contoh surat perjanjian joint venture atau kerjasama usaha patungan

21
Nama: Umery Lathifa NPM: 1306414034 Perjanjian Usaha Patungan Antara Singapore Chopstick Ltd Dengan PT. Java Anima Darmaja Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 01 bulan Februari tahun 2014, antara: (A) Tn. Yunus Hidayat, 24 Tahun, Direktur Utama PT. Java Anima Darmaja yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, NPWP 0123456789, yang berkedudukan di Jl. Salemba 4, Bandar Lampung, Indonesia. Dalam kedudukannya berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian berdasarkan SK Direksi No. 1234/2014. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. (B) Tn. Michael, Presiden direktur, Singapore Chopstick Ltd, yang didirikan berdasarkan hukum Negara Singapore, berkedudukan di Jl. Lion, Singapore. Dalam kedudukannya sebagai Presiden Direktur berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK.

Upload: umery-lathifa

Post on 04-Sep-2015

1.830 views

Category:

Documents


264 download

DESCRIPTION

Perikatan dan Perjanjian Khusus

TRANSCRIPT

Nama: Umery LathifaNPM: 1306414034

Perjanjian Usaha PatunganAntaraSingapore Chopstick LtdDengan PT. Java Anima DarmajaPerjanjian ini ditandatangani pada tanggal 01 bulan Februari tahun 2014, antara:(A) Tn. Yunus Hidayat, 24 Tahun, Direktur Utama PT. Java Anima Darmaja yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, NPWP 0123456789, yang berkedudukan di Jl. Salemba 4, Bandar Lampung, Indonesia. Dalam kedudukannya berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian berdasarkan SK Direksi No. 1234/2014. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

(B) Tn. Michael, Presiden direktur, Singapore Chopstick Ltd, yang didirikan berdasarkan hukum Negara Singapore, berkedudukan di Jl. Lion, Singapore. Dalam kedudukannya sebagai Presiden Direktur berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK.Menimbang bahwa:

PIHAK KEDUA memiliki reputasi yang baik dalam usaha pembuatan sumpitPIHAK KEDUA memerlukan perluasan usaha dan perluasan pemasaran produkPIHAK PERTAMA memiliki pengalaman memproduksi sumpitPIHAK PERTAMA memiliki jaringan yang luas di IndonesiaMengingat:

MoU antara PT. Java Anima Darmaja dengan Singapore Chopstick Ltd.Dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan perjanjian joint venture. Selanjutnya perjanjian ini disebut dengan Perjanjian Joint VenturePARA PIHAK akan mendirikan Perseroan Terbatas berdasarkan hukum negara Republik Indonesia untuk mendirikan pabrik sumpit, penyediaan bambu, penyediaan bahan baku untuk sumpit, mesin mesin, pengemasan dan pemasaran supit untuk ekspor keluar negeri. Dimana pendirian pabrik sumpit ini tidak bertentangan dengan hukum di Indonesia dan peraturan perundangan yang ada. Perseroan Terbatas yang didirikan oleh PT. Java Anima Darmaja Singapore Chopstick Pte.Ltd bernama PT. Java Anima Darmaja Singapore. Untuk selanjutnya disebut PT. Joint Ventura

Pasal 1DefinisiUntuk menghindarkan perbedaan penafsiran tentang istilahistilah yang mungkin timbul, dalam perjanjian joint venture ini disusun istilah-istilah yang digunakan dalam perjanjian ini.1. Perjanjian: adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.2. Joint Venture : adalah suatu usaha kerjasama yang dilakukan antara penanaman modal asing dengan modal nasional berdasarkan suatu perjanjian/kontrak.3. Perusahaan modal ventura (Venture Capital Company ) : adalah badan usaha yang melaksanakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.4. Perusahaan pasangan usaha ( Investee Company) : adalah perusahaan yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dari perusahaan modal ventura.5. Asset: dalam perjanjian ini adalah pabrik sumpit, lahan pabrik, mesin-mesin, dan asset lainnya dalam rangka kerjasama ini tidak terbatas pada waktu tertentu sebagai hasil peralatan mesin, laba ditahan jika ada dan jumlah kredit dari perusahaan modal ventura di kas Bank.6. Mata uang:mata uang yang digunakan adalah dollar Amerika dan rupiah di Republik Indonesia. dengan kurs $1.00 (satu dolar) senilai Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).7. Know how: adalah informasi mengenai sesuatu, sebagai hasil dari pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan modal ventura termasuk rahasia, hal yang penting, juga ciri khas. termasuk juga promosi penjualan barang, mulai proses barang sampai penjualannya, cara penjualan ke konsumen dan administrasi & manajemen keuangan. yang berguna untuk Pihak Pertama supaya berkemampuan , sehingga pada akhir perjanjian, berkembang dalam posisi kompetisi, dan membantu untuk masuk dalam pasar yang baru.8. Rahasia: adalah know how sebagai pokok atau kelompok penting dan perakitan komponenkomponen tidak secara umum diketahui atau mudah didapat, tidak terbatas pada semua hal yang diketahui oleh masing masing pihak dikenal sebagai knowhow yang secara keseluruhan tidak diketahui atau dapat dipilih diluar bisnis sumpit.9. Bahan baku: adalah bahan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan sumpit ( chopstick ).Anggaran dasar PTAnggaran dasar PT. Java Anima Darmaja Singapore sesuai dengan tujuan dan maksud perjanjian joint venture, tetapi tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundangundangan di negara Republik Indonesia. Pendirian PT. Joint Ventura sudah sesuai dengan persyaratan yang disetujui dan terdaftar di Menteri kehakiman Republik Indonesia.Pasal 2Modal Awal dan Proporsi masing masing Pemegang Saham 1. Modal dasar perseroan adalah $ 1.000.000,00 (satu juta dollar A.S.). Modal tersebut terbagi dalam saham-saham seharga $ 100 per saham. Modal yang disetor (paid up capital) 8000 saham (80%) dimiliki oleh PIHAK KEDUA, sedangkan sisanya 2000 saham (20%) dimiliki oleh PIHAK PERTAMA.2. Pada saat pendirian perseroan, modal yang ditempatkan (issued capital) adalah 25% ( $ 250.000,00) dari modal dasar dan disetor penuh.3. Setoran PIHAK PERTAMA tidak dalam bentuk tunai tapi dalam bentuk 50 (lima puluh) hektar tanah, dimana 15 (lima belas) hektar tanah akan digunakan untuk pembangunan pabrik sumpit, sedangkan 35 (tiga puluh lima) hektar sisanya untuk ditanami bambu betung sebagai bahan baku utama pembuatan sumpit (chopstick).4. Semua setoran saham dalam mata uang dollar dan rupiah, berdasarkan kurs pada saat penyetoran $1 = Rp 12.000,00 (dua belas ribu rupiah).

Pasal 3Kemungkinan Pengalihan Saham pada Pihak Lain (Indonesian Equity Ownership)

Pengalihan saham dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, dimana PIHAK PERTAMA dapat memliki 51% saham. Harga saham didasarkan kepada harga pasar yang disetujui oleh kedua belah pihak. Bila persetujuan itu tidak tercapai, harga saham itu dinilai oleh dua penilai independen yang diangkat oleh masing masing pihak. Jika dua penilai independen itu tidak sepakat maka mereka mengangkat penilai independen yang ketiga untuk menetapkan harga tersebut.

Pasal 4Penambahan Modal dan Pengeluaran Saham Baru Penambahan modal dasar satu jika salah satu pihak tidak ingin mengambil saham baru tersebut sesuai dengan prosentasi kepemilikan sahamnya, maka tambahan saham tersebut harus ditawarkan kepada partnernya.Pasal 5Kepenggurusan (Management):

Dewan Komisaris (Board of Commissioners) dan Direksi (Board of Directors)a. Dewan KomisarisKomisaris terdiri dari tiga, dua diangkat oleh PIHAK KEDUA menjadi komisaris, satu diangkat oleh PIHAK PERTAMA menjadi presiden komisaris. Keputusan dewan komisaris diambil dengan suara mayoritas.b. Dewan Direksi Dewan direksi terdiri dari dari presiden direksi yang diangkat oleh PIHAK PERTAMA dan dua direktur yang diangkat oleh PIHAK KEDUA. Presiden direktur dalam perusahaan joint venture ini adalah menjadi kepala eksekutif. Satu dari dua orang direksi adalah operasi dan mempunyai tugas menjalankan perusahaan sehari hari dalam PT. Joint Ventura ini. Dimana keputusan dewan direksi diambil dengan suara mayoritas.

Pasal 6Technical Assistance dan Know howBantuan teknik dan know-how yang diberikan oleh perusahaan induk (PIHAK KEDUA) kepada PT. Joint Ventura di Indonesia, tidak mewajibkan pembayaran baik dalam bentuk royalti maupun biayabiaya lain oleh PT. Joint Ventura kepada Singapore Chopstick Pte.Ltd. Hanya saja dalam pelatihan tersebut semua biaya dibebankan kepada PT. Joint Ventura, seperti biaya perjalanan, biaya tenaga kerja luar negeri di tempat Singapore Chopstick Pte.Ltd dan apa yang disebut employment service fee.

Pasal 7Lisensi Paten dan Merek Dagang Bahwa jika ada penemuan baru yang diperoleh oleh PT. Joint Ventura di Indonesia atau oleh pekerjanpekerjanya atau rekan rekannya selama berlakunya perjanjian joint venture ini, PT. Joint Ventura akan memperbolehkan Singapore Chopstick Pte.Ltd untuk memakai paten tersebut di luar Indonesia, tanpa pembayaran royalty apapun juga kepada PT. Joint Ventura.

Pasal 8KerahasiaanBahwa baik PIHAK KEDUA maupun PIHAK PERTAMA akan berusaha sebaik baiknya menjaga kerahasiaan informasi, know-how dan pengetahuanpengetahuan lainnya yang dialihkan kepada PT. Joint Ventura di Indonesia dan tidak akan memberikan informasi dan pengetahuan tersebut kepada orang orang yang tidak bekerja untuk mereka.

Pasal 9Tidak BersaingBahwa para pihak tidak boleh bekerjasama dengan pihak lain untuk membuka perusahaan joint venture yang lain untuk memproduksi barang barang yang sama, atau bersaing di Indonesia.Pasal 10Penggantian Para Pihak1. Bahwa perjanjian ini hanya berlaku bagi para pihak dan penggantinya yang berhak, akan tetapi para pihak tidak dapat memindahkan hak dan kewajibannya dalam perjanjian ini secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak ketiga, tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari pihak lainnya dan perpindahan itu tidak dimungkinkan pada waktu pembangunan PT.Joint Ventura ini.2. Seandainya pihak yang lain sudah memberikan persetujuan untuk penggantian salah satu pihak dalam perjanjian joint venture ini, penggantian itupun harus mendapat persetujuan pemerintah Republik Indonesia.

Pasal 11Wanprestasi (Default)

Kewajiban PIHAK KEDUA :1) Apabila PIHAK KEDUA tidak menyetor modal yang disetujui dan disepakati dalam perjanjian joint venture ini.2) Tidak melaksanakan pembinaan terhadap PIHAK PERTAMA baik atas usaha ( operasional, manajemen dan keuangan ) yang dibiayai dengan modal tersebut.3) Tidak melakukan pelaporan pelapora yang diwajibkan oleh pemerintah, khususnya yang berkenaan dengan bantuan dan pembinaan pengusaha kecil yang berada di daerahnya.4) Tidak melakukan alih tekhnologi (transfer of know-how).5) Tidak menyuplai mesin mesin untuk memproduksi sumpit (chopstick).Kewajiban PIHAK PERTAMA :1) Apabila PIHAK PERTAMA tidak menyetor modal yang disetujui dan disepakati dalam perjanjian joint venture ini.2) Apabila Pihak Pertama tidak mengembalikan modal yang telah diterimanya kepada Pihak Kedua dalam jangka waktu sepuluh tahun seperti yang telah disepakati dalam perjanjian joint venture.3) Tidak menyediakan tanah untuk penanaman bambu betung sesuai dengan yang disepakati sebelumnya dalam perjanjian joint venture.4) Apabila Pihak Pertama tidakmendapatkan tenaga kerja untuk produksi sumpit.5) Pihak Pertama tidak mengurus perizinan kepada Menteri Kehutanan, Menteri Perindustrian,Menteri Perdagangan dan Menteri Kehakiman.

Pasal 12PemberitahuanApabila terjadi hal hal berikut : salah satu pihak dapat memutuskan perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pihak yang lain :1. Salah satu pihak melanggar kewajiban material yang tercantum dalam perjanjian joint venture ini bukan karena keadaan yang diluar kontrolnya dan gagal untuk memperbaiki pelanggarannya dalam waktu 30 (tiga puluh hari) setelah menerima pemberitahuan mengenai pelanggaran dan meminta perbaikan dari pihak yang tidak bersalah.2. Salah satu pihak telah menerima petisi untuk penyelesaian hukum, atau salah satu pihak telah membuat kesepakatan dengan kreditornya, atau seorang likuidator telah ditunjuk untuk semua atau sebagian dari aset dari pihak yang lain, atau adanya keputusan atau perintah yang diterbitkan yang berhubungan dengan penyelesaian terhadap salah satu pihak.3. Tindakan apapun dari PIHAK PERTAMA yang melanggar hukum atau tindakan yang bisa mengakibatkan PIHAK KEDUA melanggar hukum yang berlaku.4. Para pihak setuju untuk mengenyampingkan pasal 1266 BW dan 1267BW Sejauhmana diperlukan untuk memberlakukan pengakhiran perjanjian joint venture ini.Pasal 13Ganti Rugi PIHAK KEDUA dapat meminta ganti rugi sebagai akibat dari tindakan yang timbul atau yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap perjanjian joint venture ini oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA mempunyai hak hak sebagai berikut :1. Memutuskan seluruh atau sebagian dari perjanjian joint venture ini.2. Mengkompensasikan modal ventura dengan pembayaran modal yang disetor dari PIHAK KEDUA berdasarkan perjanjian joint venture ini atau yang lainnya.3. Untuk meminta pengiriman produk atau jasa yang tidak cacat melalui udara atau dengan pengiriman lain sebagaimana ditentukan oleh PIHAK KEDUA. Semua biaya atau pengeluaran tambahan apapun yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA harus ditanggung oleh PIHAK PERTAMA atau4. Dalam hal PIHAK PERTAMA terlambat untuk menyelesaikan pekerjaan atau mengirimkan produk ke tujuan yang telah ditentukan dalam perjanjian joint venture ini, PIHAK PERTAMA setuju untuk dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari total nilai modal yang disetor untuk setiap hari keterlambatan.5. Setelah keterlambatan lima puluh hari atau maksimal denda 10% (sepuluh persen) dari total nilai modal yang disetor, PIHAK KEDUA berhak memutuskan perjanjian joint venture ini. Pasal 14Force Majeur1. Pihak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya karena mengalami keadaan darurat tidak bisa dimintakan ganti rugi.2. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, pada waktu perjanjian tersebut ditandatangani, atau suatu akibat yang tidak tertanggungkan, karena suatu peristiwa yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya akan terjadi termasuk, tetapi tidak terbatas pada bencana alam, pemogokan buruh, huruhara, sabotase, banjir, pemberontakkan, dan juga keluarnya peraturan pemerintah.3. Pihak yang mengalami keadaan darurat harus memberitahukan hal itu kepada pihak lainnya dalam jangka waktu 30 hari setelah terjadinya keadaan darurat. Setelah itu kedua belah pihak harus bertemu untuk merundingkan bagaimana mengatasi akibat dari keadaan darurat tersebut. Keadaan darurat tidak otomatis bisa membatalkan kontrak.Pasal 15Hukum Yang BerlakuPerjanjian joint venture ini tunduk dan ditafsirkan menurut hukum negara Republik Indonesia.Pasal 16Penyelesaian SengketaApabila para pihak tidak dapat mencapai persetujuan untuk menyelesaikan segala sengketa yang timbul dari perjanjian joint venture ini, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, maka salah satu pihak dapat menyerahkan sengketa tersebut kepada Badan Arbitrase tunduk pada peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia. Arbitrase akan dilakukan dalam Bahasa Inggris di Bandar Lampung.Pasal 17BahasaPerjanjian ini dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dalam mana terdapat perbedaan tafsiran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris maka naskah Bahasa Inggris yang berlaku.Pasal 18Jangka waktu PerjanjianKecuali disetujui lain secara tertulis atau dinyatakan lain atau ditentukan lain dalam perjanjian joint venture ini, jangka waktu perjanjian ini adalah 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian joint venture ini ditandatangani.

Pasal 19Pengakhiran Perjanjian 1. Para pihak dapat memutuskan perjanjian joint venture ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya kepada pihak lain tanpa memberi alasan apapun.2. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian joint venture ini, semua hak dan kewajiban dari para pihak berdasarkan perjanjian joint venture ini pada akhirnya berhenti dan berakhir pada tanggal pemutusan perjanjian joint venture ini. Namun demikian, pemutusan perjanjian joint 3. venture ini tidak memutuskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan kedua belah pihak sampai dengan tanggal pemutusan. Kewajiban-kewajiban dari PPU berdasarkan pasal 11dan interpretasi atau pelaksanaannya dari perjanjian joint venture ini tetap berlaku selama dan setelah jangka waktu dari perjanjian joint venture ini.Pasal 20PerubahanPerjanjian joint venture ini tidak dapat dirubah, ditambah, kecuali atas persetujuan kedua belah pihak.Pasal 21Keseluruhan PerjanjianDengan ditandatanganinya perjanjian ini maka perjanjianperjanjian sebelumnya tidak berlaku lagi.

Demikianlah perjanjian joint venture ini ditandatangani pada tanggal sebagaimana tertulis diatas.

Pihak PertamaPT. Java Anima Darmaja

Yunus HidayatDirektur UtamaPihak KeduaSingapore Chopstick Pte.Ltd

Michael EvanPresiden Direktur

1. Pengenyampingan Pasal 1266-1267 KUHPerdataDalam Pasal 1266 KUHPerdata dinyatakan bahwa:Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan.Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan didalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dari satu bulan.Kemudian dalam Pasal 1267 KUHPerdata dinyatakan bahwa: Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih : memaksa pihak lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya kerugian dan bunga. Pada praktiknya, para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian sering mencantumkan suatu klausula yang menyatakan bahwa mereka sepakat untuk melepaskan atau mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata. Akibat hukum yang terjadi jika terjadi wanprestasi, maka perjanjian yang telah dibuat tersebut akan batal demi hukum. Hal tersebut berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya, sehingga pencantuman klausula yang mengenyampingkan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata harus ditaati oleh para pihak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengenyampingan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata dalam hal terjadinya suatu wanprestasi akan mengakibatkan:a. Pembatalan suatu perjanjian tidak memerlukan adanya proses permohonan batal ke pengadilan melainkan hanya melalui kesepakatan dari para pihak itu sendiri. (Pasal 1266 KUHPer)b. Pihak yang tidak dipenuhi perikatannya dapat memaksa pihak lain untuk memenuhi isi perjanjian atau menuntut pembatalan perjanjian tersebut ke pengadilan dengan cara membebankan penggantian biaya, kerugian, dan juga bunga. (Pasal 1267 KUHPer)Jika pengesampingan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata dihubungkan dengan perjanjian yang tercantum diatas mengenai Perjanjian Usaha Patungan antara Singapore Chopstick Ltd dengan PT Java Anima Darmaja, maka hal tersebut dapat secara jelas terlihat dalam Pasal 12 tentang Pemberitahuan. Pasal 12 Perjanjian Usaha Patungan antara Singapore Chopstick Ltd dengan PT Java Anima Darmaja tentang Pemberitahuan adalah dinyatakan sebagai berikut: Pasal 12PemberitahuanApabila terjadi hal hal berikut : salah satu pihak dapat memutuskan perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pihak yang lain :1. Salah satu pihak melanggar kewajiban material yang tercantum dalam perjanjian joint venture ini bukan karena keadaan yang diluar kontrolnya dan gagal untuk memperbaiki pelanggarannya dalam waktu 30 (tiga puluh hari) setelah menerima pemberitahuan mengenai pelanggaran dan meminta perbaikan dari pihak yang tidak bersalah.2. Salah satu pihak telah menerima petisi untuk penyelesaian hukum, atau salah satu pihak telah membuat kesepakatan dengan kreditornya, atau seorang likuidator telah ditunjuk untuk semua atau sebagian dari aset dari pihak yang lain, atau adanya keputusan atau perintah yang diterbitkan yang berhubungan dengan penyelesaian terhadap salah satu pihak.3. Tindakan apapun dari PIHAK PERTAMA yang melanggar hukum atau tindakan yang bisa mengakibatkan PIHAK KEDUA melanggar hukum yang berlaku.4. Para pihak setuju untuk mengenyampingkan pasal 1266 BW dan 1267BW sejauhmana diperlukan untuk memberlakukan pengakhiran perjanjian joint venture ini.Pasal 12 poin ke-4 dari perjanjian tersebut secara eksplisit menyatakan bahwa para pihak sepakat untuk mengenyampingkan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata. Dengan demikian, dalam hal terjadinya wanprestasi maka tidak diperlukan adanya pembatalan yang harus dimintakan kepada hakim. Namun, apabila salah satu pihak melanggar kewajiban atau prestasinya bukan karena keadaan diluar kehendaknya dan gagal untuk memenuhi prestasinya, maka dalam perjajian tersebut salah satu pihak dapat secara langsung dapat memutuskan perjanjian dengan memberikan pemberitahuan pihak yang lain. Bentuk wanprestasi yang diatur dalam perjanjian tersebut diantaranya adalah apabila salah satu pihak tidak melaksanakan prestasi dan gagal untuk memperbaiki pelanggarannya dalam kurun waktu 30 hari, salah satu pihak telah menerima petisi untuk penyelesaian hukum, atau salah satu pihak telah membuat kesepakatan dengan kreditornya, dan terdapat tindakan melanggar hukum baik dari pihak pertama maupun pihak kedua. Dengan terjadinya salah satu dari bentuk wanprestasi tersebut, maka perjanjian dapat dibatalkan secara sepihak langsung oleh pihak yang dirugikan. Selain itu, terkait dengan ganti rugi, dalam perjanjian disebutkan pada Pasal 13 tentang Ganti Rugi yang menyatakan bahwa Pihak Kedua dapat meminta ganti rugi sebagai akibat dari tindakan yang timbul atau yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap perjanjian joint venture ini oleh Pihak Pertama. 2. Apa yang dimaksud dengan Actio Pauliana?Actio Paulina merupakan suatu bentuk upaya hukum untuk menuntut pembatalan perbuatan-perbuatan hukum debitur yang merugikan krediturnya. Actio Paulina diatur dalam Pasal 1341 KUHPerdata yang berbunyi:Meskipun demikian, tiap kreditur boleh mengajukan tidak berlakunya segala tindakan yang tidak diwajibkan yang dilakukan oleh debitur, dengan nama apapun juga yang merugikan kreditur, asal dibuktikan, bahwa ketika tindakan tersebut dilakukan, debitur dan orang yang dengannya atau untuknya debitur itu bertindak, mengetahui bahwa tindakan itu mengakibatkan kerugian bagi para kreditur. Hak-hak yang diperoleh pihak ketiga dengan itikad baik atas barang-barang yang menjadi obyek dari tindakan yang tidak sah, harus dihormati. Untuk mengajukan batalnya tindakan yang dengan cuma-cuma dilakukan debitur, cukuplah kreditur menunjukan bahwa pada waktu melakukan tindakan itu debitur mengetahui, bahwa dengan cara demikian dia merugikan para kreditur, tak peduli apakah orang yang diuntungkan juga mengetahui hal itu atau tidak (KUHPerd 192,920,977,1061,1067,1166,1185,1454,1922,1952; Credverb.5;F.30,41 dst)Kemudian Actio Pauliana diatur secara khusus dalam pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK) yang menyatakan:Untuk kepentingan harta pailit kepada Pengadilan dapat dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum Debitur yang telah dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan Kreditur, yang dilakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkanPasal 16 ayat (1) UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK) juga menyatakan:Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembaliDengan demikian, kewenangan kurator untuk melakukan Actio Pauliana dimulai ketika putusan pailit tersebut diucapkan oleh Pengadilan Niaga dan tidak perlu untuk menunggu sampai putusan pailit tersebut berkekuatan hukum tetap. Secara umum pembatalan Actio Pauliana menurut UU Kepailitan adalah:a. Dilakukan Actio Pauliana tersebut untuk kepentingan harta pailit.b. Debitur telah melakukan suatu perbuatan hukum.c. Debitur tersebut telah dinyatakan pailit, jadi tidak cukup misalnya jika terhadap debitur tersebut hanya diberlakukan penundaan kewajiban pembayaran hutang (PKPU). d. Perbuatan hukum dimaksud telah merugikan kepentingan Kreditur. e. Perbuatan hukum tersebut dilakukan sebelum pernyataan pailit ditetapkan. f. Kecuali dalam hal-hal berlaku pembuktian terbalik, dapat dibuktikan bahwa pada saat melakukan perbuatan hukum tersebut debitur mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan merugikan kreditur. g. Kecuali dalam hal-hal berlaku pembuktian terbalik, dapat dibuktikan bahwa pada saat melakukan perbuatan hukum tersebut dilakukan pihak dengan siapa perbuatan hukum itu dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur. h. Perbuatan hukum tersebut bukan merupakan perbuatan hukum yang wajib dilakukan, yaitu tidak diwajibkan oleh perjanjian atau undang-undang seperti membayar pajak misalnya. [footnoteRef:1] [1: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1691/actio-pauliana-dan-perdamaian-dalam-kepailitan, diakses pada tanggal 29 Oktober 2014, pada pukul 14.15 WIB]

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK)http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1691/actio-pauliana-dan-perdamaian-dalam-kepailitan, diakses pada tanggal 29 Oktober 2014, pada pukul 14.15 WIB