cva sroke ok

57
BAB I LANDASAN TEORI CEREBRO VASKULER ACCIDENT / CVA (STROKE) 1.1 Definisi 1.1.1 CVA / Stroke merupakan gangguan sirkulasi cerebral dan sebagai salah satu manifestasi neurologik yang umum yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplai darah ke otak (Dep Kes RI, 1996). 1.1.2 Stroke adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat yang patologis akibat adanya gangguan peredaran darahnya (Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, 1998). 1.2 Patofisiologi Oklusi Penurunan perfusi jaringan cerebral Iskemia Metabolisme anaerob Aktifitas elektrolit terganggu

Upload: mahyuvi-tata

Post on 29-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DOC

TRANSCRIPT

Page 1: CVA SROKE OK

BAB I

LANDASAN TEORI

CEREBRO VASKULER ACCIDENT / CVA

(STROKE)

1.1 Definisi

1.1.1 CVA / Stroke merupakan gangguan sirkulasi cerebral dan sebagai salah satu

manifestasi neurologik yang umum yang timbul secara mendadak sebagai

akibat adanya gangguan suplai darah ke otak (Dep Kes RI, 1996).

1.1.2 Stroke adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat yang patologis

akibat adanya gangguan peredaran darahnya (Ilmu Bedah Saraf

Satyanegara, 1998).

1.2 Patofisiologi

Oklusi

Penurunan perfusi jaringan cerebral

Iskemia

Metabolisme anaerob

Asam laktat

Aktifitas elektrolit terganggu

Pompa Na dan K gagal

Edema serebral

Perfusi otak menurun

Nekrosis jaringan otak

CVA ( Made Kanasa, 1997 ; 6 )

Page 2: CVA SROKE OK

Aliran darah ke otak terhambat baik karena trombus maupun emboli.

Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi jaringan serebral.

Iskemia dapat terjadi karena O2 dan nutrisi yang dibawa oleh pembuluh darah

arteri terhambat. Kekurangan O2 dan nutrisi dalam waktu yang cukup lama

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak yang irreversible yang

disebut nekrosis. Nekrosis jaringan otak menyebabkan terjadinya CVA.

1.3 Etiologi

Penyebab utama CVA :

1. Arterio sklerosis / trombosis.

2. Emnolisme.

3. Perdarahan intra serebral hipertensif.

4. Ruptura aneurisma sekuler.

5. Stroke biasanya disertai dengan satu . beberapa masalah medis yang

beraikatan dengan : HT, penyakit jantung, peningkatan lemak DM,

penyakit vaskuler perifer.

1.4 Tanda dan Gejala

Gejala dan gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran

darah ke otak dapat dihubungkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :

1.4.1 Vertebro basilaris (sirkulasi posterior, manifestasi biasanya bilateral)

a. Kelemahan salah satu dari 4 anggota tubuh.

b. Peningkatan reflek tendon.

c. Otaksia.

Page 3: CVA SROKE OK

d. Tanda-tanda babinski bilateral.

e. Tanda-tanda cerebral.

f. Disfagia.

g. Disartia.

h. Sinkope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.

i. Gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis paralisis, gerakan

satu mata).

j. Muka terasa tebal.

1.4.2 Arteri karotis interna (sirkulasi anterior, gejala-gejalanya biasanya

unilateral)

1. Arteria serebri anterior gejala yang paling primer adalah kebingungan

a. Rasa lemah kontra lateral lebih besar pada tungkai lengan bagian

proksimal mungkin ikut terserang.

b. Timbul gerakan volunter pada tungkai yang terganggu.

2. Arteri serebri posterior (dalam lobus otak tengah / thalamus)

a. Koma.

b. Hemiparesis kontralateral.

c. Afasia visual / buta kata (aleksia).

d. Kelumpuhan syaraf cranial ketiga hemianopsia, koreo athetosis.

3. Arteri serebri media

a. Monoparesis / hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai tangan).

b. kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).

c. Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena).

Page 4: CVA SROKE OK

d. Gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan

dan komunikasi.

e. Disfagia.

1.5 Klasifikasi

1.5.1 Stroke dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1. Transient Iskemik Attack (TIA)

Merupakan gangguan neurologik yang timbul secara tiba-tiba dan

menghilang dalam beberapa menit / beberapa jam.

2. Progresif (stroke involution)

Perkembangan strike perlahan-lahan sampai akut.

3. Stroke lengkap

Gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dan sedikit

memperlihatkan perbaikan.

1.5.2 Stroke lengkap ada 2 macam :

a. Stroke hemoragik

- Tekanan intra kranial meningkat.

- Sakit kepala dan muntah.

- Kesadaran turun.

b. Stroke non hemoragik

- TIA.

- Stroke involunten.

- Emboli stroke.

Page 5: CVA SROKE OK

- Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh panas diluar arteri,

tumor, abses, granuloma, jadi untuk mendiagnosa stroke

hemoragik / non hemoragik = CT Scan dan lumbal fungsi.

1.6 Insiden

Pada umumnya penyakit ini terjadi pada orang yang berusia di atas 50

tahun.

1.7 Faktor Resiko Timbulnya Penyakit Manifestasi Stroke

1.7.1 Umur > tua lebih mungkin untuk mengidap stroke.

1.7.2 Hipertensi.

1.7.3 Diabetes Melitus.

1.7.4 Faktor keturunan.

1.7.5 Penyakit jantung.

1.7.6 Efek merokok.

1.7.8 Obat anti hamil.

1.8 Kemungkinan Kecacatan

1.8.1 Stroke dengan hemisfer kiri menyebabkan hemisparasis / hemiplegia sisi

kanan perilaku lambat, kelainan bidang pandang kanan disfagia global.

1.8.2 Stroke hemisfer kanan memperlihatkan ketidaksadaran defisit bagian

yang sakit oleh karena kerentanan untuk jatuh / cedera lainnya.

1.9 Komplikasi

1.9.1 Dini (0 – 48 jam pertama)

a. Edema serebri defisit neurologis cenderung memberat, dapat

mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi dan akhirnya menimbulkan

kematian.

Page 6: CVA SROKE OK

b. Infark miokard = penyebab kematian mendadak pada stroke stadium

awal.

1.9.2 Jangka pendek (1 – 14 hari pertama)

a. Pneumonia = akibat imobilisasi lama.

b. Infark miokard.

c. Emboli paru cenderung terjadi 7 – 14 hari pasca stroke seringkali

pada saat penderita mulai imonilisasi.

d. Stroke tekuren = dapat terjadi pada setiap saat.

1.9.3 Jangka panjang (> 14 hari)

a. Stroke rekuren.

b. Infark miokard.

c. Gangguan vaskuler lain = penyakit vaskuler perifer.

1.10 Diagnosa Banding

1.10.1 Bila penderita coma, pikirkan cedera kepala, meningitis / enchepalitis

hematoma subdural, uremia, diabetes hiperglikemia, tersengat panas,

hipotermia, koma hepatic, alkohol, narkotika dan sedatif, intoksikasi

karbondioksida / monoksida, keracunan, epilepsi, porfiria / hysteria.

1.10.2 Bedakan lesi hemoragik dari lesi iskemik yang lebih dari beberapa jam dan

kadang-kadang dapat berlangsung satu sampai 2 hari,

1.11 Prognosa

1.11.1 Tergantung pada luas jaringan yang mengalami infark.

1.11.2 30 – 40 % penderita dengan TIA > dari 1 x akan mengalami infark

serebral dalam 5 tahun.

1.11.3 TIA yang amat sering, sering kali jinak.

Page 7: CVA SROKE OK

1.12 Pengobatan

1.12.1 Tujuan pengobatan yaitu menyelamatkan jiwa membatasi kerusakan otak,

mengurangi ketergantungan dan deformitas dan mencegah terulangnya

penyakit.

1.12.2 Pertahankan agar jalan nafas selalu bebas, pemberian cairan, elektrolit dan

kalori yang adekuat, hindari ulkus dekubitus.

1.12.3 Larutan urea hipertonik 1 – 15 L/kg intravena atau manitol dapat

dipertimbangkan.

1.12.4 Reahabilitasi dan latihan termasuk fisioterapy, terapi pekerjaan dan terapi

bicara.

1.12.5 Obat anti koagulan dapat digunakan pada “Stroke in Evulation.”

1.12.6 Pengobatan untuk hipertensi dianjurkan.

1.13 Pemeriksaan Khusus

1.13.1 CT Scan.

1.13.2 Arterio graf.

1.13.3 Pungsi lumbal.

1.13.4 Okulopletis mografi dan teknik Doppler mungkin dapat mengetahui arteri

karotis yang rusak.

Page 8: CVA SROKE OK

BAB II

ASKEP TEORITIS

CEREBRO VASKULER ACCIDENT / CVA

(STROKE)

2.1 Pengkajian

Data yang dikumpulkan akan ditentukan oleh lokasi, macam dan lamanya

CVA yang diderita.

2.1.1 Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kesulitan melakukan aktivitas karena kelemahan / paralysis.

Tanda : Gangguan tonus otot, gangguan tingkat kesadaran.

2.1.2 Sirkulasi

Gejala : Adanya penyakit jantung.

Tanda : Hipertensi, tekanan nadi dan frekuensi bervariasi.

2.1.3 Integritas Ego

Gejala : Perasaan tidak berdaya dan putus asa.

Tanda : Emosi yang labil, kesulitan mengekspresikan diri.

2.1.4 Eleminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih.

Tanda : Inkontinensia urine.

2.1.5 Makanan dan Cairan

Gejala : - Nafsu makan hilang, mual, muntah selama fase akut (TIK

meningkat).

Page 9: CVA SROKE OK

- Kehilangan sensasi (massa kecap) pada lidah, pipi dan

tenggorokan.

- Disfagia.

Tanda : Kesulitan menelan (gangguan pada reflek palatum faringeal).

2.1.6 Neurosensori

Gejala : Sinkope / pusing, sakit kepala, penglihatan menurun.

Tanda : - Status mental / tingkat kesadaran menurun / koma.

- Pada wajah terjadi paralisis / parese.

- Afasia.

2.1.7 Hygiene

Gejala : Kelemahan / kelelahan selama aktivitas perawatan diri.

2.1.8 Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.

Tanda : Tingkah laku tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot dalam

fasia.

2.1.9 Interaksi Sosial

Gejala : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.

2.2 Masalah dan Intervensi Keperawatan

2.2.1 Perubahan perfus jaringan

Kemungkinan penyebab adanya sumbatan darah otak, vasospasme serebral,

edema obat

Tujuan / Kriteria Hasil :

Page 10: CVA SROKE OK

Fungsi neurologik normal, dampak perubahan fungsi normal, sirkulasi

otak normal.

Intervensi :

a. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan /

penyebab khusus selama koma / penurunan perfusi serebral dan

potensial terjadinya peningkatan TIK

R : Mempengaruhi penetapan intervensi, kerusakan / kemunduran

tanda / gejala neurologis / kegagalan memperbaiki setelah fase

awal memerlukan tindakan pembedahan dan atau pasien harus

dipindahkan ke ruang ICU untuk melakukan pemantauan

terhadap peningkatan TIK.

b. Pantau TTV

R : Variasi mungkin terjadi oleh tekanan / trauma serebral pada

daerah vasomotor otak.

c. Kaji fungsi luhur termasuk bicara / komunikasi verbal.

R : Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indikator

dari lokasi / derajat gangguan serebral dan mungkin

mengindikasikan penurunan / peningkatan TIK.

d. Pantau status neurologi secara teratur

R : Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial

peningkatan TIK dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan /

resolusi, kerusakan SSP, dapat menunjukkan TIA yang

merupakan tanda terjadinya trombosis CVS paru.

Page 11: CVA SROKE OK

e. Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk, kesawaan dan reaksinya

terhadap cahaya.

R : Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor (III) dan

berguna dalam menentukan apakah batang otak tersebut masih

baik, ukuran dan kesamaan pupil ditentukan oleh

keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis

yang mempersarafinya, respon terhadap refleks cahaya

mengkombinasikan fungsi dari saraf kranial optikus (II) dan

saraf kranial okulomotor (III).

f. Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi

anatomis (netral).

R : Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan

meningkatkan sirkulasi / perfusi serebral.

2.2.2 Kerusakan mobilitas fisik

Kemungkinan penyebabnya akibat ketidakmampuan bergerak dengan

tujuan dalam lingkungan fisik, kerusakan koordinasi, keterbatasan

rentang gerak, penurunan kekuatan / kontrol otot.

Tujuan / Kriteria Hasil :

Mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang

terkena / kompensasi.

Intervensi :

a. Kaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan awal dan

dengan cara yang teratur. Klasifikasikan melalui skala 0 – 4.

Page 12: CVA SROKE OK

R : Mengidentifikasi kekuatan / kelemahan dan dapat memberikan

informasi mengenai pemulihan, bantu dalam pemilihan

terhadap intervensi sebab teknik yang berbeda digunakan untuk

paralisis spastik dengan flaksid.

b. Tempatkan bantal dibawah axilla melakukan abduksi pada tangan.

R : Mencegah adduksi, bahu dan fleksi siku.

c. Bantu untuk mengembangkan keseimbangan duduk (seperti

meninggikan bagian kepala tempat tidur, bantu untuk duduk disisi

tempat tidur, biarkan pasien menggunakan kekuatan tangan untuk

menyokong BB dan kaki yang kuat untuk memindahkan kaki yang

sakit dan keseimbangan dalam berdiri).

R : Membantu melatih kembali jaras saraf, meningkatkan respons

propioseptik dan motorik.

d. Susun tujuan dengan pasien / orang terdekat untuk berpartisipasi

dalam aktivitas / latihan dan mengubah posisi.

R : Meningkatkan harapan terhadap perkembangan / peningkatan

dan memberikan perasaan kontrol / kemandirian.

e. Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan

menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk menyokong /

menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.

R : Dapat berespon dengan baik jika daerah yang sakit tidak

menjadi lebih terganggu dan memerlukan dorongan serta

latihan aktif untuk menyatukan kembali sebagai bagian dari

tubuhnya sendiri.

Page 13: CVA SROKE OK

f. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resisif dan

ambulasi pasien.

R : Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan

kebutuhan yang berarti / menjaga kekurangan tersebut dalam

keseimbangan, koordinasi dan kekuatan.

2.2.3 Perubahan Persepsi sensori

Kemungkinan penyebab akibat adanya perubahan dalam pola perilaku /

respons biasanya terhadap rangsang, respon emosional bertujuan.

Tujuan / Kriteria Hasil :

Mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan

residual.

Intervensi :

a. Lihat kembali proses patologis kondisi indivodual.

R : Kesadaran akan tipe / daerah yang terkena membantu dalam

mengkaji / mengantisipasi defisit spesifik dan perawatan.

b. Evaluasi adanya gangguan penglihatan.

R : Munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negatif

terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan dan

mempelajari kembali ketrampilan motorik dan meningkatkan

resiko terjadinya cedera.

c. Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang

memebahayakan.

R : Menurunkan / membatasi jumlah stimulasi penglihatan yang

mungkin dapat menimbulkan kebingungan terhadap

Page 14: CVA SROKE OK

interprestasi lingkungan, menurunkan resiko terjadinya

kecelakaan.

d. Kaji kesadaran sensorik, seperti membedakan panas / dingi tajam /

tumpul, posisi bagian tubuh / otot, rasa persendian.

R : Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan kerusakan perasaan

kinetik berpengaruh buruk terhadap keseimbangan / posisi

tubuh dan keserasian dari gerakan yang mengganggu

ambulansi, meningkatkan resiko terjadinya trauma.

e. Observasi respons perilaku pasien seperti rasa bermusuhan,

menangis, efek tidak ssi, agitasi, halusinasi.

R : Respons individu dapat bervariasi tetapi umumnya yang

terlihat seperti emosi labil, ambang frustasi rendah, apatis dan

mungkin juga muncul perilaku impulsif, mempengaruhi

perawatan.

f. Lakukan validasi terdapat persepsi, pasien orientasikan kembali

pasien secara teratur pada lingkungan staf dan tindakan yang akan

dilakukan.

R : Membantu pasien untuk mengidentifikasikan

ketidakkonsistenan dari persepsi dan integrasi stimulus dan

mungkin menurunkan distorsi persepsi pada realitas.

2.2.4 Kurang perawatan diri

Kemungkinan penyebab adanya kerusakan melakukan aktivitas.

Tujuan / Kriteria Hasil :

Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.

Page 15: CVA SROKE OK

Intervensi :

a. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan (dengan skala 0 – 4) untuk

melakukan kebutuhan sehari-hari.

R : Membantu dalam mengantisipasi / merencanakan pemenuhan

kebutuhan secara individual.

b. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan pasien

sendiri tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.

R : Pasien ini mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat

tergangtung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat

dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi pasien untuk

melakukan sebanyak mungkin untuk diri sendiri untuk

mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan.

c. Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi tentang kebutuhannya

untuk menghindari dan atau kemampuan untuk menggunakan urina /

bed Penjualan .

R : Mungkin mengalami gangguan saraf kandung kemih, tidak

dapat mengatakan kebutuhannya pada fase pemulihan akut,

tetapi biasanya dapat mengontrol kembali fungsi ini sesuai

perkembangan proses penyembuhan.

d. Identifikasi kebiasaan defekasi sebelumnya dan kembalikan pada

kebiasaan pola normal tersebut.

R : Mengkaji perkembangan latihan mandiri dan membantu dalam

pencegahan konstipasi dan sembelit.

Page 16: CVA SROKE OK

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Biodata :

Nama : Tn. S No. Reg 598641

Umur : 61 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya Gringging No. 39 Grogol

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Diagnosa Medis : CVA, HT

Tanggal MRS : 18 Februari 2005

Tanggak Pengkajian : 4 Maret 2005

Golongan Darah : -

3.2 Keluhan Utama :

Keluara mengatakan ekstremitas kiri lemah.

3.3 Riwayat Penyakit Sekarang :

Tanggal 18 Februari pasien sudah tidak sadar, kemudian dibawa ke UGD

RS. Baptis. Kemudian I opname di Bangsal I, dipindahkan ke Pav II

III/4. Dilakukan pasang SL karena tidak bisa makan PO. Saat pengkajian

pasien sudah lepas SL dan bisa makan PO, pasien sudah sadar.

Page 17: CVA SROKE OK

3.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu :

Sebelumnya tanggal 10 Februari pasien juga pernah diopname di RS.

Baptis Kediri karena penyakit yang sama.

3.5 Riwayat Kesehatan Keluarga :

Hampir seluruh anggota keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit

HT.

Genogram :

laki - laki perempuan

pasien

3.6 Riwayat Psikososial dan Spiritual :

Psikososial : Pasien tampak lemah, emosi pasien stabil.

Spiritual : Selama di RS pasien jarang sholat 5 waktu karena

sakitnya.

3.7 Pola Aktivitas Sehari – hari :

Pola Di Rumah Di Rumah Sakit

Nutrisi Makan 3 x/hari (nasi, Makan 3 x/hari Lunak

Page 18: CVA SROKE OK

lauk, sayur).

Minum 4-5 gelas/hari

(air putih, kopi)

garam

Minum dibatasi 1500 cc

Eliminasi BAB 1 x / hari

BAK 4 x / hari

BAB 1 x / hari

BAK pakai catheter

1500 cc / hari

Personal

Hygiene

Aktivitas

Mandi 2 x/ hari

Di rumah pasien bekerja

sebagai tani

Mandi diseka 2 x/hari

dengan bantuan dari

perawat dan keluarga.

Hanya tiduran di tempat

tidur ( bedrest ).

3.8 Keadaan / Penampilan / Kesan Umum Pasien :

Pasien tampak lemah.

3.9 Tanda – tanda Vital :

Suhu tubuh : 37 ˚C

Denyut Nadi : 64 x/menit

Tensi / TD : 130 / 80 mmHg

Respirasi : 24 x/menit

TB / BB : -

3.10 Pemeriksaan Fisik

3.10.1 Pemeriksaan Kepala Dan Leher

1. Inspeksi

Page 19: CVA SROKE OK

1. Rambut : beruban, pertumbuhan rata,

agak kotor, tidak ada lesi.

2. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera agak kuning,

pupil isokor, reflek cahaya +/+.

3. Hidung : bersih, tidak ada sekret.

4. Telinga : kotor, ada serumen.

5. Mulut : lidah kotor, gigi banyak yang tanggal, mukosa mulut

lembab, kesulitan menelan.

2. Palpasi : tidak ada benjolan pada

kepala dan tidak ada pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar

tiroid.

3.10.2 Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku

1. Inspeksi : kulit bersih, berwarna sawo matang, kuku pendek dan

bersih.

2. Palpasi : turgor kulit kurang elastis.

3.10.3 Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

1. Inspeksi : payudara kanan dan kiri sama besar.

2. Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

3.10.4 Pemeriksaan Thorax / Dada

1. Inspeksi thorax : dada simetris.

2. Paru : auskultasi terdengar suara ronchi.

3. Perkusi : sonor.

4. Palpasi : taktil fremitus teraba diseluruh permukaan paru.

Page 20: CVA SROKE OK

3.10.5 Pemeriksaan Jantung

Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak terdengar bunyi mur - mur.

3.10.6 Pemeriksaan Abdomen

1. Inspeksi : tidak ada benjolan, lesi dan gambaran pembuluh darah

tidak terlihat.

2. Auskultasi : bising usus 5 x/menit.

3. Perkusi : suara timpani.

4. Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada keempat kuadran.

3.10.7 Pemeriksaan Muskuloskeletal

Pasien mengalami kesulitan bergerak pada sisi badan bagian kiri.

Pada ekstremitas sebelah kiri : mampu menahan beban dan gravitasi tapi

dengan sedikit dorongan roboh.

Pada ekstrimitas sebelah kiri : mampu menahan beban maksimal

MMT 5 2

5 2

3.10.8 Pemeriksaan Neurologi

GCS : 4 - x - 4

Pasien sadar baik, tapi mengalami kesulitan berbicara, sehingga

kemampuan verbal tidak terkaji.

3.10.9 Pemeriksaan Status Mental

Pasien banyak tidur dan setelah bangun pasien hanya membuka

mata. Pasien mengalami gangguan komunikasi verbal karena

Page 21: CVA SROKE OK

kesulitan berbicara. Saat ditanya mengenai ruang dan waktu pasien

hanya diam dan terkadang menjawab dengan anggukan kepala.

3.10.10 Pemeriksaan Penunjang Medis

Darah Lengkap tanggal 18 Pebruari 2005

WBC 8.8 K/μl

LYM 2.3 R2 25.9 % L

MID 1.3 14.4 % M

RBC 4.08 M/μl

HGB 11.1 g/dL

HCT 34.2 %

MCV 83.8 fL

MCH 27.2 pg

MCHC 32.5 g/dL

RDW 15.1 %

PLT 270 K/μl

Pemeriksaan Kimia Darah tanggal 18 Pebruari 2005

LDL : 125 mg/dl

Triglycerides : 91 md/dl

Uric acid : 5.1 mg/dl

Pemeriksaan Urine Lengkap tanggal 18 Pebruari 2005

LEU - cels /uL Macroscopis :

NIT - warna : kuning

Page 22: CVA SROKE OK

URO - 0.2 mg/dl kejernihan: jernih

PRO -

PH 5.5 Microscopis :

BLD - eritrosit : 0 - 2

SG 1.020 leukosit : 1 - 3

KET + - 5 mg/dl

BIL -

GLU -

3.10.11 Pelaksanaan/Terapi

Paracetamol T pil Qid PO

Atenolol 10 mg Q h PO

Neurocet 1200 mg Bid PO

Nifedipin 10 mg tid PO

Catapres T pil Tid PO

DMF II PO tid

Reserpine 0,25 mg Bid PO

3.10.12 Harapan Pasien / Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya

Pasien dan keluarga berharap agar pasien cepat sembuh dari penyakit

yang dideritanya dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Kediri, 4 – 3 – 2005

Tanda Tangan Mahasiswa

Page 23: CVA SROKE OK

(Agustinus Guntur Aritonang)

Page 24: CVA SROKE OK

ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Tn. S

UMUR : 61 tahun

NO. REGISTER : 598641

DATA GAYUTDATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIFM A S A L A H

KEMUNGKINAN PENYEBAB

DS : Keluarga Pasien

mengatakan kaki dan

tangan pasien tidak bisa

digerakkan.

DO : - Ekstremitas bagian

kiri lemah.

- Reflek

patella kiri -

- MMT

- Pasien tidak

bisa miring kanan dan

kiri.

DS : Keluarga Pasien

mengatakan aktivitas

pasien tergantung pada

Kerusakan mobilitas

fisik

Sindroma kurang

perawatan diri

Kelemahan ekstremitas

bagian kiri.

Kerusakan

neuromuskuler

sekunder terhadap

CVA

5 5

5 5

Page 25: CVA SROKE OK

keluarga dan perawat.

DO : - Pasien tidak dapat

makan sendiri

Page 26: CVA SROKE OK

DATA GAYUTDATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIFM A S A L A H

KEMUNGKINAN PENYEBAB

- Saat mandi

pasien selalu dibantu

perawat dan keluarga.

- Pasien tidak

dapat BAB sendiri.

Page 27: CVA SROKE OK

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. S

Umur : 61 tahun

No Register : 598641

NOTANGGAL

MUNCULDIAGNOSA KEPERAWATAN

1

2

4 Maret 2005

4 Maret 2005

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

kelemahan ekstremitas bagian kiri yang ditandai dengan

: Ekstremitas bagian kiri lemah, reflek patella kiri -

MMT

Pasien tidak bisa miring kanan dan kiri.

Sindroma kurang perawatan diri berhubungan dengan

kerusakan neuromuskuler sekunder terhadap CVA yang

ditandai dengan : pasien tidak dapat makan sendiri, saat

mandi pasien selalu dibantu perawat dan keluarga, BAB

di tempat tidur dengan menggunakan bedpen.

5 2

5 2

Page 28: CVA SROKE OK

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. S

NO. REGISTER : 598641

No.DIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

1 Kerusakan mobilitas

fisik berhubungan

dengan kelemahan

ekstremitas bagian

kiri yang ditandai

dengan : Ekstremitas

bagian kiri lemah,

reflek patella kiri -,

MMT 5 2

5 2

Mobilitas fisik dapat

meningkat dengan kriteria

hasil :

- Pasien dapat melakukan

mobilitas secara mandiri.

1. Observasi TTV

2. Bantu pasien untuk merubah

posisi tidur

3. Kaji tingkat kemampuan

secara fungsional

1. Untuk mengetahui secara

dini perubahan yang terjadi

pada pasien.

2. Untuk mencegah ulkus

dekubitus.

3. Mengidentifikasi kekuatan

dan kelemahan / dapat

menginformasikan

mengenai pemulihan.

Page 29: CVA SROKE OK

No.DIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

2 Sindroma kurang

perawatan diri

berhubungan dengan

kerusakan

neuromuskuler

ADL terpenuhi secara

bertahap dengan kriteria

hasil :

1.Pasien dapat miring kanan

dan kiri secara mandiri

2. Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat

3. Motivasi pasien untuk

latihan miring, duduk.

1. Observasi TTV

2. Bantu dan latih pasien untuk

menyisir rambut

2. Untuk membentu

menurunkan tekanan

darah dalam batas normal.

3. Membantu melatih

kembali jaras syaraf,

meningkatkan respon

motorik.

1. Untuk mengetahui secara

dini perubahan yang terjadi

pada pasien.

2. Membentu pengembalian

fungsi otot.

Page 30: CVA SROKE OK

No.DIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

sekunder terhadap

CVA yang ditandai

dengan : pasien tidak

dapat makan sendiri,

saat mandi pasien

selalu dibantu perawat

dan keluarga, BAB di

tempat tidur dengan

menggunakan bedpen.

2.Pasien dapat makan

sendiri.

3.Pasien dapat ke WC

3. Evaluasi keterbatasan

aktivitas dalam perawatan

diri.

4. Kolaborasi dengan

fisioterapi untuk latihan

gerak sendi

3. Menilai tingkat

perkembangan mandiri

pasien.

4. Membantu memotivasi

agar pasien berperan serta

dalam penyembuhan

dirinya.

Page 31: CVA SROKE OK

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. S

Umur : 61 tahun

No Register : 598641

No. NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN

1 1

4 Maret 2005

8 am

10 am

12 am

2

4 Maret 2005

8 am

12 am

1. Memberikan obat : Atenolol, Neurocet, Nifedipin,

Catapres, Dexamethason.

2. Memberikan obat : Reserpine

3. Membantu miring kanan dan kiri.

4. Mengobservasi TTV, S : 37C, P : 80 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 120/80 mmHg.

5. Memberikan obat : Dexomethropen

1. Membantu menyisir rambut pasien

2. Mengobservasi TTV, S : 36C, P : 80 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 130/80 mmHg.

3. Membantu miring kanan dan kiri.

Page 32: CVA SROKE OK

No. NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN

2 1

5 Maret 2005

8 am

10 am

12 am

2

5 Maret 2005

8 am

10 am

12 am

3

5 Maret 2005

8 am

12 am

1. Mengobservasi TTV, S : 36C, P : 64 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 130/80 mmHg.

2. Memberikan obat : Atenolol, Neurocet, Nifedipin,

Catapres, Dexamethason.

3. Memberikan obat : Reserpine

4. Membantu miring kanan dan kiri

5. Memberikan HE tentang latihan gerak sendi

6. Mengobservasi TTV, S : 37C, P : 64 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 120/80 mmHg.

7. Memberikan obat : Dexomethropen

1. Mengukur tanda-tanda vital

2. HE tentang mobilisasi bertahap

3. Mengukur tanda-tanda vital

1. Mengobservasi TTV, S : 36C, P : 64 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 130/80 mmHg.

2. Membantu miring kanan dan kiri

3. Mengobservasi TTV, S : 37C, P : 64 x/mnt, N : 24

x/mnt, TD : 120/80 mmHg.

Page 33: CVA SROKE OK

EVALUASI

Nama Pasien : Tn. S

Umur : 61 tahun

No Register : 598641

NO. NO. DX JAM E V A L U A S I

1 1

2

4 Maret 2005

12 am

4 Maret 2005

12 am

S : Keluarga mengatakan ekstremitas kiri

lemah.

O :

- Pasien tampak lemah

- MMT 5 2

5 2

A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

S : Keluarga mengatakan pasien belum bisa

menggerakkan ekatremitas kiri.

O : - Makan masih disuapi keluarga

- BAB dan BAK dibantu keluarga dan

perawat.

A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

Page 34: CVA SROKE OK
Page 35: CVA SROKE OK

EVALUASI

NO. NO. DX JAM E V A L U A S I

2 1

2

5 Maret 2005

12 am

5 Maret 2005

12 am

S : Keluarga mengatakan ekstremitas kiri

lemah.

O : - Pasien tampak lemah

- MMT 5 2

5 2

A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

S : Keluarga mengatakan pasien belum bisa

menggerakkan ekatremitas kirinya.

O : - Makan masih disuapi keluarga

- BAB dan BAK dibantu keluarga dan

perawat.

A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

Page 36: CVA SROKE OK

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall ( 2000 ). Diagnosa Keperawatan . Tim Penerjemah PSIK - UNPAD. Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilyn E. ( 2000 ). Rencana Asuhan Keperawatan . Tim Penerjemah I Made Kariasa, S. Kp dan Ni Made Sumarwati, S. Kp. Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.

Dep. Kes RI ; Askep Pada Pasien Dengan Gangguan System Persarafan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta, 1996.

Kariasa, Made ( 1997 ). Patofisiologi Beberapa Gangguan Neurologi . Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : Jakarta.

Liman, T ( 1980 ). Gangguan Peredaran Darah Otak. UI - Press : Jakarta.

Mardjono, Mahar ( 1978 ). Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat : Jakarta.

Page 37: CVA SROKE OK

AKADEMI KEPERAWATAN R.S. BAPTIS KEDIRI

HE / PENYULUHAN KLIEN DENGAN KASUS MEDIS : CVA

HE Untuk Diagnosa Keperawatan : Kerusakan Mobilisasi Fisik Sasaran Penyuluhan: Pasien dan Keluarga

Hari / Tanggal : Sabtu, 5 Maret 2005

Sub Pokok Bahasan : Latihan gerak sendi Tempat : Pavilliun II / III-4 RSB Kediri

NOTUJUAN INSTRUKSIONAL

RINCIAN MATERI AVA EVALUASIUMUM KHUSUS

1. Setelah

mendapat

penyuluhan

pasien dan

keluarga

dapat

melaksanakan

latihan gerak

Setelah diberi

penyuluhan pasien

dan keluarga

mampu

1. Menjelaska

n pengertian

latihan gerak

1. Pengertian latihan gerak sendi :

latihan yang dilakukan oleh

orang lain atau anggota gerak

yang sehat.

2. Tujuan latihan gerak sendi :

agar sendi dapat bergerak

secara baik dan mencegah

nyeri bila fungsi otot sudah

ceramah

ceramah

1. Pasien dapat menjelaskan kembali arti dari nafas dalam

2. Pasien dapat menyebutkan kembali tujuan nafas dalam

3. Pasien dapat melakukan teknik nafas dalam

Page 38: CVA SROKE OK

sendi. sendi membaik, mengurangi

Page 39: CVA SROKE OK

NOTUJUAN INSTRUKSIONAL

RINCIAN MATERI AVA EVALUASIUMUM KHUSUS

2.Menyebutkan

tujuan latihan gerak

sendi.

3.Melaksanakan

latihan gerak sendi

baik pasif maupun

aktif.

kontraktur.

3. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam

memberikan teknik latihan gerak

sendi :

- Letakkan tangan kiri anda (

keluarga/perawat) di atas siku pasien,

pegang lengan pasien dengan tangan

kanan, selanjutnya tangan pasien

dalam keadaan lurus di sendi bahu.

- Kembalikan pasien ke posisi semula

ceramah

dengan benar.

3. Pasien dan keluarga

mengetahui tujuan

pencegahan perdarahan

4. Pasien dan keluarga tahu

dan mampu

menyebutkan cara-cara

pencegahan terjadinya

perdarahan.

Page 40: CVA SROKE OK

NOTUJUAN INSTRUKSIONAL

RINCIAN MATERI AVA EVALUASIUMUM KHUSUS

- Putar pergelangan tangan sehingga

menghadap pasien.

- Angkat kaki kemudian tekuk di sendi

lututnya.

- Gerakkan tungkai lurus ke belakang

sehingga tungkai menekuk di sendi

panggul.

- Luruskan tungkai di sendi lutut

dengan mengangkat tungkai.

Page 41: CVA SROKE OK

NOTUJUAN INSTRUKSIONAL

RINCIAN MATERI AVA EVALUASIUMUM KHUSUS

4. Menjelaskan kepada keluarga

pentingnya peran serta keluarga

dalam membantu pasien untuk

latihan gerak sendi.

ceramah

Mengetahui, Kediri, 5 Maret 2005

Penguji Peserta Ujian

( Sisiel Ardiana Widuri, SST ) ( Agustinus Guntur Aritonang )