critical appraisal jhn - edit

9
1 I. PENDAHULUAN Tidak semua informasi yang diterima dapatdijadikan pengetahuan yang diyakini kebenarannya untuk dijadikan panduan dalam tindakan. De halnya dengan informasi yang dihasilkan tidak selalu merupakan yang benar. Informasi tersebut perlu dilakukan pengkajian melalui berba kriteria seperti kejelasan, ketelitian, ketepatan, reliabilitas, kemamp bukti-bukti lain yang mendukung, argumentasi yang digunakandalam menyusun kesimpulan,kedalaman, keluasan,serta dipertimbangkan kewajarannya. Proses dan kemampuan tersebut digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan Proses berpikir untuk menilai informasi tersebut dilakukan seara sis dengan menggunakan kriteria tersebut pada setiap bagian informas tujuannya, permasalahan atau pokok persoalan yang ingin diarika keluarnya, asumsi dan konsep yang digunakan, dasar-dasar empiris, dampa atau akibat yang dapat ditimbulkan, alternatif lain yang dapat !eputusan atau kesimpulan yang dilakukan dengan berpikir kritis merupa informasi terbaik yang telah melalui pengkajian dari berbagai sumber in termasuk mengkaji kesimpulan yang dihasilkan dengan memberikan b bukti yang mendukung. Proses membangun informasi merupakan proses aktif menggunaka informasi dan mengevaluasi hasil kesimpulanyang dibuat terhadap permasalahan yang dihadapi. Proses tersebut memerlukan berbagai ketrampilan seperti" !etrampilan interpretasi untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain !etrampilan untuk mengevaluasi seara kritis argumentasi dan pendapat !etrampilan untuk mengembangkan dan mempertahankan argumentasi yang dibuat dengan landasan yang kuat.

Upload: robby

Post on 04-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

4

I. PENDAHULUAN

Tidak semua informasi yang diterima dapat dijadikan pengetahuan yang diyakini kebenarannya untuk dijadikan panduan dalam tindakan. Demikian halnya dengan informasi yang dihasilkan tidak selalu merupakan informasi yang benar. Informasi tersebut perlu dilakukan pengkajian melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian, ketepatan, reliabilitas, kemampu-terapan, bukti-bukti lain yang mendukung, argumentasi yang digunakan dalam menyusun kesimpulan, kedalaman, keluasan, serta dipertimbangkan kewajarannya. Proses dan kemampuan tersebut digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan Proses berpikir untuk menilai informasi tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan kriteria tersebut pada setiap bagian informasi seperti tujuannya, permasalahan atau pokok persoalan yang ingin dicarikan jalan keluarnya, asumsi dan konsep yang digunakan, dasar-dasar empiris, dampak atau akibat yang dapat ditimbulkan, alternatif lain yang dapat digunakan. Keputusan atau kesimpulan yang dilakukan dengan berpikir kritis merupakan informasi terbaik yang telah melalui pengkajian dari berbagai sumber informasi termasuk mengkaji kesimpulan yang dihasilkan dengan memberikan bukti-bukti yang mendukung. Proses membangun informasi merupakan proses aktif menggunakan informasi dan mengevaluasi hasil kesimpulan yang dibuat terhadap permasalahan yang dihadapi. Proses tersebut memerlukan berbagai macam ketrampilan seperti: Ketrampilan interpretasi untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain Ketrampilan untuk mengevaluasi secara kritis argumentasi dan pendapat Ketrampilan untuk mengembangkan dan mempertahankan argumentasi yang dibuat dengan landasan yang kuat.

II. CRITICAL APPRAISAL

Critical Appraisal (Kajian Kritis) adalah suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis untuk memutuskan apakah suatu tulisan penelitian atau majalah ilmiah layak dipercaya. Hal ini merupakan salah satu kemampuan dasar yang penting bagi seorang klinisi untuk dapat mengetahui dan menggunakan data-data penelitian yang dapat dipercaya dan efisien. Kita semua ingin memperoleh ataupun memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Untuk mencapai hal ini kita perlu informasi yang dapat dipercaya tentang sesuatu yang mungkin dapat membahayakan ataupun membantu kita ketika membuat keputusan dalam pemilihan pelayanan kesehatan. Kita dapat memperoleh informasi tersebut dengan cara mencari data dari berbagai sumber,membandingkan antara satu data dengan data yang lain, dan menganalisa data-data tersebut sehingga kita memperoleh informasi yang berarti.Namun tidak semua data-data penelitian yang kita peroleh berkualitas baik, banyak penelitaian yang bias dan hasilnya tidak benar. Hal-hal ini dapat mengakibatkan kita bisa mengambil keputusan yang salah. Jadi bagaimana kita dapat mengetahui bahwa data-data penelitian yang kita dapatkan berkualitas baik, dapat dan layak dipercaya? Bagaimana kita dapat memutuskan penelitian mana yang akan kita percaya jika seandainya kita memperoleh dua data yang meliki topik yang sama namun kesimpulannya berbeda. Karena hal-hal inilah kita perlu melakukan critical appraisal.Adapun evaluasi dari critical appraisal ini meliputi ; Relevansi Peneliti : pakar, pemula, tempat Sponsor : sumber dana Rancangan penelitian : sesuai dengan tujuan penelitian Perfomance penelitian : keandalan definisi operasional, alat Prosedur menganalisa data Pembahasan KesimpulanCritical appraisal berfungsi sebagai: Secara sistematik mengevaluasi literatur ilmiah Dapat memilih literature yang akan diambil Memutuskan artikel manakah yang akan mempengaruhi pekerjaan yang akan dilakukan Memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian Mendukung perkembangan dari Evidence Based Practice (EBP).

Critical appraisal merupakan suatu teknik yang dapat meningkatkan keefektifan bacaan dengan cara membantu klinisi untuk menyingkirkan ilmu penelitian yang minim informasinya tentang penelitiannya. Hal ini akan mebuat seorang klinisi lebih konsentrasi dalam mengevaluasi secara sistematik dari suatu penelitian dan dapat mengambil suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. Critical appraisal memberikan solusi terhadap 2 masalah yang umunya dialami pada zaman ini, yaitu : Terlalu bayaknya informasi, 80 % yang ingin kita ketahui dalam literatur hanya 20 % yang ada dalam literatur Hasil dari penelitian banyak yang masih mengalami kekurangan,yang berbeda dengan fakta yang ada.

III. CLINICAL PRACTICE GUIDELINES

Clinical practice guidelines adalah suatu pernyataan-pernyataan yang sistematis untuk membantu praktisi dalam mengambil keputusan bagi pasien tentang kesesuaian dalam pelayanan kesehatan dalam cakupan spesifik. CPGs merupakan salah satu jenis dari alat ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam rangka proses peningkatan kualitas. Selama 10 tahun terakhir, terdapat perkembangan dari CPGs yang dipublikasikan dalam literatur. Bagaimanapun juga perkembangan CPGs ini menghasilkan beberapa perbedaan oleh beberapa kelompok dalam rekomendasi terapi. Proses sistematis dalam perkembangan CPGs dapat diartikan sebagai upaya untuk memastikan bahwa CPG ini berdasarkan dari bukti-bukti terbaik yang ada didukung oleh ahli-ahli klinis dan hasil yang didapatkan pada pasien. Menurut Woolf dkk dan Wollersheim dkk tujuan dari CPGs adalah : Meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien dan hasil akhir pelayanan kesehatan Meringkas temuan hasil-hasil penelitian dan membuat keputusan klinis lebih transparan. Mengurangi perbedaan-perbedaan dalam pelayanan kesehatan. Meningkatkan efisiensi serta pemanfaatan sumber daya yang ada Mencari perbedaan dalam hal ilmu pengetahuan dan prioritas penelitian Menyediakan tuntunan bagi konsumen, memberikan keleluasaan bagi pasien. Memberi tahu kebijakan publik. Mendukung dalam hal mengontrol kualitas meliputi audit pada praktek klinik atau rumah sakit. CPGs disusun berdasarkan atas hal-hal berikut ini :1. Bukti terbaik yang tersedia (Best available evidences)2. Keahlian klinis (Clinical expertise)3. Pilihan Pasien (Patient preferences) Terdapat 10 dimensi dari CPG yaitu :1. Validity2. Reliability / reproducibility3. Clinical applicability4. Clinical flexibility5. Clarity6. Scheduled review7. Development team8. Implementation9. Dissemination10. Evaluation

Is a CPG needed?

Convene a CPG working group

Determine how the CPGworking group will operate

Is a suitable CPG availablefor use/adaptation?

YESNO

Adapt a CPGSearch for CPGsAssess CPG qualityAdapt the CPGDevelop a CPGIdentify key questionsPerform a systematic searchSelect and appraise the quality of the studiesDevelop clear recommendations

Write CPG

Consult, endorse and pilot CPG

Update CPG

Mengapa kita perlu melakukan Critical Appraisal pada Clinical Practical Guidelines ?Ilmu kedokteran semakin mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sehingga kita harus terus melakukan update pengetahuan kita. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara membaca jurnal, tulisan penelitian, majalah ilmiah ataupun membaca CPGs terbaru. Meskipun demikian, tidak semuia data yang kita peroleh kita percayai sepenuhnya. Kita harus melakukan Critical Appraisal dari data-data yang kita peroleh tadi sesuai dengan langkah-langkah evaluasi. Berdasarkan bagan diatas, dapat diketahui bahwa update CPGs memerlukan langkah-langkah yang sistematis, dimana untuk meng-update CPGs perlu juga dilakukan penelitian. Dalam hal inilah perlu dilakukan Clinical Appraisal dari data hasil penelitian tersebut sehingga data yang akan menjadi salah satu dasar kita dalam mengambil keputusan pelayanan kesehatan yang akan kita pilih merupakan langkah yang benar dan tidak menuntun kita membuat keputusan yang salah.

IV. KESIMPULANKetika kita membaca suatu hasil penelitian penting bagi kita untuk mengingat bahwa ada 3 hal penting yang harus kita ingat : validity, result, relevance. Dan penting untuk kita mengingat hal-hal seperti : Apakah penelitian yang dilakukan telah melakukan hal-hal yang diperlukan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya bias ? Jika demikian, apakah hasil yang ditunjukkan dari penelitan ini ? Apa manfaat hasil penelitian ini berkaitan dengan kepentingan pasien (dalam hal ini mengacu pada pengambilan keputusan pemilihan pelayanan kesehatan) ?

Rujukan 1. Belsey J. What is evidence-based medicine? London: Hayward Medical Communications, 2009.2. Critical Appraisal Skills Programme checklists. ( dapat diakses di www.phru.nhs.uk/ Pages/PHD/resources diakses pada tanggal 2 Juli 20153. Pencharz, James et al. A critical appraisal of clinical practice guidelines for the treatment of lower-limb osteoarthritis.. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=128916 diakses pada tanggal 2 Juli 2015

LAMPIRAN

CRITICAL APPRAISAL OF CLINICAL PRACTICES GUIDELINES

Vaginal Delivery of Breech Presentation

CPG ini dikeluarkan oleh : SOGC (The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada) Publikasi : Juni 2009 Telah ditinjau oleh: Maternal Fetal Medicine ComitteeObstetricians and Gynaecologists of Canada

Critical Appraisal

1. ValiditasCPG ini telah dibandingkan dengan The 2006 American College of Obstetricianss Comitee Opinion dan the 2006 Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Green Top Guideline. CPG ini bersumber dari penelitian dengan metode yang sudah memenuhi syarat validitas.

2. ReliabilitasDalam penilaian reliabilitas, pembuatan CPG ini didukung oleh beberapa bukti yang dapat dipercaya, dapat dilihat melalui :Teknik sampling : penelitian dilakukan dengan uji acak jadi semua elemen populasi yang akan dijadikan sampel berpeluang 100% untuk bisa dipilih menjadi sampel.Desain penelitian : dengan menggunakan desain penelitian studi prospektif cohort, kemudian data yang persalinan sungsang pervaginam yang diperoleh dibandingkan secara retrospektif dengan data persalinan sungsang Caesar.CPG ini juga disusun berdasarkan bukti studi epidemiologi, pengaruh jangka panjang pada janin yang dilahirkan dari persalinan sungsang pervaginam akan dibandingkan dengan persalinan sungsang Caesar.3. Clinical ApplicabilityCPG ini berisikan beberapa rekomendasi mulai dari : Kriteria pemilihan persalinan Manajemen persalinan Teknis persalinan Pengaturan dan perizinan (persetujuan)Yang dapat diaplikasikan di klinik oleh tenaga kesehatan penolong persalinan

4. Clinical FlexibilityCPG hanya bersifat flexible untuk persalinan dengan presentasi sungsang, tidak dapat digunakan untuk persalinan dengan presentasi yang lain dan karakteristik sampel yang tidak sama dengan sampel yang digunakan sebagai sampel eksperimental pengambilan CPG membuat CPG ini harus ditelaahlebih dahulu apabila ingin diadopsi.

5. ClarityCPG ini disponsori oleh perkumpulan dokter spesialis kandungan dan ginekologis di Kanada. CPG ini dibuat bertujuan untuk menurunkan angka kematian prenatal, angka morbiditas neonatal, morbiditas bayi, dan kematian ibu di Kanada akibat kelahiran dengan presentasi sungsang.CPG ini dibuat untuk memberikan pilihan lain kepada ibu-ibu yang melahirkan dengan memiliki kriteria janin presentasi sungsang untuk dapat melahirkan pervaginam dengan aman tanpa harus melalui Caesar. Tidak ada kesan berupa titipan atau latarbelakang lain.

6. Scheduled ReviewTinjauan kepustakaan CPG ini didukung baik dari data epidemiologis maupun studi langsung (Cohort) namun sayangnya hasil penelitian tidak dicantumkan secara keseluruhan

Dan kurang detail, literature-literatur yang digunakan terpercaya baik dari tahun lama sampai tahun terbaru yang dapat dlihat dari daftar pustakanya. Serta tinjauan kepustakaan diperoleh dari CPG tahun-tahun sebelumnya yang dinyatakan sudah harus digantikan tapi sayangnya tidak dipikirkan.

7. Development TeamTim pengembangan CPG ini terdiri dari maternal fetal medicine commite dan the executive and council of the society of Obstetricians and Gynecologist of Canada.

8. ImplementationCPG ini telah diterapkan di Kanda. Dan dapat diterapkan dinegara-negara maju yang tenaga kesehatannya (SDM) sudah terbilang professional untuk menangani proses pesalinan sungsang pervaginam.

9. DisseminationPengidentifikasian data dan penelusuran artikel untuk pembuatan CPG ini dilakukan sampai 1 Juni 2008, kemudian baru mulai dipublikasikan melalui SOGC CPG Vaginal delivery of Breech Presntation no. 266 Juni tahun 2009

10. EvaluationPenggunaan CPG ini perlu dievaluasi kembali apabila ingin digunakan di Indonesia. Karena karakteristik anatomis, demografis, keprofesionalan tenaga kesehatan penolong persalinan, dan kebijakan kesehatan di Indonesia terkait upaya penurunan AKB dan AKI berbeda dengan Kanada. Kanada yang notabene merupakan Negara maju yang AKI dan AKB nya rendah , tenaga kesehatannya sudah terbilang professional serta pelayanan ante-post-natalnya baik tentu akan mapu menangani kasus kelahiran sungsang dengan persalinan pervaginam dengan komplikasi minimal. CPG ini berisikan petunjuk persalinan pervaginam dengan presentasi seungsang yang tentu akan menimbulkan komplikasi lebih besar dibandingkan persalinan sungsang via section caesaria apabila tidak ditunjang dengan tenaga penolong persalinan yang professional.