corporate life

2
Corporate Life Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta Corporate Life atau kehidupan bersama terbentuk dalam sebuah gereja lokal yang dibangun sesuai dengan pola sorga secara akurat dan termanifestasi melalui sinergi kehidupan dari setiap jemaatnya, sehingga memposisikan gereja lokal yang bersangkutan untuk memiliki kapasitas dan posisi rohani yang melampaui jumlah jemaatnya yang sesungguhnya. “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluaannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul (Kisah Para Rasul 4:32-37) Perikop di atas berbicara tentang cara hidup jemaat mulaMUla; ketika jemaat mulaMUla mulai bersinergi, Alkitab berkata mereka hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah, sehingga sebagai akibatnya, apapun yang Tuhan rencanakan atas Yerusalem bisa dengan mudah diwujudkan. Malah Alkitab menceritakan lebih lanjut dalam pasal 5, oleh karena sinergi yang ada terus terbangun, sejak saat itu segala bentuk kefasikan mulai mendapatkan penghakiman dan penghukuman, jemaat mulai hidup dalam takut akan Tuhan dan kebenaran mulai dimunculkan secara lebih nyata. Bagaimana kita dapat membangun corporate life dalam gereja lokal kita: 1. Untuk kehidupan bersama dapat tercipta, seluruh jemaat harus memiliki level keyakinan dan pengharapan yang sama. Ketika kita datang untuk bergabung dalam sebuah gereja lokal, masing-masing kita datang dengan membawa pemahaman kita masing-masing akan firman, itu sebabnya perlu dilakukan “penyetaraan pewahyuan”. Untuk kita dapat “menyetarakan” pemahaman yang kita miliki akan firman, dengarkan kembali firman yang sudah Anda dengar di tempat ini berulang kali dan bertekunlah di dalamnya sampai level pemahaman kita menjadi seimbang, sehingga pada akhirnya kita mulai meyakini hal yang sama dan memiliki pengharapan yang sama. Kis. 4:42 2. Dalam corporate life, masing-masing jemaat bisa mulai menjadikan terobosan atau kemenangan yang sudah diraih oleh saudaranya sebagai patokan kemenangan yang juga akan dapat dia nikmati secara pribadi. Sama seperti ketika kita makan sesuatu, apa yang kita makan tersebut pada awalnya memang dirasakan oleh lidah, namun pada akhirnya akan dinikmati juga oleh seluruh anggota/organ tubuh yang lain. Karena itu ini saatnya kita mulai belajar untuk menanggulangi apa yang masih menjadi kelemahan dan pergumulan kita selama ini, karena kemenangan yang kita raih akan juga dapat dijadikan sebagai tonggak kemenangan oleh saudara-saudara kita yang lain; belajarlah untuk memasuki dimensi roh yang sama seperti yang sudah saya masuki sebagai seorang bapa rohani lewat setiap firman yang saya bagikan dari minggu ke minggu, karena ketika engkau bisa mengakses dimensi roh

Upload: calvin-martin-lee

Post on 07-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: Corporate Life

Corporate LifeOleh: Open Heaven Ministry-Jakarta

Corporate Life atau kehidupan bersama terbentuk dalam sebuah gereja lokal yang dibangun sesuai dengan pola sorga secara akurat dan termanifestasi melalui sinergi kehidupan dari setiap jemaatnya, sehingga memposisikan gereja lokal yang bersangkutan untuk memiliki kapasitas dan posisi rohani yang melampaui jumlah jemaatnya yang sesungguhnya.

“Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluaannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul (Kisah Para Rasul 4:32-37)

Perikop di atas berbicara tentang cara hidup jemaat mulaMUla; ketika jemaat mulaMUla mulai bersinergi, Alkitab berkata mereka hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah, sehingga sebagai akibatnya, apapun yang Tuhan rencanakan atas Yerusalem bisa dengan mudah diwujudkan. Malah Alkitab menceritakan lebih lanjut dalam pasal 5, oleh karena sinergi yang ada terus terbangun, sejak saat itu segala bentuk kefasikan mulai mendapatkan penghakiman dan penghukuman, jemaat mulai hidup dalam takut akan Tuhan dan kebenaran mulai dimunculkan secara lebih nyata.

Bagaimana kita dapat membangun corporate life dalam gereja lokal kita:

1. Untuk kehidupan bersama dapat tercipta, seluruh jemaat harus memiliki level keyakinan dan pengharapan yang sama. Ketika kita datang untuk bergabung dalam sebuah gereja lokal, masing-masing kita datang dengan membawa pemahaman kita masing-masing akan firman, itu sebabnya perlu dilakukan “penyetaraan pewahyuan”.

Untuk kita dapat “menyetarakan” pemahaman yang kita miliki akan firman, dengarkan kembali firman yang sudah Anda dengar di tempat ini berulang kali dan bertekunlah di dalamnya sampai level pemahaman kita menjadi seimbang, sehingga pada akhirnya kita mulai meyakini hal yang sama dan memiliki pengharapan yang sama. Kis. 4:42

2. Dalam corporate life, masing-masing jemaat bisa mulai menjadikan terobosan atau kemenangan yang sudah diraih oleh saudaranya sebagai patokan kemenangan yang juga akan dapat dia nikmati secara pribadi. Sama seperti ketika kita makan sesuatu, apa yang kita makan tersebut pada awalnya memang dirasakan oleh lidah, namun pada akhirnya akan dinikmati juga oleh seluruh anggota/organ tubuh yang lain.

Karena itu ini saatnya kita mulai belajar untuk menanggulangi apa yang masih menjadi kelemahan dan pergumulan kita selama ini, karena kemenangan yang kita raih akan juga dapat dijadikan sebagai tonggak kemenangan oleh saudara-saudara kita yang lain; belajarlah untuk memasuki dimensi roh yang sama seperti yang sudah saya masuki sebagai seorang bapa rohani lewat setiap firman yang saya bagikan dari minggu ke minggu, karena ketika engkau bisa mengakses dimensi roh tersebut, kemenanganku akan mulai menjadi kemenanganmu, terobosan, anugerah, dan berkat yang sudah saya nikmati akan mulai bisa engkau nikmati juga.

3. Dalam corporate life, masing-masing jemaat berperan aktif untuk memastikan pemimpinnya bisa selalu ada dalam puncak vitalitasnya di dalam Tuhan. Posisi dan keberadaan seorang pemimpin dalam sebuah gereja lokal sangatlah penting; karena apa yang dialami oleh sang pemimpin – baik secara jasmani maupun rohani – akan berdampak kepada seluruh jemaat yang ada.

Dalam pelayanan pastoral selama ini, kita selalu beranggapan bahwa adalah tugas dan kewajiban sang pemimpin untuk mendoakan dan melayani jemaatnya, sementara jemaat tidak merasa memiliki kewajiban apapun terhadap pemimpinnya; namun dalam pelayanan apostolik segala sesuatunya bersifat timbal balik. Malahan, keberadaan sang pemimpin sesungguhnya bukan untuk melayani jemaat tetapi Tuhan justru memberi jemaat untuk dapat menolong

Page 2: Corporate Life

sang pemimpin menyelesaikan kehendak Tuhan. Karena itu, sebagaimana sang pemimpin mendoakan dan mengayomi kita secara rohani, sebagai jemaat kitapun harus belajar untuk mendoakan dan mengayomi pemimpin kita agar bisa terus berada pada puncak vitalitasnya.

4. Dalam corporate life,setiap jemaat terus belajar bertanggung jawab bagi kemajuan atau kemenangan saudaranya yang lain. Dalam corporate life, jika engkau mendapati ada saudaramu yang tidak bertumbuh secara normal, artinya itu adalah bagian dari tanggung jawabmu.

Apa yang harus engkau lakukan? Mulailah mendoakan dan mendukungnya; pastikan engkau menyadari bahwa kemajuanmu juga harus terjadi atas saudara-saudaramu yang lain. Karena itu kita perlu belajar mengenal satu sama lain dan terus mengembangkan kapasitas roh kita; ini waktunya kita mulai menanggalkan identitas pribadi kita dan mengenakan identitas bersama sebagai satu jemaat.

5. Dalam corporate life, jemaat harus mulai belajar untuk melihat masa depan mereka dari sudut pandang destiny ilahi yang ada di dalam gereja lokal mereka. Belajarlah untuk melihat masa depanmu bukan lagi dari jenis pekerjaanmu ataupun dari keluarga yang engkau miliki saat ini tapi lihatlah masa depanmu dari posisi rohani dan destiny ilahi yang Tuhan berikan atas gereja lokalmu. Itu sebabnya dalam Kis. 4:36 Barnabas rela menjual ladangnya dan membawa uang hasil penjualan ladang tersebut kepada para rasul.

Orang Yahudi tidak pernah bisa dilepaskan dari tanah warisan. Apa maksudnya? Dengan kata lain Barnabas sedang berkata kepada keluarganya, “Sekarang kita memiliki masa depan yang baru. Jika kita hidup secara natural, masa depanmu hanya akan mewarisi ladang yang aku miliki ini. Itu sebabnya aku memutuskan garis keturunan dan masa depan yang manusiawi ini dan memulai sesuatu yang baru dan ilahi.” Mengapa uang itu diserahkan ke kaki rasul-rasul? Karena merekalah yang Tuhan tunjuk untuk memimpin kegerakan dan menentukan arah.

Ketika Barnabas menyerahkan uang hasil penjualan ladangnya kepada para rasul, artinya ia menyerahkan dan mempercayakan seluruh masa depannya ke dalam kegerakan yang Tuhan lakukan, dan dengan apa yang ia miliki ia mendukung sepenuhnya apapun yang para rasul lakukan demi dapat menyelesaikan Tuhan. Itu sebabnya ketika terjadi kegerakan di Antiokhia, orang pertama yang langsung muncul dalam pikiran para rasul untuk bisa diutus memimpin kegerakan di sana bukan orang lain melainkan Barnabas. Ketika seluruh jemaat dapat bersinergi dalam corporate life, ketika itulah kita akan dapat mewujudkan apapun yang menjadi rencana dan kehendak-Nya.