dadiah

14
dadiah II. TINJAUAN PUSTAKA A.Susu Kerbau dan Kualitasnya Susu kerbau merupakan produk unggulan Sumatera Barat dan Sumatera Utara yang diolah menjadi makanan khas yang disebut dadih di Sumatera Barat atau dali di Sumatera Utara, yang merupakan suatu aset potensial, sehingga produksi ini mendatangkan penghasilan yang cukup tinggi bagi masyarakat dan peternak. Produksi susu kerbau di Indonesia rata-rata 3-5 liter per ekor per hari atau sekitar 800-1 500 liter dalam satu masa laktasi (Pasaribu, 2010). Perbandingan komposisi kimia dari berbagai jenis hewan mamalia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Rata-rata Susu (%) dari Berbagai HewanMamalia Hewan Lemak Protei n Laktosa Mineral Bahan Kering Sapi Kerbau Domba Kambing Kuda Manusia 4.00 12.40 6.18 4.09 1.59 3.70 3.50 6.03 5.15 3.71 2.69 1.63 4.90 3.74 4.17 4.20 6.14 6.98 0.70 0.89 0.93 0.78 0.51 0.21 13.10 13.91 16.43 12.68 10.96 12.57 Sumber: Aritonang (2009). Susu kerbau mudah dikenali dari warnanya yang putih bersih. Bahkan, lebih putih dari susu sapi. Susu kerbau mengandung sedikit kadar air. Kandungan laktosa, lemak, protein, kolesterol, dan asam lemak jenuhnya lebih banyak dibanding susu sapi. Bahkan, kandungan lemaknya dua kali lebih banyak daripada

Upload: dzul-qarnain

Post on 01-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mengenai dadih sebagai sumber bakteri asam laktat yang halal dan sehat untuk kesehatan manusia

TRANSCRIPT

Page 1: dadiah

dadiah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Susu Kerbau dan Kualitasnya

Susu kerbau merupakan produk unggulan Sumatera Barat dan

Sumatera Utara yang diolah menjadi makanan khas yang disebut dadih di

Sumatera Barat atau dali di Sumatera Utara, yang merupakan suatu aset

potensial, sehingga produksi ini mendatangkan penghasilan yang cukup

tinggi bagi masyarakat dan peternak. Produksi susu kerbau di Indonesia rata-

rata 3-5 liter per ekor per hari atau sekitar 800-1 500 liter dalam satu masa

laktasi (Pasaribu, 2010).

Perbandingan komposisi kimia dari berbagai jenis hewan mamalia dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Rata-rata Susu (%) dari Berbagai HewanMamaliaHewan Lemak Protein Laktosa Mineral Bahan Kering

SapiKerbauDombaKambingKudaManusia

4.0012.406.184.091.593.70

3.506.035.153.712.691.63

4.903.744.174.206.146.98

0.700.890.930.780.510.21

13.1013.9116.4312.6810.9612.57

Sumber: Aritonang (2009).

            Susu kerbau mudah dikenali dari warnanya yang putih bersih.

Bahkan, lebih putih dari susu sapi. Susu kerbau mengandung sedikit kadar

air. Kandungan laktosa, lemak, protein, kolesterol, dan asam lemak jenuhnya

lebih banyak dibanding susu sapi. Bahkan, kandungan lemaknya dua kali

lebih banyak daripada susu sapi. Banyaknya kadar lemak ini karena kerbau

membuang kelebihan lemak dari tubuhnya ke dalam susunya. Warna putih

pada susu kerbau disebabkan oleh sedikitnya kandungan pigmen karoten

kuning yang biasanya tanda adanya kandungan vitamin

A  (http://www.kulinologi.biz/index1.php ).

Page 2: dadiah

Fermentasi susu kerbau adalah suatu cara untuk menurunkan resiko

gangguan kesehatan bagi orang-orang mengalami “lactose intolerance”.

Orang-orang yang menderitalactose intolerance  adalah orang-orang yang

tidak sanggup mencerna laktosa secara sempurna, usus halus dari orang-

orang tersebut tidak mampu menghasilkan enzim lactase yang cukup untuk

mencerna laktosa susu. Susu kerbau yang sudah diolah secara fermentasi

dapat menurunkan seperempat dari jumlah laktosa yang ada di dalam susu

(Winarno, 1983). Daerah-daerah di Indonesia yang mengolah susu kerbau

secara tradisional dengan cara penggumpalan dan hasilnya dikenal sebagai

makanan tradisional seperti “Dali” dari Sumatera Utara, “Dangke” dari

Sulawesi Selatan dan “Dadih” dari Sumatera Barat (Sirait, 1991).

B. Dadih dan Pembuatannya

            Menurut Azima (1983) dadih adalah gumpalan susu yang tidak

berubah atau pecah kembali setelah menggumpal, berbau, berasa asam dan

dihasilkan dengan cara memeram susu kerbau dalam tabung bambu. Dalam

istilah kimia dan fermentasi, dadih diartikan sama dengan curd. Menurut

Murti (2002) dadih merupakan produk fermentasi tradisional seperti yoghurt,

yang dibuat dari susu kerbau dengan kandungan mineral Ca tinggi yang

menyebabkan terjadinya tegangan gumpalan tinggi.

            Menurut Sayuti (1992) dilihat dari warnanya, dadih yang baik adalah

dadih yang terbuat dari susu kerbau dengan ciri-ciri warnanya putih dan

hampir seperti tahu, bisa dipotong dan dapat dimakan dengan menggunakan

sendok. Teksturnya tidak terlalu kasar, tidak berbau tengik dan mempunyai

rasa asam yang khas. Ditambahkan oleh Sugitha, Mulyani, Dharma dan

Syukur (2002), bahwa dadih berwarna putih seperti susu mempunyai tekstur

padat dan licin, dengan aroma yang khas asam.

Sughita (1995) menyatakan, bahwa dadih dapat dijadikan sebagai

obat untuk menghindari serangan kanker dan mengurangi kolestrerol darah.

Page 3: dadiah

Ditambahkan lagi oleh Sugitha dkk. (2002) manfaat lain dari dadih di

Sumatera Barat untuk menambah tenaga, menyembuhkan penyakit-penyakit

seperti sakit kepala, luka bakar, memar pada kulit dan sebagai makanan adat

(cultural food) seperti dimakan dengan nasi dan emping.

Menurut Dirjen Peternakan (1984) pembuatan dadih susu kerbau

secara tradisional sangat sederhana yaitu : susu kerbau dimasukkan ke

dalam tabung bambu, lalu ditutup dengan daun pisang dan diperam dalam

suhu ruang selama 2-3 hari sampai mengental dan membentuk dadih. Proses

pembuatan dadih ini sangat sederhana. Pertama-tama susu kerbau segar

yang baru diperah disaring untuk memisahkan kotoran atau benda asing

yang masuk selama pemerahan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung

bambu yang telah dipotong (dengan panjang masing-masing ± 5 cm dari

ruas/buku bambu). Bambu yang digunakan harus masih segar atau belum

kering, karena dari hasil penelitian buluh pada bagian dalam bambu inilah

yang mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang membuat susu kerbau

menggumpal menjadi dadih. Kedua, tabung bambu yang telah berisi air susu

kerbau ini ditutup dengan daun pisang atau plastik dan diikat dengan karet

gelang. Ketiga, tabung bambu yang telah berisi susu kerbau dibiarkan dalam

ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung (difermentasi) selama ± 2

hari atau sampai menjadi kental atau menggumpal.

Menurut Ibrahim (2008), bahwa usaha peternakan kerbau perah di

Sumatera Barat merupakan usaha sambilan untuk menambah pendapatan

bagi peternak yang memeliharanya. Beternak kerbau perah merupakan

sumber ekonomi yang sangat berarti bagi petani peternak pedesaan

Indonesia. Pemerintah selalu berusaha meningkatkan produksi susu dalam

negeri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (2001) potensi

ternak kerbau di Sumatera Barat dapat dilihat dari populasi produksi daging

dan susu. Populasi kerbau untuk tahun 2004 menduduki tempat kedua

diantara ternak besar yang ada di Sumatera Barat. Produksi susu kerbau

Page 4: dadiah

tahun 2004 menduduki tempat pertama yakni mewakili 78.80 % dari produksi

susu Sumatera Barat.

C. Bakteri Asam Laktat

Menurut Sugitha dan Lucy (1998) bakteri asam laktat yang terdapat

dalam dadih dapat menghasilkan asam laktat yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba yang merugikan, selain nisinsebagai hasil

sampingannya merupakan natural antibiotik pencegah atau obat penyakit

kanker dan menetralisir bakteri pengganggu pada saluran pencernaan. Hal ini

menunjukkan dadih dapat digolongkan sebagai produk pangan probiotik

karena merupakan produk hasil fermentasi dan mengandung bakteri asam

laktat. Menurut Widodo (2003), bahwa bakteri asam laktat (BAL) adalah

istilah umum untuk menyebutkan bakteri yang memfermentasi laktosa dan

menghasilkan asam laktat sebagai produk utamanya. Bakteri ini sudah lama

dikonsumsi dan diketahui membawa efek menguntungkan bagi tubuh

manusia. BAL berperan penting dalam industri fermentasi susu seperti pada

proses fermentasi yoghurt, keju, mentega, yakult, susu asam dan sekarang

digiatkan sebagai bakteri probiotik.

Winarno (1982) menyatakan, bahwa makanan siap konsumsi dianggap

mempunyai mutu baik jika dapat memuaskan konsumen baik dalam rasa,

penampakan maupun keamanannya, yang biasanya dipengaruhi oleh

pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi dan kapang.

Menurut Buckle, Edwards, Fleet dan Wotton (1987), bahwa susu mengandung

bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang

juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Ditambahkan oleh Soeparno

(1996), bahwa standar susu bersertifikat mempunyai syarat bahwa jumlah

bakteri tidak lebih dari 10 000 koloni per ml, tetapi di Indonesia umumnya

jumlah bakteri yang dapat dibiakkan tiap ml setinggi-tingginya adalah 3 juta.

Page 5: dadiah

Menurut Fardiaz (1992) sifat terpenting dari BAL adalah

kemampuannya untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat, karena

produksi asam oleh BAL berjalan secara cepat, maka pertumbuhan mikroba

lain yang tidak diinginkan dapat terhambat. Yang termasuk BAL adalah

famili Lactobacillaceae, yaituLactobacillus, dan famili Streptococcaceae,

terutama Leuconostoc, Streptococcus dan Pediococcus. Ditambahkan oleh

Widodo (2003) peranan penting dari bakteri asam laktat adalah

kemampuannya mencegah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

(mencegahLactose intolerance), memecah protein menjadi monopeptida dan

asam-asam amino tersedia bagi tubuh serta menghasilkan bakteriosin yang

mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Sebagai probiotik,

beberapa spesies BAL tumbuh dan berkembang dalam sistem pencernaan

manusia, mampu hidup pada kondisi pH rendah, menekan bakteri patogen,

membantu mengeluarkan kotoran, menyerap bahan penyebab kanker dan

tumor, serta memacu sistem kekebalan tubuh.

Dari hasil penelitian Sugitha, Allismawita, Martinelly, Heryandi dan

Yuherman (1997) diperoleh rata-rata koloni bakteri adalah (3.33 – 121)

105 koloni per ml bakteri dadih yang dibuat dalam tabung plastik dengan

penambahan starter Streptococcus lactis. Semakin tinggi level starter yang

diberikan maka total koloni bakteri akan semakin tinggi. Adapun penelitian

Ibrahim (2002b) diperoleh rataan jumlah bakteri dalam dadih yang dibuat di

dalam kemasan tabung bambu adalah 31 407 500/g lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah bakteri dadih yang dibuat dalam kemasan gelas

plastik dan kantong plastik, yakni 40 350 000/g dan 43 825 000/g. Hal ini

disebabkan karena adanya senyawa-senyawa di dalam dinding tabung

bambu yang dapat larut dalam susu dan senyawa tersebut bersifat

menghambat pertumbuhan beberapa spesies mikroorganisme.

Pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6-8

(Buckle et al., 1987). Bakteri asam laktat yang diisolasi dari

Page 6: dadiah

dadih menurut Hosono, Wardoyo dan Otani (1989); Surono dan Nuraini

(2001) dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih (Hosono et al., 1989; Surono dan

Nurani, 2001).

No.

Genus Spesies

1. Lactobacillus Lb. Brevis, Lb. casei subsp. casei, Lb. casei subsp. Rhamnosus

2. Streptococcus S. faecalis subsp. Liquefaciens3. Leuconostoc Leu. Mesentroides4. Lactococcus Lc. lactis subsp. lactis, Lc. lactis subsp. cremoris Lc. casei

subsp. Diacetylactis

Menurut Rostini (2007) Bakteri yang termasuk kelompok BAL

adalahAerococcus, Allococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus,

Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus,

Tetragenococcus, dan Vagococcus.

D. Bambu

            Menurut Widnyana (2003) bambu tergolong

keluargaGraminae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput

raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh

secara bertahap, mulai dari rebung, batang muda dan sudah dewasa pada

umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-

ruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau

cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada

buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi

batang. 

Menurut Suryono (2003), bahwa bambu yang digunakan masyarakat

sebagai wadah dadih adalah jenis bambu gombong (Gigantochloa verticilata)

dan bambu ampel (Bambusa vulgaris). Pemilihan bambu ini didasarkan

Page 7: dadiah

karena adanya rasa pahit pada bambu sehingga tidak disukai oleh semut dan

dengan demikian dadih tidak dikerubungi oleh semut. Bambu yang digunakan

adalah bambu yang berumur sedang, sedangkan penutup dadih, ada juga

yang menggunakan daun talas atau daun keladi. Secara umum dadih

mempunyai citarasa yang khas yaitu asam dan berwarna putih kekuning-

kuningan, kental dengan aroma khas (percampuran aroma susu dan bambu).

Menurut Widjaja (2001a), bahwa bambu ampel (Bambusa vulgaris) dicirikan

oleh buluh yang tegak, hijau atau kuning bergaris, hijau mengilap dengan

percabangan horizontal di permukaan tanah. Bambu ini tumbuh di daerah

tropis kering atau lembap, dan di daerah subtropis.

Menurut Ibrahim (2002b) bambu yang digunakan untuk membuat

dadih dan menyimpan dadih oleh masyarakat Sumatera Barat adalah bambu

Lengka Tali (Gigantochloa hasskarliana), bambu Gombong (Gingantochloa

verticillata) dan bambu Betung (Dendrocalamus asper). Nama setampat dari

ketiga jenis bambu tersebut adalah “buluh ampo”, “pariang” dan “batuang”.

Menurut Sastrapradja, Widjaya, Prawiroatmodjo dan Soenarko (1977) dalam

Ibrahim (2002b), bahwa ciri-ciri dari ketiga jenis bambu tersebut adalah

sebagai berikut :

1)      Bambu Lengka Tali (Gigantochloa hasskarliana (Kurz) Backerex Heyne). Jenis

bambu ini membentuk rumpun yang rapat dengan tinggi yang mencapai 6

meter. Buluhnya berwarna hijua tua dengan garis tengah 3-5 cm. Panjang

ruasnya 30-40 cm, buku-bukunya diliputi dengan miang yang hitam. Kuping

pelepah buluh kecil berbentuk seperti ekor.

2)      Bambu Gombong (Gingantochloa verticillata Wild. Munro). Bambu ini

mempunyai buluh yang berwana hijau kekuning-kuningan dengan garis-garis

kuning yang sejajar dengan buluhnya. Rumpunnya tidak terlalu rapat. Tinggi

buluhnya mencapai 20 meter, garis tengahnya mencapai 10 cm. Pelepah

buluh mempunyai daun berbentuk lanset. Kuping pelepah buluhnya kecil.

Page 8: dadiah

3)      Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schult.f) backer ex Heyne). Bambu

betung mempunyai rumpun yang sedikit rapat. Tinggi buluhnya sampai 20

meter dan bergaris tengah 20 cm. Buku-bukunya sering mempunyai akar-

akar pendek yang menggerombol, panjang ruas 40-60 cm. Dinding buluh

cukup tebal yaitu 1-1,5 cm. Cabang-cabangnya bercabang lagi hanya

terdapat pada buku-buku bagian atas. Cabang primer lebih besar dari

cabang-cabang yang lain. Pelepah buluh mudah jatuh. Daun pelepah buluh

sempit dan melipat ke bawah.

Menurut Widjaja (2001b) kunci identifikasi jenis-jenis bambu di

Kepulauan Sunda Kecil menurut Widjaja (2001b) adalah  :

1. Buluh hijau polos atau kuning bergaris hijau, daun pelepah buluh

menyetiga sama sisi dan tegak, dengan nama latinnya adalah Bambusa

vulgaris

2. Buluh muda tanpa beludru coklat, buluh bagian pangkal agak lebih

pendek daripada bagian tengahnya, tidak berlilin, diameter umumnya kurang

dari 10 cm, dengan nama latinnya adalah Gigantochloa atter.

E.  Fermentasi

            Dari sudut pandang aplikasi industri menurut Widodo (2003), fermentasi

dapat diartikan sebagai perubahan bahan dasar menjadi produk yang diinginkan

dengan menggunakan masa sel mikroba. Secara garis besar, fermentasi dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (1) fermentasi alkohol oleh khamir, (2)

fermentasi asam oleh bakteri dan (3) fermentasi menggunakan kapang. Dasar

fermentasi susu adalah perubahan laktosa menjadi asam laktat yang menurunkan pH

sehingga mengakibatkan susu menjadi asam dan terbetuknya komponen flavour.

Asam laktat yang dihasilkan oleh fermentasi mampu menggumpalkan protein

sehingga memungkinkan untuk lebih mudah dipecah oleh enzim-enzim dalam saluran

pencernaan.

Page 9: dadiah

            Pelczar dan Chan (1988) menjelaskan bahwa tujuan fermentasi adalah untuk

memperpanjang masa simpan, penganekaragaman produk, meningkatkan nilai gizi

dan daya cerna dan menghasilkan karakteristik rasa, aroma, dan tekstur yang

diinginkan serta menguntungkan bagi kesehatan. Menurut Rahman, Fardiaz, Rahayu,

Suliantri dan Nurmitri (1992) tujuan fermentasi adalah pengawetan, khususnya bagi

susu yang merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai

mikroorganisme, karena kadar ainya yang tinggi, pH-nya yang netral dan kandungan

nutrientnya yang tinggi. Susu mengandung sumber energi dalam bentuk laktosa,

lemak dan sitrat, sedangkan komponen nitrogen terdapat dalam bentuk asam amino,

amonia, urea dan komponen lainnya.

            Sugitha (1995) menyatakan bahwa susu fermentasi

adalah dairy product yang dibuat dari susu segar, susu skim, butter milk atau

krim yang dihasilkan oleh bakteri atau jamur tertentu. Widodo (2003)

menyatakan bahwa berbagai produk susu fermentasi seperti yoghurt, yakult

dan keju sudah banyak dan umum dikomsumsi masyarakat. Susu fermentasi

seperti yoghurt dapat disimpan hingga 2 minggu, penyimpanan setelah 2

minggu akan memacu terjadinya perubahan tingkat keasaman dan flavour

(Taufiq, 2008).

F. Bubuk Coklat Fermentasi

G. Kadar Protein

            Pato (2003) menyatakan bahwa protein yang terkandung

dalam dadih  tergolong protein lengkap yang mengandung hampir semua

jenis asam amino essensial guna keperluan pertumbuhan. Selain itu dadih

mengandung kalsium dalam jumlah yang relatif tinggi dimana mineral ini

sangat berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi dan

mencegah terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis) pada orang

dewasa/usia lanjut.

Daya cerna proteinnya cukup tinggi 86,4 % - 97,8 % yang

mengandung 16 asam amino (13 esensial dan 3 non esensial) menjadikan

Page 10: dadiah

Dadih sebagai makanan bergizi yang mudah diserap tubuh, dan vitamin A

adalah 1,70 - 7,22 IU/g, sedangkan kandungan laktosanya 5,29 % (Dinas

Peternakan Sumatera Barat, 2007).

H. Kadar Lemak

            Soeparno (1996) menyatakan lemak susu merupakan komponen

penyusun yang penting dalam air susu karena : a) penentu kualitas dari

produk selanjutnya; b) lemak mempunyai nialai gizi yang tinggi, kaya akan

energi  yaitu 9 kal/gram, sebagai pelarut zat makanan (vitamin A, D, E, dan K)

dan mengandung sejumlah asam lemak essensial (linoleat dan arachidonat);

c) lemak menentukan bau, rasa dan warna susu. Lemak merupakan

komponen susu yang penting seperti halnya protein. Lemak merupakan

senyawa kimia yang tersusun atas asam lemak dan gliserol. Menurut Widodo

(2003) lemak hewani mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan

lemak nabati, hal ini karena merupakan penentu flavour dan cita rasa.

Edwarson (1994) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar

lemak dadih selain tergantung dari kadar lemak susu asalnya juga adalah

aktifitas bakteri yang dikaitkan dengan lamanya dadih disimpan, jenis bakteri

dan jumlah bakterinya. Sughita (1995) menyatakan bahwa kadar lemak dadih

adalah 9.05%.

I.  Nilai Organoleptik

            Menurut Soekarto (1985), nilai organoleptik adalah nilai yang dilakukan

untuk mengenal keadaan sekitar (lingkungan) dengan menggunakan indera dan

kemampuan sensorik. Penilaian ini meliputi bau, rasa, tekstur dan warna. Penilaian

organoleptik bertujuan untuk mengenal beberapa sifat-sifat organoleptik terhadap

beberapa produk yang berperan dalam analisis bahan dan melatih panca indera untuk

mengenal jenis-jenis ransangan.Menurut Rahayu (2001) penilai yang akan melakukan

uji organoleptik pada produk pangan disebut dengan panelis.  

Page 11: dadiah

            Rahayu (2001) menjelaskan syarat-syarat umum untuk menjadi panelis adalah

:

1.        Orang yang dijadikan panelis harus ada perhatian terhadap pekerjaan penilaian

organoleptik.

2.        Calon bersedia dan mempunyai waktu untuk melakukan penilaian

organoleptik.

3.        Calon panelis mempunyai kepekaan yang diperlukan.

4.        Mengenal cara-cara pengolahan komoditi tersebut dan peranan bahan-bahan

yang digunakan.

5.        Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara penilaian

organoleptik.  

Pada penilaian organoleptik dikenal bermacam-macam panelis

(Rahayu, 2001) yaitu :

1.      Panel perorangan (Individu Expert Panel)

Panel perorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik

yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang

sangat intensif. Panel perorangan sangat mengenal sifat peranan dan cara

pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metoda-metoda analisis

organoleptik dengan sangat baik.

2.      Panel terbatas (Small Expert panel)

Panel ini biasanya terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

dan berpengalaman luas dalam komoditi tertentu.

3.      Panel terlatih (Trained Panel)

Panel terlatih terdiri dari 5-15 orang yang mempunyai kepekaan cukup tinggi

tapi tidak perlu sama dengan tingkat kepekaan dengan panel terbatas.

4.      Panel agak terlatih (Semi Trained Panel)

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk

mengetahui sifat sensorik tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari

kalangan terbatas dengan menguji kepekaannya terlebih dahulu.

Page 12: dadiah

5.      Panel tidak terlatih (Untrained Panel)

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan

jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Anggota panel

tidak terlatih tidak tetap.

6.      Panel konsumen (Konsumen Panel)

Panel konsumen terdiri dari 30-100 orang yang tergantung pada target

pemasaran suatu komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan

dapat ditentukan berdasarkan daerah dan kelompok tertentu.

7.      Panel anak-anak 

Panel yang khas adalah menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun.

Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-

produk pangan yang sangat disukai anak-anak seperti coklat, es krim,

permen dan sebagainya.

Menurut Rahayu (2001), kriteria untuk penilaian organoleptik terdiri

atas uji rasa dan uji tekstur suatu produk dengan menggunakan skala

hedonik dan skala numerik. Skala hedonik merupakan tingkat kesukaan atau

ketidaksukaan panelis misalnya amat sangat suka, suka, agak suka, tidak

suka, sangat tidak suka, dan amat sangat tidak suka. Dengan adanya skala

hedonik ini secara tidak langsung uji dapat digunakan untuk mengetahui

adanya perbedaan.  Adapun skala numerik adalah angka-angka yang

menyatakan tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk dengan angka-

angka yang semakin naik untuk setiap tingkat penilaian.