bab 2 landasan teori 2.1.1 pengertian strategi joint...
TRANSCRIPT
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan
jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan,
divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture.
Menurut Umar (2008:8), strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa
depan.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:6) strategi adalah rencana berskala
besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan
demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Pendapat Porter dari buku Rangkuti (2009:4) strategi adalah alat
yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.
2.1.2 Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen Strategis menurut David (2011:179) manajemen strategis
adalah proses yang sangat interaktif dan membutuhkan koordinasi yang efektif di
antara para manajer manajemen, keuangan/akuntansi, produk/operasi, litbang,
dan sistem informasi manajemen.
Menurut Robbins dan Coulter (2007:218) manajemen strategis adalah
sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka
panjang organisasi. Manajemen strategis penting karena dapat membuat
perbedaan dalam seberapa baik kinerja suatu organisasi dan berhubungan dengan
kenyataan bahwa organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi situasi
yang terus berubah.
Manajemen Strategis menurut David (2011:5) didefinisikan sebagai seni
dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya. Jadi manajemen strategi berfokus pada usaha untuk
14
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasional.
Manajemen Strategis menurut John A. Pearce dan Richard B.Robinson
(2014:3) didefinisikan sebagai suatu rangkaian keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi rencana untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2.1.2.1 Manfaat Manajemen Strategis
Menurut David (2011:23) manfaat utama dari manajemen strategis
adalah untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih
baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih
sistematis, logis, dan rasional. Manfaat lainnya adalah hadirnya peluang
bahwa proses tersebut menyediakan ruang yang mampu memberdayakan
individu.
Menurut David (2011:24) keuntungan yang diperoleh dari penerapan
manajemen strategis ada dua yaitu keuntungan keuangan dan keuntungan non
keuangan. Keuntungan keuangan yaitu organisasi yang menggunakan konsep
manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil daripada yang tidak.
Keuntungan non keuangan yang dikutip oleh David (2011:26) adalah:
1. Memungkinkan identifikasi, pemprioritasan, dan pemanfaatan peluang
yang muncul.
2. Menyediakan pandangan yang objektif tentang persoalan-persoalan
manajemen.
3. Merepresentasikan sebuah kerangka kerja untuk aktivitas koordinasi dan
kontrol yang lebih baik.
4. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang tidak
menguntungkan.
5. Memungkinkan keputusan-keputusan besar yang mampu mendukung
tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik.
6. Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan sumber daya
untuk mengejar peluang yang telah diidentifikasi.
7. Memungkinkan pengalokasian sumber daya yang lebih sedikit untuk
memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan.
15
8. Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antarpersonil.
9. Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama.
10. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab individual.
11. Mendorong hadirnya pemikiran ke depan.
12. Menyediakan pendekatan yang koorperatif, terintegrasi, dan antusias
untuk menangani persoalan dan peluang.
13. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.
14. Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen bisnis.
2.1.3 Konsep Manajemen Strategis
2.1.3.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Sumber: David (2011: 250)
16
2.1.3.2 Tahapan Dalam Manajemen Strategis
Menurut David (2011:6-7), proses manajemen strategis terdiri tiga
tahap:
1. Perumusan Strategi
Mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan
ancaman eksternal suatu organiasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internalm penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-
strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan
dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, perlukah ekspansi atau diversifikasi
operasional dilakukan, perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional,
perlukah merger atau penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana
menghindari pengambilalihan yang merugikan. Karena tidak ada
organisasi yang memiliki sumber daya yang tak terbatasm para penyusun
strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang akan paling
menguntungkan perusahaan.
2. Penerapan Strategi
Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat
dijalankan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang
suportif pada strategi, penciptaan struktur penciptaan organisasional yang
efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyimpanan
anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan
pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. Penerapan
strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis.
Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk
melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Penerapan strategi yang
berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi
karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi
tersebut dirumuskan namun bila tidak diterapkan tidak ada gunanya.
3. Penilaian strategi
17
Penilaian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Manajer
musti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik,
penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh
infomasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi dimasa
yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal yang terus
berubah. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar adalah (1)
peninjauan ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi
strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan langkah
korektif. Penilaian strategi diperlukan karena apa yang berhasil saat ini
tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan
persoalan baru dan berbeda; organisasi yang mudah berpuas diri akan
mengalami kegagalan.
2.2 Formulasi Strategi
2.2.1 Visi dan Misi
Menurut David (2011:16) Banyak organisasi dewasa ini mengembangkan
suatu pertanyaan visi untuk menjawab pertanyaan,”Kita ingin menjadi seperti
apa?” Mengembangkan pernyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah
pertama dari perencanaan strategism bahkan mendahului pembuatan pernyataan
misi. Banyak pernyataan visi berupa satu kalimat tunggal. Sebagai contoh ,
pernyataan visi Stokes Eye Clinik di Amerika Serikat bagian selatan berbunyi,
“Visi kami adalah merawat visi Anda.” Visi Institute Of Management
Accountants adalah “Pemimpin global dalam pendidikan, sertifikasi, dan praktik
akuntansi manajemen dan manajemen keuangan.” Pernyataan misi adalah
“pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan suatu bisnis dari perusahaan-
perusahaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi menunjukan cakupan
operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar.” Ia menjawab pertanyaan dasar
yang dihadapi oleh semua penyusum strategi : “Apakah bisnis kita ini?.”
Pernyataan misi yang jelas melukiskan nilai dan prioritas dari sebuah organisasi.
Mengembangkan sebuah pernyataan misi memaksa para penyusun strategi untuk
berpikir mengenai hakikat dan cakupan operasi saat ini dan menilai potensi pasar
dan aktivitas di masa yang akan datang. Pernyataan misi secara umum
menggambarkan arah masa depan suatu organisasi.
18
Menurut David (2011:102), pernyataan misi dapat dan memang beragam
dalam hal panjang kalimat, kandungan, format, dan kekhususannya. Oleh karena
pernyataan misi merupakan bagian yang paling kasat mata dan umum dari proses
manajemen strategis, maka pernyataan misi seharusnya memasukan semua
komponen penting seperti di bawah ini:
1. Konsumen (customer) – Siapakah konsumen perusahaan?
2. Produk atau Jasa (product and service) – Apakah produk atau jasa utama
perusahan?
3. Pasar (market) – Secara geografis, di manakah perusahaan bersaing?
4. Teknologi (technology) – Apakah perusahaan canggih secara teknologi?
5. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas (concern for
survival, growth, amd profitability) – Apakah perusahaan komitmen terhadap
pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat?
6. Folosofi (philosophy) – Apakah keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis
dasar perusahaan?
7. Konsep diri (self-concept) – Apakah kompetensi khusus atau keunggulan
kompetititf utama perusahaan?
8. Fokus pada Citra Publik (Concern for public image) – Apakah perusahaan
responsif terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan
hidup?
9. Fokus pada karyawan (concern for employees) – Apakah karyawan
dipandang sebagai aset perusahaan yang berharga?
2.2.2 Audit Eksternal
Menurut David (2011:120) Tujuan audit eksternal adalah untuk
mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan
sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Sebagaimana
diisyaratkan dengan istilah terbatas, audit eksternal tidak bertujuan
mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang
mempengaruhi bisnis, melainkan bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel
penting yang menawarkan respons berupa tindakan. Perusahaan harus mampu
merespons entah secara ofensif maupun defensif terhadap berbagai faktor
tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dan
peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak dari ancaman potensial.
19
Kekuatan-kekuatan eksternal utama dibagi menjadi lima kategori luas:
1. Kekuatan Ekonomi
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan.
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum.
4. Kekuatan Teknologi
5. Kekuatan Kompetitif
2.2.3 Analisis Kompetitif: Model Lima Kekuatan Porter
Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif menurut David
(2011:145-146) adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk
mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan antar
perusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain. Menurut Porter,
hakikat persaingan suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan
dari lima kekuatan:
1. Persaingan antar perusahaan saingan
2. Potensi masuknya pesaing baru
3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti
4. Daya tawar pemasok
5. Daya tawar konsumen
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep (Fred R. David, 2011:146)
2.2.4 Audit Internal
Menurut David (2011:176) Suatu organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada bisnis yang sama kuatnya
atau sama lemahnya di semua area. Kekuatan/kelemahan internal, ditambah
dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, memberi
20
landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan
dengan tujuan untuk mendayagunakan kekuatan serta mengatasi kelemahan
internal.
Kekuatan internal dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu:
1. Kekuatan manajemen
2. Kekuatan pemasaran
3. Kekuatan keuangan/akuntansi
4. Kekuatan produksi/operasi
5. Kekuatan penelitian dan pengembangan
6. Kekuatan sistrem informasi manajemen
2.3 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Menurut David (2011:244) Tujuan-tujuan jangka panjang mempresentasikan
hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi
mempresentasikan berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten, biasanya
berkisar antara dua sampai lima tahun.
Tujuan harus kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang,
hierarkis, mungkin untuk dicapai, dan kongruen antar unit organisasional. Tiap-tiap
tujuan juga harus terkait dengan garis waktu. Tujuan pada umumnya dinyatakan
dalam pengertian-pengertian seperti pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan,
profitabilitas, pangsa pasar, tingkat, dan hakikat diversifikasi tingkat dan hakikat
intergrasi vertikal, laba per saham, dan tanggung jawab sosial.
2.4 Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif
Menurut David (2011:323-324) Teknik-teknik perumusan strategi yang
penting diintegrasikan ke dalam pengambilan keputusan tiga tahap:
Tahap 1
Dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
(External Factor Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal
Factor Evaluation-IFE), Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix-
CPM), Tahap 1 disebut Tahap Input (Input Stage), berisi informasi input dasar
yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap 2
21
Tahap Pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif
yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal
utama. Teknik Tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-
Ancaman (Strengths – Weaknesses –Opportunities – Threats - SWOT), Matriks
Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position and Action
Evaluation-SPACE), Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks Internal-
Eksternal (Internal-External-IE), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy
Matrix).
Tahap 3
Tahap Keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja, Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-
QSPM), QSPM menggunakan informasi input dari Tahap 1 untuk secara objektif
mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam Tahap 2.
QSPM menunjukan daya tarik relatif berbagai strategi alternatif dan dengan
demikian, memberikan landasan objektif bagi pemilihan strategi alternative.
Gambar 2.3 Kerangka Analitis Perumusan Strategi
Sumber: David (2011:324)
2.5 Tingkatan Strategi
Menurut Umar (2008:8-10) tingkatan strategi pada perusahaan konglomerasi,
Holding atau Group, terdiri atas 3 tingkatan:
1. Corporate Strategy (Strategi Korporasi)
2. Bussiness Unit Strategy (Strategi Unit Bisnis)
3. Functional Strategy (Strategi Fungsional)
22
Gambar 2.4 Tingkatan Strategi pada Perusahaan Konglomerasi,
Holding atau Group
Sumber: Buku Strategic Management in Action (Umar, 2008:8)
Pada perusahaan kecil maksudnya perusahaan yang tidak mempunyai anak
perusahaan atau perusahaan yang hanya memiliki satu bisnis usaha, tingkatan
strateginya hanya 2 tingkatan:
1. Corporate Strategy (Strategi Korporasi)
2. Functional Strategy (Strategi Fungsional)
Gambar 2.5 Tingkatan Strategi Pada Perusahaan Kecil
Sumber: Buku Strategic Management in Action (Umar, 2008:8)
2.6 Jenis-Jenis Strategi
Menurut David (2011:252-273) Jenis-jenis strategi antara lain:
1. Strategi-Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal secara
kolektif kadang disebut sebagai strategi-strategi vertikal. Strategi-strategi
23
integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas
distributor, pemasok, dan pesaing.
a. Integrasi Ke Depan (forward integration)
Integrasi ke depan berkaitan dengan usaha untuk memperoleh
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.
Semakin banyak produsen (pemasok) dewasa ini yang menjalankan strategi
integrasi ke depan dengan cara membangaun situs Web secara langsung
menjual produk mereka kepada konsumen. Satu cara yang efektif untuk
menerapkan integrasi ke depan adalah pewaralabaan (franchising). Bisnis
memanfaatkan pewaralabaan untuk mendistribusikan produk atau jasa
mereka. Bisnis dapat melakukan ekspansi secara cepat melalui pewaralabaan
karena biaya dan peluang yang muncul disebar di kalangan banyak individu.
Enam pedoman tentang kapan integrasi ke depan dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif:
- Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak
dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan distribusi
perusahaan.
- Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk
menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang
melakukan integrasi ke depan.
- Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengan tumbuh
dan diharapkan akan terus berkembang pesat.
- Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian
produk-produknya sendiri.
- Ketika keuntungan dari produksi yang stabil yang sangat tinggi, ini
menjadi pertimbangan organisasi.
b. Integrasi Ke Belakang (backward integration)
Integrasi ke belakang adalah sebuah strategi yang megupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atau pemasok perusahaan. Strategi
tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak bisa
diandalkan, terlampau mahal, atu tidak mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan.
24
Tujuh pedoman tentang kapan integrasi ke belakang dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif:
- Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat
diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan akan
onderdil, komponenm barang rakitan atau bahan mentah.
- Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
- Ketika industri bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat, ini
merupakan faktor karena strategi jenis integratif mengurangi kemampuan
organisasi untuk melakukan diversifikasi di industri yang tengah
mengalami kemerosotan.
- Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia
untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru.
- Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting, ini menjadi
faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya dan
biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi ke
belakang.
- Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang
menunjukan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu industri
layak untuk dikembangkan.
- Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber daya yang
dibutuhkannya secara cepat.
c. Integrasi Horizontal (horizontal integration)
Mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Salah satu tren paling signifikan
dalam manajemen strategis dewasa ini adalah meningkatnya pemakaian
integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan
pengambilalihan di antara para pesaing memungkinkan peningkatan skala
ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.
Lima pedoman tentang kapan integrasi horizontal dapat berubah
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
- Ketika perusahaan bisa mendapatkan karakteristik monopolistik dalam
area atau daerah tertentu tanpa ditentang oleh pemerintah atas upaya
“besar-besaran” untuk mengurangi persaingan.
- Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang berkembang.
25
- Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif
yang besar.
- Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal yang dibutuhkan
untuk mengelola organisasi yang berkembang dengan sukses.
- Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial atau
kebutuhan akan sumber daya tertentu yang dimiliki sebuah organisasi;
perhatikan bahwa integrasi horizontal tidak akan tepat jika pesaing
mempunyai kinerja yang buruk, sebab dalam kasus ini penjualan industri
keseluruhan tengah merosot.
2. Strategi-Strategi Intensif
Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk kadang
disebut sebagai strategi-strategi intensif. Sebab hal tersebut mengharuskan
adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan
produk yang ada saat ini ingin membaik.
a. Penetrasi Pasar (market penetration)
Adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang
lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan dalam bentuk murni maupun
dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi lainnya. Ini meliputi
penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,
penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstensif, atau
pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran.
Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
- Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu.
- Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikan secara signifikan.
- Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan
industri meningkat.
- Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan pemasaran euro secara
historis tinggi.
- Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif
yang besar.
b. Pengembangan Pasar (market development)
26
Meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-
wilayah geografis yang baru. Sebagai contoh, United Airlines yang berbasis di
Chicago pada 2007 memenangkan kontes empat jalur untuk menyediakan
layanan baru ke China. Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan memiliki
jaringan distribusi yang kuat dan adanya peluang pasar baru, sehingga
memungkinkan untuk melakukan penambahan kapasitas produksi. Jadi strategi
ini dapat dilakukan dengan menambah saluran distribusi ke berbagai wilayah
pasar yang baru secara geografi.
pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
- Ketika saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal,
dan berkualitas baik.
- Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya.
- Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.
- Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
- Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.
- Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global
dalam cakupannya.
c. Pengembangan Produk (product development)
Adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan
dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini.
Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang beasar untuk
penelitian dan pengembangan. Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan
memiliki kemampuan untuk membuat/mengembangkan produk baru, dimana
perekonomian sedang tumbuh dan pada kondisi dimana kompetitor menawarkan
produk yang semakin bersaing. Strategi ini biasanya memerlukan anggaran
penelitian yang cukup besar.
Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif:
- Ketika organsasi memiliki produk yang berhasil berada di tahap kematangan
dari siklus hidup produk. Gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang
terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari
pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
27
- Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan
teknologi yang cepat.
- Ketika pesaing utama menawarkan produk yang berkualitas lebih baik
dengan harga “bagus”.
- Ketika organisasi bersaing dalam industri dalam industri dengan tingkat
pertumbuhan tinggi.Ketika organisasi memiliki kapabilitas penilitan dan
pengembangan yang sangat kuat.
3. Strategi Diversifikasi (diversification strategies)
Terdapat dua jenis umum strategi-strategi diversifikasi, terkait dan tidak
terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian
strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Bisnis dikatakan tak terkait
ketika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas
bisnis yang bernilai secara kompetitif. Strategi diversifikasi menjadi tidak terlalu
disukai manakala organisasi mendapati bahwa mengelola berbagai bisnis yang
beragam tidaklah mudah.
a. Diversifikasi Terkait
Adalah strategi penambahan produk atau jasa tetapi berkaitan secara
umum. Strategi ini dilakukan perusahan dengan cara menambah produk atau jasa
baru yang masih berhubungan.
Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
- Ketika organisasi berkompetensi di sebuah industri yang tidak mengalami
pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat.
- Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara signifikan
mendongkrak penjualan produk saat ini.
- Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang
sangat bersaing.
- Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman
yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di
perusahaan.
- Ketika organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus
hidup produk.
- Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.
b. Diversifikasi Tak Terkait
28
Strategi diversifikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis yang
sanggup memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya sendiri,
alih-alih berupaya memanfaatkan kesesuaian strategis rantai nilai di antara bisnis.
Perusahaan yang menjalankan diversifikasi tak terkait terus-menerus mencari di
berbagai industri yang berbeda perusahaan-perusahaan yang dapat diakuisisi
dalam suatu kesepakatan dan memiliki potensi untuk menghasilkan
pengembalian atas investasi yang tinggi. Diversifikasi tak terkait melibatkan
usaha untuk mencari dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang asetnya
bernilai rendah, atau yang secara finansial sedang tertekan, atau yang memiliki
prospek pertumbuhan tinggi namun kekurangan modal investasi.
Sepuluh pedoman tentang kapan diversifikasi tak terkait dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif:
- Ketika pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa perusahaan saat ini
akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru, yang
tidak terkait.
- Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang sangat kompetitif
dan/atau tidak mengalami pertumbuhan, seperti diindikasikan oleh hasil dan
margin laba industri yang rendah.
- Ketika jalur distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan
produk baru ke konsumen saat ini.
- Ketika produk baru memiliki pola penjualan dengan siklus terbaik
dibandingkan dengan produk perusahaan saat ini.
- Ketika industri dasar sutu organisasi mengalami penurunan dalam penjualan
dan laba tahunan.
- Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan
untuk bersaing dengan baik di industri baru.
- Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak terkait yang
menarik secara investasi.
- Ketika ada sinergi finansial antara peprusahaan yang diakuisisi dan
mengakuisisi.
- Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini.
- Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara
historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri.
4. Strategi Defensif
29
Selain integratif, insentif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
melakukan penciutan, divestasi dan likuidasi.
a. Penciutan (Retrenchment)
Terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang
melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun. Kadang kala disebut pembalikan atau strategi reorganisasional,
penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu
organisasi. Selama penciutan, para penyusun strategi bekerja dengan sumber
daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan,
dan media.
Lima pedoman tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif:
- Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang khusus tetapi gagal secara
konsisten untuk mencapai tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.
- Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di
industri.
- Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah,
semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan dari pemegang saham
untuk memperbaiki organisasi.
- Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan
internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu, yaitu ketika
manajer strategis organisasi telah gagal (dan mungkin akan digantikan oleh
orang yang lebih kompeten).
- Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam waktu cepat
sehingga diperlukan reorganisasi internal besar-besaran.
b. Divestasi
Menjual satu divisi atau sebagian dari suatu organisasi disebut dengan
divestasi. Divestasi sering dipakai untuk mendapat modal guna akuisisi atau
investasi strategis lebih jauh. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan
strategi penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak
begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain. Dan juga telah
30
menjadi strategi yang populer bagi perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti
mereka dan tidak terlalu terdiversifikasi.
Enam pedoman tentang kapan divestasi dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif:
- Ketika perusahaan telah menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk
mencapai perbaikan yang diharapkan.
- Ketika sebuah divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya baru agar
kompetitif daripada yang dapat disediakan perusahaan.
- Ketika sebuah divisi bertanggung jawab untuk keseluruhan kinerja
perusahaan yang buruk.
- Ketika sebuah divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan keseluruhan
organisasi. Hal ini disebabkan karena pasar, pelanggan, manajer, karyawan,
nilai, dan kebutuhan yang secara radikal berbeda.
- Ketika sejumlah besar uang dibutuhkan secara cepat dan tidak dapat di
peroleh dengan cara lain.
- Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam organisasi.
c. Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaan
berwujudnya disebut likuidasi. Likuidasi merupakan pengakuan kesalahan dan
konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. Namun
demikian, lebih baik menghentikan operasi daripadi terus menderita kerugian
uang dalam jumlah yang besar.
Tiga pedoman tentang kapan likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang
sangat efektif:
- Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan divestasi,
dan tidak ada satu pun yang berhasil.
- Ketika satu-satunya alternatif bagi organisasi hanyalah menyatakan diri
bangkrut likuidasi mempresentasikan cara yang sistematis dan terencana
untuk mendapatkan sebesar mungkin uang tunai dari penjualan aset
organisasi. Perusahaan dapat secara legal mengumumkan dirinya bangkrut
lebih dahulu dan kemudian melikuidasi berbagai divisi untuk menghasilkan
modal yang dibutuhkan.
- Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian mereka
dengan menjual aset perusahaan.
31
2.7 Daya Saing
2.7.1 Pengertian Daya Saing
Menurut Susanto (2014:204) suatu perusahaan dikatakan memiliki daya
saing atau keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah ketika
perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan
sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang
tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.
2.7.2 Pengertian Keunggulan Bersaing
Menurut Dirgantoro (2007:68), comparative advantage atau keunggulan
komparatif, konsepnya pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo pada awal
tahun 19-an. Kata kuncinya adalah comparative yang diartikan sebagai relatif.
Maksudnya adalah untuk lingkup negara, perekonomian suatu negara harus lebih
banyak memproduksi barang-barang yang relatif lebih efisien untuk
memproduksinya dan kemudian produk tersebut diekspor. Sedangkan barang
yang harus diimpor adalah barang yang relatif keuntungannya lebih kecil.
Menurut Assauri (2013:1) suatu perusahaan baru dapat memiliki
keunggulan bersaing bila perusahaan tersebut berhasil merancang dan
mengimplementasikan strategi penciptaan nilai atau value. Membangun
keunggulan bersaing harus dilakukan perusahaan secara tepat dan berkelanjutan,
dengan menyusun strategi dan sekaligus mengimplementasikannya.
2.7.3 Metode Memperkuat Posisi Perusahaan
Menurut Kenichi Ohmae yang dikutip oleh Dirgantoro (2007: 64-65), ada
4 cara atau metode untuk memperkuat posisi perusahaan dibanding dengan
pesaingnya, antara lain:
a. Metode strategi bisnis berdasarkan key success factors
Point utama dalam metode ini adalah untuk mengidentifikasikan key success
factors didalam industri atau bisnis, dan kemudian memasukkan atau
menambahkan sekumpulan sumber daya ke dalam area-area perusahaan
melihat adanya peluang untuk memperoleh keunggulan strategi di
bandingkan dengan para pesaing.
b. Metode strategi keunggulan biaya
32
Strategi yang menitikberatkan pada pengurangan biaya dan peningkatan
efisiensi. Strategi ini menghasilkan produk dengan biaya serendah mungkin
dalam industri dengan menerapkan teknologi dalam upaya menekan biaya,
pengurangan biaya operasional, dan menggunakan suatu teknik penjualan
dalam usaha menghasilkan laba yang besar.
c. Metode strategi diferensiasi
Strategi yang mendapatkan perhatian dari pelanggan atau pembeli dengan
berusaha menciptakan dan memasarkan produk yang mempunyai keunikan
atau ciri tertentu untuk berbagai jenis pelanggan yang bervariasi.
d. Metode strategi fokus
Strategi yang memperoleh daya tarik khusus bagi satu atau lebih kelompok
pelanggan atau pembeli dari kalangan industri dengan menitikberatkan pada
faktor biaya atau diferensiasi produk.
2.8 Analisis SWOT
David (2011) dalam buku Manajemen Strategi menguraikan analisis SWOT
merupakan suatu cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan
(STRENGHT), kelemahan (WEAKNESS) intern perusahaan lalu peluang
(OPPORTUNITY) dan ancaman (THREAT) didalam lingkungan yang dihadapi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Analisis SWOT meliputi:
- Strength (kekuatan)
Sumber daya (keuangan atau finansial, manusia, energi, mesin, bangunan dan
sebagainya) keterampilan atau keunggulan khas yang dimiliki oleh individu atau
organisasi lain. Strenght atau kekuatan disebut juga core distinctive atau
kompetensi inti.
- Weakness (kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan sumber daya, keterampilan, kapabilitas yang
menghambat kemajuan perusahaan, baik secara kinerja (competency), profits
income, improvement managerial & product.
- Opportunity ( peluang)
Situasi penting yang menguntungkan bagi perusahaan. Kemungkinan peluang
tersebut tidak datang dua kali, akan tetapi perusahaan yang mampu melihat
33
berbagai peluang dengan baik dari kacamata bisnis, sangat berperan besar dalam
pencapaian targets dan goals perusahaan.
- Threat (ancaman)
Situasi yang penting yang tidak menguntungkan, dapat dihilangkan, dapat
diperbaiki, bagaimanapun cara perusahaan mengatasinya. Hambatan tersebut
tentu memiliki kapabilitas untuk menghambat dan merupakan sesuatu yang tidak
menguntungkan.
2.9 Tingkatan Manajer
Menurut Robbins dan Coulter (2007) terdapat 3 tingkatan manajer, yaitu :
- Manajer Puncak
Manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan organisasi.
Contohnya adalah presiden direktur, presiden komisaris, CEO.
- Manajer Menengah
Mencakup semua tingkat manajemen antara tingkat penyella dan tingkat
puncak. Contohnya adalah kepala bagian, kepala biro, manajer pabrik, manajer
divisi, general manager, dekan.
- Manajer Lini Pertama
Manajer tingkat paling rendah. Para manajer ini sering disebut penyella, manajer
kantor, manajer departemen.
Gambar 2.6 Tingkatan Manajer
Sumber : Buku Manajemen (Robbins dan Coulter, 2007)
34
2.10 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran
Sumber : Pengembangan dari David, 2011:324
Peneliti tidak menggunakan matriks BCG (Boston Consulting Group) dan
matriks SPACE dikarenakan kedua matriks tersebut pada umumnya digunakan untuk
membantu upaya-upaya perusahaan multi-divisional dalam merumuskan suatu
strategi.
PT Berkat Inti Kreasi
Peluang dan Ancaman
Matriks EFE Matriks CPM Matriks IFE
Matriks SWOT Matriks IE Matriks Grand
Matriks QSPM
Strategi Bisnis
Kekuatan dan Kelemahan