css fraktur tulang wajah rqh

8
FRAKTUR TULANG WAJAH PENDAHULUAN Cedera kepala khususnya wajah, sering ditemukan pada kecelakaan lalu lintas. Pada penderita cedera wajah, terlebih dahulu harus diperhatikan pernafasan, peredaran darah dan kesadaran. Jika terdapat patah tulang wajah, jalan nafas bagian atas akan mudah tersumbat akibat dislokasi, edema, atau perdarahan. Dalam hal ini, juga harus diingat bahaya aspirasi darah atau regurgitasi isi lambung. Selain itu, lidah mudah menutup laring pada penderita yang tidak sadar. Pada cedera wajah, selain masalah umum yang ditemukan seperti kerusakan kulit, jaringan lunak maupun tulang perlu diperhatikan secara khusus cedera saraf sensorik maupun motorik, kelenjar dan saluran liur. Perlu juga dierhatikan dampak cedera terhadap fungsi bicara, mengunyah, menelan, pernafasan, dan pengelihatan. Dampak jangka panjang seperti retraksi bekas luka serta aspek kosmetik juga penting pada pengelolaan luka wajah.

Upload: siswanto-h-azwar

Post on 23-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jhwfergr

TRANSCRIPT

Page 1: Css Fraktur Tulang Wajah Rqh

FRAKTUR TULANG WAJAH

PENDAHULUAN

Cedera kepala khususnya wajah, sering ditemukan pada kecelakaan lalu lintas. Pada

penderita cedera wajah, terlebih dahulu harus diperhatikan pernafasan, peredaran darah dan

kesadaran. Jika terdapat patah tulang wajah, jalan nafas bagian atas akan mudah tersumbat akibat

dislokasi, edema, atau perdarahan. Dalam hal ini, juga harus diingat bahaya aspirasi darah atau

regurgitasi isi lambung. Selain itu, lidah mudah menutup laring pada penderita yang tidak sadar.

Pada cedera wajah, selain masalah umum yang ditemukan seperti kerusakan kulit, jaringan lunak

maupun tulang perlu diperhatikan secara khusus cedera saraf sensorik maupun motorik, kelenjar

dan saluran liur. Perlu juga dierhatikan dampak cedera terhadap fungsi bicara, mengunyah,

menelan, pernafasan, dan pengelihatan. Dampak jangka panjang seperti retraksi bekas luka serta

aspek kosmetik juga penting pada pengelolaan luka wajah.

Pada umumnya, luka di wajah akan cepat sembuh karena vaskularisasi yang baik, oleh

karena itu, pada penjahitan perlu diperhatikan kerapihan pada tepi luka khususnya hidung, bibir

dan mata. Dalam debridement jaringan perlu dihemat untuk mencegah kecacatan yang tidak

perlu.

Struktur tulang kraniofasial terdiri dari tulang cranial dan tulang fasial. Tulang cranial

adalah susunan tulang yang melindungi otak, sedangkan tulang fasial merupakan tulang

pembentuk wajah yang dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu, atas, tengah dan bawah. Bagian atas

terdiri dari tulang frontalis dan sinusnya, bagian tengah terdiri dari tulang maksila, dan bagian

bawah terdiri dari tulang mandibula.

Page 2: Css Fraktur Tulang Wajah Rqh

Fraktur tulang muka

Semua tulang muka mempunyai bagian yang dilapisi mukosa yang melekat erat dengan

tulang sehingga bila terjadi fraktur di daerah ini terjadilah robekan mukosa, dan perdarahan.

Perdarahan melalui hidung atau mulut pasca trauma mungkin karena fraktur tulang muka.

Ciri umum lain pada fraktur tulang muka ialah maloklusi. Jadi, diagnosis fraktur secara klinis

dapat ditegakkan melalui :

1. Anamnesa adanya trauma

2. Perdarahan

3. Maloklusi

4. Asimetri muka karena hematoma/odema jelas tampak setelah 4jam sejak trauma

5. Dapat diraba adanya fragmen fraktur.

Fraktur tulang hidung

Fraktur os nasal merupakan fraktur tersering diantara patah tulang maksilofasial. Fraktur

os nasal biasanya disebabkan oleh trauma langsung. Pada pemeriksaan fisik ddapat ditemukan

adanya pembengkakan, epistaksis, krepitasi atau pergerakan fragmen fraktur, nyeri tekan dan

deformitas. Fraktur yang tersering terdapat pada wajah, dapat berbentuk suatu angularis tulang

hidung ke arah lateral, atau suatu bentuk fraktur depressed atau juga bentuk comminuted. Foto

Rontgen dari arah lateral dan posisi Waters dapat mendukung diagnosis. Fraktur tulang hidung

harus segera di reposisi dengan anestesi lokal dan imobilisasi dilakukan dengan memasukkan

tampon di lubang hidung selama 3-4 hari. Patahan dapat dilindungi dengan gips tipis berbentuk

kupu-kupu selama 1-2 minggu. Hal yang kadang-kadang memerlukan perhatian segera adalah

penghentian epistaksis yaitu dengan cara :

Page 3: Css Fraktur Tulang Wajah Rqh

A. Epistaksis dari bagian anterior septum nasi dapat diatasi dengan menjepit cuping hidung

selama 5-10 menit

B. Bila cara diatas tidak berhasil, lubang hidung dimasuki kassa yang telah dibasahi dengan

vasokonstriktor dan anestetik local

C. Dipasang kateter Foley sejauh nasofaring kemudian balon dikembangkan dan ditarik

kedepan sehingga menutup koane. Tampon atau kateter dibiarkan dalam waktu 2-5 hari.

Perlu diberikan antibiotik profilaksis untuk mencegah sinusitis.

Fraktur Maksilofasial

Struktur tulang maksilofasial terdiri dari tulang maksila, zigomatikus dan ethmoid. Pada

inspeksi, diperhatikan adanya asimetris muka, pembengkakan (wajah balon), hematom, trismus,

nyeri spontan, baal dan maloklusi. Le Fort membagi fraktur maksilofasial menjadi 3 macam,

yaitu :

Le Fort I – Fraktur sepertiga bawah yang meliputi mandibula, patah tulang mendatar

rendah; bagian alveolus yang mengandung gigi atas tulang maksila terlepas.

Le Fort II – Fraktur sepertiga tengah, berbentuk piramida, garis fraktur berada sepanjang

bagian inferior orbital rim, sutura nasofrontal, sutura zigomatikomaksilaris, dan prosesus

pterigoideus.

Le Fort III (Cranifacial Dysjunction) – Terpisahnya bagian tengah wajah dari tulang

kranial melalui sutura zigomatikofrontal, sutura nasofrontal dan basis orbita.

A. Fraktur Maksila

Fraktur maksila pada umumnya bilateral. Gejala yang penting adalah, hematom

periorbita, perdarahan yang masif dari nasofaringeal, maloklusi dan gigi bagian atas

Page 4: Css Fraktur Tulang Wajah Rqh

floating. Sebagai pertolongan pertama dilakukan Barton Bandage. Terapi definitif adalah

dengan ORIF dan intermaxillary fixation.

B. Fraktur Zigoma

Os zigoma merupakan pembentuk dinding lateral orbita. Bila terjadi fraktur akibat trauma

langsung, mengakibatkan impresi yang mendesak bola mata sehingga menyebabkan

diplopia. Fraktur ini sering terbatas pada arkus dan pinggir orbita sehingga tidak disertai

dengan hematom orbita tetapi terlihat sebagai pembengkakan pipi di daerah arkus

zigomatikus. Diagnosis dapat ditunjang dengan foto Rontgen Waters yaitu posisi

temporo-oksipital. Tidak jarang terdapat pendarahan ke dalam sinus maksila. Di mana

secara radiologik sering didiagnosis sebagai sinusitis maksilaris kronik. Pengelolaannya

terdiri atas reposisi dan fiksasi.

Fraktur Mandibula

Tulang mandibula merupakan struktur yang kuat. Oleh karena itu, bila terjadi fraktur

harus dicurigai adanya fraktur di tempat lain terutama servikal. Biasanya fraktur mandibula

mengenai lebih dari satu lokasi dan pergeseran fragmen tulang disebabkan oleh penarikan otot-

otot pengunyah. Titik lemah pada mandibula diantaranya subkondilus, angulus mandibula dan

parasimfisis mandibula. Pada palpasi, akan teraba garis fraktur dan terdapat baal pada bibir

bawah akibat kerusakan nervus mandibularis.

Tanda fraktur mandibula sering berupa pendarahan dari rongga mulut dan adanya

maloklusi. Fraktur mandibula pada kedua belah kolum dan median menyebabkan asfiksia yang

mendadak karena obstruksi hipofaring akibat lidah terdorong ke belakang dan epiglotis menutup

faring. Diagnosis dapat di dukung dengan melakukan foto Rontgen panoramik, posisi

Page 5: Css Fraktur Tulang Wajah Rqh

posteroanterior dan lateral. Prinsip penatalaksanaannya berupa fiksasi intermaksilaris untuk

menahan gigi tetap pada posisi oklusi dengan maksila. Fraktur pada bagian tulang yang

menyangga gigi dapat difiksasi dengan kawat interdental untuk menjamin pulihnya oklusi

dengan baik. Jika tidak dapat dilakukan pemasangan kawat, diperlukan reposisi terbuka dan

fiksasi interna dengan osteosintesis atau operasi untuk menyambung patah tulang dengan plat

dan sekrup. Pemberian antibiotik sangat penting untuk fraktur terbuka.

Fraktur os frontal dan sinus frontal

Umumnya bersifat depressed ke dalam atau hanya mempunyai garis fraktur yang linier,

garis fraktur dapat meluas ke daerah fasial yang lain. Apabila trauma mengenai dinding depan os

frontal, maka fraktur yang mungkin terjadi dapat bersifat depressed atau communited. Apabila

fraktur tersebut terdapat pada dinding belakang sinus frontal maka dapat terjadi perobekan dura

dengan akibat terjadinya likuor. Diagnosis dapat ditegakan dengan palpasi apabila fraktur hanya

mengenai dinding depan dari sinus frontal. Pada dugaan adanya fraktur os frontal dan sinus

frontal perlu dilakukan pemeriksaan radiologik dengan proyeksi Waters, lateral dan postero-

anterior.