cpetunjuk penyusunan iso 22000-2005.rev

29
PETUNJUK PENYUSUNAN MANUAL PENERAPAN SISTEM ISO 22000:2005 1. LINGKUP SISTEM Berlaku untuk semua organisasi/produsen baik yang secara langsung atau tak langsung, terlibat dalam seluruh aspek rantai produksi pangan, tanpa mempertimbangkan skala maupun kompleksitas usaha, yang mau menerapkan sistem yang secara konsisten menyediakan produk yang aman dikonsumsi. Organisasi yang secara langsung terlibat termasuk, meskipun tidak terbatas pada, produsen pakan, pemanen/penampung, petani, produsen ingredien/bahan lain, produsen pangan, pengecer, pelayanan makanan, katering, organisasi penyedia pelayanan bahan pembersih (cleaning) dan penyuci hama (sanitizer, transportasi, penyimpanan dan pelayanan distribusi. Organisasi lain yang secara tidak langsung terlibat meliputi, tetapi tidak terbatas pada, pemasok peralatan, pemasok bahan pembersih dan penyuci hama, bahan pengemas dan bahan-bahan yang bersentuhan langsung dengan produk. Standar Internasional ini juga memungkinkan organisasi seperti yang berskalakecil dan/atau kurang berkembang (misalnya usaha budidaya dengan skala kecil, distributor kemasan skala kecil, pengecer atau penjaja makanan skala kecil) dapat menerapkan, upaya-upaya pengendalian. Mempersyaratkan organisasi/produsen untuk: a. Merancang, menerapkan, mengoperasikan, menjaga dan memperbaharui sistem manajemen keamanan pangan (smkp) untuk menyediakan pangan yang, sesuai dengan peruntuk-kan-nya, aman untuk dikonsumsi. b. Menunjukkan pemenuhan/kesesuain dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan keamanan pangan. c. Melakukan evaluasi dan asesmen persyaratan pelanggan dan menunjuk-kan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan yang telah disepakati bersama dengan organisasi/produsen mengenai keamanan pangan, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. d. Mengkomunikasikan secara efektif mengenai isu-isu keamanan pangan dengan pemasok, pelanggan dan pihak-pihak yang terlibat dengan rantai produksi pangan. e. Menjamin bahwa organisasi/produsen memenuhi terhadap kebijakan yang telah dicananngkan oleh Manajemen Perusahaan mengenai keamanan pangan. f. Menunjukkan tentang kesesuaian terhadap standar kepada pihak-pihak yang terkait, dan g. Mendapatkan sertifikasi atau registrasi dari organisasi eksternal, atau atas dasar asesmen maupun pernyataan secara mandiri, bahwa sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan telah memenuhi Standar Internasional ini. 2. ACUAN NORMATIF Dokumen berikut mau tak mau merupakan acuan untuk penerapan Standar Internasional ini. Untuk acuan terkini, hanya edisi tercantum yang digunakan, sedang untuk acuan yang lama, edisi terachir dari dokumen acuan ini yang digunakan (termasuk perobahannya). * ISO 9000:2000, Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan daftar kata. 3. TERMINOLOGI DAN DEFINISI Untuk Standar Internasional ini, terminologi dan definisi diambil dari ISO 9000 (lihat 3.1 s/d 3.17) Untuk memudahkan pengguna Standar Internsional ini, beberapa definisi tertuang dalam ISO 9000 di pakai dengan catatan tambahan yang diberlakukan hanya untuk penerapan yang khusus (Lampiran 1)

Upload: phu-jie

Post on 24-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ISO 22000 : 2005

TRANSCRIPT

  • PETUNJUK PENYUSUNAN MANUAL PENERAPAN SISTEM ISO 22000:2005

    1. LINGKUP SISTEM

    Berlaku untuk semua organisasi/produsen baik yang secara langsung atau tak langsung, terlibat dalam seluruh aspek rantai produksi pangan, tanpa mempertimbangkan skala

    maupun kompleksitas usaha, yang mau menerapkan sistem yang secara konsisten menyediakan produk yang aman dikonsumsi. Organisasi yang secara langsung terlibat

    termasuk, meskipun tidak terbatas pada, produsen pakan, pemanen/penampung, petani, produsen ingredien/bahan lain, produsen pangan, pengecer, pelayanan makanan,

    katering, organisasi penyedia pelayanan bahan pembersih (cleaning) dan penyuci hama (sanitizer, transportasi, penyimpanan dan pelayanan distribusi. Organisasi lain yang

    secara tidak langsung terlibat meliputi, tetapi tidak terbatas pada, pemasok peralatan, pemasok bahan pembersih dan penyuci hama, bahan pengemas dan bahan-bahan yang

    bersentuhan langsung dengan produk.

    Standar Internasional ini juga memungkinkan organisasi seperti yang berskalakecil dan/atau kurang berkembang (misalnya usaha budidaya dengan skala kecil, distributor

    kemasan skala kecil, pengecer atau penjaja makanan skala kecil) dapat menerapkan, upaya-upaya pengendalian.

    Mempersyaratkan organisasi/produsen untuk:

    a. Merancang, menerapkan, mengoperasikan, menjaga dan memperbaharui sistem manajemen keamanan pangan (smkp) untuk menyediakan pangan yang, sesuai dengan

    peruntuk-kan-nya, aman untuk dikonsumsi.

    b. Menunjukkan pemenuhan/kesesuain dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan keamanan pangan.

    c. Melakukan evaluasi dan asesmen persyaratan pelanggan dan menunjuk-kan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan yang telah disepakati bersama dengan

    organisasi/produsen mengenai keamanan pangan, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

    d. Mengkomunikasikan secara efektif mengenai isu-isu keamanan pangan dengan pemasok, pelanggan dan pihak-pihak yang terlibat dengan rantai produksi pangan.

    e. Menjamin bahwa organisasi/produsen memenuhi terhadap kebijakan yang telah dicananngkan oleh Manajemen Perusahaan mengenai keamanan pangan.

    f. Menunjukkan tentang kesesuaian terhadap standar kepada pihak-pihak yang terkait, dan

    g. Mendapatkan sertifikasi atau registrasi dari organisasi eksternal, atau atas dasar asesmen maupun pernyataan secara mandiri, bahwa sistem manajemen keamanan pangan

    yang diterapkan telah memenuhi Standar Internasional ini.

    2. ACUAN NORMATIF

    Dokumen berikut mau tak mau merupakan acuan untuk penerapan Standar Internasional ini. Untuk acuan terkini, hanya edisi tercantum yang digunakan, sedang untuk

    acuan yang lama, edisi terachir dari dokumen acuan ini yang digunakan (termasuk perobahannya).

    * ISO 9000:2000, Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan daftar kata.

    3. TERMINOLOGI DAN DEFINISI

    Untuk Standar Internasional ini, terminologi dan definisi diambil dari ISO 9000 (lihat 3.1 s/d 3.17)

    Untuk memudahkan pengguna Standar Internsional ini, beberapa definisi tertuang dalam ISO 9000 di pakai dengan catatan tambahan yang diberlakukan hanya untuk

    penerapan yang khusus (Lampiran 1)

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 1 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan Standar ISO 22000:2005

    Petunjuk Penyusunan Manual Sistem

    Manajemen Keamanan Pangan

    Dokumen Dept/PIC

    4. SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN 4.1 PERSYARATAN UMUM:

    Perusahaan harus merancang, mendokumentasikan dan

    memelihara sistem manajemen keamanan pangan dan di-update

    apabila diperlukan sesuai dengan persyaratan dari Standard

    Internasional.

    Perusahaan harus menentukan lingkup sistem manajemen

    keamanan pangan berdasarkan produknya atau kategori produk,

    proses and lokasi produksi yang dituangkan dalam sistem

    manajemen keamanan pangan.

    Perusahaan harus :

    a. Menjamin bahwa resiko bahaya terhadap keamanan pangan

    yang kemungkinan dapat terjadi pada produk dalam lingkup

    sistem dapat di identifikasikan, di evaluasi dan dikendalikan

    sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan oleh

    perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, tidak

    akan membahayakan konsumen.

    b. Mengkomunikasikan informasi yang diperlukan sepanjang

    rantai produksi pangan mengenai isu-isu yang terkait dengan

    produk-nya.

    c. Mengkomunikasikan informasi mengenai pengembangan,

    penerapan dan memperbaharui sistem manajemen keamanan

    pangan seluruh karyawan di organisasi/ produsen, sepanjang

    hal ini perlu untuk menjamin keamanan pangan yang

    dipersyaratkan oleh Standar Internasional,dan

    d. Melakukan evaluasi secara berkala, dan

    memperbaharui/update apabila diperlukan, sistem

    manajemen keamanan pangan, untuk menjamin bahwa

    sistem tersebut menggambarkan kegiatan organisasi dan

    menjadikan satu dengan informasi terkini mengenai resiko

    bahaya keamanan pangan yang harus dikendalikan.

    e. Apabila organisasi/produsen memilih menggunakan proses

    dari luar yang dapat mempengaruhi kesesuaian produk akhir,

    organisasi harus menjamin bahwa proses dikendalikan.

    Pengendalian proses yang dari luar tersebut harus di

    identifikasikan dan di dokumentasikan dalam

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 2 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan Standar ISO 22000:2005

    Petunjuk Penyusunan Manual Sistem

    Manajemen Keamanan Pangan

    Dokumen Dept/PIC

    4.2 PERSYARATAN DOKUMENTASI

    4.2.1 UMUM

    Dokumentasi sistem manajemen keamanan pangan harus termasuk:

    a. Pernyataan yang terdokumentasi mengenai kebijakan keamanan

    pangan dan sasaran yang terkait (lihat 5.2).

    b. Prosedur yang terdokumentasi dan rekaman (record) yang

    dibutuhkan oleh Standar Internasional ini, dan

    c. Dokumen yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menjamin

    pengembangan, penerapan dan pembaharuan yang efektif dari

    sistem manajemen keamanan pangan.

    4.2.2 PENGENDALIAN DOKUMEN

    Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh sistem manajemen

    keamanan pangan harus dikendalikan. Rekaman-rekaman adalah

    jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan sesuai persyaratan

    pada 4.2.3

    Pengendalian itu harus menjamin bahwa semua usulan perobahan

    ditinjau sebelum diterapkan untuk menentukan efeknya terhadap

    keamanan pangan dan dampaknya pada sistem manajemen

    keamanan pangan.

    Prosedur yang terdokumentasi harus divuat untuk menentukan

    pengendalian yang dibutuhkan untuk:

    a. Menyetujuikecukupan dokumen-dokumen sebelum diterbitkan.

    b. Melakukan tinjauan dan memperbaharui dokumen sebagaimana

    dibutuhkan dan menyetujui kembali dokumen-dokumen.

    c. Menjamin bahwa perobahan dan status revisi dokumen di

    identifikasi.

    d. Menjamin bahwa versi dokumen terkait yang berlaku tersedia

    pada waktu mau digunakan.

    e. Menjamin bahwa dokumen tetap berlaku dan dapat di

    identifikasi dengan mudah.

    f. Menjamin bahwa dokumen berasal dari eksternal di identifikasi

    dan distribusinya terkendali, dan

    g. Mencegah penggunaan yang tak disengaja dari dokumen yang

    telah tak berlaku, dan menjamin bahwa dokumen teridentifikasi

    pada waktu disimpan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 3 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    4.2.3 PENGENDALIAN REKAMAN

    Rekaman harus dirancang dan dirawat untuk dapat memberikan

    bukti kesesuaian dan operasional yang efektif dari sistem

    manajemen keamanan pangan .

    Rekaman harus tetap absah, dapat di identifikasi dan diambil dengan

    mudah.

    Prosedur terdokumentasi harus dirancang untuk menentukan

    pengendalian yang dibutuhkan dalam identifikasi, penyimpanan,

    perlindungan, pengambilan, lama penyimpanan dan penyebaran

    rekaman.

    5 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

    5.1 KOMITMEN MANAJEMEN:

    Manajemen Puncak/Senior harus memberikan bukti mengenai

    komitmen yang dibuat untuk pengembangan dan penerapan sistem

    manjemen keamanan pangan dan untuk secara terus menerus

    meningkatkan efektifitas sistem dengan:

    a. Menunjukkan bahwa keamanan pangan ditunjang oleh sasaran

    organisasi.

    b. Mengkomunikasi dalam organisasi mengenai pentingnya

    memenuhi persyaratan Standar Internasional ini, peraturan , juga

    persyaratan pelanggan mengenai keamanan pangan.

    c. Merancang kebijakan keamanan pangan

    d. Melakukan tinjauan manajemen,dan

    e. Menjamin tersedianya sumberdaya.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 4 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    5.2 KEBIJAKAN KEAMANAN PANGAN

    Manajemen Senior harus menentukan, mendokumentasikan dan

    mengkomunikasikan kebijakan keamanan pangan

    Manajemen Senior harus menjamin kebijakan keamanan pangan:

    a. Sesuai untuk peranan organisasi dalam rantai produksi pangan

    b. Memenuhi persyaratan peraturan dan ketentuan dan dengan

    kesepakatan bersama dengan pelanggan mengenai persyaratan

    keamanan pangan.

    c. Dikomunikasikan, diterapkan dan dijaga pada seluruh tingkat

    organisas.

    d. Ditinjau untuk kesesuaian secara terus menerus (lihat 5.8)

    e. Mencermati mengenai komunikasi (lihat 5.6), dan

    f. Didukung oleh sasaran yang terukur

    5.3 RANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN

    PANGAN (RSMKP)

    Manajemen Puncak/Senior harus menjamin bahwa:

    a. Rancangan sistem manajemen keamanan pangan dilakukan

    untuk memenuhi persyaratan pada 4.1 demikian juga sasaran

    organisasi yang mendukung keamanan pangan, dan

    b. Integritas sistem manajemen keamanan pangan dijaga apabila

    perobahan pada sistem manajemen keamanan pangan dirancang

    dan di laksanakan.

    5.4 TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN

    Manajemen Puncak/Senior harus menjamin bahwa tanggung jawab

    dan kewenangan ditentukan dan di komunikasikan dalam organisasi

    untuk menjamin operasional yang efektif dan kelanggengan sistem

    manajemen keamanan pangan.

    Seluruh karyawan harus mempunyai tanggung jawab melapor

    masalah terkait dengan sistem manajemen keamanan pangan kepada

    personel yang ditunjuk. Karyawan yang ditunjuk harus diberi

    tanggung jawab dan kewenangan utk memulai dan merekam

    kegiatan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 5 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    5.5 KETUA TIM KEAMANAN PANGAN

    Manajemen Puncak/Senior harus menunjuk ketua tim keamanan

    pangan yang, diluar tanggung jawab sehari-hari lainnya, harus

    mempunyai tanggung jawab dan kewenangan untuk:

    a. Mengelola tim keamanan pangan (lihat 7.3.2) dan meng

    organisasi pekerjaan-nya.

    b. Menjamin diselenggarakan pelatihan dan pendidikan yang

    terkait bagi anggota tim keamanan pangan

    c. Menjamin bahwa sistem manajemen keamanan pangan

    dirancang, dilaksanakan, dipertahankan dan diperbaharui, dan

    d. Melapor kepada manajemen puncak/senior organisasi mengenai

    efektifitas dan kesesuaian sistem manajemen keamanan pangan.

    Catatan: Tanggung jawab ketua tim keamanan pangan dapat

    termasuk sebagai penghubung dengan pihak eksternal mengenai hal-

    hal yang terkait dengan sistem manajemen keamanan pangan.

    5.6 KOMUNIKASI

    5.6.1 KOMUNIKASI EKSTERNAL

    Untuk menjamin bahwa informasi yang cukup mengenai isu-isu

    yang terkait dengan keamanan pangan tersedia pada rantai produksi

    pangan, maka organisasi harus merancang, melaksanakan dan

    mempertahankan pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan:

    a. Pemasok dan kontraktor.

    b. Pelanggan atau konsumen, terutama kaitannya dengan informasi

    produk (termasuk instruksi mengenai peruntukan produk,

    persyaratan khusus mengenai penyimpanan dan, apabila

    diperlukan, daya awet produk), pertanyaan mengenai produk,

    penanganan termasuk perobahan kontrak atau order, dan umpan

    balik pelanggan termasuk pengaduan pelanggan.

    c. Instansi yang berwenang, dan

    d.

    d. Organisasi lainnya yang terkena dampak, atau akan dipengaruhi

    oleh, efektifitas atau penyesuaian dari sistem manajemen

    keamanan pangan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 6 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Komunikasi ini harus memberikan informasi mengenai aspek ke-

    amanan pangan produk yang mungkin terkait dengan organisasi lain

    dalam rantai produksi pangan. Hal ini berlaku terutama pada resiko

    bahaya yang telah diketahui terhadap keamanan pangan yg

    membutuhkan pengendalian oleh organisasi lain dalam rantai pro-

    duksi pangan. Rekaman mengenai komunikasi ini harus dibuat.

    Persyaratan dari instansi yang berwenang dan pelanggan harus

    tersedia.

    Personil yang ditunjuk harus menentukan tanggung jawab dan

    kewenangan untuk melakukan komunikasi eksternal setiap informasi

    mengenai keamanan pangan. Informasi yang didapat melalui

    komunikasi eksternal harus termasuk sebagai masukan untuk

    penyesuaian sistem (lihat 8.5.2) dan tinjauan manajemen (lihat

    5.8.2)

    5.6.2 KOMUNIKASI INTERNAL

    Organisasi harus merancang , melaksanakan dan mempertahankan

    pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan karyawan

    mengenai isu-isu yang memberi dampak terhadap keamanan pangan.

    Untuk menjaga efektifitas sistem manajemen keamanan pangan ,

    organisasi harus menjamin bahwa tim keamanan pangan diberi tahu

    adanya perobahan pada waktunya, termasuk tetapi tidak terbatas

    pada hal-hal berikut:

    a. Produk atau produk baru

    b. Bahan baku, ingredien dan jasa pelayanan

    c. Sistem produksi dan peralatan

    d. Lokasi pengolahan, lokasi pealatan, lingkungan sekelilingnya

    e. Program pembersihan dan penyuci-hamaan

    f. Sistem pengemasan, penyimpanan dan distribusi

    g. Kualifikasi karyawan dan/atau tanggung jwb dan kewenangan

    h. Persyaratan dalam peraturan

    i. Pengetahuan mengenai resiko bahaya terhadap keamanan

    pangan dan tindakan pengendalian

    j. Pelanggan, persyaratan sektor dan lainnya yg dicermati org.

    k. Pertanyaan dari pihak-pihak eksternal

    l. Pengaduan yang menunjukkan adanya resiko bahaya produk

    m. Kondisi lain yang mempunyai dampak thd keamanan pangan Tim keamanan pangan harus menjamin bahwa informasi termsk penyesuaian sistem manajemen keamanan pangan (lht 8.5.2) . Manajemen

    Puncak harus menjamin bahwa informasi terkait termasuk sebagai masukan

    untuk tinjauan manajemen (lht 5.8.2)

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 7 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    5.7 KESIAPAN DARURAT DAN RESPONNYA

    Manajemen Puncak/Senior harus merancang, melaksanakan dan

    mempertahankan prosedur untuk menangani kesiapan situasi

    darurat yang potensial dan musibah yang dapat memberi dampak

    terhadap keamanan pangan dan yang terkait dengan peranan

    organisasi didalam rantai produksi pangan.

    5.8 TINJAUAM MANAJEMEN

    5.8.1 UMUM

    Manajemen Puncak/Senior harus melakukan tinjauan terhadap

    sistem manajemen keamanan pangan di organisasi pada interval

    yang terencana untuk menjamin kesesuaian secara berkelanjutan,

    kecukupannya dan efektifitasnya.

    Tinjauan ini harus termasuk asesmen terhadap peluang untuk

    peningkatan dan kebutuhan untuk merobah sistem manajemen

    keamanan pangan, termasuk kebijakan keamanan pangan.

    Rekaman mengenai Tinjauan Manajemen harus dijaga (lihat 4.2.3).

    5.8.2 MASUKAN TINJAUAN

    Masukan untuk tinjauan manajemen harus meliputi, tetapi tidak

    terbatas pada, informasi mengenai:

    a. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya

    b. Analisis hasil kegiatan verifikasi

    c. Perobahan keadaan yg dpt mempengaruhi keamanan pangan

    d. Kondisi darurat, musibah (lihat 5.7) dan penarikan (7.10.4)

    e. Tinjauan terhadap hasil kegiatan penyesuaian sistem

    f. Tinjauan terhadap kegiatan komunikasi, termasuk umpan balik

    pelanggan (lihat 5.6.1), dan

    g. Audit eksternal atau inspeksi

    Catatan:

    Terminologi withdrawal termasuk recall

    Data harus disajikansedemikian rupa sehingga Manajemen

    Puncak/Senior mampu mengkaitkan informasi terhadap sasaran yang

    dicanangkan pada sistem manajemen keamanan pangan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 8 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    5.8.3 KELUARAN HASIL TINJAUAN

    Keluaran dari hasil tinjauan manajemen harus meliputi keputusan

    dan kegiatan yang terkait dengan:

    a. Jaminan keamanan pangan (lihat 4.1)

    b. Peningkatan efektifitas dari sistem manajemen keamanan

    pangan

    c. Kebutuhan sumberdaya (lihat 6.1), dan

    d. Revisi kebijakan keamanan pangan organisasi dan sasaran

    yang terkait (lihat 5.2).

    6. MANAJEMEN SUMBERDAYA

    6.1 PENYEDIAAN SUMBERDAYA

    Organisasi harus menyediakan cukup sumberdaya untuk

    merancang, melaksanakan, mempertahankan dan menyesuaikan

    sistem manajemen keamanan pangan.

    6.2 SUMBERDAYA MANUSIA

    6.2.1 UMUM

    Tim keamanan pangan dan karyawan lain yang melakukan kegiatan

    yang memberi dampak terhadap keamanan pangan harus kompeten

    dan harus mempunyai pendidikan, pelatihan, keterampilan dan

    pengalaman memadai.

    Apabila diperlukan bantuan dari tenaga ahli eksternal untuk

    mengembangkan, menerapkan, operasional atau asesmen terhadap

    sistem manajemen keamanan pangan, rekaman-rekaman mengenai

    perjanjian atau kontrak menentukan tanggung jawab dan

    kewenangan tenaga ahli eksternal harus ada.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 9 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    6.2.2 KOMPETENSI, KESADARAN DAN PELATIHAN

    Organisasi harus

    a. Mengidentifikasi kompetensi yang perlu bagi karyawan yang

    kegiatannya mempunyai dampak terhadap keamanan pangan.

    b. Menyediakan pelatihan atau mengambil tindakan lain untuk

    menjamin bahwa karyawan mendapatkan kompetensi yang

    diperlukan.

    c. Menjamin bahwa karyawan yang bertanggung jawab melakukan

    pemantauan, koreksi maupun tindakan koreksi terhadap sistem

    manajemen keamanan pangan telah dilatih.

    d. Evaluasi penerapan dan efektifitas kegiatan a, b dan c

    e. Menjamin bahwa karyawan menyadari keterkaitan dan

    pentingnya tugas mereka masing-masing dalam kontribusi untuk

    menjaga keamanan pangan.

    f. Menjamin bahwa persyaratan untuk komunikasi yang efektif

    (lihat 5.6) dipahami oleh seluruh karyawan yang tugasnya

    mempunyai dampak terhadap keamanan pangan.

    g. Memelihara rekaman-rekaman yang layak mengenai pelatihan

    dan kegiatan pada batir b dan c.

    6.3 PRASARANA

    Organisasi harus menyediakan sumberdaya untuk mengadakan dan

    memelihara prasarana yang diperlukan untuk menerapkan

    persyaratan pada Stndar Internacional ini.

    6.4 LINGKUNGAN KERJA

    Organisasi harus menyediakan sumberdaya untuk mengadakan,

    manajemen dan memelihara lingkungan verja yang dibutuhkan

    untuk menerapkan persyarata ada Estndar Internacional ini.

    7 PERENCANAAN DAN REALISASI PRODUK YANG AMAN

    7.1 UMUM

    Organisasi harus merancang dan mengembangkan proses yang

    diperlukan untuk realisasi produk yang aman.

    Organisasi harus melaksanakan, operasi dan menjamin efektifitas

    dari kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan setiap perobahan

    pada kegiatan tersebut. Hal ini termasuk PRP dan juga operacional

    PRP dan/atau HACCP-Plan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 10 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    7.2 PROGRAM KELAYAKAN DASAR (PRE-REQUISITE

    PROGRAMMES - PRP)

    7.2.1 Organisasi harus merancang, menerapkan dan memelihara PRP

    untuk membantu pengendalian:

    a. Peluang mengendalkan resiko bahaya terhadap keamanan

    pangan pada produk dalam lingkungan kerja.

    b. Kontaminasi produk secara biologis, kimiawi dan fisik,

    termasuk kontaminasi silang antara produk. Dan

    c. Tingkat resiko bahaya terhadap keamanan pangan pada produk

    dan lingkungan proses produk.

    7.2.2 PRP harus

    a. Sesuai untuk kebutuhan organisasi yang terkait dengan

    keamanan pangan.

    b. Sesuai dengan ukuran dan jenis operasi dan karakteristik dari

    produk yang diolah dan/atau ditangani.

    c. Diterapkan sepanjang seluruh sistem produksi, apakah sebagai

    program yang diterapkan secara umum atau sebagai program

    yang diterapkan pada produk tertentu atau alur operasional.

    d. Disepakati oleh tim keamanan pangan

    Organisasi harus meng-identifikasi persyaratan dalam peraturan dan

    ketentuan yang terkait dengan PRP.

    7.2.3 Pada waktu memilih dan/atau merancang PRP, organisasi harus

    mempertimbangkan danmemanfaatkan informasi yang dibutuhkan

    (misalnya persyaratan pada peraturan dan ketentuan, persyaratan

    pelanggan, petunjuk pelaksanaan yang diakui. Prinsip-prinsip dan

    petunjuk pelaksanaan (Code of Practices) dari Codex Alimentarius

    Commission secara nasional, internasional atau standard dari sekto)

    Catatan: Lampiran C mengenai daftar pustaka dari Codex yang

    terkait.

    Organisasi harus mempertimbangkan hal-hal berikut pada waktu

    merancang program ini:

    a. Konstruksi dan denah dati bangunan dan perlengkapan terkait.

    b. Denah area pabrik, termasuk tempat kerja dan fasilitas

    karyawan.

    c. Pasokan udara, air, bahan bakar dan perlengkapan lainnya.

    d. Pelayanan pendukung, termasuk tempat pembuangan limbah dan

    limbah cair.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 11 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    e. Kesesuaian peralatan dan mudah dilakukan pembersihan,

    pemeliharaan dan pemeliharaan sebagai pencegahan.

    f. Pengelolaan bahan-bahan yang dibeli (misalnya bahan baku,

    ingredien, bahan kimia dan bahan kemasan), bahan pasokan

    (sepertiair, udara, uap dan es), limbah (limbah produksi dan

    limbah cair) dan penanganan produk (misalnya penyimpanan

    dan transportasi)

    g. Tindakan untuk pencegahan terhadap kontaminasi silang.

    h. Pembersihan dan penyuci-hamaan

    i. Pengendalian hama/binatang pengganggu.

    j. Higiene karyawan

    k. Aspek lain yang diperlukan

    Verifikasi terhadap PRP harus dirancang (lihat 7.8) dan PRP harus

    dimodifikasi seperlunya. Rekaman-rekaman mengenai verifikasi

    dan modifikasi harus dipelihara.

    Dokumen-dokumen agar mengkhususkan bagaimana manajemen

    dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan termasuk PRPnya. manajemen

    7.3 TAHAP AWAL UNTUK MELAKUKAN ANALISIS

    TERHADAP RESIKO BAHAYA (HAZARD ANALYSIS)

    7.3.1 GENERAL

    Semua informasi terkait yang dibutuhkan untuk melakukan analisis

    terhadap resiko bahaya harus dikumpulkan, dipelihara, di update

    dan di dokumentasikan. Rekaman-rekaman harus dipelihara.

    7.3.2 TIM KEAMANAN PANGAN

    Tim Keamanan Pangan harus ditunjuk.

    Tim Keamanan Pangan harus mempunyai kombinasi pengetahuan

    multi-disiplin dan pengalaman dalam mengembangkan dan

    melaksanakan sistem manajemen keamanan pangan. Hal ini

    termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada, produk organisasi, proses,

    peralatan dan resiko bahay terhadap keamanan pangan dalam

    lingkup sistem manajemen keamanan pangan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 12 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    7.3.3 KARAKTERISTIK PRODUK

    7.3.3.1 Bahan baku, ingredien dan bahan-bahan yang kontak dengan

    produk.

    Semua bahan baku, ingredien dan bahan yang kontak dengan

    produk harus di ddiskripsikan dalam dokumen, sejauh mana

    dibutuhkan untuk dilakukan analisis terhadap resiko bahaya

    (Hazard Analysis) (lihat 7.4), termasuk hal-hal berikut, seperlunya:

    a. Karakteristik secara biologis, kimiawi dan fisik

    b. Komposisi dari formulasi ingredien, termasuk bahan tambahan

    (additives) dan bahan pembantu proses.

    c. Asal bahan

    d. Metode produksi

    e. Metode pengemasan dan pengiriman

    f. Kondisi penyimpanan dan daya awet

    g. Penyiapan dan/atau penanganan sebelum digunakan atau di

    proses.

    h. Kriteria atau spesifikasi yang dapat diterima, yang terkait

    dengan keamanan pangan dari bahan dan ingredien yang dibeli

    sesuai untuk peruntukkannya.

    Organisasi harus meng identifikasi persyaratan yang diberlakukan

    dalam peraturan dan ketentuan terkait dengan haldiatas.

    Diskripsi harus divaga tetap up-to-date, termasuk apabila

    dispesyaratkan sesuai dengan para7.7.

    7.3.3.2 Karakteristik produk akhir

    Karakteristik produk akhir harus di diskripsikan dalam dokumen

    sejauh dibutuhkan untuk melakukan analisis terhadap resiko bahaya

    (hazard anlisis), termasuk informasi mengenai hal-hal berikut

    sebagaimana diperlukan;

    a. Nama produk atau identifikasi yang mirip;

    b. Komposisi;

    c. Karakteristik biologis, kimiawi dan fisik terkait dengan

    keamanan pangan;

    d. Daya awet dan kondisipenyimpanan;

    e. Pengemasan

    f. Pelabelan yang terkait dengan keamanan pangan dan/atau

    instruksi untuk penanganan, penyiapan dan penggunaan

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 13 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    g. Metode distribusi

    Organisasi harus identifikasi persyaratan yang diberlakukan dalam

    peraturandan ketentuan yang terkait dengan hal diatas.

    Diskripsi harus dijaga tetap up-to-date termasuk, apabila

    dipersyaratkan, sesuai para 7.7.

    7.3.4 PERUNTUKAN PRODUK

    Peruntukan produk akhir, yang penanganannya memadai, dan

    yang tidak sengaja dilakukan salah penanganan dan salah

    peruntukannya, harus dipertimbangkan dan harus di diskripsikan

    dalam dokumensejauh dibutuhkan untuk melakukan analisis

    terhadap resiko bahaya (hazard analysis) (lihat 7.4)

    Kelompok pengguna dan, yang mana khususnya , kelompok

    konsumen harus di identifikasi untuk setiap produk, dan kelompok

    konsumen yang terutama dikenal rawan terhadap jenis resiko

    ketidak amanan tertentu harus dipertimbangkan.

    Diskripsi harus dijaga tetap up-to-date termasuk, apabila

    dipersyaratkan, sesuai para 7.7.

    7.3.5 DIAGRAM ALIR, TAHAPAN PROSES DAN TINDAKAN

    PENGENDALIAN

    7.3.5.1 Diagram Alir

    Diagram alir harus disiapkan untuk kategori proses atau produk

    yang terliput dalam sistem manajemen keamanan pangan. Diagram

    alir harus merupakan dasar untuk evaluasi kemungkinan terjadinya,

    meningkatnya atau akibatnya resiko bahaya terhadap keamanan

    pangan.

    Diagram alir harus jelas, akurat dan cukup terperinci. Diagram alir

    harus, apabila sesuai, termasuk hal berikut:

    a. Urutan dan interaksi semua tahapan dalam operasional,

    b. Setiap proses yang dilakukan oleh pihal luar dan pekerjaan yang

    di sub-kontrak-kan,

    c. Dimana bahan baku, ingredien dan produk olahan masuk dalam

    alir diagram,

    d. Apabila produk dikerjakan ulang dan di sirkulasi ulang

    e. Apabila produk akhir, produk olahan, produk tambahan dan

    limbah dikeluarkan atau di ambil

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 14 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Menurut para. 7.8, tim keamanan pangan harus melakukan

    verifikasi terhadap akurasi diagram alir dengan melakukan

    pengecekan dilapangan. Rekaman-rekaman mengenai verifikasi

    terhadap diagram alir harus dipelihara.

    7.3.5.2 Diskripsi tahapan proses dan tindakan pengendalian

    Tindakan pengendalian yang ada, parameter proses dan/atau

    diberlakukan parameter yang lebih ketat, atau prosedur yang dapat

    mempengaruhi keamanan pangan, harus di diskripsikan sejauh

    mana diperlukan untuk melakukan analisis terhadapresikobahaya

    (lihat7.4)

    Persyaratan eksternal (misalnya dari instansi yang berwenang atau

    pelanggan) yang dapat memberi dampak pada pilihan dan ketatnya

    tindakan pengendalian harus juga di dijelaskan.

    Penjelasan harus di up-date sesuai dengan 7.7.

    7.4 ANALISIS TERHADAP RESIKO BAHAYA (HAZARD

    ANALYSIS)

    7.4.1 UMUM

    Tim keamanan pangan harus melakukan analisis terhadap resiko

    bahaya untuk menentukan resiko bahaya yang mana perlu

    dikendalikan, tingkat pengendalian diperlukan untuk menjamin

    keamanan pangan, dan kombinasi tindakan pengendalian mana yang

    diperlukan.

    7.4.2 IDENTIFIKASI RESIKO BAHAYA DAN PENENTUAN

    BATAS YANG DAPAT DITOLERANSI

    7.4.2.1 Semua resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang diharapkan

    dapat terjadi dalam kaitannya dengan jenis produk, jenis proses dan

    sarana pengolahan harus di identifikasi dan di rekam. Identifikasi

    harus berdasarkan pada:

    a. Informasi awal dan data yang dikumpulkan sesuai para 7.3

    b. Pengalaman,

    c. Informasi eksternal termasuk , apabil sejauh mana

    memungkinkan, data epidemiologi dan data sejarah lanilla,

    d. Informasi dari rantai produksi pangan mengenai resiko baha-ya

    terhadap keamanan pangan yang mungkin dapat berkaitan

    terhadap keamanan produk akhir, produk loan dan makanan

    yang dikonsumsi.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 15 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Tahapan (dari bahan baku, proses dan distribus) dimana setiap

    kemungkinan terjadinya resiko bahaya terhadap keamanan pangan

    harus di identifikasi.

    7.4.2.2 Apabila dalam identifikasi resiko bahaya, beberaap hal berikut

    harus dipertimbangkan :

    a. Tahapan yang mengikuti operasional tertentu,

    b. Peralatan proses, perlengkapan/pelayanan dan sekitarnya, dan

    c. Hubungan berikutnya dalam rantai produksi pangan.

    7.4.2.3 Untuk setiap resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang telah di

    identifikasi, tingkat toleransi dari resiko bahaya tersebut pada

    produk akhirnya harus di determinasi/ditentukan apabila

    memungkinkan.

    Tingkat toleransi resiko bahaya yang telah di tentukan harus

    dipertimbangkan terhadap adanya persyaratan yang diberlakukan

    dalam peraturan dan ketentuan yang ada, persyaratan mengenai

    keamanan pangan yang diberlakukan pelanggan, peruntukan

    produk yang ditentukan oleh pelanggan dan data lain yang terkait.

    Alasan untuk itu, dan hasil daripada determinasi tersebut harus di

    rekam.

    7.4.3 ASESMEN TERHADAP RESIKO BAHAYA

    Asesmen terhadap resiko bahaya harus dilakukan untuk

    menentukan, bagi setiap resiko bahaya terhadap keamanan pangan

    yang teridentifikasi (lihat 7.4.2), apakah dalam meng-eliminasi atau

    mereduksi resiko sampai pada tingkat yang dapat diterima penting

    untuk menghasilkan produk yang aman, dan apakah pengendalian

    diperlukan untuk menentukan bahwa tingkat yang dapat diterima

    telah tercapai.

    Setiap resikobahaya terhadap keamanan pangan harus di evaluasi

    sesuai dengan kemungkinan tingkat keparahan (severity) terhadap

    gangguan kesehatan dan kemungkinan adanya peluang

    (likelihood/probability) dapat terjadi.

    Metode yang digunakan harus dijelaskan, dan hasil asesmen

    mengenai resiko bahaya terhadap keamanan pangan harus direkam.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 16 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    7.4.4 SELEKSI DAN ASESMEN TERHADAP TINDAKAN

    PENGENDALIAN

    Berdasarkan pada asesmen terhadap resiko bahaya pada para 7.4.3,

    statu kombinasi yang memadai mengenai tindakan koreksi yang

    dilakukan harus diseleksi menurut kemampuan dalam mencegah,

    meng-eliminasi atau mereduksi resiko bahaya terhadap keamanan

    pangan tersebut untuk menentukan tingkat yang dapat ditoleransi.

    Dalam selksi ini, setiap tindakan pengendalian sebagaimana

    dijelasan dalam para 7.3.5.2 harus di tinjau menurut efektifitasnya

    dari resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang teridentifikasi.

    Tindakan pengendalian yang di seleksi harus di kategorikan apakah

    manajemen pengendalian tersebut perlu dilakukan selama

    operasional PRP atau dalam program HACCP.

    Seleksi dan kategorisasi harus dilakukan dengan menggunakan

    pendekatan yang masuk akal, termasuk asesmen mengenai hal-hal

    berikut:

    Efeknya terhadap resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang

    telah teridentifikasi,

    Kelayakan untuk memantau (misalnya kemampuan untuk dipantau

    sesuai waktu tertentu untuk dapat dilakukan tindakan koreksi

    dengan segera,

    Tempatnya dalam sistem yang merupakan tindakan pengendalian

    lainnya.

    Peluang terjadinya kegagalan dalam fungsinya tindakan

    pengendalian atau berbagai variasi proses yang signifikan

    Tingkat keparahan daripada akibatnya dalam kasus adanya

    kegagalan fungsi tindakan pengendalian.

    Apakah tindakan pengendalian secara khusus dibuat dan diterapkan

    untuk meng-eliminasi atau mereduksi secara nyata untuk tingkat

    resiko bahayanya.

    Efek yang sinergis (misalnya interaksi yang terjadi antara dua atau

    lebih tindakan pengendalian yang menghasilkan bahwa

    kombinasi efek ini akan lebih tinggi daripada jumlah efek-efek

    secara mandiri)

    Tindakan pengendalian yang dikategorikan dalam program HACCP

    harus di laksanakan sesuai dengan para 7.6.

    Tindakan pengendalian lainnya harus dilaksanakan sebagai

    Operasional PRP sesuai para 7.5.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 17 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Metodologi dan parameter yang digunakan untuk meng-

    kategorisasikan harus dijelaskan dalam dokumen, dan hasil

    asesmen harus direkam.

    7.5 MERANCANG OPERASIONAL PROGRAM KELAYAKAN

    DASAR (OPERATIONAL PRP)

    Operasional Program Kelayakan Dasar (Operational PRP) harus

    didokumentasikan dan harus termasuk informasi berikut untuk

    setiap program:

    a. Resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang dikendalikan

    dalam programnya (lihat 7.4.4)

    b. Tindakan pengendalian (lihat 7.4.4)

    c. Prosedur pemantauan yang menunjukkan bahwa Operasional

    PRP dilaksanakan,

    d. Koreksi dan Tindakan koreksi harus diambil apabila dari hasil

    pemantauan menunjukkan bahwa Operasional PRP lepas

    konedali (lihat 7.10.1 dan 7.10.2)

    e. Tanggung jawab dan kewenangan

    f. Rekaman hasil pemantauan

    7.6 MENYIAPKAN RANCANGAN/PROGRAM HACCP

    7.6.1 PROGRAM HACCP (HACCP-PLAN)

    Haccp-plan harus didokumentasikan dan harus meliputi informasi

    berikut untuk setiap titik pengendalian kritis (CCP- Critical Control

    Point):

    a. Resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang dikendalikan

    pada CCP nya (lihat 7.4.4);

    b. Tindakan pengendalian (lihat 7.4.4);

    c. Batas kritis (Critical Limit) (lihat 7.6.3)

    d. Prosedur pemantauan (lihat 7.6.4) (Monitoring Procedure)

    e. Koreksi dan Tindakan koreksi diambil apabila batas kritis

    dilampaui (lihat 7.6.5);

    f. Tindakan pengendalian (lihat 7.4.4)

    g. Rekaman hasil pemantauan

    7.6.2 IDENTIFIKASI TITIK PENGENDALIAN KRITIS (CCP)

    Untuk setiap resiko bahaya yang h dikendalikan pada HACCP-Plan,

    CCP harus di identifikasi untuk selanjutnya tindakan

    pengendaliannya dapat di identifikasikan (lihat 7.4.4).

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 18 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    7.6.3 DETERMINASI BATAS KRITIS UNTUK CCP-NYA

    Batas Kritis harus ditentukan untuk merancang pemantauan bagi

    setiap CCP.

    Batas Kritis harus dirancang untuk menjamin bahwa tingkat

    toleransi resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang di

    identifikasikan padaproduk akhir (lihat 7.4.2) tidak dilanggar.

    Batas Kritis harus terukur

    Pada dasarnya untuk Batas Kritis yang telah dipilih harus di

    dokumentasikan.

    Batas Kritis berdasarkan pada data yang sifatnya subyektif (seperti

    pada inspeksi secara visual terhadap produk, proses, penanganan,

    dan sebagainya) harus di dukung oleh instruksi kerja atau

    spesifikasi dan/atau pendidikan dan pelatihan.

    7.6.4 SISTEM UNTUK PEMANTAUAN CCP

    Suatu sistem pemantauan harus dirancang bagi setiap CCP nya

    untuk menunjukkan bahwa CCP dalam pengendalian.

    Sistem harus termasuk semua pengukuran atau observasi/

    pengamatan terjadwalkan yang terkait dengan Batas Kritis.

    Sistem pemantauan harus terdiri dari prosedur-prosedur terkait,

    instruksi kerja maupun rekaman-rekaman yang meliputi hal-hal

    berikut:

    a. Pengukuran atau observasi yang memberi hasil dalam

    kerangka waktu yang cukup;

    b. Sarana pemantauan digunakan;

    c. Metode kalibras yang dapat diterapkan (lihat 8.3)

    d. Frekuensi pemantauan

    e. Tanggung jawab dan kewenangan yang terkait dengan

    pemantauan dan evaluasi dari hasilpemantauan;

    f. Persyaratan dan metode perekaman.

    Metode pemantauan dan frekuensi harus mampu menentukan

    bilamana Batas Kritis telah melewati pada waktunya untuk produk

    yang dipisahkan sebelum digunakan atau di konsumsi.

    7.6.5 TINDAKAN PADA WAKTU HASIL PEMANTAUAN

    MELEWATI BATAS KRITIS

    Koreksi dan Tindakan Koreksi yang dirancang apabila Batas Kritis

    dilewati, harus ditentukan di HACCP-Plan.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 19 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Tindakan tersebut harus menjamin bahwa penyebab ketidak

    sesuaian (non conformormity-NC) di identifikasi, bahwa parameter

    yang dikendalikan pada CCP nya, dikembalikan dibawah kendali

    dan dijaga agar tidak terulang kembali (lihat 7.10.2)

    Prosedur yag terdokumentasi harus dirancang dan dipelihara untuk

    penanganan yang benar terhadap produk yang tidak aman guna

    menjamin bahwa produk yang tidak aman tersebut tidak dilepas

    sebelum dievaluasi(lihat 7.10.3).

    7.7 UPDATING/MENYESUAIKAN INFORMASI DAN

    DOKUMEN AWAL YANG MENENTUKAN SPESIFIKASI

    PRP DAN HACCP-PLAN

    Berikut adalah rancangan Operasional PRP (lihat 7.5) dan/atau

    HACCP-Plan (lihat 7.6), yang mana organisasi harus meng-update

    informasi berikut, apabila diperlukan:

    a. Karakteristik produk (lihat 7.3);

    b. Peruntukan produk (lihat 7.3.4);

    c. Diagram alir proses (lihat 7.3.5.1);

    d. Tahapan proses (lihat 7.3.5.2);

    e. Tindakan pengendalian (lihat 7.3.5.2).

    Apabila diperlukan, HACCP-Plan (lihat 7.6.1) dan prosedur serta

    instruksi kerja untuk PRP (lihat 7.2) harus dilakukan amandemen.

    7.8 RANCANGAN VERIFIKASI

    Rancangan Verifikasi harus menentukan tujuan, frekuensi dan

    tanggung jawab dalam kegiatan verifikasi.

    Kegiatan verifikasi harus memastikan bahwa:

    a. PRP dilaksanakan(lihat 7.2),

    b. Masukan untuk analisis mengenai resiko bahaya (lihat 7.3)

    terus-menerus di-update,

    c. Operasional PRP (lihat 7.5) dan elemen-elemen dalam HACCP-

    Plan (lihat 7.6.1) di laksanakan dan efektif,

    d. Tingkat resiko bahaya pada tingkat toleransi yang telah

    diidentifikasi (7.4.2) dan

    e. Prosedur lainnya yang dipersyaratkan oleh organisasi

    dilaksanakan dan efektif.

    Keluaran (output) dari rancangan ini harus dalam bentuk yang

    sesuai untuk metode operasional yang ditentukan oleh organisasi.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 20 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Hasil verifikasi harus di rekam dan harus dikomunikasikan kepada

    Tim Keamanan Pangan. Hasil verifikasi harus disediakan untuk

    mempermudah analisis dari hasil kegiatan verifikasi (lihat 8.4.3)

    Apabila verifikasi sistem berdasarkan pada pengujian sample dari

    produk akhir, dan yang mana sampel pengujian tersebut

    menunjukkan ketidak-sesuaian (NC) dengan tingkat toleransi resiko

    bahaya (lihat 7.4.2), maka lot produk yang terkena akibatnya resiko

    bahaya tersebut harus ditangani sebagaiproduk yang berpotensi

    tidak aman sesuai para 7.10.3.

    7.9 SISTEM MAMPU TELUSUR (TRACEABILITY SYSTEM)

    Organisasi harus merancang dan menerapkan suatu Sistem

    Mampu Telusur yang dapat untuk meng-identifikasi lot produk

    dan batch yang terkait dari bahan baku, proses dan rekaman

    pengiriman.

    Sistem Mampu Telusur harus dapat meng-identifikasi bahan baku

    yang diterima organisasi dari pemasok langsung dan rute distribusi

    pertama/awal dari produk akhirnya.

    Rekaman Mampu Telusur harus dipelihara pada periode tertentu

    untuk asesmen sistem guna memudahkan penanganan produk yang

    potensial tidak aman dan pada kasus penarikan produk.

    Rekaman harus sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan pada

    peraturan dan ketentuan dan persyaratan pelanggan dam dapa,

    contohnya, berdasarkan pada identifikasi lot produk akhir.

    7.10 PENGENDALIAN KETIDAK-SESUAIAN

    Organisasi harus menjamin bahwa apabila BatasKritis untuk CCP

    dilanggari (lihat 7.6.5), atau apabila Operational PRP lepas

    kendali, produk yang terkena akibatnya di identifikasi dan

    dikendalikan sehubungan dengan peruntukan produknya untuk

    dilepas.

    Prosedur yang terdokumentasi harus dirancang dan dipelihara

    dengan menentukan:

    Identifikasi dan asesmen produk akhir yang terkena akibatnya

    untuk menentukan penanganan yang benar (lihat 7.10.3) dan

    Tinjauan terhadap hasil koreksi dilakukan

    Produk yang diolah dalam kondisi dimana Batas Kritis telah

    dilanggar merupakan produk yang secara potensial tidak aman dan

    harus ditangani sesuai dengan para 7.10.3.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 21 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Produk yang diolah dibawah kondisi dimana Operasional PRP

    belum memenuhi harus dievaluasi berkaitan dengan penyebab

    ketidak-sesuaian dan akibatnya terhadap keamanan pangan dan

    harus , apabila diperlukan, ditangani sesuai para 7.10.3.

    Evaluasi harus direkam.

    Semua hasil koreksi harus disetujui oleh personil yang

    bertanggung jawab, dan harus direkam bersama-sama dengan

    informasi mengenai sifat ketidak-sesuaian, penyebabnya dan

    akibatnya, termasuk informasi yang dibutuhkan untuk tujuan

    mampu telusur terkait dengan ketidak-sesuaian dari lot.

    7.10.2 TINDAKAN KOREKSI

    Data yang berasal dari hasil pemantauan Operasional PRP dan CCP

    harus di evaluasi oleh personil yang ditunjuk dengan pengetahuan

    yang memadai (lihat 6.2) dan kewenangan (lihat 5.2) untuk

    memulai tindakan koreksi.

    Tindakan koreksi harus dimulai apabila Batas Kritis dilewati (lihat

    7.6.5) atau apabila tidak ada kesesuaian dengan Operasional PRP.

    Organisasi harus merancang dan memelihara prosedur

    terdokumentasi yang menentukan tindakan yang diperlukan untuk

    meng-identifikasi dan meng-eliminasi penyebab dari ketidak-

    sesuaian yang terdeteksi, untuk mencegah terulangnya kembali, dan

    untuk mengembalikan proses dan sistem dibawah kendali kembali

    setelah ditemukan ketidak-sesuaian. Tindakan tersebut meliputi:

    a. Tinjauan ketidak-sesuaian (termasuk pengaduan pelanggan),

    a. Tinjauan terhadap trend dari hasil pemantauan yang dapat meng-indikasikan terjadi perkembangan terjadinya lepas

    kendali.

    b. Menentukan penyebat ketidak-sesuaian

    c. Meng-evaluasi kebutuhan untuk tindakan untuk menjamin

    bahwa ketidak-sesuaian tidak terjadi lagi,

    d. Menentukan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan,

    e. Merekam hasil tidakan koreksi yang diambil, dan

    f. Melakukan tinjauan terhadap tindakan koreksi yang diambil

    untuk menjamin bahwa efektif.

    Tindakan koreksi harus di rekam.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 22 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    7.10.3 PENANGANAN PRODUK YANG POTENSIAN TIDAK

    AMAN

    7.10.3.1 Umum

    Organisasi harus menangani ketidak-sesuaian produk dengan

    mengambil tindakan untuk mencegah bahwa produk yang tidak

    sesuai dapat masuk dalam rantai produksi pangan kecuali apabila

    dimungkinkan untuk menjamin bahwa:

    a. Resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang dikhawatirkan

    telah direduksi sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi,

    b. Resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang dikhawatirkan

    telah di identifikasi sampai pada tingkat yang dapat

    ditoleransi,

    c. Produk masih memenuhi tingkat toleransi tertentu dari resiko

    bahaya terhadap keamanan pangan yang dikhawatirkan

    meskipun terjadi ketidak-sesuaian.

    Seluruh lot produk yang mungkin telah terkena dampaknya oleh

    keadaan yang tidak sesuai harus di tahan dibawah kendali

    organisasi sampai produk tersebut di evaluasi.

    Apabila produk yang telah dibawah kendali organisasi, selanjutnya

    ditemukan tidak aman, maka organisasi harus memberi tahu

    pihak yang terkait dan mengambil inisiatif untuk menarik

    (withdrawal) produknya (lihat 7.10.4)

    Catatan:Terminologi withdrawal termasuk recall.

    Pengendalian dan respon yang terkait serta kewenangan untuk

    menanggulangi produk yang potensial tidak aman harus

    didokumentasikan.

    7.10.3.2 Evaluasi pelepasan produk

    Setiap lot produk yang terkena dampak ketidak-sesuaian harus

    dilepas hanya apabila dinyatakan aman, apabila salah satu kondisi

    berikut terjadi:

    a. Bukti selain sistem pemantauan menunjukkan bahwa

    tindakan pengendalian telah efektif,

    b. Bukti menunjukkan bahwa kombinasi dampak dari tindakan

    pengendalian untuk produk tertentu memenuhi dengan kinerja

    yang disengaja (misalnya mengidentifikasi tingkat yang dapat

    ditoleransi sebagaimana di identifikasikan sesuai dengan para

    7.4.2)

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 23 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    c. Hasil pengambilan sampel,analissi dan/atau kegiatan verifikasi lainnya menunjukkan bahwa lot produk yang terkait memenuhi

    dengan tingkat yang dapat ditoleransi yang telah di identifikasi

    untuk resiko bahaya terhadap ketidak amanan pangan.

    7.10.3.3 Penanggulangan ketidak-sesuaian produk

    Evaluasi berikut, apabila lotprocuk tidak sesuai untuk dilepas, hal

    ini harus ditangani oleh salah satu kegiatan berikut:

    a. Diproses ulang or diproses lebih lanjut didalam atau diluar

    organisasi untuk menjamin bahwa resiko bahaya terhadap

    keamanan pangan di eliminasi atau di reduksi samapai pada

    tingkat yang dapat ditoleransi;

    b. Dihancurkan atau dimusnahkan sebagai limbah.

    7.10.4 PENARIKAN PRODUK

    Untuk memudahkan dan mem-fasilitasi penarikan secara tuntas

    dan pada waktunya dari lotproduk akhir yang telah di identifikasi

    sebagai tidak aman:

    a. Manajemen Puncak/Senior harus menunjuk personil yang

    mempunyai kewenangan untuk melakukan inisiatif penarikan

    dan personil yang bertanggung jawab melaksanakan

    penarikan, dan

    b. Organisasi harus merancang dan memelihara prosedur yang

    terdokumentasi mengenai:

    1. pemberi tahuan kepada pihak-pihak yang terkait

    (misalnya instansi berwenang,pelanggan dan/atau

    konsumen)

    2. penanganan produk yang ditarik dan lot produk yang

    masih dalam stok yang ditarik.

    3. urutan tindakan yang diambil.

    Produk yang ditarik harus diamankan atau ditahan dibawah supervisi

    sampai produk di hancurkan, digunakan untuk maksud lain, ditentukan

    aman untuk peruntukannya yang sama (atau lainnya), atau di proses

    ulang sedemikian rupa untuk menjamin bahwa produk menjadi aman

    dikonsumsi.

    Penyebab,sjauh mana dan hasil penarikan harus di rekam dan

    dilaporkan kepada Manajemen Puncak/Senior sebagai masukan

    untuk Tinjauan Manajemen (lihat 5.8.2)

    Organisasi harus verifikasi dan merekam efektifitas

    programpenarikan melalui penggunaan teknik yang benar

    (misalnya simulasi atau pelaksanaan penarikan)

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 24 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    8 VALIDASI, VERIFIKASI DAN PENINGKATAN SISTEM

    MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN

    8.1 UMUM

    Tim Keamanan Pangan harus merancang dan melaksanakan

    proses yang diperlukan untuk melakukan validasi tindakan

    pengendalian dan/atau kombinasi tindakan pengendalian, dan

    untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan sistem manajemen

    keamanan pangan.

    8.2 VALIDASI KOMBINASI TINDAKAN PENGENDALIAN

    Sebelum pelaksanaan tindakan pengendalian dilibatkan dalam

    OperasionalPRPdan HACCP-Plan dan setelah adanya perobahan

    (lihat 8.5.2),organisasi harus melakukan validasi (lihat 3.15)

    bahwa:

    a. Tindakan pengendalian yang terpilih mampu untuk

    mendapatkan pengendalian yang direncanakan terhadap resiko

    bahaya terhadap keamanan pangan , dan

    b. Tindakan pengendalian efektif dan mampu,

    dalamkkkombinasi, menjamin pengendalian resiko bahaya

    terhadap keamanan pangan yang telah di identifikasi untuk

    menghasilkan produk akhir yang memenuhi tingkat toleransi

    tertentu.

    Apabila hasil validasi menunjukkan bahwa satu atau kedua elemen

    diatas tidak dapat dipastikan, maka tindakan pengendalian dan/atau

    kombinasi harus di modifikasi dan dilakukan asesmen ulang (lihat

    7.4.4)

    Modifikasi dapatermasuk perobahan dalamtindakan pengendalian

    (misalnya parameter proses, kerumitan dan/atau kombinasinya)

    dan/atau perobahan pada bahan baku, teknologi pengolahan,

    karakteristik produk,metode distribusi dan/atau peruntukan produk

    akhir.

    8.3 PENGENDALIAN TERHADAP PEMANTAUAN DAN

    PENGUKURAN

    Organisasi harus memberi bukti bahwa metode pemantauan dan

    pengukuran tertentu dan peralatan mencukupi untuk menjamin

    kinerja prosedur pemantauan dan pengukuran.

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 25 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Apabila diperlukan untuk menjamin hasil yang absah, alat

    pengukuran dan metode yang digunakan;

    Harus di kalibrasi atau diverifikasi secara interval tertentu, atau

    sebelum digunakan, tehadap standard ukuran yang dapat

    ditelusuri sesua istandar ukuran internasional atau nasional,

    manakala standard demikian tidak ada, sebagai dasar

    digunakan kalibrasi atau verifikasi harus direkam,

    Harus disesuaikan atau disesuaikan ulang apabila diperlukan

    (adustment)

    Harus di identifikasi untuk memudahkan status kalibrasi

    ditentukan,

    Harus dijaga keamanannya dari penyesuaian (adjustment) yang

    dapat menyebabkan ketidak-absahan hasi pengukuran, dan

    Harus dilindungi dari kerusakan dan menjadi aus.

    Rekaman-rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara.

    Sebagai tambahan, organisasi harus dilakukan asesmen terhadap

    validitas dari hasilpengukuran sebelumnya apabila peralatan atau

    proses ditemukan tidak sesuai dengan persyaratan. Apabila alat

    pengukuran tidak sesuai, organisasi harus mengambil tindakan

    yang sesuai untuk alt dan produk yang tidak sesuai. Rekaman

    hasil asesmen tersebut dan tindak lanjutnya harus dipelihara

    Apabila digunakan pada pemantauan dan pengukuran dari

    persyaratan tertentu, kemampuan perangkatlunak komputer untuk

    memenuhi penerapan harus dipastikan. Hal ini harus dipahami

    sebelumpenggunaan awal dan harus dipastikan apabila

    diperlukan.

    8.4 VERIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN

    PANGAN

    8.4.1 AUDIT INTERNAL

    Organisasi harus melakukan audit internal pada interval sesuai

    rencana untuk menentukan apakah sistem manajemen keamanan

    pangan

    a. Sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan, terhadap

    persyaratan sistem manajemen keamanan pangan yang

    dirancang oleh organisasi, dan terhadap persyaratan pada

    Standard Internasional ini, dan

    b. Dilaksanakan dan di-update secara efektif

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 26 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Program audit harus dirancang, dengan mempertimbangkan

    pentingnya proses dan area yang di audit, demikian juga setiap

    tindakan penyesuaian/updating sebagai hasil audit sebelumnya

    (lihat 8.5.2 dan 5.8.2).

    Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode harus ditentukan.

    Seleksi auditor dan pelaksanaan audit harus menjamin proses

    audit dilakukan secara obyektif dan adil. Auditor tidak boleh

    melakukan audit bidang kerjanya sendiri.

    Tanggung jawab dan persyaratan untuk merancang dan

    melaksanakan audit, dan untuk hasil pelaporan dan pemeliharaan

    rekaman, harus ditentukan dalam prosedur yang terdokumentasi.

    Manajemen bertanggung jawab untuk bidang yang di audit harus

    menjamin bahwa tindakan diambil tanpa keterlambatan untuk

    melakukan eliminasi ketidaksesuaian yang terdeteksi dan

    penyebabnya.

    Kegiatan berikutnya harus termasuk verifikasi terhadap tindakan

    yang diambil dan pelaporan terhadap hasil verifikasi.

    8.4.2 EVALUASI HASIL VERIFIKASI TERSENDIRI

    Tim keamanan pangan harus secara sistematik melakukan

    evaluasi hasil tersendiri dari verifikasi yang dirancang (lihat 7.8)

    Apabila hasil verifikasi tidak menunjukkan kesesuaian dengan

    pengaturan yang dirancang, organisasi harus mengambil tindakan

    untuk mendapatkan kesesuaian yang dipersyaratkan.

    Tindakan tersebut harus termasuk,tetapi tidak terbatas untuk

    dilakukan tinjauan terhadap:

    a. Prosedur yang ada dan hubungan komunikasi (lihat 5.6 dan

    7.7)

    b. Kesimpulan dari analisis resiko bahaya (lihat 7.4), Operasional

    PRP yang dirancang (lihat 7.5) dan HACCP-Plan (lihat 7.6.1)

    c. PRP (lihat 7.2),dan

    d. Efektifitas manajemen SDM dan kegiatan pelatihan lihat 6.2)

    8.4.3 ANALISIS TERHADAP HASIL KEGIATAN VERIFIKASI

    Tim keamanan pangan harus menganalisis hasil kegiatan

    verifikasi,termasuk hasil audit internal (lihat 8.4.1) dan audit

    eksternal. Analisis harus dilaksanakan untuk:

    a. Memastikan bahwa seluruh kinerja sistemmemenuhi

    pengaturan yang direncanakan dan persyaratan sistem

    manajemen keamananpangan yang dirancang olehorganisasi,

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 27 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    b. Identifikasi keperluan untuk meng-update atau memperbaiki

    sistem manajemen keamanan pangan

    c. Identifikasi trend yang meng-indikasikan peningkatan terjadinya produk yang internal mengenai status dan

    pentingnya bidang yang di audit,danpotensial tidak aman,

    d. Merancang informasi untuk merancang program audit

    e. Memberikan bukti bahwa setiap koreksi dan tindakan koreksi

    yang telah diambil efektif.

    Hasil analisis dan yang menghasilkan kegiatan harus direkam dan

    harus dilaporkan, sebenarnya, kepada manajemen puncak/senior

    sebagi masukkan dalam tinjauan manajemen (lihat 5.8.2). Hal ini

    harus digunakan sebagai masukkan untuk meng-update sistem

    manajemen keamanan pangan (lihat 8.5.2).

    8.5 PERBAIKAN

    8.5.1 PERBAIKAN SECARA TERUS MENERUS

    Manajemen Puncak harus menjamin bahwa organisasi secara

    terus menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen

    keamanan pangan melalui penggunaan komunikasi (lihat 5.6),

    tinjauan manajemen (lihat 5.8),audit internal (lihat 8.4.1), evaluasi

    terhadap hasil verifikasi secara tersendiri (lihat 8.4.2), analisis

    hasil kegiatan verifikasi (lihat 8.4.3), validasi terhadap kombinasi

    tindakan pengendalian(lihat 8.2),tindakan koreksi (lihat 7.10.2)

    dan update sistem manajemen keamanan pangan.

    Catatan:

    ISO9001 mencermati perbaikan secara terus menerus terhadap

    efektifitas sistem manajemen mutu. ISO 9004 memberikan

    petunjuk mengenai perbaikan secara terus menerus menerus

    terhadap efektifitas dan efisiensi sistem manajemen mutu, diluar

    apa yang dicermati dalam ISO 9001.

    8.5.2 UPDATE SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN

    Manajemen Puncak harus menjamin bahwa sistemmanajemen

    keamanan pangan di-update secara terus-menerus.

    Untuk mendapatkan hal ini, tim keamanan pangan harus meng-

    evaluasi sistem manajemen keamanan pangan pada interval yang

    terencana. Tim harus kemudian mempertimbangkan apakah perlu

    dilakukan tinjauan terhadap analisis resiko bahaya (lihat 74),

    Operacional PRP yang telah dirancang (lihat 7.5) dan HACCP-

    Plan (lihat 7.6.1)

  • PEDOMAN KEAMANAN

    PANGAN

    Dibuat oleh: Halaman: 28 dari 29

    Tanggal:

    Divalidasi oleh: Revisi: 0/A/007

    Dokumen:: IP/QA/001/007

    Pasal Persyaratan

    Implementasi Dokumen Dept/PIC

    Evaluasi dan update kegiatan harus berdasarkanpada:

    a. Masukkan dari komunikasi, baik eksternal maupun internal

    sebagaiman pada 5.6

    b. Masukkan dari informasi lanilla mengenai kesesuaian,

    kecukupan dan efektifitas sistemmanajemen keamanan

    pangan,

    c. Keluaran dari analisis hasil kegiatan verifikasi (lihat 8.4.3),

    dan

    d. Keluaran dari tinjauan manajemen (lihat 5.8.3)

    Kegiatan meng-update sistemnya harus direkam dan dilaporkan,

    dengan benar, sebagai masukkan dalamtinjauan manajemen (lihat

    5.8.2).