laporan cva haemorhagic
DESCRIPTION
Laporan hasil praktikumTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan hidayahNya
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Dietetik Lanjut tentang
penatalaksanaan diet CVA Hemoragic.
Laporan hasil praktikum ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dietetik Lanjut dan untuk memudahkan pembelajaran tentang penatalaksanaan diet
CVA Hemoragic bagi mahasiswa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Dietetik Lanjut dan
instruktur laboratorium Diet yang telah memberi bimbingan, arahan, dan masukan
dalam praktikum maupun penyusunan laporan hasil praktikum ini dan teman-teman
yang telah membantu dan mendukung penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini juga tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan isi laporan hasil praktikum ini.
Surabaya, 21 November 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I GAMBARAN UMUM PASIEN
1.1. Identitas Pasien............................................................................................................2
1.2. Keadaan Umum Pasien................................................................................................2
1.3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis.............................................................................2
1.4. Data Laboratorium......................................................................................................3
1.5. Data Antropometri dan Status Gizi..............................................................................3
BAB II INTERVENSI GIZI
2.1 Jenis Diet.....................................................................................................................4
2.2 Prinsip Diet..................................................................................................................4
2.3 Syarat Diet...................................................................................................................4
2.4 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi...............................................................5
2.5 Pemberian Makanan....................................................................................................6
2.6 Jadwal Pemberian Makanan Sehari.............................................................................6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
BAB IV RENCANA KERJA
4.1. Menu.........................................................................................................................13
4.2. Resep.........................................................................................................................13
4.3. Perencanaan Alat.......................................................................................................15
4.4. Rencana Belanja........................................................................................................16
4.5. Rencana Kerja...........................................................................................................17
BAB V HASIL EVALUASI
5.1. Hasil Evaluasi Praktek...............................................................................................18
BAB VI PEMBAHASAN........................................................................................................19
BAB VII KESIMPULAN........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
LAMPIRAN.............................................................................................................................23
ii
KASUS 2
Tn AB usia 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas di tangan kanan
dan kaki kanan, bahkan sekarang susah digerakkan. BB : 67 kg, TB: 156 cm, pada
pagi hari pasien tidak merasakan apa – apa. Saat beristirahat di sawah pasien merasa
sakit kepala yang sangat hebat dan setelah itu pasien merasakan tangan dan kaki
sebelah kiri tidak bisa digerakkan.
Saat berada di rumah, pasien muntah sebanyak 2x. Dan kemudian bicaranya
pelo padahal sebelumnya tidak pelo. Pasien tidak kejang dan sebelumnya pasien tidak
pernah jatuh dan terbentur.
Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi
Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah berobat
Vital Sign :
Tensi : 140/90 mm/Hg, Nadi 60 x/menit, RR 24 x/menit, dan
Suhu : 36O C
Hasil EKG terdapat gambaran LVH
CT scan : ICH pada otak bagian kanan.
Hasil Pemeriksaan laboratorium Hb 13,6 g/dl, LED 28/mm/jam, Total
Kolesterol 245 mg/dl, HDL 25 mg/dl, LDL 3,8 mg.dl, Trigliserida 380 mg/dl.
Diagnosa Dokter : CVA + Dislipidemia
Saat ini dokter mengadviskan pemberian makanan peroral. Susun rencana
terapi diet menggunakan Form NCP.
1
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN
1.1. Identitas Pasien1) Nama : Tn AB
2) Umur : 41 tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Alamat : -
5) Pendidikan : -
6) Pekerjaan : -
7) Diagnosa : CVA + Haemorhagic
1.2. Keadaan Umum PasienPasien datang ke UGD dengan keluhan lemas di tangan bagian kanan,
bahkan sekarang susah digerakkan. Pada pagi hari pasien tidak merasakan apa –
apa. Saat beristirahat di sawah pasien merasa sakit kepala yang sangat hebat dan
setelah itu pasien merasakan tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan.
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi
Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah berobat.
1.3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinisa. Hasil Pemeriksaan Fisik
Tabel 1.1 Data Fisik
No PemeriksaanHasil
PemeriksaanKadar Normal
Kategori
1 N 60x/menit 60-100x/menit Normal2 T 140/70 mmHg 120/80 mmHg Tinggi3 t 36,5oC 36,5oC Normal
b. Hasil Pemeriksaan Klinis: (-)
- CT scan otak bagian kanan.
- Tangan dan kaki sebelah kiri tidak dapat digerakkan.
- Berbicara pelo padahal sebelumnya tidak pelo.
- Hasil EKG terdapat gambaran LVH
2
1.4. Data Laboratorium
Saat ini pasien tidak memiliki data hasil pemeriksaan laboratorium.
No PemeriksaanHasil
PemeriksaanKadar Normal
Kategori
1 Hb 13,6 g/dl 14-16 g/dl Normal2 LED 28 mm/jam 0-15 mm/jam Tinggi3 Total Kolesterol 245 mg/dl < 200 mg/dl Tinggi4 HDL 35 mg/dl 35-55 mg/dl Normal5 LDL 318 mg/dl <130 mg/dl Tinggi6 TG 380 mg/dl <150 mg/dl Tinggi
1.5. Data Antropometri dan Status GiziTabel 1.2 Data Antropometri
No Antropometri Hasil Nilai Normal1 Berat Badan 67 kg 50,4kg2 Tinggi Badan 156 cm cm 156 cm
3
BAB II
INTERVENSI GIZI
2.1 Tujuan Diet
Diet yang digunakan untuk pasien penderita CVA + Haemorhagic adalah
diberikan makanan cair kental dengan tujuan:
- Memberikan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan
memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
- Memperbaiki keadaan stroke
- Menurunkan tekanan darah hingga mencapai normal
- Menurunkan BB pasien secara bertahap hingga mencapai BB ideal
2.2 Prinsip Diet
- Rendah energi
- Protein 0,8/kgBBadj
- Cukup lemak
- Cukup karbohidrat
- Cukup serat
- Rendah PUFA, MUFA,tinggi SFA
- Rendah Kolesterol
2.3 Syarat Diet
- Kebutuhan energi 1975,5-500 kkal sehingga didapat kebutuhan sehari
sebesar 1475,5 kkal.
- Kebutuhan protein 0,8 gr/kgBB/hari sehingga didapat kebutuhan sehari
sebesar 46,96 gram.
- Kebutuhan lemak 30 % sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar 49,18
gram.
- Kebutuhan karbohidrat 57% sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar
210,25 gram.
- Kolesterol diberikan <200 mg/hari.
- PUFA diberikan 3% dari kebutuhan energi yaitu 4,9 gram.
- MUFA diberikan 7% dari kebutuhan energi yaitu 11,48 gram.
- SFA diberikan 20 % dari jebutuhan energi yaitu 32,79 gram
- Na diberikan 1500-2300 mg
- K diberikan 3120 – 3900 mg/hari
- Ca diberikan 500-800 mg/hari
4
- Mg diberikan 280 mg/hari
- Serat diberikan 25-30 gram /hari
- Frekuensi makan diberikan 4x makanan utama dan 4x snack
- Bentuk makanan cair kental
2.4 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
- BMR = 66,5 + (13,7 x 58,7) + (5 x 156) – (6,8 x 41)
= 1371,89
- Energi = 1371,89 x 1,2 x 1,2
= 1975,5 kkal – 500 kkal
= 1475,5 kkal
- Protein = 0,8 x 58,7kg
= 46,96 g
- Lemak = 30% x 1475,5
9
= 49,18 g
- Karbohidrat = 57% x 1475,5
4
= 210,25 g
- PUFA = 3% x 1475,5
9
= 4,9 g
- MUFA = 7% x 1475,5
9
= 11,48 g
- SFA = 20% x 1475,5
9
= 32,79 g
5
2.5 Pemberian Makanan
Makanan Cair kental (8 x pemberian) diberikan makanan 4x makanan
utama dan 4 x snack
2.6 Jadwal Pemberian Makanan Sehari
Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Makan
Waktu Jenis makanan
07.00 Sup krim kentang
Sari buahjambu biji
09.00 Pure pisang
11.00 Sup krim jamur
Sari buah semangka
13.00 Pure labu kuning
15.00 Sup krim makaroni
Sari buah tomat
17.00 Pure Buncis
19.00 Sup krim buncis
Sari buah jeruk
21,00 Juice Melon
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi Stroke (CVA)
Stroke atau penyakit serebavaskuler adalah kematian jaringan otak (Infark
serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian
nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang
mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di
negaranegara yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr
80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru
setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12
bulan.Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para
pengidap stroke yang bertahan hidup.
Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dnegan konsekuensi berat,
termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga
mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan
menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak
ada perbaikan dalam metodemetode pencegahan yang ada sekarang, jumlah
stroke dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang.
Stroke menimbulkan beban yang sangat besar pada para pengidap stroke,
keluarga dan orang yang merawat penderita stroke, serta pada masyarakat. Setiap
tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke dengan sekitar sepertiganya
meninggal dalam 12 bulan berikutnya, sepertiga lainnya mengalami cacat
permanen (sering membutuhkan bantuan dari orang lain) dan sepertiga lagi
memperoleh kembali kemandirian mereka. Orang yang bertahan hidup dari
serangan stroke memiliki risiko besar kembali terkena stroke atau serangan
jantung.
3.2. Stroke Haemoragic
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak
(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis
stroke yang paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari
7
stroke total: 1015% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk
perdarahan subaraknoid. Perdarahan dari sebuah arteri intrakranium biasanya
disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena suatu
penyakit. penyakit yang menyebabkan didning arteri menipis dan rapuh adalah
penyebab tersering perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah
hipertensi (peningkatan tekanan darah) atau angiopati amiloid (di mana terjadi
pengendapan protein di dinding arteriarteri kecil di otak). Jikaseseorang
mengalami perdarahan intraserebrum, darah dipaksa masuk ke dalam jaringan
otak, merusak neuron (selsel otak) sehingga bagian otak yang terkena tidak dapat
berfungsi dengan benar.
Pecahnya sebuah aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan
subaraknoid. Pada perdarahan subaraknoid, darah di dorong ke dalam ruang
subaraknoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada awalnya tidak
terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.
Kadang satusatunya gejala selanjutnya subaraknoid adalah nyeri kepala,
tetapi jika diabaikan gejala ini dapat berakibat fatal. Nyeri kepala khas pada
perdarahan subaraknoid timbul mendadak parah dan tanpa sebab yang jelas.
Pasien menerangkannya sebagai “kepala seperti dipukul palu”, sakit kepala
terparah seumur hidupku”, atau seperti ada orang yang menendagnendang mau
keluar dari atas kepalaku”. Nyeri kepala ini sering disertai oleh muntah, kaku
leher, atau kehilangan kesadaran sementara. Jika Anda atau siapapun mengalami
gejalagejala ini, panggilah ambulans segera. Namun, hampir 30% dari semua
perdarahan subaraknoid memperlihatkan gejala yang berbeda dengan yang
dijelaskan di atas dan perdarahan subaraknoid yang kecil, terutama pada orang
berusia lanjut, mungkin tidak menimbulkan nyeri kepala hebat atau memiliki
serangan yang parah. Karena itu, semua nyeri kepala yang timbul mendadak
harus segera diperiksakan ke dokter.
Stroke Haemoragic dibagi menjadi 2 :
1. Stroke Hemoragik Intraserebral
Stroke jenis ini menimpa 15% kasus. Banyak terjadi di dalam otak. Tergolong
membahayakan. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya
bisa menderita lumpuh dan sudah diobati. Stroke perdarahan terjadi di dalam
otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak besar.
Jika yang terkena di daerah talamus, sering penderita stroke hemoragik
intraserebral ini sulit untuk ditolong meskipun dilakukan tindakan operatif
untuk mengevakuasi perdarahannya.
8
2. Stroke hemoragik subaraknoid
Terjadi pada 5% kasus. Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik
intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini terjadi di pembuluh darah di
luar otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput otak atau bagian
bawah otak. Meski tidak di dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal
ini terjadi akibat adanya aneurisma yang pecah atau AVM.
3.3. Gejala Komplikasi
80% pasien stroke mengalami penurunan parsial atau total gerakan dan
kekuatan lengan dan atau tungkai disalah satu sisi tubuh (kelumpuhan persiat
disebut paresis, kelumpuhan total disebut paralisis).
8090% menderita kebingungan masalah dengan kemampuan berpikir dan
mengingat
30% mengalami satu atau lebih masalah komunikasi. Mereka mungkin tidak
mampu berbicara atau memahami bahasa lisan (disebut afasia atau disfasia),
gejalanya mencakup kesulitan memilih katakata yang tepat untuk diucapkan
atau ditulis, kesulitan memahami tulisan, pemakaian katakata tanpa makna,
dan masalah memahami lelucon. Atau mereka mungkin mereka mengalami
kesulitan berbicara, berbicara pelo, atau sama sekali tidak mampu bersuara
meskipun tetap mengerti bahasa lisan (disartria).
30% mengalami kesulitan menelan (disfagia).
10% mengalami masalah melihat bendabenda di satu sisi (hemianopia) dan
10% memiliki kelipatan ganda (diplopia).
Kurang dari 10% mengalami gangguan koordinasi saat duduk, berdiri atau
berjalan (ataksia)
30% mengalami masalah orientasi kirikanan dan mungkin tidak menyadari
masalahnya.
Hingga 70% mengalami gangguan suasana hati, termasuk depresi
20% merasakan nyeri di daerah bahu
Kurang dari 10% mengalami kejang atau epilepsi (ayan). Hal ini paling
besar kemungkinannya terjadi pada mereka yang mengalami perdarahan
intraserebrum
Banyak pasien stroke menderita sakit kepala
Tanpa pencegahan yang memadai, 20% mengalami infeksi dalam satu bulan
pertama setelah stroke, dan ini merupakan salah satu sebab utama kematian.
Infeksi ini sering disebabkan oleh terhirupnya makanan atau minuman.
9
Tanpa pencegahan yang memadai 1020% pasien mengalami dekubitus (luka
akibat terlalu lama berbaring/tidur) dengan atau tanpa disertai infeksi dalam
bulan pertama. Dekubitus adalah salah satu sebab utama kematian setelah
stroke.
Kurang dari 10% mengalami masalah dalam pengendalian buang air kecil
dan atau buang air besar atau konstipasi (sembelit). Hal ini paling besar
kemungkinannya terjadi pada orang yang mengalami stroke berulang atau
mengidap demensia.
5% mengalami infeksi saluran kemih pada bulan pertama, salah satu
penyebab utama kematian setelah stroke.
Hingga 10% mengalami deep vena thrombosis (DVT) dalam bulan pertama.
5% mengalami embolisme paru, di mana bekuan darah terlepas dari tungkai
dan menyumbat sebuah arteri utama di paru, dalam bulan pertama. Hal ini
mematikan pada sekitar 25% kasus.
Kurang dari 1% mengalami infark miokardium dalam bulan pertama. ini
terjadi jiak suatu bekuan darahmenyumbat salah satu arteri di jantung,
menyebabkan kematian otototot jantung yang terkena. Namun
penyakit ini lebih sering terjadi pada tahaptahap lanjut, terjadi pada sekitar
3050% pasien stroke dalam 3 tahun setelah stroke.
30% mengalami cacat sendi dan kontraktur (sendi yang tidak dapat ditekuk
atau diluruskan) dalam tahun pertama setelah stroke. Hal ini terutama terjadi
pada pasien hemiplegikpasien yang saa sekali tidak mampu menggerakan
salah satu sisi tubuhnya
Sekitar 40% pasien terjatuh dalam tahun pertama setelah stroke, dan para
pasien ini 4 kali lebih mungkin mengalami patah tulang panggul
dibandingkan dengam mereka yang tidak pernah mengalami stroke.
3.4. Faktor Resiko
Faktor risiko penyakit stroke terbagi menjadi dua, yakni yang dapat
dimodifikasi (faktor yang dapat diubah atau diperbaiki) dan tidak dapat
dimodifikasi (faktor yang tidak dapat diubah). Faktor risiko yang dapat diubah
yang terpenting adalah merokok, hipertensi, ateriosklerosis, penyakit jantung,
diabetes, aneurisma intrakranium yang belum pecah, kelebihan alkohol, makanan
yang tidak sehat, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, stres kronis, dan
depresi.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah pertambahan usia,
jenis kelamin, suku bangsa tertentu (orang keturunana Afrika, AfroKaribia, Asia,
10
Maori dan Kepulauan Pasifik), dan faktor genetis termasuk riwayat stroke dalam
keluarga.Seseorang dapat mengalami peningkatan risiko untuk mengalami
stroke. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar
pula risiko stroke yang mengintai. Sebagai contoh, jika seseorang merokok dan
menderita hipertensi, risiko mereka terkena stroke adalah 20 kali lebih besar
daripada mereka yang tidak merokok dan tidak menderita hipertensi. Banyak
orang memiliki lebih dari dua faktor risiko.
3.5. Kematian Akibat Penyakit Stroke
Komplikasi medis paling sering yang berpotensi menyebabkan kematian dalam
bulan pertama setelah stroke :
o Pembengkakan otak yang diikuti dengan dislokasi yang menyebabkan
tertekannya pusatpusat vital di otak yang mengendalikan pernapasan dan
denyut jantung
o Pneumonia aspirasiinfeksi dada akibat masuknya makanan atau cairan ke
dalam paru
o Bekuan darah di arteri jantung (infark mikardium) dan paru (emboli paru)
Penyebab tersering kematian stroke setelah satu tahun :
o Infeksiinfeksi saluran kemih, infeksi dada, misalnya pneumonia aspirasi, dan
infeksi kulit akibat dekubitus atau luka akibat terlalu lama berbaring di
tempat tidur
o Komplikasi kardiovaskluar seperti gagal jantung, serangan jantung dan
embolisme paru
o Demensia
3.6. Diet Penyakit Stroke
Tujuan dilakukan diet pada penyakit stroke adalah untuk memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan
memperhatikan keadaan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke,
seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus. Serta
mempertahanlkan keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun sebelum dilakukan
diet untuk penderita penyakit stroke, diperlukan pemenuhan syarat dalam
melakukan diet stroke, adalah :
1. Protein cukup yaitu 0,81 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam keadaan gizi
kurang, protein diberikan 1,21,5g/kg BB. Apabila penyakit disertai
komplikasi gagal ginjal kronik protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kg BB.
11
2. Energi yang cukup yaitu 2545 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi diberikan
11001500 kkal/ hari.
3. Lemak cukup yaitu 2530% dari kebutuhan energi total. Khusus kasus Stroke
dengan perdarahan (CVA Hemoragic) sumber lemak yang diberikan lebih
dominan ke lemak jenuh atau SAFA agar perdarahan cepat berhenti.
Kolesterol dibatasi 200-300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 6070% dari kebutuahn energi total. Untuk pasien
dengan diabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C dan
vitamin E.
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sendok teh/
hari (setara dengan kirakira 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan
mencegah konstipasi.
8. Cairan cukup yaitu 68 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan aistes,
cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar
porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan
diberikan secara hatihati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.
9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
12
BAB IV
RENCANA KERJA
4.1. Menu
Menu 1 x makan dan 1 x snack untuk penderita CVA + Haemorhagic yang
diberikan adalah makanan cair kental, sebagai berikut:
- Makan siang (11.00) : Sup krim jamur + Sari buah semangka
- Snack siang (13.00) : Pure labu kuning
4.2. Resep
SUP KRIM JAMUR
(1 PORSI)
Bahan:
- Beras 25 g
- Ayam 30 g, potong dadu.
- Tahu 25 g, potong dadu.
- Jamur kancing 25 g, iris tipis, buang bagian dahannya.
- Wortel 30 g, potong kecil-kecil.
- Bayam 15 g
- Susu cair 50 ml
- Minyak Kelapa sawit 5 g
- Bawang bombay ½ buah, iris tipis.
- Bawang putih 2 siung
- Basil 1 sdt
- Garam ½ sdt
Cara membuat:
1. Cuci beras, rebus dan kukus hingga matang.
2. Tumis bawang bombay hingga harum kemudian masukkan jamur, ayam, tahu, dan
wortel ,bayam yang sudah diiris.
3. Tumis terus hingga keluar air dan beraroma. Masukkan nasi, basil kering, garam, dan
bawang putih.
4. Tambahkan susu cair, aduk hingga merata.
5. Masukkan ke dalam blender, blender hingga halus.
13
6. Sajikan dalam mangkok sup.
SARI BUAH SEMANGKA(1 PORSI)
Bahan:
- Semangka 100 g
- Air 100 ml
Cara membuat:
1. Kupas kulit buah semangka dan hilangkan bijinya, potong dadu.
2. Masukkan dalam blender, blender hingga lembut.
3. Sajikan dalam gelas belimbing.
PURE LABU KUNING
(1 PORSI)
Bahan :
- Labu kuning 100 gram
- Susu cair 50 ml
Cara membuat :
1. Kukus labu kuning hingga lunak. Angkat
2. Siapkan blender. Masukkan potongan labu kuning kukus dan tuang susu cair
ke dalam bender. Blender hingga lembut.
3. Tuangkan ke dalam mangkuk saji.
4. Sajikan.
14
4.3. Perencanaan Alat
Alat pengolahan
Nama Alat Jumlah
Dandang 1
Wajan 1
Sotil 1
Baskom 2
Piring plstik 2
Gelas ukur 1
Timbangan 1
Sendok makan 1
Sendok teh 1
Sendok kayu 1
Blender 1
Saringan 1
Cobek + anak cobek 1
Alat saji
Nama Alat Jumlah
Mangkuk sup 2
Gelas belimbing 1
Sendok sup 2
15
4.4. Rencana Belanja
No Nama Bahan
Berat kotor Berat bersih HargaSatuan
Harga Totalgram URT Gram URT
1 Beras 25 g 25 g Rp. 10.000/kg Rp. 500
2Labu kuning
100 g 100 g Rp.8.000/kg Rp. 800
3 Ayam 50 g 30 g Rp.28.000/kg Rp. 1.500
5 Tahu 25 g 25 gRp.1.500/bngks
Rp.500
6Jamur kancing
50 g 25 g Rp.28.000/kg Rp .1.500
7 Wortel 50 g 30 g Rp. 8.000 Rp. 500
8 Bayam 30 g 15 g Rp. 1.500/ ikat Rp. 500
9 Semangka 150 g 100 g Rp. 1.000/buah Rp. 1.000
11 Susu cair200 ml
200 ml
Rp.18.500/liter Rp. 3.700
13 Gula 20 g 20 g Rp.11.000/kg Rp. 500
14 Bawang bombay
½ bh ½ bh Rp.2.000/buah Rp. 1.000
15Bawang putih
2 siung
2 siung
Rp. 18.000/kg Rp. 100
16 Basil ½ sdt ½ sdt -
17 Garam ½ sdt ½ sdt -
18Minyak kelapa sawit
5 g 5 g Rp.14.500/liter Rp.100
Total Rp 13.200
16
4.5. Rencana Kerja
Waktu Dina Anita S Hanifah nurul. F08.00-08.15 Mengecek dan menyiapkan alat
untuk mengolah masakan.Mengecek dan menyiapkan bahan untuk membuat masakan.
08.15-08.35 Sup Krim Jamur
-Mencuci beras, merebus dan
mengukus hingga matang.
Sari Buah Semangka
-Mengupas kulit buah semangka dan
menghilangkan bijinya, memotong
dadu.
-Memasukkan dalam blender, lalu
memblender hingga lembut.
-Menyajikan dalam gelas belimbing.
08.35-09.00 Sup Krim Jamur
-Menumis bawang bombay hingga
harum kemudian memasukkan
jamur,ayam,tahu,danwortel ,bayam
yang sudah diiris.
-Menumis terus hingga keluar air
dan beraroma. Mamasukkan nasi,
basil kering, garam, dan bawang
putih.
-Menambahkan susu cair,
mengaduk hingga merata.
-Masukkan ke dalam blender,
memblender hingga halus.
-Menyajikan dalam mangkok sup.
Pure Labu Kuning
- Mengukus labu kuning hingga
lunak. Menyisihkan
- Menyiapkan blender.
- Memasukkan potongan labu
kuning kukus dan menuang susu
cair
ke dalam bender. Memblender
hingga
lembut.
-Menuangkan ke dalam mangkuk
saji.
09.00-09.35 Evaluasi Evaluasi09.35-09.45 Absen Absen
17
BAB V
HASIL EVALUASI
5.1. Hasil Evaluasi Praktek
Tabel 5.1 Hasil Evaluasi Praktek
Waktu Menu Evaluasi Perbaikan
11.00 Sup Krim
Jamur
Sari buah
semangka
-Rasa dari sudah
pas dan sesuai
-Sudah bagus ada
perpaduan warna
pada penyajian
satu sup krim.
-Rasa hambar
karena tidak diberi
tambahan gula
-
Harusnya diberi gula yang
disesuaikan dengan
kebutuhan agar rasa tidak
hambar.
13.00 Pure labu
kuning
Tekstur dan rasa
sudah benar
-
18
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien memiliki berat badan 67 kg dan tinggi badan 156 cm.
BBI pasien adalah 50,4 kg sehingga pasien mengalami obesitas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan data fisik didapat denyut nadi 60x/menit termasuk dalam kategori
normal, suhu 36,5oC juga termasuk dalam kategori normal, sedangkan tekanan darah
140/70 mmHg termasuk kategori tinggi. Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapat
Hb 13.6 g/dl termasuk kategori normal begitu juga dengan HDL 35 mg/dl yang juga
termasuk kategori normal, sedangkan LED 28mm/jam, Total Kolesterol 245 mg/dl,
LDL 318 mg/dl, Total Gliserida 380 mg/dl Ketiganya termasuk kategori tinggi.
Pasien didiagnosa dokter mengalami CVA + Haemoragic.
Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa pada CT scan terdapat ICH pada
otak bagian kanan otak bagian kanan, yang berarti pada saat ini pasien sedang
menderita CVA hemoragic atau stroke dengan perdarahan. Tangan dan kaki sebelah
kiri pasien tidak bisa digerakkan dan bicaranya pelo padahal sebelumnya tidak pelo.
Hasil EKG terdapat gambaran LVH, yaitu pembersaran pada ventrikel jantung
sebelah kiri.
Pasien merasa sakit kepala yang sangat hebat dan setelah itu pasien merasakan
tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan, yang merupakan gejala CVA
Haemoragic. Hal ini didukung dengan hasil CT scan, yaitu terdapat ICH pada otak
bagian kanan. Hal itu terjadi karena perdarahan dari sebuah arteri intrakranium yang
biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena
suatu penyakit. Penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah
penyebab tersering perdarahan intraserebrum. Salah satu faktor penyebabnya adalah
hipertensi (peningkatan tekanan darah). Pasien memiliki riwayat hipertensi dengan
tekanan darah 140/70 mmHg. Jika seseorang mengalami perdarahan intraserebrum,
darah dipaksa masuk ke dalam jaringan otak, merusak neuron (selsel otak) sehingga
bagian otak yang terkena tidak dapat berfungsi dengan benar. Pecahnya sebuah
aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan subaraknoid. Pada perdarahan
subaraknoid, darah didorong ke dalam ruang subaraknoid yang mengelilingi otak.
Jaringan otak pada awalnya tidak terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat
terganggu.
19
Berdasarkan literatur, perhitungan kebutuhan energi untuk pasien CVA
hemoragic adalah 1975,5 kkal. Karena diet yang diberikan juga bertujuan untuk
menurunkan BB pasien hingga mencapai normal, dengan menggunakan
penggurangan energi energi 500 kkal dari 1975,5 kkal kebutuhan energinya menjadi
1475,5. Protein diberikan 0,8 gr/kgBBAdj sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar
46,96 gram. Protein diberikan dalam jumlah yang rendah karena pasien sudah tidak
dalam masa tumbuh kembang yang membutuhkan banyak asupan protein. Kebutuhan
lemak 30% sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar 49,18gram. Sumber lemak di
sini lebih mengutamakan lemak jenuh, yaitu SAFA agar perdarahan otak dapat segera
dihentikan. Adapun kebutuhan SAFA 20% dari total energi sehingga didapat dari
kebutuhan sehari sebesar 32,79 gram. Kebutuhan PUFA 3% sehingga didapat dari
kebutuhan sehari sebesar 4,9 gram. Kebutuhan MUFA 7% sehingga didapat dari
kebutuhan sehari sebesar 11,49%. Kebutuhan karbohidrat 57% sehingga didapat
kebutuhan sehari sebesar 210,25 gram.
Karena pasien mengalami stroke yang disertai pendarahan yang berdampak
disfagia dan kesulitan mengunyah, pasien diberi makanan cair kental dengan
frekuensi 8x makan (4x makanan utama dan 4x snack). Pada praktikum ini menu
yang dimasak adalah Sup Krim Jamur dan sari buah semangka sebagai makanan
utama dan Pure labu kuning sebagai snack atau selingan. Pada menu sup krim jamur
dan pure labu kuning rasa dan warna sudah pas, tetapi pada sari buah semangka
rasanya hambar, seharusnya diberi sedikit tambahan gula yang sesuai kebutuhan.
Konsistensi sup krim jamur sudah benar dan rasa bumbunya sangat menonjol
sehingga meskipun diit yang diberikan terdapat pembatasan Natrium sehingga rendah
garam, rasa sup krim jamur masih tetap dapat diterima. Untuk memperkuat aroma
bumbunya, kami menumis bawang bombay hingga beraroma dengan menggunakan
minyak kelapa sawit sebagai sumber lemak jenuhnya. Tekstur pure labu kuning sudah
sesuai dan rasanya sudah pas meskipun tidak diberi tambahan gula. Rasa manis
berasal dari kandungan fruktosa yang ada pada labu kuning itu sendiri.
20
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pasien menderita CVA
+ Haemoragic diberikan makanan cair kental yang diberikan 8x (4x makanan utama
dan 4x snack) dengan total kebutuhan energi 1475,5 kkal, protein 49,96 g, lemak
49,19 g, dan karbohidrat 210,25 g. Sumber lemak yang diberikan lebih
mengutamakan sumber lemak jenuh, yaitu SAFA dengan tujuan untuk menghentikan
perdarahan. Sedangkan, dilakukan pembatasan PUFA, MUFA, dan Natrium karena
selain menderita CVA Hemoragic, pasien juga sedang menderita Hipertensi.
Pada praktikum ini menu yang dimasak adalah Sup Krim Jamur dan sari buah
semangka sebagai makanan utama dan Pure labu kuning sebagai snack atau selingan.
Pada menu sup krim jamur dan pure labu kuning rasa dan warna sudah pas, tetapi
pada sari buah semangka rasanya hambar, seharusnya diberi sedikit tambahan gula
yang sesuai kebutuhan.
21
DAFTAR PUSTAKA
- Auryn, V. 2008. Mengenal dan Memahami Stroke. Kata Hati: Yogyakarta.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2007. Guideline Stroke 2007.
Jakarta: PERDOSSI.
- Sidharta, Priguna. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Dian
Rakyat :Jakarta.2005
- _______. 2005. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
- Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
- Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit.
PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
- Thomas, D.J. 1995. Stroke dan Pencegahannya. Arcan. Jakarta.
- Lampiran PERMENKES No.75/2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
- Penyakit Stroke ( http://penyakitstroke.net/ )
22
LAMPIRAN
Sup krim jamur diberikan disaat makan siang
Sari buah semangka diberikan bersamaan dengan sup krim
jamur.
Pure labu kuning diberikan pada saat snack siang
23