critical appraisal
TRANSCRIPT
CRITICAL APPRAISAL (TELAAH KRITIS) JURNAL KEDOKTERAN
Penerapan hasil penelitian dalam tata laksana pasien memerlukan 3 hal yang perlu dinilai : (VIA)
1. Validitas ( Validity) : apakah penelitian ini valid ? ( 2. Importance : apakah hasil penelitian ini penting secara klinis ?3. Applicability : apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada pasien ?
Area telaah kritis meliputi :
1. Studi diagnosis2. Studi terapi3. Studi Prognosis
PROGNOSIS : kemungkinan luaran suatu penyakit dan frekwensi kejadiannya
Critical Appraisal Studi Prognosis ( menggunakan worksheet terlampir )
1. VALIDITAS ( dinilai pada METHODS )
Studi yang khas untuk prognosis adalah studi Kohort.Hal-hal spesifik dalam telaah kritis validitas studi Kohort adalah :- Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas ?- Apakah follow up dilakukan secara memadai ?- Apakah outcome dinilai dengan criteria obyektif, bila mungkin tersamar?- Apakah diidentifikasi kelompok dengan prognosis yang berbeda ?- Apakah hasil sudah divalidasi pada kelompok subyek yang lain?
2. IMPORTANCE ( dinilai pada RESULTS )- Berapa besar kemungkinan terjadinya outcome dari waktu ke waktu ?- Berapa tepatkah estimasi terjadinya outcome yang diteliti ? (dinilai dengan
penghitungan confidence interval baik terhadap resiko relatif maupun proporsi terjadinya outcome pada waktu – waktu tertentu
3. APPLICABILITY (dinilai pada RESULTS, DISCUSSION dan kemiripan karakteristik pasien)- Apakah pasien kita mirip dengan subyek penelitian?- Aapakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat bila disampaikan kepada
pasien ?
PROGNOSIS JANGKA PANJANG PASIEN DIABETES DENGAN INFARK MIOKARD AKUT PADA MASA REVASKULARISASI AKUT
Ayako Takara, Hiroshi Ogawa, Yasuhiro Endoh, Fumiaki Mori, Jun-ichi Yamaguchi,Atsushi Takagi, Ryo Koyanagi, Tsuyoshi Shiga, Hiroshi Kasanuki, Nobuhisa Hagiwara
Jurnal diambil dari Cardiovascular Diabetology 2010, volume 9, nomor 1 dan diunduh dari http://www.cardiab.com/content/9/1/1
Latar Belakang Penelitian :
- Pengobatan penyakit arteri koroner (Coronary Artery Disease/CAD) berkembang
pesat setelah ditemukannya coronary artery bypass grafting (CABG) dan
percutaneous coronary intervention (PCI). Penemuan obat –obatan antiplatelet,
angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEIs) dan statin juga membuat
perubahan dalam tatalaksana medikamentosa terhadap pasien CAD.
- Beberapa penelitian terdahulu melaporkan bahwa pasien diabetes dengan CAD
memiliki prognosis yang buruk
- Prognosis jangka panjang pasien diabetes dengan acute myocardial infarction ( AMI)
masih belum jelas dan belum ditetapkan standar pengobatan pada kasus ini.
Tujuan Penelitian :
- Membandingkan prognosis jangka panjang pasien AMI pada kelompok diabetes mellitus dan non diabetes mellitus.
- Mengetahui efek berbagai macam pengobatan seperti aspirin, betablocker, calcium antagonis , nitrate, ACE1s, reseptor angiotensin antagonis, dan statin pada harapan hidup penderita diabetes mellitus dengan AMI.
METODE PENELITIAN :
- Design : prospective cohor
- Partisipan : 3021 pasien AMI yang berasal dari 17 rumah sakit di Jepang yang telah terdaftar pada bulan Januari 1999 dan Juni 2001
- Kriteria Inklusi : Pasien AMI dengan onset 48 jam setelah serangan
- Assesment :
Tiga kriteria dasar AMI :
1. Sakit dada atau nyeri dada yang khas2. Peningkatan enzim jantung 3. Gambaran gelombang Q abnormal, sebuah elevasi atau reduksi segmen
ST, perubahan khas gelombang
Dua dari tanda diatas ditemukan maka pasien didiagnosis AMI
Kriteria diagnosis Diabetes Mellitus :
- Pasien diabetes yang sedang menjalani pengobatan dengan obat antidiabetik
- kadar glukosa darah puasa lebih dari ≥ 126 mg/dl - Kadar glukosa darah lebih tinggi dari 200mg/dl 2 jam setelah 75gram
OGTT - Gula darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dll dalam 2 atau lebih pengukuran
Kriteria diagnosis Hipertensi :
Tekanan darah sistolik lebih besar ≥ 140 mmHg / diastolic ≥ 90 mmHg selama berobat di Rumah Sakit ,sebelumnya pasien didiagnosis
Kriteria diagnosis hiperkolestrolemia : Pasien dengan riwayat dislipidemia atau kadar kolesterol total puasa ≥ 220 mg/dl kadar trigliserida puasa ≥ 150 mg/dl
- Kriteria eksklusi : tidak ada
RESULTS :
- Subyek di matching dengan metode statistik- Follow up dilakukan dengan jangka waktu tertentu - Data kematian dicantumkan ( dalam kolom tabel 1)