laporan cva haemorhagic

38
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Dietetik Lanjut tentang penatalaksanaan diet CVA Hemoragic. Laporan hasil praktikum ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dietetik Lanjut dan untuk memudahkan pembelajaran tentang penatalaksanaan diet CVA Hemoragic bagi mahasiswa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Dietetik Lanjut dan instruktur laboratorium Diet yang telah memberi bimbingan, arahan, dan masukan dalam praktikum maupun penyusunan laporan hasil praktikum ini dan teman-teman yang telah membantu dan mendukung penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini juga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan isi laporan hasil praktikum ini. i

Upload: hanifah-nurul-fauziyyah

Post on 28-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan hasil praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Cva Haemorhagic

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan hidayahNya

penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Dietetik Lanjut tentang

penatalaksanaan diet CVA Hemoragic.

Laporan hasil praktikum ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Dietetik Lanjut dan untuk memudahkan pembelajaran tentang penatalaksanaan diet

CVA Hemoragic bagi mahasiswa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Dietetik Lanjut dan

instruktur laboratorium Diet yang telah memberi bimbingan, arahan, dan masukan

dalam praktikum maupun penyusunan laporan hasil praktikum ini dan teman-teman

yang telah membantu dan mendukung penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini juga tidak luput dari

kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi perbaikan isi laporan hasil praktikum ini.

Surabaya, 21 November 2015

Penulis

i

Page 2: Laporan Cva Haemorhagic

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

BAB I GAMBARAN UMUM PASIEN

1.1. Identitas Pasien............................................................................................................2

1.2. Keadaan Umum Pasien................................................................................................2

1.3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis.............................................................................2

1.4. Data Laboratorium......................................................................................................3

1.5. Data Antropometri dan Status Gizi..............................................................................3

BAB II INTERVENSI GIZI

2.1 Jenis Diet.....................................................................................................................4

2.2 Prinsip Diet..................................................................................................................4

2.3 Syarat Diet...................................................................................................................4

2.4 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi...............................................................5

2.5 Pemberian Makanan....................................................................................................6

2.6 Jadwal Pemberian Makanan Sehari.............................................................................6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7

BAB IV RENCANA KERJA

4.1. Menu.........................................................................................................................13

4.2. Resep.........................................................................................................................13

4.3. Perencanaan Alat.......................................................................................................15

4.4. Rencana Belanja........................................................................................................16

4.5. Rencana Kerja...........................................................................................................17

BAB V HASIL EVALUASI

5.1. Hasil Evaluasi Praktek...............................................................................................18

BAB VI PEMBAHASAN........................................................................................................19

BAB VII KESIMPULAN........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

LAMPIRAN.............................................................................................................................23

ii

Page 3: Laporan Cva Haemorhagic

KASUS 2

Tn AB usia 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas di tangan kanan

dan kaki kanan, bahkan sekarang susah digerakkan. BB : 67 kg, TB: 156 cm, pada

pagi hari pasien tidak merasakan apa – apa. Saat beristirahat di sawah pasien merasa

sakit kepala yang sangat hebat dan setelah itu pasien merasakan tangan dan kaki

sebelah kiri tidak bisa digerakkan.

Saat berada di rumah, pasien muntah sebanyak 2x. Dan kemudian bicaranya

pelo padahal sebelumnya tidak pelo. Pasien tidak kejang dan sebelumnya pasien tidak

pernah jatuh dan terbentur.

Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi

Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah berobat

Vital Sign :

Tensi : 140/90 mm/Hg, Nadi 60 x/menit, RR 24 x/menit, dan

Suhu : 36O C

Hasil EKG terdapat gambaran LVH

CT scan : ICH pada otak bagian kanan.

Hasil Pemeriksaan laboratorium Hb 13,6 g/dl, LED 28/mm/jam, Total

Kolesterol 245 mg/dl, HDL 25 mg/dl, LDL 3,8 mg.dl, Trigliserida 380 mg/dl.

Diagnosa Dokter : CVA + Dislipidemia

Saat ini dokter mengadviskan pemberian makanan peroral. Susun rencana

terapi diet menggunakan Form NCP.

1

Page 4: Laporan Cva Haemorhagic

BAB I

GAMBARAN UMUM PASIEN

1.1. Identitas Pasien1) Nama : Tn AB

2) Umur : 41 tahun

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Alamat : -

5) Pendidikan : -

6) Pekerjaan : -

7) Diagnosa : CVA + Haemorhagic

1.2. Keadaan Umum PasienPasien datang ke UGD dengan keluhan lemas di tangan bagian kanan,

bahkan sekarang susah digerakkan. Pada pagi hari pasien tidak merasakan apa –

apa. Saat beristirahat di sawah pasien merasa sakit kepala yang sangat hebat dan

setelah itu pasien merasakan tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan.

Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi

Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah berobat.

1.3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinisa. Hasil Pemeriksaan Fisik

Tabel 1.1 Data Fisik

No PemeriksaanHasil

PemeriksaanKadar Normal

Kategori

1 N 60x/menit 60-100x/menit Normal2 T 140/70 mmHg 120/80 mmHg Tinggi3 t 36,5oC 36,5oC Normal

b. Hasil Pemeriksaan Klinis: (-)

- CT scan otak bagian kanan.

- Tangan dan kaki sebelah kiri tidak dapat digerakkan.

- Berbicara pelo padahal sebelumnya tidak pelo.

- Hasil EKG terdapat gambaran LVH

2

Page 5: Laporan Cva Haemorhagic

1.4. Data Laboratorium

Saat ini pasien tidak memiliki data hasil pemeriksaan laboratorium.

No PemeriksaanHasil

PemeriksaanKadar Normal

Kategori

1 Hb 13,6 g/dl 14-16 g/dl Normal2 LED 28 mm/jam 0-15 mm/jam Tinggi3 Total Kolesterol 245 mg/dl < 200 mg/dl Tinggi4 HDL 35 mg/dl 35-55 mg/dl Normal5 LDL 318 mg/dl <130 mg/dl Tinggi6 TG 380 mg/dl <150 mg/dl Tinggi

1.5. Data Antropometri dan Status GiziTabel 1.2 Data Antropometri

No Antropometri Hasil Nilai Normal1 Berat Badan 67 kg 50,4kg2 Tinggi Badan 156 cm cm 156 cm

3

Page 6: Laporan Cva Haemorhagic

BAB II

INTERVENSI GIZI

2.1 Tujuan Diet

Diet yang digunakan untuk pasien penderita CVA + Haemorhagic adalah

diberikan makanan cair kental dengan tujuan:

- Memberikan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan

memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.

- Memperbaiki keadaan stroke

- Menurunkan tekanan darah hingga mencapai normal

- Menurunkan BB pasien secara bertahap hingga mencapai BB ideal

2.2 Prinsip Diet

- Rendah energi

- Protein 0,8/kgBBadj

- Cukup lemak

- Cukup karbohidrat

- Cukup serat

- Rendah PUFA, MUFA,tinggi SFA

- Rendah Kolesterol

2.3 Syarat Diet

- Kebutuhan energi 1975,5-500 kkal sehingga didapat kebutuhan sehari

sebesar 1475,5 kkal.

- Kebutuhan protein 0,8 gr/kgBB/hari sehingga didapat kebutuhan sehari

sebesar 46,96 gram.

- Kebutuhan lemak 30 % sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar 49,18

gram.

- Kebutuhan karbohidrat 57% sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar

210,25 gram.

- Kolesterol diberikan <200 mg/hari.

- PUFA diberikan 3% dari kebutuhan energi yaitu 4,9 gram.

- MUFA diberikan 7% dari kebutuhan energi yaitu 11,48 gram.

- SFA diberikan 20 % dari jebutuhan energi yaitu 32,79 gram

- Na diberikan 1500-2300 mg

- K diberikan 3120 – 3900 mg/hari

- Ca diberikan 500-800 mg/hari

4

Page 7: Laporan Cva Haemorhagic

- Mg diberikan 280 mg/hari

- Serat diberikan 25-30 gram /hari

- Frekuensi makan diberikan 4x makanan utama dan 4x snack

- Bentuk makanan cair kental

2.4 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

- BMR = 66,5 + (13,7 x 58,7) + (5 x 156) – (6,8 x 41)

= 1371,89

- Energi = 1371,89 x 1,2 x 1,2

= 1975,5 kkal – 500 kkal

= 1475,5 kkal

- Protein = 0,8 x 58,7kg

= 46,96 g

- Lemak = 30% x 1475,5

9

= 49,18 g

- Karbohidrat = 57% x 1475,5

4

= 210,25 g

- PUFA = 3% x 1475,5

9

= 4,9 g

- MUFA = 7% x 1475,5

9

= 11,48 g

- SFA = 20% x 1475,5

9

= 32,79 g

5

Page 8: Laporan Cva Haemorhagic

2.5 Pemberian Makanan

Makanan Cair kental (8 x pemberian) diberikan makanan 4x makanan

utama dan 4 x snack

2.6 Jadwal Pemberian Makanan Sehari

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Makan

Waktu Jenis makanan

07.00 Sup krim kentang

Sari buahjambu biji

09.00 Pure pisang

11.00 Sup krim jamur

Sari buah semangka

13.00 Pure labu kuning

15.00 Sup krim makaroni

Sari buah tomat

17.00 Pure Buncis

19.00 Sup krim buncis

Sari buah jeruk

21,00 Juice Melon

6

Page 9: Laporan Cva Haemorhagic

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi Stroke (CVA)

Stroke atau penyakit serebavaskuler adalah kematian jaringan otak (Infark

serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian

nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang

mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di

negaranegara yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr

80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru

setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12

bulan.Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para

pengidap stroke yang bertahan hidup.

Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dnegan konsekuensi berat,

termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga

mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan

menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak

ada perbaikan dalam metodemetode pencegahan yang ada sekarang, jumlah

stroke dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang.

Stroke menimbulkan beban yang sangat besar pada para pengidap stroke,

keluarga dan orang yang merawat penderita stroke, serta pada masyarakat. Setiap

tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke dengan sekitar sepertiganya

meninggal dalam 12 bulan berikutnya, sepertiga lainnya mengalami cacat

permanen (sering membutuhkan bantuan dari orang lain) dan sepertiga lagi

memperoleh kembali kemandirian mereka. Orang yang bertahan hidup dari

serangan stroke memiliki risiko besar kembali terkena stroke atau serangan

jantung.

3.2. Stroke Haemoragic

Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak

(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam

ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan

jaringan yang menutupi otak disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis

stroke yang paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari

7

Page 10: Laporan Cva Haemorhagic

stroke total: 1015% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk

perdarahan subaraknoid. Perdarahan dari sebuah arteri intrakranium biasanya

disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena suatu

penyakit. penyakit yang menyebabkan didning arteri menipis dan rapuh adalah

penyebab tersering perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah

hipertensi (peningkatan tekanan darah) atau angiopati amiloid (di mana terjadi

pengendapan protein di dinding arteriarteri kecil di otak). Jikaseseorang

mengalami perdarahan intraserebrum, darah dipaksa masuk ke dalam jaringan

otak, merusak neuron (selsel otak) sehingga bagian otak yang terkena tidak dapat

berfungsi dengan benar.

Pecahnya sebuah aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan

subaraknoid. Pada perdarahan subaraknoid, darah di dorong ke dalam ruang

subaraknoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada awalnya tidak

terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.

Kadang satusatunya gejala selanjutnya subaraknoid adalah nyeri kepala,

tetapi jika diabaikan gejala ini dapat berakibat fatal. Nyeri kepala khas pada

perdarahan subaraknoid timbul mendadak parah dan tanpa sebab yang jelas.

Pasien menerangkannya sebagai “kepala seperti dipukul palu”, sakit kepala

terparah seumur hidupku”, atau seperti ada orang yang menendagnendang mau

keluar dari atas kepalaku”. Nyeri kepala ini sering disertai oleh muntah, kaku

leher, atau kehilangan kesadaran sementara. Jika Anda atau siapapun mengalami

gejalagejala ini, panggilah ambulans segera. Namun, hampir 30% dari semua

perdarahan subaraknoid memperlihatkan gejala yang berbeda dengan yang

dijelaskan di atas dan perdarahan subaraknoid yang kecil, terutama pada orang

berusia lanjut, mungkin tidak menimbulkan nyeri kepala hebat atau memiliki

serangan yang parah. Karena itu, semua nyeri kepala yang timbul mendadak

harus segera diperiksakan ke dokter.

Stroke Haemoragic dibagi menjadi 2 :

1. Stroke Hemoragik Intraserebral

Stroke jenis ini menimpa 15% kasus. Banyak terjadi di dalam otak. Tergolong

membahayakan. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya

bisa menderita lumpuh dan sudah diobati. Stroke perdarahan terjadi di dalam

otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak besar.

Jika yang terkena di daerah talamus, sering penderita stroke hemoragik

intraserebral ini sulit untuk ditolong meskipun dilakukan tindakan operatif

untuk mengevakuasi perdarahannya.

8

Page 11: Laporan Cva Haemorhagic

2. Stroke hemoragik subaraknoid

Terjadi pada 5% kasus. Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik

intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini terjadi di pembuluh darah di

luar otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput otak atau bagian

bawah otak. Meski tidak di dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal

ini terjadi akibat adanya aneurisma yang pecah atau AVM.

3.3. Gejala Komplikasi

80% pasien stroke mengalami penurunan parsial atau total gerakan dan

kekuatan lengan dan atau tungkai disalah satu sisi tubuh (kelumpuhan persiat

disebut paresis, kelumpuhan total disebut paralisis).

8090% menderita kebingungan masalah dengan kemampuan berpikir dan

mengingat

30% mengalami satu atau lebih masalah komunikasi. Mereka mungkin tidak

mampu berbicara atau memahami bahasa lisan (disebut afasia atau disfasia),

gejalanya mencakup kesulitan memilih katakata yang tepat untuk diucapkan

atau ditulis, kesulitan memahami tulisan, pemakaian katakata tanpa makna,

dan masalah memahami lelucon. Atau mereka mungkin mereka mengalami

kesulitan berbicara, berbicara pelo, atau sama sekali tidak mampu bersuara

meskipun tetap mengerti bahasa lisan (disartria).

30% mengalami kesulitan menelan (disfagia).

10% mengalami masalah melihat bendabenda di satu sisi (hemianopia) dan

10% memiliki kelipatan ganda (diplopia).

Kurang dari 10% mengalami gangguan koordinasi saat duduk, berdiri atau

berjalan (ataksia)

30% mengalami masalah orientasi kirikanan dan mungkin tidak menyadari

masalahnya.

Hingga 70% mengalami gangguan suasana hati, termasuk depresi

20% merasakan nyeri di daerah bahu

Kurang dari 10% mengalami kejang atau epilepsi (ayan). Hal ini paling

besar kemungkinannya terjadi pada mereka yang mengalami perdarahan

intraserebrum

Banyak pasien stroke menderita sakit kepala

Tanpa pencegahan yang memadai, 20% mengalami infeksi dalam satu bulan

pertama setelah stroke, dan ini merupakan salah satu sebab utama kematian.

Infeksi ini sering disebabkan oleh terhirupnya makanan atau minuman.

9

Page 12: Laporan Cva Haemorhagic

Tanpa pencegahan yang memadai 1020% pasien mengalami dekubitus (luka

akibat terlalu lama berbaring/tidur) dengan atau tanpa disertai infeksi dalam

bulan pertama. Dekubitus adalah salah satu sebab utama kematian setelah

stroke.

Kurang dari 10% mengalami masalah dalam pengendalian buang air kecil

dan atau buang air besar atau konstipasi (sembelit). Hal ini paling besar

kemungkinannya terjadi pada orang yang mengalami stroke berulang atau

mengidap demensia.

5% mengalami infeksi saluran kemih pada bulan pertama, salah satu

penyebab utama kematian setelah stroke.

Hingga 10% mengalami deep vena thrombosis (DVT) dalam bulan pertama.

5% mengalami embolisme paru, di mana bekuan darah terlepas dari tungkai

dan menyumbat sebuah arteri utama di paru, dalam bulan pertama. Hal ini

mematikan pada sekitar 25% kasus.

Kurang dari 1% mengalami infark miokardium dalam bulan pertama. ini

terjadi jiak suatu bekuan darahmenyumbat salah satu arteri di jantung,

menyebabkan kematian otototot jantung yang terkena. Namun

penyakit ini lebih sering terjadi pada tahaptahap lanjut, terjadi pada sekitar

3050% pasien stroke dalam 3 tahun setelah stroke.

30% mengalami cacat sendi dan kontraktur (sendi yang tidak dapat ditekuk

atau diluruskan) dalam tahun pertama setelah stroke. Hal ini terutama terjadi

pada pasien hemiplegikpasien yang saa sekali tidak mampu menggerakan

salah satu sisi tubuhnya

Sekitar 40% pasien terjatuh dalam tahun pertama setelah stroke, dan para

pasien ini 4 kali lebih mungkin mengalami patah tulang panggul

dibandingkan dengam mereka yang tidak pernah mengalami stroke.

3.4. Faktor Resiko

Faktor risiko penyakit stroke terbagi menjadi dua, yakni yang dapat

dimodifikasi (faktor yang dapat diubah atau diperbaiki) dan tidak dapat

dimodifikasi (faktor yang tidak dapat diubah). Faktor risiko yang dapat diubah

yang terpenting adalah merokok, hipertensi, ateriosklerosis, penyakit jantung,

diabetes, aneurisma intrakranium yang belum pecah, kelebihan alkohol, makanan

yang tidak sehat, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, stres kronis, dan

depresi.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah pertambahan usia,

jenis kelamin, suku bangsa tertentu (orang keturunana Afrika, AfroKaribia, Asia,

10

Page 13: Laporan Cva Haemorhagic

Maori dan Kepulauan Pasifik), dan faktor genetis termasuk riwayat stroke dalam

keluarga.Seseorang dapat mengalami peningkatan risiko untuk mengalami

stroke. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar

pula risiko stroke yang mengintai. Sebagai contoh, jika seseorang merokok dan

menderita hipertensi, risiko mereka terkena stroke adalah 20 kali lebih besar

daripada mereka yang tidak merokok dan tidak menderita hipertensi. Banyak

orang memiliki lebih dari dua faktor risiko.

3.5. Kematian Akibat Penyakit Stroke

Komplikasi medis paling sering yang berpotensi menyebabkan kematian dalam

bulan pertama setelah stroke :

o Pembengkakan otak yang diikuti dengan dislokasi yang menyebabkan

tertekannya pusatpusat vital di otak yang mengendalikan pernapasan dan

denyut jantung

o Pneumonia aspirasiinfeksi dada akibat masuknya makanan atau cairan ke

dalam paru

o Bekuan darah di arteri jantung (infark mikardium) dan paru (emboli paru)

Penyebab tersering kematian stroke setelah satu tahun :

o Infeksiinfeksi saluran kemih, infeksi dada, misalnya pneumonia aspirasi, dan

infeksi kulit akibat dekubitus atau luka akibat terlalu lama berbaring di

tempat tidur

o Komplikasi kardiovaskluar seperti gagal jantung, serangan jantung dan

embolisme paru

o Demensia

3.6. Diet Penyakit Stroke

Tujuan dilakukan diet pada penyakit stroke adalah untuk memberikan

makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan

memperhatikan keadaan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke,

seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus. Serta

mempertahanlkan keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun sebelum dilakukan

diet untuk penderita penyakit stroke, diperlukan pemenuhan syarat dalam

melakukan diet stroke, adalah :

1. Protein cukup yaitu 0,81 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam keadaan gizi

kurang, protein diberikan 1,21,5g/kg BB. Apabila penyakit disertai

komplikasi gagal ginjal kronik protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kg BB.

11

Page 14: Laporan Cva Haemorhagic

2. Energi yang cukup yaitu 2545 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi diberikan

11001500 kkal/ hari.

3. Lemak cukup yaitu 2530% dari kebutuhan energi total. Khusus kasus Stroke

dengan perdarahan (CVA Hemoragic) sumber lemak yang diberikan lebih

dominan ke lemak jenuh atau SAFA agar perdarahan cepat berhenti.

Kolesterol dibatasi 200-300 mg.

4. Karbohidrat cukup yaitu 6070% dari kebutuahn energi total. Untuk pasien

dengan diabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.

5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C dan

vitamin E.

6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan

natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sendok teh/

hari (setara dengan kirakira 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).

7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan

mencegah konstipasi.

8. Cairan cukup yaitu 68 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan aistes,

cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar

porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan

diberikan secara hatihati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.

9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

12

Page 15: Laporan Cva Haemorhagic

BAB IV

RENCANA KERJA

4.1. Menu

Menu 1 x makan dan 1 x snack untuk penderita CVA + Haemorhagic yang

diberikan adalah makanan cair kental, sebagai berikut:

- Makan siang (11.00) : Sup krim jamur + Sari buah semangka

- Snack siang (13.00) : Pure labu kuning

4.2. Resep

SUP KRIM JAMUR

(1 PORSI)

Bahan:

- Beras 25 g

- Ayam 30 g, potong dadu.

- Tahu 25 g, potong dadu.

- Jamur kancing 25 g, iris tipis, buang bagian dahannya.

- Wortel 30 g, potong kecil-kecil.

- Bayam 15 g

- Susu cair 50 ml

- Minyak Kelapa sawit 5 g

- Bawang bombay ½ buah, iris tipis.

- Bawang putih 2 siung

- Basil 1 sdt

- Garam ½ sdt

Cara membuat:

1. Cuci beras, rebus dan kukus hingga matang.

2. Tumis bawang bombay hingga harum kemudian masukkan jamur, ayam, tahu, dan

wortel ,bayam yang sudah diiris.

3. Tumis terus hingga keluar air dan beraroma. Masukkan nasi, basil kering, garam, dan

bawang putih.

4. Tambahkan susu cair, aduk hingga merata.

5. Masukkan ke dalam blender, blender hingga halus.

13

Page 16: Laporan Cva Haemorhagic

6. Sajikan dalam mangkok sup.

SARI BUAH SEMANGKA(1 PORSI)

Bahan:

- Semangka 100 g

- Air 100 ml

Cara membuat:

1. Kupas kulit buah semangka dan hilangkan bijinya, potong dadu.

2. Masukkan dalam blender, blender hingga lembut.

3. Sajikan dalam gelas belimbing.

PURE LABU KUNING

(1 PORSI)

Bahan :

- Labu kuning 100 gram

- Susu cair 50 ml

Cara membuat :

1. Kukus labu kuning hingga lunak. Angkat

2. Siapkan blender. Masukkan potongan labu kuning kukus dan tuang susu cair

ke dalam bender. Blender hingga lembut.

3. Tuangkan ke dalam mangkuk saji.

4. Sajikan.

14

Page 17: Laporan Cva Haemorhagic

4.3. Perencanaan Alat

Alat pengolahan

Nama Alat Jumlah

Dandang 1

Wajan 1

Sotil 1

Baskom 2

Piring plstik 2

Gelas ukur 1

Timbangan 1

Sendok makan 1

Sendok teh 1

Sendok kayu 1

Blender 1

Saringan 1

Cobek + anak cobek 1

Alat saji

Nama Alat Jumlah

Mangkuk sup 2

Gelas belimbing 1

Sendok sup 2

15

Page 18: Laporan Cva Haemorhagic

4.4. Rencana Belanja

No Nama Bahan

Berat kotor Berat bersih HargaSatuan

Harga Totalgram URT Gram URT

1 Beras 25 g 25 g Rp. 10.000/kg Rp. 500

2Labu kuning

100 g 100 g Rp.8.000/kg Rp. 800

3 Ayam 50 g 30 g Rp.28.000/kg Rp. 1.500

5 Tahu 25 g 25 gRp.1.500/bngks

Rp.500

6Jamur kancing

50 g 25 g Rp.28.000/kg Rp .1.500

7 Wortel 50 g 30 g Rp. 8.000 Rp. 500

8 Bayam 30 g 15 g Rp. 1.500/ ikat Rp. 500

9 Semangka 150 g 100 g Rp. 1.000/buah Rp. 1.000

11 Susu cair200 ml

200 ml

Rp.18.500/liter Rp. 3.700

13 Gula 20 g 20 g Rp.11.000/kg Rp. 500

14 Bawang bombay

½ bh ½ bh Rp.2.000/buah Rp. 1.000

15Bawang putih

2 siung

2 siung

Rp. 18.000/kg Rp. 100

16 Basil ½ sdt ½ sdt -

17 Garam ½ sdt ½ sdt -

18Minyak kelapa sawit

5 g 5 g Rp.14.500/liter Rp.100

Total Rp 13.200

16

Page 19: Laporan Cva Haemorhagic

4.5. Rencana Kerja

Waktu Dina Anita S Hanifah nurul. F08.00-08.15 Mengecek dan menyiapkan alat

untuk mengolah masakan.Mengecek dan menyiapkan bahan untuk membuat masakan.

08.15-08.35 Sup Krim Jamur

-Mencuci beras, merebus dan

mengukus hingga matang.

Sari Buah Semangka

-Mengupas kulit buah semangka dan

menghilangkan bijinya, memotong

dadu.

-Memasukkan dalam blender, lalu

memblender hingga lembut.

-Menyajikan dalam gelas belimbing.

08.35-09.00 Sup Krim Jamur

-Menumis bawang bombay hingga

harum kemudian memasukkan

jamur,ayam,tahu,danwortel ,bayam

yang sudah diiris.

-Menumis terus hingga keluar air

dan beraroma. Mamasukkan nasi,

basil kering, garam, dan bawang

putih.

-Menambahkan susu cair,

mengaduk hingga merata.

-Masukkan ke dalam blender,

memblender hingga halus.

-Menyajikan dalam mangkok sup.

Pure Labu Kuning

- Mengukus labu kuning hingga

lunak. Menyisihkan

- Menyiapkan blender.

- Memasukkan potongan labu

kuning kukus dan menuang susu

cair

ke dalam bender. Memblender

hingga

lembut.

-Menuangkan ke dalam mangkuk

saji.

09.00-09.35 Evaluasi Evaluasi09.35-09.45 Absen Absen

17

Page 20: Laporan Cva Haemorhagic

BAB V

HASIL EVALUASI

5.1. Hasil Evaluasi Praktek

Tabel 5.1 Hasil Evaluasi Praktek

Waktu Menu Evaluasi Perbaikan

11.00 Sup Krim

Jamur

Sari buah

semangka

-Rasa dari sudah

pas dan sesuai

-Sudah bagus ada

perpaduan warna

pada penyajian

satu sup krim.

-Rasa hambar

karena tidak diberi

tambahan gula

-

Harusnya diberi gula yang

disesuaikan dengan

kebutuhan agar rasa tidak

hambar.

13.00 Pure labu

kuning

Tekstur dan rasa

sudah benar

-

18

Page 21: Laporan Cva Haemorhagic

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien memiliki berat badan 67 kg dan tinggi badan 156 cm.

BBI pasien adalah 50,4 kg sehingga pasien mengalami obesitas. Berdasarkan hasil

pemeriksaan data fisik didapat denyut nadi 60x/menit termasuk dalam kategori

normal, suhu 36,5oC juga termasuk dalam kategori normal, sedangkan tekanan darah

140/70 mmHg termasuk kategori tinggi. Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapat

Hb 13.6 g/dl termasuk kategori normal begitu juga dengan HDL 35 mg/dl yang juga

termasuk kategori normal, sedangkan LED 28mm/jam, Total Kolesterol 245 mg/dl,

LDL 318 mg/dl, Total Gliserida 380 mg/dl Ketiganya termasuk kategori tinggi.

Pasien didiagnosa dokter mengalami CVA + Haemoragic.

Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa pada CT scan terdapat ICH pada

otak bagian kanan otak bagian kanan, yang berarti pada saat ini pasien sedang

menderita CVA hemoragic atau stroke dengan perdarahan. Tangan dan kaki sebelah

kiri pasien tidak bisa digerakkan dan bicaranya pelo padahal sebelumnya tidak pelo.

Hasil EKG terdapat gambaran LVH, yaitu pembersaran pada ventrikel jantung

sebelah kiri.

Pasien merasa sakit kepala yang sangat hebat dan setelah itu pasien merasakan

tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan, yang merupakan gejala CVA

Haemoragic. Hal ini didukung dengan hasil CT scan, yaitu terdapat ICH pada otak

bagian kanan. Hal itu terjadi karena perdarahan dari sebuah arteri intrakranium yang

biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena

suatu penyakit. Penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah

penyebab tersering perdarahan intraserebrum. Salah satu faktor penyebabnya adalah

hipertensi (peningkatan tekanan darah). Pasien memiliki riwayat hipertensi dengan

tekanan darah 140/70 mmHg. Jika seseorang mengalami perdarahan intraserebrum,

darah dipaksa masuk ke dalam jaringan otak, merusak neuron (selsel otak) sehingga

bagian otak yang terkena tidak dapat berfungsi dengan benar. Pecahnya sebuah

aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan subaraknoid. Pada perdarahan

subaraknoid, darah didorong ke dalam ruang subaraknoid yang mengelilingi otak.

Jaringan otak pada awalnya tidak terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat

terganggu.

19

Page 22: Laporan Cva Haemorhagic

Berdasarkan literatur, perhitungan kebutuhan energi untuk pasien CVA

hemoragic adalah 1975,5 kkal. Karena diet yang diberikan juga bertujuan untuk

menurunkan BB pasien hingga mencapai normal, dengan menggunakan

penggurangan energi energi 500 kkal dari 1975,5 kkal kebutuhan energinya menjadi

1475,5. Protein diberikan 0,8 gr/kgBBAdj sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar

46,96 gram. Protein diberikan dalam jumlah yang rendah karena pasien sudah tidak

dalam masa tumbuh kembang yang membutuhkan banyak asupan protein. Kebutuhan

lemak 30% sehingga didapat kebutuhan sehari sebesar 49,18gram. Sumber lemak di

sini lebih mengutamakan lemak jenuh, yaitu SAFA agar perdarahan otak dapat segera

dihentikan. Adapun kebutuhan SAFA 20% dari total energi sehingga didapat dari

kebutuhan sehari sebesar 32,79 gram. Kebutuhan PUFA 3% sehingga didapat dari

kebutuhan sehari sebesar 4,9 gram. Kebutuhan MUFA 7% sehingga didapat dari

kebutuhan sehari sebesar 11,49%. Kebutuhan karbohidrat 57% sehingga didapat

kebutuhan sehari sebesar 210,25 gram.

Karena pasien mengalami stroke yang disertai pendarahan yang berdampak

disfagia dan kesulitan mengunyah, pasien diberi makanan cair kental dengan

frekuensi 8x makan (4x makanan utama dan 4x snack). Pada praktikum ini menu

yang dimasak adalah Sup Krim Jamur dan sari buah semangka sebagai makanan

utama dan Pure labu kuning sebagai snack atau selingan. Pada menu sup krim jamur

dan pure labu kuning rasa dan warna sudah pas, tetapi pada sari buah semangka

rasanya hambar, seharusnya diberi sedikit tambahan gula yang sesuai kebutuhan.

Konsistensi sup krim jamur sudah benar dan rasa bumbunya sangat menonjol

sehingga meskipun diit yang diberikan terdapat pembatasan Natrium sehingga rendah

garam, rasa sup krim jamur masih tetap dapat diterima. Untuk memperkuat aroma

bumbunya, kami menumis bawang bombay hingga beraroma dengan menggunakan

minyak kelapa sawit sebagai sumber lemak jenuhnya. Tekstur pure labu kuning sudah

sesuai dan rasanya sudah pas meskipun tidak diberi tambahan gula. Rasa manis

berasal dari kandungan fruktosa yang ada pada labu kuning itu sendiri.

20

Page 23: Laporan Cva Haemorhagic

BAB VII

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pasien menderita CVA

+ Haemoragic diberikan makanan cair kental yang diberikan 8x (4x makanan utama

dan 4x snack) dengan total kebutuhan energi 1475,5 kkal, protein 49,96 g, lemak

49,19 g, dan karbohidrat 210,25 g. Sumber lemak yang diberikan lebih

mengutamakan sumber lemak jenuh, yaitu SAFA dengan tujuan untuk menghentikan

perdarahan. Sedangkan, dilakukan pembatasan PUFA, MUFA, dan Natrium karena

selain menderita CVA Hemoragic, pasien juga sedang menderita Hipertensi.

Pada praktikum ini menu yang dimasak adalah Sup Krim Jamur dan sari buah

semangka sebagai makanan utama dan Pure labu kuning sebagai snack atau selingan.

Pada menu sup krim jamur dan pure labu kuning rasa dan warna sudah pas, tetapi

pada sari buah semangka rasanya hambar, seharusnya diberi sedikit tambahan gula

yang sesuai kebutuhan.

21

Page 24: Laporan Cva Haemorhagic

DAFTAR PUSTAKA

- Auryn, V. 2008. Mengenal dan Memahami Stroke. Kata Hati: Yogyakarta.

- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2007. Guideline Stroke 2007.

Jakarta: PERDOSSI.

- Sidharta, Priguna. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Dian

Rakyat :Jakarta.2005

- _______. 2005. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

- Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta.

- Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit.

PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

- Thomas, D.J. 1995. Stroke dan Pencegahannya. Arcan. Jakarta.

- Lampiran PERMENKES No.75/2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang

dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.

- Penyakit Stroke ( http://penyakitstroke.net/ )

22

Page 25: Laporan Cva Haemorhagic

LAMPIRAN

Sup krim jamur diberikan disaat makan siang

Sari buah semangka diberikan bersamaan dengan sup krim

jamur.

Pure labu kuning diberikan pada saat snack siang

23