tgs mpm teori skinners

33

Click here to load reader

Upload: omend-agak-terpuruk

Post on 01-Jul-2015

520 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs MPM Teori  Skinners

PENERAPAN TEORI SKINNER DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

( APLIKASI DALAM MATERI BENTUK AKAR )

KUSTRIYATMOKO ( 200913500565 ) - MARLAN RONALDO S

( 201013570071 )

TOMMY WIBOWO ( 200913500542 ) - NORMAN WIRATSONGKO ( 200913500585

)

FRIDA ARIYANI KARIRI H ( 200913579053 ) - AISYIAH SUCI R ( 200813570030 )

a

Page 2: Tgs MPM Teori  Skinners

KATA PENGANTAR

           Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “PENERAPAN TEORI SKINNER DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA”

            Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu

dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

            Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari

jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim

penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati

dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan

makalah ini.

            Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca.

b I I

Page 3: Tgs MPM Teori  Skinners

II

Daftar isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………I

Daftar Isi …………………………………………………………………………. II

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 2

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 2

C. Tujuan ………………………………………………………………… 2

D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………. 2

E. Metode Pengumpulan Data …………………………………………… 2

Bab II Pembahasan ……………………………………………………………….3

A . Interaksi Sebagai Proses Belajar Mengajar …………………………… 3

B. Sejarah Munculnya Teori Kondisioning Operan B.F Skinner ………… 4

C. Kajian Umum Teori B.F Skinner ……………………………………… 5

D. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran ………………………. 9

E. Analisis Prilaku Terapan Dalam Pendidikan …………………………..10

F. Pengaplikasian Teori Skinner Pada Materi Bentuk Akar………………..11

G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner ……………………………. 15

H. Kelebihan dan kekurangan Teori Skinner Dalam Aplikasi Materi Bentuk

Akar…………………………………………………………………….. 16

Bab III Penutup ………………………………………………………………… 17

Kesimpulan ……………………………………………………………….. 17

Daftar Pustaka …………………………………………………………….. 19

c

Page 4: Tgs MPM Teori  Skinners

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak  teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai

sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi

banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku

(behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan  oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov

(tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik

(classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh

beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.

Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan

diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat

menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah

terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat

penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif.

Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru

tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik

dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.

Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai

ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar

kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif

menjadi basis bagi pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tingkah laku

mulai ditinggalkan di abad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar

kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan

pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak ada satu pun teori

belajar yang betul-betul cocok  untuk menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran

yang pas dan efektif.

d1

Page 5: Tgs MPM Teori  Skinners

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas Pengertian matematika berserta

sejarahnya,interaksi proses belajar mengajar dan sebuah teori belajar dari aliran

behaviorisme yaitu teori belajar kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari

beberapa hal yaitu:

1. Interaksi sebagai proses belajar mengajar.

2. Sejarah munculnya teori kondisioning operan B.F Skinner.

3. Kajian umum teori B.F Skinner.

4. Aplikasi teori skinner terhadap pembelajaran.

5. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan.

6. Pengaplikasian teori skinner dalam matematika.

7. Kelebihan dan kekurangan teori skinner.

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan acuan penerapan teori

skinner dalam pembelajaran matematika.

D. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua

pihak, khususnya kepada tenaga pendidik untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam proses belajar mengajar.

E. Metode Pengumpulan Data

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan.

Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka

tentang teori skinner. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet. 

e2

Page 6: Tgs MPM Teori  Skinners

BAB. II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MATEMATIKA

Sampai saai ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para

matematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelaahan matematika

tidaklah konkrit, tetapi abstrak. Dengan mengetahui sasaran penelaahan matematika,

kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus dapat kita ketahui juga cara

berpikir matematika itu.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan “Apakah

matematika itu ?” tidak dapat dengan mudah dijawab dengan satu atau dua kalimat

begitu saja. Karena itu kita harus hati-hati Berbagai pendapat muncul tentang pengertian

matematika tersebut, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang

berbeda. Ada yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa simbol; matematika

adalah bahasa neumerik; matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat

kabur, majemuk, dan emosional; matematika adalah metode berpikir logis; matematika

adalah sarana berpikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah

ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya; matematika adalah sains mengenai

kuantitas dan besaran; matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-

kesimpulan yang perlu; matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah

sains yang memanipulasi simbol; matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang;

matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, struktur, matematika

adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika adalah aktivitas manusia.

Jadi berdasarkan etimologi (Elea Tinggih, 1972 :5). Perkataan matematika berarti “Ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

“James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa

matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-

konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang

terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sebagai contoh,

adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran

manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi

empat wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis dengan

aritmetika mencakup teori bilangan dan satistika.

Kelompok matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang

dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matematika itu

f3

Page 7: Tgs MPM Teori  Skinners

adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya

kegunaan matematika, bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya, matematika itu

adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak,

ketat, dan sebagainya.

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika

adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu

adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan

akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai

ide daripada mengenai bunyi.

Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah

telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu

bahasa, dan suatu alat.

Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu

bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi

adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan

mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu

logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.Untuk dapat mengetahui apa

matematika itu sebenarnya, seseorang harus mempelajari sendiri ilmu matematika itu,

yaitu dengan mempelajari, mengkaji, dan mengerjakannya. Termasuk pengkajian sejauh

timbulnya matematika dan perkembangannya.

B. INTERAKSI SEBAGAI PROSES BELAJAR MENGAJAR

Dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah berlang-sung

interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling

pokok. Jadi proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua

unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang

mengajar. Dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri

interaksi edukatif) yaitu :

1. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan yakni untuk membantu anak dalam

suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan

menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan.

2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk

mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu

adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan.

g4

Page 8: Tgs MPM Teori  Skinners

3. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang

khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan

sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar.

4. Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran,

maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi

belajar mengajar.

5. Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru

memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan

proses belajar mengajar.

6. Dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Langkah-langkah yang

dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan.

7. Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus

dicapai.

8. Unsur penilaian. Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai melalui

interaksi belajar mengajar.( Titin, 2003:10)

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru

harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu

menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih

sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan

mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai

dasar bertindak.

Ketika sedang mengajar di depan kelas, terjadi dua proses yang terpadu yaitu

proses belajar mengajar. Seorang pengajar dapat mengartikan belajar sebagai kegiatan

pengumpulan fakta atau juga dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses

penerapan prinsip.

h5

Page 9: Tgs MPM Teori  Skinners

C . SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F

SKINNER

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada

waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model

kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan

penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior(tingkah laku

purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan

daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.

Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat

dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut

Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk

menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu,

banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang

mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan

organisme itu merespon nanti.

Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh

John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku

harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R

lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning

klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu

paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas

kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku

operan.

D.  KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning

operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-

konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan

diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret

E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.

i6

Page 10: Tgs MPM Teori  Skinners

2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya

perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi

lingkungan.

3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat

di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di

devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi

yang di kontrol secara seksama.

4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber

informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan

Respons Elisit ( Refleks ) Respons Emisi atau Operan

Ada korelasi yang dapat diamati antara

stimulus dan respons; Respons yang

terpancing keluar terutama untuk menjaga

kesejahteraan organisme.

Ada respons bertindak mengenai

lingkungan yang menimbulkan konsekuensi

yang berpengaruh pada organisasi, dan

dengan demikian mengubah tingkah-laku

yang akan datang; Tidak ada korelasi nya

dengan stimulus sebelumnya.

Di kondisikan dengan substitusi stimulus;

Kondisioning Tipe S

Di kondisikan melalui konsekuensi respons

yang memperbesar peluang merespons;

Kondisioning Tipe R.

1. Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang

cocok.

2. Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua

jenis mahkluk hidup.

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang

terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman

(punishment).

Penguatan dan Hukuman.

 Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan

probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman(punishment)

adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

j7

Page 11: Tgs MPM Teori  Skinners

Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi

penguatan ini menjadi dua bagian:

-      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons

meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).Bentuk-bentuk

penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,

menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol),

atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

-      Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons

meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak

menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi

penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang

(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan

negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh.

Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah

mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat

bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan

hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari

konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).

Penguatan positif

Perilaku

Murid mengajukan pertanyaan

yang bagus

Konsekuensi

Guru menguji murid

Prilaku kedepan

Murid mengajukan lebih

banyak pertanyaan

Penguatan negatif

Perilaku

Murid menyerahkan PR tepat

waktu

Konsekuensi

Guru berhenti menegur

murid

Prilaku kedepan

Murid makin sering

menyerahkan PR tepat waktu

Hukuman

k

Page 12: Tgs MPM Teori  Skinners

Perilaku

Murid menyela guru

Konsekuensi

Guru mengajar murid

langsung

Prilaku kedepan

Murid berhenti menyela guru

Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu,

konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Kupasan yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat

diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di

dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan

respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner

menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi

terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal,

dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu

prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan

Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.

Dikelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu

contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner

menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti

menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap

tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat

emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa

yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami,

penguat positif dan negative, dan penguat umum.

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:

Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika

benar diberi penguat.

Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

l

8

8

9

Page 13: Tgs MPM Teori  Skinners

Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan

perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan

selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan

stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat

melalui proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan

perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

E. APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan

jika benar diperkuat.

Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

Materi pelajaran digunakan sistem modul.

Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari

pelanggaran agar tidak menghukum.

Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

m10

Page 14: Tgs MPM Teori  Skinners

Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat

mencapai tujuan.

Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut

waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga

naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat,

administrasi kompleks.

F. ANALISIS PRILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN

Banyak aplikasi Pengkondisian operan telah dilakukan diluar riset laboratorium,

antara lain dikelas, rumah, setting bisnis, rumah sakit, dan tempat lain di dunia nyata.

Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk

mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam

bidang pendidikan yaitu

1. Meningkatkan perilaku yang diinginkan.

2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).

3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

Meningkatkan perilaku yang diharapkan

Lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku

anak yang diharapkan yaitu:

Memilih Penguatan yang efektif

Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku terapan

menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni

mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang

efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang memotivasi anak dimasa

lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak

n11

Page 15: Tgs MPM Teori  Skinners

terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih

dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen, mainan dan uang.

Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu

Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid

melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar

guru membuat pernyataan ”jika…maka”. penguatan akan lebih efektif jika diberikan

tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang

diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan dan

perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan

sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak, maka

anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi.

Memilih jadwal penguatan terbaik

Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan diperkuat.

Empat jadwal penguatan utama adalah

a) Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon.

b) Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon,

akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat diperidiksi.

c) Jadwal interval – tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan

diperkuat.

d) Jadwal interval – variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel

waktu berlalu.

Menggunakan Perjanjian. Perjanjian (contracting) 

Menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan

anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang

mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus

berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan ”jika…

maka” dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan kemudian diberi tanggal.

o12

Page 16: Tgs MPM Teori  Skinners

Menggunakan penguatan negatif secara efektif

Dalam pengutan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon tersebut

menghilangkan stimulus yang dihindari.seorang guru mengatakan”Pepeng, kamu harus

menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut

pembelajaran” ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.

Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukan (shapping)

Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang

diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan

terjadi.Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat

perilaku sasaran.

Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan

Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti mengejek,

mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan berdasarkan analisis

perilaku terapan adalah

-      Menggunakan Penguatan Diferensial.

-      Menghentikan penguatan (pelenyapan)

-      Menghilangkan stimuli yang diinginkan.

-      Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)

G.PENGAPLIKASIAN TEORI SKINNER DALAM MATEMATIKA

Skinner berpendapat seorang guru berperan penting didalam kelas dengan

mengontrol dan mengarahkan aktifitas belajar. Pertama guru harus menyusun sajian

dengan urutan logis serta langkah – langkah kecil dan kemudian mencoba untuk

memberikan penguatan langsung setelah respon siswa.Misalnya dalam penyajian

materi operasi bentuk akar :

Operasi Penjumlahan

Contoh :

Sederhanakanlah

p13

Page 17: Tgs MPM Teori  Skinners

Jawab :

Langkah I.

Kelompokkanlah bilangan – bilangan yang memiliki nilai akar yang

sama

Langkah II.

Kemudian jumlahkan akar – akar tersebut dengan cara menyatukan

masing bilangan bulat yang memiliki nilai akar yang sama.

Langkah III.

Hitung akar – akar tersebut

Langakah IV

Maka Hasilnya adalah

Operasi Merasionalkan Bentuk Akar

Rasionalkanlah akar dari

Jawab :

Langkah I.

Kalikan Akar tesebut dengan Penyebutnya.

Langkah ke II.

Kemudian kalikan pembilang dengan pembilang penyebut dengan

penyebut.

2 x = 2

x = 7, karena jika akar dikalikan dengan nilai akar yang

sama,sama dengan nilai akar tersebut.

q14

Page 18: Tgs MPM Teori  Skinners

Langkah ke III

Kembali soal berserta jawabannya

= =

Operasi Pengurangan dan Penjumlahan

Sederhanakanlah bentuk akar dari :

Jawab :

Langkah I

Kelompokkan bilangan – bilangan yang memiliki nilai akar yang

sama

Langkah II

Kemudian Jumlahkan akar – akar tersebut dengan cara menyatukan

bilangan – bilangan bulat yang memiliki nilai akar yang sama.

Langkah III

Hitunglah hasil dari pengurangan dan Penjumlahan bilangan –

bilangan bulat tersebut.

Langkah IV

Maka Hasil yang diperoleh dari adalah

Apabila siswa gagal dalam menjawab pertanyaan tersebut,maka seorang

guru tidak lantas memberikan ganjaran (hukuman) tetapi berusahalah memberikan

motivasi dengan mengunakan kalimat positif. Misalnya dengan pernyataan :

r

15

Page 19: Tgs MPM Teori  Skinners

1. Sebenarnya jawaban kamu sudah benar, tetapi hanya tinggal dirubah

sedikit saja.

2. Sebenarnya kamu bisa, namun hanya kurang teliti saja.

Tetapi jika siswa berhasil menjawab dengan baik sebaiknya seorang guru

memberikan penghargaan sesuai dengan prestasi yang dia capai.seperti pemberian

hadiah, pujian,dan lain – lain.Agar siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik

lagi.

H.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SKINNER

Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal

ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan

adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan

meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan

Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E.

B. G. 1994) adalah bahwa:

a. Teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil

bergantung pada keterampilan teknologi.

b. Keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran

peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan

dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang

sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-

mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi

semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman

sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang

baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak

perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan

s16

Page 20: Tgs MPM Teori  Skinners

hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru

berakibat buruk pada siswa.

I. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SKINNER DALAM APLIKASI

MATERI BENTUK AKAR.

Kelebihannya

1. Jika seorang guru menerapkan teori skinner dalam metode

pengajarann materi bentuk akar siswa akan lebih mudah untuk

memahami materi yang disampaikan,karena dijelaskan secara

terperinci melalui tahap demi tahap.

2. Siswa terbiasa mengerjakan latihan soal sesuai dengan langkah –

langkahnya.

Kekurangannya

1. Jika siswa menuliskan langkah – langkah pengerjaan dalam

menjawab soal,maka akan diperlukan waktu yang cukup lama

dalam menyelesaikan soal tersebut.

2. Jika siswa terpaku pada langkah – langkah yang diajarkan oleh

guru,maka pola pikir anak tidak berkembang.

t17

Page 21: Tgs MPM Teori  Skinners

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan  setelah mengkaji teori belajar B.F

Skinner adalah sebagai berikut:

1. Beberapa unsur dasar dalam teori operan kondisioning Skinner dijelaskan pada

tabel berikut:

Unsur Dasar Definisi

Asumsi Perubahan tingkah laku ialah fungsi dari kondisi dari

lingkungan dan peristiwa

Belajar Perubahan tingkah laku ditunjukkan oleh meningkatnya

keseringan respon.

Hasil belajar Respons yang baru (tingkah laku)

Komponen Belajar (SD)-(R)-(R Reinsf)

Perancangan

pembelajaran untuk

belajar yang kompleks

Merancang urutan stimulus – respon – penguatan untuk

mengembangkan himpunan respons kompleks.

Isi pokok dalam

merancang

pembelajaran

Pemindahan kendali stimulus, waktu penguatan;

menghindarkan hukuman.

2. Teori belajar operan kondisioning  Skinner memberi banyak kontribusi

untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah

bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan

teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas.

Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang

dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan

pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah

laku yang positif bagi anak didik.

u18

Page 22: Tgs MPM Teori  Skinners

3. kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh

pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas

perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang lebih baik

adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan

menjadi termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa

bukan ganjaran dan hukuman yang akan mengubah perilaku, namun

keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan diberi ganjaran

atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi

cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar.

v19

Page 23: Tgs MPM Teori  Skinners

DAFTAR PUSTAKA

Margaret E. Bell Gredler, 1994. Belajar dan pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT. Kencana Media Group:

Jakarta.

Prasetya Irawan, dkk, 1997. Teori belajar. Dirjen Dikti: Jakarta

Arie Asnaldi, 2005. Teori –Teori belajar. http://asnaldi.multiply.com/journal/item/

B.F. Skinner and radical

behaviorism,http://en.wikipedia.org/wiki/Behaviorism#column-one

w20