copy of laporan praktikum las api

26
LAPORAN PRATIKUM “LAS API” PENYUSUN : RICO ARIYANTO NIM : 09310018 JURUSAN : T.MESIN (D3) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BINA TUNGGAL JL.H.Wahab Affan NO.1 Pondok Unggu,Medan Satria bekasi Kota (17132) Telp. (021) 8854353,8844812 Fax. (021) 8840861 http ://www.bina-tunggal.ac.id

Upload: rico-ariyanto

Post on 19-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Laporan Praktikum LAS API

LAPORAN PRATIKUM“LAS API”PENYUSUN :

RICO ARIYANTONIM : 09310018

JURUSAN : T.MESIN (D3)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGIBINA TUNGGAL

JL.H.Wahab Affan NO.1 Pondok Unggu,Medan Satria bekasi Kota (17132) Telp. (021) 8854353,8844812 Fax. (021) 8840861

http ://www.bina-tunggal.ac.id

Page 2: Copy of Laporan Praktikum LAS API

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelasan dan pemotongan merupakan pengerjaan yang amat penting dalam

teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya

sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh

dikatakan hampir tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-

cara yang ada pada waktu ini.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan

lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las

adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan

energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan

termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang

disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang

disambungkan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum perbengkelan dalam acara pengenalan alat-alat

perbengkelan adalah:

1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las listrik.

2. Mengetahui cara pengelasan mempergunakan las listrik

3. Dapat menyambung dan memotong logam mempergunakan las listrik.

Page 3: Copy of Laporan Praktikum LAS API

II. TINJAUAN PUSTAKA

Las listrik sudah banyak ditemui di bengkel-bengkel dan tempat-tempat

pengelasan. Las listrik digunakan untuk mengelas logam padat maupun

lempengan logam yang di las sesuai dengan kebutuhan. Pada las listrik digunakan

transformator atau dinamo motor DC sebagai penghasil tegangan keluaran.

(Alfian, 2009)

Las listrik memakai arus keluaran yang cukup besar untuk mengelas

logam-logam padat yang cukup tebal, sedangkan untuk lempengan logam

digunakan arus keluaran yang cukup kecil sehingga tidak menghancurkan

lempengan logam tersebut, yang digunakan untuk membuat suatu bentuk yang

disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dari bahan lempengan/plat-plat

logam tersebut. Tegangan dan arus pada keluaran dari kumparan sekunder

transformator las listrik tersebut dapat diatur sesuai dengan perencanaan awal.

(Alfian, 2009)

Mesin las ada dua macam, yaitu :

1) Mesin las D.C (direct current) / mesin las arus searah.

Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit

listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan

digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500

amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya

yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari

pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

Page 4: Copy of Laporan Praktikum LAS API

2) Mesin las A.C (alternating current)/ mesin las arus bolak-balik.

Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)

3) Mesin las gabungan antara A.C dan D.C (Alfian, 2009)

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan

menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las

Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah

menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas

dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus

listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui

elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus

Page 5: Copy of Laporan Praktikum LAS API

elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat

pengisi. (Morgan dan Setiawan, 1987).

Dalam hal ini elektroda dan logam yang di las merupakan kutub-kutub listrik

yang berbeda. Dalam banyak hal penggunaan las listrik lebih praktis dan cepat

jika dibandingkan dengan las karbid. Kelemahanya ialah tidak sesuai untuk

mengelas plat logam tipis. Selain itu sinar bunga api listrik lebih berbahaya

terutama terhadap mata dan kulit, terutama oleh sinar ultra violet dan inframerah,

serta sinar yang sangat terang dan menyilaukan. (Morgan dan Setiawan, 1987).

Perlengkapan las yang terurama adalah pembangkit lisrik, pemegang

elektroda, penjepit massa, pelindung mata dan pakaian las. (Morgan dan

Setiawan, 1987).

Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi

maupun jenis bahannya. Pada prinsipnya jenis bahan elektroda hampir serupa

dengan bahan logam yang akan di las. Beberapa macam elektroda untuk

penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan

tembaga, almunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel-mangan.

Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus),

dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las.Ukuran diameter

kawat elektroda dapat dilihat pada tabel, tebal plat baja dan besar arus listrik yang

diperlukan. Kode elektroda untuk baja karbon rendah (0,1-0,3 % C) berdasarkan

AWS/ASTM misalnya n 6010 sampai dengan E 6014, E 6020, E 7014, E 7024.

Dua angka pertama menunjukan kekuatan tarik hasil pengelasan dikalikan

1000psi. (Morgan dan Setiawan, 1987).

Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik

yang berbeda-beda. Umumnya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,

hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5 mm. Mesin

las berukuran sedang atau setengah berat dapat menyalurkan arus 250-300 A

dengan ukuran elektroda sampai 6-8 mm. Mulai 400 A ke atas tergolong mesin

berukuran berat yang dapat menggunakan elektorda 8-10 mm.

Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atau DC. Jenis – jenis

elektroda tertentu menghendaki penggunaan sifat arus tertentu pula jenis-jenis

Page 6: Copy of Laporan Praktikum LAS API

elektroda DC yang hanya sesuai untuk kutub positif saja dan yang sesuai untuk

kedua macam kutub. (Morgan dan Setiawan, 1987).

Penyetelan terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan

perangkaian yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu

kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan

berlangsung dapat dihindari/dikurangi.

Untuk itu diperlukan terutama:

a. Klem C

b. Pasak

c. Jembatan

d. Rantai

e. Dan sebagainya. (Alfian, 2009)

Arus pengelasan ditentukan oleh diameter elektroda, tebal bahan, jenis

elektroda dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar

handel atau knop. Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/dibaca pada skala

arus yang terdapat pada mesin las. (Alfian, 2009)

Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang-bidang luncur,

dsb) dapat dilakukan dengan las dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan,

rigi-rigi las selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut. Untuk

mencegah perubahan bentuk pada bidang datar, maka pengelasan dilakukan

berturut dan bergantian pada kedua permukaan.

Posisi pengelasan ada empat macam:

1. Posisi dibawah tangan

2. Posisi mendatar / horizontal

3. Posisi vertikal

4. Posisi diatas kepala (Alfian, 2009)

Page 7: Copy of Laporan Praktikum LAS API

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

1. Mesin las

2. Kabel las dan brender las

3. Pemegang elektroda

4. Elektroda

5. Tang penjepit

6. Kacamata las

7. Klem massa

8. Palu las dan sikat kawat

9. Besi plat.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah

1. Mempersiapkan keseluruhan peralatan yang akan dipergunakan untuk

mengelasdan pergunakan kacamata las maupun alat pelindung yang lain.

2. Menyalakan busur las listrik dengan cara:

a. Memegang elektroda secara menyudut dan ujung elektroda digoreskan

pada permukaan benda kerja.

b. Memegang elektroda secara tegak lurus dan pada ujung elektroda

diketukan/disentuhkan naik turun pada permukaan benda kerja.

3. Setelah busur listrik terbentuk dengan panjang lebih kurang 1x diameter

elektroda, elektroda digerakan ke pinggir plat. Panjang busur listrik kemudian

dibuat 2x diameter elektroda untuk memanaskan logam dasar.

4. Panjang busur dibuat 1x diameter elektroda, dan posisi elektrodadibuat

menyudut 5-10o terhadap permukaan benda kerja kearah gerak pengelasan .

Page 8: Copy of Laporan Praktikum LAS API

5. Dilakukan pengelasan dan kubangan las dibuat melebur sampai 1,5 atau 2 x

diameter elektoda, Elektroda digerakan dengan kecepatan yang konstan supaya

terbentuk jalur las yang sama lebarnya.

6. Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka busur listrik

perlu dinyalakan lagi dan sebaiknya dilakukan pada tempat kurang lebih 25

mm sebelum las berhenti.

7. Setelah proses pengelasan selesai segera matikan busur listrik.

Page 9: Copy of Laporan Praktikum LAS API

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

“ terlampir “

B. Pembahasan

Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan

menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las

Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah

menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas

dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus

listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui

elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus

elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat

pengisi.

Mesin las ada dua macam, yaitu :

1) Mesin las D.C (direct current) / mesin las arus searah.

2) Mesin las A.C (alternating current)/ mesin las arus bolak-balik.

3) Mesin las gabungan antara A.C dan D.C (Alfian, 2009)\

Perlengkapan las yang terutama adalah pembangkit listrik, pemegang

elektroda, penjepit masa, pelindung mata dan pakaian las.

1. Pembangkit Listrik

Umumnya dikenal tiga macam sumber tenaga listrik yang biasanya

dipergunakan untuk mengelas yaitu arus listrik searah (dc), arus listrik bolak-balik

(ac) dan arus listrik ganda (ac/dc)

Pesawat arus searah dapat dapat menggunakan generator DC, dengan

penggerak motor bensin atau diesel, atau mengubah listrik AC menjadi DC

dengan menggunakan pesawat perata. Keuntungan menggunakan arus searah ialah

Page 10: Copy of Laporan Praktikum LAS API

dapat dipergunakan mengelas bermacam-macam logam dengan bermacam-macam

jenis elektroda. Selain itu dapat mengelas plat baja berukuran tebal 1mm.

Pesawat arus bolak-balik pada dasarnya merupakan suatu transformator

“step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik

permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus

besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas. Pesawat las jenis ini konstruksinya

sederhana, sehingga harga pesawat ini relatif murah. Kelemahannya ialah jenis

logam yang dapat dikerjakan serta jenis elektroda yang dipergunakan terbatas juga

kurang efisien dalam penggunaan tenaga listrik. Misalnya suatu transformer las

menghasilkan 45 volt dengan arus 200A atau 45 V X 220A = 9Kw. Sumber

tenaga listrik yang diperlukan akan lebih besar dari 9Kw misalnya sampai 15 Kw

(jika cos= 0,6).

Pesawat arus ganda pada prinsipnya suatu pesawat las yang arusnya

dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yaitu DC atau AC. Untuk

menghasilkan arus DC ialah menggunakan pesawat perata. Jika akan mengelas

plat baja tipis, stainless stell atau aluminium, maka saluran DC yang dipergunakan

antara 25 sampai 140A. Saluran AC dipergunakan untuk pekerjaan yang agak

berat misalnya yang memerlukan 60-300A. Saluran AC dan DC diatur

pengeluarnnya dengan menggunakan skala.

Gambar 1. Pesawat arus ganda (AC-DC)

2. Pemegang elektroda

Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Pada

bagian tangkainya dilengkapi dengan elektroda agar dapat dipegang dengan aman

Page 11: Copy of Laporan Praktikum LAS API

pada waktu bekerja. Alat ini harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah

panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi sipemakai.

Gambar 2. Pemegang elektroda

3. Penjepit Masa

Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa).

Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat

juga dijepitkan pada meja kerja ( masa besi). Kontak dengan masa ini harus baik

agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan

menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga

api yang sesuai.

4. Pelindung sinar

Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis

sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat

pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm muka.

Jenis kaca mata las karbid tidak dapat dipergunakan pada pekerjaan las listrik

karena tidak cukup aman. Kaca mata dari las listrik terdiri dari bermacam-macam

ukuran seperti tertera pada tabel dibawah ini:

Nomor Penggunaan

5 Las ringan atau las listrik ( spot welding)

6 dan 7 Las listrk dengan kapasitas sampai 30

8 30 – 15 A

10 75 – 200 A

12 200 – 400 A

14 400 A keatas

Tabel 1. Ukuran kegelapan kaca mata las listrik

Page 12: Copy of Laporan Praktikum LAS API

Semakin kuat arus yang dipergunakan semakin kuat intensitas

penyinarannya. Karena itu diperlukan no. kegelapan kaca yang semakin tinggi.

Pada jarak kurang dari 17m sinar-sinar tersebut masih cukup berbahaya bagi mata.

Gambar 3. Pelindung sinar

1. Pakaian kerja

Pakaian kerja untuk pekerjaan las listrik harus memenuhi persyaratan

tertentu yang terpenting dalam melindungi kulit dari sinar-sinar yang berbahaya

dan percikan pijaran logam. Sebaiknya pada waktu bekerja selalu menggunakan

sarung tangan las, karena selain melindungi panas juga mencegah agar kulit

tangan tidak kena sinar-sinar yang dapat merusak kulit tangan.

Gambar 4. Pakaian kerja

2. Lain-lain

Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna

untuk melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Kerak berasal dari pelapis

elektroda. Selain itu diperlukan beberapa klem untuk menjepit atau memegang

bagian yang di las, misalnya untuk mempertahankan posisi tertentu dari

sambungan, kelurusan bagian yang di las dan lain-lain.

Page 13: Copy of Laporan Praktikum LAS API

A. Elektroda

Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi

ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa

dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk

penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan

tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel – mangan.

Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus,

dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las. Pada tabel 2 dapat

dilihat ukuran diameter elektroda, tebal plat baja (khusus untuk mild steel) dan

besar arus listrik yang diperlkan. Kode elektroda untu mild steel atau baja karbon

rendah (0,1-0,3%C) berdasarkan AWS/ASTM misalnya B6010 sampai dengan

E6014,E6020, E6024, E6027, E7014,E7024. Dua angka pertama menunjukan

tarik hasil pengelasan di kalikan 1000 psi.

B. Penggunaan Arus Listrik

Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik

yang berbeda beda. Umunya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,

hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5mm (no. 6

SWG) mesin las berukuran sedang atau setenah berat dapat menyalurkan arus

250-300A dengan ukuran elektroda sampai 6-8mm (no. 4 sampai 0 SWG). Mulai

400 ampere keatas tergolong mesin berukuran berat yang dapat menggunakan

elektroda 8-10mm.

Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atauDC (arus bolak balik Atau

searah). Jenis-jenis elektroda tertentu menghendaaki penggunaan sifat arus

tertentu pula. Berdasarkan sifat arus tersebut dikenal elektroda untuk AC, untuk

Dc dan untukAC-DC selain itu terdapat pula jenis-jenis elektroda DC yang hanya

sesuai untuk kutub positf saja dan yang sesuai untuk kedua macam kutub (positip

dan negatip).

C. Cara Mengelas

1. Posisi Pengelasan

Pengelasan dapat dilakukan dengan posisi horizontal, mendatar pada

permukaan atas, vertikal dan mendatar pada permukaan bawah. Posisi mendatar

Page 14: Copy of Laporan Praktikum LAS API

pada permukaan atas akan memberikan hasil pekerjaan yang terbaik, terutama

penetrasinya. Selain itu dapat menggunakn arus listrik dengan menggunakan

elektroda yang lebih besar.

2. Pemilihan Elektroda

Jenis bahan yang akan di las hendaknya sesuai dengan jenis elektroda

yang akan digunakan. Karakteristik elektroda dapat dicari pada katalog pabrik

pembuatnya biasanya tertera pada pembungkus elektroda. Pada tabel 2 tertera

ukuran elektroda tebal plat baja yang akan di las serta penggunaan listrik. Ukuran-

ukuran tersebut hanya berlaku untuk mengelas mils steel atau baja karbon rendah.

3. Kecepatan Pengelasan

Kecepatan yang seragam dan sesuai sangat diperlukan agar diperoleh

pengelasan yang baik. Jika dikerjakan terlalu cepatakibatnya penetrasi buruk,

sambungan menjadi porous dan jejak hasil pengelasan agak menonjol. Sebaliknya

jika terlalu lambat maka cairan elektroda akan melebar, kan berbentuk lembah

atau lekukan serta tidak ekonomis.

mm

Diameter

SWG

NO./inci

mm inci A

0,16 0000 9,5 3/8 400/600

9,53 3/8 9,5 3/8 400/600

8,84 00 9,5 3/8 400/600

8,23 0 7,9 5/16 300/400

7,01 2 7,9 5/16 275/300

6,35 ¼ 6,4 ¼ 250

5,89 4 6,4 ¼ 230

4,88 6 4,8 3/16 190

4,76 3/16 4,8 3/16 190

4,06 8 4,8 3/16 160

3,25 10 3,2 1/8 125

3,18 1/8 3,2 1/8 125

2,64 12 3,2 1/8 100

Page 15: Copy of Laporan Praktikum LAS API

2,03 14 2,4 3/32 60/80

1,63 16 1,6 1/16 40/60

Tabel 2. Ukuran diameter elektroda tebal, plat baja dan besar arus listrik yang dibutuhkan

4. Pengaturan Besar Arus Listrik

Pengguaan arus listrik harus sesuai dengan diameter elektroda (tabel 2).

Arus yang terlalu rendah akan menghasilkan pengelasan yang hampir mirip

dengan akibat kecepatan rendah yaitu penetrasi buruk dan bentuk menonjol.

Jika arus terlalu besar cairan logam akan mendatar dan tebentuk alur di

kiri-kanannya.

Angka-angka yang berikutnya mempumayi artitersendiri, dimana angka

ketiga menunjukan posisi penggunaan yaitu angka 1 untuk posisi bebas, angka 2

dibatasi untuk posisi horizontal dan datar dan jika angkanya 3 hanya untuk posisi

datar saja. Angka ke 4 menunjukkan sifat-sifat khusus seperti hasil pengelasan,

besar arus listrik dan sifat penetrasinya. Untuk pengelasan jenis logam lainya juga

mempunyai kode angka yang berbeda misalnya untuk stainless steel: E 308-15,16,

E 347-15,16 dan lain-lain. Demikian juga untuk mengelas logam lainnya. Semua

sifat-sifat elektroda tersebut dapat diketahui misalnya dari katalog pabrik pembuat

elektroda.

5. Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya

Umumnya kemiringan elektroda ialah ke arah bagian yang belum di las.

Besar sudutnya sekitar 70o, hampir tidak pernah dilakukan pada arah tegak lurus.

Keranggangan antara ujung elektroda dengan permukaan yang di las sangat

penting. Dapat diartikan sebagai panjang bunga api listrik dari ujung elektroda

kepermukaan yang di las. Ukurannya tergantung dari ukuran elektroda dan posisi

pengelasan. Semakin kecil ukuran elektroda, semakin dekat jaraknya atau bunga

api listrik semakin pendek. Sebagai patokan ukuran panjang bunga api listrik yaitu

kira0kira mendekati elektroda.

Page 16: Copy of Laporan Praktikum LAS API

6. Bentuk sambungan dan Lintasan

Tepi logam yang akan disambung perlu dipersiapkan terlebih dahulu.

Baja yang tebal biasanya tidak cukup hanya dengan satu kali lintasan pengelasan

tetapi perlu beberapa kali pengelasan sehingga semua celah tertutup.

7. Lain-lain

Selain untuk mengelas elektroda juga sering dipergunakan untuk

memotong baja tetapi hasilnya tidak sebaik pemotongan oksigen jenis elektroda

biasanya tertentu tetapi dapat juga menggunakan jenis E-6010 atau E6011

(klasifikasi AWS/ASTM). Umumnya elektroda ukuran 2,6mm dapat

dipergunakan untuk memotong baja plat setebal 3,2mm dengan arus 75-100A.

Gbr. Proses Pengelasan Menggunakan Las Listrik

Pengelasan dengan Elektroda Karbon

Page 17: Copy of Laporan Praktikum LAS API

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan

menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.

2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,

Penjepit Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu Posisi Pengelasan,

Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, Pengaturan Besar Arus Listrik,

Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya, Bentuk sambungan dan

Lintasan dan lain-lain.

4. Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200

A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang 250-300A , 400

ampere keatas tergolong mesin berukuran berat.

B. Saran

Saran yang disampaikan dalam praktikum ini adalah

Seharusnya prakteknya di buat seperti jam mata kuliah tidak seperti

sekarang cuma pada saat uas saja jadi pengetahuan lebih banyak dan juga dibagi

tidak berebut alat dengan mahasiswa yang lain .

Page 18: Copy of Laporan Praktikum LAS API

DAFTAR PUSTAKA

Abo Sudjana & EC Sudirman. Teori dan Praktek Kejuruan dasar Mesin. Pradya

Paramita.

C. van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Penerbit Binacipta:

Bandung.

Department of Labor and Immigration, 1975. Turning Between Centres 1.Basic

Trade Manual. Australian Government Publishing Service: Canberra.

Daryanto. 1987. Mesin Pengerjaan Logam. Penerbit Tarsito:Bandung

G. Takeshi Sato, dan N. Sugiarto H., 1996. Menggambar Mesin Menurut

Standar ISO. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

Gatot Bintoro. 2000. Dasar-dasar Pekerjaan Las. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Goerge Love & Harun AR. Teori dan Praktek Logam. Edisi ketiga.Penerbit

Erlangga.

John Stefford & Guy Mc Murbu. Teknologi Kerja Logam. Penerbit Erlangga.

Kratfel. E., G. Drake, 1974. Modern Shop Procedures. Reston Publishing

Company, Inc. Reston: Virginia.

Krar. S.F., J.W. Oswald, J.E.St. Amand., 1983. Machine Tool Operations.

McGraw Hill International Editions.

PT PAL Indonesia. Panduan Praktik Kerja Dasar Logam. Surabaya.

http://yudihariyanto.wordpress.com/2007/09/04/tips-mudah-perawatan-mesin-motor/

http://Alfian.wordpress.com/2009/14/11/Las-Listrik/ . Diakses 16 desember. 10, Pkl 17.30 Wib