cover fishay acara 1

30
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HAYATI TPT 3401 ACARA I PERUBAHAN KUALITAS BUAH SELAMA PENYIMPANAN DISUSUN OLEH : Nama : Bayu Kuncoro NIM : 13/346913/TP/10639 Hari/Gol : Senin / B Co.Ass : 1. Selamat Sagunawan Hutagalung 2. Rahmawati LABORATORIUM FISIKA HAYATI JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

Upload: bayu-kuncoro

Post on 19-Feb-2016

70 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan fisika hayati acara 1

TRANSCRIPT

Page 1: Cover Fishay Acara 1

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA HAYATI

TPT 3401

ACARA I

PERUBAHAN KUALITAS BUAH SELAMA PENYIMPANAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Bayu Kuncoro

NIM : 13/346913/TP/10639

Hari/Gol : Senin / B

Co.Ass : 1. Selamat Sagunawan Hutagalung

2. Rahmawati

LABORATORIUM FISIKA HAYATI

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Cover Fishay Acara 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang

dikonsumsi dalam bentuk segar. Akan tetapi komoditas tersebut sangatlah rentan

akan kerusakan karena memiliki kandungan air yang relatif tingggi salah satu

contohnya adalah buah tomat. Kualitas buah tomat terus berubah setelah

pemanenan. Selama periode penyimpanan, dapat terjadi overripe (lewat matang)

secara cepat tergantung dari temperatur dan kematangan saat panen. Buah yang

lewat matang mengalami penurunan kualitas dan pengurangan umur simpannya

karena buah terlalu lunak. Penanganan pasca panen melalui proses penyimpanan

merupakan tindakan yang banyak dilakukan untuk mempertahankan mutu dari

buah tersebut. Penyimpanan dapat dilakukan dengan perlakuan suhu rendah pada

buah. Penyimpanan dingin pada suhu yang optimum disertai kelembaban tinggi

merupakan cara yang efektif untuk memperpanjang umur simpan.

Suatu bahan tanaman yang telah dipanen dapat terus hidup (sampai tahap

tertentu) jika membran sel dan enzim tetap berfungsi, dan hal ini sangat

dipengaruhi oleh suhu lingkungan atau suhu simpan. Terdapat ambang batas suhu

maksimum dan minimum yang berbeda untuk masing-masing bahan tamanan.

Pada tiap tanaman sebenarnya telah berkembang mekanisme pelindung untuk

mengatasi suhu dingin. Namun beberapa spesies dari daerah tropis seperti tomat,

tidak dapat mentoleransi pembekuan dan dapat terserang chilling injury pada suhu

dingin lingkungan (0-12⁰C), sehingga proses penyimpanan pada suhu dingin tidak

selalu menjamin konstannya dalam mempertahankan mutu dan kualitas buah

dikarenakan Pendinginan hanya akan memperlambat respirasi, pematangan,

penuaan, dan pengeluaran panas

Parameter kualitas tomat diantaranya adalah warna, ukuran, bentuk,

firmness, vitamin, volatil material, serta tingkat kemasakan Meskipun parameter

pertama yang dipertimbangkan oleh konsumen adalah tampilan luar, namun hasil

dari penyimpanan pada suhu dingin yang masih nampak bagus, juga tidak

menutup kemungkinan bahwa dapat terjadi penurunan kualitas dalam tomat itu

Page 3: Cover Fishay Acara 1

sendiri, sehingga perlu diketahui bagaimana pengaruh penyimpanan pada kondisi

tertentu mempengaruhi perubahan kualitas suatu bahan, dalam hal ini buah

tomat,sehingga praktikum ini sangat penting untuk dilakukan.

1.2. Tujuan

1. Mengamati dan mengukur perubahan warna buah yang terjadi selama

penyimpanan pada berbagai suhu dengan menggunakan colormeter.

2. Mengamati dan mengukur parameter kualitas buah selama penyimpanan

yaitu Brix dan tekstur.

3. Melakukan analisis hubungan antara lama penyimpanan terhadap warna

dan kualitas buah.

4. Melakukan analisis hubungan antara warna dengan kualitas buah selama

penyimpanan.

1.3. Manfaat

Praktikan dapat mengetahui hubungan antara keadaan penyimpanan pada

kondisi tertentu terhadap perubahan kualitas suatu buah, sehingga dalam

kaitannya dengan bidang keteknikan pertanian dapat menentukan kondisi

penyimpanan yang optimal terhadap produk pertanian berdasarkan perubahan

kualitas bahan yan terjadi selama penyimpanan.

Page 4: Cover Fishay Acara 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Buah tomat adalah buah buni (beri) berdaging, permukaannya agak

berbulu ketika masih muda, tetapi halus ketika matang. Buah sebagian besar

kultivar berbentuk bundar, bentuk lain adalah memanjang, plum dan pir. Warna

buah matang biasanya merata adalah merah, merah jambu, jingga muda, jingga,

kuning, atau belum berwarna. Warna merah disebabkan oleh pigmentasi likopen,

warna kuning disebabkan karotenoid. Warna pertengahan disebabkan oleh

perbedaan nisbah pigmen ini dalam kombinasi dengan warna kulit buah

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

Buah tomat tergolong komoditas yang sangat mudah rusak, kerusakan

pascapanen pada buah tomat meliputi kerusakan fisik, mekanis, fisiologis dan

patologis. Jenis-jenis kerusakan tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat

kesegaran buah tomat, sedangkan konsumen pada umumnya menginginkan buah

tomat dalam keadaan segar. Selain berakibat terhadap penurunan mutu fisik,

kerusakan juga menyebabkan penurunan nilai gizi (Cahyono, 1998).

Menurut (Wills et al.,1989) perubahan yang umum terjadi antara lain :

1. Perubahan warna

Warna adalah perubahan yang paling nyata yang terjadi pada buah dan

merupakan kriteria utama yang paling sering digunakan oleh konsumen

untuk menentukan kematangan buah. Yang paling umum terjadi adalah

hilangnya warna hijau akibat degradasi struktur klorofil. Beberapa teknik

telah dikembangkan untuk menganalisis parameter warna seperti dengan

menggunakan Colormeter,Color Chart,dan Computer Vision System.

2. Pemecahan karbohidrat

Pemecahan polimer karbohidrat merupakan perubahan kuantitatif terbesar

yang berkaitan dengan pemasakan, terutama konversi pati menjadi gula.

Hal ini memiliki efek ganda yakni mengubah rasa dan tekstur buah tomat.

3. Penurunan asam organik

Biasanya asam organik menurun selama pemasakan karena respirasi atau

berubah menjadi gula. Asam dapat dianggap sebagai sumber cadangan

Page 5: Cover Fishay Acara 1

energi untuk buah, oleh karena itu diharapkan menurun lebih besar selama

aktivitas metabolik dibandingkan selama proses pematangan.

4. Perubahan komposisi nitrogen

Perubahan unsur utama nitrogen menunjukkan variasi dalam aktivitas

metabolik selama fase pertumbuhan yang berbeda. Selama fase

klimakterik buah-buahan, terjadi banyak penurunan asam amino bebas dan

mencerminkan adanya peningkatan aktivitas sintesis protein.

5. Perubahan aroma

Aroma memainkan peran penting dalam penilaian kualitas paling optimal

buah yang layak konsumsi. Hal ini disebabkan sintesis banyak senyawa

organik yang mudah menguap (volatil) selama fase pematangan.

Setelah panen, bahan pangan hasil pertanian secara fisiologis masih hidup.

Proses ini berlangsung dengan menggunakan persediaan cadangan makanan yang

ada, yaitu substrat yang terakumulasi selama pertumbuhan dan pemasakan. Hal ini

berarti setelah panen buah-buahan masih melakukan proses respirasi dan proses

metabolisme lainnya. Proses metabolisme ini terus berlangsung dan selalu

mengakibatkan perubahan yang akhirnya menyebabkan kerusaka (Kalman.1985),

Menurut (Pantastico.1986), laju respirasi merupakan petunjuk yang baik

untuk mengetahui daya simpan buah setelah pemanenan. Intensitas respirasi

dianggap sebagai laju jalannya metabolisme, sehingga sering dianggap sebagai

petunjuk mengenai potensi daya simpan buah. Pola respirasi buah dibagi dalam

dua kelompok, yaitu buah klimakterik dan non klimakterik. Buah tomat termasuk

dalam golongan buah klimakterik. Perbedaan yang mendasar antara buah

klimakterik dan non klimakterik adalah adanya peningkatan yang tajam dalam

respirasi yang ditunjukkan oleh peningkatan produksi CO2 atau penurunan O2

internal (Santoso dan Purwoko, 1995)

Tomat tidak perlu dipanen pada saat masak di tanaman, karena dapat

masak sempurna setelah dipanen (Pantastico, 1986). Selain itu, buah klimakterik

merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan suhu. Suhu yang

meningkat akan memacu pemasakan produk yang pada akhirnya akan

mempercepat pembusukan (Sakti, 2010).

Page 6: Cover Fishay Acara 1

penyimpanan pada kondisi yang tepat juga merupakan suatu hal yang

penting bagi produk hortikultura. Tujuan utama penyimpanan adalah

pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan

produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen (Pantastico, 1986).

Umumnya penyimpanan untuk produk hortikultura ditempatkan pada suhu

yang rendah karena suhu rendah mampu mengurangi laju respirasi dan transpirsi,

dapat mengontrol pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat aktivitas

metabolisme jaringan tanaman. Penurunan 10 ºC biasanya memperlambat laju

respirasi hingga 2 atau 3 kali dan penurunan suhu dari 30 –0ºC dapat mengurangi

respirasi hingga 1/27 dari normal. Suhu yang optimal dapat digambarkan dengan

penundaan senesen dan mempertahankan kualitas tanpa menyebabkan kerusakan

dari pendinginanatau pembekuan. Suhu akan tergantung pada jenis buah,

permeabilitas plastik yang digunakan dan toleransi buah dengan konsentrasi gas

yang berbeda (Riquelme et al., 1994).

Studi yang dilakukan Javanmardi dan Kubota (2006) menunjukkan bahwa

perkembangan tomat dipengaruhi proses-proses pemasakan dan suhu selama

penyimpanan, yang dapat berdampak buruk terhadap kandungan nutrisi akhir

buah, zat lycopene, dan aktivitas antioksidan dalam tomat. Jumlahnya dapat

berubah signifikan sesuai suhu selama penanganan pasca panen. Penyimpanan

pada suhu 5⁰C terbukti mampu menghambat peningkatan zat lycopene dan

aktivitas antioksidan serta dapat mempertahankan bobot buah.

Cool storage merupakan pendinginan mekanik untuk mengontrol

temperatur ruang simpan. Alat ini mengatur konsentrasi N tinggi dan O2 rendah

atau menggunakan gas freon. Penggunaan gas freon saat ini sudah tidak

dianjurkan lagi karena tidak ramah lingkungan. Komposisi alat ini antara lain

adalah klep pengatur, evaporator, kompresor dan kodensor. Sistem pengontrol

tambahan dari sistem penyimpanan ini berasal dari panas lingkungan sekitar dan

produk. Penyimpanan dalam pendingin ini harus diperhatikan suhunya. Suhu

dalam lemari es diatur tidak sampai di bawah 10ºC karena dikhawatirkan buah

tomat akan rusak karena chilling injury. Tanda-tanda terjadinya chilling injury

Page 7: Cover Fishay Acara 1

antara lain adalah buah tomat akan membeku ketika dingin tapi saat dikeluarkan

di suhu ruang, buah tomat seperti berkerut dan berair (Widianarko et al.,2000).

Colorimeter adalah instrumen alat uji yang peka terhadap cahaya yang

mengukur berapa banyak warna yang diserap oleh objek atau substansi. Hal ini

menentukan warna berdasarkan komponen dari cahaya yang diserap oleh objek, 

Ketika cahaya melewati medium, sebagian dari cahaya yang diserap, dan sebagai

hasilnya, ada penurunan beberapa banyak cahaya yang dipantulkan oleh medium.

Alat uji colorimeter merupakan solusi bagi pengguna untuk dapat menganalisa

konsentrasi zat tertentu dalam medium tersebut. Perangkat ini berdasar pada

hukum Beer-Lambert yang menyatakan bahwa penyerapan cahaya yang

ditransmisikan melalui media berbanding lurus dengan konsentrasi medium.

 Colorimeter tersedia dalam berbagai jenis termasuk densitometer warna, yang

mengukur kepadatan warna primer, dan fotometer warna, yang mengukur refleksi

dan transmisi warna (Anonim.2014).

Page 8: Cover Fishay Acara 1

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan adalah :

a. Refrigerator (untuk mendapatkan suhu 15ºC)

b. Termometer

c. Colormeter

d. Log book (untuk pencatat data)

e. Refractometer

f. Blender

g. Pipet

h. Plastik hitam

3.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah buah tomat yang berwarna hijau masak

atau kekuningan.

3.2. Cara Kerja

Buah tomat yang telah dicuci bersih disiapkan dan dikeringkan, Kemudian

Refrigerator disiapkan dan dibersihkan dari kotoran yang dapat mengurangi

kualitas pengamatan.Suhu refrigerator di set pada suhu 15ºC dan ditunggu

selama ± 15 menit untuk tercapai kestabilan suhu. Suhu dicek dengan

menggunakan termometer. kondisi fisik buah tomat Dicatat meliputi : warna,

kesegaran, dan kondisi kulit. Setelah dicatat, Warna Lab tomat diukur

menggunakan colormeter dan dicatat sebagai hari ke-0. Masing-masing 7 buah

tomat diletakkan pada suhu lingkungan (28ºC) dan Refrigerator (15ºC). Setiap

2 hari pada jam yang sama selama 14 hari, kenampakan fisik diamati dan

warna tomat diukur menggunakan colormeter dan dicatat nilai Lab dan waktu

pengamatannya. Pengukuran warna dilakukan 3x pada bagian yang berbeda

dengan pemberian tanda pada bagian tomat yang diukur dengan colormeter.

Setelah diukur menggunakan Colormeter, Tomat diblender lalu disaring,

Page 9: Cover Fishay Acara 1

sehingga hanya cairan saja yang tertinggal untuk diukur kandungan Brix

dengan refractometer dengan dilakukan 3 kali ulangan. Sebelum diblender

penampakan tomat difoto terlebih dahulu. Pengamatan dilakukan selama 14

hari dan Hasil dicatat di dalam log book.

3.3. Analisa data

1. Grafik hubungan t (x) vs L (y)

2. Grafik hubungan t (x) vs a* (y)

3. Grafik hubungan t (x) vs b* (y)

4. Grafik hubungan t (x) vs Brix (y)

5. Grafik hubungan L (x) vs Brix (y)

6. Grafik hubungan a* (x) vs Brix (y)

7. Grafik hubungan b* (x) vs Brix (y)

Page 10: Cover Fishay Acara 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2014. Colorimeter. http://www.alatuji.com/kategori/45/colorimeter.

Diakses tanggal 8 Oktober 2015 pukul 07.30 WIB.

Cahyono, B. 1998.Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanesius.

Javanmardi, J and C. Kubota. 2006. Variation of lycopene, antioxidant activity,total soluble solids, and weight loss of tomato during postharvest storage. .Post. Bio. Tech. 41:151-155.

Kalman,P. 1985. Product Handling Packaging and Distribution. The AVI Publishing Company Inc, Westport, Connecticut. 25 Muchtadi, D. 1988

. Pantastico, Er. B. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan

Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika.(Diterjemahkanoleh Kamariyani; editor G. Tjitrosoepomo). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Riquelme, F; M.T. Pretel; G. Martinez; M. Serrano; A. Amoros; and F. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. Sayuran Dunia 3 Prinsip Produksi dan Gizi. Edisi Kedua. ITB. Bandung.

Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. Sayuran Dunia 3 Prinsip Produksi dan Gizi. Edisi Kedua. ITB. Bandung.

Sakti, G.A.W. 2010. Kajian Perubahan Suhu Dalam Kemasan Berventilasi Untuk Komoditas Hortikultura Studi Kasus Kemasan Karton (Corrugated Box) Dengan Komoditas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) FakultasTeknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Santoso, B.B. dan B.S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca PanenTanaman Hortikultura. AUSAID.

Widianarko, B., A.R. Pratiwi dan C. Retnaningsih. 2000. Memilih dan Menyimpan Buah Tomat. http://www.ristek.go.id. Diakses 8 Oktober 2015pukul 06.53 WIB.

Wills, R.B.H; W.B. McGlasson; D.Graham;T.H. Lee and E.G. Hall . 1989. Postharvest an Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. An Avi Book, Reinhold. New York.

Page 11: Cover Fishay Acara 1
Page 12: Cover Fishay Acara 1

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

4.1. Hasil

4.1.1. Hasil Pengamatan Suhu ruang dan Refrigerator

tanggal t (hari) suhu ruang suhu refrigerator

10/05/2015 0 28,8 18

10/07/2015 2 27,9 15

10/09/2015 4 28,7 12

10/11/2015 6 29 19

13/10/2015 8 27,7 18

15/10/2015 10 28,3 18

17/10/2015 12 24 18

19/10/2015 14 21 16

Tabel 1.a. Data Pengamatan Suhu ruang dan Refrigerator

Page 13: Cover Fishay Acara 1

4.1.2. Hasil Pengamatan Kenampakan Fisik

tanggal t (hari)Kenampakan fisik

suhu ruang suhu refrigerator

warna kesegaran kondisi kulit warna kesegaran kondisi kulit

10/05/2015 0Merah

kekuningan

Segar Kencang/Halus - - -

10/07/2015 2Merah

kekuningan

Segar Kencang/HalusMerah Kuning pucat

Segar Kencang/Halus

10/09/2015 4Merah

kekuningan

Segar Kencang/Halus Kuning Pucat Kurang segar Mulai Keriput

10/11/2015 6Merah

kekuningan

Kurang SegarSedikit

kencang/mulai keriput

Merah Pucat Kurang segar Mulai Keriput

13/10/2015 8Merah

kekuningan

Segar Mulai timbul keriput Merah dominan Kurang segar Mulai Keriput

Page 14: Cover Fishay Acara 1

15/10/2015 10 Dominan merah Tidak segar Keriput Pucat Dominan

merah Kurang segar Mulai Keriput

17/10/2015 12 Merah Tidak segar Keriput Pucat Merah Kurang segar Sedikit Keriput

19/10/2015 14 Merah Tidak segar Keriput PucatMerah

Kekuningan

Tidak segar Sedikit Keriput

Tabel 1.b. Data Pengamatan Kenampakan Fisik

4.1.3. Hasil pengamatan warna dg colormeter suhu ruang

tanggal t (hari)Perubahan warna

L a* b*1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

10/05/2015 0 29,43 29,17 31,31 29,97 23,42 26,69 21,94 24,017 32,14 29,46 27,28 29,627

10/07/2015 2 27,46 27,43 31,75 28,88 24,72 20,63 20,16 21,837 31,13 32,15 29,51 30,930

10/09/2015 4 26,22 26,9 27,84 26,987 24,17 20,25 18,61 21,010 28,86 28,11 26,36 27,777

10/11/2015 6 13,55 9,047 9,444 10,680 19,8 20,22 23,04 21,020 18,29 15,75 26,04 20,027

13/10/2015 8 24,59 26,21 25,93 25,577 24,66 25,44 29,52 26,540 25,24 22,83 26,19 24,753

15/10/2015 10 32,8 28,63 30,28 30,57 30,32 25,41 25,78 27,170 29,65 22,77 25,98 26,133

17/10/2015 12 23,13 33,38 30,34 28,95 28,1 27,2 30,1 28,467 17,25 27,21 22,64 22,367

Page 15: Cover Fishay Acara 1

19/10/2015 14 33,1 33,95 31,02 32,69 46,07 43,53 48,42 46,007 37,36 37,55 38,57 37,827

Tabel 1.c. data pengamatan warna dg colormeter suhu ruang

4.1.4. Hasil pengamatan warna dg colormeter suhu ruang

tanggal t (hari)Perubahan warna

L a* b*1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

10/05/2015 0                        10/07/2015 2 26,55 28,7 26,41 27,220 18,14 14,58 20,55 17,757 27,93 32,37 28,1 29,46710/09/2015 4 29,24 27,82 28,14 28,400 22,04 20,41 18,6 20,350 23,2 24,17 21,7 23,02310/11/2015 6 19,32 20,160 17,58 19,020 -1,375 -4,61 -2,3 -2,762 24,51 21,26 24,78 23,51713/10/2015 8 27,57 25,91 29,29 27,590 17,82 19,59 24,23 20,547 24,81 24,5 30,31 26,54015/10/2015 10 32,52 29,9 27,57 29,997 26,25 22,96 24,28 24,497 25,65 18,74 10,16 18,18317/10/2015 12 39,27 30,95 30,61 33,610 24,24 27,12 29,96 27,107 20,98 29,15 23,57 24,56719/10/2015 14 32,93 28,04 30,19 30,387 40,62 39,64 42,99 41,083 38,29 37,94 36,94 37,723

Tabel 1.d. data pengamatan warna dg colormeter suhu Refrigerator.

4.1.5. Hasil Pengamatan Brix suhu ruang

tanggal t (hari)Kadar Brix

Ulangan1 2 3 rata-rata

10/05/2015 0 4 4 4 4

10/07/2015 2 3,6 3,8 4 3,800

10/09/201 4 4,1 4,10 4,1 4,100

Page 16: Cover Fishay Acara 1

510/11/201

5 6 4,5 4,200 4,4 4,36713/10/201

5 8 4 4,1 4,2 4,10015/10/201

5 10 4 4,1 4,1 4,06717/10/201

5 12 4 4 4,2 4,06719/10/201

5 14 4,1 4,2 4,2 4,167

Tabel 1.e. Data Pengamatan Brix pada suhu ruang

4.1.6. Hasil Pengamatan Brix suhu Refrigerator

tanggal t (hari)Kadar Brix

Ulangan

Page 17: Cover Fishay Acara 1

1 2 3 rata-rata10/05/201

5 0        10/07/201

5 2 4 4 4 4,00010/09/201

5 4 3,8 3,80 3,9 3,83310/11/201

5 6 4,5 4,800 4,8 4,70013/10/201

5 8 4 4,1 3,9 4,00015/10/201

5 10 3,2 3,3 3,2 3,23317/10/201

5 12 4,2 4,1 4,1 4,13319/10/201

5 14 4,4 4,6 4,6 4,533

Tabel 1.f. Data Pengamatan Brix pada suhu Refrigerator

Page 18: Cover Fishay Acara 1
Page 19: Cover Fishay Acara 1

4.2. Analisa Data

4.2.1. Hubungan antara waktu vs L

0 2 4 6 8 10 12 14 1605

10152025303540

t (hari) vs L

L (suhu ruang)L (suhu refrigerator)

t (hari)

L

Gambar 4.2.a Grafik t vs L

4.2.2. Hubungan antara waktu dengan a*

0 2 4 6 8 10 12 14 16-10.000

0.000

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

t (hari) vs a*

a* (suhu ruang)a* (suhu refrigerator)

t (hari)

a*

Gambar 4.2.b Grafik t vs a*

Page 20: Cover Fishay Acara 1

4.2.3. Hubungan antara waktu vs b*

0 2 4 6 8 10 12 14 160.0005.000

10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.000

t (hari) vs b*

b* (suhu ruang)b* (suhu refrigerator)

t (hari)

b*

Gambar 4.2.c Grafik t vs b*

4.2.4. Hubungan antara waktu vs brix

0 2 4 6 8 10 12 14 160

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

t (hari) vs kadar brix

Brix (suhu ruang) Brix (suhu refrigerator)

t (hari)

Brix

Gambar 4.2.d Grafik t vs Brix

Page 21: Cover Fishay Acara 1

4.2.5. Hubungan antara L vs brix

5 10 15 20 25 30 35 400

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

L vs Kadar brix

suhu ruangsuhu refrigerator

L

brix

Gambar 4.2.e Grafik L vs Brix

4.2.6. Hubungan antara a* vs brix

-10.000 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.0000

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

a* vs kadar brix

suhu ruangsuhu refrigerator

a*

brix

Gambar 4.2.a Grafik a* vs Brix

Page 22: Cover Fishay Acara 1

4.2.7. Hubungan antara b* vs brix

15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.0000

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

b* vs kadar brix

suhu ruangsuhu refrigerator

b*

brix

Gambar 4.2.g Grafik b* vs Brix