industri Hilir (light) penumpang
Bertambahnya Persen 25 0 0
85
![Page 97: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/97.jpg)
jumlah dan jenis
industri komponen
Meningkatnya Orang 120 60 50
tenaga kerja yang
bersertifikat
Penguasaan Merk 6 3 50
teknologi KBM dalam
multiguna negeri
pedesaan di (Unit)
bidang perakitan
Meningkatnya Unit 30 0 0
jumlah industri (perusah
komponen aan)
teknologi KBM
multiguna
pedesaan di
bidang
komponen
Tersusunnya Regulasi 1 0 0
regulasi low
carbon emission
car
a. Sasaran meningkatnya daya saing industri Alat Transportasi Darat, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat
ditargetkan sebanyak 6 Standar dan tahun 2017 terealisasi sebanyak 4 Standar
atau tercapai sebesar 67 persen, Rincian 4 standar dimaksud sebagai berikut:
revisi permenperin terkait SNI Wajib Sepeda (termasuk juga Sepeda
Anak dan Sepeda Listrik)masih dalam proses pembahasan.
pembahasan 3 RSNI dibidang Sepeda Motor Listrik sudah mncapai
tahap pra konsensus.
2) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Alat Transportasi Darat dengan
target tahun 2017 sebanyak 120 orang dan realisasinya sebanyak 60 orang atau
86
![Page 98: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/98.jpg)
tercapai 50 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian
target ini adalah sebesar Rp. 737.600.000,- (tujuh ratus tiga puluh tujuh juta
juta enam ratus ribu rupiah). Pencapaian target ini terdiri dari 3 angkatan
dengan masing-masing angkatan sebanyak 20 orang dengan rincian
kegiatan sebagai berikut:
penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga
kerja IATD di Solo, Jawa Tengah tanggal 17-22 April 2017.
penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga
kerja IATD di Solo, Jawa Tengah tanggal 25-30 April 2017.
penyelenggaraan peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga
kerja IATD di Makassar, Sulawesi Selatan tanggal 2-7 Oktober 2017.
3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Alat Transportasi Darat
dengan target sebesar 3 Unit/Jenis dan realisasinya sebesar 3 unit/jenis atau 100
persen. alokasi anggaran untuk indikator ini sebesar Rp. 3. 390.000.000,- (tiga
miliar tiga ratus sembilan puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
2.702.000.000 (dua miliar tujuh ratus dua juta rupiah). Kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknologi industri Alat
Transportasi Darat sampai dengan tahun 2017 adalah pengembangan
prototype rear axle KBM, pengembangan prototype front axle KBM
multiguna pedesaan, dan pengembangan prototype pintu KBM.
b. Sasaran Tersedianya Kendaraan Angkutan Umum Murah dengan indikator
Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM)
tidak dianggarkan pada TA 2017.
c. Sasaran Penguatan Struktur Industri Melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar),
Industri Intermediate dan Industri Hilir (light), dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Terbuatnya prototype kereta penumpang dimana telah tersusunnya design
engineering komponen interior kereta dengan target sebesar 1 Unit dan
realisasinya 1 Unit atau tercapai sebesar 100 persen pada tahun 2017.
Terpenuhinya capaian ini ditandai dengan sudah dilaksanakan kajian
mengenai desain interior kereta penumpang.
2) Indikator Kapasitas Produksi Kereta Penumpang dengan target 40 persen
dengan realisasi sebesar 10 persen atau telaksanakan sebesar 25 persen.
tidak terpenuhinya indikator ini disebabkan tidak tercapai target ekspor.
3) Untuk indikator Bertambahnya Jumlah dan Jenis Industri Komponen dengan
87
![Page 99: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/99.jpg)
target 25 persen dan tidak dapat terealisasi. Karena industri komponen
kereta penumpang yang ada dapat memenuhi pasar dalam negeri yakni
komponen yang diproduksi dengan low techmologi namun belum mampu
memproduksi komponen kereta yang menggunakan high technologi.
4) Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja yang Bersertifikat dengan target sebanyak
120 orang dan realisasinya sebanyak 60 orang atau tercapai sebesar 50 persen.
5) Penguasaan Teknologi KBM Multiguna Pedesaan di bidang perakitan
dengan target 6 merk dalam negeri (unit) dan realisasi 3 merk dalam negeri
(unit) atau dapat tercapai 50 persen pada tahun 2017. Anggaran yang
digunakan dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp.
1.607.500.000,- (satu miliar enam ratus tujuh juta lima ratus ribu rupiah).
6) Meningkatnya Jumlah Industri Komponen Teknologi KBM Multiguna
Pedesaan di bidang komponen ditargetkan 30 unit (perusahaan) tidak
dapat terealisasi. Karena industri komponen KBM yang ada dapat
memenuhi kebutuhan KBM Multiguna Pedesaan.
7) Tersusunnya regulasi low carbon emision car tidak dapat direalisasikan, namun
masih dalam proses yaitu Kemenperin telah mengirimkan surat ke Kemenkeu
yang dilengkapi dengan kajian terkait dengan usulan insentif LCEC. Anggaran
yang digunakan dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp.
877.600.000,- (delapan ratus tujuh puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah).
3. Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Tabel 3.38
Capaian Program Penumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 5 2 40
Daya Saing Industri Standardisasi
Industri Maritim,
Maritim, Bidang Industri
Kedirgantaraan
Kedirgantaraan Maritim,
dan Alat
dan Alat Kedirgantaraan
Pertahanan
Pertahanan dan Alat
Pertahanan
88
![Page 100: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/100.jpg)
Meningkatnya Orang 380 120 31
Kompetensi SDM
Industri Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Meningkatnya Unit 1 1 100
Kemampuan
Teknologi Industri
Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Terlaksananya Promosi 10 3 30
promosi dan
kerjasama Industri
Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Penguatan Struktur Terevitalisasinya PDRKN 1 1 100
Industri Melalui pusat desain dan
Keterkaitan antara rekayasa kapal
Industri Hulu (dasar), nasional
Intermediate dan
Terevitalisasinya Lokasi 9 7 77
Industri Hilir (light) industri galangan
kapal di 9 lokasi
(pembangunan
atau renovasi
bantuan alat
peningkatan SDM
bersertifikat)
Tersusunnya RPP RPP 1 1 100
tentang fasilitas
89
![Page 101: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/101.jpg)
PPN tidak
dipungut atas
penyerahan kapal
Terevisinya PP No. PP 1 1 100
52 Tahun 2011
Tervasilitasinya BMDTP 50 1 2
BMDTP khusus
sesuai karakteristik
industri
perkapalan
Terfasilitasinya kebijaka 1 1 100
harmonisasi bea n
masuk komponen
Terfasilitasinya kebijaka 1 1 100
keringanan tarif n
penyewaan lahan
untuk galangan
kapal BUMN
dengan PT.
Pelindo dan
khusus PT. PAL
dengan TNI AL
Meningkatnya jenis dan 40 0 0
jumlah jenis dan kompon
komponen en
pesawat N219
yang bersertifikat
a. Sasaran Meningkatnya Daya Saing Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan,
dan Alat Pertahanan dengan target 5 standar dan realisasinya 2 Standar atau
sebesar 40 persen. Capaian yang dimaksud adalah Desain standar untuk
kapal ikan.
90
![Page 102: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/102.jpg)
2) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Maritim, Kedirgantaraan,
dan Alat Pertahanan dengan target tahun 2017 sebanyak 380 Orang dan
realisasi sebanyak 120 Orang atau 31 persen. Anggaran yang digunakan
dalam rangka pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 2.707.000.000,-
(dua miliar tujuh ratus tujuh juta rupiah). Indikator ini sesuai dengan target
Prioritas yakni Perpres No 16 Tahun 2017 mengenai maritim.
3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan dengan target 1 Unit dan realisasinya
1 Unit atau tercapai 100 persen. Anggaran yang digunakan dalam rangka
pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 1.600.000.000,- (satu miliar enam
ratus tujuh juta rupiah). Pencapaian target ini ditandai dengan Pembuatan
Desain Standart Kapal Purse Seine Pelagis Kecil 1.600.000.000, 150 GT dan
Kapal Gillnet (Jaring Insang) Oceanic 150.
4) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerja sama Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan dengan target sebanyak 10 promosi
tetapi capaian realisasi 3 promosi atau 30 persen. Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka Terlaksananya Promosi dan Kerja sama Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan adalah Fasilitasi Pameran INAMARINE
di Surabaya, Majalah IMATAP dan Singapore Airshow.
b. Sasaran Penguatan Struktur Industri melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar),
Industri Intermediate, dan Industri Hilir (light) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terevitalisasinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional dengan
target 1 PDRKN dan realisasinya 1 PDRKN atau tercapai sebesar 100 persen
pada tahun 2017. Anggaran yang digunakan dalam rangka pencapaian
target tersebut sebesar Rp. 1.785.000.000,- (satu miliar tujuh ratus delapan puluh
lima juta rupiah). kegiatan yang dilakukan Direktorat IMATAP untuk pencapaian
target ini adalah berupa Bantuan Hardware dan Software.
2) Indikator Terevitalisasinya Industri Galangan Kapal di 9 lokasi
(pembangunan/renovasi, bantuan alat, dan peningkatan SDM bersertifikasi)
dan realisasi yang dicapai tahun 2017 adalah 7 lokasi atau 77 persen.
Kegiatan yang dilakukan Direktorat IMATAP untuk pencapaian target ini
adalah pelaksanaan Diklat dan sertifikasi SDM perkapalan (serang,
bandung, solo, surabaya, makasar).
3) Indikator Tersusunnya RPP tentang Fasilitasi PPN tidak dipungut atas penyerahan
91
![Page 103: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/103.jpg)
kapal dengan capaian realisasi sebesar 100 persen atau 1 RPP ditahun 2015.
Fasilitasi PPN tidak dipungut merujuk kepada PP Nomor 69 Tahun 2015 dan
PMK Nomor 193/PMK/03/2015.
4) Indikator Terevisinya PP No. 52 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2007 tentang fasilitas pajak
penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu
dan/atau didaerah-daerah tertentu dengan target 1 PP dengan realisasi 1
PP atau tercapai sebesar 100 persen pada tahun 2017.
5) Indikator Terfasilitasinya BMDTP khusus sesuai karateristik industri perkapalan
dimana target 50 BMDTP dan hanya dapat direalisasikan sebanyak 1 BMDTP
atau sebesar 2 persen. Tahun 2018 akan menggunakan mekanisme chapter 98.
6) Indikator Terfasilitasinya harmonisasi bea masuk komponen dengan target
pada tahun 2017 sebanyak 1 kebijakan dan realisasinya 1 Kebijakan atau
tercapai sebesar 100 persen di tahun 2017.
7) Indikator Terfasilitasinya keringanan tarif penyewaan lahan untuk galangan
kapal BUMN dengan PT. Pelindo dan khusus PT. PAL dengan TNI AL. Target
pada tahun 2017 sebanyak 1 kebijakan dan realisasinya 1 Kebijakan atau
dapat terlaksanakan sebesar 100 persen.
8) Indikator Meningkatnya Jumlah Jenis dan Komponen Pesawat N219 yang
bersertifikat dengan target 40 jenis dan tidak dapat terealisasi. Karena
tingginya standar komponen pesawat dan peluang terbentuknya kawasan
industri kedirgantaraan masih dalam kajian.
4. Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Tabel 3.39
Capaian Program Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya Standar 15 8 53
Daya Saing Industri Standardisasi
Industri
Permesinan dan Bidang Industri
Permesinan dan
Alat Mesin Permesinan dan
Alat Mesin
Pertanian Alat Mesin
92
![Page 104: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/104.jpg)
Pertanian Pertanian
Meningkatnya Orang 300 400 133
Kompetensi SDM
Industri
Permesinan dan
Alat Mesin
Pertanian
Meningkatnya Unit 5 2 40
Kemampuan
Teknologi Industri
Permesinan dan
Alat Mesin
Pertanian
Terlaksananya Promosi 7 9 128
promosi dan
kerjasama Industri
Permesinan dan
Alat Mesin
Pertanian
Terbentuknya pusat 1 0 0
pusat pengem
pengembangan bangan
teknologi Industri
Mesin perkakas
dan Industri Alat
Kesehatan
(pembangunan
dan
kelembagaan)
Terbentuknya dan lokasi 6 2 33
berkembangnya
ALSINTAN Center
di Luar Pulau Jawa
(Sumbar, Kalbar,
93
![Page 105: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/105.jpg)
Sulsel, NTB, NTT
dan Kaltim)
(pembangunan
dan
kelembagaan)
a. Sasaran meningaktnya daya saing Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terlaksananya standarisasi bidang Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian dengan target 15 standar dan realisasi sebanyak 8 Standar
atau tercapai sebanyak 53 persen. Anggaran yang digunakan untuk
pencapaian target ini adalah sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
per satu RSNI, jadi kumulatif anggaran yang dugunakan guna pencapaian
target ini adalah sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah).
Rincian 8 RSNI tersebut adalah:
Penyusunan RSNI keselamatan permesinan-prinsip-prinsip umum untuk
desain-penilaian risiko dan risiko pengurangan (ISO 12100-2010(E), IDT.
Penyusunan RSNI boiler dan bejana bertekanan bagian 2 : material.
Penyusunan RSNI pintu gulung tahan api untuk penggunaan
dibangunan atau gedung-syarat mutu dan metode uji.
Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan
bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (CNG) sebagai
sistem penggeraknya.
Penyusunan RSNI pemasangan komponen khusus pada kendaraan
bermotor menggunakan gas bumi bertekanan (LPG) sebagai sistem
penggeraknya.
Penyusunan RSNI mesin streaching keju-bagian 1 mesin streaching
keju-syarat mutu dan metode uji.
Penyusunan RSNI mantel rol gilingan tebu untuk kapasitas hingga
10.000 TCD dan 15.000 TCD.
Penyusunan RSNI traktor roda rantai dengan menggunakan bajak rotar.
Selain RSNI ada juga satu Permenperin SNI yang disusun Direktorat
IPAMP adalah Penyusunan rancangan peraturan Menteri Hand
Spayer Gendong Semi Otomatis secara Wajib di Jakarta.
2) Indikator Meningkatnya kompetensi SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin
94
![Page 106: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/106.jpg)
Pertanian dengan target tahun 2017 sebanyak 300 Orang dan terealisasi
sebanyak 400 Orang atau tercapai sebesar 133 persen. Direktorat IPAMP
menyelenggarakan 20 pelatihan dengan jumlah peserta berkisar 10 sampai
dengan 25 orang. Anggaran yang digunakan untuk pencapaian target ini
adalah sebesar Rp. 2.880.000.000,- (dua miliar delapan ratus delapan puluh
juta rupiah). rincian pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM
SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebagai berikut:
Pelatihan Peningkatan Kemampuan SDM Industri Alsintan di Bidang
Pengelasan melalui Sertifikasi Kompetensi Skema Las SMAW Pelat
untuk mendukung Pedal Tresel, di Banda Aceh, tanggal 6 s/d 15
Maret 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000
dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri alat pertanian
melalui sertifikasi kompetensi skema SMAW dasar pengelasan untuk
mendukung pembuatan komponen dryer" di Kudus tanggal 28
Agustus s.d. 11 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar
Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik bidang permesinan sub.
bidang keahlian pengoperasian mesin bubut untuk part power sprayer
di Tangerang tanggal 17 s.d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi
kompetensi skema mengoperasikan mesin CNC untuk mendukung
pembuatan komponen mesin diesel" di Semarang tgl. 28 Agustus s.d.
11 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.
200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pembayaran Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Teknik Bidang
Permesinan Sub Bidang Keahlian Pengopersaian Mesin CNC Dasar,
di Bandung tanggal 17 s/d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi
kompetensi skema membuat dasar untuk mendukung pembuatan
komponen bed rumah sakit" di Jogyakarta tanggal 28 Agustus s.d. 11
Agustus 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000
95
![Page 107: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/107.jpg)
dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan uji kompetensi proses permesinan dengan
menggunakan mesin bubut dan mesin freis tingkat lanjut" di
surabaya tanggal 9 s.d 20 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan sertifikasi SDM industri berbasis kompetensi di bidang
pengelasan logam menggunakan arus listrik (SMAW) dasar" di Ciawi
- Bogor, tanggal 17 s.d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri melalui sertifikasi
kompetensi skema las GMAW dasar untuk medukung pembuatan
alat bantu produksi" di Semarang, tanggal 28 Agustus s.d 11
September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000
dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan uji kompetensi las SMAW, GMAW, GTAW untuk posisi
vertical (3G)" di Surabaya tanggal 9 s.d 20 Oktober 2017. Anggaran
yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta
sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan uji kompetensi inspektur las tingkat dasar" di Surabaya tgl.
9 s.d. 20 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.
200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Teknik Bidang Pengecoran Logam
Sub Bidang Keahlian Inpseksi Benda Cor dan Operasi Tanur Peleburan,
di Tangerang tanggal 17 s/d 28 Juli 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik bidang pengecoran
logam sub. bidang keahlian pembuatan cetakan dan inti secara
manual" di Klaten, tanggal 28 Agustus s.d 11 Septemberi 2017.
Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah
peserta sebanyak 20 Orang.
Pelatihan dan sertifikasi kompetensi teknik skema menggambar CAD
mekanik" di Surabaya, tanggal 12 Agustus s.d 23 Oktoberi 2017.
Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah
peserta sebanyak 20 Orang.
96
![Page 108: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/108.jpg)
Pelatihan dan sertifikasi peningkatan kemampuan SDM industri
berbasis kompetensi di bidang inspektur Las I" di Bandung, tanggal
13 s.d 24 Nopember 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.
100.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 10 Orang.
Pelatihan dan sertifikasi peningkatan kemampuan SDM industri
berbasis kompetensi di bidang inspektur Las II" di Bandung, tanggal
13 s.d 24 Nopember 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp.
100.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 10 Orang.
Pelatihan peningkatan kemampuan SDM industri berbasis
kompentensi di bidang pengecoran baja di Jakarta, tanggal 4 – 14
September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar Rp. 200.000.000
dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.
Pelatihan pengembangan kompetensi kerja pengelasan pada
industri permesinan dan alat mesin pertanian di Solo tangal 16
Agustus – 29 September 2017. Anggaran yang digunakan sebesar
Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.
Pelatihan peningkatan kemapuan SDM ind. permesinan di bidang
pengejaan logam (Metal Working) untuk pemograman mesin CNC
di Bandung tanggal 25 September – 6 Oktober 2017. Anggaran yang
digunakan sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak
25 Orang.
Pelatihan SDM industri alsintan di bidang fabrikasi mesin-mesin alsintan di
Banjarmasin tanggal 9 – 18 Oktober 2017. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 200.000.000 dengan jumlah peserta sebanyak 25 Orang.
3) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian dengan target 5 Unit dan terealisasi sebanyak 2 Unit atau
tercapai sebesar 40 persen. Anggaran yang digunakan Direktorat IPAMP
guna pelaksanaan dua kegiatan ini adalah sebesar Rp. 647.100.00,- (enam
ratus empat puluh tujuh juta seratus ribu rupiah). Rincian dari indikator ini
sebagai berikut:
Penyusunan Roadmap Pengembangan Teknologi Sektor Industri
Alat kesehatan dan industri pelestarian lingkungan. Anggaran yang
digunakan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
Penyusunan roadmap pengembangan teknologi sektor industri alat
97
![Page 109: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/109.jpg)
mesin pertanian dan mesin perkakas. Anggaran yang digunakan
sebesar Rp. 447.100.000,- (empat ratus empat puluh tujuh juta rupiah).
4) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian dengan target sebanyak 7 Promosi dan terealisasi
sebanyak 9 Promosi atau tercapai sebesar 128 persen. Rincian promosi yang
dilaksanakan sebagai berikut:
Fasilitasi dan desain booth pada pameran Indomediacare Expo
2017" di Jakarta tgl. 28 - 30 Nopember 2017.
Fasilitasi dan desain booth pada pameran From Farm To Table (FFTT)
Expo 2017" di Jakarta tgl. 6 - 9 Desember 2017.
Fasilitasi dan desain booth pada pameran pameran romansa
Purworejo Expo di Purworejo tanggal 1 – 5 Nopember 2017.
Fasilitasi dan desain booth pada Pameran The 3rd International Farming
Technology (IFT) Expo di Jakarta tanggal 28 – 30 September 2017.
Fasilitas dan desain booth pada Pameran Refrigeration & HVC
Indonesia di Jakarta tanggal 28 – 30 September 2017.
Fasilitasi dan desain booth pada Pameran Pekan Kreatif Nusantara
2017 di Ungaran tanggal 7 – 10 Desember 2017.
Fasilitasi dan Desain Booth pada Pameran Indonesia Energy
Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE) 2017
di Jakarta tanggal 9 – 10 Mei 2017.
Fasilitasi dan Desain Booth pada Pameran Power Plant, Manufacturing-
Automation Expo (POWERMAX 2017) di Jakarta tanggal 26 – 28 Juli 2017.
Temu usaha penggunaan teknologi dalam upaya tingkatkan daya
saing produk perikanan tangkap di Aceh tanggal 3 Nopember 2017.
5) Indikator Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas
dan Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan) dengan target
sebesar 1 Pusat Pengembangan namun tidak dapat terealisasi karena
Pengadaan Lift tidak dapat terwujud disebabkan waktu pelaksanaan yang
terlalu pendek dan kesulitan memperoleh izin K3L dari ITB.
6) Indikator Terbentuknya dan Berkembangnya Alsintan Center di Luar Pulau Jawa
(Sumbar, Kalbar, Selsel, NTB, NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan
Kelembagaan) dengan target ditahun 2017 sebesar 6 Lokasi dan terealisasi
sebanyak 2 Lokasi atau tercapai sebesar 33 persen. anggaran yang digunakan
98
![Page 110: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/110.jpg)
guna pencapaian target ini masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) jadi kumulatfi yang digunakan sebesar 100.000.000
(seratus juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
Workshop pengembangan daya saing melalui fasilitasi
pengembangan pusat layanan teknis permesinan dan alat mesin
pertanian" di Pontianak (Kalbar) pada tanggal 25 Juli 2017.
Workshop dalam rangka koordinasi program pengembangan industri
alsintan di daerah potensial pertanian di Padang tanggal 26 Oktober
2017.
5. Penumbuhan Industri Elektrinika dan Telematika
Tabel 3.40
Capaian Program Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Penumbuhan Meningkatnya Terlaksananya ICT 5 5 100
Daya Saing Industri pembangunan Center
Industri Elektronika
Elektronika dan dan
dan Telematika
Telematika pengembangan 5
(lima) ICT Center
dalam bentuk
Incubator Bussines
Center (IBC) Rice
Technopark
Pembangunan 5 Daerah 5 5 100
(lima) Science &
Technopark di
daerah-daerah
Kab./Kota
Terlaksananya Standar 2 6 300
Standardisasi
Bidang Industri
Elektronika dan
Telematika
99
![Page 111: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/111.jpg)
Meningkatnya Orang 285 550 193
Kompetensi SDM
Industri Elektronika
dan Telematika
Meningkatnya Unit 2 2 100
Kemampuan (produk)
Teknologi Industri
Elektronika dan
Telematika
Terlaksananya Promosi 2 2 100
promosi dan
kerjasama Industri
Elektronika dan
Telematika
a. Sasaran Meningkatnya Daya Saing Industri Elektronika dan Telematika dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 ICT Center
dalam bentuk Incubator Bussines Center (IBC), RICE dan Technopark) dapat
terealisasi sebanyak 5 ICT Center atau tercapai sebesar 100 persen. Alokasi
anggaran yang diperuntukan guna pencapaian target ini sebesar Rp.
20.800.000.000,- (dua puluh miliar delapan ratus juta rupiah) dengan realisasi
anggaran sebesar 81,86 persen atau sebesar Rp. 17.026.880.000,- (tujuh belas
miliar dua puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah). kegiatan
dilakukan antara lain pelatihan dan sertifikasi pada technopark, FGD dan
Workshop. Selain itu Fasilitasi Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan, yaitu
telah dilakukannya serah terima pada triwulan IV tahun 2017.
2) Indikator Pembangunan 5 Science dan Technopark di Daerah-daerah
Kabupaten/Kota dapat terealisasi di 5 Daerah atau tercapai sebesar 100
persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna pencapaian target ini
sebesar Rp. 20.800.000.000,- (dua puluh miliar delapan ratus juta rupiah) dengan
realisasi anggaran sebesar 81,86 persen atau sebesar Rp. 17.026.880.000,- (tujuh
belas miliar dua puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).
100
![Page 112: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/112.jpg)
kegiatan dilakukan antara lain pelatihan dan sertifikasi pada technopark, FGD
dan Workshop. Selain itu Fasilitasi Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan,
yaitu telah dilakukannya serah terima pada triwulan IV tahun 2017.
3) Indikator Terlaksananya Standardisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika
dengan target sebanyak 2 Standar dan terealisasi sebanyak 6 Standar atau
tercapai sebesar 300 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna
pencapaian target ini sebesar Rp. 1.370.000.000,- (satu miliar tiga ratus tujuh
puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 88,25 persen atau sebesar
Rp. 1.209.025.000,- (satu miliar dua ratus sembilan juta dua puluh lima ribu
rupiah). Untuk Standardisasi di Elektronika memiliki Target 2 RSNI dan 2 RSKKNI,
pada tahun 2017 menghasilkan 6 RSNI dibidang industri elektronika.
4) Indikator Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika
dengan target sebanyak 285 Orang dan terealisasi sebanyak 550 Orang
atau tercapai sebesar 193 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan
guna pencapaian target ini sebesar Rp. 4.050.000.000,- (empat miliar lima
puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 88,12 persen atau
sebesar Rp. 3.568.860.000,- (tiga miliar lima ratus enam puluh delapan juta
delapan ratus enam puluh ribu rupiah).
5) Indikator Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri dan Telematika
dengan target 2 unit (produk) dan realisasinya 2 unit (produk) atau sebesar
100 persen. Untuk indikator ini telah masuk kedalam technopark karena
salah satu fungsi technopark adalah pusat riset dan pengembangan, tahun
ini telah dibuat beberapa prototype Software pendeteksi BMN, Software
analisis menggunakan media sosial.
6) Indikator Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektronika dan
Telematika dengan target 2 Promosi dan terealisasi 2 Promosi atau tercapai
sebesar 100 persen. Alokasi anggaran yang diperuntukan guna pencapaian
target ini sebesar Rp. 3.260.000.000,- (tiga miliar dua ratus enam puluh juta
rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar 63,08 persen atau sebesar Rp.
2.056.408.000,- (dua miliar lima puluh enam juta empat ratus delapan ribu
rupiah). Pada Triwulan I telah dilaksanakan Pameran CeBIT 2017 di Hannover,
Jerman, Pada Triwulan II telah dilakukan Pameran Industri Elektronika dan
Telematika di Plaza Industri dan Pameran Communic Asia 2017 di Singapore,
Pada Triwulan IV telah dilakukan pameran IIXS 2017 di JCC.
101
![Page 113: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/113.jpg)
6. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika
Tabel 3.41
Capaian Program Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR SATUAN T R %
KEGIATAN
Penyusunan dan Penguatan Struktur Terbentuknya 1 Unit 1 1 100
Industri melalui Mould and Dies
Evaluasi Program
Keterkaitan antara Center
Penumbuhan
Industri Hulu (dasar), (pembangunan
Industri Logam,
intermediate, dan dan
Mesin, Alat
Industri Hilir (light) Kelembagaan)
Transportasi dan
Elektronika
a. Sasaran Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika dengan indikator Penguatan Struktur Industri
melalui Keterkaitan antara Industri Hulu (dasar), Intermediate, dan Industri Hilir
(light), dengan target Terbentuknya 1 mould and dies center (Pembangunan
dan Kelembagaan) sudah terealisasi pada tahun 2015.
G. PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN ILMATE
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, Direktorat Jenderal
ILMATE telah menetapkan fokus pengembangan industri prioritas di bidang industri
logam, mesin, alat transportasi dan elektronika yang akan dikembangkan sampai
dengan tahun 2019. Industri prioritas Sektor ILMATE antara lain:
b. Industri Logam Dasar
Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar
Industri pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi
Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth) dan bahan nuklir
c. Industri Alat Transportasi
Industri kendaraan bermotor
Industri kereta api
102
![Page 114: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/114.jpg)
Industri perkapalan
Industri kedirgantaraan
d. Industri Elektronika dan Telematika
Industri Elektronika
Industri Komputer, Industri Peralatan Komunikasi
e. Industri Barang Modal, Komponen Bahan Penolong dan Jasa Industri
Industri Mesin dan Perlengkapan
Jasa Industri
f. Industri Pembangkit Listrik
Industri Alat Kelistrikan: Motor/generator listrik, Baterai, Solar cell.
Dari fokus pengembangan industri prioritas berdasarkan RIPIN, Direktorat Jenderal
ILMATE menurunkannya menjadi Kegiatan Prioritas. Rincian capaian kegiatan prioritas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.42
Capaian Program Prioritas Ditjen ILMATE
No Program/kegiatan Pagu Target Realisasi satuan
(Rp. Juta)
Program Penumbuhan dan Pengembangan ILMATE
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
1 Sertifikasi TKDN produk industri MAA 1200 100 100 Sertifikat
2 Pengembangan PDRKN 3500 1 1 PDRKN
3 Pelatihan dan Sertifikasi SDM Industri Alat 3750 220 220 Sertifikat
Transportasi dan Alat Pertahanan
4 Desain kapal nasional 4000 2 2 Desain
5 Kajian kebijakan tentang pembangunan 3500 1 - Kajian
Maintenance, Repair and Overhaul (MRO)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika
6 Pusat riset dan pengembangan produk 13000 1 1 Pusat riset
telematika
103
![Page 115: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/115.jpg)
7 Pusat pertumbuhan industri konten 17000 4 4 Pusat
pertumbu
han
8 Penguatan Infrastruktur Lab Uji Dalam 7000 1 1 Mesin/Per
Rangka pengembangan industri telepon
alatan
seluler
9 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 700 1 - RSKKNI
Nasional Industri (RSKKNI) sektor Industri
elektronika dan telematika
10 Rancangan Standar Nasional Indonesia 500 2 6 RSNI
(RSNI) Produk Industri Elektronika dan
Telematika
11 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib 500 2 - SNI
Produk Industri Elektronika dan Telematika
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
12 Peningkatan Kompetensi dan sertifikasi SDM 3.266 280 280 Orang
Industri sektor Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian
13 Peningkatan Kompetensi SDM Industri sektor 1.343 100 100 Orang
Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
14 Pusat Pengembangan Teknologi 5.446 1 1 Pusat
Teknologi
15 Peningkatan Kemampuan Industri 287 2 2 Perusaha
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang
an
Memiliiki Keterbatasan Dalam Penerapan
SNI Wajib
16 Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib 362 2 - Perusaha
Produk Logam di Pabrik
an
17 Sertifikasi TKDN produk Industri Permesinan 1.658 150 150 Sertifikat
dan Alat Mesin Pertanian
18 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 574 10 - RSKKNI
Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri
104
![Page 116: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/116.jpg)
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
19 Rancangan Standar Nasional Indonesia 1.578 8 8 RSNI
(RSNI) Produk Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
20 Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam 499 100 128 Sertifikat
Negeri Industri Logam
21 Peningkatan Kemampuan Industri Logam 795 20 25 Perusaha
yang Memiliiki Keterbatasan Dalam
an
Penerapan SNI Wajib
22 Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib 948 15 15 Perusaha
Produk Logam di Pabrik
an
23 Rancangan Standar Kompetensi Kerja 900 2 0 RSKKNI
Indonesia (RSKKNI) Sektor Industri Logam
24 Rancangan Standar Nasional Indonesia 1.540 5 5 RSNI
(RSNI) Produk Industri Logam
25 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib 1.138 3 3 SNI
Produk Industri Logam
Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan secara keseluruhan terpenuhi, baik
Sertifikasi TKDN, Pengembangan PDRKN, Sertifikasi SDM Industri, dan Desain kapal.
Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah Kajian
kebijakan tentang pembangunan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) karena
penghematan anggaran, maka tahapan pelaksanaan hanya mencakup FGD dan
pelatihan. Penyusunan kajian kebijakan tentang MRO akan dilaksanakan tahun 2018.
Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Elektronika dan Telematika secara keseluruhan terpenuhi, baik pengembangan Pusat riset,
pertumbuhan industri konten, Penguatan Infrastruktur Lab Uji, dan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI). Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika adalah Rancangan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Industri (RSKKNI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib karena untuk SNI
Draft sudah disampaikan kepada Biro Hukum sejak bulan November
105
![Page 117: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/117.jpg)
2017 namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut sedangkan untuk RSKKNI
disebabkan oleh adanya penghematan anggaran. Recananya penyusunan RSKKNI
akan dilaksanakan tahun 2018.
Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian secara keseluruhan terpenuhi, baik Peningkatan
Kompetensi dan sertifikasi SDM, Peningkatan Kompetensi SDM Industri, Pusat
Pengembangan Teknologi, Peningkatan Kemampuan Industri yang Memiliiki Keterbatasan
Dalam Penerapan SNI Wajib, Sertifikasi TKDN, dan Rancangan Standar Nasional Indonesia
(RSNI). Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi pada Program Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian adalah Pengawasan
Pemberlakuan SNI Wajib Produk Logam di Pabrik, dan Rancangan Standar Kompetensi
Kerja Indonesia (RSKKNI) karena kurangnya koordinasi dengan pihak terkait(SNI) dan judul-
judul SKKNI untuk bidang mekatronika telah disusun pada tahun sebelumnya dan tidak ada
usulan penyusunan judul lainnya dari asosiasi terkait.
Capaian kegiatan prioritas Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam secara keseluruhan terpenuhi, baik Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri, Peningkatan Kemampuan Industri yang Memiliiki Keterbatasan Dalam Penerapan
SNI Wajib, Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib, Rancangan Standar Nasional Indonesia
(RSNI), dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib. Kegiatan prioritas yang tidak terealisasi
pada Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam adalah Rancangan
Standar Kompetensi Kerja Indonesia (RSKKNI) karena RSKKNI Rolling mill masih dalam proses
pembahasan dan Pembahasannya akan dianjutkan pada tahun anggran 2018.
106
![Page 118: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/118.jpg)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ditinjau dari aspek pencapain kinerja yang diamanahkan dalam rencana strategis,
rencana kerja, dan kinerja sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja Ditjen ILMATE Tahun 2017, maka secara garis besar Ditjen ILMATE
telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diemban. Hal
tersebut tercermin dari keberhasilan pencapaian sasaran strategis dan kinerja
lainnya sebagaimana diuraikan dalam BAB III, yang merupakan dampak dari
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Ditjen ILMATE. Adapun kesimpulannya dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Sasaran- sasaran strategis perspaktif pemangku kepentingan sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017 berhasil dicapai
Ditjen ILMATE dengan nilai rata-rata capaian sebesar 92,67 persen. Nilai capaian
ini sudah menggambarkan beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam
hal penetapan indikator dan target maupun strategi pencapaiannya.
b. Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017 berhasil dicapai Ditjen ILMATE
dengan nilai rata-rata sebesar 124,6 persen. capaian ini sudah menggambarkan
beberapa peningkatan dan perbaikan baik dalam hal penetapan indikator,
dan target maupun strategi pencapaiannya.
B. PERMASALAHAN DAN KENDALA
Faktor yang mempengaruhi tinggi /rendahnya atau tercapai/ tidak tercapainya
sasaran kinerja dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Faktor Internal Pemerintah
a. Adanya pemotongan dan penghematan anggaran oleh DJA.
b. Pengelompokan jenis industri dan penentuan sampel perusahaan yang
dilakukan oleh BPS belum bisa mewakili kondisi industri yang sesungguhnya.
c. Pemanfaatan BMDTP sangat minim.
d. adanya tumpang tindih regulasi.
107
![Page 119: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/119.jpg)
2. Faktor internal ILMATE
a. Kegiatan yang outputnya merupakan capaian Perkin kurang dioptimalkan.
b. Kegiatan yang outputnya merupakan capaian RPJMN kurang dioptimalkan.
c. Penyerapan Anggaran kurang optimal karena minimnya kegiatan yang
dilaksanakan di awal tahun sehingga menumpuk di akhir tahun.
d. Adanya capaian Perkin dan RPJMN yang tidak dapat dicapai.
3. Kondisi Industri
a. adanya komoditas yang sudah dapat diproduksi didalam negeri oleh
perusahaan A bahkan diekspor, sementara perusahaan B melakukan impor
terhadap komoditas tersebut.
b. harga gas untuk industri masih tinggi.
c. Ada beberapa daerah yang mempunyai potensi untuk dibangunnya
pabrik/kawasan industri namun terkendala ketersediaan energi.
d. Capaian Indusri secara makro masih didominasi oleh pengaruh investasi
dan pasar, sementara kemandirian manufaktur dan teknologi masih lemah.
C. REKOMENDASI
a. Perlu dikoordinasikan dengan baik agar kegiatan prioritas tidak terkena
pemotongan atau penghematan anggaran oleh DJA.
b. Ketersediaan data primer menjadi hal yang sangat penting untuk
mengidenifikasi dan menindaklanjuti permasalahan diindustri, oleh karena itu
optimalisasi pemanfaatan SIINAS perlu dilakukan.
c. Industri yang melakukan produksi berdasarkan order (misalnya industri
perkapalan), tidak dapat menggunakan fasilitas BMDTP karena membutuhkan
waktu yang cukup lama, oleh karena itu mekanisme BMDTP perlu disederhanakan.
d. Koordinasi antar Kementerian/Lembaga guna deregulasi perlu dilakukan.
e. Dalam pelaksanaan anggaran perlu perlu difokuskan kepada kegiatan yang
outputnya merupakan capaian Perkin.
f. Dalam pelaksanaan anggaran perlu difokuskan kepada kegiatan yang
outpunya merupakan capaian RPJMN.
g. Perlu dilakukan perencanaan dan persiapan yang baik agar optimalisasi
pelaksanaan kegiatan diawal tahun dapat terealisasi.
h. Perlu dilakukan pembahasan terkait adanya terget Perkin dan RPJMN yang tidak
dapat dicapai khususnya SKKNI, komponen Kereta Api dan Komponen Pesawat
108
![Page 120: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/120.jpg)
N219 serta tindaklanjutnya.
i. Ketersediaan informasi dan harmonisasi antar industri diindonesia perlu
dioptimalkan, selain itu pemerintah perlu melakukan kebijakan jangka pendek
untuk memfasilitasi biaya logistik.
j. Perlu dilakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM dan
Kementerian Keuangan untuk memberikan harga gas tertentu kepada industri
k. Informasi mengenai potensi dan kebutuhan energi perlu dikoordinasikan
dengan instansi terkait.
Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap para peneliti dan desainer.
109
![Page 121: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/121.jpg)
110
![Page 122: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/122.jpg)
EVALUASI RPJMN S.D TRIWULAN IV TAHUN 2017
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Capaian Indikator Anggaran Program (DIPA- Capaian Fisik Program
PROGRAM/ Program PP 39) (PP 39)
No SASARAN INDIKATOR SATUAN Ket KEGIATAN Target Realisasi Alokasi (miliar Realisasi Target (%) Realisasi
Rp) (%) (%)
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 13 14
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan
i Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat Standar 6 4 - Tidak dianggarkan pada TA 2017 Industri Alat Transportasi Darat - Tahap revisi permenperin terkait SNI Wajib Sepeda
(termasuk juga Sepeda Anak dan Sepeda Listrik)
- Sepeda Motor Listrik terdapat 3 RSNI yang sedang disusun
dan tinggal rapat konsensus
Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Alat Transportasi Darat Orang 120 60 Terdapat 3 angkatan @20 orang dan sudah terlaksana pada
0,7376 tahun 2017
Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Alat Transportasi Darat Unit (jenis) 3 3 Mohon penjelasan 3 jenis yang dibantu Tersedianya Kendaraan Tersedianya Peralatan Produksi Kendaraan Angkutan Umum Murah -
Angkutan Umum Murah (KAUM) Tidak dianggarkan pada TA 2017
Penguatan struktur industri Terbuatnya prototype kereta penumpang Unit 1 1 Sudah dilaksanakan kajian mengenai desain interior kereta melalui keterkaitan antara penumpang
industri hulu (dasar), industri
Kapasitas produksi kereta penumpang Persen 40 10 Tidak tercapai target ekspor
intermediate dan industri hilir
Bertambahnya jumlah dan Jenis industri komponen Persen 25 Hitung IUI dari BKPM (light)
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang Bersertifikat Orang 120 60
Terdapat 3 angkatan @20 orang dan sudah terlaksana pada
tahun 2017 Penguasaan Teknologi KBM Multiguna Pedesaan di bidang perakitan Merk Dalam 6 3
Negeri (unit) 1,6075 Terdapat 3 model kendaraan pedesaan yang telah didesain
Meningkatnya jumlah Industri Komponen Teknologi KBM Multiguna Unit 30
Pedesaan di bidang komponen (perusahaan)
Tersusunnya regulasi Low Carbon Emision Car Regulasi 1
- Kemenperin telah mengirimkan surat ke Kemenkeu yang
dilengkapi dengan kajian terkait dengan usulan insentif LCEC 0,8776
II Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Standar 5 2 Desain standar untuk kapal ikan sebanyak 2 standar Industri Maritim dan Alat Pertahanan
Kedirgantaraan dan Alat Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Orang 380 120 Tidak terdapat anggaran dan sesuai dengan target Prioritas
Pertahanan Pertahanan 2,707 Perpres no 16 tahn 2017 mengenai maritim
Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Maritim, Kedirgantaraan Unit 1 1 Pembuatan Desain Standart Kapal Purse Seine Pelagis Kecil dan Alat Pertahanan 1.600.000.000
1,6 150 GT dan Kapal Gillnet (Jaring Insang) Oceanic 150
Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Maritim, Kedirgantaraan Promosi 10 3 - Pameran yang telah dilaksanakan 3, yaitu : dan Alat Pertahanan
Penguatan struktur industri Terevitalisasinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional PDRKN 1 1 1,785 Bantuan Hardware dan Software melalui keterkaitan antara Terevitalisasinya industri galangan kapal di 9 lokasi Lokasi 9 7
Diklat dan sertifikasi SDM perkapalan (serang, bandung, solo, industri hulu (dasar), industri (Pembangunan/Renovasi, Bantuan Alat, Peningkatan SDM bersertifikasi)
sama dg row 94
intermediate dan industri hilir surabaya, makassar) (light) Tersusunnya RPP tentang Fasilitasi PPN tidak dipungut atas penyerahan RPP 1 1
kapal Sudah terbit peraturan
Terevisinya PP No. 52 Tahun 2011 PP 1 1 Sudah terbit peraturan Terfasilitasinya BMDTP khusus sesuai karakteristik industri perkapalan BMDTP 50 1
- Tahun 2018 akan menggunakan mekanisme chapter 98
Terfasilitasinya harmonisasi bea masuk komponen Kebijakan 1 1 draft permenperin sedang disusun dan diharapkan pada akhir 2017 selesai
Terfasilitasinya keringanan tarif penyewaan lahan untuk galangan kapal Kebijakan 1 1 Penyelesaiannya keringan tarif telah diselesaikan pada tingkat BUMN dengan PT Pelindo,dan khusus PT PAL dengan TNI AL Menko dan Menteri BUMN
Meningkatnya Jumlah Jenis dan komponen pesawat N219 yang Jenis dan 40
bersertifikat Komponen
III Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika
![Page 123: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/123.jpg)
Meningkatnya daya saing Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 (lima) ICT Center Sudah dilakukan pelatihan dan sertifikasi pada technopark, Industri Elektronika dan dalam bentuk Incubator Business Center (IBC), RICE dan Technopark
ICT Center 5 5 20,8 81,86% 100,00% 85,05% FGD dan Workshop, saat ini sudah selesai untuk Fasilitasi Telematika
Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan serah terima pada triwulan IV Pembangunan 5 Science and TechnoPark di daerah-daerah Sudah dilakukan pelatihan dan sertifikasi pada technopark, Kabupaten/Kota
Daerah 5 5 20,8 81,86% 100,00% 100,00% FGD dan Workshop, saat ini sudah selesai untuk Fasilitasi
Bantuan ke Technopark telah dilaksanakan serah terima pada triwulan IV
Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Elektronika dan Telematika Untuk Standardisasi di Elektronika memiliki Target 2 RSNI dan
Standar 2 6 1,37 88,25% 100,00% 300,00% 2 RSKKNI, pada tahun 2017 menghasilkan 6 RSNI dibidang
industri elektronika
Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Telematika Telah dilaksanakan pelatihan dan Sertifikasi dibidang industri
Elektronika dan Telematika, realisasi fisik mencapai 192 %
Orang 285 550 4,05 88,12% 100,00% 192,98% dibulan Desember Tahun 2017
- Pada bulan Desember target SDM nya sudah mencapai 550
orang
Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Elektronika dan Telematika Untuk indikator ini telah masuk kedalam technopark karena
salah satu fungsi technopark adalah pusat riset dan
Unit (produk) 2 2
pengembangan, tahun ini telah dibuat beberapa prototype
Software pendeteksi BMN, Software analisis menggunakan
media sosial, dll
Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektroika dan Telematika
Pada Triwulan I telah dilaksanakan Pameran CeBIT 2017 di
Hannover, Jerman, Pada Triwulan II telah dilakukan Pameran
Promosi 2 2 3,26 63,08% 100,00% 100,00% Industri Elektronika dan Telematika di Plaza Industri dan
Pameran Communic Asia 2017 di Singapore, Pada Triwulan IV
telah dilakukan pameran IIXS 2017 di JCC
IV Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
Penguatan struktur industri Terbentuknya 1 Mould and Dies Center (Pembangunan dan Kelembagaan) Unit 1
melalui keterkaitan antara
industri hulu (dasar), industri
intermediate dan industri hilir (light)
V Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Meningkatnya daya saing Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Permesinan dan Alat Mesin Standar 15 8 53,33 8 RSNI terlampir di halaman berikut Industri Permesinan dan Alat Pertanian
Mesin Pertanian Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Orang 300 400 133,33 Terlampir di hal berikut Pertanian
Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Unit 5 2 40,00 Terlampir di halaman berikut Pertanian
Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Permesinan dan Alat Mesin Promosi 7 9 128,57 Terlampir di halaman berikut Pertanian
Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas Pusat 1 - 0,00 Pengadaan Lift tidak dapat terwujud karena waktu dan Industri Alat Kesehatan (Pembangunan dan Kelembagaan) Pengembangan pelaksanaan yang terlalu pendek dan kesulitan memperoleh
izin K3L dari ITB Terbentuknya dan berkembangnya Alsintan Center di luar Pulau Jawa Lokasi 6 2
33,33 Pengembangan Alsintan Center di Kalbar dan Inisiasi Alsintan (Sumbar, Kalbar, Sulsel, NTB,NTT, dan Kaltim) (Pembangunan dan Kelembagaan) Center di Sumatera Barat
VI Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam
Meningkatnya Populasi Industri Terbangunnya Industri Pengolah Hasil Tambang Mineral menjadi Produk Industri 1 1 0,663 92,6 100 100 Steel Conference pada Mei 2017 dalam rangka fasilitasi Sedang dan Besar Material Dasar dan Jasa Industri pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon, fasilitasi
Logam (Quickwins: Hilirisasi
pengembangan industri di Morowali
Hasil Tambang ke Produk dan
Terfasilitasinya pengembangan industri material dasar logam khusus Industri 1 1 0,570 92,1 100 100 Telah ditandatangani MOU dengan 6 K/L antara lain Jasa Industri)
Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN,
Badan Tenaga Nuklir Nasional, BPPT.
Revitalisasi Industri Material Bantuan peralatan dan mesin penumbuhan industri material dasar logam Paket 1 - Tidak dianggarkan pada tahun 2017 karena keterbatasan Dasar Logam anggaran
Meningkatnya daya saing Tersusunnya Standar Nasional Indonesia Produk Industri Material Dasar SNI 3 5 1,540 91,8 100 166,7 RSNI BTB, RSNI Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin (Bj Industri Material Dasar Logam Logam D), RSNI Baja Lapis Alumunium (Bj LAM), RSNI Baja Lembaran
Pelat dan Gulungan Canai Panas untuk Aplikasi Struktur
Umum dan Struktur Las (Bj PS), RSNI Alumunium Sheet
Peningkatan Kerjasama, Iklim Usaha, Promosi dan Investasi Industri Usulan 33 36 2,672 94,8 100 109,1 Usulan BMDTP, Usulan transposisi HS 2017dalam rangka Material Dasar Logam AJCEP, 36 peserta pameran dengan 44 stand
![Page 124: KATA PENGANTAR - ilmate.kemenperin.go.idilmate.kemenperin.go.id/document/1540209081_1538117312_Lakip Ditjen...KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi,](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca3cfc788c99313358b7383/html5/thumbnails/124.jpg)
Meningkatnya Kompetensi SDM dan tersusunnya RSKKNI Industri Material Orang/RSKKNI 1 - SKKNI industri penggilingan Baja Dasar Logam
Hilirisasi hasil tambang ke Terfasilitasinya Pembangunan Industri: 1. Smelter Baja di Batu Licin Industri Yang 2 2 100 100 Beroperasinya PT. Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless produk dan jasa industri (Kalsel) dan Medan (Sumatera Utara) 2. Alumina Refinery di Menpawah Terfasilitasi Steel; Beroperasinya PT. Virtue Dragon; Beroperasinya PT.
dan Ketapang (Kalbar) 3. Smelter Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata
COR Indonesia; Beroperasinya PT. Indonesia Ruipu Nickel and
(Smelter) 4. Smelter Nickel di Morowali (Sulteng), Pomalaa (Sultra),
Chrome; Perluasan Pabrik Alloy & Billet PT. Inalum Sangata (Smelter)
Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Tenaga Kerja Industri Baja Industri Yang -
di Kalimantan Selatan 2. Terfasilitasinya pembangunan Pusat Pelatihan Terfasilitasi Tenaga Kerja Industri berbasis Nikel di Sulteng Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Pembangunan Laboratorium Logam Tanah Jarang untuk Laboratorium -
Bahan Baku Industri Yang terfasilitasi Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Penelitian pemanfaatan Logam Tanah Jarang untuk produk Penelitian yang -
Industri terfasilitasi Tidak dianggarkan Terfasilitasinya Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang Pilot Plant Yang -
Terfasilitasi Tidak dianggarkan