bab iv rencana implementasi - · pdf filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga...

17
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 87 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1. Analisis Kesiapan Implementasi Untuk menerapkan Sistem Manajemen Kinerja yang diusulkan maka sebelumnya perlu diketahui dulu apa peluang dan hambatan yang dihadapi untuk menerapkan sistem ini. 4.1.1. Peluang Implementasi Sebagai perusahaan terbuka tentunya kinerja dari perusahaan juga akan sangat mempengaruhi harga saham dan keputusan investor untuk membeli saham. Sehingga Sistem Manajemen Kinerja yang mampu memberikan gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan dan dapat memacu setiap Departemen di dalamnya sangatlah dibutuhkan. Sehingga beberapa peluang implementasi dapat diperoleh mengingat Sistem Manajemen Kinerja yang dimiliki Dynaplast saat ini memiliki beberapa kelemahan: SMK yang ada hanya untuk Departemen di pabrik sedangkan untuk Departemen atau Divisi yang berada di kantor pusat seperti Supply Chain, HRD, IT dan Accounting tidak memiliki SMK atau Quality Objective. Tidak ada peninjauan secara periodik atas kriteria yang digunakan untuk SMK, kriteria yang digunakan cenderung tetap, masih konvensional dan kurang relevan dengan perkembangan industri serta tuntutan stakeholder SMK yang cenderung lebih untuk melaporkan kinerja masa lampau SMK lebih berorientasi jangka pendek, karena lebih pada melihat dampaknya atas net profit periode yang lalu

Upload: doanliem

Post on 05-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

87 

BAB IV  RENCANA IMPLEMENTASI 

 

 

4.1. Analisis Kesiapan Implementasi 

Untuk  menerapkan  Sistem  Manajemen  Kinerja  yang  diusulkan  maka 

sebelumnya  perlu  diketahui  dulu  apa  peluang  dan  hambatan  yang  dihadapi 

untuk menerapkan sistem ini. 

 

4.1.1. Peluang Implementasi 

Sebagai perusahaan  terbuka  tentunya kinerja dari perusahaan  juga akan sangat 

mempengaruhi  harga  saham  dan  keputusan  investor  untuk  membeli  saham. 

Sehingga  Sistem  Manajemen  Kinerja  yang  mampu  memberikan  gambaran 

kinerja organisasi secara keseluruhan dan dapat memacu setiap Departemen di 

dalamnya  sangatlah  dibutuhkan.  Sehingga  beberapa  peluang  implementasi 

dapat diperoleh mengingat  Sistem Manajemen Kinerja yang dimiliki Dynaplast 

saat ini memiliki beberapa kelemahan: 

‐ SMK  yang  ada  hanya  untuk  Departemen  di  pabrik  sedangkan  untuk 

Departemen atau Divisi yang berada di kantor pusat seperti Supply Chain, 

HRD, IT dan Accounting tidak memiliki SMK atau Quality Objective. 

‐ Tidak ada peninjauan secara periodik atas kriteria yang digunakan untuk 

SMK, kriteria yang digunakan cenderung  tetap, masih konvensional dan 

kurang relevan dengan perkembangan industri serta tuntutan stakeholder 

‐ SMK yang cenderung lebih untuk melaporkan kinerja masa lampau 

‐ SMK  lebih  berorientasi  jangka  pendek,  karena  lebih  pada  melihat 

dampaknya atas net profit periode yang lalu 

Page 2: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

88 

‐ Ukuran  kinerja  dan  sistem  review  yang  ada  tidak  memicu  proses 

perbaikan 

 

Oleh  karena  itu  di  Dynaplast  peluang  untuk  mengimplementasikan  SMK 

berdasarkan pendekatan IPSM dan PRISM sangat mungkin untuk direalisasikan. 

Tetapi mengingat SMK yang ada pada projek akhir  ini dibatasi hanya variabel 

kinerja  non  finansial  untuk  business  unit  Plant  VI‐Cikarang,  maka  peluang 

improvement ke depan yang dapat dilakukan adalah : 

‐ menyusun  SMK  mulai  dari  level  corporate  hingga  operasional  dengan 

melengkapi variabel kinerja baik finansial maupun non finansial, di mana 

contoh  variabel  kinerja  usulan  dengan menambahkan  variabel  finansial 

untuk  level  business  unit  dapat  dilihat  pada  Tabel  4.1  dan  secara  ditail 

pada Lampiran 12. 

 

Tabel 4.1. Usulan Variabel Kinerja Berdasarkan Finansial 

DEPT VARIABEL KINERJA FORMULA

ENGINEERING Biaya kerusakan alat Biaya yang dikeluarkan karena kerusakan pada periode waktu tertentu

ENGINEERING Biaya maintenance % biaya perawatan terhadap total biaya operasi

ENGINEERING Biaya pemakaian sparepart terhadap penjualan % biaya pemakaian sparepart terhadap total penjualan per bulan

ENGINEERING Biaya utility terhadap penjualan % biaya utility terhadap todal penjualan per bulan

HRD Biaya training total biaya training yang dikeluarkan per karyawan pada periode waktu tertentu

MANAGEMENT Biaya relokasi infrastruktur Rata-rata biaya untuk memindahkan mesin ke lokasi baru

NPD Biaya R&D % biaya R&D terhadap penjualan pada periode waktu tertentu

NPD Keuntungan dari produk baru % profit yang diperoleh dari produk baru pada periode waktu tertentu

PERS&GA Penjualan sampah %Penjualan sampah per bulan terhadap pemakaian material

PERS&GA %Biaya lembur terhadap total penjualan Total biaya lembur terhadap total penjualan per bulan

PROPOSED SMK

 

‐ menyusun prosedur evaluasi SMK sehingga siklus PDCA dapat berjalan 

dengan efektif seperti Gambar 4.1 berikut ini. 

 

Page 3: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

89 

PENGUKURAN KINERJA

EVALUASI KINERJA AKTUAL TERHADAP TARGET

PROSES PERUBAHAN FUNDAMENETAL

EVALUASI PENYEBAB TERJADINYA GAPPROSES PERBAIKAN BERKELANJUTAN

DIGANOSIS PROSES PERBAIKAN

TINDAK LANJUT

FISHBONEANALYSIS

WHY-WHYANALYSIS

Gambar 4.1. Prosedur PDCA Sistem Manajemen Kinerja 

 

‐ karyawan  harus  menjadi  asset  bukan  alat  bagi  perusahaan,  sehingga 

potensi  yang  ada  di  setiap  diri  karyawan  dapat  dikelola  dan 

dikembangkan  sesuai  kompetensi  yang  dimiliki  dan  kebutuhan 

pekerjaan,  untuk  itu  dapat  dibuat  carrer  path  dan  training  need  based  on 

competencies dengan membaginya menjadi  soft  competencies  seperti Tabel 

4.2 dan hard competencies seperti Tabel 4.3 

 

Tabel 4.2 Soft Competencies and Training Need Based On Comptencies 

CODE SOFT (STRUCTURAL) Weight No. TRAINING REQUIREMENT

Interpersonal Skill Mgr SH/SPV INS Mgr SH/SPV INS 1 Basic Mentality

Open Minded x x x 5 4 3 2 Developing Emotional Intelligence (EQ)

Self Confident x x x 5 4 3

Initiative x x x 5 4 3

Self Motivation x x x 5 4 3

Teamwork x x x 5 4 3

Stress Management x x 5 4

Organization Behavior x x 5 4

COMPETENCIES STANDARD

0.4ISS

TARGET LEVELPROFILE

Page 4: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

90 

   Lanjutan Tabel 4.2 Soft Competencies and Training Need Based On Comptencies 

Tabel 4.3. Hard Competencies and Training Need Based On Comptencies COMPETENECIES STANDARD

CODE HARD (FUNCTIONAL) Weight No. TRAINING REQUIREMENT

Engineering Software Application Skill 0.15 Mgr SH/SPV INS Mgr SH/SPV INS 1 Basic MS.Office

Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Power Point) x x - 3-4 1-2 - 2 SAP Logistic

Technical Database Application (SAP Logistic) x x x 3 2 1-2 3 SPSS/MiniTab

SPSS x x - 3 1-2 -

Information Technology (E-mail) x x - 3 2 -

PROFILE

ESAH

TARGET LEVEL

Makna Umum setiap angka level pada soft competency adalah:

Level 1 : Sangat membutuhkan pelatihan dan tidak memenuhi standar minimum perilaku yang dipersyaratkan. Level 2 : Membutuhkan pelatihan meskipun mungkin memenuhi sebagian/beberapa standarminimum perilaku yang dipersyaratkan, namun masih memerlukan peningkatan pada beberapa indikator perilaku yang kritis.Level 3 : Sudah memenuhi standar dan mampu membina diri sendiri sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya. Level 4 : Mampu membina gugus kerja (Grup/Section)), sehingga dapat meningkatkan prestasi gugus kerja. Level 5 : Mampu membina unit bisnis (Dept./Div.) sehingga dapat meningkatkan prestasi unit bisnis. Level 6 : Mampu membina organisasi (BU/Corporate) sehingga dapat meningkatkan prestasi organisasi.

Makna Umum setiap angka level pada hard competency, adalah:

Level 1 : Concept (Mengenal konsep dasar tentang pengetahuan atau keterampilan di bidang tersebut). Level 2 : Applied Concept (Mengetahui secara menyeluruh penerapan konsep tersebut di perusahaan). Level 3 : Working (Mampu menerapkannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat rutin, namun memerlukan bantuan bila masalah yang dihadapi bersifat istimewa. Level 4 : Advanced (Berpengalaman dalam menerapkannya, dapat mengatasi masalah rutin maupun non-rutin di dalam organisasinya tanpa memerlukan bantuan, dapat menjadi pelatih bagi karyawan yang lain. Level 5 : Mastery (Sangat berpengalaman dalam menerapkannya, punya otoritas dalam bidang tersebut yang diakui dalam lingkup perusahaan, dapat mengatasi situasi yang komplek(melibatkan organisasi yang lain) yang belum pernah terjadi sebelumnya).Level 6 : Leading (Mampu mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan yang berhubungan dengan bidang tersebut, mampu mengintegrasikan berbagai bidang lain dengan bidang tersebut untuk perbaikan proses bisnis perusahaan.

Page 5: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

91 

Detail carrer  path  dan  training  need  based  on  competencies  bisa  dilihat  pada 

Lampiran 13. 

 

4.1.2. Hambatan Implementasi 

Untuk mengimplementasikan  SMK    yang  diusulkan,  ada  beberapa  hambatan 

yang teridentifikasi diantaranya: 

‐ Keterbatasan data, masih  ada  variabel  kinerja  yang  saat  ini  tidak dapat 

diukur karena tidak adanya data yang dibutuhkan 

‐ Keterbatasan  sumber  daya,  dalam  hal  ini  tidak  hanya manusia  sebagai 

peng‐input  data  tetapi  juga  belum  adanya media  kuesioner  atau  form 

yang  dapat  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  sebagai  dasar 

pengukuran kinerja 

‐ Sosialisasi, mengingat  SMK    yang  diusulkan merupakan  alat  pengukur 

kinerja  yang  baru  digunakan  maka  tujuan,  cara  pengukuran  dan 

konsekuensi  dari  SMK  ini  harus  disosialisasikan  dengan  baik  kepada 

semua karyawan yang terlibat. 

‐ Komitmen  dari manajemen  dan  seluruh  karyawan.,  dalam  hal  ini  jika 

SMK  ingin digunakan dengan efektif maka harus ada bentuk reward dan 

punishment  sebagai  bentuk  tindak  lanjut  dari  hasil  pengukuran  kinerja. 

Sehingga seluruh karyawan pada seluruh level memiliki komitmen untuk 

mencapai kinerja yang sudah ditargetkan. Untuk memacu karyawan agar 

mencapai  target  kinerja  yang  diharapkan  maka  sebaiknya  pencapaian 

kinerja  juga  dikaitkan  dengan  performance  appraisal    sampai  ke  level 

operasional.   

 

Beberapa  cara  untuk menghadapi  hambatan  untuk mendukung  implementasi 

SMK yang diusulkan akan dibahas pada sub bab Kebutuhan Sumber Daya. 

Page 6: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

92 

4.2. Kebutuhan Sumber Daya 

Untuk menjalankan Sistem Manajemen Kinerja dengan baik maka siklus PDCA 

seperti  yang  dapat  dilihat  pada  Gambar  4.1.  harus  dilakukan.  Dan  untuk 

menjalankan SMK yang sudah dirancang tersebut maka diperlukan sumber daya 

seperti metode pengumpulan data,  sistem pelaporan,  sosialisasi, pelatihan dan 

komitmen.  Komitmen manajamen  dan  seluruh  karyawan memegang  peranan 

penting, karena kesuksesan SMK terletak pada rasa kepemilikan terhadap sistem 

yang dibangun, perubahan budaya kerja dan rancangan SMK yang terintegrasi.  

Tanpa adanya komitmen untuk mau berubah maka SMK  ini akan menjadi sia‐

sia. 

 

4.2.1. Pengumpulan Data 

Berdasarkan Variabel Kinerja  yang  diusulkan maka  pengumpulan  data  untuk 

mengukur kinerja dapat diperoleh dari: 

1. Form 

Dalam hal ini harus dibuat form yang dapat digunakan untuk membantu 

input data. Di mana form tersebut dapat bersifat 

o laporan rutin harian, mingguan atau bulanan  

o laporan non rutin, karena dibuat per projek atau per kasus dalam 

bentuk log book.  

Contoh log book dapat dilihat pada Lampiran 14 

Form yang digunakan dapat berupa: 

o hard copy, di mana karyawan mengisi data manual pada form yang 

disediakan  sesuai periode waktu yang ditentukan  (untuk  laporan 

rutin)  atau  sesuai  tahap penyelesaian proyek  (untuk  laporan non 

rutin). 

Contoh form hard copy dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16 

Page 7: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

93 

o soft  copy,  di  mana  karyawan  mengisi  data  pada  program  yang 

sudah disiapkan, misalnya dengan MS‐Access sehingga data akan 

langsung  tersimpan di komputer dan dapat dicetak  jika  sewaktu‐

waktu dibutuhkan. 

Contoh  tampilan  form  yang  sudah  menggunakan  soft  copy  MS‐

Access dapat dilihat pada Gambar 4.2.  

 

 

Gambar 4.2. Contoh Form dengan Soft Copy MS‐Access 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

94 

Dengan  menggunakan  soft  copy  MS‐Access  seperti  contoh  diatas  pengerjaan 

outgoing inspection bisa menjadi lebih efisien, yaitu: 

‐ lembar  inspeksi  dari  dua  halaman menjadi  tidak membutuhkan  kertas 

sama sekali karena semua data tersimpan di komputer dan dicetak hanya 

jika diperlukan 

‐ waktu  pencatatan  per  produk  semula  sekitar  lima  sampai  enam menit 

menjadi cukup dua sampai tiga menit saja 

‐ jumlah  outgoing  inspector dari  empat orang per  shift menjadidua  sampai 

tiga orang per  shift dan pekerjaan mereka bisa  lebih  fokus untuk patroli 

kualitas di lapangan 

‐ pembuatan  laporan  bulanan  ke  manajemen  tidak  perlu  lagi  diinput 

manual  ke MS‐Excell  tetapi  cukup menarik  data  yang  dibutuhkan  dari 

program MS‐Access tersebut. 

 

2. Kuesioner  

Untuk  data  yang  sifatnya  kualitatif  maka  pengumpulan  data  dapat 

dengan menggunakan kuesioner yang harus diisi oleh departemen atau 

karyawan yang terkait. 

 

3. SAP 

Untuk  data‐data  yang  base‐nya  sudah  ada  di  SAP,  maka  sistem 

pengumpulan  data  dapat  dibuat  terintegrasi  dengan  SAP  yang  sudah 

diimplementasikan di Dynaplast 

 

 

 

 

Page 9: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

95 

4. Wawancara 

Cara ini diperlukan  jika data yang diperlukan bersifat persuasive di mana 

diperlukan data kualitatif yang ditail dan perlu adanya komunikasi dua 

arah. 

 

Contoh metode pengumpulan data untuk masing‐masing varibel kinerja dapat 

dilihat pada Tabel 4.4. 

 

Tabel 4.4. Contoh Metode Pengumpulan Data yang Digunakan 

VARIABEL KINERJA FORMULA SUMBER DATA

Keluhan Pelanggan Berulang % complaint atau defect yang berulang terjadiLog book

Ketepatan kualitas % produk yang dikirim tanpa defect ke customerSAP

Keluhan pelanggan & retur Jumlah customer complaint/returm pada periode waktu tertentuSAP

Tingkat layanan Jumlah komplain yang dapat diselesaikan dan memuaskan, dalam kesempatan pertama FORM Identifikasi Masalah

Daya tanggap Rata-rata waktu yang diperlukan untuk merespon komplain konsumen Log book

Efektifitas penanganan Keluhan Pelanggan % customer complaint yang berhasil diselesaikanLog book

Waktu penyelesaian keluhan pelanggan Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan customer complaint Log book

Cacat produk Jumlah produk 'gagal produksi' dibandingkan dengan total produk yang diproduksi FORM Penyimpangan Mutu

Jumlah complaint baru per bulan Jumlah complaint yang merupakan isue baru pada item yang baru setiap bulan Log book

Critical defect Jumlah retur karena ditemukan critical defect dicustomerMS Access

Major defect Jumlah retur karena ditemukan major defect dicustomerMS Access

Minor defect Jumlah retur karena ditemukan minor defect dicustomerMS Access  

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

96 

4.2.2. Sistem Pelaporan 

Laporan harus dipilah untuk keperluan manajemen puncak, menengah ataukah 

level operasi. 

1. Bagi manajemen puncak, laporan meliputi: 

o trend pencapaian dalam periode waktu tertentu 

o perbandingan dengan kinerja internal masa lalu 

o perbandingan dengan kinerja pesaing (jika ada) 

o target jangka panjang 

o periode laporan  kuartal, semester atau tahunan 

2. Bagi manajemen menengah, laporan meliputi: 

o laporan paling rinci untuk keperluan internal perusahaan 

o memuat semua aspek untuk keperluan pengambilan keputusan 

o periode laporan mingguan sampai bulanan 

3. Bagi level operasi, laporan meliputi: 

o laporan  stasiun  operasi  yang  bersangkutan  dan  stasiun  operasi 

yang terkait langsung 

o efek  yang  ditimbulkan  akibat  ketidaktercapaian  kinerja  yang 

ditargetkan 

o periode laporan harian hingga satu bulan ke depan. 

 

Sistem  pelaporan  harus  dirancang  hingga  dapat  dikomunikasikan  dengan  riil 

(real  time  operating) dan dengan dukungan  sistem  terhubung  (on‐line  sistem), di 

mana untuk Dynaplast dapat menggunakan  sistem  SAP  yang  sudah  ada  atau 

membuat program khusus menggunakan MS‐Access dan program lainnya. 

 

 

 

Page 11: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

97 

Media pelaporan yang dapat digunakan meliputi: 

1. Brifeing harian (morning meeting) untuk level operasional 

2. Meeting mingguan untuk manajemen menengah 

3. Meeting  bulanan,  kwartal  (Management  review  meeting)  dan  tahunan 

(Annual  Operating  Plan)  untuk  manajemen  menengah  dan  manajemen 

puncak. 

 

Isi  Laporan  harus  menunjukkan  siklus  PDCA  yang  sudah  dijalankan  yaitu 

meliputi: 

1. Kinerja aktual terhadap target 

2. Identifikasi penyebab terjadinya gap antara aktual dengan target, di mana 

penyebab  yang  disampaikan  sudah  harus melalui  fishbone  analysis  atau 

why‐why  analysis  sehingga  penyebab  sudah  ditinjau  dari  segi manusia, 

mesin, proses, mold, material, money, lingkungan 

3. Tindakan  perbaikan  dan  pencegahan  yang  akan  dilakukan  beserta 

penanggung jawab dan target waktu penyelesaiannya 

4. Status  dan  evaluasi  atas  tindakan  perbaikan  dan  pencegahan  untuk 

memperbaiki kinerja periode sebelumnya 

5. Perubahan atau tambahan atas tindakan perbaikan dan pencegahan yang 

sudah  dilakukan  agar  dapat  mencapai  target,  disertai  dengan 

penanggung jawab dan target waktu penyelesaiannya 

 

4.2.3. Sosialisasi 

Sebagus  apapun  SMK  yang  dibuat  jika  tidak  disosialisasikan  dengan  intensif 

tidak akan berdaya guna. Sosialisasi sangat penting karena biasanya antara leval 

manajemen  puncak  dan  operasional  ada  gap  yang  cukup  besar  dalam  hal 

pengetahuan dan pemikiran  jangka panjang  yang dimiliki manajemen puncak 

Page 12: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

98 

dengan  kebutuhan  ketrampilan  dan  tindakan  yang  harus  dilakukan  di  level 

operasional. 

 

Media sosialisasi yang dapat digunakan di Dynaplast diantaranya: 

‐ melalui poster yang menonjolkan tujuan dari penerapan SMK yang baru 

‐ rapat pagi (morning meeting) 

‐ rapat koordinasi (mingguan) 

‐ public folder 

‐ kotak saran 

 

Keefektifan  sosialisasi  harus  terus  dipantau  dengan  melakukan  wawancara 

secara acak kepada wakil seluruh level karyawan ataupun audit internal seperti 

ISO untuk memastikan  sejauh mana pemahaman karyawan akan  tujuan SMK, 

metode dan prosedur dari SMK itu sendiri dalam kaitannya dengan visi dan misi 

perusahaan. 

 

4.2.4. Analisis Manfaat Variabel Kinerja 

Didalam  siklus  PDCA  khususnya  tahap  evaluasi  (check)  di  mana  dilakukan 

evaluasi kinerja aktual  terhadap  target  tentunya akan dapat ditemukan kondisi 

di mana masih begitu banyak variabel yang  targetnya belum  tercapai. Apabila 

semua  tindakan perbaikan dilakukan  secara bersamaan  akan  sangat memakan 

waktu,  biaya  dan  tenaga  di mana  efektifitasnya  juga  dapat  diragukan  akibat 

tindakan  yang dilakukan  kurang  fokus. Untuk  itu perlu dilakukan penentuan 

prioritas variabel mana yang perlu didahulukan dilakukan perbaikan. Salah satu 

cara  untuk  menentukan  prioritas  adalah  dengan  memberikan  pembobotan 

terhadap masing‐masing  variabel  kinerja.  Akan  tetapi  karena  besarnya  bobot 

Page 13: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

99 

yang diberikan  bersifat  sangat  subyektif maka pembobotan dilakukan dengan 

metode Group Decision Making‐Multi Criteria, yaitu: 

1. Memberikan variabel kinerja usulan ke tiap Departemen 

2. Setiap  Departemen  menunjuk  lima  orang  yang  dapat  mewakili 

seluruh fungsi baik dari dalam Departemen tersebut maupun dari 

Departemen  lain  yang  memiliki  kepentingan  atas  pencapaian 

variabel  kinerja  untuk  melakukan  pembobotan  pada  masing‐

masing variabel 

3. Setiap variabel kinerja diberi bobot 1 – 10, variabel yang dianggap 

paling penting diberikan bobot yang paling besar sedangkan bobot 

yang  kurang  penting  diberikan  bobot  lebih  rendah.  Total  bobot 

untuk semua variabel kinerja harus sama dengan 100 

4. Jumlahkan  bobot  dari  semua  penilai  dan  hitung  rata‐rata  bobot 

dari masing‐masing variabel 

5. Urutkan  variabel  kinerja  mulai  dari  yang  rata‐rata  bobotnya 

terbesar  hingga  yang  terkecil  untuk  menggambarkan  tingkat 

kepentingan varaibel kinerja mulai dari yang paling prioritas atau 

paling penting. 

 

Selanjutnya  tindakan  perbaikan  diprioritaskan  pada  variabel  yang  belum 

mencapai target dengan bobot terbesar. Dan untuk variabel kinerja dengan bobot 

yang sama maka tindakan perbaikan didahulukan untuk variabel yang gap‐nya 

terbesar. 

Contoh  pemberian  bobot  dapat  dilihat  pada  variabel  kinerja Departemen QA 

pada Tabel 4.5. 

 

 

Page 14: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

100 

Tabel 4.5. Contoh Pembobotan Variabel Kinerja VARIABEL KINERJA FORMULA

PENILAI-1 PENILAI-2 PENILAI-3 PENILAI-4 PENILAI-5 TOTAL RATA-RATA

Keluhan Pelanggan Berulang % complaint atau defect yang berulang terjadi 9 10 10 9 10 48 9.6

Tingkat layananJumlah komplain yang dapat diselesaikan dan memuaskan, dalam kesempatan pertama 10 9 9 10 9 47 9.4

Efektifitas penanganan Keluhan Pelanggan % customer complaint yang berhasil diselesaikan 9 10 9 9 10 47 9.4

Waktu penyelesaian keluhan pelangganRata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan customer complaint 10 9 9 9 10 47 9.4

Critical defect Jumlah retur karena ditemukan critical defect dicustomer 10 9 10 9 9 47 9.4

Daya tanggap Rata-rata waktu yang diperlukan untuk merespon komplain konsumen 9 10 9 10 8 46 9.2

Ketepatan kualitas % produk yang dikirim tanpa defect ke customer 8 9 10 8 8 43 8.6

Keluhan pelanggan & retur Jumlah customer complaint/returm pada periode waktu tertentu 7 6 9 7 8 37 7.4

Cacat produk Jumlah produk 'gagal produksi' dibandingkan dengan total produk yang diproduksi 7 8 7 7 8 37 7.4

Major defect Jumlah retur karena ditemukan major defect dicustomer 8 8 7 8 6 37 7.4

Jumlah complaint baru per bulanJumlah complaint yang merupakan isue baru pada item yang baru setiap bulan 7 7 7 7 8 36 7.2

Minor defect Jumlah retur karena ditemukan minor defect dicustomer 6 5 4 7 6 28 5.6

TOTAL 100.0

BOBOT

4.2.5. Pelatihan yang Diperlukan 

Pelatihan  dapat  berupa  lingkup  pemahaman  secara  global  SMK  itu  sendiri 

sampai  dengan  penggunaan  alat‐alat  bantu  yang  akan  digunakan.  Sehingga 

secara  spesifik  kebutuhan  pelatihan  untuk  menerapkan  SMK  di  Dynaplast 

meliputi: 

1. Pelatihan cara pengumpulan data dan input data baik yang menggunakan 

hard copy maupun soft copy 

2. Pelatihan  untuk  menyamakan  persepsi  data  yang  digunakan  untuk 

mengukur kinerja 

3. Pelatihan penggunaan formula dalam mengevaluasi kinerja 

4. Pelatihan untuk menyamakan persepsi mengenai target yang dimaksud 

5. Pelatihan  bagaimana  cara  menggunakan  data  variabel  kinerja  untuk 

mengevaluasi hasil kerja dan rencana perbaikan ke depan. 

Page 15: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

101 

6. Pelatihan  mengenai  tools  yang  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan 

kinerja  seperti  Fishbone  analysis, Why‐why  analysis,  SPC,  7 QC  Tools,  Six 

Sigma, R&R Gage Analysis dan lain‐lain 

7. Pelatihan  untuk  meningkatkan  kompetensi  karyawan  baik  soft 

competencies maupun hard competencies 

8. Pelatihan  untuk meningkatkan  kinerja  saat  ini  seperti  pelatihan  trouble 

shooting, total productive maintenance dan safety  

 

4.2.6. Alokasi Sumber Daya 

Penentuan  sumber  daya  berkaitan  dengan  siapa  yang  bertanggung  jawab 

mengukur, mengevaluasi dan mendiagnosis serta mengambil keputusan untuk 

menindaklanjuti penyimpangan yang terjadi. Hal ini penting ditekankan karena 

sebaiknya  ada  pihak  independent  sehingga  evaluasi  dan  diagnosiss  dilakukan 

secara  obyektif.  Proses  pengukuran,  pengumpulan  data  dan  evaluasi  sedapat 

mungkin dibuat secara komputerisasi agar tidak menyita waktu kerja produktif. 

Dynaplast  dapat  menunjuk  Departemen  ISO  yang  berada  dibawah  Business 

Development untuk melakukan audit secara reguler untuk memastikan kebenaran 

data  yang  digunakan  untuk  pengukuran  variabel  kinerja,  tindak  lanjut  atas 

variabel kinerja yang belum tercapai, efektifitas dari tindakan yang direncanakan 

serta  memastikan  variabel  kinerja  ditinjau  secara  regular  untuk  disesuaikan 

dengan kondisi persaingan dan tuntutan stakeholder.  

 

4.2.7. Display 

Pencapaian  kinerja  harus  disosialisasikan  agar  setiap  karyawan  terlibat 

mengetahuI sampai sejauh mana kinerja yang dihasilkan, dan apa yang menjadi 

target.  Akan  lebih  baik  lagi  jika  display  tersebut  dilengkapai  dengan  rencana 

tindakan perbaikan dan pencegahan yang mencantumkan PIC (Person In Charge), 

Page 16: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

102 

target  dan  status  sehingga  semua  team  yang  terlibat  concern  untuk 

melaksanakannya. 

Display  sebaiknya  juga  tidak  mencantumkan  banyak  uraian  yang  bersifat 

kualitatif,  sedapat mungkin berupa  angka  atau grafik yang  sederhana, mudah 

dibaca dan mudah dimengerti. Contoh display dapat dilihat pada Lampiran 18. 

 

4.2.8. Performance Appraisal 

Untuk menjalankan  SMK  dengan  konsisten maka  dibutuhkan  komitmen  dari 

semua  level  karyawan  untuk mencapai  kinerja  yang  sudah  ditargetkan.  Salah 

satu  cara  untuk  memacu  karyawan  agar  mencapai  target  kinerja  yang 

diharapkan  maka  sebaiknya  pencapaian  kinerja  juga  dikaitkan  dengan 

performance  appraisal.  Saat  ini  Dynaplast  telah  memiliki  sistem  performance 

appraisal dua  tahun  sekali yaitu di ulan  Juni dan Desember, akan  tetapi  sistem 

performance  appraisal yang  ada belum  cukup  obyektif, belum dikaitkan dengan 

pencapaian  kinerja  dan  belum  sampai  level  operasional.  Untuk memperbaiki 

sistem performance appraisal saat ini maka dapat dilakukan beberapa hal berikut: 

1. Membuat acuan penilaian untuk setiap aspek Performance Appraisal seperti 

yang tertera di Form Penilaian (Performance Appraisal) pada Lampiran 19. 

Untuk  setiap  aspek  performace  appraisal  kemudian  dibuatkan  acuan 

penilaian  agar  setiap  penilai  memiliki  standard  penilain  yang  sama 

seperti contoh acuan penilaian Performance Appraisal pada Lampiran 20. 

2. Untuk memacu karyawan agar mencapai target kinerja yang diharapkan 

maka  sebaiknya  pencapaian  kinerja  juga  dikaitkan  dengan  performance 

appraisal    sampai  ke  level  operasional.    Contoh  acuan  penilaian  dalam 

hubungannya dengan pencapaian kinerja  level operasional dapat dilihat 

pada Lampiran 21. 

Page 17: BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI - · PDF filediukur karena tidak adanya data yang ... kinerja juga dikaitkan dengan performance appraisal sampai ... Critical defect Jumlah retur karena

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI     

103 

3. Membuat  Form  Catatan  Karyawan  agar  penilaian  dilakukan  secara 

obyektif,  berdasarkan  data  dan  bukan  berdasarkan  subyektifitas  atau 

ingatan  penilai.  Contoh  Form  Catatan  Karyawan  dapat  dilihat  pada 

Lampiran 22.