contoh proposal pengajuan sapi

43
CONTOH PROPOSAL PENGAJUAN SAPI KELOMPOK TANI TERNAK “ TRIJAYA “ DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA PROGRAM PENGUATAN SAPI BETINA BUNTING TAHUN 2012 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal permohonan bantuan modal Usaha Peningkatan Pembibitan Ternak Sapi Potong Melalui Penguatan Betina Produktif di Kelompok Tani Ternak “Trijaya”Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis. Penyusunan proposal ini dimaksudkan guna menunjang pengembangan peternakan dan penyelematan betina yang masih produktif di Kelompok Tani Ternak “Trijaya”, dengan tujuan untuk

Upload: laskar-tamiang-bersatu

Post on 31-Dec-2015

4.315 views

Category:

Documents


169 download

DESCRIPTION

CONTOH

TRANSCRIPT

CONTOH PROPOSAL PENGAJUAN SAPI

KELOMPOK TANI TERNAK

“ TRIJAYA “DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN DANA

PROGRAM

PENGUATAN SAPI BETINA BUNTING

TAHUN 2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya

lah kami dapat menyelesaikan Proposal permohonan bantuan modal Usaha Peningkatan Pembibitan

Ternak Sapi Potong Melalui Penguatan Betina Produktif di Kelompok Tani Ternak “Trijaya”Desa

Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Penyusunan proposal ini dimaksudkan guna menunjang pengembangan peternakan dan

penyelematan betina yang masih produktif di Kelompok Tani Ternak “Trijaya”, dengan tujuan untuk

meningkatkan populasi serta mendukung program swasembada daging sapi tahun 2014.

Kegiatan tersebut di atas, diharapkan dapat berdayaguna dan berhasil guna untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan usaha di daerah pedesaan, serta pengembangan

perekonomian daerah.

Demikian, kiranya usulan kegiatan ini terealisasi sebagaimana yang diharapkan.

Amin.

Situmandala, 24 Desember 2012

Ketua Kelompok Tani TernakTrijaya

DAYAT

DAFTAR ISI

HalJudul.............................................................................................................................Surat Keterangan BP3K...............................................................................................Surat Pengajuan Permohonan Dana............................................................................Surat Pengantar dari Kepala Desa...............................................................................Surat Keterangan Kepala Desa....................................................................................Kata Pengantar.............................................................................................................A. PENDAHULUAN......................................................................................................B. PROFIL USAHA.......................................................................................................A. ASPEK PEMASARAN..............................................................................................B. ASPEK PRODUKSI..................................................................................................C. ASPEK KEUANGAN................................................................................................D. ASPEK MANAJEMEN PENGELOLAAN.................................................................. E. ASPEK SOSIAL EKONOMI.....................................................................................F. ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN.............................................................................G. KESIMPULAN..........................................................................................................H. PENUTUP................................................................................................................I. LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................................

  PROFIL KELOMPOK DAN IDENTITAS.........................................................................  STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK.......................................................................  DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK.................................................................................  RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK).................................................  ANALISA USAHA BUDIDAYA TERNAK SAPI...............................................................  BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI TERNAK...................................  SK PENETAPAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK.........................................  LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN.................................................................................  SURAT KETERANGAN DOMISILI KELOMPOK............................................................  SURAT KETERANGAN BELUM/TIDAK PERNAH MENDAPAT BANTUAN..................  DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN KELOMPOK..........................................................  DENAH KAWASAN KELOMPOK...................................................................................  PETA WILAYAH DESA SITUMANDALA........................................................................  PETA KECAMATAN RANCAH.......................................................................................  PIAGAM PENGUKUHAN...............................................................................................  PIAGAM PENGHARGAAN.............................................................................................  SERTIFIKAT ..................................................................................................................  FOTO DOKUMEN DIKLAT.............................................................................................  FOTO LOKASI KELOMPOK HASIL UNGGAHAN GOOGLE EARTH............................

A.       PENDAHULUANBerbagai permasalahan yang menimpa masyarakat kita saat ini, hanya bisa diselesaikan melalui

rasa saling peduli dan sinergi kerjasama semua elemen yang menjadi bagian dari bangsa ini. Keterlibatan

masyarakat dalam semua bidang pembangunan dibawah arahan dan kepemimpinan dari pemerintah baik

pusat maupun daerah melalui program-program yang visioner dan berorientasi pada kemajuan bersama

akan sangat membantu percepatan kemajuan bangsa ini.

Seiring dengan diluncurkannya program pemerintah berupa program Penguatan betina produktif,

serta tuntutan kondisi usaha tani ternak di Kelompok Tani Ternak “Trijaya” yang semakin berkembang,

menuntut pula adanya tambahan permodalan guna mengembangkan usaha (antara lain untuk

peningkatan populasi ternak sapi potong, perluasan perkandangan, perluasan kebun hijauan makanan

ternak, dll). Disadari bahwa pengalaman menunjukan masih rendahnya kemampuan masyarakat (dalam

hal ini petani) untuk dapat mengakses permodalan tersebut, yang pada kenyataannya bukanlah suatu hal

yang mudah, umumnya disebabkan terbentur beberapa persyaratan yang cukup menyulitkan dipenuhi

oleh petani kecil. Hal ini cukup ironis ditengah upaya pemerintah untuk mensukseskan program

swasembada daging sapi tahun 2014.

Namun demikian, kami berkeyakinan bahwa kondisi tersebut dapat dirubah melalui upaya dan

kerja keras, untuk meyakinkan semua pihak bahwa usaha tani ternak sapi potong yang dikelola

Masyarakat Kelompok Tani Ternak “Trijaya” adalah suatu usaha yang menguntungkan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

B.       PROFIL USAHABerlokasi di pedesaan dengan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani yang

notabene menghasilkan limbah pertanian yang berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal, maka

jenis usaha yang kami pilih adalah usaha agribisnis sapi potong. Selain daya dukung alam yang luar

biasa, alasan kami memilih usaha tersebut adalah pengalaman kami yang sudah bertahun-tahun

menekuni usaha sapi potong meskipun masih dalam skala kecil. Kesamaan profesi dan perasaan senasib

sepenanggungan yang sudah dirasakan selama beratun-tahun tersebut, mengantarkan kami membentuk

Kelompok Tani Ternak “Trijaya”, dengan Sekretariat beralamat di Dusun Karangsari Desa Situmandala

Kecamatan Rancah , Kabupaten Ciamis.

Anggota Kelompok Tani Ternak “Trijaya” memiliki kemauan dan kemampuan untuk berusaha

dalam usaha tani ternak sapi potong, yang bermuara pada upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan

taraf hidup. Populasi ternak sapi potong yang ada saat ini adalah sebanyak lebih kurang 51 ekor, yang

dikelola oleh sebanyak 24 orang anggota kelompok. Pola usaha budidaya yang dijalankan adalah Pola

Pembibitan. Cita-cita Kelompok Tani Ternak “Trijaya” kedepan apabila mendapatkan Dana tambahan

untuk meningkatkan usaha melalui Penguatan betina produktif, adalah ingin memperbesar skala usaha.

Sehingga selanjutnya usaha agribisnis sapi potong Kelompok Tani Ternak “Trijaya”akan dibagi menjadi

dua segmen usaha yaitu penggemukan dan pembibitan dengan memanfaatkan teknologi IB

Ditinjau dari potensi ketersediaan pakan lokal dilokasi kelompok dan sekitarnya yang cukup baik,

maka keturunan/ras/jenis sapi potong yang akan dikembangkan untuk usaha penggemukan dan

pembibitan adalah berbagai campuran berbagai ras/keturunan sapi terutama sapi spesies besar, tetapi

tidak menutup kemungkinan digunakan juga spesies PO, tergantung dari modal usaha yang tersedia dan

perkembangan permintaan pasar.

Meskipun usaha ini disebut usaha agribisnis sapi potong, namun produk usaha kelompok tidak

hanya sapi potong hidup saja , namun juga akan menekuni usaha pupuk organik, baik cair maupun padat

yang sekaligus juga merupakan strategi penanganan limbah agar bersahabat dengan lingkungan.

sesuai dengan tujuan pemerintah untuk melakukan usaha swasembada daging sapi pada tahun

2014, dalam jangka panjang usaha ini akan diarahkan pada usaha pembibitan. Namun karena perputaran

uang pada usaha pembibitan lambat, maka untuk menjaga stabilitas usaha pada awal pembangunan

usaha, proporsi sapi pembibitan lebih kecil dari penggemukan. Selanjutnya secara bertahap proporsi sapi

bibit ditingkatkan periode usaha seiring dengan perkembangan dan kestabilan finansial usaha ini.

Dengan mengoptimalkan potensi pasar di lokasi wilayah Ciamis dan Tasikmalaya saja, serta

sesekali melakukan penetrasi pasar ke daerah lain seperti Bandung dan Jakarta khususnya pada saat

qurban, maka usaha agribisnis sapi potong Kelompok Tani Ternak “ Trijaya” akan menjadi salah satu

sentra sapi potong di Kecamatan Rancah , bahkan mungkin Kabupaten Ciamis di masa yang akan datang.

A.     ASPEK PEMASARAN1.       Permintaan

Permintaan sapi potong dapat diklasifikasikan berdasarkan perutukan permintaan, yakni

permintaan sapi potong untuk konsumsi. Salah satu sumber mengatakan bahwa untuk memenuhi pasar

daging Ciamis saja diperlukan minimal 7 ekor sapi setiap harinya (minimal 210 ekor/bulan). Angka tersebut

belum termasuk para pedagang daging di pasar-pasar lokal kecamatan yang sebagian besar memotong

sendiri tiap tiga sampai empat hari (8-10 ekor/bulan), potensi pasar sangat terbuka lebar untuk

memasarkan daging sapi. Berdasarkan pemaparan tersebut sangat jelas bahwa potensi pasar sapi di

wilayah Ciamis sangat bagus, hal ini dapat memicu para pedagang atau bandar sapi menjual ternak sapi

potong tanpa terkendali, sehingga memicu pemotongan sapi betina produktif.

Desa Situmandala merupakan satu-satunya desa di kecamatan Rancah dan Tambaksari yang

mempunyai Pasar Hewan khususnya Sapi, merupakan Pasar Besar yang dapat menyuplay sapi ke wilayah

Kuningan, Tasikmalaya, Majenang dan dll.

2.       Penawaran Tidak seperti di Jawa Timur atau Jawa tengah, penawaran sapi potong di daerah Jawa Barat

khususnya Ciamis dan sekitarnya masih tergolong rendah. Bahkan sapi-sapi yang ada di Ciamis saat ini

sebagian besar didatangkan dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Bukan hanya Ciamis saja, secara umum

daerah Jawa Barat belum dapat memenuhi kebutuhan sapi potong lewat peternakan sapi yang berada di

wilayah Jawa Barat. Karena itu peluang usaha ini masih sangat terbuka lebar. Selain itu untuk jangka

pangka panjang, karena Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan pasar daging sapi tersebesar di

Indonesia, maka dengan adanya usaha sapi di daerah Jawa Barat ini dalam taraf tertentu dapat memotong

jalur distribusi sapi dari daerah Jateng dan Jatim. Tentu saja dengan catatan populasi di Jawa Barat relatif

banyak dan harga kompetitif dibandingkan dengan daerah lain.

3.       Persaingan dan Peluang PasarMasih sedikitnya penawaran sapi potong di daerah Jawa Barat khususnya Ciamis dan sekitarnya

serta besarnya permintaan akan sapi potong ini menjadi peluang yang sangat bagus. Industri pariwisata

yang dimasa mendatang akan semakin berkembang, tentu berkolerasi dengan pertumbuhan

restoran/rumah makan yang menyerap daging sapi sebagai salah satu menu hidanganya. Selain itu,

budaya masyarakat pinggiran kota yang saat ini menganggap daging sapi sebagai makanan mewah

perlahan akan berubah juga dan perlahan diprediksi akan mulai mengkonsumsi daging seiring dengan

peningkatan kesejahteraan mereka. Karena itu, prospek usaha sapi potong ke depan akan semakin baik.

Usaha ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk swasembada daging.

Dengan potensi pasar yang besar tersebut, persaingan menjadi tidak terlalu berarti. Persaingan

juga tidak akan terlalu menjadi masalah karena pada dasarnya anggota kelompok Tani Ternak “

Trijaya”yang secara individu cukup lama menjadi peternak sapi, telah memiliki networking yang cukup baik

dengan berbagi pihak yang sangat potensial untuk menjadi pasar baik pada hari normal maupun saat

qurban.

4.       Jalur pemasaranKarena permintaan terhadap sapi potong masih relatif lebih besar daripada penawaran, maka

untuk pemasaran akan lebih menghemat energi bila memanfaatkan jalur pemasaran yang sudah terbentuk.

Artinya adalah bahwa dalam memasarkan sapi potong, ketua kelompok tani ternak “Trijaya” cukup

melakukan penetrasi terhadap jaringan-jaringan pemasaran sapi yang telah terbentuk sejak lama secara

sadar ataupun tidak. Karena yang menarik dalam tataniaga sapi adalah para pedagang/bandarnya relatif

tidak banyak bertambah dan diatara mereka memiliki hubungan yang cukup kuat. Salah satu langkah

kongkritnya adalah menawarkan sapi yang siap lepas kepada banyak bandar dan kemudian menjualnya ke

bandar yang yang memberikan penawaran paling tinggi. Walaupun lokasi usaha relatif dekat dengan pasar

hewan, namun strategi pemasaran dengan menundang bandar datang kekandang akan sangat

menghemat energi dan biaya pemasaran.

Selain itu, tidak tertutup kemungkinan dibuka jalur pemasaran baru seperti dengan melakukan

usaha penjualan daging di pasar lokal yang sebelumnya tidak ada daging sapi di sana dan dikelola oleh

kelompok. Namun untuk melakukan langkah tersebut perlu banyak aspek yang diperhatikan.

B.     ASPEK PRODUKSI

1.       Lokasi Usaha

Usaha Penguatan sapi potong Kelompok Tani Ternak “Trijaya” ini akan dilaksanakan terpencar

dimasing-masing lahan anggota di Dusun Bunihilir, Dusun Bunigirang, Dusun Jetak yang mencakup di

wilayah Desa Situmandala Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Lokasi ini terletak di lahan

di lahan anggota dengan daya dukung lokasi yang luar biasa berupa akses jalan yang cukup untuk

kendaraan besar sampai kandang, air dari sumur yang mengalir terus-menerus sepanjang tahun,

ketersediaan sarana listrik, tidak terlalu jauh dengan pemukiman warga. Tidak jauh dari lokasi usaha juga

terdapat area persawahan, hutan dan kebun rakyat yang memungkinkan pemanfaatan limbah-limbah

pertanian untuk pakan. Ketrsediaan rumput juga terjamin oleh adanya rumput alam dan lahan-lahan milik

anggota seluas kurang lebih 10 Ha yang telah ditanami rumput gajah dan raja sebagai cadangan pakan di

musim kemarau. Diluar lokasi kelompok yang jaraknya masih dekat dan masih terdapat ratusan hektar

lahan pesawahan yang luas.

2.       Strategi dan Sistem UsahaKelompok Ternak Trijaya akan menggunakan system strategi usaha dengan dengan Pola

KOLATRATEK (Kolaborasi Tradisonal dan Teknologi).

Pola ini merupakan pola yang mengacu kepada kebiasaan peternak tradisional yang secara turun-

temurun mereka lakukan di masyarakat dipadukan dengan pembinaan secara teknologi agar hasil yang

dicapai memuaskan, maka dengan menggunakan pola ini akan ada istilah Peternak Inti dan peternak

Plasma sehingga hubungan kedua belah pihak tidak terputus selama peternak tradisional masuk dalam

pola ini.

Mengacu pada cita-cita pemerintah untuk melakukan swasembada daging tahun 2014, maka

usaha yang ideal untuk mencapai tujuan itu adalah pembibitan sapi potong. Dengan cara Penguatan

betina-betina yang bunting serta betina yang masih produktif. Oleh karena itu dengan modal sekitar Rp

500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) strategi yang dapat dijalankan adalah usaha yaitu Penguatan bibit-

bibit ternak sapi potong untuk dipelihara sebagai usaha pembibitan karena sistem ini sesuai dengan

kondisi lingkungan dan karakteristik anggota kelompok. Sistem usaha yang akan dipakai adalah sistem

bagi hasil antara peternak dan kelompok. Periode usaha adalah selama sapi bibit tersebut masih produktif,

kemudian bagi hasil akan dilakukan berdasarkan keuntungan penjualan anak yaitu Hasil penjualan anak

dipotong biaya operasional kelompok sebesar 10 %, sisanya 90 % ( 100 % ) dibagi menjadi 60 % untuk

peternak yang 20 % untuk penambahan modal kelompok dan 20 % untuk insentif tim manajemen.

3.       Proses Penguatan dan Teknologi PakanSpesies sapi potong utama yang dipelihara adalah Sapi lokal, Peranakan Ongole (PO) dan sapi

silangan. Pemilihan jenis sapi tersebut terutama karena alasan kemudahan penanganannya. Akan tetapi

karena potensi pakan di lokasi usaha sangat memungkinkan di pelihara jenis sapi besar (sapi Eropa),

maka dalam pelaksanaanya dapat juga digabungkan antara sapi PO dan sapi Eropa untuk usaha

pembibitan dan penggemukan untuk daging konsumsi harian. Bakalan dan induk sapi akan dibeli dari

peternak dan atau pasar hewan maupun perusahaan dengan memperhatikan kualitas dan harga.

Adapun teknologi pakan yang akan dipakai adalah teknologi tepat guna ekonomis dengan

memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan suplementasi Probiotik untuk meningkatkan konsumsi pakan

sapi dan meningkatkan daya konversi pakan menjadi daging, serta pemberian konsentrat.

4.       Fasiltasi Produksi dan Peralatan UsahaFaslitas pemeliharaan sapi potong yang utama adalah Kandang. Saat ini usaha tani ternak sapi

potong yang dilaksanakan oleh kelompok, sudah dipusatkan pada satu lokasi (kawasan peternakan),

seluas lebih kurang 0,5 hektar (bila diperlukan dapat dikembangkan menjadi 10 hektar, walaupun tidak

terletak dalam satu hamparan). Adapun fasilitas fisik produksi yang diperlukan secara umum terdiri dari

peralatan teknologi dan pemberian pakan serta peralatan pengolahan limbah. Untuk peralatan teknologi

pakan, kelompok akan mengusahakan fasilitas mesin pengolah pakan sederhana baik secara swadaya

maupun dengan pengajuan ke instansi terkait. Dengan demikian pakan berkualitas apat dibuat sendiri

dengan memanfaattkan sumber pakan yang tersedia di daerah sekitar sehingga menghemat biaya

pembelian pakan.

5.       Tenaga KerjaTenaga kerja pengelola usaha ini adalah anggota kelompok. Tenaga kerja ini akan ditempatkan

pada empat kelompok pekerjaan yang diperlukan untuk membangun usaha yaitu sanitasi kandang dan

pemberian pakan, pengumpulan bahan-bahan pakan, pengolahan pakan (pabrik) dan pengolah limbah

(produksi pupuk organik cair dan padat).

6.       Proses ProduksiSebagaimana dikemukan sebelumnya, bahwa usaha ini dibagi menjadi dua bagian yatu

pemmbitan dan penggemukan, Oleh karena itu, proses produksi/pemeliharaan pun tidak dapat disamakan.

Secara umum, perbedaanya terletak pada formulasi pakan, ukuran kandang dan penanganan.

Pemberian bahan penguat/ konsentrat pada sapi betina bibit jauh lebih sedikit dari sapi

penngemukan yang memerlukan banyak konsentrat untuk meningkatkan konversi pakan ke daging.

Ukuran kandang sapi betina bibit idealnya lebih luas sehingga memungkinkan betina bibit bergerak leluasa

dan anak yang lahirpun bisa bermain-main dengan leluasa. Bahkan pada saat melahirkan, betina bibit ini

ditempatkan pada kandang terpisah. Penanganan sapi penggemukan relatif sederhana dibandingkan sapi

pembibitan karena sapi penggemukan ditempatkan dikandang batre, tidak memerlukan banyak gerak dan

diberikan pakan bernutrisi tinggi agar cepat menghasilkan daging. Sedangkan pemeliharaan kesehatan

sapi bibit harus lebih baik untuk memastikan semua organ tubuhnya sehat sehingga dapat bunting dan

melahirkan anak dengan baik. Pada penanganan sapi pembibitan pun ada proses penanganan kelahiran,

menyusui dan penyapihan.

Adapun tahapan produksi usaha sapi ini secara umum tanpa memperlebar perbedaan antara sapi pembibitan dan penggemukan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan kandang dan kelengkapan produksi

Bentuk kandang disesuaikan dengan bentuk lahan yang tersedia. lahan datar yang tersedia untuk kandang

berbentuk kotak, sehingga bentuk kandangpun cenderung kotak. Di tengah kandang tersebut dibuat

tempat pemberian pakan. Untuk alasan penghematan biaya bahan dan mempermudah pekerjaan sanitasi

kandang,maka terminologi kandang sedikit dimodifikasi. Kandang adalah kandang individu seluas 1,5 X 2

m yang satu dan lainnnya diberi sekat, sapi menempati posisi kandang individu dengan cara diikat dengan

ikatan khusus di bawah tempat pakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bergerak bebas.

Keunggulan lain dari kandang seperti ini adalah kandang dapat dimodifikasi menjadi kandang koloni

dengan membuat sekat non permanent misalnya untuk keperluan saat ada sapi yang melahirkan dan

masih dalam tahapan pra penyapihan. Peralatan yang perlu disiapkan adalah semua peralatan yang

berperan dalam memperlancar proses pemeliharaan sapi seperti sabit, gerobak dorong, ember plastik,

sekop, cangkul sapu lidi, gayung, selang air dan pisau/mecin pencacah.

2. Persiapan Sapi Bibit

Seperti dikemukakan sebelumnya, tidak ada rencana pasti untuk sumber pembelian bibit dan bakalan sapi

potong. yang terpenting adalah kualitas bagus dan harga kompetitif, sapi-sapi harus diberikan perlakuan

khusus dengan memberi minuman kaya glukosa (molase) pada saat tiba dan suntikan vitamin B komplek.

dengan cara demikian, keseimbangan glukosa darah dapat dipertahankan sehingga kondisi fisik nya cepat

puli. selian itu juga pada fase awal produksi sapi diberikan pula suntikan obat parasit darah dan diberi obat

cacing untuk memastikan kondisi sapi-sapi tersebut dalam kondisi prima..

3. Pembiasaan Pakan

Jenis akan yang diberikan ditempat asal sapi dapat berbeda-beda tergantung daerah, pada umumnya

hanya diberi pakan rumput dan jerami saja. oleh karena itu, untuk memberikan pakan baru yang tidak

pernah dikenal oleh sapi sebelumnya, perlu dilakukan pembiasaan terlebih dahulu. metode yang

dipergunakan adalah memaksa sapi untuk memakan pakan yang akan dibiasakan dengan hanya

memberinya pakan yang akan dibiasakan saja tanpa diberikan rumput segar. dengan demikian saat sapi

lapar tidak mempunyai pilihan lagi selain mengkonsumsi pakan yang ada. beberapa hari kemudian sapi

akan terbiasa bahkan bisa makan lebih lahap. selain itu, rumput segar juga diberikan kembali dalam

komposisi tertentu untuk menjaga keseimbangan nutrisi.

4. Pemeliharaan

Sapi pembibitan dipelihara selama mungkin selama masih bisa produktif mengandung dan melahirkan

anak. target anak yang lahir dari tiap induk adalah satu ekor tiap tahun. Teknologi inseminasi buatan

digunakan untuk membuahi betina birahi sehingga tidak perlu memelihara pejantan. komposisi hijauan

pada kelompok sapi pembibitan ini diberikan lebih banyak dari pada konsentrat yang diberikan sebagai

penguat saja. minimal satu kali dalam seminggu, sapi-sapi betian bibit ini dikeluarkan dari kandang dan

dibiarkan bergerak bebas dikawasan sekitar kandang untuk menjaga kesehatan dan kebugarannya agar

tetap produktif bunting dan melahirkan pedet.

5. Kesehatan dan Inseminasi

hal yang tidak kalah peting adalah menjaga kesehatan ternak dan memastikan ternak betina bibit dapat

bunting kembali secara periodik. beberapa langkah penjagaan kesehatan ternak dapat dilakukan oleh

kelompok, namun untuk menjaga kasus-kasus yang tidak bisa ditangani kelompok dan untuk melakukan

inseminasi buatan, kami akan mengoptimalkan kerjasama dengan petugas kesehatan hewan dan petugas

inseminasi setempat.

6. Persiapan Pemasaran

keberhasilan peasaran terletak pada jejaring yang siap menyerap produk yang akan dipasrkan. Produk

yang akan dipasarkan oleh kelompok tani ternak “ Trijaya”pada tahap awal ada dua macam, yaitu sapi

pedet dan pupuk kompos. oleh karena itu pada tahap awal usaha akan dibentuk jejaring sebanyak

mungkin dengan berbagai pihak bail lokal maupun regional, termasuk dengan kelompok-kelompok

didaerah lain sehingga pasar sudah siap menyerap jauh hari sebelum produk siap dilepas. Terkait dengan

strategi pemasaran sapi siap potong yang akami lakukan (dibahas di bagian pemasaran), maka sejak jauh

hari, kami harus memiliki jejaring dan hubungan yag baik dengan para pedagang/bandar sapi.

C.     ASPEK KEUANGAN Analisis keuangan suatu usaha secara garis besar terdiri dari proyeksi pendapatan dan pengeluaran

periode usaha berlangsung. Analisis keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai

pendapatan dan biaya, kemapuan mengembalikan modal dan kelayakan proyek.

1.       Usaha Pembibitan

  Asumsi

Asumsi yang digunakan pada perhitungan analisa usaha Penguatan betina produktif adalah sebagai mana yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel : Asumsi dan Parameter untuk Analisa Keuangan Penguatan Betina produktif.

No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Penguatan sapi betina bunting ( insentif). 225 Ekor 750.000,- 168.750.000,-

2 Dana Operasional- Kandang Jepit 1 Unit 5.000.000,- 5.000.000- Honor PKB 225 Ekor 50.000,- 11.250.000,-- Honor Rekorder 1 OK 900.000,- 900,000,-- Marking Ternak 1 Paket 10.525.000,- 10.525.000,-- ATK Kelompok 1 Paket 3.575.000,- 3.575.000,-

Jumlah 200.000.000,-

  Biaya Investasi

Pada usaha Penguatan betina produktif ini sapi induk dimasukkan kedalam biaya investasi karena ada

penyusutan nilai akhir usaha. Selain itu yang dimasukkan kedalam kategori biaya investasi laninnya adalah

alat-alat veteriner

  Biaya Operasional

Besarnya biaya operasional untuk menjalankan usaha Penguatan betina produktif ini adalah 80%

digunakan untuk biaya Penguatan ternak betina dan 20 % digunakan untuk biaya operasional. Lebih rinci

RUK terlampir.

  Produksi dan Pendapatan

Produk yang dihasilkan dari usaha ini berupa anak sapi dan pupuk kandang serta bibit ternak yang bunting

jika dijual.

  Proyeksi Rugi Laba Usaha

Besar laba usaha dalam satu periode (satu tahun) dengan cara mengurangi pendapatan total dengan total

biaya produksi. Resiko usaha diperhitungkan sebesar 5 %.

  Total Keuntungan Modal dan Potensi Keuntungan

Modal tersebut menurut analisa usaha yang telah dipaparkan sebelumnya ,akan menghasilkan potensi

keuntungan. Keuntungan ini merupakan gabungan potensi keuntungan usaha pembibitan dan usaha

penggemukan.

D.     ASPEK MANAJEMEN PENGELOLAAN

Manajemen pengelolaan sangat mutlak dibutuhkan dalam pengelolaan usaha ini.

Manajemen yang ideal untuk usaha besar sekurang-kurangnya terdiri dari pimpinan usaha,

manager administrasi dan keuangan, manager produksi dan manager pemasaran. Namun pada

dasarnya untuk usaha skala sejitar 40-60 ekor sapi tidak memerlukan struktur manajerial yang

rumit, yang diperlukan adalah 1 orang pimpinan usaha, 1 orang yang menjalankan fungsi

administrasi sekaligus keuangan dan pemasaran, satu orang menangani manajemen produksi di

bagian kandang, pupuk kompos, pengumpul pakan maupun di pabrik pengolahan pakan.

Manager ProduksiPimpinan Usaha

Tenaga Administrasi, Keuangan dan Pemasaran

Staf produksi

Gambar 6.1 Diagram Managerial Kelompok Tani Ternak “Trijaya”

E.      ASPEK SOSIAL EKONOMIDari sisi sosial ekonomi, usaha pemeliharaan sapi potong ini memberikan dampak yang positif. banyak

pihak yang memperoleh manfaat dari usaha ini yakni :

-          Anggota kelompok Tani Ternak “ Trijaya”: Anggota kelompok mendapatkan manfaat yang langsung terasa

dan sangat besar bagi kehidupan mereka. Beberapa anggota yang awalnya memelihara sapi milik orang

dengan sistem bagi hasil dan hanya beberapa ekor saja (maro), maka dengan program ini mereka

mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

-          Petani sekitar : Petani sekitar tempat usaha khususnya petani jagung akan ikut terbantu dengan

tersedianya pupuk kompos yang mudah didapatakan dan harga yang terjangkau. Pekerjaan mereka juga

akan ternbantu karena limbah batang jagung mereka diambil untuk pakan sapi , sehingga tidak perlu

membakarnya seperti selama ini mereka lakukan.

-            Masyarakat : Pertumbuhan usaha ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan usaha yang sejenis

dengan skala yang lebih kecil kedeapannya dapt bersinergi membentuk kawasan peternakan sapi lewat

kerjasama pemeliharaan dan pemasaran. Selain itu juga peluang bagi masyarakat untuk menjadi tenaga

pemasaran.

F.      ASPEK DAMPAK LINGKUNGANUsaha pemeliharaan sapi potong ini menghasilkan limbah padat berupa feses dan rumput sisa

pakan, serta limbh cair berupa urin. Limbah tersebut sangat potensial mencemari lingkungan. Selain itu

dapat juga gangguan bau tak sedap bagi lingkungan yang berasal dari limbah-limbah tersebut.

Hal tersebut sudah dipikirkan cara penanganannya. Cara pertama adalah suplementasi mikroba

probiotik pada pakan yang telah terbukti mampu mereduksi bau yang timbul dari feses dan urin sapi. Cara

kedua adalah dengan mengolah limbah-limbah tersebut sedemikian rupa melalui teknologi fermentasi

menjadi pupuk organik. Cara kedua ini justru akan membuka peluang bisnis tersendiri yang cukup

prospektif.

G.     KESIMPULAN

1.              Kegiatan Penguatan betina produktif sangat berdampak positif serta Peluang pasar untuk sapi potong di

wilayah Ciamis, masih prospektif baik untuk daging konsumsi harian masyarakat.

2.              Desa Situmandala Kecamatan Rancah memiliki daya dukung alam yang sangat bagus untuk usaha

agribisnis sapi potong baik melalui simbiosis mutulisme dengan pertanian, maupun dengan memanfaatkan

bahan-bahan pakan yang ada di alam.

3.              Kelompok Tani Ternak “ Trijaya”merupakan gabungan dari peternak-peternak kecil yang memiliki

pengalaman, keuletan dan sifat amanah sehingga dapat menjamin keberhasilan usaha.

H.     PENUTUP Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

terutama masayarakat pedesaan. Usaha agribisnis melalui Penguatan betina produktif sapi potong yang

saat ini mengalami kendala keuangan sangat membutuhkan bantuan berupa pembinaan dan bantuan

modal. Kami berharap bahwa departemen Pertanian dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal

Peternakan berkenan membantu dalam hal penguatan modal untuk mengatasi kendala tersebut sehingga

pada akhirnya program agribisnis pembibitan sapi potong ini mampu menjadi penyokong ketersediaan

daging dalam negeri untuk menyongsong swasembada daging 2014 dan lebih lanjut lagi bisa memperbaiki

taraf hidup masyarakat dan menjadi kebagnggan bangsa.

Situmandala, 24 Desember 2013Ketua

Kelompok Tani Ternak “Trijaya”

DAYAT

Sekretaris,

HERMAN

I.        LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1.       Identitas Kelompok ( Profile )

2.       SK Kelompok

3.       Foto copy Identitas anggota Kelompok.

4.       Foto copy Buku Tabungan Kelompok ( dilegalisir) dan Saldo

5.       Peta Kabupaten, Kecamatan, Desa ( Lokasi Usaha ).

6.       Asumsi Usaha, Pemeliharaan dan Produksi

7.       Rencana Anggaran Biaya (RAB)

8.       Analisa Usaha

9.       Foto Kegiatan Kelompok

10.   Surat Ketrangan Bank

PROFIL KELOMPOK DAN IDENTITAS KELOMPOK

Nama Kelompok : TRI JAYA Berdiri Tahun : 2002Nomor Izin Kelompok : 55/112/VIII/KEC/09Produksi : - Penggemukan Pembibitan,

Kambing, Ayam Pedaging. - Pupuk Organik

Alamat Sekretariat : Dusun Buni Hilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis 46387

Provinsi Jawa BaratNo. Telp/HP : 082118851806E-Mail : [email protected] Fax : 0265 2732458Ketua : DayatSekretaris : HermanBendahara : Agustia Irwanto

1.         Kelompok Membina dibidang :1.         Pengolahan Lahan Pertaniana.         Pengolahan lahan produktif (sawah) : 6.8 %/hab.         Pemanfaatan lahan tidur : 4,5 %/ha2.         Peternakan Sapia.         Penggemukanb.         Pembibitan3.         Peternakan Kambing4.         Peternakan Ayama.         Ayam Petelorb.         Ayam Pedaging5.         Perikanana.         Budidaya Ikan Gurameb.         Budidaya Lele, Nila, Mujair6.         Budidaya Tanaman Pangan dan Holtikulturaa.         Padi, Jagung, Ubi-ubian Kacang-kacangan dll.b.         Sayuran, Buah-buahan, Bunga dll7.         Perkebunana.         Kayu Albasiahb.         Kopic.         Kakao dll8.         Pengolahan Pakan Ternak9.         Prouksi Pupuk Organik2.         Jumlah Anggota Kelompok  Anggota Kelompok Trijaya sebanyak : 24 (Lima Puluh Delapan) orang 3.         Luas Areal / Lahan  Luas areal / Lahan Kelompok Tri Jaya seluas : 35 Ha4.         Komoditi Unggulana.         Peternakan Sapib.         Produksi Pupuk Kompos (Organik)5.         Kemitraan dengana.         Pemerintah : Adab.         Swasta : Tidak ada6.         Sumber Keuangana.         Iuran Anggota : Simpan Wajib, Sukarelab.         Tabungan Anggota : Adac.         Bantuan / Hibah : Tidak Adad.         Pinjaman Bank : Tidak Adae.         Pinjaman dari Pemerintah : Tidak Ada7.         Keaktifan Anggotaa.         Aktif : 24 orangb.         Tidak aktif : ............... orang8.         Program Kerja

1.         Pertemuan Rutin/Rembuk Tani : Ada / Tidak ada 2.         Arisan : Ada / Tidak ada 9.         Daftar Asset Kelompok

1)                     Bangunan Sekretariat : 1 unit2)                     Kandang Kawasan : 3 unit

o    Jumlah Sapi di Kawasan Induk : 25 ekor3)                     Kandang Sapi diluar kawasan tersebar : 26 unit

o    Jumlah yang tersebar diluar kawasan : 45 ekor4)                     Kandang Kambing tersebar : 35 ekor

o    Jumlah Kambing : 142 ekor5)                     Kandang Ayam Pedaging tersebar : 4 unito      Jumlah Ayam pedaging : 4000 ekor

6)                     Kebun Rumput Kelompok seluas : 8,5 ha7)                     Bangunan pengolahan Pupuk Organik : 1 unit

o    Produksi perbulan sebanyak : 6000 kg8)                     Mesin Pengolah Pupuk Organik : 3 unit9)                     Gudang Penyimpanan dan Permentasi Pupuk : 1 unit

10)                      Bangunan Gudang Pengolahan Pakan : 1 unit11)                      Mesin Pengolahan Pakan : 1 unit12)                      Kendaraan Roda Empat : 1 buah13)                      Kendaraan Roda Tiga : 1 buah

STRUKTUR ORGANISASIKELOMPOK TANI TERNAK

““Trijaya””

PELINDUNGKEPALA DESA SITUMANDALA

KETUADAYAT

SEKRETARISHERMAN

BENDAHARAAGUSTIA IRWANTOSEKSI - SEKSI

KEAMANANDEDE HKONSUMSI

YAYAN H

KEBERSIHANAHMAN

KESWAMASEP S

PERALATANSUHANDA

Situmanda, 24 Desember 2012Ketua

DAYAT

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK ( RUKK )

KELOMPOK TRIJAYA

No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Penguatan sapi betina bunting ( insentif). 200 Ekor 800.000 160.000.000

2 Dana Operasional- Kandang Jepit 1 Unit 4.600.000 4.600.000- Honor PKB 200 Ekor 50.000 10.000.000- Honor Rekorder 1 OK 1.000.000 1.000.000- Nomor Ternak (kalung) 200 Buah 12.000 2.400.000- ATK Kelompok 1 Paket 500.000 500.000

-       Kamera Digital 1 Buah 1.500.000 1.500.000Jumlah 180.000.000

Bendaha,

AGUSTIA IRWANTO

Sekretaris

TARSO

Mengetahui,Ketua Kelompok

DAYAT

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK ( RUKK )

KELOMPOK TRIJAYA

No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Penguatan sapi betina bunting ( insentif). 225 Ekor 800.000 180.000.000

2 Dana Operasional- Kandang Jepit 1 Unit 4.600.000 4.600.000- Honor PKB 225 Ekor 50.000 11.250.000

- Honor Rekorder 1 OK 1.000.000 1.000.000- Nomor Ternak (kalung) 225 Buah 12.000 2.700.000- ATK Kelompok 1 Paket 500.000 500.000

-       Kamera Digital 1 Buah 1.500.000 1.500.000Jumlah 201.550.000

Bendaha,

AGUSTIA IRWANTO

Sekretaris

TARSO

Mengetahui,Ketua Kelompok

DAYAT

ASUMSI-ASUMSIUraian Satuan Nilai

Hijauan Makanan TernakComplete Feed/konsentratKonsumsi HMTKonsumsi Complete FeedUpah Tenaga KerjaVitamin dan Obat-obatanRataan Harga jual Anak SapiHarga Jual faeces mentahHarga Jual Kompos/pupuk organikWaktu PeriodeKelahiran PedetHarga IndukNilai Akhir IndukBiaya Pemeliharaan pedetBiaya IB

Rp/KgRp/Kg

Kg/Ekor/HariKg/Ekor/Hari

Rp/orang/bulanRp/ekor/periode

RpRp/Kg

Kg/Ekor/Hari

TahunEkor/Tahun

Rp/EkorRp/EkorRp/EkorRp/Ekor

1502.000

351-

150.0003.500.000

100350

158

8.000.0004.500.000

-100.000

DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN KELOMPOK TANI TERNAK1)       Bangunan Sekretariat

2)       Kandang Kawasan Ternak Sapi

3)       Dokumen Ternak Sapi Inti dan Plasma

Lanjutan Dokumen Ternak Sapi Inti dan Plasma

1)       Kebun Rumput Kelompok

2)       Bangunan Pengolahan Pupuk Organik

3)       Permentasi Pupuk Organik

Kegiatan Permentasi pada kelompok Tri jaya Kompos pada saat ini dilakukan secara alami dan tradisional

untuk menjaga mutu dan kwalitas pupuk.

4)       Bangunan Gudang Pengolahan Pupuk Organik

KELOMPOK TANI TERNAK

T R I J A Y A

Dusun Buni Hilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis 46387Call : 082118851806 E-mail : [email protected]

Nomor : 018/KLP.TJ/XII/2012 Rancah , 24 Desember 2012Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada,Perihal : Permohonan Bantuan Dana Yth. Kepala Dinas Peternakan

Penguatan Sapi Betina Bunting Kabupaten Ciamis Tahun 2013.di

CIAMIS

Dipermaklumkan dengan hormat, bersama ini kami sampaikan Proposal Permohonan Bantuan

Penguatan Sapi Betina Bunting Tahun 2013 untuk Kelompok Tani Trijaya Dusun Bunihilir Desa

Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak kami sertakan satu berkas proposal dan RUKK terlampir.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan terkabulnya disampaikan terima

kasih.

Mengetahui,Camat Kec. Rancah

Ketua,Kelompok Tani Trijaya

D A Y A T

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALAJln. Sudirman No. ........ Telp. (0265) .................. Situmandala

RANCAH 46387

SURAT KETRANGANNomor : ......................................

Berdasarkan Proposal Kelompok Tani Trijaya, Nomor : 018/KLP.TJ/XII/2012 tertanggal, 24

Desember 2012, tentang permohonan Bantuan Penguatan Sapi Betina Bunting Tahun 2013.

Kelompok Tani Trijaya benar-benar berada di wilayah Desa Situmandala yang berdiri sejak tahun

2003 di Dusun Bunihilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis. Sampai saat ini masih

aktif bahkan sebagai kelompok ternak pelopor di wilayah Desa Situmandala Kecamatan Rancah

Kabupaten Ciamis.

Dalam hal ini kami sangat setuju dan mendukung sepenuhnya, untuk pengajuan permohonan

dimaksud, demi pelestarian hewan sekaligus pengadaan sapi potong untuk menunjang program

pemerintah tentang swasembada daging tahu 2014.

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Situmandala, 25 Desember 2012

Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISBALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PETERNAKAN

PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K)KECAMATAN RANCAH

Jalan Raya Rancah No. Tlp. (0265) ............ Rancah 46387

SURAT KETERANGANNomor : ..............................................

Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BP3K) Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis menerangkan bahwa :

Nama Kelompok Tani : TRIJAYA

Berdiri Tahun : 2003

Alamat : Dusun Bunihilir Desa Situmandala

Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis

Nama Ketua Kelompok : DAYAT

Telah tebentuk sejak tahun 2003 dan telah teregistrasi di BP3K Kecamatan Rancah Kabupaten

Ciamis.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Rancah ,25 Desember 2012Kepala BP3K Kec. Rancah

MAMAT RACHMAT, A.MdNIP. 19540328 197712 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALAJln. Sudirman No. 65 Kec. Rancah Tlp. (0265)……. Kab. Ciamis 46387

Situmandala, 25 Desember 2012Kepada,

Yth. Kepala Dinas Kabupaten Ciamis

di CIAMIS

SURAT PENGANTARNomor : 402/29/DS/2012

NO URAIAN BANYAKNYA KETERANGAN1. Proposal Permohonan Batuan Dana

Penguatan Sapi Bunting Tahun 2012

untuk Kelompok Tani Trijaya Desa

Situmandala Kecamatan Rancah

Kabupaten Ciamis

1 (satu) Budel

Proposal

Disampaikan untuk menjadi

bahan sebagaimana

mestinya

Situmandala, 25 Desember 2012

Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALAJL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.

BERITA ACARAPEMBENTUKAN KELOMPOK TANI TRIJAYA

NOMOR : 27/07-04/Ds-2002

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, setelah memperhatikan hasil musyawarah Kelompok di Dusun Bunihilir, Desa Situmandala, telah terbentuk Kelompok Tani Ternak “TRI JAYA” dari wilayah kerja Dusun Bunihilir Desa Situmandala yang mempunyai 24 anggota, yang dilaksanakan pada hari Senin, Tanggal 16 Desember 2002, bertempat di Balai Dusun Bunihilir.

Demikian berita acara ini di buat dengan sesungguhnya dan untuk menjadi bahan seperlunya.

Mengetahui,Kepala BP3K Kec. Rancah

YUYUM ANINGRUMNIP ............................

Situmandala, 16 Desember 2002Kepala Desa Situmandala

I. SUTARYONO

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALA

KEPUTUSAN KEPALA DESA SITUMANDALAKECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS

NOMOR : 005/Kpts/XII/Ds-2002Tentang

PENTAPAN PENGURUS KELOMPOK TERNAK SAPITRIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAKEPALA DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH

Menimbang : dstMengingat : dst

MEMUTUSKANMenetapkan :PERTAMA : Membentuk Pengurus Kelompok Ternak Trijaya Desa

Situmandala Kecamatan Rancah dengan nama-nama tercantum dalam lampiran, Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

KEDUA : Kelompok Ternak Trijaya adalah mitra kerja Kepala Desa dalam pelaksanaan Pembangunan ekonomi yang ada di Desa Situmandala.

KETIGA : Pengurus dan Anggota Kelompok Ternak Trijaya agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.

KEEMPAT : Kelompok Kelompok Ternak Trijaya berkewajiban melaporkan setiap kegiatannya kepada Kepala Desa.

KELIMA : Biaya yang ditimbukan dari kegiatan Kelompok Ternak sesuai dengan kemampuan anggaran rumah tanggal kelompok.

KEENAM : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada kekeliruan didalamnya, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Situmandala Pada tanggal : 16 Desember 2002

Kepala Desa Situmandala

I. SUTARYONO

Lampiran Surat KeputusanNomor : 005/Kpts/XII/Ds-2002Tanggal : 16 Desember 2002

SUSUNAN PENGURUSKELOMPOK TANI TERNAK TRIJAYA

DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH

1.    Pelindung : Kepala Desa Situmandala

2.    Ketua : Dayat

3.    Sekretaris : Herman

4.    Bendahara : Agustia Irwanto

5.    Anggota :

1.    Nana

2.    Rasto

3.    Eman

4.    Asep K

5.    Yayan

6.    Atik

7.    Karso

8.    Didin

9.    Tasriipin

10. Nanta

Ketua,

DAYAT

Situmandala, 16 Desember 2002

Sekretaris,

HERMAN

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALAJL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.

SURAT KETERANGAN DOMISILINomor : …………………………………………

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TARJAN HENDARNA Jabatan : Kepala Desa Situmandala

Menerangkan :NamaKelompok : TRIJAYAAlamat : Dusun bunihilir

Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis

Tanggal Pendirian : 16 Desember 2002Susunan Pengurus :Ketua : DAYATSekretaris : HERMANBendahara : AGUSTIA IRWANTO

Kelompok Ternak tersebut benar-benar ada dan diakui kebenarannya di desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMISKECAMATAN RANCAH

KEPALA DESA SITUMANDALAJL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.

SURAT KETERANGAN DOMISILINomor : …………………………………………

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TARJAN HENDARNA

Jabatan : Kepala Desa Situmandala

Menerangkan bahwa, Kelompok Tani Ternak Trijaya yang beralamat di

Dusun Bunihilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah kabupaten Ciamis,

sampai saat ini belum/tidak pernah/sedang mendapat bantuan dari pihak

manapun, peruntukan Penguatan/Penyelamatan Ternak Sapi Betina Bunting

atau Sapi Produktif.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNADENAH KAWASAN KELOMPOK

DENAH KAWASAN

KELOMPOK

PETA DESA SITUMANDALAKECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS

PIAGAM PENGHARGAANPERTEMUAN PENGURUS KELEMBAGAAN USAHA TANI

24 FEBRUARI 2012 DI LEMBANG BANDUNG

Analisa Usaha Budidaya Ternak Sapi

Analisa Usaha merupakan suatu alat untuk menghitung berapa jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan suatu budidaya dalam hal ini budidaya penggemukan ternak sapi, dimana akhirnya digunakan sebagai patokan untuk menentukan nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan.berikut ini contoh analisa usaha Budidaya sapi :Asumsi-asumsi :

       Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.

       Sapi bakalan yang dipelihara sebanyak 6 ekor jenis PO dengan harga awal Rp. 7.000.000/ekor dan berat badan sekitar 250 kg/ekor

       Sapi dipelihara selama 6 bulan dengan penambahan berat badan sekitar 0,7 kg/ekor/hari       Kandang yang dibutuhkan seluas 30 M2 dengan biaya Rp. 400.000/M2

       Penyusustan kandang 20 % / tahun dengan demikian penyusutan untuk satu periode 10 %       Sapi membutuhkan obat-obatan sebesar Rp. 60.000/ekor/periode       Tenaga kerja 1 orang dengan gaji Rp. 500.000/bulan       Peralatan kandang dibutuhkan sebesar Rp 500.000/tahun, dengan demikian untuk satu periode Rp.

250.000       Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 6.000 kg dengan harga Rp. 200/kg       Pakan yang diperlukan untuk satu periode o   HMT 40 kg x 6 x 180 x Rp.100

o   Konsentrat 3 kg x 6 x 180 x Rp. 1.500

o   Pakan tambahan 3 kg x 6 x 180 x Rp. 200

A. MODAL USAHABiaya Investasi1. Pembuatan kandang 30 M2 x Rp. 400.000 Rp. 12.000.0002. Peralatan kandang Rp. 500.000Biaya Variabel1. Sapi bakalan 6 x Rp. 7.000.000 Rp. 42.000.0002. HMT Rp. 4.320.0003. Konsentrat Rp. 4.860.000

4. Pakan Tambahan Rp. 648.000 Total Biaya Variabel Rp. 51.828.000Biaya Tetap1. Tenaga Kerja 1 orang x 6 x Rp. 500.000 Rp. 3.000.0002. Penyusustan kandang 10 % x Rp. 12.000.000 Rp. 1.200.0003. Penyusutan peralatan Rp. 250.000 Total Modal Tetap Rp. 4.450.000 TOTAL BIAYA PRODUKSI = Rp. 51.828.000 + Rp. 4.450.000 = Rp. 56.278.000B. PENERIMAANPenjualan sapi dan kotoran

           Penambahan berat badan 0,7 kg x 180 = 126 kg/ekor/periode dan berat badan sapi sekarang untuk setiap ekor adalah 376 kg, untuk berat keseluruhan adalah 6 x 376 kg = 2.256 kg dengan harga Rp. 32.000/kg. jadi uang yang didapat adalah Rp. 72.192.000

           Penjualan kotoran ternak 6.000 x Rp. 200 = Rp. 1.200.000 TOTAL PENERIMAAN = Rp. 72.192.000 + Rp. 1.200.000 = Rp. 73.392.000 KEUNTUNGAN = Rp. 73.392.000 - Rp. 56.278.000 = Rp. 17.000.000 B/C Ratio = Rp. 73.392.000 : Rp. 56.278.000 = 1,3 ( artinya dalam satu periode produksi dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 130 ) BEP ( Break Even Point ) 1. BEP Harga = Total biaya : Berat sapi total = Rp. 56.278.000 : 2.256 = Rp. 24.945 / kg 2. BEP Volume Produksi = Total biaya produksi : Harga jual = Rp. 56.278.000 : Rp.32.000/kg = 1.758 kgArtinya usaha ternak sapi ini akan mencapai titik impas jika 6 ekor sapi mencapai berat badan 1.758 kg atau harga jual Rp. 24.945/kg