daftar isi - dpmfem.lk.ipb.ac.iddpmfem.lk.ipb.ac.id/files/2014/11/buku-peraturan-km-ipb-2012.pdf ·...

98

Upload: trankhanh

Post on 14-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2

DAFTAR ISI

Halaman

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ................................................... 3

GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI KM IPB ................... 10

1. KETETAPAN MPM KM IPB 2011-2012

No. 001/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Tata Kerja MPM KM IPB .. 17

No. 002/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Mekanisme Penyelesaian

Perkara KM IPB ............................................................................................. 25

No. 003/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Tata Cara Persidangan

MPM KM IPB................................................................................................ 29

No. 005/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Mekanisme Laporan

Pertanggungjawaban LK KM IPB ................................................................. 34

2. UNDANG UNDANG KM IPB

UU KM Nomor 001 Tahun 2012 tentang Pemilihan Raya (Pemira)............. 41

UU KM Nomor 002 Tahun 2012 tentang Tatacara Pelaksanaan Pengawasan

LK KM IPB.................................................................................................... 56

UU KM Nomor 003 Tahun 2012 tentang Keuangan KM IPB ...................... 69

3. KEPUTUSAN DPM KM IPB

No. 007/KPTS/DPM-KM/IPB/V/2012 Tentang Tata Kerja DPM KM IPB 85

3

UNDANG -UNDANG DASAR

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TAHUN 2011

4

UNDANG – UNDANG DASAR

KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TAHUN 2011

MUKADIMAH Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia mengantarkan rakyat Indonesia

ke era perjuangan, menegakkan kebenaran dan keadilan di muka bumi ini di dalam kedudukan

yang sejajar dengan bangsa lain. Perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan

belumlah selesai dan merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.

Mahasiswa merupakan masyarakat intelektual dan sekaligus sebagai hamba Tuhan yang

mempunyai hak untuk terus mengembangkan diri tidak hanya melalui kegiatan akademik,

tetapi juga melalui kegiatan penalaran, minat, dan bakat serta meningkatkan kesejahteraan

melalui organisasi mahasiswa intra kampus dan mempunyai tanggung jawab sebagai generasi

penerus perjuangan bangsa dituntut mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap realita

masyarakat serta mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dengan didasarkan

kepada nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Pada tatanan ini benar – benar dilandasi akan arti

penting lembaga kemahasiswaan sebagai wadah yang menghimpun potensi mahasiswa Institut

Pertanian Bogor, sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan

wawasan serta menampung aspirasi mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Atas dasar kesadaran dan tuntutan tanggung jawab tersebut, maka dengan mengharap

ridho Tuhan, dengan ini kami mahasiswa Institut Pertanian Bogor menghimpun diri dalam

suatu wadah yang dinamakan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Mahasiswa program sarjana dan diploma Institut Pertanian Bogor menghimpun diri dalam

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 2

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor berkedudukan di Institut Pertanian Bogor.

Pasal 3

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor berasaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pasal 4

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan wadah mahasiswa di tingkat

perguruan tinggi dan merupakan kelengkapan non struktural pada perguruan tinggi yang

berhubungan secara kemitraan dengan institusi.

Pasal 5

Visi Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah Keluarga Mahasiswa sebagai sarana

pendukung akademik dan pengembangan kemampuan non akademik mahasiswa Institut

Pertanian Bogor sehingga dapat berkontribusi nyata kepada almamater, bangsa dan negara.

Pasal 6

Misi Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah:

1. Mengembangkan kepribadian mahasiswa IPB

2. Mengembangkan keilmuan dan profesionalisme

5

3. Menyalurkan aspirasi, pemberdayaan dan pemersatu mahasiswa

4. Memberikan pengabdian kepada masyarakat

5. Wadah untuk pergerakan mahasiswa

BAB II

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pasal 7

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa adalah lembaga tertinggi dalam

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 8

Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor dan dua orang utusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas/Tingkat Persiapan

Bersama /Diploma.

Pasal 9

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

berwenang:

(1) Menetapkan dan mengamandemen Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

(2) Membuat dan menetapkan Garis – Garis Besar Haluan Organisasi Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor per empat tahun.

(3) Memutuskan sengketa antar lembaga kemahasiswaan dan pelanggaran terhadap Undang-

Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mekanismenya diatur

dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

(4) Melantik dan meminta pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden

Mahasiswa.

(5) Memverifikasi UKM.

BAB III

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

Pasal 10

(1) Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

adalah wakil-wakil mahasiswa yang dipilih melalui pemilihan raya yang selanjutnya

diatur dalam Undang-Undang KM IPB.

(2) Susunan Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

diatur dalam Rapat Pleno Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

Pasal 11

6

(1) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor berwenang

mengajukan Rancangan Undang-Undang dan mengesahkan Rancangan Undang-undang

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) Rancangan Undang-Undang dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan atau presiden mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor yang ketentuannya diatur dalam Undang–Undang.

Pasal 12

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor memiliki fungsi

legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang mekanismenya diatur dalam undang-undang.

Pasal 13

Setiap anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa memiliki hak inisiatif, hak

angket, hak interpelasi, hak petisi, hak budget, dan hak imunitas serta hak memberikan

pertimbangan dimana penggunaan hak tersebut diatur dalam tata tertib.

Pasal 14

Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor tidak

diperkenankan memegang jabatan struktural pada perangkat Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor lainnya selain Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor pada satu periode kepengurusan yang bersamaan.

BAB IV

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

Pasal 15 (1) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dipimpin oleh

presiden mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) Presiden mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dipilih langsung oleh

anggota Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui pemilihan raya Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang ketentuan-ketentuannya akan diatur dalam

Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(3) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor mewakili

mahasiswa Institut Pertanian Bogor baik ke dalam maupun ke luar Institut Pertanian

Bogor dan berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor.

Pasal 16 (1) Pelaksanaan pemerintahan presiden mahasiswa dibantu oleh kabinet.

(2) Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor berhak mengajukan

Rancangan Undang-Undang yang ketentuannya diatur dalam Undang-Undang Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 17 (1) Jika presiden mahasiswa mengundurkan diri/diberhentikan dari jabatannya /mangkat,

maka pemerintahan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor dipimpin oleh wakil presiden mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

7

Bogor yang selanjutnya diangkat menjadi Presiden Mahasiswa IPB sampai masa

pemerintahan berakhir.

(2) Pada masa tersebut presiden mahasiswa mengangkat wakil presiden mahasiswa selambat

– lambatnya 14 hari.

(3) Jika presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa mengundurkan diri/ diberhentikan

dari jabatannya/ mangkat secara bersamaan maka pemerintahan Badan Eksekutif

Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dipimpin oleh pimpinan Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(4) Pada masa yang dimaksud pasal 21 ayat 3 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melaksanakan Sidang Istimewa dengan agenda

pemilihan presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa selambat – lambatnya 14

hari.

BAB V

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS/ TINGKAT PERSIAPAN

BERSAMA/ DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pasal 18 (1) Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas/ Tingkat Persiapan Bersama/ Diploma Institut

Pertanian Bogor terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa,

Himpunan Mahasiswa Profesi.

(2) Pemilihan Ketua Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas/ Tingkat Persiapan Bersama/

Diploma Institut Pertanian Bogor dipilih secara demokratis.

(3) Lembaga Kemahasiswaan di Diploma mempunyai hak otonomi diploma yang

pelaksanaannya diatur dalam Undang–Undang Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor.

Pasal 19 (1) Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas/ Tingkat Persiapan Bersama/ Diploma Institut

Pertanian Bogor berhak membuat peraturan Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas/

Tingkat Persiapan Bersama/ Diploma Institut Pertanian Bogor.

(2) Peraturan Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas/ Tingkat Persiapan Bersama/ Diploma

Institut Pertanian Bogor tidak boleh bertentangan dengan Undang–Undang Dasar

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 20 Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas / Tingkat Persiapan Bersama/ Diploma Institut Pertanian

Bogor memiliki hubungan koordinatif dengan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor.

BAB VI

HIMPUNAN MAHASISWA PROFESI

Pasal 21 (1) Himpunan Mahasiswa Profesi adalah himpunan mahasiswa yang bergerak dalam bidang

keprofesian dari disiplin ilmu di Institut Pertanian Bogor.

(2) Mekanisme pembentukan dan pembubaran serta ranah kerja Himpunan Mahasiswa

Profesi diatur dalam Peraturan Fakultas Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 22

8

Himpunan Mahasiswa Profesi memiliki hak otonomi untuk mengatur organisasinya dengan

syarat tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor, Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Peraturan

Keluarga Mahasiswa di Fakultas, dan AD/ART Himpunan Mahasiswa Profesi.

BAB VII

UNIT KEGIATAN MAHASISWA

Pasal 23 (1) Unit Kegiatan Mahasiswa adalah wadah pengembangan diri, minat dan bakat bagi

mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang pembentukan dan pembubarannya ditetapkan

oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) Unit Kegiatan Mahasiswa memiliki hubungan koordinatif dengan Badan Eksekutif

Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 24 (1) Keanggotaan Unit Kegiatan Mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor akan ditinjau setiap dua periode kepengurusan Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

(2) Keanggotaan Unit Kegiatan Mahasiswa kerohanian tidak dilakukan peninjauan kembali

tetapi Unit Kegiatan Mahasiswa kerohanian wajib menyerahkan laporan

pertanggungjawaban setiap tahun.

(3) Hal–hal lain mengenai Unit Kegiatan Mahasiswa diatur dalam Undang-Undang Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 25 Keuangan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dapat diperoleh dari:

(1) Dana kemahasiswaan

(2) Usaha-usaha yang halal dan sah serta tidak bertentangan dengan visi, misi, dan dasar

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(3) Sumbangan-sumbangan lain yang tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan visi,

misi, dan dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 26 (1) Rancangan Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai wujud dari

pengelolaan dana kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

ditetapkan setiap tahun dengan Undang–Undang dan dilaksanakan secara terbuka dan

bertanggung jawab untuk kepentingan mahasiswa.

(2) Rancangan Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor diajukan oleh

Presiden Mahasiswa untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dengan berkoordinasi bersama Unit Kegiatan

Mahasiswa dan lembaga kemahasiswaan di Fakultas/ Tingkat Persiapan Bersama/

Diploma.

(3) Apabila Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

tidak menyetujui Rancangan Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

yang diusulkan oleh Presiden Mahasiswa, lembaga kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa

9

Institut Pertanian Bogor menjalankan Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor tahun yang lalu.

Pasal 27 Ketentuan keuangan lebih lanjut diatur dalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

ATURAN PERALIHAN

Pasal I (1) Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor tidak dapat

diamandemen selama masa peralihan yaitu dua tahun setelah tanggal ditetapkan.

(2) Perangkat peraturan yang belum ada selama masa peralihan, aturan – aturan mengenai

pelaksanaan pemerintahan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor menggunakan

AD/ART Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor selama tidak bertentangan dengan

Undang–Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal II Pelaksanaan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor pasal 26

ayat 3 dilaksanakan tahun kedua setelah Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor ditetapkan.

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I (1) Himpunan Mahasiswa Profesi yang sudah ditetapkan sebelum adanya Undang–Undang

Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor keberadaannya diakui menurut

Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) Himpunan Mahasiswa Profesi yang dimaksud pada Aturan Tambahan Pasal 1 Ayat 1 tidak

dapat dibubarkan atas Undang–Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor Pasal 21 Ayat 2.

10

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

(GBHO)

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)

KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

11

2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

1. Garis-garis Besar Haluan Organisasi Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(GBHO KM IPB) adalah suatu haluan organisasi Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor sebagai pernyataan kehendak seluruh anggota KM IPB yang pada

hakikatnya merupakan suatu aspirasi seluruh mahasiswa IPB.

2. Pola pengembangan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor di dalam

pencapaian tujuannya, dituangkan dalam haluan kerja organisasi yang menyeluruh dan

berkesinambungan serta disusun secara terencana, terarah, dan terevaluasi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud ditetapkannya GBHO KM IPB adalah memberikan arah bagi pengembangan

KM IPB untuk mengoptimalkan fungsi KM IPB yang telah ditetapkan dalam AD/ART,

dengan tujuan membentuk mahasiswa yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai

insan akademis, pencipta, pengabdi dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat

yang adil dan makmur.

C. LANDASAN

GBHO KM IPB ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

D. MODAL DASAR DAN FAKTOR PENUNJANG

1. Nilai dasar keyakinan beragama

2. Nilai dasar keilmuan

3. Sumberdaya manusia yang potensial

4. Bakat, minat dan kreativitas

5. Kebebasan manusia yang bertanggung jawab dan keharmonisan hubungan seluruh

mahasiswa, lembaga dan institusi

6. Organisasi kelembagaan mahasiswa

7. Sarana dan prasarana kampus Institut Pertanian Bogor

BAB II

POLA DASAR PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN

A. TUJUAN PENGEMBANGAN

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan mahasiswa Institut Pertanian Bogor kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan identitas, integritas dan solidaritas mahasiswa Institut Pertanian

Bogor.

3. Menciptakan lembaga kemahasiswaan yang independen, aspiratif dan profesional.

4. Menumbuhkan suasana keterbukaan antar mahasiswa, antara mahasiswa dengan

lembaga kemahasiswaan, mahasiswa dengan institusi, dan antara lembaga

kemahasiswaan dengan institusi.

12

5. Menumbuhkan suasana yang kondusif agar tercipta kader-kader mahasiswa yang

memiliki rasa tanggung jawab, kritis, sadar politik, profesional, berjiwa kepemimpinan

dan kewirausahaan.

6. Menumbuhkan kepedulian sosial mahasiswa terhadap masyarakat dan lingkungan.

7. Meningkatkan posisi tawar mahasiswa IPB baik eksternal maupun internal.

8. Menjalin hubungan yang baik dengan lembaga kemahasiswaan ekstra kampus.

B. ASAS PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN

1. Asas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Segala usaha dan kegiatan pengembangan mahasiswa dilandasi atas dasar keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Asas kecendekiaan

Pengembangan kemahasiswaan dijiwai oleh landasan ilmiah dengan bertujuan

memberikan kesejahteraan lahir dan batin serta mendorong pemanfaatan dan

penguasaan IPTEK yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Asas profesionalisme

Dalam perjalanannya lembaga kemahasiswaan yang merupakan sarana pengembangan

kemahasiswaan dituntut untuk memiliki kemampuan yang handal, mantap dan

profesional.

4. Asas legalitas

Segala aktivitas pengembangan kemahasiswaan memiliki pengakuan yang

berkedaulatan dari seluruh komponen mahasiswa dan civitas akademika IPB.

5. Asas kekeluargaan dan usaha bersama

Segala bentuk kegiatan kemahasiswaan merupakan hasil usaha bersama yang dilandasi

rasa kekeluargaan.

6. Asas musyawarah untuk mufakat

Segala bentuk pengembangan kemahasiswaan diputuskan secara musyawarah mufakat

dengan mengedepankan kepentingan bersama.

7. Asas manfaat

Hendaknya kegiatan kemahasiswaan dapat memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya untuk mahasiswa IPB, masyarakat dan lingkungan.

8. Asas kemandirian

Usaha pengembangan kemahasiswaan berlandaskan pada kepercayaan, kemampuan

dan kekuatan sendiri.

9. Asas kesinambungan

Dalam merencanakan segala bentuk kegiatan pengembangan kemahasiswaan perlu

didasari atas peran lembaga-lembaga kemahasiswaan di masa kini maupun akan

datang.

10. Jujur dan adil

Dalam melakukan kegiatan pengembangan kemahasiswaan harus mengedepankan

sikap jujur dan adil di atas berbagai kepentingan.

11. Asas keterbukaan

Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kemahasiswaan harus mengedepankan

nilai transparansi dan keterbukaan yang bertanggung jawab sehingga budaya saling

mengevaluasi akan terwujud.

12. Asas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat yang

bertanggungjawab

13

Segala kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dalam proses

pengembangan kemahasiswaan ke arah yang lebih baik dan tidak bertentangan dengan

asas-asas sebelumnya.

BAB III

POLA UMUM PENGEMBANGAN ORGANISASI TIGA TAHUNAN

Mengacu pada modal dasar dan faktor penunjang serta pola dasar pengembangan

kemahasiswaan, perlu dikembangkan KM IPB dengan Pola Umum Pengembangan Organisasi

Tiga Tahunan sebagai berikut :

I. Tahun Pertama

Setiap mahasiswa dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan strategis di

lembaga kemahasiswaan sehingga tata kehidupan kemahasiswaan dalam KM didukung

oleh segenap mahasiswa.

II. Tahun Kedua

KM IPB mampu mengembangkan kehidupan mahasiswa yang dinamis, kreatif, dan

kritis serta tanggap terhadap perkembangan yang menyangkut mahasiswa itu sendiri dan

masyarakat luas.

III. Tahun Ketiga

KM IPB memiliki kemandirian, kemapanan organisasi dan posisi tawar yang dapat

diterima di mata mahasiswa, institusi, dan masyarakat luas. Potensi ini akan digalang

untuk mencapai hasil-hasil yang optimal di bidang keilmuan dan kemahasiswaan yang

akhirnya disumbangkan kepada masyarakat luas.

IV. Tahun Keempat

1. KM IPB memiliki posisi tawar di tataran pengambilan keputusan MWA, bukan

hanya sebatas salah satu unsur stakeholder di kampus IPB namun lebih menjadi

moral force bagi kebijakan institusi.

2. Menggulirkan wacana Revolusi Pertanian serta menindaklanjuti dalam bentuk

pengabdian masyarakat.

V. Tahun Kelima

1. KM IPB mampu menumbuhkembangkan kehidupan kelembagaan mahasiswa yang

lebih dinamis dan aspiratif melalui sistem kepartaian mahasiswa.

2. Menindaklanjuti wacana Revolusi Pertanian dalam peningkatan kesadaran peran

pertanian dalam pembangunan.

VI. Tahun Keenam

1. KM IPB mampu memperluas jaringan kerja ke dalam maupun ke luar negeri dan

dapat mempengaruhi kebijakan Perguruan Tinggi BHMN yang ada di Indonesia.

2. Mengevaluasi dan mengembangkan sistem baru pengaplikasian ilmu dan teknologi

pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

VII. Tahun Ketujuh

14

1. KM IPB mempunyai posisi tawar yang kuat dalam proses pengambilan keputusan di

kampus IPB.

2. KM IPB membuat konsep kelembagaan mahasiswa di era IPB BHMN dan sistem

mayor minor.

3. KM IPB melakukan kordinasi dengan Perguruan Tinggi BHMN terkait perubahan

kebijakan sistem pendidikan nasional.

VIII. Tahun Kedelapan

1. KM IPB melakukan reorganisasi tahap awal sebagai dampak proses penerapan

sistem mayor-minor, khususnya pembentukan departemen/fakultas baru dan

direktorat program diploma, serta secara khusus melakukan pengawasan penerapan

sistem SPP di era mayor minor.

2. KM IPB merealisasikan pendirian student center

IX. Tahun Kesembilan

1. KM IPB mengawasi dan mengawal proses pemilihan rektor dan meningkatkan peran

serta mahasiswa dalam pemilihan tersebut.

2. Mampu membangun hubungan kerja sama alumni, dan perguruan tinggi baik dalam

dan luar negeri.

X. Tahun Kesepuluh

1. KM IPB melakukan pelatihan struktur kelembagaan mahasiswa dengan tujuan

membentuk kelembagaan yang efisien dan dapat dirasakan oleh semua mahasiswa

IPB.(hubungan dengan pihak ipb)

2. KM IPB mengawali dimulainya pendirian student center.

XI. Tahun Kesebelas 1. KM IPB mengevaluasi satu tahun rektor IPB.

2. KM IPB membangun kerja sama dengan kelembagaan mahasiswa di tingkat

nasional.

XII. Tahun Keduabelas

1. KM IPB mengevaluasi pengembangan kelembagaan mahasiswa yang lebih fokus

kepada bidang pertanian.

2. KM IPB dapat dikenal di tingkat nasional dan internasional.

XIII . Tahun Ketigabelas

1. KM IPB mengawasi dan mengawal proses penetapan status IPB pasca pencabutan

UU BHP dan PP BHMN.(UU No. 9/2009 ttg BHP dan PP154/2001 ttg PT BHMN).

2. KM IPB mengevaluasi dan mengoptimalkan pola umum pengembangan Organisasi

Tiga Tahunan sejak tahun pertama hingga tahun keduabelas.

XIV. Tahun Keempatbelas

1. KM IPB mengevaluasi kinerja satu periode jabatan rektor IPB.

2. KM IPB mengawasi dan mengawal proses pemilihan rektor IPB dan mengoptimalkan

peran serta mahasiswa dalam pemilihan tersebut.

XV. Tahun Kelimabelas

15

1. KM IPB memiliki andil dalam isu pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan.

BAB IV

PENUTUP

GBHO tiga tahunan ini berlaku dari tahun periode 2010/2011 sampai periode 2012/2013

dan apabila ada hal yang belum diatur dan perlu diperbaiki, maka akan diputuskan oleh MPM

KM IPB melalui mekanisme Sidang Umum per Tiga Tahunan. Apabila dalam jangka waktu

tiga tahun terdapat hal-hal yang perlu ditinjau ulang, maka dilakukan Sidang Istimewa.

Semoga Allah SWT memberkahi dan meridhoi tindakan yang kita lakukan. Amin.

16

KETETAPAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

17

SURAT KETETAPAN

No. 001/TAP SI/MPM KM IPB/2012

Tentang

TATA KERJA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERIODE 2011-2013

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Periode 2011/2012

Mengingat:

1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tahun 2011.

Menimbang: 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai

kedudukan tertinggi.

2. Perlu ditetapkannya Tata Kerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor sebagai pedoman arah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

fungsinya dalam Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Tahun 2011.

Memperhatikan: 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja

Konstitusi MPM KM IPB.

2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan

Pekerja Konstitusi MPM KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi

Anggota MPM KM IPB.

4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Istimewa MPM

KM IPB.

Memutuskan

Menetapkan : Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor No. 001/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Tata

Kerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor Periode 2011-2012.

18

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Nama, Istilah, dan Singkatan

1. MPM KM IPB adalah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor.

2. DPM KM IPB adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

3. UKM adalah Unit Kegiatan Mahasiswa.

4. MWA adalah Majelis Wali Amanat.

5. Sekjen MPM KM IPB adalah Sekretaris Jendral Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

6. Wasekjen MPM KM IPB adalah Wakil Sekretaris Jendral Majelis Permusyawaratan

Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

7. BP MPM KM IPB adalah Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa IPB.

8. UUD KM IPB adalah Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor.

9. GBHO adalah Garis Besar Haluan Organisasi.

10. GBHK adalah Garis Besar Haluan Kerja.

11. Tata kerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor yang selanjutnya di sebut Tata Kerja MPM KM IPB adalah pedoman

tata laksana MPM KM IPB dalam melaksanakan kegiatannya.

12. Tata Kerja MPM KM IPB merupakan tata laksana yang terencana, terarah, terpadu,

sistematis, dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan Undang-

Undang Dasar KM IPB.

13. SU adalah Sidang Umum.

14. SI adalah Sidang Istimewa.

15. RKA adalah Rapat Kordinasi Anggota.

Pasal 2

Tujuan

1. Maksud ditetapkannya tata kerja MPM KM IPB untuk memberikan arah bagi MPM

KM IPB dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga dapat mencapai tujuan yang

sesuai dengan Undang-Undang Dasar KM IPB.

2. Tujuan ditetapkannya tata kerja MPM KM IPBagar tercapai keadaan yang diinginkan

dalam periode kepengurusan dan dalam jangka panjang secara bertahap sesuai dengan

tujuan yang tertulis dalam UUD KM IPB

Pasal 3

Landasan

Berdasarkan pada UUD KM IPB.

19

BAB II

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pasal 4

Periode Kepengurusan

Periode kepengurusan anggota MPM KM IPB adalah satu tahun periode kepengurusan sejak

ditetapkan dan setelah itu dapat dipilih kembali dalam periode kepengurusan selanjutnya.

Pasal 5

Struktur

Terlampir

Pasal 6

Hak dan Kewajiban anggota MPM KM IPB

(1) MPM KM IPB berkewajiban menjunjung tinggi UUD KM IPB.

(2) MPM KM IPB berkewajiban membentuk Badan Pekerja MPM KM IPB

(3) MPM KM IPB berhak membuat ketetapan dan peraturan yang diperlukan untuk

melaksanakan UUD KM IPB.

(4) MPM KM IPB berhak mengubah dan membuat UUD KM IPB.

(5) MPM KM IPB berhak mengeluarkan Ketetapan MPM yang mengikat keseluruh KM

IPB.

(6) MPM KM IPB berhak meminta pertanggungjawaban wakil mahasiswa di MWA

(7) MPM KM IPB berhak meminta pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa KM IPB

(8) MPM KM IPB berhak meminta pertanggungjawaban DPM KM IPB

(9) MPM KM IPB berhak meminta pertanggungjawaban UKM.

Pasal 7

Fungsi

Sesuai dengan UUD KM IPB.

Pasal 8

Keanggotaan MPM KM IPB

(1) Anggota MPM KM IPB terdiri dari:

a. Anggota DPM KM IPB;

b. Dua orang utusan anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(2) Keanggotaan MPM KM IPB dapat hilang apabila:

a. Meninggal dunia;

b. Meminta berhenti atau mengundurkan diri;

c. Melanggar UUD KM IPB atau peraturan lainnya yang ditetapkan oleh MPM KM

IPB;

d. Tidak lagi menjadi mahasiswa IPB;

e. Tidak lagi menjadi anggota lembaga yang diwakilinya;

20

f. Diberhentikan keanggotaan dari MPM KM IPB.

(3) Pemberhentian anggota MPM KM IPB dilakukan karena

a. Atas permintaan pribadi;

b. Keanggotaan yang bersangkutan dicabut dari MPM KM IPB.

(4) Pergantian anggota MPM KM IPB diatur oleh keputusan Sekjen MPM KM IPB

(5) Pengesahan anggota MPM KM IPB pada SU I MPM KM IPB dan/atau TAP MPM KM.

Pasal 9

Perangkat MPM KM IPB

(1) MPM KM IPB terdiri dari:

a. Sekretaris Jenderal MPM KM IPB yang merangkap sebagai anggota ditetapkan

dalam SU I MPM KM IPB;

b. Wakil Sekretaris Jenderal I dan Wakil Sekretaris Jenderal II yang merangkap anggota

ditetapkan dalam SU I MPM KM IPB;

c. BP yang ditetapkan dalam SU I atau SI MPM KM IPB.

(2) Keanggotaan MPM KM IPB terbagi atas Badan Pekerja yang ditentukan dalam RKA

MPM KM IPB dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Sekjen MPM KM IPB.

(3) Badan Pekerja terdiri dari:

a. Ketua BP

b. Sekretaris BP

c. Bendahara BP

d. Panitia Khusus/ Panitia Kerja

(4) Perangkat MPM KM IPB berfungsi melaksanakan tugas dan wewenang MPM KM IPB.

Pasal 10

Hak dan Kewajiban Anggota MPM KM IPB

(1) Anggota MPM KM IPB mempunyai hak suara dan hak bicara serta hak memilih dan

dipilih

(2) Anggota MPM KM IPB wajib menjalankan fungsinya sebagai wakil mahasiswa yang

bertanggung jawab secara moral dan kelembagaan.

Pasal 11

Tugas dan Wewenang Anggota

1. Tugas dan wewenang MPM KM IPB sesuai dengan Undang-Undang Dasar KM IPB.

2. Tugas dan wewenang Sekretaris Jendral MPM KM IPB:

a. Memimpin dan mengkoordinasi aktivitas MPM KM IPB.

b. Melakukan koordinasi dengan ketua-ketua Badan Pekerja.

c. Melantik Presiden Mahasiswa dan Wakil Preseiden Mahasiswa serta Majelis Wali

Amanat Unsur Mahasiswa.

d. Menandatangani surat, ketetapan, dan keputusan atas nama MPM KM IPB.

e. Menempatkan anggota ke dalam struktur MPM KM IPB dengan kesepakatan

forum.

f. Mewakili MPM KM IPB dalam kegiatan yang diadakan di dalam kampus maupun

di luar kampus.

g. Berhak menerima dan mengevaluasi laporan baik diminta atau tidak kepada

kepada ketua-ketua BP.

21

h. Memimpin persidangan yang dilaksanakan oleh MPM KM IPB.

i. Bertanggung jawab terhadap kelancaran arus informasi antara KM IPB dan

institusi.

3. Tugas dan wewenang Wakil Sekretaris Jendral I :

a. Bertanggungjawab kepada ketua MPM KM IPB.

b. Menggantikan ketua MPM KM IPB jika yang bersangkutan berhalangan.

c. Mengontrol kegiatan Badan Pekerja I MPM KM IPB.

d. Membuat dan mengontrol surat keluar serta mencatat surat masuk yang dibantu

oleh sekretaris Badan Pekerja.

e. Membuat dan mengontrol progress report kegiatan MPM KM secara menyeluruh

setiap bulannya dibantu oleh Sekretaris BP.

4. Tugas dan wewenang Wakil Sekretaris Jendral II :

a. Bertanggungjawab kepada ketua MPM KM IPB.

b. Bertanggungjawab atas segala kegiatan kebendaharaan MPM KM IPB.

c. Mengontrol kegiatan Badan Pekerja II MPM KM IPB.

d. Melakukan koordinasi dengan Bendahara Badan Pekerja dalam menyusun

anggaran keuangan MPM KM IPB.

e. Membuat dan mengontrol progress report keuangan MPM KM secara menyeluruh

setiap bulannya dibantu oleh Bendahara BP.

5. Ketua BP

a. Badan Pekerja dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja yang bertanggungjawab

kepada Sekjen MPM KM.

b. Mengkordinasikan dan memastikan kegiatan BP berjalan sesuai dengan rencana

kegiatan yang telah dibuat.

c. Membentuk, mengkordinasikan serta mengawasi Panitia Kerja dan Panitia

Khusus.

d. Memberi laporan kepada Sekjen baik diminta maupun tidak.

6. Sekretaris BP

a. Melaksanakan fungisi korespondensi Badan pekerja serta pengontrolan

pembuatan progress report dan laporan dari panitia khusus/panitia kerja.

b. Mendampingi sekretaris kepanitian dalam pembuatan proposal dan laporan.

c. Membuat laporan kondisi SDM Badan Pekerja.

d. Berkoordinasi dengan Wasekjen I

7. Bendahara BP

a. Melaksanakan fungsi yang berhubungan dengan keuangan badan pekerja.

b. Mendampingi sekretaris kepanitian dalam pembuatan proposal/progress

report/LPJ yang berkaitan dengan keuangan.

c. Berkoordinasi dengan Wasekjen II

8. Panitia Khusus/Panitia kerja

a. Memberikan laporan kepada ketua BP.

b. Pelaksana teknis kegiatan/pembahasan.

c. Membuat rencana kerja meliputi, waktu dan konten kegiatan/pembahasan.

22

BAB III

ALAT KELENGKAPAN MPM KM IPB

Pasal 12

Alat Kelengkapan MPM KM IPB terdiri dari:

(1) Sidang;

(2) RKA;

(3) Rapat Pimpinan;

(4) Rapat BP;

(5) Rapat Panitia Khusus/Panitia Kerja.

Pasal 13

Pengertian Sidang

(1) Sidang adalah forum tertinggi pengambilan keputusan

(2) Tata cara persidangan diatur dalam ketetapan MPM KM IPB

(3) Tata tertib sidang diputuskan dalam sidang.

Pasal 14

Sidang MPM KM IPB terdiri dari:

(1) Sidang Umum MPM KM IPB;

(2) Sidang Istimewa MPM KM IPB;

Pasal 15

Sidang Umum

(1) Sidang Umum adalah forum tertinggi pengambilan keputusan dan terbuka untuk

mahasiswa KM IPB

(2) Sidang Umum terdiri dari Sidang Umum I dan II.

(3) Sidang Umum I MPM KM adalah persidangan awal dalam MPM KM IPB untuk

menjalankan tugas dan wewenang MPM KM IPB seperti yang termaktub dalam pasal 7

Undang-Undang Dasar KM IPB;

(4) Sidang Umum II MPM KM adalah persidangan akhir (paripurna) dalam MPM KM IPB

untuk meminta pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa KM IPB dalam melaksanakan

GBHO KM IPB dan GBHK BEM KM IPB dan peraturan KM lainnya, meminta laporan

pertanggungjawaban wakil mahasiswa di MWA, meminta dan membahas laporan

pertanggungjawaban UKM IPB, laporan pelaksanaan tugas DPM KM IPB, serta

memberikan laporan kerja MPM KM IPB;

Pasal 16

Sidang Istimewa

(1) SI mempunyai kedudukan yang sama dengan SU;

(2) Sidang Istimewa MPM KM IPB dilaksanakan antara lain untuk:

a. Meminta pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa KM IPB dan serah terima

kepengurusan jika terbukti melanggar UUD KM IPB dan/atau GBHO dan GBHK

BEM KM IPB;

b. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar KM IPB dan GBHO KM IPB;

23

c. Menetapkan referendum untuk pembubaran KM IPB;

d. Membahas rekomendasi-rekomendasi yang telah disepakati di RKA dan sidang

umum.

(3) SI MPM KM IPB dapat dilakukan apabila diusulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3

jumlah anggota MPM KM IPB.

Pasal 17

Rapat Koordinasi Anggota

(1) RKA adalah rapat yang dilaksanakan oleh seluruh anggota MPM KM IPB untuk

menjalin koordinasi antar anggota MPM KM IPB.

(2) RKA memiliki jangka waktu tertentu yang akan ditentukan kemudian.

(3) RKA dilaksanakan untuk :

a. Membahas rekomendasi-rekomendasi dari rapat BP;

b. Membahas rekomedasi-rekomedasi yang akan dibahas pada SU MPM KM IPB atau

SI MPM KM IPB;

c. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu untuk memperlancar kinerja MPM KM

IPB.

Pasal 18

Rapat Pimpinan

Rapat pimpinan adalah rapat yang dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris

Jenderal I, Wakil Sekretaris Jenderal II, koordinator Badan Pekerja, sekretaris Badan Pekerja,

dan bendahara Badan Pekerja untuk membahas hal-hal yang dianggap perlu dan mendesak.

Pasal 19

Rapat Badan Pekerja

(1) Rapat BP adalah rapat yang dilaksanakan Badan Pekerja MPM KM IPB untuk

membahas tugas Badan Pekerja tersebut.

(2) Rapat Badan Pekerja memiliki jangka waktu tertentu yang ditentukan kemudian.

(3) Rapat Badan Pekerja merancang rekomendasi-rekomendasi yang akan dibahas pada SU

MPM KM IPB atau SI MPM KM IPB.

Pasal 20

Rapat Panitia Khusus/Panitia Kerja

(1) Rapat Panitia Khusus/Panitia Kerja adalah rapat yang dilaksanakan oleh Panitia

khusus/Panitia kerja untuk membahas secara spesifik setiap program kerja MPM KM

IPB.

(2) Rapat Panitia Khusus/Panitia Kerja memiliki jangka waktu tertentu yang ditentukan

kemudian.

BAB IV

PENUTUP

Pasal 21

Penutup

24

Hal-hal yang belum diatur dalam tata kerja MPM KM IPB akan diatur kemudian dalam ketetapan MPM KM IPB.

Pasal 22

Tata Kerja MPM KM IPB ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan pada acara Sidang Istimewa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Dramaga, 29 September 2012

Pukul 18.51 WIB

Pimpinan Sidang

Muhammad Tegar Kusmahidayat Konenda

NIM. D14080044

SURAT KETETAPAN

No. 002/TAP SI/MPM KM IPB/2012

25

TENTANG

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA

KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Periode 2011/2012

Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2011.

Menimbang: 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai

kedudukan tertinggi.

2. Perlu ditetapkannya Mekanisme Penyelesaian Perkara Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor sebagai pedoman dalam melaksanakan wewenangnya sesuai dengan

Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2011.

Memperhatikan: 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja

Konstitusi MPM KM IPB

2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan

Pekerja Konstitusi MPM KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi

Anggota MPM KM IPB

4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Istimewa MPM

KM IPB

Memutuskan

Menetapkan : Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor No. 002/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang

Mekanisme Penyelesaian Perkara Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor.

26

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Perkara yang dimaksud dalam ketetapan ini meliputi:

a. Sengketa antar kelembagaan dan pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar Keluarga

Mahasiswa IPB.

b. Perkara Pemira.

BAB II

PENGAJUAN PERMOHONAN PERKARA

Pasal 2

(1) Permohonan dapat dilakukan secara bebas oleh mahasiswa Sarjana atau Diploma IPB ke

sekretariat MPM KM IPB.

(2) Pemohon dapat melakukan permohonan dengan cara mengambil borang di sekretariat MPM

KM IPB secara gratis.

(3) Pemohon harus mengisi borang tersebut.

(4) Pemohon harus mengembalikan borang ke sekretariat MPM KM IPB dengan disertai alat bukti

yang mendukung permohonan tersebut paling lambat 2 x 24 jam setelah borang diambil.

BAB III

PENCATATAN DAN PENJADWALAN SIDANG

Pasal 3

(1) Setelah pemohon mengembalikan borang sebagaimana dimaksud pada pasal (2) ayat (4) maka

permohonan dicatat dalam buku registrasi perkara dan kepada Pemohon diberikan tanda

terima.

(2) Buku registrasi perkara memuat antara lain tentang kelengkapan administrasi dengan disertai

pencantuman nomor perkara, tanggal penerimaan berkas permohonan, nama pemohon, dan

pokok perkara.

(3) MPM KM harus mengadakan sidang perkara dalam jangka waktu paling lama 5 x 24 jam sejak

permohonan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara.

(4) Khusus untuk perkara pemira, MPM KM harus mengadakan sidang perkara 2 x24 jam setelah

permohonan dicatat dalam Buku registrasi Perkara.

(5) MPM KM memberitahukan kepada pihak yang terkait tentang penjadawalan sidang Perkara

agar menghadiri jalannya sidang serta diumumkan kepada mahasiswa IPB.

(6) Pengumuman sebagaimana yang dimaksud pada pasal (3) ayat (5) dapat dilakukan dengan

menempelkannya di papan pengumuman atau media cetak dan media elektronik.

BAB IV

PENARIKAN PERMOHONAN

Pasal 4

(1) Pemohon dapat menarik kembali permohonan sebelum atau selama persidangan berlangsung.

(2) Dalam hal pemohon menarik kembali permohonan sebagaimana dimaksud pada pasal (4) ayat

(1), MPM KM harus menerbitkan surat edaran pembatalan permohonan dan diberitahukan

kepada pihak yang terkait.

27

(3) Penarikan kembali sebagaimana dimaksud pada pasal (4) ayat (1) mengakibatkan permohonan

tidak dapat diajukan kembali.

BAB V

ALAT BUKTI

Pasal 5

(1) Alat bukti ialah :

a. surat atau tulisan

b. keterangan saksi

c. keterangan ahli

d. keterangan para pihak; dan/atau

e. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara

elektronik dengan alat optik yang serupa dengan itu.

(2) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada pasal (5) ayat (1) huruf a, harus dapat dipertanggung

jawabkan perolehannya secara sah dan benar.

(3) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada pasal (5) ayat (1) huruf c adalah seseorang yang lebih

mengetahui secara mendalam tentang sesuatu permasalahan yang ada.

(4) Dalam hal alat bukti sebagaimana dimaksud pada pasal (5) ayat (2) yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan perolehannya secara benar dan sah, tidak dapat dijadikan alat bukti

yang sah.

(5) MPM KM menentukan sah atau tidak sahnya alat bukti dalam persidangan.

BAB VI

PEMERIKSAAN PERSIDANGAN

Pasal 6

(1) Sidang perkara bersifat terbuka untuk umum.

(2) Para pihak yang terkait harus hadir menghadapi persidangan guna memberikan keterangan.

(3) Setiap orang yang hadir dalam persidangan wajib menaati tata tertib persidangan.

(4) Saksi dan/atau ahli dapat memberikan keterangan pada saat persidangan.

(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal (6) ayat (3) merupakan

penghinaan terhadap persidangan dan harus dikeluarkan dari persidangan perkara sampai

persidangan perkara selesai.

BAB VII

PUTUSAN

Pasal 7

(1) MPM KM memutus perkara berdasarkan sesuai dengan alat bukti dan keyakinan anggota MPM

KM tanpa ada intervensi dari pihak luar.

(2) Putusan sidang perkara dilaksanakan dalam sidang pleno tertutup.

(3) Sidang pleno tertutup dapat dilaksanakan di luar jadwal sidang perkara.

(4) Cara mengambil keputusan adalah musyawarah mufakat MPM KM. Apabila tidak tercapai

mufakat bulat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak seluruh anggota MPM

KM.

(5) Putusan sidang perkara dapat dijatuhkan pada saat itu juga atau ditunda pada hari lain yang

harus diberitahukan kepada para pihak.

28

(6) Khusus perkara pemira, maksimal MPM KM harus memberikan hasil putusan paling lambat 2

x 24 jam setelah sidang perkara digelar.

(7) Putusan sidang perkara tidak boleh memuat putusan yang tidak diajukan oleh pemohon atau

melebihi permohonan pemohon.

(8) Proses dan hasil putusan diberitahukan kepada semua pihak yang terkait dan diumumkan

kepada mahasiswa IPB setelah persidangan perkara selesai.

(9) Putusan sidang perkara bersifat final dan putusan sidang mempunyai kekuatan hukum yang

tetap sejak ditetapkan dan tidak ada upaya hukum lain yang dapat ditempuh.

BAB VIII

PENUTUP

Pasal 8

Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur dalam ketetapan lainnya yang

ditetapkan oleh MPM KM IPB dan ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan pada acara Sidang Istimewa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Dramaga, 1 Oktober 2012

Pukul 20.58 WIB

Pimpinan Sidang

Muhammad Tegar Kusmahidayat Konenda

NIM. D14080044

29

SURAT KETETAPAN

No. 003/TAP SI/MPM KM IPB/2012

Tentang

TATA CARA PERSIDANGAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Periode 2011/2012

Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tahun 2011.

Menimbang: 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai

kedudukan tertinggi.

2. Perlu ditetapkannya Tata Cara Persidangan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai pedoman teknis pelaksanaan sidang

agar sidang berjalan dengan tertib.

Memperhatikan: 1. Rekomendasi Sidang Umum II MPM KM IPB Tahun 2010.

2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja

Konstitusi MPM KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan

Pekerja Konstitusi MPM KM IPB.

4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi

Anggota MPM KM IPB.

5. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Istimewa MPM

KM IPB.

Memutuskan

Menetapkan :Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor No. 003/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang Tata

Cara Persidangan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor

BAB I

KETENTUAN UMUM

30

Pasal 1

Sidang adalah forum tertinggi pengambilan keputusan.

Pasal 2

Agenda sidang dapat berupa:

(1) Sidang komisi, yaitu sidang yang membahas rancangan keputusan dan ketetapan.

(2) Sidang pleno, yaitu sidang yang menghasilkan keputusan dan ketetapan.

BAB II

PERANGKAT PERSIDANGAN

Pasal 3

Perangkat Sidang sekurang-kurangnya terdiri dari:

(1) Presidium Sidang

(2) Peserta Sidang

(3) Palu Sidang

(4) Materi persidangan

Pasal 4

Presidium

(1) Presidium terdiri dari Presidium I, Presidium II, dan Presidium III

(2) Presidium I adalah Sekretaris Jenderal MPM KM IPB.

(3) Jika Sekretaris Jenderal MPM KM IPB berhalangan hadir maka Presidium I digantikan

oleh Wakil Sekretaris Jenderal I MPM KM IPB .

(4) Presidium II dan III berasal dari peserta penuh.

(5) Presidium II dan III dipilih atas usulan dan pesetujuan peserta penuh.

Pasal 5

Hak dan Kewajiban Presidium Sidang

(1) Presidium I adalah pemimpin sidang.

(2) Pemimpin sidang mempunyai hak penuh untuk mengatur sidang agar berjalan lancar sesuai

dengan agenda sidang yang telah ditetapkan.

(3) Pemimpin sidang wajib menjaga agar sidang tetap dalam suasana kebersamaan dan

kebijaksanaan dalam permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

(4) Pemimpin sidang berusaha mempertahankan pendapat, mendudukkan persoalan,

menyimpulkan dan meluruskan pembicaraan sesuai dengan agenda sidang.

(5) Presidium II dan III berperan membantu Presidium I dalam memberi pertimbangan dan

mengatur jalannya persidangan.

(6) Presidium tidak boleh berpihak pada salah satu pihak peserta dan hanya boleh memutuskan

sesuatu atas persetujuan peserta penuh.

Pasal 6

Peserta Sidang

31

(1) Peserta Sidang adalah peserta penuh dan peserta peninjau.

(2) Peserta penuh adalah anggota MPM KM IPB.

(3) Peserta peninjau adalah peserta selain anggota MPM KM IPB.

(4) Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara.

(5) Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara.

(6) Hak dan kewajiban lain serta sanksi peserta sidang di atur dalam Tata Tertib Sidang yang

diputuskan saat persidangan.

Pasal 7

Palu Sidang

(1) Demi kelancaran maka diperlukan palu sidang yang telah disepakati oleh peserta penuh

baik bentuk maupun wujudnya.

(2) Aturan ketukan palu sidang dalam persidangan MPM KM IPB sebagai berikut:

a. 1 x : mengukuhkan kesepakatan.

b. 2x : menetapkan keputusan, pertukaran pimpinan sidang, penundaan sidang,

pencabutan penundaan sidang.

c. 3 x : membuka dan menutup sidang.

d. Berkali-kali : untuk menenangkan peserta sidang atau meminta peserta memperhatikan

jalannya sidang.

Pasal 8

Materi Persidangan

(1) Materi persidangan di siapkan sebelum persidangan

(2) Materi Persidangan yang telah disiapkan disepakati oleh peserta penuh dan disesuaikan

dengan agenda Sidang.

BAB III

MEKANISME PERSIDANGAN

Pasal 9

Kuorum Sidang

(1) Sidang dianggap kuorum jika dihadiri 1/2 n + 1 dari jumlah peserta penuh.

(2) Skorsing selama 2 x 5 menit untuk menunggu kuorum, setelah itu sidang dianggap sah.

Pasal 10

Mekanisme Pengambilan Keputusan

(1) Pengambilan keputusan sidang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila ayat (1) tidak tercapai maka selanjutnya dilakukan lobby dan sidang di skors

selama waktu yang ditentukan kemudian.

(3) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme lobby maka

keputusan diambil melalui voting.

Pasal 11

Mekanisme PK/Peninjauan Kembali

32

(1) Pengajuan PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan oleh peserta sidang.

(2) PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan jika disetujui oleh sekurang-kurang 2/3 dari

peserta penuh yang hadir.

BAB IV

ISTILAH DALAM SIDANG

Pasal 12

(1) Skorsing adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu

seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.

(2) PK/Peninjauan kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali

pembahasan/ putusan yang telah dikukuhkan.

(3) Interupsi adalah memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sangat

penting untuk diungkapkan.

(4) Jenis-jenis interupsi sebagai berikut :

a. Point of clarification adalah interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan

atau isi pembahasan.

b. Point of view adalah interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat,

tanggapan, usulan, saran.

c. Point of order adalah interupsi yang digunakan untuk meminta pemimpin sidang

meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap janggal.

d. Point of solution adalah interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang

dibahas.

e. Point of information adalah interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang

pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi yang

menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.

f. Point of privilege (rehabilitation) adalah interupsi yang berfungsi untuk membersihkan

nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang pembicaraan

tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan.

(5) Lobby adalah mekanisme komunikasi antar pihak yang berbeda pendapat untuk saling

berargumen dan mengambil pendapat.

(6) Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta penuh.

BAB V

ALUR PERSIDANGAN

Pasal 13

Alur Persidangan MPM KM sebagai berikut :

(a) Pembukaan Sidang oleh Presidium I;

(b) Pemilihan dan Penetapan Presidium II dan III;

(c) Pembahasan dan penetapan Tata Tertib Sidang;

(d) Pembahasan dan penetapan Agenda Sidang;

(e) Pembahasan materi sidang;

(f) Pengambilan keputusan dan penetapan keputusan sidang;

(g) Penutupan Sidang oleh Presidium I.

33

BAB VI

PENUTUP

Pasal 14

(1) Segala ketentuan lain yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diputuskan kemudian.

(2) Ketetapan ini dapat dijadikan acuan bagi Lembaga Kemahasiswaan Keluarga

MahasiswaInstitut Pertanian Bogor dalam menyelenggarakan persidangan.

Ditetapkan pada acara Sidang Istimewa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Dramaga, 6 Oktober 2012

Pukul 21.12 WIB

Pimpinan Sidang

Muhammad Tegar Kusmahidayat Konenda.

NIM. D14080044

34

SURAT KETETAPAN

No. 005/TAP SI/MPM KM IPB/2012

TENTANG

MEKANISME LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

LEMBAGA KEMAHASISWAAN KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Periode 2011/2012

Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tahun 2011.

Menimbang: 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

merupakan perangkat Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai

kedudukan tertinggi.

2. Perlu ditetapkannya Mekanisme Laporan Pertanggung Jawaban Lembaga Kemahasiswaan

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi,

penilaian dan rekomendasi terhadap kinerja LK KM IPB yang sesuai dengan visi dan misi

KM IPB dalam Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Tahun 2011.

Memperhatikan: 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Badan Pekerja

Konstitusi MPM KM IPB.

2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi Badan

Pekerja Konstitusi MPM KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Rapat Koordinasi

Anggota MPM KM IPB.

4. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Sidang Istimewa MPM

KM IPB.

Memutuskan

Menetapkan : Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor No. 005/TAP SI/MPM KM IPB/2012 tentang

Mekanisme Laporan Pertanggung Jawaban Lembaga Kemahasiswaan

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

35

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. UUD KM IPB 2011 2011 adalah Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor tahun 2011.

2. Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya

disebut LK KM IPB merupakan lembaga kemahasiswaan yang di sahkan melalui ketetapan

MPM KM IPB.

3. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang

selanjutnya disebut MPM KM IPB merupakan LK KM IPB sebagaimana dimaksud dalam

UUD KM IPB 2011.

4. Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang

selanjutnya disebut DPM KM IPB merupakan LK KM IPB sebagaimana dimaksud dalam

UUD KM IPB 2011.

5. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang

selanjutnya disebut BEM KM IPB merupakan LK KM IPB sebagaimana di maksud dalam

UUD KM IPB 2011.

6. Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disebut UKM merupakan LK KM IPB

sebagaimana dimaksud dalam UUD KM IPB 2011.

7. Presiden mahasiswa KM IPB yang selanjutnya disebut Presma KM IPB merupakan

individu sebagaimana dimaksud dalam UUD KM IPB tahun 2011.

8. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas/TPB/Diploma yang selanjutnya disebut DPM

Fakultas/TPB/Diploma merupakan LK KM IPB sebagaimana dimaksud dalam UUD KM

IPB 2011.

9. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas/TPB/Diploma yang selanjutnya disebut BEM

Fakultas/TPB/Diploma merupakan LK KM IPB sebagaimana dimaksud dalam UUD KM

IPB 2011.

10. Himpunan Profesi yang selanjutnya disebut Himpro merupakan LK KM IPB sebagaimana

dimaksud dalam UUD KM IPB 2011.

BAB II

PERTANGGUNGJAWABAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Pasal 2

1. MPM KM IPB menyampiakan laporan kerja kepada mahasiswa IPB.

2. DPM KM IPB bertanggungjawaban kepada MPM KM IPB.

3. Presma KM IPB bertanggungjawab kepada MPM KM IPB.

4. UKM bertanggungjawab kepada MPM KM IPB.

5. DPM Fakultas/TPB/Diploma menyampaikan laporan kerja kepada Mahasiswa

Fakultas/TPB/Diploma.

6. Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma bertanggungjawab kepada DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

7. Ketua Himpro bertanggungjawab kepada Rapat Umum Anggota

8. Ketua Himpro bertanggungjawab secara administratif kepada DPM Fakultas .

36

Pasal 3

Pertanggung jawaban yang di maksud pasal 2 terdiri dari

1. Pertanggungjawaban tengah tahun .

2. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan.

Pasal 4

Pelaporan yang diberikan kepada MPM KM terdiri dari

1. Laporan keuangan yang merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam penggunaan dana

kemahasiswaan.

2. Laporan penyelenggaraan LK yang merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam

pelaksanaan program kerja.

Pasal 5

Pelaporan keuangan LK KM IPB sekurang-kurangnya memuat:

a) Perencanaan keuangan yang tercantum dalam rencana kerja anggaran tahunan.

b) Realisasi dan penggunaan dana kemahasiswaan dan non kemahasiswaan.

c) Sumber dana yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan LK.

d) Tujuan dan sasaran dari penggunaan keuangan.

Pasal 6

Pelaporan penyelenggaraan kegiatan LK KM IPB sekurang-kurangnya memuat:

a. Perencanaan program kerja yang tercantum dalam rencana kerja anggaran tahunan

b. Seluruh aktivitas atau kegiatan yang berlangsung selama satu tahun periode kepengurusan.

c. Kendala dan rekomendasi dalam penyelenggaraan kegiatan LK.

d. Kondisi internal dan eksternal LK.

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN TENGAH TAHUN

Pasal 7

1. Pertanggungjawaban tengah tahun merupakan bentuk pelaporan pelaksanaan tugas dan

kewajiban LK selama setengah tahun kepengurusan.

2. Hal-hal yang termuat dalam Laporan pertanggungjawaban tengah tahun akan diatur lebih

lanjut dalam peraturan DPM KM.

3. Dokumen laporan tengah tahun kegiatan BEM KM, UKM, MPM KM, dan DPM KM

diserahkan kepada DPM KM sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh DPM KM.

4. Dokumen laporan pertanggungjawaban Tengah tahun kegiatan BEM

Fakultas/TPB/Diploma, Himpunan Profesi diserahkan kepada DPM

Fakultas/TPB/Diploma sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

BAB IV

37

PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR MASA JABATAN

Pasal 8

1. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugas dan kewajiban sebagai LK KM IPB.

2. Penyampaian laporan kerja MPM KM IPB kepada mahasiswa IPB dilaksanakan pada saat

sidang umum II.

3. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan DPM KM disampaikan oleh Ketua DPM KM atau

perwakilan yang dimandatkan pada saat sidang umum II dengan waktu yang telah

ditentukan oleh MPM KM IPB.

4. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan Presma KM IPB disampaikan pada saat sidang

umum II pada waktu yang telah ditentukan oleh MPM KM IPB.

5. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan UKM disampaikan oleh ketua UKM atau yang

mewakilinya pada saat sidang umum II dengan waktu yang telah ditentukan oleh MPM

KM IPB.

6. Penilaian dan pembahasan terhadap pertanggungjwaban akhir masa jabatan Presma KM

IPB akan dilakukan oleh MPM KM IPB berdasarkan laporan dari DPM KM serta

pembahasan materi pada saat sidang.

7. Pembahasan terhadap pertanggungjwaban akhir masa jabatan UKM akan dilakukan oleh

MPM KM IPB berdasarkan laporan dari DPM KM serta pembahasan materi pada saat

sidang.

8. Penyampaian laporan kerja DPM Fakultas/TPB/Diploma kepada mahasiswa

Fakultas/TPB/Diploma dilaksanakan pada saat sidang umum II DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

9. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan BEM Fakultas/TPB/Diploma disampaikan pada

saat Sidang umum II DPM Fakultas/TPB/Diploma.

10. Pertanggungjawaban akhir masa jabatan Himpro disampaikan pada saat Sidang umum II

DPM Fakultas/TPB/Diploma.

11. Pengumpulan Dokumen Pertanggungjawaban Presma KM IPB, DPM KM IPB, dan UKM

dikoordinasikan oleh DPM KM IPB yang selanjutnya akan diserahkan kepada MPM KM

IPB.

12. Waktu Pengumpulan dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

ayat 9 ditentukan oleh DPM KM IPB.

13. DPM KM IPB menyerahkan dokumen pertanggungjawaban sebagaimana yang dimaksud

dalam pasal 8 ayat 9 selambat-lambatnya tiga hari sebelum pelaksanaan sidang umum II.

14. Dokumen pertanggungjawaban BEM Fakultas/TPB/Diploma dan Himpro diserahkan

kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma.

15. Waktu penyerahan dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

ayat 14 ditentukan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma.

Pasal 9

1. Penilaian dan pembahasan pertanggungjawaban Presma KM IPB berdasarkan laporan hasil

pengawasan DPM KM IPB dan pembahasan materi oleh MPM KM IPB pada saat sidang

umum II.

2. Laporan hasil pengawasan DPM KM IPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1)

dengan tolok ukur:

a) Pelaksanaan UUD KM IPB 2011

b) Pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Organisasi.

38

c) Pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Kerja.

d) Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan.

e) Hasil rapat konsultasi dan koordinasi yang dilakukan oleh DPM KM IPB.

f) Dokumen pertanggungjawaban akhir masa jabatan.

g) Pencapaian visi dan misi BEM KM IPB.

h) Pencapaian visi dan misi presma pada saat kampanye Pemilihan raya.

i) Pelaksanaan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di LK KM IPB

3. Mekanisme pembahasan pertanggungjawaban DPM KM IPB dilakukan oleh MPM KM

IPB berdasarkan:

a) Pelaksanaan UUD KM IPB 2011

b) Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.

c) Pelaksanaan tata kerja DPM KM IPB.

d) Pelaksanaan fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran.

e) Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan.

f) Dokumen pertanggungjawaban akhir masa jabatan.

g) Pelaksanaan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di LK KM IPB

4. Mekanisme pembahasan pertanggungjawaban UKM dilakukan oleh MPM KM IPB

berdasarkan:

a) Pelaksanaan UUD KM IPB 2011

b) Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.

c) Pelaksanaan AD/ART UKM

d) Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan.

e) Hasil koordinasi yang dilakukan oleh DPM KM IPB.

f) Dokumen pertanggungjawaban akhir masa jabatan.

g) Pencapaian visi dan misi UKM.

h) Pelaksanaan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di LK KM IPB

5. Mekanisme penilaian dan pembahasan pertanggungjawaban BEM Fakultas/TPB/Diploma

dan himpro diserahkan pada DPM Fakultas/TPB/Diploma.

Pasal 10

1. Pembahasan dokumen pertanggungjawaban presma KM IPB, DPM KM IPB dan UKM

dilaksanakan dengan musyawarah dan mufakat oleh anggota MPM KM IPB.

2. Hasil penilaian dan pembahasan Pertanggungjawaban Presma KM IPB, DPM KM IPB dan

UKM berupa ketetapan MPM KM IPB.

3. Ketetapan yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) sekurang-kurangnya terdiri

dari evaluasi, rekomendasi, dan penilaian dari MPM KM IPB.

4. Apabila berdasarkan pembahasan dan penilaian MPM KM IPB terdapat perbedaan antara

realisasi dan laporan dan/atau ada hal-hal yang belum jelas maka dokumen

pertanggungjawaban presma KM IPB, DPM KM IPB dan UKM harus disempurnakan

paling lambat 3x24 jam.

5. Dokumen pertanggungjawaban yang telah disempurnakan diserahkan kepada penanggung

jawab sementara MPM KM IPB.

6. Jika dalam waktu yang ditentukan, presma KM IPB atau mantan presma KM IPB jika

sudah demisioner, anggota DPM KM IPB atau mantan anggota DPM KM IPB jika sudah

39

demisioner, pengurus UKM atau mantan pengurus UKM jika sudah demisioner, tidak

mengumpulkan dokumen pertanggungjawaban yang telah disempurnakan maka nama LK

yang bersanggkutan akan diumumkan kepada seluruh mahasiswa IPB oleh penanggung

jawab sementara MPM KM IPB.

7. Bentuk hasil penilaian dan pembahasan Pertanggungjawaban BEM Fakultas/TPB/Diploma

dan himpro diserahkan kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma

BAB V

PENUTUP

Pasal 11

1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan lainnya

yang tidak bertentangan dengan ketetapan ini.

2. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan pada acara Sidang Istimewa

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Dramaga, 17 Oktober 2012

Pukul 20.56 WIB

Pemimpin Sidang

Muhammad Tegar Kusmahidayat Konenda

NIM. D14080044

40

UNDANG-UNDANG

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

41

UNDANG UNDANG KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NOMOR 001 TAHUN 2012

TENTANG

PEMILIHAN RAYA (PEMIRA) KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Menimbang : 1. Bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor memiliki tugas membuat aturan tentang

penyelenggaraan Pemilihan Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor.

2. Bahwa perlu ditetapkannya peraturan Pemilihan Raya untuk

melaksanakan Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor 2012.

3. Bahwa perlu dilakukannya peninjauan kembali Undang-Undang

DPM KM IPB No. 02 tahun 2011 tentang Pemilihan Raya

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Mengingat : Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Bab IV Pasal 13 ayat 2.

Memperhatikan : 1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi

kajian Panitia Khusus Pemilihan Raya KM IPB.

2. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam Rapat Pleno DPM KM

IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam dengar pendapat

mahasiswa terkait kajian Undang-Undang Pemilihan Raya KM IPB.

Memutuskan

Menetapkan : Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Nomor 001 Tahun 2012

tentang Pemilihan Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor

42

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(1) KM IPB adalah Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) MPM KM IPB adalah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor.

(3) DPM KM IPB adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor

(4) BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa.

(5) TPB adalah Tingkat Persiapan Bersama.

(6) Presma KM IPB adalah Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor.

(7) Wapresma KM IPB adalah Wakil Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

(8) Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang selanjutnya disebut

Pemira KM IPB adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perwakilan

mahasiswa di KM IPB serta sarana pelaksanaan kedaulautan mahasiswa dalam KM

IPB.

(9) Pemira KM IPB dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

(10) Pemira KM IPB terdiri dari Pemira Legislatif Pusat, Pemira Legislatif Wilayah, Pemira

Eksekutif Pusat dan Pemira Eksekutif Wilayah.

(11) Pemira Legislatif Pusat adalah Pemilihan Raya Anggota DPM KM IPB.

(12) Pemira Legislatif Wilayah adalah Pemilihan Raya Anggota DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

(13) Pemira Eksekutif Pusat adalah Pemilihan Raya Presma-Wapresma KM IPB.

(14) Pemira Eksekutif Wilayah adalah Pemilihan Raya Ketua atau Ketua dan Wakil Ketua

BEM Fakultas/TPB/Diploma.

(15) Peserta Pemira KM IPB terdiri atas Peserta Pemira Ekskutif dan Peserta Pemira

Legislatif yang merupakan anggota penuh KM IPB.

(16) Calon Anggota DPM KM IPB adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama

pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan

oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat.

(17) Calon Anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma adalah mahasiswa yang mencalonkan diri

atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan

ditentukan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah.

(18) Bakal pasangan capresma-cawapresma KM IPB yang selanjutnya disebut bakal

pasangan calon adalah Bakal calon Presiden Mahasiswa dan bakal Calon Wakil

Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(19) Bakal pasangan calon adalah setiap mahasiswa anggota penuh KM IPB sesuai AD/ART

KM IPB yang mendaftarkan diri menjadi pasangan calon.

(20) Pasangan Capresma-Cawapresma KM IPB yang selanjutnya disebut pasangan calon

adalah Calon Presiden Mahasiswa dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(21) Pasangan Calon adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam

Pemira KM IPB dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh KPR.

(22) Calon Ketua BEM atau Calon Ketua dan Calon Wakil Ketua Fakultas/TPB/Diploma

adalah mahasiswa yang mencalonkan diri atas nama pribadi dalam Pemira KM IPB

dengan memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh KPRW

43

(23) Tim Sukses Pusat yang selanjutnya disebut dengan TS Pusat adalah sekelompok

mahasiswa IPB yang membantu Pasangan Calon selama proses Pemira yang terdaftar

secara resmi di KPR dan dipimpin seorang koordinator.

(24) Tim Sukses Wilayah yang selanjutnya disebut dengan TS Wilayah adalah sekelompok

mahasiswa IPB yang membantu Calon Ketua BEM atau Calon Ketua dan Calon Wakil

Ketua Fakultas/TPB/Diploma selama proses Pemira yang terdaftar secara resmi di

KPRW dan dipimpin seorang koordinator.

(25) Kampanye Pemira adalah Kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pemira dan/atau

tim suksesnya untuk memperebutkan dukungan massa pemilih dalam pemira KM IPB.

(26) Komisi Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut dengan KPR adalah Komisi yang

dibentuk DPM KM IPB yang bertugas untuk menyelenggarakan Pemira Eksekutif

Pusat .

(27) Komisi Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut dengan KPRW adalah

komisi yang dibentuk DPM Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas menyelenggarakan

Pemira Eksekutif di Wilayah.

(28) Panitia Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut dengan PPR adalah Panitia yang

dibentuk oleh KPR yang bertugas membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif di

Pusat.

(29) Panitia Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut dengan PPRW adalah Panitia

yang dibentuk oleh KPRW yang bertugas membantu pelaksanaan teknis Pemira

Eksekutif di Wilayah.

(30) Panitia Pengawas Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut dengan P3 adalah panitia

yang dibentuk DPM KM IPB yang bertugas untuk melakukan pengawasan Pemira

Eksekutif Pusat.

(31) Panitia Pengawas Pemilihan Raya Wilayah yang selanjutnya disebut dengan P3W

adalah panitia yang dibentuk oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas untuk

melakukan pengawasan Pemira Eksekutif Wilayah.

(32) Panitia Khusus Pemira Legislatif yang selanjutnya disebut dengan Pansus Pemira

Legislatif adalah Panitia Khusus yang dibentuk oleh DPM KM IPB atau DPM

Fakultas/TPB/Diploma yang bertugas untuk menyelenggarakan Pemira Legislatif.

(33) Pemilih adalah setiap mahasiswa aktif program Sarjana dan Diploma KM IPB yang

mempunyai hak memilih dan sudah terdaftar dalam Data Pemilih Tetap.

(34) Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut dengan TPS adalah tempat yang

digunakan pemilih untuk melakukan pemungutan suara dan telah ditetapkan oleh

masing-masing wilayah.

(35) Penanggung Jawab Sementara yang selanjutnya disebut dengan PJS adalah

penanggungjawab DPM KM atau DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM KM atau

DPM Fakultas/TPB/Diploma sudah demisioner.

(36) Perangkat Pemira KM IPB dilarang melakukan provokasi yang dapat mempengaruhi

dan mencampuri hak dan kewajiban pemilih.

BAB II

TUJUAN

Pasal 3

Pemira KM IPB bertujuan untuk memilih:

(1) Anggota DPM KM IPB.

(2) Anggota DPM Fakultas, DPM TPB dan DPM Diploma.

(3) Presma KM IPB dan Wapresma KM IPB.

44

(4) Ketua BEM Fakultas, BEM TPB dan BEM Diploma atau Ketua dan Wakil Ketua BEM

Fakultas, BEM TPB dan BEM Diploma.

BAB III

PENYELENGGARAAN PEMIRA

Pasal 4

Pemira Legislatif KM IPB terdiri dari:

(1) Pemilihan Anggota DPM KM IPB yang diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif

Pusat dan berkoordinasi dengan DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(2) Pemilihan Anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma diselenggarakan oleh Pansus Pemira

Legislatif Wilayah dengan mekanisme yang diatur oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma.

Pasal 5

Pemira Eksekutif KM IPB terdiri dari:

(1) Pemilihan Presma dan Wapresma KM IPB yang diselenggarakan oleh KPR, dibantu

PPR, dan berkoordinasi dengan KPRW.

(2) Pemilihan Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma yang diselenggarakan oleh KPRWdan

dibantu PPRW.

BAB IV

ASAS PEMIRA

Pasal 6

Penyelenggaraan Pemira KM IPB didasarkan atas asas-asas sebagai berikut:

(1) Langsung, yaitu setiap pemilih secara langsung dapat memberikan suaranya pada saat

pelaksanaan Pemira KM IPB.

(2) Umum, yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB memberi kesempatan kepada pemilih

untuk terlibat di dalamnya.

(3) Bebas yaitu setiap pemilih memiliki kebebasan dalam menggunakan hak pilih dan

dipilih sesuai dengan aspirasi politiknya dalam Pemira KM IPB.

(4) Rahasia yaitu setiap pemilih dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan aspirasi

politiknya pada Pemira KM IPB.

(5) Kejujuran yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB yang dilandasi semangat kejujuran

dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan.

(6) Keadilan yaitu penyelenggaraan Pemira KM IPB dilandasi oleh semangat keadilan

untuk memberi kesempatan yang sama dan proposional terhadap semua pemilih.

BAB V

MEKANISME PEMILIHAN RAYA EKSEKUTIF

Pasal 7

Mekanisme pemilihan Pemira Eksekutif Pusat dan Pemira Eksekutif Wilayah dilakukan

dengan system popular vote (one man one vote) dan ditetapkan berdasarkan hasil akumulasi

keseluruhan suara pemilih pada tiap-tiap wilayah pemilihan di Fakultas, TPB, dan Diploma.

BAB VI

45

MEKANISME PEMILIHAN RAYA LEGISLATIF

Pasal 8

(1) Pemilihan anggota DPM KM IPB berdasarkan wilayah Fakultas, TPB, dan Diploma.

(2) Penetapan jumlah kursi untuk calon anggota DPM KM IPB pada tiap-tiap Fakultas,

TPB, dan Diploma ditetapkan oleh DPM KM IPB.

(3) Jumlah quota kursi untuk DPM KM IPB pada tiap-tiap Fakultas ditentukan berdasarkan

keterwakilan dimana 1 (satu) kursi mewakili 250 (dua ratus lima puluh) orang

mahasiswa dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Jumlah kursi per Fakultas =Jumlah mahasiswa di Fakultas

250

(4) Apabila jumlah suara sisa hasil pembagian pada Fakultas melebihi satu atau sama

dengan (1/2 x 250)+1 maka diwakili oleh satu orang.

(5) Jumlah quota kursi untuk DPM KM IPB pada TPB/Diploma ditentukan berdasarkan

keterwakilan dimana 1 (satu) kursi mewakili 500 (lima ratus) orang mahasiswa dengan

rumus perhitungan sebagai berikut:

Jumlah kursi TPB = Jumlah mahasiswaTPB

500

Jumlah kursi Diploma = Jumlah mahasiswa Diploma

500

(6) Apabila jumlah suara sisa hasil pembagian pada TPB/Diploma melebihi satu atau sama

dengan (1/2 x 500)+1 maka diwakili oleh satu orang.

(7) Apabila jumlah peserta calon anggota DPM KM IPB untuk setiap

Fakultas/TPB/Diploma melebihi quota yang ditentukan, maka dilakukan pemilihan

dengan system popular vote (one man one vote) untuk menentukan anggota DPM KM

IPB dengan mekanisme yang diatur oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat.

(8) Apabila jumlah peserta calon anggota DPM KM IPB untuk setiap

fakultas/TPB/Diploma kurang dari quota yang ditentukan maka secara langsung calon

anggota DPM KM IPB yang mendaftar akan menjadi anggota DPM KM IPB dengan

mekanisme yang diatur oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat dan sisa qouta yang tidak

terpenuhi tidak dapat dialihkan.

(9) Apabila terdapat sekurang-kurangnya satu Fakultas/TPB/Diploma tidak memilliki

perwakilan sebagai anggota DPM KM maka mekanisme Pemira Legislatif Pusat

selanjutnya diserahkan kepada DPM KM.

Pasal 9

Mekanisme pemilihan anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma akan ditentukan oleh Pansus

Legislatif Pemira Legislatif Fakultas/TPB/Diploma.

BAB VII

PERANGKAT PEMIRA

Bagian Kesatu

KPR

Pasal 9

(1) Anggota KPR melalui perekrutan secara terbuka dan penyeleksian oleh DPM KM IPB.

(2) Mekanisme pembentukan dan pembubaran anggota KPR ditetapkan dengan Surat

Keputusan DPM KM IPB.

46

(3) Penyelenggaraan Pemira Eksekutif Pusat untuk memilih Presma KM IPB dan

Wapresma KM IPB dilakukan oleh KPR.

(4) Setiap anggota KPR memiliki hak bicara dan hak suara yang sama.

(5) Pembentukan dan pembubaran KPR ditetapkan dengan Surat Keputusan DPM KM IPB

berdasarkan hasil rapat pleno DPM KM IPB.

(6) KPR berkedudukan di pusat.

(7) KPR tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB.

(8) KPR berhak mendapatkan biaya operasional dari DPM KM IPB.

Pasal 10

Tugas dan Wewenang KPR

(1) Merencanakan pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat.

(2) Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat.

(3) Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat.

(4) Membentuk PPR dan mengkoordinasikan kegiatan Pemira Eksekutif KM IPB kepada

PPR dan KPRW.

(5) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan serta hasil Pemira

Eksekutif Pusat.

(6) Menyelenggarakan proses verifikasi bakal Pasangan Calon.

(7) Menetapkan nama-nama Pasangan Calon.

(8) Menetapkan hasil keseluruhan Pemira Eksekutif Pusat di semua wilayah pemilihan.

(9) Menjalankan fungsi yudikasi terkait pelanggaran Pemira Eksekutif Pusat yang

dilakukan oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Sukses.

(10) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan Pemira Eksekutif Pusat selambat-lambatnya satu

bulan setelah Pemira Eksekutif Pusat berlangsung kepada DPM KM.

Pasal 11

(1) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana KPR tidak dapat melaksanakan tugas dan

wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 10, maka KPR dapat dibubarkan oleh

DPM KM IPB atau PJS KM IPB jika DPM KM IPB telah demisioner.

(2) Setelah KPR dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM KM IPB atau

PJS KM IPB jika DPM KM IPB telah demisioner.

Bagian Kedua

KPRW

Pasal 12

(1) Anggota KPRW ditetapkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma melalui mekanisme

yang ditentukan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(2) Pemira Eksekutif Wilayah diselenggarakan oleh KPRW.

(3) Setiap anggota KPRW memiliki hak bicara dan hak suara yang sama.

(4) Pembentukan dan pembubaran KPRW ditetapkan dengan ketetapan DPM

Fakultas/TPB/Diploma berdasarkan hasil Rapat Pleno.

(5) KPRW berkedudukan diwilayah.

(6) KPRW tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB.

(7) KPRW berhak mendapatkan biaya operasional dari DPM Fakultas/TPB/Diploma.

Pasal 13

Tugas dan Wewenang

47

(1) Merencanakan pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah.

(2) Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah.

(3) Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah.

(4) Membentuk PPRW dan mengkoordinasikan kegiatan Pemira Eksekutif Wilayah.

(5) Berkoordinasi dengan KPR dalam pelaksanaan Pemira Eksekutif KM IPB.

(6) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan serta hasil Pemira

Eksekutif Wilayah.

(7) Menyelenggarakan proses verifikasi bakal Calon Ketua atau Calon Ketua dan Calon

Wakil Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma.

(8) Menetapkan nama-nama Calon Ketua atau Calon Ketua dan Calon Wakil Ketua BEM

Fakultas/TPB/Diploma.

(9) Menetapkan hasil keseluruhan Pemira Eksekutif Wilayah

(10) Menjalankan fungsi yudikasi terkait pelanggaran Pemira Eksekutif Wilayah yang

dilakukan oleh calon ketua atau Calon Ketua dan Calon Wakil Ketua BEM

Fakultas/TPB/Diploma dan/atau tim sukses.

(11) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan Pemira Eksekutif Wilayah selambat-lambatnya

satu bulan setelah Pemira Eksekutif Wilayah berlangsung kepada DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

Pasal 14

(1) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana KPRW tidak dapat menjalankan tugas

dan wewenang seperti yang dimaksud dalam pasal 13, maka KPRW dapat dibubarkan

oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM

Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner.

(2) Setelah KPRW dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM

Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM

Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner.

Bagian Ketiga

PPR

Pasal 15

(1) Mekanisme perekrutan anggota PPR ditetapkan dengan keputusan KPR.

(2) Struktur PPR ditentukan oleh KPR

(3) Setiap anggota PPR memiliki hak bicara yang sama.

(4) PPR tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB .

Pasal 16

Tugas dan Wewenang PPR

(1) Membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Pusat.

(2) Berkoordinasi dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif

Pusat kepada KPR.

(3) Menghitung hasil pemilihan suara untuk pasangan calon.

(4) Mensosialisasikan hasil Pemira Eksekutif Pusat.

(5) Berkoordinasi dengan PPRW dalam pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif KM IPB.

Bagian Keempat

PPRW

48

Pasal 17

(1) Struktur PPRW ditentukan oleh KPRW.

(2) Setiap anggota PPRW memiliki hak bicara yang sama.

(3) PPRW tidak diperbolehkan memihak salah satu Peserta Pemira Eksekutif KM IPB.

Pasal 18

Tugas dan Wewenang PPRW

(1) Membantu pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif Wilayah.

(2) Berkoordinasi dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif

Wilayah kepada KPRW.

(3) Menghitung hasil pemilihan suara untuk calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma.

(4) Mensosialisasikan hasil Pemira Eksekutif Wilayah.

(5) Berkoordinasi dengan PPR dalam pelaksanaan teknis Pemira Eksekutif KM IPB.

Bagian Kelima

P3

Pasal 19

(1) Anggota P3 melalui perekrutan secara terbuka dan penyeleksian oleh DPM KM IPB.

(2) Mekanisme pembentukan dan pembubaran anggota P3 ditetapkan dengan Surat

Keputusan DPM KM IPB.

(3) Struktur kepanitiaan P3 ditentukan oleh P3 sendiri dan ditetapkan oleh DPM KM IPB.

(4) P3 memiliki hubungan koordinatif dengan KPR.

(5) Setiap anggota P3 memiliki kedudukan dan kewajiban yang sama.

(6) P3 berkewajiban menaati dan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh

DPM KM IPB yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemira Eksekutif KM IPB yang

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

(7) P3 tidak diperbolehkan melakukan pengawasan yang mengakibatkan kerancuan arus

informasi tentang data pemungutan suara.

(8) P3 tidak diperbolehkan memihak salah satu peserta Pemira Eksekutif KM IPB.

(9) Pelanggaran yang dilakukan P3 dilaporkan kepada DPM KM IPB secara tertulis oleh

saksi mata dengan bukti yang jelas.

Pasal 20

Tugas dan wewenang P3

(1) Melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemira Eksekutif Pusat secara objektif dan

tidak memihak.

(2) Membuat peraturan tentang Pengawasan Pemira Ekskutif Pusat.

(3) Mengkoordinasikan pengawasan Pemira Eksekutif KM IPB.

(4) P3 berwenang menyampaikan laporan kepada DPM KM IPB apabila KPR melakukan

pelanggaran terhadap peraturan Pemira.

(5) P3 berwenang menyampaikan laporan kepada KPR apabila pasangan calon, tim sukses,

dan/atau PPR melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira.

(6) P3 berwenang menerima laporan pelanggaran Pemira Eksekutif Pusat dari pasangan

calon, tim sukses, dan/atau mahasiswa umum.

Pasal 21

Hak dan Kewajiban

49

(1) P3 mempunyai hak untuk:

a. Melakukan pengawasan terkait Pemira Eksekutif Pusat.

b. Mendapatkan biaya operasional dari DPM KM IPB.

(2) P3 mempunyai kewajiban untuk:

a. Mengawasi jalannya Pemira Eksekutif Pusat.

b. Mengawasi proses pemungutan suara.

c. Mengawasi perhitungan suara pasangan calon.

d. Membuat dan melaporkan berita acara tentang pengawasan Pemira Eksekutif Pusat

ke DPM KM IPB.

e. Membuat laporan keuangan yang diserahkan kepada DPM KM IPB.

f. Menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa IPB.

Pasal 22

(1) Apabila anggota P3 melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka hak dan

kewajibannyaakan dicabut oleh DPM KM IPB.

(2) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana P3 tidak dapat melaksanakan tugas dan

wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 20, maka P3 dapat dibubarkan oleh DPM

KM IPB atau PJS KM IPB jika DPM KM IPB telah demisioner.

(3) Setelah P3 dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM KM IPB atau

PJS KM IPB jika DPM KM IPB telah demisioner.

Bagian Keenam

P3W

Pasal 23

(1) Mekanisme pembentukan dan pembubaran P3W ditetapkan dengan Surat Keputusan

DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(2) P3W memantau jalannya Pemira wilayah secara objektif dan tidak memihak.

(3) P3W bertanggung jawab kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(4) Dalam melaksanakan pemantauan Pemira wilayah, setiap anggota P3W mempunyai

kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

(5) P3W berkewajiban menaati dan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh

DPM Fakultas/TPB/Diploma yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemira KM IPB

yang langsung, jujur, adil, umum, bebas, dan rahasia.

(6) P3W tidak diperbolehkan melakukan pengawasan yang mengakibatkan kerancuan arus

informasi Pemira.

(7) P3W tidak diperbolehkan memihak Calon Ketua BEM atau Calon Ketua dan Calon

Wakil Ketua Fakultas/TPB/Diploma.

(8) Pelanggaran yang dilakukan P3W dilaporkan kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma

oleh saksi mata dengan bukti yang jelas.

Pasal 24

Tugas dan wewenang P3W

(1) Melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemira Eksekutif Wilayah secara objektif

dan tidak memihak.

(2) P3W berwenang menyampaikan laporan kepada DPM Fakultas/TPB/Diploma apabila

KPRW melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira.

50

(3) P3W berwenang menyampaikan laporan kepada KPRW apabila Calon Ketua BEM

atau Calon Ketua dan Calon Wakil Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma, tim sukses,

dan/atau PPR melakukan pelanggaran terhadap peraturan Pemira.

(4) P3W berwenang menerima laporan pelanggaran Pemira Eksekutif Wilayah dari Calon

Ketua BEM atau Calon Ketua dan Calon Wakil Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma,

tim sukses, dan/atau mahasiswa umum.

Pasal 25

Hak dan Kewajiban

P3W mempunyai hak untuk melakukan pengawasan terkait Pemira Eksekutif Wilayah.

(1) P3W mempunyai kewajiban untuk:

a. Mengawasi jalannya Pemira Eksekutif Wilayah.

b. Mengawasi proses pemungutan suara.

c. Mengawasi perhitungan suara Calon Ketua BEM atau Calon Ketua dan Calon

Wakil Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma.

d. Membuat dan melaporkan berita acara tentang pengawasan Pemira Eksekutif

Wilayah ke DPM Fakultas/TPB/Diploma.

e. Menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa Fakultas/TPB/Diploma.

f. Berkoordinasi dengan P3 dalam pengawasan Pemira Eksekutif Pusat.

Pasal 26

(1) Apabila anggota P3W melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka hak dan

kewajibannya akan dicabut oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma

(2) Dalam kondisi atau keadaan tertentu dimana P3W tidak dapat melaksanakan tugas dan

wewenang seperti yang dimaksud pada pasal 20, maka P3W dapat dibubarkan oleh

DPM Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM

Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner.

(3) Setelah P3W dibubarkan wewenang selanjutnya diambil alih oleh DPM

Fakultas/TPB/Diploma atau PJS DPM Fakultas/TPB/Diploma jika DPM

Fakultas/TPB/Diploma telah demisioner.

Bagian ketujuh

Pansus Pemira Legislatif

Pasal 27

(1) Pemira legislatif dilaksanakan oleh Pansus Pemira Legislatif.

(2) Pemira legislatif Pusat diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat yang

dibentuk dan dibubarkan oleh DPM KM IPB.

(3) Pemira legislatif Wilayah dilakukan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah yang

dibentuk dan dibubarkan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(4) Pansus Pemira Legislatif Pusat adalah anggota DPM KM IPB dan bukan calon anggota

DPM KM IPB periode selanjutnya.

(5) Pansus DPM Fakultas/TPB/Diploma adalah bukan calon anggota DPM

Fakultas/TPB/Diploma periode selanjutnya.

(6) Pansus Pemira Legislatif Pusat bertanggung jawab kepada DPM KM IPB.

(7) Pansus Pemira Legislatif Wilayah bertanggung jawab kepada DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

51

(8) Struktur Pansus Pemira Legislatif Pusat ditentukan dan ditetapkan melalui Surat

Keputusan DPM KM IPB.

(9) Struktur Pansus Pemira Legislatif Wilayah ditentukan dan ditetapkan melalui Surat

Keputusan DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(10) Setiap anggota Pansus Pemira Legislatif memiliki hak bicara dan hak suara yang sama.

Pasal 28

Tugas dan Wewenang

(1) Merencanakan dan melaksanakan Pemira Legislatif.

(2) Membuat tahapan-tahapan Pemira Legislatif.

(3) Menyusun dan menetapkan petunjuk Pemira Legislatif.

(4) Pansus Pemira Legislatif Pusat berkoordinasi dengan BPH DPM KM IPB terkait

Pemira Legislatif Pusat.

(5) Pansus Pemira Legislatif Wilayah berkoordinasi dengan BPH DPM

Fakultas/TPB/Diploma terkait Pemira Legislatif Wilayah.

(6) Mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan Pemira Legislatif.

(7) Penyelenggaraan proses verifikasi calon anggota DPM KM IPB dilaksanakan oleh

Pansus Pemira Legislatif Pusat

(8) Penyelenggaraan proses verifikasi calon anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma IPB

dilaksanakan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah.

(9) Pansus Pemira Legislatif Pusat membuat aturan atau SOP Pemira Legislatif Pusat dan

ditetapkan oleh MPM KM IPB.

(10) Membuat aturan atau SOP Pemira Legislatif Wilayah dan ditetapkan oleh DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

(11) Menjalankan fungsi yudikasi terkait Pemira Legislatif.

(12) Mempublikasikan anggota DPM KM IPB atau anggota DPM Fakultas/TPB/Diploma

kepada mahasiswa umum.

BAB VIII

HAK MEMILIH DAN DIPILIH

Pasal 29

Setiap pemilih mempunyai satu hak suara dan tidak dapat diwakilkan.

Pasal 30

(1) Setiap mahasiswa Sarjana dan Diploma anggota penuh KM IPB berhak untuk dipilih

jika telah ditetapkan menjadi peserta Pemira KM IPB.

(2) Setiap anggota penuh KM IPB yang berhak dipilih mempunyai hak dan kewajiban

yang sama, sesuai dengan peraturan Pemira KM IPB.

BAB IX

SAKSI

52

Pasal 31

(1) Saksi berasal dari tim sukses atau pemilih.

(2) Saksi harus terdaftar sesuai dengan mekanisme yang akan diatur oleh perangkat Pemira

KM IPB.

(3) Saksi bertugas memantau proses pemungutan dan perhitungan suara.

BAB X

PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA

Pasal 32

Pemungutan suara

(1) Pemungutan suara untuk pemilihan Anggota DPM KM IPB dilaksanakan oleh Pansus

Pemira Legislatif Pusat dan berkoordinasi dengan DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(2) Pemungutan suara Pasangan Calon dilaksanakan oleh PPR dan berkoordinasi dengan

PPRW.

(3) Pemungutan suara calon Ketua atau Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM

Fakultas/TPB/Diploma dilaksanakan oleh PPRW.

(4) Pemungutan suara dilaksanakan di TPS yang telah ditetapkan oleh KPR.

(5) Tata cara pemungutan suara diatur melalui ketetapan KPR.

Pasal 33

Perhitungan suara

(1) Perhitungan suara calon anggota DPM KM IPB dilakukan secara terpusat pada tempat

yang telah ditentukan oleh Pansus Pemira Legislatif Pusat.

(2) Perhitungan suara pasangan calon dilakukan secara terpusat pada tempat yang telah

ditentukan oleh KPR.

(3) Perhitungan suara calon Ketua BEM Fakultas/TPB/Diploma dilakukan pada tempat

yang telah ditentukan oleh KPRW.

(4) Proses perhitungan suara dapat dihadiri oleh seluruh mahasiswa IPB.

(5) Saksi dan/atau P3 dapat mengajukan keberatan kepada KPR jika terdapat hal-hal yang

tidak sesuai dengan peraturan Pemira disertai saksi mata dengan bukti yang jelas.

(6) Saksi dan/atau P3W dapat mengajukan keberatan kepada KPRW jika terdapat hal-hal

yang tidak sesuai dengan peraturan Pemira disertai saksi mata dengan bukti yang jelas.

(7) Saksi dan/atau calon anggota DPM KM IPB dapat mengajukan keberatan kepada

Pansus Pemira legislatif Pusat jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan perturan

Pemira disertai saksi mata dengan bukti yang jelas.

BAB XI

PENETAPAN HASIL PERHITUNGAN SUARA PEMIRA

Pasal 34

(1) Hasil perhitungan suara Pemira Eksekutif Pusat ditetapkan oleh KPR.

(2) Hasil perhitungan suara Pemira Eksekutif Wilayah ditetapkan oleh KPRW.

(3) Hasil perhitungan suara Pemira Legislatif Pusat ditetapkan oleh Pansus Pemira

Legislatif Pusat.

(4) Hasil Pemira Legislatif Wilayah diputuskan oleh Pansus Pemira Legislatif Wilayah

53

BAB XII

SOSIALISASI HASIL PEMIRA

Pasal 35

(1) Pengumuman hasil Pemira Legislatif Pusat dilakukan oleh Pansus Pemira Legislatif

Pusat.

(2) Pengumuman hasil Pemira Legislatif Wilayah dilakukan oleh Pansus Pemira Legislatif

Wilayah.

(3) Pengumuman hasil Pemira Eksekutif Pusat dilakukan oleh KPR.

(4) Pengumuman hasil Pemira Eksekutif Wilayah dilakukan oleh KPRW

(5) Pengumuman hasil Pemira KM IPB diberitahukan kepada seluruh peserta pemira KM

IPB dan mahasiswa umum.

(6) Pengumuman hasil Pemira KM IPB selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

ditetapkan.

BAB XIII

PENYELESAIAN PELANGGARAN

Pasal 36

Peserta Pemira KM IPB

(1) Penyelesaian pelanggaran peserta terhadap peraturan Pemira KM IPB dilaksanakan

dalam Sidang Pelanggaran.

(2) Sidang Pelanggaran diselenggarakan oleh Pansus Pemira Legislatif dan/atau KPR di

Pusat dan Pansus Pemira Legislatif dan/atau KPRW di Wilayah.

(3) Sidang pelanggaran Pemira Eksekutif Pusat diselenggarakan jika terdapat laporan

pelanggaran dari mahasiswa atau P3/P3W secara tertulis dan disertai bukti kepada

KPR.

(4) Sidang pelanggaran Pemira Eksekutif Wilayah diselenggarakan jika terdapat laporan

pelanggaran dari mahasiswa atau P3W secara tertulis dan disertai bukti kepada KPRW.

Pasal 37

Perangkat Pemira

(1) Pelanggaran terhadap peraturan Pemira yang dilakukan Perangkat Pemira Pusat

diselesaikan oleh MPM KM IPB.

(2) Pelanggaran terhadap peraturan Pemira yang dilakukan perangkat Pemira Wilayah

diselesaikan oleh DPM Fakultas/TPB/Diploma.

(3) Penyelesaian pelanggaran perangkat Pemira Pusat dilaksanakan dalam Sidang MPM

KM IPB.

(4) Penyelesaian pelanggaran perangkat Pemira Wilayah dilaksanakan dalam Sidang DPM

Fakultas/TPB/Diploma.

(5) Sidang MPM KM IPB diselenggarakan jika terdapat laporan gugatan secara tertulis

dan disertai bukti kepada MPM KM IPB dari peserta pemira pusat atas ketetapan KPR

selambat-lambatnya 1x24 jam sejak ketetapan KPR ditetapkan.

(6) Sidang DPM TPB/Fakultas/Diploma diselenggarakan jika terdapat laporan gugatan

secara tertulis dan disertai bukti kepada DPM TPB/Fakultas/Diploma dari peserta

pemira wilayah atas ketetapan KPRW selambat-lambatnya 1x24 jam sejak ketetapan

KPRW ditetapkan.

54

(7) Sidang MPM KM IPB juga dapat diselenggarakan jika terdapat laporan gugatan secara

tertulis dan disertai bukti kepada MPM KM IPB dari peserta pemira wilayah atas

ketetapan DPM TPB/Fakultas/Diploma selambat-lambatnya 1x24 jam sejak ketetapan

DPM TPB/Fakultas/Diploma ditetapkan.

BAB XIV

KETENTUAN LAIN

Pasal 38

Apabila di TPS ternyata terdapat kekeliruan atau hal-hal lain yang menghambat

pemungutan dan perhitungan suara, setelah diadakan penelitian dan pemeriksaan dapat

dilakukan pemungutan dan perhitungan suara ulang di tempat tersebut dengan

memperhatikan ketentuan dan jadwal waktu yang ditetapkan oleh KPR.

Pasal 39

Apabila di TPS pada waktu yang telah ditetapkan tidak dapat diselenggarakan

pemungutan suara atau terhenti akibat keadaan yang memaksa, maka pemungutan

suara ulangan dilakukan di tempat yang sama setelah keadaan memungkinkan dengan

memperhatikan batas waktu yang telah ditetapkan oleh KPR.

Pasal 40

Pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara ulang atau susulan sebagaimana yang

dimaksud pada pasal 38 dan 39 dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak

waktu pemungutan dan perhitungan sebelumnya yang telah ditetapkan oleh KPR.

BAB XV

PENUTUP

Pasal 41

(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian dalam

Peraturan Pelaksana sesuai dengan tugas dan wewenang perangkat Pemira KM IPB.

(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika

terdapat kekeliruan didalamnya.

Ditetapkan pada Rapat Pleno

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor

Bogor, 30 Mei 2012

Pukul 20.43 WIB

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

55

Institut Pertanian Bogor

periode 2011-2012

Baehaki Fajri Ibnu Abbas

NRP. C14080084

56

UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NOMOR 002 TAHUN 2012

TENTANG

TATACARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

LEMBAGA KEMAHASISWAAN KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor 2011 pasal 10.

2. Tata kerja DPM KM 2012 pasal 8 tentang Tugas dan Wewenang.

Menimbang : 1. Bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa KM IPB merupakan

lembaga legislatif mahasiswa yang anggotanya dipilih secara

langsung melalui pemilihan raya.

2. Bahwa perlu adanya Undang-Undang Tatacara Pelaksanaan

Pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor

untuk mengatur kegiatan pengawasan LK KM IPB.

Memperhatikan : 1. Hasil pembahasan materi oleh Panitia Khusus Rancangan Undang-

Undang Tatacara Pelaksanaan Pengawasan LK KM IPB.

2. Hasil hearing materi RUU Tatacara Pelaksanaan Pengawasan LK

KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi

RUU Tatacara Pelaksanaan Pengawasan LK KM IPB Rapat pleno

DPM KM IPB.

Memutuskan : Menetapkan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor Nomor 002 Tahun 2012 tentang Tatacara Pelaksanaan

Pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor.

BAB I

PENDAHULUAN

57

Pasal 1

Pengertian

(1) Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor adalah suatu tata cara pelaksanaan pengawasan yang digunakan

Dewan Perwakilan Mahasiswa/Badan Pengawas Himpro untuk mengawasi kinerja Badan

Eksekutif Mahasiswa/Unit Kegiatan Mahasiswa/Himpunan Profesi.

Pasal 2

Maksud dan Tujuan

(1) Maksud dari Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah untuk digunakan sebagai pedoman umum

pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

(2) Tujuan dari Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Lembaga Kemahasiswaan Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor ini adalah terciptanya keselarasan dan kesinambungan

penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi misi Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

BAB II

PELAKSANAAN PENGAWASAN DPM KM TERHADAP BEM KM

Pasal 3

(1) DPM KM mempunyai fungsi pengawasan sesuai dengan Undang-Undang Dasar Keluarga

Mahasiswa IPB Tahun 2011.

(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:

a. Pelaksanaan aturan-aturan KM IPB;

b. Perencanaan dan pelaksanaan keuangan BEM KM; dan

c. Kebijakan BEM KM.

Pasal 4

(1) Pengawasan aturan-aturan KM IPB yang dimaksud pasal 3 ayat (2) meliputi:

a. Pelaksanaan UUD KM IPB Tahun 2011.

b. Pelaksanaan Ketetapan MPM KM.

c. Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.

d. Perencanan dan Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Kerja.

e. Perencanaan dan pelaksanaan Undang Undang KM IPB.

f. Perencanaan dan pelaksanaan Keputusan Presiden.

g. Perencanaan dan pelaksanaan Keputusan Menteri.

(2) Pengawasan terhadap perencanaan keuangan BEM KM meliputi rencana sumber dana dan

rancangan penggunaan anggaran dana.

(3) Pengawasan pelaksanaan keuangan BEM KM meliputi pengawasan terhadap mitra

kerja/donatur, jumlah dana masuk dan keluar, serta penggunaan dana kemahasiswaan dan

non kemahasiswaan.

(4) Pengawasan kebijakan BEM KM meliputi pengawasan terhadap proses pengambilan dan

pelaksanaan kebijakan Presiden Mahasiswa KM IPB baik ke luar maupun ke dalam KM

58

IPB berupa program kerja, hubungan kerja, kesepakatan-kesepakatan atau keterlibatan

dalam forum-forum lokal, regional, nasional dan internasional.

(5) Pengawasan dilakukan oleh anggota DPM KM.

(6) Pengawasan dilakukan secara etis, santun dan profesional.

Pasal 5

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dilaksanakan melalui

pelaksanaan hak DPM yaitu:

a. Hak interpelasi yaitu hak untuk meminta keterangan kepada BEM KM, mengenai

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh BEM KM.

b. Hak angket yaitu hak untuk mengadakan angket (penyelidikan) terhadap kebijakan

BEM KM.

c. Hak inisiatif yaitu hak untuk mengajukan, menganjurkan, dan memberikan

pertimbangan yaitu hak untuk memberikan arahan-arahan dan rekomendasi terhadap

kinerja dan/atau permasalahan yang dihadapi oleh BEM KM.

d. Hak budget yaitu hak untuk bertanya dan memberikan pertimbangan mengenai

anggaran dana BEM KM.

e. Hak petisi yaitu hak untuk mengubah, menambah atau mengurangi kebijakan BEM

KM berdasarkan amanat mahasiswa.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dapat dilakukan

melalui:

a. Pembahasan perencanaan keuangan BEM KM;

b. Pembahasan laporan keuangan BEM KM yang telah diperiksa/diaudit oleh DPM KM

IPB;

c. Hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun BEM KM IPB;

d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun BEM KM IPB;

e. Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh DPM KM IPB;

f. Hasil pengawasan DPM KM IPB;

g. Survei kepada mahasiswa IPB.

h. Pengaduan mahasiswa.

Pasal 6

Sistem Pengawasan

(1) Sistem pengawasan adalah suatu sistem yang digunakan Dewan Perwakilan Mahasiswa

untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa.

(2) Pengawasan dapat dilakukan melalui:

a. Rapat Koordinasi dengan BEM KM.

b. Konsultasi dan koordinasi dengan LK KM lainnya.

c. Pengawasan lapangan yaitu pengawasan secara langsung DPM KM terhadap program

kerja BEM KM selama dan setelah pelaksanaan program.

d. Survei kepada mahasiswa IPB.

e. Pengaduan mahasiswa.

Pasal 7

Rapat Koordinasi dengan BEM KM diatur dalam Tata Kerja DPM KM

Pasal 8

59

Konsultasi dan Koordinasi

(1) Dalam melaksanakan pengawasan, DPM KM dapat melakukan konsultasi dan koordinasi

dengan lembaga kemahasiswaan lain.

(2) Konsultasi dan koordinasi antara DPM KM dengan lembaga kemahasiswaan yang lain

dilaksanakan dalam bentuk pertemuan antara pimpinan DPM KM dengan Presiden

Mahasiswa, pimpinan MPM KM, Pimpinan DPM Fakultas/TPB/Diploma, pimpinan UKM

berdasarkan keputusan DPM KM.

(3) Pertemuan konsultasi dan koordinasi antara pimpinan DPM KM dengan Presiden

Mahasiswa dilakukan secara berkala atau dengan pimpinan MPM KM sesuai dengan

kebutuhan.

(4) Pertemuan konsultasi dan koordinasi antara pimpinan DPM KM dengan DPM

Fakultas/TPB/Diploma dilakukan secara berkala.

(5) Pertemuan konsultasi dan koordinasi, sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (1) dapat

dilakukan baik atas permintaan DPM KM maupun lembaga kemahasiswaan lainnya

kepada DPM KM.

(6) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi, sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (1),

diberitahukan secara tertulis kepada anggota DPM KM, dan apabila dipandang perlu

dilaporkan dalam rapat pleno.

(7) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain yang

mengatur mengenai mekanisme dan prosedur harus mendapat persetujuan DPM KM dalam

rapat pleno.

(8) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain,

yang berkaitan dengan kebijakan atau mengatasnamakan DPM KM harus mendapat

persetujuan rapat pleno.

Pasal 9

Pimpinan DPM KM atas persetujuan anggota DPM KM dapat membuat kesepakatan dengan

pimpinan lembaga kemahasiswaan yang lain mengenai mekanisme dan prosedur pertemuan

konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan tersebut.

Pasal 10

Pelanggaran

Pelanggaran adalah penyimpangan yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa terhadap:

a. UUD KM IPB Tahun 2011.

b. Ketetapan MPM KM.

c. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.

d. Garis-Garis Besar Haluan Kerja.

e. UU KM IPB.

f. Keppres

g. Kepmen

h. Tindakan tidak mengindahkan panggilan DPM KM.

i. Kesepakatan-kesepakatan yang dibuat antara DPM KM dan BEM KM.

j. Produk hukum KM IPB lainnya

k. Tata Tertib Kehidupan Kampus.

Pasal 11

Mekanisme Peringatan

60

Tahapan mekanime peringatan adalah sebagai berikut:

a. Memorandum pertama dikeluarkan oleh DPM KM untuk memberikan peringatan kepada

BEM KM agar memperbaiki kinerja dan perilaku yang menyimpang. Setelah diberi

memorandum pertama, BEM KM memiliki waktu 2 (dua) minggu untuk memperbaiki

kinerjan dan perilakunya.

b. Memorandum kedua dikeluarkan oleh DPM KM jika memorandum pertama tidak

diindahkan. Setelah diberi surat Memorandum kedua, BEM KM memiliki waktu 1 (satu)

minggu untuk memperbaiki kinerja dan perilakunya.

c. Pengajuan untuk Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dilaksanakan jika

memorandum kedua tidak diindahkan.

Pasal 12

Pemberian Peringatan

Setiap tahap mekanisme peringatan diberikan melalui rapat pleno Dewan Perwakilan

Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 13

Laporan Hasil Pengawasan

(1) Komisi atau alat kelengkapan DPM KM lainya membuat laporan hasil pengawasan.

(2) Laporan hasil pengawasan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 13 ayat (1)

disampaikan dalam Rapat Komisi, atau Rapat Pimpinan, atau Rapat Pleno untuk ditindak

lanjuti.

(3) Laporan yang dimaksud dalam pasal 13 ayat 2 berisikan:

a. Catatan pelaksanaan GBHO dan GBHK.

b. Catatan pelanggaran terhadap aturan yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (1).

c. Catatan hasil konsultasi dan koordinasi pimpinan DPM KM.

d. Catatan penting laporan keuangan dan kebijakan yang tidak dikoordinasikan ke DPM

KM.

(4) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada pasal (13) ayat (2) dapat berupa:

a. Rumusan hasil evaluasi dan rekomendasi.

b. Permintaan kepada presiden mahasiswa untuk melakukan perbaikan, perubahan,

penggantian kebijakan dan/atau pejabat pelaksana yang nyata-nyata tidak

menunjukkan kinerja yang diperlukan untuk melakukan tujuan penyelenggaraan

organisasi baik untuk tingkat IPB maupun untuk Fakultas/TPB/Diploma, atau

c. Keputusan lainnya.

(5) Laporan pengawasan satu tahun kepengurusan BEM KM diberikan kepada MPM KM pada

Sidang Umum II sebagai bahan pertimbangan dalam laporan pertanggungjawaban BEM

KM.

(6) Ketentuan lain tentang pengawasan diatur lebih lanjut dengan keputusan DPM KM.

BAB III

PELAKSANAAN PENGAWASAN DPM KM TERHADAP UKM

61

Pasal 14

(1) DPM KM mempunyai fungsi pengawasan sesuai dengan Undang-Undang Dasar Keluarga

Mahasiswa IPB Tahun 2011.

(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (1) dilakukan terhadap:

a. Pelaksanaan aturan-aturan KM IPB

b. Pelaksanaan keuangan UKM; dan

c. Pelaksanaan Program Kerja.

Pasal 15

(1) Pengawasan terhadap aturan-aturan KM IPB yang dimaksud pasal 14 ayat (2) meliputi

pengawasan terhadap:

a. Pelaksanaan UUD KM

b. Pelaksaanaan Ketetapan MPM KM

c. Pelaksanaan Garis Besar Haluan Organisasi

d. Pelaksanaan Undang Undang KM IPB

e. AD/ART UKM

(2) Pengawasan pelaksanaan keuangan UKM meliputi pengawasan terhadap mitra

kerja/donatur, jumlah dana masuk dan keluar, serta penggunaan dana kemahasiswaan dan

non kemahasiswaan secara berkala.

(3) Pengawasan pelaksanaan program kerja UKM meliputi pengawasan terhadap kesesuaian

program kerja terhadap tujuan pembentukan organisasi yang sesuai dengan kode etik

kelembagaan serta sinkronisasi kegiatan-kegiatan di tingkat pusat dan fakultas.

(4) Pengawasan oleh anggota DPM KM dilakukan secara etis, santun dan profesional.

Pasal 16

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (2) dilaksanakan melalui

pelaksanaan tugas pengawasan DPM KM.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b dapat dilakukan

melalui:

a. Pembahasan perencanaan keuangan UKM;

b. Pembahasan laporan keuangan UKM yang telah diperiksa/diaudit oleh DPM KM IPB;

c. Hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun UKM;

d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun UKM;

e. Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh DPM KM;

f. Hasil pengawasan DPM KM;

g. Survei kepada mahasiswa IPB;

h. Pengaduan mahasiswa.

Pasal 17

(1) Dalam melaksanakan pengawasan, DPM KM dapat melakukan konsultasi dan koordinasi

dengan lembaga kemahasiswaan lain.

(2) Konsultasi dan koordinasi antara DPM KM dengan lembaga kemahasiswaan yang lain

dilaksanakan dalam bentuk pertemuan antara pimpinan DPM KM, Presiden Mahasiswa

dan Sekretaris Jenderal MPM KM.

(3) Pertemuan konsultasi dan koordinasi antara pimpinan DPM KM IPB dengan Ketua UKM

dilakukan secara berkala atau dengan pimpinan MPM KM IPB sesuai dengan kebutuhan.

62

(4) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi, sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (2)

dan ayat (3) diberitahukan secara tertulis kepada DPM KM, dan apabila dipandang perlu

dilaporkan dalam rapat pleno.

(5) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain yang

mengatur mengenai mekanisme dan prosedur harus mendapat persetujuan DPM KM dalam

rapat pleno.

(6) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain,

yang berkaitan dengan kebijakan atau mengatasnamakan DPM KM harus mendapat

persetujuan rapat pleno.

Pasal 18

Pimpinan DPM KM atas persetujuan anggota DPM KM dapat membuat kesepakatan dengan

pimpinan lembaga kemahasiswaan yang lain mengenai mekanisme dan prosedur pertemuan

konsultasi dan koordinasi dengan lembaga UKM tersebut.

Pasal 19

(1) DPM KM memiliki jalur koordinatif dengan UKM.

(2) UKM memiliki jalur koordinatif dengan BEM KM IPB.

(3) UKM bertanggung jawab kepada MPM KM IPB yang mekanismenya diatur dalam

ketetapan MPM KM IPB.

Pasal 20

(1) Keanggotaan UKM dalam KM IPB akan ditinjau setiap dua periode kepengurusan oleh

MPM KM IPB.

(2) Keanggotaan UKM Kerohanian tidak dilakukan peninjauan kembali tetapi wajib

menyerahkan laporan pertanggungjawaban setiap tahun.

(3) Keberadaan setiap UKM dan calon UKM dalam KM IPB akan diatur dalam ketetapan

MPM KM IPB.

BAB IV

PELAKSANAAN PENGAWASAN DPM FAKULTAS/DIPLOMA/TPB TERHADAP

BEM FAKULTAS/DIPLOMA/TPB

Pasal 21

(1) DPM Fakultas/Diploma/TPB mempunyai fungsi pengawasan kepada BEM

Fakultas/Diploma/TPB.

(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal (21) ayat (1) dilakukan terhadap:

a. Pelaksanaan aturan-aturan KM IPB;

b. Pelaksanaan keuangan BEM Fakultas/Diploma/TPB; dan

c. Kebijakan BEM Fakultas/Diploma/TPB.

Pasal 22

(1) Pengawasan aturan-aturan KM IPB yang dimaksud pasal 21 ayat (2) meliputi pengawasan

terhadap:

a. Pelaksanaan UUD KM IPB

63

b. Pelaksaanaan Ketetapan MPM KM IPB

c. Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

d. Perencanan dan Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Kerja

e. Pelaksanaan Undang-Undang KM IPB

f. Pelaksanaan Keputusan Presiden Mahasiswa

g. Pelaksanaan Keputusan Menteri

h. Perencanaan dan pelaksanaan Peraturan Fakultas/Diploma/TPB

i. Perencanaan dan pelaksanaan peraturan-peraturan BEM Fakultas/Diploma/TPB.

(2) Pengawasan pelaksanaan keuangan BEM Fakultas/Diploma/TPB meliputi pengawasan

terhadap mitra kerja/donatur, jumlah dana masuk dan keluar, serta penggunaan dana

Kemahasiswaan dan non kemahasiswaan secara berkala.

(3) Pengawasan kebijakan BEM Fakultas/Diploma/TPB meliputi pengawasan terhadap proses

pengambilan kebijakan Ketua BEM Fakultas/Diploma/TPB baik ke luar maupun ke dalam

KM IPB berupa program kerja, hubungan kerja, kesepakatan-kesepakatan atau keterlibatan

dalam forum-forum lokal/regional/nasional/internasional.

(4) Pengawasan dilakukan anggota DPM Fakultas/Diploma/TPB, komisi, atau alat

kelengkapan lainnya.

(5) Pengawasan oleh anggota DPM Fakultas/Diploma/TPB dilakukan secara etis, santun, dan

profesional.

Pasal 23

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dilaksanakan melalui

pelaksanaan hak Dewan Perwakilan Mahasiswa yaitu:

a. Hak interpelasi yaitu hak untuk meminta keterangan kepada BEM, mengenai

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh BEM.

b. Hak angket yaitu hak untuk mengadakan angket (penyelidikan) terhadap kebijakan

BEM.

c. Hak inisiatif yaitu hak untuk mengajukan, menganjurkan, dan memberikan

pertimbangan yaitu hak untuk memberikan arahan-arahan dan rekomendasi terhadap

kinerja dan/atau permasalahan yang dihadapi oleh BEM.

d. Hak budget yaitu hak untuk bertanya dan memberikan pertimbangan mengenai

anggaran dana BEM.

e. Hak petisi yaitu hak untuk mengubah, menambah atau mengurangi kebijakan BEM

berdasarkan amanat mahasiswa.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (21) ayat (2) huruf b dapat dilakukan

melalui:

a. Pembahasan perencanaan keuangan BEM Fakultas/Diploma/TPB

b. Pembahasan laporan keuangan BEM Fakultas/Diploma/TPB yang telah

diperiksa/diaudit oleh DPM Fakultas/Diploma/TPB IPB;

c. Hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun BEM Fakultas/Diploma/TPB;

d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun BEM

Fakultas/Diploma/TPB;

e. Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh Fakultas/Diploma/TPB;

f. Hasil pengawasan DPM Fakultas/Diploma/TPB;

g. Survei kepada mahasiswa IPB.

h. Pengaduan mahasiswa.

Pasal 24

Sistem Pengawasan

64

(1) Sistem pengawasan adalah suatu sistem yang digunakan Dewan Perwakilan

Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB.

(2) Pengawasan dapat dilakukan melalui:

a. Rapat Koordinasi dengan BEM Fakultas/Diploma/TPB.

b. Konsultasi dan koordinasi dengan LK Fakultas lainnya.

c. Pengawasan lapangan yaitu pengawasan secara langsung Dewan Perwakilan

Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB terhadap program kerja Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB selama dan setelah pelaksanaan program.

Pasal 25

Rapat Koordinasi dengan BEM Fakultas/Diploma/TPB diatur dalam Tata Kerja DPM

Fakultas/Diploma/TPB

Pasal 26

Konsultasi dan Koordinasi

(1) Dalam melaksanakan pengawasan, DPM Fakultas/Diploma/TPB dapat melakukan

konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan Fakultas/Diploma/TPB.

(2) Konsultasi dan koordinasi antara DPM Fakultas/Diploma/TPB dengan lembaga

kemahasiswaan Fakultas/Diploma/TPB dilaksanakan dalam bentuk pertemuan antara

pimpinan DPM Fakultas/Diploma/TPB dengan Ketua BEM Fakultas/Diploma/TPB, Ketua

Lembaga Struktural, Ketua Himpro, berdasarkan keputusan DPM Fakultas/Diploma/TPB.

(3) Pertemuan konsultasi dan koordinasi antara pimpinan DPM Fakultas/Diploma/TPB

dengan Ketua BEM, Ketua Lembaga Struktural, Ketua Himpro Fakultas dilakukan secara

berkala atau sesuai dengan kebutuhan.

(4) Pertemuan konsultasi dan koordinasi, sebagaimana dimaksud pada pasal (26) ayat (1)

dapat dilakukan baik atas prakarsa DPM Fakultas/Diploma/TPB maupun lembaga

kemahasiswaan Fakultas/Diploma/TPB yang lain.

(5) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi, sebagaimana dimaksud pada pasal (26) ayat

(2) dan ayat (3), diberitahukan secara tertulis kepada DPM Fakultas/Diploma/TPB terkait,

dan apabila dipandang perlu dilaporkan dalam rapat pleno.

(6) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain yang

mengatur mengenai mekanisme dan prosedur harus mendapat persetujuan DPM

Fakultas/Diploma/TPB dalam rapat pleno.

(7) Hasil pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain,

yang berkaitan dengan kebijakan atau mengatasnamakan DPM Fakultas/Diploma/TPB

harus mendapat persetujuan rapat pleno.

Pasal 27

Pimpinan DPM Fakultas/Diploma/TPB atas persetujuan anggota Dewan Perwakilan

Mahasiswa dapat membuat kesepakatan dengan pimpinan lembaga kemahasiswaan yang lain

mengenai mekanisme dan prosedur pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan lembaga

kemahasiswaan tersebut.

65

Pasal 28

Mekanisme Peringatan

Tahapan mekanime peringatan adalah sebagai berikut:

a. Memorandum pertama dikeluarkan oleh DPM Fakultas/Diploma/TPB untuk memberikan

peringatan kepada BEM Fakultas/Diploma/TPB agar memperbaiki kinerja dan perilaku

yang menyimpang. Setelah diberi memorandum pertama, BEM Fakultas/Diploma/TPB

memiliki waktu 2 (dua) minggu untuk memperbaiki kinerja dan perilakunya.

b. Memorandum kedua dikeluarkan oleh DPM Fakultas/Diploma/TPB jika memorandum

pertama tidak diindahkan. Setelah diberi surat memorandum kedua, BEM

Fakultas/Diploma/TPB memiliki waktu 1 (satu) minggu untuk memperbaiki kinerja dan

perilakunya.

c. Pengajuan untuk Sidang Istimewa Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB

dilaksanakan jika memorandum kedua tidak diindahkan.

Pasal 29

Pemberian Peringatan

Setiap tahap mekanisme peringatan diberikan melalui rapat pleno Dewan Perwakilan

Mahasiswa Fakultas/Diploma/TPB.

Pasal 30

Laporan Hasil Pengawasan

(1) Komisi atau alat kelengkapan DPM Fakultas/Diploma/TPB lainya membuat laporan hasil

pengawasan.

(2) Laporan hasil pengawasan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 30 ayat (1)

disampaikan dalam Rapat Komisi, atau Rapat Pimpinan, atau Rapat Pleno untuk

ditindaklanjuti.

(3) Laporan yang dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) berisikan:

a. Catatan pelaksanaan GBHO dan GBHK.

b. Catatan pelanggaran terhadap aturan yang dimaksud dalam pasal 22 ayat 1.

c. Catatan hasil konsultasi dan koordinasi pimpinan DPM Fakultas/Diploma/TPB.

d. Catatan penting laporan keuangan dan kebijakan yang tidak dikoordinasikan ke DPM

Fakultas/Diploma/TPB.

(4) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada pasal 30 ayat (2) dapat berupa:

a. Rumusan hasil evaluasi dan rekomendasi

b. Permintaan kepada ketua BEM Fakultas/Diploma/TPB untuk melakukan perbaikan,

perubahan, penggantian kebijakan dan/atau pejabat pelaksana yang nyata-nyata tidak

menunjukkan kinerja yang diperlukan untuk melakukan tujuan penyelenggaraan

organisasi di tingkat Fakultas/TPB/Diploma, atau

c. Keputusan lainnya.

(5) Ketentuan lain tentang pengawasan diatur lebih lanjut dengan keputusan DPM

Fakultas/Diploma/TPB.

BAB V

PELAKSANAAN PENGAWASAN

BADAN PENGAWAS HIMPRO TERHADAP PENGURUS HIMPRO

66

Pasal 31

(1) Badan Pengawas Himpro adalah badan yang memiliki fungsi pengawasan ke pengurus

Himpro.

(2) Pengawasan Badan Pengawas Himpro dilakukan terhadap:

a. Pelaksanaan aturan-aturan KM IPB.

b. Pelaksanaan Program Kerja Himpro.

(3) Badan Pengawas Himpro memiliki jalur koordinatif dengan DPM Fakultas dan jalur

koordinatif-instruktif dengan Pengurus Himpro.

Pasal 32

Pengawasan terhadap aturan-aturan KM IPB yang dimaksud pasal (31) ayat (2) meliputi

pengawasan terhadap:

a. Pelaksanaan Undang- Undang Dasar KM IPB Tahun 2011

b. Pelaksanaan Ketetapan MPM KM IPB

c. Pelaksanaan Undang Undang KM IPB

d. Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

e. Pelaksanaan Peraturan Fakultas

f. Pelaksanaan AD/ART Himpro dan/atau peraturan lainnya yang berlaku di Himpro.

Pasal 33

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 31 ayat (1) dilaksanakan melalui

pelaksanaan hak, wewenang dan kewajiban Badan Pengawas Himpro kepada Pengurus

Himpro yaitu:

a. Hak interpelasi yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Pengurus Himpro,

mengenai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pengurus Himpro.

b. Hak angket yaitu hak untuk mengadakan angket (penyelidikan) terhadap kebijakan

Pengurus Himpro.

c. Hak inisiatif yaitu hak untuk mengajukan, menganjurkan, dan memberikan

pertimbangan yaitu hak untuk memberikan arahan-arahan dan rekomendasi terhadap

kinerja dan/atau permasalahan yang dihadapi oleh Pengurus Himpro.

d. Hak petisi yaitu hak untuk mengubah, menambah atau mengurangi kebijakan Pengurus

Himpro berdasarkan amanat mahasiswa departemen.

e. Menyerap, menampung, dan merumuskan aspirasi anggota Himpro serta

menyalurkannya kepada pengurus Himpro.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pengawas Himpro memiliki alat kelengkapan

sekurang-kurangnya:

a. Rapat Pleno Badan Pengawas Himpro

b. Rapat Koordinasi Badan Pengawas Himpro dengan Pengurus Himpro.

Pasal 34

Rapat Pleno Badan Pengawas Himpro

(1) Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri sekurang-kurannya ½ n+1 anggota Badan

Pengawas Himpro untuk mengambil keputusan yang mengikat seluruh anggota Badan

Pengawas Himpro.

67

(2) Rapat pleno mengambil keputusan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi

terhadap kinerja Pengurus Himpro.

(3) Rapat pleno dapat dilakukan atas usulan anggota Badan Pengawas Himpro sekurang-

kurangya ½ n+1 anggota Badan Pengawas Himpro.

Pasal 35

Rapat Koordinasi Badan Pengawas Himpro dengan Pengurus Himpro

Rapat koordinasi BP Himpro dengan Pengurus Himpro merupakan rapat dengar pendapat

antara Badan Pengawas Himpro dengan Badan Pengurus Harian dan/atau Departemen Himpro

yang terkait, dalam rangka meminta penjelasan tentang perencanaan dan realisasi program

kerja.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 36

(1) Pengawasan terhadap pengelolaan administrasi dan keuangan Himpro dilakukan oleh

DPM Fakultas.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) dapat dilakukan melalui:

a. Pembahasan perencanaan keuangan Himpro

b. Pembahasan laporan keuangan Himpro yang telah diperiksa atau di audit oleh DPM

Fakultas.

c. Hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun Himpro.

d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah tahun Himpro.

e. Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh DPM Fakultas.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Perubahan dan Penetapan

(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Undang-Undang ini diputuskan dalam Rapat

Pleno Dewan Perwakilan Mahasiswa.

(2) Undang-Undang ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

68

Ditetapkan pada Rapat Pleno

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor

Bogor, 15 November 2012

Pukul 20.59 WIB

Pimpinan Rapat,

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Periode 2011-2012

Institut Pertanian Bogor,

Baehaki Fajri Ibnu Abbas

NIM. C14080084

69

UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NOMOR 003 TAHUN 2012

TENTANG

KEUANGAN KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor 2011 pasal 9 dan pasal 10 serta Bab VIII tentang

Keuangan.

2. Tata kerja DPM KM 2012 pasal 8 tentang Tugas dan

Wewenang.

Menimbang : 1. Bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa KM IPB merupakan

lembaga legislatif mahasiswa yang memiliki fungsi

legislating, controlling, budgeting dan dipilih secara langsung

melalui pemilihan raya.

2. Bahwa perlu adanya Undang-Undang Keuangan Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor untuk mengatur keuangan

dan pengelolaan keuangan LK KM IPB.

Memperhatikan : 1. Hasil pembahasan materi Rancangan Undang-Undang (RUU)

Keuangan KM IPB oleh Panitia Kerja RUU Keuangan KM

IPB.

2. Hasil hearing secara terbuka terhadap materi RUU Keuangan

KM IPB.

3. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan

materi RUU Keuangan KM IPB pada rapat pleno DPM KM

IPB.

Memutuskan

Menetapkan : Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Nomor 003 Tahun 2012

Tentang Keuangan Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

70

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang di maksud dengan:

(1) Keluarga Mahasiswa yang selanjutnya disebut KM IPB sebagaimana dimaksud dalam

UUD KM IPB 2011.

(2) Lembaga Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa selanjutnya disebut LK KM IPB adalah

semua lembaga Kemahasiswaan yang keberadaannya telah diatur dalam UUD KM IPB.

(3) Keuangan KM IPB merupakan dana kegiatan yang digunakan untuk menjalankan program

kerja LK KM IPB.

(4) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa selanjutnya di sebut DPM KM adalah

Dewan perwakilan mahasiswa sebagaimana di maksud dalam UUD KM IPB 2011.

(5) Dewan Perwakilan Mahasiswa (Fakultas/Diploma/TPB) selanjutnya disebut DPM

(Fakultas/Diploma/TPB) adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas, Dewan

Perwakilan Mahasiswa TPB dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Diploma sebagaimana

dimaksud dalam UUD KM IPB 2011.

(6) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa selanjutnya disebut BEM KM IPB

adalah Badan Eksekutif Mahasiswa sebagaman dimaksud dalam UUD KM IPB 2011.

(7) Badan Eksekutif Mahasiswa (Fak/Diploma/TPB) selanjutnya disebut BEM

(Fak/Diploma/TPB) adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Badan Eksekutif

Mahasiswa diploma dan Badan Eksekutif Mahasiswa TPB sebagaimana dimaksud dalam

UUD KM IPB 2011.

(8) Dana kemahasiswaan yang selanjutnya disebut DK adalah dana dari institusi yang

disalurkan kepada KM IPB yang mekanismenya diatur dalam kesepakatan yang

dikoordinasikan oleh DPM KM.

(9) Dana Non- Kemahasiswaan yang selanjutnya disebut Dana Non-DK adalah dana LK KM

IPB KM IPB yang di peroleh dari sumber-sumber lain yang halal dan sah serta tidak

bertentangan dengan UUD KM IPB 2011.

(10) Rancangan Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor selanjutnya disebut

RAKM IPB adalah Rancangan alokasi dana bagi LK KM IPB.

(11) Anggaran Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor selanjutnya disebut Anggaran

KM IPB adalah alokasi dana bagi LK KM IPB yang disetujui oleh DPM KM.

(12) Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan selanjutnya disebut RKAT adalah Rencana

Kegiatan lembaga yang berupa program kerja lembaga serta rencana anggaran dana

selama satu tahun kepengurusan.

Pasal 2

Ruang lingkup keuangan KM IPB meliputi

a) Penerimaan pendanaan KM IPB yang tidak bertentangan dengan visi, misi, dan dasar

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

b) Pelaksanaan Anggaran Keluarga Mahasiswa IPB.

c) Pengelolaan kas Lembaga kemahasiswaan.

d) Pengauditan terhadap pelaksanaan Anggaran KM dan RKAT

Pasal 3

71

Tahun anggaran meliputi masa 1 tahun kepengurusan dimulai dari sidang umum 1 MPM KM

IPB sampai dengan Sidang Umum 2 MPM KM IPB

Pasal 4

Satuan hitung dalam penyusunan, penetapan, dan pertanggungjawaban Anggaran KM adalah

mata uang rupiah

BAB II

SUMBER KEUANGAN KM IPB

Pasal 5

Keuangan KM IPB dapat bersumber dari :

a) Kas LK KM IPB yang bersangkutan,

b) Dana Kemahasiswaan yang berasal dari Institusi,

c) Usaha-usaha yang halal dan sah serta tidak bertentangan dengan visi, misi, dan dasar

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor,

d) Sumbangan-sumbangan lain yang tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan visi,

misi, dan dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor,

e) Sumber keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dan 4 diatas bukan berasal dari

perusahaan rokok, Minuman keras, partai politik, situs perjudian, perusahaan kontrasepsi,

transaksi NAPZA.

Pasal 6

Sumber keuangan Lembaga Kemahasiswaan yang mempunyai mandat atau fungsi legislasi

yaitu DPM (KM/Fakultas/Diploma/TPB) atau mandat dan fungsi konstitusi yaitu MPM KM

bersumber dari dana kemahasiswaan dan dana kas pribadi anggota yang tidak bertentangan

dengan UUD KM IPB 2011.

BAB III

KEKUASAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KM IPB

Pasal 7

(1) Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan dalam penyusunan dan pembuatan RAKM

IPB.

(2) DPM KM IPB merupakan lembaga tinggi KM IPB yang mempunyai fungsi budgeting dan

controlling terhadap keuangan KM IPB.

(3) DPM (Fakultas/TPB/Diploma) merupakan lembaga tertinggi di tingkat

Fakultas/TPB/Diploma mempunyai fungsi Budgeting dan controlling terhadap keuangan

Fakultas/TPB/Diploma.

(4) Penyusunan dan pembuatan RAKM IPB yang dimaksud dalam ayat 1 merupakan

keuangan KM IPB yang bersumber dari Dana Kemahasiswaan.

(5) Keuangan KM IPB Non-DK kekuasaan dan pengelolaanya diserahkan kepada LK KM IPB

yang bersangkutan.

Pasal 8

72

(1) Kekuasaan atas pengelolaan keuangan KM IPB digunakan untuk mencapai visi, misi KM

IPB.

(2) Dalam rangka penyelenggaraan fungsi LK KM IPB untuk mencapai visi, misi KM IPB

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 maka harus ada penyusunan RKAT oleh masing-

masing LK KM IPB.

(3) Keuangan KM IPB dikelola secara tertib, taat pada perundang-undangan, efisien,

ekonomis, terbuka dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan.

Pasal 9

Ketua LK KM IPB sebagai penanggungjawab anggaran lembaga yang dipimpinnya

mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a) Menyusun RKAT LK KM IPB yang dipimpinnya

b) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran

c) Melaksanakan anggaran LK KM IPB yang dipimpinnya

d) Melaksanakan usaha-usaha yang sah untuk penyelenggaraan LK KM IPB yang

dipimpinnya.

e) Menyusun dan menyerahkan Laporan Keuangan LK KM IPB yang dipimpinnya kepada

DPM (KM/Fakultas/TPB/Diploma)

BAB IV

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAKM IPB

Pasal 10

(1) RAKM merupakan wujud pengelolaan keuangan KM IPB yang ditetapkan setiap tahunnya

dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk

kepentingan mahasiswa IPB.

(2) RAKM terdiri atas

a) Keuangan KM IPB yang bersumber dari dana kemahasiswaan

b) Alokasi dana kepada setiap LK KM IPB,

c) Alokasi dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hurif b berupa alokasi dana untuk

LK KM IPB tingkat pusat dan alokasi untuk setiap Fakultas, Diploma dan TPB,

d) Alokasi dana untuk LK KM IPB tingkat Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

huruf c dirinci berdasarkan LK KM IPB yang berkedudukan di pusat,

Pasal 11

Penyusunan alokasi dana pada tingkat Fakultas, Diploma dan TPB diserahkan kepada DPM

(Fak/ Diploma/ TPB) melalui Peraturn Fakultas

Pasal 12

RAKM disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan LK KM IPB dan katersediaan dana

kemahasiswaan.

Pasal 13

73

(1) Presiden mahasiswa mengajukan RAKM dengan disertai dokumen-dokumen pendukung

kepada DPM KM IPB selambat-lambatnya 14 hari setelah pelantikan.

(2) Pembahasan RAKM dilaksanakan oleh Presiden Mahasiswa dengan DPM KM IPB

(3) DPM KM berkoordinasi dengan LK KM IPB melalui forum keuangan yang dihadiri oleh

ketua dan Bendahara LK KM IPB selambat-lambatnya 14 hari setelah pengajuan oleh

Presiden Mahasiswa.

(4) DPM KM berhak mengajukan perubahan RAKM yang diajukan oleh Presiden mahasiswa

setelah ada pembahasan dan berkoordinasi dengan LK KM IPB.

(5) Pengambilan keputusan RKAM tanpa perubahan atau dengan perubahan dilaksanakan oleh

DPM KM IPB melalui rapat pleno DPM KM IPB dengan mempertimbangkan hasil

koordinasi dengan LK KM IPB.

(6) Apabila DPM KM IPB tidak menyetujui RAKM setelah perubahan yang diajukan oleh

presiden mahasiswa maka LK KM IPB akan menggunakan Anggaran KM tahun

sebelumnya.

(7) RAKM yang telah disetujui ditapkan menjadi UU Anggaran KM IPB yang ditanda tangani

oleh Ketua DPM KM dan Presiden Mahasiswa.

BAB V

ALOKASI KEUANGAN LK KM IPB

Pasal 14

(1) Alokasi dana LK KM IPB Pusat dan LK KM IPB wilayah (Fakultas, TPB dan diploma)

disusun dengan pertimbangan jumlah LK KM IPB total yang berada pada tingkat Pusat,

Fakultas, TPB dan diploma.

(2) Alokasi dana yang dimaksud pada ayat 1 menggunakan rincian sebagai berikut

a) LK KM IPB pusat =

x jumlah dana kemahasiswaan yang tersedia

b) LK KM IPB wilayah =

x jumlah dana

kemahasiswaan yang tersedia.

(3) Penyusunan alokasi dana menggunakan sumber dana fix cost serta varibel cost.

(4) Penentuan dana fix cost disusun berdasarkan pada kebutuhan dasar dalam penyelenggaraan

LK KM IPB.

(5) Penentuan variabel cost untuk alokasi dana pada tingkat LK KM IPB Pusat untuk masing-

masing lembaga di dasarkan pada

a) Penyerapan dana kepengurusan 1 tahun sebelumnya.

b) LK KM IPB yang baru di sahkan menjadi anggota KM IPB menggunakan dana fix

cost yang telah disetujui oleh DPM KM.

c) Dokumentasi ketepatan administrasi dan keuangan yang terekam pada arsip DPM KM

IPB.

d) Akses sumber dana LK KM IPB.

(6) Alokasi dana untuk masing-masing Fakultas disusun berdasarkan

a. Penyerapan total dana pada kepengurusan 1 tahun sebelumnya.

b. Jumlah mahasiswa di masing-masing fakultas.

c. Jumlah LK KM IPB di masing-masing fakultas

BAB VI

PELAKSANAAN RAKM

74

Pasal 15

(1) Setelah RAKM ditetapkan dengan undang-undang maka setiap LK KM IPB wajib

menyusun RKAT yang sesuai dengan alokasi dana yang didapat oleh masing-masing LK

KM IPB.

(2) DPM (KM,Fakultas,TPB,Diploma) berhak mengajukan usulan perubahan atas RKAT

yang diajukan oleh LK KM IPB.

(3) Usulan perubahan yang diajukan DPM KM sebagaimana ayat 3 didasarkan pada

a) Tugas pokok dan fungsi LK KM IPB yang bersangkutan

b) Alokasi dana yang diperoleh.

c) Kepatutan dalam rencana penggunaan dana.

d) Persyaratan dari institusi terkait penggunaan dana kemahasiswaan.

Pasal 16

(1) Saldo dana positif atas pelaksaan suatu kegiatan yang berasal dari dana kemahasiswaa

maka saldo tersebut harus digunakan untuk kegiatan LK KM IPB dan/ atau menjadi kas

LK KM IPB yang bersangkutan.

(2) Saldo dana positif atas pelaksanaan suatu kegiatan yang berasal dari dana Non-DK maka

saldo tersebut penggunaanya diserahakan pada LK KM IPB yang bersangkutan.

(3) Saldo dana negatif atas pelaksanaan suatu kegiatan maka penyelesaian diserahakan ke LK

KM IPB yang bersangkutan.

BAB VII

MEKANISME PENGAJUAN DANA

Pasal 17

(1) Nominal dana kemahasiswaan yang diajukan pada proposal disesuaikan dengan RKAT

lembaga yang telah diajukan pada awal kepengurusan dengan format proposal yang akan

diatur dalam peraturan lainnya.

(2) Dana kemahasiswaan hanya dapat diperoleh bila mengajukan proposal kegiatan yang telah

disetujui oleh DPM (KM/Fakultas/TPB/Diploma) dan Direktur TPB/Wakil dekan/Direktur

Program Diploma/ WRAK (dalam hal ini Dirmawa).

(3) Pengajuan dana kemahasiswaan untuk LK KM IPB pada tingkat Pusat diajukan oleh

bendahara kegiatan/ketua kegiatan/ bendahara LK KM IPB kepada Dirmawa dengan

menyertakan surat permohonan dana.

(4) Dana kemahasiswaan pada lingkup Pusat (MPM KM, DPM KM, BEM KM dan UKM)

dapat dicairkan kepada LK KM IPB yang bersangkutan jika LK KM IPB tersebut telah

memberikan proposal ke DPM KM dan mendapatkan disposisi alokasi penggunaan dana

dari DPM KM. Setelah mendapatkan disposisi alokasi penggunaan dana dari DPM KM,

proposal tersebut diserahkan kepada Direktur Kemahasiswaan untuk diperiksa kembali.

(5) Pengajuan dan pencairan dana kemahasiswaan untuk Fakultas, diploma dan TPB

disesuaikan dengan kondisi Fak/ Diploma / TPB yang dapat diatur dalam peraturan

fakultas.

BAB VIII

PERTANGGUNGJAWABAN

75

Pasal 18

(1) Setiap LK KM IPB KM IPB menyusun laporan sebagai bentuk pertangggungjawaban dari

pelaksanaan Anggaran KM.

(2) Laporan yang dimaksud ayat 1 meliputi

a) Laporan kegiatan yang menggunakan dana kemahasiswaan.

b) Laporan tengan tahun.

c) Laporan akhir masa kepengurusan.

(3) Pelaporan dana kemahasiswaan sekurang-kurangnya terdiri dari

a) Pemasukan yang meliputi tanggal pemasukan, jumlah dana, bukti penerimaan dana,

dan penerima dana.

b) Pengeluaran yang meliputi tanggal uang keluar, transaksi, nomor nota, nota transaksi,

jumlah dana, penanggung jawab, dan saldo.

Pasal 19

(1) LPJ kegiatan diserahkan paling lambat 21 hari setelah kegiatan berlangsung, dengan

disertai bukti transaksi asli kepada DPM (KM/Fak/TPB/Dipoma)

(2) Jika ayat 1 diatas tidak dipenuhi atau terjadi keterlambatan penyerahan LPJ maka DPM

(KM/Fak/TPB/diploma) berhak menangguhkan penurunan dana kegiatan LK yang

bersangkutan.

(3) Untuk kegiatan rutin yang kontinyu pelaksanaannya, penyelenggara harus membuat

laporan keuangan setiap bulannya yang diserahkan kepada DPM (KM/ Fak/

TPB/Diploma).

(4) Kegiatan yang bersifat rangkaian harus harus membuat progress report setiap selesai

rangkaian kegiatan yang diserahkan kepada DPM (KM/ Fak/ TPB/Diploma)

(5) Kegiatan yang diundur atau dipindah waktunya atau digagalkan LK KM IPB, ketua LK

KM IPB harus memberikan laporan secara tertulis kepada DPM (KM/Fak/TPB/Diploma).

(6) Kegiatan yang diundur atau ditunda atau bahkan digagalkan LK KM IPB karena suatu

sebab dan DK sudah diambil, maka Penanggung Jawab (PJ) kegiatan WAJIB memberikan

laporan secara tertulis kepada DPM (KM/Fak/TPB/Diploma) setelah mendapat persetujuan

Ketua lembaga yang bersangkutan.

(7) Kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau digagalkan LK KM IPB karena suatu sebab

sedangkan dana DK belum diambil maka dana DK tersebut akan di alihkan kepada LK

KM IPB lain pada lingkup pusat.

(8) DK yang sudah di ambil sedangkan kegiatan digagalkan LK KM IPB dan sudah berjalan

dengan sebab yang dapat dipertanggungjawabkan maka DK tersebut akan diberikan

sebesar pembelanjaan yang di lakukan dari DK yang diajukan serta sisanya dialihkan

kepada LK KM IPB lain.

Pasal 20

(1) DPM (KM/Fak/Diploma/TPB) berhak melaksanakan pengalihan dana karena sebab yang

menurut pandangan DPM (KM/Fak/Diploma/TPB) dana kegiatan tersebut dapat dialihkan

kepada LK lain.

(2) DPM KM berhak mengalihkan dana LK KM IPB apabila LK KM IPB tidak mengajukan

dana selama 4 bulan setelah UU Anggaran KM IPB disahkan.

76

BAB IX

AUDIT DANA KEMAHASISWAAN

Pasal 21

(1) DPM KM berhak melakukan pengauditan atas penggunaan dana kemahasiswaan.

(2) DPM (Fakultas/TPB/Diploma) berhak melakukan pengauditan terhadap LK KM IPB yang

terdapat di Fakultas.

(3) Pengauditan bertujuan mengidentifikasi penggunaan dana yang memerlukan perbaikan

atau penyempurnaan dalam rangka memberikan rekomendasi, agar pengelolaan keuangan

LK KM IPB dapat dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif sesuai dengan

rencana dan ketentuan yang ditetapkan.

(4) Apabila terdapat perbedaan antara bukti pengeluaran dan jumlah pengeluaran dana dalam

laporan maka LK KM IPB yang bersangkutan wajib memperbaiki laporan

pertanggungjawaban.

(5) Apabila ayat 4 tidak dipenuhi oleh LK KM IPB yang bersangkutan DPM

(KM/Fakultas/TPB/Fakultas) berhak menangguhkan pendanaan LK KM IPB yang

bersangkutan sampai batas waktu tertentu.

Pasal 22

Dalam pengauditan penggunaan dana kemahasiswaan DPM KM berhak:

a) Meminta keterangan terhadap berbagai pihak.

b) Meminta dokumen yang diperlukan dalam pemeriksaan kepada LK KM IPB yang

bersangkutan.

Pasal 23

(1) DPM KM membuat laporan hasil pengaudit keuangan disertai tanggapan dari LK KM IPB

yang bersangkutan.

(2) Hasil pengauditan diserahkan kepada LK KM IPB yang bersangkutan.

(3) Laporan penguditan sebagaimana di maksud dalam ayat 1 berisi evaluasi penggunaan dana

serta rekomendasi.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

(1) Ketentuan yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan lain.

(2) Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan

77

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG KEUANGAN KM IPB

NOMOR 003 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN KELUARGA MAHASUSWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DALAM SATU NASKAH

I. UMUM

Undang-Undang Dasar KM IPB Tahun 2011 dalam pasal 27 menegaskan bahwa perlu

adanya peraturan yang mengatur keuangan KM IPB sehingga DPM KM mempunyai

fungsi legislasi dan budgetting yang ditegaskan dalam UUD KM IPB pasal 12 dan 13

mempunyai kewenangan dalam pembuatan undang-undang Keuangan KM IPB. Hal ini

juga sesuai dengan TAP MPM KM IPB No.037/TAP SU/MPM KM IPB/2010 tentang

Mekanisme Pembuatan Undang-Undang dimana DPM KM merupakan lembaga yang

berhak mengajukan RUU.

Kesepakatan Forum terbuka LK KM IPB tertanggal 27 Februari 2012 tentang

pembentukan pansus RUU keuangan yang bertugas dalam penyusunan Draf RUU. Hasil

kesepakatan juga menyebutkan bahwa RUU keuangan KM IPB ini harus di sahkan oleh

DPM KM sebelum SU 2 periode 2011/2012.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9)

Cukup jelas

Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11)

Cukup jelas

Ayat (12)

Cukup jelas

78

Pasal 2

Ruang lingkup yang dimaksud merupakan hal-hal yang diatur dalam peraturan ini

a) Penerimaan pendanaan yang dimaksud merupakan pemasukan bagi LK KM IPB.

b) Cukup jelas

c) Kas lembaga kemahasiswaan yang dimaksud merupakan kas lembaga kemahasiswaan

yang berasal dari iuaran anggota, saldo dana kepengurusan sebelumnnya.

d) Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Fungsi Budgetting yang dimakasud adalah fungsi dalam membahas dan

menyetujui RAKM, Fungsi pengaturan keuangan untuk LK KM IPB yang

meliputi alokasi, distribusi, pengawasan serta pengevaluasian penggunaan dana

kemahasiswaan IPB.

Fungsi Controlling yang dimaksud merupakan fungsi terhadap pengawasan

penggunaan dana.

Ayat (3)

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Setiap LK KM IPB harus menyususn RKAT pada awal kepengurusan dengan

waktu yang akan ditentukan oleh DPM KM.

Ayat (3)

Perundang-undangan yang dimaksud adalah sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh DPM KM.

Terbuka yang dimakasud adalah keuangan KM IPB dapat dijelaskan

sumbernya, penggunaannya kepada mahasiswa.

Kepatutan yang dimaksud adalah selayaknya, sepantasnya dan sesuai dengan

batas-batas dalam penggunaan anggaran.

Pasal 9

79

a) Cukup jelas

b) Dokumen yang dimaksud adalah penyususnan proposal, LPJ, bukti pengeluaran,

pembukuan dalam penggunaan anggaran dan dokumen lain yang digunakan dalam

pelaksanaan anggaran

c) Cukup jelas

d) Melaksanakan usaha-usaha yang sah yang dimaksud adalah membuat kebijakan

dalam memperoleh dana untuk penyelenggaraan LK.

e) Cukup jelas

Pasal 10

Ayat 1

Cukup jelas

Ayat 2

a) Cukup jelas

b) Cukup jelas

c) Alokasi dana yang dimaksud untuk MPM KM, DPM KM, BEM KM, masing-

masing UKM dan masing-masing Fakultas, TPB dan Diploma

d) Setelah Fakultas, Diploma dan TPB mendapatkan alokasi dana maka

pembuatan alokasi untuk masing-masing LK di Fakultas, Diploma dan TPB

diserahkan kepada DPM (Fak, Diploma, TPB)

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Ketersediaan dana kemahasiswaan yang dimaksud adalah nominal dana yang

dialokasikan institusi untuk dikelola oleh KM IPB

Pasal 13

Ayat (1)

Dokumen-dokumen pendukung yang dimaksud adalah data penyerapan dana,

data administrasi dan keuangan, serta berbagai data yang mendukung dan

menjadi dasar penyusunan RAKM

Ayat (2)

Pembahasan yang dimaksud dapat dilaksanakan melalui rakor DPM KM dan

Presiden mahasiswa. Presiden mahasiswa dapat membuat tim untuk

penyusunan RAKM.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

80

Pasal 14

Ayat (1)

LK KM IPB pusat yang dimaksud adalah MPM KM, DPM KM, BEM KM dan

UKM

LK KM IPB Wilayah yang dimaksud adalah DPM (Fak, Diploma, TPB), BEM

(Fak, Diploma, TPB) dan Himpunan Profesi

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Gabungan antara dana Fix cost dan variabel cost ini dapat disebut dengan Dana

Operasional LK KM.

Ayat (4)

Kebutuhan dasar yang dimaksud adalah kebutuhan yang mendasar untuk

penyelenggaraan LK sesuai dengas tugas pokok dan fungsi LK yang

bersangkutan.

Ayat (5)

Penentuan presentase untuk masing-masing varibel disesuaikan dengan kondisi

dan arah pengembangan KM IPB.

a) Cukup jelas

b) Cukup jelas

c) Cukup jelas

d) Akses sumber dana yang dimaksud adalah sumber dana yang dapat diakses

oleh LK KM IPB.

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Penyusunan RKAT sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh DPM KM.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

81

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Waktu penyerahan laporan ditentukan oleh DPM KM.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1)

Pandangan DPM (KM/ Fak/ Diploma/TPB) yang dimaksud adalah pendapat

DPM (KM/ Fak/ Diploma/TPB) mengenai suatu kondisi kegiatan LK yang

diputuskan dalam rapat pelno DPM (KM/ Fak/ Diploma/TPB).

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

82

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

III. PENJELASAN ALUR PENGAJUAN DAN PENETAPAN RAKM

Tidak setuju

Pengajuan RAKM

(Pasal 13)

LK KM IPB

Pembahasan

Bersama

DPM KM IPB Presma KM IPB Koordinasi

dan hearing

Persetujuan dengan

perubahan

Persetujuan tanpa

perubahan Penetapan UU

Anggaran KM

Melaksanakan Anggaran

KM tahun lalu

83

Ditetapkan pada Rapat Pleno

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor

Bogor, 17 November 2012

Pukul 20.43 WIB

Pimpinan Rapat,

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Periode 2011-2012

Institut Pertanian Bogor,

Baehaki Fajri Ibnu Abbas

NIM. C14080084

84

KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

85

KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

No. 007/KPTS/DPM-KM/IPB/V/2012

TENTANG

TATA KERJA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWAKELUARGAMAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Menimbang : Bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor memiliki tugas membuat aturan tentang Tata Kerja

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor

Mengingat : Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Bab VIII Tentang Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Memperhatikan : Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan Tata Kerja

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor

Memutuskan

Menetapkan : Keputusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor No. 007/KPTS/DPM-KM/IPB/V/2012

Tentang Tata Kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Periode 2011-2012.

86

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pendahuluan

1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa selanjutnya disebut DPM KM IPB

2. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa selanjutnya disebut BEM KM IPB

3. Tata kerja DPM KM IPB adalah pedoman tata laksana DPM KM IPB dalam

melaksanakan fungsinya.

4. Tata kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

merupakan tata laksana yang terencana, terarah, terpadu, sistematis, dan

berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 2

Tujuan

Tujuan diitetapkannya tata kerja DPM KM IPB untuk memberikan arah bagi DPM KM IPB

dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan

Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 3

Landasan

1. Undang-undang dasar keluarga mahasiswa Institut Pertanian bogor.

2. Garis-garis besar haluan Organisasi KM IPB

BAB II

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pasal 4

Struktur

Terlampir

Pasal 5

Fungsi

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 6

Keanggotaan

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Pasal 7

Hak dan Kewajiban Anggota DPM KM IPB

87

1. Setiap anggota DPM KM IPB memiliki hak inisiatif, hak angket, hak interpelasi, hak

petisi dan hak budget serta hak memberikan pertimbangan di mana penggunaan hak

tersebut dibahas dalam ketentuan-ketentuan lainnya

2. DPM KM IPB wajib menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai lembaga perwakilan

mahasiswa yang bertanggung jawab secara moral dan kelembagaan.

Pasal 8

Tugas dan wewenang

1. Tugas DPM KM IPB antara lain:

a. Mengawasi, mengevaluasi, dan memberi pertimbangan kepada BEM KM IPB, dalam

melaksanakan GBHO KM IPB, GBHK BEM KM IPB dan ketetapan MPM KM IPB

b. Menyerap, menampung, dan merumuskan aspirasi mahasiswa IPB serta

menyalurkan kepada pihak-pihak terkait

c. Mengadakan lokakarya lembaga kemahasiswan dan mengawasi jalannya hasil

lokakarya

d. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan DPM KM IPB kepada pihak terkait

e. Mengontrol UKM dalam hal administrasi, keuangan dan kegiatan

f. Membuat aturan penyelenggaraan Pemilihan Raya KM IPB.

2. Wewenang DPM KM IPB antara lain:

a. Membuat dan Mengesahkan undang-undang KM IPB atas usulan DPM KM IPB

dan/atau Presiden Mahasiswa IPB

b.

i. Bila dalam pandangan DPM KM IPB, Presiden Mahasiswa KM IPB sebagai

pimpinan BEM KM IPB tidak menjalankan tugasnya atau menyimpang dari arah

kebijakan DPM KM IPB, maka DPM KM IPB berwenang mengeluarkan

memorándum pertama;

ii. Bila dengan batas waktu dua minggu setelah keputusan dikeluarkan Presiden

Mahasiswa masih tidak memperbaiki maka DPM KM IPB berwenang

mengeluarkan memorandum kedua;

iii. Bila dengan batas waktu satu minggu setelah keputusan dikeluarkan Presiden

Mahasiswa masih tidak memperbaiki maka DPM KM IPB dapat mengajukan

usulan SI MPM KM IPB.

c. Pelaksanaan memorandum diatur oleh DPM KM IPB

d. Menjalin koordinasi dengan wakil mahasiwa di MWA.

b) Tugas dan wewenang ketua DPM KM IPB antara lain:

a. Memimpin dan mengoordinasi aktivitas DPM KM IPB.

b. Melakukan koordinasi dengan ketua komisi dan badan internal.

c. Menandatangani surat, dan keputusan atas Nama DPM KM IPB.

d. Menempatkan anggota ke dalam struktur DPM KM IPB dengan kesepakatan rapat

pleno.

e. Mewakili DPM KM IPB dalam kegiatan yang diadakan di dalam kampus maupun di

luar kampus.

f. Mengkoordinasikan forum ketua DPM se- IPB.

c) Tugas dan wewenang sekretaris umum DPM KM IPB

a. Bertanggungjawab kepada ketua DPM KM IPB.

b. Bertanggungjawab terhadap Korespondensi DPM KM IPB.

c. Memeriksakan proposal, laporan pertanggungjawaban dan progress report dari BEM

KM dan UKM dan di bantu oleh Biro ADK.

88

d. Memimpin dan mengkoordinasikan Biro Administrasi dan Keuangan DPM KM IPB.

e. Mengadakan Forum sekretaris Lembaga Kemahasiswaan IPB

d) Tugas dan wewenang bendahara umum DPM KM IPB

a. Bertanggungjawab kepada Ketua DPM KM IPB.

b. Melakukan fungsi bugetting Lembaga Kemahasiswaan IPB.

c. Mengadakan forum bendahara LK KM IPB

d. Bertanggungjawab atas segala kegiatan kebendaharaan DPM KM IPB.

e. Melakukan koordinasi dengan Biro Adminstrasi dan Keuangan DPM KM IPB dalam

menyusun anggaran DPM KM IPB.

f. Memeriksa anggaran dana dan laporan keuangan BEM KM dan UKM dan di bantu

dengan biro ADK DPM KM IPB.

e) Tugas dan wewenang badan internal:

a. Bertanggung jawab kepada ketua umum DPM KM IPB.

b. Menjalankan aktivitas pengarsipan, kesekretariatan dan inventarisasi serta media

komunikasi dan informasi yang menjadi pusat penyampaian informasi dari setiap

komisi, maupun forum DPM KM IPB.

c. Melakukan kegiatan keinternalan DPM KM IPB demi terjaganya solidaritas internal

DPM KM IPB.

d. Melakukan pemeriksaan, penyeleksian, dan pemusnahan data yang sudah tidak

diperlukan lagi bagi DPM KM IPB.

f) Tugas dan wewenang komisi:

a. Bertanggung jawab kepada ketua DPM KM IPB.

b. Melakukan fungsi pengawasan terhadap BEM KM IPB.

c. Melakukan fungsi aspiratif dan advokasi.

d. Melakukan rapat komisi dan rapat kerja.

e. Tugas dan wewenang komisi dijalankan berdasarkan kesepakatan komisi dengan ketua

DPM KM IPB.

f. Membuat laporan kegiatan untuk diserahkan kepada ketua DPM KM IPB setiap bulan.

g. Membuat press release kegiatan yang diserahkan kepada bagian informasi dan

komunikasi badan internal Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswainstitut

Pertanian Bogor secara berkala sesuai dengan kesepakatan.

g) Tugas dan wewenang Biro ADK:

a. Bertanggung jawab kepada ketua DPM KM IPB.

b. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara DPM KM IPB dalam

administrasi dan keuangan

c. Melakukan fungsi auditting keuangan Kementerian BEM KM IPB

Pasal 9

Rapat

Rapat DPM KM IPB terdiri dari:

1. Rapat Pleno

a. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri sekurang-kurangnya ½n+1 anggota DPM KM

IPB untuk mengambil keputusan yang mengikat seluruh anggota DPM KM IPB.

b. Rapat pleno mengambil keputusan tentang program kerja dan program BEM KM IPB

lainnya.

c. Rapat pleno mengambil keputusan mengenai usulan pembentukan dan pembubaran

lembaga-lembaga kemahasiswaan lainya dalam KM IPB

d. Putusan rapat pleno yang berkaitan dengan program kerja dianggap sah jika disetujui

oleh 2/3 anggota DPM KM IPB yang hadir.

89

e. Rapat Pleno mengesahkan RUU yang diajukan oleh DPM KM dan/atau Presiden

Mahasiswa.

f. Rapat pleno diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam 1(satu) bulan.

g. Rapat pleno dapat diadakan atas:

Permintaan ketua DPM KM IPB.

Permintaan tertulis komisi atau badan internal DPM KM IPB kepada Ketua DPM

KM IPB dan disetujui oleh ketua DPM KM IPB.

Rapat pleno dapat dilakukan atas usulan anggota DPM KM IPB atau lembaga

kemahasiswaan dalam KM IPB dengan persetujuan sekurang-kurangya ½n+1

anggota DPM KM IPB

2. Rapat badan internal

a. Rapat badan internal adalah rapat yang diadakan oleh seluruh anggota badan Internal

DPM KM.

b. Rapat badan internal diadakan sewaktu-waktu.

c. Rapat badan internal dapat diadakan atas permintaan lisan anggota badan internal

DPM KM IPB

3. Rapat pimpinan

a. Rapat pimpinan adalah rapat yang diadakan oleh ketua DPM KM IPB, sekretaris,

bendahara, ketua komisi dan ketua badan internal DPM KM IPB.

b. Rapat pimpinan dapat diadakan sewaktu-waktu.

c. Rapat pimpinan dapat diadakan atas permintaan lisan ketua umum, ketua komisi, DPM

KM IPB serta disetujui oleh ketua DPM KM IPB.

4. Rapat koordinasi

Rapat Koordinasi merupakan:

a. Rapat koordinasi adalah rapat yang diadakan antara DPM KM IPB dan badan eksekutif

mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian bogor yang membahas hal-hal yang

dianggap perlu dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan UUD KM institut pertanian

bogor.

b. Rapat koordinasi diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam 2(dua) bulan.

c. Rapat koordinasi dapat diadakan atas permintaan tertulis dan/atau lisan DPM KM IPB

atau BEM KM IPB atau keduanya yang permintaan tersebut diajukan selambat-

lambatnya 3(tiga) hari sebelum pelaksanaannya.

d. Ketentuan pada ayat 4.c tidak berlaku pada kondisi darurat.

5. Rapat komisi

a. Rapat komisi adalah rapat yang diselenggarakan oleh setiap komisi dan/atau

antarkomisi dalam menjalankan fungsi dan tugas DPM KM IPB.

b. Rapat setiap komisi diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam 2(dua) minggu

dan dapat Rapat antarkomisi diadakan sewaktu-waktu.

c. Rapat komisi dapat diselenggarakan atas instruksi ketua DPM KM IPB, permintaan

lisan DPM KM IPB, atau atas permintaan lisan minimal ⅓ anggota komisi DPM KM

IPB.

6. Rapat kerja

a. Rapat kerja adalah rapat yang diadakan antara komisi DPM KM IPB dengan

Kementerian BEM KM IPB terkait dan/atau dengan kepanitiaan kegiatan yang

membahas hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan yang sesuai dengan garis-

garis besar haluan kerja DPM KM IPB.

b. Rapat kerja dapat diadakan atas permintaan tertulis dan/atau komisi DPM KM IPB atau

kementerian BEM KM IPB terkait atau keduanya yang permintaan tersebut diajukan

2(dua) hari sebelum pelaksanaannya.

c. Ketentuan pada ayat 6.b tidak berlaku pada kondisi darurat.

90

Pasal 10

Pemilihan ketua umum

Pemilihan ketua umum DPM KM IPB dilakukan dengan musyawarah oleh anggota dewan

perwakilan mahasiswa yang menjabat dan di fasilitasi oleh Sekjen MPM KM.

Pasal 11

Pengunduran diri

1. Ketua umum

pengunduran diri ketua umum dewan perwakilan mahasiswa KM IPB diajukan oleh diri

sendiri dan dengan alasan yang dapat diterima oleh anggota DPM KM IPB.

2. Anggota

anggota dewan perwakilan mahasiswa yang mengundurkan diri harus mengajukan surat

pengunduran diri kepada ketua umum dewan perwakilan mahasiswa KM IPB dan tindakan

selanjutnya akan diambil secara musyawarah oleh dewan perwakilan mahasiswa KM

institut pertanian bogor.

Pasal 12

Pemberhentian

1. Ketua umum

a. Pemberhentian ketua umum dilakukan secara musyawarah oleh dewan perwakilan

mahasiswa dikarenakan mosi tidak percaya.

b. Pada hari pengunduran diri atau pemberhentian ketua umum dibentuk penanggung jawab

sementara DPM KM IPB.

c. Setelah pemberhentian atau pengunduran diri ketua umum, DPM KM IPB selambat-

lambatnya satu minggu sudah memilih ketua umum yang baru secara paripurna.

2. Anggota

a. Apabila anggota DPM KM IPB tidak menjalankan tugas dan kewajibannya atau 4

(empat) kali tidak mengikuti rapat formal yang tercantum dalam tata kerja tanpa

keterangan maka rapat paripurna DPM KM IPB berhak memanggil anggota tersebut

untuk dimintai keterangan.

b. Sebagai penindaklanjutan ayat 2 a:

1) Dua kali secara berurutan tidak menjawab panggilan rapat paripurna akan diberikan

surat peringatan (sp) 1.

2) Jika seminggu setelah dikeluarkan sp 1 tidak ada keterangan maka akan dikeluarkan

sp 2.

3) Jika seminggu setelah sp 2 dikeluarkan tetap tidak ada keterangan maka akan

dikeluarkan surat pemberhentian.

c. Keanggotaan DPM KM IPB hilang apabila:

1) Meninggal dunia;

2) Habis masa jabatannya;

3) Tidak lagi menjadi mahasiswa IPB;

4) Terbukti melakukan kecurangan pada saat proses Pemilihan Raya;

5) Terbukti melanggar AD/ART KM IPB dan aturan lain yang ditetapkan oleh DPM

KM IPB;

6) Adanya mosi tidak percaya dari mahasiswa yang mekanismenya diatur dalam TAP

MPM KM IPB;

91

7) Meminta berhenti atau mengundurkan diri dengan peraturan yang akan ditentukan

oleh DPM KM IPB.

Pasal 13

Status keanggotaan

1. Apabila dianggap perlu, fakultas yang perwakilannya keluar dari DPM KM IPB harus

mencari pengganti dengan:

a. Mengirimkan anggota DPM KM IPB atas persetujuan mahasiswa Fakultas yang

bersangkutan.

b. Mengganti anggota DPM KM IPB sesuai dengan UUD KM IPB.

2. Fakultas tidak perlu mengadakan pergantian anggota DPM KM IPB jika dianggap tidak

perlu oleh mahasiswa fakultas yang bersangkutan.

3. Tata cara pergantian anggota DPM KM IPB diatur dalam rapat pleno DPM KM IPB DPM

KM IPB.

4. Apabila anggota tersebut tidak dapat memperbaiki kinerjanya maka DPM KM IPB berhak

menyampaikan surat permintaan pergantian kepada fakultas yang diwakilinya sebanyak-

banyaknya 2(dua) kali dalam selang waktu masing-masing 5(lima) hari kerja.

5. Apabila setelah 3(tiga) kali pengiriman surat tetap tidak ada pergantian wakil maka fakultas

tersebut kehilangan wakilnya di DPM KM IPB.

Pasal 14

Mosi Tidak Percaya

1. Sebab-sebab mosi tidak percaya anggota DPM KM IPB:

a. Terbukti melanggar UUD KM IPB

b. Melalaikan tugas.

c. Tidak dapat menyalurkan aspirasi mahasiswa yang diwakilinya.

2. Mosi tidak percaya dinyatakan sah apabila terdapat surat pengajuan mosi tidak percaya

disertai fotokopi ktm sekurang-kurangnya ⅔ jumlah mahasiswa yang diwakilinya dan/atau

⅔ jumlah anggota DPM KM IPB .

BAB III

JALUR KOORDINASI

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA

Pasal 15

BEM KM IPB

1. Jalur koordinasi DPM KM IPB dengan BEM KM IPB bersifat koordinatif instruktif

2. DPM KM IPB melakukan pengawasan terhadap BEM KM IPB melalui komisi dan

kementrian yang terkait.

3. Proposal program kerja badan eksekutif mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian

bogor harus diserahkan kepada DPM KM IPB sebelum diserahkan kepada Direktur

kemahasiswaan IPB dan sebelum pelaksanaan program kerja.

4. Laporan kegiatan badan eksekutif mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian bogor

harus diserahkan kepada DPM KM IPB setelah kegiatan dilaksanakan.

5. Apabila terdapat program kerja tambahan (non-insidental), badan eksekutif mahasiswa

keluarga mahasiswa institut pertanian bogor harus mengoordinasikan kepada DPM KM

IPB.

92

6. Kegiatan insidental tidak memerlukan proposal namun badan eksekutif mahasiswa

keluarga mahasiswa institut pertanian bogor harus tetap menyerahkan laporan kegiatan

kepada dewan perwakilan mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian.

Pasal 16

UKM IPB

1. Jalur koordinasi DPM KM IPB dengan UKM IPB bersifat koordinatif dan instruktif dalam

hal admintrasi dan keuangan

2. DPM KM IPB melakukan koordinasi dengan UKM IPB terkait dengan Administrasi dan

keuangan.

3. Proposal program kerja UKM harus diserahkan kepada DPM KM IPB sebelum

diserahkan kepada Direktur Kemahsiswaan IPB dan sebelum pelaksanaan program kerja.

Pasal 17

DPM Fakultas/ Diploma/TPB

1. Jalur koordinasi DPM KM IPB dengan DPM Fakultas/ Diploma/TPB bersifat koordinatif

dan instruktif dalam hal admintrasi dan keuangan

2. DPM KM IPB melakukan koordinasi dengan DPM Fakultas/ Diploma/TPB terkait

dengan Administrasi dan keuangan.

Pasal 18

Panitia kerja

1. Panitia kerja adalah kesatuan kerja antara dewan perwakilan mahasiswa dan Badan

Eksekutif Mahasiswa yang dibentuk untuk menjalankan fungsi advokasi terhadap masalah-

masalah krusial di keluarga mahasiswa institut pertanian bogor yang memerlukan

penanganan khusus.

2. Keanggotaan

a. Ketua panitia kerja dipilih dari DPM KM IPB

b. Anggota panitia kerja dipilih oleh kesepakatan forum dewan perwakilan mahasiswa dan

badan eksekutif mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian bogor.

c. Ketua panitia kerja berhak untuk mengatur pembagian tugas anggotanya.

d. Apabila dibutuhkan perekrutan anggota panitia kerja, mekanisme perekrutan diputuskan

dalam musyawarah rapat koordinasi dewan perwakilan mahasiswa dan badan eksekutif

mahasiswa keluarga mahasiswa institut pertanian bogor.

e. Masa keanggotaan berakhir pada periode kepengurusan panitia kerja.

f. Panitia kerja yang bersifat acara, masa keanggotaanya berakhir saat acara tersebut

selesai.

3. Hak dan kewajiban

a. Kedudukan dewan perwakilan mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa keluarga

mahasiswa institut pertanian bogor adalah setara.

b. Panitia kerja harus menyampaikan perkembangan kepanitiannya kepada dewan

perwakilan mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa keluarga mahasiswa institut

pertanian bogor.

c. Dewan perwakilan mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa KM IPB mengawasi

langsung panitia kerja.

5. Pendanaan yang menggunakan dana kemahasiwaan dan/atau dana iuran mahasiswa,

laporannya harus dipublikasikan kepada mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

93

BAB IV

KEUANGAN

Pasal 19

Pengawasan Keuangan

1. Pengawasan Keuangan adalah pemerikasaan oleh DPM KM IPB terhadap penggunaan

dana kegiatan oleh BEM KM IPB.

2. DPM KM IPB berhak melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan BEM KM IPB

baik yang bersifat rutin atau insidental.

3. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan dengan laporan keuangan BEM

KM IPB maka DPM KM IPB wajib melaporkan kepada MPM KM IPB.

Pasal 20

Anggaran

1. Sebelum anggaran BEM KM IPB disepakati dalam rapat koordinasi DPM KM IPB maka

anggaran tersebut harus dikonsultasikan kepada DPM KM IPB.

2. DPM KM IPB berhak memberi pertimbangan kepada DPM KM IPB terhadap rancangan

anggaran yang akan diajukan.

Pasal 21

Mekanisme pengambilan dana kegiatan kemahasiswaan

Sesuai dengan SOP Administrasi dan SOP keuangan

BAB V

PUBLIKASI

Pasal 22

Mekanisme

1. Seluruh hal yang menyangkut keputusan, kegiatan dan keuangan DPM KM IPB dan BEM

KM IPB harus dipublikasikan kepada mahasiswa IPB sebagai wujud transparansi

kelembagaan.

2. Bentuk publikasi diserahkan kepada badan internal DPM KM IPB

BAB VI

PENUTUP

Pasal 23

Penutup

Hal-hal yang belum diatur dalam tata kerja DPM KM IPB akan diatur kemudian dalam

keputusan dan/atau UU KM IPB sesuai dengan tata urutan sumber hukum DPM KM IPB.

94

Pasal 24

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan pada acara Rapat Pleno

Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor

Bogor, 9 Mei 2012

Pukul WIB

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

Institut Pertanian Bogor periode 2011-2012

Baehaki Fajri Ibnu Abbas

NRP. C14080084

95

DATA BASE LEMBAGA KEMAHASISWAAN IPB PERODE 2012

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA-MPM

KM

No

Nama

Lengkap NRP

Jabatan

dalam LK No Hp/Telp. Utusan

1.

Muhammad

Tegar

Kusmahidayat

Konenda

D1408

0044

Sekretaris

Jendral 085722112747 DPM KM IPB

2. Susanti H3409

0029 Anggota BP 2 085716190084 DPM KM IPB

3.

Ana

Widyawati

E3408

0071 Anggota BP 1 085710790657 DPM KM IPB

4. Ghulam Nurul

Huda

A2409

0017 Anggota BP 2 085881918413 DPM KM IPB

5. Intan Apriliani C2408

0012 Anggota BP 2 085782248717 DPM KM IPB

6. Hilda

RafikaWaty

C3408

0004 Anggota BP 1 085693212117 DPM KM IPB

7. Rizky

Hermawan

C5408

0033 Anggota BP 1 085697720063 DPM KM IPB

8.

Baehaki Fajri

Ibnu Abbas

C1408

0084 Anggota BP I 085624035789 DPM KM IPB

9. Yulia Devy

Anggorosasi

E1408

0032 Anggota BP 1 085658154173 DPM KM IPB

10. Arfandi

Wangsa

F14080

020 Ketua BP 2 087870575187 DPM KM IPB

11. Andi Iqra

SellePais

F44080

035 Anggota BP 2 081355291113 DPM KM IPB

12. Dania Siregar G1408

0015

Wakil Sekjend

1 085726546508 DPM KM IPB

96

13. Miftachul

Jannah

I14080

125 Anggota BP 2 085780620085 DPM KM IPB

14. Afwin Firdaus I14100

114 Anggota BP 2 085737322606 DPM KM IPB

15. Mona De

Anesya

I34100

021 Anggota BP 2 085711432456 DPM KM IPB

16. Aditia Angga

Wibowo

A3411

0068 Anggota BP 2 085307220265 DPM KM IPB

17. Ulfah Syarifah F24110

136 Anggota BP 2 085780980471 DPM KM IPB

18. Irfan Gunadi H3411

0117 Anggota BP 2 085642268708 DPM KM IPB

19. Syaifa

Prahantari

A3410

0013 Anggota BP 1 085291544571 DPM FAPERTA

20. Jamiludin

Sugito

A2410

0188 Anggota BP 1 089634616182 DPM FAPERTA

21. Vian Puput

Wijaya

B0410

0189 Anggota BP 1 085291544106 DPM FKH

22. Agung S.P. B0410

0089 Anggota BP 2 085693215592 DPM FKH

23. Sepriadi Yusra C1410

0016 Ketua BP 1 083811014333 DPM FPIK

24. Fahmi Shidiq C4410

0019 Anggota BP 2 087820370392 DPM FPIK

25. Roseno

Siahaan

D1410

0071 Anggota BP 1 085715903902 DPM FAPET

26. Sunaryo D2410

0028 Anggota BP 2 085781155496 DPM FAPET

27. Abdul Muis E1410

0140 Anggota BP 2 08980465574 DPM FAHUTAN

97

28. Hasyyati

Shabrina

E4410

0006 Anggota BP 1 08191789256 DPM FAHUTAN

29. Brata Abdalla F24090

138 Anggota BP 1 085213269496 DPM FATETA

30. Deny Fancius F34090

138 Anggota BP 2 085692220343 DPM FATETA

31. Sugandi G7410

0044 Anggota BP 2 085711315567 DPM FMIPA

32. Nurul

Tikawati

G5410

0055 Anggota BP 2 085781353135 DPM FMIPA

33. Yuli Astutik H2410

0029

Wakil Sekjend

II 085731051533 DPM FEM

34. Muhammad

Hamaji

H3410

0174 Anggota BP 1 085710234038 DPM FEM

35. Zulfa

Rahmawati

I24100

001 Anggota BP 2 085239621209 DPM FEMA

36. Muhammad

Zulkarnaen

I34100

124 Anggota BP 2 087874005839 DPM FEMA

37.

Jefri Indo

Soniah Butar

Butar

C5411

0001 Anggota BP 1 085316208291 DPM TPB

38. Nadia Itona

Siregar

I34110

027 Anggota BP 2 087870606443 DPM TPB

39. Suhendra

Kurniadi

J3E110

021 Anggota BP 1 085695490231 DPM DIPLOMA

40. Kusna

Faradhel

J3T410

055 Anggota BP 2 089695113418 DPM DIPLOMA