cpd
TRANSCRIPT
CPD, cephalopelvic disproportion (ketidakseimbangan ukuran kepala janin dan
panggul)
BIDANG HODGE
Hodge I : sama dengan pintu atas panggul
Hodge II : sejajar HI melalui pinggir bawah sympisis
Hodge III : sejajar HI melalui spina isciadica
Hodge IV : sejajar HI melalui ujung os coccygis
CPD – CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
January 16th, 2011
berikut akan dijelaskan tentang CPD. diambil dari makalah saya. agak panjang. silahkan
disimak.
Seperti yang kita ketahui, panggul terdiri dari empat jenis,yaitu
* Ginekoid, adalah jenis panggul “ideal” yang dimiliki oleh sekitar 45% perempuan.
Bentuk pintu atas panggulnya hampir bulat, melintang kiri dan kanan mirip lingkaran,
sementara dinding sampingnya lurus.
* Android, hanya 15% perempuan yang memiliki panggul jenis ini. Bentuk pintu atasnya
menyerupai segitiga. Dinding samping panggul membentuk sudut yang semakin
menyempit ke bawah.
* Antropoid, bentuknya lonjong seperti telur ke arah depan. Dinding samping panggul
berbentuk lurus. Wanita yang memiliki jenis panggul ini diperkirakan mencapai 35%.
* Platipelloid, bentuk pintu atas panggul seperti kacang atau ginjal. Dinding samping
panggul membentuk sudut yang makin lebar ke arah bawah. Ada 5% perempuan yang
memilikinya.
Namun jenis- jenis panggul berhubungan dengan faktor-faktor ras dan sosial ekonomi,
frekuensi dan ukuran jenis panggul berbeda-beda di setiap bangsa. Sebagai contohnya,
ukuran standar untuk panggul wanita Eropa berbeda dengan wannita Asia.
Pada panggul dengan ukuran normal, kelahiran per vaginaan janin dengan berat badan
yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena pengaruh gizi,
lingkungan atau hal-hal lain, ukuran-ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil daripada
standar normal,sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalinan per vaginaan. Terutama
kelainan pada panggul android dapat menimbulkan distosia yang sukar diatasi. Di samping
panggul-panggul sempit karena ukuran pada empat jenis pokok tersebut di atas kurang dari
normal, terdapat pula panggul-panggul sempit yang lain, yang umumnya juga disertai
perubahan dalam bentuknya.
Cara paling mudah untuk memprediksi apakah seorang wanita berpanggul sempit atau
tidak, adalah melalui tinggi badannya. Wanita dengan tinggi kurang dari 145 cm
berpotensi lebih tinggi untuk memiliki panggul sempit. Tetapi pada dasarnya jika tinggi
badan kurang dari 145 cm pun, jika ukuran kepala dan tubuh bayi kecil, misalnya seperti
pada bayi lahir prematur dengan usia kehamilan 6-7 bulan, maka persalinan normal masih
dimungkinkan. Sebaliknya, jika tinggi badan lebih dari 145 cm pun, jika ada kondisi-
kondisi tertentu, bisa saja memiliki kendala untuk melahirkan normal. Kendala-kendala
tersebut antara lain :
• Ukuran kepala bayi. Jika ukuran kepala dan badan terlampau besar melebihi ukuran jalan
lahir (panggul) ibu, walaupun ibu tergolong tinggi tetap saja Anda harus melahirkan
melalui bedah sesar.
• Kelainan panggul, tipe panggul ginekoid (panggul normal wanita) dapat melahirkan
secara vaginal sedangkan tipe panggul lain tidak dapat seperti panggul yang tidak simetris,
dan android (panggul pria)
• Kelainan letak bayi, jika posisi bayi tidak sesuai seperti yang diharapkan tentu akan
menyulitkan persalinan.
Mengukur Panggul
Waktu paling tepat untuk mengukur panggul adalah saat kehamilan berusia 36 minggu.
Pada saat itu, dokter dapat menentukan kemungkinan Anda untuk dapat melahirkan secara
normal. Pengukuran terutama menyangkut diameter maupun luas masing-masing pintu
panggul. Semakin luas panggul Anda, teorinya semakin mudah pula bayi keluar.
Sebaliknya, semakin sempit panggulnya, maka makin besar kemungkinan timbulnya
kesulitan dalam persalinan.
Pemeriksaan dilakukan meliputi :
• Pemeriksaan Secara Klinis. Teknisnya dokter akan memasukkan dua jarinya (jari
telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang
belakang/promontorium. Setelah itu, dokter akan menghitung jarak dari tulang kemaluan
hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah
panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm.
Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina ischiadika atau tonjolan tulang
panggul yang teraba menonjol atau tidak, dan sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat
dan intertuberosum lebih dari 8 cm untuk mengetahui panggul bawah luas.
• Pemeriksaan Radiologi/ rontgen. Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu,
menggunakan alat rontgen. Hasil foto kemudian dianalisa untuk mengetahui ukuran
panggul. Mulai dari pintu atas panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul.
Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul
sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Kondisi panggul
sempit dikenal pula dengan sebutan Cephalopelvic Disproportion (CPD). Berdasarkan data
American College of Nurse Midwives (ACNM), CPD ditemukan pada 1 dari 250
kehamilan. CPD terjadi jika kepala bayi atau ukuran tubuh bayi lebih besar daripada luas
panggul ibu. Sehingga dalam proses persalinan, bayi tidak mungkin dapat melewati
panggul ibu, Jika telah diketahui adanya kondisi CPD, maka jalan paling aman untuk
melahirkan adalah melalui bedah cesar.
v Persangkaan Panggul sempit
Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :
1. Aprimipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
2. Pada primipara ada perut menggantung
3. pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit
4. kelainan letak pada hamil tua
5. kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
v Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
1. Kesempitan pintu atas panggul
2. kesempitan panggul tengah
3. kesempitan pintu bawah panggul
Ø Kesempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau konjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau
diameter transversa kurang dari 12 cm. kesempitan pada konjugata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit
seluruhnya). Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala
tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami
tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteriserta lambannnya pendataran dan
pembukaan serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan
sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya
pula terjadinya prolapsus funikuli. Pada panggul picak turunnya belakang kepala bias
tertahan dennga akibat terjadinya defleksi kepala, sedang pada panggul sempit seluruhnya
ditemukan rintangan pada semua ukuran; kepala memasuki rongga panggul dengan
hiperfleksi.
Ø Kesempitan panggul tengah
Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding panggul tidak berkonvergensi,
foramen iskiadikum mayor cukup luas, dan spina iskiadika tidak menonjol ke dalam, dapat
diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya
kepala janin. Apabila ukurannya kurang dari 9,5 cm, perlu kita waspada terhadap
kemungkinan kesukaran pada persalinan, apalagi bila diameter sagitalis posterior juga
pendek. Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis
posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse arrest).
Ø Kesempitan pintu bawah panggul
Pintu bawah panggul merurpakan bidang yang tidak datar, tetapi terdiri atas segitiga depan
dan segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberum. Apabila
ukuran yang terakhir ini lebih kecil daripada biasa, maka sudut arkus pubis mengecil
pula(kurang dari 80°). Agar kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar
pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior yang
cukup panjang persalinan per vaginaan dapat dilaksanakan, walaupun dengan perlukaan
luas pada perineum.
Prognosis
Apabila persalinan dengan disproporsi sefalopelvik dibiarkan berlangsung sendiri tanpa
pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya bagi ibu dan janin.
Ø Bahaya bagi ibu
· Partus lama seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil, dapat
menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum.
· Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat timbul
regangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi patologik. Keadaan ini
terkenal dengan nama rupture uteri mengancam; apalagi jika tidak segera diambil tindakan
untuk mengurangi regangan maka akan timbul rupture uteri (robek uterus).
· Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalipelvik, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal itu
menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia dan kemudian nekrosis
pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi fistula vesikoservikalis, atau
fistula vesikovaginalis, atau fistula rektovaginalis.
Ø Bahaya bagi janin
· Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal,apalgi jika ditambah dengan infeksi
intrapartum.
· Prolapsus funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan
harus diusahakan kelahirannya dengan segera apabila ia masih hidup.
· Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala janin dapat melewati rintangan pada
panggul dengan mengadakan moulage. Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa
akibat ynag jelek sampai batas-batas tertentu, akan tetapi apabila batas-batas tersebut
terlampaui, terjadi sobekan padatentorium serebelli dan perdarahan intracranial
· Selanjutnya tekanan oleh promontorium terkadang oleh simfisis pada panggul picak
menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin, selain itu dapat
pulabmenimbulkan fraktur pada os parietalis.
PENANGANAN
Dewasa ini 2 tindakan dalam penanganan disproporsi sefalopelvikyang dahulu banyak
dilakukan tidak diselenggarakan lagi. Cunam tinggi dengan menggunakan axis-traction
forceps dahulu dilakukan untuk membawa kepala janin – yang dengan ukuran besarnya
belum melewati pintu atas panggul – ke dalam rongga panggul dan terus keluar. Tindakan
ini ini sangat berbahaya bagi janin dan ibu, kini diganti oleh seksio sesarea yang jauh lebih
aman. Induksi partus prematurus umumnya juga tidak dilakukan lagi. Keberatan tindakan
ini ialah kesulitan untuk menetapkan apakan janin walaupun belum cukup bulan, sudah
cukup tua dan besar untuk hidup dengan selamat di luar tubuh ibu dan apakah kepala janin
dapat dengan aman melewati kesempitan pada panggul ibu.
Selain seksio sesarea, dapat pula dilakukan partus percobaan, simfisiotomia dan
karsiotomia. Namun simfisiotomia jarang sekali dilakukan di Indonesia, sedangkan
kraniotomia hanya dilakukan pada janin mati.
v Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai
atau pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung
selama beberapa waktu.
eksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan
karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau karena terdpat disproporsi sefalopelvik
yang nyata. Selain itu seksio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada
factor-faktor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigrvida tua, kelainan letak janin
yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa infertilitas yang
lama, penyakit jantung dan lain-lain.
Seksio sesarea sekundar dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau
karena timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-
syarat untuk persalinan per vaginam tidak atau belum dipenuhi.
v Persalinan percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua diadakan
penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang dan hubungan
antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa
persalinan dapat berlangsung per vaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk
menyelenggarakan persalinan percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan
suatu test terhadap kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin;
kedua fakto ini tidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa
waktu.
Pemilihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan dengan cermat. Di atas
sudah dibahas indikasi-indikasi untuk seksio sesarea elektif; keadaan-keadaan ini dengan
sendirinya merupakan kontra indikasi untuk persalinan percobaan. Selain itu, janin harus
berada dalam presentasi kepala dan tuanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu. Karena
kepala janin bertambah besar serta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung
dengan kemungkinan adanya disfungsi plasenta, janin mungkin kurang mampu mengatasi
kesukaran yang dapat timbul pada persalina percobaan. Perlu disadari pula bahwa
kesempitan panggul dalam satu bidang, seperti pada panggul picak, lebih menguntungkan
daripada kesempitan dalam beberapa bidang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
§ Pengawasan terhadap keadaan ibu dan janin. Pada persalina yang agak lama perlu dijaga
agar tidak terjadi dehidrasi dan asidosis
§ Pengawasan terhadap turunnya kepala janin dalam rongga panggul. Karena kesempitan
pada panggul tidak jarang dapat menyebabkan gangguan pada pembukaan serviks
§ Menentukan berapa lama partus percobaan dapat berlangsung
v Simfisiotomi
Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul
kanan pada simfisis agar rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan ini tidak banyak
lagi dilakukan karena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya indikasi ialah apabila
pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum berat, sehingga
seksio sesarea dianggap terlalu berbahaya.
v Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-berlarut dan dengan janin sudah meninggal,
sebaiknya persalina diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika panggul
demikian sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi, terpaksa
dilakukan seksio sesarea.
http://siiqebo.com/2011/01/16/126/
24 NOVEMBER 2009
PANGGUL SEMPIT
PENDAHULUAN
Untuk berhasilnya suatu persalinan spontan, harus diperhatikan 3 faktor penting
yaitu jalan lahir, janin, dan kekuatan-kekuatan pada ibu.(1,2)
Jalan lahir dibagi atas :
a). Bagian tulang terdiri dari tulang panggul dan sendi-sendinya.
b). Bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan dan ligamentum.
ANATOMI PANGGUL NORMAL
Bidang dan ukuran panggul
Karena panggul berbentuk khas, sukar untuk menetapkan masing-masing bidang
pada lokasi yang tepat. Untuk memudahkan, ditentukan 3 bidang khayal dalam rongga
panggul : 1) Pintu atas panggul 2) Ruang tengah panggul 3) Pintu bawah panggul.
Tulang-tulang panggul terdiri dari :
1. Os cocsae, yang terdiri dari :
a. Os ilium
b. Os iscium
c. Os pubis
2. Os sacrum
3. Os cocsigeus
Secara fungsional, panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis,
disebut juga false pelvis. Pelvis minor (true pelvis) adalah bagian pelvis yang terletak
dibawah linea terminalis, yang mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus
dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat dan tidaknya bayi
melewatinya.(1,2,3)
Bidang atas saluran ini, normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas panggul
(pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang seperti pintu atas
panggul, akan tetapi terdiri dari dua bidang disebut pintu bawah panggul (pelvic
outlet). (1,2,3)
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ruang panggul
mempunyai ukuran yang paling luas dibawah pintu atas panggul, akan tetapi menyempit di
panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina ischiadica yang kadang-kadang menonjol
kedalam ruang rongga panggul. (1,2,3)
PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium
corpus vertebrae sacral 1, linea innominata (terminalis) dan pinggir atas simfisis (1,2,3)
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis pubis ke promontorium lebih kurang 11 cm,
disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang
11,5 – 13 cm disebut diameter trasversal. Bila ditarik garis dari articulatio sakroiliaka ke
titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea
innominata disebut diameter oblique, kurang lebih 13 cm. (1,2,3)
Konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dikurangi 1,5 cm. konjugata
obstretika jarak dari bagian tengah simfisis ke promontorium.
PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul bukan merupakan bidang datar, tetapi tersusun atas dasar dua
bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga yaitu bidang yang dibentuk oleh garis
antara kedua buah tubera ossis ischii dengan ujung os sacrum dan segitiga lainnya yang
alasnya juga garis antara kedua buah tubera ossis ischii dengan bagian bawah simfisis.
Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung kebawah dan membentuk sudut (arcus pubis).
Dalam keadaan normal, besarnya sudut ini 90o atau lebih sedikit. (1,2,3)
Bila kurang sekali dari 90o maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan karena
memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tubera ossis ischii adalah
10,5 cm.
RUANG PANGGUL (PELVIC CAVITY)
Ruang panggul diatas pintu atas panggul mempunyai ukuran yang paling luas. Di
panggul tengah terdapat penyempitan setinggi kedua spina ischiadika. Jarak antara kedua
spina ini (distansia interspinarum) normalnya 10,5 cm. (1,2,3)
PELVIMETRI RADIOLOGI
Pelvimetri bertujuan untuk mengukur pelvis. Indikasi pemeriksaan harus dilakukan
secara tepat terutama untuk kasus-kasus yang dengan pemeriksaan klinis diduga kuat
adanya disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu. Banyak cara yang dipakai untuk
mengukur pelvis, semuanya bertujuan untuk mengukur garis-garis terpenting pelvis dan
mengadakan koreksi untuk distorsi yang ditimbulkan oleh magnifikasi pada radiogram.
Yang paling sederhana adalah cara cochler sussman yang dimodifikasi. Dengan ini dibuat
2 radiogram antero-posterior dan lateral pelvis yang penting diukur adalah konjugata vera,
panggul tengah dan panggul bawah. Perlu juga dinilai sakrum yang konkaf atau sakrum
yang lurus karena dapat mempengaruhi jalannya persalinan. Turunnya kepala dinilai
terhadap spina ischiadika. Pada proyeksi ini diukur diameter melintang pintu atas panggul,
jarak antara spina ischiadika panggul tengah dan jarak antara kedua tuber ischiadikum
panggul bawah.
Selain ukuran – ukuran panggul, perlu diketahui 4 bentuk dasar panggul, yaitu
ginekoid, android, antrofoid dan platipheloid. Bentuk ginekoid menunjukan pintu atas
panggul yang bundar. Bentuk antropoid diameter melintangnya lebih sempit daripada
konjugata vera sebaliknya panggul plathipeloid bentuknya lonjong dengan aksis panjang
dalam keadaan melintang. Akhirnya panggul android bentuknya seperti segitiga dan
ukuran –ukurannya agak sempit. Dalam praktek, konjugata vera dan diameter
intertspinosum merupakan ukuran-ukuran yang terpenting, terutama konjugata vera, dalam
menentukan suatu proses persalinan.
DEFINISI
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 – 2 cm kurang dari ukuran yang
normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet, midpelvis, outlet atau kombinasi dari
ketiganya. (1,2,3,4,5)
KLASIFIKASI
Pembagian panggul sempit (1,2,3,4)
1. kesempitan pintu atas panggul (pelvic outlet)
a. pembagian tingkatan panggul sempit
tingkat I : CV = 9 - 10 cm = borderline
tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relatif
tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim
tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)
b. pembagian menurut tindakan
CV = 8 – 10 cm = partus percobaan
CV = 6 – 8 cm = SC primer
CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)
Inlet dianggap sempit bila CV <10>
2. Kesempitan mid pelvis
Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan
dengan rontgen pelvinometri. Dengan pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan
kesempitan midpelvis kalau
- spina menonjol mid pelvis arrest
- side walls konvergen
- ada kesempitan outlet
mid pelvic contraction dapat memberi kesulitan sewaktu partus sesudah kepala
melewati pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya merupakan
kontraindikasi untuk forceps karena daun forceps akan menambah sempitnya ruangan.
3. kesempitan outlet
adalah bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm.
Kesempitan outlet, meskipun tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat
menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala janin
terpaksa melalui ruangan belakang.
KOMPLIKASI
1. saat persalinan (1,2,5)
komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada kesempitan panggul.
a. persalinan akan berlangsung lama
b. sering dijumpai ketuban pecah dini
c. karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali pusat menumbung.
d. Maulage kepala berlangsung lama
e. Sering terjadi insertia uterus sekunder
f. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan didapati insersia uteri primer
g. Partus yang lama akan menyebabkan peregangan SBR dan bila berlarut-larut akan
menyebabkan ruptur uteri.
h. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intra partal
i. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan lunak menyebabkan
edema dan hematoma jalan lahir yang kelak akan menjadi nekrotik dan terjadilah
fistula.
2. pada anak (1,2,3,5)
a. infeksi intra partal
b. kematian janin intra partal
c. prolaps funikuli
d. perdarahan intrakranial
e. caput succedaneum dan cepalohematoma yang besar
f. robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage yang hebat dan
lama
g. fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh karena alat-alat
yang dipakai.
PROGNOSIS
1. Bahaya pada ibu ialah(1,2,3, 4)
- partus berlangsung lama
- terjadi ruptur uteri
- terjadi fistula karena anak terlalu lama menekan pada jalan lahir, terjadi edema, nekrosis
yang kemudian mengakibatkan vesiko vaginal, vesiko-cervical, atau recto-vaginal
fistel
- infeksi intra partum
- simfisiolisis
2. bahaya bagi anak ialah(1,2,3,4)
- persalinan lama akan menyebabkan KJIP dan memberikan angka kematian janin yang
tinggi.
- Pada panggul sempit sering terjadi ketuban pecah dini dan kemudian infeksi intrapartum
- Terjadi prolaps funikuli
- Dengan moulage memang terjadi pengecilan ukuran kepala. Pengecilan sampai 0,5 cm
tidak merusak otak, pengecilan melebihi 0,5 cm akan berakibat buruk terhadap anak
atau kematian.
PENANGANAN
Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang menentukan apakah
anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang memegang peranan
dalam prognosa persalinan. (1,2)
Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan
persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm dan
anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut. (1,2,
a. CV 8,5 - 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan
partus spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria
sekunder atas indikasi obstetric lainnya
b. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
c. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada : (1,2,3,4,5)
- his atau tenaga yang mendorong anak.
- Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
- Bentuk panggul
- Umur ibu dan anak berharga
- Penyakit ibu
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 1986 : 102 – 115, 637-647
2. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua, EGC, Jakarta, 1999: 75-82, 323-328
3. William Obstetrics, 21th ed, Mc Graw-Hill, Singapore, 2001
4. Current Obstetric and Ginecology Diagnosis and Treatment, 8th ed, Appleton and Lange,
Norwalk, 1994
5. Disproporsi Sefalo Pelvic, Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002: M-56
6. Radiologi diagnostik, editor R. Sjahrial, K Sukanto, E Iwan, Balai Penerbit FKUI Cetakan
ketujuh, 2001
Panggul Sempit
Posted on May 14, 2010. Filed under: Health and Medicine |
LATAR BELAKANG
Panggul sempit dapat didefinisikan secara anatomi dan secara obstetri. Secara anatomi
berarti panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka normal
sebanyak 1 cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih
diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.
Pengertian ini jangan dicampur-adukkan dengan disproporsi (ke-tidak-seimbangan) secara
umum. Contohnya panggul ukuran normal tetapi bayi ukurannya besar sehingga tidak
seimbang antara ukuran bayi dengan jalan lahir. Panggul sempit tetap bayinya
kecil/prematur maka masih bisa bayinya lahir secara normal.
Faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk panggul
Perkembangan: bawaan lahir atau keturunan.
Suku bangsa.
Nutrisi: gangguan gizi (malnutrisi)
Faktor hormon: kelebihan androgen menyebabkan panggul jenis android
Metabolisme: ricketsia dan osteomalasia.
Trauma, penyakit atau tumor tulang panggul, kaki dan tulang belakang.
Wanita dengan tinggi kurang dari 1,5 meter dicurigai panggul sempit (ukuran barat). Pada
pemeriksaan kehamilan, terutama kehamilan anak pertama, kepala janin belum masuk
pintu atas panggul di 3-4 minggu terakhir kehamilan. Bisa juga ditemukan perutnya seperti
pendulum serta ditemukan kelainan letak bayi.
Pada kehamilan pertama, biasanya dilakukan pemeriksaan kapasitas rongga panggul pada
usia kehamilan 38-39 minggu, baik secara klinis (dengan periksa dalam /VT) atau dengan
alat seperti jangka ataupun radio diagnostik (X-ray, CT-scan atau Magnetic resonance
imaging (MRI).
Derajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan
(os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan
konjugata vera. Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9
cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm.
Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan sedangkan mulai
sempit sedang dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi cesar.
ANATOMI PANGGUL NORMAL
Untuk berhasilnya suatu persalinan spontan, harus diperhatikan 3 faktor penting yaitu:
1. Jalan lahir
2. Janin
3. Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu.(1,2)
Jalan lahir dibagi atas :
1. Bagian tulang yang terdiri dari tulang panggul dan persendiannya (artikulasio)
2. Bagian lunak yang terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
Tulang-tulang panggul terdiri dari :
Os cocsae, yang terdiri dari :
Os ilium
Os iscium
Os pubis
Os sacrum
Os cocsigeus
Bidang dan ukuran panggul
Karena panggul berbentuk khas, maka sukar untuk menetapkan masing-masing bidang
pada lokasi yang tepat. Untuk memudahkannya, ditentukan 3 bidang khayal di dalam
rongga panggul yaitu :
1) Pintu atas panggul
2) Ruang tengah panggul
3) Pintu bawah panggul
Secara fungsional, panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga
false pelvis. Pelvis minor (true pelvis) adalah bagian pelvis yang terletak dibawah linea
terminalis, yang mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus dapat dikenal dan
dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat dan tidaknya bayi melewatinya.(1,2,3)
Bidang atas saluran ini, normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas panggul (pelvic
inlet). Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang seperti pintu atas panggul,
akan tetapi terdiri dari dua bidang disebut pintu bawah panggul (pelvic outlet). (1,2,3)
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ruang panggul
mempunyai ukuran yang paling luas dibawah pintu atas panggul, akan tetapi menyempit di
panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina ischiadica yang kadang-kadang menonjol
kedalam ruang rongga panggul. (1,2,3)
PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium corpus
vertebrae sacral 1, linea innominata (terminalis) dan pinggir atas simfisis (1,2,3)
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis pubis ke promontorium lebih kurang 11 cm,
disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang
11,5 – 13 cm disebut diameter trasversal. Bila ditarik garis dari articulatio sakroiliaka ke
titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea
innominata disebut diameter oblique, kurang lebih 13 cm. (1,2,3)
Konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dikurangi 1,5 cm. Konjugata obstretika
jarak dari bagian tengah simfisis ke promontorium.
PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul bukan merupakan bidang datar, tetapi tersusun atas dasar dua bidang
datar yang masing-masing berbentuk segitiga yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara
kedua buah tubera ossis ischii dengan ujung os sacrum dan segitiga lainnya yang alasnya
juga garis antara kedua buah tubera ossis ischii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir
bawah simfisis berbentuk lengkung kebawah dan membentuk sudut (arcus pubis). Dalam
keadaan normal, besarnya sudut ini 90o atau lebih sedikit. (1,2,3)
Bila kurang sekali dari 90o maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan karena
memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tubera ossis ischii adalah
10,5 cm.
RUANG PANGGUL (PELVIC CAVITY)
Ruang panggul diatas pintu atas panggul mempunyai ukuran yang paling luas. Di panggul
tengah terdapat penyempitan setinggi kedua spina ischiadika. Jarak antara kedua spina ini
(distansia interspinarum) normalnya 10,5 cm. (1,2,3)
PELVIMETRI RADIOLOGI
Pelvimetri bertujuan untuk mengukur pelvis. Indikasi pemeriksaan harus dilakukan secara
tepat terutama untuk kasus-kasus yang dengan pemeriksaan klinis diduga kuat adanya
disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu. Banyak cara yang dipakai untuk
mengukur pelvis, semuanya bertujuan untuk mengukur garis-garis terpenting pelvis dan
mengadakan koreksi untuk distorsi yang ditimbulkan oleh magnifikasi pada radiogram.
Yang paling sederhana adalah cara cochler sussman yang dimodifikasi. Dengan ini dibuat
2 radiogram antero-posterior dan lateral pelvis yang penting diukur adalah konjugata vera,
panggul tengah dan panggul bawah. Perlu juga dinilai sakrum yang konkaf atau sakrum
yang lurus karena dapat mempengaruhi jalannya persalinan. Turunnya kepala dinilai
terhadap spina ischiadika. Pada proyeksi ini diukur diameter melintang pintu atas panggul,
jarak antara spina ischiadika panggul tengah dan jarak antara kedua tuber ischiadikum
panggul bawah.
Selain ukuran – ukuran panggul, perlu diketahui 4 bentuk dasar panggul, yaitu ginekoid,
android, antrofoid dan platipheloid. Bentuk ginekoid menunjukan pintu atas panggul yang
bundar. Bentuk antropoid diameter melintangnya lebih sempit daripada konjugata vera
sebaliknya panggul plathipeloid bentuknya lonjong dengan aksis panjang dalam keadaan
melintang. Akhirnya panggul android bentuknya seperti segitiga dan ukuran –ukurannya
agak sempit. Dalam praktek, konjugata vera dan diameter intertspinosum merupakan
ukuran-ukuran yang terpenting, terutama konjugata vera, dalam menentukan suatu proses
persalinan.
DEFINISI
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 – 2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada inlet, midpelvis, outlet atau kombinasi dari
ketiganya. (1,2,3,4,5)
KLASIFIKASI
Pembagian panggul sempit (1,2,3,4)
Kesempitan pintu atas panggul (pelvic outlet)
Pembagian tingkatan panggul sempit
1) tingkat I : CV = 9 – 10 cm = borderline
2) tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relatif
3) tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim
4) tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)
Pembagian menurut tindakan
1) CV = 8 – 10 cm = partus percobaan
2) CV = 6 – 8 cm = SC primer
3) CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)
4) Inlet dianggap sempit bila CV <10>
Kesempitan mid pelvis
Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan
dengan rontgen pelvinometri. Dengan pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan
kesempitan midpelvis kalau
1. spina menonjol
2. mid pelvis arrest
3. side walls konvergen
4. ada kesempitan outlet
Mid pelvic contraction dapat memberi kesulitan sewaktu partus sesudah kepala melewati
pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya merupakan kontraindikasi untuk
forceps karena daun forceps akan menambah sempitnya ruangan.
Kesempitan outlet
adalah bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm.
Kesempitan outlet, meskipun tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat
menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala janin
terpaksa melalui ruangan belakang.
KOMPLIKASI
1. Saat persalinan (1,2,5)
1. Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada kesempitan
panggul.
2. persalinan akan berlangsung lama
3. sering dijumpai ketuban pecah dini
4. karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali pusat
menumbung.
5. Maulage kepala berlangsung lama
6. Sering terjadi insertia uterus sekunder
7. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan didapati insersia uteri primer
8. Partus yang lama akan menyebabkan peregangan SBR dan bila berlarut-
larut akan menyebabkan ruptur uteri.
9. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intra partal
10. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan lunak
menyebabkan edema dan hematoma jalan lahir yang kelak akan menjadi nekrotik
dan terjadilah fistula.
1. Pada anak (1,2,3,5)
1. Infeksi intra partal
2. Kematian janin intra partal
3. Prolaps funikuli
4. Perdarahan intrakranial
5. Caput succedaneum dan cepalohematoma yang besar
6. Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage yang
hebat dan lama
7. Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh karena
alat-alat yang dipakai.
PROGNOSIS
1. Bahaya pada ibu ialah (1,2,3, 4)
1. Partus berlangsung lama
2. Terjadi ruptur uteri
3. Terjadi fistula karena anak terlalu lama menekan pada jalan lahir, terjadi edema,
nekrosis yang kemudian mengakibatkan vesiko vaginal, vesiko-cervical, atau recto-
vaginal fistel
4. Infeksi intra partum
5. Simfisiolisis
1. Bahaya bagi anak ialah(1,2,3,4)
1. Persalinan lama akan menyebabkan KJIP dan memberikan angka kematian janin
yang tinggi.
2. Pada panggul sempit sering terjadi ketuban pecah dini dan kemudian infeksi
intrapartum
3. Terjadi prolaps funikuli
4. Dengan moulage memang terjadi pengecilan ukuran kepala. Pengecilan sampai 0,5
cm tidak merusak otak, pengecilan melebihi 0,5 cm akan berakibat buruk terhadap
anak atau kematian.
PENANGANAN
Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang menentukan apakah anak
dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang memegang peranan
dalam prognosa persalinan. (1,2)
Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan persalinan,
pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm dan anak cukup
bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.(1,2,
1. CV 8,5 – 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan
partus spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria
sekunder atas indikasi obstetric lainnya
2. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
3. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada : (1,2,3,4,5)
1. His atau tenaga yang mendorong anak.
2. Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
3. Bentuk panggul
4. Umur ibu dan anak berharga
5. Penyakit ibu
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1986 : 102 – 115, 637-647
2. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua, EGC, Jakarta, 1999: 75-82, 323-328
3. William Obstetrics, 21th ed, Mc Graw-Hill, Singapore, 2001
4. Current Obstetric and Ginecology Diagnosis and Treatment, 8 th ed, Appleton and
Lange, Norwalk, 1994
5. Disproporsi Sefalo Pelvic, Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002: M-56
6. Radiologi diagnostik, editor R. Sjahrial, K Sukanto, E Iwan, Balai Penerbit FKUI
Cetakan ketujuh, 2001